KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI...

169
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI KOMUNITAS PERSAUDARAAN GIE SAY KOTA SUKABUMI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh Siti Robiah NIM. 11160510000025 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2020 M

Transcript of KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI...

Page 1: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA

DI KOMUNITAS PERSAUDARAAN GIE SAY

KOTA SUKABUMI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh

Siti Robiah

NIM. 11160510000025

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2020 M

Page 2: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Page 3: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Page 4: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Page 5: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

i

ABSTRAK

Siti Robiah

11160510000025

Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan Sunda di

Komunitas Persaudaraan Gie Say Kota Sukabumi

Komunikasi antarbudaya menjadi sebuah isu yang beragam

konfliknya di Indonesia, pasalnya setiap budaya memiliki sikap

yang selalu ingin unggul dengan budaya lainnya. Lalu bagaimana

jika dalam sebuah komunitas budaya terdapat beragam budaya

yang berbeda, dan bagaimana antar etnis dalam komunitas budaya

dapat saling mendukung untuk mewujudkan tujuan yang sama.

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

dengan pendekatan Etnografi Komunikasi. Adapun implementasi

dari pendekatan Etnografi Komunikasi dalam penelitian ini

terwujud dalam rumusan masalah penelitian yang penulis susun

sebagai berikut 1. Bagaimana proses adaptasi budaya antar etnis

Tionghoa dan Sunda di komunitas Persaudaraan Gie Say, 2.

Bagaimana pola komunikasi antar pribadi etnis Tionghoa dan

Sunda di komunitas Persaudaraan Gie Say.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Anxienty/Uncertainty Management (AUM) oleh William

Gudykunst. Teori ini penulis gunakan untuk mengungkapkan

bagaimana proses komunikasi yang terjadi di komunitas

Persaudaraan Gie Say Sukabumi. Kemudian penulis

menggunakan teknik pengambilan data dengan cara observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini berupa 1. Proses adaptasi budaya

etnis Tionghoa dan Sunda di komunitas Persaudaraan Gie Say

adalah, fase perencanaan, fase bulan madu, fase frustasi, fase

penyesuaian ulang, dan fase resolusi. 2. Pola komunikasi antar

pribadi Etnis Tionghoa dan Sunda di komunitas Persaudaraan

Gie Say meliputi aspek komunikasi verbal, komunikasi non

verbal, sikap yang ditunjukkan, isi pesan dalam komunikasi,

kegiatan yang sering dilakukan, media yang digunakan, serta efek

komunikasi.

Kata Kunci : Komunikasi Antarbudaya, Teori

Anxiety/Uncertainty Management (AUM), Komunitas

Persaudaraan Gie Say.

Page 6: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

ii

KATA PENGANTAR

يمه ٱلرحمن ٱلله بسم ٱلرحه

Penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. yang

Maha Rahim dan yang Maha Pengasih karena atas limpahan

Rahmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan

Sunda di Komunitas Persaudaraan Gie Say Kota Sukabumi”

meskipun dalam penyusunannya penuh lika liku dan pahit manis,

namun Alhamdulillah dapat selesai sebagaimana mestinya. Tidak

lupa juga selawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada

Nabi Muhammad Saw. Rasul penuntun umat yang menjadikan

kehidupan cerah benderang.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, namun tidak mengurangi sedikitpun rasa

terimakasih penulis kepada semua pihak yang terlibat dalam

penyusunan skripsi ini hingga dapat selesai sebagaimana

mestinya. Untuk itu penulis haturkan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Ammany Burhanuddin Lubis, Lc., M.A., selaku

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S. Ag, BWS. MSW

sebagai Wakil Dekan I bidang Akademik. Dr. Sihabudin

Nour, M. Ag, sebagai Wakil Dekan II vi bidang Administrasi

Umum. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A, sebagai Wakil Dekan

III bidang Kemahasiswaan.

Page 7: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

iii

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. H. Edy

Amin, M.A, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Kalsum Minangsih, M.A. selaku Dosen Pembimbing

Akademik (PA) yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis selama menjadi mahasiswi.

5. Drs. S. Hamdani, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan arahan, kritik dan saran yang membangun

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Semoga Allah SWT melimpahkan kebaikan kepada beliau,

diberikan kesehatan dan kelancaran rejeki, Amin.

6. Segenap seluruh Staff dan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu, wawasan, dan pengalamannya serta

membimbing selama penelitian dan menjalani studi.

7. Pimpinan, Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Ketua komunitas Persaudaraan Gie Say, Ko Ciwih yang telah

mengizinkan saya untuk melakukan penelitian, juga kepada

Rey Mahendra yang telah baik hati untuk membantu penulis

dengan tulus dan responsif tanpa pamrih, kepada Ko Sabar

dan Ko Rendri yang senantiasa membimbing saya dalam

mendapatkan data di lapangan, kepada Ko Putra yang cepat

Page 8: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

iv

tanggap merespon DM saya di instagram, kepada Ko Deni

dan Nico yang sangat terbuka dalam menyambut saya di

sekretariat komunitas.

9. Teruntuk kedua orang tua yaitu Ibu Yoyoh atas doa doa yang

luar biasa dan senantiasa dipanjatkannya, sehingga penulis

bisa sampai pada titik ini, juga kepada bapak Oleh yang

senantiasa memberikan kasih sayang yang tidak pernah orang

lain berikan kepada saya, terimakasih atas segalanya.

10. Kepada sahabat sahabat saya, Difa, Fitri, Tara yang sudah

melukiskan kisah perjalanan indah selama di bangku kuliah.

11. Kepada keluarga LTTQ yang senantiasa memberikan suport

yang tiada henti kepada saya.

12. Kepada teman teman seperjuangan, Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Semoga Allah mudahkan semua urusan teman teman

dan sukses di kemudian hari.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan

dalam skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

seluruh masyarakat juga Universitas dalam bidang pengetahuan

Komunikasi Antarbudaya.

Jakarta, 07 September 2020

Siti Robiah

NIM. 11160510000025

Page 9: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................... ix

BAB I ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 5

C. Batasan Masalah ................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................ 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

F. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................. 8

G. Metodologi Penelitian ....................................................... 12

H. Kerangka Pemikiran .......................................................... 21

I. Sistematika Penulisan .......................................................... 23

BAB II ......................................................................................... 25

KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 25

A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ................................ 25

B. Pola Komunikasi Antarbudaya ........................................... 32

C. Komunitas Budaya ............................................................. 37

D. Konsep Adaptasi Budaya ................................................... 38

Page 10: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

vi

E. Teori Anxiety/Uncertainty Management (AUM) ............... 43

F. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Komunikasi

Antarbudaya ....................................................................... 47

BAB III ....................................................................................... 52

GAMBARAN UMUM KOMUNITAS PERSAUDARAAN GIE

SAY ............................................................................................. 52

A. Letak Geografis Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie

Say ...................................................................................... 52

B. Sejarah Berdirinya Komunitas Persaudaraan Gie Say ...... 53

C. Profil Komunitas Persaudaraan Gie Say ............................ 59

D. Stuktur Organisasi Komunitas Persaudaraan Gie Say ...... 61

E. Program Kerja/Bentuk Kegiatan Komunitas Persaudaraan

Gie Say ............................................................................... 67

F. Prestasi Komunitas Persaudaraan Gie Say ....................... 72

BAB IV ....................................................................................... 73

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................................... 73

A. Proses Adaptasi Budaya Etnis Tionghoa dan Sunda di

Komunitas Persaudaraan Gie Say ...................................... 77

B. Pola Komunikasi Antar Pribadi pada Anggota Komunitas

Persaudaraan Gie Say ........................................................ 85

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi

Antarbudaya Pada Komunitas Persaudaraan Gie Say dan

Solusinya. ........................................................................... 94

BAB V ........................................................................................ 99

Page 11: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

vii

PEMBAHASAN ......................................................................... 99

A. Analisis Proses Adaptasi Budaya etnis Tionghoa dan Sunda

di Komunitas Persaudaraan Gie Say ............................... 102

B. Analisis Pola Komunikasi Antar Pribadi pada Anggota

Komunitas Persaudaraan Gie Say Sukabumi ................... 107

BAB VI ..................................................................................... 116

PENUTUP ................................................................................. 116

A. Simpulan .......................................................................... 116

B. Implikasi ........................................................................... 117

C. Saran ................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 119

LAMPIRAN .............................................................................. 124

Page 12: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 .......................................................................................... 9

Tabel 3.1 .......................................................................................... 59

Tabel 4.1 ......................................................................................... 84

Tabel 4.2 ......................................................................................... 92

Tabel 4.3 ......................................................................................... 98

Page 13: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ....................................................................................... 52

Gambar 3.2 ....................................................................................... 59

Gambar 3.3 ....................................................................................... 59

Gambar 3.4 ....................................................................................... 64

Gambar 3.5 ....................................................................................... 64

Gambar 3.6 ....................................................................................... 71

Gambar 4.1 ....................................................................................... 74

Gambar 4.2 ....................................................................................... 83

Gambar 4.3 ....................................................................................... 89

Gambar 4.4 ...................................................................................... 90

Gambar 4.5 ....................................................................................... 90

Gambar 4.6 ....................................................................................... 92

Page 14: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Budaya adalah pola pikir, cara hidup, kepercayaan pada

individu atau sekelompok orang berupa prilaku yang di ulang

ulang atau kebiasaan. Budaya menurut Matsumo adalah

seperangkat sikap, nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang

dibagi kepada sekelompok orang, tetapi berbeda dalam tiap

individu dari generasi ke generasi berikutnya.1

Budaya dipengaruhi oleh pengetahuan dan kondisi

lingkungan sehingga budaya dapat berkembang seiring dengan

kemajuan zaman. Kondisi geografis atau iklim juga dapat

mempengaruhi budaya dalam suatu kelompok atau daerah.

sehingga tidak heran jika negara Indonesia dengan jumlah

penduduk 200 jt lebih disebut sebagai negara multikultural karena

memiliki budaya yang sangat beragam.

Kemajemukan etnik atau budaya ini merupakan sunnatullah

sebagaimana dijelaskan firmanNya dalam surah Al-Hujurat Ayat

13 sebagai berikut :

نث وجعلنكم شعوبا هن ذكر وأ ها ٱلناس إهنا خلقنكم م ي

أ ي

كم إهن ٱ تقىكرمكم عهند ٱلله أ

عارفوا إهن أ هل له لل علهيم وقبائ

١٣خبهير

1 Moh Faidol Juddi, Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer,

(Bandung : Unpad Press, 2019), h. 129

Page 15: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

2

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling

takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk

2010 menyebut ada 1.331 kelompok suku di Indonesia. Kategori

itu merupakan kode untuk nama suku, nama lain alias suatu suku,

nama subsuku, bahkan nama sub dari subsuku. Terkait jumlah

bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Badan

Bahasa telah memetakan dan memverifikasi 652 bahasa daerah

yang berbeda. Jumlah ini diperoleh dari proses verifikasi sejak

1991-2017.2

Berbicara budaya tidak akan lepas dari komunikasi. Karena

budaya itu sendiri di pengaruhi oleh komunikasi dan komunikasi

sendiri mempengaruhi budaya. Dengan adanya ragam budaya di

Indonesia ini menjadi sebuah gejala ketika proses komunikasi

terjadi dengan orang yang memiliki latar kebudayaan yang

berbeda. Gejala ini kita ketahui dengan istilah komunikasi

antarbudaya. Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi

yang terjadi antara dua budaya yang berbeda yang terjadi secara

langsung maupun tidak langsung, baik individu maupun

2 Luthfia Ayu Azanella, CEK FAKTA : Jokowi Sebut Ada 714 Suku dan

1001 Bahasa di Indonesia,

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/30/21441421/cek-fakta-jokowi-

sebut-ada-714-suku-dan-1001-bahasa-di-indonesia, diakses pada 12 Juli 2020

Page 16: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

3

kelompok. Komunikasi antarbudaya melibatkan interaksi antara

orang-orang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup

berbeda dalam suatu komunikasi.3

Tingginya angka konflik antarbudaya di Indonesia

menunjukkan bahwa persoalan budaya menjadi sangat penting

untuk dikaji demi kerukunan dan kesejahteraan bangsa. Beberapa

konflik antarbudaya yang pernah terjadi di Indonesia adalah

Konflik Ambon-Maluku 1999 merupakan konflik terburuk yang

terjadi di Indonesia setelah reformasi yang memakan korban jiwa

sekitar 10.000 orang, konflik Sampit 2001 terjadi karena

persaingan ekonomi hingga menelan korban hingga 469 orang,

kerusuhan Mei 1998 yang dilatarbelakangi terpilihnya kembali

Soeharto sebagi presiden pada 11 Maret 1998

dan yang lainnya. 4

Konflik budaya ini terjadi karena persoalan budaya yang

begitu kompleks. Dilihat dari konflik di atas terjadinya konflik

dari dua komunitas budaya yang berbeda, namun bagaimana

jadinya jika dalam suatu komunitas terdiri dari beragam budaya

yang berbeda. Seperti Komunitas Persaudaraan Gie Say yang

akan penulis kaji dalam penelitian ini.

Komunitas Persaudaraan Gie Say merupakan komunitas

budaya Tionghoa (Barongsay) di Sukabumi. “Gie” berarti Sifat

kepahlawanan yang berbakti, jujur, setia dan pembela kebenaran.

3 Larry A Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, Komunikasi

Lintas Budaya Edisi 7, (Jakarta : Salemba Humanika, 2020), h. 13

4 Ari Welianto, Kasus Kekerasan dipicu Masalah Keberagaman di

Indonesia, https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/190000569/kasus-

kekerasan-yang-dipicu-masalah-keberagaman-di-indonesia?page=all. Diakses

pada 12 Juli 2020

Page 17: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

4

“Say” berarti Mahluk suci mitologi kebudayaan cina kuno yang

saat ini dikenal sebagai “Barongsay”. Persaudaraan Gie Say

didirikan pada tahun 1952 (Tanggal 23 Bulan 5 penanggalan

Imlek). Oleh pendiri antara lain Bpk. Lie Gie Ken, Bpk. Tan Eng

Liang, Bpk. Tan Ho Sen (Encek Hwe Sio), Bpk. A Cen, Bpk.

Coa Wie Tie.5 Adapun beberapa bentuk kegiatan komunitas ini

seperti latihan barong Gie Say, latihan liong, latihan barong

Shamsi, latihan Wushu, dll. Hasil dari latihan latihan itu

kemudian untuk ditampilkan pada berbagai event seperti

perayaan Cap Go Meh dan perlombaan.

Penulis menemukan fakta bahwa komunitas ini sangat

terbuka kepada siapapun yang ingin bergabung tanpa melihat

suku, ras, bahkan agama. Komunitas ini juga telah memperoleh

prestasi kejuaran dalam berbagai ajang perlombaan. Menarik bagi

penulis untuk mengetahui bagaimana interaksi antar sesama

anggota berlangsung hingga tercipta sebuah kekompakan dan

bisa meraih prestasi. Dengan adanya penulisan ini diharapkan

mampu memperkaya khazanah komunikasi antarbudaya dan

dapat bermanfaat bagi pengembangan prilaku sosial antarbudaya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini

penulis memberikan judul “KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI KOMUNITAS

PERSAUDARAAN GIE SAY KOTA SUKABUMI”

5 Deskripsi laman grup Facebook Gie Say,

https://facebook.com/groups/giesay/about, diakses pada 22 Juli 2020.

Page 18: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

5

B. Identifikasi Masalah

Komunitas merupakan sebuah wadah atau tempat

berkumpul bagi individu individu yang memiliki kepentingan

atau tujuan yang sama. Dalam hal ini Komunitas Persaudaraan

Gie Say merupakan komunitas budaya Tionghoa yang didirikan

dengan tujuan untuk melestarikan serta menjunjung tinggi nilai

nilai budaya Tionghoa, serta mengenalkan budaya Tionghoa

kepada masayarakat Sunda di Sukabumi.

Penulis melihat Komunitas Persaudaraan Gie Sayini

merupakan komunitas budaya Tionghoa yang semestinya

pelestari budaya nya pun merupakan orang Tionghoa sendiri.

Namun komunitas ini ternyata terbuka kepada siapa saja yang

ingin bergabung tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Anggota yang ingin gabung dalam komunitas ini hanya perlu

berkunjung ke sekretartiat komunitas dan langsung di

perbolehkan untuk bergabung.

Berdasarkan hasil pra peneltian dalam bentuk wawancara

penulis bersama salah satu anggota komunitas (suku sunda) yang

baru bergabung, menunjukkan bahwa peristiwa gegar budaya

terjadi ketika awal mula bergabung. Ada rasa takut, khawatir dan

terkejut saat melihat aksesoris budaya Tionghoa (Barong Gie

Say), namun di saat anggota yang lain bersikap terbuka dengan

anggota baru, dan juga atas dasar ketertarikan anggota baru

terhadap budaya Tionghoa, anggota Sunda yang baru bergabung

tersebut merasakan kesan kesan yang baik selama satu tahun

bergabung dalam komunitas tersebut.

Page 19: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

6

Hambatan lain yang terjadi dalam komunkasi pada

komunitas ini adalah kurangnya kekompakan ketika latihan

barong berlangsung, kemudian sulitnya berkumpul dalam formasi

yang lengkap dan juga masih ada anggota komunitas yang

merendahkan/menjelekkan anggota lain seperti menyinggung

anggota lain dengan perkataan yang kurang baik.

Dalam hal ini penulis ingin mengkaji lebih dalam apakah

hambatan hambatan yang terjadi pada komunitas ini akan

menjadi kegagalan dalam berkomunkasi, atau kah justru

komunitas tersebut dapat mengatasi nya dengan baik sehingga

komunikasi berjalan harmonis. penulis mengkaji menggunakan

pendekatan etnografi komunikasi dengan batasan masalah nya

yaitu komunikasi antar Etnis Tionghoa dan Etnis sunda Saja.

Penulis juga akan mendapatkan data tambahan dari pengurus

komunitas untuk menyempurnakan data.

C. Batasan Masalah

Anggota Komunitas Persaudaraan Gie Say sendiri terdiri

dari beberapa anggota budaya yang berbeda, ada yang dari

Tionghoa Totok, Tionghoa Peranakan, Sunda, Jawa, dan Batak.

Agar penulisan dapat lebih terarah maka penulis memfokuskan

penulisan nya pada komunikasi antarbudaya pada Etnis Tionghoa

dan Sunda nya saja di Komunitas Persaudaraan Gie Say

Sukabumi.

D. Rumusan Masalah

Fokus penulisan di atas dimaksudkan untuk membatasi

penulisan guna memilih data yang relevan dan baik. Berdasarkan

Page 20: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

7

fokus penelitian di atas, maka pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses adaptasi budaya Etnis Tionghoa dan

Sunda di Komunitas Persaudaraan Gie Say Kota

Sukabumi ?

2. Bagaimana pola komunikasi Antar pribadi antar Etnis

Tionghoa dan Sunda di Komunitas Persaudaraan Gie Say

Kota Sukabumi ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Mengetahui bagaimana proses adaptasi budaya Etnis

Tionghoa dan Sunda di Komunitas Persaudaraan Gie Say

Kota Sukabumi.

b. Mengetahui bagaimana pola komunikasi antar pribadi

Etnis Tionghoa dan Sunda di Komunitas Persaudaraan Gie

Say Kota Sukabumi.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Universitas

Adanya penulisan ini dapat menjadi referensi kelimuan

bagi Universitas khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dalam ranah keilmuan Komunikasi

Antarbudaya.

b. Bagi Penulis

Page 21: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

8

Penulisan ini dapat memberikan wawasan pengetahuan

tentang cara pandang bagaimana berprilaku terhadap

budaya asing.

c. Bagi Masyarakat

Dapat membantu masyarakat budaya dalam

pengembangan prilaku sosial antarbudaya, juga sebagai

referensi keilmuan untuk para tokoh budaya di

masyarakat.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi acuan penulis dalam

menyusun penelitian ini sehingga penulis dapat mengembangkan

teori maupun pembahasan penelitian. Berikut penulis cantumkan

tabel referensi penelitian rujukan sebagai salah satu referensi

dalam penyusunan penelitian ini.

TINJAUAN

PERBEDA

AN

Penelitian Sebelumnya

Jeane Aryandani Suherli Puji Indah Lestari

Bentuk Skripsi Skripsi Skripsi

Page 22: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

9

Judul

Penulisa

n

Pola Komunikasi

Antarbudaya pada

Komunitas Korea

Hansamo di

Bandung

Dinamika

Interaksi Sosial

pada

Komunitas

Marginal di

pedesaan

(Studi

Etnografi

Komunikasi

Masyarakat

Tallas di Desa

Samasundu

Sulawesi

Barat)

Komunikasi

Antarbudaya (Studi

pada Pola

Komunikasi Etnis

Tionghoa dengan

Pribumi di RT

13/RW 05

Kelurahan

Cilenggang Kota

Tangeran Selatan)

Tahun 2016 2017 2019

Metode

dan

Pendeka

tan

Penelitia

n

Kualitatif

Deskriptif

Kualitatif,

Studi Etnografi

Komunikasi

Kualitatif Deskriptif

Page 23: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

10

Fokus

Kajian

Pola Komunikasi

Antarbudaya

pada Komunitas

Korea Hasanamo

di Bandung

Pola Interaksi

Komunikasi

Antarpribadi

dan Kelompok

pada

Masyarakat

Tallas

Pola Komunikasi

Antarpribadi dan

Pola Komunikasi

kelompok pada etnis

Tionghoa dan

Pribumi

Teori

Teori

Anxiety/Uncertain

ty Management

Konsep

Interaksi Sosial

Konsep Pola

Komunikasi

antarbudaya

Subjek

Penelitia

n

Komunitas Korea

di Bandung yang

bernama

Hansamo.

Masyarakat

Tallas dan

masyarakat

Samsudu

Masyarakat etnis

Tionghoa dan

masyarakat Pribumi

yang ada diwilayah

RT 13 RW 05,

kelurahan

Cilenggang, Kota

Tangerang Selatan.

Page 24: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

11

Hasil

Komunitas

Hansamo hadir

sebagai wadah

atau media yang

menjembatani

antar masyarakat

dan kebudayaan

di antara orang

Indonesia dan

orang Korea.

Komunitas ini

juga membantu

untuk pengenalan

dan pembelajaran

mengenai

kebudayaan

Indonesia dan

Korea.

Interaksi sosial

to Tallas masih

jarang

dilakukan

dengan

kelompok lain.

Perasaan

berada pada

kelas sosial

yang lebih

rendah

memosisikan

sebagai

masyarakat

minoritas . dan

terjadi

komunikasi

yang tidak

terbuka sesama

kelompoknya,d

an bersikap

tertutup

dengan

masyarakat

luar

kelompoknya.

Pola komunikasi

yang terjadi antara

masyarakat

Tionghoa dengan

pribumi adalah

komunikasi

antarpribadi dan

komunikasi

kelompok.

Mengenai stereotip

atau prasangka

tidaklah terlalu besar

sehingga tidak

menimbulkan

konflik antar etnis

Tionghoa dengan

Pribumi.

Persama

an Teori

Metode

Penelitian Fokus Penelitian

Perbeda

an Metode Penelitian

Variabel dan

Teori,

Teori, Metode

Penelitian

Tabel 1.1

Kajian Terdahulu

Sumber : Data Olahan Penulis, 2020

Page 25: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

12

G. Metodologi Penelitian

Secara sederhana pengertian metodologi penelitian adalah

pengetahuan atau ilmu tentang metode. Metodologi adalah istilah

yang di adaptasi dari bahasa inggris Methodology, Berasal dari

kata metodos yunani atau methodus (latin) yang berarti cara yang

didefinisikan secara jelas dan sistematik untuk mencapai suatu

tujuan.6

1. Pendekatan Penelitian

Pada awalnya penulis melihat bahwa komunitas ini menarik

untuk penulis kaji karena komunitas ini tidak banyak diketahui

oleh masyarakat. berdasarkan fakta yang penulis temukan bahwa

komunitas ini sangat terbuka dengan siapapun tanpa melihat ras,

suku, dan agama, sehingga menarik untuk penulis kaji mengenai

pola komunikasi antarbudya yang terjadi dalam komunitas ini.

Adapun pendekatan yang sesuai dengan tujuan dan objek

penelitian adalah metode penulisan kualitatif Deskriptif dengan

pendekatan Etnografi Komunikasi. Etnografi adalah penelitian

untuk mendeskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya.

Pendekatan etnografi berupaya mempelajari peristiwa kultural

yang menyajikan pandangan hidup subyek sebagaimana obyek

studi. Studi ini akan terkait bagaimana subyek berpikir, hidup dan

berperilaku. Etnografi merupakan ragam pemaparan penelitian

budaya untuk memahami cara orang orang berinteraksi dan

bekerjasama melalui fenomena teramati dalam kehidupan sehari

6 Nani Widiawati, Metodologi Penulisan :Komunikasi Penyiaran Islam,

(Tasikmalaya : Edu Publisher, 2020), h.19.

Page 26: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

13

hari. Etnografi lazimnya bertujuan untuk menguraikan budaya

tertentu secara holistik, yaitu aspek budaya baik spiritual maupun

material.7

Dalam peneltian etnografi komunikasi, penulis berusaha

mengkaji tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat

atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni,

religi, dan bahasa, maka dalam etnografi komunikasi lebih

terfokus lagi, yakni berupaya melihat pola-pola komunikasi

kelompok. Kelompok dalam kerangka ini memiliki pengertian

sebagai kelompok sosiologis (sociological group). Oleh karena

itu, etnografi komunikasi dapat dikemukakan sebagai penerapan

metode etnografi untuk melihat pola-pola komunikasi. Adapun

implementasi dari pendekatan etnografi yang penulis gunakan

dalam penelitian ini adalah penulis rangkum dalam bentuk

rumusan masalah penelitian yang sesuai dengan tujuan dari

pendekatan etnografi itu sendiri.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan

dilakukan oleh penulis dalam rangka untuk mengumpulkan

informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang

telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan

gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain:

prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu

7 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 2012), h. 50-51

Page 27: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

14

penulisan, sumber data, dan dengan langkah apa data-data

tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

Pada penyusunan penelitian ini penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

deskriptif ini bertujuan untuk mengkritik kelemahan spenulisan

kuantitaif (yang terlalu positivisme), serta juga bertujuan untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai

situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di

masyarakat yang menjadi objek penulisan, dan berupaya menarik

realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,

model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun

fenomena tertentu.8

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian dapat disebut juga partisipan. Spradley

menyimpulkan ada lima kriteria partisipan yang baik dalam

penelitian etnografi komunikasi, lima diantarannya sebagai

berikut : 9

a. Orang yang sudah terenkulturasi penuh

b. Keterlibatan langsung

c. Suasana budaya yang tidak dikenal

d. Waktu yang cukup

e. Non-analitik

8 Burhan Bungin , Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana Prenada

Media Grup, 2009), Cetakan ke 3, h. 68

9 James P. Spradley, Metode Etnografi (judul Asli The Etnografic

Interview), (Yogyakarta :PT. Tiara Wacana, 1997), h. 46.

