KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI...

164
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI TUNANETRA DALAM MEMOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN SERPONG TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Fathiyatur Rizkiyah NIM: 1111051000099 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H

Transcript of KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI...

Page 1: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI TUNANETRA

DALAM MEMOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN DI YAYASAN

RAUDLATUL MAKFUFIN SERPONG TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh

Fathiyatur Rizkiyah

NIM: 1111051000099

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/ 1436 H

Page 2: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

KOMI]IIKASI AhTTARPBIBADI PENGAJAR DAI\I SANTRI

TUNAITETRA DALAM MEMOTIVASI MENGHAFAL AL'QUR'AN DI

YAYASAI\I RA{,]DLATUL MAKFUHN SERPONG TAI\TGERANG

SELATAI\I

SkriPsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi unhrk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana KOmunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh:

Fathivatur Rizkivah

ItiIM: 1111051000099

JT]RUS$i KOMT]I\ilKASI DAI\I PENTYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMUMKASI

TJNWERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATTJLLAII

JAKARTA

201s IW 1436 H

Pembimbing:

r[P. 195503091994031001

Page 3: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

PENGESAIIAN PAI\IITIA UJIAN

Skripsi berjudul "KOMUNIKASI AITTARPRIBADI PENGAJAR

DAII SAI\ITRI TT]NAI\ETRA DALAM MEMOTTVASI MENGHAFAL AL-

QT'R'AI\[ DI YAYASAI\I RAUDLATUL MAKFUFIN SERPONG

TAI\IGERANG SELATAI\'' telah diujikan dalam sidang munaqasyatr Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 12 Oktober 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) padaprograrn studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta" 12 Oktober 2015

Sidang Munaqasyah

198306102009122001

Anggota

Drs. Jumroni. M.SiNIP. 19630515199203 1006

9601202199503100r

Penguji I Penguji II

NrP. 1971081

195503091994031001

Page 4: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 5: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

i

ABSTRAK

Fathiyatur Rizkiyah

1111051000099

Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Santri Tunanetra dalam

Memotivasi Menghafal Al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin Serpong

Tangerang Selatan

Yayasan Raudlatul Makfufin adalah yayasan yang mewadahi santri

tunanetra untuk menghafal al-Qur’an. Ketertarikan santri tunanetra dalam

menghafal al-Qur'an patut mendapatkan apresiasi dan bimbingan untuk lebih

meningkatkan motivasi mereka dalam menghafal al-Qur’an. Dalam hal tersebut,

komunikasi antarpribadi seorang pengajar kepada santri tunanetra merupakan

faktor penting yang mendukung motivasi santri tunanetra dalam menghafal al-

Qur'an.

Bagaimana bentuk komunikasi antarpribadi yang diberikan pengajar kepada

santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an?, Bagaimana upaya yang

dilakukan pengajar kepada santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-

Qur’an?, Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi antarpribadi

pengajar kepada dalam memotivasi menghafal al-Qur’an?.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori disonansi kognitif

Leon Festinger, yang merupakan perasaan yang dimiliki orang ketika mereka

menemukan bahwa diri mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat

lain yang mereka pegang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif,

yakni dengan melakukan observasi langsung, melakukan wawancara dan mencari

sumber data pendukung seperti dokumentasi.

Penelitian ini menemukan bahwa bentuk komunikasi antarpribadi sebagai

upaya memotivasi menghafal al-Qur’an dengan beberapa cara seperti memberikan

nasehat, nasehat tersebut dimaksudkan agar para santri tunanetra lebih semangat

dalam menghafal al-Qur’an. Kemudian memberikan soal ayat, upaya ini

dimaksudkan agar santri tunanetra mempersiapkan hafalannya dan pengajar dapat

mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam menghafala-Qur’an dan yang

terakhir memberikan bimbingan secara pribadi, hal ini bertujuan untuk

memberikan perhatian lebih kepada santri tunanetra yang memiliki masalah dalam

menghafal al-Qur’an. Santri tunanetra menemukan motivasi untuk menghafal

melalui proses disonansi kognitif yang membuat santri memutuskan untuk

menghafal al-Qur’an, karena dalam membangun motivasi, faktor internal diri

santri juga ikut berpengaruh pada motivasi sama halnya dengan motivasi yang

diberikan oleh pengajar. Faktor pendukungnya ialah motivasi pengajar serta

sharing antara pengajar dengan santri. Dan faktor penghambatnya adalah

kejenuhan santri tunanetra, kurang memprioritaskan setoran hafalan al-Qur’an,

sulit dalam menghafal al-Qur’an, hambatan dari lingkungan dan belum bisa

membaca al-Qur’an braille.

Page 6: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, taufiq,

kemudahan serta kelancaran dalam proses pelaksanaan skripsi ini hingga selesai.

Salawat teriring salam semoga tercurahkan kepada suritauladan kita yakni kekasih

Allah baginda Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta

kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Santri

Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin

Serpong Tangerang Selatan” ini disusun guna untuk memenuhi sebagian

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga skripsi ini

menjadi bentuk pembelajaran.

Perasaan bahagia bercampur haru menyatu tatkala skripsi ini bisa

terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari

sempurna maupun dalam hal bentuk dan isinya. Namun berkat bantuan banyak

pihak yang telah memberikan dukungan, baik berupa moril maupun materil.

Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya dan penghargaan setulusnya kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta Suparto, M Ed. Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

Page 7: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

iii

Administrasi, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan

Fita Faturokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

3. Drs. S Hamdani, MA selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sangat

berkonstribusi dalam memberikan ilmu serta pengetahuan kepada penulis

selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Orangtua penulis, yaitu ayahanda H. Agus Tomi dan ibunda Hj. Robiyah,

S.Pd.I yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada adik tersayang Yenny Sania Rahmah, Aqilah Ramdhani, Akmal

Abdul Rasyid yang banyak membantu serta menghibur penulis.

8. Yayasan Raudlatul Makfufin, dan ketua Ade Ismail, S.Pd, beserta pengurus,

pengajar, dan santri yang bersedia melakukan wawancara bersama penulis

serta yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis hingga sekarang

ini.

Page 8: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

iv

9. Himpunan Qori dan Qori’ah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang memberikan banyak peluang kepada penulis untuk terus

menambah pengalaman dan berprestasi.

10. Teman-teman seperjuangan, khususnya KPI C 2011 yang saling membantu

dan memberi dukungan agar bisa suksesbersama. Teruntuk kepada Habibatul

Humairoh, Anetty Herawati, Lolo Monica Safitri, Nidya Mustika Army,

Nurlaela, terimakasih atas semangat serta do’a dan kenangan indah bersama

kalian.

11. Teman-teman divisi Syarhil Qur’an HIQMA, ka Handieni Fajrianty yang

selalu kasih semangat dan dukungan kepada penulis.

12. Wiwin Windiastuti dan Ade Julia Safitri yang selalu setia menemani serta

memotivasi penulis agar cepat terselesaikan.

13. Ahmad Khizazi, yang telah memberikan motivasi, dukungan, do’a serta

bantuan lainnya agar dapat terselesaikan tepat waktu.

14. Teman-teman KKN TSABIT 2014 semoga semakin kompak.

15. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu namanya namun turut memotivasi, membantu, dan mendoakan penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis

mengucapkan terimakasih semoga Allah memberikan balasan yang terbaik.

Jakarta, 9 Oktober 2015

Fathiyatur Rizkiyah

Page 9: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

v

Page 10: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………….……………………………………………..….. i

KATA PENGANTAR ……………….……………………………………...…. ii

DAFTAR ISI ……………….…………………………………..……….….…... v

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………..………...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………..……... 8

C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 9

D. Manfaat Penelitian ………………………………………...... 10

E. Metodologi Penelitian …..……………………………........... 10

1. Paradigma penelitian …………………………..……...…. 10

2. Pendekatan penelitian ……………..……………………... 11

3. Metode penelitian ………………..……………………..... 12

4. Teknik pengumpulan data ………………..…………...…. 12

5. Teknik analisis data ……………..………………….......... 14

6. Waktu dan tempat wawancara ……………….……….….. 14

7. Subjek dan objek penelitian …………….………….……. 14

8. Teknik penulisan ……………………………….....……... 15

F. Tinjauan Pustaka …………………………………….……….15

G. Sistematika Penulisan ……………………………...…...…... 17

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

A. Teori Disonansi Kognitif Leon Festinger……..……………. 19

B. Komunikasi …………………………………….………….... 21

1. Pengertian Komunikasi ………………………………..… 21

2. Karakteristik Komunikasi ……………………..………… 22

3. Unsur-unsur Komunikasi ……………………..…...…….. 23

4. Bentuk-bentuk Komunikasi …………………..………… 24

5. Faktor Hambatan Komunikasi ……………………….….. 26

Page 11: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

vi

C. Komunikasi Antarpribadi ………………………………….... 27

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi …………….……….27

2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi …………….…….... 28

3. Fungsi Komunikasi Antarpribadi ………………….…….. 29

4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ………….…….... 30

D. Motivasi .................................................................................. 30

1. Pengertian Motivasi ............................................................ 30

2. Fungsi Motivasi .................................................................. 31

3. Jenis Motivasi ..................................................................... 32

4. Sifat Motivasi ..................................................................... 32

E. Menghafal Al-Qur’an …….…………………………….….... 33

1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an .………………….……..33

2. Metode Menghafal Al-Qur’an ……………………....…… 33

3. Faktor Hambatan Menghafal Al-Qur’an ………...…….… 35

4. Faktor Pendukung Menghafal Al-Qur’an ………….……. 35

F. Pengertian Santri ..………………………………….…..…....36

1. Pengertian Tunanetra ………………………………….…. 37

2. Karakteristik Tunanetra ………………….………………. 38

3. Klasifikasi Tunanetra …………………………..……...… 38

4. Pengertian Santri Tunanetra ……………………….…..… 39

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN

A. Profil Umum Yayasan Raudlatul Makfufin ……………….... 41

B. Sejarah Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin…….…...… 42

1. Visi dan Misi Yayasan Raudlatul Makfufin …………...… 45

2. Program Kegiatan Yayasan Raudlatul Makfufin……….…46

3. Prestasi Yayasan Raudlatul Makfufin……………………. 47

4. Kegiatan Sosial Yayasan Raudlatul Makfufin ………...… 48

C. Susunan Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin …….…….. 48

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA

Page 12: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

vii

A. Pesan Komunikasi Antarpribadi yang Diberikan Pengajar

kepada Santri Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-

Qur’an………………………………………………………...50

B. Upaya yang Dilakukan Pengajar keada Santri Tunanetra dalam.

Memotivasi Menghafal Al-Qur’an……………………………53

C. Disonansi Kognitif (Perasaan Ketidakseimbangan) dan

Perubahan Prilaku pada Santri Tunanetra dalam Menghafal Al-

Qur’an…...................................................................................58

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Antarpribadi

Pengajar kepada Santri Tunanetra dalam Memotivasi

Menghafal Al-Qur’an ………………………………………..64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………….………….... 69

B. Saran ……………………………….……………………….. 70

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 75

LAMPIRAN

Page 13: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengajuan Judul Skripsi

2. Surat Bimbingan Skripsi

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Pernyataan Penelitian yayasan Raudlatul Makfufin

5. Wawancara dengan Ketua Dewan Pengurus

6. Wawancara dengan Pengajar Tunanetra

7. Wawancara dengan Santri Tunanetra Mukim

8. Wawancara dengan Santri Tunanetra Nonmukim

9. Biodata Narasumber

10. Biodata Guru yayasan Raudlatul Makfufin

11. Biodata Santri yayasan Raudatul Makfufin

12. Dokumentasi

13. Curiculum Vitae

Page 14: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna, unik dan menarik.

Sempurna karena manusia dikaruniai akal pikiran, berbeda dengan makhluk

ciptaan lainnya. Sungguh menakjubkan ciptaan Allah bernama manusia. Selain

itu manusia juga dikatakan sebagai makhluk sosial yang mengartikan bahwa

manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari

manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhannya sendiri

meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan

bantuan orang lain.

Hakikat komunikasi adalah “proses pernyataan antar manusia, yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

mengunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.”1 Komunikasi yang efektif terjadi

apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti komunikan,

sekalipun dengan bahasa isyarat yang digunakan oleh orang yang memiliki cacat

fisik seperti penyandang tunanetra dan lain sebagainya. Kekurangan tersebut tidak

menjadi masalah dalam berkomunikasi, sebab banyak media lainnya yang dapat

dilakukan dalam komunikasi.

“Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang

sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Professor

Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua

kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab, tanpa

1 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,

2003), h. 28.

Page 15: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

2

komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat

maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.”2

Salah satu jenis komunikasi yang sering terjadi adalah komunikasi

antarpribadi.3 Jadi, tidak heran jika banyak orang yang menganggap komunikasi

antrapribadi mudah dilakukan, dimanapun kapanpun baik secara langsung

bertatap muka maupun tidak langsung melalui telepon dan lain sebagainya.

Komunikasi antarpribadi adalah “komunikasi antara orang-orang secara

tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.”4 Secara umum

komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna

antara orang-orang yang saling berkomunikasi baik dilakukan secara diadik atau

triadik.5 Komunikasi antarpribadi menjadi penting karena dalam prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialog.6

Pendengaran serta penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan dan

penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat

intim, indera penciuman dan sentuhan juga sama pentingnya.7 Jadi, komunikasi

antarpribadi sangat berpotensial untuk mempengaruhi orang lain, karena kelima

alat indera dapat digunakan untuk mempertinggi pengaruh pesan sekalipun

terhadap orang yang memiliki kekurangan. Salah satunya melalui para

penyandang tunanetra, kita belajar bagaimana mereka menjalani hidup dengan

penuh semangat, serta rasa syukur. Penyandang tunanetra yang memiliki

2 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),

h.1-2. 3 Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 3.

4 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), h.81. 5 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h.106.

6 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 60.

7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.81.

Page 16: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

3

keterbatasan penglihatan adalah orang yang berbeda dengan orang-orang pada

umumnya, keterbatasan penglihatan bisa dialami secara permanen maupun tidak.

Tunanetra adalah orang yang indera pengelihatannya memiliki gangguan

serta tidak berfungsi sebagai saluran untuk menerima informasi.8 Istilah tunanetra

juga bukan untuk mereka yang mengalami kebutaan saja, tetapi juga untuk

mereka yang mampu melihat namun terbatas sekali. Akibat dari ketunanetraan,

maka pengenalan teradap dunia luar tidak dapat diperoleh secara utuh, karena

indera pengelihatan merupakan salah satu indera penting dalam menerima

informasi. Melalui indera ini pula sebagian informasi yang diterima akan

disambungkan ke otak, sehingga sehingga timbul persepsi dari informasi tersebut.

Indonesia memiliki banyak lembaga sosial khusus tunanetra namun tidak

semua lembaga sosial khusus tunanetra bergerak dibidang keagamaan. Oleh

karena itu berdirinya yayasan khusus tunanetra bertujuan agar penyandang

tunanetra mendapatkan wadah yang bisa mereka andalkan dalam mempelajari

ilmu keagamaan. Beberapa contoh lembaga yang ada di masyarakat, sebagai

berikut:

1. Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (YAKETUNIS), Yogyakarta, yayasan

ini beralamat di Jl. Parangtritis No.48, telpon 0274377430, dan memiliki visi

untuk menciptakan warga tunanetra yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT, berkehidupan mandiri dan mampu berperan dalam kehidupanberbangsa

dan bermasyarakat, dan memiliki misi:9

8 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006),

h.65. 9 YAKETUNIS (Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam), “Visi dan Misi,” diakses pada

14 Oktober 2015 dari http://yaketunis64.blogspot.co.id/visi-misi.html

Page 17: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

4

a. Pemberdayaan personalia yayasan dengan berpedoman pada visi

b. Pembekalan ajaran yang Qur’ani menurut ajaran agama islam

c. Pendidikan dan pelatihan kelayan

d. Memberikan bimbingan bermasyarakat

2. Yayasan Tunanetra Wiyata Guna, terletak di Jl. Padjajaran 52 Bandung Jawa

Barat 40171, adapun visinya memberikan pedoman dalam pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi, yaitu mewujudkan kesetaraan dan kemandirian penyandang

cacat netra, dan memiliki misi yaitu:10

a. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat netra

b. Meningkatkan sumber daya penyandang cacat netra

c. Menjalin kerja sama dengan organisasi, perguruan tinggi dalam upaya

peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat netra

d. Meningkatkan profesionalisme pekerja sosial dalam pelayanan dan

rehabilitasi penyandang cacat netra

Saat ini banyak lembaga yang peduli dengan keberadaan para penyandang

tunanetra. Salah satunya yayasan Raudlatul Makfufin yang peduli terhadap

tunanetra, terletak di Serpong kota Tangerang Selatan. Yayasan ini bergerak

dalam bidang pembinaan agama dan mental serta kesejahteraan yang didirikan

atas dasar kepedulian sosial terhadap orang-orang penyandang tunanetra. Karena

pada saat itu, belum ada satupun lembaga di Jakarta yang secara khusus

menangani pembinaan agama. Pada umumnya lembaga ketunanetraan lebih

banyak bergiat di bidang rehabilitasi dan pendidikan atau latihan serta upaya

10 Yhoen Yulia Q, “Profil PSBN Wyata Guna Bandung”, diakses pada 14 Oktober 2015

dari http://yhoen-yulia.blogspot.co.id/2013/03/profil-psbn-wyata-guna-bandung.html

Page 18: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

5

kesejahteraan sosial dalam arti umum dan yayasan Raudlatul Makfufin

memproduksi al-Qur’an braille yang terbitannya menjadi rujukan penulisan dan

penertiban al-Qur’an braille di Indonesia. Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki

banyak program-program, salah satunya dari berbagai program yang ada adalah

tahfidz al-Qur’an.

Tahfidz al-Qur’an atau menghafal al-Qur’an adalah membaca berulang-

ulang sehinga menjadi hafal dari ayat ke ayat berikutnya dan begitu seterusnya

hingga mencapai 30 juz al-Qur’an.11

Jadi, segala sesuatu yang sering dulang maka

akan dengan sendirinya akan menjadi hafal. Sedangkan al-Qur’an itu sendiri ialah

kalam Allah swt, yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw melalui perantara

malaikat Jibril, dan apabila membaca al-Qur’an dinilai ibadah.

Program tahfidz al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin dibentuk agar

mereka para santri semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan harapan

tunanetra bisa menyebarkan al-Qur’an kepada masyarakat, karena dengan

menghafal menjadi alternatif mereka untuk bisa mengajarkan al-Qur’an. Program

yang baru berjalan selama setahun ini tepatnya dimulai pada bulan September

tahun 2014, tapi sudah berpengaruh terhadap daya tarik masing-masing santri.

Karena pada awalnya mereka tidak meyakini kalau tunanetra bisa menghafal al-

Quran.

Perbedaan usia santri dan kemampuan menghafal tiap santri berbeda-beda.

Karena perbedaan usia antar santri beragam dapat mempengaruhi cepat atau

lambatnya dalam menghafalkan al-Qur’an. kemudian alasan mereka dalam

11

Zaki Zamani dan Syukron Maksum, Metode Cepat Menghafal al-Qur’an, (Yogyakarta:

Al Barokah, 2014), h. 20.

Page 19: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

6

menghafal bermacam-macam ada yang ingin peringkatnya tinggi dihadapan Allah

serta membuang anggapan negatif orang kalau tunanetra hanya bisa pijat dan

jualan kerupuk saja, ada juga yang ingin mengajarkan kepada sesamanya bahkan

ada pula karena dijanjikan berangkat haji serta tertarik dari suara Syekh Musyari

Rasyid Nafasi dan ingin menyerupai suaranya. Tingkat hafalan para santri pun

beragam, paling tinggi sudah mencapai 15 juz hingga 30 juz, dan juga untuk yang

pemula ada yang masih hafalan surat pendek atau juz amma serta 2 juz sampai 3

juz. Proses menghafal di yayasan Raudlatul Makfufin, para santri belajar huruf

latin braille terlebih dahulu, lalu belajar arab braille, membaca al-Qur’an braille,

tajwid al-Qur’an setelah semuanya sudah dianggap mampu maka barulah bisa

menghafalkan al-Qur’an serta disarankan untuk sambil menakrir atau mengulang-

ulang hafalan sebelumnya, ataupun bisa juga dengan saling simaan (menyimak

bacaan satu sama lain secara bergantian) untuk menjaga hafalan agar tidak hilang.

Prestasi yang ditorehkan alumni yayasan Raudlatul Makfufin sangat

membanggakan, secara tidak langsung memberikan motivasi kepada para santri

tunanetra lainnya, prestasi tersebut yakni menjadi juara 3 ditahun 2014 pada MTQ

golongan canet (cacat netra) di tingkat Provinsi Banten sesuai dengan surat

keputusan dewan hakim Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi

Banten tahun 2014.12

Serta yayasan Raudlatul Makfufin juga menjadi wakil dari

Indonesia dalam konferensi internasional al-Qur’an braille yang diadakan di

12

LPTQ Banten, “Penetapan Peserta Terbaik Pada MTQ XI Tingkat Provinsi Banten,”

diakses pada 19 Januari 2015 dari http://lptqbanten.or.id/hasilmtqbanten2014.pdf

Page 20: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

7

Istanbul Turki pada tahun 2013.13

Dan kementerian agama melalui Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA) membentuk tim penyusun Qur’an braille,

yayasan Raudlatul Makfufin menjadi salah satu dari tim penyusun tersebut.14

Keterbatasan penglihatan yang dimiliki, mereka mampu menghafal ayat-

ayat al-Qur’an yang mereka sendiri tidak bisa melihat hurufnya. Selain itu mereka

juga mampu menorehkan berbagai prestasi membanggakan layaknya orang

normal. Untuk mempermudah para tunanetra dalam menghafal, maka dibutuhkan

pengajar yang bisa mendorong memotivasi para santri untuk semangat menghafal.

Pengajar sebagai salah satu bagian yang sangat penting bagi keberadaan yayasan

tersebut, kemampuannya sebagai orang yang lebih mampu untuk membimbing,

memotivasi serta mengajarkan walaupun pengajar juga memiliki keterbatasan

fisik yang sama seperti santrinya. Dari hal tersebut perlunya komunikasi

antarpribadi antara pengajar kepada santri tunanetra merupakan faktor penting

yang mendukung motivasi, karena komunikasi antarpribadi sebagai bentuk

komunikasi yang tepat untuk mengubah sikap, kepercayaan, serta prilaku

komunikan yang berlangsung secara tatap muka. Sehingga pengajar dapat

mempengaruhi santri tunanetra untuk menghafal dengan mudah layaknya santri

dengan penglihatan normal serta semakin termotivasi untuk menghafal.

Keterbatasan penglihatan yang dimiliki tidak mengurangi semangat untuk

menghafal al-Qur’an. Sehingga tidak ada yang mustahil bagi orang yang ingin

belajar dan terus belajar. Apalagi Allah Swt menjamin bahwa al-Qur’an telah

13

Kitaba, “Resolutions of The International Braille Quran Conference Istanbul,” artikel

diakses pada 4 Maret 2015 dari http://www.kitaba.org/articles/resolutions-of-the-international-

braille-quran-conference-istanbul/

14 Kementerian Agama, “Kemenag Terbitkan Al-Qur’an Braille,” artikel diakses pada 4

Maret 2015 dari http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=123044

Page 21: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

8

dimudahkan untuk dihafalkan serta memberikan balasan bagi orang yang

menghafal al-Qur’an, salah satunya yakni akan mendapat syafa’at serta jasadnya

nanti akan terpelihara didalam kubur.

