KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MENINGKATKAN...

93
1 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI BANK BRI SYARIAH CABANG JAMSOSTEK KUNINGAN Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Sendy Pradhita NIM: 1110051000096 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Transcript of KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM MENINGKATKAN...

1

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

DI BANK BRI SYARIAH CABANG JAMSOSTEK KUNINGAN

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Sendy Pradhita

NIM: 1110051000096

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

2

3

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan untuk memeroleh gelar Strata 1 (S.1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari penulisan ini terbukti bukan karya asli saya atau

merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Desember 2017

Sendy Pradhita

5

ABSTRAK

Nama : Sendy Pradhita

NPM : 1110051000096

Judul : Komunikasi Antar Pribadi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di

Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek Kuningan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan judul Komunikasi Antarpribadi

dalam meningkatkan kinerja karyawan di Bank BRI Syariah Cabang jamsostek. Adapun

permasalahan penelitian penulis adalah bagaimanakah pengaruh Komunikasi

Antarpribadi dalam Meningkatkan kinerja karyawan di Bank BRI Syariah Cabang

jamsostek. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses

komunikasi antarpribadi pimpinan terhadap karyawan, dan komunikasi antarpribadi

karyawan terhadap pimpinan, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang

terjadi selama proses komunikasi antarpribadi, dan untuk mengetahui kinerja karyawan

akibat pengaruh komunikasi antarpribadi. Teori komunikasi yang digunakan yakni

keterbukaan (openness), empati (empathy) dan dukungan (supportiveness). Pada

komunikasi antarpribadi terjadi adanya keterbukaan (openness), empati (empathy) dan

dukungan (supportiveness) dapat diterima, dimengerti dan dipahami secara baik oleh

komunikan.

Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah jumlah karyawan di

Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek sebanyak 17 orang karyawan, adapun sample

yang dipilih sebagai observasi/wawancara berjumlah 4 orang karyawan. Peneliti akan

menggunakan informan untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan selama

proses penelitian. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif

yaitu menguraikan serta menginterprestasikan data yang diperoleh di lapangan dari para

key informan (informan kunci)

Berdasarkan hasil penelitian penulis memperlihatkan bahwa Pengaruh Komunikasi

antarpribadi sesama karyawan terhadap kinerja karyawan sudah cukup baik karena

menggunakan komunikasi secara verbal dan non verbal berinteraksi dengan karyawan

di Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek. Sikap keterbukaan yang ada dapat mendukung

komunikasi Antarpribadi di Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek khususnya karyawan

sudah berjalan dengan cukup baik karena dilihat dari cara sesama karyawan

menyampaikan pesannya sudah secara menyeluruh kepada karyawan yang mana tidak

membeda-bedakan seorang karyawan untuk di berikan pesan atau informasinya,

kemudian dalam melakukan pendekatan dengan karyawan sudah baik, sehingga

penanggulangan terhadap karyawan yang acuh juga bisa dilakukan dengan baik, sikap

empati pada karyawan Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek membantu dalam

kelangsungan kegiatan bekerja, agar kelangsungan kegiatan bekerja humas berjalan

dengan lancer. Karyawan dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun

nonverbal. Karyawan di Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek mengkomunikasikan

dukungan yang positif dalam komunikasi Antarpribadi dengan sedikitnya dengan cara,

6

menyatakan sikap positif, dengan sikap positif mampu mendorong orang untuk menjadi

teman kita berinteraksi. Komunikasi Antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap

positif terhadap diri mereka sendiri. Kata kunci : komunikasi antarpribadi, kinerja

karyawan.

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji atas kebesaran dan keagungan allah SWT, tuhan yang

telah menciptakan dan memberikan kesempurnaan. Segala puji dan syukur atas

limpahan kasih saying yang diberikan Allah Rabbul alamin yang telah member

kenikmatan dunia sebagai lading infestasi semua amal untuk menghantarkan kepada

kehidupan akhirat. Semoga Allah senantiasa mengampuni atas segala kesalahan dan

kealfaan terhadap syahadat yang belum mampu termanifestasi dalam kehidupan.

Solawat serta salam senantiasa tercurah atas junjungan dan panutan alam yang

menjadi penuntun dan pencerah ummat Islam menuju agama yang ikhlas sebagai agama

yang benar-benar rahmatan lil alamin yang kelak di yaumujaza‟ akan mendapatkan

syafaat „ujma dari baginda nabi Muhammad SAW.

Ucapan terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang berjasa dalam

penulisan skripsi ini, diantaranya:

(1) Dr. Arief Subhan, M.A Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(2) Bapak Rahmat Baihaky M.A selaku ketua juruasan Komunikasi Penyiaran

Islam.

(3) Ibu Umi Musyarrofah, MA selaku pembimbing yang senantiasa mengarahkan

dan memberikan saran serta masukan terhadap penulisan skripsi ini.

(4) Dewan Penguji sidang skripsi Sendy Pradhita yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya;

(5) Ibu Umi Musyarrofah, MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan kepada penulis dalam menyiasati perkuliahan;

(6) Seluruh jajaran Dosen dan Staff Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

selalu semangat tanpa letih membimbing penulis semasa mahasiswa;

(7) Ibu Yanik Suryani, selaku supervisor; Mas Ray, Mas Didik dan Mas Putra

selaku pegawai di BRI Syariah KCP Jamsostek; Kak Eno, Mas Sugeng selaku

Gate Keeper; Bank BRI Syariah KCP Jamsostek;

8

(8) Ibu dan Bapak penulis yang selalu mensupport segalanya bagi penulis dan selalu

nanya kapan wisuda;

(9) Saudara kandung penulis yang saya sayangi;

(10) Teman-teman Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008,

2009, 2010, 2011, 2012, dan 2014.

Akhir kata, saya berharap Allah Azza wa Jalla membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan kepada pembacanya.

Ciputat, 12 Desember 2017

Penulis

9

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 7

D. Rumusan Masalah. .................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian………………… ......................................... 7

F. Kegunaan Penelitian ............................................................... 8

G. Tinjauan Pustaka…………………………………………...... 9

H. Sistematika Penulisan………………………………………. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi

1. Pengertian Komunikasi ....................................................... 10

2. Proses Komunikasi .............................................................. 11

10

3. Tujuan Komunikasi ............................................................. 11

4. Bentuk Komunikasi ............................................................. 13

5. Unsur-unsur Komunikasi ..................................................... 15

6. Iklim Komunikasi ................................................................ 17

7. Jaringan Komunikasi ........................................................... 18

B. Komunikasi Antarpribadi ......................................................... 19

1. Tahapan dalam Hubungan Antarpribadi.............................. 22

2. Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja..................... 23

C. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja ............................................................... 26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ....... 27

3. Aspek-aspek Penilaian Kinerja ............................................ 28

4. Evaluasi Kinerja .................................................................. 29

5. Hubungan Antara Proses Komunikasi dan Kinerja Karyawan. 29

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH JAMSOSTEK

KUNINGAN

A. Latar Belakang .................................................................... 66

B. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan.. 66

C. Visi dan Misi Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan ...... 68

D. Produk-produk Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan.... 68

E. Budaya Kerja Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan ...... 68

11

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Komunikasi Antarpribadi dalam Meningkatkan Kinerja

Karyawan di Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan ...... 88

B. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Meningkatkan

Kinerja Karyawan di Bank BRI Syariah Jamsostek

Kuningan… …………………………………………........ 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……. ………………………………………………....109

B. Saran…………… ………………………………………………....110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN……………………………………. ........................................... 113

A. Pedoman Wawancara .................................................................................................. ……63

B. Verbatim Hasil Wawancara…………………………………………………………………64

12

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Untuk mempermudah dan menghindari salah pengertian judul skripsi

“Komunikasi AntarPribadi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah

Kantor Cabang (KC) Jamsostek Kuningan”, maka penulis memandang perlu untuk

menjelaskan beberapa istilah yang berhubungan dengan judul tersebut. Penulis mencoba

memberikan penjabaran, sebagai berikut:

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan

orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil

integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan

satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat

melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam

organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif.

Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses

komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman.

Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka

perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.

13

Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang

mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham

dan konflik.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para

pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan

apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah

standar.

Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang

ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam

konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah

komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan

pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing

komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau

komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja

sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun

kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai

subsistem dalam perkantoran. Menurut Kohler ada dua model komunikasi dalam rangka

meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi

koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian

(subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran

14

informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang

dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun

antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang

dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.

Dalam hal komunikasi yang terjadi antar pegawai, kompetensi komunikasi yang

baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga

tingkat kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik. Dan sebaliknya,

apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik,

sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan,

dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.

Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber

daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed back yang tepat terhadap

perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas.

Organisasi atau bisnis merupakan salah satu organisasi formal di lingkungan

kerja. Program-program kerja yang dirancang bertujuan untuk menmpromosikan dan

melindungi bidang kepariwisataan yang merupakan aset negara yang sangat penting

sehingga sangat diharapkan kinerja yang optimal yang dapat diwujudkan melalui

peranan komunikasi yang efektif supaya dapat memenuhi peran dan fungsinya sebagai

aparat pemerintah yang mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara ini.

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan berupa

pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain yang

menerimanya (komunikan) untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat dan

15

perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung, dan yang terpenting

penyampaian pesan tersebut terjadi secara utuh dan jelas. Pikiran bisa merupakan

gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa

berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan

lain sebagainya yang timbul dari lubuk hati.1 Dalam kondisi tertentu, komunikasi juga

dapat dilakukan dengan bahasa isarat atau dengan kode.

“Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu

atau dengan menggunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi terjadi dan berlangsung

tetapi kadang-kadang tidak tercapai kepada sasaran tentang apa yang dikomunikasikan

itu”.2 Banyak hal yang menjadi faktor mengapa komunikasi yang terjadi itu tidak

berlangsung secara efektif. Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi tersebut bisa

terjadi di dalam diri (intern) ataupun dari luar (ekstern).

Setiap hari kita tidak dapat terlepas dari aktivitas komunikasi. Hal ini

dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa memerlukan orang lain dalam

upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari kita. Tidak terkecuali saat kita berada dalam

dunia pekerjaan. Kegiatan komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam upaya

mencapai tujuan pekerjaan, yaitu sebagai jembatan penghubung dalam kegiatan

pekerjaan di sebuah perusahaan.

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi

manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat

kejiwaan. Istilah komunikasi berasal dari kata lain “communicare” yang berarti

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2005), cet. Ke- 19, h. 11 2 H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.5.

16

memberitahukan atau berpartisipasi (Sugiyo, 2005:1). Sedangkan Sutoyo (2006: 55)

mengemukakan bahwa dari segi istilah “komunikasi” yang dalam bahasa inggrisnya

communication berasal dari kata communication yang bersumber dari kata communis

yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah “sama makna”.

Tujuan utama dari komunikasi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang

dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang

langsung. Dalam kegiatan komunikasi terdapat istilah komunikasi dua arah atau

komunikasi timbal balik. Dimana dalam kegiatan komunikasi dua arah ini informasi

disampaikan oleh komunikator dapat berubah menjadi sesuatu yang baru karena peran

aktif komunikan sehingga terjadi consensus apabila sepaham dan sebaliknya akan

menjadi konflik jika tidak sepaham.

Salah satu kegiatan komunikasi dua arah ini adalah komunikasi antarpribadi atau

komunikasi interpersonal yang dapat diartikan sebagai komunikasi yang sering

digunakan manusia pada saat bekerja, bergaul dan bermasyarakat. Komunikasi

antarpribadi sendiri dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih dengan interaksi secara tatap muka ataupun bermedia, dan biasanya

feedback nya dapat diketahui secara langsung dan efeknya pun cepat diketahui.

(Suranto, 2011:212).

Hal yang membedakan jenis komunikasi antar pribadi dengan jenis komunikasi

lainnya adalah pola komunikasi antarpribadi yang berbentuk intens dan lebih menitik

beratkan kepada hubungan antar dua orang atau lebih, dimana komunikator

menganggap kemungkinan sebagai individu, bukan objek, serta prosesnya yang

merupakan satu pertemuan atau encounter diantara pribadi-pribadi.

17

Meningkatnya pertumbuhan bisnis dalam sebuah perusahaan menjadikan

persaingan pasar semakin ketat. Kondisi pasar benar-benar ramai dan persaingan bisa

disebut sangatlah kompetitif. Maka dari itu dalam sebuah perusahaan dibutuhkan

komunikasi yang baik dengan pihak eksternal dan internal dengan menciptakan strategi-

strategi komunikasi yang diterapkan secara terencana.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bisnis merupakan tindakan dan kegiatan

yang memiliki banyak keutamaan. Begitu besar keutamaan bisnis, sehingga Allah SWT,

menggambarkan keutamaan kehidupan akhirat dengan bisnis, Allah SWT akan

memberikan rahmat kepada seseorang dalam bertransaksi dengan orang lain, ketika

melakukan tiga hal, yaitu ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menagih

pembayaran.3 Maka dapat dipahami bahwa ketiga hal tersebut merupakan kunci sukses

dalam berbisnis.

Dalam sebuah penawaran terhadap produk atau jasa dalam pembentukan

kesadaran, menumbuhkan keinginan, dan meningkatkan perhatian, serta

mempertahankan komunikasi untuk meningkatkan kinerja karyawan dibutuhkan

penyusunan strategi komunikasi.4 Jadi strategi komunikasi dibutuhkan dalam sebuah

perusahaan jika ingin maju.

