Komunikasi keperawatan

15
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN PSIKOLOGI UMUM DISUSUN OLEH DEVI OKTAVIA UTAMI NAILIL INAYAH UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK ILMU KEPERAWATAN 2012 1

Transcript of Komunikasi keperawatan

Page 1: Komunikasi keperawatan

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

PSIKOLOGI UMUM

DISUSUN OLEH

DEVI OKTAVIA UTAMI

NAILIL INAYAH

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

ILMU KEPERAWATAN

2012

1

Page 2: Komunikasi keperawatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmatnya

kami dapat membuat makalah tentang “Komunikasi Dalam Konteks Sosial, dan Budaya serta

Keyakinan”.

Makalah ini kami buat,bertujuan agar Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memperdalam

materi tentang “Komunikasi dalam Konteks Sosial, Budaya dan Keyakinan”. Dan makalah

ini kami buat untuk mengambil nilai individu maupun kelompok pada materi yang akan kami

bahas ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Halida Septiana, S.Kep. Ners.

selaku dosen pembimbing , teman-teman, dan rekan-rekan yang telah mendukung kami

dalam membuat makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Dalam pembuatan makalah ini kami mengalami sedikit hambatan. Seperti sulitnya

mendapat informasi akurat dan terpercaya dari sumber-sumber yang terkait dan dengan

keterbatasan waktu yang di berikan.

Kami harap setelah anda membaca makalah ini,anda dapat mengetahui tentang

“Komunikasi Dalam Konteks Sosial,dan Budaya serta Keyakinan “,yang akan kami bahas

dalam makalah ini, serta dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca. Kami

menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan

perbaikan makalah ini.

Pontianak, 30 Desember 2011

Penyusun

2

Page 3: Komunikasi keperawatan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................2

Daftar isi .........................................................................................................................3

Pendahuluan

Latar Belakang ................................................................................................4

Rumusan Masalah ...........................................................................................4

Tujuan .............................................................................................................5

Pembahasan........................................................................................................................6

Penutup

Kesimpulan ......................................................................................................10

Saran ................................................................................................................10

Daftar Pustaka ................................................................................................................11

3

Page 4: Komunikasi keperawatan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu hal yang paling penting dan merupakan aspek yang

paling kompleks dalam kehidupan manusia. Menurut sejumlah penelitian, 75 persen dari

seluruh waktu kita dipakai untuk berkomunikasi. Kehidupan kita sehari-hari memang sangat

kuat dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang lain, baik melalui pesan-pesan yang diterima

dari orang lain yang bahkan tidak dikenal baik, dan juga komunikator yang dekat maupun

jauh jaraknya.

Dalam konteks sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lain.

Karena itu, dalam menjalin hubungan dengan manusia lain memerlukan komunikasi. Kita

sebagai muslim begitu bangun tidur mendengar adzan dan melakukan salat Subuh. Ini  

komunikasi antara dirinya dengan Sang Pencipta. Ketika salat, terkadang kita meneteskan air

mata, sambil memohon diberi petunjuk oleh Sang Pencipta. Begitu pula manusia sejak lahir, 

pada dasarnya sudah berkomunikasi. Contohnya, seorang bayi dengan cara menangis

mengomunikasikan keinginannya. Seorang ibu memiliki naluri sehingga mengerti maksud

tangisan bayinya yang belum bicara, misalnya saja dengan segera memberikan air susu ibu

(ASI).

Bila seseorang berbicara dan temannya tidak mendengarkan, maka tak ada pembagian

dan komunikasi. Jika orang pertama menulis dalam bahasa Inggris dan orang kedua tidak

dapat membaca bahasa Inggris, maka tidak ada pembagian dan tak ada komunikasi. Dari apa

yang dilakukan, komunikasi dalam kehidupan manusia sebenarnya merupakan hal pokok.

Melalui komunikasi, orang bakhan dapat memengaruhi dan mengubah sikap orang lain,

membentuk konsensus dan membuat keputusan. Dengan melihat contoh tersebut, kita dapat

melihat eksistensi manusia dan  hubungan sosial dengan lingkungan sosialnya, sehingga

kualitas sosial manusia ditentukan bagaimana berkomunikasi.Untuk itulah sangat untuk kita

mempelajari dan memahami pentingnya komunikasi dalam kehidupan sosial,budaya,dan

keyakinan kita.

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimanakah komunikasi dalam konteks sosial?

2.Bagaimanakah komunikasi dalam konteks budaya?

3.Bagaimanakah komunikasi dalam konteks keyakinan atau ritual?

4

Page 5: Komunikasi keperawatan

C.Tujuan

1.Mengetahui mengenai deskripsi komunikasi dalam konteks sosial.