Allah telah berfirman dalam Surah al-Qamar/54: 17 berikut:

كر فهل مه مدكر (٧١القمر : (ولقد يسروا القران للذ

“ Dan Sesungguhnya telah kami mudahkan al-qur’an untuk pelajaran,

maka adakah orang yang mengambil pelajaran?.” (QS Al-Qamar/54:17)

“Allah Swt sang pemberi kalam, menjamin bahwa al-Qur’an telah ia

mudahkan untuk dihafalkan seraya menegur dan memerintahkan kita untuk

menghafal kalamnya itu. Sebab, bagian akhir dari ayat tersebut merupakan

pertanyaan yang bermakna perintah. Jadi, Allah menantang hambanya untuk

membuktikan statement tersebut, bahwa al-Qur’an mudah untuk dihafalkan.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, Allah mengulangi ayat tersebut hingga

empat kali masing-masing pada ayat 17,22,32 dan 40. Ini membutikan bahwa

al-Qur’an memang benar-benar mudah untuk dihafalkan, dengan pertolongan

Allah Swt.”15

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

mengambil tema skripsi yang berjudul “Komunikasi Antarpribadi Pengajar

dan Santri Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur’an di yayasan

Raudlatul Makfufin Serpong Tangerang Selatan”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini hanya menganalisis bentuk

komunikasi antarpribadi pengajar dan santri tunanetra sebagai upaya

memotivasi menghafal al-qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin Serpong

Tangerang Selatan. Dan dari 60 orang santri tunanetra, peneliti hanya fokus

meneliti 7 orang santri tunanetra, 4 diantaranya yang mukim dan 3 diantaranya

15

Zaki Zamani dan Syukron Maksum, Metode Cepat Menghafal Al-qur’an Belajar Pada

Maestro Al-qur’an Nusantara, (Yogyakarta: Al Barokah, 2014), h.9.

Page 22: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

9

yang tidak mukim. Dan dari 10 orang pengajar, peneliti hanya fokus pada satu

orang pengajar yakni pengajar tahfidz al-Qur’an. Mengingat banyaknya

program kegiatan yang dipelajari di yayasan Raudlatul Makfufin, maka dalam

penelitian ini hanya dibatasi pada program tahfidz al-Qur’an dengan media al-

Qur’an braille.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya, sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk komunikasi antarpribadi yang diberikan pengajar kepada

santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan pengajar kepada santri tunanetra dalam

memotivasi menghafal al-Qur’an?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi antarpribadi pengajar

kepada santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi antarpribadi yang diberikan

pengajar kepada santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan pengajar kepada santri

tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antarpribadi

pengajar kepada santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an.

Page 23: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

10

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis dan

praktis, yaitu:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif pada

bidang ilmu komunikasi. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa

mengenai komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengajar kepada santri

tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan

pegangan bagi orang yang ingin mendalami ilmu komunikasi, baik dilembaga

maupun masyarakat.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur

yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh kebenaran dari proses berpikir

ilmiah.16

Pada dasarnya metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah “kerangka berpikir yang menjelaskan

bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan

perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori.”17

Paradigma berisi bagaimana

16

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2012), h.22. 17

Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah, h.33.

Page 24: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

11

mempelajari fenomena, realita serta cara yang digunakan dalam penelitian, dan

menginterpretasikan temuan.18

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma

konstruktivis untuk mengetahui dan mengamati scara mendalam pada objek

penelitian. Penelitian yang dihasilkan bisa menemukan suatu kebenaran

terhadap realitas. Dalam penelitian ini, pengajar ingin meyakinkan kepada

penyandang tunanetra bahwa seorang tunanetra bisa belajar membaca al-

Qur’an layaknya seperti orang normal pada umumnya, bahkan lebih dari

sekedar membaca, mereka juga bisa menghafal ayat-ayat al-Qur’an tersebut

dengan baik dan benar.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah “keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang

berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode yang

diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian, yang

meliputi orang, lembaga, berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya.”19

Pendekatan kualitatif juga menempatkan peneliti sebagai orang yang belajar

dari masyarakat sehingga penelitian ini cenderung sesuai dengan kenyataan

yang ada di lapangan.

Tujuan dari pendekatan kualitatif ini untuk mengetahui fenomena melalui

pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dengan demikian penulis menjadi

instrumen riset yang harus terjun kelapangan untuk mendapatkan data yang

diinginkan. Kemudian penulis mewawancarai subjek penelitian untuk

18

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h.25. 19

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h.81.

Page 25: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

12

mendapatkan data dari hasil dialog tersebut penulis mengakitannya dengan

teori yang relevan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif

merupakan “jenis metode penelitian yang memberikan gambaran atau uraian

atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang

diteliti.”20

Metode deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual

secara rinci.

Secara praktik menggambarkan segala sesuatu yang merupakan

komunikasi antarpribadi pengajar kepada santri tunanetra dalam memotivasi

menghafal al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan yang dilakukan

secara sistematis.21

Penelitian ini melakukan pengamatan langsung kelapangan,

pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan oleh

subjek, bukan apa yang dirasakan oleh peneliti. Peneliti akan meneliti

komunikasi antarpribadi pengajar dan santri tunanetra dalam memotivasi

menghafal al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin selama empat bulan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai

20

Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,

2003), h.105. 21

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h.143.

Page 26: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

13

pemberi jawaban atas pertanyaan itu.22

Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin

kepada subjek penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara

mendalam. Dalam wawancara mendalam berlangsung suatu diskusi terarah

diantara peneliti dan informan menyangkut masalah yang diteliti. Pertanyaan

yang akan dikemukakan kepada informan tidak dapat dirumuskan secara pasti

sebelumnya, melainkan pertanyaan tersebut akan bergantung dari kemampuan

dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan lanjutan sesuai

dengan jawaban informan.23

Wawancara mendalam dilakukan dengan Ade Ismail S.Pd selaku dewan

ketua pengurus, Abdul Hayi selaku pengajar tahfidz al-Qur’an yang juga

penyandang tunanetra, juga wawancara kepada tujuh santri tunanetra yaitu

A.Mutaqin, Ja’far Gumelar, Atoillah, Senna Rusli, Muhammad Hafidz, Diah

Rahmawati, dan Juanda Saputra.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-

catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan

memperoleh data yang lengkap.24

Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan

dokumentasi. Data tersebut terkait dengan penelitian ini, baik didapat dari

22

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

h.127. 23

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h.165.

24 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.158.

Page 27: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

14

internet, dalam bentuk foto, surat-surat, dan catatan harian adalah sebagai bukti

konkrit bahwa peneliti telah melakukan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak peneliti

memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Peneliti mendapatkan data-

data dari wawancara dengan pengurus maupun santri yang mukim di yayasan

tersebut serta santri yang tidak mukim dan berbagai referensi yang sangat

membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, baik diperoleh dari

sumber buku maupun sumber internet. Dalam penelitian ini, penulis

menganalisis komunikasi antarpribadi pengajar dan santri tunanetra dalam

memotivasi menghafal al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin Serpong

Tangerang Selatan. Setelah data-data yang diperlukan telah terkumpul, lalu

dianalisis dengan teori yang digunakan. Peniliti menganalisis data dengan

memaparkan proses komunikasi antarpribadi yang terjadi antara pengajar dan

santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an dikaitkan dengan teori

disonansi kognitif Leon Festinger.

6. Waktu dan Tempat Wawancara

Wawancara dilakukan sejak bulan Mei atau saat dimulainya proposal

dilakukan hingga Agustus 2015. Terletak di JL. Raya Puspitek, Gg.Rais, No.

10 A RT. 002/05, Kp. Jati, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten 15316.

7. Subjek dan Objek Penelitian

Page 28: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

15

Subjek dalam penelitian ini ialah yayasan Raudlatul Makfufin, objeknya

ialah komunikasi antarpribadi pengajar dan santri tunanetra dalam memotivasi

menghafal al-Qur’an.

8. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang akan dilakukan dalam penyusunan skripsi

ini penulis berpedoman pada “Buku Pedoman Akademik yang diterbitkan

CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011”.

F. Tinjauan Pustaka

Penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan di Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta perpustakaan utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan berbagai sumber buku sebagai literatur penulis, antara

lain:

1. “Komunikasi Interpersonal”, Penulis Suranto AW, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011.

2. “Teori Komunikasi Antarpribadi”, Penulis Prof. Dr. Muhammad Budyatna,

M.A dan Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si, Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

3. “Strategi Mengajar Siswa Tunanetra”, Penulis Lagita Manastas, Yogyakarta:

Imperium, 2014.

4. “Metode Cepat Menghafal Al-Qur’an”, Penulis Zaki Zamani dan M.Syukron

Maksum, Jakarta: Al-Barokah, 2014.

5. “Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an”, Penulis Drs. Ahsin W Al-Hafidz,

Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Dalam penyusunan penelitian ini, telah dilakukan tinjauan pustaka terhadap

penelitian-penelitian terdahulu yang hampir sama dengan yang penulis teliti.

Page 29: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

16

Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Dan Santri Pondok Pesantren Al-Idrus

Kalanganyar Lebak Banten, oleh Zaeni Rokhi, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010. Persamaan yakni terletak pada objeknya yang meneliti

tentang komunikasi antarpribadi pengasuh dan santri, serta pendekatan penelitian

yang digunakan, yaitu pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian ini terletak pada

subjeknya. Penelitian ini membahas tentang bagaimana komunikasi antarpribadi

antara pengasuh dengan santri untuk menciptakan lingkungan yang efektif dalam

kegiatan pondok serta masalah yang dialami santri di pondok pesantren al-Idrus.

Komunikasi Antrapribadi Tutor dan Siswa pada Lembaga Bimbingan

Belajar Prestasi Cabang Kalimalang Jakarta Timur, oleh Anisa Turrohmah,

seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Persamaan yakni terletak

pada objeknya yang meneliti tentang komunikasi antarpribadi tutor dan siswa,

serta persamaan juga terletak pada pendekatan penelitian yang digunakan, yaitu

pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian ini terletak pada subjeknya. Penelitian

ini membahas tentang pendekatan tutor terhadap siswa dengan tingkat analisis

kultural, sosiologis dan psikologis lewa wawancara mendalam terhadap siswa.

Kemudian pendekatan juga menggunakan hadiah sebagai strategi untuk

memotivasi siswa, ancaman serta nasihat.

Sedangkan judul penelitian yang penulis susun berjudul “Komunikasi

Antarpribadi Pengajar dan Santri Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-

Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin Serpong Tangerang Selatan”. Penulis

melihat adanya perbedaan dengan penelitian, penelitian ini menjelaskan

Page 30: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

17

bagaimana bentuk komunikasi antarpribadi pengajar kepada santri tunanetra

dalam memotivasi menghafal al-Qur’an, upaya yang dilakukan pengajar kepada

santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an, serta faktor yang

mendukung atau penghambat dalam memotivasi menghafal al-Qur’an.

G. Sistematika Penulisan

Peneliti membagi kedalam lima bab agar mempermudah dalam

pembahasannya, disetiap bab terdapat sub bab, sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

Meliputi teori disonansi kognitif Leon Festinger, pengertian komunikasi,

karakteristik komunikasi, unsur-unsur komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi dan

faktor penghambat komunikasi, pengertian komunikasi antarpribadi, jenis-jenis

komunikasi antarpribadi, fungsi komunikasi antarpribadi, karakteristik

komunikasi antarpribadi, pengertian motivasi, fungsi motivasi, jenis motivasi,

sifat motivasi, pengertian menghafal al-Qur’an, metode menghafal al-Qur’an,

faktor hambatan menghafal al-Qur’an, faktor pendukung menghafal al-Qur’an,

pengertian meningkatkan minat menghafal al-Qur’an, pengertian santri,

pengertian tunanetra, karakteristik tunanetra, klasifikasi tunanetra dan pengertian

santri tunanetra.

Page 31: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

18

BAB III : GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL

MAKFUFIN

Meliputi profil umum yayasan Raudlatul Makfufin, sejarah berdirinya yayasan

Raudlatul Makfufin, visi dan misi, program kegiatan, prestasi, kegiatan sosial, dan

susunan pengurus yayasan Raudlatul Makfufin.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini menguraikan teori disonansi kognitif sebagai proses pencapaian

proses komunikasi antarpribadi pengajar dan santri tunanetra dalam memotivasi

menghafal al-Qur’an. Upaya yang dilakukan pengajar kepada santri tunanetra

dalam memotivasi menghafal al-Qur’an. Serta faktor pendukung dan faktor

penghambat serta solusi dari komunikasi antarpribadi pengajar dan santri

tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an di yayasan Raudlatul Makfufin

Serpong Tangerang Selatan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini meliputi kesimpulan dan saran atas pembahasan dalam penelitian ini.

Page 32: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

19

BAB II

Landasan Teoritis dan Kerangka Konsep

A. Teori Disonansi Kognitif Leon Festinger

Leon Festinger menamakan perasaan tidak seimbang sebagai disonansi

kognitif. “Perasaan tidak seimbang merupakan perasaan yang dimiliki orang

ketika mereka menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak

sesuai dengan apa yang mereka ketahui, atau mempunyai pendapat yang tidak

sesuai dengan pendapat lain yang mereka pegang”.1 Konsep ini membentuk inti

dari Teori Disonansi Kognitif Festinger, teori yang berpendapat bahwa disonansi

adalah perasaan tidak nyaman yang memotivasi orang untuk mengambil langkah

ketidaknyamanan itu. Disonansi adalah sebutan untuk ketidakseimbangan dan

konsistensi adalah sebutan untuk keseimbangan dan inkonsistensi adalah awal

sesuatu hal yang dipikirkan dengan kenyataan berbeda.

Teori sibernetika menekankan hubungan timbal balik di antara semua

bagian dari sebuah sistem. Ada dua genre teori sibernetika, pertama teori

penggabungan informasi dan yang kedua teori konsistensi. Teori konsistensi ini

memecah kepada dua bagian, pertama teori disonansi kognitif karya Leon

Festinger dan yang kedua teori penggabungan problematis oleh Austin Babrow.2

Dalam penulisan ini penulis menggunakan teori disonansi kognitif. fokus

dari teori ini ialah pada efek inkonsistensi yang ada di antara kognisi-kognisi.

Teori disonansi kognitif dibingkai oleh empat asusmsi dasar, yaitu:

1 Richard West dan Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,

(Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 137. 2 Stephen W. LittleJohn, Teori Komunikasi Theories Of The Human Communication,

(Jakarta: Salemba, 2009), h. 111-115.

Page 33: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

20

a. Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan

perilakunya.

b. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis.

c. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan

tindakan dengan dampak yang dapat diukur.

d. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha

untuk mengurangi disonansi.3

Tingkat disonansi dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, tingkat

kepentingan, atau seberapa signifikan suatu masalah berpengaruh terhadap tingkat

disonansi yang dirasakan. Signifikan atau tidaknya masalah tersebut dapat

diindikasi dengan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh seorang diluar

masalahnya. Semakin banyak jumlah aktivitas diluar masalah tersebut maka

disonansi akan lebih sedikit dan sebaliknya. Kedua, rasio disonansi yaitu jumlah

kognisi disonan berbanding dengan jumlah kognisi konsonan. Kognisi konsonan

merujuk pada perilaku yang relevan sementara kognisi disonan merujuk pada

perilaku yang merujuk pada ketidakseimbangan. Jika rasio kognisi disonan lebih

banyak dibandingkan konsonan maka rasionya negatif. Sehingga akan terjadi

inkonsistensi yang akan berdampak pada disonansi. Ketiga, rasionalitas yang

digunakan individu untuk menjustifikasi inkonsistensi. Rasionalitas merujuk pada

alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan mengapa sebuah ikonsistensi

3 Richard West dan Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

139.

Page 34: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

21

muncul. Makin banyak alasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi masalah

yang ada, maka semakin sedikit disonansi yang dirasakan.4

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata

sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan

demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa),

menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai

kebersamaan. Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan informasi antara satu sama lain, yang pada

gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.5

Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan, orang yang

menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang yang menerima

pernyataan disebut komunikan. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis

pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan, yang kedua

lambang. Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang

adalah bahasa.6

“Definisi secara istilah banyak sekali yang dikemukakan oleh para

ahli, salah satunya yaitu Harold Lasswell menjelaskan bahwa komunikasi

pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”

4 Richard West dan Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h.

140.

5 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),

h.31-32. 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 28.

Page 35: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

22

mengatakan “apa” dengan saluran “apa”, “kepada siapa”, dan “dengan

akibat apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom

and with what effect).”7

2. Karakteristik Komunikasi

Komunikasi mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan

serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta

berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja

serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari perilakunya.

c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku

terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihak-pihak

yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai

perhatian yang sama terhadap topik yang dikomunikasikan.

d. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan

menggunakan lambang-lambang, misalnya bahasa.

e. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, memberi dan

menerima. Kedua tindakan tersebut harus dilakukan secara seimbang

oleh pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

7 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 2.

Page 36: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

23

f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya bahwa para

pelaku yang teribat dalam komunikasi tidak selalu hadir pada waktu dan

tempat yang sama.8

3. Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam komunikasi terdapat unsur komunikasi, dalam proses

komunikasi unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan memiliki peranannya

masing-masing, diantaranya yaitu:

a. Pengirim pesan yaitu komunikator, Pengirim pesan adalah manusia yang

memulai proses komunikasi, disebut komunikator.

b. Penerima pesan yaitu komunikan, penerima pesan adalah orang yang

menerima pesan dari komunikator.

c. Pesan, adalah suatu hal yang sifatnya abstrak (konseptual, ideologis dan

idealistik). Akan tetapi, ketika ia disampaikan dari komunikator kepada

komunikan, ia menjadi konkret karena disampaikan dalam bentuk simbol

atau lambang berupa bahasa (baik lisan maupun tulisan), suara (audio),

gambar (visual), mimik, gerak-gerik dan sebagainya.

d. Saluran dan media komunikasi, saluran komunikasi lebih identik dengan

proses berjalannya pesan, sedangkan media komunikasi lebih identik

dengan alat untuk menyampaikan pesan agar sampai kepada komunikan.

e. Efek komunikasi, efek komunikasi adalah situasi yang diakibatkan oleh

pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi ini

berupa efek psikologis yang terdiri dari tiga hal, yaitu:

8 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, h. 33-34.

Page 37: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

24

1) Pengaruh kognitif, yaitu bahwa dengan komunikasi seseorang menjadi

tahu tentang sesuatu. Berarti komunikasi berfungsi untuk memberikan

informasi.

2) Pengaruh afektif, yaitu bahwa dengan pesan yang disampaikan terjadi

perubahan perasaan dan sikap.

3) Pengaruh konatif, yaitu pengaruh yang berupa tingkah laku dan

tindakan. Karena menerima pesan dari komunikator, komunikan bisa

bertindak untuk melakukan sesuatu.9

4. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Ada beberapa bentuk komunikasi diantaranya:

a. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal sering disebut juga komunikasi

intrapribadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan

diri sendiri. Komunikasi yang terjadi dalam diri individu ini juga

berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan

mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum

mengambil suatu keputusan. Komunikasi ini akan menjadikan seseorang

agar tetap sadar akan kejadian disekitarnya.

b. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal ialah komunikasi antara dua orang dan

terjadi kontak langsung dalam percakapan. Komunikasi ini juga dapat

9 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruuz Media, 2010), h.

65.

Page 38: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

25

berlangsung dengan berhadapan muka atau melalui media komunikasi

antara lain dengan melalui: pesawat telfon, atau radio. Komunikasi ini

bisa disebut efektif apabila komunikasi dapat menghasilkan perubahan

sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.

c. Komunikasi Kelompok

komunikasi kelompok ialah interaksi tatap muka antara tiga orang

atau lebih dengan tujuan berbagi informasi, pemecahan maasalah yang

mana anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain

secara tepat.

Sedangkan menurut Goldberg komunikasi kelompok ialah suatu

bidang studi, penelitian dan penerapan yang menitikberatkan tidak hanya

pada proses kelompok secara umum, tetapi juga pada perilaku

komunikasi individu untuk memiliki susunan rencana tertentu untuk

mencapai tujuan kelompok. Media komunikasi kelompok ini ialah seperti

Seminar dengan tujuan membicarakan suatu masalah dengan

menampilkan pembicara kemudian meminta pendapat.

d. Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah suatu proses dimana suatu organisasi

memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas, atau

suatu proses komunikasi dimana pesan dari media dicari digunakan dan

dikonsumsi oleh audiens. Oleh karena itu, komunikasi massa mempunyai

Page 39: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

26

karekteristik utama yaitu media massa sebagai alat penyebaran

pesannya.10

5. Faktor Hambatan Komunikasi

Dalam proses komunikasi tidak selamanya berjalan efektif, terkadang

sering terjadi hambatan dalam berkomunikasi, diantara hambatan yang

terjadi ialah:

a. Gangguan, ada dua jenis gangguan terhadap proses komunikasi menurut

sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan

semantik.

1) Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran

komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.

2) Gangguan semantik adalah gangguan pada pesan komunikasi yag

pengetiannya rusak.

b. Kepentingan, interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif

dalm menaggapi atau menghayati suatu pesan.

c. Motivasi, motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat

sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan

kekurangannya.

d. Prasangka, prejudice atau prasangka adalah salah satu rintangan atau

hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang

mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan

menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.11

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,h. 57-79. 11

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 45-49.

Page 40: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

27

C. Komunikasi Antarpribadi

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Joseph A Devito mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai

“proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau

diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa

umpan balik seketika”.12

Komunikasi antarpribadi dibedakan melalui analisis untuk

membedakan antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi non

antarpribadi. Menurut Miller dan Steinberg yang dikutip oleh Muhammad

Budyatna dalam bukunya Teori Komunikasi Antarpribadi, dibagi menjadi

tiga analisis tingkatan diantaranya:

a. Analisis pada tingkat kultural

Kultur merupakan keseluruhan kerangka kerja komunikasi seperti

kata-kata, tindakan-tindakan, postur, gerak-isyarat, nada suara, ekspresi

wajah, penggunaan waktu, ruang dan materi dan cara ia bekerja, bermain,

bercinta dan mempertahankan diri. Semuanya merupakan sistem

komunikasi yang lengkap dengan makna-makna yang hanya dapat dibaca

secara tepat apabila seseorang akrab dengan perilaku konteks sejarah,

sosial, dan kultural. Terdapat dua macam kultur, diantaranya yaitu:

1) Homogeneous, apabila orang-orang disuatu kultur berprilaku kurang

lebih sama dan menilai sesuatu juga sama.

2) Heterogenous, adanya perbedaan-perbedaan didalam pola perilaku

dan nilai-nilai yang dianutnya. Jadi, apabila komunikator melakukan

12

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, h.78.

Page 41: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

28

prediksi terhadap reaksi penerima atau receiver sebagai akibat

menerima pesan dengan menggunakan dasar kultural.13

b. Analisis pada tingkat sosiologis

Apabila komunikator tentang reaksi penerima atau receiver

terhadap pesan-pesan yang ia sampaikan didasarkan kepada keanggotaan

penerima didalam kelompok sosial tertentu, maka komunikator

melakukan prediksi pada tingkat sosiologis.

c. Analisis pada tingkat psikologis

Apabila prediksi mengenai reaksi pihak lain atau penerima

terhadap perilaku komunikasi kita didasarkan pada analisis dari

pengalaman-pengalaman belajar individual yang unik, maka prediksi itu

didasarkan pada analisis tingkat psikologis.14

2. Jenis-Jenis Komunikasi Antrapribadi

Secara teoristis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua

jenis menurut sifatnya yaitu komunikasi diadik dan komunikasi triadik,

yaitu:

a. Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung

antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang

menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan.