Page 28: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

15

Berdasarkan kriteria di atas yang menjadi subjek atau

partisipan penulis adalah anggota Etnis Tionghoa dan Sunda pada

Komunitas Persaudaraan Gie Say Sukabumi yang sudah gabung

lebih dari satu tahun. adapun yang menjadi objek dalam

penelitian ini komunikasi antarbudaya Etnis Tionghoa dan Sunda

di Komunitas Persaudaraan Gie Say Kota Sukabumi yaitu berupa

Proses Adaptasi, Pola Komunikasi Antar Pribadi, dan faktor

pendukung dan penghambat komunikasi antarbudaya antar Etnis

Tionghoa dan Sunda.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekretariat Komunitas

Persadaraan Gie Say yaitu di kawasan Pecinan Jl. Pajagalan No.

20 Kelurahan Nyomplong Kecamatan Warudoyong Kota

Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Alasan penulis memilih tempat

ini karena lokasi ini merupakan tempat terjadi nya proses

komunikasi antar budaya berlangsung yakni pada saat anggota

saling latihan Barong dan kegiatan lainnya seperti rapat, dll.

Adapun waktu Penulisan ini dilakukan selama kurang lebih 5

bulan terhitung dari bulan April hingga Agustus 2020.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan ini penulis melakukan

metode penulisan sebagai berikut :b

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan melakukan pengamatan

secara langsung pada objek yang diteliti atau dapat dirumuskan

sebagai proses pencatatan pola perilaku subjek atau orang objek

Page 29: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

16

benda atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Observasi

dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

proses pelaksanaan kerja dan hasil kerja yang diperoleh dan

untuk menilai tingkat akurasi data dan informasi yang

disampaikan oleh setiap unit kerja yang dihadapi yang dianggap

perlu. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak

selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu

mengaitkan apa yang dilihatnya, seperti apa yang di dengar, apa

yang dicicipi, apa yang dicium, dan apa yang di rasakan dari

sentuhan sentuhan kulitnya.10

Dalam kegiatan observasi ini penulis melihat dan menelaah

pada saat proses komunikasi antarbudaya berlangsung pada

anggota Etnis Tionghoa dan Sunda di Komunitas Persaudaraan

Gie Say pada saat latihan . Proses observasi ini penulis lakukan di

sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say Kota Sukabumi.

b. Wawancara

Menurut Patton dalam buku Albi Anggito dan Johan

setiawan mengatakan bahwa teknik wawancara penulisan ada tiga

yakni wawancara pembicaraan informal, pendekatan

menggunakan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku

terbuka. Penulis menggunakan teknik wawancara baku terbuka

dengan jenis wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur

adalah wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa

10 Burhan Bungin , Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana Prenada

Media Grup, 2011), Cetakan ke 3, h. 118

Page 30: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

17

pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah

disusun sebelumnya. 11

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai beberapa

anggota Etnis Tionghoa dan Sunda pada Komunitas Persaudaraan

Gie Say baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui

media. Untuk menentukan informan, penulis menggunakan

teknik Purposif, yaitu suatu strategi menentukan informan dengan

cara menyesuaikan dengan kriteria terpilih yang relevan dengan

kriteria masalah tertentu.12

Berikut informan wawancara yang

peneliti pilih berdasarkan teknik sampling tersebut.

1. Perjuangan Utomo Putra (Informan Etnis Tionghoa)

2. Rendri Permana (Informan Etnis Tionghoa)

3. Deni Herwanto (Informan Etnis Tionghoa)

4. Sabar Darmawan (Informan Etnis Sunda)

5. Reyhan Mahendra (Informan Etnis Sunda)

6. Nico Sebastian (Informan Etnis Sunda)

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik dokumen yang telah

diperoleh kemudian dianalisis diurai dibandingkan dan dipadukan

(sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis padu dan

utuh.

11 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif.

(Sukabumi : Jejak Publisher, 2018). h. 81

12

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana Prenada Media

Grup, 2011), h. 107

Page 31: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

18

Meleong mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat

dijadikan bahan dalam studi dokumentasi yaitu dokumen pribadi,

dan dokumen resmi. Dokumen pribadi berupa catatan harian atau

diary, surat pribadi, Auto Biografi. Sedangkan dokumen resmi

diantaranya yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal.13

Dalam proses pencarian data melalui dokumentasi ini

penulis mencari data dengan mengambil data secara langsung ke

pengurus komunitas dan mengumpulkan data pada beberapa

sosial media Instagram dan Facebook Komunitas Persaudaraan

Gie Say.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga

alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi.14

a. Reduksi data

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan

sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan,

mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya,

dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak

relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.

13 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Salemba

Humanika, 2012), Cetakan ke-3, h.144-146.

14

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian

Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h. 85-89.

Page 32: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

19

b. Penyajian data

Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang

padu dan mudah dipahami.

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Merupakan kegiatan akhir penulisan kualitatif. Penulis

harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik

dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati

oleh tempat penulisan itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan

penulis dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan

kekokohannya. Penulis harus menyadari bahwa dalam mencari

makna, ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu dari

kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut

pandangan penulis (pandangan etik).

7. Uji Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan, maka penulis

melakukan pengecekan keabsahan data hasil penulisan dengan

cara trianguasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

Page 33: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

20

triangulasi waktu.15

Dalam penulisan ini menggunakan

triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk

pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan

berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan.

Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil observasi

dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil

wawancara dengan dokumentasi.

8. Pedoman Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini, penulis merujuk pada SK

Rektor Nomor 507 Tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 273.

Page 34: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

21

H. Kerangka Pemikiran

Bagan 1.1

Kerangka Pemikiran

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis

Pola Komunikasi Antar Pribadi Etnis Tionghoa

dan Sunda

Teori Anxienty/Uncertainty Management (AUM)

Konsep Diri

Reaksi

Proses

Situasional

Koneksi

Motivasi

Kategori Sosial

Pola Komunikasi Antarbudaya Etnis

Tionghoa dan Sunda di Komunitas

Persaudaraan Gie Say

Fase Perencanaan

Fase Bulan Madu

Fase Frustasi

Fase Penyesuaian Ulang

Fase Resolusi

Proses Adaptasi (Kim Young Yun)

Page 35: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

22

Kerangka pemikiran atau konsep adalah abstraksi dari suatu

realitas agar dapat di komunikasikan dan membentuk suatu teori

yang menjelaskan ketertarikan antar variabel (baik variabel yang

diteliti maupun yang tidak diteliti).16

Untuk memudahkan

penyusunan maka dapat dicermati pada batasan masalah nya.

Penelitian ini mengkaji komunikasi antarbudaya pada

Komunitas Persaudaraan Gie Say meliputi Poses adaptasi dan

pola komunikasi antarbudaya Etnis Tionghoa dan Sunda di

Komunitas Persaudaraan Gie Say. Penulis membatasi kajian pada

anggota Etnis Tionghoa dan etnis Sunda saja di komunitas

tersebut. Untuk mengkaji komunikasi antarbudaya pada anggota

Etnis Tionghoa dan Sunda di komunitas, penulis menggunakan

teori Anxienty/Uncertainty Management (AUM) sebagai alat atau

instrument untuk mengumpulkan data. Teori

Anxienty/Uncertainty Management (AUM) diperkenalkan oleh

Gudykunst, seorang professor dari Universitas California.

Konsep dasar dari teori ini memfokuskan pada kajian komunikasi

antarbudaya dalam satu kelompok atau berbeda kelompok. Teori

ini mengkaji dua mengenai kecemasan (Anxiety) dan

ketidakpastian (Uncertainty). Adapun konsep dari teori

Anxienty/Uncertainty Management adalah sebagai berikut :

1. Konsep diri dan diri

2. Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk didalam

kelompok (motivasi)

16 Nursalam, Konsep dan Metode Keperawatan, (Jakarta :Salemba, 2008),

h. 55

Page 36: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

23

3. Kategori Sosial dari Orang Asing

4. Reaksi Terhadap Orang Asing

5. Proses Situasional

6. Koneksi dengan Orang Asing

I. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar

mempermudah penulisan skripsi, maka penulis membagi menjadi

enam bab sesuai dengan merujuk pada pedoman penulisan,

berikut rinciannya :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari teknik atau tahapan tahapan

penitian berupa latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penulisan, tinjauan kajian terdahulu,

metodologi penelitian, kerangka pemikiran, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menjelaskan tentang landasan

teori, dan kajian pustaka yang berkaitan dengan

objek penelitian. Adapun sub bab dalam penelitian

ini yaitu pengertian komunikasi antarbudaya, jenis

jenis pola komunikasi antarbudaya, pengertian

komunitas budaya, konsep adaptasi budaya, teori

Anxiety/Uncertainty Management (AUM), faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam

komunikasi antarbudaya .

Page 37: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

24

BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS

PERSAUDARAAN GIE SAY

Bagian ini berisi tentang gambaran geografis,

historis, sosial budaya pada Komunitas

Persaudaraan Gie Say Kota Sukabumi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bagian ini berisi uraian penyajian data dan temuan

hasil penelitian. Penulis menggunakan teori Anxiety/

Uncertainty Management (AUM) sebagai alat atau

instrumen penulisan untuk mendapatkan data

penelitian. Pada bab ini berisi sub bab yang

berkaitan dengan rumusan masalah.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar

belakang, teori, dan hasil dari penulisan. Bab ini

berisi analisis penulis mengenai proses adaptasi

budaya etnis Tionghoa dan Sunda serta pola

komunikasi antar pribadi antar Etnis Tionghoa dan

Sunda.

BAB VI PENUTUP

Pada Bab ini ditarik kesimpulan dari pembahasan

dan hasil penelitian, serta berisi saran untuk

perkembangan penelitian selanjutnya maupun saran

untuk subjek penelitian dan masyarakat.

Page 38: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

25

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang

berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Menurut KBBI

komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita

antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat

dipahami; hubungan; kontak.1

Harold D Laswel mengatakan komunikasi adalah siapa

mengatakan apa, kepada siapa menggunakan saluran apa, dan

dengan dampak apa (Who says what to whom in what channel

with what effect)2

Hovland, Janis dan Kelley mengatakan bahwa komunikasi

adalah “communication is the process by which an individual

transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other

individuals” dengan kata lain bahwa komunikasi adalah sebuah

proses komunikasi antar individu yang cenderung berbentuk

verbal dan saling memberikan stimulus atau respon satu sama

lainnya.3

1 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, KBBI Daring

(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2006),

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/komunikasi, diakses pada 24 Juli 2020,

07.00 WIB

2 Ahmad Sutra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi,

(Yogyakarta : DeePublish, 2017), h. 28

3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara,

1995), h. 2

Page 39: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

26

Brent D Ruben mendefinisikan komunikasi adalah suatu

proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam

kelompok, dalam organisasi, dan dalam masyarakat menciptakan,

mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk

mengkoordinasi lingkungan dan orang lain.4

Sedangkan Arni Muhammad dalam buku Komunikasi

Organisasi mengartikan komunikasi adalah pertukaran verbal

maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan

untuk mengubah tingkah laku. 5

Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan

bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non

verbal, secara langsung maupun melalui media sehingga terjadi

feedback atau respon antara keduanya. Komunikasi pada hakikat

nya bertujuan untuk mempersuasif seseorang sehingga mampu

mencapai suatu hal sesuai dengan kehendak komunikator kepada

komunikan.

2. Pengertian Budaya

Ada perbedaan pendapat mengenai asal kata kebudayaan

terutama mengenai makna nya yaitu berasal dari kata budhayah

yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” dan “akal”

sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal hal yang berhubungan

4 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara

1995), h. 3

5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara

1995), h. 5

Page 40: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

27

dengan budi dan akal.6 Berikut pengertian budaya atau

kebudayaan menurut para ahli :

Tylor mendefinisikan budaya sebagai suatu keseluruhan

yang kompleks termasuk di dalamnya pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum adat dan segala kemampuan dan

kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota

masyarakat.7

Linton menerjemahkan budaya sebagai keseluruhan dari

pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan

yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat

tertentu.8

Marvin Harris dalam buku Komunikasi Antarbudaya di Era

Budaya Siber mendefinisikan kebudayaan adalah berbagai pola

tingkah laku yang tidak bisa dilepaskan dari ciri khas dari

kelompok masyarakat tertentu, misalnya adat istiadat.9.

Sedangkan menurut Triandis dalam buku Larry A Samovar

mendefinisikan kebudayaan adalah elemen subjektif dan objektif

yang dibuat manusia yang di masa lalu meningkatkan

kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat pada kepuasan

pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar diantara

mereka yang dapat berkomunikasi satu sama lainnya, karena

6 Tedi Sutardi, Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya, (Bandung :

PT. Setia Purna Inves, 2007) , h. 10

7 William A. Haviland, Antropologi, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1985),

Hal 332.

8 Roger M. Keesing, Antropologi Budaya, Suatu Prespektif

Kontemporer, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1989), hal 68.

9 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber,

(Jakarta : Prenada Media Group, 2018), h. 17

Page 41: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

28

mereka mempunyai kesamaan bahasa dan mereka hidup dalam

waktu dan tempat yang sama.10

Dari beberapa pengertian budaya di atas, penulis

menyimpulkan bahwa budaya adalah sebuah hasil pola pikir,

imaginasi, kreasi pada seseorang yang kemudian di jadikan

sebuah kebiasaan yang dilakukan di masyarakat. Budaya ada

sebagai sebuah ciri atau identitas dalam sebuah masyarakat.

Adapun fungsi budaya adalah sebagai pedoman dalam berprilaku

yakni dalam bentuk norma, sehingga budaya ini di teruskan dari

generasi ke generasi.

3. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya (KAB) adalah komunikasi yang

terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang

berbeda (bisa ras, etnis, atau sosioekonomi, atau gabungan dari

semua perbedaan ini). Sebagaimana Alo Liliweri mengatakan

komunikasi antarbudaya sebagai interaksi dan komunikasi

antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memilki

latar belakang kebudayaan yang berbeda.11

Menurut Tubss dan Moss dalam buku komunikasi

antarbudaya satu perspektif multidimensi, Komunikasi

antarbudaya adalah komunikasi antar orang orang yang berbeda

10 Larry A Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, Komunikasi

Lintas Budaya Communication Between Cultures, (Jakarta : Salemba

Humanika, 2010), h. 27

11

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: PT. LKis Printing Cemerlang, 2009), h.17-18

Page 42: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

29

budaya (baik dalam arti ras, etnik, maupun perbedaan

sosioekonomi).12

Menurut Larry A Samovar, Richard E. Porter, Edwin R.

McDaniel dalam buku nya komunikasi antarbudaya adalah

komunikasi yang terjadi ketika anggota dari suatu budaya tertentu

memberikan pesan kepada anggota budaya dari budaya yang lain,

lebih tepatnya komunikasi antarbudaya melibatkan interaksi

antara orang orang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya

cukup berbeda dalam suatu komunikasi.13

Charley Hood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya

meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang

mewakili pribadi, antar pribadi, dan kelompok, dengan tekanan

pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi

perilaku komunikasi para peserta atau partisipan komunikasi.14

Dalam hal ini, budaya dalam komunikasi antarbudaya tidak

hanya terbatas pada adat-istiadat, tari-tarian ataupun hasil

kesenian lainnya. Budaya dalam komunikasi antarbudaya adalah

yang mewujud pada aspek material kebudayaan atau kebudayaan

dalam bentuk benda benda kongkret dan aspek non-material yaitu

kebudayaan dalam bentuk kaidah kaidah dan nilai-nilai

kemasyarakatan untuk mengatur hubungan yang lebih luas

termasuk agama, ideologi, kesenian dan semua unsur yang

12 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya Satu Perspeltif Multi

dimensi, Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h. 13

13

Larry A Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, Komunikasi

Lintas Budaya Communication Between Cultures, (Jakarta : Salemba

Humanika, 2010), h. 13

14

Rini Darmastuti, Mindfullness dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta : Buku Litera Yogyakarta, 2013), h. 64

Page 43: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

30

merupakan ekspresi jiwa manusia. Prinsip-Prinsip Komunikasi

Antarbudaya dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu: 15

a. Relativitas Bahasa

Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran

dan perilaku paling banyak disuarakan oleh para antropologis

linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan di sepanjang tahun

1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi

proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat

berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya,

tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang

menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara

mereka memandang dan berpikir tentang dunia.

b. Bahasa Sebagai Cermin

Bahasa mencerminkan budaya, makin besar perbedaan

budaya, makin besar perbedaan komunikasi baik dalam bahasa

maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan

antara budaya (dan karenanya, makin besar perbedaan

komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini

dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan

komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar

kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan

makin banyak potong kompas (bypassing).

15 Philep M. Regar, Evelin Kawung, Joanne P. M. Tangkudung, Pola

Komunikasi Antar Budaya dan Identitas Etnik Samgihe- Talaud- Sitaro, Jurnal

Acta Diurna,Volume III No. 4 tahun 2014

Page 44: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

31

c. Mengurangi Ketidak-pastian

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah

ketidak-pastian dan ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari

komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini

sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan

menjelaskan perilaku orang lain. Karena ketidak-pastian dan

ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu

dan upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan untuk

berkomunikasi secara lebih bermakna.

d. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran

diri (mindfullness) para partisipan selama komunikasi, dan ini

mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya,

kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini

mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak

peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu

berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.

e. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya

Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi

awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya

ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu

menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang

lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi

antarbudaya.

Page 45: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

32

f. Memaksimalkan Hasil Interaksi dalam Komunikasi

Antarbudaya

Seperti dalam semua komunikasi kita berusaha

memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas

oleh Sunnafrank mengisyaratkan implikasi yang penting bagi

komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi

dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan

hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda

mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda

akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak

kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang sangat berbeda.

B. Pola Komunikasi Antarbudaya

1. Pengertian Pola Komunikasi

Pola komunikasi berasal dari dua suku kata yaitu pola dan

komunikasi. Pola dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti

bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur), yang tetap dimana

pola tersebut dapat dikatakan contoh atau cetakan. 16

Pola adalah

bentuk atau model yang memiliki keteraturan, baik dalam desain

maupun gagasan abstrak. 17

Jadi, pola komunikasi adalah sebuah bentuk atau sistem

yang terstruktur dalam proses penyampaian pesan dari individu

ke individu lainnya. Pengertian Pola komunikasi juga diartikan

sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam

16 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta :Balai Pustaka, 1996), h. 778

17

https://id.wikipedia.org/wiki/Pola, diakses tanggal 03 Maret 2020 Pukul

08.12 WIB

Page 46: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

33

proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat, sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami.18

Josep A. Devito Membagi Pola komunikasi kedalam empat

bagian yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok

kecil, komunikasi Publik, dan komunikasi masa. 19

a. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar orang

orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta nya

menangkap reaksi oranglain secara langsung baik secara verbal

maupun nonverbal.20

Menurut R Wayne Pace komunikasi antar

pribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua

orang atau lebih secara tatap muka.21

Devito mengemukakan beberapa elemen dalam komunikasi

interpersonal, yaitu : 22

1. Sumber-Penerima (Source-Receiver)

Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua

orang. Masing-masing orang mengirimkan (fungsi sumber) dan

juga memaknai dan memahami pesan (fungsi penerima). Siapa

diri kita, apa yang kita yakini, apa yang kita inginkan, apa yang

18. Djamarah, Bahri Syaiful, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam

keluarga, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2004). h. 57

19

Nuruddin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT. Radja Grafindo

Persada, 2007-2008), h. 27-28

20

Dedy Mulayana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya 2008), h. 81

21

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, (Jakarta : PT. Radja

Grafindo Persada, 2007), h. 32

22

Diodiputra, Apa Saja Unsusr Unsur dari Komunikasi Interpersonal?,

Dictio, https://www.dictio.id/t/apa-saja-unsur-unsur-dari-komunikasi-

interpersonal/16241, ditulis pada 1 Desember 2019 diakses pada 3 September

2020.

Page 47: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

34

kita ketahui, sikap, dan lain sebagainya akan mempengaruhi apa

yang individu sampaikan, bagaimana ia mengatakannya, pesan

apa yang diterima, dan bagaimana ia menerima pesan tersebut.

2. Encoding-decoding

Penerjemahan pesan dalam bentuk bahasa (encoding)

serta pemahaman bahasa yang diterima (decoding).

3. Kompetensi

Adanya kompetensi dalam komunikasi, seperti

mengetahui topik apa yang tepat dibicarakan dengan pendengar

tertentu. Kompetensi dalam komunikasi terkait budaya, sehingga

kompetensi komunikasi antarsatu budaya dengan budaya lain bisa

berbeda.

4. Pesan

Pesan yang disampaikan dan diterima dalam komunitas

bisa beraneka ragam terkait dengan pengindraan manusia dna

kombinasinya. Menurut Devito penyampaian pesan dalam

komunikasi interpersonal tidak harus melalui pertemuan

langsung, tetapi juga bisa melalui perantara media.

5. Saluran (Channel)

Merupakan media yang digunakan dalam komunikasi.

Saluran berfungsi sebagai penghubung antara sumber dan

penerima. Saluran pesan dapat berbentuk visual, auditori,

gerakan, dan aroma.

6. Gangguan (Noise)

Merupakan segala sesuatu yang mengubah bentuk atau

mengganggu penerimaan pesan, mengakibatkan pesan yang

disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.

Page 48: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

35

7. Konteks

Merupakan lingkungan tempat terjadinya komunikasi, dan

mempengaruhi bentuk dan isi dari komunikasi.

8. Akibat (Effects)

Setiap komunikasi yang terjadi akan menimbulkan akibat-

akibat tertentu.

9. Etika

Komunikasi interpersonal memiliki batasan-batasan wajar

mengenai apa yang benar dan salah dalam berkomunikasi.

b. Komunikasi Kelompok

Komunikasi Kelompok merupakan komunikasi merupakan

komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator

dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.23

Komunikasi kelompok terbagi menjadi dua yaitu komunikasi

kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Sebagaimana

yang disebutkan oleh Alo liliweri bahwa komunikasi kelompok

kecil berjumlah 4-20 orang sedangkan komunikasi kelompok

besar berjumlah 20-50 orang dalam sebuah kelompok).24

c. Komunikasi Publik

Komunikasi Publik adalah komunikasi yangdilakukan oleh

seseorang kepada orang yang banyak atau khalayak dalam sebuah

23 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 2007), h. 75

24

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam komunikasi antarbudaya,

(Yogyakarta: PT. LKis Printing Cemerlang, 2009), h. 1

Page 49: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

36

situasi pertemuan seperti rapat, seminar, kampanye, ceramah,

pidato, dan lain sebgainya.25

d. Komunikasi Masa

Menurut Zulkarnaen dalam bukunya yang berjudul Sosiologi

komunikais massa, bahwa yang dimaksud dengan komunikasi

massa adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan

pesan yang ditujukan kepada khalayak massa dengan

karakteristik tertentu. Sedangkan media massa hanya salah satu

kompenen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya

proses yang dimaksud.26

2. Jenis Jenis Pola Komunikasi Antarbudaya

Proses komunikasi yang masuk dalam kategori pola

komunikasi Antarbudaya yaitu; pola komunikasi komunikasi

primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, dan

pola komunikasi sirkular. 27

a. Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses

penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan

dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran.

Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang

verbal dan lambang nonverbal.

25 Poppy Ruliana, Komunikasi Organisasi, Teori dan Studi Kasus,

(Jakarta : PT Radja Grafiondo Persada, 2004), h. 14

26

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 1993), h.5

27

Philep M. Regar, Evelin Kawung, Joanne P. M. Tangkudung, Pola

Komunikasi Antar Budaya dan Identitas Etnik Samgihe- Talaud- Sitaro, Jurnal

Acta Diurna,Volume III No. 4 tahun 2014.

Page 50: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

37

b. Pola Komunikasi Sekunder

Pola komunikasi secara sekunder adalah penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang

pada media pertama.

c. Pola Komunikasi Linear

Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti

perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai

titik terminal.

d. Pola Komunikasi Sirkular

Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan

balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator,

sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola

komunikasi yang seperti ini proses komunikasi berjalan terus

yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan komunikan.

C. Komunitas Budaya

1. Pengertian Komunitas Budaya

Menurut McMillan dan Chavis mengatakan bahwa

komunitas merupakan kumpulan dari para anggotanya yang

memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya

dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan terpenuhi

selama para anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama.28

28 Binus University Community Development Academic, Pengertian dan

Jenis Jenis Komunitas Menurut Ahli, diakses pada 2 Agustus 2020.

https://comdev.binus.ac.id/pengertian-dan-jenis-jenis-komunitas-menurut-

Page 51: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

38

Linton menerjemahkan budaya sebagai keseluruhan dari

pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang memrupakan

kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu

masyarakat tertentu.29

Dengan demikian komunitas budaya adalah sekumpulan

orang yang bernaung dalam sebuah wadah dan sama sama

memiliki tujuan yang sama dengan syarat dalam komunitas itu

memiliki suatu adat norma sosial yang dihormati oleh seluruh

anggota nya.

Komunitas budaya mengandung makna bahwa diamana saja

dan dalam bentuk apa saja budaya selalu mengiringinya.

