Komplikasi pada luka

30
Komplikasi Penyembuhan Luka Oleh: 1. Fajar Ibnu Sabil 2. Ahdal Casanoval 3. Asfin Novia Rahmadhani 4. Nadya Nafis Shabirah 5. Arum Wibisono 6. Sinta Diani Rochmah 7. Panji Putro Pamungkas 8. Brainia Logi Anshari Mahasiswa Program Studi D IV Gawat Darurat Sutomo Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya 2014

Transcript of Komplikasi pada luka

Page 1: Komplikasi pada luka

Komplikasi

Penyembuhan Luka

Oleh:

1. Fajar Ibnu Sabil

2. Ahdal Casanoval

3. Asfin Novia Rahmadhani

4. Nadya Nafis Shabirah

5. Arum Wibisono

6. Sinta Diani Rochmah

7. Panji Putro Pamungkas

8. Brainia Logi Anshari

Mahasiswa Program Studi

D IV Gawat Darurat

Sutomo Jurusan

Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Surabaya 2014

Page 2: Komplikasi pada luka

Komplikasi Penyembuhan Luka

Dehisensi Eviserasi Infeksi

Hemoragi Fistula Keloid

Page 3: Komplikasi pada luka

DEHISENSI

• Adalah terbukanya tepi-tepi luka. Dehisensi

luka sering terjadi pada luka abdomen.

• Dehisensi luka abdomen (post laparotomy)

merupakan keadaan terbukanya sebagian

atau seluruh lapisan insisi abdomen.

• Kondisi tersebut merupakan salah satu

komplikasi dari proses penyembuhan luka

sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan

luka operasi

Page 4: Komplikasi pada luka

• Faktor mekanik

Adanya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringan semakin

meregang dan mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Faktor

mekanik tersebut antara lain batuk-batuk yang berlebihan, ileus

obstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang.

• Faktor metabolik

Hipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia, gangguan

keseimbangan elektrolit serta defisiensi vitamin dapat

mempengaruhi proses penyembuhan luka.

• Faktor infeksi

Semua faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi luka

operasi akan meningkatkan terjadinya dehisensi luka operasi.

Secara klinis biasanya terjadi pada hari ke 6 - 9 paska operasi

dengan gejala suhu badan yang meningkat disertai tanda

peradangan disekitar luka.

Etiologi Dehisensi

Page 5: Komplikasi pada luka
Page 6: Komplikasi pada luka
Page 7: Komplikasi pada luka

Pathway Dehisensi

Page 8: Komplikasi pada luka

Penatalaksanaan Wound Dehiscence Penanganan Nonoperatif Penanganan Operatif

Penanganan non operatif

diberikan kepada penderita

yang tidak stabil dan tidak

mengalami eviserasi. Hal ini

dilakukan dengan penderita

berbaring di tempat tidur dan

menutup luka operasi dengan

kassa steril atau pakaian

khusus steril. Penggunaan

jahitan penguat abdominal

dapat dipertimbangkan untuk

mengurangi perburukan luka

operasi terbuka

Penanganan operatif

dilakukan pada sebagian

besar penderita dehisensi.

Ada beberapa jenis operasi

yang dilakukan pada

dehisensi luka yang dilakukan

antara lain rehecting atau

penjahitan ulang luka operasi

yang terbuka, mesh repair,

vacuum pack, abdominal

packing, dan Bogota bag

repair

Page 9: Komplikasi pada luka

EVISERASI• Adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.• Eviserasi adalah tindakan mengeluarkan dalaman seperti isi

perut, atau mengeluarkan bola mata.• Eviserasi adalah salah satu prosedur bedah dalam

rekonstruksi orbita dimana rekonstruksi ini dilakukan untuktujuan terapeutik dan kosmetik. Eviserasi melibatkanpengeluaran isi bola mata (lensa, uvea, retina, vitreus, dankadangkornea) dengan meninggalkan sklera, otot luar mata,dan saraf optik yang utuh, biasanya diikuti denganpenempatan implan orbital untuk menggantikan volumeokulus yang hilang.

• Salah satu penyakit yang disebabkan oleh eviserasi adalahendoftalmitis.

• Endoftalmitis adalah peradangan supuratif dalam bolamata.

Page 10: Komplikasi pada luka

Etiologi Eviserasi

• Infeksi kuman atau jamur setelah trauma

atau bedah, atau secara endogen akibat

sepsis.

• Bakteri yang sering menjadi penyebab

adalah Stafilokok, Streptokok, Pneumokok,

Pseudomonas

• Jamur yang sering menjadi penyebab

Aktinomises, Aspergilus, dan sebagainya.

Page 11: Komplikasi pada luka
Page 12: Komplikasi pada luka

Tindakan Keperawatan untuk Eviserasi

• Antibiotik topikal melaiui periokular atausubkonjungtiva dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dankloramfenikol 3 gram/hari

• Setelah diketahui penyebabnya, antibiotik disesuaikandengan penyebab, misalnya gentamisin untukPseudomonas atau amfoterisin B untuk jamur.

