KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA...
Transcript of KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA...
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TINGKAT SMA NEGERI DI DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Oleh
INDAH DWI WAHYUNI
NIM : 1112013000068
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen
~ UIN JAKARTA FORM(FR) Tgl. Terbit
FITK No. Revisi: Jl. lr.lf. Juanda No95 Ciputat 15412/ndonesia Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : lndah Dwi Wahyuni
Tempat/Tgl.Lahir: Depok, 27 Mei 1994
NIM : 1112013000068
Jurusan I Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FITK-FR-AKD-089
I Maret2010
01
1/1
Judul Skripsi : Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat SMA
Negeri Di Depok
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya
bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
6
NIM. 1112013000068
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TINGKA T SMA NEGERI DI DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
INDAH DWI WAHYUNI
NIM : 1112013000068
Di bawah Bimbingan:
NIP. 19640212 199703 2 001
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKUL TAS ILMU T ARBIY AH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA Y ATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA TINGKAT SMA NEGERI DI DEPOK disusun oleh
INDAH DWI WAHYUNI, NIM 1112013000068, Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada pada sidang manaqasah
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 24 Oktober 2016
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Skripsi,
LEMBAR Pi!:NCESAHAN PENG UJI
Skripsi be1judul KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TINGKAT SMA NEGERl Dl DEPOK disusun oleh INDAH DWI
W AHYUNI, NIM 1112013000068, J urusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Neg~ri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 23 Januari 2017 dihadapan dewan
penguji, karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Satu/Sl (S. Pd.) dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Panitia Ujian Munaqosuh
Ketua Panitia (Ketua J urusan/Program Stucli)
Makyun Subuki M. Hum.
NIP. 19800305 200901 1015
Sekretaris (Jurusan Pendidikan Bahasa clan Sastra
Indonesia)
Toto Edidarmo, MA
NIP.l97602252008011020
Penguji I
Dr. Elvi Susanti, M. Pd.
NIP. 19680801 200801 2016
Penguji 11
Nursyamsiyah, M.Pd.
NIP. 19831021 201503 2002
Tanggal Tanda Tangan
21- ;l. -JOI} ....................
,_,- 2.-:l.o('J.-~ ··············{······~~·
.21 f<bru~O ;;>of) oit '00--...... ··············· .................... . -~I twn1.,..,:, Qo\1 ~ ······ ............... . .. ··~
i
ABSTRAK
INDAH DWI WAHYUNI, 1112013000068,” Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat SMA Negeri di Depok”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Pembimbing: Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M.Pd. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok. Adapun teori yang peneleti kaji sebagai dasar penelitian ini ialah hakikat kompetensi guru, ruang lingkup kompetensi pedagogik, definisi guru, dan tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan sejak bulan Mei - Oktober 2016 di SMA Negeri 3 Depok, SMA Negeri 6 Depok, dan SMA Negeri 9 Depok. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Adapun yang berperan dalam penelitian adalah peneliti sendiri, beberapa peserta didik, perwakilan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI serta kepala/wakil kepala sekolah di sekolah tersebut. Teknik pegumpulan data yang digunakan ialah penyebaran angket, observasi, dan wawancara. Data dalam penelitian diperoleh dari hasil wawancara guru sebagai data primer serta hasil angket siswa dan hasil wawancara kepala/wakil kepala sekolah tentang kompetensi pedagogik guru sebagai data sekunder. Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam menganalisis data ialah pertama mereduksi data, kemudian menyajikan data dan akhir (menyimpulkan) data, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok berkualitas cukup baik. Hal ini ditunjukkan bahwa guru memenuhi seluruh ruang lingkup kompetensi pedagogik guru dan rata-rata lulusan S1 (strata satu) dengan fokus Bahasa dan Sastra Indonesia.
Hal tersebut juga didukung dengan perolehan persentase dari hasil data angket sebesar 64,12% dalam aspek pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, 54,17% dalam aspek pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, 61,09% dalam aspek pengembangan kurikulum/silabus, 76,87% dalam aspek perancangan pembelajaran, 65,27% dalam aspek pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 58,46% dalam aspek pemanfaatan teknologi pembelajaran, dan 56,32% dalam aspek evaluasi hasil belajar.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, SMA
Negeri di Depok.
i
ABSTRACT
INDAH DWI WAHYUNI, 1112013000068, “Teacher Pedagogical Competence of Indonesian Language and Literature for Senior High School in Depok”. Education Department of Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, Supervisor: Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M.Pd.
The aim this research to determine the extent to which the quality of pedagogical owned by Indonesian Language and Literature teacher for high schools in Depok. The theory as the basis of this research is the nature of the competence of teachers, pedagogical scope, definitions teachers, and about learning the Indonesian language and literature.
The study was conducted over 6 months from May to October 2016 at SMAN 3 Depok, SMAN 6 Depok, and SMAN 9 Depok. The method used is qualitative. As for the role in the study are researchers themselves, some learners, teachers representatives of Indonesian Language and Literature class XI as well as head/deputy principal at the school. Data collecting technique used are questionnaire, observation, and interviews. The data were obtained from interviews of teachers as the primary data and the results of student questionnaires and interviews head/vice-principals about pedagogical competence of teachers as secondary data. The measures that the researchers used in analyzing the data is to first reduce the data, and then presents the data and end (conclusion) of data.
The results showed that pedagogical competence Indonesian language and literature teacher Senior High School in Depok level of quality is quite good. It is shown that the teachers meet the entire scope of the pedagogical competence of teachers and the average graduate of S1 (undergraduate one) with a focus on Indonesian language and literature.
This is also supported by the acquisition of a percentage of the results of questionnaire data amounted to 64.12% in the aspect of insight or understanding educational foundation, 54.17% in the aspect of development of learners to actualize its potential, 61.09% in the aspect of development of the curriculum/syllabus, 76.87% in the designing aspect of learning, 65.27% in the educational aspects of the implementation of learning and dialogue, 58.46% in the aspects of the use of learning technologies, and 56.32% in the aspect of evaluation of learning outcomes.
Keywords: Pedagogical Competence, Language and Literature Teachers Indonesia, high schools in Depok.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia
Tingkat SMA Negeri di Depok”. Salawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan generasi
sesudahnya hingga hari kiamat, yang senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran dan
sunnah-sunnahnya untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat atau tugas
akhir guna mendapatkan gelar Strata Satu (S-1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
bukanlah hasil jerih payah penulis secara pribadi, tetapi semua itu merupakan
wujud akumulasi dari usaha dan bantuan, pertolongan serta doa dari berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi tersebut. Oleh
karena itu sudah seharusnya penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Kegururan, Universitas Islam Negeri Jakarta, yang telah
mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;
2. Bapak Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sosok dosen yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis
selama ini;
3. Ibu Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen Penasihat Akademik
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;
4. Ibu Mahmudah Fitriyah, Z.A, M. Pd., selaku dosen pembimbing
skripsi yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini, serta
telah mengenalkan dan membangkitkan semangat penulis pada sebuah
iii
proses untuk mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. Terima kasih
untuk arahan, bimbingan, kesabaran, dan kesediaan ibu selama ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah
membekali penulis berbagai ilmu pengetahun;
6. Ayahanda Surono dan Ibunda Nunuk Yamtini, yang telah
mencurahkan kasih sayang, memberikan dukungan dan doanya selama
penulis menjalani masa pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
serta seluruh materi yang telah diberikan tanpa mengharap balasan
apapun. Sungguh tiada kata-kata yang dapat penulis ungkapkan untuk
membalas segala hal yang telah kalian lakukan terhadap anandamu ini;
7. Ibu mertua Yanti Maryantini, yang selalu memberikan dukungan dan
pengertian serta doa kepada penulis untuk selalu menyelesaikan
tanggung jawab saya sebagai mahasiswa dan menyelesaikan skripsi ini
secepatnya;
8. Keluarga besar Bapak H. Ngusman dan Ibu Hj. Raminah, yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis untuk menyelesaikan gelar sarjana
satu (S1) penulis tepat pada waktunya;
9. Keluarga besar Bapak Bapak Eko dan Ibu Rukmini, terima kasih telah
memberikan doa dan dukungannya;
10. Guru tercinta Muallim Dr. Muhammad Yusuf Hidayat Lc. MA. dan
Ustadzah Laila Qodriah S. Ag., terima kasih atas doa dan dukungan
moril yang engkau berikan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini;
11. Suami tercinta, Badru Tamam S.Sy., terima kasih atas doa, dukungan
moril, materil serta kasih sayang yang telah kau berikan. Semoga Allah
membalas seluruh kebaikan yang telah kau berikan selama ini;
12. Kakaku tercinta almh. Shinta Wulandari dan adik-adikku tercinta
Prasetyo Agung Pambudi, Irfan Hanif Fauzan, dan Qotrunnada, terima
iv
kasih atas dukungan dan doa yang kalian berikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini;
13. Teman seperjuangan PBSI A dan B angkatan 2012, khususnya
sahabat-sahabatku Ika Farhana, Putri Cinthya Aulia Rahmi, Siti Sarah
Ismiani, Haiza Hazrina, Aufalina Husna, Hasna Puspita Sari, Fitria
Ulfah, Bernika Liana, Titih Sundari, Sa’adah Abadiyah, Anis Rozanah,
serta teman-temanku yang lainnya terima kasih atas dukung dan doa
yang kalian berikan kepada penulis, semoga persahabatan ini tak akan
lekang oleh waktu;
14. Sahabat perjuangan dalam menuntut ilmu agama selama bertahun-
tahun di Ma’had At-Tibyan, Zulaiha al-Bahar, Nur Indah Lestari, Irfi
Nadia Handayani, Richard Renaldo, Nurlailiya, Nurhalimah, terima
kasih atas doa, dukungan dan hiburan yang telah kalian berikan
terhadap penulis, jika penulis merasa bosan dan jenuh.
15. Rekan-rekan PPKT MA al-Hamidiyah, Muldi, Syifa, Hanifah, Icha,
Aini, Wulan, Dara, Khotib, Vira, terima kasih atas semangat yang telah
kalian berikan;
16. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, baik seacra langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga
Allah membalas segala bantuan yang telah kalian terhadap penulis.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan
dalam penelitian ini, akan tetapi penulis berharap semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 03 Januari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teoretis
1. Hakikat Kompetensi Guru
a. Kompetensi Pedagogik
1) Pengertian Kompetensi Pedagogik
2) Tujuan dan Fungsi Kompetensi Peadagogik
3) Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik
2. Definisi Guru
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia
B. Penelitian yang Relevan
i
ii
v
vii
viii
1
8
9
9
10
10
11
11
13
13
17
18
23
26
28
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Angket
2. Data Hasil Wawancara
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
31
32
33
33
36
39
39
50
55
62
63
64
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Klasifikasi Presentasi Tingkat Kualitas
Hasil Angket Guru Berwawasan Luas atau Berlandaskan
Kependidikan
Hasil Angket Guru Memahami Karakteristik Peserta Didik
(Siswa) yang Berkaitan dengan Aspek Fisik, Intelektual,
Sosial, Moral, dan Spiritual
Hasil Angket Guru Mengembangkan Kurikulum/Silabus
dalam Pembelajaran
Hasil Angket Guru Membuat Rancangan Pembelajaran
Sebelum Kegiatan Pembelajaran Dilakukan
Hasil Angket Guru Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
dengan Mendidik dan Dialogis
Hasil Angket Guru Memanfaatkan Teknologi, Informasi,
dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Hasil Angket Guru Melakukan Evaluasi Hasil Belajar Pada
Akhir Pembelajaran
Hasil Angket Guru Mengembangkan Potensi yang Dimiliki
Oleh Peserta Didik
36
40
41
42
43
44
46
47
49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Instrumen Angket Siswa
Lampiran 6 Instrumen Wawancara Guru dan Kepala/Wakil Kepala
Sekolah
Lampiran 7 Hasil Angket Siswa
Lampiran 8 Transkip Wawancara Guru dan Kepala/Wakil Kepala
Sekolah
Lampiran 9 Foto-foto
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan harus dimengerti oleh semua umat
manusia terutama dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bab 2, pasal 4 yang
berbunyi:
“Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.”1 Pada masa kini, telah timbul pemikiran baru terhadap status
pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat
berharga dan benar-benar produktif, sebab pekerjaan produktif pada saat ini
adalah pekerjaan yang didasarkan pada akal, bukan pada tangan.
Pembentukan orang terdidik merupakan modal penting untuk memajukan
hidup suatu bangsa. Pendidikan merupakan jalan menuju kemakmuran dan
kemajuan serta eksistensi suatu bangsa. Maka, melalui pendidikan kita dapat
mewujudkan pembangunan sosial pada suatu bangsa. Tujuan pembangunan
nasional dalam dunia pendidikan dinyatakan dalam Undang-Undnag RI No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yang
berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1 Redaksi Sinar Grafika, Amandemen Standar Nasional Pendidikan : (PP No. 32 Tahun
2013) dilengkapi dengan PP No. 19 Tahun 2005, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 60.
2
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
Berdasarkan tujuan tersebut, maka sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal bertanggung jawab untuk membangun kegiatan belajar
mengajar yang baik dengan melibatkan salah satu komponen sekolah yaitu
guru. Djamarah mengatakan, bahwa guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak
didik, baik secara individual maupun klasikan di sekolah maupun luar
sekolah3.
Figur ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara
mengenai masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen
manapun dalam sistem pendidikan. Sudut pandang sistem pendidikan
nasional atau lebih khusus lagi sistem persekolahan akan melihat guru
sebagai sentral dari segala upaya pendidikan dan agen dalam pembaruan
pendidikan hingga ke tataran sekolah.
Guru menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan agenda-agenda
pendidikan nasional: peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan
perluasan kesempatan, dan peningkatan efisiensi. Apabila kinerja sekolah,
siswa, dan bahkan pendidikan nasional secara keseluruhan kurang
memuaskan, maka guru sering kali menjadi sasaran bagi pihak yang dianggap
paling bertanggung jawab.4 Maka, guru memiliki peran yang sangat strategis
dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di
bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang
berharkat, bermartabat dan profesional.
Selain berperan dalam mewujudkan pembangunan nasional, guru juga
memiliki tugas yang lain, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas,
2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II, Pasal 3. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 32. 4 Ali Mudlofir, Pendiidk Profesional; Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakart: Rajawali Pers, 2012), h. 61.
3
yakni dalam bentuk pengabdian. Tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.5 Beberapa tugas
tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 mengenai tugas guru bahwa:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.6
Terkait mengenai peran dan tugas guru, maka guru memerlukan
kualifikasi khusus. Mengenai kualifikasi guru, telah dijelaskan dalam Bab IV
Pasal 8, pada undang-undang yang sama sebelumnya, menyatakan bahwa:
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.7
Berdasarkan bunyi pasal tersebut, maka seorang guru harus memenuhi
kualifikasi-kualifikasi yang telah ditentukan dalam undang-undang, agar guru
dapat melaksanakan tugas dan perannya dengan baik dan benar sebagai
pelaksana pendidikan. Salah satu kualifikasi yang harus dipenuhi oleh guru
ialah kompetensi. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu,
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Mengenai hal ini,
telah dijelaskan sebelumnya dalam undang-undang yang sama bab IV Pasal
10 ayat 1, bahwa:
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
5 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), Cet. Ke-22, h. 7. 6 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab
I, Pasal 1. 7 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab
IV, Pasal 8.
4
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.8
Berdasarkan bunyi pasal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
guru dapat dikatakan sebagai guru yang baik dan profesional jika memiliki
kompetensi-kompetensi yang telah disebutkan oleh undang-undang. Salah
satu kompetensi yang harus dimiliki guru ialah kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya memiliki pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan. Sebagaimana yang dikutip oleh
Mulyasa dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir
a bahwa:
“Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”9
Berdasarkan bunyi pasal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran. Guru harus memiliki dan memahami kompetensi
pedagogik dengan baik dam mengelola pembelajaran peserta didik, jika guru
tersebut ingin dikatakan sebagai guru yang professional. Berdasarkan hasil
observasi peneliti, masih ada guru yang tidak memiliki kompetensi ini atau
mungkin guru tersebut sudah memiliki kompetensi tersebut, namun malas
untuk menggunakan atau mempraktikan kompetensi pedagogik yang
dipahaminya dalam kegiatan pembelajaran, seperti halnya jika sedang
mengajar guru tidak memperhatikan karakteristik perkembangan dari masing-
masing peserta didik, sehingga pembelajaran berlangsung sangat monoton;
dalam perencanaan pembelajaran guru kurang merencanakan dengan baik
8 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab
IV Pasal 10, bagian 1, ayat 1 9 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 75.
5
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan (jarang membuat RPP), sehingga
kegiatan pembelajaran yang berlangsung terkesan mendadak dan tidak
terencana dengan baik; dalam pelaksanaan pembelajaran metode yang
digunakan guru kurang bervariasi sehingga membuat siswa terlihat jenuh dan
kurang bersemangat belajar; sarana prasarana yang memadai kurang
dimanfaatkan oleh guru sehingga pembelajaran yang berlangsung kurang
berkesan bagi peserta didik; dalam evaluasi hasil belajar guru tidak menyusun
proses dan hasil evaluasi berdasarkan standar penilaian dan indikator; dan
dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik guru tidak
melakukan pengayaan terhadap peserta didik yang pintar atau remedial
terhadap peserta didik yang kesulitan belajar.
Pembelajaran merupakan istilah dalam dunia pendidikan yang
pengertiannya tentu sangat berbeda jauh dengan istilah pengajaran ataupun
belajar-mengajar. Sebab, pembelajaran pengertiannya lebih kompleks dan
lebih luas dari sekedar mengajar. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Standar Nasional Pendidikan, bab 1, pasal 1, ayat 20 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.10
Berdasarkan hasil observasi peneliti, pengertian pembelajaran seperti
inilah yang sering dikesampingkan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran, sehingga menyebabkan proses pembelajaran yang
dilangsungkannya kurang efektif, tidak menyentuh, dan kurang bermakna.
Seorang guru harus mampu menjadi perencana, perancang, membuat struktur
pembelajaran, mulai dari standar kompetensi, indikator, materi dan kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, serta media pembelajaran agar
efektivitas pembelajarannya dapat terjamin. Maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pedagogik guru merupakan faktor yang strategis dalam upaya
meningkatkan keefektivan pembelajaran agar proses belajar mengajar bisa
10 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan, bab 1, pasal
1, ayat 20.
6
lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal. E. Mulyasa
mengatakan bahwa:
“secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek pedagogis, dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri.”11
Kompetensi pedagogik guru sangat berperan penting dalam
pembelajaran, karena dari sisi ini siswa akan memperoleh pembelajaran
secara runtut dan seksama sesuai dengan sistematika pembelajaran yang baik.
Pembelajaran ini selanjutnya akan menjadi menarik bagi siswa jika
digabungkan dengan penggunaan media yang disesuaikan dengan kebutuhan
materi.
Selain kualifikasi dari segi kompetensi, guru juga harus memenuhi
kualifikasi lainnya yaitu akademik. Guru memiliki latar belakang pendidikan
keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.
Terkait pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata
pelajaran), guru harus menyesuaikan antara latar belakang pendidikan
akhirnya dengan mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, guru harus
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam mengelola
pembelajaran di kelas.