Oleh karena perilaku kounikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi

berlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya

kepada diri komunikasn seorang itu.

13

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi (Jakarta:

Prenada Media Group, 2011), h.2. 14

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi, h.4-5.

Page 42: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

29

b. Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya

terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang

komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka

komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan

perhatiannya kepada seorang komunikasi, sehingga ia dapat menguasai

frame of reference komunikasi sepenuhnya, juga umpan balik yang

berlangsung. 15

Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk

komunikasi lainnya, seperti komunikasi kelompok dan komunikasi

massa, komunikasi triadik merupakan komunikasi antarpribadi lebih

efektif dalam kegiatan mengubah sikap, opini, atau perilaku komunikan.

Demikianlah kelebihan, keuntungan dan kekuatan komunikasi

antarpribadi dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya.

Dalam komunikasi kelompok dan komunikasi massa juga mempunyai

kelebihan, keuntungan dan kekuatan tetapi sifatnya lain.

3. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan dimana komunikasi

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi utama komunikasi ialah

mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu

berupa fisik, ekonomi dan sosial. Keberhasilan yang reletif dalam

melakukan pengendalian lingkungan melalui komunikasi menambah

kemungkinan menjadi bahagia, kehidupan pribadi produktif. Kegagalan

relatif mengarah kepada ketidakbahagiaan akhirnya bisa terjadi krisis

15

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 62-64

Page 43: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

30

identitas diri. Sedangkan yang dimaksud dengan imbalan ialah setiap akibat

berupa perolehan fisik, ekonomi, dan sosial yang dinilai positif.16

4. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Diantara bentuk komunikasi memiliki masing-masing karakteristik,

maka karakteristik komunikasi antarpribadi bisa dilihat dari segi berikut:

a. Sifatnya yang dua arah atau timbal balik karena dilakukan secara

langsung sehingga masalah dapat cepat diatasi dan dipecahkan bersama.

b. Feedbacknya langsung, dan tidak tertunda. Karena berlangsungnya

komunikasi tersebut secara langsung, mka umpan baliknya dapat seketika

itu diketahui.

c. Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi, sekali waktu

menjadi komuikator dan sekali waktu pula menjadi komunikan.

d. Bisa dilakukan secara spontanitas, maksudnya tapa direncanakan terlebih

dahulu.

e. Tidak terstruktur, maksudnya masalah yang dibahas tidak mesti berfokus,

melainkan mungkin hal-hal yang tidakdalam rencana juga masuk dalam

pembicaraan.

f. Komunikasi ini lebih banyak terjadi antara dua orang, tetapi tidak

menutup kemungkinan terjadi pada sekelompok kecil orang.17

D. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai “daya

upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif

16

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi, h. 27. 17

Rhoudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta dan UIN Press, 2007), h. 113.

Page 44: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

31

merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan

mencapai tujuan.18

Definisi motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.19

Motivasi adalah “perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.20

2. Fungsi Motivasi

Dalam proses menghafal, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang

yang tidak mempunyai motivasi dalam menghafal, tidak akan mungkin

melaksanakan aktivitas menghafal. Motivasi diperlukan dalam menentukan

intensitas usaha mengahafal bagi para santri tunanetra. Menurut Hamalik

fungsi motivasi adalah:

a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan.Tanpa adanya

motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke

pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai

mesindalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat

lambatnya suatu pekerjaan.21

18

Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h.

73. 19

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.173. 20

Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 73. 21

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, h. 161.

Page 45: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

32

3. Jenis Motivasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono motivasi sebagai kekuatan mental

individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu:

a. Motivasi primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif dasar,

motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.

Dimyati mengutip pendapat Mc. Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari

pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai

kepuasan, contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.

b. Motivasi sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motif ini

dikaitkan dengan motif sosial, seikap dan emosi dalam belajar terkait

komponen penting seperti afektif, kognitif, dan kurasif, sehingga

motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam

usaha pencapaian prestasi belajar.22

4. Sifat Motivasi

Dalam menumbuhkan motivasi menghafal tidak hanya timbul dari

dalam diri santri tunanetra tetapi juga berasal dari luar, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik, sebagai berikut:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam pribadi

individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu.

b. Motivasi ekstrinsik

22

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 2005), h.86.

Page 46: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

33

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang

yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh

atau rangsangan dari luar, contoh ia belajar karena terdorong oleh orang

lain, karena takut mendapatkan hukuman.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi santri

tunanetra dalam proses menghafal, dengan timbulnya motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik dapat menimbulkan semangat menghafal yang

tinggi.23

E. Menghafal Al-Qur’an

1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

Kata dasar dari menghafal ialah hafal yang berarti bisa mengucapkan

diluar kepala tanpa melihat. Sedangkan arti dari menghafal ialah berusaha

mengingat.24

Sedangkan al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan

kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, yang apabila membacanya

dinilai ibadah. Membaca atau mendengarkan al-Qur’an saja bernilai ibadah,

apalagi sampai bisa hafal al-Qur’an karena Allah memuliakan serta

menjamin jasad para hafidz a-Qur’an akan terjaga dari binatang tanah.

Jadi, menghafal al-Qur’an adalah berusaha mengingat ayat-ayat al-

Qur’an yang sudah dihafal diluar kepala. Menghafal al-Qur’an bisa disebut

juga dengan tahfidz al-Qur’an, kata tahfidz merupakan bentuk masdar ghoir

mim dari kata تحفيظا -يحفظ –حفظ berarti menghafalkan.25

2. Metode Menghafal Al-Qur’an

23

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, h. 90. 24

Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indah Jaya Adipratama, 2011),

h.252. 25

Zaini Maki, “Keutamaan-Keutamaan Menghafal Al-Qur’an,” artikel diakses pada 28

Januari 2015 dari http://keutamaan-keutamaanmenghafalalquran.blogspot.com/

Page 47: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

34

Dalam menghafal al-Qur’an terdapat beberapa metode yang menjadi

alternatif untuk menghafal al-Qur’an, diantaranya yaitu:

a. Metode Wahdah

Maksud dari metode ini yaitu menghafal satu persatu ayat yang akan

dihafal. Setiap ayat bisa dibaca berulang kali hingga mampu membentuk

bayangan ayat hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada lisan.

b. Metode Kitabah

Metode ini diharuskan menulis ayat-ayat yang akan dihafalkannya

terlebih dahulu kemudian dibaca hingga lancar lalu dihafalkan. Metode

ini cukup praktis karena bukan hanya melibatkan lisan tapi aspek visual

menulis juga sangat membantu mempercepat terbentuknya pola hafalan.

c. Metode Sima’i

Metode ini gabungan dari metode wahdah dan metode kitabah, tapi

kitabah di metode ini lebih fungsional sebagai uji coba untuk menuliskan

ayat yang sudah dihafal. Kelebihan metode ini ialah untuk menghafal

sekaligus untuk pemantapan hafalan.

d. Metode Jama

Cara menghafal pada metode ini ialah dilakukan secara bersama-sama

yang dipimpin oleh instruktur. Satu persatu ayat dibacakan berulang-

ulang oleh instruktur kemudian diikuti oleh para penghafal hingga

mendapat pola hafalan ayat. Metode menarik karena dapat

menghilangkan kejenuhan dan membantu menghidupkan daya ingat.26

26

Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara,

1994), h. 63-66.

Page 48: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

35

3. Faktor Hambatan Menghafal Al-Qur’an

Dalam menghafal al-Qur’an tentunya memiliki kendala atau hambatan

dalam proses menghafal tersebut, diantaranya yaitu:

a. Ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi

Masalah ini biasanya ayat yang sudah dihafal sebelumnya hilang ketika

ditingal mengerjakann persoalan lainnya. Hal ini bukan saja dialami oleh

individu saja tapi juga hampir seluruh para penghafal al-Qur’an lainnya

ikut mengalaminya.

b. Banyaknya ayat-ayat yang serupa tapi tidak sama

Al-Qur’an memang miliki banyak ayat-ayat yang serupa. Maksudnya,

pada awalnya sama dan mengenai peristiwa yang sama pula. Namun,

pada pertengahan atau akhir ayatnya berbeda atau sebaliknya.

c. Gangguan-gangguan kejiwaan

Gangguan ini termasuk kedalam keadaan yang tidak normal, baik

berhubungan dengan fisik maupun mental keabnormalan yang

disebabkan karena sakit.

d. Gangguan lingkungan

Keberhasilan seseorang dalam menghafal al-Qur’an tergantung dari

keadaan lingkungan terutama pada pemilihan tempat untuk menghafal.27

4. Faktor Pendukung Menghafal Al-Qur’an

Terdapat beberapa hal yang dianggap penting sebagai pendukung

tercapainya tujuan menghafal al-Qur’an, diantaranya yaitu:

a. Usia yang ideal

27

Muhaimin Zen, Problematika Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1985), h.

39-234.

Page 49: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

36

Dalam menghafal al-Qur’an sebenarnya tidak ada batasan usia tertentu,

tapi tingkat usia seseorang memang berpengaruh terhadap keberhasilan

dalam menghafal al-Qur’an. Usia dini yang masih relatif muda akan lebih

potensial serap materi-materi yang dibaca atau dihafal ataupun

didengarkan dibanding dengan mereka yang sudah berusia lanjut. Namun

demikian, hal ini bukan berarti bahwa usia lanjut tidak bisa menghafal al-

Qur’an, asalkan dengan kemauan yang kuat.

b. Manajemen waktu

Para penghafal harus bisa mengantisipasi dan memilih waktu yang

dianggap sesuai dan tepat untuknya menghafal. Karena manajemen

waktu yang baik akan berpegaruh terhadap pelekatan materi, terutama

bagi mereka yang mempunyai kesibukan lain diluar menghafal al-

Qur’an.

c. Tempat menghafal

Situasi tempat ikut mendukung proses menghafal al-Qur’an. Karena

suasana dengan penuh kebisingan, penerangan tidak sempurna dan

gangguan lainnya bisa mengurangi konsentrasi. Menghafal bisa dimana

saja, para penghafal ada yang cenderung memilih tempat di alam terbuka

atau tempa-tempat sunyi lainnya.28

F. Pengertian Santri

Santri adalah istilah lain dari murid atau siswa yang mencari ilmu pada

lembaga pendidikan formal, bedanya santri ini mencari ilmu pada pondok

pesantren. Hampir seluruh masyarakat pun mengetahui tak asing lagi mendengar

28

Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, h. 56-61.

Page 50: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

37

kata santri dalam benak mereka. Umumnya santri diidentikkan bagi seseorang

yang tinggal di pondok pesantren yang kesehariannya mengkaji kitab-kitab salafi

atau kitab kuning, dengan tubuh mengenakan sarung, peci, serta pakaian koko

atau gamis yang menjadi pelengkap atau menambah ciri khas tersendiri bagi

mereka. Dalam bahasa jawa, santri berarti cantrik yaitu seseorang yang selalu

mengikuti gurunya kemanapun gurunya pergi atau menetap.29

Kata santri “mengimplementasikan fungsi manusia dengan 4 huruf yang

dikandungnya yaitu sin, satrul al aura (menutup aurat), nun, na’ibul ulama,

(wakil dari ulama), ta, tarkul al ma’ashi (meninggalkan kemaksiatan), ra, ra’isul

ummah (pemimpin umat)”.30

1. Pengertian Tunanetra

Tunanetra dilihat dari segi etimologi bahasa, tuna berarti rugi dan

netra berarti mata atau cacat mata, istilah tunetra yang mulai populer dalam

dunia pendidikan dirasa cukup tepat untuk menggambarkan keadaan

penderita yang mengalami kelainan indera pengelihatan, baik kelainan itu

bersifat berat maupun ringan. Sedangkan istilah buta pada umumnya

melukiskan keadaan mata yang rusak, baik sebagian (setengah) maupun

seluruhnya (kedua-duanya), sehingga mata itu tidak lagi dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.31

Gangguan penglihatan bisa terjadi karena suatu

penyakit, mengalami kecelakaan atau cedera yang bersinggungan dengan

sistem penglihatan.

29

Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:

Paramadina Mastuhu, 1999), h. 19-20. 30

Mas Dewa, Kiai Juga Manusia, Mengurai Plus Minus Pesantren, Kiai, Gus, Neng,

Pengurus dan Santri, (Probolinggo: Pustaka El-Qudsi, 2009), h. 23-25. 31

Soekini Pradopo, Suharto dan L Tobing, Pendidikan Anak-Anak Tunanetra, (Bandung:

Masa Baru,t.t.), h.12.

Page 51: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

38

2. Karakteristik Tunanetra

Secara spesifik anak yang mengalami gangguan penglihatan

(tunanetra) dapat diidentifikasi dengan ciri fisik sebagai berikut:

a. Tidak mampu melihat,

b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,

c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata,

d. Sering meraba-raba atau tersandung waktu berjalan,

e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil didekatnya,

f. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh, bersisik dan kering,

g. Mata bergoyang terus.32

3. Klasifikasi tunanetra

Klasifikasikan tunanetra berdasarkan pada waktu terjadinya

ketunanetraan sebagai berikut:

a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir, yaitu mereka yang sama sekali tidak

memilki pengalaman melihat.

b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, yaitu mereka telah memiliki

kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah

terlupakan.

c. Tunanetra pada usia sekoah atau pada usia remaja. Mereka telah

memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang

mendalam terhadap proes perkembangan pribadi.

d. Tunanetra pada usia dewasa, pada umumnya mereka yang dengan segala

kesadaran mampu melakuan latihan-latihan penyesuaian diri.

32

Lagita Manastas, Strategi Mengajar Siswa Tunanetra, (Yogyakarta: Imperium, 2014), h.

4.

Page 52: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

39

e. Tunanetra pada usia lanjut, sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-

latihan penyesuaian diri.

f. Tunanetra akibat bawaan.33

Sementara klasifikasi tunanetra lainnya dijelaskan oleh Howard dan

Orlansky. Klasifikasi tunanetra berdasarkan pada kelainan-kelainan yang

terjadi pada mata. Kelainan ini disebabkan karena adanya kesalahan

pembiasan pada mata. Hal ini terjadi bila cahaya tidak terfokus sehingga

tidak jatuh pada retina. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan memberikan

kacamata atau kontak lensa.

Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Myopia adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan

jatuh dibelakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek

didekatkan.

b. Hyperopia adalah penlihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan

jatuh didepan retina. Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan.

c. Astigmatisme adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang

disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata atau pada

permukaan lain bola mata sehingga bayangan benda baik pada jarak

dekat maupun jauh tidak fokus jatuh pada retina.34

4. Pengertian Santri Tunanetra

33

Soekini Pradopo, Suharto dan L Tobing, Pendidikan Anak-Anak Tunanetra, h. 12-13. 34

Lagita Manastas, Strategi Mengajar Siswa Tunanetra, h.5-7.

Page 53: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

40

Santri adalah “orang yang mendalami ilmu agama islam dengan tekun”.35

Sedangkan tunanetra adalah orang yang indera pengelihatannya terganggu

sehingga tidak bisa melihat atau buta. Jadi santri tunanetra adalah orang yang

mendalami ilmu agama islam secara tekun namun memiliki gangguan pada indera

penglihatan atau bisa disebut juga dengan buta. Secara keseluruhan santri

tunanetra sama halnya dengan santri pada umumnya yakni sama-sama menekuni

agama islam. Namun yang menjadi pembeda adalah terlihat dari fisik terutama

pada indera penglihatan.

Seorang santri tunanetra sebenarnya tidak berbeda jauh dengan santri

normal dalam menghafal al-Qur'an. Namun, santri tunanetra memiliki

kekhususan, yaitu menggunakan al-Qur'an braille sebagai media bantu dalam

proses menghafal al-Qur'an. al-Qur'an braille ini digunakan sebagai pengganti al-

Qur'an biasa yang tidak dapat dibaca oleh santri tunanetra.

35

Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia, h.669.

Page 54: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

41

BAB III

Gambaran Umum Yayasan Raudlatul Makfufin

A. Profil Umum Yayasan Raudlatul Makfufin

Sesuai namanya Raudlatul Makfufin yang berarti taman tunanetra. Itu

artinya, sejumlah santri yang mukim maupun yang tidak mukim di yayasan

Raudlatul Makfufin adalah para penyandang tunanetra. Mereka berasal dari

berbagai wilayah di Indonesia. Tiada mata tak hilang cahaya adalah ungkapan

yang pantas untuk mereka karena di yayasan Raudlatul Makfufin inilah, mereka

yang ditakdirkan Allah SWT memiliki keterbatasan dalam penglihatan, justru

memiliki keluasan dan kelapangan mata hati untuk menimba ilmu dan

menebarkannya terkhusus ilmu agama.

Yayasan Raudlatul Makfufin bergerak dalam bidang pembinaan agama dan

mental serta kesejahteraan yang didirikan atas dasar kepedulian sosial terhadap

orang-orang penyandang tunanetra. Karena pada saat itu, belum ada satupun

lembaga di Jakarta yang secara khusus menangani pembinaan agama. Pada

umumnya lembaga ketunanetraan lebih banyak bergiat di bidang rehabilitasi dan

pendidikan atau latihan serta upaya kesejahteraan sosial dalam arti umum dan

yayasan ini juga memproduksi al-Qur’an braille yang terbitannya menjadi rujukan

penulisan dan penerbitan al-Qur’an braille di Indonesia.

Yayasan ini terletak di JL. Raya Puspitek, Gg.Rais, No. 10 A RT. 002/05,

Kp. Jati, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, kota Tangerang Selatan,

Provinsi Banten 15316. Lokasinya yang cukup jauh dari jalan utama, dan tidak

ada angkutan umum yang melalui jalan tersebut. Tempat yang masih telihat asri

Page 55: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

42

dan sepi dari keramaian membuat kenyamanan tersendiri bagi santri Raudlatul

Makfufin.

Namun, tempatnya yang tidak strategis itulah yang membuat santri mukim

di yayasan Raudlatul Makfufin lebih sedikit sekitar 6 orang dibanding

sebelumnya ketika yayasan Raudlatul Makfufin bertempat di Ciputat mencapai 10

sampai 15 orang. Karena Ciputat cukup stategis dekat dengan kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, SLB yang berada di Lebak Bulus, UHAMKA serta UMJ.

Kegiatan di yayasan Raudlatul Makfufin antara lain yakni menghafal al-

Qur’an, muhadatsah, pendidikan terjemah al-Qur’an, kajian kitab-kitab seperi

fiqih, hadits arba’in, dan ilmu agama lainnya. Keterampilan seni musik islami

seperti marawis, kemudian pelatihan mengetik 10 jari, pelatihan komputer

dengan screen reader, dan pendidikan kejar paket A, B, dan C. Ada satu lagi

kegiatan di yayasan Raudlatul Makfufin yang sangat bermanfaat, inspiratif

sekaligus serta memotivasi. Kegiatan itu adalah penyusunan dan pencetakan al-

Qur’an menggunakan huruf braille. Untuk penyusunannya, sebenarnya sudah

berlangsung sejak 1996 lalu, sementara pencetakannya baru dimulai pada tahun

2000, dan masih dilakukan hingga kini.1

B. Sejarah Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin

Yayasan Raudlatul Makfufin didirikan pada tanggal 26 November 1983 di

Jakarta Timur oleh R.M. Halim (Alm) bersama beberapa rekan tunanetra dan non

tunanetra, karena pada saat itu belum ada satupun lembaga di Jakarta yang secara

khusus menangani pembinaan agama bagi tunanetra. Saat itu yayasan belum

memiliki kantor sekretariat sendiri, jadi masih berpindah. Pada tahun 1991, Bapak

1 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 56: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

43

Munawir Sjadzali, yang waktu itu menjabat Menteri Agama, memiliki perhatian

khusus, dengan memberikan pinjaman sebidang tanah milik Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta di kawasan Kertamukti, Ciputat, atau seberang gedung

kampus Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada. Tak hanya itu,

Bapak Munawir juga ikut andil dalam mensukseskan pembangunan gedung untuk

pusat kegiatan yayasan Raudlatul Makfufin. Pada 1992, pak Munawir juga yang

meresmikan kantor sekretariat yayasan Raudlatul Makfufin. Sejak saat itu, seluruh

kegiatan yayasan Raudlatul Makfufin dapat terpusat di satu lokasi,” tutur Ade

Ismail, S. Pd, selaku ketua pengurus yayasan Raudlatul Makfufin.2

Seiring waktu berjalan, pada 2009, muncul kebijakan dari Pemerintah yang

mengharuskan yayasan Raudlatul Makfufin berpindah lokasi. Kebijakan ini

memang mengharuskan seluruh aset-aset negara, termasuk lahan yang ditempati

sebagai kantor sekretariat yayasan Raudlatul Makfufin, dikembalikan lagi kepada

negara, dalam hal ini Departemen Agama untuk kepentingan pembangunan

Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami sepenuhnya menyadari, tanah

yang selama ini dimanfaatkan yayasan Raudlatul Makfufin hanya sebatas

pinjaman dengan status hak guna pakai, sehingga ketika lahan tanah ini diminta

kembali, sudah tentu kami kembalikan kepada yang memang berhak

memilikinya,” urai Ade Ismail, S. Pd.3

Kebijakan pengembalian lahan tanah pinjaman tadi memang mengharuskan

yayasan Raudlatul Makfufin berpikir keras untuk mencari lokasi baru dan

2 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin. 3 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 57: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

44

membangun kembali gedung sekretariat baru. Masalahnya, untuk membangun

kembali gedung sekretariat baru, tentu butuh dana yang tidak sedikit. Melalui jalur

perundingan dengan pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, akhirnya

disepakati bahwa UIN Syarif Hidayatullah akan membantu pembangunan gedung

sekretariat baru saja. Artinya, tanpa disertai upaya pengadaan lahan tanahnya.

Alhamdulillah, kami mendapatkan tanah wakaf dari seorang hamba Allah,

seluas 1.000 meter persegi, yang kami tempati sekarang ini. Itu berarti, lahan

tanahnya sudah ada, tinggal membangun gedungnya. Bersyukur, pihak UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta aktif mengumpulkan dana sosial dengan tujuan

pembangunan gedung sekretariat yayasan Raudlatul Makfufin, salah satu caranya

dengan melaksanakan fund raising ke banyak pihak. Sekaligus ini membuktikan

tanggung jawab pihak kampus UIN Syarif Hidayatullah untuk mengganti

bangunan gedung yayasan Raudlatul Makfufin sebelumnya. Pembangunan

gedung baru sekretariat yayasan Raudlatul Makfufin akhirnya terlaksana secara

baik. Hingga akhirnya, pada 2010, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof

Komaruddin Hidayat membubuhkan tanda tangannya dengan tinta emas di atas

batu prasasti berwarna hitam, sebagai pertanda peresmian gedung. Meski

diresmikan oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah, tapi yayasan kami ini tidak ada

sangkut pautnya secara formal kelembagaan dengan Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Kehadiran Bapak Komaruddin waktu itu, hanya sekadar

meresmikan gedung baru, sebagai tindak lanjut dari kebijakan perapihan aset

milik Negara dan membuat gedung lama sekretariat yayasan Raudlatul Makfufin

Page 58: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

45

dibongkar. Hingga kini, hubungan secara nonformal dengan Kampus UIN Syarif

Hidayatullah tetap terjalin baik, ungkap Ade Ismail, S. Pd.4

Kemudian alasan dasar pendirian yayasan Raudlatul Makfufin karena:

1. Kemiskinan dan kebodohan dekat dengan kekufuran

2. Ketunanetraan tidak menanggalkan kewajiban beribadah

3. Perlu strategi, metodologi dan sarana khusus untuk tunanetra belajar agama

4. Pendekatan agama cara efektif memahami makna penderitaan atau musibah

5. Tunanetra berbakat berpeluang untuk mengabdikan diri dibidang agama jika

diberi kesempatan dan didukung sarana yang memadai

6. Perlu lembaga pengelola dana masyarakat untuk kesejahteraan sosial

tunanetra.5

1. Visi dan Misi Yayasan Raudlatul Makfufin

Visi Yayasan Raudlatul Makfufin adalah wahana jasa untuk pembinaan

agama islam dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim agar memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Misi Yayasan Raudlatul Makfufin yaitu:

a. Menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan dakwah.

b. Menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman

dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional.

c. Menyelenggarakan kursus keterampilan usaha.

d. Mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan.