Sehingga ada yang bilang budaya positif artinya bahwa prilaku

masyarakat menggunakan prilaku yang sesuai dengan kebaikan

secara umum. Ada juga yang bilang budaya negatif artinya bahwa

sekelompok masyarakat menggunakan prilaku negatif.30

D. Konsep Adaptasi Budaya

Adaptasi merupakan suatu upaya seseorang atau

sekelompok orang dalam menghadapi sesuatu yang baru dalam

kehidupannya untuk menimimalisir hambatan yang akan terjadi

karena perbedaan budaya. Proses adaptasi budaya juga berkaitan

dengan presfektif seseorang terhadap budaya.

ahli/#:~:text=Menurut%20McMillan%20dan%20Chavis%20(1986,berkomitm

en%20untuk%20terus%20bersama%2Dsama.

29

Roger M. Keesing, Antropologi Budaya, Suatu Prespektif

Kontemporer, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1989), hal 68.

30 Imam Sibaweh, Pendidikan Mental Menuju Karakter Bangsa,

Berdasarkan Ilmu Pengetahuan, (Yokyakarta :DeePublish, 2015), h. 251

Page 52: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

39

Adaptasi dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh

makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

hidup mereka. Menurut Gerungan adaptasi adalah penyesuaian

diri terhadap lingkungan. Penyesuaian diri berarti mengubah diri

pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan atau bisa juga berarti

mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan yang diinginkan. 31

Adaptasi menurut Gudykunst dan Kim adalah perubahan

diri suatu masyarakat atau sub masyarakat kepada masyarakat

atau sub masyarakat yang lain. Perubahan tersebut menyangkut

perbedaan kebudayaan yang disebabkan oleh perpindahan

seseorang dari suatu sistem kebudayaan menuju kebudayaan lain.

32

Sedangkan menurut Jamaluddin pengertian adaptasi adalah

adalah proses dinamika yang terus menerus dilakukan oleh

seseorang untuk mengubah tingkah laku agar muncul hubungan

yang selaras antara dirinya dan lingkungan barunya. 33

Dengan kata lain, adaptasi budaya merupakan cara

penyesuaian diri manusia terhadap perubahan tatanan sosial

budaya. Adaptasi merupakan sifat sosial manusia yang muncul

akibat adanya kebutuhan tujuan para individu. Lebih lanjut

31 W.A. Gerungan 2004. Psikologi Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama,

2004), h. 55

32

Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2004), h. 19

33

W.A. Gerungan 2004. Psikologi Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama,

2004), h. 59

Page 53: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

40

tentang penyesuaian diri tersebut, Aminuddin mengatakan bahwa

penyesuaian dilakukan demi tujuan-tujuan tertentu, yaitu : 34

1. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan

2. Menyalurkan ketegangan sosial

3. Mempertahankan kelangsungan keluarga/unit sosial

4. Bertahan hidup

Banyak karakteristik individual (termasuk usia, gender,

level kesiapan dan harapan) yang berpengaruh pada seberapa baik

seseorang menyesuaikan diri. Namun terdapat bukti yang

bertentangan mengenai dampak usia dan adaptasi. Di satu sisi,

orang-orang berusia muda lebih mudah beradaptasi karena

sifatnya yang lebih fleksibel baik dalam pemikiran, keyakinan

dan identitas. Di sisi lain, orang-orang tua lebih kesulitan dalam

beradaptasi karena mereka tidak fleksibel. Mereka tidak banyak

berubah sehingga tidak terlalu kesulitan ketika kembali ke daerah

asal.35

Menurut Kim Young Yun terdapat empat fase dalam

proses adaptasi ditambah dengan fase perencanaan. Tahapan

dalam proses pengadaptasian budaya adalah sebagai berikut : 36

1. Fase Perencanaan

adalah tahap ketika seseorang masih berada pada kondisi

asalnya dan menyiapkan segala sesuatu, mulai dari ketahanan

34 Aminuddin, Sosiologi: Suatu Pengenalan Awal, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2000), h. 38

35

Oktolina Simatupang, Lusiana A. Lubis dan Haris Wijaya, Gaya

Berkomunikasi dan Adaptasi Budaya Mahasiswa Batak di Yogyakarta, Jurnal

Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, h. 321

36

Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).h. 375

Page 54: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

41

fisik sampai kepada mental, termasuk kemampuan komunikasi

yang dimiliki untuk dipersiapkan, yang nantinya digunakan pada

kehidupan barunya.

2. Fase Bulan Madu (honeymoon)

Fase ini merupakan fase seseorang telah berada di

lingkungan barunya dan merasa bahwa ia dapat menyesuaikan

diri dengan budaya baru yang menyenangkan karena penuh

dengan orang-orang baru, serta lingkungan dan situasi baru.

Tahap ini adalah tahap seseorang masih memiliki semangat dan

rasa penasaran yang tinggi serta menggebu-gebu dengan suasana

baru yang akan dijalani.

3. Fase Fase Frustasi (frustration)

Fase ini merupakan sebuah periode ketika daya tarik akan

hal-hal baru dari seseorang perlahan-lahan mulai berubah

menjadi rasa frustasi, bahkan permusuhan, ketika terjadi

perbedaan awal dalam hal bahasa, konsep, nilai-nilai simbol-

simbol yang familiar.

4. Fase Fase Penyesuaian ulang (readjustment)

Yaitu ketika seseorang mulai menyelesaikan krisis yang

dialami pada fase frustasi. Penyelesaian ini ditandai dengan

proses penyesuaian ulang dari seseorang untuk mulai mencari

cara, seperti mempelajari bahasa, simbol-simbol yang dipakai,

dan budaya dari penduduk setempat.

5. Fase Fase Resolusi (resolution)

tahap terakhir dari proses adaptasi budaya ini berupa jalan

terakhir yang diambil seseorang sebagai jalan keluar dari

ketidaknyamanan yang dirasakannya.

Page 55: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

42

Dalam tahap resolusi, ada beberapa hal yang dapat

dijadikan pilihan oleh orang tersebut, seperti :

a. Flight adalah reaksi yang ditimbulkan ketika seseorang tidak

tahan dengan lingkungannya yang baru dan dia merasa tidak

dapat melakukan usaha untuk beradaptasi yang lebih dari apa

yang telah dilakukannya. Pada akhirnya dia akan memutuskan

untuk meninggalkan lingkungan tersebut.

b. Fight adalah reaksi yang ditimbulkan ketika orang yang

masuk pada lingkungan dan kebudayaan yang baru dan dia

sebenarnya merasa sangat tidak nyaman, namun dia

memutuskan untuk tetap bertahan dan berusaha menghadapi

segala hal yang membuat dia merasa tidak nyaman itu.

c. Accomodation adalah reaksi yang ditimbulkan ketika

seseorang mencoba untuk menerima dan menikmati apa yang

ada pada lingkungannya yang baru. Awalnya orang tersebut

mungkin merasa tidak nyaman. Namun karena dia sadar

bahwa memasuki budaya dan lingkungan yang baru memang

akan menimbulkan sedikit ketegangan, maka dia pun

berusaha berkompromi dengan keadaan baik eksternal

maupun internal dirinya.

d. Full Participation adalah reaksi yang ditimbulkan ketika

seseorang sudah mulai merasa enjoy dengan lingkungannya

yang baru dan pada akhirnya bisa mengatasi rasa frustasi

yang dialaminya dahulu. Pada saat ini, orang mulai merasa

nyaman dengan lingkungan dan budaya baru. Tidak ada lagi

rasa khawatir, cemas, ketidaknyamanan ataupun keinginan

yang sangat kuat untuk pulang ke lingkungannya yang lama.

Page 56: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

43

E. Teori Anxiety/Uncertainty Management (AUM)

Anxiety/Uncertainty Management Theory (AUM)

dikembangkan oleh William Gudykunst melalui penelitiannya

pada tahun 1985 dengan menggunakan teori yang ada sebagai

titik awal. Gudykunst merupakan profesor komunikasi dari

California University. Teori ini merupakan sebuah teori yang

berbicara mengenai keefektifan komunikasi antar budaya.

Teori Anxiety/Uncertainty Management Theory (AUM)

Mengatakan bahwa untuk melahirkan sebuah komunikasi

antarbudaya yang efektif maka anggota budaya tersebut harus

mampu meneglola kecemasan dan ketidakpastian dalam dirinya

ketika menghadapi budaya asing.

Anxiety merupakan sebuah respon afektif, bukan kognitif

seperti uncertainty. Anxiety ini dapat menciptakan motivasi untuk

berkomunikasi dan apabila dikelola dengan baik dapat

menciptakan suatu komunikasi yang efektif. Dalam kondisi

intergroup communication, anxiety cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan kondisi interpersonal communication.

Uncertainty atau ketidakpastian terjadi ketika kita berada di

antara dua kondisi: di satu sisi, kita sangat percaya pada perdiksi

kita, sedangkan di sisi lain, apa yang akan terjadi bisa sangat

tidak terprediksi Uncertainty ini bersifat kognitif dan mengurangi

keefektifan komunikasi sehingga harus dikelola dengan baik.

Apabila situasi tidak dapat mengurangi ketidakpastian tersebut,

maka kita harus dapat menguranginya sendiri. Ketidakpastian

Page 57: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

44

akan dirasakan dengan lebih besar apabila berkomunikasi dengan

orang asing dibandingkan dengan anggota ingroup kita sendiri.37

Teori AUM menyatakan mindfulness sebagai kemampuan

seseorang baik bagian dari sebuah kelompok maupun orang asing

mengurangi kecemasan dan ketidakpastian sampai tahap optimal

sehingga pada akhirnya mampu mencapai komunikasi efektif.

Kecemasan muncul di tingkat afektif yang mengacu pada

perasaan seperti kegelisahan, kecanggungan, kebingungan, stress

yang muncul ketika seseorang mulai berhadapan dengan orang

asing.38

Menurut Gudykunst komunikasi yang efektif disebabkan

oleh adanya mindfulness dan uncertainty/anxiety management.

Mindfulness adalah keadaan kognitif yang diperlukan sebagai

proses moderasi dalam pengelolaan anxiety dan uncertainty agar

menciptakan komunikasi yang efektif. Mindfulness membuat

prediksi kita terhadap perilaku seseorang menjadi lebih baik dari

sekedar menggunakan prasangka dan stereotip. Ketika

berhadapan dengan orang asing dan kita merasakan adanya

uncertainty dan anxiety, kedua hal tersebut harus dikelola dengan

baik untuk berada di dalam ambang batas. Salah satu cara adalah

37 Lusia Savitri Setyo Utami , Teori Teori Adaptasi Antarbudaya, Jurnal

Komunikasi ISSN 2085-1979 Vol. 7, No. 2, Desember 2015, h. 186

38

Bima Satria, Apa Yang di Maksud dengan Teori Kecemasan dan

Ketidakpastian Anxiety/Uncertainty Management Theory, (Dictio :

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-pengelolaan-

kecemasan-ketidakpastian-anxiety-uncertainty-management-theory/8925,

ditulis pada 2 Agustus 2017), diakses pada 25 Agustus 2020.

Page 58: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

45

dengan menjadi mindfull sehingga kita dapat memberikan respon

yang benar dan menciptakan keefektifan komunikasi. 39

Teori ini mempunyai konsep-konsep dasar yang

melandasinya, yaitu : 40

1. Konsep Diri dan Diri

Meningkatkan harga diri atau kebanggaan ketika

berinteraksi dengan orang lain diyakini akan mengurangi sebuah

kecemasan dalam diri dan dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengelola kecemasan tersebut.

2. Motivasi Untuk Berinteraksi Dengan Orang Asing

Meningkatkan kebutuhan diri untuk masuk dalam kelompok

ketika kita berinterkasi dengan orang lain akan menghasilkan

sebuah peningkatan kecemasan.

3. Reaksi Terhadap Orang Asing

Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk

memproses informasi yang kompleks mengenai orang asing akan

menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita dalam

memprediksi secara tepat perilaku mereka. Peningkatan untuk

mentolelir dan berempati ketika kita berinteraksi dengan orang

asing dapat menghasilkan sebuah peningkatan mengelola

kecemasan kita dan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi

secara akurat perilaku orang asing.

39 Lusia Savitri Setyo Utami , Teori Teori Adaptasi Antarbudaya, Jurnal

Komunikasi ISSN 2085-1979 Vol. 7, No. 2, Desember 2015, h. 186

40

Adi Prakosa, Teori Komunikasi Antar Budaya, (Komunikasi

http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-antarbudaya.html,

ditulis pada 26 Desember 2007), di akses pada 25 Agustus 2020.

Page 59: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

46

4. Kategori Sosial Dari Orang Asing

Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita persepsi

antara diri kita dan orang asing akan menghasilkan peningkatan

kemampuan mengelola kecemasan kita dan kemampuan

memprediksi perilaku mereka secara akurat. Pembatas kondisi:

pemahaman perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika

orang orang asing mengidentifikasikan secara kuat dengan

kelompok. Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran

orang asing dari harapan positif kita dan atau harapan negatif akan

menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan

menghasilkan penurunan di dalam rasa percaya diri dalam

memperkirakan perilaku mereka.

5. Proses Situasional

Meningkatnya situasi informal saat kita berinteraksi dengan

orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan, lalu

adanya peningkatan rasa percaya kita terhadap perilaku mereka.

6. Koneksi Dengan Orang Asing

Meningkatnya ketertarikan terhadap orang asing akan

menghasilkan penurunan kecemasan dan meningkatnya percaya

diri kita dalam hal memprediksi perilaku orang lain.

Page 60: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

47

F. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Komunikasi

Antarbudaya

1. Faktor Pendukung dalam Komunikasi Antarbudaya

Agar komunikasi antar budaya bisa berjalan efektif De Vito

mengungkapkan : 41

a. Keterbukaan

Bersikap terbuka dengan perbedaan budaya dengan orang

asing khususnya terhadap perbedaan nilai, kepercayaan dan sikap

juga perilaku yang dimilikinya.

b. Empati

Menempatkan diri pada posisi orang yang berbeda budaya

cara ini akan memberikan Anda cara yang lebih baik dalam

memandang dunia dari sudut pandang yang berbeda, misalnya

mengisyaratkan empati dengan ekspresi wajah gerak-gerik yang

penuh minat dan perhatian serta tanggapan yang mencerminkan

saling pengertian dan saling memahami perbedaan budaya yang

ada.

c. Saling Mendukung

Bersikap saling mendukung antara perbedaan yang ada

sehingga sikap tersebut dapat menciptakan komunikasi yang

efektif.

41

Ansar Suherman, Buku Ajar TeoriTteori Komunikasi, (Yogyakarta :

Deepublish, 2020), h.87

Page 61: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

48

d. Sikap Positif

Tunjukkan atau komunikasikan sikap positif khususnya

situasi antar budaya karena begitu banyak yang tidak dikenal dan

tidak diketahui. misalnya memperkirakan Apa yang dipikirkan

dan dirasakan oleh orang lain.

e. Kesetaraan

Senantiasa menganggap bahwa semua orang meskipun

dengan budaya yang berbeda memiliki kesetaraan antara budaya

yang satu dengan lainnya.

f. Percaya Diri

Kedekatan manajemen interaksi bersikap sensitif dan daya

ekskresi.

2. Faktor Penghambat dalam Komunikasi Antarbudaya

Hambatan dalam komunikasi antarbudaya bersumber dari

tiga faktor , yaitu faktor psikologis, ekologis dan faktor mekanis.

Faktor psikologis berkaitan dengan kondisi kejiwaan seseorang

yang mempengaruhi baik secara positif maupun negatif terhadap

jalannya komunikasi. Faktor ekologis berkaitan dengan kekuatan

kekuatan eksternal yang mempengaruhi peserta komunikasi,

seperti perbedaan sosial ekonomi atau kondisi lingkungan seperti

riuh, bising, hujan, petir dan faktor alam lain yang mempengaruhi

terjadinya komunikasi. Sedangkan faktor mekanis berkaitan

dengan media atau teknologi yang digunakan dalam

Page 62: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

49

berkomunikasi, seperti pertemuan, festival, telekonferensi, chat,

dsb. 42

Hambatan-hambatan dalam komunikasi yang berkaitan

dengan faktor budaya dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Perbedaan Norma Sosial

Norma sosial merupakan suatu cara, kebiasaan, tata karma,

adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut secara turun temurun

yang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang untuk bersikap

dan bertingkah laku dalam pergaulan masyarakat. Keragaman

etnik menyebabkan terjadinya keragaman norma sosial yang

tidak menutup kemungkinan terjadinya pertentangan nilai.

Kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik suatu masyarakat

belum tentu dianggap baik pula oleh masyarakat lain. Agar tidak

terjadi hambatan maka komunikator perlu mengkaji apakah pesan

yang akan disampaikan tidak melanggar norma tertentu.

b. Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain

atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Dalam etnosentrisme

sebuah komunitas menganggap budaya superior dibanding

budaya lain. Peserta komunikasi yang berbeda budaya dapat

menggagalkan komunikasi.

c. Stereotip dan Prasangka

Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan

masyarakat berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

42 Mohammad Shoelhi, Komunikasi Lintas Budaya Dalam Dinamika,

(Bandung: Simboisa Rekatama Media, 2015), H. 17-18

Page 63: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

50

Stereotip mampu menghambat komunikasi antarbudaya. Orang

yang bersikap strereotip cenderung menempatkan orang di luar

kelompoknya sebagai out group.

d. Perbedaan Perspektif

Perspektif adalah cara pandang suatu objek, benda atau

peristiwa berdasarkan pengamatan seseorang. Cara pandang

seseorang sangat ditentukan oleh budaya yang dianutnya.

Persepsi yang sama akan memudahkan dan melancarkan

komunikasi.

e. Perbedaan Pola Pikir

Pola pikir berkaitan dengan pencarian kebenaran yang

mengandalkan rasionalitas. Pola pikir seseorang atau kelompok

orang berbeda satu sama lain sebagai akibat pengalaman dan

acuan yang digunakan. Pola pikir sangat berpengaruh terhadap

reaksi, rangsangan, dan tanggapan individu dalam berkomunikasi

dengan individu yang berasal dari budaya lain.

f. Faktor Bahasa

Bahasa sebagai alat komunikasi sering menjadi hambatan

utama dalam komunikasi ketika para peserta komunikasi tidak

memiliki persamaan bahasa.

g. Faktor Sintaksis

Hambatan semantik dapat terjadi dalam beberapa bentuk.

Pertama, adanya pengertian konotatif atau denotatif. Kedua,

adanya perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah

yang sama sebagai akibat aspek psikologis. Ketiga, Komunikator

salah mengucapkan kata-kata karena tergesa-gesa.

Page 64: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

51

h. Ketidakmerataan Pendidikan

Kesenjangan pendidikan antara masing masing masyrakat

sering meyebabkan terjadinya kegagalan komunikasi.

i. Gegar Budaya

Gegar budaya adalah disorientasi psikologis yang dialami

seseorang ketika seseorang bergerak dalam periode tertentu ke

dalam sebuah lingkungan budaya yang berbeda dari budaya

mereka sendiri. Berada di tengah lingkungan yang berbeda

budaya menyebabkan seseorang salah tingkah sehingga

menyebabkan komunikasi tidak efektif dan terhambat.43

43 Mohammad Shoelhi, Komunikasi Lintas Budaya Dalam Dinamika,

(Bandung: Simboisa Rekatama Media, 2015), H. 17-25

Page 65: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

52

BAB III

GAMBARAN UMUM KOMUNITAS PERSAUDARAAN

GIE SAY

A. Letak Geografis Sekretariat Komunitas Persaudaraan

Gie Say

Gambar 3.1

Peta Lokasi Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Sumber : Google My Maps

http://bit.ly/PetaLokasiSekretariatGieSay

Batas Tapak

Jalan Utama : Jalan Pajagalan No.20

Sebelah Utara : Jalan Pasundan dengan jarak 110,15

m (361,40 kaki)

Sebelah Timur : Jalan Kelenteng dengan jarak 8,31

m (27,27 kaki)

Sebelah Selatan : Jalan Pelabuan dengan jarak 107,97

m (354,22 kaki)

Page 66: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

53

Sebelah Barat : Jalan Terate dengan jarak 41,45

m (136,01 kaki)

Garis Bujur

6°55'30.1"BT, 106°55'31.7"LS

B. Sejarah Berdirinya Komunitas Persaudaraan Gie Say

1. Sejarah Barongsai

Diceritakan, pada masa Dinasti Qing, di sebuah wilayah di

China, ada monster yang mengganggu ketenteraman penduduk

setempat. Kehadiran Monster (Nian) tersebut, menimbulkan

keresahan dan ketakutan bagi masyarakat setempat. Pada saat itu,

muncul singa atau Barongsai untuk melindungi masyarakat dan

menghalangi Nian. Monster itu kalah dan lari tunggang-langgang.

Singa itu pun pergi, meninggalkan penduduk yang sudah merasa

aman. Ternyata, Nian yang kecewa berniat untuk membalas

dendam, tetapi masyarakat tidak tahu-menahu. Setelah Nian

datang kembali, masyarakat dilanda panik. Mereka bingung, di

mana singa yang dapat mengalahkan monster itu? Akhirnya,

mereka menciptakan kostum Barongsai seperti yang sering kita

saksikan saat ini. Monster ketakutan, sekali lagi dia lari

ketakutan. Masyarakat berhasil menyingkirkan sang monster.

Oleh sebab itu, tarian barongsai dibuat untuk mengusir mahluk

tersebut dan juga dalam acara penting. Di antaranya, pembukaan

restoran, pendirian klenteng, dan yang pasti Tahun Baru Imlek.1

1 Linimasa Grup Facebook postingan Wallace Liaw pada 20 Juni 2019,

http://bit.ly/Sejarahbarongsay1 diakses tanggal 20 Agustus 2020

Page 67: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

54

Barongsay merupakan sebuah kesenian yang berasal dari

daratan Tionghoa yang dalam Bahasa Mandarin asal kata nya

adalah bo ling bo sai yang berarti bermain naga dan singa. kata

bo ling bo sai ini merupakan bahasa Mandarin berdialek

Hokkian. Kemudian setelah barongsay masuk ke Indonesia kata

bo ling bo sai tersebut di ucapkan dengan dialek atau lidah orang

Indonesia sehingga namanya menjadi Barongsay.

Tidak ada catatan resmi yang menyatakan kapan kesenian

barongsay ini masuk ke Indonesia, bahwa barongsay masuk ke

Indonesia sejalan dengan kedatangan mereka ke daerah

nusantara. Kesenian ini terus berkembang di Indonesia seiring

dengan perkembangan masyarakat Tionghoa itu sendiri. Konon

barongsay sudah dikenal di Palembang sejak zaman kerajaan

Sriwijaya. Barongsay diperkenalkan di daratan sumatera oleh

utusan kerajaan Kwang Cho dari daratan Tionghoa saat

mengunjungi Sriwijaya. 2

Dalam sumber lain penulis menemukan bahwa Barongsai

hadir sejak 1500 tahun silam. Pertunjukan seni ini bermakna

untuk mengusir hal-hal buruk yang akan terjadi.3 Kesenian

barongsay berkembang di dalam komunitas-komunitas

masyarakat Tionghoa maupun di tempat ibadah mereka yaitu di

Klenteng. Perkumpulan-perkumpulan atau komunitas Tionghoa

2 Linimasa Facebook Grup Gie Say di posting Oleh Wallace Liaw pada

12 Agustus 2018, http://bit.ly/Sejarahbarongsay2 diakses tangal 20 Agustus

2020.

3 Windratie, Asal Usul Barongsay si Pengusir Roh Jakat, CNN Indonesia,

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150218122625-269-33073/asal-

usul-barongsai-si-pengusir-roh-jahat di tulis pada 18 Februari 2018, diakses

pada 3 September 2020.

Page 68: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

55

yang ada di Indonesia pada umumnya memiliki group kesenian

barongsay. Hal ini disebabkan karena barongsay merupakan

bagian dari ritual mereka.

Banyak versi yang menjelaskan tentang asal usul dari

kesenian barongsay ini, menyatakan sejarah munculnya kesenian

barongsay ini di mulai pada tahun 551 SM di negeri Tionghoa.

Pertama di inspirasi oleh pemunculan Killin (kuda naga yang

bertanduk), yaitu binatang suci dari negeri Tionghoa yang dalam

penabvmpakkannya membawa maksud akan terjadinya suatu

peristiwa. Pemunculan pertama binatang berkepala, badan

bersisik naga dan berkaki kijang kepada ibunda Nabi Khong Cu

mengawali peristiwa kelahiran Nabi Khong Cu. Pemunculan

Killin juga tercatat dalam sejarah diakhir dinasti Ciu (1125-255

SM) dalam kitab Tang Ciu Kok yang artinya catatan sejarah

dinasti Ciu Timur. Perwujudan dari binantang Killin kemudian

ditranformasikan dalam pemainan barongsay.4

Versi lain mengisahkan asal-usul Barongsai adalah sebagai

senjata untuk menakut-nakuti para roh jahat yang dipercaya

menjadi lebih ganas saat awal tahun baru Imlek karena pada

dewa-dewi yang kembali ke kahyangan untuk menghadap ke

Kaisar Langit pada awal tahun baru Imlek.5

Secara umum, barongsay mempunyai dua aliran besar

sesuai dengan asalnya, yaitu yang berasal dari Tionghoa bagian

4 Linimasa Facebook Grup Gie Say di posting Oleh Wallace Liaw pada

12 Agustus 2018, http://bit.ly/Sejarahbarongsay2 diakses tangal 20 Agustus

2020.

5 Linimasa Grup Facebook postingan Wallace Liaw pada 13 April 2019,

http://bit.ly/Sejarahbarong di akses pada 3 September 2020.

Page 69: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

56

utara dan Tionghoa bagian selatan. Aliran Tionghoa bagian utara

umumnya berbentuk seperti pekines dan penampilannya lebih

natural karena tanpa taduk, sementara yang dari selatan umumnya

memiliki tanduk dan sisik sehingga jadi mirip dengan binatang

killin (kuda naga yang bertanduk seperti layaknya binatang-

binatang lainnya juga, maka barongsai juga harus diberi makan

berupa Angpau yang di tempeli dengan gambar singa.6

2. Sejarah Komunitas Persaudaraan Gie Say

Komunitas Persaudaraan Gie Say Adalah organisasi

perkumpulan masa kini dengan berbasis penerus misi budaya

Tionghoa yang berbaur menyatu dengan budaya Indonesia. Salah

satu perkumpulan yang masih konsisten mempertahankan

kedisiplinan dan marwah persaudaran dalam kesatria.