Namun, berdasarkan hasil observasi peneliti, masih ada sekolah yang
memberikan celah kepada beberapa guru untuk mengajar yang tidak sesuai
dengan bidangnya atau keahliannya. Contohnya, guru lulusan Pendidikan
Agama Islam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), lulusan Bahasa
Inggris mengajar Bahasa Indonesia, dan lain sebaganiya. Selain itu, masih ada
guru yang kurang disiplin, seperti belum mencapai kualifikasi pendidikan
minimal S1 (strata 1), sebagaimana yang diinginkan oleh PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab VI, pasal 29, ayat 4 yang
berbunyi:
11 E. Mulyasa,Op.Cit, h. 75-76.
7
“Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1);
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SMA/MA.”12
Adanya peraturan tersebut memotivasi pemerintah untuk mengadakan
program sertifikasi keguruan dengan kualifikasi pendidikan minimal S1
sesuai dengan bidangnya demi memperoleh peserta didik dengan kualitas dan
kuantitas yang baik untuk bangsa ini. Mengenai hal yang sama, Ali Mudlofir
juga membahas mengeni kulaifikasi guru. Ia mengatakan bahwa:
“ berdasar UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, dan Permenag nomor 16/2010 semua guru di Indonesia minimal berkualifikasi akademik D-IV atau S-1 program studi yang sesuai dengan bidang/jenismata pelajaran yang dibinanya. Guru pasa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau bentuk laun yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang terakreditasi.”13
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti
menemukan bahwa di daerah Depok, terdapat sekolah yang gurunya belum
memenuhi kualifikasi minimal S1 (strata 1), mengajar tidak sesuai dengan
keahliannya, dan kurang mengoptimalkan kompetensi yang telah dimiliki,
khususnya kompetensi pedagogik. Bahkan, masih ada guru yang belum
memahami apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik, termasuk guru
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pemahaman terhadap
kompetensi pedagogik sangatlah penting, karena kompetensi ini merupakan
kompetensi yang akan menentukan apakah guru dapat melaksanakan
12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, bab VI, pasal 29, ayat (4). 13 Ali Mudlofir, Op. Cit., h. 66.
8
pembelajaran dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Selain itu, peneliti juga mendapatkan informasi bahwa beradasarkan
hasil UKG (Ujian Kompetensi Guru) pada tahun 2015 adalah umumnya
masih di bawah standar KKM yang sudah ditentukan. Adapun KKM UKG
tahun 2015 sebesar 5,5.
“Rata-rata UKG nasional 53,02, sedangkan pemerintah menargetkan rata-rata nilai di angka 55. Selain itu, rerata nilai profesional 54,77, sedangkan nilai rata-rata kompetensi pendagogik 48,94,” ungkap Anies Baswedan.
Hasil UKG tahun 2015 yang berhasil meraih nilai diatas rata-rata yang
telah ditargetkan sebelumnya hanya 7 Provinsi saja, yaitu: Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, dan Bangka Belitung.14
Berdasarkan pemikiran di atas maka peniliti tertarik untuk
membuktikan apakah benar guru-guru yang terdapat di sekolah menengah
atas khususnya sekolah menengah atas negeri di daerah Depok memiliki
kompetensi pedagogik, khususnya guru bahasa dan sastra Indonesia dan
memenuhi standar kualifikasi akademik yang telah ditentukan undang-
undang. Maka dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada penelitian
yang bertujuan untuk melihat kompetensi pedagogik guru bahasa dan sastra
Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah, diantaranya:
1. Pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa guru bahasa dan sastra
Indonesia kurang efektif, tidak menyentuh, dan kurang bermakna.
2. Terdapat sekolah yang memberikan celah kepada beberapa guru untuk
mengajar tidak sesuai dengan bidangnya atau keahliannya.
14 www. sergur.kemdiknas.go.id., diunduh pada hari Kamis, tanggal 22 Oktober 2016
pukul 11.24 WIB.
9
3. Terdapat guru yang belum mencapai kualifikasi pendidikan minimal
S1 (strata 1).
4. Berdasarkan dari hasil UKG tahun 2015, bahwa secara keseluruhan,
tingkat kompetensi pedagogik guru di Indonesia, masih terbilang
rendah.
C. Batasan Masalah Agar masalah yang dibahas tidak meluas, maka penulis membatasi
masalah pada:
1. Objek penelitian yang dipilih hanya guru bahasa dan sastra Indonesia
kelas XI di sekoah tersebut.
2. Peneliti hanya meneliti seputar kompetensi pedagogik dari guru-guru
tersebut.
3. Sesuai izin dari pihak sekolah, peneliti hanya diizinkan di 3 (tiga)
sekolah menengah atas di Depok, yaitu SMA Negeri 3 Depok, SMA
Negeri 6 Depok, dan SMA Negeri 9 Depok.
4. Peneliti hanya mengambil 10% dari jumlah keseluruhan siswa kelas
XI di masing-masing sekolah. Pada SMA Negeri 3 Depok sebanyak
39 siswa, SMA Negeri 6 Depok sebanyak 44 siswa, dan SMA Negeri
9 Depok sebanyak 26 siswa.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan,
maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru bahasa dan sastra
Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok?
10
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini,
yaitu:
1. Mendeskripsikan bagaimana kompetensi pedagogik guru bahasa
Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis Segi pendidikan penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah
khasanah keilmuan dalam pengajaran bidang pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia, khususnya mengkaji bagaimana kompetensi pedagogik guru
bahasa dan sastra Indonesia pada sekolah, khususnya tingkat sekolah
menengah atas negeri.
2. Secara Praktis a. Bagi peneliti: penelitian ini diharapkan dapat menjadi media aplikasi
dari teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti materi
perkuliahan Pengembangan Profesi Keguruan dan penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan tentang kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru profesional khususnya kompetensi pedagogik, serta
memberikan pengalaman dalam memecahkan masalah yang nyata
khususnya dalam kompetensi pedagogik guru bahasa dan sastra
Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok.
b. Bagi guru: penelitian ini diharapkan menjadi penyemangat mereka
dalam meningkatkan kualitas dirinya agar menjadi guru profesional
yang disenangi oleh siswa dan sesama guru di sekolah.
c. Bagi peneliti lain: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
inspirasi maupun bahan pijakan peneliti lain untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam.
11
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Kajian Teoretis Kajian teori merupakan penjelasan teori-teori yang relevan dengan
penelitian. Kajian teori yang akan dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu
hakikat kompetensi guru, ruang lingkup kompetensi pedagogik, definisi guru,
dan tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
1. Hakikat Kompetensi Guru
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari
bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan atau kemampuan.
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan
yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan
belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.1 Wina Sanjaya
mengatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi digunakan untuk
mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk
menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih
tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya.2
Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam
aspek, tidak saja terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek
spiritual. Mulyasa mengatakan, bahwa kompetensi guru merupakan
1 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-1, h. 27. 2 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung: Prenada
Media Grup, 2008), h. 133.
12
Perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,
sosial, dan spritiual yang secara kafah membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.3
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dan terdiri
atas pengetahuan, sikap dan keterampilan, yang dimana ketiga aspek itu
dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata dan bermanfaat bagi dirinya
ataupun lingkungan sekitarnya. Ketiga aspek tersebut dalam praktiknya
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, ketiga aspek tersebut harus
dijaga dengan baik, karena kondisi fisik, mental serta spiritual seseorang
sangat mempengaruhi hasil kerjanya.
Pada perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan
empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bab IV bagian kesatu pasal 28
ayat 3 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa:
“kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.”4
Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional
dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut. Namun,
dari keempat kompetensi tersebut, terdapat salah satu kompetensi yang
sangat penting peranannya, yaitu kompetensi pedagogik.
3 E. Mulyasa, Op.Cit., h. 26. 4 Redaksi Sinar Grafika,Op. Cit., h. 75.
13
Mulyasa mengatakan bahwa:
“secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek pedagogis, dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri.”5
a. Kompetensi Pedagogik
1) Pengertian Kompetensi Pedagogik
Kompetensi di dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Inggris yaitu kata competence, yang berarti kecakapan
dan kemampuan.6 Kecakapan dan kemampuan ini diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ouston, bahwa kompetensi ialah deskripsi
tentang sesuatu yang harus dapat dilakukan oleh seseorang yang
bekerja dalam bidang profesi tertentu.7 Sutau hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun kuantitatif. Kunandar mengutip pendapat Piet
dan Ida Sahertian tentang pengertian kompetensi, yang mengatakan
bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat afektif,
kognitif, dan performen.8
Berdasarkan perspektif pendidikan, kompetensi adalah
kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus
dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
pendidikan.9 Mengutip dari Littrel yang menjelaskan hakikat
kompetensi, bahwa kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik
5 E. Mulyasa, Op. Cit., h. 75-76. 6 Jejen Musfah, Op.Cit., h. 27. 7 Ibid, h. 28. 8 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke-1, h. 52. 9 Jejen Musfah, Op. Cit., h. 27.
14
untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui
latihan dan praktik.10 Kompetensi dapat diartikan pula sebagai
kewenangan atau kemampuan seorang guru dalam melaksankan
tugasnya di sekolah. Istilah kompetensi guru mempunyai banyak
makna, Broke dan Stone mengemukakan bahwa kompetensi guru
sebagai gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang
penuh arti.11 Berdasarkan bunyi Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab 2, Pasal 3, ayat
(1) disebutkan bahwa kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan keprofesionalan,12
sedangkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pasal 1 ayat 10 disebutkan kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melakukan tugas
keprofesionalan.13
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kompetensi adalah suatu kesatuan dari pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang harus dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dalam dirinya sehingga dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan sebiak-baiknya, serta dapat melakukan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik.
Adapun mengenai pengertian pedagogik dijelaskan oleh Waini
Rasyidin yang menyatakan bahwa pedagogik sebagai ilmu
pengetahuan ialah ilmu mendidik atau ilmu pendidikan tentang
10 Ibid, h. 29. 11 E. Mulyasa, Op.Cit., h. 25. 12 Karnadi, Wahyudin, dkk, Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru,
(Jakarta: BP Cipta Jaya, 2099), h. 6 13 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
Pasal 1, Ayat 10.
15
anak atau mengenai pendidikan anak dan manusia muda.14
Relevansi dan signifikansi dari kata pedagog dan pedagogic berasal
dari bahasa Yunani pedagogue/pembimbing membawa anak,
paes=anak, dan paedo=anak laki-laki; dan agos/saya membawa,
membimbing, berarti “pendidik dan ilmu mendidik”. Pedagogi
ialah kepandaian mendidik. Menurut Langeveld pedagogic (ilmu
mendidik) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bukan saja
menelaah objeknya untuk mengethaui betapa keadaan atau esensi
objek itu (secara deskriptif) melainkan mempelajari pula
bagaiaman seharusnya orang bertindak (secara normatif), diartikan
pula dengan pendidikan ialah kegiatan secara bertanggung jawab
untuk mewujudkan inti pendidikan anak, yaitu ‘perbuatan mendidik
secara moral terhadap anak didikan’. Berdasarkan catatan pribadi
Prof. Sikun dikatakan sebagai berikut:
Kata pedagogiek/paedagogiek dapat diganti dengan ilmu
mendidik, yaitu segala ilmu dan ilmu-ilmu bantu/pendukungnya
yang dipelajari untuk keperluan pendidikan; dengan singkat…[ilmu
mendidik] sama dengan teori pendidikan ; sedangkan paedagogie
adalah seni didik atau segala kecakapan yang kita pergunakan
untuk mendidik anak.15
Maka, kita perlu memahami teori pendidikan, sebagaimana
yang dikatakan oleh Burhanuddin yaitu kita perlu memahami teori
pendidikan, karena dengan teori pendidikan tersebut akan
memberikan manfaat dalam hal:
a. Memberi arah serta tujuan mana yang akan dicapai;
b. Untuk memeprkecil kesalahan dalam praktek, atas dasar teori
pendidikan, diketahui mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh dilakukan;
14 Waini Rasyidin, Pedagogik Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 1. 15 Ibid., h.5-6.
16
c. Berfungsi sebagai tolak ukur, sejauh mana kita telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan itu.”16
Meskipun kita telah memahami berbagai teori pendidikan, kita
tidak boleh menganggap bahwa kita telah memiliki resep untuk
menjalankan tugas dalam pendidikan. Pendidikan tidak dikenal
suatu resep yang pasti, karena yang paling utama dalam pendidikan
adalah kepribadian dan kreativitas pendidikan. Hal ini
dikemukakan oleh Prof. Sikun Pribadi, bahwa:
“itu sebabnya mengapa suatu upaya pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dikemukakan dalam bentuk resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan resepnya, melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri. Pendidikan (walaupun harus didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogik) dalam pelaksanaannya lebih merupakan seni daripada teori”.17
Salah satu tugas utama guru adalah mengajar dan mendidik
murid di kelas dan di luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan
murid yang memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
utama untuk menghadapi hidupnya di masa depan.18 Menurut
Badan Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan
kompetensi pedagogis adalah:
“kemampuan dalam lengelolaan peserta didik yang meliputi (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didk: (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”19
16 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), (Jakarta:
Rineka Cipta, 1997), h. 3. 17 Ibid., h. 3. 18 Jejen musfah, Op.Cit., h. 30. 19 Ibid., h. 30-31.
17
Sebagaimana yang dikutip oleh Martinis Yamin tentang guru
dan dosen dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 8 Tentang Guru dan
Dosen disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.20
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal
28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.21
Kompetensi pedagogik merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan empat kompetensi utama yang dimiliki oleh
seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru saat
melaksanakan profesinya, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam mengelola
proses pembelajaran peserta didik.
2) Tujuan dan Fungsi Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik guru bertujuan dan berfungsi di antaranya:
a. Membantu siswa berkembang secara intelektual, sosial,
fisik, dan emosional.
b. Meningkatkan kesan diri siswa (self images)
c. Menyediakan kesempatan untuk sukses.
20 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2007), Cet. Ke-2, h. 2.
21 E. Mulyasa, Op. Cit., h. 75.
18
d. Melaksanakan belajar aktif.
e. Menguatkan eksplorasi.
f. Menyediakan keamanan.22
Jika kita melihat tujuan dan fungsi telah dipaparkan di atas, maka
dapat dikatakan bahwa dengan diterapkannya kompetensi
pedagogik oleh guru maka tujuan pendidikan yang diharapkan
sekolah dapat tercapai dengan baik.
3) Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik
Peraturan Pemerinah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru Bab 2,
Pasal 3, ayat (4) mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan
dalam. Wawasan yang luas dan mendalam akan memudahkan
guru untuk mengambil keputusan yang tepat akan
meminimalisasi kesalahan guru (malpraktik) dalam menangani
peserta didiknya. Setidaknya ada enam subkomponen
kompetensi wawasan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu:
a) Memahami landasan kependidikan;
b) Memahami kebijakan pendidikan;
c) Memahami tingkat perkembangan siswa;
d) Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi
pembelajaran;
e) Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan;
f) Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan.23
22 Jejen Musfah, Op. Cit., h. 42. 23 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, ( Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), h. 122.
19
b. Pemahaman terhadap peserta didik
Pemahman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya
terdapat empat hal yang harus dipahami guru dan peserta
didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, fisik dan
pertumbuhan dan perkembangan serta potensi peserta didik.24
c. Pengembangan kurikulum/silabus,
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.25
Kurikulum banyak jenisnya. Saat ini masih ada sekolah
yang menggunakan KTSP atau K-13. Jika sekolah
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
maka kurikulum tersebut dikembangkan dengan prinsip-
prinsip beragam dan terpadu yaitu sebagai berikut:
a) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni;
b) Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
c) Menyeluruh dan berkesinambungan;
d) Belajar sepanjang hayat;
e) Seimbang antara kepentigan nasional dan kepentingan
daerah.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi/pokok pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Prinsip
pengembangan silabus mencakup sebagai berikut:
24 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Cet. Ke-2, h. 90.
25 Ibid, h. 131.
20
a) Ilmiah; keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b) Relevansi; cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan
urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional dan spiritual peserta didik.
c) Sistematis; komponen-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
d) Konsisten; adanya hubungan yang konsisten antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok
pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian.
e) Memadai; cakupan indikator, materi pokok
pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penialaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f) Aktual dan kontekstual; cakupan indikator, materi
pokok pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memerhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang
terjadi.
g) Fleksibel; keseluruhan silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
21
h) Menyeluruh; komponen silabus mencakup seluruh
ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.26
d. Perancangan pembelajaran,
Guru berupaya merencanakan sistem pembelajaran yang
memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas
pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan
secara strategis, termasukantisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
Perencanaan tersebut disusun dalam RPP.27
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Melalui interaksi
tersebut banyak sekali faktor yang mepengaruhinya, baik
faktor eksternal maupun faktor internal. Ketika pembelajaran,
tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
pembentukan kompetensi peserta didik. Umunya pembelajaran
menyangkut tiga hal: pre test, proses, dan post test.28
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran,
Ketika menyelenggarakan pembelajaran, guru
menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan
belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan
teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan
menggunakan teknologi. Fasilitas pendiidkan pada umumnya
mencakup sumber belajar, sarana dan prasarana sehingga
peningkatan fasilitas pendidikan harus ditekankan pada
peningkata sumber-sumber belajar, baik kuantitas maupun
26 Barnawi dan Mohammad Arifin, Op. Cit., h. 131-132. 27 Ibid, h. 92. 28 Ibid
22
kualitasnya, sejalan dengan perkembangan teknologi
pendidikan dewasa ini.
Sehubungan dengan itu, peningkatan fasilitas laboratorium,
perpustakaan, atau ruang-ruang belajar khusus seperti ruangan
komputer, internet, sanggar seni, ruang audio dan video,
seyogyanya semakin menjadi faktor-faktor yang diperhatikan
dalam peningkatan fasilitas pembelajaran.
Teknologi pembelajaran merupakan sara pendukung untuk
membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data,
informasi materi pembelajaran, dan sekaligus sebagai sumber
pembelajaran.
Berdasarkan hal ini guru dituntut untuk memiliki
kemampuan mengorganisir, menganalisis, dan meilih
informasi yang paling tepat dan berkaitan langsung dengan
pembentukan kompetensi peserta didik serta tujuan
pembeajaran, dengan penguasaan guru terhadap standar
kompetensi dalam bidang teknologi pembelajaran dapat
dijadikan salah satu indikator standard dan sertifikasi
kompetensi guru.29
g. Evaluasi hasil belajar,
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui
perubahan dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang
dapat dilakukan dengan penialian kelas, tes kemampuan dasar,
penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta
penilaian program.30
29 Ibid, h. 94-95. 30 Ibid, h. 95.
23
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.”31
Pengembagan peserta didik merupakan bagian dari
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan
oleh guru melalui berbagai cara, antara lain kegiatan
ekstrakurikuler, pengayaan dan remedial, serta bimbingan
konseling (BK).32
2. Definisi Guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu,
guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian
kelas, penggunaan metode memgajar, strategi belajar-mengajar, bertindak
selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar
yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar-mengajar,
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan
pendidikan yang harus mereka capai.33
Mengenai pengertian guru, Undang-Undang Republik Indonesia
No. 14 tahun 2005 bab 1 pasal 1 tentang Guru dan Dosen menyatakan
bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
31 Karnadi, Wahyudin, dkk., Op. Cit., h. 6. 32 Ramayulis, Op. Cit., h. 97. 33 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Rosda Karya, 2005), h.
21.
24
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.34
Berdasarkan definisi ini, dapat disimpulkan bahwa guru merupakan
seorang pendidik yang menjadi panutan dan bertugas memberi
pengetahuan kepada peserta didik sehingga dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki.
Adapun tugas dan kewajiban guru, telah disebutkan dalam
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 20, tentang tugas dan kewajiban
guru, antara lain:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, atau latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.35
Selain tugas dan kewajiban, guru juga memiliki tanggung jawab.
Jika kita melihat pada perubahan-perubahan transisional dalam pengajaran
seperti yang telah diuraikan dalam bagian terdahulu yang menambah
kesempatan bagi para peserta didik untuk belajar dan berkembang dan
dilain pihak berdasarkan peranan profesional guru modern maka sudah
34 Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 20015 tentang Gur dan Dosen, Bab
1, Pasal 1. 35 Martnis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), Cet. Ke-2, h. 13-14.
