Komplikasi Penyembuhan Luka

9
Komplikasi penyembuhan luka Hemoragi pendarahan didaerah luka. Hemoragi dianggap normal jika terjadi selama atau sesaat setelah trauma .Pendarahan dapat terjadi secara eksternal dan internal Mendeteksi pendarahan internal yaitu dengan melihat adanya distensi atau pembengkakan pada bagian tubuh yang luka, perubahan jenis dan jumlah drainase setelah pembedahan dan juga tanda – tanda syok hipovolemik. Hematoma adalah pengumpulan darah local dibawah jaringan. Hematoma terlihat seperti bengkak dan masanya sering berwarna kebiruan. Jika hematoma terjadi didekat arteri vena yang besar ,maka sangat berbahaya karma tekanan akibat hematoma dapat menghambat aliran darah → jika aliran darah terhambat maka sirkulasi darah tidak lancer. Pendarahan ekternal dapat terdeteksi dengan adanya diagnosa darah pada balutan yang menutupi luka

description

askep

Transcript of Komplikasi Penyembuhan Luka

Page 1: Komplikasi Penyembuhan Luka

Komplikasi penyembuhan luka

Hemoragi pendarahan didaerah luka.

Hemoragi dianggap normal jika terjadi selama atau sesaat setelah trauma .Pendarahan

dapat terjadi secara eksternal dan internal

Mendeteksi pendarahan internal yaitu dengan melihat adanya distensi atau

pembengkakan pada bagian tubuh yang luka, perubahan jenis dan jumlah drainase

setelah pembedahan dan juga tanda – tanda syok hipovolemik.

Hematoma adalah pengumpulan darah local dibawah jaringan. Hematoma terlihat

seperti bengkak dan masanya sering berwarna kebiruan. Jika hematoma terjadi

didekat arteri vena yang besar ,maka sangat berbahaya karma tekanan akibat

hematoma dapat menghambat aliran darah → jika aliran darah terhambat maka

sirkulasi darah tidak lancer. Pendarahan ekternal dapat terdeteksi dengan adanya

diagnosa darah pada balutan yang menutupi luka jika pendarahan terjadi maka

balutan akan cepat basah dan darah keluar dari tepi balutan secara turun

menurun.

Yang beresiko tinggi mengalami pendarahan adalah pasien luka operasi kisaran waktu

terjadinya pendarahan selama 24-48 jam pertama operasi selesai.

Page 2: Komplikasi Penyembuhan Luka

Infeksi luka

Infeksi luka merupakan infeksi nasokomial luka tersebut mengalami infeksi jika

terdapat drainase pada luka. Ada luka yang mengandung bakteri tetapi tidak

menyebabkan infeksi disebut terkominasi perbedaan luka terkotaminasi dengan

luka infeksi adalah jumlah bakteri yang ada didalamnya luka infeksi mengandung

bakteri lebih dari 100.000 (105)/ml. dan terdapatnya organisme streptotokus

hemalitik walaupun kurang dari 100.000 ml tetapi sudah dianggap terinfeksi. Luka

terkominasi mengandung bakteri kurang dari luka terinfeksi luka terkontaminasi

akan menjadi luka infeksi setelah waktu 2 hari – 3 hari. Infeksi luka operasi

biasanya tidak terjadi sampai hari ke 4-5 setelah operasi pasien yang lukanya

terinfeksi akan mengalami demam, nyeri pada daerah luka serta jumlah sel darah

putih klien meningkat tapi luka terlihat mengalami imflamon. Kalau ada drainase,

drainase berbau dan purulen yang menimbulkan warna :

Dehisens

Dehisens adalah terpisahnya lapisan luka secara pasial atau total,. Terjadi setelah tiga

sampai 11 hari setelah cedera. Klien dengan penyembuhan luka yang buruk

beresiko mengalami dehisens. Klien obesitas beresiko mengalami dehisens, karma

adanya regangan yang konstan pada luka dan buruknya kwalitas penyembuhan

luka pada jaringan lemak.

Page 3: Komplikasi Penyembuhan Luka

Dehisens sering terjadi pada luka pembedahan abdomen, dan terjadi pada reganganan

mendadak, misalnya batuk, muntah atau duduk tegak ditempat tidur. Klien sering

melaporkan seakan –akan ada terlepas. Bila drainase serosanguinosa dari luka

meningkat, perawat harus waspada. Akan timbulnya dehinsens.

Eviserasi.