2.Mengetahui mengenai deskripsi komunikasi dalam konteks budaya.

3.Mengetahui mengenai deskripsi komunikasi dalam konteks keyakinan.

5

Page 6: Komunikasi keperawatan

PEMBAHASAN

A. Komunikasi dalam konteks sosial

Manusia sebagai makhluk biologis sekaligus sebagai mahluk sosial (monodualisme),

maka kebutuhan akan orang lain adalah sebuah keniscayaan. Dengan demikian interaksi

sosial juga merupakan keniscayaan. Bentuk-bentuk interaksi sosial diantaranya adalah

Kontak dan KOMUNIKASI. Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan

serta nilai budaya yang di jalankan. Komunikasi adalah salah satu bentuk interaksi sosial.

Sebagai makhluk sosial, manusia berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya ada.

Komunikasi adalah pernyataan eksistensi diri dalam lingkungan sosialnya, dalam

kelompoknya. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidak-tidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi

diri, untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan,

memupuk hubungan dengan orang lain. Charles Herbert Mead mengatakan bahwa setiap

manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam

masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi. Jadi kita mengenal diri kita melalui orang

lain yang menjadi cermin yang memantulkan bayangan kita. “Diri” dipandang sebagai

konsep spesifik budaya atau etnik.Dari uraian ini maka komunikasi dalam konteks adalah

membahas komunikasi dalam konteks sosiologis (bisa dalam konteks hubungan/interaksi

sosial, struktur sosial, atau tatanan sosial tertentu) untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.

Faktor sosial tertentu mempengaruhi proses komunikasi.

Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya

kebutuhan berinteraksi dengan manusia lainnya. Setiap perilaku manusia memiliki potensi

komunikasi. Oleh karena itu, kita tidak bisa tidak mesti berkomunikasi. Setiap perilaku yang

dapat diartikan atau dimaknai adalah pesan.

KONTEKS SOSIAL menentukan hubungan sosial antara sumber dan penerima.

Perbedaan posisi, (atasan-bawahan, orangtua-anak, guru-murid, dokter-pasien, hakim-

terdakwa) dan atau perbedaan struktur sosial (kaya-miskin, ahli-awam) mempengaruhi proses

social. Bagaimanapun konteks social tersebut akan mempengaruhi komunikasi. Bahasa yang

digunakan, penghormatan seseorang, waktu, suasana hati, siapa berbicara dengan siapa,

derajat kegugupan atau kepercayaan diri, semuanya itu merupakan bagian kecil dari aspek-

aspek komunikasi yang dipengaruhi oleh konteks social.

6

Page 7: Komunikasi keperawatan

Komunikasi kelompok

Kelompok adalah sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatapmuka

dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu. BURGOON dan RUFFNERR

memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih

individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperi berbagai informasi,

pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan

karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Karakteristik Komunikasi kelompok:

Norma dan peran .

B. Komunikasi dalam Konteks Budaya

Budaya adalah jumlah total dari mempelajari cara berbuat, berpikir, dan merasakan.

Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukan dirinya melalui tingkah laku. Bahasa,

pembawaan, nilai, dan gerakan tubuh merefleksikan asal budaya. Dalam keperawatan,

budaya mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan hubungan satu sama lain dalam

berbagai situasi. Perawat belajar untuk mengetahui makna budaya dalam proses komunikasi.

Pengaruh budaya menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi.

Budaya juga mempengaruhi metode komunikasi tentang gejala atau perasaan

menderita pada orang lain. Perbedaan muncul dalam penyingkapan diri atau ketika keinginan

menunjukan emosi dan informasi psikologis pada orang lain. Misalnya orang Amerika dan

Eropa lebih terbuka dan ingin mendiskusikan masalah keluarga yang pribadi, sedangkan

orang Amerika Latin, Afrika, Asia enggan untuk mengemukakan informasi pribadi atau

keluarga pada orang asing seperti perawat atau dokter. Perbedaan bahasa juga dapat

merintangi komunikasi dan hubungan. Ketika perawat melakukan perawatan pada klien yang

berbicara dalam bahasa yang berbeda, mungkin diperlukan seorang penerjemah. Selain untuk

kegiatan sosial atau untuk aktifitas perawatan, penerjemah rumah sakit diperuntukan bagi

anggota keluarga. Penerjemah rumah sakit umumnya memeahami terminologi medis dan

dapat menyampaikan kebijakan dan prosedur rumah sakit.

Prinsip-prinsip komunikasi dalam penerapan konteks kebudayaan akan lebih dapat

dipahami dalam konteks perbedaan budaya dalam mempersepsi obyek-obyek sosial tertentu.

Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip terhadap

suatu obyek sosial atau peristiwa. Masalah-masalah kecil yang timbul dalam komunikasi

seringkali akibat dari perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi ini diakibatkan oleh derajat

7

Page 8: Komunikasi keperawatan

kesamaan dan ketidaksamaan yang dicapai dalam integrasi sosial antara komunikator dan

komunikan.

C. Komunikasi dalam Konteks Keyakinan

Konsep yang Berkaitan Dengan Spiritualitas

Keyakinan agama dan Keyakinan Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan

budaya seseorang dan dapat memperngaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit,

praktek penyembuhan, dan pilihan tabib atau pemberi perawatan kesehatan. Keyakian

spiritual dan agama dapat menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan bagi klien yang

menderita penyakit atau krisis atau menjelang ajal.

Spiritualitas agama dan kepercayaan

Spiritualitas, agama, dan kepercayaan merupakan hal yang berbeda meskipun

seringkali tertukar penggunaaannya. Perawat harus menyadari perbedaannya untuk

mendalami kedalaman perasaan yang dimiliki klien mengenai keyakinan mereka. Kata

spiritual berasal dari bahasa latin yaitu spiritus yang memiliki arti meniup atau bernafas (kata

asal yang sama juga untuk inspirasi dan respirasi) dan memiliki makna yang memberikan

kehidupan atau intisari pada jiwa. Jadi, spiritualitas adalah keyakinan atau hubungan dengan

kekuatan yang lebih tinggi, kekuasaan pencipta, illahiah, atau sumber energi tak terbatas.

Sebagai contoh seorang dapat mempercayai Allah.

Agama didefinisikan oleh Dossey, keegan, dan guzzetta sebagai “suatu sistem keyakinan

yang terorganisasi yang dimiliki oleh sekelompok orang dan praktik, termasuk ibadah terkait

dengan sistem tersebut.” Agama memberikan cara mengeksperesikan spiritual yang

memandu manusia dalam berespon terhadap pertanyaan dan krisis hidup. Menurut Vardey

(1995) agama yang terorganisasi menawarkan:

1. Suatu rasa komunitas karena keyakian yang sama

2. Studi kolektif mengenai kitab suci

3. Pelaksanaan ritual

4. Penggunaan disiplin dan praktik, firman dan sakramen

5. Cara menjaga jiwa seseorang (seperti berkuasa, berdoa dan meditasi)

8

Page 9: Komunikasi keperawatan

Kepercayaan lebih dalam dan lebih personal dibandingkan agama yang terorganisasi.

Kepercayaan terkait dengan nilai transeden seseorang dan berhubungan dengan kekuatan

yang lebih tinggi ke Tuhan.

Doa dan meditasi

Doa adalah komunikasi atau petisi terhadap Tuhan dengan kata-kata atau dengan

pikiran. Meditasi adalah refleksi atau perenungan internal. Doa atau meditasi merupakan

bagian dari sebgaian besar agama. Bergantung pada agama tertentu, doa adalah suatu

komunikasi dengan Tuhan atau Allah.

Kita sebagai muslim begitu bangun tidur mendengar adzan dan melakukan salat

Subuh. Ini   komunikasi antara dirinya dengan Sang Pencipta. Ketika salat, terkadang kita

meneteskan air mata, sambil memohon diberi petunjuk oleh Sang Pencipta. Begitu pula

manusia sejak lahir, pada dasarnya sudah berkomunikasi.

9

Page 10: Komunikasi keperawatan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi sangatlah penting dalam setiap konteks kehidupan manusia. Sebagai

perawat, kita sudah semestinya mempelajari dan memahami berbagai macam komunikasi

dalam konteks-konteks yang berbeda sehingga memudahkan kita dalam melakukan tindakan

keperawatan yang benar dan tepat terhadap pasien.Dengan telah mengetahui peran

komunikasi secara tidak langsung melalui pembelajaran ini yaitu konsep komunikasi dalam

konteks sosial,dan budaya, serta keyakinan.

B. Saran

Kita sebagai calon perawat masa depan yang profesioanal hendaklah kita

mempraktikkan konsep komunikasi dalam konteks yang berbeda ini yaitu dalam konteks

sosial,dan budaya,serta keyakinan dengan sungguh-sungguh sehingga kita dapat memahami

pasien atau klien kita dengan benar dan tepat.Bukan hanya sekedar teori belaka.

10

Page 11: Komunikasi keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Potter, Patricia A., dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Koeing Blais, Kathleen dkk. 2007. Praktik Keperawatan Professional. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Jakarta: Salemba Medika

Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/komunikasi dalam konteks sosial dan budaya .html#ixzz1fnblvIlG Anonim2009. komunikasi di akses selasa 28 agustus 2011 pukul 14:15

11