Go Gwee Ji Sah 2571 adalah hari peringatan berdiri resmi

nya Persaudaraan Gie Say Sukabumi. Dahulu kala, lima sifu

bersaudara dari Tiongkok, harus terpencar karena situasi yang

kurang baik. Di persimpangan mereka berpencar, mereka

bersumpah apabila masing masing mereka selamat, maka agar

murid murid perguruannya dapat mengetahui saudara saudara

seperguruannya, mereka akan membuat barongsai yang

berbentuk khas, dengan gerakan permainan yang diambil dari

dasar sumpah setia lima Jendral perang San Guo di taman Persik

yang menjadi cikal bakal lima sifu yang berbeda perguruan

tersebut. Sekian puluh tahun kemudian, salah satu murid dari

6 Linimasa Facebook Grup Gie Say di posting Oleh Wallace Liaw pada 12

Agustus 2018, http://bit.ly/Sejarahbarongsay2 diakses tangal 20 Agustus 2020.

Page 70: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

57

salah satu sifu Tiongkok tersebut yaitu Mpe Acen, pada akhirnya,

berdomisili di Sukabumi, dan bersama sifu sifu kungfu lainnya,

sepakat sumpah saudara dan memenuhi harapan sifu nya dengan

mendirikan Gie Say Hwe (Persaudaraan Gie Say). Go Gwee Ji

Sah (bahasa Chinese Hokkian), artinya, tanggal 13 bulan 5 Imlek

adalah hari, dimana lima Jendral perang San Guo di taman Persik,

yang menjadi cikal bakal lima sifu yang berbeda perguruan

tersebut. Tiba dan bertemu di taman persik Tiongkok untuk

membicarakan strategi perjuangan mereka membantu negara

Tiongkok saat itu. 7

Persaudaraan Gie Say didirikan pada tahun 1952 (Tanggal

23 Bulan 5 penanggalan Imlek) Oleh pendiri antara lain Bpk. Lie

Gie Ken, Bpk. Tan Eng Liang, Bpk. Tan Ho Sen (Encek Hwe

Sio), h, Bpk. Coa Wie Tie. Yang ditandai dengan dibuatnya

barongsay “Beng Say” yang sekarang dikenal sebagai barong Gie

Say.8

Go Gwee Ji Sih, tanggal 14 bulan 5 Imlek pagi hari, lima

Jendral perang San Guo ini sumpah saudara. Mereka adalah Guan

Yu, Zhang Fei, Zhao Zi Long, Huang Zhong, dan Ma Chao yang

dikenal sebagai lima Jendral Harimau, dalam cerita San Guo Yen

Yi (Hokkian: Samkok). Gie Say Hwe meneruskan sifat sifat Guan

Yu (Kwan Gong) yang terkenal dengan pepatah "Tiong Gie"

(bahasa hokkian) atau Zhong Yi (bahasa mandarin) yang artinya

7 Hasil wawancara, file bentuk dokumentasi bersama Reyhan Mahendra

di DM Instagram pada tanggal 23 Juli 2020 11.06 WIB.

8 Buku Peringatan 100 Tahun Vihara Widhi Sakti (kelenteng Bie Hian

Khong) Sukabumi (1912-2012) di tulis di Sukabumi tahun 2012.

Page 71: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

58

"Setia Jujur". "Yi Shi Huei" (bahasa mandarin) / "Gie Say Hwe"

(bahasa hokkian), berarti "Singa yang Jujur". Tiong Gie, Setia

dan Kejujuran, adalah sifat utama semua anggota Gie Say. 9

Pada generasi selanjutnya, salah satu murid perguruan

kungfu Gie Say, Hendra Rock (alm), mendirikan Tiong Gie Say

di Cileungsi, sebagai perguruan yang juga melanjutkan sifat sifat

mulia seorang Guan Yu. Sehingga, Persaudaraan Gie Say dan

Persaudaraan Tiong Gie Say, adalah satu saudara.10

9 Data Dokumentasi Pengurus Komunitas Persaudaraan Gie Say.

10

hasil wawancara, file bentuk dokumentasi bersama Reyhan Mahendra

di DM Instagram pada tanggal 23 Juli 2020 11.06 WIB.

Page 72: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

59

C. Profil Komunitas Persaudaraan Gie Say

1. Nama Komunitas Persaudaraan Gie Say

2. Alamat

Jl. Pajagalan No.20, Nyomplong, Kec.

Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa

Barat 43131

3. Tahun berdiri 1952 M Tanggal 23 Bulan 5

penanggalan Imlek (68 tahun, 2020)

4.

Logo, Bendera, dan

Seragam

Komunitas

Gambar. 3.2

Bendera, Logo dan seragam Gie Say

Sumber : Instagram @Persaudaraan Gie Say

5. Barong Ritual

Gambar. 3.3

Barong Gie Say

Sumber. Instagram @persaudaraan_giesay

6. Kontak Sosial Instagram : @persaudaraan_giesay

Facebook : Gie Say

Tabel 3.1 Profil Komunitas Persaudaraan Gie Say

Sumber : Data Dokumentasi Olahan Penulis (2020)

Page 73: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

60

‘Gie’ Sifat kepahlawanan yang berbhakti, jujur, setia dan

pembela kebenaran. ‘Say’ Mahluk suci mitologi kebudayaan cina

kuno yang saat ini dikenal sebagai “Barongsay”.

Warna Barong Gie Say, hijau tua, menunjukan nilai nilai

kesakralan dan kewibawaan. Badan Barong Gie Say memiliki

lima warna yaitu biru tua, merah, putih, kuning dan hitam. Pita

yang berbentuk bunga yang terdapat di kepala barong Gie Say

yang umbaian pitanya memiliki panjang yang berbeda merupakan

salah satu tanda persaudaraan. Irama dari ketukan pada tambur

diciptakan oleh Empek A Cen yang berasal dari Kong Hu.

Sehingga permainan barong dan irama tambur yang digunakan

merupakan ciri khas kesenian daerah Kong Hu. 11

Baju seragam anggota persaudaraan Gie Say berwarna

hitam-hitam mengacu kepada warna bendera Gie Say. Lambang

persaudaraan Gie Say berupa Pat Kwa yang berarti delapan

penjuru yang memiliki perbedaan, saling berlawanan tapi

memiliki satu tujuan yang saling mengisi dan melengkapi. Tanpa

satu sisinya maka tidak akan terbentuk pat kwa. Pat Kwa dalam

lambang Gie Say berarti delapan penjuru adalah saudara.12

Generasi pertama, kungfu persaudaraan Gie Say di ajarkan

oleh Bpk. A Cen, Bpk. Tan Eng Liang, Bpk Yap Tjeng Tie, dan

Bpk. Tan Kian Hwat. Generasi yang kedua, Bpk. Thung Siang

Gie meneruskan amanah dari pendahulunya sebagai guru kungfu

persaudaraan Gie Say. Generasi ke tiga dilanjutkan oleh Bpk.

11 Diskusi penulis bersama Ko Sabar Darmawan di Sekretariat Gie Say

pada 11 Agustus 2020

12

Deskripsi Grup Facebook Gie Say

Page 74: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

61

Alm. Ong Bun Kiat, Bpk. Liaw Wie Kong, dan Bpk. Apit

Susanto (sekarang (2009-2012) : Ketua Umum Persaudaraan Gie

Say). 13

Sebagian dari daerah yang pernah dikunjungi oleh

persaudaraan Gie Say adalah Cileungsi, Jonggol, Rengas

Dengklok, Kampung Pakis (sekarang Serpong (BSD)),

Prumpung, Tonjong, Ciampea, Banten, Cianjur, Bogor, Cipanas,

Bandung, Semarang, Tuban, Pulau Seribu, Malaysia, Singapura,

dan China.14

D. Stuktur Organisasi Komunitas Persaudaraan Gie Say

Struktur Organisasi Komunitas persaudaraan Gie Say

Sukabumi terdiri dari ketua dan wakil ketua di bawah bimbingan

dewan penasihat/Sesepuh, kemudian sekretaris, bendahara,

pelatih Barong Gie Say, Pelatih barong samsi, Pelatih Liong,

pelatih Wu Shu, ada juga divisi peralatan, pengurus Altar,

Humas, Dokumentasi dan Keamanan. Dalam hasil dokumentasi

diatas periode kepengurusan tahun 2015-2018 namun sampai saat

ini struktur kepengurusan masih sama dan belum diganti.

13 Buku Peringatan 100 Tahun Vihara Widhi Sakti (kelenteng Bie Hian

Khong) Sukabumi (1912-2012) di tulis di Sukabumi tahun 2012.

14

Deskripsi Grup Facebook Gie Say,

https://web.facebook.com/groups/giesay diakses pada 01 Agustus 2020

Page 75: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

62

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Komunitas Persaudaraan Gie Say tahun 2012-

2015 (Masih berlaku sampai saat ini)

Sumber : Hasil studi dokumentasi penulis (2020)

GIE

SAY

Heryanto

SEKRETARIS

1. Wida Widya

2. Ira Rahmawati

SESEPUH/

PENASEHAT

1. Lie Tjoang Beng

2. Harry. T.S

3. Apit Susanto

4. Wan Gust Halim

5. Wilyanto

WAKIL KETUA

Ong Tjong Pek

KETUA UMUM

Ciwih

BENDAHARA

Chaiky Budianto

PERALATAN

1. Thamura

2. Rendri

Permana

3. Andri

Kurniawan

SAMSI

Sabar

WU

SHU

Sabar

LION

YoFan

Halim

ALTAR

Lie Soei

Lian

HUMAS

1. Dede

Iwan

2. Jimmy

Juhanda

3. Ferry

Darma

wan

DOKUMEN

TASI

Arieffin KEAMANAN

M. Riva Mulya

Page 76: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

63

Berikut penjelasan struktur berdasarkan tugasnya :15

1. Sesepuh/Penasehat

Penasehat komunitas ini beranggotakan lima orang yaitu

Lie Tjoang Beng , Harry. T.S, Apit Susanto, Wan Gust Halim,

Wilyanto. Dewan penasihat memiliki wewenang mengawasi

jalannya organisasi agar tetap eksis dan menjadi lebih baik lagi.

2. Ketua Umum

Ketua umum Gie Say saat ini (2020) adalah Ko Ciwih, Ko

Ciwih merupakan etnis Tionghoa Totok yang sudah lama tinggal

di kota Sukabumi. Ko ciwih menjabat sebagai ketua umum Gie

Say sejak tahun 2015. Adapun tugas dan tanggung jawab dari

ketua umum komunitas adalah mewadahi anggota nya untuk

mendapatkan ilmu yang ada di dalam komunitas, juga mengatur

segala tugas dan peran setiap anggota agar tetap berjalan sesuai

prosedurnya.

3. Wakil ketua umum

Wakil ketua umum komunitas ini bernama Ong Tjong Pek

ini tetap setia mendapingi ketua umum untuk menjadikan

komunitas persaudaraan Gie Say menjadi semakin berprestasi.

Tugas dari wakil selain mendapingi juga mewakili atau

menggantikan ketua jika sewaktu waktu ketua berhalangan dalam

kegiatan komunitas. Ketua umum dan wakil ketua umum

memiliki peran utama dalam menjadikan komunitas persaudaraan

Gie Say ini semakin maju dalam berbagai hal, baik dalam bentuk

15 Wawancara Bersama Ko Sabar , Selasa 11 Agustus 2020 di Sekretariat

Komunitas Gie Say

Page 77: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

64

prestasi maupun eksis di masyarakat sebagai komunitas yang

menjadi salah satu dari identitas Tionghoa ini.

4. Sekretaris

Sekretaris ini beranggotakan 2 orang yaitu Wida Widya, Ira

Rahmawati, Wida Widya merupakan wanita Muslim dan menjadi

guru di sekolah Dewikora dan Ira rahmawati merupakan istri dari

ko Rendri yang sudah menikah di tahun 2019 lalu. Sekretaris

mengurusi berbagai hal yang berkaitan surat menyurat maupun

yang berhubungan dengan pendataan seluruh anggota komunitas

selain itu juga membuat surat undangan kepada anggota melalui

grup WhatApp atau Facebook seperti berikut :

Gambar 3.4 Gambar 3.5

Bentuk undangan kegiatan komunitas Gie Say Sumber : Linimasa Facebook Grup Gie Say

5. Bendahara

Bendahara komunitas persaudaraan Gie Say ini bernama

Chaiky Budianto bertugas mengatur sirkulasi keluar masuk

keuangan komunitas. Pemasukan keuangan komunitas di dapat

dari berbagai perlombaan Barong atraksi, angpau yang dikasih

Page 78: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

65

dari penonton saat atraksi barong. Adapun bentuk pengeluaran

komunitas untuk menjenguk jika ada yang sakit, dll.

6. Pelatih Barong Gie Say

Pelatih barong Gie Say ini bernama Heryanto sudah ahli

sekali dalam ilmu bela diri kungfu nya, karena pada dasarnya

semua gerakan barong Gis say adalah dari gerakan gerakan

Kungfu. Pelatih barong Gie Say memastikan bahwa 2 orang yang

memainkan barong Gie Say ini dapat kompak saat atraksi.

7. Pelatih Barong Samsi

Pelatih dari barong samsi adalah ko Sabar. Ko sabar

merupakan anggota yang beragama Muslim yang juga orang

sunda ini ahli sekali dalam ilmu beladiri nya. Selain jadi pelatih

barong samsi dan Wu Shu di komunitas Gie Say, ko Sabar juga

menjadi guru kelas tiga di sekolah SD Budi Luhur ko Sabar

sendiri sudah bergabung di komunitas Gie say sejak 20 tahun

silam. Waktu yang cukup lama tersebut membuat ko Sabar di

percaya menjadi pelatih barong samsi dan pelatih Wu Shu di

komunitas.16

8. Pelatih Wu Shu

Pelatih dari Wu Shu ini bernama ko Sabar. Sebagaimana

telah di jelaskan sebelumnya bahwa ko Sabar ini juga merupakan

pelatih barong samsi. Karena gerakan gerakan pada beladiri Wu

Shu tidak jauh berbeda dengan gerakan yang disuguhkan pada

barong samsi.

16 Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 79: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

66

9. Pelatih Liong

Liong merupakan nama jenis barong yang bentuk nya

panjang atau biasa disebut dragon. Pelatihnya bernama Yofan

Halim, memiliki peran membuat para pemain liong untuk

kompak mengingat para pemain nya berjumlah banyak tidak

seperti barong atraksi yang berjumlah sekitar 2-3 orang, barong

liong beranggotakan lebih dari tiga orang untuk memainkan nya,

oleh karena itu membutuhkan kekompakan di antara sesama

pemainnya.

10. Pengelola Altar

Lie Soei Lian bertugas menyiapkan Altar setiap tanggal 1

dan 5 penanggalan imlek untuk ibadah ritual atau biasa disebut

Ce It Ce Go. Selain ditanggal itu ritual sembahyang barong juga

dilakukan pada saat ada acara acara khusus lainnya seperti ulang

tahun atau ketika ada barong baru yang masuk. 17

11. Divisi Peralatan

Anggota dari divisi peralatan ini berjumlah 3 orang Yaitu

Thamura, Rendri Permana, dan Andri Kurniawan yang bertugas

merapihkan dan menjaga peralatan serta aksesoris komunitas,

seperti barong Gie Say, barong Samsi, Tambur, musik, bendera,

dll. Divisi ini diperlukan mengingat peralatan ini sangat penting

demi menjaga keutuhan peralatan dan meminimalisir cepat

rusaknya peralaan dan aksesoris komunitas. Jika ada perlombaan

17 Diskusi mengenai Altar Bersama Ko Putra di Komunitas Persaudaraan

Gie Say Tanggal 11 Agustus 2020.

Page 80: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

67

atau atraksi divisi perlatan lah yang mempersiapkan semua

kelengkapan atraksi nya.

12. Divisi Humas

Anggota divisi humas adalah Dede Iwan, Jimmy Juhanda,

dan Ferry Darmawan. Divisi humas ini bertugas sebagai media

penghubung antara internal dan eksternal komunitas, seperti

mengirim dan menerima surat menyurat, dll.

13. Divisi Dokumentasi

Divisi dokumentasi ini bernama Arieffin bertugas

mendokumentasikan berbagai kegaiatan komunitas seperti pada

saat perlombaan, latihan, rapat pertemuan santai, dll.

14. Divisi Keamanan

Divisi keamanan yang bernama M. Riva Mulya ini bertugas

mengatur ketertiban pada saat atraksi dilapangan maupun

mengatur ketertiban anggota di dalam komunitas.

E. Program Kerja/Bentuk Kegiatan Komunitas

Persaudaraan Gie Say

1. Latihan Barong

Sebagaimana bentuk dari komunitas itu sendiri yang

merupakan komunitas budaya tionghoa berupa barongsay.

Latihan barong menjadi kegiatan utama komunitas ini, adapun

barong yang sering digunakan utuk latihan adalah barong Gie

Say, Barong Samsi, dan Barong Liong.

Barong Gie Say merupakan barong ritual komunitas ini

karena berkaitan dengan ibadah etnis tionghoa itu sendiri, barong

gie say sering digunakan untuk ritual keagamaan, dan perayaan

Page 81: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

68

perayaan acara besar seperti Tahun baru imlek, dan Cap Go Meh,

jadi barong Gie Say ini tidak sembarangan dimainkan

nyamelainkan untuk acara tertentu saja.18

Sedang barong Samsi adalah barong atraksi untuk berbagai

penampilan acara maupun perlombaan. Sama seperti barong

Liong barong Liong pun merupakan barong atraksi namun

bentuknya saja yang berbeda, barong liong atau biasa disebut

Dragon merupakan barong berbentuk naga yang panjang

perawakan nya. 19

Untuk latihan barong Gie Say, Barong Samsi, dan Barong

Liong berbeda, karna dari fungsi dan bentuk barongnya pun

berbeda, oleh karena itu pelatih nya pun juga berbeda namun

pada dasar nya gerakan gerakan pada masing masing barong

merupakan gerakan pada bela diri Wu Shu/kungfu.

2. Kompetisi Barongsay

Sebagai bentuk lestari budaya Tionghoa dan untuk

mempertahan eksistensi nya komunitas persaudaraan Gie Say

seringkali mengikuti perlombaan baik tingkat Nasional maupun

Internasional. Seiring berkembangnya zaman kesenian barongsay

bukan hanya sebagai wujud budaya Tionghoa saja namun sudah

menjadi salah satu cabang olahraga paling bergengsi di dunia.

Barongsai dianggap sebagai salah satu cabang olahraga di

dunia, sejak diadakannya perlombaan Barongsai bertaraf

internasional Genting World Lion Dance Championship, yang

18 Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 18 Agustus 2020

pukul 19.00 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

19

Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 82: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

69

pertama kali diselenggarakan Malaysia pada tahun 1994. Saat ini,

meskipun telah diadakan berbagai macam ajang perlombaan

Barongsai bertaraf internasional lainnya, namun

perlombaan Genting World Lion Dance Championship dianggap

ajang perlombaan Barongsai tertua, dan paling bergengsi diantara

negara negara partisipan. Hingga saat ini, Malaysia secara rutin

menyelenggarakan perlombaan tersebut setiap dua tahun sekali.20

Sebenarnya komunitas persaudaraan gie say ini sudah banyak

sekali mengikuti ajang perlombaan barongsay tingkat Nasional

maupun Internasional namun pada saat itu belum ada yang

mewadahi ny sehingga banyak yang belum mengetahui. Namun

sejak berdirinya FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia)

pada tanggal 9 Agustus 2012, komunitas persaudaraan gie say ini

menjadi dibawah naungan FOBI. Dan sejak ada KONI (Komite

Olahraga Nasional Indonesia) pada tanggal 11 Juni 2013

barongsai diakui sebagai salahsatu cabang olahraga di Indonesia,

tenunya ini membuat semanagat untuk para anggota komunitas

agara semakin terus berprestasi dicabang olahraga barongsay ini.

Semenjak diakui nya barongsai sebagai salahsatu cabang

olahraga di Indonesia, para pemain barongsay disebuat sebagai

Atlet Barongsai. 21

20 Tionghoa.Info, Simak 6 Fakta Seru Tentang Barongsay a.k.a Tarian

Singa di Indonesia!, (Tionghoa.Info 17 Agustus 2017),

https://www.tionghoa.info/simak-6-fakta-seru-mengenai-barongsai-a-k-a-

tarian-singa-di-indonesia/

21

Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 83: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

70

3. Menghadiri Undangan Perayaan Sebuah Acara

Adapun inti dari tujuan latihan barong adalah untuk

menampilkan sebuah atraksi barongsay untuk masyarakat umum,

setiap tahun selalu ada acara festival budaya di sukabumi atau

Cap Go Meh, komunitas ini selalu eksis menghadiri acara festival

budaya tersebut. Festival budaya di Sukabumi tersebut

merupakan sebuah acara dalam rangka perayaan tahun baru Cina

atau Imlek Cap Go berarti 15 dan Meh Perayaan, yang berarti

perayaan tahun baru imlek dirayakan setiap tanggal 15 di awal

tahun baru yang jatuh di tahun 2020 ini pada tanggal 14 Februari.

Selain acara festival budaya komunitas gie say juga pernah

diundang untuk menghadiri acara buka puasa di pesantren Al

Masthuriyah yang berlokasi di Jl. Nasional III Cibolang,

kecamatan Cisaat Sukabumi, Al Masthuriyah merupakan salah

satu pesantren besar di Sukabumi yang para santri juga juga

banyak dari luar kota. Pimpinan pesantren pada saat itu yang

memiliki jaringan atau hubungan dengan petinggi komunitas gie

say yang mengundang barong gie say untuk menghadiri acara

buka puasa bersama. Demikian sebagai wujud toleransi para

anggota komunitas yang dominan Chinese berbaur mengikuti

kegiatan buka bersama tersebut. 22

22 Wawancara bersama Ko Deni Herwanto tanggal 18 Agustus 2020

pukul 19.20 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 84: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

71

4. Kegiatan lainnya

Selain kegiatan inti latihan barong di komunitas, komunitas

ini juga sering melakukan liburan bareng meskipun cuma sekedar

makan makan bersama, ini bertujuan agar disetiap anggota

semakin akrab. Pengurus komunitas juga mengadakan kegiatan

sosial kepada anggota gie say yakni pada saat ada anggota yang

sakit, menjenguk dengan menggunakan uang kas komunitas dan

juga memberikan bantuan pada saat covid kepada anggota

komunitas yang memerlukan bantuan.

Gambar.3.6 Sreenshoot ajakan pengurus kepada anggota untuk makan makan

bersama.

Sumber : Linimasa Facebook Grup Gie Say23

23 http://bit.ly/datagiesay diakses pada 24 Agustus 2020

Page 85: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

72

F. Prestasi Komunitas Persaudaraan Gie Say

1. Barong Samsi Tonggak – Juara 4 World International

Dragon & Lion Dance Tournament 2002 di Jiangdu,

China

2. Liong - Ranking 6 Kejuaraan Dunia 2002 di Malaysia.

3. Liong – Ranking 7 Singapore Open 2003 di Singapura.

4. Liong – Juara 1 Kejuaraan Nasional 2002

5. Liong – Juara 1 Kejuaraan Nasional 2003

6. Barong Samsi Lantai – Ranking 4 Kejuaraan Nasional

Presiden Cup 2006 di Sragen.

7. Dan beberapa kejuaraan daerah lainnya.24

24 Studi dokumentasi penulis pada buku sejarah Vihara Widhi Sakti dan

juga ditulis dalam deskripsi Grup Facebook Gie Say,

https://web.facebook.com/groups/giesay

Page 86: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

73

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Komunitas Persaudaraan Gie Say merupakan sebuah

komunitas budaya Tionghoa yaitu Barongsay. Barong Say

merupakan sebuah kesenian budaya Tionghoa yang sudah diakui

ke dalam kesenian olahraga di FOBI (Federasi Olahraga Barong

Say Indonesia) sejak tahun 2012. Sejak saat itu para pemain

barong Saydi sebut sebagai Atlet Barongsay, karena pada

dasarnya gerakan gerakan pada atraksi Barongsai merupakan

gerakan beladiri Wu Shu dan Kungfu. Sejak saat itu pula barong

Say diakui sebagai salah satu budaya di kota Sukabumi dan

menjadi identitas budaya Tionghoa di Sukabumi.

Dalam komunitas ini terdiri dari berbagai anggota budaya

yang berbeda beda, yaitu dari etnis Tionghoa Totok, Tionghoa

Peranakan, Sunda, Jawa, dan Batak. Berikut bagan anggota

komunitas persaudaraan Gie Say berdasarkan jumlah etnisnya.

Bagan 4.1

Persentase Jumlah Anggota Gie Say berdasarkan Etnisnya

Sumber : Olahan Data Primer Penulis (2020)

25%

30% 25%

10% 10%

Persentase Jumlah Anggota Komunitas

Persaudaraan Gie Say

Etnis Tionghoa

TotokEtnis Tionghoa

PeranakanEtnis Sunda

Etnis Jawa

Etnis Batak

Page 87: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

74

Senior komunitas Persaudaraan Gie Say yang beretnis

Tionghoa dan berlatar agama Budha tidak memandang etnis,

budaya, ataupun agama dalam merekrut anggota. Sebagaimana

dituturkan oleh Reyhan Mahendra salah satu anggota komunitas

etnis Sunda Muslim.

“Ada ke ko Dede (Rendri) di DM Instagra. Ko boleh ikut Gie

Sayga, datang aja minggu latihan aja disini berdua sama

Nico. Kita pas masuk ga ditanya dari suku mana agama nya

apa, Cuma latihan hobi serius belajar disini”.1

Data hasil wawancara tersebut juga didukung dengan

temuan data penulis melalui Interner Searching sebagai berikut :

Gambar 4.1

Postingan Orang yang bertanya cara gabung di Gie Say

Sumber : Linimasa Facebook Grup Gie Say

1 Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 11 Agustus 2020 pukul

17.30 WIB di Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 88: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

75

Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada orang lain yang

berusaha gabung ke komunitas Gie Say dengan cara join grup

facebook komunitas Gie Say dan bertanya melalui linimasa

facebook grup Gie Say, terlihat interaktif juga dalam kolom

komentar pengurus Gie Say yang berusaha menjawab bagaimana

caranya untuk bisa gabung di komunitas Gie Say.