Bagi seorang manajer, komunikasi antarprbadi yang terjalin harmonis

merupakan kebutuhan penting. Dengan komunikasi antarpribadi yang harmonis,

manajer dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu merencanakan,

3 Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi dan Public Relation. (Bandung: Pustaka Setia, 2012),

h. 366. 4 Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relation. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), cet

ke-1, h. 274.

18

mengorganisasikan, dan memimpin serta mengendalikan organisasi. Manajer

mencurahkan sebagian besar dari waktunya untuk berkomunikasi.

Dengan komunikasi antarpribadi yang harmonis akan meminimalisir terjadinya

miss communication antara pihak yang berkomunikasi. Informasi yang jelas dapat

membantu karyawan maupun manajer dalam melaksanakan tugas masing-masing secara

maksimal. Apabila tugas dapat dijalankan dengan baik secara maksimal, hal ini

berdampak positif karena menguntungkan perusahaan.

Komunikasi antar pribadi berperan penting dalam organisasi. Namun,

komunikasi yang tidak harmonis menjadi hambatan bagi pihak yang saling

berkomunikasi. Hambatan dalam berkomunikasi disini adalah:

1. mendengarkan yang hanya ingin didengar,

2. mengabaikan informasi yang tidak ingin didengar,

3. menilai dari sumber informasi yang didapatkan,

4. menilai persepsi orang lain yang berbeda dengan persepsi sendiri

5. pengaruh emosi diri sendiri, dan

6. gangguan media informasi.

Komunikasi antar pribadi perlu diterapkan dalam sebuah perusahaan. Dengan

adanya komunikasi yang harmonis tersebut, akan berdampak positif terhadap pekerja

maupun perusahaan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam

berkomunikasi. Dengan menggunakan bahasa formal akan memberikan dampak positif

berupa kejelasan dari informasi yang telah disampaikan.

19

Orang yang lebih tinggi jabatannya cenderung lebih mudah berkomunikasi

dengan bawahannya. Dalam hal ini manajer memiliki kewenangan untuk berkomunikasi

dengan bawahan begitu pula sebaliknya. Namun, antara manajer dan bawahan memiliki

porsi yang berbeda dalam hal perintah dan kewenangan lainnya.

Dalam ruang lingkup jabatan yang sama akan memudahkan untu melaukan

komunikasi antar pribadi secara harmonis. Karena masing-masing individu paham akan

posisi masing-masing. Seseorang yang terampil dalam hal berbicara, menulis dan

membaca tentu akan lebih mudah dalam berkomunikasi dengan orang lain

dibandingkan orang yang tidak memiliki keterampilan tersebut.

Dengan komunikasi yang harmonis antara manajer dan karyawan akan

memberikan dampak positif yang menguntungkan perusahaan. Efektivitas dalam

berkomunikasi perlu diterapkan dan ditingkatkan agar kinerja antar karyawan dapat

lebih baik dari sebelumnya. Manajer yang bertanggung jawab atas kinerja karyawan.

Namun, keberhasilan perusahaan menjadi tanggung jawab bersama antara manajer dan

karyawan, sehingga efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan

untuk melaksanakan tugas secara maksimal.

Kinerja merupakan suatu fungsi kemampuan pekerja dalam menerima tujuan

pekerjaan. Tingkat pencapaian tujuan dan interaksi antara tujuan dan kemampuan

pekerja menurut Gorden dalam Nawawi (2006:63). Dengan definisi tersebut dapat di

katakan bahwa pegawai memegang peranan penting dalam menjalankan segala aktivitas

agar dapat tumbuh dan berkembang mencapai visi, misi dan tujuan suatu organisasi.

20

Kinerja karyawan dalam suatu instansi dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor

yang di antaranya komunikasi dan kompetensi. Dimana komunikasi dan kompetensi

dapat mempengaruhi perilaku-perilaku karyawan dalam suatu organisasi, dan upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral maupun etika.5

Sehingga yang dimaksud dengan kinerja dalam skripsi ini adalah sebuah hasil

yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang berada dalam

lingkungan yang sama yaitu lingkungan kerja untuk mencurahkan seluruh

kemampuannya demi kemajuan organisasi.

Purba (2006 : 14) berasumsi bahwa melalui komunikasi diharapkan dapat

membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara orang-orang yang

terlibat dalam kegiatan tersebut. Komunikasi antarpribadi yang terjadi antara pimpinan

dan karyawan yang baik akan dapat berdampak pada hasil kerja yang maksimal.

Telah menjadi kesepakatan para ahli, bahwa sumber daya manusia merupakan

aset penting, bahkan dianggap paling penting diantara sumber daya-sumber daya yang

lain, dalam setiap memajukan suatu masyarakat atau bangsa. Namun dalam

kenyataannya, sumber daya manusia baru menjadi aset penting dan berharga, apabila

sumber daya manusia tersebut mempunyai kualitas yang tinggi.6

Menurut peneliti komunikasi antarpribadi Bank BRI Syariah Bumi Serpong

Damai dengan karyawannya sangat berperan dan sangat erat hubungannya terhadap

5 Suyadi Prawirosntono, Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan Kiat

Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia, (Yogyakarta: BPFE, 1999),

hlm. 2. 6 Muhammad Thalhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Lantabora Press,

2005) hlm. 67.

21

kinerja karyawan agar semakin maju dengan pesat dan masalah-masalah di dalam

perusahaan dapat diatasi dengan baik. Disini peneliti akan meneliti bagaimana

karyawan Bank BRI Syariah cabang pembantu Jamsostek rasa saling berkomuniksai

antarpribadi dengan sesama karyawan ataupun dengan pimpinannya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti Komunikasi

Antarpribadi terhadap kinerja karyawan di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu

(KCP) Jamsostek Kuningan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka faktor

yang dapat mempengaruhi kinerja sebagai berikut:

1. Komunikasi antar individu karyawan belum harmonis.

2. Komunikasi antar atasan dengan karyawan belum efektif.

3. Komunikasi atasan terhadap sasaran kerja karyawan belum efektif.

4. Komunikasi perusahaan terhadap karyawan masih belum efektif.

5. Hasil kinerja individu karyawan belum maksimal.

6. Kinerja atasan yang belum efektif dapat dilaksanakan karyawan dengan

maksimal.

7. Karyawan belum maksimal terhadap keinginan perusahaan.

8. Hasil kinerja perusahaan masih dapat di tingkatkan.

22

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, agar pembahasan dalam penelitian ini

mudah dan tidak meluas maka penelitian ini dibatasi pada komunikasi antarpribadi

sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Adapun karyawan

dimaksud adalah seluruh karyawan yang bekerja di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan kinerja

karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan?

2. Bagaimana peran komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan kinerja

karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi dalam

meningkatkan kinerja karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek

Kuningan.

2. Untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan

kinerja karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan.

23

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan

wawasan dan pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan

kinerja karyawan dalam lingkungan perusahaan perbankan syariah.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di bangun suatu model yang bermanfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan lebih memahami komunikasi antar

pribadi terhadap kinerja pegawai.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan atau informasi tambahan bagi perusahaan dan pihak -

pihak yang berkepentingan di dalam lingkungan Perusahaan Perbankan dan dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan tentang komunikasi antar

pribadi terhadap kinerja karyawan.

c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sebuah referensi untuk penelitian

selanjutnya yang lebih mendalam khususnya dalam memahami pengaruh komunikasi

antar pribadi terhadap kinerja karyawan.

24

G. Tinjauan Pustaka

Sepanjang yang penyusun ketahui, penelitian tentang ”Komunikasi AntarPribadi

dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Jamsostek

Kuningan” belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa karya ilmiah atau skripsi

yang berkaitan membahas masalah yang menyangkut masalah tersebut yang memiliki

kemiripan pada penelitian ini yaitu:

Skripsi Ade Gunawan, Fakultas dakwah yang berjudul ”Prestasi Kerja Dalam

Prespektif Teori Motivasi Frederich Herzberg Pada Karyawan Rumah Sakit Umum

PKU Muhammadiyah Bantul” dalam skripsi ini Ade Gunawan menggunakan

perhitungan regresi berganda dengan bantuan program SPSS for windows realease 12.0

membuktikan bahwa semua variabel faktor motivator dan variabel faktor hieginis

mempunyai pengaruh nyata terhadap prestasi kerja karyawan di RSU Muhammadiyah

Bantul.7

Skirpsi Muharrani Fakultas Dakwah yang berjudul ”Pengaruh Pengawasan

Terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Rumah Zakat Indonesia Cabang Yogyakarta”

dalam skripsi Muharrani dijelaskan bahwasannya variabel pengawasan ternyata

berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan di Rumah Zakat Indonesia cabang

Yogyakarta.8

7 Ade Gunawan, Pretasi Kerja Dalam Perspektif Teori Motivasi Frederich Herzberg pada Karyawan

Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fak. Dakwah

UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 83. 8 Muharrani, Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Rumah Zakat Indonesia Cabang

Yogyakarta, Skripsi (tidak diterbitkan) (Yogyakarta: Fak. Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 75.

25

Skripsi Sri Muzayyanah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga 1997 yang

berjudul ”Pengaruh Pengamalan Shalat terhadap Kerja Karyawan” dalam skripsi ini

dijelaskan bahwa pengalaman shalat mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kompetensi karyawan sehingga merupakan faktor pendukung penting dalam usaha

meningkatkan kompetensi kerja karyawan.9

H. Sistematika Penelitian

Suatu karya ilmiah tidak lepas dari pembahasan yang sistematis guna

memberikan uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab penelitian, yang

disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga kesimpulan. Adapun

pembahasan dalam skripsi ini meliputi :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi gambaran umum mengenai isi penulisan yang berisi : latar

belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian teoritis dari judul yang ada, uraian-

uraian tersebut dipaparkan secara komperehensif, terdiri dari definisi komunikasi,

definisi komunikasi antarpribadi, komponen komunikasi antarpribadi, tujuan

komunikasi antarpribadi, tahap-tahap hubungan antarpribadi, teori hubungan

antarpribadi, pengertian kinerja, fungsi kinerja, jenis kinerja, sifat kinerja, teori kinerja,

9 Sri Muzayyanah, Pengaruh Pengamalan Shalat terhadap Kerja Karyawan, Skripsi (tidak diterbitkan),

(Yogyakarta: Fak. Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 73.

26

ciri-ciri kinerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, upaya meningkatkan

karyawan dalam meningkatkan kinerja.

BAB III : GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH

Dalam bab ini membahas tentang sejarah singkat, struktur kepengurusan Bank

BRI Syariah, visi dan misi Bank BRI Syariah, program, dan kegiatan di Bank BRI

Syariah, kelebihan Bank BRI Syariah

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini berisikan yang terdiri dari upaya yang dilakukan karyawan dalam

meningkatkan kinerja Bank BRI Syariah, pesan komunikasi antarpribadi yang diberikan

pimpinan pada karyawan Bank BRI Syariah.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisikan yang terdiri dari : kesimpulan dan saran.

16

BAB 2

KERANGKA TEORI

A. Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi

1. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal kata latin

communis yang berarti ”sama”, communico, communicatio, atau communicare. Istilah

pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan

bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.10

Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli:11

Harold Lasswell : Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan Who Says

What In Which Channel To whom With What Effect? Atau ”Siapa”,

”Mengatakan Apa”, ”Dengan Saluran Apa”, ”Kepada Siapa”, ”Dengan

Pengaruh Bagaimana”.

Carl I. Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang

(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)

untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).

Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante: Komunikasi adalah transmisi informasi

dengan tujuan mempengaruhi khalayak.

10 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-

9 (edisi revisi), hlm.46 11 Ibid, hlm. 68-69

28

28

Everett M. Roger: Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari

sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah

tingkah laku mereka.

William Albiq: Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang

berarti diantara individu-individu.12

William Al Big: Komunikasi sebagai ”the process of transmitting meaningfull

symbol between individuals”.

Devinisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial

yang terjadi antara sedikitnya dua orang, di mana salah seorang mengirimkan sejumlah

simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat

mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai

pesan, di mana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan

atau respon terhadap pesan yang disampaikan.13

Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan

tampak ”hampa” atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi.

Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik secara perorangan, kelompok

atau organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi

apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan

12 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007). hlm. 20 13 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communicaion, (Jakarta, PT. Buana Ilmu

Populer, 2009), cet. ke-3, hlm 2

29

29

manusia ini (baik perorangan, kelompok, organisasi) dalam ilmu komunikasi disebut

sebagai tindakan komunikasi.14

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat

untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Siapa yang

menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa

pengaruhnya”.15

Depari dalam karyanya ”Komunikasi dalam organisasi” yang dikutip A. W.

Widjaja, mengatakan komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan

pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu. Mengandung arti, dilakukan oleh

penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan.16

Keith Davis mendefinisikan komunikasi sebagai, ”the transfer of information

and understanding from one person to another person”17

secara sederhana diartikan

”Pengiriman informasi dan pemahaman dari satu orang kepada orang lain”.

Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya

suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap

dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-

orang yang ikut serta dalam proses komunikasi.

Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian

atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna. Atau perbuatan

14

T. A Latief Rusydi. Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Cet, Ke-1 (Medan: T.pn.,1985),

h. 48. 15 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 18 16 A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Cet, Ke-2 (Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 13 17 Keith Davis, Human Behavior at work: Organizational Behavior, 6

th ed. (New York: Mc Graww Hill,

1981), h. 399.

30

30

penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.18

Bentuk

interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak

disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi

juga menggunakan bahasa nonverbal dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan

teknologi. Dari pengertian komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan suatu proses pertukaran pesan dan satu individu kepada individu lain dan

bisa menghasilkan umpan balik atau respon.