Terpisahnya lapisan luka secara total dapat menimbulkan eviserasi (keluarnya organ

visceral melalui luka yang terbuka). Kondisi ini merupakan darurat medis yang

perlu diperbaiki melalui pembedahan. Bila terjadi eviserasi perawat meletakkan

handuk steril yang dibasahi dengan salin normal steril diatas jaringan yang keluar

untuk mencagah masuknya bahteri dan kekeringan pada jaringan tersebut

keluarnya organ pada jaringan luka dapat membahayakan suplai darah ke jaringan

tersebut klien harus tetap puasa. Dan terus diobservasikan tanda dan gejala syok

serta segera siapkan pembedahan darurat.

fistula

fistula adalah saluran abnormal yang berada diantara 2 buah organ atau diantara

organ dan bagian luar tubuh. Dokter bedah membuat fistula untuk kepentingan

terapi misalnya pembuatan saluran antara lambung dengan dinding abdomen luar

untuk memasukkan selang gastrostomi yang berguna untuk memasukkan makanan

namun sebagai fistula terbentuk karena penyembuhan luka yang buruk karena

Page 4: Komplikasi Penyembuhan Luka

komplikasi suatu penyakit seperti penyakit Chron atau anteritis regional. Trouma

infeksi, terpapar radiasi serta penyakit seperti kanker akan menyebabkan lapisan

jaringan tidak menutup dengan baik dan membentuk saluran fistula. Fistula

meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan ketidak seimbangan cairan dan

eletrolit. Drainase cairan yang kronik melalui fistula juga dapat menyebabkan

kerusakan kulit.

Penundaan penutupan luka

Disebut juga penyembuhan luka tersier, penundaaan penutupan luka adalah tindakan

yang disengaja dilakukan oleh dokter bedah agar terjadi drainase yang efektif dari

luka yang terkontaminasi bersih atau luka yang terkontaminasi. Luka tidak tertutup

sehingga semua tanda aedema dan debris luka hilang balutan oklusif digunakan

untuk mencegah kontaminasi bakteri pada luka kemudian luka ditutup seperti

pada penutupan primer dan penyembuhan primer.

Keloid

Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Koloid ini biasanya muncul

tidak diduga dan tidak pada setiap orang.

Page 5: Komplikasi Penyembuhan Luka

Komplikas Dini

a. Infeksi

Infeksi luka tetap merupakan komplikasi tersering dari tindakan operasi dan sering

menikuti hematoma luka. Pada tahun 1867, Lister dalam penelitiannya tentang

antiseptik mengatakan bahwa gangren rumah sakit ikut berperan pada julah

kematian antara 20-100%. Dewasa ini, infeksi luka sering tidak fatal, tetapi dapat

menimbulkan cacat. Dua fakyor penting yang jelas berperan pada patogenesis

infeksi adalah (1) dosis kontaminasi bakteri, dan (2) ketahnan pasien. (David C,

Sabiston, Jr., M.D. 1995. Buku Ajar Bedah. EGC. Jakarta)

b. Hematoma

Hematoma timbul dini akibat kegagalan pengendalian pembulus darah yang berdarah

dan dapat timbul lanjut pada pasien hipertensi atau cacat koagulasi. Biasanya

hematoma dapat dibiarkan hilang spontan, tetapi hematoma yang meluas

membutuhkan operasi dab pengendalian perdarahan. (David C, Sabiston, Jr., M.D.

1995. Buku Ajar Bedah. EGC. Jakarta)

c. Dehiscence dan Eviscerasi

Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence

adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya

pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang

nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah,

dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence

Page 6: Komplikasi Penyembuhan Luka

luka dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah

luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan

balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk

segera dilakukan perbaikan pada daerah luka. (Reksoprodjo, S. 1995. Kumpulan

Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta)

2. Komplikasi Lanjut

Keloid dan jaringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen yang

berlebihan dalam proses penyembuhan luka. Serat kolagen disini teranyam

teratur. Keloid yang tumbuh berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya

menimbulkan gatal dan cenderung kambuh bila dilakukan intervensi bedah.

(Reksoprodjo, S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta)

Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan,

yang menimbulkan rasa gatal dan kadang – kadang nyeri. Parut hipertrofik akan

menyusut pada fase akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun,

sedangkan keloid tidak. (Reksoprodjo, S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,

Binarupa Aksara, Jakarta)

Keloid dapat ditemukan di seluruh permukaan tubuh. Tempat predileksi merupakan

kulit, toraks terutama di muka sternum, pinggang, daerah rahang bawah, leher,

wajah, telinga, dan dahi. Keloid agak jarang dilihat di bagian sentral wajah pada

mata, cuping hidung, atau mulut. (Reksoprodjo, S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu

Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta)

Pengobatan keloid pada umumnya tidak memuaskan. Biasanya dilakukan penyuntikan

kortikosteroid intrakeloid, bebat tekan, radiasi ringan dan salep madekasol (2 kali

Page 7: Komplikasi Penyembuhan Luka

sehari selama 3-6 bulan). Untuk mencegah terjadinya keloid, sebaiknya

pembedahan dilakukan secara halus, diberikan bebat tekan dan dihindari

kemungkinan timbulnya komplikasi pada proses penyembuhan luka. (Reksoprodjo,

S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta)