Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

28
Indra F. Soaleh [email protected] KABINET INDONESIA BERSATU II SBY 2009- 2014 Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI, Prof. Boediono secara resmi mengumumkan ada tiga puluh nama-nama menteri mencakup 34 menteri dan 3 pejabat negara setingkat menteri. Berikut ini profil singkat para menteri dan pejabat setingkat menteri yang telah resmi diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono : 1. Marsekal TNI (Pur) Djoko Suyanto Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 2 Desember 1950 ini menjabat Panglima TNI dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007. Pada Pilpres 2009, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono. Sebelum menjabat Panglima TNI, Djoko Suyanto adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI-AU). Ia merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia. Dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pimpinan SBY-Boediono, Djoko Suyanto menempati posisi Menko Polhukam. 2. Ir. M. Hatta Rajasa Pria kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, 18 Desember 1953 ini menjabat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dalam Kabinet Indonesia Bersatu I (KIB). Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan (2004-Mei 2007) dalam kabinet yang sama dan Menteri Riset dan Teknologi dalam Kabinet 1

Transcript of Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Page 1: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

KABINET INDONESIA BERSATU II SBY 2009-2014Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI, Prof.

Boediono secara resmi mengumumkan ada tiga puluh nama-nama menteri mencakup 34

menteri dan 3 pejabat negara setingkat menteri.

Berikut ini profil singkat para menteri dan pejabat setingkat menteri yang telah resmi

diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono :

1. Marsekal TNI (Pur) Djoko Suyanto Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 2

Desember 1950 ini menjabat Panglima TNI dari 13 Februari 2006 sampai 28

Desember 2007. Pada Pilpres 2009, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Tim

Kampanye SBY-Boediono. Sebelum menjabat Panglima TNI, Djoko Suyanto adalah

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI-AU). Ia merupakan Panglima TNI pertama

yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia. Dalam Kabinet

Indonesia Bersatu II pimpinan SBY-Boediono, Djoko Suyanto menempati posisi

Menko Polhukam.

2. Ir. M. Hatta Rajasa Pria kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, 18 Desember 1953

ini menjabat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dalam Kabinet Indonesia

Bersatu I (KIB). Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan

(2004-Mei 2007) dalam kabinet yang sama dan Menteri Riset dan Teknologi dalam

Kabinet Gotong Royong (2001-2004). Hatta Radjasa yang juga politisi dari Partai

Amanat Nasional (PAN) menempati posisi Menko Perekonomian pada Kabinet

Indonesia Bersatu II.

3. Agung Laksono Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar yang lahir di Semarang,

Jawa Tengah, 23 Maret 1949 ini adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode

2004-2009. Sebelumnya, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto di Kabinet

Pembangunan VII (1998-1999), Agung yang masih menjabat Ketua Umum PPK

Kosgoro 1957 sempat dipercaya menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga.

Agung Laksono menjadi Menko Kesra pada kabinet bentukan SBY periode 2009—

2014.

1

Page 2: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

4. Dr. Andi Alfian Mallarangeng Sebelum menjadi Juru Bicara Kepresidenan, Andi

yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963 itu dikenal sebagai

pengamat politik. Peraih gelar Doctor of Philosophy di bidang ilmu politik dari

Northern Illinois University (NIU), Amerika Serikat ini juga menjabat pemimpin

redaksi situs internet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Andi yang juga

anggota Tim Kampanye SBY-Boediono menempati posisi sebagai Menteri Negara

Pemuda dan Olah Raga.

5. Letjen TNI (Purn) Sudi Silalahi Salah satu orang kepercayaan Presiden SBY yang

lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara, 13 Juli 1949 ini adalah Sekretaris Kabinet

dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid satu (2004-2009). Anggota Tim Kampanye

SBY-Boediono ini adalah Sekretaris Menko Polkam, saat Yudhoyono sedang

menjabat sebagai Menko Polkam di bawah pemerintahan Megawati

Soekarnoputri. Sudi Silalahi menggantikan Hatta Rajasa sebagai Menteri Sekretaris

Negara (Mensesneg) pada kabinet mendatang.

6. Sri Mulyani Indrawati Sebelum menjabat Menteri Keuangan menggantikan Jusuf

Anwar pada Desember 2005, wanita kelahiran Bandar Lampung, Provinsi

Lampung, 26 Agustus 1962. Sejak tahun 2008, Sri Mulyani yang sebelumnya

merupakan pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) ini merangkap

jabatan sebagai Jabatan Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah

Menko Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Sri

Mulyani pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia pada tahun

2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan

Bank Dunia dan IMF di Singapura. Pada KIB II, Sri Mulyani tetap menempati posisi

Menteri Keuangan. Namun pada tanggal 20 Mei 2010 AGUS Dermawan Wintarto

Martowardojo, direktur utama Bank Mandiri ditunjuk Presiden SBY sebagai

menteri keuangan menggantikan Sri Mulyani yang mundur dikarenakan

penerimaan dan persetujuan presiden terkait dengan penunjukan dirinya untuk

menempati posisi Mangaing Directure di World Bank. Sementara wakil Menkeu

dijabat Anny Ratnawati yang sebelumnya bertugas sebagai Dirjen Anggaran

Kementrian Keuangan. Agus Martowardojo bernama lengkap Agus Dermawan 2

Page 3: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

Wintarto Martowardojo. Dia lahir di Amsterdam, Belanda, 24 Januari 1956.

Sempat mengundurkan diri dari Bank Mandiri, Agus kembali ke bank BUMN ini

sejak Mei 2005 menggantikan ECW Neloe.

Sebelum di Bank Mandiri, Agus tercatat sebagai direktur utama Bank Permata

selama tiga tahun. Tahun 2020, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini

bertugas di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai advisor bagi

ketua dan wakil ketua BPPN untuk bidang perbankan. Saat itu, Agus dipercaya

untuk ikut menggarap pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan.

Agus juga pernah berkarir di Bank of America (1984), Bank Niaga (1986-1994)

sebagai vice president, dan Corporate Banking Group di Jakarta dan Surabaya.

Selain itu, pernah menjabat Deputy Chief Executive Officer di Maharani Holding

(1994), Bank Bumiputera sebagai Direktur Utama (1995–1998), serta Bank Exim

Direktur Utama di tahun 1998.

Pendidikan bidang perbankan /keuangan yang pernah ditempuh Agus antara lain

Credit Decision Seminar Bank of America–Hongkong (1986), Foreign Exchange and

Exposure Management Bank of America –Singapore (1986), Credit Risk

Management III Institute Banking&Finance–Singapore (1990), Managing Problem

Loans Institute Banking&Finance – Singapore (1991), Project Finance Training

Course The Euromoney Institute of Finance Singapore (1992), Strategic Bank

Marketing Institute Banking&Finance – Singapore (1992), Advanced Commercial

Lending Program Bank Management Institute State University of New York at

Buffalo – USA (1992), Applied Corpoaret Finance in Asia The Euromoney Institute

of Finance Hongkong (1992).

7. Marie Elka Pangestu, Ph.D Wanita kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1955 ini

merupakan wanita Tionghoa-Indonesia pertama yang memegang jabatan sebagai

menteri di Indonesia sebagai Menteri Perdagangan dalam Kabinet Indonesia

Bersatu jilid satu (2004-2009). Marie Pangestu memperoleh gelar Bachelor dan

3

Page 4: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

Master of Economics dari the Australian National University, serta gelar Ph.D

(Doktor) dalam bidang Perdagangan Internasional, Keuangan, dan Ekonomi

Moneter dari Universitas California, Davis pada tahun 1986. Sebelum menjabat

sebagai Menteri Perdagangan, Marie Pangestu telah lama aktif dalam berbagai

forum perdagangan seperti PECC dan ia adalah salah seorang peneliti ekonomi

terpandang di Indonesia. Marie Pangestu kembali menempati posisi sebagai

Menteri Perdagangan.

8. Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS) Surabaya, periode 2003-2006, dipercaya menjadi Menteri

Komunikasi dan Informatika pada KIB jilid I menggantikan Sofyan Djalil pada

perombakan kabinet tahun 2007. Pria kelahiran Surabaya, 17 Juni 1959 ini meraih

gelar S1 pada Jurusan Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan

mengawali karirnya sebagai dosen Teknik Elektro ITS pada tahun 1984. Ia

kemudian mendapat beasiswa menempuh magister di Universite Science et

Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Perancis. Ia juga menyelesaikan studi

S3 di universitas tersebut. M. Nuh yang dikenal sering memberikan ceramah

agama ini menempati posisi Menteri Pendidikan Nasional.

9. Drs. Suryadharma Ali Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

yang lahir di Jakarta pada 19 September 1956 itu adalah Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah pada KIB jilid I. Suryadharma menyelesaikan

pendidikan sarjananya di Institut Agama Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta,

pada tahun 1984. Sebelum menjadi menteri, ia pernah berkarir di PT Hero

Supermarket, dan menduduki posisi Deputi Direktur perusahaan ritel tersebut

pada 1999. Pada KIB II ini, ia menduduki posisi sebagai Menteri Agama.

10. Jero Wacik Pria kelahiran Singaraja, Bali, 24 April 1949 ini adalah Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I (2004-2009).

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat ini merupakan lulusan sarjana Teknik Mesin

dari Institut Teknologi Bandung tahun 1974 dan dari Fakultas Ekonomi Universitas

4

Page 5: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

Indonesia tahun 1983. Dalam KIB II, anggota Tim Kampanye SBY-Boediono ini

kembali menempati posisi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

11. Gamawan Fauzi Pria kelahiran 9 November 1957 adalah Gubernur Sumatra Barat

sejak 15 Agustus 2005. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Bupati Kabupaten Solok

selama dua periode yakni 1995-2000 dan 2000-2005. Ia adalah penerima Bung

Hatta Award pada 2004 atas keberhasilannya memerangi korupsi pada saat

menjadi Bupati Solok. Kini, Gamawan Fauzi menjabat sebagai Menteri Dalam

Negeri.

12. Marty Natalegawa Pria bernama lengkap Dr. Raden Marty Muliana Natalegawa

M.Phil. B.Sc. ini merupakan Wakil Tetap RI untuk PBB sejak 5 September 2007.

Marty yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 22 Maret 1963, pernah menjadi juru

bicara Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Sebelum mendapat tugas

sebagai Wakil Tetap RI di PBB, Marty Natalegawa adalah Duta Besar RI untuk

Inggris sejak 11 November 2005 hingga 5 September 2007. Marty yang mulai

bekerja di Deplu pada 1986 meraih gelar doktor dari Australian National University

pada tahun 1993. Sedangkan gelar S2-nya diperoleh di London School of

Economics, Universitas Cambridge, Inggris. Pengalaman diplomatiknya terbilang

cukup banyak, antara lain pernah menjabat sebagai kepala delegasi negara untuk

sejumlah konferensi internasional, interaliansi dengan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok, konferensi organisasi Islam, dan ASEAN. Ia pun

pernah menjadi delegasi Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB dan dialog

trilateral di Timor Timur serta Direktur Jenderal untuk Kerjasama ASEAN (2003-

2005). Marty menempati posisi sebagai Menteri Luar Negeri menggantikan Nur

Hassan Wirajuda.

13. Syarif Hasan Pria kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1949, yang memiliki

nama lengkap Syarifuddin Hasan ini adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR

periode 2004-2009. Ia adalah suami dari presenter dan pemain sinetron Inggrid

Maria Palupi Kansil atau yang lebih populer dengan Inggrid Kansil, yang sekarang

5

Page 6: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat periode 2009-2014. Saat menjadi

anggota DPR, Syarif Hasan –yang meraih gelar Magister Business Administration

dari California State University ini– pernah menjadi anggota Komisi XI dan Panitia

Anggaran dari Fraksi Partai Demokrat. Syarif Hasan menduduki jabatan Menteri

Koperasi dan UKM.

14. Tifatul Sembiring Ia adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2005-

2010. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, 28 September 1961 ini disebut-

sebut sebagai “anak panah ketiga” PKS setelah Nur Mahmudi Ismail dan Hidayat

Nur Wahid. Sebelum menjadi Presiden PKS, Tifatul yang juga salah satu pendiri

Partai Keadilan –yang kemudian berganti nama menjadi PKS– pernah menjadi

Kepala Humas PK dan Ketua DPP PKS wilayah Dakwah I Sumatra. Ia juga pernah

bekerja di PT PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa, Bali, Madura pada 1982-1989.

Dalam kabinet, Tifatul menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika.

15. Dr. Salim Segaf Al Jufrie, M.A. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah pada tanggal 17

Juli 1954 ini, dipercaya Presiden SBY menjadi Dubes untuk Kerajaan Arab Saudi

dan Kerajaan Oman sejak Desember 2005, menggantikan pendahulunya

Muhammad Maftuch Basyuni yang telah menjadi Menteri Agama. Salim Segaf Al

Jufrie pernah menjadi Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera (PKS),

Direktur Perwakilan WAMY (World Assembly of Muslim Youth) untuk Kawasan

Asia Timur dan Asia Tenggara dan juga Direktur Syariah Consulting Center. Ia

menyelesaikan pendidikan S1 (1976), S2 (1980) dan S3 (1986) untuk bidang

Syariah di Universitas Madinah, Arab Saudi. Salim adalah cucu dari ulama besar

Palu, K.H. Said Idrus Al Jufri atau lebih dikenal dengan nama “Guru Tua Al Jufri”

yang juga pendiri Yayasan Al-Khairaat. Dalam kabinet, ia menjabat sebagai

Menteri Sosial.

16. Abdul Muhaimin Iskandar Politisi muda kelahiran Jombang, Jawa Timur, 24

September 1966 adalah Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada (UGM),

6

Page 7: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

Yogyakarta, ini sejak muda telah terjun di berbagai organisasi, hingga menjadi

Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Karier politiknya melesat ketika dipilih oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk

menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun

1998. Pria yang akrab disapa Cak Imin ini kemudian menjadi anggota DPR dari PKB

dalam dua periode sejak 1999-2004 dan 2004-2009. Ia juga sempat menjabat

Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009. Pada pemilu 2009, Cak Imin kembali

terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Jawa

Timur I. Di kabinet, ia menempati posisi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

17. Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. H.E. Pejabat karier di Departemen Pekerjaan Umum (PU)

yang menjabat Menteri PU di KIB Jilid I ini lahir di Pengging, Jawa Tengah, 5 Juli

1943. Djoko Kirmanto menyelesaikan pendidikan sarjananya di Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1969 dan pasca sarjananya di

Land and Water Development, IHE-Delft, Belanda pada tahun 1977. Ia disebut-

sebut menteri tertua di KIB jilid II, yang kembali menempati posisinya sebagai

Menteri PU.

18. Darwin Zahedy Saleh, S.E., M.BA Saat ini, Darwin masih menjabat Ketua Bidang

Ekonomi dan Keuangan DPP Partai Demokrat. Ekonom dari Universitas Indonesia

(UI) yang lahir di Riau, 29 Oktober 1960 ini, merupakan staf ahli Dekan Fakultas

Ekonomi UI dan sekaligus dosen FE UI. Dalam kabinet, Darwin menempati posisi

Menneg ESDM/Kepala Bappenas.

