Kompetensi Pedagogis Guru TK

26
KEMAMPUAN PEDAGOGIS GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI TK BHAYANGKARI 29 KOTA JAMBI OLEH: SITI ZAITUN NIM. A2E010083 PRO G RAM PA SC A SA R JA N A PRO G RAM STUDIM AG ISTER TEK N O LO G IPEN D ID IK A N U N IV ER SITA S JA M BI 2014 1

description

Kompetensi Pedagogis Guru

Transcript of Kompetensi Pedagogis Guru TK

KEMAMPUAN PEDAGOGIS GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI TK BHAYANGKARI 29 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN PEDAGOGIS GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI TK BHAYANGKARI 29 KOTA JAMBIOLEH:SITI ZAITUNNIM. A2E010083

1LATAR BELAKANG MASALAHTK Bhayangkari 29 Kota Jambi merupakan salah satu PAUD unggulan yang didirikan oleh lembaga swasta di Kecamatan Jambi Selatan.Suasana pembelajaran seperti di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi yang nyaman dan kondusif tidak dapat tercipta hanya dengan adanya fasilitas lengkap, menarik, serta kurikulum yang tepat jika tidak didukung oleh para pendidik atau guru yang profesional.Profesionalisme guru terkait dengan kemampuan mewujudkan kompetensi yang dipersyaratkan bagi seorang guru. Kompetensi pedagogis merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi pedagogis pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. 2Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru TK yang tidak memahami standar kompetensi pedagogis yang harus dikuasai dikarenakan memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan kualifikasinya. Rendahnya kompetensi pedagogis guru TK selama ini menyebabkan terjadinya kesalahan penekanan fokus pembelajaran di TK. Beberapa pengamat dari berbagai media menilai bahwa PAUD di Indonesia yang berjalan selama ini kurang menekankan pendidikan karakter (Suyadi, 2010:28).Walaupun memiliki permasalahan yang sama terkait latar belakang pendidikan guru, namun TK Bhayangkari 29 Kota Jambi berhasil menjadi TK percontohan yang telah menyelenggarakan metode pembelajaran sentra. Untuk mengetahui bagaimana cara guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi mengelola pembelajaran secara berkualitas, maka peneliti melakukan penelitian tentang kemampuan pedagogis guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.3RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:Bagaimana kemampuan pedagogis guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran?Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan pendukung pelaksanaan metode pembelajaran sentra di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi?

4LANDASAN TEORI2.1.1Kompetensi Guru Taman Kanak-Kanak (TK)Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005, Bab VI mengenai Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Bagian Kesatu tentang Pendidik, Pasal 28 Ayat 3, disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetenasi profesional, dan kompetensi sosial.Kompetensi pedagogis meliputi: a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b) pemahaman terhadap peserta didik; c) pengembangan kurikulum/silabus; d) perancangan pembelajaran; e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f) pemanfaatan teknologi pembelajaran; g) evaluasi hasil belajar; dan h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.52.1.2Hakikat Pendidikan Anak Usia DiniHakikat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2.1.3Karakteristik Perkembangan Anak Usia DiniMenurut Richard D.Kellough (Kuntjojo, 2010) adalah: a) egosentris, b) memiliki curiosity yang tinggi, c) makhluk sosial, d) the unique person, e) kaya dengan fantasi, f) daya konsentrasi yang pendek, g) masa belajar yang paling potensial.

62.1.4Teori-Teori dan Prinsip Pembelajaran bagi Anak Usia DiniMacam-macam teori pembelajaran bagi anak usia dini antara lain: (1) teori behaviorisme, (2) teori nativisme, (3) teori kognitivisme, dan (4) teori interaksionisme.

