Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
-
Upload
amalia-pranata -
Category
Science
-
view
597 -
download
7
Transcript of Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
1
ANALISIS FILM MOMENT TO REMEMBER
BAB I
1.1. MOMENT TO REMEMBER
Kim Su-Jin adalah seorang wanita yang memiliki masa lalu buruk. Ia adalah
selingkuhan dari rekan kantornya yang bernama Young-Min. Namun, akhirnya Su-Jin
putus dengan Young-Min. Su-Jin sangat sedih atas hal tersebut. Su-Jin awalnya
khawatir bila ayahnya marah karena telah merusak nama keluarganya. Tak disangka
ayah Su-Jin memaafkannya dan menyuruhnya untuk mencari hari baru dan
melupakan masa lalu.
Hari baru Su-Jin diawali dengan pertemuannya dengan Choi Chul-Soo,
seorang pekerja konstruksi dibawah pimpinan ayahnya. Chul-So merupakan pria yang
dingin dan tidak banyak bicara. Pertemuan konyol saat Su-Jin merebut minuman Chul-
Soo mengawali kisah cinta mereka. Namun, kisah cinta mereka melewati cobaan saat
Su-Jin dan Chul-Soo mulai serius dalam menjalani hubungan. Chul-Soo menolak untuk
bertemu dengan keluarga Su-Jin, karena ia sadar dirinya hanyalah seorang pekerja
yang menurutnya tidak pantas untuk Su-Jin.
Namun, keseriusan mereka berdua tak dapat ditaklukan dan singkat cerita
mereka akhirnya menikah. Dalam pernikahan mereka, Su-Jin divonis mengidap
penyakit Alzheimer. Penyakit yang menyebabkan kehilangan ingatan dan perlahan-
lahan melupakan hal yang terakhir dilakukan. Cobaan ini hingga pada saat Su-Jin tidak
mengingat Chul-Soo, ia hanya mengingat mantannya yaitu Young Min.
1.2. LATAR BELAKANG
Film ini dipilih karena flow cerita yang naik turun dan konflik yang lebih dari
satu. Penonton akan merasa mengikuti alur film ini tanpa bosan. Di awal cerita
diceritkan tentang kesedihan Su-Jin saat kehilangan mantan kekasihnya. Lalu
kebahagiaan tampak saat ia bertemu dengan Chul-Soo, namun saat suasana sudah
membaik Su-Jin dan Chul-Soo masih saja mengalami kesulitan untuk meneruskan
hubungan mereka ke arah yang lebih serius. Suasana mulai naik kembali saat mereka
menikah dan turun lagi saat Su-Jin diketahui mengidap penyakit Alzheimer.
Moment to Remember juga memberikan pesan kepada penonton akan
kesetiaan dan belajar memaafkan. Kesetiaan ditampakkan saat Chul-Soo tetap mau
merawat dan Su-Jin saat sakit. Ia menyembunyikan rasa sakit dalam dirinya untuk
1UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
2
tetap menyenangkan hati istrinya walaupun ia tau Su-Jin tidak mengingatnya lagi.
Sedangkan, belajar memaafkan ada saat Chul-Soo memaafkan ibunya seperti apa
yang dikatakan Su-Jin. Chul-Soo menemui ibunya dan membayarkan hutang ibunya.
Ia juga rela membebaskan ibunya dari penjara.
Film ini juga memiliki banyak adegan interpersonal yang dapat dianalisis.
Alasan-alasan diatas mengantarkan saya untuk menganalisis film drama romantis ini
lewat teori komunikasi interpersonal.
Terdapat tiga yang saya pilih yaitu. Pertama adegan saat Su-Jin dan Chul-Soo
sedang merebahkan diri di lantai rumah Chul-Soo. Mereka mendekatkan kepala satu
sama lain dan tidak ada jarak antara mereka. Su-Jin menemukan bau Chul-Soo yang
mengingatkannya pada masa lalu.