Meskipun begitu dalam praktik nya dalam komunitas ini

tidak terlepas dari permasalahan, yakni mengenai fanatisme

agama, keluwesan serta keterbukaan pengurus komunitas dalam

menerima anggota menyebabkan kemajemukan anggota lintas

agama dan budaya. Ko Rendri selaku pengurus komunitas

menuturkan bahwa fanatisme agama terjadi ketika salah satu

anggota yang beragama Kristen tidak disetujui oleh pendeta nya

untuk mengikuti budaya barongsay, karna khawatir akan

mempengaruhi agama yang dianutnya. Padahal di komunitas Gie

Say sendiri tidak ada anggota yang diharuskan untuk berpindah

agama untuk mengkuti kesenian barong Say ini. Adapun wujud

penolakan orang kristen terhadap budaya barong Say itu adalah

tidak boleh sama sekali memegang dupa pada saat ritual

sembahyang barongsay. Begitupun serupa dengan anggota lain

yang beragama Katolik. Pendeta nya yang terlalu fanatik terhadap

agama membuat mereka keluar dari komunitas Persaudaraan Gie

Say dan pengurus pun tidak menahan dan tidak

mempermasalahkan hal itu.2

2 Wawancara bersama Ko Rendri Permana, tanggal 18 Agustus 2020

pukul 19.00 WIB di sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 89: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

76

Selain anggota yang beragama Kristen dan Katolik ada juga

anggota komunitas yang beragama islam tidak dizinkan oleh

orang tuanya untuk ikut di komunitas ini, namun anggota itu

begitu kekeh ingin mengikuti kegiatan barongsay, sehingga untuk

latihan barong dan segala aksesoris Gie Say yang dia punya harus

disembunyikan dari orangtuanya. Dari pihak pengurus Gie Say

pun tidak bisa memaksakan kehendak anggota itu karna memang

betul betul ingin bergabung di komunitas Persudaraan Gie Say

untuk mendapatkan ilmu dan juga prestasi. 3

Persoalan lainnya dalam komunitas Gie Say adalah

keegoisan anggota pada saat seleksi para pemain barong. Ketika

akan mengadakan suatu perlombaan atau kompetensi barong Say

pengurus akan memilih anggota terbaik untuk mengikuti

kompetisi yaitu dengan cara seleksi. Pengurus tidak membedakan

mana anggota baru dan mana yang lama, tetapi yang pengurus

pilih adalah anggota yang benar benar sudah mumpuni dan layak

untuk mengikuti perlombaan. Dalam kasus ini ada anggota yang

baru beberapa kali latihan, namun atas kesungguhan dan

keuletannya dipilih untuk ikut kompetisi, sedangkan anggota lain

yang sudah lama bergabung tidak dipilih karena memang belum

layak. Begitulah terjadi ketimpangan pemikiran di pihak anggota

yang merasa disisikan. 4

Untuk mengatasi masalah diatas pengurus Gie Say

mengatasi nya dengan cara komunikasi tatap muka ke anggota

3 Wawancara bersama Ko Rendri Permana, tanggal 18 Agustus 2020

pukul 19.00 WIB di sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

4 Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan, tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 90: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

77

yang bersangkutan secara langsung, dan melalui komunikasi

publik dengan cara menasehati anggota dan menjelaskan nya

secara baik baik. Sebagaimana dituturkan oleh Ko sabar dalam

wawancara bersama penulis,

“biar ga ngambek lagi tergantung mereka juga, ada anak

yang nerima ada anak yang ga nerima juga ada yang

menyerah ada, latihan ga sampai ilmu mah banyak disini itu,

Melakukan pendekatan personal kenapa tidak ngerti

langsung ga melalui media, kumpul juga, jelaskan kenapa

yang lain belum terpilih. Karna kita menjaga nama baik”.5

Penulis mengumpulkan data selama kurang lebih dua

minggu di tempat penelitian yaitu di Odeon Sukabumi dengan

mengumpulkan data dengan cara triangulasi sumber yaitu dengan

memilih enam informan, tiga diantaranya merupakan etnis

Tionghoa Totok dan tiga lainnya merupakan etnis Sunda asli.

A. Proses Adaptasi Budaya Etnis Tionghoa dan Sunda di

Komunitas Persaudaraan Gie Say

Terdapat empat fase dalam proses adaptasi ditambah

dengan fase perencanaan. Tahapan dalam proses pengadaptasian

budaya adalah sebagai berikut :

1. Fase Perencanaan

Fase ini adalah tahap ketika seseorang masih berada pada

kondisi asalnya dan menyiapkan segala sesuatu, mulai dari

ketahanan fisik sampai kepada mental, termasuk kemampuan

5 Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 91: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

78

komunikasi yang dimiliki untuk dipersiapkan, yang nantinya

digunakan pada kehidupan barunya. 6

Dalam proses gabung di komunitas Persaudaraan Gie Say,

mereka dibantu pihak anggota keluarga atau saudara Chinese jadi

ada unsur kekerabatan sehingga mereka bisa berbaur. Ditambah

juga mereka dari dulu kepercayan komunitas nya melaksanakan

sumpah setia persaudaraan dengan menetes kan darah , jadi

kepercayaan itu yang dipegang teguh komunitas sehingga

komunitas bisa terlihat lebih solid bahkan dri penduduk pribumi.

Sebenarnya proses adaptasi mereka sebelum masuk komunitas

sudah berproses di lingkungan nya sehingga ketika sudah di

komunitas berbaur seperti biasa dan berjalan lebih mudah.

“Enggak, dibawa sama orangtua kesini, pada hari Minggu

kesini langsung bertanya, boleh ga ikut latihan disini. Mereka

ga nanya orang Sunda atau agama juga engga, serius pas

saya nanya ada biaya nya pun untuk masuk ga ada disini itu

bentul betul gratis. Tujuan utama nya mereka nyari

persaudaraan tidak ada biaya malah kita disini dapat ilmu

dalam segi olahraga, dan belajar organisasi. Terus terang

saya ngerti organisasi disini di Gie Say. Mulai saya jadi

anggota sampai di percaya jadi pelatih”7

“Karena hobi, dan dari kecil sudah sering lihat barong Say

sewaktu acara Cap Go Meh, jadi penasaran aja sama budaya

mereka”8

“Dari kecil sering liat Cap Go Meh, jadi suka dan tertarik

untuk gabung di komunitas nya”9

6 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 375

7 Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

8 Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 17 Agustus 2020 pukul

18.30 WIB di Kedai Dapur Anugrah

Page 92: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

79

Dua kutipan terakhir di atas dari Reyhan dan Nico, proses

adaptasi terhadap budaya barong Say sudah terjadi di

lingkungannya, jauh sebelum mereka gabung di komunitas

mereka sudah sering melihat atraksi barong Say ketika ada acara

Cap Go Meh, sehingga itu yang membuat mereka merasa tertarik

dan berpandangan terbuka terhadap komunitas ini.

2. Fase Periode Bulan Madu (honeymoon)

Fase ini merupakan fase seseorang telah berada di

lingkungan barunya dan merasa bahwa ia dapat menyesuaikan

diri dengan budaya baru yang menyenangkan karena penuh

dengan orang-orang baru, serta lingkungan dan situasi baru.

Tahap ini adalah tahap seseorang masih memiliki semangat dan

rasa penasaran yang tinggi serta menggebu-gebu dengan suasana

baru yang akan dijalani. 10

Dalam tahap ini setelah etnis Sunda mempersiapkan mental

dengan bertanya dan dukungan keluarga, etnis Tionghoa atau

senior yang mendominasi komunikasi pada mulanya, senior etnis

Tionghoa berusaha membuat anggota baru merasa nyaman

bergabung di komunitas baru nya. Adapun cara yang dilakukan

oleh etnis Tionghoa adalah dengan mengajak ngobrol atau

komunikasi santai membicarakan soal sejarah Gie Say, sejarah

barongsay, hingga tentang kompetensi barongsay, senior

berkomunikasi dengan gaya bicara yang rileks dan terkadang

menggunakan Bahasa Sunda untuk menyesuaikan. Kemudian

9 Wawancara bersama Nico Sebastian tanggal 17 Agustus 2020 pukul

18.30 WIB di Kedai Dapur Anugrah

10

Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 375

Page 93: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

80

pada tahap kedua setelah senior berhasil membuat anggota baru

merasa nyaman, mereka para anggota baru itu akan bersikap

luwes dan terhadap senior nya, sikapnya sudah tidak

menunjukkan rasa malu lagi, tapi sudah seperti ke keluarga atau

teman dekat sendiri. Etnis Sunda sebagai anggota baru di

komunitas sudah merasakan perbedaan budaya dan mampu

menerima dan mengimplikasikannya dengan baik.11

Pada saat itulah senior dapat melihat sikap asli dari para

anggotanya, sehingga dapat lebih bisa mengontrol sikap dan

menimalisir terjadinya sebuah konflik di komunitas. Dapat

terbukti hingga saat ini hampir tidak ada konflik yang berkaitan

dengan perbedaan budaya.

3. Fase Frustasi (frustration)

Sebuah periode ketika daya tarik akan hal-hal baru dari

seseorang perlahan-lahan mulai berubah menjadi rasa frustasi,

bahkan permusuhan, ketika terjadi perbedaan awal dalam hal

bahasa, konsep, nilai-nilai simbol-simbol yang familiar.12

Pada fase ini, di komunitas Gie Say tidak se ekstrim

penjabaran diatas, namun ketika proses adaptasi etnis Sunda ke

budaya Tionghoa atau barong Say itu hanya terjadi dalam

perbedaan bahasa, banyak sekali etnis Tionghoa totok yang

kesulitan memahami Bahasa Sunda. Begitupun etnis Sunda yang

kesulitan memahami Bahasa Mandarin.

11 Wawancara bersama ko Rendri dan ko Deni tanggal 18 Agustus 2020

pukul 19.00 di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

12

Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 375

Page 94: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

81

Namun itu tidak menjadi permasalahan yang begitu besar,

ketidak fahaman mengenai perbedaan bahasa tersebut tidak

membuat mereka untuk menghindari komunikasi, bahkan

terkadang menjadi bahan candaan yang tentunya membuat

mereka menjadi lebih dengan hubungannya.

Pada awalnya mereka tertawa ketika mendengar bahasa

asing bagi mereka, pada saat itu perasaan mereka adalah

kebingungan, jika menjawab menggunakan bahasa asing takut

salah, kekhawatiran dalam kesalahan menafsirkan makna bahasa

asing juga menjadi ciri dari fase frustasi dalam tahap ini.

Seperti dituturkan oleh ko Rendri (Etnis Tionghoa) dalam

wawancara,

“ya kalau lagi ga ngerti bahasa Sunda saya ketawa, mau

jawab pakai bahasa Sunda takut salah, tapi mau jawab pakai

bahasa Indonesia juga takut salah mengartikan maknanya”

4. Fase Penyesuaian Ulang (readjustment)

Fase penyesuaian yaitu ketika seseorang mulai

menyelesaikan krisis yang dialami pada fase frustasi.

Penyelesaian ini ditandai dengan proses penyesuaian ulang dari

seseorang untuk mulai mencari cara, seperti mempelajari bahasa,

simbol-simbol yang dipakai, dan budaya dari penduduk

setempat.13

Kemudian untuk mengatasi ini mereka bertanya dan

memberikan informasi tentang bahasa asing yang tidak diketahui

makna dan artinya tersebut. Pada tahap ini juga mereka

13 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, Komunikasi dan Perilaku Manusia,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 375

Page 95: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

82

menyadari bahwa mereka dengan ini mendapatkan sebuah

wawasan dna pengalaman baru, dan ini membuat mereka merasa

lebih nyaman dalam menghargai perbedaan.

“ya bertanya langsung kalau ga ngerti, tapi kadang di iyain

aja sih”14

“bersama saling bertanya, saling mempelajari, pencak silat

kolebs barongsay, budaya Sunda dan budaya Tionghoa

sama sama budaya yang di Sukabumi, jalan bersama”15

“bertanya langsung maksud kata yang gak faham”16

“menerimanya dan jadi pengetahuan baru untuk saya”17

“lebih sering ngobrol dan saling ngasih wawasan”18

5. Fase Resolusi (resolution)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses adaptasi

budaya. Tahap ini berupa jalan terakhir yang diambil seseorang

sebagai jalan keluar dari ketidaknyamanan yang dirasakannya.19

Dalam tahap ini, etnis Tionghoa menjadi lebih terbiasa

menggunakan Bahasa Sunda yang umum dalam berkomunikasi,

meskipun etnis Tionghoa ini belum pandai berbicara bahasa

Sunda tetapi mereka mencoba mengunakan Bahasa Sunda itu

14 Wawancara bersama Ko Putra tanggal 17 Agustus 2020 pukul 14.18

WIB di DM Instagram.

15

Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

16

Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

17

Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 17 Agustus 2020 pukul

18.30 WIB di Kedai dapur Anugrah

18

Wawancara bersama Nico Sebastian tanggal 17 Agustus 2020 pukul

18.30 WIB di Kedai dapur Anugrah

19

Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, Komunikasi dan Perilaku Manusia,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 375

Page 96: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

83

sebagai pendekatan ke anggota lain yang juga merupakan etnis

Sunda.

“Sering manggil teteh akang. Sering bilang teteh atau akang

ke orang Sunda, kadang jadi agak lebih luwes sama orang

orang disini.”20

Begitupun sama ketika etnis Tionghoa menyapa dengan

Bahasa Mandarin, setelah etnis Sunda mengerti makna dan arti

Bahasa Mandarin tersebut, orang Sunda tersebut bisa mengikuti

dan menyesuaikan.

Namun dalam hal lain hasil wawancara penulis bersama salah

satu etnis Tionghoa melalui DM instagram menyatakan bahwa, ia

ketika tidak mengerti bahasa Sunda, memutuskan untuk meng-

iyakan saja, sehinga jarang ada obrolan lebih sama orang Sunda

karna faktor bahasa.

Gambar 4.2

(sumber : Wawancara melalui DM Instagram)

20 Wawancara bersama Ko Putra tanggal 17 Agustus 2020 pukul 16.30

WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 97: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

84

NO

Proses Adaptasi

Budaya

Anggota Etnis

Tionghoa Anggota Etnis Sunda

1. Fase Perencanaan Memerhatikan

lingkungan sekitar

Dibantu oleh keluarga

budaya Tionghoa,

Bertanya melalui media

sosial DM Ig

2. Fase Bulan Madu

(Honeymoon)

Melakukan

pendekatan personal

kepada etnis Sunda

dengan membuka

obrolan, cerita tentang

sejarah komunitas,

dll., setelah anggota

baru etnis Sunda

merasa nyaman, akan

keluar karakter dari

masing masing

anggota, kemudian

pengurus bersikap

sebagaimana karakter

masing masing untuk

menghindari konflik

dan harmonisasi

komunoitas.

Merasa nyaman dengan

sikap terbuka dari

senior, dan bisa

menyesuaikan dengan

perbedaan budaya dari

etnis Tionghoa.

3. Fase Frustasi

(Frustation)

Ada rasa khawatir dan

takut saat ingin

menjawab anggota

etnis Sunda yang

mengajak komunikasi

dengan bahasa Sunda.

Perbedaan agama

membuat salah satu

anggota komunitas

etnis Sunda yang

beragama islam harus

mengikuti kegiatan

secara sembunyi

sembunyi dari

orangtuanya.

4.

Fase Penyesuaian

Ulang

(Readjusment)

Mulai mempelajari

bahasa Sunda dengan

cara bertanya langsung

Melakukan kegiatan

komunitas dengan cara

sembunyi sembunyi

dari izin orangtuanya.

Page 98: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

85

5. Fase Resolusi

(Resolution)

Ada dua karakter etnis

Tionghoa yang

mengalami fase ini,

diantaranya :

1. lebih memilih untuk

mengangguk saja dan

berusaha menghindar

tidak berkomunikasi,

2. Anggota etnis

Tionghoa lebih sering

menggunakan bahasa

Sunda dalam

kehidupan sehari

harinya, hingga dialek

atau nada bicara nya

mengikuti.

Mencoba

mempraktikan Bahasa

Mandarin dalam bentuk

salam sapa, dan

menggunakan

panggilan Ko untuk

anggota laki laki di

komunitas dan

panggilan Ci untuk

perempuan di

komunitas.

Tabel 4.1

Proses Adaptasi Etnis Tionghoa dan Sunda di Komunitas Gie Say

B. Pola Komunikasi Antar Pribadi pada Anggota Komunitas

Persaudaraan Gie Say

Pola komunikasi antar pribadi dalam komunitas Gie Say

meliputi komunikasi verbal, non verbal, isi pesan yang

disampaikan, kemudian menggunakan media apa, kegiatan yang

dilakukan apa saja, dan menimbulkan efek komunikasi yang

seperti apa.

Komunikasi verbal dalam komunitas persaudaraan Gie

Say antar etnis Cina dan Sunda menggunakan Bahasa Indonesia,

Sunda, dan Mandarin. Dominan nya mereka menggunakan

Bahasa Indonesia namun dalam siatusi non formal menggunakan

Bahasa Sunda. Mereka juga menggunakan Bahasa Mandarin

seperti Ni hao, Ni hao Ma,

Page 99: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

86

“Memperkenalkan diri, baik baik respon nya bagus kalau

ketemu ucapkan salam, Ni hao, Ni hao ma,”21

Dalam komunitas ini lazimnya laki laki dipanggil Ko dan

Ci untuk panggilan perempuan. Terkadang menggunakan akang

teteh kepada orang Sunda untuk memperakrab dan

menyesuaikan.

Kemudian komunikasi non verbal yang terlihat adalah

pada saat orang Tionghoa tidak mengerti bahasa Sunda yang

diungkapkan menunjukannya dengan tertawa, mengangguk dan

mengerutkan kening dengan tatapan mata yang tajam

menandakan kebingungan. Begitu pula dengan orang Sunda

mengerutkan kening atau kepala mengangguk ketika tidak

mengerti bahasa mandarin yang diucapkan itu apa. Berikut ujaran

Rey salah satu anggota etnis Sunda ketika tidak mengerti Bahasa

Mandarin.

“ya kalau lagi ga ngerti awalnya kebingungan dan langsung

nanya, hah artinya apa” 22

Ko Rendri juga sebagai etnis Tionghoa mengatakan saat dia

tidak faham dengan Bahasa Sunda,

“kalau lagi ga ngerti sama Bahasa Sunda paling saya ketawa

ketawa mau jawab pakai Bahasa Sunda takut salah, tapi mau

jawab pakai Bahasa Indonesia juga takut salah menafsirkan

katanya saya juga”23

21 Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 11 Agustus 2020 pukul

17.30 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

22

Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 17 Agustus 2020 pukul

18.05 WIB di kedai Dapur Anugrah

23

Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 18 Agustus 2020

pukul 19.00 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 100: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

87

Bahasa non verbal yang diungkapkan di komunitas adalah

salam pertemuan, salam pertemuan menggunakan salam

persaudaraan (budaya Tionghoa) disini etnis Sunda mengikuti

budaya dominan, walaupun etnis Tionghoa juga mengetahui

budaya salam sapa entis Sunda. Salam sapa persaudaraan ini

biasa dilakukan di awal pertemuan atau di akhir pertemuan.

Demikian hal ini tidak hanya dilakukan kepada etnis Sunda saja

melainkan juga kepada seluruh anggota Gie Say.

Adapun sikap yang ditunjukkan etnis Tionghoa selaku

tuan rumah atau senior di komunitas adalah dengan cara terbuka,

humble, dan berusaha membuat anggota nya merasa nyaman.

Begitupun orang Sunda berusaha berbaur dengan etnis Tionghoa

atas dasar ketertarikan mereka terhadap budaya Tionghoa. Etnis

Tionghoa yang dominan adalah senior di komunitas tidak pernah

memdang aneh tentang budaya lain, mereka menganggap semua

anggota sama ketika sudah di persatukan di dalam komunitas.

Etnis Tionghoa dan etnis Sunda memiliki satu perspektif yang

sama, yaitu saling terbuka dalam menerima budaya asing dan

jika terdapat sebuah perbedaan, mereka jadikan itu sebagai

wawasan baru bagi mereka.

“baik, terbuka dengan senyum dan sedikit candaan jadi ya

lebih mudah berbaur. Sempat takut juga melihat barongnya

sampai nangis. Tapi karena niat yang kuat motivasi dalam

diri untuk bisa berbaur dengan mereka akhirnya bisa juga

melawasan kecemasan itu” 24

24 Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 21 Juli 2020 pukul

11.30 WIB di DM Instagram

Page 101: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

88

“baik, dan biasa saja sama seperti ketemu orang chinise

lainnya sapa laki laki dengan panggilan ko dan perempuan

dengan panggilan ci”25

“yaa.. canggung engga, terbuka, salam kabar, malu malu,

lama lama malu maluin” 26

Sebuah prespektif mengenai semua anggota dalam

komunitas adalah satu saudara atau keluarga menurut pandangan

penulis juga berdasarkan hasil observasi dan wawancara itu

berkaitan dengan sejarah komunitas itu sendiri, yakni dahulu para

pendiri komunitas Gie Say melakukan janji persaudaraan atau

sumpah setia yang bermaksud semua anggota dalam komunitas

adalah satu saudara, para pendiri terdahulu membuat kesepakatan

itu dengan sebuah ritual meneteskan darah masing masing

anggota pada saat itu kemudian di taruh di sebuah mangkok,

setelah darah terkumpul kemudian di minum bersama sama. Itu

dilakukan sebagai wujud janji setia persaudaraan sesama anggota.

Menurut pandangan penulis pola pikir itulah yang senantiasa

dibudakaan anggota Gie Say dalam melihat perbedaan budaya

bahkan agama antar sesama anggota di komunitas.27

Terkait dengan isi pesan yang sering ungkapkan adalah

tentang sejarah komunitas persaudaraan Gie Say, kemudian

tentang barongsay, tentang perlombaan barongsay, hingga

percakapan santai tentang liburan, ini menandakan bahwa

hubungan mereka sudah sangat dekat. Kemudian disaat waktu

25 Wawancara bersama Nico Sebastian tanggal 11 Agustus 2020 pukul

17.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

26

Wawancara bersama Ko Deni Herwanto tanggal 11 Agustus 2020

pukul 18.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

27

Wawancara penulis bersama Ko Sabar Darmawan, 11 Agustus pukul

16.50 WIB , Sekretariat komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 102: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

89

senggang mereka juga melakukan atraksi kolaborasi antara

budaya Sunda (pencak silat) dan budaya Tionghoa (barongsay).

Jelas disini terlihat kerukunan anggota budaya antara etnis

Tionghoa dan etnis Sunda.

“Makan bareng, ka mall , tempat wisata dll”28

Hal serupa juga di ungkapkan oleh ko Rendri ,

“Ngobrolin masa lampau, yang senior cerita ke yang junior

pengalaman tentang gis say, latihannya harus ditingkatkan

lagi, makan makan masak”29

“Banyak bidang bidang , senam, liong, latihan barong samsi,

kalau ada waktu senggang ngobrol. Kalau lagi serius serius,

kalau lagi becanda becanda kekeluargaan nya lebih terasa”30

Berikut penulis tambahkan foto kegaitan makan bersama etnis

Tionghoa dengan salah satu anggota Gie Say Sunda Muslim yang

bernama Muhammad Yusup Ihsan,

Gambar 4.3

Sumber : Dokumentasi Perjuangan Utomo Putra

28 Wawancara bersama Ko Putra tanggal 11 Agustus 2020 pukul 16.30

WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

29

Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

30

Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 103: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

90

Selain itu ada juga dokumentasi lainnya tetang hubungan

komunikasi budaya etnis Sunda dan Tionghoa yang penulis

temukan di media sosial Facebook milik Muhammad Yusup

Ihsan dengan komentar nya,

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Sumber : Linimasa Facebook Muhammad Yusuf Ihsan

Dalam gambar tersebut terlihat ko Rendri (Informan Etnis

Tionghoa) bersama salah satu anggota Gie Sayber etnis Sunda

yang bernama Muhammad Yusuf Ihsan, dengan Caption “ini

kami hidup apa adanya tanpa kemewahan tapi bahagia /m/”

seolah menunjukkan bahwa di antara mereka tidak ada sama

sekali terlintas perbedaan agama, dan etnis atau budaya.

Selain itu mereka juga melakukan interaksi komunikasi

melalui media sosial yaitu grup WhatsApp, disana mereka saling

berinteraksi dengan harmonis, tanpa ada yang mendominasi baik

etnis Tionghoa maupun Sunda. Mereka juga melalukan interaksi

di kolom komentar Facebook dan Instagram dan terlihat begitu

interaktif.

Page 104: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

91

Gambar 4.6 Sumber : Screenshoot Grup WhatsApp Komunitas Gie Say (diambil

dari handphone Nico Sebastian)

Terlihat dari diskusi diatas sesama anggota Sunda dan etnis

Tionghoa begitu cair walaupun melalui media grup, Reyhan

Mahendra yang dalam kontak nya Nico dinamai Cilok itu terlihat

santai menanggapi gurauan dari anggota etnis Tionghoa yang

bernama ~Han itu.

Kemudian efek komunikasi budaya yang dihasilkan setelah

seringnya terjadi komunikasi antar etnis Tionghoa dan Sunda

adalah orang Tionghoa menjadi lebih terbuka dan lebih luwes

dalam berkomunikasi dengan orang Sunda, lebih banyak

mengerti tentang bahasa dan budaya Sunda sehingga secara

praktik dapat bermanfaat ketika orang Tionghoa tersebut

berkomunikasi dengan orang Sunda di luar anggota komunitas

yakni masyarakat sukabumi. Kemudian efek komunikasi yang

Page 105: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

92

dirasakan oleh orang Sunda setelah banyak melakukan interaksi

dengan orang Tionghoa adalah mereka lebih open minded dan

pola pikir mereka lebih terbuka budaya luar sehingga dapat lebih

menghargai perbedaan.