19. M.S. Hidayat Pria yang memiliki nama lengkap Mohamad Suleman Hidayat ini

lahir di Jombang, Jawa Timur, 2 Desember 1944. Ia adalah Ketua Kamar Dagang

dan Industri (KADIN) Indonesia periode 2004-2008 dan periode 2008-2012.

Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Real Estate Indonesia (1989-

1992) dan wakil ketua Federasi Real Estate Asia Pasifik (Asia Pacific Real Estate

Federation/APREF). Di kabinet KIB jilid II, M.S. Hidayat menjadi Menteri

Perindustrian.

7

Page 8: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

20. Prof. Gusti Muhammad Hatta Ia adalah pakar lingkungan yang juga Guru Besar

Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Banjarmasin,

Kalimantan Selatan. Sosok yang dikenal sangat perhatian terhadap kondisi

lingkungan hidup di Indonesia ini meraih gelar profesornya dari Wageningen

University. Salah satu karya pria kelahiran Banjarmasin itu di bidang lingkungan

adalah menjadi salah seorang yang membidani lahirnya pusat penelitian

lingkungan hidup (PPLH) di Unlam. Dari PPLH Unlam tersebut, Hatta banyak

memberikan tambahan wawasan dan kritikan terhadap pemerintah tentang

pengelolaan lingkungan di Kalsel. Ia menempati posisi Menteri Negara Lingkungan

Hidup pada kabinet mendatang.

21. Suharna Surapranata Salah seorang anggota pendiri Partai Keadilan (PK) tahun

1998, yang kemudian berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu

kini masih menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS. Pria dengan

satu isteri dan 10 anak itu lahir di Bandung, 13 Desember 1955. Suharna

menyelesaikan pendidikan S1 di FMIPA UI dan S2 di Teknik Fisika ITB. Aktifis

masjid kampus ini pernah bekerja sebagai peneliti di Badan Tenaga Atom Nasional

(Batan) dan Dosen FMIPA UI, serta mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional

Lemhanas KSA X tahun 2002. Suharna juga merupakan salah satu pendiri

Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI). Sejak berdiri tahun 2004,

MITI telah membangun jaringan di seluruh Indonesia dan luar negeri yang

mencakup lebih dari 300 ilmuwan doktor Indonesia di seluruh dunia, serta MITI-

Mahasiswa di 26 propinsi di seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan

MITI adalah melakukan akselerasi pemanfaatan iptek di seluruh lini kehidupan

masyarakat dan industri, serta membantu pengembangan SDM Iptek Indonesia.

Suharna menempati posisi sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi

(Menristek).

22. Linda Agum Gumelar, S.IP Wanita bernama lengkap Linda Amalia Sari ini adalah

puteri mantan Menparpostel Achmad Tahir, yang juga istri dari tokoh nasional,

8

Page 9: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

mantan Menteri Perhubungan, Agum Gumelar. Linda Agum Gumelar masih

menjabat Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang merupakan

federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia, periode 2004-2009.

Selain itu, mertua dari pebulutangkis nasional Taufik Hidayat ini juga menjabat

Ketua Yayasan Keselamatan Payudara. Ia menempati posisi Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

23. Patrialis Akbar, S.H. Politisi senior dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang lahir di

Padang, 31 Oktober 1958 ini sudah cukup lama menggeluti dunia politik. Selain

piawai dengan dunia politik yang telah lama ditekuninya, praktisi hukum itu

dikenal menguasai masalah-masalah hukum dan hak asasi manusia (HAM). Ia

menjabat Menteri Hukum dan HAM pada KIB II.

24. Endang Rahayu Setyaningsih Ia menempati posisi sebagai Menteri Kesehatan

menggantikan Siti Fadilah Supari yang merupakan atasannya di Departemen

Kesehatan. Endang merupakan staf Litbang Menteri Kesehatan terdahulu dan juga

orang yang paling dekat dengan Namru-2 (Naval Medical Research Unit 2).

Keberadaan Namru-2 sempat menjadi kontroversi. Namru-2 pertama kali berada

di Indonesia pada tahun 1970 untuk meneliti virus-virus penyakit menular bagi

kepentingan Angkatan Laut AS dan Departemen Pertahanan AS. Kontrak Namru-2,

unit riset virus milik Angkatan Laut AS, dengan RI sudah habis sejak Januari 2000.

Endang sendiri sejak awal karirnya sudah menekuni bidang kesehatan. Pada 1979,

Endang lulus dengan predikat dokter dari FK UI. 20 tahun berselang, atau tepatnya

pada 1992, ia menyabet gelar Master of Public Health. Tak puas dengan apa yang

diraihnya, lima tahun kemudian atau pada 1997, Endang menyabet gelar doktor di

bidang sama di Harvard School of Public Health, Boston. Karir pendidikan Endang

yang cemerlang membawanya pada posisi Direktur di Center for Biomedical and

Pharmaceutical Research & Programme Development National Institute of Health

Research & Development-MOH. Posisi itu ia tempati pada Februari 2007.