Adegan kedua saat Su-Jin bersikeras untuk mempertemukan Chul-Soo dengan
keluarganya. Dalam adegan itu Chul-Soo bersikukuh untuk menolak permintaan Su-Jin
untuk bertemu dengan keluarganya. Berbagai cara Chul-Soo lakukan untuk
menolaknya. Begitu pula dengan Su-Jin, ia terus mendesak Chul-Soo. Cara
menyampaikan pesan keduanya yang sama-sama teguh pendirian layak dianalisis
karena penolakan dan permintaan yang terjadi mulai dari cara yang praktis hingga
rumit. Pengolahan pesan dengan berbagai macam cara membuat adegan ini layak dan
cocok dianalisis.
Ketiga, yaitu saat Su-Jin mengatakan bahwa ia tidak akan bekerja lagi pada
Chul-Soo. Adegan ini diambil dengan setting keduanya sedang berpelukan diatas
kasur dan dalam keadaan santai. Hal ini layak dianalisis karena Su-Jin sebenarnya
tidak mau bekerja lagi karena penyakitnya. Namun, ia tidak memberitahu suaminya hal
yang sebenarnya terjadi. Alasan kedua karena pemilihan setting tempat dan waktu.
2
3
LAMPIRAN
3UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
4
BAB II
2.1. ANALISIS FILM
2.1.1. Adegan 1 (File: MOMENT TO REMEMBER 1, 27:57)
Dalam adegan ini secara jelas tampak bahwa salah satu channel dari pesan
nonverbal telah berlaku. Smell messages adalah hal yang penting dalam berbagai
situaasi menurut Kleinfield (1992) (Devito. 2010, p.153). Su-Jin dapat mencium suatu
hal yang baru yang ada pada diri Chul-Soo, yaitu cologne barunya yang ia ganti karena
bosan. Su-Jin berkata bau tersebut mengingatkannya pada sutu hal di masa lalu. Hal
ini membuktikan bahwa bau dapat memberi makna yang berbeda bagi seseorang.
Mungkin bagi Chul-Soo bau itu adalah hal yang biasa, tapi bagi Su-Jin bau tersebut
dapat me-recall ingatannya.
2.1.2. Adegan 2 (File: MOMENT TO REMEMBER 1, 34:14)
Dalam adegan ini Chul-Soo diminta untuk menemui orang tua Su-Jin. Awalnya
Chul-Soo menjawab dengan langsung “Tak mungkin”, “Tidak!”, jawaban yang direct
tersebut terkesan tidak sopan dan apa adanya. Menurut Joseph A. Devito (2010)
Pesan langsung biasanya tidak sopan dan mungkin menyalahi kebutuhan seseorang
untuk me-maintain sosok negatif (Devito. 2010, p.106). Namun, dalam film ini
diperlihatkan bahwa Su-Jin menerima kata-kata tidak sopan dan apa adanya dari Chul-
Soo. Hal ini terjadi karena dari awal film diperlihatkan bahwa Chul-Soo memang orang
yang dingin dan tidak banyak bicara. Su-Jin terlihat tidak memperhatikan nada bicara
Chul Soo. Ia juga terlihat terbiasa dengan hal tersebut terkait dengan intimnya
hubungan mereka yaitu sedang berpacaran.
Pesan yang disampaikan secara langsung juga berkenaan dengan kaitan
antara kesopanan dan gender. Pria memiliki kecenderungan untuk mengatakan suatu
hal secara langsung daripada wanita (Devito 2010, p.106). Hal ini juga terlihat saat Su-
Jin menanyakan alasan mengapa Chul-Soo mengatakan “Tidak!”. Ia terus
menanyakan alasan dibalik itu. Hal ini menunjukan bahwa wanita tidak bisa menerima
jawaban langsung. Ia menginginkan alasan dibalik itu yang membuat sebuah pesan
tidak dapat dikatakan secara langsung.