25
barang tentu menimbulkan atau menambah tanggung jawab guru menjadi
lebih besar. Tanggung jawab itu adalah sebagai berikut:
a. Guru harus menuntut para peserta didik belajar;
b. Turut serta membina kurikulum sekolah;
c. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak,
dan jasmaniah);
d. Memberikan bimbingan kepada peserta didik;
e. Melakukan diagnosa atas kesulitan belajar dan mengadakan
penilaian atas kemauan belajar;
f. Menyelenggarakan penelitian;
g. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif;
h. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila;
i. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan
bangsa dan perdamaian dunia;
j. Turut menyukseskan pembangunan tanggung jawab
meningkatkan peranan profesional guru.36
Ali Mudlofir, juga menjelaskan mengenai tugas dan tanggung
jawab guru dalam mengembangkan profesinya. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
“Paling sedikit ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya, yakni: a. guru bertugas sebagai pengajar; b. guru bertugas sebagai pembimbing; c. guru bertugas sebagai administrator kelas; d. guru bertugas sebagai pengembang kurikulum; e. guru bertugas sebagai mengembangkan profesi; f. guru bertugas untuk membina hubungan dengan
masyarakat. Keenam tugas dan tanggung jawab di atas merupakan tugas pokok profesi guru.”37
36 Departemen Agama RI, Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 76-83. 37 Ali Mudlofir, Op. Cit., h. 62.
26
Pada situasi sekarang ini tugas dan tanggung jawab guru dalam
pengembangan profesi dan membina hubungan dengan masyarakat
tampaknya belum banyak dilakukan oleh guru. Yang paling menonjol
hanyalah tugas dan tanggung sebagai pengajar dan sebagai administrator
kelas. Demikian pula, tugas dan tanggung jawab sebagai pembimbing
masih belum membudaya di kalangan guru. Mereka beranggapan tugas
membimbing adalah tugas guru pembimbing atau wali kelas.38
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Badan Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Mahmudah Fitriyah Z.A dan Ramlan A. Gani bahwa secara umum,
fungsi bahasa ada tiga, yaitu alat komunikasi, alat ekspresi, dan alat
berpikir.”.39
Standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Standar kompetensi adalah dasar
bagi siswa untuk dapat memahami dan mengakses perkembangan lokal,
regional, dan global.40 Bahasa adalah alat komunikasi, pembelajaran
bahasa Indonesia mengarahkan agar siswa dapat terampil dalam
berkomunikasi. Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan meningkatkan
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, keinginan, persetujuan
dan memperluas wawasan. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
38 Ibid, h. 64. 39 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
FITK Press, 2010), h. 2. 40 Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
(Jakarta: BSNP, 2006), h. 84.
27
tujuan yang harus dicapai oleh siswa agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa Negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan .
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas budi
pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
f. Menghargai dan mengembangkan bahasa indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 41
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas di
arahkan agar siswa mampu berkomunikasi lisan maupun tulisan secara
baik, dalam pelaksanaannya guru harus menjadi fasilitator untuk
membentuk hal tersebut kepada siswa. Apabila siswa dapat berkomunikasi
dengan baik, maka di manapun siswa tersebut berada ia tidak akan merasa
kesulitan untuk membangun hubungan yang baru terhadap lingkungannya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Arifin dan Amran, bahwa:
“Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.”.42
41 Ibid, h. 6. 42 E. Zeanal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1988), Cet. Ke-3, h. 10.
28
Apabila siswa belajar Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
maka siswa akan memperoleh kemahiran dalam berbahasa, sesuai dengan
fungsi utama bahasa itu sendiri yaitu sebagai alat komunikasi, dengan
kemahiran yang mereka miliki, maka siswa dapat berkomunikasi dengan
baik, baik lisan maupun tulis, agar orang lain atau lawan bicara yang
diajak berbicara atau mendengar pembicaraannya dan melihat tulisannya
dapat memahami apa makna yang terkandung di dalamnya. Pembelajaran
bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas dikembangkan bertujuan
untuk mencapai rumusan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu
sebagai dasar siswa untuk memperoleh kemahiran dalam berbahasa.
Sebagaimana harapan Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A
terhadap anak didiknya yang tertera dalam bukunya bahwa:
“Melihat dari uraian fungsi-fungsi di atas, terutama fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, maka maksud utama dari buku ini adalah berusaha untuk memberikan dasar-dasar kepada mahasiswa untuk memperoleh maupun tulisan agar mereka yang mendengar atau diajak berbicara dengan mudah memahami apa yang dimaksudkan. Untuk langkah awal, bahasa yang harus dipergunakan ialah bahasa yang paling umum dipakai dan tidak menyalahi norma-norma umum yang berlaku.”.43
Pada dunia pendidikan, bahasa Indonesia memiliki kedudukan
yang sangat penting, karena BSNP menjadikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar pendidikan nasional, selain sebagai bahasa Negara. Hal
ini sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 bab VII pasal 33 ayat (1),
yang berbunyi: “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional.”44
B. Penelitian yang Relevan
Agar terhindar dari pengulangan penelitian yang sama, penulis melakukan
observasi sehingga mendapatkan informasi yang jelas tentang pokok
43 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Op. Cit. , h. 3. 44 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bab VII, pasal 33, ayat (1).
29
permasalahan, termasuk melakukan kajian pustaka terhadap buku-buku
maupun hasil penelitian sejenis. Skripsi yang memiliki keterkaitan dengan
tema permasalahan penulis dijadikan sebagai bahan rujukan dan
perbandingan, yaitu:
a. Hasil penelitian Yuni Rahmawati dari Universitas Negeri Yogyakarta pada
tahun 2012 dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi Pedagogik Guru
Sekolah Dasar se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, menyimpulkan
bahwa: secara umum kompetensi pedagogik guru SD se-Kecamatan
Kretek termasuk dalam kategori tinggi dengan rincian sub kompetensi
pedagogik sebagai berikut (1) Guru dalam memahami wawasan atau
landasan kependidikan termasuk kategori tinggi dengan persentase
61,64%; (2) Guru dalam memahami peserta didik termasuk kategori tinggi
dengan persentase 67,16%; (3) Guru dalam mengembangkankurikulum
dan silabus termasuk kategori tinggi dengan persentase 67,83%; (4) Guru
dalam merancanakan pembelajaran termasuk kategori tinggi dengan
persentase 67,23%; (5) Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis termasuk kategori tinggi dengan persentase 68,17%;
(6) Guru dalam mengevaluasi hasil belajar termasuk kategori tinggi
dengan persentase 68,36%; (7) Guru dalam memanfaatkan teknologi
pembelajaran termasuk kategori tinggi dengan persentase 68,70%; (8)
Guru dalam mengembangkan peserta didik termasuk kategori tinggi
dengan persentase 69,52%. Adapun persamaan dengan penelitian ini ialah
memilih kompetensi pedagogik sebagai subjek penelitian dan menjadikan
guru sebagai objek penelitian. Perbedaannya ialah peneliti memilih guru
bahasa dan sastra Indonesia sekolah menengah atas negeri sebagai objek
penelitian, menjadikan siswa serta kepala/wakil kepala sekolah sebagai
data sekunder dalam penelitian ini, dan penelitian tersebut memilih salah
satu kecamatan sebagai tempat penelitian.
b. Hasil penelitian Najiatul ‘Amaliyah dari Universitas Islam Negeri Jakarta
pada tahun 2015 dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kompeteni
Pedagogik Guru Kelas dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SD/MI
30
Jakarta Barat, menyimpulkan bahwa: (1) kompetensi pedagogik guru
kelas SD/MI dalam pelaksanaan pembelajaran memiliki kualitas
pedagogik yang tinggi yaitu 56% guru kelas yang memiliki kompetensi
pada aspek penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran
yang mendidik, pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
dan pelibatan peserta didik dalam pembelajaran. Adapun persamaan
dengan penelitian ini ialah memilih kompetensi pedagogik sebagai subjek
penelitian dan menjadikan guru sebagai objek penelitian. Perbedaannya
ialah peneliti memilih guru bahasa dan sastra Indonesia tingkat seolah
menengah atas negeri sebagai objek penelitian dan menjadikan siswa serta
kepala/wakil kepala sekolah sebagai data sekunder dalam penelitian ini.
c. Hasil penelitian Rosyidah dari Universitas Islam Negeri Jakarta pada tahun
2012 dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi Pedagogik Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SD Dua
Mei Ciputat, menyimpulkan bahwa: (1) Guru PAI dalam proses belajar
mengajar belum dilakukan dengan baik karena ada beberapa hal yang
kurang, contohnya kurang jelasnya guru ketika menjelaskan materi
pelajaran; (2) kurangnya variasi mengajar yang dilakukan oleh guru PAI,
sehingga membuat banyak siswa merasa jenuh ketika pelajaran tersebut
sedang berlangsung. Adapun persamaan dengan penelitian ini ialah
memilih kompetensi pedagogik sebagai subjek penelitian dan menjadikan
guru sebagai objek penelitian. Perbedaannya ialah peneliti memilih guru
bahasa dan sastra Indonesia tingkat sekolah menengah atas negeri sebagai
objek penelitian dan menjadikan siswa serta kepala/wakil kepala sekolah
sebagai data sekunder dalam penelitian ini.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian . Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas Negeri yang
berada di wilayah Depok. SMA Negeri di Depok terdapat 13 sekolah,
namun berdasarkan hasil observasi peneliti, peneliti hanya mendapatkan
izin dari 3 sekolah untuk melakukan penelitian yaitu SMA Negeri 3
Depok, SMA Negeri 6 Depok, dan SMA Negeri 9 Depok.
Ketiga sekolah tersebut tidak peneliti tentukan secara khusus untuk
dijadikan tempat penelitian, namun karena berbagai alasan yang diberikan
oleh pihak sekolah lainnya yang tidak memberikan izin peneliti untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut, maka terpilih 3 (tiga) sekolah
sebagai tempat penelitian. Pada tiap sekolah, peneliti meneliti seluruh guru
bahasa dan sastra Indonesia kelas XI sebagai data primer dengan masing-
masing sekolah memiliki 1 (satu) sampai 2 (dua) guru bahasa dan sastra
Indonesia. Adapun sekolah yang memilki 1 (satu) guru bahasa Indonesia
yaitu SMA Negeri 9 Depok, bernama Ibu Carolina Elnusantari S.Pd.,
sedangkan sekolah yang memiliki 2 (dua) guru bahasa Indonesia yaitu
SMA Negeri 3 Depok, bernama Ibu Tuti Taeneha M.Pd. dan Ibu
Marpaung M.Pd. dan SMA Negeri 6 Depok, bernama Ibu Ana S.Pd. dan
Ibu Budewi Intan M.Pd..
Adapun banyak siswa yang mengisi angket sebagai data sekunder,
peneliti hanya memilih 10% dari seluruh jumlah siswa di kelas XI pada
masing-masing sekolah. Suharismi menyatakan jika jumlah subjeknya
besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.1 Pada SMA
Negeri 3 Depok jumlah seluruh siswa kelas XI yaitu 390 siswa, maka 10%
1 Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 115.
32
dari jumlah tersebut ialah sebanyak 39 siswa. SMA Negeri 6
Depok jumlah seluruh siswa kelas XI yaitu 438 siswa, maka 10% dari
jumlah tersebut ialah sebanyak 44 siswa, dan SMA Negeri 9 Depok
jumlah seluruh siswa kelas XI yaitu 256 siswa, maka 10% dari jumlah
tersebut ialah sebanyak 26 siswa. Waktu yang digunakan peneliti untuk
penilitian ini yaitu kurang lebih selama 6 bulan, sejak bulan Mei – Oktober
2016.
C. Metode Penelitian Para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam
melaksanakan penelitiannya. Sudah terang, metode yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang
dipilih. Prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok
dengan metode penelitian yang digunakan.2 Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dalam bentuk metode penelaahan deskriptif dengan
menggambarkan suatu keadaan atau sifat apa adanya untuk kemudian
dianalisis kembali. Penelitian ini dimaksudkan untuk memastikan
karakteristik dari objek yang diteliti. Data dan informasi yang digunakan
dalam penelitian ini di dapat dari wawancara dan angket. Informasi
tersebut dalam bentuk dokumen dan catatan peristiwa yang diolah menjadi
data.
Metode kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
diterapkan pada berbagai masalah. Sebagaimana yang telah dikemukakan
oleh Wina Sanjaya, bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah metode
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan
mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di
2 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 44
33
masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambar ciri,
karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut.3
D. Sumber Data Adapun mengenai pengertian sumber data, Suharismi Arikunto
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 4 Sumber data dalam
penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber
data oleh penyelidik. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari sasaran penelitian yaitu
hasil wawancara dengan guru bahasa dan sastra Indonesia.
Data sekunder adalah data yang telah lebih dulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang di luar diri penyelidik sendiri, walaupun yang
dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Sumber sekunder
juga berisi data dari tangan kedua (atau dari tangan yang kesekian).
Sumber data sekunder merupakan data pelengkap yang digunakan dalam
penelitian ini. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
data yang diperoleh dari angket siswa dan hasil wawancara kepala sekolah
atau warga sekolah yang lain.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Penelitian ini memperoleh data yang diperlukan dari lapangan,
dengan meggunakan cara berikut:
1. Observasi
3 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h.
47. 4 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), h. 172.
34
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara
langsung. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik atau
setelah melihat baru percaya? Tampaknya pengalaman langsung
merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran. Jika
suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin
menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh
keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya
adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung
peristiwanya.5
Peneliti melakuakn observasi ke seluruh sekolah SMA Negeri di
Depok, dengan maksud untuk mengumpulkan informasi sebelum
melakukan proses penelitian selanjutnya. Hal ini peneliti lakukan agar
peneliti dapat menjalankan penelitian dengan baik dan lancar. Setelah
peneliti melaksanakan observasi, peneliti hanya mendapatkan izin di 3
sekolah untuk melakukan penelitian, yaitu SMA Negeri 3 Depok,
SMA Negeri 6 Depok, dan SMA Negeri 9 Depok. Selain itu, peneliti
juga menemukan informasi dari beberapa siswa di beberapa SMA
Negeri di Depok mengenai pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,
bahwa pembelajaran tersebut terkesan tidak menarik. Tidak sedikit
siswa juga mengatakan bahwa guru bahasa Indonesia mereka tidak
inovatif dan tidak memahami siswa dengan baik.
2. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang
yang diwawancarai disebut interviewee.6
Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
ialah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan kerangka pertanayaan pokok yang telah disusun.
5 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 174. 6 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2, h. 55.
35
Adapun penyusunan pertanyaan tersebut didasrkan atas ruang lingkup
kompetensi pedagogik yang terdiri dari pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Hal tersebut tidak luput dari peran dan tanggung jawab
guru professional. Jika guru memenuhi ruang lingkup yang telah
disebutkan, maka guru tersebut dapat dikatakan sebagai guru yang
menggunakan perannya dengan baik menjalankan tanggung jawabnya
dengan baik, maka guru tersebut dapat disebut sebagai guru
professional.
Pedoman wawancara yang peneliti gunakan dapat dilihat di
lampiran. Wawancara ini ditujukan kepada guru bahasa dan sastra
Indonesia dan kepala/wakil kepala sekolah di sekolah yang dituju.
3. Angket
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik
atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya jawab dengan responden).7
Angket berbentuk pengajuan pernyataan tertulis melalui
sebuah daftar pernyataan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Instrumen angket yang digunakan mengacu pada ruang lingkup
kompetensi pedagogik secara umum, seperti pedoman wawancara
yang peneliti buat. Untuk angket yang peneliti gunakan dapat lihat di
lampiran.
Angket yang telah diisi oleh siswa, peneliti hitung dengan
menggunakan rumus di bawah ini:
P= F/N X 100%
7 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-7, h. 219.
36
P= Persentasi
F= Frekuensi (banyak jawaban siswa)
N= Number of cases (jumlah jawaban siswa).
Adapun klasifikasi presentasi tingkat kualitas kompetensi
pedagogik guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Klasifikasi Presentasi Tingkat Kualitas
Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban
>50% Tinggi kualitas kompetensi pedagogik guru
< 50% Rendah kualitas kompetensi pedagogik guru
i. Teknik Analisis Data Penelitian memperoleh data dari berbagai sumber dan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam. Saat
pengumpulan data, tahapan yang diikuti oleh peneliti, yaitu pertama
orientasi. Orientasi yang dilakukan peneliti ialah mengunjungi dan
bertatap muka dengan para guru dan kepala sekolah atau bidang kurikulum
sekolah untuk meminta izin kepada lembaga setempat, merancang usulan
penelitian, menentukan informan penelitin, menyiapkan kelengkapan
penelitian, dan mendiskusikan rencana penelitian. Kemudian tahap kedua
yaitu eksplorasi. Eksplorasi yang dilakukan peneliti ialah mengumpulkan
data dengan cara wawancara dan memberikan angket kepada beberapa
siswa untuk mengisinya. Tahap ketiga yaitu pengecekan keabsahan data.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang telah di
perolehnya ketika melakukan penelitian di sekolah atau tempat penelitian.
Setelah tahap-tahap yang dijelskan di atas dilakukan, maka peneliti
melakukan kegiatan pengolahan data agar data tersebut dapat dengan
benar menjawab permasalahan yang peneliti temukan. Peneliti
37
menggunakan beberapa teknik analisis data. Teknik analisis data
merupakan cara yang digunakan menguraikan data-data yang diperoleh
agar data-data tersebut dapat dipahami peneliti dan orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian ini.
Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam menganalisis data
ini adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Sugiyono mengatakan bahwa, mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya.8 Reduksi data merupakan proses pemilahan,
pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan untuk dipilah-pilah mana yang penting dan mana yang
tidak penting. Pada langkah ini peneliti mentranskip hasil wawancara
guru dan kepala/wakil kepala sekolah. Selain itu, peneliti juga
mengumpulkan hasil angket siswa yang telah diperoleh kemudian
menghitungnya untuk mendapatkan hasil apakah kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru tersebut memiliki kualitas yang
tinggi atau rendah.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data diuraikan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya.9 Mendisplaykan data akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami. Pada langkah ini peneliti membentuk hasil
8 Ibid., h. 247. 9 Ibid, h. 249.
38
penelitian dalam bentuk deskripsi. Hasil wawancara dan hasil angket
disatukan agar peneliti memperoleh hasil akhir yang jelas dan tepat.
3. Verifikasi Data (Penyimpulan)
Kemudian, langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadai jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 10Verivikasi (penyimpulan)
data ini merupakan langkah interpretasi dari berbagai data yang
didapatkan dan merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses. Pada
langkah ini peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang telah
dianalisis. Adapun simpulan yang peneliti peroleh ialah kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru bahasa dan sastra Indonesia cukup
baik dan kabar yang peneliti peroleh bahwa kompetensi pedagogik
guru bahasa dan sastra Indonesia di daerah Depok, khususnya di SMA
Negeri 3, 6 dan 9 Depok kurang baik dalam kompetensi
pedagogiknya, informasi tersebut kurang tepat.
10Ibid, h. 252-253.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Angket
Data hasil angket ini terkait erat dengan pengumpulan data
kompetensi pedagogik guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang diperoleh
dari 109 siswa/siswi kelas XI, yang terdiri dari 39 siswa/siswi kelas XI
SMA Negeri 3 Depok, 44 siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 6 Depok, dan
26 siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 9 Depok. Total pernyataan adalah
sebanyak 38 item. Pernyataan yang terdapat di angket mengacu kepada 8
(delapan) ruang lingkup kompetensi pedagogik guru, yaitu memiliki
wawasan yang luas dan landasan kependidikan yang jelas; memahami
peserta didik secara fisik, sosial, moral, inetelektual dan spiritual;
mengembangkan kurikulum atau silbus yang digunakan dalam
pembelajaran; membuat rancangan pembelajaran untuk membentuk
proses pembelajaran yang baik dan sistematis; melaksanakan
pembelajaran secara mendidik dan dialogis; memanfaatkan teknologi,
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran; melakukan evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik; dan memfasilitasi pengembangan
potensi peserta didik dengan maksud untuk mengaktualisasikan potensi
yang dimilikinya.