• Sikloplegik tetes mata diberikan 3 kali sehari. Hati-hatipada pemberian kortikosteroid.

• Pada kasus yang berat dapat dilakukan vitrektomi untukmengeluarkan organisme di dalam vitreus,meningkatkan distribusi antibiotik dan mengeluarkanmembran terbentuk yang potensial menyebabkanablasi, serta mengembalikan kejernihan vitreus.

• Bila terapi gagal, dilakukan eviserasi. Enukleasiditakukan bila mata telah tenang atau ftisis bulbi.

Page 13: Komplikasi pada luka

INFEKSI

• Adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan

berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan

sakit.

• Dalam kamus keperawatan disebutkan bahwa

infeksi adalah invasi dan multiplikasi

mikroorganisme dalam jaringan tubuh,

khususnya yang menimbulkan cedera seluler

setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,

replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi.

Page 14: Komplikasi pada luka

Faktor Jasad Renik

pada Infeksi

• Bakteri

• Virus

• Fungi

• Parasit

• Daya Transmisi

(Direct atau

Indirect)

• Daya Invasi

• Kemampuan untuk

menimbulkan

penyakit

Tipe Mikroorganisme

Penyebab Infeksi

Page 15: Komplikasi pada luka

Etiologi Infeksi• Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang

pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel

tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular

lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:

o Patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam

sel, seperti : virus dan beberapa bakteri

(Chlamydia, Rickettsia, Listeria).

o Patogen yang berkembang biak di dalam vesikel,

seperti Mycobacteria.

• Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh

karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang

disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang

memicu sekresi sitokin oleh makrofag, dan mengakibatkan

gejala-gejala lokal maupun sistemik

Page 16: Komplikasi pada luka
Page 17: Komplikasi pada luka

HEMORAGIK

• Adalah kondisi yang ditandai dengan keluarnya

darah dari dalam vaskula akibat dari kerusakan

dinding vaskula

• Hemoragik dapat menyebabkan anoxia

jaringan akibat berkurangnya oksigen yang

diangkut oleh darah

• Keadaan ini dapat berkembang menjadi shock

ireversibel sampai kematian apabila volume

darah dalam sirkulasi menurun tajam

Page 18: Komplikasi pada luka

Faktor Penyebab Hemoragi• Trauma yaitu kerusakan dalam bentuk fisik yang merusak

sistem vaskula jaringan di daerah benturan/ kontak.

• Infeksi agen infeksius terutama mengakibatkan septisemia

seperti pasteurellosis dan anthrax, infeksi oleh virus seperti

canine adenovirus.

• Bahan toksik yang merusak endotel kapiler seperti keracunan

arsen, dicumarol (racun tikus) yang dapat menghambat

penggumpalan darah sehingga terjadi pendarahan dan toksin

uremik yang dapat merusak endotel pembuluh darah.

• Faktor lain yang menyebabkan dinding vaskula lemah

sehingga pembuluh darah rentan untuk bocor seperti pada

kasus atherosklerosis (dinding arteri melemah terjadi pada

kondisi kronis)

• Defisiensi vitamin C yang dapat menyebabkan pendarahan gusi

karena vaskula setempat rapuh (skorbutus).

Page 19: Komplikasi pada luka

Proses hemoragi dapat terjadi secara:

Diapedesis (Memancar) Reksis ( Merembes)

Page 20: Komplikasi pada luka

Macam-macam Hemoragi

Berdasarkan tempat asal

• H. Arterial

• H. Vena

• H. Kapiler

Berdasarkan waktu terjadi

• H. Primer

• H. Intermediet

• H. Sekunder

Berdasarkan pola bentuk

perdarahan

• H. Linier

• H. Stria

• Hematom

Berdasarkan besarnya vaskula

yang rusak

• H. Kecil(Ptechiae)

• Purpura (H. Noktah)

• H. Besar

• Ekstrafasasi

Page 21: Komplikasi pada luka
Page 22: Komplikasi pada luka

Gambar

(A) Ptechiae hemoragi pada

ginjal anjing akibat infeksi virus herpes; (B) hemoragi pada jantung

karena endotoxemia

Hemoragi ekimosis

pada subkutis kelinci

Gambaran histopatologi

hemoragi pada usus ikan lele (panah)

Page 23: Komplikasi pada luka

FISTULA• Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua

organ berongga internal atau antara organ berongga internal dan

dengan tubuh bagian luar. Nama fistula menandakan kedua area

yang berhubungan secara abnormal

• Fistula dapat terjadi di banyak bagian tubuh. Beberapa di

antaranya adalah:

o Arteriovenosa (antara arteri dan vena)

o Bilier (terjadi selama operasi kandung empedu, saluran

empedu terhubung ke permukaan kulit)

o Serviks (celah yang abnormal ke dalam atau di leher rahim)

o Craniosinus (antara ruang dalam tengkorak dan sinus hidung)

o Enterovaginal (antara usus dan vagina)

o Kotoran atau anus (tinja dibuang melalui pembukaan selain

anus)

o dll

Page 24: Komplikasi pada luka

Etiologi

• Kebanyakan fistula merupakan hasil dari

operasi pembedahan.