Komunikasi merupakan alat untuk mewujudkan interaksi antara sesama manusia

dalam rangka saling memberi informasi demi terciptanya saling memahami dan sebagai

bentuk penyatuan persepsi dari berbagai hal atau masalah yang dihadapi dalam setiap

kehidupan manusia. Karena itu jika kita berada dalam situasi berkomunikasi, maka kita

memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau

kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.

Komunikasi bahkan tidak selalu melibatkan manusia dengan manusia. Namun

juga terjadi proses komunikasi antara manusia dengan alam, manusia dengan binatang,

manusia dengan mesin, dan manusia dengan Sang Pencipta.

2. Iklim Komunikasi

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi

bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan

mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka rileks, dan ramah

tamah dengan anggota yang lain. Iklim yang negative menjadikan anggota tidak berani

berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. Redding (dalam

18 Onong Uchjana Effendy, h. 10.

31

31

Muhammad, 2009:85) mengemukakan bahwa iklim komunikasi lebih berpengaruh

lebih luas dari pada persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi

antara anggota organisasi. Lima elemen penting iklim komunikasi menurut Redding,

yaitu:

a. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka

dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri

berharga dan penting.

b. Partisipasi membuat keputusan.

c. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan perasaan.

d. Keterbukaan dan keterusterangan.

e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan

dengan jelas kepada anggota organisasi.

Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi dan membantu

menjelaskan perilaku anggota organisasi. Dengan mengetahui sesuatu tentang iklim

suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota

organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu.

(Muhammad, 84:2009). Ada hubungan yang erat antara iklim organisasi dengan

iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarah pada perkembangan iklim

diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara

organisasi berperilaku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan

mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah

dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak

berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

32

32

Menurut Denis (dalam Muhammad, 2009:86) iklim komunikasi merupakan

kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi,

yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan

kejadian yang terjadi di dalam organisasi.

3. Jaringan Komunikasi

Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau

peranan tertentu. Diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran

pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. (Muhammad,

2009:102). Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi

organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan formal.

Sedangkan jaringan komunikasi informal merupakan komunikasi yang dilakukan

dengan arus yang relatif serupa dengan jaringan komunikasi formal, namun komunikasi

yang dilakukan tidak memperhatikan posisi, sehingga pengarahan arus bersifat pribadi.

Pesan jaringan formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau dari atas kebawah dari

tingkatan yang sama atau secara horizontal.

Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang

mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu:

1. Komunikasi kepada bawahan

Komunikasi kebawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para

atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi

kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan

dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan

dengan pengarahan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum.

33

33

Secara umum komunikasi kebawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe

yaitu:

A. Intruksi tugas yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai

apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.

Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah langsung, diskripsi tugas,

prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan

mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebaliknya.

B. Rasional pekerjaan yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan

aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam

organisasi.

C. Ideologi merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional

penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perpektif

organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan

dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral,

dan motivasi.

D. Informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan

praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan,

kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan intruksi dan

rasional.

E. Balikan yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu

dalam melakukan pekerjaannya.

34

34

2. Komunikasi kepada atasan

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan

atau dari tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi

kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi

ke atas. Tujuan komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan,

memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai

efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan ini adalah

integrasi dan pembauran. Komunikasi keatas mempunyai beberapa fungsi

atau nilai tertentu, yaitu:

a. Dengan adanya komunikasi ke atas dapat mengetahui kapan bawahan

siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka

menerima apa yang disampaikan karyawan.

b. Arus komunikasi ke atas member informasi yang berharga bagi pembuat

keputusan.

c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan

terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk

menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang

jalannya organisasi.

d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus

muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.

e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah

bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi

kebawah.

35

35

f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah

pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-

tugas dan organisasi.

3. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang

sama tingkatan otoritanya didalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut

fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya

berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti

koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling

memberikan informasi. Tujuan komuniksi horizontal antara lain:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala-kepala bagian dalam suatu

organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk

mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam

mencapai tujuan organisasi.

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas. Ide dari

banyak orang biasanya akan lebih baik dari pad aide satu orang. Oleh

karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide

yang lebih baik.

c. Memecahkan masalah yang timbul antara orang-orang yang berada

dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam

memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari

karyawan.

36

36

d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian

organisasi dan dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting

bagi perkembangan sosial dari anggota dan juga menciptakan iklim

organisasi yang baik.

e. Menjamin pemahaman yang sama.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari

waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka

memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini

akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan

mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

B. Komunikasi AntarPribadi

Komunikasi yang efektif dalam kehidupan manusia adalah komunikasi pribadi

dimana komunikasi ini berlangsung secara dua arah. Komunikasi antarpribadi

merupakan komunikasi yang efektif untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang. Komunikator akan mengetahui tanggapan atau respon komunikan terhadap

pesan yang disampaikan pada saat itu juga. Komunikator akan mengetahui dengan pasti

apakah pesan-pesan yang disampaikan itu diterima atau ditolak, berdampak negative

atau positif.

Komunikasi antarpribadi biasanya didefinisikan oleh komunikasi utama dalam

berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu percakapan

atau individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita

memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara

yang berbeda untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial. Sementara

37

37

komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi

dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.

Komunikasi antarpribadi adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan

pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi

seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal, dan banyak

lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif

ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi

kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak

komunikatif. Deddy Mulyanaa (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi

(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada

siapa mereka terlibat dalam komunikasi. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi

dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis

komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman

atau penting lainnya. Secara keseluruhan, komunikasi antarpribadi dapat dilakukan

dengan baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka

interaksi, serta computer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik

pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang

dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.

Menurut Josep A. DeVito (1997) komunikasi antar pribadi merupakan

pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok

38

38

orang dengan efek dan umpan balik yang langsung, secara umum tiga pendekatan

komunikasi antar pribadi menurut DeVito (1997), yaitu :

1. Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari

seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan

efek dan umpan balik yang langsung.

2. Komunikasi antarpribadi personal merupakan komunikasi antara dua orang yang

memang telah ada hubungan di antara keduanya.

3. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion for development from

interpersonal communication at one extreme to personal communication at the

other extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk

perkembangan atau peningkatan komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi

personal pada sisi yang lain

Pada hakekatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara

komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif

dalam hal mengubah sikap, pendapat, perilaku seseorang, karena sifatnya percakapan

dan arus balik secara langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika

itu juga pada saat komunikasi dilancarkan, komunikan mengetahui pasti apakah

komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan

kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya secara langsung (Alo

Liliweri, 1991).

Kegiatan komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan utama dan terpenting

dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada publik atau pelanggan yang

39

39

diberikan oleh perusahaan pelayanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang

terbaik dan berkualitas bagi publiknya atau pelanggannya sehingga melahirkan

kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan dari perusahaan pelayanan tersebut dan

mendorong kepuasan para pelanggan sehingga menjadikan mereka loyal terhadap

perusahaan tersebut (Saleh, 2010). Komunikasi yang terbentuk antara pemilik Krismaya

dengan klien merupakan komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi sendiri

memiliki sifat seperti berikut ini yang dijelaskan oleh Devito (1998):

1. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang

atau lebih yang memiliki hubungan individual diantaranya dyadic primacy

(komunikasi antara 2 orang yang merupakan fokus dari komunikasi

interpersonal), dyadic coalitions (komunikasi yang terjadi antara dua orang yang

terbentuk dalam satu kelompok, atau kelompok lebih besar), dyadic

consciousness (dua orang yang berpikir bahwa mereka merupakan pasangan).

2. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan di sebuah lokasi, dan komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan face to face walaupun

melalui internet.

3. Komunikasi interpersonal memiliki beragam tujuan, seperti membantu individu

untuk belajar berelasi, saling mempengaruhi, bermain dan untuk menolong.

4. Komunikasi antarpribadi memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan insani

(human relationship), menghindari dan mengatasi konflik – konflik pribadi

mengurangi ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan

orang lain (Dewi, 2007 h.12).

40

40

Komunikasi merupakan saluran untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat

yang dimiliki agar dapat diketahui khalayak. Laswell menjelaskan bahwa cara yang

cepat untuk merumuskan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan : who (siapa), what (menyatakan apa), in which channel (melalui saluran

apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa). Berpijak pada

pendapat Lasswell, maka komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan melalui saluran apa (media), sehingga

menimbulkan efek tertentu (Little John & Stephen W, 1996). Menurut Tubbs dan Moss

(dalam Rakhmat, 2004) komunikasi yang efektif menimbulkan 5 hal yaitu :

1. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus atau pesan seperti

yang dimaksud oleh komunikator

2. Kesenangan, artinya tidak semua komunikasi ditujakan untuk menyampaikan

informasi dan membentuk pengertian, akan tetapi ada juga dilakukan untuk

menimbulkan kesenangan, misalnya menanyakan seseorang. Komunikasi inilah

yang menyebabkan hubungan kita menjadi hangat, akrab dan menyenangkan.

3. Pengaruh pada sikap, artinya komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan

mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan

sikap, perilaku atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator

4. Hubungan sosial yang baik, artinya komunikasi juga ditunjukkan untuk

menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia juga adalah makhluk sosial

yang tidak tahan hidup sendiri

41

41

5. Tindakan efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang

dilakukan komunikasi

1. Tahapan dalam Hubungan Antar Pribadi

Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah adanya tahapan dalam hubungan

antar pribadi. De Vito menggambarkan 5 tahap umum dalam pengembangan hubungan

yaitu:

Tabel Tahapan Hubungan Antar Pribadi menurut DeVito

Sumber : De Vito (2011, h.255)

Tahapan Keterangan

Kontak Tahap kontak berdasarkan cara, sifat, bentuk, dan tingkat

hubungannya.

1) Berdasarkan Cara

Kita mengenal dua macam kontak dilihat dari caranya, yaitu

kontak langsung dan kontak tidak langsung.

a) Kontak langsung terjadi secara fisik. Misalnya dengan

berbicara, tersenyum, atau bahasa gerak (isyarat).

b) Kontak tidak langsung terjadi melalui media atau perantara

tertentu, seperti pesawat telepon, radio, televisi, telegram, surat,

dan lain-lain.

2) Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya, kita mengenal tiga macam kontak, yaitu

kontak antarindividu, antara individu dengan kelompok, dan

antara kelompok dengan kelompok.

a) Kontak antarindividu, misalnya tindakan seorang pemimpin

perusahaan mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam

perusahaannya.

b) Kontak antara kelompok dengan kelompok, misalnya

beberapa kelompok dalam perusahaan di berikan tugas dari

pimpinan perusahaan, dan harus secara bergotong royong dalam

menyelesaikan tugas yang telah diberikan tersebut.

42

42

c) Kontak antara individu dengan kelompok, misalnya tindakan

seorang pemimpin perusahaan yang sedang menerangkan atau

memberikan sebuah informasi kepada karyawaannya agar

mereka mempunyai persepsi yang sama tentang sebuah masalah

tersebut.

3) Berdasarkan Bentuk

Dilihat dari bentuknya, kita mengenal dua macam kontak, yaitu

kontak positif dan kontak negatif.

a) Kontak positif mengarah pada suatu kerja sama. Misalnya

seorang karyawan melayani pelanggannya dengan baik dan si

pelanggan merasa puas dalam transaksi tersebut.

b) Kontak negatif mengarah pada suatu pertentangan, bahkan

berakibat putusnya interaksi sebagaimana tampak dalam perang

Lebanon dan Israel.

4) Berdasarkan Tingkat Hubungan

Menurut tingkat hubungannya, kita mengenal kontak primer dan

kontak sekunder.

a) Kontak primer terjadi apabila orang yang mengadakan

hubungan langsung bertemu dan bertatap muka. Misalnya orang

yang saling berjabat tangan, saling melempar senyum, dan

sebagainya.

b) Kontak sekunder memerlukan suatu perantara atau media,

bisa berupa orang atau alat. Selain itu juga dapat dilakukan

secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung

misalnya berbicara melalui telepon.

Keterlibatan Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Perkenalan

adalah proses komunikasi di mana individu mengirimkan (secara

sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang tidak sengaja)

informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal

sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda

pada bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan.

Initial contact phase (fase kontak awal) ditandai oleh usaha

kedua belah pihak untuk "menangkap" informasi dari reaksi

kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya

identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa

ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.

Bila mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha

menyembunyikan dirinya, dan hubungan interpersonal mungkin

43

43

diakhiri. Pada tahap 'saling menyelidik' ini, informasi yang dicari

dan disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis,

seperti: usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga.

Keakraban 1. Sebagai Sarana Refreshing

Perusahaan atau instansi dengan tingkat tekanan tinggi,

persaingan yang makin ketat, tuntutan pelayanan maksimal

kepada masyarakat, proses produksi yang cepat tanpa henti

membuat karyawan berada dalam tekanan atau tingkat stress

yang tinggi pula. Untuk itu banyak perusahaan atau isntansi

dengan karyawan skala kecil maupun banyak memerlukan

kegiatan keakraban ini.

2. Membentuk team work yang solid

Didalam sebuah perusahaan atau instansi biasanya melakukan

restrukturisasi (promosi / mutasi jabatan, pensiun, karyawan

pindah kerja) sehingga lingkungan kerja yang sebelumnya sudah

berjalan kondusif pastinya memerlukan team work baru yang

solid. Bila sudah demikian maka keakraban perlu untuk di

lakukan.