9

Page 10: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

25. Gita Wirjawan Sosok profesional di bidang finansial ini dikenal memiliki

pengalaman menangani sejumlah usaha di bidang migas, seperti PT Ancora

International, konsultan di perusahaan finance investment GP Morgan dan

perusahaan private equity investment GoldmanSach. Ia juga merupakan salah satu

komisaris PT Pertamina. Gita menempati posisi Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM).

26. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. Pria kelahiran Lampung, 17 Mei 1962 ini adalah

Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Zulkifli menjadi calon

menteri ketiga dari PAN, setelah Hatta Radjasa dan Patrialis Akbar. Ia menjabat

Menteri Kehutanan.

27. Helmy Faisal Zaini Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini baru berusia 37

tahun, tepatnya lahir pada 1 Agustus 1972 di Desa Babakan, pinggiran kota

Cirebon, Jawa Barat. Di kalangan aktivis mahasiswa Jawa Timur era 1990-an,

Helmy yang saat itu tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Darul

Ulum, Jombang, merupakan salah seorang tokoh demonstran, selain aktif dalam

organisasi pers mahasiswa. Ketika warga Nahdlatul Ulama (NU) ingin mendirikan

partai sendiri, yang kemudian diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),

Helmy pun terlibat di dalam proses tersebut sebagai anggota Komite

Pendeklarasian PKB pada tanggal 23 Juli 1998. Helmy mengisi pos Menteri Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal, yang pernah dijabat dua seniornya di PKB yakni

Saifullah Yusuf (kini Wakil Gubernur Jawa Timur) dan Muhammad Lukman Edy

(kini anggota Komisi V DPR ).

28. Dr. Ir. Mustafa Abubakar Pria kelahiran Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),

15 Oktober 1949 itu adalah Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Badan

Urusan Logistik (Bulog). Mantan Pelaksana Tugas Harian Gubernur NAD itu

menyelesaikan pendidikan S1 sampai S3 di Institut Pertanian Bogor. Ia pernah

menjadi Ketua Dewan Mahasiswa IPB Bogor, Ketua Ikatan Konsultan Indonesia

(Inkindo), juga pernah menjadi Ketua Masyarakat Perikanan Indonesia.

10

Page 11: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

Kesuksesan kepemimpinannya terbukti dalam penyelenggaraan Pilkada Gubernur

Provinsi NAD yang pertama di Indonesia dengan calon Independen pada tahun

2007. Mustafa menempati posisi sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

29. Suharso Monoarfa Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini lahir di

Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Oktober 1954. Bendahara DPP PPP itu

menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan pernah menjadi anggota Panitia

Anggaran DPR . Pada Pemilu 2009, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR

periode 2009-2014. Suharso menjadi calon menteri kedua dari PPP setelah

Suryadharma Ali. Ia menempati posisi sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat.

30. Evert Ernest Mangindaan Mantan Pangdam VIII/Trikora ini lahir di Solo, 5 Januari

1944. Mantan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) periode 1995-2000 dikenal sebagai

pecinta sepakbola. Ia pernah menjadi pemain sepak bola PSM Makassar itu,

menjabat Manajer Timnas PSSI, dan anggota Dewan Kehormatan PSSI. Ketua

Komisi II DPR dari Partai Demokrat periode 2004-2009 itu menduduki posisi

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

31. Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.A., M.Sc., Ph.D Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I ini lahir di Semarang, Jawa

Tengah, 16 Juni 1951. Alumnus Institut Teknologi Bandung tahun 1974 itu meraih

gelar MA dari University of Colorado at Boulder Main Campus, Colorado, USA,

1988. Gelar M.Sc. pada 1986 dan Ph.D (ekonomi mineral/sumber daya alam) pada

1988 diperolehnya dari Colorado School of Mines, Golden, Colorado, USA.

Teknolog dan ekonom ini mempunyai latar belakang pengalaman internasional,

khususnya dalam lingkup sumber daya alam, pertambangan dan energi. Purnomo

juga menyelesaikan Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXV Lemhanas pada 1992

dengan penghargaan Wibawa Seroja Nugraha. Pada September 1998-Agustus

2000, Purnomo pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan

Nasional (Lemhanas).Di kabinet, ia menjadi Menteri Pertahanan.

11

Page 12: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

32. Fadel Muhammad Bernama lengkap Ir. H. Fadel Muhammad Al Haddar, pria yang

lahir di Ternate, Maluku, 20 Mei 1952 itu merupakan Gubernur Provinsi Gorontalo

sejak 10 Desember 2001. Pada Pilkada Gorontalo 2006, ia memperoleh 81 persen

suara. Perolehan suara itu merupakan yang tertinggi di Indonesia untuk pilkada

sejenis sehingga tercatat dalam rekor MURI sebagai peraih suara tertinggi di

Indonesia untuk pemilihan gubernur. Sebelum menjadi gubernur, Fadel dikenal

sebagai seorang pengusaha dan politisi. Kini, ia msih menjadi Ketua DPD I Partai

Golkar Provinsi Gorontalo. Fadel meraih gelar insinyur dari Jurusan Teknik Fisika,

Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1978. Ia juga merupakan salah

seorang pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan mantan

pemimpin Grup Bukaka yang juga didirikannya. Dalam kabinet, Fadel menempati

posisi Menteri Kelautan dan Perikanan.