Adapun data tabel frekuensi peneliti paparkan sebagai berikut:
40
Tabel 2
Guru berwawasan luas atau berlandaskan kependidikan
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 dan 2 Ya
Tidak
143
80
64,12%
35,87%
Jumlah 223 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa iya, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
kelas XI berwawasan luas atau berlandaskan kependidikan. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban responden yang menyatakan “ya” sebanyak 143
jawaban dan yang menyatakan “tidak” sebanyak 80 jawaban. Adapun jika
dilihat dari hasil persentasenya, maka untuk jawaban “ya” sebesar 64,12%
dan untuk jawaban “tidak” sebesar 35,87%. Nilai frekuensi dan persentase
diperoleh dari dua pernyataan mengenai wawasan dan landasan
pendidikan guru, yaitu guru mengetahui perkembangan kamu di kelas
dengan baik dan guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama
dengan temanmu. Secara keseluruhan pada aspek ini, ternyata guru
tersebut memiliki wawasan yang luas dan memiliki landasan pendidikan
yang sangat baik. Hal tersbut dapat dilihat dengan jumlah responden dan
hasil persentasenya yang menyatakan “iya” lebih banyak dibandingkan
dengan yang “tidak”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh guru tersebut
memiliki wawasan yang sangat luas ketika proses pembelajaran sedang
berjalan baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang sedang disampaikan dan guru tersebut
memiliki landasan pendidikan yang sangat baik yang ia jadikan sebagai
dasar dalam proses pembelajaran dan menjadi pengajar.
41
Tabel 3
Guru memahami karakteristik peserta didik (siswa) yang berkaitan
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, moral, dan spiritual
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan
7
Ya
Tidak
377
391
49,08%
50,91%
Jumlah 768 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa “ya”, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
kelas XI kurang memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, moral, dan spiritual. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban responden yang menyatakan “ya” sebanyak 377
jawaban dan yang menyatakan “tidak” sebanyak 391 jawaban. Adapun
jika dilihat dari hasil persentasenya, maka untuk jawaban “ya” sebesar
49,08% dan untuk jawaban “tidak” sebesar 50,91%. Nilai frekuensi dan
persentase diperoleh dari tujuh pernyataan mengenai pemahaman guru
terhadap karakteristik peserta didiknya baik dari aspek fisik, sosial,
intelektual, moral, dan spiritualnya. Adapun ketujuh pernyataan tersebut
ialah guru memahami kemampuan belajar kamu di kelas, guru mengethaui
bakat yang kamu miliki, guru selalu membantu kamu jika kamu
mengalami kesulitan dalam belajar, guru selalu mengembangkan
kreativitas kamu dalam kegiatan pembelajaran, guru mengetahui latar
belakang keluarga kamu, guru selalu memberikan motivasi kepada kamu
jika minat belajar kamu menurun, dan guru sangat memahami kamu baik
secara fisik atau mental. Secara keseluruhan pada aspek ini, ternyata guru
tersebut kurang memiliki pemahaman yang baik dalam memahami
karakteristik peserta didiknya. Hal tersebut dapat dilihat dengan jumlah
42
responden dan hasil persentasenya yang menyatakan “tidak” lebih banyak
dibandingkan dengan yang “ya”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh
guru tersebut tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap peserta
didiknya baik itu dari segi fisiknya, moralnya, sosialnya, spiritualnya,
maupun intelektualnya.
Tabel 4
Guru mengembangkan kurikulum/silabus dalam pembelajaran
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, 3, dan 4
Ya
Tidak
267
170
61, 09%
38,90%
Jumlah 437 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa “ya”, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
kelas XI mengembangkan kurikulum/silabus dalam pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan “ya” sebanyak 267
jawaban dan yang menyatakan “tidak” sebanyak 170 jawaban. Adapun
jika dilihat dari hasil persentasenya, maka untuk jawaban “ya” sebesar
61,09% dan untuk jawaban “tidak” sebesar 38,90%. Nilai frekuensi dan
persentase diperoleh dari empat pernyataan mengenai pengembangan
guru terhadap kurikulum/silabus dalam proses pembelajaran. Adapun
pernyataan tersebut ialah guru selalu inovatif dalam menyampaikan
materi sehingga terlihat menarik, ketika menyampaikan materi guru selalu
menghubungkannya dengan persoalan kehidupan sehari-hari,
penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami, dan guru
tidak hanya mengembangkan keilmuan kamu, namun guru juga
membentuk perilaku dan ketangkasan kamu. Secara keseluruhan pada
aspek ini, ternyata guru tersebut memiliki pengembangan yang baik
43
dalam mengembangkan kurikulum/silabus ketika proses pembelajaran
sedang berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyak jawaban
responden dan hasil persentasenya yang menyatakan “iya” lebih banyak
dibandingkan dengan yang “tidak”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
seluruh guru tersebut memiliki pengembangan yang sangat baik dalam
mengembangkan kurikulum/silabus dalam proses pembelajaran.
Pengembangan yang dilakukan guru salah satunya yaitu dengan selalu
melakukan pembelajaran dengan kurikulum yang disediakan oleh
sekolah, selalu menjalankan pembelajaran sesuai dengan silabus yang
telah ada, ketika menampaikan materi selalu inovatif dan menarik, dan
mebuat materi yang disampaikan mudah dipahami salah satu caranya
yaitu dengan menghubungkan materi pada persoalan kehidupan sehari-
hari.
Tabel 5
Guru membuat rancangan pembelajaran sebelum kegiatan
pembelajaran dilakukan
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, 3, dan 4
Ya
Tidak
359
108
76,87%
23,12%
Jumlah 467 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa “ya”, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
kelas XI membuat rancangan pembelajaran sebelum kegiatan
pembelajaran dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden
yang menyatakan “ya” sebanyak 359 jawaban dan yang menyatakan
“tidak” sebanyak 108 jawaban. Adapun jika dilihat dari hasil
persentasenya, maka untuk jawaban “ya” sebesar 76,87% dan untuk
44
jawaban “tidak” sebesar 23,12%. Nilai frekuensi dan persentase diperoleh
dari empat pernyataan mengenai perencanaan pembelajaran yaitu guru
selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi disampaikan,
guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
disampaikan, guru menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran, dan guru melaksnakan pembelajaran secara runtut dan
sistematis. Secara keseluruhan pada aspek ini, ternyata guru tersebut
memiliki kesiapan yang mantap sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyak jawaban
responden dan hasil persentasenya yang menyatakan “iya” lebih banyak
dibandingkan dengan yang “tidak”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
seluruh guru tersebut memiliki kesiapan yang sangat baik dengan selalu
membuat rancangan pembelajaran sebelum ia melaknasakan kegiatan
pembelajaran bersama siswa/siswi di kelas. Rancangan pembelajaran
yang telah disiapkan akan mepermudah guru dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan sangat baik dan hasil belajar
siswa pun dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang dibuat atau disiapkan.
Tabel 6
Guru melaksankan kegiatan pembelajaran dengan mendidik dan
dialogis
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10
Ya
Tidak
705
375
65,27%
34,72%
Jumlah 1080 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa “ya”, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
45
kelas XI telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mendidik dan
dialogis. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan
“ya” sebanyak 705 jawaban dan yang menyatakan “tidak” sebanyak 375
jawaban. Adapun jika dilihat dari hasil persentasenya, maka untuk
jawaban “ya” sebesar 65,27% dan untuk jawaban “tidak” sebesar 34,72%.
Nilai frekuensi dan persentase diperoleh dari sepuluh pernyataan
mengenai pelaksanaan pembelajaran. Adapun pernyataannya yaitu tidak
ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai, guru membimbing
kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung,
guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.,
guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran, guru
tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai, guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung, guru selalu menyampaikan materi
dengan cara menjelaskan (demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum,
guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan, guru
tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang sebelumnya
belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya, dan guru akan bertindak
tegas kepada siswa yang tidak mengerjakan PR/tugas dan membuat gaduh
di kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung. Secara keseluruhan
pada aspek ini, ternyata guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan mendidik dan dialogis terhadap siswa/siswi. Hal tersebut dapat
dilihat dengan banyak jawaban responden dan hasil persentasenya yang
menyatakan “ya” guru bahasa Indonesia mereka selama ini mengajar mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara mendidik dan dialogis. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa seluruh guru tersebut melaksnakan kegiatan
pembelajaran dengan mendidik dan dialogis, sehingga siswa/siswi dapat
memahami materi yang disampaikan dengan mudah dan baik, selain itu
guru juga tidak hanya menyampaikan materi yang akan disampaikan saja,
namun guru juga membentuk kepribadian yang lebih baik pada diri
46
siswa/siswi baik dalam kelas yaitu saat proses pembelajaran berlangsung
atau saat di luar kelas atau bukan dalam proses pembelajaran.
Tabel 7
Guru memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam
pembelajaran
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, 3, dan 4
Ya
Tidak
266
189
58,46%
41,53%
Jumlah 455 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa “ya”, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
kelas XI memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran baik yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah maupun ia
siapkan sendiri. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang
menyatakan “ya” sebanyak 266 jawaban dan yang menyatakan “tidak”
sebanyak 189 jawaban. Adapun jika dilihat dari hasil persentasenya, maka
untuk jawaban “ya” sebesar 58,46% dan untuk jawaban “tidak” sebesar
41,53%. Nilai frekuensi dan persentase diperoleh dari empat pernyataan
mengenai pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam
pembelajaran. Adapun pernyataannya yaitu guru sering memberikan tugas
kepada kamu dengan mencari jawabannya di internet, guru tidak pernah
menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan pembelajaran, guru
selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas
mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan), dan ketika
ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru untuk
membuat power point (PPT). Secara keseluruhan pada aspek ini, ternyata
guru tersebut memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang TIK,
47
dengan memanfaatkannya dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat
dengan banyak jawaban responden dan hasil persentasenya yang
menyatakan “iya” lebih banyak dibandingkan dengan yang “tidak”. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa seluruh guru tersebut memiliki kemampuan
yang lebih dalam bidang TIK, sehingga guru tersebut dapat
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran yang ia lakukan bersama
siswa/siswinya. Adanya pemanfaatan yang dilakukan oleh guru membuat
pembelajaran berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan.
Selain itu, dalam hal ini baik dari pihak guru sendiri ataupun
siswa/siswinya mendapatkan keuntungan atau kelebihan. Pihak guru
menjadi lebih terampil jika selalu memanfaatkan TIK dalam
pembelajarannya, penggunaan TIK yang secara berulang-ulang dan terus-
menerus akan melatih guru untuk menjadi pribadi yang lebih terampil dan
tidak kuno. Sedangkan, untuk pihak siswa/siswi, guru secara tidak
langsung megajarkan kepada mereka bahwa kemmapuan TIK dalam
kehidupan sehari-hari sangatlah penting apalagi di zaman modern seperti
ini yang apa-apa serba instan dan tidak rumit. Penggunaan TIK dalam
pembelajaran pastinya mempermudah proses pembelajaran yang guru
lakukan, sehingga guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik
dan siswa/siswi dapat memahami materi yang telah disampaikan serta
hasil belajara pun dapat meningkat.
Tabel 8
Guru melakukan evaluasi hasil belajar
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, 3, dan 4
Ya
Tidak
245
190
93,3%
6,7%
Jumlah 435 100%
48
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa “ya”, memang
benar guru bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya
kelas XI melakukan evaluasi hasil belajar ketika pembelajaran sedang
berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang
menyatakan “ya” sebanyak 245 jawaban dan yang menyatakan “tidak”
sebanyak 190 jawaban. Adapun jika dilihat dari hasil persentasenya, maka
untuk jawaban “ya” sebesar 56,32% dan untuk jawaban “tidak” sebesar
43,67%. Nilai frekuensi dan persentase diperoleh dari empat pernyataan
mengenai evaluasi hasil belajar yang dlakukan oleh guru. Adapun
pernyataan yaitu guru tidak pernah mengoreksi pekerjaan atau latihan
kamu, guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai
disampaikan (biasanya satu bab selesai dipelajari), guru selalu
memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan, dan guru akan
mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika kamu belum
memahami materi tersebut dengan baik (memberikan penguatan). Secara
keseluruhan pada aspek ini, ternyata guru tersebut selalu melakukan
evaluasi hasil belajar pada kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat
dilihat dengan banyak jawaban responden dan hasil persentasenya yang
menyatakan “iya” lebih banyak dibandingkan dengan yang “tidak”. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa seluruh guru tersebut pada kegiatan
pembelajaran selalu melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar bersama-
sama dengan siswa, maka siswa dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihannya atas materi yang telah disampaikan. Siswa pun dapat
memperbaikinya jika memiliki kesalahan dan meningkatkannya jika
memiliki kelebihan. Selain itu, guru juga dapat mengetahui siapa saja
siswa yang mengalami kesulitan dalam materi yang telah disampaikan,
sehingga di pertemuan berikutnya guru dapat mempersiapkan diri untuk
membantu kesulitan siswa tersebut terhadap materi yang ia rasa sulit
untuk dipahami, baik itu dengan cara remedial jika nilainya kurang dari
KKM atau dengan penambahan jam pelajaran khusus untuk mereka yang
memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
49
Tabel 9
Guru mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1, 2, dan 3
Ya
Tidak
175
148
54,17%
45,82%
Jumlah 323 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa benar guru bahasa
dan sastra Indonesia SMA Negeri di Depok khususnya kelas XI
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik (siswa). Hal ini
dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan “ya” sebanyak 175
jawaban dan yang menyatakan “tidak” sebanyak 148 jawaban. Adapun
jika dilihat dari hasil persentasenya, maka untuk jawaban “ya” sebesar
54,17% dan untuk jawaban “tidak” sebesar 45,82%. Nilai frekuensi dan
persentase diperoleh dari tiga pernyataan mengenai pengembangan
potensi peserta didik yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya.
Adapun pernyataanya yaitu guru memotivasi kamu untuk mengikuti
ekstrakulikuler sesuai dengan keinginan atau bakat (kemampuan) kamu,
guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
baik, dan selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan
memberikan solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan
kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar). Secara keseluruhan pada aspek ini, ternyata guru tersebut
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut
dapat dilihat dengan banyak jawaban responden dan hasil persentasenya
yang menyatakan “iya” lebih banyak dibandingkan dengan yang “tidak”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh guru tersebut mengembangkan
potensi yang telah dimiliki oleh peserta didik, khususnya peserta didik
50
yang telah ia ampu. Meskipun guru tersebut tidak mengenal dan
memahami dengan baik bagaimana peserta didiknya, namun guru tersebut
tetap berusaha menjadi guru yang baik dengan memberikan motivasi
kepada peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang telah
dimiliki salah satunya dengan mengikuti ekstrakulkuler sesuai dengan
kemampuan dan kesukaannya, mendengarkan dan memberikan
pengarahan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan, serta
memberikan kemudahan kepada peserta didik yang memiliki kekurangan
khususnya dalam belajar.
2. Data Hasil Wawancara
Data hasil wawancara ini terkait dengan kompetensi pedagogik
guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI di SMA Negeri di Depok,
khususnya SMA Negeri 3 Depok, SMA Negeri 6 Depok, dan SMA
Negeri 9 Depok. Transkip hasil wawancara dapat dilihat pada bagian
lampiran. Teradapat beberapa kegiatan wawancara yang dilakukan
peneliti dan peneliti mendapatkan data yang diinginkan, maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa guru-guru di sekolah-sekolah yang peneliti
jadikan tempat untuk penelitian cukup memiliki kompetensi pedagogik
yang baik, khususnya pada guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI.
Seluruh guru yang peniliti jadikan objek penelitian telah memenuhi ruang
lingkup dari kompetensi pedagogik. Adapun ruang lingkup ialah (1)
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) Pemahaman
terhadap peserta didik, (3) Pengembangan kurikulum/silabus, (4)
Perancangan pembelajaran, (5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, (6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, (7) Evaluasi hasil
belajar, dan (8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Salah satu wawancara yang peneliti lakukan yaitu bersama guru
bahasa dan sastra Indonesia kelas XI di SMA Negeri 6 Depok yang
51
bernama Ibu Budewi Intan M.Pd. merupakan lulusan IKIP Jakarta dengan
jurusan Bahasa Indonesia, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh ia,
bahwa “Latar belakang saya kebetulan memang lulusan IKIP Jakarta ya,
lulusan Bahasa Indonesia, saya kuliah tahun 86. Kurang lebih sudah 30
tahun yang lalu.”1. Kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan
mata pelajaran yang ia ampu, membuat ia memiliki wawasan dan
landasan pendidikan yang mumpuni, apalagi ia lulusan S2 (strata dua). Ia
pun tidak merasa kesulitan ketika menjalani proses pembelajaran bersama
anak-anak di kelas dan dapat mengerahkan pembelajaran dengan baik
sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai oleh guru sendiri ataupun
oleh murid atau peserta didik. Selain itu, pengalaman mengajar yang ia
miliki tidak dapat diragukan lagi. Sebelum ia menjadi guru bahasa dan
sastra Indonesia di SMAN 6 Depok, ia mengajar di SMAN 1 selama 14
tahun, di STM 14 tahun dan di SMAN 6 Depok selama 2 tahun, jadi jika
dijumlahkan maka Ibu Budewi Intan telah mengajar selama kurang lebih
30 tahun, seperti yang dikatakan oleh ia:
“Alhamdulillah, setelah lulus saya menjadi pegawai negeri, jadi saya langsung mengajar, meskipun sebelum lulus saya tidak ada praktik, maksudnya tidak ada praktik, tidak pernah menjadi guru honorer. Jadi guru saya setelah lulus, karena kebetulan saya DPK jadi dapat SK langsung bisa mengajar. Awal melamar dapatnya di STM, setahun kemudian baru saya menjadi PNS. Saya mengajar di swasta 14 tahun, di SMAN 1, 14 tahun dan di sini kurang lebih 2 tahun jadi kurang lebih saya sudah mengajar selama 30 tahun.”
Selain itu, guru juga harus memiliki pemahaman yang baik
terhadap peserta didiknya, seperti halnya mengetahui kesulitan yang
dihadapi oleh peserta didik serta cara mengatasinya, mengkondisikan
peserta didik yang sulit diatur dengan karakteristik yang berbeda-beda,
memberikan respon kepada peserta didik yang aktif dan tidak katif di
kelas, memberikan motivasi kepada peserta didik baik di kelas maupun di
luar kelas, meningkatkan prestasi belajar peserta didik, dan lain 1 Hasil wawancara dengan Ibu Budewi Intan S.Pd. pada hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2016.
52
sebagainya. Hal-hal tersebut telah dilakukan oleh Ibu Budewi Intan M.Pd.,
sesuai dengan yang ia katakana bahwa:
Segi mengatasi kesulitan belajar peseta didik:
“Saya akan mendekati mereka. Kadang-kadang kalau saya dekati mereka juga tidak mau menjawab saya. Apa dia mengalami kesulitan atau tidak dengan materi yang saya sampaikan. Kalau anak itu tetap tidak mengatakan apa kesulitannya, nanti saat ulangan harian akan terlihat kekurangan anak ini dari segi mananya, saya pun membuat remedial untuk membantu perbaikan nilainya. Kalau anak yang merespon pendekatan saya, saat itu juga anak tersebut akan mendapat penyelesaian dari kesulitan yang ia hadapi. Jadi kita juga harus membantu mereka dengan memperhatikan karakteristik anak masing-masing ya. Karena setiap anak pasti memiliki cara yang berbeda, apalagi kemampuan mereka juga berbeda-beda.”
Segi cara guru mengkondisikan peserta didiknya yang sulit diatur
ketika pembelajaran sedang berlangsung:
“Itu pasti ya. Saya paling tidak suka belajar dalam keadaan berisik. Maka dari itu saya mengenal anak. Jika anak rebut atau ramai, maka saya akan diam. Jika saya sudah diam, anak-anak sudah tau apa yang harus mereka lakukan. Merekapun diam dan menyadari bahwa ada kesalahan yang telah mereka lakukan. Kita harus kondusifkan terlebih dahulu ya jika kita ingin mulai KBM.”
