Komponen Sistem Pakar

download Komponen Sistem Pakar

of 9

description

BAB II

Transcript of Komponen Sistem Pakar

BAB II

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Definisi Penyakit Kusta

Penyakit kusta menurut Fel [3] adalah penyakit menular yang sifatnya kronis pada manusia yang biasanya menyerang saraf dan kulit. Penyakit kusta ini dapat di diagnosa dan diobati tanpa menimbulkan cacat sesudahnya jika ditemukan dan diobati sedini mungkin dan secara cepat. Karena jika dibiarkan begitu saja tanpa diobati maka akan menyebabkan cacat jasmani yang berat.

Penyakit kusta disebut kronis karena penyakit ini seringkali telah ada jauh sebelum tanda-tanda penyakit ini diketahui oleh penderita atau orang lain dan penyembuhannya membutuhkan waktu pengobatan bertahun-tahun.

Disebut menular, karena penyakit kusta diakibatkan oleh Mycrobacterium Leprae (dibaca M.leprae) bakteri penyebab kusta. Pada sebagian kecil tetapi tidak pada semua penderita dapat ditemukan M.leprae pada kulit, mulut, saraf, otot, hidung dan tenggorokan penderita.

2.2 Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar menurut Azi [2] dapat didefinisikan sebagai berikut :

Sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah.

Definisi lain untuk mengartikan sistem pakar menurut Sup [5] dinyatakan sebagai berikut :

Sistem pakar adalah program Artificial Intelligence yang menggabungkan pangkalan dengan system referensi. Sistem pakar merupakan bagian perangkat lunak spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasikan fungsi seorang pakar dalam suatu bidang keahlian.

2.3 Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari komponen-komponen pembangun yang digambarkan melalui struktur bagan sistem pakar berikut ini.

Gambar 1. Struktur Bagan Sistem Pakar

[Sumber : Andi, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic]

Berikut ini adalah penjelasan dari struktur sistem pakar dengan berdasarkan pada gambar 1.1.Fasilitas Akuisisi Pengetahuan

Proses pengumpulan data-data pengetahuan akan suatu masalah dari pakar. Pengetahuan ini dijadikan dokumentasi untuk dipelajari, diolah dan diorganisasikan secara terstruktur menjadi basis pengetahuan.

2. Basis Pengetahuan dan Basis Aturan

Pengetahuan yang dikumpulkan pada fasilitas akuisisi pengetahuan selanjutnya direpresentasikan menjadi basis pengetahuan dan basis aturan yang dikumpulkan, dikodekan, diorganisasikan dan digambarkan dalam bentuk rancangan lain menjadi bentuk yang lebih sistematis.

3. Mekanisme Inferensi

Adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi mekanisme inferensi akan menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar.

4.Fasilitas Penjelasan Sistem

Merupakan bagian dari sistem pakar yang memberikan penjelasan tentang bagaimana program dijalankan, apa yang harus dijelaskan kepada pemakai tentang suatu masalah, memberikan rekomendasi kepada pemakai, mengakomodasi kesalahan pemakai dan menjelaskan bagaimana suatu masalah terjadi.

5.Antarmuka Pemakai

Sebagai fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.

6.Fasilitas Belajar Mandiri

Merupakan komponen yang mendukung sistem pakar sebagai suatu kecerdasan tingkat lanjut.

2.4 Ciri-ciri Sistem Pakar

Beberapa ciri-ciri yang terdapat dalam sistem pakar antara lain :

1.Terbatas pada domain keahlian tertentu

2.Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti

3.Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

4.Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu

5.Dirancang untuk dapat dikombinasikan secara bertahap

6.Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah

7.Keluarannya bersifat anjuran

8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog pemakai

2.5 Manfaat Dari Pengembangan Sistem Pakar

Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar antara lain :

1.Masyarakat awam non pakar dapat memanfaatkan keahlian didalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar

2.Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja

3.Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks

4.Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang ulang

5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu

6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dan berbagai pakar untuk dikombinasikan.

2.6Tahap Pengembangan Sistem Pakar

Terdapat enam tahap dalam pengembangan sistem pakar, yaitu :

1. Identifikasi

Merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagai dasar dari permasalahan yang akan dianalisis, juga merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan di implementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang di identifikasikan harus dicari solusi, fasilitas yang akan dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan tersebut.

2. Konseptualisasi

Hasil dari identifikasi masalah akan di konseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang ditetapkan dalam sistem.