33. Prof. Dr. Armida S Alisjahbana, S.E., M.A. Guru besar Fakultas Ekonomi

Universitas Padjadjaran Bandung itu lahir di Bandung, 16 Agustus 1960. Armida

adalah profesor ekonomi yang menjabat sebagai Wakil Dekan Fakutas Ekonomi

Unpad. Dia juga merupakan peneliti senior fakultas Ekonomi Unpad. Dia

memperoleh gelar doktor dari University of Washington, Seattle, Washington,

Amerika Serikat. Sarjana ekonomi Jebolan FEUI ini juga kerap menjadi konsultan di

sejumlah lembaga keuangan dunia, seperti Bank Dunia, juga di AusAid. Selain

sebagai pembimbing mahasiswa program S1, S2, dan S3 di kampusnya, ia juga

menjadi konsultan World Bank di bidang pendidikan, di Bappenas, di Badan Pusat

Statistik (BPS), staf ahli Departeman Keuangan dan Menteri Koperasi. Armida juga

kerap tampil sebagai pembicara di berbagai seminar dalam dan luar negeri. Di

kabinet, Armida S. Alisjahbana menduduki posisi Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

34. 2.5cm Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu lahir di Tegal, Jawa Tengah,

20 April 1959. Suswono menyelesaikan S1 bidang Sosial Ekonomi Peternakan di

Institute Pertanian Bogor. Kemudian, gelar Magister Manajemen Agribisnis juga

12

Page 13: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

diperolehnya dari IPB. Selain mengajar di IPB, Suswono juga mengajar di

Universitas Ibnu Khaldun, Bogor. Kariernya sebagai politisi menanjak ketika

menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009 dari daerah pemilihan Jawa Tengah IX

(Kab. Tegal, Kota Tegal, Kab. Brebes) dan menjadi anggota Komisi IV yang

membidangi masalah pangan, pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan.

Pada periode itu, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI. Suswono

diprediksi menjabat sebagai Menteri Pertanian menggantian Anton Apriyantono

yang juga berasal dari PKS.

35. Laksamana Madya (Purn) Freddy Numberi Pria yang lahir di Serui, Papua, 15

Oktober 1947 itu pernah menduduki sejumlah jabatan menteri sebelum posisi

terakhirnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada KIB jilid I. Setelah

pensiun dari dunia kemiliteran di TNI AL, Freddy menjabat sebagai Gubernur Irian

Jaya (sekarang Papua) pada tahun 1998. Dalam Kabinet Persatuan Nasional (1999-

2001) di bawah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Freddy dipercaya

sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Di bawah pemerintahan

Megawati Soekarnoputri, Freddy dipilih sebagai Duta Besar Indonesia untuk Italia

dan Malta. Pada 2004, ia lalu dilantik sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Freddy Numberi kembali menempati posisi sebagai Menteri Perhubungan pada

kabinet mendatang.

36. Jenderal Pol (Purn) Sutanto Ketua Dewan Pembina Gerakan Pro SBY itu pernah

menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) sejak 8

Juli 2005 sampai 30 September 2008. Pria kelahiran Comal, Pemalang, Jawa

Tengah, 30 September 1950 itu adalah lulusan Akabri (kepolisian) terbaik tahun

1973. Sebelum menjabat Kapolri, Sutanto menjadi Kepala Badan Pelaksana Harian

(Kalakhar) Badan Narkotika Nasional. Ia juga pernah menjadi ajudan Presiden

Soeharto pada tahun 1995-1998, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatra

Utara (2000), dan Kapolda Jawa Timur (17 Oktober 2000-Oktober 2002). Sutanto

menjabat sebagai Kepala BIN.

13

Page 14: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

37. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto lahir di Purwokerto, 14 Maret 1947. Mantan

Menteri Pertambangan (1998-1999) ditetapkan sebagai Kepala BP-BRR Aceh Nias

(Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan

Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias,

Provinsi Sumatera Utara). Kuliah di jurusan Tehnik Industri ITB dan lulus 1972.

Setelah lulus, dia langsung diangkat menjadi dosen di almamaternya. Sebagai

dosen, dia pun memperdalam ilmunya di bidang industrial engineering di Stanford

University (1976). Lalu mendalami bidang civil engineering di universitas yang

sama (1977). Kemudian meraih gelar doktor dari ITB (1982) dengan disertasi

tentang analisa keputusan. Tak lama kemudian (1983) Kuntoro ditarik ke kantor

Sekretaris Negara menjadi staf ahli menteri muda UP3DN Ginanjar Kartasasmita

dan Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara RI Safaruddin

Husada (1984). Lima tahun kemudian (1988) dia diangkat menjabat Direktur

Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim, Palembang.

Keberhasilannya memimpin Tambang Timah, kemudian mengantarkannya

dipercaya menjabat Dirjen Pertambangan Umum Deptamben (1993). Pada KIB II,

Kuntoro menempati posisi sebagai Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan

Pengendalian Pembangunan.