Segi cara guru memberikan respon kepada peserta didik yang aktif
dan tidak aktif ketika pembelajaran sedang berlangsung:
“Kalau yang aktif kita kasih kesempatan untuk dia bereksperimen atau memberikan masukan yang banyak dalam pembelajaran, namun saya tidak hanya meberikan kesempatan yang aktif saja, justru saya malah mencari anak-anak yang kurang. Anak yang kurang aktif itu mereka harus berani menunjukkan. Saya akan menunjuk anak yang tidak mau ditunjuk. Meskipun, terkadang mereka saat di tunjuk merasa ketakutan ya. Tapi justru anak yang bandel, mengobrol dan bercanda saya akan menunjuknya, jadi saya akan membimbing mereka agar siap untuk menjawab pertanyaan atau tugas yang saya berkan. Apalagi saya ini
53
sangat suka kejujuran dan kedisiplinan ya. Jadi anka-anak harus jujur. Mislakan, saya memberikan tugas kepada anak-anak, kemudian saat dikumpulkan say atau bahwa anak itu menyontek jawbaannya. Saya panggil anaknya dan say atanya langsung ke dia. Mengapa dia menyontek. Meskipun mereka menjawab pertanyaan atau tugas yang saya berikan dengan cara menyontek, tapi mereka harus menyontek yang cerdas. Jangan menjadi plagiat. Mereka harus bisa memilih jawaban yang benar untuk tugas yang saya berikan, jangan hanya sekedar, melihat jawaban temannya dan mereka langsung menyalinnya begitu saja tanpa memperhatikannya dulu, apakah jawaban itu benar atau tidak. Sayapun memberikan hukuman kepada mereka yang ketahuan menyontek, maka saya akan menyuruhnya untuk mengerjakan kembali tugasnya.”
Dari segi meningkatkan prestasi belajar peserta didik:
“Intinya anak-anak itu terampil. Kalau dalam bahasa Indonesia itu yang diutamakan itu keterampilan ya,! Terampil mereka ke lapangannya. Terampil berbicara, terampil menulis, tidak hanya tau ilmu ketika bertemu suatu masalah di lapangan seperti tulisannya disingkat-singkat, kemudian ketika dia berbicara tidak bisa bicara dengan baik, itulah Bahasa Indonesia kaitannya kesitu. Saya ingin anak-anak itu tau ilmunya saja, tapi ketika di lapangan skill-nya juga harus dapat.”2
Kemudian, guru juga harus mengembangkan kurikulum/silabus
yang digunakan oleh sekolah, salah satu caranya yaitu dengan membuat
RPP sebelum melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hal ini, Ibu
Budewi Intan M.Pd. sudah melakukannya dengan baik, sebelum ia
melaksanakan pembelajaran, ia selalu membuat RPP. Bahkan ia pun
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah ia
buat sebelumnya, seperti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai kepada peserta didik; melakukan pre-test, apresiasi, dan post-test;
dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dilihat dari perkataan Ibu Budewi
di bawah ini:
54
Segi penyampaian tujuan pembelajaran kepada peserta didik:
“Iya, saya selalu menyampaikan indikator-indikator apa saja yang harus mereka capai di setiap pembelajaran yang akan dilaksanakan.”
Segi pembuatan RPP:
“Iya, setiap pertemuan saya membuat RPP terlebih dahulu.”
Segi kegiatan pre-test, apresiasi, dan post tes yang dilakukan:
“Iya, jadi tergantung KD nya apa, jadi saya langsung kasih tugas baik tugas terstruktur maupun non-struktur.”
Seorang guru juga harus mampu melaksanakan pembelajaran
dengan mendidik dan dialogis, seperti menanamkan kedisiplinan kepada
peserta didik di kelas, memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan tertib. Berdasarkan
hal ini, Ibu Budewi Intan M.Pd. telah melakukannya pada saat proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada perkataan ia di bawah ini:
“Biasa seperti yang lain, pertama masuk kelas lalu absen kemudian mengulas pelejaran yang telah lalu agar siswa mengingat lagi materi yang telah disampaikan, baru mulai materi pelajaran yang akan dipelajari pada hari ini kemudian baru tanya jawab. Udah selesai. Tapi ada prakteknya juga di situ KD nya praktek seperti praktek drama, ya anak-anak praktek.”
“Ketika masuk kelas, kalau saya masih melihat kelas dalam keadaan kotor. Maka saya menyuruh siswa untuk membersihkannya, jika masih kotor KBM tidak akan dimulai dan saya tidak akan masuk ke dalam kelas. Kalau sisw aada yang berpakaian tidak rapih saya suruh keluar kelas dulu, baru boleh masuk kelas jika sudah rapih, kemudian rambut harus rapih. Dalam berdoa semua siswa harus berdoa jika ada yang tidak berdoa maka saya langsung menegurnya karena terkadang siswa masih ada yang bermain handphone.”
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, maka kegiatan selanjutnya
yaitu evaluasi hasil belajar. Pada kegiatan ini, guru dapat melakukannya
55
sendiri ataupun bersama peserta didik. Evaluasi hasil belajar dapat
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta didik di
akhir pembelajaran, jika peserta didik tidak bisa menjawab, maka guru
perlu unutk memberikan penguatan materi yang belum dipahami oleh
peserta didik. Saat guru memberikan pertanyaan terkadang guru ada yang
menyiapkan catatan kecil terlebih dahulu yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang akan diberikan kepada peserta didik dan terkadang ada
juga yang tidak menyiapkan. Ibu Budewi Intan M.Pd, dalam proses
pembelajaran, telah melakukan hal ini pada setiap akhir pembelajaran,
namun saat memberikan pertanyaan kepada pesreta diidk, ia memberikan
pertanyaan secara spontanitas dan sesuia dengan materi yang telah
disampaikan. Hal tersebut dapat dilihat pada perkataan ia di bawah ini:
“tidak, saya tidak membuat catatan kecil, saya langsung memberikan pertanyaan kepada anak-anak secara spontanitas saja.”
“Iya dirangkum lagi secara bersama-sama, saya tanyakan kembali materi yang sudah dijelaskan kemudian mereka akan menjawab pertanyaan tersebut. Bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaannya mendapat poin tambahan.”
B. Pembahasan
Apabila melihat hasil temuan dari keseluruhan data yang diperoleh peneliti
di atas dapat diketahui bahwa guru bahasa dan sastra indonesia tingkat SMA
Negeri di Depok, khususnya kelas XI di SMA Negeri 3 Depok, SMA Negeri
6 Depok, dan SMA Negeri 9 Depok mempunyai kompetensi pedagogik yang
cukup baik.
Penentuan kualitas kompetensi pedagogik guru tersebut, didasarkan atas
ruang lingkup kompetensi pedagogik yang meliputi:
56
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia selalu memiliki pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan yang sangat baik. Jika dilihat dari data hasil
angket, jawaban responden memperoleh sebanyak 64,12% guru bahasa
dan sastra Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri di Depok
memahami wawasan atau landasan kependidikan. Hal ini diperoleh
berdasarkan angket yang persentasenya >50%. Adapun dari data hasil
wawancara guru bahasa dan sastra Indonesia, menyatakan bahwa guru-
guru bahasa dan sastra indonesia kelas XI memiliki pemahaman yang
sangat baik mengenai wawasan atau landasan kependidikan. Selain itu,
guru-guru tersebut merupakan lulusan S1 (strata satu) sesuai dengan
bidang bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut membuat guru
menjadi berkompeten, khususnya dalam ruang lingkup ini. Selain itu,
pengalaman kerja yang cukup banyak dengan tetap menjadi guru
bahasa dan sastra Indonesia, dapat menunjang kemampuan-kemapuan
yang telah dimiliki, khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Kemudian, dengan upaya peningkatan kompetensi yang
dilakukan oleh kepala sekolah untuk para guru dapat membantu para
guru untuk meningkatkan wawasannya mengenai kependidikan, maka
kegiatan tersebut memberikan dampak positif bagi sekolah, khususnya
guru dan peserta didik.
2. Pemahaman terhadap peserta didik
Terjadi ketimpangan hasil data antara hasil data angket dan
wawancara. Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru
bahasa dan sastra Indonesia kurang optimal dalam memahami peserta
didik. Jika dilihat dari data hasil angket, jawaban responden
memperoleh persentase sebanyak 49,08% guru bahasa dan sastra
Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri di Depok kurang memahami
peserta didiknya. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil data angket yang
57
persentasenya <50%. Adapun dari data hasil wawancara guru bahasa
dan sastra Indonesia, menyatakan bahwa guru-guru bahasa dan sastra
Indonesia kelas XI memahami peserta didiknya. Bukti bahwa guru
tersebut memahami peserta didiknya ialah dengan guru selalu
membantu peserta didiknya ketika mengalami kesulitan dalam belajar,
guru mengetahui kemampuan belajar peserta didiknya di dalam kelas,
dan guru selalu meberikan motivasi kepada peserta didiknya ketika gru
tersebut mengetahui bahwa minat belajar peserta didiknya menurun.
3. Pengembangan kurikulum/silabus
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia mengembangkan kurikulum/silabus dalam
pembelajaran. Jika dilihat dari data hasil angket, jawaban responden
memperoleh persentase sebanyak 61,09% guru bahasa dan sastra
Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri di Depok yang
mengembangkan kurikulum/silabus dalam kegiatan pembelajaran. Hal
ini diperoleh berdasarkan angket yang presentasinya >50%. Adapun
dari data hasil wawancara guru bahasa dan sastra Indonesia,
menyatakan bahwa guru-guru bahasa dan sastra indonesia kelas XI
selalu mengembangkan kurikulum atau silabus yang digunakan oleh
sekolah ataupun dirinya dalam kegiatan pembelajaran. Bukti
pengembangan yang dilakukan oleh guru yaitu selalu membuat RPP
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru juga tidak hanya
membuatnya saja, tetapi ia juga menerapkan RPP yang telah
dibuatnya dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan yang dilakukan
oleh guru seperti selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai sebelum memulai pembelajaran; selalu melakukan pre
test, apresiasi, dan post test; dan lain sebagianya.
58
4. Perancangan pembelajaran
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia membuat rancangan pembelajaran sebelum
kegiatan pembelajaran dilakukan. Jika dilihat dari data hasil angket,
jawaban responden memperoleh persentase sebanyak 76,87% guru
bahasa dan sastra Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri di Depok
yang membuat rancangan pembelajaran sebelum pembelajaran. Hal
ini diperoleh berdasarkan angket yang presentasinya >50%. Adapun
dari data hasil wawancara guru bahasa dan sastra Indonesia,
menyatakan bahwa guru-guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI
selalu membuat rancangan pembelajaran sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran, seperti yang tertera pada bagian sebelumnya,
bukti bahwa guru tersebut selalu membuat rancangan pembelajaran
ialah dengan selalu membuat RPP sebelum melaksanakan
pembelajaran, menerapkan RPP dengan sistematis dan sesuai,
menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai,
penggunaan media atau alat peraga ketika pembelajaran sedang
berlangsung, dan lain sebagainya.
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia melaksanakan kegiatan pembelajaran mendidik
dan dialogis dengan sangat baik. Jika dilihat dari data hasil angket,
jawaban responden memperoleh persentase sebanyak 65,27% guru
bahasa dan sastra Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri di Depok
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini
diperoleh berdasarkan angket yang presentasinya >50%. Adapun dari
data hasil wawancara guru bahasa dan sastra Indonesia, menyatakan
bahwa guru-guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI selalu
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara mendidik dan dialogis
terhadap peserta didik. Bukti bahwa guru melaksanakan kegiatan
59
pembelajaran dengan mendidik dan dialogis, diantaranya guru
menanamkan kedisiplinan kepada peserta didik dalam kegaiatan
pembelajaran, guru menyampaikan materi secara menarik dan mudah
dipahami oleh peserta didik, guru mengkondisikan kelas sebelum
pembelajaran dimulai, guru berskap tegas terhadap peserta didik yang
tidak mengerjakan PR/tugas atau bersikap gaduh ketika pembelajaran
sedang berlangsung, dan lain sebagainya.
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
Jika dilihat dari data hasil angket, jawaban responden memperoleh
persentase sebanyak 58,46% guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI
tingkat SMA Negeri di Depok yang memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Hal ini diperoleh berdasarkan angket yang
presentasenya >50%. Adapun dari data hasil wawancara guru bahasa
dan sastra Indonesia, menyatakan bahwa guru-guru bahasa dan sastra
Indonesia kelas XI memanfaatkan TIK dalam pembelajaran yang ia
lakukan. Bukti pemanfaatan TIK yang dilakukan guru dalam
pembelajaran dapat berupa menggunakan proyektor dan laptop dalam
menyediakan dan mengadministrasikan bahan ajar, mengajak peserta
didik untuk praktik di laboratorium bahasa, mengajak peserta didik
untuk praktik di ruang Komputer, dan lain sebagainya.
7. Evaluasi hasil belajar
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia memiliki kemampuan melaksanakan evaluasi
hasil belajar dalam pembelajaran. Jika dilihat dari data hasil angket,
jawaban responden memperoleh persentase sebanyak 56,32% guru
bahasa dan sastra Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri di Depok
yang melaksanakan evaluasi hasil belajar. Hal ini diperoleh
60
berdasarkan angket yang presentasinya >50%. Adapun dari data hasil
wawancara guru bahasa dan sastra Indonesia, menyatakan bahwa guru-
guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI melaksanakan evaluasi hasil
belajara setelah pembelajaran. Bukti evaluasi hasil belajar yang
dilakukan oleh guru tersebut diantaranya mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik untuk mengetahui pengetahuan yang dimilikinya;
mengadakan ulangan harian, ulangan semester dan ujian akhir;
meminta peserta didik untuk menyimpulkan secara bersama materi
yang telah disampaikan jika ada peserta didik yang belum mampu
menimpulkan dengan baik, maka guru akan mengulang materi yang
telah disampaikan pada pertemuan lainnya; dan lain sebagainya.
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil data di atas, dapat diketahui bahwa guru bahasa
dan sastra Indonesia mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Jika dilihat dari
data hasil angket, jawaban responden memperoleh persentase sebanyak
54,17% guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI tingkat SMA Negeri
di Depok yang mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Hal ini diperoleh
berdasarkan angket yang persentasenya >50%. Adapun dari data hasil
wawancara guru bahasa dan sastra indonesia, menyatakan bahwa guru-
guru bahasa dan sastra indonesia kelas XI mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Bukti bahwa
guru tersebut melakukan pengembangan terhadap pesreta didik ialah
dengan mendukung peserta didik untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler yang sesuai dengan potensi yang dimilkinya,
mengadakan pengayaan atau remedial unruk pesreta didik yang
mengalami kesulitan dlama belajar, melakukan bimbngan konseling
dengan peserta didik yang mengalami masalah atau kesulitan atau
61
bekerja sama dengan guru BK di sekolah untuk membangtu peserta
diidk yang memiliki masalah, dan lain sebagainya.
Mengenai hasil penelitian yang mengatakan kompetensi pedagogik
yang dimiliki oleh guru bahasa dan sastra Indonesia kelas XI tingkat
SMA Negeri di Depok cukup baik, sesuai dengan hasil wawancara
yang telah peneliti lakukan dengan kepala/wakil kepala sekolah di
setiap sekolah yang peneliti jadikan tempat penelitian. Ia mengatakan
bahwa guru-guru bahasa dan sastra indonesia di sekolah tersebut
khususnya kelas XI, memiliki kompetensi pedagogik yang sangat
baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan latar belakang pendidikan
yang dimiliki oleh guru tersebut yang sesuai dengan mata pelajaran
yang ia ampu dan rata-rata lulusan S1 (strata satu) dengan fokusnya
pada Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, kegiatan-kegiatan
peningkatan kompetensi pedagogik yang diberikan kepala sekolah
untuk para guru, memiliki dampak yang positif bagi sekolah, guru
ataupun peserta diidk sendiri. Salah satu dampak positif bagi guru
yaitu meningkatknya kompetensi guru khususnya kompetensi
pedagogik yang dimilikinya sehingga guru tersebut dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan teratur.
Pengamatan yang sangat teliti juga dilakukan oleh kepala sekolah
untuk selalu memantau perkembangan kompetensi yang dimiliki oleh
setiap guru. Jika kepala sekolah melihat terdapat guru yang memiliki
kompetensi yang kurang baik, maka kepala skeolah akan mengambil
tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Adapun tindakan
yang dilakukan kepala sekolah dapat berupa kegiatan peningkatan
kompetensi gur baik internal maupaun eksternal, menegur secara
individu guru yang mengalami penurunan kompetensi, dan selalu
memberikan motivasi kepada para guru, untuk sellau menjadi guru
yang baik bagi peserta didiknya.
62
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik guru bahasa dan sastra Indonesia tingkat SMA Negeri di Depok
memiliki kualitas kompetensi yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan
guru memiliki wawasan yang luas dan landasan kependidikan yang jelas;
rata-rata guru merupakan lulusan S1 (sarjana satu) dengan fokus Bahasa dan
Sastra Indonesia; pengalaman mengajar yang sangat cukup untuk menjadikan
mereka guru bahasa dan sastra indonesia dengan kompetensi pedagogik yang
baik; memahami peserta didik secara fisik, sosial, moral, inetelektual dan
spiritual; mengembangkan kurikulum atau silbus yang digunakan dalam
pembelajaran; membuat rancangan pembelajaran untuk membentuk proses
pembelajaran yang baik dan sistematis; melaksanakan pembelajaran secara
mendidik dan dialogis; memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran; melakukan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik;
dan memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dengan maksud untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
Hal tersebut juga didukung dengan perolehan persentase dari hasil data
angket sebesar 64,12% dalam aspek pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, 54,17% dalam aspek pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, 61,09% dalam aspek
pengembangan kurikulum/silabus, 76,87% dalam aspek perancangan
pembelajaran, 65,27% dalam aspek pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, 58,46% dalam aspek pemanfaatan teknologi pembelajaran, dan
56,32% dalam aspek evaluasi hasil belajar.
63
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran kepada:
1. Guru: agar terus berusaha meningkatkan kompetensi pedagogik yang
dimilikinya, agar guru dapat membantu peserta didik berkembang
secara inetelektual, sosial, fisik, dan emosional; meningkatkan kesan
diri siswa (self images); menyediakan kesempatan untuk sukses;
melaksanakan belajar aktif dalam pembelajaran; menguatkan
eksplorasi dalam pembelajaran; dan menyediakan keamanan untuk
peserta didik.
2. Kepala/wakil kepala sekolah: sebagai manajer atau pemimpin dalam
lembaga pendidikan harus mampu menyelesaikan masalah yang terjadi
dilembaga tersebut, terutama masalah Kompetensi Pedagogik Guru
dengan mengikutsertakan guru-guru dalam pelatihan, agar guru-guru
dapat mengoptimalkan kompetensi yang dimilikinya. Selain itu, kepala
sekolah juga harus memberikan motivasi kepada guru-guru untuk
selalu ingin mengembangkan kompetensi yang dimilikinya, sehingga
guru-guru tidak akan malas dan tetap merasa perlu untuk melakukan
pelatihan yang telah disiapkan oleh pihak sekolah agar guru-guru
tersbeut menjadi guru yang baik bagi peserta didiknya.
3. Peserta didik: sebagai siswa/siswi yang baik, tidak seharusnya menilai
guru secara subjektif. Cobalah untuk memahami guru dengan baik,
agar kamu mengetahui bagaimana mereka berjuang dengan keras
untuk menjalankan tanggung jawab, tugas dan perannya dengan baik
yaitu membentuk generasi bangsa yang berkualitas. Tidak mengenal
diri peserta didik bukan berarti guru itu tidak peduli dengan peserta
didik.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Barnawi dan Mohammad. Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media. 2012.
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2010.
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Jakarta: BSNP. 2006.
Departemen Agama RI. Wawasan, Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta. 2000.
Fitriyah Z.A, Ramlan A. Gani dan Mahmudah. Disiplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK Press. 2010.
Grafika, Redaksi Sinar. Amandemen Standar Nasional Pendidikan : (PP No. 32
Tahun 2013) dilengkapi dengan PP No. 19 Tahun 2005. Jakarta: Sinar
Grafika. 2013.
Intan, Budewi. Wawancara. Depok, 24 Agustus 2016.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2007.
Karnadi, Wahyudin, dkk. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Jakarta: BP Cipta Jaya. 2009.
Moleong, Lexy. J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2013.
Mudlofir, Ali. Pendiidk Profesional; Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2009.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. 2011.