• Atau penyebab lain meliputi : proses

peradangan, seperti infeksi

atau “inflammatory bowel disease”,

melahirkan dan terapi radiasi.

Page 25: Komplikasi pada luka

Etiologi Fistula Ani

• Terjadi karena infeksi dari kelenjar

anus (cyptoglandular). Kelenjar ini

terdapat di dalam ruang intersphinteric.

Diawali kelenjar anus terinfeksi,

sebuah abses kecil terbentuk di daerah

intersfincter. Abses ini kemudian

membengkak dan fibrosis, termasuk di

bagian luar kelenjar anus di garis kripte.

• Ketidakmampuan abses untuk keluar dari

kelenjar tersebut akan mengakibatkan

proses peradangan yang meluas sampai

perineum, anus atau seluruhnya, yang

akhirnya membentuk abses perianal dan

kemudian menjadi fistula.

Page 26: Komplikasi pada luka
Page 27: Komplikasi pada luka

Tindakan Keperawatan• Observasi dan catat frekuensi

defekasi, karakteristik, jumlah

dan faktor pencetus.

• Tingkatkan tirah baring, berikan

alat-alat disamping tempat tidur.

• Buang feses dengan cepat.

Berikan pengharum ruangan.

• Identifikasi makanan dan cairan

yang mencetuskan diare,

misalnya : sayuran segar dan

buah, sereal, bumbu, minuman

karbonat dan produk susu.

• Mulai lagi pemasukan cairan per

oral secara bertahap. Tawarkan

minuman jernih tiap jam; hindari

minuman dingin.

• Berikan kesempatan untuk

menyatakan frustasi sehubungan

dengan proses penyakit.

• Observasi demam, takikardia,

letargi, leukositosis, penurunan

protein serum, ansietas, dan

kelesuan.

• Berikan obat sesuai indikasi :

Antikolinergik contoh

belladonna tinkur, atropin,

difenoksilat (Lemotil); anodin

supositoria.

• Antibiotik

• Bantu/siapkan intervensi bedah.

Page 28: Komplikasi pada luka

KELOID• Adalah jaringan parut yang dapat dijelaskan sebagai suatu variasi

dari penyembuhan luka.

Mengapa timbul keloid?

• Pada suatu luka, proses anabolik dan katabolik mencapai

keseimbangan selama kurang lebih 6-8 minggu. Pada stadium ini,

kekuatan luka kurang lebih 30-40% dibandingkan kulit sehat. Seiring

dengan maturnya jaringan parut (skar), kekuatan meregang dari skar

juga bertambah

• Pada saat itu, skar akan nampak hiperemis dan mungkin menebal, tepi

penebalan ini akan berkurang secara bertahap selama beberapa bulan

sampai menjadi datar, putih, lemas, dapat diregangkan sebagai suatu

skar yang matur.

• Jika terjadi ketidakseimbangan antara fase anabolik dan katabolik

akan lebih banyak kolagen yang diproduksi dari yang dikeluarkan, dan

skar bertumbuh dari segala arah. Skar yang meluas ini akan timbul

sebagai keloid

Page 29: Komplikasi pada luka

Faktor Timbulnya

Keloid• Semua rangsang fibroplasia yang

berkelanjutan (infeksi kronik,

benda asing dalam luka, tidak

ada regangan setempat waktu

penyembuhan, regangan

berlebihan pada pertautan luka)

• Usia pertumbuhan

• Bakat (genetik)

• Ras

• Lokasi luka

Page 30: Komplikasi pada luka

Tindakan Penatalaksanaan Keloid• Pembedahan menggunakan cara tradisional atau laser• Pemberian injeksi corticosteroid• Pemberian tekanan pada saat membalut ( compression

bandaging)• Pemberian obat oral yang dapat mengganggu sintesis kolagen

(mis: methotrexate, penicillamine)• Terapi radiasi

Untuk menghindari/mengurangi resiko terjadinya keloid,disarankan jika mempunyai luka agar dirawat dengan baik dantepat, terutama pemberian tehnik balutan kompresi padamereka yang mempunyai resiko keloid, sehinggapembentukkan keloid dapat diminimalkan. Atau jika sudahterlihat tanda2 seperti akan timbul keloid / di curigai akantimbul keloid bs menggunakan plester khusus / salep khususpencegah resiko keloid.