2.1.5Pengembangan Kurikulum di Taman Kanak-KanakPrinsip-prinsip pengembangan kurikulum di TK antara lain: (a) Bersifat komprehensif, (b) Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap, (c) Melibatkan orang tua, (d) Melayani kebutuhan individu anak, (e) Merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat, (f) Mengembangkan standar kompetensi anak, (g) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, (h) Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat, (i) Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, (j) Menjabarkan prosedur pengelolaan Lembaga, (k) Manajemen SDM, dan (l) Penyediaan Sarana dan Prasarana.72.1.6Evaluasi Proses dan Hasil Belajar bagi Anak Usia DiniBeberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan di PAUD, diantaranya: (1) observasi, (2) catatan anekdot, (3) percakapan, (4) penugasan, (5) unjuk kerja, (6) hasil karya, (7) Pengembangan Perangkat Penilaian Sendiri, (8) Penggunaan Instrumen Standar, (9) portofolio.

2.1.7Pendekatan dan Metode Pembelajaran bagi Anak Usia DiniBeberapa pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini, antara lain: (1) Pendekatan Montessori, (2) High/Scope, (3) Beyond Centres and Circle Times (BCCT) atau dikenal dengan metode sentra.Metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu (Moeslichatoen, 2004:24-28): (1) bermain, (2) karya wisata, (3) bercakap-cakap, (4) bercerita, (5) demonstrasi, dan (6) pemberian tugas.82.1.8Pembelajaran SentraPembelajaran sentra merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran. Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main. Saat anak dalam lingkaran adalah saat pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberi pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.Pembelajaran sentra menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu: (1) pijakanlingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main.Pada model pembelajaran sentra ada beberapa macam sentra. Pemilihan sentra disesuaikan dengan kebutuhan: (1) Sentra Imtaq (Keimanan dan Ketaqwaan), (2) Sentra Bahan Alam, (3) Sentra seni, (4) Sentra Bermain Peran Sesungguhnya (Macro Play), (5) Sentra bermain peran (micro play), (6) Sentra balok, dan (7) Sentra persiapan.

9Kajian penelitian relevanMistar (2014) dengan judul Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Hasil penelitian: Kompetensi dipahami dan dilaksanakan oleh guru secara berbeda. Perbedaan penafsiran atas makna kompetensi, serta kadar kompetensi dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: Status sekolah seperti binaan proyek dan non-binaan, kebijakan Dinas Pendidikan setempat, kategori sekolah (unggulan dan non-unggulan), lingkungan sekolah, motivasi guru dan keterbatasan pengetahuan guru.Hendarsah (2009) dengan judul Pengaruh Kompetensi Guru dan Kualitas Layanan Pembelajaran terhadap Prestasi Akademik Peserta Didik (Studi Deskriptif Analitik Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri di wilayah Kabupaten Garut). Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap kualitas pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi akademik peserta didik SMA di wilayah Kabupaten Garut.10(3) Fajariana (2011) dengan judul Pengaruh Kualitas Input, Kompetensi Guru, Sarana Prasarana Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri di Situbondo dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening. temuan penelitian ini memperkuat penjelasan dan pendapat bahwa faktor input, kompetensi guru dan sarana prasarana sekolah termasuk faktor yang secara langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa tanpa dimediasi oleh motivasi belajar.11Metode penelitianMetode penelitian: metode kualitatifKehadiran Peneliti: peneliti merupakan alat pengumpul data yang sekaligus menganalisis data dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti terjun langsung ke lapangan.Situs penelitian: TK Bhayangkari 29 Kota Jambi yang berada di wilayah Kecamatan Jambi Selatan, TK tersebut dianggap cocok dalam penelitian ini, karena merupakan salah satu lembaga prasekolah percontohan di wilayah Kecamatan Jambi Selatan dan telah menggunakan metode pembelajaran sentra.Sumber data: Sumber data berupa orang dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari Kepala TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dan tenaga pendidik di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi.12Pengumpulan data: dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.Analisis data: Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:246). Dalam model analisis data ini terdapat tiga komponen analisis yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (verification).Pengecekan keabsehan temuan: Sugiyono (2009:270-277) menyebutkan empat uji keabsahan dan keajegan data yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif, meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependability), dan objektivitas (confirmability).13Gambaran umum latar penelitianTaman Kanak-Kanak (TK) Bhayangkari 29 Kota Jambi merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini. Lokasi TK terletak di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan. Lokasi tersebut cukup strategis karena berada di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau dan dikenal oleh masyarakat luas. Walaupun berada di tepi jalan raya, namun keamanan dan kenyamanan anak untuk bermain dan belajar di lingkungan TK tidak terganggu karena arena bermain berada di bagian dalam kawasan di antara bangunan gedung-gedung kelas.Gedung-gedung di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi memiliki warna-warna ceria yang menarik. TK Bhayangkari 29 Kota Jambi memiliki 7 ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan bermain dan belajar, 1 ruang Kepala TK, 1 ruang guru, ruang dapur, gudang, 2 buah WC anak, dan 1 buah WC guru. Semua fasilitas tersebut dalam keadaan baik, indah, dan terawat. 14TK Bhayangkari 29 Kota Jambi merupakan wadah pendidikan bagi anak usia dini yang cukup diminati oleh masyarakat sekitar. Hal ini tergambar dari semakin banyaknya jumlah pendaftar dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012/2013 jumlah pendaftar sebanyak 139 orang, dan jumlah peserta didik yang diterima sebanyak 91 anak.Personil sekolah yang membantu terselenggaranya kegiatan bermain dan belajar di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi terdiri dari 1 orang Kepala TK dengan status pegawai negeri, 14 orang Guru di mana 1 orang guru berstatus sebagai pegawai negeri sedangkan 13 orang guru lainnya berstatus sebagai guru honor. TK Bhayangkari 29 Kota Jambi telah memperoleh berbagai prestasi, baik prestasi yang diraih oleh peserta didiknya maupun prestasi yang diraih oleh guru-gurunya.