3. Mempererat hubungan antar karyawan

Pimpinan yang jeli bisa melihat ketidakharmonisan hubungan

relasi dalam kantor. Bisa jadi itu tidak berbentuk konflik, tapi

sekadar pengelompokan antar karyawan. Agar kondisi ini tidak

memperburuk efisiensi & efektifitas kerja maka perusahaan

perlu memecah lingkaran – lingkaran ini sehingga terjalin relasi

baru yang lebih terbuka antar karyawan.

44

44

4. Memperbaiki konflik dan friksi

Hampir tidak ada perusahaan atau instansi yang steril dari

konflik dan friksi. Kompetisi yang tinggi, kesenjangan

penghasilan, dll yang salah satu solusinya bisa melakukan

keakraban ini.

Perusakan Ada 8 macam faktor yang bisa menjadi hambatan dalam

komunikasi. Faktor-faktor ini tentusaja akan sangat bergantung

dari jenis dan tipe komunikasi yang sedang berlangsung. Tidak

dipungkiri juga bahwa kemungkinan faktor lain dari hambatan

komunikasi juga bisa di luar dari apa yang disebutkan di sini.

Namun paling tidak, kita bisa mengetahui beberapa

gambarannya secara umum sebagai berikut:

1. Faktor Pengirim Pesan

Faktor pengirim pesan bisa menjadi salah satu hambatan pada

saat komunikasi berlangsung. Biasanya, pengirim pesan tidak

mampu menyampaikan apa yang akan menjadi inti pesan yang

akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan ini. Pengirim

pesan yang juga tidak menjelaskan apa informasi yang akan

disampaikan dengan tepat bisa menyebabkan proses komunikasi

kurang efektif. Tidak hanya itu saja, komunikasi yang terjadi

juga akan cenderung menjadi kurang bermakna.

2. Faktor Penerima Pesan

Faktor penghambat selanjutnya justru bisa muncul dari penerima

pesan. Ketidakmampuan penerima pesan dalam menerjemahkan

isi pesan dari sender menyebabkan komunikasi menjadi

terhambat. Umumnya ini terjadi apabila penerima pesan tidak

bisa mengenali atau fokus terhadap pesan yang disampaikan.

45

45

Contohnya, saat seseorang sedang kurang fokus dalam suatu

pembicaraan, maka bisa saja ia melakukan kesalahan

interpretasi. Ini juga faktor yang sering menjadi hambatan

komunikasi.

3. Media

Penggunaan media yang tepat bisa menjadikan suatu proses

komunikasi berjalan dengan lebih tepat, dimana informasi atau

isi pesan akan tersalurkan dengan baik. Namun demikian,

apabila seseorang salah dalam menggunakan media, maka bisa

saja komunikasi yang terjadi menjadi terhambat. Isi pesan

menjadi kurang bisa diterima sehingga tujuan awal dari

komunikasi tidak tercapai dengan baik. Sebagai contoh,

seseorang melakukan penyuluhan kepada kelompok lansia

dengan menggunakan media berupa brosur. Tentunya ini akan

menjadikan proses penyuluhan tidak berjalan dengan baik

karena bisa saja para lansia akan kesulitan untuk membaca

informasi yang ada pada brosur. Ini termasuk contoh dalam

hambatan komunikasi tulis.

4. Saluran

Saluran adalah bagaimana suatu isi pesan dalam komunikasi bisa

diteruskan. Apabila terjadi hambatan dalam saluran, tentu saja

komunikasi yang berjalan akan berlangsung dengan tidak

semestinya. Sebagai contoh, seseorang mengalami gangguan

sinyal pada saat melakukan komunikasi via telepon. Ini bisa

dikatakan sebagai salah satu gangguan yang disebabkan akibat

saluran. Pola komunikasi organisasi yang baik diperlukan agar

saluran komunikasi juga tetap baik.

46

46

5. Hambatan sosio-antropologis

Hambatan dengan faktor sosio-antropologis memiliki makna

bahwa hambatan yang terjadi adalah akibat dari faktor sosiologis

dan latar belakang budaya individu. Hal ini bisa digambarkan

manakala seseorang yang memiliki keyakinan kuat karena

pengaruh budayanya, terpapar informasi yang bertentangan

dengan kepercayaan sebelumnya. Ini menyebabkan individu

tersebut sulit untuk menerima informasi baru.

6. Hambatan semantis

Hambatan semantis lebih kepada hambatan yang didasarkan

pada bahasa sebagai alat komunikasi. Perbedaan bahasa yang

kemudian tidak terjadi proses penerjemahan di sana akan

menyebabkan terjadinya hambatan ini. Faktor penghambat

komunikasi ini umum terjadi, terutama ketika seseorang dengan

kemampuan bahasa yang terbatas mengunjungi wilayah yang

bahasanya sangat berbeda jauh dengan bahasa asal daerahnya.

7. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis bisa muncul manakala proses komunikasi

yang berlangsung dipengaruhi oleh ketidaksiapan psikologis,

baik dari pihak pengirim atau pun penerima pesan. Hambatan ini

akan menyebabkan seseorang menjadi cenderung tidak fokus

saat menerima suatu informasi.

8. Hambatan ekologis

Hambatan ekologis adalah hambatan yang dipengaruhi oleh

faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang kondusif akan

menyebabkan terhambatnya proses komunikasi yang diinginkan.

47

47

2. Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja

Di dalam kehidupan perkantoran, komunikasi efektif ini menjadi sebuah

kebutuhan. Banyak aturan yang harus dilengkapi penjelasan, dimaksudkan agar

kesalahpahaman interpretasi dapat dihindarkan. Apabila salah seorang pegawai kantor

merasa belum jelas dengan informasi yang diterimanya, maka lebih baik meminta

penjelasan. Hal ini disebabkan, komunikasi yang tidak efektif di kantor bisa jadi

mengakibatkan dampak negatif dan kerugian yang serius. Komunikasi efektif di

perkantoran akan sangat membantu peningkatan kinerja dan ketepatan dalam

penyelesaian suatu urusan.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi ini memang sering

terjadi. Tentu saja ini berarti bahwa lingkungan harus benar-

benar mendukung proses komunikasi agar hambatan ini tidak

terjadi.

Pemutusan

Pemutusan lanjutan dari tahap perusakan yang terus menerus

terjadi. Apabila pemutusan komunikasi terus menerus terjadi

dalam sebuah perusahaan, maka akan berdampak buruk bagi

pelaku komunikasi, perusahaan pun akan menjadi buruk.

Baik kurang harmonisnya sebuah hubungan antarpribadi, dapat

menurun juga kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan

tersebut, yang lebih falat apabila pemutusan terus terjadi,

perusahaan pun akan bangkrut, disebabkan faktor karyawan

yang menjadi mementingkan ego masing-masing, dan kinerja

pun akan turun drastic, tidak seperti sebelumnya komunikasi

yang harmonis, dapat meningkatkan kinerja karyawan.

48

48

Ada beberapa indikator komunikasi efektif, ialah

a. Pemahaman, ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana

dimaksudkan oleh komunikator.

b. Kesenangan, yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan

informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua

belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan,

akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan untuk

memupuk hubungan insani.

c. Pengaruh pada sikap, apabila seorang komunikan setelah menerima pesan

kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan

mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di

perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang

lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.

d. Hubungan yang makin baik, bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara

tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di perkantoran,

seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi

atau mempengaruhi sikap semata, tetapi kadang-kadang terdapat maksud

implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik.

e. Tindakan, kedua belak pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai

dengan pesan yang dikomunikasikan.

Hubungan interpersonal menurut Devito (1986, p.260) terdiri dari 4 macam

yaitu persahabatan, cinta, keluarga dan tempat kerja. Penelitian ini memfokuskan pada

49

49

hubungan di tempat kerja. Devito (1986, p.279) menjelaskan hubungan di tempat kerja

terbagi menjadi 3 jenis, yaitu romantic, mentoring dan networking relationship.

Hubungan romantic di tempat kerja tidak seperti yang sering terlihat di cerita-cerita di

televisi yang terlihat mudah untuk dijalani, namun pada kenyataannya hubungan

romantic di tempat kerja bisa sangat membingungkan.

Sementara hubungan monitoring adalah hubungan dimana seorang yang lebih

berpengalaman membantu untuk melatih atau membimbing seseorang yang kurang

berpengalaman (Mullen, 2005). Hubungan ini dapat terjalin face to face ataupun online

(Purcell, 2004) yang di dalamnya terdapat sikap saling mendukung dan adanya

kepercayaan.

Dalam hubungan ini, karyawan baru dalam suatu perusahaan dapat mencoba

atau mendapatkan kemampuan baru, dapat bertanya apabila ada hal-hal yang kurang

dipahami. Hubungan ini tidak hanya memberikan keuntungan kepada karyawan baru,

namun kepada mentor atau pengajar juga terdapat beberapa keuntungan. Para mentor

dapat melihat pekerjaanya dari sudut pandang lain, yaitu dari sudut pandang orang-

orang baru, dan juga dapat mempertimbangkan pertanyaan serta jawaban terhadap

pertanyaan yang muncul berhubungan dengan pekerjaannya.

C. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

Kinerja memiliki pengertian yang beragam dari berbagai pakar, tetapi tetap

memiliki kesamaan secara umum. Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas

pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam

50

50

rangka mewujudkan tujuan perusahaan (Simanjuntak, P. 2005:98). Informasi tentang

kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk

mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan

dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak

organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi

tentang kinerja dalam organisasinya.

Menurut Mangkuprawia, S., (2009:220) Performance atau Kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

pencapaian tujuan organisasi.

Banyak organisasi yang berhasil atau efektif karena ditopang oleh kinerja

sumberdaya manusia. Sebaliknya, tidak sedikit organisasi yang gagal karena faktor

kinerja sumberdaya manusianya (Sudarmanto: 2009:6). Dengan demikian ada

kesesuaian antara keberhasilan organisasi atau kinerja organisasi dengan kinerja

individu atau sumber daya manusia. Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara

langsung berhubungan dengan pencapaian target sasaran kerja yang dilakukan.

Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting di

gunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini

sudah sejalan dengan tujuan yang di harapkan atau belum.

Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau

bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam

organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/atau kegiatan seseorang atau

51

51

kelompok dalam suatu organisasi yang di pengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006:26)

Berikut Pandangan Kinerja menurut beberapa ahli :

1. Menurut Robbins (2007:9) bahwa “kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan

kepadanya

2. Menurut Melayu S. P. Hasibuan (2006:94) menjelakan bahwa “kinerja

merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas

yang di bebankan kepadanya di dasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan serta waktu

3. Menurut Widodo (2005:78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan yang

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasl yang

diharapkan.

Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja

merupakan perbandingan hasil kerja yang di capai oleh karyawan dengan standar yang

telah di tentukan. Kinerja juga berati hasil yang di capai oleh seseorang baik kuantitas

maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang di nerikan

kepadanya.

52

52

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Scermerhorn, Hunt dan Osborn, (2000:256) terdapat tiga faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja, yaitu atribut individu, kemauan untuk bekerja dan

dukungan operasional.

a. Atribut individu, dengan adanya berbagai atribut individu yang melekat pada

individu akan dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya.

Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

telah ditentukan, terdiri dari karakteristik demografi, misalnya: umur, jenis

kelamin dan lain-lain, karakteristik kompetisi, misalnya: bakat, kecerdasan,

kemampuan dan keterampilan dan karakteristik psikologi, yaitu nilai-nilai yang

dianut, sikap dan kepribadian.

b. Kemauan untuk Bekerja, dengan berbagai atribut yang melekat pada individu

untuk menunjukkan adanya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu

prestasi, hanya untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha atau

kemauan untuk bekerja keras karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada

individu yang dapat memacu usaha kerja serta dapat memberikan suatu arah dan

ketekunan.

c. Dukungan Operasional, dalam mencapai kinerja karyawan yang tinggi

diperlukan juga adanya dukungan atau kesempatan dari organisasi/perusahaan.

Hal ini untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun

perusahaan. Misal kelengkapan peralatan dan perlengkapan kejelasan dalam

memberikan informasi.

53

53

Jadi kesimpulannya adalah tinggi rendahnya kinerja yang dicapai pegawai

dipengaruhi tiga hal, dukungan serta kesempatan yang diberikan pimpinan instansi

adalah hak yang mutlak sedangkan kemampuan merupakan sesuatu yang ada didalam

diri karyawan sendiri yang dapat dikembangkan.

3. Aspek-Aspek Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2005:214) aspek-aspek kinerja karyawan yang dinilai

dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan metode,

teknik, dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan tugas serta pengalaman

dan pelatihan.

b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas

perusahaan dan penyesuaian bidang gerak di unit masing-masing ke dalam

bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, pada intinya individual

tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawab karyawan

4. Evaluasi Kinerja

Penilaian Kinerja dikenal dengan istilah performance rating, performance

appraisal, personnel assesment, employ evaluation, merit rating, efficiency rating dan

service rating. Penilaian kinerja adalah suatu proses dimana seseorang atasan

mengevaluasi/menilai dan membuat laporan tentang kinerja, tingkat pencapaian,

kemauan dan potensi untuk pengembangan lebih lanjut (Suastha, 2006:74)

54

54

Ada beberapa pengertian evaluasi kinerja (Suastha, 2006:76 ) yaitu:

a. Penilaian kinerja adalah suatu sistem peninjauan dan evaluasi secara periodik

kinerja dari seseorang karyawan, biasanya penilaian dilakukan oleh atasan.

b. Penilaian kinerja daalah suatu prosedur yang membantu pengumpulan,

pencocokan (cheking), ambil bagian (sharing), memberikan dan memanfaatkan

informasi yang dikumpulkan dari para pekerja itu sendiri dalam pekerjaannya

dengan tujuan meningkatkan kinerja mereka.

Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam

mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang, apabila hal ini dikerjakan dengan benar,

maka para karyawan, penyelia, departemen SDM, dan akhirnya organisasi akan

menguntungkan dengan focus strategic dari perusahaan (Mangku Prawira S. Safri,

2003). Ada tiga langkah didalam menilai prestasi, yang pertama adalah mendefinisikan

pekerjaan yang memiliki arti bahwa bawahan dan atasan sepakat standar pekerjaan

karyawan.

Langkah kedua, menilai prestasi yang artinya membandingkan prestasi

karyawan dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, umpan balik yaitu membahas

kinerja yang telah dilakukan bawahan dan membuat rencana untuk suatu pengembangan

yang diperlukan (Dessler, S., 2005).

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran atau tujuan

organisasi. Evaluasi kinerja dapat menunjukan posisi dan tingkat pencapaian atau tujuan

organisasi sehingga dapat dilakukan percepatan apabila terjadi kelambatan dan

55

55

penyempurnaan bila terjadi penyimpangan (Simanjuntak, 2005:102). Menurut Suastha

(2006:86) sasaran atau tujuan evaluasi kerja dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Administratif. Sasaran administrative evaluasi kinerja dimaksudkan adalah hasil

evaluasi kinerja dapat dijadikan bahan yang terbaik untuk menyusun kebijakan

organisasi, misalnya memberikan bahan yang terbaik dan teratur sebagai dasar

untuk menentukan promosi, mutasi, ataupun kenaikan gaji/upah.

2. Informatif. Hasil evaluasi kinerja akan merupakan sumber data yang cukup bagi

manajemen, terutama tentang kinerja karyawan atau bawahannya. Dan bagi

karyawan sendiri evaluasi kinerja merupakan sumber data tentang kekuatan dan

kelemahan mereka masing-masing.

3. Motivasi menciptakan suatu pegalaman belajar yang dapat memotovasi

karyawan untuk selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kinerjanya.

Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian sasaran organisasi,

pencapaian sasaran unit kerja, pencapaian sasaran kelompok dan sasaran

individu. Kinerja adalah salah satu ukuran dari perilaku yang aktual di tempat

kerja yang bersifat multidimensional, di mana indikator kinerja meliputi kualitas

kerja, kuantitas kerja, waktu kerja dan kerja sama dengan rekan kerja (Malthis

dan Jackson, 2002).

a. Kualitas kerja

Bagi perusahaan baik bergerak dibidang manufaktur maupun jasa,

penyediaan produk-produk yang berkualitas merupakan suatu tuntutan

agar organisasi dapat bertahan hidup dalam berbagai bentuk persaingan.

56

56

Meningkatnya daya beli dan adanya dukungan konsumen terhadap

keberadaan kualitas kerja yang ditawarkan, akan semakin meningkatkan

keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Kuantitas kerja

Penguasaan pasar merupakan salah satu strategi pemasaran yang harus

menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan, untuk itu kuantitas

produksi akan menentukan kemampuan organisasi guna menguasai pasar

dengan menawarkan sebanyak mungkin produk yang mampu dihasilkan.

Dengan kuantitas kerja yang dapat dihasilkan perusahaan diharapkan

mampu memberi kesan positif terhadap posisi produk dalam pasar.

c. Waktu kerja

Kemampuan perusahaan untuk menetapkan waktu kerja yang dianggap

paling efisien dan efektif pada semua level dalam manajemen. Waktu

kerja merupakan dasar bagi seseorang karyawan dalam menyelesaikan

suatu produk atau jasa yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Kerja sama

Pada dasarnya kerjasama merupakan ikatan jangka panjang bagi semua

komponen perusahaan dalam melakukan berbagai aktivitas bisnis.

Kerjasama merupakan tuntutan bagi keberhasilan perusahaan dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan, sebab dengan adanya kerjasama yang

baik akan memberikan kepercayaan (trust) pada berbagai pihak yang

berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

57

57

perusahaan. Untuk mewujudkan adanya kerjasama yang baik, perusahaan

harus mampu membangun kondisi internal perusahaan yang konstruktif

dengan diikuti komitmen dan konsistensi yang tinggi bagi semua azas

manajemen.

Penilaian kinerja harus berhubungan langsung dengan analisis pekerjaan,

menentukan output kinerja meliputi: tugas-tugas yang dilaksanakan, kompetensi

individu, aktivitas penyeliaan dan tanggung jawab penganggaran bagi pemegang

jabatan. Oleh karenanya kinerja seseorang dipertimbangkan sebagai fungsi, kemampuan

dan kemauan.

Ada beberapa pengukuran kinerja karyawan antara lain menggunakan aspek

kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, disiplin, kreativitas, prakarsa, kerjasama

kepemimpinan, kepribadian, kecakapan, dan tanggung jawab. Sistem penilaian kinerja.

Suatu perusahaan tentunya menginginkan dan bahkan menuntut agar seluruh

karyawannya di semua jajaran perusahaan menampilkan kinerja terbaiknya. Untuk

mengetahui apakah hal itu terjadi dalam suatu perusahaan diciptakan suatu sistem

penilaian kinerja baik yang ditujukan kepada para karyawan yang menduduki jabatan

manajerial maupun mereka yang tanggung jawab utamanya adalah menyelenggarakan

berbagai kegiatan operasional.

Sistem yang paling lumrah diterapkan ialah apa yang dikenal dengan istilah

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Unsur-unsur pelaksanaan pekerjaan yang

dinilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ada delapan macam, yaitu :

Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa,

dan Kepemimpinan. Beberapa pendapat diatas dalam pengukuran kinerja, pada

58

58

penelitian ini digunakan unsur kinerja yang dinilai adalah Prestasi Kerja, Tanggung

Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa.

1. Unsur Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja

seorang karyawan ini dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pegalaman, dan

kesungguhan dan lingkungan kerja.

2. Unsur Tanggung Jawab

Tangung jawab adalah kesanggupan seorang karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya, tepat waktu serta

berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang

dilakukan.

3. Unsur Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang karyawan untuk mentaati segalaperaturan

kedinasan yang berlaku, dan mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh

atasan yang berwenang, serta sanggup untuk tidak melanggar larangan yang

ditentukan.

4. Unsur Kejujuran

Kejujuran merupakan sikap mental yang keluar dari dalam diri manusia sendiri.

Ia merupakan ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan mampu untuk tidak

menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

59

59

5. Unsur Kerjasama

Kerjasama merupakan kemampuan mental seorang karyawan untuk dapat

bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

telah ditentukan.

6. Prakarsa

Prakarsa merupakan terjemahan dari initiative. Ia merupakan kemampuan

seorang karyawan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, serta

melaksanakannya, sesuai dengan tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan

tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan.

Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai kinerja karyawan dengan

menggunakan form penilaian performasi dengan penggabungan penilaian kinerja

melalui sistem dan pimpinan dengan kategori penilaian yang sudah ditentukan sebagai

berikut:

1. Kerjasama Team

2. Kesediaan dalam menerima perubahan

3. Menjalankan perintah atasan dalam artian yang positif

4. Memberikan masukan-masukan yang berguna untuk perbaikan pelayanan

5. Jam kerja dan jadwal kerja selalu terpenuhi

6. Istirahat sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan

7. Tidak pernah mendapatkan teguran lisan maupun tertulis (SP)

8. Mengenakan seragam sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan

60

60

5. Hubungan Antara Proses Komunikasi dan Kinerja Karyawan

Banyak ahli komunikasi yang memiliki kesamaan pandangan mengenai

hubungan antara proses komunikasi dan kinerja karyawan. Mereka bersepakat bahwa

komunikasi efektif dan tingkat kinerja karyawan berhubungan secara signifikan.

Memperbaiki komunikasi karyawan berarti memperbaiki kinerja karyawan. Pandangan

tersebut mengisyaratkan diterimanya konsep-konsep sebagai berikut:

a. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang menandai kehidupan di

dalam suatu karyawan. Ketika karyawan itu berharap dapat bekerja dalam

sebuah manajemen yang efisien, maka di dalamnya mesti dilakukan langkah-

langkah komunikasi internal secara terencana.

b. Komunikasi dapat digunakan untuk mengubah, mempertahankan, dan

meningkatkan kemajuan karyawan.

c. Karyawan yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis

dan harmonis dari berbagai komponen. Senantiasa terjadi komunikasi,

kerjasama, saling koreksi, dan terdapat sistem pembagian tugas antarkomponen

tersebut.

d. Karyawan dikonstruksi dan dipelihara dengan komunikasi. Artinya, ketika

proses komunikasi antar komponen tersebut dapat diselenggarakan secara

harmonis, maka karyawan tersebut semakin kokoh dan kinerja perkantoran akan

meningkat.

50

BAB 3

GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH

A. Latar Belakang

Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan

aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan

dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT.

Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai

ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam

mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat

dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

Bank BRI Syariah menganut nilai-nilai sebagai berikut:

1. Kemudahan dan kenyamanan akses perbankan

2. Pemahaman mendalam yang progresif

3. Fokus pada nasabah

4. Penerapan etika secara inklusif

51

46

MENGENAL PERBANKAN SYARIAH

Pengembangan system perbankan syariah dalam kerangka dual banking system

atau system perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia,

menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat

Indonesia. Secara bersama sama, system perbankan syariah dan perbankan

konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas

untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sector sector perekonomian

nasional.

Dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang kita miliki,

maka Indonesia sangat berpeluang untuk menjadi platform pusat keuangan syariah atau

Islamic financial hub di Asia bahkan dunia. Terwujudnya Indonesia sebagai pusat

ekonomi syariah dunia diharapkan dapat membuka kesempatan yang lebih luas bagi

sumber sumber pembiayaan dari pasar keuangan syariah internasional untuk dapat

melakukan investasi di banyak sector sector potensial di Indonesia, seperti sector

pembangunan infrastruktur, sector energy dan sector pengolahan sumber daya alam

Indonesia yang masih sangat berlimpah.yang pada gilirannya akan sangat mendukung

pembangunan nasional Indonesia demi kesejahteraan rakyatnya.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Presiden Republik Indonesia telah menjadikan

pengembangan perbankan dan keuangan syariah sebagai salah satu agenda nasional.

Karakteristik system perbankan syariah yang menonjolkan aspek keadilan dalam

bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai nilai kebersamaan dan

persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam

51

47

bertransaksi keuangan, menjadikan kemanfaatannya akan dapat dinikmati tidak saja

oleh umat islam tetapi juga oleh semua masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

System perbankan syariah adalah alternative system perbankan yang saling

menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank) yang didukung oleh

keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih variatif, dan dilakukan secara

transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan syariah merupakan alternative

system perbankan yang kredit dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.

Kehadiran system perbankan syariah di Indonesia semakin mudah ditemukan

oleh masyarakat, dengan mengenal logo iB (ai-Bi) di bank-bank terkemuka terdekat. iB

(ai-Bi) memudahkan masyarakat untuk mengenali tersedianya jasa perbankan

dimanapun di seluruh Indonesia. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri

perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama

system perbankan syariah yang model transparan, berkeadilan, seimbang, dan beretika.

Dengan adanya iB sebagai penanda, masyarakat lebih nyaman karena produk dan jasa

layanan perbankan yang diberikan akan mengutamakan nilai-nilai keadilan transparansi,

keseimbangan, etika, dan kebaikan social bersama.

Perbedaan utama antara system perbankan syariah dengan system perbankan

konvensional terletak pada :

1. Jenis produk yang lebih beragam dan skema keuangan yang lebih bervariasi.

2. Pengelolaan dana masyarakat yang transparansi, sehingga lebih adil bagi

nasabah dan bank.

51

48

B. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek

Berikut adalah susunan pegawai berdasarkan jabatan di struktur organisasinya.

Tabel 4.1 Daftar Pegawai di Bank BRI KCP Jamsostek

No. Nama Pegawai Jabatan

1 Adhiyatmo Kusumo Kepala KCP

2 Ysnik Suryani Supervisor

3 Putra Wicaksana Account Officer

4 Calista Simbolon Account Officer

5 Andhika Salsabila Administrasi Kredit

6 Sintia Julianti Administrasi Kredit

7 Novita Tantri Putri Teller

8 Fitriyani Umi Teller

9 Intan Nur Jannah Teller

10 Prasetya Satya Teller

11 Khansa Wimana Teller

12 Ray Pratama Costumer Service

13 Hfidz Al Faruqi Costumer Service

14 Sarah Khanita Sagita Costumer Service

15 Didik Firmanyah Keamanan

16 Anton Mardiasma Keamanan

17 Tika Sutrisna Pramubakti

Sumber : data olahan peneliti

C. Visi dan Misi Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek

Visi Bank BRI Syariah BSD Serpong adalah menjadi bank ritel modern

terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan

termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

51

49

Dalam menerapkan visi tersebut maka disusunlah misi perusahaan. Misi dari

Bank BRi Syariah Cabang Jamsostek adalah sebagai berikut:

1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan

finansial nasabah.

2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah.

3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana

pun.

4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan

menghadirkan ketenteraman pikiran.