Pentingnya pemberdayaan penyandang tunanetra bagi yayasan Raudlatul

Makfufin.6

4 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin. 5 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 59: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

46

2. Program Kegiatan Yayasan Raudlatul Makfufin

Program kegiatan di yayasan Raudlatul Makfufin diadakan guna untuk

menunjang kemampuan, meningkatkan pengetahuan, kretifitas serta

pemahaman keagamaan sebagai wadah mereka untuk menggali potensi diri,

diantarnya yaitu:

a. Kursus keagamaan

1) Kursus pemberantasan buta huruf al-qur’an braille dan dasar-dasar

agama

2) Kursus seni baca al-Qur’an

3) Kursus tahfidz al-Qur’an

b. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) berupa program kejar paket A, B dan

program paket C

c. Pesantren tunanetra

d. Majelis ta’lim

e. Kursus Komputer bicara

f. Pengadaan al-qur’an braille dan pembraillean buku-buku sumber agama

islam

g. Peringatan hari-hari besar islam

h. Pengkaderan jama’ah melalui IKJAR (Ikatan Jama’ah Raudlatul Makfufin).7

Sedangkan program kedepannya yayasan Raudlatul Makfufin akan

mencanangkan perpustakaan buku-buku agama islam, hal ini berkaitan dengan

program pengadaan al-Qur’an braille dan buku agama yang diproduksi oleh

yayasan Raudlatul Makfufin. Hal tersebut untuk memfasilitasi para

6 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin.

7 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 60: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

47

penyandang tunanetra untuk lebih memperkaya ilmu pengetahuan mereka

dalam hal keagamaan.

3. Prestasi yayasan Raudlatul Makfufin

1. Yayasan Raudlatul Makfufin menjadi wakil dari Indonesia dalam

Konferensi Internasional Al-Qur’an braille yang diadakan di Istanbul Turki

pada tahun 2013.

2. Juara 2 ditahun 2010 dan juara 3 ditahun 2014 pada MTQ golongan canet

(cacat netra) di tingkat Provinsi Banten sesuai dengan Surat Keputusan

Dewan Hakim Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi

Banten tahun 2010 dan 2014.

3. Kementerian Agama melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (

LPMA) membentuk tim penyusun qur’an braille, yayasan Raudlatul

Makfufin menjadi salah satu dari tim penyusun tersebut.

4. Yayasan Raudlatul Makfufin diundang oleh Badan Agama dan

Pembelajaran Agama (BAPA) Radin Mas untuk mengikuti Islamic

Singapore Expo, pada bulan September 2014

5. Kementerian Agama melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an

(LPMA) membuat standar al-Qur’an braille di Indonesia, dengan merujuk

pada hasil pencetakan al-Qur’an braille yang diproduksi yayasan Raudlatul

Makfufin.

6. Juara 2 pada MTQ tingkat DKI.

7. Juara 1 Marawis tingkat remaja masjid se-Pamulang tahun 2008.

Page 61: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

48

8. Juara 2 Marawis tingkat remaja masjid.8

4. Kegiatan Sosial Yayasan Raudlatul Makfufin

Dari beberapa bentuk kegiatan dan pengembangan keterampilan tersebut,

ada beberapa kegiatan sosial yang dilakukan yayasan Ruadulatul Makfufin,

antara lain adalah:

1. Memberikan al-Qur’an braille cuma-cuma keseluruh tunanetra yang

membutuhkan.

2. Berkurban tiap hari Raya Idul Adha untuk saling membantu.

3. Pelatihan membaca al-Qur’an braille.

4. Memberikan buku-buku keagamaan dalam bentuk huruf braille kepada yang

membutuhkan.

5. Pengadaan pengajian-pengajian keagamaan.9

C. Susunan Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin

Susunan pengurus disebuah lembaga berperan penting demi tercapainya

tujuan bersama. Setiap bagian serta posisi suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.

Dewan penyantun:

1. Hj. Lea Irawan (ketua)

2. Prof.Dr. Komaruddin Hidayat

3. Dr.H. Marzuki Usman,SE.

4. Dr.Hj. Oktini Watti

8 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin. 9 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 62: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

49

5. Dra.Hj. Lina Liputri,Apt

6. Hj. Ningrum Maurice Nugroho

7. Dr. Eko Prihaningsih

Pembina:

1. Ahmad Joni Watimena

2. Drs. Nur Kholiq S.Q.

3. Drs. Ngatijo AS.

Pengawas:

1. Akrom Hasani, S.Ag.

2. Budi Santoso, S.Sos.I

3. Drs. Muhyi Choiruddin

Pengurus:

1. Ade Ismail, S.Pd (Ketua)

2. Rafik Akbar (Sekretaris)

3. Diah Rahmawati, S.Pd (Bendahara)

Unit Pengurus yayasan:

a. Unit Pendidikan dan Pesantren: Sapto Wibowo, S.Sos

b. Unit Pembraille buku dan Produksi Qur’an: Mohammad Zainal Abidin

c. Unit Kewirausahaan: Drs. Abdul Wahab.10

10

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 63: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

50

Page 64: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

50

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Pesan Komunikasi Antarpribadi yang Diberikan Pengajar kepada Santri

Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur’an

Komunikasi antarpribadi dimana pesan terkirim dari pengirim dan

penerima, keduanya sama-sama berperan ganda menjadi pembicara sekaligus

pendengar. Komunikasi antarpribadi menjadi proses yang sangat lazim dilakukan

oleh semua orang begitu juga dengan penyandang tunanetra. Komunikasi

antarpribadi yang diberikan pengajar kepada santri tunanetra di yayasan Raudlatul

Makfufin merupakan penunjang dalam memotivasi menghafal al-Qur’an.

Pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan ataupun sebaliknya

mempunyai beberapa bentuk yakni verbal dan nonverbal. Dalam penyampaian

pesan ini bersifat memberi dan menerima pesan, seperti obrolan yang terjalin

bersifat dua arah, masing-masing memiliki hak. Jadi tidak ada yang lebih

menguasai pembicaraan. Hal tersebut memudahkan proses komunikasi antara

pengajar dan santri tunanetra.

Bentuk pesan yang digunakan pengajar kepada santri tunanetra ataupun

sebaliknya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bentuk Verbal

Komunikasi verbal adalah pesan yang dikirim dalam bentuk lisan

maupun tulisan. Komunikasi verbal melalui lisan bisa dilakukan dengan

menggunakan media, seperti berbicara ditelepon. Pengajar menyampaikan

Page 65: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

51

pesan dalam bahasa lisan, seperti sapaan, teguran, nasehat, candaan, perintah,

obrolan. Hal tersebut bermaksud agar santri tunanetra yang diajak komunikasi

melakukan apa yang dikehendaki pengajar. Disela-sela waktu setoran hafalan

pengajar memanfaatkan komunikasi verbal secara lisan untuk memberikan

motivasi kepada santri.

Komunikasi sehari-hari antar sesama santri tunanetra berjalan lancar tapi

harus dengan volume agak keras. Sebagaimana sesuai dengan hasil wawancara

dengan Ade Ismail mengatakan bahwa “kalau interaksi sehari-hari ya jangan

takut ngomong. Karena jangan harap ditegur kalau tidak tegur duluan. Kami

ya memanfaatkan indera pendengaran jadi kalau bicara suaranya jangan pelan,

harus lebih keras”.1

Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa dalam pengunaan komunikasi

verbal yang dilakukan oleh penyandang tunanetra sama seperti layaknya orang

normal akan tetapi mereka lebih mengandalkan pendengaran karena indera

pendengaran ini satu-satunya yang mereka miliki untuk bisa menerima sebuah

pesan atau informasi. Lalu dalam berkomunikasi antar sesama penyandang

tunanetra, baik antara pengajar dengan santri ataupun sebaliknya atau bahkan

berkomunikasi dengan orang normal sekalipun, yakni jangan malu untuk

mengeluarkan suara, berbicaralah dengan volume yang agak keras. Inilah salah

satu bentuk motivasi dari pengajar kepada santrinya agar mereka memiliki

kepercayaan diri berkomunikasi dengan orang lain, selain itu bisa bermanfaat

bagi santri agar mereka meiliki atau mengetahui potensi dirinya.

1 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 66: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

52

Kemudian komunikasi verbal dalam memotivasi menghafal al-Qur’an

pengajar memberikan teguran berupa perbaikan lafadz ataupun kesalahan

disaat proses menghafal atau pada saat setoran hafalan. Sebab dalam proses

menghafal, dengan mendengarkan saja tidak cukup, bisa terjadi kesalahan

sebagaimana wawancara dengan Ade Ismail selaku ketua dewan pengurus

mengatakan “…kalau belajar menghafal hanya dengar dari suara bisa saja

salah. Seperti perbedaan illa, ila atau dengan ala, dimana penempatan tasydid

atau panjang pendek. Terlebih lagi bagi santri yang sama sekali tidak bisa atau

awam akan huruf arab…”.2

Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa dalam menghafal al-Qur’an santri

tunanetra dianjurkan bisa membaca al-Qur’an braille. Karena jika bisa

membaca sendiri akan tau letak perbedaan lafadz yang sama namun berbeda

seperti illa dengan ila, bertasydid atau tidak bertasydid. Mengetahui perbedaan

pelafadzan seperti ini merupakan hal mendasar dalam bahasa arab. Dua kata

atau lebih bisa saja memiliki pelafalan hampir sama, namun secara tulis

berbeda dan maknanya akan berbeda pula. Oleh karena itu, untuk mengatasi

terjadinya kesalahan, pengajar akan mengkomunikasikannya dengan santri

lewat teguran apabila terjadi kesalahan-kesalahan.

2. Bentuk Non verbal

Pesan non verbal adalah pesan yang dikirim dalam bentuk gerak bahasa

tubuh, ataupun tanda-tanda. Komunikasi non verbal melalui gerak bahasa

2 Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 67: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

53

tubuh bisa meliputi mimik, kedipan mata, ekspresi muka, serta perubahan

volume suara dan lain sebagainya.

Penggunaan komunikasi non verbal sangat berperan penting dalam

melengkapi efektifitas komunikasi verbal. Misalnya ketika santri tunanetra ada

yang lama tidak menyetorkan hafalannya maka pengajar akan memberikan

teguran dengan perubahan volume dengan penegasan agar santri mau

menghafal dan menyetorkan hafalannya.

B. Upaya yang Dilakukan Pengajar kepada Santri Tunanetra dalam

Memotivasi Menghafal Al-Qur’an

Seorang pengajar harus mampu memberikan motivasi kepada santri

tunanerta yang sesuai dengan kondisi mereka untuk mencapai tujuan. Karena

kekurangan fisik yang dialami seringkali membuat orang di sekitar lingkungannya

memandang sebelah mata, namun ada juga yang merasa simpati terhadap

tunanetra. Semua anggapan itu tergantung dari pribadi setiap orang yang

menilainya. Inilah yang membuat pengajar memiliki peran penting untuk

menumbuhkan motivasi santri tunanetra. Pengajar perlu memberikan rasa percaya

diri kepada santri tunanetra agar tidak merasa rendah karena anggapan-anggapan

negatif dari beberpa orang.

Pada awalnya pengajar harus mengetahui apa saja minat santri tunanetra

dalam menghafal al-Qur’an. Karena minat mempunyai sumbangan yang besar

dalam menghafal al-Qur’an. Tujuan dari minat itu sendiri adalah sebagai upaya

untuk menambah rasa kecintaan terhadap kegiatan menghafal al-Qur’an. Seorang

santri yang memiliki minat menghafal yang tinggi maka akan memberikan

kekuatan secara internal pada diri santri untuk tetap konsisten menghafal. Santri

Page 68: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

54

yang awalnya hanya ikut-ikutan atau terbawa arus niatnya akan terpicu oleh

kondisi lingkungan. Lingkungan yang dipenuhi oleh santri-santri yang memiliki

semangat dan minat menghafal tinggi akan memunculkan iklim positif. Mereka

yang semangat dan memiliki minat tinggi dalam menghafal secara tidak langsung

mempengaruhi santri lain untuk memiliki semangat yang sama, bahkan melebihi.

Minat santri tunanetra dalam menghafal ditimbulkan karena dari firman

Allah SWT ataupun hadits-hadits yang menerangkan tentang keistimewaan orang

menghafal al-Qur’an, salahsatunya surga merindukan empat golongan salahsatu

golongan tersebut adalah golongan orang yang hafal al-Qur’an.3 Minat dari santri

yayasan Rudlatul Makfufin dalam menghafal al-Qur'an pada umumnya juga

dikarenakan hal baru yang mereka temukan, yaitu kemampuan membaca dan

menghafal. Para santri sangat tertarik ketika mereka menemukan komunitas

tunanetra seperti mereka yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk

menghafal al-Qur'an. Hal yang sangat berbeda jauh dengan anggapan awal

mereka bahwa seorang tunanetra memiliki kesempatan yang sangat kecil untuk

dapat melakukan hal tersebut. Mulai dari sini lah santri mulai tertarik dengan

komunitas penghafal al-Qur'an di yayasan Raudlatul Makfufin. Terlebih lagi

keunikan tersendiri dari yayasan Raudlatul Makfufin yang membuat dan mencetak

sendiri al-Qur'an braille, menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang

menumbuhkan minat untuk bergabung dengan program tahfidz al-Qur'an di

yayasan Raudlatul Makfufin. Dan yayasan Raudlatul Makfufin tidak

membebankan biaya kepada santri tunanetra, bagi santri tunanetra yang mukim

sudah terjamin kebutuhannya karena sudah ditanggung oleh para donatur yayasan

3 Wawancara Pribadi dengan Mutaqin Santri Tunanetra Mukim. Tangerang, 12 Agustus

2015 di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 69: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

55

Raudlatul Makfufin dan bagi santri tunanetra nonmukim akan diberikan uang

transpot pengganti dari yayasan bagi yang hadir. Dan pengajar juga menjadi

suritauladan untuk membuat santri tunanetra tertarik dalam menghafal karena

pengajar secara tidak langsung memotivasi santri tunanetra walau memiliki

keterbatasan tapi mampu membimbing santri tunanetra dalam menghafal.

Program tahfidz al-Qur'an belum lama diadakan di yayasan Raudlatul

Makfufin tepatnya mulai dilaksanakan pada bulan September 2014. Santri-santri

yang mengikuti program ini pun tergolong pemula dan ada beberapa yang sudah

berpengalaman dibidang tahfidz Qur’an baik itu dalam perlombaan atau

banyaknya juz yang sudah dihafal dan ada yang tidak. Dari hal tersebut santri

tunanetra yang perkembangnya lebih cepat dapat menjadi contoh kepada santri

tunanetra yang masih tergolong pemula lainnya dalam menghafal al-Qur’an serta

tetap menstabilkan minatnya atau bahkan meningkatkan minatnya dalam

menghafal al-Qur’an walau dalam keadaan yang memiliki kekurangan fisik

karena pada umumnya dalam menghafal membutuhkan keselarasan antara indera

pengelihatan untuk melihat ayat-ayat yang akan dihafal guna untuk menghindari

kesalahan ayat dan indera pendengaran karena susuatu hal yang sering didengar

berulang kali akan dengan sendirinya menjadi hafal.

Walau program tahfidz masih belum lama dilaksanakan oleh yayasan

Raudlatul Makfufin. Para santri begitu antusias untuk menghafal al-Qur’an.

Faktor yang membuat santri ingin menghafal hingga bertahan sampai saat ini

karena penasaran dan baru setengah jalan, jadi rasa penasaran mereka semakin

menjadi karena sulit untuk berhenti ditengah jalan atau putus asa tanpa

menghasilkan apa-apa. Karena semakin banyak rintangan justru semakin

Page 70: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

56

membuat santri penasaran untuk terus maju, sekuat apa rintangan yang

menghalangi para santri sehingga santri semakin penasaran.4

Pengajar melakukan beberapa cara untuk memotivasi para santri tunanetra

agar lebih maksimal dalam menghafal al-Qur’an, beberapa metode untuk

memotivasi menghafal al-Qur’an santri tnanetra sebagai berikut:

1. Memberikan nasehat

Pengajar sering memberikan nasehat untuk memotivasi santri tunanetra

dalam menghafal al-Qur’an, seperti kemuliaan orang penghafal al-Qur’an yang

jasadnya terjaga didalam kubur karena hafal al-Qur’an, hadits-hadits yang

menerangkan bahwa surga rindu terhadap empat golongan salah satunya ialah

golongan orang yang hafal al-Qur’an, dan juga pernyataan dari pengajar

kepada santri tunanetra “…kamu itu di dunia sudah terlahir dalam keadaan

buta, nanti jangan sampai di akhirat kamu dibangkitkan juga dalam keadaan

buta seperti ini…”.5 Makna nasehat yang disampaikan tersebut adalah supaya

santri tunanetra terus semangat dalam menghafal walaupun sulit tapi harus

terus berusaha.

Respon santri terhadap nasehat tersebut adalah mereka semakin

termotivasi karena dengan adanya nasehat beliau bisa memotivasi santri yang

berbeda latar belakang, sikap, usia dan lain sebagainya. Pengajar yang selalu

memberikan semangat dan meyakinkan santri bahwa mereka memiliki

kemampuan yang sama dengan manusia normal, mampu membaca dan

mengingatnya. Tanpa motivasi dari beliau para santri tidak bisa sampai seperti

4 Wawancara Pribadi dengan Mutaqin Santri Tunanetra Mukim. Tangerang, 21 Agustus

2015 di yayasan Raudlatul Makfufin. 5 Wawancara Pribadi dengan Mutaqin Santri Tunanetra Mukim. Tangerang, 12 Agustus

2015 di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 71: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

57

sekarang ini. Sekarang muncul santri-santri yang telah memiliki kepercayaan

diri dan sampai ada yang memiliki hafalan 15 juz hingga 30 juz. “Begitu besar

jasa pengajar untuk bisa memotivasi santri dimulai dari kata-kata yang lembut

sampai kata-kata yang kasar sekalipun, namun dengan tujuan yang baik”.6

2. Memberikan soal ayat

Pada dasarnya dalam menghafal membutuhkan keselarasan antara indera

pengelihatan dan inder pendengaran, untuk melihat ayat-ayat yang akan dihafal

guna menghindari kesalahan ayat. Tanpa indera pengelihatan tunanetra

menajamkan hafalannya dengan memaksimalkan kemampuan pendengaran

yang mereka. Salah satu yang diberikan oleh pengajar untuk memperkuat

ketajaman menghafal santri tunanetra adalah dengan melakukan pengulangan

hafalan santir tunanetra dalam sebuah evaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan

dengan cara memberikan soal berupa potongan ayat dan santri diharuskan

melanjutkan ayat yang didengarnya dari pengajar. Kegiatan ini dilakukan

setiap pertemuan.

Soal merupakan bahan evaluasi yang biasa diberikan pengajar, dengan

diadakannya soal santri tunanetra akan lebih giat dalam menghafalnya karena

akan mempersiapkan soal yang akan ditanyakan pengajar. Supaya pengajar

bisa mengetahui sejauh mana kemampuan setiap santri tunanetra.

3. Memberikan bimbingan secara pribadi

Dalam setiap individu santri tunanetra memiliki kemampuan yang

berbeda dalam menghafal al-Qur’an ataupun diluar menghafal al-Qur’an

seperti masalah pribadi yang mempengaruhi semangatnya dalam menghafal al-

6 Wawancara Pribadi dengan Juanda Saputra Santri Tunanetra Nonmukim. Tangerang, 20

Agustus 2015 di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 72: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

58

Qur’an. maka pengajar akan memberikan waktu diluar jam program tahfidz

untuk memberikan bimbingan agar santri tunanetra merasa diperhatikan dan

akan lebih semangat dalam menghafal al-Qur’an. Pengajar sebagai

pembimbing bagi santri tunanetra memiliki peran krusial dalam

membangkitkan kembali semangat dan motivasi santri tunanetra dalam

menghafal al-Qur’an. pengajar akan memberikan waktu diluar jam program

tahfidz untuk memberikan bimbingan agar santri tunanetra merasa diperhatikan

dan akan lebih semangta dalam menghafal al-Qur’an.

C. Disonansi Kognitif (Perasaan Ketidakseimbangan) dan Perubahan

Perilaku pada Santri Tunanetra dalam Menghafal Al-Qur’an

Pada dasarnya sifat manusia yang mementingkan konsistensi

(keseimbangan), bahwa orang tidak akan menikmati inkonsistensi dalam pikiran

dan keyakinan mereka. Namun sebaliknya, mereka akan mencari konsistensi

(keseimbangan). Inilah mengapa santri tunanetra merima keadaannya yang

memiliki kekurangan dalam pengelihatan, karena mereka pasrah serta sadar akan

kekurangan keadaan mereka yang tidak bisa berbuat banyak dalam keadaan tidak

bisa melihat. Hingga akhirnya mereka terbiasa dengan keadaannya sehingga tidak

terlintas dalam pikiran mereka saat itu untuk maju atau berubah.

Namun lambat laun santri tunaetra ini meratapi hidup yang dijalani, ingin

rasanya bisa lebih baik dan bisa bermanfaatkan untuk orang lain walau dengan

keterbatasan fisik salah satunya dengan menghafal al-Qur’an. Saat santri tunanetra

ini mulai menemukan komunitas maka santri tunanetra merasakan inkonsistensi

yang membuktikan ternyata penyandang tunanetra itu mampu lebih maju dari

anggapan sebelumnya yang mengatakan bahwa tunanetra tidak bisa berbuat

Page 73: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

59

banyak. Sehingga muncul disonansi pada diri santri tunanetra, apakah santri

tunanetra tetap pada kondisi awal atau berubah setelah mengetahui bahwa

penyandang tunanetra bisa mengafal.

Pengajar sangat mengapresiasi terhadap santri tunanetra yang ingin

menghafal al-Qur’an. Dalam hal itu pengajar merangkul mereka dengan

memberikan nasehat serta motivasi dan sering diajak berdialog bersama agar

mereka merasa nyaman tanpa ada beban dari keterbatasan mereka, karena ada

juga yang mengalami tunanetra saat dewasa dan itu membuat depresi yang

mendalam saat dia merasakan dunia baru saat sudah tidak bisa melihat lagi.

Setelah bertemu dengan yayasan Raudlatul Makfufin serta berbaur dengan

orang-orang yang juga penyandang tunanetra. Ternyata orang-orang di yayasan

ini juga penyandang tunanetra, tapi mereka bisa melakukan kegiatan seperti orang

normal salah satunya yaitu membaca sekaligus bisa menghafal al-Qur’an.