Rekruitmen calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, sebenarnya

adalah proses rekruit mencalon menteri-menteri yang dilakukan oleh Presiden SBY.

Recruitment, melalui proses uji dan seleksi tersebut berangkat untuk menguji calon

menteri yang berasal dari dua latar belakang yang berbeda, yaitu berasal dari

para politikus dan para professional. Calon menteri dari latar belakang politikus berasal

dari partai politik yang sudah menyatakan berkoalisi secara terbuka dengan Partai

Demokrat, yaitu partai pemenang pemilu lalu. Calon menteri dari partai-partai yang

berkoalisi, berarti secara eksplisit menyatakan mendukung dan dapat bekerja sama

dengan presiden yang terpilih. Menteri-menteri merupakan pembantu presiden, sehingga

perlu dilakukan seleksi agar menteri yang terpilih memiliki “chemistry” dengan presiden-

apapun latar belakang partainya, diharapkan memiliki kinerja yang seirama dalam

14

Page 15: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

menjalankan program kerja presiden. Berbeda dengan proses rekruitmen calon menteri

pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I, pada saat itu JK sebagai wakil presiden

mempunyai bargaining positionyang kuat dalam menentukan gerbong cabinet. Dapat

dipastikan, pada proses “audisi” kali ini, Budiono sebagai wakil presiden tidak se-

powerfull JK dalam menentukan calon pembantu presiden tersebut. Publikasi proses

“audisi” calon menteri begitu gegap gempita, seakan ingin menjelaskan kepada

masyarakat bahwa proses rekruitmen dilakukan secara professional dan terbuka,

walaupun memang ada kesan “balas jasa” kepada para elit partai yang telah

memenangkan SBY dalam pertarungan pilpres. Untuk partai besar seperti PDIP yang tidak

menyatakan berkoalisi dengan partai pemenang pemilu kemungkinan besar tidak akan

ada kadernya yang mengikuti proses rekrutment. Ini berarti tidak ada calon menteri yang

berasal dari kader partai tersebut. Banyak yang mempertanyakan kompetensi dari para

calon menteri yang berasal dari para politikus. Dilain pihak, banyak juga kalangan

yang pesimis padaintegritas para calon menteri dari politikus, apakah bisa bekerja secara

professional sebagai menteri atau malah ”bermain mata” dengan kepentingan partai

politiknya, walaupun bisa saja dikemudian hari calon menteri tersebut mundur dari

jabatannya di partai politik.

Semakin banyak partai politik yang berkoalisi, maka semakin kuat dukungan

terhadap pemerintah. Tapi kekuasaan yang terlalu besar harus diimbangi oleh kekuatan

penyeimbang yang diharapkan dilakukan oleh partai politik yang tidak tergabung dalam

koalisi. Masyarakat berharap PDIP dan partai lainnya yang tidak tergabung dalam koalisi

bisa berperan sebagai kekuatan penyeimbang tersebut.Megawati diharapkan menjadi

ujung tombak dalam memperjuangkan ekonomi kerakyaan (yang selama ini dijanjikan

dalam kampanye pemilu lalu) untuk meng-counter program ekonomi Budiono dan Sri

Mulyani yang sering dicap sebagai ekonomi neo-liberal. Sosok Budiono sebagai Wakil

Presiden suatu saat sangat menentukan,terutama bila Presiden tidak dapat menjalankan

tugas-tugas kepresidenannya. Tidak ada yang menyangsikan kompetensinya dibidang

ekonomi, tetapi apakah bisa bekerja sama dengan seluruh menteri-menteri

yang dipilih oleh Presiden – hal ini penting mengingat terlihat begitu mendominasinya

15

Page 16: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

Presiden SBY dalam proses audisi calon-calon menteri tsb. Presiden SBY kemungkinan

besar akan bekerja secara powerfull, mengingat dukungan koalisi partai politik dan

menteri-menteri yang dipilihnya secara langsung. Ini berbeda bila “suatu saat” Wapres

Budiono – seorang profesional harus menggantikan Presiden SBY, tidak ada jaminan

mendapat dukungan dari koalisi partai pendukung Presiden SBY baik dukungan dari

kabinet maupun dari DPR.

Bisa diperkirakan, bila Wapres Budiono harus menggantikan Presiden SBY karena

alasan tidak dapat melanjutkan tugas-tugas kepresidennya, akan terjadi tarik-menarik

kekuasaan. Akibatnya bisa sangat mengerikan : koalisi partai akan pecah yang berakibat

dukungan terhadap pemerintahan akan melemah. Pada saat itu, kekacauan di tingkat elit

politik akan mempengaruhi arah pembangunan ekonomi, pada akhirnya akan dirasakan

oleh rakyat banyak. Kondisi yang tidak stabil dapat menyebabkan

tingkat kepercayaan investor akan turun tajam dan berdampak pada investasi yang

berkurang.