Setelah adegan diatas, Chul-Soo menjawab “Aku pacaran denganmu, bukan
orangtuamu, oke?”. Kalimat diatas merupakan output dari hasil berpikir Chul-Soo. Ia
melontarkan kalimat tersebut dengan gamblang dan yang dapat memberikan arti dari
kalimat itu hanya dirinya. Kalimat yang dilontarkan Chul-Soo bisa jadi artinya adalah ia
4
5
benar-benar tidak mau bertemu dengan orangtua Su-Jin atau ia hanya akan terus
berpacaran dengan Su-Jin maka ia tak perlu bertemu orangtuanya atau yang lainnya.
Pesan yang telah diolah oleh Chul-Soo tersebut dapat diinterpretasikan dalam
berbagai cara oleh orang lain, namun hanya Chul-Soo sendiri yang dapat memaknai
hal tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan Joseph A. Devito dalam bukunya
Interpersonal Message: Communication and Relationship Skills, pesan tidak berada
dalam kata-kata, tapi pada manusia. Maka itu, kita perlu melihat seseorang dan tidak
hanya melalui kata-kata. Sebuah pesan dapat berubah-ubah maknanya seiring
berubahnya situasi dan kondisi (Devito. 2010, p.103).
Analisis diatas merupakan analisis dari sisi pesan verbal. Bila dilihat dari sisi
non verbal, dalam adegan diatas menunjukan adanya eye contact, dimana keduanya
saling menatap saat menyampaikan pesan verbal. Eye contact adalah salah satu tipe
pesan untuk menginformasikan bahwa channel komunikasi telah terbuka dan ia harus
berbicara saat itu juga (Devito. 2010, p.139). Maka itu, mereka berdua salaing
menatap saat berbicara dan tidak ada ruang kosong saat berbicara karena mereka
tahu saat itu mereka sedang berbincang-bincang.
2.1.3. Adegan 3 (File: MOMENT TO REMEMBER 2, 13:30)
Su-Jin menanyakan pada Chul-Soo “Apa aku sebaiknya berhenti bekerja?”.
Saat itu Chul-Soo sedang memeluk Su-Jin diatas kasur. Diantara mereka sudah tidak
ada jarak proksemik lagi, karena mereka adalah suami istri. Jarak proksemik diantara
mereka dinamakan intimate relationship, dimana jaraknya sangat pendek dan
beberapa orang menyadari jarak ini tidak cocok untuk diperlihatkan di publik (0-18
inches)(Devito. 2010, p.140).
Dalam keadaan berpelukan seperti ini, Pasangan suami istri ini memperlihatkan
The meanings of touch dari berpelukan. Ada 5 arti dari sentuhan menurut Jones dan
Yarbrough (1985) yaitu, Touch may communicate such positive feelings; Touch often
communicates playfulness, sometimes affectionally, sometimes aggressively; Touch
may control or direct beaviour; ritual touching centers; task related touching occurs
while you’re performing some function (Devito. 2010, p.146). Positive feeling seperti
dukungan terlihat saat Chul-Soo mendukung Su-Jin untuk berhenti bekerja. Pelukan
tersebut juga mengontrol mereka bahwa mereka sedang ada dalam perbincangan
yang diawali oleh Su-Jin.
Dalam adegan ini Su-Jin juga berusaha berbohong tentang alasannya berhenti
bekerja. Ia mengatakan bahwa ia bosan bekerja, padahal ia berhenti bekerja karena
5UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
6
penyakitnya dan menurut anjuran dokter. Akhirnya Chul-Soo sadar ada sesuatu ayng
aneh, namun Su-Jin bisa mengalihkan pembicaraan agar tidak terus berlanjut.