Awalnya mereka beranggapan kode-kode braille itu hanya titik-titik permainan

semata, kalau diraba seperti parutan santen dan bingung bagaimana cara

membacanya. Kemudian pengajar akan membimbing serta mengarahkan para

santri agar bisa mempergunakan al-Qur’an braille sebagaimana mestinya. Dari hal

tersebut timbullah harapan-harapan yang menimbulkan disonansi berupa konflik

batin atau pada psikologinya bahwa tunanetra juga bisa membaca serta menghafal

al-Qur’an layaknya orang normal pada umumnya. Maka timbul inkonsistensi dari

diri santri bahwa anggapannya selama ini tentang penyandang tunanetra telah

berbeda. Bagi seorang tunanetra jangankan bisa mempelajari serta menghafal al-

Qur’an, melihat serta berjalan saja susah apalagi itu. Jadi, apa yang ada dalam

pikiran tidak sama dengan kenyataan yang sebenarnya.

Page 74: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

60

Inkonsistensi yang ada pada diri santri akan menimbulkan perubahan

perilaku. Perubahan perilaku tersebut dimulai dari adanya rasa keingintahuan

dalam menggunakan al-Qur’an braille. Karena anggapan awal santri tunanetra,

dengan cara apa mereka bisa membaca al-Qur’an kalau melihat saja tidak bisa.

Semakin lama mereka terbawa oleh komunitas sesamanya, yang membawa

mereka ke lingkungan yang memang mendukung. Awalnya tidak percaya diri,

tapi karena lingkungan mendukung, sekarang menjadi percaya diri. Sedikit demi

sedikit santri tunanetra membuang keyakinan atau anggapan kalau tunanetra tidak

bisa membaca serta menghafal al-Qur’an.

Perubahan perilaku yang dialami oleh santri tunanetra karena adanya

inkonsistensi yang mereka temui, menyebabkan timbulnya disonansi untuk

melakukan tindakan. Maksudnya, adanya kebimbangan santri untuk memilih,

apakah akan berpindah ke keadaan yang baru mereka temui atau mereka tetap

dengan kondisi awal mereka. Ketika santri tunanetra mulai masuk kedalam

yayasan Raudlatul Makfufin kemudian mulai mengikuti kegiatan-kegiatan yang

ada di yayasan tersebut berarti santri tunanetra secara tidak langsung sedang

melawan disonansi pada diri mereka.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat disonansi, yaitu

faktor kepentingan (faktor dalam menentukan tingkat disonansi yang merujuk

pada seberapa signifikansi masalah), rasio disonansi (merujuk pada jumlah

kognisi konsonan berbanding dengan yang disonan) dan rasionalitas (merujuk

pada alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan inkonsistensi). Tingkat

disonansi akan menentukan tindakan yang akan diambil oleh tunanetra untuk

mengurangi disonansi. Tingkat pertama ialah kepentingan artinya bahwa semakin

Page 75: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

61

santri menganggap penting menghafal al-Qur’an bagi tunanetra. Maka santri akan

mengalami disonansi yang besar ketika menjumpai keadaan yang inkonsistensi.

Sebab, santri akan berusaha untuk menuju pada kondisi dimana dia bisa

menghafal. Santri di yayasan Raudlatul Makfufin menganggap penting menghafal

al-Qur’an bagi mereka yang penyadang tunanetra. Hal ini ditunjukkan dengan

antusias dari santri dalam menyetorkan hafalannya.

Faktor selanjutnya ialah rasio disonansi, bahwa santri menemukan

komunitas yang baru dan merasakan perubahan dari sebelumnya mengenal

yayasan Raudlatul Makfufin. Karena santri memiliki lebih banyak kognisi disonan

dibanding dengan yang kognisi konsonan. Jadi akan sangat mungkin santri bahwa

santri memiliki inkonsistensi, dan menghasilkan disonansi.

Selanjutnya tingkat disonansi dipengaruhi oleh faktor rasionalitas, yang

merujuk pada alasan-alasan santri yang dikemukakan untuk menjelaskan kenapa

mereka ingin berubah dari kondisi awal dan sampai ingin sekali dapat menghafal

al-Qur’an. semakin banyak santri mengungkapkan alasan, maka semakin sedikit

disonansi yang dirasakan. Dengan kata lain motivasi mereka untuk menghafal

besar sehingga mempunyai berbagai alasan untuk berubah. Alasan-alasan mereka

ialah mulai dari ingin bermanfaat untuk orang lain walaupun dengan keterbatasan

fisik, untuk bekal di akhirat nanti, kemudian ingin masyarakat melihat bukan dari

ketunanetraannya tapi dengan keilmuan yang dimiliki jadi tidak dipandang rendah

oleh masyarakat walaupun emiliki kekurangan fisik, ingin memperdalam agama

dengan hafal al-Qur’an, ingin semua ilmu yang dipelajari dengan mudah diterima

karena hafal al-Qur’an serta Allah akan menjanjikan surganya untuk para hafidz-

Page 76: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

62

hafidzah janji tersebut tertera dalam hadits bahwa surga merindukan empat

golongan salah satunya orang-orang yang hafal al-Qur’an.

Disonansi yang dialami oleh santri tunanetra, membuat mereka melakukan

usaha untuk memperoleh konsistensi. Usaha yang dilakukan santri tunanetra

merupakan proses menuju apa yang santri tunanetra inginkan. Santri tunanetra

yayasan Raudlatul Makfufin memilih untuk berubah dari kondisi awal mereka.

Perubahan yang mereka pilih tentunya ada alasannya. Alasan tersebut berasal dari

motivasi. Besarnya motivasi untuk berubah itu tergantung dari tingkat disonansi.

Semakin kecil disonansi, maka tindakan usaha yang dilakukan santri tunanetra

akan semakin banyak atau lebih intensif. Tingkat disonansi yang tinggi tanpa

mempunyai motivasi, itu tidak akan mengalami perubahan.

Perubahan tersebut tergantung dari motivasi, “motivasi bisa dari diri sendiri

atau lingkungan sekitar yang mencakup teman, orang tua serta pengajar yang ada

di yayasan Raudlatul Makfufin”.7 Motivasi sangat berpengaruh dalam

menumbuhkan semangat menghafal al-Qur’an bagi santri tunanetra. Motivasi

dibangun oleh santri sendiri berdasarkan keinginannya untuk menjadi pribadi

yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungannya. Mengingat fundamentalnya

motivasi dari diri sendiri, sehingga harus benar-benar dibangun untuk

menjadi modal bagi keberlanjutan perubahan yang diinginkan. Timbulnya

motivasi dari diri sendiri diawali dari ketertarikan santri tunanetra terhadap

komunitas santri tunanetra yang hafal al-Qur'an. Selain itu mereka juga

termotivasi untuk bisa membaca seperti orang normal, meski menggunakan alat

bantu. Motivasi dari diri sendiri perlu terus dibangun, dipertahankan dan

7 Wawancara Pribadi dengan Mutaqin Santri Tunanetra Mukim. Tangerang, 12 Agustus

2015 di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 77: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

63

ditambah agar semakin kuat. Motivasi dari diri sendiri ini akan didukung

oleh motivasi yang didapat dari teman, orang tua serta pengajar agar

semakin membuat kokoh fondasi motivasi dari dirisantri tunanetra tersebut.

Motivasi dari teman, orang tua serta pengajar berupa dukungan, arahan,

dan masukan dari pihak-pihak di sekitar lingkungan kehidupan santri tunanetra.

Ketiga pihak tersebut merupakan pemberi sokongan bagi santri untuk lebih

giat, semangat, dan konsisten dalam menjalani kegiatan menghafal al-Qur'an.

Pengajar juga memiliki peran yang sangat krusial dalam program tahfidz di

yayasan Raudlatul Makfufin. Pengajar menjadi salah satu faktor yang

menentukan santri untuk lebih semangat menghafal. Peran pengajar dimata

santri sangat luar biasa karena beliau bisa memotivasi santri yang berbeda latar

belakang, sikap, usia dan lain sebagainya. Pengajar yang selalu memberikan

semangat dan meyakinkan santri bahwa mereka memiliki kemampuan yang

sama dengan manusia normal, mampu membaca dan mengingatnya. Tanpa

motivasi dari beliau para santri tidak bisa sampai seperti sekarang ini. Sekarang

muncul santri-santri yang telah memiliki kepercayaan diri dan sampai ada yang

memiliki hafalan 15 juz.

Kedekatan pengajar dengan para santri di yayasan Raudlatul Makfufin

dalam meningkatkan motivasi menghafal al-Qur‟an merupakan salah satu kunci

utama yang menjadikan komunikasi antara pengajar dan santri berjalan sangat

efektif. Sehingga pesan yang ingin disampaikan pengajar dapat diterima dan

diaplikasikan dengan baik oleh para santri. Pengajar memperlakukan santri seperti

temannya sendiri meski usia mereka terpaut cukup jauh. Sama sekali tidak terlihat

kecanggungan antara pengajar dan santrinya. Mereka terlihat sudah saling

Page 78: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

64

mengerti apa yang diinginkan pengajar dan sebaliknya pengajar pun mengerti apa

yang dimau santri tunanetra tersebut. Meski kedekatan mereka layaknya seorang

teman, tetap terlihat sikap ta'dzim (hormat) santri kepada sang guru.

Keadaan seperti ini lah yang sangat ideal, di mana antara santri tunanetra

dan pengajar sudah sama-sama saling memahami keinginan dan maksud

masing-masing. Dengan demikian, pengajar akan lebih mudah mentransfer

informasi baik yang berupa persuasi, arahan, dan masukan dalam kegiatan

menghafal al-Qur'an.

Pengajar juga selalu mencoba menata kembali fondasi motivasi dari

diri santri tunanetra. Biasanya di sela-sela kegiatan tahfidz al-Qur'an,

pengajar menyelipkan materi-materi tentang keagamaan kepada santri

tunanetra. Materi-materi tersebut diberikan agar santri tunanetra dapat menjalani

kegiatan menghafal al-Qur'an dengan ikhlas dan menyadari sepenuhnya

bahwa hafal atau tidaknya adalah kuasa Allah. Tanpa kehendaknya, sekuat dan

sehebat apapun usahanya tak kan mampu menandingi kuasa Tuhan. Itu lah

fondasi yang coba dibangun oleh pengajar agar santri tunanetra selalu ikhlas

dalam menghafal al-Qur'an dan menyerahkan semua hasil usahanya kepada sang

pemilik jagad raya.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Antarpribadi Pengajar

kepada Santri Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur’an

Upaya pengajar untuk memberikan tambahan motivasi kepada santri

tunanetra dilakukan melalui komunikasi antarpribadi. Berbagai interaksi dalam

lingkup komunikasi antarpribadi dilakukan oleh pengajar untuk membuat pesan

yang disampaikan oleh pengajar dapat diterima oleh santri tunanetra dengan baik.

Page 79: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

65

Selain itu tentunya tujuan akhir komunikasi antarpribadi ini adalah dapat

mempengaruhi santri tunanetra melalui pesan komunikasi tersebut agar santri

tunanetra menjadi seperti yang diharapkan oleh pengajar, yaitu dapat menghafal

al-Qur'an dengan penuh motivasi.

Proses komunikasi antar pribadi tersebut tidak dapat terlepas dari faktor-

faktor tertentu, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Faktor

pendukung adalah hal-hal yang membuat jalannya proses komunikasi sesuai

dengan harapan. Faktor pendukung membuat komunikasi antarpribadi berjalan

dengan lancar dan pesan komunikasi tersampaikan dengan baik. Sementara faktor

penghambat adalah segala sesuatu yang membuat komunikasi antarpribadi tidak

dapat mencapai tujuannya. Umumnya faktor penghambat menjadikan jalannya

komunikasi antarpribadi tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang

diharapkan oleh komunikator, dalam hal ini adalah pengajar. datangnya faktor

pendukung dan faktor penghambat bukan hanya dari salah satu pihak. Melainkan

dari berbagai pihak mulai dari santri tunanetra, pengajar, dan pihak di luar

keduanya.

Faktor-faktor yang mendukung jalannya komunikasi antar pribadi adalah

sebagai berikut:

1. Motivasi pengajar

Pengajar tentu akan memberikan dampak positif kepada santri tunanetra.

Terutama dalam hal memotivasi para santri tunanetra, karena pengajar sebagai

penggerak motivasi yang bertanggung jawab untuk membimbing santri

tuanetra dalam menghafal al-Qur’an. Segala usaha harus dilaksanakan untuk

membuat para santri tunanetra termotivasi dalam menghafal al-Qur’an.

Page 80: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

66

Pengajar juga secara tidak langsung sudah memberikan motivasi kepada

santri tunanetra lewat keadaannya yang juga memiliki keterbatasan fisik yang

sama dengan santrinya yakni pengarjar mebuktikan bahwa walaupun memiliki

kekurangan fisik namun tidak mematikan semangatnya dalam berbagi ilmu

kepada santri tunanetra.

2. Sharing antara pengajar dengan santri tunanetra

Pada setiap kesempatan pertemuan dengan santri, pengajar selalu

meluangkan waktu untuk berkomunikasi secara intim dengan santri melalui

kegiatan sharing. Komunikasinya adalah berupa hal-hal yang terkait menjadi

hambatan bagi meraka dalam menghafal. Pengajar akan menerima keluhan-

keluhan santri dan memberikan masukan untuk mengatasi hambatan yang

dialami oleh santri. Hal tersebut dilakukan agar santri tetap konsisten

menghafal dan tidak mengalami kesulitan-kesulitan dalam menghafal.

Kegiatan sharing ini secara tidak langsung menumbuhkan kedekatan

antara pengajar dengan santri. Karena komunikasi yang dilakukan antara

pengajar dan santir layaknya komunikasi yang dilakukan antara teman sebaya.

Sehingga antara pengajar dan santri tidak menimbulkan perasaan canggung.

Ketika sudah demikian, santri akan mudah menerima pesan-pesan dari

pengajar yang berupa masukan untuk mengatasi hambatan-hambatan

menghafal yang dihadapinya.

Faktor penghambat yang dialami pengajar kepada santri tunanetra dalam

memotivasi menghafal al-Qur’an, sebagai berikut:

1. Kejenuhan santri tunanetra

Page 81: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

67

Tidak jarang santri tunanetra yang merasakan jenuh dalam proses

menghafal al-Qur’an, terlebih jika santri tunanetra sudah menghafal ayat

namun ayat tersebut gampang hilang. Jika santri tunanetra merasa sudah bosan

dengan menghafal al-Qur’an “tentu akan timbul rasa malas”.8 Dari rasa malas

tersebut akan sulit untuk memulainya kembali ayat-ayat yang akan dihafal.

Ketika santri tunanetra mulai merasa bosan dalam menghafal al-Qur’an,

santri tunanetra akan mengalihkan perhatiannya kepada hal yang lain seperti

“mendengarkan musik dangdut H. Rhoma Irama”.9 Dengan demikian

seharusnya pengajar mempunyai strategi khusus agar santri tunanetra tidak

merasakan jenuh ketika menghafal al-Qur’an.

2. Kurang memprioritaskan setoran hafalan al-Qur’an

Santri tunanetra yang mukim maupun yang nonmukim tidak diberikan

target pencapaian hafalan oleh pengajar, dan target pencapaian hafalan tersebut

tergantung dari setiap individu santri tunanetranya. Jadi ketika ada waktu

setoran hafalan, tidak semua santri tunanetra menyetorkan hafalan ayat yang

sudah dihafalkannya, tapi hanya sebagian santri saja. Dan ada pula yang hanya

memuroja’ah saja, untuk menjaga hafalannya agar tidak hilang.

3. Sulit dalam menghafal al-Qur’an

Setiap santri tunanetra memiliki kemampuan yang berbeda sehingga

pengajar harus lebih telaten dan memiliki sikap sabar dalam menghadapi santri

8 Wawancara Pribadi dengan Diah Rahmawati Santri Tunanetra Nonmukim. Tangerang, 23

Agustus 2015 di yayasan Raudlatul Makfufin. 9 Wawancara Pribadi dengan Senna Rusli Santri Tunanetra Mukim. Tangerang, 12 Agustus

2015 di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 82: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

68

tunanetra.10

Sehingga santri tunanetra merasa diperhatikan lebih oleh pengajar

dan memicu semangatnya untuk terus berusaha sesuai kemampuannya.

4. Hambatan dari lingkungan

Kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada proses menghafal al-

Qur’an.11

Minimnya lokal yang ada di yayasan Raudlatul Makfufin membuat

keadaan tidak kondusif saat menghafal al-Qur’an. Terlebih lagi komunikasi

keseharian sesama penyandang tunanetra yang mukim ini mengandalkan suara

yang keras, karena tidak akan terdengar jika berbicara dengan volume suara

yang kecil.

Dalam menghafal al-Qur’an membutuhkan konsentrasi yang cukup

sehingga ada santri tunanetra yang memilih menghafal al-Qur’an di malam hari

disaat yang lain tidur, maka santri tunanetra ini memanfaatkan waktu sebaik

mungkin.

5. Belum bisa membaca al-Qur’an braille

Masih banyak santri tunanetra yang belum bisa membaca al-Qur’an

braille. Sehingga santri tunanetra harus terlebih dahulu mempelajari huruf latin

braille, kemudian belajar huruf arab braille barulah belajar membaca al-Qur’an

braille.12

10

Wawancara Pribadi dengan Diah Rahmawati Santri Tunanetra Nonmukim. Tangerang,

23 Agustus 2015 di yayasan Raudlatul Makfufin. 11

Wawancara Pribadi dengan Abdul Hayi Pengajar Tahfidz. Tangerang, 11 Agustus 2015

di Rumah Pribadi Bapak Abdul Hayi. 12

Wawancara Pribadi dengan Ade Ismail Ketua Dewan Pengurus. Tangerang, 28 Juli 2015

di yayasan Raudlatul Makfufin.

Page 83: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan temuan maka penulis menyimpulkan tentang

komunikasi antrapribadi pengajar dan santri tunanetra dalam memotivasi

menghafal al-Qur’an, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk pesan komunikasi antarpribadi yang diberikan pengajar kepada santri

tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an:

a. Pesan komunikasi verbal

Pesan verbal seperti teguran berupa perbaikan lafadz ayat teguran berupa

ataupun kesalahan disaat proses menghafal atau pada saat setoran hafalan.

b. Pesan komunikasi nonverbal

Pesan non verbal seperti volume pengajar ditinggikan untuk memberikan

penegasan berupa sindiran kepada santri tunanetra yang lama tidak

menyetorkan hafalan.

2. Upaya yang dilakukan pengajar kepada santri tunanetra dalam memotivasi

menghafal al-Qur’an

a. Memberikan nasehat

b. Memberikan soal ayat

c. Memberikan bimbingan secara pribadi

3. Santri tunanetra menemukan motivasi untuk menghafal al-Qur'an melalui

proses disonansi kognitif yang membuat santri memutuskan untuk menghafal

al-Qur’an.

Page 84: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

70

4. Faktor pendukung dan faktor penghambat komunikasi antarpribadi pengajar

dan santri tunanetra dalam memotivasi menghafal al-Qur’an

a. Faktor pendukung diantaranya ialah:

1) Motivasi pengajar.

2) Sharing antara pengajar dengan santri tunanetra.

b. Faktor penghambat diantarnya ialah:

1) Kejenuhan santri tunanetra.

2) Kurang meprioritaskan setoran hafalan al-Qur’an

3) Sulit dalam menghafal al-Qur’an

4) Hambatan dari lingkungan

5) Belum bisa membaca al-Qur’an braille

B. Saran

Berdasarkan pada hasil temuan tersebut, terdapat beberapa saran yang

penulis ajukan kepada santri, pengurus serta pengajar di yayasan Raudlatul

Makfufin, dan semoga saran ini bisa bermanfaat, antara lain:

1. Kepada Santri

Saran ini lebih peneliti tujukan pada santri penghafal al-Qur’an untuk

memperkuat motivasi sebagai faktor penentu keberhasilan dalam menghafal al-

Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian ini minat yang tinggi mampu memotivasi

dalam menghafal al-Qur’an, sehingga harapan untuk menghafalkan 30 juz

dapat terealisasikan dengan baik dan berjalan seiring dengan kegiatan lainnya

selain kegiatan menghafal al-Qur’an.

Adapun cara meningkatkan minat dalam menghafal al-Qur’an

diantaranya yaitu dengan menanamkan nilai keagungan al-Qur’an dalam diri

Page 85: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

71

masing-masing individu yang menghafal al-Qur’an, memahami keutamaan dari

membaca, mempelajari dan menghafal al-Qur’an, mengkaji sejarah ataupun

riwayat para penghafal al-Qur’an seperti imam As-sudais yang merupakan

imam besar masjidil haram, mengikuti kegiatan seperti Musabaqoh Tilawatil

Qur’an (MTQ) cabang tahfidzul Qur’an untuk mengasah kemampuan dan

meraih prestasi dalam menghafal al-Qur’an, mengikuti sima’an al-Qur’an serta

menghadiri setiap ada kegiatan di majlis-majlis tahfidz. Selain itu juga

disarankan untuk tidak cepat puas dengan apa yang sudah diperoleh, teruslah

belajar dan menuntut ilmu hingga akhir hayat. Bagi yang sudah khatam hafalan

al-Qur’annya hingga 30 juz, diharapkan mampu mengamalkan ilmunya kepada

penyandang tunanetra yang lain dan juga kepada selain penyandang tunanetra.

Kemudian memperdalam ilmu pengetahuan dibidang tafsir al-Qur’an serta

mempelajari Qira’atus Sab’ah (Qira’at tujuh) dari para tujuh imam yang

terkemuka.

2. Kepada Pengurus

Disarankan bagi pengurus yayasan Raudlatul Makfufin untuk

menciptakan iklim yang bisa menumbuhkan motivasi menghafal al-Qur’an

pada santri tunanetra. Adapun cara yang bisa dikembangkan diantaranya adalah

dengan mengembangkan metode-metode menghafal yang bervariasi dan

menarik untuk meminimalisir kejenuhan santri, mengadakan acara sima’an

yang semi formal sebulan sekali atau pun kapan saja asalkan dirutinkan untuk

melatih mental dan melancarkan hafalan, mengadakan studi banding ke

yayasan tunanetra yang memiliki program tahfidz agar memperkaya metode

Page 86: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

72

yang tepat bagi santri tunanetra dalam menghafal al-Qur’an, menciptakan

lingkungan asrama yang kondusif.

3. Kepada pengajar

Disarankan pengajar memberikan hadiah atau beasiswa bagi santri yang

mampu menghafal sesuai target atau yang memiliki hafalan terbanyak, hal

tersebut bertujuan untuk lebih memotivasi para santri untuk menghafal.

Kemudian pengajar memberikan trik-trik khusus agar para santri yang belajar

latin atau arab braille dapat dengan mudah menghafal kode braille tersebut.

Berikut adalah pola-pola khusus dalam huruf braille yang dapat diajarkan

oleh pengajar kepada santri agar mudah untuk dihafalkannya.

1) Bila diperhatikan, antara huruf A sampai E, akan membentuk pola seperti

orang sedang sholat dan terakhir ada garis miring.

2) Sementara untuk huruf F sampai J akan membentuk tulisan "rOLIJ".

3) Kesimpulan yang dapat diambil dari pola huruf A sampai J adalah seperti

urutan orang rukuk sholat dan membentuk pola "rOLIJ".

Page 87: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

73

4) Pola huruf K sampai O mirip dengan pola huruf A sampai E. hanya

menambahi satu titik di kiri bawah.

5) Pola huruf P sampai T juga mengikuti pola F sampai J, dengan

menambahkan satu titik di kiri bawah.

6) Pola huruf U, V, X, Y, Z merupakan modifikasi dari pola berturut-turut

dari K, L, M, N, O, dengan hanya menambahkan satu titik di kanan

bawah.

Page 88: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

74

7) Pola huruf W merupakan kebalikan dari pola huruf R.

Demikian pola huruf yang dapat disederhanakan cara menghafalnya agar

mudah diingat oleh para santri tunanetra.1

1 Lidya Cindi Septika, “Cara Cepat Belajar Braille,” artikel diakses pada 16 Agustus 2015

dari http://lidyacindiseptika.blogspot.com/2011/03/cara-cepat-belajar-braille.html

Page 89: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz, W Ahsin. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Bumi

Aksara, 1994.

Alya, Qonita. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indah Jaya Adipratama,

Jakarta, 2011.

Aw, Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Budyatna, Muhammad dan Ganiem, Mona Leila. Teori Komunikasi Antarpribadi.

Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Dewa, Mas. Kiai Juga Manusia, Mengurai Plus Minus Pesantren, Kiai, Gus,

Neng, Pengurus dan Santri. Probolinggo: Pustaka El-Qudsi, 2009.

Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud, 2005.

Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2009.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:

PPM, 2003.

Page 90: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

76

LittleJohn, W Stephen. Teori Komunikasi Theories Of The Human Communication,

Jakarta: Salemba, 2009.

Madjid, Nurcholish. Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:

Paramadina Mastuhu, 1999.

Manastas, Lagita. Strategi Mengajar Siswa Tunanetra. Yogyakarta: Imperium,

2014.

Morissan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Prenadamedia

Group, 2013.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Noor, Juliansyah. Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Oemar, Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Pradopo, Soekini Suharto dan L Tobing. Pendidikan Anak-Anak Tunanetra.

Bandung: Masa Baru, t.t.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012.

Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo,

2006.

Page 91: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

77

Sevilla, Consuelo, dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas

Indonesia, t.t.

Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruuz Media,

2010.

Uchjana, Onong. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya

Bakti, 2003.

West, Richard dan Turner H Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Zamani, Zaki dan Syukron Maksum. Metode Cepat Menghafal Al-qur’an Belajar

Pada Maestro Al-qur’an Nusantara. Yogyakarta: Al Barokah, 2014.

Zen, Muhaimin. Problematika Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Alhusna,

1985.

Sumber Internet:

Agama, Kementerian. “Kemenag Terbitkan Al-Qur’an Braille.” artikel diakses

pada 4 Maret 2015 dari

http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=123044

Banten, LPTQ. “Penetapan Peserta Terbaik Pada MTQ XI Tingkat Provinsi

Banten.” artikel diakses pada 19 Januari 2015 dari

http://lptqbanten.or.id/hasilmtqbanten2014.pdf

Kitaba. “Resolutions of The International Braille Quran Conference Istanbul.”

artikel diakses pada 4 Maret 2015 dari

Page 92: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

78

http://www.kitaba.org/articles/resolutions-of-the-international-braille-

quran-conference-istanbul/

Maki, Zaini. “Keutamaan-Keutamaan Menghafal Al-Qur’an.” artikel diakses

pada 28 Januari 2015 dari http://keutamaan-

keutamaanmenghafalalquran.blogspot.com/

Septika, Lidya Cindi. “Cara Cepat Belajar Braille.” artikel diakses pada 16

Agustus 2015 dari http://lidyacindiseptika.blogspot.com/2011/03/cara-

cepat-belajar-braille.html

YAKETUNIS (Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam). “Visi dan Misi.”

diakses pada 14 Oktober 2015 dari http://yaketunis64.blogspot.co.id/visi-

misi.html

Yulia, Yhoen Q. “Profil PSBN Wyata Guna Bandung.” diakses pada 14 Oktober

2015 dari http://yhoen-yulia.blogspot.co.id/2013/03/profil-psbn-wyata-

guna-bandung.html

Page 93: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 94: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 95: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 96: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 97: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 1

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Ade Ismail S.Pd (Ketua Dewan Pengurus)

Hari : Selasa, 28 Juli 2015

Pukul : 15.05 WIB

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Apa saja tugas yayasan Raudlatul Makfufin?

J :Tugas yayasan Raudlatul Makfufin itu mensyiarkan agama kemudian

mengajarkan agar para penyandang tunanetra bisa membaca al-Qur’an serta

dapat memahaminya.

T : Apa keunggulan yayasan Raudlatul Makfufin dari yayasan tunanetra

lainnya?

J : Keunggulan yayasan Raudlatul Makfufin dibanding dengan yayasan

tunanetra lainnya ialah yayasan ini fokus membina keagamaan walaupun ada

beberapa yayasan tunanetra lain yang bergerak dibidang keagamaan, yayasan

ini mengutamakan untuk keagamaan.

T : Apa tujuan yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Tujuan dari yayasan Raudlatul Makfufin ini ingin mewujudkan kesejahteraan

tunanetra dunia dan akhirat.

T : Prestasi apa saja yang didapatkan yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Prestasi banyak tapi sudah lupa (tutur beliau sambil tertawa), salah satunya

menjuarai MTQ tingkat provinsi DKI dan Banten, juara 1 marawis remaja

masjid tingkat se-pamulang, dan lain sebagainya.

T : Bagaimana cara pengasuh memberi arahan kepada santri tunanetra

dalam upaya memberdayakan mereka?

J : Arahan terutama untuk santri yang baru hadir itu diperkenalkan letak-letak

ruang yang ada di yayasan Raudlatul Makfufin ini, lalu untuk dibidang

keagamaannya diperkenalkan serta dilatih membaca al-Qur’an namun

Page 98: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

sebelumnya diajarkan membaca huruf latin terlebih dahulu baru kemudian ke

al-Qur’an braille.

T : Sejauh ini (faktor apa ) hal apa yang dapat memberikan ruang bagi

santri tunanetra dalam mengembangkan potensinya?

J : Faktor kepercayaan diri yang tinggi serta keberanian bahwa santri-santri ini

mampu dan difasilitasi untuk menopang potensi tersebut.

T : Apakah ada hambatan dalam membina santri?

J : Hambatannya itu pada jenjang usia, latar belakang serta kemampaun tiap

santri beragam. Ada yang sudah menyandang tunanetra sejak lahir adapula

sudah memasuki usia dewasa baru tunanetra yang disebabkan faktor

kecelakaan dan lain sebagainya. Jadi dalam proses belajarnya tidak bisa

dilakuan secara massal, harus satu persatu dan tidak menuntut untuk meraka

faham. Karena butuh proses yang lama dibanding dengan orang normal pada

umumnya.

T : Bagaimana pihak yayasan menyikapi hambatan tersebut?

J : Jadi dari proses belajarnya harus satu persatu tidak bisa secara massal serta

tidak menuntut mereka faham. Karena tenaga pengajar juga kurang. Jadi,

belajar juga bisa dengan sesama teman.

T : Apakah dalam menanggulangi hambatan dilakukan juga komunikasi

antarpribadi? Lalu dalam bentuk apa saja komunikasi antarpribadi

dilakukan?

J : Ya, itu tadi belajar dengan teman, ngobrol sambil berbagi ilmu.

T : Kegiatan apa yang menjadi pendukung dalam memajukan program

tahfidz di yayasan raudlatul makfufin ini?

J : Membaca al-Qur’an braille, saling murojaan dengan teman dan membina

tajwidnya.

T : Apa tahapan-tahapan dalam menghafal al-Qur’an santri tunanetra?

J : Belajar huruf latin braille terlebih dahulu, kemudian belajar huruf arab

braille, lalu belajar membaca al-Qur’an braille, kemudian belajar ilmu tajwid,

setelah itu baru masuk ketahap terakhir yakni belajar menghafal al-Qur’an.

T : Apa tujuan dari belajar latin braille?

Page 99: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J : Agar mereka mengenal huruf braille dasar

T :Potensi atau jasa apa saja yang ditawarkan yayasan raudlatul makfufin

kepada penyandang tunanera?

J : Dilatih kesenian seperti bermain alat musik misalnya marawis, dilatih

muhadoroh, lalu dilatih mengoperasikan komputer, kemudian saat ini sedang

mencoba dibidang bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris.

T : Apa langkah yang akan diambil untuk program tahfidz kedepannya?

J : Program tahfidz kedepannya ingin lebih mengintensifkan karena masih tahap

merintis dan ingin melahirkan para hafidz-hafidzah tunanetra.

T : Kendala apa saja yang dihadapai dalam program tahfiz ini?

J : Bacaan braillenya masih belum lancar, harus bisa baca al-Qur’an braille

terlebih dahulu. Karena kalau belajar menghafal hanya dengar dari suara bisa

saja salah. Seperti perbedaan illa, ila atau dengan ala, dimana penempatan

tasydid atau panjang pendek. Terlebih lagi bagi santri yang sama sekali tidak

bisa atau awam akan huruf arab, itu adalah kendala. Jadi kalau sudah bisa baca

al-Qur’an braillenya sendiri itu memudahkan.

T : Bagaimana komunikasi antarpribadi yang yang digunakan dalam

berinteraksi sehari-hari bagi santri penyandang tunanetra?

J : Kalau interaksi sehari-hari ya jangan takut ngomong. Karena jangan harap

ditegur oleh kalau tidak tegur duluan. Kami ya memanfaatkan indera

pendengaran jadi kalau bicara suaranya jangan pelan, harus lebih keras.

T : Bagaimana interaksi dengan masyarakat disekitar lingkungan yayasan

yang bukan penyandang tunanetra?

J : Alhamdulillah, interaksi dengan masyarakat sekitar berjalan lancar dan

mendapat tanggapan positif, salah satunya kalau datanga waktu shalat suka

jama’ah bersama.

nnndaudaNara

Page 100: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 101: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Ade Ismail S.Pd.I

Tanggal lahir : Samarinda, 6 Maret 1983

Alamat : Jl. Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati RT.002/05 Kel.Buaran Kec. Serpong Kota

Tangerang Selatan Banten 15315

Pendidikan : SD SLB Ruhui Rahayu Samarinda (1991-1996)

SMP SLB A PTN Jakarta (1996-1999)

SMA 66 Jakarta (1999-2002)

Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Sejarah (2003-2009)

Agama : Islam

No Telepon : 085282669927

Page 102: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 2

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Abdul Hayi (Pengajar Tahfidz)

Hari : Selasa, 11 Agustus 2015

Pukul : 19.05

Tempat : Rumah tinggal Bapak Abdul Hayi

T : Kapan pelaksanaan program tahfidz di yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Pelaksanaan program tahfidz diadakan setiap hari Minggu pagi atau siang,

Senin dan Selasa pagi dari subuh hingga selesai biasanya sampai jam 08.00.

dan akan ada rencana ubah jadwal ke hari Rabu dan Kamis. Hari Senin untuk

mentakrir hafalan.

T : Bagaimana pembelajaran tahfidz di yayasan Raulatul Makfufin?

J : Pembelajaran tahfidz dianjurkan untuk yang sudah bisa membaca al-Qur’an

braille tapi santri di yayasan Raudlatul Makfufin ini sudah bisa membaca al-

Qur’an braille. Hafalan dimulai dari bawah yakni juz 30 atau juz amma bisa

dari surat An-as atau bisa dimulai dari An-naba, ataupun bisa dimulai dari juz

29 karena bisa mempermudah, sebab banyak ayat-ayat mutasabbih dan jika

sudah melewati juz 29 atau 30 menghafal ayat sudah ringan.

T : Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam

menghafal? (misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Inginnya ditarget misal satu hari tiga ayat, tapi masih membebaskan jadi

tidak ada target menghafal, karena tiap santri berbeda latar belakang dan

tingkat kemampuannya jadi tidak bisa dipaksakan harus menghafal dengan

target, tapi kalau bisa sih semakin banyak semakin bagus.

T : Siapa yang menetapkan target tersebut? (pengajar atau santri)

J : Pengajar tidak menetapkan target hafalan

T : Metode seperti apa yang digunakan dalam menghafal di yayasan

Raudlatul Makfufin, lalu bagaimana mekanismenya?

J : Untuk menghafal membaca al-qur’an dulu dari alfatihah menghafal satu ayat

perayat dengan sambil meraba, jangan berpidah ayat sebelum ayat itu dikuasai.

Page 103: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Itupun jangan sampai lupa ayat yang sudah dihafal jika menambah hafalan

selanjutnya. Serta harus semakin banyak diulang karena sering terjadi ayat

yang sudah dihafal akan lupa, jika sudah merasa lancar jangan sungkan untuk

mengulang.

T : Menurut bapak, seberapa efektif dan efisien penerapan metode tersebut

dalam menghafal?

J : Belum begitu efektif karena mereka masih terbatas jangankan untuk

menghafal terkadang masih terbata-bata, asalkan mereka sabar dan rajin.

Metode tadi juga tidak merata.

T : Upaya apa saja yang dilakukan dalam menerapkan metode tahfidz al-

Qur'an?

J : sering sharing apa yang menjadi kendala, dibantu dengan alat pendengaran

seperti mp3, dengan al-Qur’an braille, kalau al-Qur’an braille langsung pegang

hururfnya jadi langsung tau, dan kalau memakai media lain seperti mp3 bisa

jadi terjadi kesalahan. Kecuali kalau dia sudah hafal karena da juga yang

menjadi tuanetra ktika sudah besar dan sebelum menjadi penyandang tunanetra

sudah hafal jadi bisa mengulang kembali.

T :Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam mengimplementasikan

metode tersebut? (dari diri asatidz, dari segi santri, lingkungan pondok,

sarana prasarana)

J : hafalan itu kadang nambah lama tapi sering mengulang, jadi bagi waktu

untuk menambah dan mengulang berkaitan juga dengan kesibukan masing-

masing ada yang sekolah, kerja atau kesibukan lainnya. Jika dari santri sering

timbul rasa malas, lalai, sarana setiap teman-teman yang belum punya al-

Qur’an ada donatur yang memiliki donatur dan belum terdata siapa saja yang

mempnyai al-Qur’an braille dirumah.tidak semua dilingkungan rumahnya ada

yang bisa bimbing hafalan bagi tunanetra.

T : Ustadz, dalam menghafal di yayasan makfufin adakah syarat atau adab

terlebih dahulu sebelum memulai membaca atau menghafal al-Qur'an?

J : Syaratnya berwudhu karena dengan berwudhu bisa mensucikan dari hadas,

jika sudah suci insyaAllah Allah memberi kemudahan untuk menghafal. Kalau

adab ya jangan banyak hiburan ataupun jangan maksiat.

Page 104: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Boleh atau tidak jika langsung belajar arab braille tanpa belajar latin

braille dalam proses menghafal?

J : Boleh saja karena itu tergantung keinginan santri yang ingin belajar, kalau

ingin bisa membaca al-Qur’an saja tidak apa-apa kalau hanya belajar arab

braille saja, tapi tujuan diajarkan braillelatin terlebih dahulu karena untuk

memperkenalkan kepada santri agar mereka mengenal braille dasar.

Kalausudah mengenal braille dasar itu memudahkan belajar arab braille karena

hampir mirip dengan arab braille.

T : Bagaimana cara mengevaluasi tahfidz al-Qur'an?

J : Diacak dengan memberi soal, karena setiap ketemu untuk setoran santri

hafalannya diuji, jika hafalannya sudah bagus nanti mereka dikasih soal secara

diacak misalkan dikasih soal ayat yang ditengah nanti santri melanjutkan ayat

selanjutnya lalu menebak surat yang selanjutnya.

T : Apakah semua pembimbing atau pengajar sudah menguasai hafalan al-

Qur'an?

J : Tidak semua, berbeda hafalannya karena sama-sama saling belajar aja sih,

seperti saya saja masih ikutan setoran hafalan kepada pengajar baru yang

orang awas.

T : Alasan dari tujuan dididirikan yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Yayasan Raudlatul Makfufin yang artinya taman tunanetra atau bisa

dimaksud taman menuju syurga, tujuan sudah jelas untuk mengarahkan orang

penyandang tunanetra yang jauh terpisahkan oleh fitrohnya untuk

mendapatkan ilmu agama bagi tunanetra, karena disamping itu dulu banyak

kristenisasi. Dan akhirnya pendiri yayasan Raudlatul Makfufi mendirikan

yayasan ini untuk menyelamatkan mereka. Karena mudah sekali mengajak

orang yang dilatar belakangi oleh garis kemiskinan dengan kondisi rawan

akidah sebagai sasaran empuk mereka.

T : Apa proses dalam menghafal al-Qur’an santri tunanetra?

J : Ya pertama santri harus belajar huruf latin braille, kemudian belajar arab

braille, lalu belajar membaca al-Qur’an, habis itu diajarkan tajwidnya baru

bisa lanjut untuk menghafal.

T : Bagaimana pengajar di yayasan Raudlatul Makfufin menjalin

komuniksai yang baik terhadap santri tunanetra, serta arahan apa saja

yang diberikan?

Page 105: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J : Harus punya ketegasan atau menyesuaikan kondisi ada saatnya serius dan ada

saatnya santai, diajari untuk terbuka saling sharing ataupun curhat ke teman

atau pembimbng atau pengajar seperti mendengarkan curhatan masalah

pribadinya, karena masalah bisa mempengaruhi faktor menghafal.

T : Adakah media yang digunakan dalam komunikasi terhadap santri

tunanetra?

J : Media komunikasi bisa meggunakan hanphone aplikasi whatsapp, saling

mengobrol serta tadarusan bareng.

T : Hambatan apa saja yang terjadi dalam proses menghafal?

J : Hambatan mereka kesulitan dibaca al-Qur’an, dan ketersediaan al-Qur’an

braille dilingkungan rumah atau kondisi lingkungan yang tidak bisa

mendukung.

T : Adakah perbedaan komunikasi bagi santri yang baru tunanetra dengan

yang tunanetra sejak lahir?

J : komunikasi terhadap tunanetra yang baru mengalami tunaetra, akan dilatih

mental serta terus dimotivasi, sharing dan dirangkul.

T : Bagaimana bentuk kesulitan yang dirasakan selama proses komunikasi

antarpribadi berlangsung?

J : Untuk komunikasi dengan mereka agak sulit ngomong bebas dalam artian

harus hati-hati dalam pemilihan kata atau bercanda yang berlebihan karena

takut tersinggung.

T :Masalah apa saja yang dialami santri tunanetra dalam proses

komunikasi antarpribadi?

J : Banyak, masing-masing berbeda permasalahan ya terkadang cerita tentang

lingkungan keluarga serta kesulitan berinteraksi dengan orang awas karena

dalam hubungan sosial, jangankan komunikasi antara orang awas dengan

orang awas, antara orang tunanetra dan orang awas pun suka terjadi

kesalahpahaman, semisal jangan senyum dengan saya (tunanetra) artinya kalau

senyum dengan orang buta yapercupa jadi buat apa tersenyum.

T : Pernahkah ustadz menghadapi santri tunanetra yang mulai menurun

motivasi menghafalnya atau bahkan hampir tidak mau menghafal lagi?

Apa solusi yang ustadz berikan?

Page 106: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 107: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Abdul Hayi

Tanggal lahir : Jakarta, 6 Januari 1978

Alamat : Jl. Suka Mulya IV, Rt 4 Rw 8, Gg. Ambar Masjid Waqaf Alwafaa, Kelurahan Serua

Indah, Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan.

Pendidikan : SD SLB Lebak Bulus Jakarta Selatan

SMP SLB Lebak Bulus Jakarta Selatan.

SMA Nurul Hidayah

PTIQ Jurusan Tarbiyah (tidak lanjut hanya 3 semester)

Agama : Islam

No.Telepon : 081380357274

Email : -

Page 108: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 3

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : A. Mutaqin (Santri Tunanetra Mukim)

Hari : Rabu, 12 Agustus 2015

Pukul : 16.10

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J : Bawaan dari lahir karena lahir prematur tujuh bulan jadi bola mata belum

terbentuk

T : Alasan anda masuk ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Pengen cari ilmu, cari ilmu pengetahuan dan cari pengalaman yang lainnya.

T : Siapa yang merekomendasikan anda ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Dulu waktu saya masih di Darul Qur’an, guru al-Qur’an braille di Darul

Qur’an pengajar dari yayasan Raudlatul Makfufin ini, namanya Bapak Budi

Santoso seorang penyandang tunanetra juga, setelah lulus dari Darul Qur’an,

saya langsung kontak beliau dan dari beliaulah saya bisa berada di yayasan ini.

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Sebenarnya pendapat saya sangat bagus karena disamping kalau untuk

penyandang tunanetra cari pebelajaran ilmu agama itu susah, kalau untuk

teman teman yang normal kan banyak majelis-majelis ilmu dimana-mana,

kalau untuk saya yang sebagai penyandang tunanetra itu ingin belajar ngaji

saja saat dikampung itu susah, sampai meramba ke Darul Qur’an baru bisa

belajar ngaji. Sebenernya banyak yayasan tapi tidak mau menerima

penyandang tunanetra karena bingung cara mengajarkannya.

T : Pengalaman atau perbandingan yang kamu ketahui dari Darul Qur’an

dengan Raudlatul Makfufin itu seperti apa?

J : Kalau untuk ilmu yang saya dapat di Darul Qur’an dibanding yayasan

Raudlatul Makfufin ini ya tentu lebih banyak di yayasan Raudlatul Makfufin

Page 109: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

ini, kalau di Darul Qur’an walaupun ada untuk tunanetra tapi pelajaran yang

seharusnya saya dapat itu tidak didapatkan, cuma tahfidz dan ilmu agama yang

sekedarnya. Kalau disinikan saya dapat pendidikan formalnya, mendalami

ilmu al-Qur’annya juga dapat ilmu agamanya.

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J : Baru jalan setahun ketika diadakan program tahfidz ini karena program ini

masih baru, tepatnya bulan September 2014.

T : Jadwal setoran hafalannya kapan saja?

J : Senin pagi dan Kamis pagi

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : Alhamdulilah, saya sudah 15 juz

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Karena kalau tunanetra mau melakukan sesuatu susah, mau jadi tukang ojek

susah karena tidak bisa lihat, mau jadi petani susah, ataupun pekerjaannya

lainnya. Kalau bukan pegang al-Qur’an ya mau pegang apalagi. Seandainya

kalau saya menguasai 30 juz hafalan al-Qur’an kan ga perlu ngojek, ga perlu

nyangkul. Kalau mau cari nafkah insyaAllah nanti kalau sudah hafal 30 juz

ditanggung sama Allah SWT.

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J : Sebenernya banyak, dari temen-temen juga dan yang paling memotivasi

tentunya dari keluarga ada kakak, adek, ibu dan ayah semuanya juga

mendukung untuk saya menghafal al-Qur’an karena ibu saya dulu pernah

bilang “kamu itu di dunia sudah terlahir dalam keadaan buta, nanti jangan

sampai di akhirat kamu dibangitkan juga dalam keadaan buta seperti ini”. Nah

ketika saya menghafal juz yang ke 16, tertera dalam surat thoha menjelaskan

bahwa nanti di hari kiamat ada sebagian orang pada saat di dunia dia melihat,

setelah dibangkitkan diakhirat dia dibangkitkan dalam keadaan buta, akhirnya

dia protes kepada Allah, ya Allah kenapa saya dibangkitkan seperti ini?,

karena apa kamu tidak menyadari bahwa kami di dunia telah menurukan ayat-

ayat kami tapi ternyata engkau mendustakannya. Maka dari itulah alasan kami

membangkitkanmu dalam keadaan buta”.

Page 110: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Motivasi apa yang diberikan pengajar kepada santri?

J : Banyak, seperti beliau bilang jangan berhenti menghafal al-Qur’an karena

al-Qur’an kalau dibaca saja, sekarang banyak orang-orang yang ingin merusak

al-Qur’an denga lagam jawalah, seriosa dan lain sebagainya. Kalau seandainya

kita hanya membacanya saja tapi tidak menghafalnya kan kita tidak tau al-

Qur’an dibaca dengan seperti itu benar apa ga. Tapi kalau kita memang sudah

pernah menghafal, kita juga bukan hanya sekedar tau, kalau seandainya ada

kerusakan-kerusakan ada penyelewengan kan kita tau bahwa ayat yang ini

dibaca dengan seperti ini salah.