65
Nazir, Moh.. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Ramayulis. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia. 2013.
Rasyidin, Waini. Pedagogik Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2014.
Salam, Burhanuddin. Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik).
Jakarta: Rineka Cipta. 1997.
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
2013.
. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung:
Prenada Media Grup. 2008.
Setiady Akbar, Husaini Usman dan Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2011.
Tasai, E. Zeanal Arifin dan S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa. 1988.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional,
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2005.
Wahyudin, dkk, Karnadi. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Jakarta: BP Cipta Jaya. 2009.
Kementrian Pendidikan Nasional. Penasaran Dengan Hasil UKG Kemendikbud?
Inilah Hasil UKG Tahun 2015. www. sergur.kemdiknas.go.id., 22 Oktober
2016.
Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Putra
Grafika. 2007.
66
. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. 2012.
UJI REFERENSI
Skripsi berjudul KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TINGKA T SMA NEGERI DI DEPOK disusun oleh INDAH DWI
W AHYUNI, NIM 1112013000068, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji
kebenarannya oleh Do sen pembimbing Skripsi pada tanggal 24 Oktober 2016.
Jakarta, 24 Oktober 2016
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Skripsi,
NIP. 19640212 199703 2 001
'
UJI REFERENSI
Nama : Indah Dwi Wahyuni
NIM : 1112013000068
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat
SMA Negeri se-Depok
Dosen Pembimbing : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
No. Judul Buku Paraf
Arifin, Bamawi dan Mohammad. Etika dan Profesi o/ 1. Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2012.
Arikunto, Suharismi. Prosedur Penelitan: Suatu Pendekatan
~ 2. Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Kompetensi dan
o;t 3. Kompetensi Dasar. Jakarta: BSNP. 2006.
Departemen Agama RI. Wawasan, Tugas Guru dan Tenaga
4. Kependidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
~ Islam. 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka
~ 5. Cipta. 2000.
Fitriyah Z.A, Ramlan A. Gani dan Mahmudah. Disiplin
~ 6. Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press. 2010.
Grafika, Redaksi Sinar. Amandemen Standar Nasional
7. Pendidikan: (PP No. 32 Tahun 2013) dilengkapi dengan PP No. ?li 19 Tahun 2005. Jakarta: Sinar Grafika. 2013.
Hasil wawancara dengan Ibu Budewi Intan S.Pd. pada hari Rabu,
~ 8. tanggal 24 Agustus 2016.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat
9. Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. o/1 Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.
Moleong, Lexy. J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
~ 10. PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Mudlofir, Ali. Pendiidk Profesional; Konsep, Strategi, dan
11. Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. »/ Jakarta: Rajawali Pers. 2012.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:
~ 12. PT Remaja Rosdakarya. 2009.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan
~ 13. dan Sumber Be/ajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. 2011.
14. Nazir, Moh .. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013. en:; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 /
15. ?;l tentang Standar Nasional Pendidikan.
Ramayulis. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia.
~ 16. 2013.
Rasyidin, Waini. Pedagogik Teoretis dan Praktis. Bandung: PT
~ 17. Remaja Rosdakarya. 2014.
18. Salam, Burhanuddin. Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu
?jL Mendidik). Jakarta: Rineka Cipta. 1997.
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
?j! 19. Media Grup. 2013.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
~ 20. Bandung: Prenada Media Grup. 2008.
Setiady Akbar, Husaini Usman dan Pumomo. Metodologi
~ 21.
Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan.
22. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. 7!- !
Tasai, E. Zeanal Arifin dan S. Amran. Cermat Berbahasa
23. Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Mediyatama Sarana o/! Perkasa. 1988.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang
~ 24. Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
)! 25. Sis tern Pendidikan N asional,
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. o;t 26. Remaja Rosdakarya. 2005.
Wahyudin, dkk, Kamadi. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun
~ 27.
2008 tentang Guru. Jakarta: BP Cipta Jaya. 2009.
www. sergur.kemdiknas.go.id., diunduh pad a hari Kamis, r;;; 28. tanggal22 Oktober 2016, pukul 11.24 WIB.
Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. -29.
~ Jakarta: Putra Grafika. 2007.
Yamin, Martinis. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi ~
30. Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. o/ 2012.
Jakarta, 24 Oktober 2016
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Skripsi,
Fitriyah ZA, M. Pd.
NIP. 19640212 199703 2 001
KEMENTERIAN AGAMA No. Ookumen FITK-FR-AKD-081
~ UIN JAKARTA FORM (FR)
Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: 01 .Jf. lr. H. Juanda No 9S Ciputat 1S4121ndonesia Hal 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor: Un.Ol/F.l/KM.01.3/2162/2015 Lamp. : 1 berkas proposal
Jakarta, 28 Desember 2015
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth. Dra Mahmudan l-itriyah ZA, M. Pd. Pembimbing Skrtpsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta
Assa/amu 'a/aikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : lndah Dwi Wahyuni
NlM : 1112013000068
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : VII (tujuh)
Judul Skripsi : Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMAN
se- Depok
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 10 Desember 2015, abstraksi/out/ine terlampir. Saudara dapat me1akukan perubahan rcdaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
Pendidikan Bahasa dan Sastra
L · Tembusan:
1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FITK No. Revisi : 01 Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 154 12 Indonesia Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor: Un.01/F1/KM.01.3/1262./2016 Lamp. : Outline/Proposal
Jakarta, 15 Agustus 2016
Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
·-·· ------- -Kepala SMA Negeri 3 Depok di Tempat
Assalamu'a/aikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
: lndah Dwi Wahyuni
: 1112013000068
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : IX (sembilan)
Judul Skripsi : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TINGKA T SMA NEGER/ SE-DEPOK
adalah benar mahasisvJa{i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di Sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'a/aikum wr. wb.
·DdR..ltAiikan Bahasa dan Sastra Indonesia
·~
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-082
~ UIN JAKARTA FORM (FR)
Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FITK No. Revisi : 01 Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 /ndonesia Hal ·1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor: Un.01/F1/KM.01.3/1262./2016 Lamp. : Outline/Proposal
Jakarta, 15 Agustus 2016
Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala SMANegeri 6 Depok di Tempat
Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Jurusan
: lndah Dwi Wahyuni
: 1112013000068
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : IX (sembilan)
Judul Skripsi : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TINGKA T SMA NEGERI SE-DEPOK
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di Sekolah yang Saudara pimpin .
. Untuk itu kami mahan Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
No. Dokumen FITK-FR-AKD-082
IJ KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FORM (FR)
Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FITK No. Revisi : 01 J/. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412/ndonesia Hal 1/1
L__ SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
---- -----
Nomor: Un.01/F1/KM.01 .3/1262./2016 Lamp. : Outline!Proposal
Jakarta, 15 Agustus 2016
Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala-SMA Negeri 9 Cepek . di Tempat
Assa/amu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Jurusan
: lndah Dwi Wahyuni
: 1112013000068
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester : IX (sembilan)
Judul Skripsi : KOMPETENSI PEDAGOG/K GURU BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TINGKA T SMA NEGERI SE-DEPOK
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di Sekolah yang Saudara pimpin .
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'alaikum wr. wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
I KOTA DEPOK I
~"}~ ,.,.
: §~ ~.: ~ () '0:: "' 'I "~litc4RA ~\"\~\2-*9-
PEMERINTAH KOTA DEPOK DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 DEPOK Jalan Raden Saleh No. 45 Kota Depok, Tlp./Fax : (021) 7700310 KP. 16412
Website : sman3depok.sch.id E-mail : [email protected] [email protected] • . . ' -
SURAT KETERANGAN Nomor : 422 I 789 - TU
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama .NIP Pangkal/Gol. Ruang Jabatan
:ABDUL FATAH. M.Pd : 196906141997021003 : Pembina, IV /a : Kepala Sekolah
Selaku Kepala Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Depok. Menerangkan bahwa nama dengan identitas yang tercantum di bawah ini :
Nama Nomor Pokok Mahasiswa Program · studi Jenjang Universitas
INDAH DWI WAHYUNI 1112013000068 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S 1 ( Strata Satu ) Universitas Islam Negeri Jakarta
benar nama tersebut di atas telah melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka penulisan Skripsi dengan judul :
" KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TINGKAT SMA NEGERI SE-DEPOK ".
Demikian Surat Keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .
ATAH. M.Pd 96906141997021003
<,v~
I KOTA DEPOK I PEMERINTAH KOTA DEPOK DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 6 DEPOK Jl. Raya Limo No. 30, Kecamatan Limo- Kota Depok Telp. (021) 754 5041, 753 6733 Fax. (021) 754 5041
~=======================================================================
SURAT KETERANGAN No :422/3274NIII/2016
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama NIP Jabatan Unit Kerja
Menerangkan bahwa :
Nama NIM Jenjang Jurusan Semester
: Tugino, S.Pd, MM : 196406192003121001 : Kepala Sekolah : SMA Negeri 6 Depok
: lndah Dwi Wahyuni : 1112013000068 : S1 (Strata satu) : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : IX (sembilan)
Benar yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian di SMAN 6 Depok untuk
bahan dalam Penyusunan Skripsi yang berjudul "Kompetensi Pedagogik Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat SMA Negeri Se-Kota Depok", yang Telah
dilaksanakan Pada Tanggal 24 Agustus 2016.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
~ 24 Agustus 2016 A Negeri 6 Depok
.Pd.MM 6406192003121001
. .
... ;.&.lt.IL.:.i~· .
,",.-:. )"" 1,' ·. ';. f., .. .. A-,, ~
''~of\.- ~ ' ' _...-.:~ .:::.-~- ... ..... ' .' "t
PEMERINTAH KOTA DEPOK DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 9 DEPOK Sekertariat : Jl. Bali Perumahan Megapolitan Estate "cinere, Depok
Telp.(021)7532555, email: [email protected]
SURAT KETERANGAN PENELITIAN No: 800/554-Kepeg/2016
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : SUPY ANA, S.Pd
NIP : 196507061990021002
Jabaran : Kepala Sekolah
.. * t' "'~ ~ 1'_,.
(IItlf=.,.~ ,.., l= " J ~ ~ --~~~
Alamat : Jl. Bali, Perumahan Megapolitan Estate Cinere Depok
Menerangkan bahwa :
Nama : lndah Dwi Wahyuni
NPM : 1112013000068
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jenjang : (S 1) Strata Satu
Benar mahasiswali Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta telah melaksanakan
penelitian di SMA Negeri 9 Depok untuk bahan dalam penyusunan Skripsi yang berjudul
"Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat SMA Negeri Se-Depok."
Demikian surat keterangan ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan, untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hari/tanggal :
Inisial responden/Nama :
Nama Guru :
Guru Kelas/Sekolah :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ceklis (√ ) pada alternatif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas.
2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki.
3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
belajar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu.
6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu
menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental.
Perencanaan Pembelajaran
8. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi
disampaikan.
9. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
disampaikan.
10. Guru menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran.
11. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis.
Pelaksanaan Pembelajaran
12. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai
13. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran
sedang berlangsung.
14. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.
15. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran.
16. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai.
17. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung.
18. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan
(demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum.
19. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan.
20. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
21. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengerjakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang
berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
22. Guru sering memberikan tugas kepada kamu dengan mencari
jawabannya di internet.
23. Guru tidak pernah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan
pembelajaran.
24. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas
mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
25. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru
untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Hasil Belajar
26. Guru tidak pernah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu.
27. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan
(biasanya satu bab selesai dipelajari)
28. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan.
29. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan
penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
30. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan
keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
31. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
baik.
32. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan
kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
33. Guru mengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik.
34. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu.
Pengembangan Kurikulum/Silabus
35. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat
menarik.
36. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan
persoalan kehidupan sehari-hari
37. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami.
38. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru juga
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
(……………………..)
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hari/tanggal : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Alamat : Agama : Mulai Bertugas :
1. Sejak Kapan Bapak/Ibu menjadi Kepala Sekolah?
Jawab :
2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu penilaian tentang kompetensi pedagogik guru di
sekolah yang Bapak/Ibu pimpin?
Jawab :
3. Kegiatan apa saja yang Bapak/Ibu berikan dalam meningkatkan kompetensi guru di
sekolah ini?
Jawab :
4. Apakah peran para guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya?
Jawab :
5. Bagaimana komunikasi Bapak/Ibu dengan para guru yang ada di sekolah ini dan hal
apa saja yang Bapak/Ibu bahas?
Jawab :
6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam peningkatan kompetensi guru di
sekolah ini?
Jawab :
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru
bahasa dan sastra indonesia di sekolah ini?
Jawab :
HASIL WAWANCARA
Kepala Sekolah di SMA Negeri 6 Depok
Hari/tanggal : Rabu / 24 Agustus 2016
Nama : Tugino S.Pd., M.M.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52 tahun
Alamat : daerah Cibinong
Agama : Islam
Mulai Bertugas : Januari 2016 – sekarang
1. Sejak Kapan Bapak/Ibu menjadi Keapala Sekolah?
Jawab : Terhitung Januari 2016, jadi masih terbilang baru ya mba saya bertugas
menjadi kepala seklah di sini.
2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu penilaian tentang komoetensi pedagogik guru di
sekolah yang Bapak/Ibu pimpin?
Jawab : Saya sangat conserence dengan kompetensi guru-guru di sini. Karena
menurut saya seorang guru itu harus mampu mentransfer ilmunya ke anak-
anak dengan baik. Jadi kegiatan belajar mengajar disini tidak hanya sebagai
kegiatan yang hanya menggugurkan kewajiban, tetapi sebuah kegiatan di
mana guru itu harus menyampaikan konsep-konsep pengetahuan yang ia
miliki kepada siswa dnegan baik agar siswa dapat memahami dan
menyerapnya dnegan baik. Jadi say aitu sangat memperhatikan kompetensi
guru di sini. Ya, khususnya kompetensi pedagogik.
3. Kegiatan apa saja yang Bapak/Ibu berikan dalam meningkatkan kompetensi guru di
sekolah ini?
Jawab : Di sini guru memiliki banyak kesempatan untuk belajar, ya, khususnya
dalam bidang meningkatkan kompetensi guru. Kami di sini memiliki
program yang bernama IHT ( in house training) jadi ini merupakan pelatihan
interen yang dilakukan satu tahun dua kali, tepatnya per-semester dengan
narasumber yang berasal dari luar sekolah maupun dari sesama guru di sini
yang memiliki kompetensi pengetahuan yang lebih baik. Jadi, guru-guru bisa
mendapatkan wawasan baru dan ilmu baru. Dampak dengan diadakannya
kegiatan ini sangat terlihat ya. Guru-guru di sini semakin terlihat sangat baik
penguasaan konsep pengetahuan yang akan disampaikan kepada siswa. Jadi,
mereka dapat mentransfer ilmu dengan baik dan siswa pun menjadi lebih
mudah untuk memahami dan menyerap ilmu yang telah disampaikan oleh
guru tersbeut.
Selain IHT yang saya sebutkan, di sini juga ada kegiatan dari luar sekolah
yaitu pelatihan-pelatihan skala kota, skala provinsi, dan skala nasional. Jadi
guru-guru dikirim secara bergantian untuk melaksnakan pelatihan tersbeut.
Ketika ada kesempatan kami pihak sekolah memanfaatkan dengan baik
kesempatan ini. Meskipun guru-guru memiliki tanggung jawab yang besar di
sekolah, namun tanggung jawab itu tetap di jalankan dengan baik oleh guru
lain dengan maple yang sama. Jadi proses pembelajaran terhadap mata
pelajaran yang gurunya sedang menjalani pelatuhan tetap berjalan dnegan
baik. Maka dari itu, dengan bergantian atau bergilir, guru-guru menjalani
pelatihan ini, maka tanggung jawab mereka untuk mengajar anak-anak juga
tidak ditelantarkan begitu saja.
4. Apakah peran para guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya?
Jawab : Untuk hal itu tidak ada tawar menawar ya. Untuk background pendidikan
guru itu harus linear ya. Dengan background yang sesuai ini, maka guru
menyampaikan konsep-konsep pengetehauan yang benar-benar ia kuasai
kepada siswa. Apa jadinya ya mba, jika guru itu mengajar dengan background
yang berbeda? Bgaaimana ia bisa mentransfer ilmu dengan baik, sedangkan ia
saja tidak menguasai konsep-konsep pengetahuan yang akan ia sampaikan
kepada siswa. Hal ini juga memang sudah menjadi keharusan bagi sekolah
negeri ya, Mba! Guru itu harus linear dengan pelajaran yang ia ampu.
Mengenai hal ini memang sudah ada sejak tahun 2007, ya! Jika hal ini
dihiraukan saja, maka hal yang ditakutkan yaitu penyimpangan yang akan di
alami oleh siswa dalam pembelajaran akan terjadi. Aturan ini memang
merupakan suatu tanggung jawab moral dan secara akademis ya, yang harus
dijalani oleh setiap sekolah khususnya guru sendiri. Jadi guru itu bisa
menyampaikan konsep pengetahuan dengan baik, jika ia menguasai dengan
baik konsep pengetahuan tersebut.
5. Bagaimana komunikasi Bapak/Ibu dengan para guru yang ada di sekolah ini dan hal
apa saja yang Bapak/Ibu bahas?
Jawab : Alhamdulillah cukup baik. Bahkan saya juga tidak hanya berkomunikasi
dengan guru-guru saja, tetapi saya juga berkomunikasi dengan siswa-siswi di
sini. Kalau dengan siswa-siswi di sini, biasanya saya lakukan ketika saya
menyambut kedatangan mereka di sekolah. Biasanya saya jam 05.20 WIB itu
sudah hadir di sekolah, kemudian saya berkeliling sekolah untuk mengecek
keadaan di sekolah, baru saya dan guru yang lain menyambut siswa yang baru
datang di pintu gerbang dengan menjalankan ritual Salam ya, Mba! Kita di sini
ada ritual Salam mba. Saat itu lah saya bisa berkomunikasi dengan siswa
secara dekat. Jika dengan guru, saya berkomunikasi salah satu caranya dengan
menegur guru-guru yang kinerjanya \kurang baik. Biasanya saya
memanggilnya ke kantor, kemudian saya memberikan pembinaan kepada guru
tersebut secara individu. Jadi saya lakukan dengan tidak formal, ya seakan-
akan seperti mengobrol biasa saja. Ya seperti itulah komunikasi saya dengan
sebagian warga sekolah di sini. Hanya obrolan-obrolan ringan saja, tetapi
tujuan dan maksud saya tetap tercapai.
6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam peningkatan kompetensi guru di
sekolah ini?
Jawab : Sebenarnya untuk faktornya itu bisa dari dalam diri guru tersebut juga bisa
dari luar diri guru. Untuk faktor dalam diri guru sendiri, menurut saya
semangat belajar guru itu kan berbeda-beda ya Mba! Sedangkan pelatihan ini
kegiatan yang dilakukan dengan proses belajar juga, jika guru itu memiliki
semangat tinggi untuk belajar dan memperbaiki atau menyempurnakan
kemmapuan yang ia miliki, pasti kesempatan pelatihan yang diberikan oleh
sekolah kepada guru tersbeut tidak akan di buang begitu saja. Namun lain
halnya, dengan faktor dari luar diri guru sendiri. Untuk faktor dari luar yaitu
dari sekolah itu sendiri mba. Jika sekolah menyediakan pelatihan-pelatihan
untuk para guru. Apakah pihak sekolah menyediakan pelatihan di dalam
sekolah maupun luar sekolah. Jika hal ini tidak ada, bagaimana para guru bisa
menigkatkan kompetensinya. Jadi sudah tanggung jawab dan kewajiban saya
sebagai kepala sekolah untuk menyediakan pelatihan-pelatihan atau fasilitas ya
mba bagi para guru di sini, agar kinerja mereka semkain baik.
7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru
bahasa dan sastra indonesia di sekolah ini?