Berdasarkan pengamatan saya, begitu banyak pos-pos menteri yang

penempatannya bernuansa politis dan bukan berdasarkan keahlian. Sebagai contoh

adalah Menko Perekonomian yang diduduki Hatta Rajasa. Beliau adalah nama yang

sangat berperan dalam pemenangan pasangan SBY - Boediono dalam Pemilu 2009 lalu

sehingga baliau yang sebelumnya menjabat Menteri Sekretaris Negara ini diikutsertakan

dalam Kabinet SBY jilid dua ini. Masalahnya, dengan latar belakang pendidikan serta

pengalaman dan karirnya yang tidak berhubungan dengan bidang ekonomi, maka posisi

yang diberikan kepadanya saat ini mengundang tanda tanya besar, mengingat Indonesia

saat ini masih dalam tahap pemulihan dampak krisis ekonomi global.Dalam keadaan

seperti ini, seharusnya yang dipilih sebagai Menko Perekonomian adalah seorang ahli

ekonomi yang mengerti secara mendasar teori dan praktek ekonomi makro dan mikro,

bukan seorang ahli teknik yang juga seorang pengusaha.

Namun demikian, dipilihnya Hatta Radjasa sebagai Menko Perekonomian secara

matematika politik akan menguntungkan posisi Pemerintah, khususnya dalam

16

Page 17: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

memperjuangkan undang-undang kebijakan ekonomi pemerintah khususnya APBN di

DPR, sebab karakter Hatta sebagai seorang yang dapat diterima kehadirannya oleh

banyak partai politik walaupun ia adalah tokoh PAN, ditambah lagi dengan

kehandalannya dalam melakukan lobi membuat Hatta mempunyai pengaruh yang cukup

kuat dan disegani para legislator.

Contoh kejanggalan berikutnya adalah dipilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih

sebagai Menteri Kesehatan (secara tiba-tiba, mengingat yang mengikuti tes sampai tahap

akhir adalah Nila Juwita Anfasa Muluk). Endang adalah seorang dokter lulusan FKUI tahun

1979 dengan titel Doktoral dari Harvard University, Amerika Serikat. Track recordnya di

Departemen Kesehatan terbilang biasa saja, jabatan terakhirnya hanyalah pejabat eselon

II di Litbang Depkes. Melalui sebuah telewicara di sebuah stasiun televisi dengan Siti

Fadhilah Supari (Menteri Kesehatan Kabinet sebelumnya) terungkap, bahwa Endang

adalah satu dari dua orang Depkes yang dipercaya Namru (Naval Medical Research Unit,

badan penelitian medis militer Amerika Serikat) untuk memiliki akses masuk bebas ke

instalasi mereka. Dari telewicara tersebut, terungkap pula bahwa Endang merupakan

pejabat Depkes yang mempunyai "kebijakan yang berbeda" mengenai penanganan virus

Flu pandemi, yang membuatnya "dimasukkan kembali ke kotak" ke posisi asalnya yaitu

Litbang Depkes oleh Siti Fadhilah Supari.

Dari hal tersebut bisa ditarik benang merah bahwa alasan paling logis untuk

pemilihan Endang adalah ia merepresentasikan kedekatan dengan Amerika Serikat,

karena seperti yang Endang katakan dalam sebuah wawancara media online beberapa

saat setelah pengumuman tersebut, penunjukkan dirinya bagaikan mimpi. Eselon dua,

"terbuang" karena kasus Namru, ditambah lagi Litbang bukan merupakan posisi strategis

untuk seseorang dapat ditunjuk sebagai menteri karir.

Tapi yang paling menjadi pertanyaan bagi saya adalah alasan pemilihan Purnomo

Yusgiantoro sebagai Menteri Pertahanan. Selama ini Purnomo dikenal sebagai seorang

ahli teknik dan ekonom yang mempunyai latar belakang pengalaman dan jabatan

internasional, khususnya dalam lingkup sumber daya alam, pertambangan dan energi.

Latar belakang pendidikan maupun karir yang berkaitan dengan pertahanan nasional

hanyalah Kursus Reguler Angkatan (KRA) Lembaga Ketahanan Nasipnal (Lemhanas) XXV 17

Page 18: Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

Indra F. [email protected]

yang kemudian membawanya menjadi Pengajar berbagai kursus kepemimpinan di

Lemhanas, Seskogab, Sespanas, dan Kursus Atase Pertahanan Dephankam. Ia juga pernah

dipercaya masuk dalam Kelompok Kerja Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional

(Wanhankamnas), dalam mempersiapkan GBHN PELITA VII, serta menjadi Wakil Gubernur

Lemhannas, periode September 1998 - Agustus 2000. Namun demikian sebagian besar

track recordnya ada di bidang ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam.

Masih banyak nama lain yang bisa dipertanyakan kapabilitasnya. Namun secara

garis besar, saya melihat ada tiga faktor yang menjadi dasar pemilihan para "menteri

tanda tanya" tersebut. Satu, imbalan SBY atas komitmen politik parpol dalam

pemenangannya. Dua, posisi atau pengaruh yang membawa keuntungan bagi

pemerintah, khususnya dalam rangka memuluskan program-program pemerintah baik ke

dalam maupun luar negeri. Tiga, kedekatan dengan pribadi SBY.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.wahdah.or.id/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan_politik

http://www.ahmadheryawan.com/kolom/94-kolom/3840-kekuasaan-politik.html

Koran kompas tanggal 15 oktober sampai 30 oktober 2009

18