Komunikasi Asuhan Dan Edukasi

download Komunikasi Asuhan Dan Edukasi

of 13

description

Komunikasi Asuhan Dan Edukasi

Transcript of Komunikasi Asuhan Dan Edukasi

KOMUNIKASI ASUHAN DAN EDUKASI

KOMUNIKASI ASUHAN DAN EDUKASIKomunikasi di rumah sakit memiliki dua tujuan, yaitu :1. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi asuhan.2. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien.Komunikasi Informasi AsuhanKomunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi asuhan ini, meliputi :a. Jam pelayananb. Pelayanan yang tersediac. Cara mendapatkan pelayanand. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.Contoh sikap petugas ketikamenerima pasien :Berdiri ketika pasien datang.Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri (Selamat pagi/siang/sore/malam, saya (nama)).Mempersilahkan pasien duduk,Menanyakan nama pasien (Maaf dengan Bpk/Ibu?).Tawarkan bantuan kepada pasien (Ada yang bisa dibantu Bpk/Ibu (nama)? )Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak lelah).Menilai suasana hati lawan bicara.Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimic, gerak/bahasa tubuh dari pasien).Menatap mata pasien secara professional yang lebih terkait dengan makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.Contoh sikap petugas ketikamenerima pasien :Memberikan informasi yang diperlukan oleh pasien.Memberikan informasi jadwal praktek/paket dan langsung tanyakan apakah mau dibantu untuk dibuatkan perjanjian.Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak perlu.Memberikan solusi yang tepat dan cepat bila ada keluhan yang disampaikan.Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya maka dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.Menawarkan kembali bantuan kepada pasien ( Ada lagi yang bisa kami bantu Bpk/Ibu?).Mengucapkan salam penutup (Terima kasih atas waktunya Bpk/Ibu.Apabila ada lagi yang bisa saya bantu, kami siap melayani.Berdiri ketika pasien hendak pulang.Komunikasi Edukasi Pasien dan Keluarga PasienPetugas rumah sakit berkewajiban untuk melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien sehingga pasien dan keluarga pasien bisa memahami pentingnya mengikuti proses pengobatan yang telah ditetapkanTerdapat 3 tahap dalam pemberian edukasi :1. Tahap asesmen pasienSebelum melakukan edukasi, pertama-tama petugas menilai kebutuhan edukasi pasien dan keluarga pasien berdasarkan formulir asesmen kebutuhan edukasi.Hal-hal yang harus diperhatikan :1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.3. Hambatan emosional dan motivasi.4. Keterbatasan fisik dan kognitif.5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektifCara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif tergantung pada hasil asesmen pasien, yaitu :a. Jika pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang maka proses komunikasi edukasinya bisa langsung dijelaskan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan edukasinya.b. Jika pasien memiliki hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara) maka proses komunikasi edukasinya dapat disampaikan dengan menggunakan media cetak seperti brosur yang diberikan kepada pasien dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu atau saudara sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka.c. Jika pasien memiliki hambatan emosional (pasien marah atau deperesi) maka proses komunikasi edukasinya juga dapat disampaikan dengan menggunakan media cetak seperti brosur dan menyarankan pasien untuk membacanya. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi Tim PKRS.3. Tahap verifikasiPada tahap ini, petugas memastikan kepada pasien dan keluarga mengenai kejelasan dan pemahaman materi edukasi yang diberikan.a. Apabila pada saat pemberian edukasi, pasien dalam kondisi baik dan senang maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.b. Untuk pasien yang mengalami hambatan fisik maka verifikasi dpat dilakukan dengan cara menanyakan kepada keluarganya dengan pertanyaan yang sama, yaitu Apakah Bapak/Ibu bisa memahami materi edukasi yang kami berikan?c. Untuk pasien yang mengalami hambatan emosional (marah atau depresi) maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada pasien mengenai sejauh mana pasien telah mengerti tentang materi edukasi yang diberikan melalui brosur. Proses pertanyaanUntuk pasien yang mengalami hambatan emosional (marah atau depresi) maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada pasien mengenai sejauh mana pasien telah mengerti tentang materi edukasi yang diberikan melalui brosur. Proses pertanyaan ini bisa melalui telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.

TERIMA KASIH