KOMPLIKASI APPENDISITIS

3
KOMPLIKASI APPENDISITIS Massa periapendikuler : terjadi jika appendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus omentum atau lekuk usus halus. Jika pembentukan dinding tidak sempurna, akan terjadi penyebaran pus ke seluruh rongga peritoneum dan jika disertai perforasi akan terjadi peritonitis generalisata purulenta. Pada anak harus dipersiapkan operasi selamanya 2-3 hari saja. Jika pada dewasa terjadi pendindingan sempurna, dianjurkan dirawat dahulu dengan pemberian antibiotik aerob dan anaerob serta pengawasan suhu tubuh, ukuran massa, dan luasnya peritonitis. Bila demam hilang, massa periapendikuler hilang, dan leukosit normal, pasien dipulangkan dan appendiktomi direncanakan elektif 2-3 bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat sekecil mungkin. Bila ada perforasi, akan terbentuk abses appendiks yang ditandai dengan kenaikan suhu, nadi, nyeri bertambah, pembengkakan massa, dan peningkatan leukosit. Kondisi ini dianjurkan drainase saja dan appendiktomi elektif 6-8 minggu kemudian atau jika tidak ada keluhan lagi appendiktomi dapat dibatalkan. Appendisitis perforata : faktor penyebab perforasi antara lain adanya fekalit dalam lumen, usia anak maupun lansia di atas 60 tahun, dan keterlambatan diagnosis. Pada orang tua gejala yang dirasakan samar, terlambat berobat, dan

description

Komplikasi Appendisitis

Transcript of KOMPLIKASI APPENDISITIS

Page 1: KOMPLIKASI APPENDISITIS

KOMPLIKASI APPENDISITIS

Massa periapendikuler : terjadi jika appendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi

atau dibungkus omentum atau lekuk usus halus. Jika pembentukan dinding tidak

sempurna, akan terjadi penyebaran pus ke seluruh rongga peritoneum dan jika disertai

perforasi akan terjadi peritonitis generalisata purulenta. Pada anak harus dipersiapkan

operasi selamanya 2-3 hari saja. Jika pada dewasa terjadi pendindingan sempurna,

dianjurkan dirawat dahulu dengan pemberian antibiotik aerob dan anaerob serta

pengawasan suhu tubuh, ukuran massa, dan luasnya peritonitis. Bila demam hilang,

massa periapendikuler hilang, dan leukosit normal, pasien dipulangkan dan appendiktomi

direncanakan elektif 2-3 bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat

sekecil mungkin. Bila ada perforasi, akan terbentuk abses appendiks yang ditandai

dengan kenaikan suhu, nadi, nyeri bertambah, pembengkakan massa, dan peningkatan

leukosit. Kondisi ini dianjurkan drainase saja dan appendiktomi elektif 6-8 minggu

kemudian atau jika tidak ada keluhan lagi appendiktomi dapat dibatalkan.

Appendisitis perforata : faktor penyebab perforasi antara lain adanya fekalit dalam

lumen, usia anak maupun lansia di atas 60 tahun, dan keterlambatan diagnosis. Pada

orang tua gejala yang dirasakan samar, terlambat berobat, dan perubahan anatomi

appendix berupa arteriosklerosis, penyempitan lumen. Sedangkan, pada anak appendix

masih tipis dan proses pendindingan belum sempurna. Perforasi appendiks

mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri

menghebat ke seluruh perut, perut tegang dan kembung. Peristaltis usus menurun hingga

menghilang menjadi ileus paralitik. Selain itu, dapat terjadi abses peritoneum yang sering

muncul di pelvis dan subdiafragma. Kondisi ini diterapi dengan perbaikan KU terlebih

dahulu dengan pemberian antibiotik spectrum luas aerob dan anaerob kemudian dipasang

NGT. Laparotomi dilakukan dengan insisi yang panjang. Kemungkinan terjadi infeksi

luka operasi sehingga dapat dipasang penyalir subfasia.

Bentuk appendisitis yang lain yaitu appendisitis rekurens dan kronik. Appendisitis

rekurens terjadi karena serangan akut pertama sembuh sendiri dan meninggalkan fibrosis

dan parut sehingga penderita sering datang dengan keluhan akut yang pernah berulang.

Appendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika ada riwayat nyeri perut kanan bawah

Page 2: KOMPLIKASI APPENDISITIS

lebih dari 2 minggu, terdapat radang kronik makroskopik dan mikroskopik, dan keluhan

menghilang dengan appendiktomi. Kriteria mikroskopik adalah fibrosis menyeluruh

dinding appendix, sumbatan parsial atau total lumen, adanya parut dan ulkus lama di

mukosa, dan infiltrasi sel inflamasi kronik.