Sebagaimana dituturkan ole informan sebagai berikut,

“lebih bisa menerima perbedaan perbedaan yang ada

sehingga merubah pola pikir saya tentang perbedaan saya

jadi lebih menghargai pendapat orang lain. Kalau main lion

ga boleh egois. Harus sehati aja kompak.”31

“lebih open minded lebih bisa menghargai orang lain jadi

lebih bisa melihat dari sudut pandang orang lain itu

gimana”32

“jadi lebih belajar lagi, dari awalnnya nakal jadi lebih baik,

bicara yang senior gimna, sikap terbuka mencari jati diri” 33

“saling menghargai, menghormati sesama yang lain, jail jail

serius serius bisa menyesuaikan.”34

NO Bentuk

Komunikasi Etnis Tionghoa Etnis Sunda

1.

Komunikasi

Verbal (lisan dan

tulisan)

Menggunakan Bahasa

Indonesia dalam

berkomunikasi, untuk

menyampaikan

informasi, meluapkan

Menggunakan Bahasa

Indonesia dan Sunda

untuk menyampaikan

informasi, meluapkan

perasaan, dan

31 Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.30 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

32

Wawancara bersama Nico Sebastian tanggal 11 Agustus 2020 pukul

17.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

33

Wawancara bersama Ko Deni Herwanto tanggal 11 Agustus 2020

pukul 18.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

34

Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 106: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

93

perasaan, dan pemikiran.

Terkadang menggunakan

bahasa Sunda kasar

sebagai simbol atau

wujud keakraban.

Menggunakan pangilan

Ko untuk laki laki dan Ci

untuk perempuan

pemikiran,

Menggunakan pangilan

Ko untuk laki laki dan

Ci untuk perempuan

2. Komunikasi Non

Verbal

Senyum, tertawa,

mengerutkan kening saat

tidak mengerti bahasa

Sunda. Salam pertemuan

dengan mengepalkan

tangan kanan kemudian

tangan kanan dikepal

oleh tangan kiri dan

membungkukkan badan

Mengerutkan kening,

menggelengkan kepala.

Salam pertemuan

dengan merapatkan

kedua tangan dan

membungkukkan

badan.

3. Sikap yang

ditunjukkan

Bersikap terbuka, tidak

memandang aneh aneh

budaya asing (Sunda)

Terbuka, dan berusaha

berbaur.

4. Isi pesan dalam

komunikasi

Tentang sejarah komunitas Tionghoa (senior ke

junior), tentang barongsay, kehidupan sehari hari,

fun dan liburan.

5. Kegiatan yang

sering dilakukan

Latihan, kolaborasi budaya (pencak silat dan

barong), jalan jalan ke mall, dan temphat wisata

lainnya.

Page 107: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

94

6.

Media yang

digunakan untuk

komunikasi

Komunikasi tatap muka, media grup whatsApp,

facebook, dan Instagram.

7. Efek komunikasi Lebih terbuka, dan lebih

luwes.

Open minded, lebih

menghargai perbedaan.

Tabel 4.2

Tabel Pola Komunikasi Antar Pribadi Etnis Tionghoa dan Sunda

di Komunitas Persaudaraan Gie Say

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi

Antarbudaya Pada Komunitas Persaudaraan Gie Say

dan Solusinya.

1. Faktor Pendukung Komunikasi

Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung komunikasi

antar pribadi etnis Tionghoa dan etnis Sunda yaitu keterbukaan,

kesamaan hobi, Persamaan perspektif/cara pandang/pola pikir,

sering mengadakan pertemuan nonformal, dan juga mereka

mampu memahami kondisi kapan mereka harus serius ataupun

kapan mereka harus bercanda.

a. Keterbukaan

Keterbukaan merupakan awal dari kunci berhasilnya sebuah

komunikasi, sebagaimana hal ini dilakukan oleh etnis Tionghoa

dan etnis Sunda yang sama sama terbuka dalam menyambut

kehadirannya di komunitas. Sebagaimana diungkapkan :

“Keterbukaan, mereka kadang ketakutan pindah agama lah

enggak, justru agama saya silahkan jalankan. Ya masing

masing solat solat, silahkan masing masing makanya kita

mah mereka sebab akibat . tanam baik tumbuh baik. Jadi

Page 108: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

95

nggak kamu harus agama Budha jadi harus mempelajari

agama ini. Lebih rajin lebih bagus, Bercandanya juga mereka

tidak dibawa ke hati, udah jadi sodara sih maksudnya dalam

segi apapun menurut saya pribadi lebih terbuka aja. Malah

saya juga akrab sama orang tuanya kita juga datang ke

rumahnya Walaupun mereka asli totok”35

“Baik terbuka dengan senyum dan sedikit candaan jadi ya

lebih mudah berbaur. Sempat takut juga melihat barongnya

sampai nangis. Tapi karena niat yang kuat motivasi dalam

diri untuk bisa berbaur dengan mereka akhirnya bisa juga

melawasan kecemasan itu”36

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwasanya

senior dari etnis Tionghoa ketika menyambut anggotanya tidak

pernah dibiarkan begitu saja, tetapi diajak ngobrol dan dibuatnya

merasa nyaman. Hal lainnya juga diungkapkan serupa oleh ko

Rendri :

“Disini yang tua tua nya bisa ngikutin yang senior nya

terbuka sama anggota baru”37

b. Kesamaan Hobi dan Tujuan yang sama

Setelah dilakukan wawancara mendalam, unsur pendukung

komunikasi antar etnis Tionghoa dan Sunda adalah mereka

memiliki ketertarikan yang sama atau satu hobi, mereka sama

sama menyukai olahraga yakni gerakan gerakan beladiri kungfu

barongsay. Selain itu mereka juga meiliki tujuan yang sama yaitu

untuk berprestasi. Setelah diakuinya barong Saydi FOBI

35 Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

36

Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.30 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

37

Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 109: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

96

(Federasi Olahraga Barong SayIndonesia) mereka semakin

semangat untuk berprestasi di komunitas Persaudaraan Gie Say.

“sehobi dengan mereka, mau terbuka, ga membeda

bedakan”38

“sama sih sehobi, sama pengen sama sama berprestasi

juga” 39

c. Persamaan Pola Pikir/Perspektif

Dalam proses adaptasi dari Etnis Tionghoa maupun Etnis

Sunda sama sama memiliki pola pikir/perspektif yang sama,

sebagaimana di ungkapkan :

“baik, dan biasa saja sama kayak ketemu orang chinise

lainnya sapa ke laki laki dengan panggilan Ko dan

perempuan dengan panggilan Ci” 40

“biasa aja tidak berpikir aneh aneh, sudah seperti keluarga

sendiri”41

“menurut saya pribadi sangat berharga sekali ya buat

pribadi saya juga kebetulan mempelajari budaya ini mereka

juga pada nyari ayok pengen sama sama belajar”42

“saya pribadi ga pernah nanggepin perbedaan semua sama

cuma mungkin saya kadang ngerti kadang ga ngerti pakai

bahasa Sunda ga lancar, suka nanya nanya ini apa itu apa”43

38 Wawancara bersama Reyhan Mahendra tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.30 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

39

Wawancara bersama Ko Deni Herwanto tanggal 11 Agustus 2020

pukul 18.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

40

Wawancara bersama Nico Sebastian tanggal 17 Agustus 2020 pukul

19.00 WIB di Kedai Dapur Anugrah

41

Wawancara bersama Ko Putra tanggal 11 Agustus 2020 pukul 16.30

WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

42

Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

43

Wawancara bersama Ko Rendri Permana tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 110: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

97

“saya pribadi sih ga pernah diambil hati kalau dia mau a ya

a kalau dia mau b ya b kalau saya mah ga diambil pusing

woles saja santuy” 44

d. Sering Mengadakan Pertemuan Non Formal

Agar sebuah anggota bisa lebih akrab lagi antar anggota

yang lain juga, senior atau pengurus seringkali mengadakan acara

makan makan bersama sehingga mereka dapat saling bertukar

informasi yang lebih banyak lagi.

“karena sering kumpul jalan jalan, Makan bareng, ka mall ,

tempat wisata dll.”45

“suka kolaborasi, sempet kolaborasi sama budaya Sunda

pencak silat juga ada jadi bagus juga sih, ingin mendekatkan

dari yang namanya perbedaan saling menghargai”46

“bercandanya mereka tidak dibawa ke hati, udah jadi sodara

sih maksudnya dalam segi apapun menurut saya pribadi lebih

terbuka aja. Malah saya juga akrab sama orang tuanya kita

juga datang ke rumahnya, walaupun mereka asli Totok” 47

2. Faktor Penghambat Komunikasi dan Solusinya

Adapun faktor penghambat dalam komunikasi antar Etnis

Tionghoa dan Sunda adalah pada perbedaan Bahasa. Perbedaan

bahasa membuat mereka merasa kesulitan untuk melakukan

komunikasi yang lebih lanjut, terkadang salah mengartikan dan

terkadang juga salah menafsirkan. Kemudian untuk mengatasi itu

44 Wawancara bersama Ko Deni Herwanto tanggal 11 Agustus 2020

pukul 18.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

45

Wawancara bersama Ko Putra tanggal 11 Agustus 2020 pukul 16.30

WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

46

Wawancara bersama Ko Deni Herwanto tanggal 11 Agustus 2020

pukul 17.10 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

47

Wawancara bersama Ko Sabar Darmawan tanggal 11 Agustus 2020

pukul 16.50 WIB di Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Page 111: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

98

solusinya dengan cara bertanya langsung apa yang tidak di

mengerti ke budaya asing atau memilih menggunakan bahasa

utama (Indonesia).

NO Faktor Pendukung Faktor Penghambat dan

Solusinya

1. Keterbukaan Bahasa

Solusinya : dengan cara

bertanya langsung apa yang

tidak di mengerti ke budaya

asing atau memilih

menggunakan bahasa

utama (Indonesia).

2. Kesamaan hobi dan tujuan yang

sama

3. Persamaan persfektif/cara

pandang/pola pikir

4. Sering mengadakan pertemuan

nonformal

5. Mengerti kondisi

Tabel 4.3 Faktor pendukung dan faktor penghambat komunikasi

antarbudaya Etnis Tionghoa dan Sunda serta solusinya.

Page 112: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

99

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan

pendekatan Etnografi komunikasi dengan metode penlitian

kualitatif deskriptif, menurut penulis etnografi komunikasi

dengan kualitatif deskriptif saling mendukung dan berkaitan baik

dalam proses pengambilan data maupun teknis penyusunan nya.

Etnografi komunikasi merupakan sebuah pendekatan

penelitian dengan mendeskripsikan kegiatan atau pola prilaku

budaya dalam suatu masyarakat secara sistematis. Etnografi

merupakan ragam pemaparan penelitian budaya untuk memahami

cara orang orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena

teramati dalam kehidupan sehari hari. Etnografi lazimnya

bertujuan untuk menguraikan budaya tertentu secara holistik,

yaitu aspek budaya baik spiritual maupun material.1 Adapun

implementasi dari pendekatan Etnografi Komunikasi dalam

penelitian ini terwujud dalam rumusan masalah penelitian yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

Untuk mendapatkan data penulis menggunakan teori

Anxiety/Ancertainty Management (AUM) teori ini menjelaskan

bagaimana pengurangan kecemasan dan ketidakpastian seseorang

dalam komunikasi antar budaya dapat meningkatkan kualitas

komunikasi. Penulis memilih teori ini karena memang dimensi

atau aspek aspek dalam teori ini berhubungan dengan pendekatan

1 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 2012), h. 50-51

Page 113: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

100

penelitian tentunya rumusan masalah penulis dalam penelitian ini,

berikut aspek aspek dari penelitian ini berdasarkan teori

Anxiety/Ancertainty Management (AUM).

1. Diri dan Konsep Diri

Konsep diri ini bermakna seberapa bangga atau percaya

diri seorang anggota budaya ketika berkomunikasi dengan

orang asing, untuk itu penulis membuat pertanyaan sebagai

berikut :

a. Apa motivasi anda untuk bergabung di komunitas

Persaudaraan Gie Say?

b. Bagaimana perasaan atau kesan anda saat pertama kali

berkomunikasi dengan orang asing ?

2. Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing

Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing akan

mempengaruhi kualitas komunikasi atau pola komunikasi.

Dalam hal ini penulis ingin mengetahui faktor apa yang

membuat etnis Tionghoa termotivasi untuk berkomunikasi satu

sama lain dengan pertanyaan, bagaimana anda bisa termotivasi

untuk berkoomunikasi dengan mereka ? apa penyebabnya ?

3. Reaksi terhadap orang asing

Reaksi terhadap orang asing akan mempengaruhi seberapa

kuat motivasi seseorang dalam berkomunikasi. Dalam poin ini

penulis ingin mengetahui aspek verbal dan nonverbal ketika

etnis Tionghoa dan Sunda saling berkomunikasi dengan

membuat beberapa pertanyaan sebagai berikut:

Page 114: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

101

a. Saat pertama kali berkomunikasi dengan orang asing apa

yang pertama kali anda sampaikan/ tunjukkan

(verbal/nonverbal )?

b. Apa saja kegiatan yang anda lakukan ketika bekomunikasi

dengan orang asing ?

c. Adakah hal hal yang membuat anda tidak nyaman ketika

berkomunikasi dengan orang asing ?

d. Apabila anda tidak nyaman saat berkomunikasi dengan

orang asing bagaimana anda menujukan nya ?

4. Kategori sosial dari orang asing

Kategori sosial dalam poin ini yaitu pandangan atau

perspektif seseorang terhadap budaya asing. Pandangan atau

prespektif terhadap budaya asing yang memandang aneh aneh

atau unsur negatif tentunya akan mempengaruhi jalannya

komunikasi, untuk itu penulis ingin mengetahui :

a. Apa prespektif anda terhadap budaya orang asing?

b. Apakah anda mencari informasi terlebih dahulu sebelum

berkomunikasi dengan orang asing ? jika Ya, Jelaskan

dengan cara apa anda mencari Informasi.

5. Proses situasional

Proses situasional adalah bagaimana proses komunikasi

yang terjadi antar etnis etnis Tionghoa dan etnis Sunda.

Mengenai bahasa apa yang digunakan, melakukan apa saja dan

lainnya, berikut beberapa pertanyaannya :

a. Bagaimana anda menggunakan bahasa dengan orang

asing ?

Page 115: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

102

b. Berdasarkan pengalaman anda apa saja yang membuat

anda bisa lebih akrab dengan mereka ?

c. Apakah ada persamaan dan perbedaan prespektif (berbeda

prilaku/ sikap/ kepercayaan) dengan orang asing ?

d. Bagaimana/ apa saja persamaan dan perbedaan

kebudayaan mereka dengan anda ?

e. Apakah perbedaan itu menjadi penghambat dalam

interaksi mereka dengan anda ?

f. Bagaimana anda mengatasi perbedaan tersebut ?

6. Koneksi dengan orang asing

Poin terakhir ini adalah bagaimana etnis Tionghoa dan

Sunda melakukan komunikasi yang lebih lanjut apakah

melalui media sosial atau lainnya, untuk mengetahui seberapa

dekat hubungan komunikasi mereka, berikut pertanyaan nya :

a. Apakah anda melakukan komunikasi yang lebih lanjut

melalui media lain dengan orang asing (Tionghoa/Sunda)

seperti media sosial ? jika ya, sebutkan melalui media apa,

dan bagaimana caranya.

b. Adakah perubahan sikap setelah lama berkomunikasi

dengan orang asing ?

A. Analisis Proses Adaptasi Budaya etnis Tionghoa dan

Sunda di Komunitas Persaudaraan Gie Say

Menurut Gerungan adaptasi adalah penyesuaian diri

terhadap lingkungan. Penyesuaian diri berarti mengubah diri

Page 116: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

103

pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan atau bisa juga berarti

mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan yang diinginkan. 2

Proses adaptasi budaya menjadi hal utama dalam

terciptanya harmonisasi dalam sebuah komunitas budaya. jika

dalam awal proses adaptasinya dapat berjalan baik, maka dapat

dipastikan komunikasi antarbudaya dalam komunitas itu juga

akan berjalan baik kedepannya. Hasil dari proses adaptasi budaya

akan menentukan sebuah iklim dalam komunitas itu sendiri.

Sebagaimana penulis paparkan proses adaptasi budaya antar

etnis Tionghoa dan Sunda di komunitas Gie Say ini. Terdapat 5

Fase dalam proses adaptasi komunikasi antarbudaya diantaranya

fase perencanaan, fase bulan madu (honeymoon), fase frustasi

(frustration), fase penyesuaian ulang (redjusment), fase resolusi

(resolution).

1. Fase Perencanaan

Fase perencanaan adalah tahap ketika seseorang masih

berada pada kondisi asalnya dan menyiapkan segala sesuatu,

mulai dari ketahanan fisik sampai kepada mental, termasuk

kemampuan komunikasi yang dimiliki untuk dipersiapkan,

yang nantinya digunakan pada kehidupan barunya. 3

Dalam fase perencanaan ini, yang dilakukan etnis

Tionghoa adalah lebih memerhatikan kondisi lingkungan

sekitar masyarakat, sehingga ketika di komunitas sudah bisa

2 W.A. Gerungan 2004. Psikologi Sosial. (Bandung: PT Refika Aditama,

2004), h. 55

3 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).h. 375

Page 117: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

104

berkomunikasi dengan baik. Etnis Tionghoa dalam proses ini

juga memerhatikan sikap dan karakter anggota etnis sunda

sehingga tau bagaimana dia harus bersikap.

Kemudian dengan etnis Sunda juga demikian melakukan

proses perencanaan dengan mecari tahu kepada saudara nya

yang sesama etnis Tionghoa sehingga orang Sunda juga sudah

banyak tau melalui kerabat nya yang ber etnis Tionghoa, selain

itu etnis Sunda disini juga sudah sering melihat atraksi barong

sebelum gabung di komunitas sehingga lebih terbiasa.

Fase perencaan dalam tahap ini masing masing anggota

antar etnis sudah saling lebih mengenal kebudayaan asing nya

bagi mereka.

2. Fase Bulan Madu (honeymoon)

Fase bulan madu (honeymoon) Fase ini merupakan fase

seseorang telah berada di lingkungan barunya dan merasa

bahwa ia dapat menyesuaikan diri dengan budaya baru yang

menyenangkan karena penuh dengan orang-orang baru, serta

lingkungan dan situasi baru. Tahap ini adalah tahap seseorang

masih memiliki semangat dan rasa penasaran yang tinggi serta

menggebu-gebu dengan suasana baru yang akan dijalani.4

Dalam tahap ini etnis Tionghoa memberikan stimuli

kepada anggota etnis Sunda untuk bisa akrab dan berbaur

dengan mereka, etnis Tionghoa melakukan berbagai

pendekatan baik personal maupun secara kelompok sehingga

etnis Sunda merasa nyaman berkomunikasi dengan mereka.

4 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).h. 375

Page 118: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

105

Pada tahap ini etnis Tionghoa sangat terbuka dengan etnis

Sunda dan anggota etnis Sunda pun merasa nyaman dan dapat

menerima perbedaan budaya dalam komunitas.

3. Fase Frustasi (frustration)

fase frustasi (frustration) atau sebuah periode ketika daya

tarik akan hal-hal baru dari seseorang perlahan-lahan mulai

berubah menjadi rasa frustasi, bahkan permusuhan, ketika

terjadi perbedaan awal dalam hal bahasa, konsep, nilai-nilai

simbol-simbol yang familiar.5

Dalam fase ini etnis Tionghoa meskipun sduah terbiasa

mendengar Bahasa Sunda namun rupanya tidak semua

mengerti dan paham dengan Bahasa Sunda dalam hal kata

maupun makna nya terkadang perbedaan dialek juga membuat

makna kata berbeda. Kemudian dengan etnis Sunda yang

beragama Islam merasakan fase ini pada saat ritual

sembahyang dimana mereka dituntut untuk bersikap toleran

terhadap adat mereka.

4. Fase Penyesuaian Ulang (redjusment)

Fase penyesuaian ulang (readjustment) yaitu ketika

seseorang mulai menyelesaikan krisis yang dialami pada fase

frustasi. Penyelesaian ini ditandai dengan proses penyesuaian

ulang dari seseorang untuk mulai mencari cara, seperti

5 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).h. 375

Page 119: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

106

mempelajari bahasa, simbol-simbol yang dipakai, dan budaya

dari penduduk setempat.6

Etnis Tionghoa yang terkadang kesulitan mempelajari

Bahasa Sunda menengahi nya dengan bertanya menggunakan

bahasa Indonesia, sehingga perkara mengenai perbedaan

bahasa disini tidak telalu menjadi penghambat yang besar.

Sedangkan etnis Sunda yang merasa Frustasi dengan

perbedaan adat dalam hal kepercaayn itu pun memutuskan

untuk lebih mendukung dan menghormati budaya adat di

komunitas dengan tanpa meyangkut pautkan dengan agama.

5. Fase Resolusi (resolution)

Fase resolusi (resolution) atau tahap terakhir dari proses

adaptasi budaya. Tahap ini berupa jalan terakhir yang diambil

seseorang sebagai jalan keluar dari ketidaknyamanan yang

dirasakannya.7

Ada dua karakter etnis Tionghoa yang mengalami fase ini,

diantaranya :

a. Lebih memilih untuk mengangguk saja dan berusaha

menghindar tidak berkomunikasi,

b. Anggota etnis Tionghoa lebih sering menggunakan bahasa

Sunda dalam kehidupan sehari harinya, hingga dialek atau

nada bicara nya mengikuti.

Sedangkan Etnis Sunda dalam fase ini adalah

mempraktikan Bahasa Mandarin dalam bentuk salam sapa, dan

6 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).h. 375

7 Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P, .Komunikasi dan Perilaku Manusia.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013).h. 375

Page 120: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

107

menggunakan panggilan ko untuk anggota laki laki di

komunitas dan panggilan untuk perempuan di anggota

komunitas.

Tercapainya adaptasi antar budaya yang maksimal adalah

ketika masing-masing individu pendatang dan individu budaya

setempat saling menerima budaya mereka satu sama lain.

B. Analisis Pola Komunikasi Antar Pribadi pada Anggota

Komunitas Persaudaraan Gie Say Sukabumi

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang

dilakukan dengan akrab dan sangat mengenal antara orang orang

yang di dalamnya terbatas dan kecil, yang mana diantaranya lebih

saling kenal mengenal.8

Devito mengungkapkan ada beberapa elemen dalam

komunkasi antar Pribadi diantara nya Sumber-Penerima (Source-

Receiver), Encoding-decoding, Kompetensi, Pesan,

Channel (saluran), Noise (gangguan), Konteks, Effects (akibat),

Etika. 9

Berdasarkan elemen menurut Devito diatas, penulis akan

mengklasifikasikan beberapa bentuk komunikasi yang terjadi di

komunitas Persaudaraan Gie Say antar etnis Tionghoa dan Sunda.

Berikut beberapa bentuk komunikasi yang terjadi :

8 Silvia Hanani, Komunikasi Antarpribadi Teori dan Praktik,

(Yogyakarta : Ar-Ruz Media, 2017) , h. 16

9 Diodiputra, Apa Saja Unsusr Unsur dari Komunikasi Interpersonal?,

Dictio, https://www.dictio.id/t/apa-saja-unsur-unsur-dari-komunikasi-

interpersonal/16241, ditulis pada 1 Desember 2019 diakses pada 3 September

2020.

Page 121: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

108

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal yang terjadi antar etnis Tionghoa dan

Sunda di Sukabumi adalah mereka menggunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa utama ketika berkomunikasi namun

mereka juga sering menggunakan Bahasa Mandarin mereka juga

menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa kedua, karena

memang kondisi lingkungan yang menggunakan bahasa Sunda,

meskipun tidak semua kata bisa di mengerti oleh anggota etnis

Tionghoa.

Meskipun begitu tidak jarang orang Tionghoa yang

bercanda dengan orang Sunda menggunakan bahasa Sunda kasar

dan dijadikan bahan candaan bersama orang sunda itu sendiri,

keadaan ini membuat hubungan mereka semakin akrab. Orang

sunda pun sudah terbiasa dengan etnis Tionghoa yang sering

menyapa menggunakan bahasa Mandarin seperti Ni hao, Ni hao

Ma, dll.

Di komunitas, baik pada saat latihan, rapat maupun

pertemuan lainnya mereka mengunakan panggilan Ko untuk laki

laki dan panggilan Ci untuk perempuan meskipun di dalam nya

terdapat anggota dari budaya lain, namun nampaknya budaya

asing dapat menyesuaikan budaya dominan yang menjadi budaya

utama di komunitas ini.

2. Komunikasi Non Verbal

Bentuk komunikasi nonverbal antar etnis Tionghoa dan

Sunda di komunitas ini adalah pertama, ketika di awal pertemuan

mereka saling bertemu mereka menggunakan salam sapa yaitu

salam persaudaraan salam persaudaraan ini adalah etika salam di

Page 122: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

109

komunitas ini dengan mengepalkan tangan kanan kemudian

tangan kiri mengepal tangan kanan, di awal pertemuan mereka

seringkali melakukan salam persaudaraan meskipun dalam adat

sunda salam pertemuan adalah hanya merapatkan atau

menempelkan kedua telapak tangan di depan dada dan kemudian

bungkukkan, namun etnis Sunda disini menghargai budaya

komunitas dan menerimanya.

Selain itu, unsur komunikasi non verbal yang terjadi adalah

pada saat etnis Tionghoa maupun etnis sunda tidak mengerti

dalam hal perbedaan bahasa, etnis Tionghoa menunjukkannya

dengan tertawa, mengerutkan kening dan menggelengkan kepala

bahkan memilih diam pada saat tidak mengerti bahasa sunda.

Kemudian orang Sunda saat tidak mengerti Bahasa Mandarin

yaitu dengan cara mengeritkan kening dan menggelengkan

kepala.