3. Formalisasi

Setelah tahap konseptualisasi pada tahap ini konsep-konsep tersebut di implementasikan secara formal, misalnya dengan memberikan kategori sistem yang akan dibangun, mempertimbangkan beberapa faktor pengambilan keputusan seperti keahlian manusia, kesulitan dan tingkat kesulitan yang terjadi, dokumentasi kerja, dan lain-lain.

4. Implementasi

Pada tahap ini dibuat garis-garis besar masalah kemudian memecahkannya kedalam modul-modul, lalu diubah kedalam bahasa pemrograman yang dapat dibaca oleh komputer.

5. Evaluasi

Setelah sistem pakar selesai dibangun, perlu dilakukan evaluasi untuk menguji dan menemukan kesalahannya

6. Pengembangan Sistem

Hal ini diperlukan agar sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Proses dokumentasi sistem, dimana didalamnya terdapat semua hal penting yang dapat menjadi tolak ukur pengembangan sistem dimasa mendatang

2.7

Teknik Inferensi

Untuk proses pelacakan pada mesin inferensi terdapat dua teknik yang dapat dipilih untuk digunakan, yaitu dengan pelacakan ke belakang (Backward Chaining) dimana teknik ini memulai penalarannya dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung hipotesa tersebut, seperti digambarkan pada Gambar.2.

Dan teknik kedua yaitu pelacakan ke depan (forward chaining),kebalikan dari pelacakan ke belakang yaitu dengan memulai penalarannya dari sekumpulan data menuju kesimpulan, seperti pada Gambar.3

Teknik yang digunakan dalam proses pelacakan pada sistem pakar yang dibangun ini adalah dengan menggunakan pelacakan ke depan (forward Chaining), dengan menilai dari sekumpulan data-data untuk diambil kesimpulannya sesuai dengan aturan yang dibuat.

2.8 Pengenalan INSIGHT 2+

Menurut Azi [2] INSIGHT adalah Shell dengan basis pengetahuan berbentuk kaidah produksi dengan bahasa perekayasa disebut Production Rule Language (PRL). PRL ini terdiri atas interpreter, compiler dan debugger. Shell itu sendiri adalah program sistem pakar yang basis pengetahuannya masih kosong. Sedangkan jenis Shell yang dipakai adalah simple rule basa tools, dimana cara merepresentasikannya dengan menggunakan IF - THEN.

Struktur pemrograman INSIGHT 2+ mengharuskan setiap option ditulis dengan huruf kapital atau besar, karena dalam pemrograman yang mempergunakan natural language perlu dibedakan mana option mana data. Sebagai contoh : TITLE & DISPLAY atau

TITLE DISPLAY

.

( urutan penulisan program)

.

END

Setiap program INSIGHT diawali oleh TITLE sebagai nama dari penulisan program dan diakhiri dengan END untuk menyatakan akhir dari penulisan program. Fungsi DISPLAY adalah untuk menampilkan apa adanya dari yang ditulis.

Untuk penulisan rule atau kaidah, program INSIGHT menuliskannya dengan:

RULE.

IF..

THEN

ELSE.

Perintah TEXT pada INSIGHT digunakan unuk mempersingkat penulisan pada RULE. Misal :

TEXT 1

Apakah terjadi penebalan pada saraf ?

TEXT 2

Apakah terjadi hilang rasa pada kulit ?

Dan seterusnya.

Sehingga pada penulisan rule atau aturan akan menjadi :

RULE1

IF 1 is Ya

AND 2 is Ya

THEN

EMBED Visio.Drawing.6

EMBED Visio.Drawing.6

7

_1153301265.vsdPakar

Antarmuka pemakai

Fasilitas Akuisisi pengetahuan

Mekanisme Inferensi

Fasilitas Penjelasan Sistem

Fasilitas Belajar Mandiri

Basis Pengetahuan

Basis aturan

Pemakai

_1153303005.vsdObservasi 1

Kaidah A

Observasi 2

Kaidah B

Kaidah C

Observasi 3

Observasi 4

Fakta 1

Fakta 2

Fakta 3

Kaidah D

Kaidah E

Tujuan

Gambar 2. Diagram pelacakan ke belakang

Observasi 1

Kaidah A

Fakta 1

Kaidah C

Kesimpulan 1

Observasi 2

Kaidah B

Fakta 2

Fakta 3

Kaidah D

Kaidah E

Kesimpulan 2

Kesimpulan 3

Kesimpulan 4

Gambar 3. Diagram pelacakan ke depan