Kebohongan yang dilakukan Su-Jin merupakan Tipe kebohongan “Selfish deception”
yaitu kebohongan untuk melindungi diri sendiri (Devito. 2010, p.109). Ia melindungi
dirinya untuk tidak menyakiti perasaan Chul-Soo atas penyakit yang dideritanya,
karena pada saat itu Chul-Soo belum mengetahui penyakit Alzheimer tersebut.
Su-Jin juga memiliki skill of expressing emotion yaitu bagaimana kita dapat
mengekspresikan emosi kita disaat dan cara yang tepat (Devito. 2010, p.169). Skill
yang ia miliki adalah understand your feelings dan Analyze your communication
options. Saat ia ingin mengutarakan tentang keinginannya berhenti bekerja karena
penyakitnya, ia memilih kata-kata dan waktu yang tepat. Meskipun ia berbohong atas
alasan ia ingin berhenti bekerja seperti yang dijelaskan diatas, ia bisa mengerti
perasaanya. Perasaan dalam dirinya tentang apa yang ia rasakan dan ia ingin katakan.
Su-Jin juga telah memilah apa yang ia mau kaatkan, ia hanya mengatakan ingin
bekerja saja, tanpa mengatakan penyakitnya terlebih dahulu. Hal ini terlepas dari
kebohongan dan proses berpikir yang tidak ditampakan dalam film. Selain itu, Su-Jin
juga bisa menganalisis waktu dan konteks yang tepat. Hal ini didasarkan pada situasi
yang tergambar saat itu, mereka sedang diatas kasur dan berpelukan dalam keadaan
santai. Keadaan seperti itu menampakan bila kita berbincang-bincang maka akan
menghasilkan output yag positif pula. Su-Jin juga bisa memprediksikan efek yang
terjadi, saat Chul-Soo emnanyakan ada apa dibalik keinginannya itu. Su-Jin langsung
mengalihkan pembicaraan tentang anak.
6
7
BAB III
3.1. ANALISIS DIRI
Jika sebuah pesan tidak dimaknai secara seksama maka akan menimbulkan
komunikasi yang tidak efektif. Hal tersebut dikarenakan setiap orang memiliki
interpretasi yang berbeda pada setiap individu. Dalam film ini juga diperlihatkan
bagaimana suatu hal dapat diintepretasikan secara berbeda oleh Su-Jin dan Chul-Soo.
Meskipun mereka ada dalam hubungan yang tergolong intim, namun persepsi yang
ada di kepala mereka sama sekali berbeda seperti pada adegan 1.
Dalam film ini juga ditunjukan bahwa dalam hubungan intim yang telah
mengetahui lebih banyak personal information daripada hubungan yang lain akan
membuat toleransi pada pelaku komunikasinya. Contohnya saat Chul-Soo berbicara
langsung dan dengan kata yang pendek bahkan dapat dikatakan kasar, Su-Jin
memakluminya dan tidak terlihat bahwa Su-Jin terganggu oleh hal itu. Jadi, semakin
dekat hubungan maka akan semakin banyak juga toleransi dalam diri manusia. Lain
halnya bila Su-Jin menerima kata yang sama (kasar dsb.) dari orang lain yang tidak
memiliki kedekatan intim.
Menurut saya hal lain yang dapat didapat dari film dan analisis ini adalah peran
pesan verbal dan non-verbal yang saling berdampingan. Dalam berkomunikasi
langsung (seperti pada film ini) kita tidak bisa meniadakan salah satu dari pesan verbal
atau nonverbal. Keduanya saling berhubungan. Di adegan ketiga misalnya,
Percakapan verbal diimbangi dengan nonverbal mungkin percakapan yang intin
ddiberengi dengan sentuhan dan lain sabagainya, maka komunikasinya akan berjalan
efektif dan berhasil.
Daftar Pustaka:
Devito, Joseph A. (2010). Interpersonal Messages: Communication and Relationship
Skill. …
Keterangan: Seluruh percakapan verbal bergantung pada subtitle dalam film yang dicantumkan.
7UNIVERSITAS KRISTEN PETRA