15Temuan penelitian(1) Seluruh guru di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya kemampuan untuk memahami karakteristik anak didik yang berbeda-beda. Seluruh indikator mengenai kemampuan guru untuk memahami karakteristik anak didik telah dilaksanakan oleh guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi. Guru-guru di TK ini telah berusaha untuk benar-benar memahami karakteristik anak didik yang dihadapi, baik melalui pengamatan maupun melalui catatan yang diberikan oleh orang tua. Dengan memahami karakteristik anak didik, para guru dapat mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang tepat dalam rangka membantu tumbuh kembangnya potensi anak didik selama berada di TK.16(2) Kemampuan guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran bagi anak usia dini adalah sangat baik dimana 92,3% indikator atau dari 13 buah indikator, 12 diantaranya telah dilaksanakan dengan baik. Walaupun secara teoretis guru kurang memahami tentang teori-teori belajar dan prinsip-prinsip belajar bagi anak usia dini, serta tentang kurikulum yang selalu berubah-ubah, namun dalam praktek di lapangan guru telah merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan teori-teori, prinsip-prinsip, dan kurikulum pendidikan anak usia dini. Keterbatasan pengetahuan guru ini dapat diatasi dengan adanya kegiatan kelompok kerja guru, diklat, serta pelatihan-pelatihan.17(3) Kemampuan guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran bagi anak usia dini adalah sangat baik dimana 85,7% indikator yaitu 6 buah indikator dari 7 buah indikator telah dilaksanakan dengan baik. Walaupun secara teoretis guru kurang memahami tentang teori dari prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, namun dalam praktek di lapangan guru telah merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan teori prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi belajar. Keterbatasan pengetahuan guru ini teratasi melalui adanya kegiatan kelompok kerja guru, diklat, serta pelatihan-pelatihan.18(4) Kemampuan guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dalam membantu anak didik mengaktualisasikan berbagai potensi adalah sangat baik, di mana 100% dari indikator telah dilaksanakan dengan sangat baik. Penyelenggara TK Bhayangkari 29 Kota Jambi telah berupaya seoptimal mungkin dalam menyediakan lingkungan bermain dengan berbagai stimulus yang sengaja dirancang di mana anak bisa mengembangkan potensi yang telah dimiliki sebelumnya atau memperoleh keterampilan yang baru. Penyelenggara TK Bhayangkari 29 Kota Jambi menyediakan lingkungan belajar yang baik dengan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, diciptakan semenarik mungkin, dan pemanfaatannya dapat menumbuhkan aktivitas belajar anak.19(5) Beberapa faktor penghambat: (1) adanya kurikulum pendidikan yang berganti-ganti menyebabkan kebingungan tersendiri bagi guru untuk segera beradaptasi dengan kurikulum yang terbaru; (2) kurangnya kreativitas dan inovasi guru; (3) sulitnya mengubah karakter guru yang terbiasa bersikap mengajari dan menyuruh anak; (4) keinginan orang tua agar anak bisa membaca, menulis, dan berhitung setelah anak menyelesaikan program pendidikannya di TK; dan (5) Kurangnya waktu dalam penerapan metode sentra. 