T : Bagaimana cara anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Kalau saya menghafal ga pernah dibikin ribet, jadi seenaknya aja gitu. Kalau

misalkan satukali sholat bisa menghafalan dua ayat, kalau seandainya itu rutin

dua ayat dikalikan sholat fardhu yang lima waktu, berartikan 2 x 5 udah

lumayan 10 ayat, kalau diistiqomahkan dalam seminggu itu setengah juz sudah

dikuasai (sudah dihafal).

T : Adakah metode khusus yang diterapkan yayasan Raudlatul Makfufin

kepada santri dalam menghafal al-Qur'an?

J : Tidak ada, kalau untuk metode-metode khusus, jadi tinggal santrinya sendiri

yang menyesuaikan enaknya bagaimana.

T :Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam mengimplementasikan

metode tahfidz yang diterapkan di Raudlatul Makfufin?

J : Banyak, penghambatnya terutama rasa malas, terus kadang capek kalau

menghafal masih muroja’ah hilang, terkadang rasa kesalnya disitu tapi kalau

sudah dikuasai hafalannyanya sudah tidak kesal lagi. Terkadang kalau

misalkan lagi banyak acara waktu untuk menghafal juga jadi lebih dikurangi.

T :Pernahkah bekerja sama atau meminta bantuan santri lain dalam

menghafal al-Qur'an? Bagaimana bentuk kerja sama atau bantuannya?

J : Dulu ketika saya masih belum bisa baca al-Qur’an braille benar-benar

dibimbing sama ustadznya dari ayat satu ke ayat selanjutnya. Tapi ketika

sudah bisa membaca braille hanya minta dibantuin sima’in saja.

T : Ketika meminta bantuan atau bekerja sama dengan santri lain, adakah

kesulitan yang dihadapi?

Page 111: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J : Sebenarnya kalau kita memang sudah akrab, sering ngobrol dan sudah

mengetahui karakter dengan teman yang diminta tolong itu mudah. Tapi kalau

orangnya belum kenal sepertinya agak susah untuk minta tolong sima’in.

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Kalau saya ga pernah pasang target, yang penting saya dengan mudah

menghafal terus saya juga mudah memuroja’ahnya itu sudah cukup. Dan

waktu muroja’ah semaunya saja, kalau lagi ingin dan merasa hafalan sudah

berat mau tidak mau harus dipaksa muroja’ah, paling banyak 1 juz setengah

jam.

T : Selain tahfidz, kegiatan apa saja yang diikuti di yayasan Raudlatul

Makfufin?

J : Ya semua kegiatan diikutin karena mukim disini

T :Menurut santri seberapa penting menghafal al-Qur’an bagi seorang tuna

netra?

J : Ya penting, bagi saya ga ada yang bisa dilakukan tunanetra selain menuntut

ilmu dan menghafal al-Qur’an. Karena dengan menghafal al-Qur’an semoga

tidak menjadi buta diakhirat, menjadi amal diakhirat. Ga apa-apa buta di dunia

asal jangan diakhirat.

T : Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti program tahfidz ?

J : Banyak, tidak terhitung ya salah satunya manfaat dari menghafal al-Qur’an

itu dulu waktu saya baru hafal juz 30 itu saya pernah menjuarai MTQ tingkat

Provinsi mewakili Jawa Barat, tahun 2011.

T : Pernahkah santri mengikuti kejuaraan tahfidz qur'an?

J : Pernah

T : Prestasi apa yang pernah diraih dalam bidang tahfidz qur'an?

J : Menjuarai MTQ tingkat Provinsi mewakili Jawa Barat, tahun 2011.

T : Pernahkah santri mengalami demotivasi, yaitu keadaan di mana timbul

keinginan untuk berhenti menghafal ? (misal karena jenuh)

Page 112: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J : Pastinya ada kalau seandainya kita menghafal semakin lama semakin banyak

hafalan, muroja’ahnya juga semakin berat, itu terkadang berpikir ternyata

seperti ini rasanya orang menghafal. Tapi ketika muncul pikiran seperti itu

dalam pikiran saya muncul lagi ayat yang menerangkan bahwa dibalik

kesulitan itu pasti ada kemudahan.

T : Bagaimana cara mengatasi demotivasi tersebut?

J : Ya tinggal mensuport diri aja untuk semangat dan yakin bahwa dibalik

kesulitan pasti ada kemudahan.

T : Dalam proses komunikasi dengan sesama penyandang tunanetra pernah

mengalami kesulitan?

J : Ga, kalau untuk saya ga pernah ada kesulitan

T : Masalah apa saja yang pernah dialami?

J : Ya kalau untuk curhat sesama teman ya pasti sering, masalah misalkan mau

kemana-mana ga ada yang nganterin, bagi saya jadi masalah itu.

T : Motivasi berupa apa yang diberikan oleh yayasan bagi santri penghafal

al-Qur’an?

J :Kalau untuk beasiswa saya ga tau, tapi kalau fasilitas untuk menghafal al-

Qur’an dan lain-lainnya bagi saya sudah cukup.

T : Seberapa pentingkah peran pengajar atau pengasuh bagi santri dalam

proses menghafal?

J : Penting karena beliau yang mengajarkan dari mulai membaca arab braille

hingga bisa menghafal dan membimbing.

T : Peran seperti apa yang diharapkan santri dari para pengajar untuk

meningkatkan hafalan?

J : Ya, saya harap sih teman-teman semangat untuk menghafal walaupun

pendapatan hafalannya sehari cuma dua ayat atau sehari minimal lima ayat ya

jangan mundur. Karena yang namanya orang belajar ya butuh proses tidak

instan ingin langsung punya hafalan banyak.

T : Faktor apa yang membuat anda sampai saat ini bertahan untuk

menghafal?

Page 113: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J :Karena saya masih penasaran baru setengah jalan dan ga mungkin berhenti

ditengah jalan begitu saja, entah semakin banyak rintangan tapi itu justru

semakin membuat saya penasaran untuk maju kedepan, sekuat apa rintangan

yang menghalangi saya sehingga saya semaki maju semakin penasaran, kalau

seandainya saya berhenti ditengah jalan sangat disayangkan karena hafalannya

cuma setengah dan juga faktor keduanya, kalau tunanetra itu susah bawa al-

Qur’an 30 juz dibanding dengan orang awas yang al-Qur’annya bisa masuk

kedalam saku dan sampai ada juga al-Qur’an di aplikasi android. Kalau

tunanetra bawa al-Qur’an 30 juz susah, satu kardus al-Qur’an berisi 15 juz

yang beratnya 15 kg berart kalau 30 juz ya harus bawa dua kardus yang

mencapai 30 kg. dan saya ga mau repot-repot untuk membawa itu semua, jadi

lebih baik al-Qur’annya saya simpan di memori otak saya hafalkan.

T : Seberapa besar peran pengajar bagi anda dalam meningkatkan

semangat menghafal?

J : Sangat luar biasa karena beliau bisa memotivasi saya yang bandel, tanpa

motivasi dari beliau ya saya tidak bisa sampai seperti sekarang ini, subhanallah

semua guru-guru saya bisa memotivasi saya dimulai dari kata-kata yang

lembut sampai kata-kata yang kasar sekalipun. Jadi dalam menghafal, selain

orang tua, saya pernah dikasih tau oleh guru saya juga, jadi saya tidak ingin

buta didunia dan juga diakhiratnya, sebenarnya itu motivasi terbesar saya. Jadi

buta didunia saja sudah begini susahnya, apalagi kalau buta diakhirat sana.

Saya tidak ingin merepotkan siapa-siapa baik didunia maupun diakhirat dalam

perjuangan saya dalam meraih gelar hafidz 30 juz ya semoga Allah

memudahkan jalannya dari sekarang sampai nanti.

T : Apakah ada trik-trik dari pengajar untuk mengajarkan huruf braille

latin atau arab agar santri bisa cepat menghafal kode braille?

J : Tergantung pengajarnya, kalau dari pengajarnya bisa merangkum materi arab

dan latin pastinya cepat tapi ada juga ada yang sengaja biar latin braille lancar

baru masuk ke arab braillenya. Tapi tergantung dari anak yang

mempelajarinya juga, sebenarnya kalau trik kalau kitanya ingin niat belajar

dan dari pengajarnya sabar tinggal dikenalkan titik-titik kode awal juga santri

sudah bisa. Tapi kalau untuk trik biar cepat menguasai huruf braille latin dan

arab dalam beberapa hari atau beberapa mingu belum ada. Dan alhamdulillah

dulu ketika saya belajar huruf braille latin dan arab dalam waktu 14 hari saya

sudah bisa baca arab dan latin serta langsung bisa membaca al-Qur’an. empat

hari baca iqro, iqro 1 sampai 6 selesai dan hari ke 15 sudah mulai membaca al-

Qur’an. ya triknya suruh meraba terlebih dahulu, belajar serta langsung

dihafalkan kode latin setelah lancar baru pindah ke arab lalu baru belajar

tanda baca seperti kasroh, fathah, dhomah dan lainnya.

Page 114: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Sebelum kenal dengan yayasan Raudlatul Makfufin, ada tidak anggapan

atau keyakinan kalau tunanetra itu bisa membaca bahkan menghafal al-

Qur’an?

J : Kalau menghafal dulu saya pernah dibimbing ibu untuk hafalan juz 30, saya

pikir yang bisa ngaji itu hanya orang awas saja sedangkan orang tunanetra

tidak bisa. Ternyata dalam sebulan ibu saya berhasil membimbing juz 30 dan

dari situlah saya yakin bahkan tunanetra bisa mengaji walau tidak melihat

hurufnya. Dan ketika usia 17 tahun saya belajar braille, dengan ketidakyakian

bahwa tunanetra itu bisa membaca al-Qur’an kan ga bisa melihat. Tapi

akhirnya pengajar mengatakan bahwa al-Qur’an untuk tunanetra itu bukan

dilihat tapi diraba berbeda dengan orang awas. Karena saya tunanetra, jadi

awalnya saya merasa aneh juga dengan pengajar tunanetra yang bisa membaca

al-Qur’an, ko bisa ya membaca al-qur’an. Karena saya berpikir kode-kode

braille itu hanya titik-titik permainan semata, kalau diraba seperti parutan

santen dan bagaimana cara membacanya. Setelah dipelajari saya baru paham

dari titik-titik yang timbul ini saya bisa membaca dan menghafal serta bisa

mengetahui huruf-huruf al-Qur’an yang sudah dihafal, terkadang

menghafalkan dengan cara mendengar bisa suka keliru, kalau sudah bisa

membaca kan sudah mengenal sendiri dan tidak keliru, dan subhanallah braille

bisa sangat membantu karena sebelum. Dan sekarang saya sudah percaya

kalau tunanetra bisa melakukan kegiatan sama dengan orang awas, seperti bisa

membaca dan menghafal al-Qur’an, komputer, hanphone, baca buku dan

kegiatan lainnya.

T : Apa manfaat yang dirasakan sesudah mengikuti program tahfidz al-

Qur’an?

J : manfaat yang saya rasakan setelah mengikuti tahfidz al-Qur’an banyak sekali

pertama saya bisa bersyukur karena bisa mendekatkan diri kepada Allah

karena menghafalkan al-Qur’an serta ibu juga jauh lebih bangga, ibu tidak

membeda-bedakan anak-anaknya dan ibu pernah bilang kalau setiap manusia

itu punya kelebihannya masing-masing jadi entah yang tunanatra atau yang

tidak tunanetra semunya sudah diberikan sama Allah kelebihan masing-masing

jadi tidak pantas bagi ibu untuk membedakan dengan saudara yang lainnya.

Alhamdulillah bisa membanggakan orang tua serta bisa membantu orang tua

kalau habis diminta untuk panggilan mengaji dapat rezeki ya berkah dari al-

Qur’an walaupun baru setengah jalan aja manfaatnya luar biasa apalagi kalau

Page 115: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 116: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Mutaqin

Tanggal lahir : Indramayu, 9 maret 1995

Alamat : Jl. Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati RT.002/05 Kel.Buaran Kec. Serpong Kota

Tangerang Selatan Banten 15315

Pendidikan : SD Raudlatul Makfufin

Agama : Islam

No.Telepon : 085775483978

Email : [email protected]

Page 117: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 3

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Atoillah (Santri Tunanetra Mukim)

Hari : Rabu, 12 Agustus 2015

Pukul : 16.23

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J : Sejak kuliah sekitar tahun 2002 karena sakit panas tinggi kemudian disuntik

sama dokter

T : Alasan anda masuk ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Karena di yayasan ini lebih menitikberatkan pada agama, tadinya saya di

Mitra Netra dan disana serba bayar. Kegiatan yang saya ambil disana ternyata

di yayasan ini juga ada bahkan ada point plusnya yaitu dalam hal agama. Dan

di Mitra Netra tidak ada kegiatan atau ilmu tentang agama.

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Bagus sekali dalam artian bisa menolong kita yang tunanetra terutama untuk

kelas menengah kebawah, kan kalau di yayasan ini dibantu bisa tertolong dan

dari kegiatan juga banyak dan dari keterampilan juga ada seperti komputer,

bahasa inggris dan lainnya, ya mudah-mudahan yayasan ini lebih maju.

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J : belum lama sih, tapi kalau untuk belajar al-Qur’an braille sudah satu tahun

ini

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : karena saya masih baru ya belum banyak, jadi masih juz 30

Page 118: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Sebagai pengetahuan tambahan di agama, jadi bisa sebagai hujjah atau dalil

jadi kalau mau ngasih penerangan kepada orang kan bisa kasih dalilnya. Terus

biar bisa untuk diterima dimasyarakat karena disini juga diajarin kalau ada

khotbah atau tahlilan dipakai dimasyarakat jadi dengan harapan nanti bisa

berbaur dengan masyarakat walaupun dengan kekurangan fisik.

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J : Dari diri sendiri, dari orang tua, keluarga, dari kakak juga. Karena kakak juga

suka nanya hafalan sudah sampai mana. Dan kalau tidak ada kemajuan kan

malu.

T : Bagaimana cara anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Biasanya sama dengan orang biasa dibaca berulang-ulang setelah dibaca

berulang nanti hafal sendirinya

T : Adakah metode khusus yang diterapkan yayasan Raudlatul Makfufin

kepada santri dalam menghafal Al-qur'an?

J : Pagi abis subuh muroja’ah, habis sholat berjamaah itu baca bareng juz amma

T :Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam mengimplementasikan

metode tahfidz yang diterapkan di Raudlatul Makfufin?

J : Faktor malas dan jenuh

T :Pernahkah bekerja sama atau meminta bantuan santri lain dalam

menghafal al-Qur'an? Bagaimana bentuk kerja sama atau bantuannya?

J : Pakai mp3, cuma membantu sekedarnya tidak sampai detail mungki pengajar

yang disininya

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Saya satu minggu satu surat karena masih juz amma

T : Jika ada, siapa yang menetapkan target tersebut? (pengajar atau santri)

J : Pengajar ga menentukan target, itu tergantung dari santrinya

Page 119: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Selain tahfidz, kegiatan apa saja yang diikuti di yayasan Raudlatul

Makfufin?

J :Bahasa inggis, komputer, sempoa, kesenian marawis, pokonya ikut semua

kegiatan disini

T : Kendala (hambatan) apa saja yang dihadapai selama proses menghafal?

J : Ya itu saja sih rasa males

T :Menurut santri seberapa penting tahfidz qur'an bagi seorang tuna

netra?

J : Penting, kalau saya yang penting bisa lancar baca al-Qur’an

T : Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti program tahfidz ?

J : Jadi lebih percaya diri dalam bergaul karena mempunyai hafalan

T : Pernahkah santri mengikuti kejuaraan tahfidz qur'an?

J : Belum

T : Prestasi apa yang pernah diraih dalam bidang tahfidz qur'an?

J : Ga ada

T : Pernahkah santri mengalami demotivasi, yaitu keadaan di mana timbul

keinginan untuk berhenti menghafal ? (misal karena jenuh)

J : Pernah

T : Bagaimana cara mengatasi demotivasi tersebut?

J : Paling mengalihkan seperti buka internet

T : Peran seperti apa yang diharapkan santri dari para pengajar untuk

meningkatkan hafalan?

J :Lebih intensitasnya saja yang diperbanyak, berharap stiap habis shalat bisa

selalu muroja’ah karena waktunya terbagi pengurusnya kan juga setor hafalan

juga dengan pengajar dari luar.

Page 120: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 121: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Atoillah

Tanggal lahir : Cirebon, 20 Mei 1985

Alamat : Jl. Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati RT.002/05 Kel.Buaran Kec. Serpong Kota

Tangerang Selatan Banten 15315

Pendidikan : SD

SMP

SMA

Kuliah di Jogyakarta Jurusan Komunikasi

Agama : Islam

No.Telepon : 085724741955

Email : [email protected]

Page 122: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 3

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Ja’far Umar (Santri Tunanetra Mukim)

Hari : Rabu, 12 Agustus 2015

Pukul : 16.39

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J :Sejak lahir tanpa diberi tau dokter apa penyebab jadi tunanetra

T : Alasan anda masuk ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J :Pengen mempelajari agama islam dan ingin mempelajari al-Qur’an serta

pengen menghafal al-Qur’an

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J :Yayasan ini lebih fokus diutamakan memperdalam ilmu agama

T : Siapa yang merekomendasikan anda masuk ke yayasan Raudlatul

Makfufin?

J : Cari infonya sendiri lewat internet

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J :Dari bulan Maret kemarin

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : Alhamdulillah sudah juz 1

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Dari sebelum masuk ke yayasan ini pengen banget menghafal, ya untuk

bekal diri nanti

Page 123: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J :Banyak dari teman-teman, pengajar, keluarga. Kalau motivasi terbesar ya dari

keluarga dan diri sendiri

T : Bagaimana cara anda untuk menghafal al-Qur'an?

J :Membaca lewat al-Qur’an dulu jadi kita yang membaca huruf nya jelas

dengan diimbangi mp3, kalau sekedar mp3 saja hurufnya tidak jelas

T : Adakah metode khusus yang diterapkan yayasan Raudlatul Makfufin

kepada santri dalam menghafal Al-qur'an?

J : Seperti setoran setiap ada hafalan baru atau mengulang

T :Pernahkah bekerja sama atau meminta bantuan santri lain dalam

menghafal al-Qur'an? Bagaimana bentuk kerja sama atau bantuannya?

J : Belum cuma sharing aja terkadang menghafal bareng-bareng

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J :Minimal 10 ayat, pengennya setahun satu juz ini selesai

T : Jika ada, siapa yang menetapkan target tersebut? (pengajar atau santri)

J : Dari saya sendiri

T : Usaha apa yang dilakukan santri untuk mencapai target tersebut?

J : Paling lebih tekun aja

T : Selain tahfidz, kegiatan apa saja yang diikuti di yayasan Raudlatul

Makfufin?

J : Selain tahfidz ada pelajaran bahasa arab, ngaji kitab seperti riyadussolihin,

hadits arbain hampir semua yang diikutin dan yang paling disukai menghafal

al-Qur’an

T : Kendala (hambatan) apa saja yang dihadapai selama proses menghafal?

J : Suka lupa aja sih

Page 124: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 125: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Ja’far Umar

Tanggal lahir : Bekasi, 20 November 1990

Alamat : Jl. Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati RT.002/05 Kel.Buaran Kec. Serpong Kota

Tangerang Selatan Banten 15315

Pendidikan : SD SLB Tamiya Bekasi

SMP SLB Tamiya Bekasi

Agama : Islam

No.Telepon : 087879189468

Email : [email protected]

Page 126: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 3

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Senna Rusli (Santri Tunanetra Mukim)

Hari : Rabu, 12 Agustus 2015

Pukul : 14.55

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J :Dari umur 2 tahun bermula karena sakit campak dan panas tinggi saraf otak

kemata itu putus karena telat penanganan medis dan kena saraf bagian dalam.

T : Alasan anda masuk ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Alasan utama karena ingin belajar ilmu agama, kalau belajar ilmu agama

diluar itu medianya kurang karena bingung cara menngajarkan tunanetra

seperti apa. Kalau disini medianya banyak semua buku dengan menggunakan

braille.

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Unik karena yayasan ini fokus ke bidang agama karena yang lainnya sosial,

pendidikan atau pengembangan keterampilan seperti pijat. Jadi fokus keagama

tapi fukus kesegala bidang mencakup umum juga. Satu item mencakup ke

beberapa hal.

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J : Tahfidz sejak program ini diadakan sejak September tahun kemarin

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : Baru juz 2

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

Page 127: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J : Tidak ingin dipandang rendah oleh orang lain karena orang tunanetra

dibilang makhluk yang mempunyai kekurangan tapi kalau saya melakukan

segala hal termasuk menghafal al-Qur’an ini motivasinya adalah saya ingin

masyarakat melihat saya bukan karena tunanetranya tapi keilmuannya karena

sepanjang pengalaman saya yang bergaul dengan teman-teman normal diluar

sana, kalau saya punya sesuatu yang sama misalnya saya bisa menghafal atau

public speaking, nah orang banyak yang tidak menyangka kalau saya

tunanetra. Jadi itu yang saya pengen hadirkan dimasyarakat, jadi pandanglah

saya atau kita berdasarkan keilmuannya bukan karena ketunanetraannya.

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J : Motivasi terbesar jelas dari keluarga karena dari keluarga yang berhasil

mencapai pendidikan agak lumayan ya saya, jadi mau tidak mau ketika ada

problem keluarga sayalah yang diminta untuk membimbing. Dan itu yang

membuat saya termotivasi agar nantinya bisa memberi manfaat untuk

keluarga.

T : Bagaimana cara anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Membaca ayat yang akan dihafal beberapa kali, dan sambil muroja’ah

biasanya menghafal itu malam karena sunyi dan memudahkan untuk fokus.

Saya sudah ga asing dengan braille karena saya disini dari 2006.

T : Adakah metode khusus yang diterapkan yayasan Raudlatul Makfufin

kepada santri dalam menghafal al-Qur'an?

J : Metode disini tidak terlalu spesifik karena teman-teman disini sudah bisa

mengoperasikan hp, kalau untuk memperlancar kita banyak mendengar mp3

qur’an sambil santai, atau hafalanya dibaca ketika jadi imam shalat, walaupun

2 juz harus melekat sampai ayat pun hafal.

T :Pernahkah bekerja sama atau meminta bantuan santri lain dalam

menghafal al-Qur'an? Bagaimana bentuk kerja sama atau bantuannya?

J : Pernah, kadang suka main tebak-tebakan ayat sambil mengetes hafalan, jadi

ga terlalu ditekankan yang terpenting senyamannya saja,

T : Ketika meminta bantuan atau bekerja sama dengan santri lain, adakah

kesulitan yang dihadapi?

J : Ga ada kesulitan karena sesama tunanetra kecuali tunanetra dengan teman

yang norma

Page 128: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Sehari paling minal 5 sampai 10 ayat, dan target kedepan ingin 30 juz dan

ingin memperdalam tafsir al-Qur’annya.

T : Usaha apa yang dilakukan santri untuk mencapai target tersebut?

J : Lebih di tingkatkan lagi semangat menghafalnya

T : Selain tahfidz, kegiatan apa saja yang diikuti di yayasan Raudlatul

Makfufin?

J : Hampir semua kegiatan diikuti

T : Kendala (hambatan) apa saja yang dihadapai selama proses menghafal?