Pengungkapan secara nonverbal sangat berguna dalam

penegasan penegasan, pengulangan, pengayaan, pengayaan atau

pelengkap, dan penyindiran dalam komunikasi kita sehari hari. 10

3. Sikap yang ditunjukkan

Sikap yang ditunjukkan oleh etnis Tionghoa adalah

terbuka karena mereka memiliki sebuah presprektif atau pola

pikir yang sama yakni mereka tidak memandang budaya asing itu

asing bagi mereka, mereka baik itu dari etnis Tionghoa maupun

Sunda tidak beranggapan aneh aneh terhadap budaya asing

10 Silfia Hanani, Komunikasi Antarpribadi Teori dan Praktik,

(Yogyakarta : A-Ruzz Media, 2017), h. 158

Page 123: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

110

meskipun pada hakikat nya mereka tetap waspada terhadap

perbedaan budaya diantara mereka dan kemudian menyesuaikan.

Adapun sikap yang di tunjukkan etnis Sunda adalah

ketertarikan dan rasa ingin tau yang tinggi terhadap budaya asing

(Tionghoa) mereka terbuka dengan segala perbedaan, baik itu

perbedaan prilaku, norma, maupun agama. Etnis Tionghoa tetap

menghargai dengan mengikuti segala bentuk kegiatan di

komunitas ini, hanya satu yang mereka jaga yaitu kepercayaan

agama nya.

4. Isi pesan dalam komunikasi

Isi pesan dalam komunikasi menunjukkan seberapa dekat

hubungan mereka di komunitas itu. pada saat pertama kali

anggota Sunda masuk komunitas ini, etnis Tionghoa cenderung

menjadi komunikator dan etnis Sunda sebagai komunikan. Pada

saat etnis Tionghoa memerankan tugas nya ia menjadi

komunikator yang berusaha membuat komunikan (etnis Sunda)

merasa nyaman. Pada saat etnis sunda sudah merasa nyaman

mereka berkomunikasi dengan baik tanpa ada yang mendominasi.

Adapun percakapan yang sering mereka meliputi sejarah

komunitas, sejarah barongsay, tentang perlombaan barongsay, dll.

Mereka memulai obrolan dengan hal hal yang berkaitan dengan

komunitas tetapi pada saat suasana komunikasi sudah mengalir

tak jarang mereka membicarakan hal hal yang berkaitan dengan

liburan, masak masak, tentang komunitas ikan,tempat wisata dll.

Menurut pandangan penulis isi pesan antar etnis Tionghoa

dan Sunda ini sudah termasuk dekat karena penulis juga

menemukan data di internet yang sudah penulis paparkan di bab

Page 124: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

111

sebelumnya terkait hubungan anggota Sunda dan Tionghoa yang

di posting di sosial media Facebook. Pada saat observasi, penulis

juga melihat komunikasi mereka lancar dan tidak kaku.

5. Kegiatan yang sering dilakukan

Poin ini juga penulis paparkan untuk melihat hubungan

antar etnis Tionghoa dan Sunda di Sukabumi. Adapun kegiatan

yang sering etnis Tionghoa dan Sunda lakukan di komunitas

adalah yang pertama tentunya latihan barong, kemudian bercerita

tentang barongsay, dan kegiatan lain seperti liburan, makan

makan, jalan jalan ke Mall, hingga kolaborasi budaya.

Mereka pernah melakukan kolaborasi budaya antar

budaya Sunda dan Tionghoa pada saat itu etnis Sunda dengan

budayanya yaitu pencak silat dan etnis Tionghoa dengan

barongsay itu sendiri. kegiatan mereka lakukan ini mencerminkan

sikap saling mendukung antarbudaya.

6. Media yang digunakan

Untuk media komunikasi mereka tidak hanya secara

langsung bertatap muka di komunitas mereka juga melakukan

komunikasi di media sosial atau di grup WhatsApp. Di media

sosial seperti Facebook dan Instagram mereka lebih sering

berkomunikasi di kolom komentar.

Jika dalam pertemuan langsung mereka dapat

menghindari konflik dan hambatan budaya, maka komunikasi

antarbudaya melalui media juga dapat lebih meminimalisir

terjadinya konflik. Karena dapat lebih berhati hati karena sifat

media dengan jarak yang tidak mengharuskan memberikan

feedback secara langsung.

Page 125: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

112

7. Efek komunikasi

Efek komunikasi yang dimaksud dalam poin ini adalah

sebuah sikap atau prilaku yang berubah dari masing individu

budaya setelah melalui proses komunikasi bersama orang asing.

Adapun sikap orang Tionghoa setelah lama berkomunikasi

dengan orang Sunda di komunitas adalah lebih terbuka dan lebih

luwes menerima budaya Sunda, mereka lebih mudah berbaur

dengan masyarakat.

Sedangkan perubahan sikap etnis Sunda setelah lama

berkomunikasi dengan orang Tionghoa adalah lebih Openminded

dan bisa lebih menghargai perbedaan. Setelah beberapa konflik di

komunitas yang berkaitan dengan agama anggota etnis Sunda

bisa lebih luas menerima perbedaaan dan menyadari bagaimana

ia harus bersikap dan menghargai adat dan perbedaan tersebut.

Berdasarkan pemaparan penulis mengenai proses adaptasi

dan pola komunikasi Etnis Tionghoa dan Sunda di Komunitas

Persaudaraan Gie Say Kota Sukabumi maka penulis menemukan

sebuah fakta bahwa ada beberapa budaya dari Sunda maupun

budaya Tionghoa yang mengalami perubahan atau pun

pergeseran. Beberapa budayanya yaitu :

a. Bentuk Salam Sapa

Etnis Sunda yang sudah terbiasa melakukan salam dengan

merapatkan kedua telapak tangan di depan dada kemudian

membungkukkan sedikit badan, ketika di komunitas etnis

Sunda harus menggunakan salam persaudaraan. Yakni

dengan cara mengepalkan tangan kanan dan tangan kiri

mengepal tangan kanan di depan dada kemudian

Page 126: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

113

membungkukkan badan. Hal ini menjadi wajar karena

memang budaya di komunitas yang mengharuskan anggota

etnis Sunda menghargai apa yang menjadi budaya dominan.

b. Bahasa

Untuk bahasa utama di komunitas Gie Say menggunakan

Bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Bahasa Mandarin yang

seharusnya menjadi bahasa utama sebagai budaya dominan di

komunitas ini sudah tidak lagi digunakan. Bahasa Mandarin

hanya di gunakan untuk istilah tertantu saja missal nama

komunitas juga berbahasa Mandarin, salam Sapa Ni Hau, Ni

Hau Ma sebagai formalitas di budaya ini itu masih sering

digunakan oleh orang Tionghoa maupun Orang Sunda di

Komunitas ini.

Panggilan nama pun etnis sunda di komunitas ini

menggunakan istilah Ci untuk Perempuan dan Ko untuk laki

laki. Istilah Akang dan teteh di komunitas ini tidak

digunakan.

c. Budaya makan

Pada saat kumpul dan makan bersama terlihat budaya Sunda

yang seringkali makan menggunakan tangan dan piring

berbeda dengan etnis Tionghoa yang makan nya

menggunakan sumplit dan mangkuk. Dalam perbedaan ini

etnis Sunda menghargai dan menjadikannya sebagai wawasan

baru dan ini menjadi corak perbedaan kebudayaan Tionghoa

dan Sunda tidak mengharuskan untuk etnis Sunda dan yang

lainnya mengikuti budaya ini.

Page 127: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

114

d. Kepercayaan

Etnis Tionghoa dan Sunda memiliki latar kepercayaan yang

berbeda namun sama sama tidak saling mempengaruhi.

Kepercayaan etnis dominan tidak memaksakan untuk gabung

dan pindahg kepercayaan kepada anggota yang berbeda

agama. Namun tetap harus menghomati budaya dominan.

Seperti misalnya pada saat acara ritual sembahyang

barongsay dimana ritual ibadah nya itu menggunakan

kepercayaan agama Budha (budaya dominan) maka etnis

Sunda harus menghargai dan mengikuti kepercayaan atau

ritual ibadah budaya dominan tersebut.

Beberapa poin di atas terbentuk tidak lain karena proses

faktor pendukung dan penghambat yang terjadi dalam komunitas

yang telah penulis paparkan di Bab Sebelumnya seperti saling

menghargai dan menghormati, keterbukaan antar masing masing

anggota budaya, dan dapat meminimalisir atau tidak membesar

besarkan sebuah konflik. Berikut penulis rangkum hasil dari

penelitian ini yang menyangkut proses adaptasi budaya dan pola

komunikasi antarbudaya etnis Tionghoa dan Sunda sebagai

berikut :

Page 128: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

115

No Etnis Budaya

Yang Hilang

Budaya Yang

Bertahan

Nilai Dakwah

dalam

Penulisan

1. Tionghoa

Bahasa

Mandarin

Sebagai

bahasa utama

etnis

Tionghoa

Bentuk

komunikasi

Salam Sapa,

Budaya Makan,

kepercayaan,

kata panggilan

orang kedua

Cici dan Koko

Nilai Nilai

Toleransi yang

ditunjukan

oleh Etnis

Tionghoa dan

Sunda seperti

Keterbukaan,

saling

Menghormati

dan

Menghargai

(Q.S Al-

Hujarat : 13)

2. Sunda

Bentuk

komunikasi

Salam Sapa,

kata

panggilan

orang kedua

akang teteh

menjadi Cici

dan Koko

Bahasa Sunda

sebagai bahasa

sehari hari,

Budaya Makan,

Kepecayaan.

Page 129: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

116

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan Kajian teoritis, hasil temuan data dan

pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses adaptasi budaya yang terjadi di komunitas

Persaudaraan Gie Say adalah, fase perencanaan, fase bulan

madu (honeymoon), fase frustasi (frustation), fase

penyesuaian ulang (redjustment), dan fase resulusi

(resolution).

2. Pola komunikasi antar pribadi yang terjadi di komunitas

Persaudaraan Gie Say meliputi aspek komunikasi verbal,

komunikasi non verbal, sikap yang ditunjukkan, isi pesan

dalam komunikasi, kegiatan yang sering dilakukan, media

yang digunakan, serta efek komunikasi nya seperti apa.

3. Dari proses adaptasi dan dan pola komunikasi etnis Tionghoa

dan Sunda dapat diketahui bahwa ada beberapa budaya yang

hilang dan budaya yang masih bertahan dari masing masing

etnis di komunitas ini. Adapun budaya etnis Tionghoa yang

masih bertahan adalah Bentuk komunikasi Salam Sapa,

Budaya Makan, kepercayaan, kata panggilan orang kedua

yaitu Cici dan Koko, sedangkan budaya etnis Sunda yang

masih bertahan adalah Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari

hari, Budaya Makan, Kepercayaan. Kemudian budaya etnis

Tionghoa yang hilang adalah Bahasa Mandarin Sebagai

bahasa utama etnis Tionghoa, sedangkan etnis Sunda Bentuk

Page 130: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

117

komunikasi Salam Sapa, kata panggilan orang kedua akang

teteh menjadi Cici dan Koko

4. Beberapa Faktor perubahan budaya tersebut di pengaruhi oleh

faktor pendukung dan penghambat nya yaitu sebagai berikut

keterbukaan, kesamaan hobi dan tujuan, persamaan

perspektif/cara pandang/ pola pikir, sering mengadakan

pertemuan non formal, serta saling mengerti kondisi dan

situasi. Serta faktor penghambatnya adalah Bahasa.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Penulis menyetujui dengan teori Anxiety/Uncertanity

Management (AUM) bahwasanya semakin rendah nya tingkat

kecemasan dan ketidakpastian seseorang dalam komunikasi

antarbudaya akan membuat komunikasi lebih harmonis dan

berjalan baik. Dapat terlihat dari proses adaptasi dan pola

komunikasi antar pribadi etnis Tionghoa dan Sunda yang

telah penulis paparkan dalam bab bab sebelumnya.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai rujukan untuk

Universitas dan komunitas Persaudaraan Gie Say , serta

menambah pengetahuan dan wawasan untuk masyarakat

dalam pengembangan prilaku komunikasi antarbudaya.

C. Saran

1. Untuk Komunitas Persaudaraan Gie Say

Dalam rangka memperluas dan mengenalkan lagi nama

komunitas Persaudaraan Gie Say di Sukabumi kiranya dapat

Page 131: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

118

memasifkan kembali sebaran sebaran kegiatan komunitas Gie

Say di media sosial, sehingga akan lebih banyak masyarakat

sunda yang lebih mengenal komunitas Persaudaraan Gie Say

yang sangat berperan sebagai identitas budaya Tionghoa yang

unggul di kota Sukabumi.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Komunitas ini menurut pandangan peneliti unik untuk

dikaji namun selain komunikasi antarbudaya, komunikasi

agama juga menarik untuk dikaji. Sehingga penulis

menyarankan untuk peneliti selanjutnya mengkaji ranah

komunikasi antar agama dan budaya.

Page 132: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

119

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Ahmad Sutra Rustan, d. N. (2017). Pengantar Ilmu Komunikasi.

Yogyakarta: DeePublish.

Akbar, H. U. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Aminuddin. (2000). Sosiologi : Suatu Pengenalan Awal. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.

Buku Peringatan 100 Tahun Vihara Widhi Sakti Kelenteng Bie

Han Khong. (2012). Sukabumi.

Bungin, B. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup.

Cangara, H. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Radja Grafindo Persada.

Clifford Geertz, M. (1986). Dinamika Sosial Sebuah Kota di

Jawa. Jakarta: Pustaka Grafiti Pers.

Dedi Mulyana, J. R. (2005). Komunikasi Antarbudaya. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Djamarah. (2004). Pola Komunikasi Orangtua dan Anak Dalam

Keluarga. Jakarta: PT. Renaka Cipta.

Effendi, O. U. (2007). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Endraswara, S. (2012). Metodologi Penelitian Kebudayaan .

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Page 133: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

120

Gerungan, W. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Reflika

Aditama.

Haviland, W. A. (1985). Antropologi, Jilid 1 . Jakarta: Erlangga.

Herdiansyah, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Salemba Humanika.

Juddi, M. F. (2019). Komunikasi Budaya dan Dokumrntasi

Kontemporer. Bandung: Unpad Publisher.

Kebudayaan, D. P. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Keesing, R. M. (1989). Antropologi Budaya, Suatu Prespektif

Kontemporer, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. (1993). Kebudayaan Mentalitas dan

Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Liliweri, A. (2004). Dasar Dasar Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Liliweri, A. (2009). Makna Budaya Dalam Komunikasi

Antarbudaya. Yogyakarta: Pt. LKis Prinitng Cemerlang.

Muhammad, A. (1995). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Remadja Rosda Karya.

Nasrullah, R. (2018). Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya

Siber. Jakarta: Prenada Media Group.

Nasution, Z. (1993). Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Nursalam. (2008). Konsep dan Metode Kepperawatan. Jakarta:

Penerbit Salemba.

Page 134: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

121

Nuruddin. (2008). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT.

Rdja Grafindo Persada.

Philep M. Regar, E. K. (2014). Pola Komunikasi Antarbudaya

dan Identitas Etnik. Jurnal Acta Diuma.

Ruliana, P. (2004). Komunikasi Organisasi Teori dan Studi

Kasus. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.

Setiawan, A. A. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi:

Jejak Publisher.

Shoelhi, M. (2015). Komunikasi Lintas Budaya Dalam Dinamika.

Bandung: Simboisa Rekatama Media.

Sihabudin, A. (2013). Komunikasi Antarbudaya Satu Perspeltif

Multi dimensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi (Judul Asli the Etnografi

Interview). Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2020). Buku Ajar Teori Teori Komunikasi.

Yogyakarta: Deepublish.

Widiawati, N. (2020). Metodologi Penelitian : Komunikasi

Penyiaran Islam. Tasikmalaya: Edu Publisher

JURNAL

Iswatiningsih, D. (n.d.). Etnografi Komunikasi : Sebuah

Pendekatan Dalam Mengkaji Masyarakat Tutur

Perempuan Jawa. SEMINAR NASIONAL PRASASTI

(Pragmatik: Sastra dan Linguistik) , 38.

Page 135: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

122

Oktolina Simatupang, L. A. (2015). Gaya Berkomunikasi dan

Adaptasi Budaya Mahasiswa Batak di Yogyakarta. Jurnal

Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015,

321.

Pengertian Pola. (2020, 04 14). Retrieved 03 03, 2020, from

Wikipedia Ensiklopedia Bebas:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pola

Utami, L. S. (2015). Teori Teori Adaptasi Antarbudaya. Jurnal

Komunikasi ISSN 2085-1979 Vol. 7, No. 2, Desember

2015, 186.

INTERNET

(2009, 04 11). Retrieved 07 22, 2020, from Deskripsi Grup

Facebook: https://facebook.com/groups/giesay/about

Azanella, L. A. (2019, 03 30). CEK FAKTA : Jokowi Sebut ada

714 Suku dan 1001 Bahasa di Indonesia. Retrieved 07 12,

2020, from Kompas.com:

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/30/21441421/c

ek-fakta-jokowi-sebut-ada-714-suku-dan-1001-bahasa-di-

indonesia.

Diodiputra. (2019, Desember 1). Apa Saja Unsur Unsur dari

Komunikasi Interpersonal. Retrieved September 03, 2020,

from Dictio: https://www.dictio.id/t/apa-saja-unsur-unsur-

dari-komunikasi-interpersonal/16241

Pengertian dan Jenis Jenis Komunitas Menurut Ahli. (n.d.).

Retrieved Agustus 2, 2020, from Binus University

Community Development Academic:

https://comdev.binus.ac.id/pengertian-dan-jenis-jenis-

komunitas-menurut-

ahli/#:~:text=Menurut%20McMillan%20dan%20Chavis%

Page 136: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

123

20(1986,berkomitmen%20untuk%20terus%20bersama%2

Dsama.

Prakosa, A. (2007, Desember 26). Teori Komunikasi Antar

Budaya. Retrieved Agustus 25, 2020, from Komunikasi:

http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-

antarbudaya.html

Satria, B. (2017, Agustus 2). Apa Yang dimaksud dengan teori

kecemasan dan ketidakpastian Anxienty/Uncertainty

Management Theory? Retrieved Agustus 25, 2020, from

Dictio: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-

dengan-teori-pengelolaan-kecemasan-ketidakpastian-

anxiety-uncertainty-management-theory/8925

Tionghoa.Info. (2017, 8 17). Simak 6 Fakta Seru Mengenai

Barongsai a.k.a Tarian Singa di Indonesia! Retrieved 8

15, 2020, from Tionghoa.Info:

https://www.tionghoa.info/simak-6-fakta-seru-mengenai-

barongsai-a-k-a-tarian-singa-di-indonesia/

Welianto, A. (2020, 02 06). Kasus Kekerasan yang dipicu

Masalah Keberagaman di Indonesia. Retrieved 07 12,

2020, from Kompas.com:

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/1900005

69/kasus-kekerasan-yang-dipicu-masalah-keberagaman-

di-indonesia?page=all.

Windratie. (2015, Feberuari 18). Asal Usul Barongsay si

Pengusir Roh Jahat. Retrieved September 3, 2020, from

CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/gaya-

hidup/20150218122625-269-33073/asal-usul-barongsai-

si-pengusir-roh-jahat

Page 137: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

124

LAMPIRAN

Page 138: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

1. Lampiran. 1

Page 139: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Page 140: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

2. Lampiran.2

PEDOMAN OBSERVASI 1

Tanggal : Senin, 27 Januari 2020

Waktu : 10.00 WIB

TemPat : Vihara Widhi Sakti

Objek : Mengetahui lingkungan Sekretariat Komunitas

Persaudaraan Gie saya di Pecinan Sukabumi.

Pada tahap observasi pertama, penulis mencari beberapa

informasi terkait lokasi yang akan penulis datangi dengan cara

bertanya ke keluarga serta tetangga yang memiliki hubungan

dengan orang Tionghoa. Lokasi yang akan pertama kali penulis

kunjungi untuk observasi adalah Odeon, di Jl. Pajagalan No. 20.

Di Odeon inilah tempat komunitas persaudaraan gie say

tumbuh sejak 68 tahun lalu. Komunitas gie say bernaung di

sebuah Vihara, yaitu Vihara Widhi Sakti, sebuah tempat

peribadatan agama Budha. Adapun sekretariat komunitas

persaudaraan gie say sendiri tepat berada di samping Vihara

Widhi Sakti dengan gerbang merah dan lampion merah juga

sebagai identitas budaga Tionghoa.

Pada hari pertama observasi penulis tidak langsung

berkunjung ke sekretariat komunitas persaudaraan gie say, tetapi

penulis lebih ingin mengetahui kondisi dan situasi lingkungan

sekitarnya terlebih dahulu.

Saat penulis mulai memasuki lingkungan pecinan di

Sukabumi tersebut (Odeon), penulis menemukan bahwa disana

Page 141: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

banyak sekali warga Tionghoa yang membuka toko mulai dari

toko listrik, furniture rumah, ikan hias, dll. Di sekitar Vihara,

banyak kuliner dan jajanan yang penjual nya ga hanya Tionghoa

saja, tetapi juga orang Sunda ada beberapa yang jualan disana.

Namun sayang sekali dominan penjual disana tidak melebeli halal

dan non haram nya, sehingga sulit membedakan bagi warga

Sunda atau muslim yang baru pertama kali berkunjung kesana.

Kemudian dengan bismillah penulis mulai melangkahkan

kaki dan masuk ke Vihara Widhi Sakti dan di sambut oleh

penjaga Vihara Pa Oei Khing Hok yang sangat ramah sekali dan

terbuka menyambut saya.

Pada awalnya saya terkejut melihat lilin lilin yang besar

setinggi saya berada di hadapan saya, juga melihat patung patung

ibadah mereka, tetapi dengan hati lapang dan terbuka saya

berusaha terbuka dan tenang untuk mendapatkan informasi.

Disana Pa Oei Khing Hok menjelaskan bahwa disetiap hari

Minggu banyak orang yang datang ke Vihara untuk beribadah,

tidak hanya di hari minggu saja, tetapi di hari yg biasa juga

banyak orang yg melakukan ibadah. Bapak Ahmad Fahmi

Walikota Sukabumi juga sering berkunjung ke Vihara Widhi

Sakti. Ini merupakan wujud toleransi dari budaya Tionghoa juga

Pa Ahmad Fahmi sebagai Walikota Sukabumi.

Pa Oei Khing Hok Juga menjelaskan kegiatan ibadah agama

Budha kepada saya melalui handphone nya kegiatan ibadah

agama Budha di kota lain, karna pada saat itu lagi sedikit yang

berkunjung ke Vihara.

Page 142: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Kemudian Pa Oei Khing Hok juga menjelaskan bahwa

bulan depan kita akan adain Cap Go Meh yang sudah 8 tahun

vacuum, dan acara akan dibuat meriah, diluar Vihara juga terlihat

pengurus lilin mempersiapkan lilin lilin yg besar untuk

dinyalakan Pada acara Cap Go Meh, dan tentu salah satu yg

memeriahkan acara itu adalah barong gie say, senang bukan main

para anggota komunitas persaudaraan gie say bisa tampil di acara

Cap Go Meh yang sudah 8 tahun vacuum tersebut.

Pa Oei Khing Hok juga menuturkan bahwa di komunitas

persaudaraan gie say itu bukan hanya orang Tionghoa saja tapi

banyak orang Sunda, batak, jawa dll. Komunitas persaudaraan gie

say pada cap gomeh akan menampilkan atraksi barong gie say

itu dan barong liong.

Di akhir pertemuan Pada observasi hari ini adalah saya

dikasih oleh oleh buku ibadah agama budaya yg berjilid merah

dan berisikan nyanyian nyanyian agama Budha berbahasa

Mandarin dan bahasa Indonesia.

Kemudian di perjalanan pulang dengan arah yg berbeda

saya melihat ada sebuah masjid berdiri di belakang Vihara itu,

seketika saya berpikir bahwa ini merupakan wujud toleransi

sekali, yang mendirikan masjid itu merupakan muallaf Tionghoa.

Dan hidup rukun dikawasan pecinan Sukabumi (Odeon).

Page 143: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

PEDOMAN OBSERVASI 2

Tanggal : Selasa, 11 Agustus 2020

Waktu : 16.00 WIB

TemPat : Sekretariat komunitas persaudaraan gie say

Objek : Mengetahui proses komunikasi antar etnis

Tionghoa dan Sunda di Komunitas.

Setelah konsep penelitian rampung saya buat saya

memutuskan untuk mencari data langsung ke sekretariat

komunitas nya, diawali dari meminta izin terlebih dahulu melalui

chat di WhatsApp, ketua komunitas yang bernama ko Ciwih Pada

saat itu menerima saya untuk melakukan penelitian dan observasi

ke sekretariat nya, namun pada saat itu ia alihkan ke pengurus

nya karna kondisi yang sedang covid dan ketua komunitas betul

betul menjaga kesehatan tubuh dan menghindari covid nya.

Alhamdulillah saya disana diterima dengan sangat terbuka.

Awal mula saya memasuki ruangan gie say saya langsung

terpukai dengan ruangan nya, bau harum dupa di sekitar ruangan

nya seolah menambah ciri khas budaya peribadatan mereka,

disana terlihat sebuah barong gie say yang nampak sudah tua di

suguhi dupa dan minuman (air teh) rupa nya, setiap malam

kegiatan penyuguhan itu selalu dilakukan oleh pengurus

komunitas, sebagai wujud ritual ibadah mereka mereka terhadap

barong gie say (barong ritual). Di sekitar saya lihat juga banyak

foto foto dokumentasi sejarah mereka, ada foto salah satu pendiri

gie say juga namanya Bpk. A Cen, Ada juga tambur, tambur ialah

sebuah alat untuk musik gie say, kemudian ada juga 2 bendera gie

Page 144: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

say yg berbeda bentuk nya menandakan bahwa gie say ini yg

sudah 68 tahun usia nya sudah sangat Panjang melewati sejarah

hingga terjadi peralihan bentuk bendera. (Terlampir), saya juga

melihat ada 3 bentuk barong disana, yg pertama barong gie say

itu sendiri, yang kedua barong liong atau bisa di sebut barong

dragon (karna bentuk nya panjang mengerupai naga), yang ketiga

barong atraksi yang jumlah pemain nya sama seperti barong gie

say yaitu sekitar 2-3 orang.