20Adapun beberapa faktor pendukung: (1) adanya kegiatan kelompok kerja guru yang solid dan dilaksanakan secara konsisten; (2) Kepala TK Bhayangkari 29 Kota Jambi sebagai pimpinan di lembaga tersebut sangat mendorong proses pembelajaran yang berlangsung; (3) sejak awal didirikan, TK Bhayangkari telah dilengkapi dengan berbagai macam sarana dan prasarana permainan yang dapat menunjang pembelajaran dan menarik perhatian anak didik; (4) mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan diklat dan pelatihan-pelatihan yang dapat menambah wawasan dan meningkatkan profesionalisme mereka.21pembahasanUpaya guru di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi untuk menggali dan mengembangkan potensi anak didik sudah tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Siti Aisyah, dkk (2010: 1.4-1.9) dan Richard D.Kellough (Kuntjojo, 2010) yang menyatakan bahwa masa-masa anak di usia dini merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. Pada masa ini yang sering disebut dengan istilah golden age hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama (Suyanto, 2005: 6). Maka akan sangat disayangkan jika guru tidak berupaya dengan keras untuk memberikan beragam stimulus untuk menggali dan mengembangkan potensi anak didik di TK.22Menurut Mistar (2014) bahwa kualifikasi sarjana dan masa kerja guru tidak menjamin penguasaan kompetensi. Jika di institusi lain banyak guru TK telah berkualifikasi S-1 dan memiliki masa kerja yang cukup lama, tetapi ternyata memiliki kompetensi pedagogis yang rendah. Tidak demikian yang terjadi di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi, dimana guru-gurunya walaupun belum berkualifikasi S-1 dan merupakan guru-guru baru, namun kompetensi pedagogisnya sudah sangat baik.23penutupBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan pedagogis guru di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa secara umum kemampuan pedagogis guru TK Bhayangkari 29 Kota Jambi tergolong dalam kriteria sangat baik, di mana porsentase sub indikator dari kemampuan pedagogis guru yang telah memenuhi standar adalah sebesar 94,5%.

24Saran:Untuk mengatasi kreativitas dan inovasi guru yang kurang berkembang, maka disarankan agar guru lebih banyak membaca baik buku-buku mengenai kreativitas guru PAUD ataupun dengan cara membaca berbagai referensi di internet. Sesama guru harus saling mengingatkan apabila ada guru yang secara tidak sengaja bersikap mengajari atau menyuruh anak didik.Untuk mengatasi kurangnya waktu yang dirasakan guru dan anak didik dalam menerapkan metode pembelajaran sentra, maka diharapkan guru dapat mengatur waktu lebih baik lagi.Penyelenggara pendidikan di TK Bhayangkari 29 Kota Jambi perlu mengadakan program khusus yang dapat mempertemukan para guru dengan orang tua dari anak didik untuk menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakan-nya pendidikan di TK bukanlah untuk mencapai kemahiran anak dalam membaca, menulis, dan berhitung.25Terima kasih26