J :Al-Qur’an braille terlalu besar jadi tidak bisa dibawa kemana-mana, malas

dan gangguan wanita

T :Menurut santri seberapa penting tahfidz qur'an bagi seorang tuna

netra?

J :Pentingnya ya sama aja kaya kita shalat, untuk mendekatkan diri pada lebih

kenal dengan Allah

T : Pernahkah santri mengikuti kejuaraan tahfidz qur'an?

J :Ga minat dan belum bisa juga

T : Prestasi apa yang pernah diraih dalam bidang tahfidz qur'an?

J :Belum

T : Pernahkah santri mengalami demotivasi, yaitu keadaan di mana timbul

keinginan untuk berhenti menghafal ? (misal karena jenuh)

J :Pasti apalagi masih baru

T : Bagaimana cara mengatasi demotivasi tersebut?

J : Mendengarkan musik dangdut bang H.Rhoma Irama

Page 129: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 130: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Senna Rusli

Tanggal lahir : Jakarta, 13 November 1992

Alamat : Jl. Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati RT.002/05 Kel.Buaran Kec. Serpong Kota

Tangerang Selatan Banten 15315

Pendidikan : TK LB Lebak Bulus

SD SLB Lebak Bulus

SMPN 226 Pondok Labu

SMA

Kuliah di Kahfi Motivator School

Agama : Islam

No.Telepon : 08159966884

Email : [email protected]

Page 131: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 4

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Muhammad Hafidz (Santri Tunanetra Nonmukim)

Hari : Jum’at, 21 Agustus 2015

Pukul : 16.35

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J : Sejak lahir sudah mengalami tunanetra dan sudah operasi tiga kali tapi tidak

ada perubahan, jadi saya ambil hikmahnya saja mungkin ini sudah takdir dari

Allah.

T : Alasan anda belajar di yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Karena di yayasan Raudlatul Makfufin itu banyak sekali ilmu-ilmu terutama

ilmu agama yang dididik disana, karena dari kecil sudah dididik ilmu agama

maka saya ngin lebih memperdalam lagi ilmu agama di yayasan Radlatul

Makfufin.

T : Siapa yang merekomendasikan anda ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Dari mas Rafiq Akbar yang menjadi sekretaris yayasan Raudlatul Makfufin.

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Bagus sekali, saya sangat suka karena yayasan Raudlatul Makfufin satu-

satunya yayasan yang bergerak dibidang agama dam memperdalam ilmu al-

Qur’an, nahwu, shorof atau pun yang lainnya, serta di yayasan Raudlatul

Makfufin kedekatan antara santi dan pengajar itu sangat baik tidak ada rasa

canggung. Asik dalam segala hal disaat belajat, berdiskusi, ngobrol itu semua

menyenangkan tidak ada rasa pembeda antara pengajar dengan santrinya.

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J : Satu tahun setengah, dari awal tahun 2012 sampai 2013 pertengahan itu saat

rutinnya, tapi kalau akhir-akhir ini agak jarang karena banyak acara.

Page 132: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : Alhamdulilah, saya sudah 30 juz

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Saya menghafal al-Qur’an karena saya sering baca hadits yang menerangkan

bahwa syurga merindukan empat golong salah satunya yaitu orang yang

menghafal al-Qur’an, kemudian bacalah al-Quran sesungguhnya dia akan

datang kepadamu sebgai penolong di hari kiamat, nah saya tidak bisa

membacanya jadi saya hafalkan saja. Jadi, dari dua hadits itu dan masih

banyak lagi hadits-hadits yang lain yang memotivasi saya untuk menghafal.

Dasarnya ya cinta dulu, kalau sudah cinta ya sudah pasti nyaman saja dengan

al-Qur’an dan terinspirasi menghafal al-Qur’an karena dulu diberikan kaset

berisi lantunan al-Qur’an juz 30 yang dilantunkan oleh Syekh Musyari Rasyid

karena kekaguman saya dengan suara beliau maka nya saya mulai mengikuti

suaranya walau tidak begitu sama persis.

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J : Selain dari keluarga, teman, diri sendiri, motivasi terbesarnya dari ustadz

tempat saya mengaji dilingkungan rumah yag mengajarkan saya dari kecil,

belia mengatakan bahwa dengan kita menghafal al-Qur’an hidup kita akan

lebih tenang, berkah serta dilancarkan sama Allah jalan hidupnya.

T : Motivasi apa yang diberikan pengajar kepada santri?

J : Banyak, seperti beliau bilang kita harus semangat dalam menghafal al-

Qur’an karena pada akhir zaman nanti al-Qur’an akan dihapuskan serta banyak

orang yang akan merusak atau merubah dari ayat-ayat al-Qur’an. Maka kalau

kita menghafal al-Qur’an berarti kita menjaga kemurnian dari al-Qur’an. jadi

mereka tidak akan bisa merusakn karena banyaknya para hafidz serta hafidzah

didalam menghafalkan al-Qur’an ini. Makanya saya tertarik sekali dalam

menghafalkan al-Qur’an ini.

T : Faktor apa saja yang menjadi pendukung serta penghambat dalam

menghafal al-Qur’an?

J : Faktor pendukungnya dari seseorang yang menjanjikan saya untuk berangkat

haji beserta ibu, kalau saya mampu menghafalkan al-Qur’an 30 juz. Saya

berpikir kapan lagi ada kesempatan rezeki seperti ini dan bisa membahagiakan

Page 133: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

ibu juga. Kalau faktor penghambatnya karea saat itu saya menghafal

menggunakan radio type, jadi radio tersebut sering rusak karena terus di pause

dan replay.

T : Berapa lama bisa mengkhatamkan hafalan al-Qur’an 30 juz?

J : 3 tahun menghafalkan 30 juz

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Tidak ditargetkan tapi ya saya menargetkan sendiri minimal itu 1 juz satu

bulan, bebas sehari berapa halaman asalkan ya tadi itu sebulan satu juz, jadi

perhari ya semampunya otak saya aja. Dan cara untuk mengulangnya ya setiap

saya shalat diulang kembali, kemudian sering dengerin mp3 qori-qori dari

berbagai macam syaekh yang tingkat kecepatan bacaannya berbeda, hal itu

untuk mempertajam hafalan saya juga untuk mengulang kembali.

T :Menurut santri seberapa penting menghafal al-Qur’an bagi seorang tuna

netra?

J : Penting sekali, karena tidak semuanya bisa membaca al-Qur’an braille, kalau

pun bisa alangkah baik dengan matan yang buta otomatiskan terhindar dari

melakukan maksiat mata. Makanya hatinya dipenuhhi dengan hafalan-hafalan

al-Qur’an itu bagus sekali.

T : Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti program tahfidz ?

J : Setelah saya ikut, ya bacaan al-Qur’an saya semakin lancar apalagi saat

membaca al-Qur’an braille saya cuma bisa menghafal saya tau huruf-hurufnya,

jadi membacanya lebih tartil.

T : Pernahkah santri mengikuti kejuaraan tahfidz qur'an?

J : Tidak pernah ikut karena tidak minat dengan ikut perlombaan, karena bagi

saya sudah bisa menghafal saja itu sudah bersyukur yang penting untuk diri

saya dan orang sekitar saya.

T : Prestasi apa yang pernah diraih dalam bidang tahfidz qur'an?

J : Tidak pernah

T : Selain tahfidz, kegiatan apa saja yang diikuti di yayasan Raudlatul

Makfufin?

Page 134: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

J : Ikut belajar paket B disana, seperti metematika, bahasa inggis. Dan ikut

kegiatan marawis, komputer.

T : Pernahkah santri mengalami demotivasi, yaitu keadaan di mana timbul

keinginan untuk berhenti menghafal ? (misal karena jenuh)

J : Pernah, waktu baru menghafal awal 2003 saya hampir sudah menyerah untuk

menghafal al-Qur’an padahal saat itu hafalannya baru 2 juz.

T : Bagaimana cara mengatasi demotivasi tersebut?

J : Ya tinggal mensuport diri aja dan karena saat itu ada yang menjanjikan haji,

jadi saya pikir kapan lagi kesempatan ini datang. Dan rasa keinginan yang

tinggi untuk pergi haji itulah yang membuat saya terus menghafal hingga

akhirnya hafal 30 juz. Dan yang terpenting cinta dulu dengan al-Qur’an bisa

dari janji-janji Allah terhadap orang penghafal al-Qur’an atau mengagumi

suara syekh-syekh, nanti insyaAllah dimudahkan jika niatnya sungguh-

sungguh.

T : Dalam proses komunikasi dengan sesama penyandang tunanetra pernah

mengalami kesulitan?

J : Ga, kalau untuk saya sih ga pernah ada kesulitan lancar-lancar saja baik itu

lewat media atau pun bertemu langsung baikdengan sesama penyandang

tunanetra atau tidak.

T : Seberapa pentingkah peran pengajar atau pengasuh bagi santri dalam

proses menghafal?

J : Penting peran seorang pengajar karena kalau beliaunya saja tidak telaten itu

gimana dengan santrinya pasti berpengaruh. Terutama harus memiliki sikap

sabar, harus aktif dengan murid atau santrinya agar tidak tegang.

T : Peran seperti apa yang diharapkan santri dari para pengajar untuk

meningkatkan hafalan?

J : Ya, saya harap pengajar memiliki sifat sabar, telaten, berwibawa, suri

tauladan.

T : Apakah ada trik-trik dari pengajar untuk mengajarkan huruf braille

latin atau arab agar santri bisa cepat menghafal kode braille?

J : Belum ada, jadi tergantung dari santrinya aja untuk cepat menhafal tuh harus

seperti apa.

Page 135: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 136: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Muhammad Hafidz

Tanggal lahir : Jakarta, 8 Oktober 1988

Alamat : Jl. Flavon 1 no 23 Rt 09 Rw 03 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung

Kampung Ambon Jakarta Timur

Pendidikan : SD Paket A di SLB Cahaya Batin Cawang (2010-2012)

SMP Paket B di Mitra Netra (2012-2015)

Agama : Islam

No.Telepon : 085694090611

Email : [email protected]

Page 137: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 4

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Diah Rahmawati (Santri Tunanetra Nonmukim)

Hari : Minggu, 23 Agustus 2015

Pukul : 16.40

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J : Sejak usia 17 tahun pengelihatan mengalami penurunan hingga akhirnya buta

total.

T : Alasan anda belajar di yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Karena untuk menghilangkan kekhawatiran orangtua terhadap saya, karena

pengetahuan mereka tentang tunanetra minim, jadi saya tidak boleh kemana-

mana walau hanya untuk cari ilmu. Dan akhirnya setelah pengajar dari

yayasan Raudlatul Makfufin datang kerumah untuk mengajari hal baru tentang

tunanetra terutama belajar braille latin dan arab, kekhawatiran orangtua

terhadap saya sudah hilang. Di yayasan Raudlatul Makfufin saya juga ingin

memperdalam ilmu terkhusus ilmu-ilmu agama, bahkan dipercaya untuk

membantu mengajarkan arab braille untuk pemula.

T : Siapa yang merekomendasikan anda ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Dari saudara sepupu yang bertemu dengan salah satu pengajar di yayasan

Raudlatul Makfufin didalam angkot, akhirnya dari perkenalan itu saya tau

yayasan Raudlatul Makfufin ini.

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Subhanallah, Alhamdulillah dengan adanya yayasan Raudlatul Makfufin ini

bisa memberi wadah kepada teman-teman untuk belajar ilmu agama tertama

untuk teman-teman tunanetra. Jadi walaupun sekarang banyak yang

memberikan pembelajaran tentang a-Qur’an braille, yayasan Raudlatul

Makfufin ini sudah terbilang lama berdiri dari yahun 1983 dan saat awal

berdiri pun sudah mengajarkan keagamaan sampai memcetak al-Qur’an braille

sendiri. Karena tunanetra disini memiliki fasilitas yang berbeda dengan yang

lain seperti disini juga menyediakan buku-buku umum maupun agama dalam

Page 138: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

bentuk braille, hal itu sangat menunjang pembelajaran. InsyaAllah teman-

teman tunanetra disini tidak kekurangan dalm hal memperkaya ilmu.

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J : Semenjak program ini dilaksanakan, alhamdulillah walaupun hanya setiap

hari minggu setoranya karena saya bukan santri mukim disini jadi tidak terlalu

fokus menghafal seperti santri mukim yang ada di yayasan ini.

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : Saya juz 30

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Karena ingin bisa belajar agama, kalau menghafal al-Qur’an sudah dari 2004

sudah mulai.

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J : Selain dari teman, diri sendiri, motivasi terbesarnya dari keluarga.

T : Motivasi apa yang diberikan pengajar kepada santri?

J : Banyak, seperti beliau bilang kita harus semangat dalam menghafal al-

Qur’an karena pada akhir zaman nanti al-Qur’an akan dihapuskan serta banyak

orang yang akan merusak atau merubah dari ayat-ayat al-Qur’an. Maka kalau

kita menghafal al-Qur’an berarti kita menjaga kemurnian dari al-Qur’an.

T : Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam menghafal al-

Qur’an?

J : Kalau faktor penghambatnya dari diri sendiri yaitu rasa malas.

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Tidak ditargetkan

T : Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti program tahfidz ?

J : Manfaatnya bisa dibaca ketika shalat ayat-ayat yang sudah dihafal, bisa

membantu teman yang lain dalam belajar membaca arab braille.

Page 139: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Pernahkah santri mengikuti kejuaraan tahfidz qur'an?

J : Tidak pernah ikut

T : Prestasi apa yang pernah diraih dalam bidang tahfidz qur'an?

J : Tidak pernah

T :Menurut santri seberapa penting menghafal al-Qur’an bagi seorang tuna

netra?

J : Menurut saya penting banget, karena saya tau barangsiapa yang menghafal

al-Qur’an nanti kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota.

T : Pernahkah santri mengalami demotivasi, yaitu keadaan di mana timbul

keinginan untuk berhenti menghafal ? (misal karena jenuh)

J : Pernah ya hanya rasa malasnya saja

T : Bagaimana cara mengatasi demotivasi tersebut?

J : Ya belum tau cara jitunya, susah banget menghilangkan rasa malas ini

T : Dalam proses komunikasi dengan sesama penyandang tunanetra pernah

mengalami kesulitan?

J : Ga, biasanya saja ga ada kesulitan-kesulitan.

T : Seberapa pentingkah peran pengajar atau pengasuh bagi santri dalam

proses menghafal?

J : Penting peran seorang pengajar karena kalau beliaunya saja tidak telaten itu

gimana dengan santrinya pasti berpengaruh. Terutama harus memiliki sikap

sabar.

T : Peran seperti apa yang diharapkan santri dari para pengajar untuk

meningkatkan hafalan?

J : Ya, saya harap pengajar memiliki sifat sabar serta ikhlas karena santrikan

menerimanya ada yang cepat dan ada yang lambat.

T : Faktor apa yang membuat anda sampai saat ini bertahan untuk

menghafal?

Page 140: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 141: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Diah Rahmawati

Tanggal lahir : Jakarta, 2 April 1985

Alamat : JL. Karya Utama Rt 011, Rw 06 No. 7A Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Pendidikan : SDN 013 Gandaria Utara

SMPN 240

SMAN

S1 di UHAMKA Jurusan Pendidikan Agama Islam

Agama : Islam

No.Telepon : 089651701222

Email : [email protected]

Page 142: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

LAMPIRAN 4

Wawancara Penelitian

Pewawancara : Fathiyatur Rizkiyah

Narasumber : Juanda Saputra (Santri Tunanetra Nonmukim)

Hari : Kamis, 20 Agustus 2015

Pukul : 12.04

Tempat : yayasan Raudlatul Makfufin

T : Sejak kapan mengalami tunanetra?

J : Sejak usia 2 tahun.

T : Alasan anda belajar di yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Saya ingin mendalami ilmu agama serta mempelajari ilmu fiqih, ilmu tajwid

dan ilmu yang lainnya.

T : Siapa yang merekomendasikan anda ke yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Dari pak Abbas beliau guru di SLB dan beliau juga menjadi pengajar di

yayasan Raudlatul Makfufin

T : Apa pendapat anda tentang yayasan Raudlatul Makfufin?

J : Yayasan Raudlatul Makfufin sangat bagus dibanding yayasan tunanetra yang

lainnya karena selain berbasis pendidikan agama serta keterampilan yang lain

serta pengajar di yayasan Raudlatul Makfufin sangat berkompeten

dibidangnya.

T : Sudah berapa lama mengikuti program tahfidz qur'an di yayasan

Raudlatul Makfufin?

J : Semenjak program ini dilaksanakan, walaupun hanya setiap hari minggu

setoranya karena saya bukan santri mukim disini jadi tidak terlalu fokus

menghafal seperti santri mukim yang ada di yayasan ini.

T : Berapa juz atau surat al-Qur'an yang sudah dihafal?

J : Saya juz 2

Page 143: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Bagaimana cara anda menghafalkan al-Qur’an?

J : Setiap ayat saya ulang membacanya sampai tiga kali atau bahkan lebih

sampai benar-benar hafal

T : Apa motivasi yang melatarbelakangi anda untuk menghafal al-Qur'an?

J : Motivasinya agar ilmu-ilmu lain yang saya pelajari biar cepat bisa karena

saya menghafal al-Qur’an

T : Siapa saja yang memberi motivasi untuk menghafal? Berasal dari siapa

motivasi terbesar itu?

J : Selain dari teman, diri sendiri, motivasi terbesarnya dari keluarga.

T : Motivasi apa yang diberikan pengajar kepada santri?

J : Saya melihat para pengajar itu sangat dibutuhkan masyarakat dan ilmu

mereka juga sangat bermanfaat.

T : Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam menghafal al-

Qur’an?

J : Kalau faktor penghambatnya itu rasa malas dan terlalu sibuk dengan

pelajaran.

T :Adakah standar atau target yang harus dicapai santri dalam menghafal?

(misal dalam sehari harus hafal 1 lembar al-Qur'an)

J : Tidak ada target tergantung semampunya saja, kalau saya satu hari itu 5 ayat

T : Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti program tahfidz ?

J : Manfaatnya bisa dibaca ketika shalat ayat-ayat yang sudah dihafal, bisa

membantu teman yang lain dalam belajar membaca arab braille.

T : Pernahkah santri mengikuti kejuaraan tahfidz qur'an?

J : Pernah ikut saat masih SD sampai SMP tapi sudah lupa

T : Prestasi apa yang pernah diraih dalam bidang tahfidz qur'an?

J : Belum pernah

Page 144: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

T : Selain tahfidz, kegiatan apa saja yang diikuti di yayasan Raudlatul

Makfufin?

J : Banyak, saya ikut semua kegiatan yang ada di yayasan Raudlatul Makfufin

T :Menurut santri seberapa penting menghafal al-Qur’an bagi seorang tuna

netra?

J : Menurut saya penting banget, karena kalau orang yang menghafal al-Qur’an

itu insyaAllah ilmu-ilmu yang lain akan cepat bisanya.

T : Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti program tahfidz ?

J : Ikut belajar tahfidz jadi kita tau cara menghafa yang baik, kalau menghafal

al-Qur’an otomatis jiwa kita juga jadi lebih tenang

T : Pernahkah santri mengalami demotivasi, yaitu keadaan di mana timbul

keinginan untuk berhenti menghafal ? (misal karena jenuh)

J : Belum pernah karena saya menghafal dengan penuh penjiwaan

T : Dalam proses komunikasi dengan sesama penyandang tunanetra pernah

mengalami kesulitan?

J : Alhamdulillah ga, lancar-lancar saja ga ada kesulitan-kesulitan.

T : Seberapa pentingkah peran pengajar atau pengasuh bagi santri dalam

proses menghafal?

J : Penting peran seorang pengajar karena kalau beliau yang terus memotivasi

disaat sudah merasa males, beliau memotivasi santri-santrinya agar lebih

semangat lagi dalam menghafal

T : Peran seperti apa yang diharapkan santri dari para pengajar untuk

meningkatkan hafalan?

J : Ya, saya harap pengajar bisa memberikan metode-metode praktis yang

membuat santrinya tidak bosan dalam menghafal al-Qur’an

T : Faktor apa yang membuat anda sampai saat ini bertahan untuk

menghafal?

J : Karena saya ingin belajar di majlis-majlis ilmu agar jiwa kita tentram dan

dari jiwa yang tentram itu bisa dengan mudah untuk menghafal

Page 145: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 146: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Biodata Narasumber

Nama : Juanda Saputra

Tanggal lahir : Lampung, 11 Januari 1992

Alamat : JL. X 2 Rt 12 Rw 4 Cilacas Jakarta Timur

Pendidikan : SD Cawang Jakarta Timur

SMPN 226 Jakarta Selatan

SMA Darul Ma’arif Jakarta Selatan

Kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia

Agama : Islam

No.Telepon : 083896569020

Email : [email protected]

Page 147: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 148: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 149: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 150: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 151: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 152: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 153: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 154: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 155: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 156: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 157: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 158: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Gambar 4. Kegiatan tilawah al-Quran, dipandu oleh pengajar yang juga penyandang

tunanetra

Gambar 5. Kegiatan tahfidz qur’an, pengajar juga penyandang tunanetra, salah satu santri

sedang setoran hafalan

Page 159: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Gambar 6. Al-Qur’an braille terbitan yayasan Raudlatul Makfufin, siap dikirim keseluruh

tunanetra yang membutuhkan di Indonesia

Gambar 7. Foto bersama pengajar tahfidz

qur’an, Bapak Abdul Hayi

Page 160: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Gambar 8. Kebersamaan santri, penulis dengan ketua dewan pengurus bapak Ade Ismail

Gambar 9. Tanda tangan lampiran wawancara oleh

salah satu narasumber, dibantu oleh penulis.

Gambar 10. Kegiatan kesenian marawis, dibimbing oleh pembimbing yang normal

Page 161: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

Gambar 11. Yayasan Raudlatul Makfufin menjadi wakil dari Indonesia pada acara Konferensi

Internasional Al-Qur’an Braille di Istanbul, Turki tahun 2013.

Gambar 12. Foto pendiri yayasan Raudlatul Makfufin

Page 162: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri
Page 163: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri

CURICULUM VITAE

Nama : Fathiyatur Rizkiyah

Tempat,tanggal lahir : Tangerang, 30 Agustus 1993

Pendidikan : SMA IT Al-Qur’aniyyah Pondok Aren Tangerang

Selatan, 2011

Alamat : JL. H.Sarmili Rt.03 Rw.02 No.03 Kelurahan

Jurang Mangu Timur Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan Banten 15222

Judul Skripsi : Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Santri

Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur’an

di yayasan Raudlatul Makfufin Serpong Tangerang

Selatan

No.HP : 085693595075

Email : [email protected]

Hobi : Ukir HennaArt

Pengalaman Organisasi : Anggota Devisi Syarhil Qur'an di HIQMA (

Himpunan Qori- Qori'ah Mahasiswa ) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Prestasi Non Akademik :

Delegasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Juara 1 MSQ pada Olimpiade Al-Qur’an Se-Indonesia di LTTQ Fathullah

(2014)

2. Juara harapan 2 MSQ pada MTQ Mahasiswa Nasional ke 13 di UNP dan

Universitas Andalas, Padang Sumatra Barat (2013)

3. Juara 1 MSQ pada Festival Seni Islam Nasional di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (2012)

4. Peserta MSQ pada Festival Seni Qur’an Nasional di UIN Sunan Kalijaga

Jogyakarta (2013)

5. Pemberian Penghargaan dalam Acara Penganugrahan Student Achievement

Award UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 hingga 2014 atas prestasi

tersebut.

Page 164: KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN SANTRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32162/1... · Teori yang digunakan dalam penelitian ... Perubahan Prilaku pada Santri