Di hari pertemuan pertama itu saya disambut oleh ko Sabar,

ko Putra, dan ci Ira. Ko Sabar merupakan pelatih wushu dan

barong samsi, ko Putra sebagai pengurus sekretariat komunitas,

dan ci Ira selaku bendahara komunitas. ko Sabar menuturkan

kePpda saya dengan sejelas jelas nya tentang sejarah gie say, dan

apa itu barongsay, dengan sangat khusyuk saya memerhatikan

dan berusaha me record nya agar tak tertinggal satu informasi

pun, namun sayang sekali kondisi pada saat itu banyak bising

suara motor dan hujan sehingga suara rekaman tidak terlalu jelas,

Namun penulis tetap mengupayakan agar hasil record nya bisa

terdengar yaitu dengan sebuah aplikasi android yg berguna untuk

meninggikan suara audio.

Kemudian setelah ko Sabar menjelaskan Panjang lebar

tentang sejarah gie say ituu, datanglah Para anggota yang lainnya,

yaitu ko Rendri biasa di sebut ko dede, ko deni, rey, dan niko.

Mereka sangat menyambut saya dengan hangat tawa dan canda.

saya jadi merasa nyaman Pada saat itu dengan mereka, disini saya

menyimpulkan bahwa hal inilah yang mereka lakukan juga Pada

Page 145: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

anggota baru komunitas untuk bisa nyaman gabung di komunitas

persaudaraan gie say ini.

Ko Sabar adalah orang sunda beragama Islam dan sudah 20

tahun di komunitas gie say, ko Rendri juga sama sudah 20 tahun

di gie say namun dia keturunan Tionghoa asli dan beragama

Budha, kemudian ko Putra juga sama Tionghoa, Rey dan Niko

beragama Islam dan baru sekitar satu tahun gabung di komunitas.

Pada awal mereka bertemu mereka, salam sapa dengan

berjabatan tangan, saling senyum dan sapa, ada juga yang salam

pertemuan nya yaitu dengan salam persaudaraan, yaitu dengan

tangan kanan mengepal dan tangan kiri berdiri atau mengepal di

atas tangan kanan. Terkadang mereka juga salam sapa menyapa

dengan bahasa Mandarin seperti Ni Hao / Ni Hao Ma mereka

memanggil ko kepada laki laki atau ci kepada perempuan dalam

kondisi lain mereka juga memanggil nama langsung. Dalam hal

lain mereka juga bisa menyesuaikan keadaan seperti ke orang

Sunda memanggil akang atau teteh, tidak mesti di komunitas itu

memanggil dengan panggilan ko atau ci saja. Mereka sangat

terbuka dan saling berkomunikasi dengan baik.

Page 146: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

PEDOMAN OBSERVASI 3

Tanggal : Selasa, 18 agustus 2020

Waktu : 19.00 WIB

TemPat : Sekretariat komunitas persaudaraan gie say

Objek : Mengetahui ritual sembahyang barong gie say

dan pengaruhnya terhadap proses komunikasi.

Untuk observasi ketiga ini berbeda dari sebelumnya, penulis

ingin mengetahui tentang kebiasaan orang Tionghoa dalam

ibadah ritual nya yang melibatkan barong gie say untuk

disembahyangkan, sehingga penulis ingin tau apakah proses

ritual ini berpengaruh terhadap proses komunikasi antar Etnis

Tionghoa dan Sunda di komunitas persaudaraan gie say.

Penulis merasa heran mengapa barong gie say itu dilakukan

ritual ibadah atau kenapa di sembahyang kan. Padahal jika dilihat

dari sejarah barongsay nya itu tidak ada kaitan nya dengan

masalah kepercayaan atau keagamaan. Dan apakah ini ada

berpengaruh terhadap perbedaan kepercayaan dari sesama

anggota gie say yang tentunya akan mempengaruhi pola

komunikasi mereka.

Tepat di malam itu adalah tanggal 18 Agustus itu

merupakan malan awal bulan penanggalan Imlek atau biasa di

sebut Ce It. Malam dimana besok nya barong gie say di

sembahyang kan, mereka memang sudah biasa mempersiapkan

dupa, buah buahan, lilin dan air teh untuk disuguhkan di barong

ritual gie say itu. Kemudian besok pagi nya di penanggalan

pertama awal bulan Imlek akan di sembahyangkan.

Page 147: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Kemudian terjadinya komunikasi penulis bersama ko

Rendri yg merupakan orang kepercayaan ketua gie say di

komunitas, ko Rendri yang kini sebagai pelatih juga logistik

dalam struktur organisasi komunitas menjelaskan bahwa sanya

dari dulu turun temurun memang barong gie say di ritual

ibadahkan sudah kepercayaan warga Tionghoa sendiri seperti itu,

dan bukan hanya barong gie say saja yang diibadahi tetapi barong

barong lain yang baru masuk juga diibadahi untuk menghormati

barong sebelumnya.

Kemudian jika melirik hasil wawancara penulis di

instagram bersama salahsatu anggota gie say yang muslim konon

katanya barong gie say itu memiliki ruh. Karena berat barong gie

say itu sendiri sangat berat mencapai 30 kg, namun untuk

memudahkan di modifikasi lagi lah oleh pembuat nya sehingga

atau dibuatkan lagi yang baru menjadi yang lebih ringan, saat ini

barong gie say sendiri ada lima, tiga yang sudah jadi dan dua

disimpan dan sedang diperbaiki. Yang tiga itu berat salah satu

nya 18 kg, kemudian 7 kg total bersama baju jadi 12 kg,

kemudian mentok barong gie say itu 8 kg paling ringan, karena

memang dalam proses pembuatan nya barong itu sendiri bukan

dari bahan yg sembarangan tetapi dari bahan bahan yang kokoh

sehingga tahan dan kuat.

Kalau dibayangkan jika mengangkat barong gie say yang

seberat itu seperti sebuah ke niscayaan, bagaimana mungkin

seseorang bisa mengangkat beban seberat itu dengan memainkan

atraksi atraksi bela diri wushu dengan waktu yg tidak sebentar.

Makanya tidak heran jika salah satu anggota bilang bahwa barong

Page 148: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

itu setelah di ritual kan dan dimainkan sama yang ahli barong itu

menjadi terasa ringan.

Penulis juga bertanya apakah ada kaitan nya sama anggota

gie say yang berbeda agama, beliau ko Rendri menuturkan bahwa

ada anggota yang agama nya katolik dan kristen yang fanatik

terhadap barong gie say, sebenarnya orang yang beragama

Kristen tersebut ingin ikut komunitas gie say tanpa memerhatikan

perbedaan agama, namum orang Kristen tersebut tidak diizinkan

oleh pendeta nya untuk memegang dupa dan ikut barong gie say,

hingga akhirnya karna perbedaan pendapat itu anggota yg

beragama Kristen tersebut memilih untuk keluar darri komunitas.

Ada juga anggota muslim yang fanatik terhadap barong gie

say, persoalan mengenai ridak diizinkannya untuk gabung gie

say, namun anggota itu tetap ingin gabung di gie say dan

sembunyi sembunyi untuk latihan Padahal dari senior gie say pun

tidak memaksa kan. Dan tidak ada unsur saling mempengaruhi

untuk ikut agama Budha. Ya mereka sama prinsip dengan kita,

lakum diinukum waliyadiinn.

Dan sejauh inii konflik konflik soal fanatisme tadi tidak

berpengaruh terhadap pola komunikasi antar sesama anggota

komunitas, karna di komunitas gie say semua nya menjadi

menyatu satu saudara.

Page 149: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

3. Lampiran. 3

PEDOMAN WAWANCARA

Tanggal : 11 Agustus 2020

Tempat : Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Pukul : 16.45 - 18.30 WIB

Identitas Informan

Informan 1

Nama Lengkap : Perjuangan Utomo Putra

TTL : Bali, 31 Oktober 2000

Alamat : Jl. Pejagalan No.20

Agama : Budha

Status : Belum Menikah

Pekerjaan/Pendidikan : Pengurus Sekretariat Komunitas Gie Say

Sudah berapa lama di

komunitas : 3 Tahun

Bahasa sehari hari : Indonesia

Bahasa di komunitas : Indonesia, Mandarin

Media Sosial : Instagram :@perjuangan.utomo.putra31

: Facebook : Perjuangan Utomo Putra 31

Posisi di Komunitas : Anggota

Page 150: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Informan 2

Nama Lengkap : Sabar Darmawan

TTL : Sukabumi, 07 Agustus 1982

Alamat : Jl. Nyomplong Gg. Mahrif RT 03/03

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan/Pendidikan : Guru SD Budi Luhur Sukabumi

Sudah berapa lama di

komunitas : 20 Tahun

Bahasa sehari hari : Indonesia, Sunda

Bahasa di Komunitas : Indonesia, Sunda, Mandarin

Media Sosial : Instagram : sabardarma

: Facebook : Gybran Darmawan

Posisi di Komunitas : Pelatih Wushu dan Barong Samsi

Informan 3

Nama Lengkap : Rendri Permana

TTL : Sukabumi, 20 September 1994

Alamat : Jl. Pajagalan

Agama : Budha

Status : Sudah Menikah

Pekerjaan/Pendidikan : Wiraswasta

Sudah berapa lama di

komunitas : 20 Tahun

Bahasa sehari hari : Indonesia, Sunda

Bahasa di Komunitas : Indonesia, Sunda, Mandarin

Media Sosial : Instagram : rendry_permana

Page 151: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

: Facebook : Rendry Permana

Posisi di Komunitas : Pelatih, Logistik.

Informan 4

Nama Lengkap : Reyhan Mahendra

TTL : Sukabumi, 29 September 2003

Alamat : Jl. Kabandungan No. 1

Agama : Islam

Status : Pelajar

Pekerjaan/Pendidikan : SMAN 3 Kota Sukabumi

Sudah berapa lama di

komunitas : 1 Tahun

Bahasa sehari hari : Indonesia, Sunda

Bahasa di Komunitas : Indonesia, Sunda

Media Sosial : Instagram : @rey.danendara

: Facebook : rehankirito

Posisi di Komunitas : Anggota

Informan 5

Nama Lengkap : Nico Sebastian

TTL : Sukabumi, 24 Februari 2004

Alamat : Jl. Parigi No.55

Agama : Islam

Status : Pelajar

Pekerjaan/Pendidikan : SMA Mardi Yuana

Sudah berapa lama di

komunitas : 1 Tahun

Page 152: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Bahasa sehari hari : Indonesia, Sunda

Bahasa di Komunitas : Indonesia, Sunda

Media Sosial : Instagram : @Nico.sbstn

: Facebook : Nicosbstn

Posisi di Komunitas : Anggota

Informan 6

Nama Lengkap : Deni Herwanto

TTL : Sukabumi, 13 Desember 1995

Alamat : Jl. Parigi

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan/Pendidikan : Wiraswasta

Sudah berapa lama di

komunitas : 20 Tahun

Bahasa sehari hari : Indonesia, Sunda

Bahasa di Komunitas : Indonesia, Sunda

Media Sosial : Instagram : @denidraw

: Facebook : Deni Herwanto

Posisi di Komunitas : Pelatih, anggota

Page 153: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Pertanyaan Wawancara

c. Apa motivasi anda untuk bergabung di komunitas

Persaudaraan Gie Say?

Putra : Ingin memperdalam ilmu budaya Tionghoa,

seperti barong itu seperti apa, dan tradisi nya

bagaimana.

Sabar : Mempelajari budaya Tionghoa dan berolahraga.

Rendri : Mencari kekeluargaan, tali persaudaraan, dan

prestasi.

Rey : Karena hobi, dan dari kecil sudah sering lihat

barongsay sewaktu acara Cap Go Meh, jadi

penasaran aja sama budaya mereka.

Nico : Dari kecil sering liat Cap Go Meh, jadi suka dan

tertarik untuk gabung di komunitas nya.

Deni : Ingin melestarikan budaya etnis Tionghoa, pengen

menambah prestasi.

d. Bagaimana perasaan atau kesan anda saat pertama kali

berkomunikasi dengan orang (Tionghoa/Sunda) ?

Putra : Lumayan agak bingung ketika diajak berbicara

Bahasa Sunda, tapi sedikit sedikit paham.

Sabar : Kagok, karna saya dari Sunda begitu melihat

budaya Tionghoa lebih bersikap hati hati dengan

cara berusaha memahami lingkungan sekitar

bagaimana saya harus bersikap. Tapi dari orang

Tionghoa nya sendiri ga membeda bedakan mana

orang Sunda dan yang lainnya. welcome saja,

Page 154: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

saling menghargai. Pertama sedikit kaget juga

karna beda kan, canggung, tapi lama kelamaan

bisa cair juga.

Rendri : Seneng, bisa belajar Bahasa Sunda juga. Dan

orang Sunda nya enak enak.

Rey : Sama kayak Nico soalnya keluarga juga ada yang

chinesse. Kalau perasaan sih pertamanya malu,

beda gitu pergaulannya. Caranya dikenalin sama

keluarga yang orang cina. Dan diawal ketemu

mereka sikapnya Baik.

Nico : Kalau saya sih emang udah terbiasa dari kecil

jadi ya ga kaget, soalnya keluarga juga ada yang

keturunan orang chinese jadi emang udah biasa

aja.

Deni : Biasa aja sih, tidak terlalu memikirkan apa apa

yaa, lancar dan jalan saja komunikasinya karna

di Sukabumi juga sudah lama kan jadi sudah

terbiasa sama Bahasa Sunda. Saya berusaha

untuk menyesuaikan dan berusaha memahami

kebiasaan orang sunda.

e. Saat pertama kali berkomunikasi dengan orang

(Tionghoa/Sunda) apa yang pertama kali anda

sampaikan/ tunjukkan (verbal/nonverbal )?

Putra : Awal ketemu ya Salam sapa, kadang Bahasa

Sunda, atau juga Indonesaia.

Page 155: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Sabar : Memperkenalkan diri, baik baik dan respon nya

bagus kalau ketemu ucapkan salam, Ni hao ma, Ni

Hao.

Rendri : Kaget, ditambah lagi Bahasa Sunda sehari hari.

Rey : Baik dan terbuka mereka menyambut dengan

senyum dan sedikit candaan jadi ya lebih mudah

berbaur. Sempat takut juga melihat barongnya

sampai nangis. Tapi karena niat yang kuat

motivasi dalam diri untuk bisa berbaur dengan

mereka akhirnya bisa juga melawaan kecemasan

itu.

Nico : Baik, dan biasa saja sama kayak ketemu orang

chinese lainnya, sapa ke laki laki dengan

panggilan Ko dan perempuan dengan panggilan

Ci.

Deni : Yaa.. canggung engga, terbuka, salam kabar,

malu malu, lama lama malu maluin.

f. Bagaimana anda bisa termotivasi untuk berkomunikasi

dengan mereka? apa penyebabnya?.

Putra : Karna enak aja, bisa berkumpul kayak keluarga

sendiri.

Sabar : Karna ingin menambah wawasan tentang

kebudayaan Tiongkok.

Rendri : Karna Papah orang Jawa Barat, Sehari hari

Bahasa Sunda, jadi ingin lebih kenal dengan

budaya Sunda.

Page 156: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Rey : Karna ingin lebih tau budaya barongsay apa

artinya dan juga bagaimana kebudayaannya.

Nico : Agar bisa lebih mengenal sudut pandang budaya

asing.

Deni : Karena pengen akrab, gak ada kejelekan, dan

saling menghargai satu sama lain.

g. Apa saja hal hal yang anda lakukan ketika

berkomunikasi dengan orang (Tionghoa/Sunda)?

Putra : Makan bareng, ke Mall , tempat wisata dll.

Sabar : Ngobrolin masa lampau, yang senior cerita ke

yang junior pengalaman tentang Gie Say,

latihannya harus ditingkatkan lagi, makan makan

dan masak bersama.

Rendri : Banyak bidang bidang , senam, latihan liong,

latihan barong samsi, kalau ada waktu senggang

ngobrol. Kalau lagi serius serius, kalau lagi

becanda, becanda kekeluargaan nya lebih terasa.

Rey : Ngobrol tentang sejarah Gie Say, Sekolah SMA

gimana, dll.

Nico : Bagi bagi cerita tentang sejarah Gie Say, Liburan,

pergi Cap Go Meh ke luar Kota.

Deni : Latihan, acara acara, dll.

h. Adakah hal hal yang membuat anda tidak nyaman ketika

berkomunikasi dengan orang (Tionghoa/Sunda)?

Putra : Tidak ada

Page 157: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Sabar : Tidak ada, malah sebaliknya disini kita

diperhatikan, mendatangkan tamu dari Malaysia,

dari Tiongkok,dan yang lainnya juga.

Rendri : Tidak ada

Rey : Tidak ada

Nico : Tidak ada

Deni : Engga ada sama sekali

i. Apa prespektif anda terhadap budaya

(Tionghoa/Sunda) ?

Putra : Biasa aja tidak berpikir aneh aneh, sudah seperti

keluarga sendiri.

Sabar : Mmenurut saya pribadi sangat berharga sekali ya

buat pribadi saya juga kebetulan mempelajari

budaya ini mereka juga pada nyari ayok pengen

sama sama belajar.

Rendri : pribadi ga pernah nanggepin peredaan semua

sama cuma mungkin saya kadang ngerti kadang

ga ngerti dan pakai bahasa sunda ga lancar, suka

nnanya nanya ini apa itu apa.

Rey : Seru, asyik, justru saya bisa mengetahui budaya

tionghoa dengan itu saya bisa sharing ke teman

teman saya yang juga orang sunda agar lebih

terbuka dengan budaya Tionghoa.

Nico : Keliatan nya seru, Asyik, bisa memiliki penikiran

yang luas.

Deni : Suka kolebs, sempet kolebs sama budaya Sunda

Page 158: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

pencak silat juga ada jadi bagus juga sih, ingin

mendekatkan dari yang namanya perbedaan

saling menghargai.

j. Apakah anda mencari informasi terlebih dahulu sebelum

berkomunikasi dengan orang (Tionghoa/Sunda) ? jika Ya,

Jelaskan dengan cara apa mencari Informasi.

Putra : Tidak, tapi langsung komunikasi karna ga ragu

juga sih dan langsung bisa cair.

Sabar : Enggak, dibawa sama orangtua kesini, pada hari

Minggu kesini langsung bertanya, boleh ga ikut

latihan disini. Mereka ga nanya orang Sunda atau

engga, serius pas saya nanya ada biaya nya pun

untuk masuk ga ada disini itu bentul betul gratis.

Tujuan utama nya mereka nyari persaudaraan

tidak ada biaya malah kita disini dapat ilmu

dalam segi olahraga, belajar organisasi. Terus

terang saya ngerti organisasi disini di Gie Say.

Mulai saya jadi anggota sampai di percaya jadi

pelatih.

Rendri : Tidak sih tapi lebih mengamati saudara dan

keluarga yang orang sunda nya, jadi lama lama

terbiasa.

Rey : Ada ke ko dede (Rendri) di DM Instagram ko

boleh ikut gie say ga, datang aja minggu latihan

aja disini berdua sama Nico. Kita pas masuk ga

ditanya dari suku mana agama nya apa, Cuma

Page 159: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

latihan hobi serius belajar disini.

Nico : Bertanya tentang komunitas di DM instagram

Deni : Di sekolah SD ada perkumpulan barongsai wajib

ikut karna udah ada di eskul sekolah. Jadi sudah

tau.

k. Bahasa apa yang anda gunakan ketika berkomunikasi

dengan orang (Tionghoa/Sunda)?

Putra : Indonesia, Sunda

Sabar : Indonesia, Sunda

Rendri : Indonesia, Sunda

Rey : Indonesia, Sunda

Nico : Indonesia, Sunda

Deni : Saya ngikutin sih, kadang belajar bahasa sunda

campur sih Indonesia juga iya.

l. Berdasarkan pengalaman anda apa saja yang membuat

anda bisa lebih akrab dengan mereka ?

Putra : Karena Sering kumpul jalan jalan

Sabar : Bercandanya mereka tidak dibawa ke hati, udah

jadi sodara sih maksudnya dalam segi apapun

menurut saya pribadi lebih terbuka aja. Malah

saya juga akrab sama orang tuanya kita juga

datang ke rumahnya. Walaupun mereka asli

Totok.

Rendri : Disini yang tua tua nya bisa ngikutin yang senior

nya terbuka sama anggota baru.

Page 160: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Rey : Sehobi dengan mereka, mau terbuka, ga membeda

bedakan.

Nico : Mereka terbuka dengan kita dan tidak membeda

bedakan.

Deni : Asyik dibwa becanda ga pundungan, ga dibawa

kehati, di bawa have fun aja.

m. Apakah ada persamaan dan perbedaan prespektif

(berbeda prilaku/ sikap/ kepercayaan) dengan orang

asing ?

Putra : Sama sama sih karena ketika di Gie Say

semuanya menyatu

Sabar : Persamaanya kalau misalnya ketemu suka sama

sama saling menyapa dan tanya kabar baik itu

pakai bahasa mandarin atau Bahasa Indonesia,

kalau perbedaan nya dalam segi bahasa dan

agama tapi tetap saling menghargai dan

menghormati.

Rendri : Iya ada dari segi karakter

Rey : Ada pasti, seperti beda agama, budaya

Nico : Dari fisik juga beda beda sih

Deni : Iya ada sih setiap orang orang punya ego masing

masing

n. Bagaimana/ apa saja persamaan dan perbedaan

kebudayaan mereka dengan anda ?

Putra : Bahasa ya yang paling menonjol karna sampai

Page 161: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

sekarang saya belum bisa bahasa Sunda

Sabar : Gaya bicara beda yang Tionghoa kadang panggil

loe gue, tapi kembali ke sifat orangnya masing

masing juga sih.

Rendri : Kalau di budaya Tionghoa sekali nya udah

kecewa sama seseorang itu ga akan di percaya

lagi, terus kalau minjemin uang ga akan berani

nagih sudah nganggap uang itu hilang, prinsip

orang Tionghoa kalau udah buka usaha, usaha itu

yang akan terus dijalankan meski lagi sepi

usahanya karna ga mau mulai lagi semuanya dari

nol lagi.

Rey : Mereka kalau makan di mangkok, kalau kita di

piring, terus kalau nyapa Ni hao, kalau makasih

Shie Shie

Nico : Kalau makan mie mereka seringnya pakai sumplit

Deni : Fisiknya sih, kalau Chinese kan putih dan juga

sipit.

o. Apakah perbedaan itu menjadi penghambat dalam

interaksi mereka dengan anda ?

Putra : Tidak

Sabar : Tidak

Rendri : Tidak

Rey : Tidak

Nico : Tidak

Deni : Tidak

Page 162: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

p. Bagaimana anda mengatasi perbedaan tersebut ?

Putra : Ya bertanya langsung kalau ga ngerti, tapi

kadang di iyain aja sih.

Sabar : Bersama saling bertanya, saling mempelajari,

pencak silat kolebs barongsay, budaya sunda dan

budaya tionghoa sama sama budaya yang di

sukabumi jalan bersama.

Rendri : Bertanya langsung maksud kata yang gak faham

Rey : Menerimanya dan jadi pengetahuan baru untuk

saya.

Nico : Lebih sering ngobrol dan saling ngasih wawasan.

Deni : Saya pribadi sih ga pernah diambil hati kalau dia

mau a ya a kalau dia mau b ya b kalau saya mah

ga diambil pusing woles saja santuy.

q. Apakah anda melakukan komunikasi yang lebih lanjut

melalui media lain dengan orang asing (Tionghoa/Sunda)

seperti media sosial ? jika ya, sebutkan melalui media

apa, dan bagaimana caranya.

Putra : Jarang sih, kalau iya pun paling di grup WA

Sabar : di Chat WhatsApp, dan grup nya juga.

Rendri : Di grup WA, Facebook sih, kalau di ig jarang

jarang

Rey : Ada di Instagram

Nico : Kalau saya di WA sama ko Dede dan lainnya juga

Deni : Ada, di dalam grup Wa, Ig, fb aktif di komunitas

Page 163: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

ikan , motor yang positif. Mereka juga tertarik.

Mereka juga oh iya bagus yaa.. malah ada satu

guru tadinya teman ada satu menarik sampai

ikutan gabung di komunitas.

r. Apakah ada perubahan prilaku setelah anda cukup lama

membangun komunikasi dengan mereka ? missal, cara

berbicara/cara pandang, dll.

Putra : Sering manggil teteh akang. Sering bilang teteh

atau akang ke orang sunda, kadang jadi agak

lebih luwes sama orang orang disini.

Sabar : Keterbukaan, mereka kadang ketakutan pindah

agama lah enggak, justru agama saya silahkan

jalankan. Ya masing masing solat solat, silahkan

masing masing makanya kit amah mereka sebab

akibat . tanam baik tumbuh baik. Jadi nggak kamu

harus agama budha jadi harus mempelajari

agama ini. Lebih rajin lebih bagus.

Rendri : Saling menghargai, menghormati sesama yang

lain, jail jail serius serius bisa menyesuaikan.

Rey : Lebih bisa menrima perbedaan perbedaan yang

ada sehingga merubah pola pikir saya tentang

perbedaan saya jadi lebih menghargai pendapat

Page 164: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Page 165: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

4. Lampiran.4

Foto Perubahan Bendera Gie Say sejak 20 Tahun yang lalu

Foto pengesahan Gie Say masuk FOBI Foto Medali dan Piagam Prestasi Gie Say

Page 166: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Dokumentasi Foto Komunitas Gie Say Tahun 1930 Pada saat

kegiatan sosial bantuan bencana alam Gunung Merapi

Dokumentasi Anggota Komunitas Gie Say Di Depan Vihara

Widhi Sakti

Page 167: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Foto penulis bersama anggota komunitas Gie Say saat Observasi

dan wawancara

Foto barong Gie Say saat akan di sembahyangkan Pada tanggal 1

pengganggalan Imlek (Ce It)

Page 168: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Foto Tambur yang dimainkan saat atrakri Barongsay

Foto tampak depan Sekretariat Komunitas Persaudaraan Gie Say

Sukabumi

Page 169: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS TIONGHOA DAN SUNDA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53319... · 2020. 11. 3. · bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan

Foto penulis bersama ko Sabar setelah Foto penulis bersama ko Rendri

pengesahan transkip wawancara setelah pengesahan transkip

wawancara dan observasi

Foto penulis saat observasi di Vihara Widhi Sakti Foto penulis bersama Ko Putra

saat wawancara