D. Produk-produk Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek

1. Produk Penghimpunan Dana (funding)

Bank tidak memberikan imbalan berupa bunga atas dasar dana yang

disimpan oleh nasabah didalam Bank. Imbalannya diberikan atas dasar prinsip

bagi hasil. Produk-produk penghimpun dana meliputi :

a. Tabungan BRI Syariah iB

Tabungan BRI Syariah iB merupakan tabungan dari BRI Syariah

bagi nasabah perorangan yang menggunakan prinsip titipan,

dipersembahkan untuk anda yang menginginkan kemudahan dalam

transaksi keuangan. Tabungan BRI Syariah iB memberikan ketenangan

51

50

serta kenyamanan yang penuh nilai kebaikan serta lebih berkah karena

pengelolaan dana sesuai syariah.

b. Tabungan Impian Syariah iB

Tabungan Impian Syariah iB adalah tabungan berjangka dari BRI

Syariah dengan prinsip bagi hasil yang dirancang untuk mewujudkan

impian anda dengan terencana. Tabungan Impian BRI Syariah iB

memberikan ketenangan serta kenyamanan yang penuh nilai kebaikan

serta lebih berkah karena pengelolaan dana sesuai syariah serta

dilindungi asuransi.

c. Tabungan Haji BRI Syariah iB

Tabungan Haji BRI Syariah iB dapat mewujudkan langkah

terbaik dalam menyempurnakan ibadah. Tabungan Haji BRI Syariah iB

dapat memberikan ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam

penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah.

d. Giro BRI Syariah iB

Giro BRI Syariah iB merupakan simpanan untuk kemudahan

berbisnis dengan pengelolaan dana berdasarkan prinsip titipan (wadiah

yad dhammah) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

cek/bilyet giro.

e. Deposito BRI Syariah iB

Deposito BRI Syariah iB adalah produk investasi berjangka

kepada depan dalam mata uang tertentu. Keuntungan : dana dikelola

51

51

dengan prinsip syariah sehingga shahibul maal tidak perlu khawatir akan

pengelolaan dana.

2. Produk Penyaluran Dana (lending)

Adapun produk penyaluran dana yang ditawarkan oleh Bank BRI

Syariah Cabang BSD Serpong sebagai berikut :

a. Gadai BRI Syariah iB

Gadai BRI Syariah iB hadir untuk memberikan solusi

memperoleh dana tunai untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak

ataupun untuk keperluan modal usaha dengan proses cepat, mudah, aman

dan sesuai syariah untuk ketentraman anda. Manfaat : pilihan tepat,

penuh manfaat serta lebih berkah karena pembiayaan sesuai syariah.

b. KKB BRI Syariah iB

Pembiayaan Kendaraan Bermotor menggunakan prinsip jual beli

(murabahah), adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan kenuntungan (margin) yang disepakati oleh nasabah dan

Bank.

c. KPR BRI Syariah iB

Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk

memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan

menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana pembayarannya

secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan dimuka

dan dibayar setiap bulan.

51

52

d. KLM BRI Syariah iB

Kepemilikan Logam Mulia menggunakan prinsip jual beli

(murabahah) dengan akad Murabahah bil Wakalah. Pembiayaan ini

dapat membantu nasabah dalam mewujudkan mimpi memiliki emas

logam mulia dengan lebih mudah.

e. Pembiayaan Umroh BRI Syariah iB

Produk Pembiayaan Umrah BRI Syariah iB menggunakan prinsip

akad jual beli manfaat/jasa (Ijarah Multijasa). Produk ini dapat

membantu dalam menyempurnakan niat ibadah dan berziarah ke

Baitullah.

f. KMG BRI Syariah iB

Salah satu produk untuk memenuhi kebutuhan karyawan

khususnya karyawan dari perusahaan yang berkerjasama dengan PT.

Bank BRI Syariah dalam Program Kesejahteraan Karyawan (EmBP),

dimana produk ini dipergunakan untuk berbagai keperluan karyawan

Program Kesejahteraan Karyawan (EmBP).19

E. Budaya Kerja Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek

Budaya kerja Bank BRi Syariah Cabang Jamsostek adalah sebagai berikut:

1. Profesional

Kesungguhan dalam melakukan tugas sesuai dengan teknis dan etika yang telah

ditentukan. 19 Ibid.

51

53

2. Antusias

Semangat atau dorongan untuk berperan aktif dan mendalam pada setiap

aktifitas kerja.

3. Penghargaan terhadap SDM

Menempatkan dan menghargai karyawan sebagai modal utama perusahaan

dengan menjalankan upaya-upaya yang optimal mulai dari perencanaan,

perekrutan, pengembangan dan pemberdayaan SDM yang berkualitas, serta

memperlakukannya baik sebagai individu maupun kelompok berdasarkan azas

saling percaya, terbuka, adil dan menghargai.

4. Tawakal

Optimisme yang diawali dengan doa yang sungguh-sungguh, dimanifestasikan

dengan upaya yang sungguh-sungguh dan diakhiri dengan keikhlasan atas hasil

yang dicapai.

5. Integritas

Kesesuaian antara kata dan perbuatan dalam menerapkan stika kerja, nilai-nilai,

kebijakan dan peraturan organisasi secara konsisten sehingga memegang teguh

etika profesi dan bisnis, meskipun dalam keadaan yang sulit untuk

melakukannya.

6. Berorientasi Bisnis

Tanggap terhadap perubahan dan peluang, selalu berpikir dan berbuat untuk

menghasilkan nilai tambah dalam pekerjaannya.

51

54

7. Kepuasan Pelanggan

Memiliki kesadaran, sikap serta tindakan yang bertujuan memuaskan pelanggan

eksternal dan internal dilingkungan perusahaan.

55

BAB 4

TEMUAN DAN ANALISA DATA

Temuan dan Analisa Data

Dalam sebuah perusahaan, kinerja karyawan merupakan salah satu faktor

penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Kinerja karyawan tersebut

ditunjang oleh banyak faktor, salah satunya dengan komunikasi. Untuk mendukung dan

meningkatkan kinerja karyawan, diperlukan adanya komunikasi yang efektif, sehingga

kinerja karyawan dapat berjalan dengan maksimal.

Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yang

baik antar jabatan dalam suatu organisasi. Tugas manajer dalam memimpin perusahaan

dapat berjalan dengan maksimal jika menggunakan komunikasi yang jelas, baik dan

efektif dalam berhubungn dengan karyawan. Komunikasi yang jelas dan efektif akan

meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan perusahaan.

Komunikasi berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan komunikasi

yang jelas, pekerjaan dapat dilakukan dengan maksimal. Dalam sebuah perushaan,

peran komunikasi terbagi menjadi 3 jenis :

1. Peran antarpribadi (Interpersonal role)

Manajer sebagai pemimpin organisasi yang berinteraksi dengan bawahan,

pelanggan, dan rekan kerja.

51

56

2. Peran informasi (Informational role)

Manajer merncari informasi dari rekan, bawahan, dan kontak-kontak pribadi lain

tentang segala hal yang mungkin mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawab

mereka.

3. Peran Keputusan

Keputusan yang diambil manajer dibuat secara pribadi, tetapi akan didasarkan

pada informasi yang telah dikomunikasikan kepada manajer.

A. Komunikasi Antarpribadi dalam Meningkatkan kinerja Karyawan di Bank

BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan

Terdapat 2 buah metode transmisi komunikasi di lingkungan Bank BRI Syariah

KCP Jamsostek Kuningan. Kedua metode transmisi tersebut adalah transmisi yang

berawal dari top managerial ke employee dan yang kedua berawal dari employee ke top

managerial. Mengenai apa yang ditransmisikan tergantung darimuatan pesaan yang

ingin disampaikan. Pesan yang ingin disampaikkan dapat berupa informasi tertentu atau

dapat berupa perintah jika itu transmisi yang bersifat top to down dan laporan jika itu

bersifat down to up level of managerial. Penentuan dari top atau down ini dilihat dari

struktur organisasi yang berada di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek berikut.

51

57

Bagan 4.1 Alur Transmisi Komunikasi di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek

Kepala KCP

Adhiyatmo Kusumo

Supervisor

Yanik Suryani

AAO

Putra Wicaksana

Calista Simbolon

AdK

Andhika Salsabila

Sintia Juliyanti

CS

Ray Pratama

Hafidz Al Faruqi

Sarah Khanita Sagita

Teler

Novita Tantri Putri

Fitriyani Umi

Intan Nur Jannah

Prasetya Satya

Khansa Wimana

Keamanan

Didik Firmansyah

Anton Mardiasma

Pramubakti

Tika Sutrisna

sumber : KCP Bank BRI Jamsostek

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu nara sumber

menjelaskan bahwa alur transmisi dari pesan yang ingin disampaikan di dalam struktur

organisasi Bank BRI Syariah KCP Jamsostek mengikuti garis komando dalam struktur

birokrasinya. Hal ini dikarenakan adanya tugas dan fungsi jabatan yang sudah

ditetapkan kepada jabatan tersebut. Misal dari Top Managerial yang merupakan Kepala

KCP disalurkan kepada perwakilan masing-masing divisi.

Selanjutnya dari setiap divisi tersebut pesan komunikasi yang ingin disampaikan

dari top managerial akan diteruskan kepada masing-masing sub divisinya. Prihal ini

merupakan suatu wujud transmisi yang dilaksanakan oleh middle manager atau kepala

51

58

divisi atau perwakilan divisi. Transmisi yang terjadi pada tahap ini dikategorikan Devito

(1998) sebagai dyadic primacy, yang maksudnya adlah komunikasi yang dilakukan

antara 2 orang.

Transmisi tersebut selanjutnya akan dikomunikasikan oleh masing-masing

anggota dalam suatu divisi atau sub divisi. Penyampaian di dalam divisi ini dijelaskan

oleh Devito (1998) merupakan komunikasi antar pribadi yang terjadi antar 2 orang atau

lebih yang terbentuk dalam satu kelompok (dyadic coallitions).

Selain komunikasi yang dikategorikan sebagai dyadic coallition, Bank BRI juga

melaksanakan komunikasi antar dua orang atau lebih dalam suatu kelompok yang lebih

besar. Kelompok yang lebih besar ini dijelaskan lebih lanjut oleh Devito (1998) sebagai

komunikasi yang dilakukan pada divisi yang berbeda namun telah memenuhi

persyaratan komunikasi berupa hubungan antara keduanya. Hal ini didukung dengan

penjelasan salah satu narasumber yang mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi juga

bisa dilakukan walaupun berada pada kelompok yang berbeda, namun masih berada

pada kelompok besar yang sama.

Terdapat berberapa media komunikasi yang digunakan dalam menjalankan

proses transmisi diantaranya adalah dengan pembantuan sistem informasi. Salah satu

nara sumber menjelaskan bahwa proses transmisi komunikasi dapat dilakukan dengan

media komunikasi berupa internet. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan transfer

informasi kepada pegawai yang berada di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek. Selain itu

terdapat berberapa manfaat yang dapat diterima dengan adanya pembantuan sistem

informasi ini. Yaitu terkait dengan konsistensi intisari pesan yang ingin ditransmisikan.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, transmisi di lingkungan Bank BRI

51

59

Syariah KCP Jamsostek masih mengikuti garis komando. Sehingga terdapat berberapa

komunikasi tidak langsung yang terjalin dari top manager kepada employee.

Komunikasi tidak langsung yang melalui rantai komunikasi yang panjang dapat

mendorong terjadinya distorsi pada makna pesan awal. Sehingga dengan pembantuan

sistem informasi ini diharapkan transmisi menjadi tidak terhambat oleh birokrasi dan

dapat meminimalisisr terjadinya distorsi pada konsistensi isi pesannya. Penggunaan

media komunikasi berupa sistem informasi berdasarkan pendapat Pucell (2004) dapat

saja terjadi asalkan didalamnya terdapat sikap saling mendukung dan terdapat

kepercayaan diantara komunikan.

Terdapat berberapa jenis hubungan interpersonal yang terdapat di Bank BRI

Syariah KCP Jamsostek, yaitu yaitu romantic, mentoring. Salah seorang narasumber

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan interpersenonal yang termasuk pada kategori

romantic. Berdasarkan pendapat Devito (1986, p.279), hubungan interpersonal romantic

adalah hubungan interpersonal yang dibangun berlandaskan rasa kasih sayang

diantaranya. Hubungan interpersonal romantic ini dijelaskan oleh salah satu narasumber

terjadi diantara divisi Teller dan Administrasi Kredit.

Selain hubungan interpersonal romantic masih terdapaat hubungan interpersonal

mentoring. Hubungan ini dijelaskan oleh Devito (1986) sebagai hubungan yang normal

terjadi di dalam hubungan interpersonal di lingkungan kerja. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilaksanakan dengan narasumber, dijelaskan bahwa Hubungan

mentoring ini memang jenis hubungan yang sangat mudah dipakai di dalam lingkungan

kerja. Karena setiap SDM baru yang ditempatkan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek

memerlukan transfer knowledge diantara para senior di dalam divisinya maupun dari

51

60

senior diluar divisinya. Transfer knowledge dari pegawai yang berada pada divisi yang

sama dimaksudkan bertujuan untuk transfer knowledge dari jobdesk, tugas dan fungsi

yang sudah melekat pada jabatan tersebut. sedangkan transfer knowledge yang

dilakukan dengan pegawai yang beradapada divisi yang berbeda dimaksudkan untuk

mempelajari kebudayaan perusahaan.

Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi

dapat dipicu dengan kondisi sebagai berikut:

1. Pengaruh hubungan interpersonal romantic

2. Pengaruh hubungan interpersonal mentoring

B. Peran Komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan kinerja karyawan di

Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan

Peningkatan kinerja dapat dipengaruhi dengan berberapa aspek salah satunya

adalah sumber daya manusia. Sudarmanto (2009: 6) menjelaskan bahwa kinerja sumber

daya manusia dapat mempengaruhi eksistensi dari suatu organisasi. Sehingga suatu

organisasi dapat dinilai sustainabilitynya dari kinerja sumber daya manusianya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan kepada salah seorang informan

menjelaskan bahwa setiap pegawai memiliki jabatan yang di dalam jabatan tersebut

melekat sebuah tugas dan fungsi. Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diukur

berdasarkan target yang direncanakan oleh kantor pusat. Pengukuran kinerja ini

digunakan oleh kantor pusat dalam rangka evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja ini

berpengaruh terhadap struktur organisasi Bank BRI Syariah KCP Jamsostek. Karena

evaluasi kinerja yang kurang baik dapat menyebabkan adanya penggantian sumber daya

51

61

manusia di dalam struktur organisasi. Dari penyataan tersebut maka sudah jelas bahwa

kinerja sumber daya manusia memegang peranan penting dari struktur organisasi

perusahaan.

Hasibuan (2006:94) menjelakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya di

dasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Sedangkan menurut

Osborn dkk. (200: 256) Prihal yang menjadi tolak ukur pertama dalam menilai kinerja

adalah dari karakteristik pegawai itu sendiri, karakteristik ini dapat berupa karakteristik

demografi, karakteristik kompetisi, dan karakteristik psikologi. Berdasarkan hasil

wawancara dijelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kinerja pegawai di

Bank BRI Syariah KCP Jamsostek adalah atribut individu. Kinerja pegawai yang

memiliki nilai atribut individu yang baik dapat memberikan hasil yang cepat dan

maksimal, namun jika nilai atribut individu tersebut tidak terlalu baik maka akan

memberikan hasil yang maksimal namun tidak setangkas individu dengan nilai atribut

yang baik. Jika hasil kinerja yang diberikan oleh pegawai tidak sesuai dengan apa yang

diekspektasikan maka di sini fungsi dari komunikasi antarpribadi dimanfaatkan.

Osborn (2000: 256) menjelaskan terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja, yaitu atribut individu, kemampuan untuk bekerja dan dukungan operasional.

Selain itu peran komunikasi antarpribadi berfungsi sebagai penunjang ketiga faktor

yang mempengaruhi kinerja tersebut.

51

62

1. Atribut individu

Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-

tugas yang telah ditentukan, terdiri dari karakteristik demografi, misalnya: umur,

jenis kelamin dan lain-lain, karakteristik kompetisi, misalnya: bakat, kecerdasan,

kemampuan dan keterampilan dan karakteristik psikologi, yaitu nilai-nilai yang

dianut, sikap dan kepribadian. Sedangkan peran komunikasi antar pribadi dalam

menunjang faktor ini dalah dari karakteristik psikologi pegawai. Hasil

wawancara menjelaskan bahwa sikap dan kepribadian dari pegawai dapat

didukung ke arah yang lebih baik dengan pendekatan personal antara pegawai

tersebut dan middle manager. pendekatan personal ini dimaksudkan untuk

menjalin komunikasi antar pribadi yang berttujuan untuk mengungkap kendala

dari pegawai tersebut.

2. Kemauan untuk bekerja

Dalam mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha atau kemauan untuk

bekerja keras. karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang

dapat memacu usaha kerja serta dapat memberikan suatu arah dan ketekunan.

Peran dari komunikasi antarpribadi adalah untuk membantu pegawai dalam

mendukung usaha kerja. Salah satu narasumber mengungkapkan bahwa

komunikasi antarpribadi yang dilakukan kepada pegawai dapat meningkatkan

kemamuan pegawai untuk meningkatkan produktifitasnya. Pasalnya

ketidakmauan pegawai dalam melaksanakan suatu tugas didasari pada suatu

51

63

masalah, baik itu disebabkan oleh kecenderungan pegawai atau karena didasari

dengan tidak adanya keuntungan yang diterima pegawai dalam pelaksanaan

tugas tersebut. Masalah ini perlu dipecahkan oleh pihak managerial karena akan

berdampak pada hasil kinerja dari badan itu sendiri.

3. Dukungan operasional

Demi tercapainya kinerja karyawan yang tinggi diperlukan juga adanya

dukungan atau kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk

mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun perusahaan. Misal

kelengkapan peralatan dan perlengkapan kejelasan dalam memberikan

informasi. Sebagaimana yang sudag dijelaskan pada bab 5.1, komunikasi

antarpribadi dapat digunakan dalam menegaskan gap-gap dari informasi yang

terdistorsi. Sehingga pegawai dapat memperoleh komunikasi yang efektif yang

salah satu syaratnya adalah kejelasan dari pesan-pesan yang ingin

ditransmisikan.

Selain ketiga hal diatas peran komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan

hasil kinerja di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan juga dapat dirangkum

sebagai mana berikut: (Malthis dan Jackson, 2002).

1. Peran komunikasi antarpribadi dengan kualitas kerja

Peran komunikasi antarpribadi dalam menopang kualitas pekerjaan dapat

dilakukan. Salah satu narasumber menjelaskan bahwa penggunaan komunikasi

antar pribadi secara tidak langsung telah digunakan dalam wujud transfer

knowledge antara pegawai baru dan pegawai seniornya.

51

64

2. Peran komunikasi antarpribadi dengan kuantitas kerja

Selain itu komunikasi antarpribadi dapat memberikan pengaruh kepada

hasil kinerja dari segi kuantitasnya. Kuantitas produksi akan menentukan

kemampuan organisasi guna menguasai pasar dengan menawarkan sebanyak

mungkin produk yang mampu dihasilkan. Dengna mendapat dukungan dari

komunikasi antar pribadinya diharapkan dapat turut mendukung kuantitas

produksi.

3. Peran komunikasi antarpribadi dengan waktu kerja

Waktu kerja disini merupakan bagaimana suatu pekerjaan dapat

ditingkatkan efisiensifitasnya. Berdasarkan hasil wawancara, suatu pekerjaan

membutuhkan waktu pengerjaan tertentu yang dinamakan standar kemampuan

rata-rata. Selanjutnya peran komunikasi antar pribadi disini dapat menigkatkan

loyalitas dari pegawai karena merasa berada pada zona nyaman yang pada

akhirnya dapat memberikan progres pada kebetahan pegawai di tempat kerja.

Komunikasi inilah yang menyebabkan hubungan antar pegawai menjadi hangat,

akrab dan menyenangkan (Rakhmat, 2004).

4. Peran komunikasi antarpribadi dengan kerja sama

Merupakan tuntutan bagi keberhasilan perusahaan dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan, sebab dengan adanya kerjasama yang baik akan

memberikan kepercayaan (trust) pada berbagai pihak yang berkepentingan, baik

secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Untuk mewujudkan

adanya kerjasama yang baik, perusahaan harus mampu membangun kondisi

51

65

internal perusahaan yang konstruktif dengan diikuti komitmen dan konsistensi

yang tinggi bagi semua azas manajemen. Perbaikan kondisi internal perusahaan

dapat dilakukan dengan peningkaan komitmen dari para sumber daya

manusianya. Berdasarkan pendapat berberapa ahli seringkali komunikasi

dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi, tetapi kadang-kadang terdapat

maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik. Dengan

terbinanya hubungan yang baik diantara para SDM di lingkungan Bank BRI

Syariah KCP Jamsostek deiharapkan dapat meningkatkan team work dari pada

sub bagian, bagian dan seluruh struktur organisasi.

66

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

C. Penutup

a. Simpulan

1. Komunikasi antarpribadi di lingkungan Bank BRI Syariah KCP Jamsostek

sudah berjalan dengan baik. Komunikasi antarpribadi terjadi pada 2 jenis

hubungan inter personal, yaitu hubungan romantic, dan hubungan mentoring.

2. Peran komunikasi antarpribadi di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek dapat

digunakan untuk penunjang dalam meningkatkan kinerja pegawai. Peran

komunikasi antar pribadi diantaranya adalah untuk meningkatkan kualitas kerja,

kuantitas kerja, efisiensi waktu dan kerja sama

b. Saran

1. Menerapkan komunikasi antar pribadi yang terintegrasi dengan sistem

informasi. Pasalnya sudah ada multiple chat dalam internal divisi tertentu,

namun tidak dilengkapi dengan mode komunikasi 1 by 1.

2. Menerapkan Komunikasi antarpribadi yang dapat mendukung peningkatan

kualitas kuantitas kerja, efisiensi waktu dan kerja sama.

51

67

DAFTAR PUSTAKA

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2005).

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008).

Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi dan Public Relation.

(Bandung: Pustaka Setia, 2012).

Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relation. (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2011).

Suyadi Prawirosntono, Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas

Dunia, (Yogyakarta: BPFE, 1999).

Muhammad Thalhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,

(Jakarta, Lantabora Press, 2005).

Ade Gunawan, Pretasi Kerja Dalam Perspektif Teori Motivasi Frederich

Herzberg pada Karyawan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Skripsi

(tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fak. Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2005).

Muharrani, Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Rumah

Zakat Indonesia Cabang Yogyakarta, Skripsi (tidak diterbitkan) (Yogyakarta: Fak.

Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2005).

51

68

Sri Muzayyanah, Pengaruh Pengamalan Shalat terhadap Kerja Karyawan,

Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fak. Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 2005).

John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communicaion,

(Jakarta, PT. Buana Ilmu Populer, 2009).

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2007).

Roudhona, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007).

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2007).

Don F. Faules, R. Wayne pace, editor Maulana, Deddy, Komunikasi Organisasi,

Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001).

Roudhona, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992).

Ibid.

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992).

Arni, Muhammad, 2007, Komunikasi Organisasi, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Danim, Sudarwan. 2001. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia

Jerome, Paul J. 2001. Mengevaluasi Kinerja Karyawan. Penerbit PPM : Jakarta.

Prawirosentono, Suyadi, 2008, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta, BPF

51

69

Lampiran A. Pedoman Wawancara

1. Pedoman Wawancara dengan Supervisor Bank BRI KCP Jamsostek

a. Proses Komunikasi intra organisasi dari segi transmisi, kejelasan dan

konsistensi.

b. Proses Komunikasi antarpribadi yang berada di dalam bagian/sub bagian

yang sama

c. Peran anda dalam komunikasi antarpribadi yang berlangsung di dalam

bagian/sub bagian

d. Peran komunikasi antarpribadi dalam peningkatan kinerja pegawai

2. Pedoman Wawancara untuk Pegawai Bank BRI KCP Jamsostek

a. Komunikasi intra organisasi

b. Komunikasi antarpribadi yang berada pada divisi yang sama

c. Komunikasi antar pribadi yang berada pada divisi yang berbeda

d. Manfaat komunikasi antarpribadi bisa diskusi ke teman yang sudah senior

mengenai sustainability, bisa diskusi mengenai prihal di luar pekerjaan, bisa

diskusi soal jobdesk baru (transfer knowledge)

51

70

Lampiran B. Verbatim Hasil Wawancara

1. Verbatim Wawancara dengan Supervisor Bank BRI KCP Jamsostek

Narasumber (N) : Ibu Yanik Suryani SH., MM.

Pewawancara (P) : Sendy Pradhita

(P) : Baik Ibu Yanik, sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini pak.

(N) : “Ya mas Sendy aja ya panggilannya, silahkan- silahkan, jadi judulnya apa

mas?”

(P) : Jadi Judulnya itu pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap kinerja

karyawan di Bank BRI KCP ini bu?

(N) :”oh jadi maksudnya itu apa itu”

(P) : jadi saya tujuannya untuk menjelaskan bagaimaan peran pengaruh komunikasi

antar pribadi terhadap kinerja pegawai, gitu bu

(N) : ”oke, jadi langsung saja deh mas, langsung kepertanyaannya aja”

(P) : Bagaimana proses komunikasi antar intra organisasi

(N) : “proses komunikasi itu gimana mas maksudnya?”

(P) : Ya mungkin bisa dijelaskan dari bagaimana transmisi nya dulu pak, transmisi

itu maksudnya bagaimana rantai komunikasi di struktur organisasi BRI cabang ini

bu?

(N) : “Oh struktur organisasi ya. Jadi tuh struktur organisasi di kami kan ada

kepala yang dimana membawahkan 3 orang, nah 3 orang itu adalah saya sendiri

sebagai supervisor, lalu juga ada AO (Account Officer) Pak Putra, dan Calista.

Lalu juga mengkepalai AdK (Administrasi Kredit) itu ada Andika, sinta. Nah di sini

Supervisor itu mengkepalai CS dan Teller itu semuanya ada 8 orang di depan itu.

Sebentar saya carikan ya struktur organisasi nya.... Nah ini bisa dilihat sendiri,

kalo alur rantai komunikasi nya itu semuanya dari Pak Kepala. Karena beliau di

sini memiliki kewenangan dalam melakukan rencana strategis. Jadi rencana

51

71

strategis itu disusun dalam rangka mencapai target yang telah dicanangkan oleh

kantor pusat. Nah beliau menerjemahkan rencana strategis tersebut kedalam

program-program yang kami sebagai bawahannya menjalankan program-program

tersebut. Selain itu juga pak kepala juga memberikan pengendalian intern kepada

kita. Jadi tiap pagi gitu kita selalu mengadakan brieffing sambil bercakap-cakap

dengan pegawai lainnya gitu, ngeteh ngopi bareng pak kepala lah. Selain itu pada

tiap minggu juga pak kepala minta laporan dari masing-masing kitanya untuk

memberikan laporan atas pencapaian kita atas tugas kita. Nah disini peran Pak

Kepala itu juga sebagai pengendali intern.”

(P) : Ooh begitu, kalau komunikasi di salah satu ini bagaimana bu? (menunjuk

kesalah satu sub bidang)?

(N) :

(P) : Bagaimana komunikasi antar pegawai di BRI Syariah KCP Jamsostek

(N) : “Kalau disini sih ikatan antar pegawai ya masih ada, masih ada group-group

gitu. Ini emang nggak akan bisa dihindari, semua struktur organisasi pasti ada

yang membikin group-group gitu.”

(P) : Group apa ya bu maskudnya?

(N) : “Jadi mereka itu ya anggap ini groupnya si a, isinya itu a, b, c, d dan ini

groupnya si e yang isinya itu f, g, h i, j, k. nah mereka itu kurang saling membaur.

Maksudnya itu membaur yang bernar-benar sampai membicarakan masalah intim

mereka misal kayak pacar, keluarga dan cinta gitu lah. Dan kalau misal a dan f

bertemu nih di teller, kan mereka beda group genk nya itu, ya mereka nggak akan

cerita masalah pribadi mereka. Mereka bisa profesional berkerja dengan apa yang

memang ditugaskan tanpa mengedepankan perbedaan asal group mereka.”

(P) : Peran Komunikasi antar pegawai di dalam BRI cabang Jamsostek

(N) : “Nah tadi kan udah dijelasin tuh kalau disini emang group-groupan. Saya

disini kan sebagai supervisor mereka tuh. Saya harus memposisikan diri saya

sebagai orang yang nggak terlalu cenderung kepada salah satu group itu. Saya

hanya memegang dua orang aja, satu dari groupnya si a, dan satu lagi dari group

51

72

yang satunya lagi. Nah dengan begini saya bisa tau semua kondisi dari staff-staff

yang saya pimpin. Jadi suatu ketika misal waktu itu pernah kejadian nih, adiknya a

itu kecelakaan kan, dan si a ini pengen pulang tapi nggak berani ngomong apa-apa

ke saya. Lalu temannya ini ngasih tau ke saya tentang kejadian itu, lalu tanpa dia

ngomong apa-apa kesaya, saya langsung tugasin dia aja ke sana itu, nah saya

langsung suruh dia absen duluan gitu karena berhubung juga kerjaan dia sudah

selesai dan masih bisa di handdle oleh teamnya gitu ya gitu aja.”

(P) : Ohiya pak kalau peran komunikasi antar pegawai terhadap kinerja itu

bagaimana bu?

(N) : “Jadi gini mas, kalau masalah kinerja itu kan dipengaruhi dari input gitu,

maksudnya input itu adalah Karakteristik SDM itu sendiri, ada yang memang dia

cerdas, jadi dia cepat sekali bekerja nya. namun ada juga yang kurang cerdas tapi

giat dan juga ujung-ujungnya dia selesai.namun ada juga SDM yang nggak bisa

selsai tepat waktu. Nah ini kita biasanya melakukan komunikasi langsung kepada

dia gitu, jadi kita melakukan pendekatan yang lebih nyaman aja, maksudnya

nyaman disini kita mengesampingkan jabatan kita, jadi saya ingin ngobrol yang

intens gitu, dia nggak nganggap saya sebagai atasan dan saya nggak nganggap dia

sebagai bawahannya. Misal nih kita ajak makan siang bareng di luar gitu, terus

kita ngobrol aja “lagi sibuk apa emang, selain di sini” gitu, nanti biasanya dikasih

tau lah sama dia kalo misalnya “lagi bingung pak saya, istri saya 2 bulan lagi mau

lahiran tapi saya masih kurang modal pak”, gitu “kurang modal apa emang”,

“kurang modal ini itu segala macam keperluan lah pak” nah disini kita kasih

trigger buat dia, misal kita arrange pekerjaan lembur buat dia biar dia makin

semangat kerjanya. Dan besok-besoknya tetep kita support dari hanya nanya hal-

hal sepele lah, kayak “gimana istri udah check ini itu belom” nah basa-basi seperti

ini yang bikin mereka itu makin nyaman untuk bekerja, dan hal ini dapat

mengakibatkan trikle down effect ke laporan kinerja tiap pegawainya gitu.

Pokoknya kita melakukan pendekatan yang lebih kekeluagaan kepada mereka lah,

yang tujuan akhirnya demi mngejar target yang sudah dicanangkan dari pusat

gitu.”

51

73

(P) : Kalau manfaaat lain dari komunikasi antarpegawai ini apa ya bu?

(N) : “ya kita jadi lebih bisa memahami sumber daya manusia kita. Kita juga di

BRI ini yang namanya SDM itu nomor satu. Itu sudah tercanangkan di busaya

perusahaan kita bahwa Sumber Daya Manusia merupakan aset terpenti

perusahaan. Nah dengan ditetapkannya SDM sebagai asset terpenting kita juga

dituntut untuk menghargai, terbuka, saling mempercayai satu sama lain. Nah saya

sebagai supervisor yang membawahkan 8 orang itu tadi harus bisa berintegrasi

kepada mereka semua. Nah salah satunya dengan komunikasi antar pegawai.

Dengna komunikasi antar pegawai ini kita juga dengna rekan kita juga dapat

menjadi semakin erat”

(P) : baik pak kalau begitu. Saya rasa cukup sekian wawancara kali ini, dan ini ada

souvenir dari kampus, mohon diterima

(N) : “wah apa ini?”

(P) : Hanya suvenir kecil-kecilan bu

(N) :”waduh terimakasih ya, kalo ada yang mau ditanya kabarin saya saja, nih

kartu nama saya”

(P) : waduh bu, saya ayng harusnya berterimakasih banyak bu.

2. Verbatim Wawancara dengan pegawai Bank BRI KCP Jamsostek

Narasumber (N) : Ray Pratama S.Kom.

Pewawancara (P) : Sendy Pradhita

(P) : Baik Mas Ray, sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini.

(N) : “ohiya silahkan”

(P) : Komunikasi intra organisasi

(N) : “ini maksudnya kan kita kalo komunikasi di sini pakai media apa gitu ya?”

(P) : iya mas semacam itu

51

74

(N) : “jadi nih kita kalo komunikasi disini paling sering pakai media elektronik.

Jadi kan disini ada jaringan kabel ya buat LAN. Kita biasanya berkomunikasi

lewat aplikasi ini mesengger. Jadi dari atasan kita sampai temen-temen di divisi

lain bisa ikut berkomunikasi walaupun nggak tatap muka ya. Selain itu ya, pak

kepala sering banget bikin FGD dan gathering buat team building gitu ya. Kita

kalo tatap muka secara seluruhan pegawai biasanya lewat situ.

(P) : Komunikasi antarpegawai yang berada pada divisi yang sama

(N) : “Kalau misalnya komunikasi antar pegawai yang satu divisi itu sih kita

biasanya ngobrol langsung aja. Kan kita kan emang tiap divisi itu berdekatan ya.

Jadi kalo masih dalam divisi yang sama ya kita ngobrol langsung aja ya.”

(P) : Nah kalau komunikasi antar pegawai yang beda divisi gimana mas?

(N) : “ya kurang lebih hampir mirip lah, mungkin bedanya ya kita jarang tatap

muka langsung, biasanya kita ngobrol via mesenger itu tadi ya. Eh kita juga ada

group sih, group di whatsapp gitu, tapi group whatsapp ini kan buat ngobrolin

masalah yang nggak ada sangkut pautnya sama kerjaan, jadi lebih luwes aja gitu

topiknya.”

(P) : Manfaat komunikasi antarpegawai menurut mas?

(N) : “jadi kan ada dua ya tadi, ada yang satu divisi ada yang beda divisi ya. Jadi

kalau satu divisi ini sih kita seringnya sharing masalah apapun lah. Kayak sharing

masalah kerjaan tuh lagi berat di mana gitu. Kadang juga kita ngobroling yang

nggak penting lah, kayak ngobrolin ini itu gitu ya intinya nggak ada sangkut

pautnya sama kerjaan. Nah kalo misalnya beda divisi sih kita lebih canggung

mungkin, soalnya kan kalo dari divisi lain itu kan tidak terlalu seakrab di divisi

sendiri. jadi mungkin kita ngobrolin yang agak kurang intens, tapi tetep ada

ngobrol lah.

51

75

3. Verbatim Wawancara dengan pegawai Bank BRI KCP Jamsostek

Narasumber (N) : Didik Firmansyah.

Pewawancara (P) : Sendy Pradhita

(P) : Sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini.

(N) : “monggo mas monggo”

(P) : bagaimana komunikasi di dalam organisasi

(N) : “maskudnya mas?”

(P) : maksudnya begini mas, jadi yang saya ingin tanyain kurang lebih mengenai

bagaimana penyampaian komunikasi, penyampaian pesan kayak perintah atau

informasi gitu dari atasannya

(N) : “oh, kalo perintah itu biasanya lewat surat mas, nah kalo informasi itu

biasanya lewat jarkom di whatsapp gitu.

(P) : Menurut Mas didik ini bagaiman kejelasan dari perintah atau informasi itu?.

Apakah sudah ada rinciannya atau hanya sekedar satu kalimat gitu?

(N) : “kalo surat perintah itu isinya dari siapa yang ditugaskan, terus prihal

tugasnya apa dan arahan dari pak kepala itu apa. Di situ sudah jelas banget mas,

tapi kalao yang lewat jarkom mungkin agak kurang ya.

(P) : Kurang apa mas maksudnya?

(N) : “Kurang jelas banget sih mas”

(P) : itu kalo kurang jelas gitu gimana mas jadinya?

(N) : “ya saya biasanya ngobrol sama Bu Yanik atau sama orang-orang disana

buat diskusi mas. Diskusi maksud dari pesan ini apa gitu”

(P) : Kenapa tidak nanya langsung ke pak kepala?

51

76

(N) : ”ya saya nggak enak lah mas, tapi kalo ngobrol sama yang lain sih malah

lebih nyaman aja gitu kalau saya, padahal temen-temn udah serng bilang buat

ngobrol langsung aja gitu ke pak kepal, tapi ya saya kurang enak aja hahaha”

(P) : Mas di keamanan sama siapa aja mas biasanya?

Manfaat komunikasi antarpegawai bisa diskusi ke teman yang sudah senior

mengenai sustainability, bisa diskusi mengenai prihal di luar pekerjaan, bisa diskusi

soal jobdesk baru (transfer knowledge)

(N) :”saya disini tuh ada 2 orang, tapi kita jarang ketemu, ungkin pagi pas

sebelum brieffing biasanya kita ketemu ngobrol ngopi gitu mas di sebelah.”

4. Verbatim Wawancara dengan pegawai Bank BRI KCP Jamsostek

Narasumber (N) : Putra Wicaksana

Pewawancara (P) : Sendy Pradhita

(P) : Sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini.

(N) : “baik mas, jangan direkam ya, pakai filed notes aja”

(P) : ohiya baik pak

(N) : “ya saya sambil ngerjain ini ya nggak apa-apa?”

(P) : iya pak tidak apa-apa, saya juga tidak keberatan

(N) : “jadi apa saja yang ngin mas ini tanyakan?”

(P) : bagaimana komunikasi di dalam Bank BRI Syariah KCP Jamsostek ini pak?

(N) : “jadi kan kalo komunikasi ini kan berarti ngomongin bagaimana kejelasan,

konsistensinya dalam penyampaian kan ya?”

(P) : iya pak betul

51

77

(N) : “jadi terkait kejelasannya itu ya. Biasanya jarang sih kalo ada pesan yang

nggak jelas dari atasan. Nah biasanya kalo yang nggak jelas ini yang dari pusat,

bukan pesannya yang nggak jelas, tapi kadang tidak terlalu mengatur hingga hal

yang paling teknis. Namun Pak Kepala itu sudah sering mengirim karyawan disini

untuk training ke pusat maksudnya untuk training tentang sistem terbaru tersebut

misal. Kan setelah training itu kita jadi semakin paham kan akan kejelasan dari

komunikasi yang ingin disampaikan, hingga teknis sekalipun. Nah kalau masalah

konsistensi jelas sekali sangat konsisten. Apalagi saat perintah tersebut diturunkan,

kita juga diberi training untuk menerapkan perintah baru tersebut. jadi kita

langsung nerima dari pakar ahlinya lah bukan temen-temen gitu.”

(P) : apakah bapak mengetahui komunikasi antarpribadi?

(N) : “wah saya baru denger tuh, itu apa ya?

(P) : jadi komunikasi antarpribadi ini merupakan komunikasi yang dilakukan antara

2 orang atau lebih, dan komunikasi ini sifatnya lebih intens giut pak

(N) : “oh kayak komunikasi yang nggak hanya bussiness aja gitu?”

(P) : iya semacam itu, bapak pernah melakukannya disini pak?

(N) : “biasanya sih yang sering komunikasi 1 by 1 kayak gitu tuh pak kepala.

Beliau sering memanggil salah satu pegawai untuk ngobrol diruangannya. Dan

biasanya nih ya, kalo udah dipanggil gitu biasanya udah ada problem misal

dengna kinerja yang nggak tercapai gitu. Jadi pegawai ini seperti masuk ke sesi

curhat lah ya. Dan saya pernah juga tuh dulu. Jadi pas ngobrol panjang lebar gitu

nanti pak kepala itu bantu ngasih solusi atau masukan lah ke kita gitu”

(P) : Kalo menurut bapak manfaat dari komunikasi antarpribadi ini apa ya?

(N) : “saya sih mikirnya itu lebih ke memberikan rasa aman aja jadinya. Yang

tadinya merasa ada masalah dan setelah dirembukin taunya masalah tersebut

sudah dibantu dipecahkan, kan jadi lega tuh”