Jawab : Menurut saya Budewi Intan adalah seorang guru yang sangat kompeten ya
mba. Meskipun Bu Dewi itu baru 2 tahun mengajar di sini, tapi pengelaman
beliau tidak bisa diragukan lagi, Mba! Saya bukan membaguskan beliau ya,
Mba! Bu Dewi itu sangat baik kinerjanya, ditambah lagi beliau juga menjabat
Wakasek Kesiswaan. Dengan pengalaman dan kelimuan yang beliau miliki,
Bu Dewi sudah dapat dikatakan sebagai guru yang sangat baik dengan
kompetensi-kompetensi yang ia miliki, Mba!
HASIL WAWANCARA
Kepala Sekolah di SMA Negeri 3 Depok
Hari/tanggal : Senin / 30 Agustus 2016
Nama : Abdul Fattah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 40 tahun
Alamat : -
Agama : Islam
Mulai Bertugas : Januari 2016-sekarang
1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi Keapala Sekolah?
Jawab : saya baru menjabat sebagai kepala sekolah baru awal tahuan ini, yaitu bulan
Januari ya mba. Jadi saya, terbilang baru memimpin sekolah ini. Sebelumnya
saya bertugas di SMA N 6 mba.
2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu penilaian tentang komoetensi pedagogik guru di
sekolah yang Bapak/Ibu pimpin?
Jawab : dalam hal ini ompetensi guru secara keseluruhan kompetensi bapak ibu
guru terbilang bagus, walaupun jika dilihat dari UKG. Jika dilihat secara
umum baik dalam mengajar atau kegiatan yang lain yang berhubungan
dengan pembelajaran terbilang bagus.
3. Kegiatan apa saja yang Bapak/Ibu berikan dalam meningkatkan kompetensi guru di
sekolah ini?
Jawab : yang pertama memberi kesempatan untuk ikut kegiatan MGMP, itu setiap
bulan selalu mengirimkan kegiatan-kegiatan, pelatihan, termasuk panggilan
pelatihan daerah maupun direktorat. Disamping pelatihan juga ada kegiatan-
kegiatan yang mengundang bapak ibu guru untuk ikut serta dalam kegiatan
tersbeut. Salah satunya menadampingi siswa siswi, kita hampir semua
undangan insyaallah selalu kita fasilitasi untuk berangkat ke sana. Kemudian
untuk kompetensi dari dalam sendiri, kita mencoba mengadakan kegiatan
pelatihan itu ada di bulan Oktober itu yang disemester ganjil, kemudian di
bulan Maret di semester genap. Itu ada satu kali kegiatan pelatihan yang di
selenggarakan oleh sekolah.
4. Apakah peran para guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya?
Jawab : InsyaAllah semuanya sesuai dengan latar belakang pendidikannya, karena
tidak hanya dari sisi itu namun dari segi sertifikasi dan PNS sesuai dengan
latar belakangnya, termasuk guru bahasa Indonesia.
5. Bagaimana komunikasi Bapak/Ibu dengan para guru yang ada di sekolah ini dan hal
apa saja yang Bapak/Ibu bahas?
Jawab : Komunikasi itu sudah jelas agenda ya. Agendanya itu setiap sebulan sekali,
kita adakan pertemuan dengan wali kelas, kemudian kita adakan rapat
dengan walikelas dan guru-guru lain. Untuk komunikasi tidak resmi misalnya
kita sering mengingatkan setiap informasi baik itu secara lisan maupun lewat
media sosial.
6. Metode apa saja yang digunakan dalam mengajar?
Jawab : kebanyakan diskusi presentasi, tapi tergantung dari materi ya. ada juga
gurunya yang bentuk pembelajaran dengan pemberian materi ya. tapi disaat-
saat tertentu metode diskusi presentasi ya. selain itu, SMAN 3 terkenal
dengan pemberian tugas ya kepada siswanya.
7. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam peningkatan kompetensi guru di
sekolah ini?
Jawab : mungkin semangat ya mba! semangat yang mungkin ketika ia baru
mengikuti pelatihan terkadang ia harus dipaksakan, kemudian untuk yang
lain sepertinya tidak ada ya. untuk hal-hal yang baru terkadang mereka tidak
nyaman. Tapi ini tidak semua guru ya. ada yang semangat mba, meskipun ini
hal yang baru bagi mereka. jika saya mengetahui ada guru yang memiliki
masalah dalam intern atau ekstern termasuk dalam peningkatan kompetensi
ini, maka saya aakn memanggil mereka secara individual saya akan
mengobrol dengan dia dari hati ke hati, mba. jadi menimalisisr kesalah
pahaman ya mba! anatara saya dengan warga sekolah yang lainnya, demi
kemajuan sekolah.
8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru
bahasa dan sastra indonesia di sekolah ini?
Jawab : menurut saya, kompetensi guru bahasa indonesia di sini berkompeten ya,
mba! Karena yang saya tahu dengan pengalaman mengajar mereka miliki
dapat membawamereka menjadi guru yang baik dan berpengalaman dalam
pembelajaran, mba! Meskipun dengan pengalaman yang banyak dan berlatar
belakang pendidikan yang sesuai, mereka masih mau meningkatkan
kompetensinya dnegan selalu mengikuti pelatihan atau kegiatan-kegiatan
yang dibuat sekolah maupun di luar sekolah, mba!
PEDOMAN WAWANCARA GURU
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Suku/agama :
Mulai Bertugas :
Pendidikan terakhir :
Pertanyaan :
A. Pemahaman Peserta Didik dan Pemahaman Wawasan/Landasan Kependidikan
1. Apakah Bapak/Ibu guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi
yang Bapak/Ibu guru ampu? Jelaskan?
2. Apakah Bapak/Ibu guru memahami bakat peserta didik dalam bidang studi yang
Bapak/Ibu guru ajar?
3. Bagaiamana dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam
belajar, apakah Bapak/Ibu guru membantu kesulitan yang mereka hadapi?
Bagaiman caranya?
4. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui pergaulan peserta didik baik di dalam sekolah
maupun luar sekolah?
5. Dari sekian banyak peserta didik yang Bapak/Ibu ampu apakah Bapak/Ibu guru
mengetahui latar belakang keluarga mereka?
6. Apakah Bapak/Ibu guru memahami minat belajar peserta didik dalam
pembelajaran?
B. Perencanaan Pembelajaran
1. Apakah menurut Bapak/Ibu guru membuat RPP itu merupakan suatu kegiatan
yang kurang penting? Mengapa?
2. Sebelum melaksankan kegiatan pembelajaran apakah menjelaskan tujuan
pembelajaran?
3. Apakah Bapak/Ibu guru membuat silabus atau satuan pembelajaran?
4. Apa penadapat Bapak/Ibu guru mengenai menyususn standar isi kurikulum
sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran?
5. Menurut bapak /ibu guru, membuat bahan ajar yang digunakan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan itu baik atau tidak? Mengapa?
6. Dalam kegiatan pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media atau
alat peraga? Jika iya, biasanya menggunakan media apa?
7. Biasanya metode apa yang Bapak/Ibu guru gunakan dalam pembelajaran?
8. Strategi pembelajaran apa yang biasa Bapak/Ibu guru gunakan dalam kegiatan
pembelajaran? Bisa jelaskan maksud digunakannya strategi tersebut?
C. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
1. Sebelum memulai pembelajaran, apakah ada proses tanya jawab dengan peserta
didik? Mengapa?
2. Bagaiman cara Bapak/Ibu guru mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar
mengajar?
3. Menurut pendapat Bapak/Ibu guru, apakah menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan itu merupakan suatu hal yang sangat penting? Mengapa?
4. Apakah Bapak/Ibu guru selalu tepat waktu ketika memulai atau mengakhiri
pelajaran? Jika tidak, hal apa yang biasanya membuat waktu menjadi tidak tepat?
Bagaimana cara mengatasinya?
5. Pernahkah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan ketika menerapkan metode yang
dipilihnya dalam proses pemebelajaran?
6. Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan sarana dan prasarana yang disiapkan oleh
sekolah seperti ruang laboratorium, layanan internet, komputer dan lain
sebagainya, dalam proses belajar mengajar?
D. Evaluasi Hasil Belajar
1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi setiap akhir pembelajaran?
Mengapa?
2. Menurut Bapak/Ibu guru mengoreksi pembelajaran siswa itu penting atau tidak?
Mengapa?
3. Ke dalam bentuk apakah Bapak/Ibu guru menyusun hasil penilaian siswa?
Mengapa Bapak/Ibu guru memilih itu?
4. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan penilaian rutin kepada peserta didik?
Mengapa?
5. Selama menjadi guru, apakah Bapak/Ibu guru pernah merasa kemampuan yang
Anda miliki itu kurang maksimal? Lalu usaha apa yang Bapak/Ibu guru lakukan
untuk meningkatkannya?
6. Apakah Bapak/Ibu guru membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada
orang tua siswa? Seberapa pentingkah hal tersebut? Mengapa?
7. Setelah pembelajaran selesai apakah Bapak/Ibu guru melakukan penjelasan materi
kembali dan memberikan tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan? Jika iya,
berapa menitkah Bapak/Ibu guru melakukan hal tersebut dan tugas tambahan
seperti apa yang diberikan?
8. Menurut Bapak/Ibu, Apakah penilaian objektif kepada peserta didik merupakan
hal yang penting bagi seorang guru?
E. Pengembangan Potensi Peserta Didik
1. Bagaimana cara Anda memotivasi keterampilan belajar siswa?
2. Apakah ada peserta didik yang memiliki potensi lebih pada peserta didik yang
Anda ampuh? Jika ada, apa yang akan Anda lakukan terhadap peserta didik
tersebut?
F. Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting sebuah inovasi dalam penyampaian
materi pelajaran? Mengapa? Inovasi apa yang pernah dilakukan?
2. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menghubungkan materi pelajaran yang
disampaikan dengan persoalan di kehidupan sehari-hari? Mengapa? Berikan
contohnya!
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam membentuk perilaku dan ketangkasan siswa
menjadi lebih baik? Jelaskan!
HASIL WAWANCARA
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI DI SMA NEGERI 6 DEPOK
Nama : Nia Lestari, S. Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Palakali Raya No. 19 A RT. 04/06, Kukusan, Beji, Depok
Suku/agama : Islam
Mulai Bertugas : sejak 2006
Pendidikan terakhir : S1
Pertanyaan :
G. Pemahaman Peserta Didik dan Pemahaman Wawasan/Landasan Kependidikan
7. Apakah Bapak/Ibu guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi
yang Bapak/Ibu guru ampu? Jelaskan?
Jawab: Iya. Terlihat dari setiap pembelajaran mereka aktif bertaya dan ketika ada
penugasan, jawaban yang mereka berikan tepat.
8. Apakah Bapak/Ibu guru memahami bakat peserta didik dalam bidang studi yang
Bapak/Ibu guru ajar?
Jawab: Iya.
9. Bagaiamana dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam
belajar, apakah Bapak/Ibu guru membantu kesulitan yang mereka hadapi?
Bagaiman caranya?
Jawab: Biasanya kesulitan dalam menentukan ide pokok, gagasan utama, kalimat
fakta dan opini atau pelajaran sastra lama seperti hikayat, saya sebagai
guru pengajar mendampingi siswa ketika mereka kesulitan atau saya suruh
mencari arti kata sulit dengan menggunakan KBBI online.
10. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui pergaulan peserta didik baik di dalam sekolah
maupun luar sekolah?
Jawab: Kalau di dalam sekolah, iya sedikit mengetahui, kalau di luar sekolah saya
kurang begitu mengetahui.
11. Dari sekian banyak peserta didik yang Bapak/Ibu ampu apakah Bapak/Ibu guru
mengetahui latar belakang keluarga mereka?
Jawab: Sedikit saya mengetahui latar belakang mereka.
12. Apakah Bapak/Ibu guru memahami minat belajar peserta didik dalam
pembelajaran?
Jawab: Iya, Asal ada guru di kelas anak-anak semangat untuk belajar.
H. Perencanaan Pembelajaran
9. Apakah menurut Bapak/Ibu guru membuat RPP itu merupakan suatu kegiatan
yang kurang penting? Mengapa?
Jawab: Membuat RPP menurut saya perlu. Untuk rencana kita mengajar.
10. Sebelum melaksankan kegiatan pembelajaran apakah menjelaskan tujuan
pembelajaran?
Jawab: Iya. Saya selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.
11. Apakah Bapak/Ibu guru membuat silabus atau satuan pembelajaran?
Jawab: Silabus biasanya kita buat dalam MGMP Mapel.
12. Apa penadapat Bapak/Ibu guru mengenai menyususn standar isi kurikulum
sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran?
Jawab: Bagus, karena jika tidak ada standar isi kurikulum kita akan menemukan
kesulitan dalam mengajar.
13. Menurut bapak /ibu guru, membuat bahan ajar yang digunakan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan itu baik atau tidak? Mengapa?
Jawab: Baik. Biar terarah.
14. Dalam kegiatan pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media atau
alat peraga? Jika iya, biasanya menggunakan media apa?
Jawab: Iya. Media yang sering saya gunakan seperti surat kabar, novel, cerpen,
dan lain-lain. Ya, disesuaikan saja dengan materi yang akan diajarkan.
15. Biasanya metode apa yang Bapak/Ibu guru gunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Tanya-jawab. Saya gunakan metode ini untuk menggali pemahaman
siswa.
16. Strategi pembelajaran apa yang biasa Bapak/Ibu guru gunakan dalam kegiatan
pembelajaran? Bisa jelaskan maksud digunakannya strategi tersebut?
Jawab: Strateginya biasa ya, di awali dengan pembukaan, lalu masuk ke bagian
inti, kemudian masuk ke penutup. Jadi harus sistematis ya mba.
I. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
7. Sebelum memulai pembelajaran, apakah ada proses tanya jawab dengan peserta
didik? Mengapa?
Jawab: Iya. Untuk menggali pemahman mereka tentang materi yang akan saya
ajarkan.
8. Bagaiman cara Bapak/Ibu guru mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar
mengajar?
Jawab: Saya mengaktifkan siswa biasanya dengan penggunaan metode
pembelajaran ya. Metode yang biasa gunakan yaitu diskusi dan tanya
jawab. Dengan metode tersebut, siswa bisa mengeksplor dirinya dan
mengungkapkan argumentasinya atau pendapatnya.
9. Menurut pendapat Bapak/Ibu guru, apakah menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan itu merupakan suatu hal yang sangat penting? Mengapa?
Jawab: Iya sangat penting. Karena kita ini sebagai guru yang harus mengetahui
materi yang kita ajarkan supaya ketika ada anak yang bertanya kita tidak
kesulitan dalam menjawab.
10. Apakah Bapak/Ibu guru selalu tepat waktu ketika memulai atau mengakhiri
pelajaran? Jika tidak, hal apa yang biasanya membuat waktu menjadi tidak tepat?
Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab: Iya. Terkadang kurang tepat waktu, karena anak-anak yang kurang cepat
menyelesaikan tugas.
11. Pernahkah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan ketika menerapkan metode yang
dipilihnya dalam proses pemebelajaran?
Jawab: Iya, kadang-kadang.
12. Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan sarana dan prasarana yang disiapkan oleh
sekolah seperti ruang laboratorium, layanan internet, komputer dan lain
sebagainya, dalam proses belajar mengajar?
Jawab: Iya. Terutama perpustakaan, layanan internet, dan fasilitas lainnya.
J. Evaluasi Hasil Belajar
9. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi setiap akhir pembelajaran?
Mengapa?
Jawab: Iya. Untuk mengingatkan siswa apa yang sudah dipelajari.
10. Menurut Bapak/Ibu guru mengoreksi pembelajaran siswa itu penting atau tidak?
Mengapa?
Jawab: Penting. Untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
selanjutnya dan kita dapat mengukur pemahaman mereka.
11. Ke dalam bentuk apakah Bapak/Ibu guru menyusun hasil penilaian siswa?
Mengapa Bapak/Ibu guru memilih itu?
Jawab: Buku nilai. Untuk penyusunan nilai akhir.
12. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan penilaian rutin kepada peserta didik?
Mengapa?
Jawab: Iya setiap KD pembelajaran untuk mengetahui kemampuan anak per KD.
13. Selama menjadi guru, apakah Bapak/Ibu guru pernah merasa kemampuan yang
Bapak/Ibu miliki itu kurang maksimal? Lalu usaha apa yang Bapak/Ibu guru
lakukan untuk meningkatkannya?
Jawab: Iya terkadang. Berusaha mencari sumber-sumber darimna saja untuk
bahan ajar. Baca materi dari internet dan sumber lain.
14. Apakah Bapak/Ibu guru membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada
orang tua siswa? Seberapa pentingkah hal tersebut? Mengapa?
Jawab: Iya. Supaya orang tua tahu kemampuan anaknya.
15. Setelah pembelajaran selesai apakah Bapak/Ibu guru melakukan penjelasan materi
kembali dan memberikan tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan? Jika iya,
berapa menitkah Bapak/Ibu guru melakukan hal tersebut dan tugas tambahan
seperti apa yang diberikan?
Jawab: Iya. Tugas tambahannya sekitar 10 menit dengan tanya jawab.
16. Menurut Bapak/Ibu, Apakah penilaian objektif kepada peserta didik merupakan
hal yang penting bagi seorang guru?
Jawab: Iya. Supaya tidak salah dalam memberikan penilaian kepada siswa yang
pintar dan tidak.
K. Pengembangan Potensi Peserta Didik
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu memotivasi keterampilan belajar siswa?
Jawab: Dengan cara memberikan nilai tambahan pada pertanyaan yang saya
berikan dan siswa menjawab dengan benar atau terkadang saya
memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk mereka.
4. Apakah ada peserta didik yang memiliki potensi lebih pada peserta didik yang
Bapak/Ibu ampuh? Jika ada, apa yang akanBapak/Ibu lakukan terhadap peserta
didik tersebut?
Jawab: Rata-rata sama. Karena saya mengajar di kelas IPS.
L. Pengembangan Kurikulum/Silabus
4. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting sebuah inovasi dalam penyampaian
materi pelajaran? Mengapa? Inovasi apa yang pernah dilakukan?
Jawab: Iya. Supaya anak tidak jenuh dengan cara mengubah cara mengajar atau
metode mengajar.
5. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menghubungkan materi pelajaran yang
disampaikan dengan persoalan di kehidupan sehari-hari? Mengapa? Berikan
contohnya!
Jawab: Iya. Supaya anak juga tahu kehidupan sehari-hari yang mereka alami
semuanya dimulai dari belajar, misalnya materi tentang drama. Dalam
drama terdapat nilai-nilai yang terkandung di kehidupan sehari-hari.
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam membentuk perilaku dan ketangkasan siswa
menjadi lebih baik? Jelaskan!
Jawab: Berani berbuat jujur, tidak menyontek dalam mengerjakan tugas maupun
ulangan dan kita juga tidak lupa selalu memberikan pujian pada mereka
setiap kali selesai mengerjakan.
HASIL WAWANCARA
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI DI SMA NEGERI 9 DEPOK
Nama : Carolina Elnusantari, S.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Alamat : Perumahan Botanica Residence, Depok
Suku/agama : Islam
Mulai Bertugas : di SMAN 9 Depok sejak 2015
Pendidikan terakhir : S1
Pertanyaan :
A. Pemahaman Peserta Didik dan Pemahaman Wawasan/Landasan Kependidikan
1. Apakah Bapak/Ibu guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi
yang Bapak/Ibu guru ampu? Jelaskan?
Jawab: Iya. Ketika awal masuk ke kelas kita juga dapat mengetahui tingkat
kecerdasannya, biasanya saya melihatnya dengan sesi tanya jawab di awal
pembelajaran, jadi kita sudah mengetahui kecerdesan siswa apakah dia
bisa menjawab atau tidak.
2. Apakah Bapak/Ibu guru memahami bakat peserta didik dalam bidang studi yang
Bapak/Ibu guru ajar?
Jawab: Iya. Misalkan ada yang suka dengan drama, maka anak itu akan menjadi
model bagi temannya di depan kelas, pastinya kita juga harus mengenal
anaknya ya.
3. Bagaiamana dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam
belajar, apakah Bapak/Ibu guru membantu kesulitan yang mereka hadapi?
Bagaimana caranya?
Jawab: Kalau kesulitan misalkan dia kesulitan di KD apa, biasanya kalau mau
konsultasi silahkan kalau mau remedial silahkan, tapi di luar jam belajar
dan pelajaran ya.
4. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui pergaulan peserta didik baik di dalam sekolah
maupun luar sekolah?
Jawab: Saya gak sampai seperti itu, mungkin yang say akenal hanya sisw ayang
ter- saja ya.
5. Dari sekian banyak peserta didik yang Bapak/Ibu ampu apakah Bapak/Ibu guru
mengetahui latar belakang keluarga mereka?
Jawab: enggak, karena saya bukan wali kelas. Saya sedikit tahu tentang mereka
malah dari wlai kelasnya.
6. Apakah Bapak/Ibu guru memahami minat belajar peserta didik dalam
pembelajaran?
Jawab: Iya terbaca si minatnya, kalau kita saat belajar di jam terakhir itu pasti
minat belajarnya sama yaitu menurun ya, kalau di awal jam pelajaran
minatnya masih tinggi dengan semangat yang tinggi. Kalau sudah
menurun nanti berdampak dengan proses pembelajarannya, yang
seharusnya sudah selesai jadi belum selesai pada hari itu. Biasanya untuk
meningkatkan minatnya dengan cara pemakaian media yang menarik
dalam penyampaian materi pelajaran, seperti penggunaan in-focus.
B. Perencanaan Pembelajaran
1. Apakah menurut Bapak/Ibu guru membuat RPP itu merupakan suatu kegiatan
yang kurang penting? Mengapa?
Jawab: Sangat penting, kalau kita mengajar harus punya rencana, kalau tidak ada
rencana maka tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai. Jadi kita harus
buat dulu rencananya baru di jalankan proses pembelajaran agar tujuan
yang diharapkan akan tercapai.
2. Sebelum melaksankan kegiatan pembelajaran apakah Bapak/Ibu menjelaskan
tujuan pembelajaran?
Jawab: Iya, biasanya saya juga menyebutkan KD dan tujuan pembelajarannya apa
kepada kepada anak-anak, terkadang saya tulis di papan tulis kadang juga
saya bacakan saja.
3. Apakah Bapak/Ibu guru membuat silabus atau satuan pembelajaran?
Jawab: Iya selalu di awal tahun kita buat ya, seperti RPP, silabus dan lainnya.
4. Apa penadapat Bapak/Ibu guru mengenai menyusun standar isi kurikulum
sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran?
Jawab: Iya kita kan mengacu pada RPP, silabus, kurikulum.
5. Menurut Bapak /Ibu guru, membuat bahan ajar yang digunakan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan itu baik atau tidak? Mengapa?
Jawab: Iya haru srelevan dong, kalau tidak relevan bagaimana jadinya.
6. Dalam kegiatan pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media atau
alat peraga? Jika iya, biasanya menggunakan media apa?
Jawab: Iya. Jadi misalnya terkadang alat peraga dulu baru materi, alat peraga saya
selalu bekerja sama dengan guru yang lainnya, jadi kami bergantian untuk
menggunakan alat peraga atau media tersebut. Jenis medianya apa disesuaikan
dengan materinya ya mba.
7. Biasanya metode apa yang Bapak/Ibu guru gunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Metode yang sering saya gunakan itu diskusi, inkuiri, tanya jawab, kurang
lebih sudah hampir seluruh metode say aguanakan mba.
8. Strategi pembelajaran apa yang biasa Bapak/Ibu guru gunakan dalam kegiatan
pembelajaran? Bisa jelaskan maksud digunakannya strategi tersebut?
Jawab: Sebenarnya sebagai guru kita harus sudah tau ya bagaiman strategi yang
harus kita lakukan saat mengajar, salah satunya dengan menguasai materinya
terlebih dahulu lalu setelah mau ngapain lagi kita kan ada RPP.
C. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
1. Sebelum memulai pembelajaran, apakah ada proses tanya jawab dengan peserta
didik? Mengapa?
Jawab: Ada, hal ini harus di lakukan ya, karena sebelum mengisi materi pada
kegiatan pembuka kita lakukan proses tanya jawab.
2. Bagaiman cara Bapak/Ibu guru mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar
mengajar?
Jawab: Kalau dalam mengerjakan tugas, saya kasih waktu seminggu, lalu say
aakan memberikan point plus untuk yang mengumpulkan terlebih dahulu,
sebelum batas waktu yang ditentukan.
3. Menurut pendapat Bapak/Ibu guru, apakah menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan itu merupakan suatu hal yang sangat penting? Mengapa?
Jawab: Iya sangat penting. Karena kita ini sebagai guru yang harus mengetahui
materi yang kita ajarkan supaya ketika ada anak yang bertanya kita tidak
kesulitan dalam menjawab.
4. Apakah Bapak/Ibu guru selalu tepat waktu ketika memulai atau mengakhiri
pelajaran? Jika tidak, hal apa yang biasanya membuat waktu menjadi tidak tepat?
Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab: Iya. Terkadang kurang tepat waktu, karena saya punya jabatan sebagai
bendahara, jadi kadang ketika waktunya saya sudah mengajar, kepala
sekolah memmanggil saya untuk melaksanakan tugas yang diminta
olehnya.
5. Pernahkah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan ketika menerapkan metode yang
dipilihnya dalam proses pembelajaran?
Jawab: Pernah si, tapi itu dulu saat awal mengajar karena saya kurang memahami
materi. Tapi sekarang sudah terbiasa dnegan kelas dan materi-materinya
jadi tidak ada kesulitan.
6. Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan sarana dan prasarana yang disiapkan oleh
sekolah seperti ruang laboratorium, layanan internet, komputer dan lain
sebagainya, dalam proses belajar mengajar?
Jawab: Iya. untuk laboratorium kita tidak ada, kalau layanan internet kami suka
manfaatkan dalam pembelajaran, infocus, dan yang tersedia di sekolah saya
gunakan untuk mempermudah proses pembelajaran.
D. Evaluasi Hasil Belajar
1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi setiap akhir pembelajaran?
Mengapa?
Jawab: Iya. Kalau sedang mengajar pastinya harus ada evaluasi, minimal
pertanyaan tentang apakah mereka paham atau tidak. atas materi yang
telah disampaikan.
2. Menurut Bapak/Ibu guru mengoreksi pembelajaran siswa itu penting atau tidak?
Mengapa?
Jawab: Penting. Karena kita bisa tau, hasil siswa itu, mau darai mana mereka
meperoleh jawaban dari tugas yang diberikan, untuk mengetahui apakah
mereka mnegerjakan tugas taua tidak kita lihat dari hasilnya. Hal ini
merupakan slaah satu penilaian objektif ya, jadi harus di lakukan.
3. Ke dalam bentuk apakah Bapak/Ibu guru menyusun hasil penilaian siswa?
Mengapa Bapak/Ibu guru memilih itu?
Jawab: Portofolio, karena lebih mudah dilihat dan dipahami mba.
4. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan penilaian rutin kepada peserta didik?
Mengapa?
Jawab: Setiap belajar kan iya, minimal sikap juga harus dinlai. Setiap kita ngajar,
harus ada yang diniliai, meskipun tidak semua.
5. Selama menjadi guru, apakah Bapak/Ibu guru pernah merasa kemampuan yang
dimiliki itu kurang maksimal? Lalu usaha apa yang Bapak/Ibu guru lakukan untuk
meningkatkannya?
Jawab: Iya terkadang. Misalnya dalam materi menentukan faktor opini, saya tidak
suka materi tu, dan saya lebih suka materi drama, caranya ya seperti tadi
nanti anak itu akan saya tugas dengan membaca koran yang telah
diberikan oleh saya, kemudian mereka mencari tentang opini dan fakta.
Secara tidak langsung merea sudah menyelesaikan maslahanya sendiri,
saya hanya mengarahkannya saja.
6. Apakah Bapak/Ibu guru membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada
orang tua siswa? Seberapa pentingkah hal tersebut? Mengapa?
Jawab: Saya ga pernah sampai ke orang tua ya, paling nyampenya ke wali kelas.
Mislanya anak itu mkenapa-kenapa, nanti wali kelas yang menyampaikan ke
orang tua, kalau kesalahan anak sudah fatal, maka ini menjadi urusan antara wali
kelas dengnan orang tua dan guru BP.
7. Setelah pembelajaran selesai apakah Bapak/Ibu guru melakukan penjelasan materi
kembali dan memberikan tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan? Jika iya,
berapa menitkah Bapak/Ibu guru melakukan hal tersebut dan tugas tambahan
seperti apa yang diberikan?
Jawab: Setelah selesai kita mengulas sedikit tentang apa, atau kadang saya
memanggil salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah disampakan.
Untuk pemberian tugas, kalau sudah selesai materinya maka bisa diberikan tugas,
kalau materi belum selesai tidak perlu di berikan tugas. Biasanya untuk penguatan
in cukup dalam waktu 5 menit.
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah penilaian objektif kepada peserta didik merupakan hal
yang penting bagi seorang guru?
Jawab: Penting ya. karena kita tidak melihat orang perorang, tapi kita lihat
hasilnya. Biasanya kalo bahasa Indonesia dilihat dari soal pilihan ganda, kita lihat
hasilnya bagaimana.
E. Pengembangan Potensi Peserta Didik
1. Bagaimana cara Bapak/Ibu memotivasi keterampilan belajar siswa?
Jawab: Biasanya si dengan teman kelompok. Jika dengan teman sebaya mereka
bisa lebih mudah memahami materi pelajaran, namun dalam kelompok itu
harus ada yang pintar ya.
2. Apakah ada peserta didik yang memiliki potensi lebih pada peserta didik yang
Bapak/Ibu guru ampuh? Jika ada, apa yang akan dilakukan terhadap peserta didik
tersebut?
Jawab: Ada siswa yang seperti itu. Biasanya dia saya jadikan sebagai model
untuk teman-temannya, misalkan dalam membaca puisi, anak ini ada
kelebihan, maka dia akan disuruh untuk ke depan kelas untuk membaca
puisinya dan dilihat teman lainnya.
F. Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting sebuah inovasi dalam penyampaian
materi pelajaran? Mengapa? Inovasi apa yang pernah dilakukan?
Jawab: Pastinya harus ada inovasi, dengan KD yang sama, dengan kelas yang
berbeda, pasti secara tidak langsung juga aka nada inovasi, misalkan pada
kelas A ada kekurangan dalam penyampaian yang kurang, maka pada
kelas lain say atidak akan mengulanginya lagi karena sebelumnya saya
sudah memperbaik kekurangann di kelas sebelumnya dengan KD dan
materi yang sama.
2. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menghubungkan materi pelajaran yang
disampaikan dengan persoalan di kehidupan sehari-hari? Mengapa? Berikan
contohnya!
Jawab: Iya pasti, karena kan memang saling terkait. Misalkan dalam cerpen ya,
pembahasannya bagaiamana sisi kehidupannya, maka secara tidka
langsung pasti ada keterkaitan anatara keadaan hidup sehari-hari
yangteradpat dalam isis cerpen tersebut.
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam membentuk perilaku dan ketangkasan siswa
menjadi lebih baik? Jelaskan!
Jawab: Disela-sela belajar Bahasa Indonesia say ameminta anak-anak untuk
berbicara sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, jadi secra
tidak langsung itu sudha membentuk sikap mereka ya.
HASIL WAWANCARA
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 DEPOK
Nama : Nurmawan Marpaung, M.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Alamat : Jl. Nakula Raya No. 128 Depok dua tengah
Suku/agama : Kristen
Mulai Bertugas : di SMAN 3 Depok sejak 2008
Pendidikan terakhir : S2
Pertanyaan :
A. Pemahaman Peserta Didik dan Pemahaman Wawasan/Landasan Kependidikan
1. Apakah Bapak/Ibu guru memahami kecerdasan peserta didik dalam bidang studi
yang Bapak/Ibu guru ampu? Jelaskan?
Jawab: Iya. di kelas itu anak-anak macam-macam ya tingkat kecerdasannya.
Kalau anak itu perlu saya bantu akan saya bantu dalam proses belajar,
kalau mereka sudah mampu mandiri, saya akan meminta bantuan ke
mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi untuk membantu
temannya yang memiliki kecerdasan yang rendah atau sulit memahami
materi pelajaran yang sedang disampaikan.
2. Apakah Bapak/Ibu guru memahami bakat peserta didik dalam bidang studi yang
Bapak/Ibu guru ajar?
Jawab: Memahami.
3. Bagaiamana dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam
belajar, apakah Bapak/Ibu guru membantu kesulitan yang mereka hadapi?
Bagaiman caranya?
Jawab: Suka membantu. Mereka suka menghubungi saya, jika ada tugas yang
mereka tidak megerti, mereka langsung menghubungi saya, kalau
memang memungkinkan untuk saya jawab langsung, saya akan jawab
pertanyaan mereka, namun jika tidak memungkinkan, saya akan
menjawabnya di sekolah dan langsung bertemu dengan mereka ketika di
kelas.
4. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui pergaulan peserta didik baik di dalam sekolah
maupun luar sekolah?
Jawab: Kalau pergaulan si saya memahaminya secara umum saja ya. Karena saya
mengajar 6 kelas, yang menjadi fokus saya pada kelas dimana saya
menjadi wali kelasnya ya. Kalau kelas lain hanya sekedar saja.
5. Dari sekian banyak peserta didik yang Bapak/Ibu ampu apakah Bapak/Ibu guru
mengetahui latar belakang keluarga mereka?
Jawab: Kalau kelas saya iya, karena saya sebagai wali kelas. Saya wali kelas XI
MIA 3, kalau kelas itu saya hampir tahu semua, ada yang kaya ada yang
sedang ada juga yang kaya. Jadi tidak seluruhnya kaya ya. Ada juga yang
sering terlambat ke sekolah karena orang tuanya ga ada, dan dia tinggal
dengan kakaknya, mungkin karena kakaknya kurang memperhatikan dia,
jadi dia sering terlambat ketika ingin ke sekolah.
6. Apakah Bapak/Ibu guru memahami minat belajar peserta didik dalam
pembelajaran?
Jawab: Iya, sebagai guru kita harus memahami minat belajar mereka, kalau kita
tahu minat belajar mereka, kita mengajar pun enak ya. jadi kita mengajar
sesuai dengan teks ya. Kita kan ada buku paket ya sebagai panduan kita,
terkadang kalau di buku itu teks kurang menarik, saya akan mencari teks
lain yang sejenis dengan yang di buku paket namun lebih menarik,
misalnya materi cerpen, jadi saya akan mencari cerpen yang sesuai dengan
karakter mereka, biasanya cerpen remaja agar mereka lebih bersemangat
ya. Nanti saya masukan ke in-focus, nanti mereka membacanya dengan
teknik membaca cepat yang saya ajarkan ke mereka. Jadi mereka tidak
perlu membutuhkan waktu yang panjang untuk membaca cerpen, namun
mereka dapat mengetahui isinya dengan cepat.
B. Perencanaan Pembelajaran
1. Apakah menurut Bapak/Ibu guru membuat RPP itu merupakan suatu kegiatan
yang kurang penting? Mengapa?
Jawab: Iya pastilah. Kita kalau buat RPP biar kita ga keluar dari jalur sangat
mengajar di kelas. Meskipun kita tidak membawa RPP ke kelas, namun
kita tidak akan merasa kesulitan kegiatan apa setelah kegiatan yang
sebelumnya selesai. Saya kan buat program semester ya, nanti saya
beritahu siswa pada minggu ke dua kita akan ulangan harian, pada bulan
ke berapa dan minggu ke berapa, kita sudah tahu mau ngapain. Kalau
waktu belajar terpotong karena acara atau lomba, biasanya ditambahkan
waktu semingggu. Saya juga sampai menjelaskan ke KD nya ya. Biar
mereka itu mengerti dan apa yang harus dipersiapkan.
2. Sebelum melaksankan kegiatan pembelajaran apakah Bapak/Ibu guru
menjelaskan tujuan pembelajaran?
Jawab: Iya.
3. Apakah Bapak/Ibu guru membuat silabus atau satuan pembelajaran?
Jawab: Iya selalu membuatnya.
4. Apa penadapat Bapak/Ibu guru mengenai menyususn standar isi kurikulum
sebagai acuan untuk pedoman dalam pembelajaran?
Jawab: Standar isi itu kan patokannya, untuk membuat semuanya kita kan butuh
standar isi kurikulum, jadi sangat penting untuk memperhatikan standar isi
kurikulum dalam pembelajaran.
5. Menurut Bapak /Ibu guru, membuat bahan ajar yang digunakan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan itu baik atau tidak? Mengapa?
Jawab: Harus releva ya. Kalau ga relevan bagaimana yang akan diajarkan kepada
siswa?
6. Dalam kegiatan pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru menggunakan media atau
alat peraga? Jika iya, biasanya menggunakan media apa?
Jawab: Kalau di kelas udah ada infocus ya jadi gampang ga perlu pake karton lagi
buat tangan, langsung aja di layar melalui nfocus.
7. Biasanya metode apa yang Bapak/Ibu guru gunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Harus sesuai dengan kurikulum baru, yaitu saintifik. Jadi tujuan syaa itu
untuk mmebuat anak untuk menghasilkan sesuatu yang bahru.
8. Strategi pembelajaran apa yang biasa Bapak/Ibu guru gunakan dalam kegiatan
pembelajaran? Bisa jelaskan maksud digunakannya strategi tersebut?
Jawab: Selalu di awal pembelajaran itu kita sapa, kita jelaskan materi yang ingin
disampaikan, lalu tanya jawab, kira-kira kita suruh anak-anak untuk ingat-ingat.
Kalo langsung di jelaskan nanti anak-anak ga nyambung.
C. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
1. Sebelum memulai pembelajaran, apakah ada proses tanya jawab dengan peserta
didik? Mengapa?
Jawab: Iya, seperti pre test itu ya agar anak-anak terpancing dalam pembelajaran.
2. Bagaiman cara Bapak/Ibu guru mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar
mengajar?
Jawab: Kalau di sini kan rata-rata anaknya pintar-pintar, hampir 70%. Jadi saya
berusaha untuk membangkitkan kepercayaan dirinya di kelas dan saya
meminta temannya yang lain untuk membantu temannya yang kurang
aktif dan menjadi tidak malu.
3. Menurut pendapat Bapak/Ibu guru, apakah menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan itu merupakan suatu hal yang sangat penting? Mengapa?
Jawab: Iya haruslah. Masa guru mau ngajar gak menguasai. Apalagi jurusan kita
sendiri, kecuali di luar kemampuan kita, itu maklum aja
4. Apakah Bapak/Ibu guru selalu tepat waktu ketika memulai atau mengakhiri
pelajaran? Jika tidak, hal apa yang biasanya membuat waktu menjadi tidak tepat?
Bagaimana cara mengatasinya?
Jawab: tidak ada halangan si, saya selalu tepat waktu
5. Pernahkah Bapak/Ibu guru mengalami kesulitan ketika menerapkan metode yang
dipilihnya dalam proses pemebelajaran?
Jawab: Iya, pernah. Misalkan ketika materi drama, kita butuh ruang multimedia
untuk mempermudah proses pembelajaran khususnya drama.
6. Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan sarana dan prasarana yang disiapkan oleh
sekolah seperti ruang laboratorium, layanan internet, komputer dan lain
sebagainya, dalam proses belajar mengajar?
Jawab: Iya. Terutama perpustakaan, pokoknya pakai fasilitas yang ada di sekolah
aja, ga usah kemana-mana
D. Evaluasi Hasil Belajar
1. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan evaluasi setiap akhir pembelajaran?
Mengapa?
Jawab: Iya. Tapi sekedar evaluasi spontasn aja, penguatan materi ga ada nilai
tambahan dalam bagian ini.
2. Menurut Bapak/Ibu guru mengoreksi pembelajaran siswa itu penting atau tidak?
Mengapa?
Jawab: Pastilah saya koreksi, karena anak-anak suka komentar kalau tidak
dikoreksi lagipula juga kasihan mereka yang sudah mengerjakan capek-
capek tapi tidak dinilai, setidaknya kalau tidak mau menilai ya di tanda
tangan atau paraf saja.
3. Ke dalam bentuk apakah Bapak/Ibu guru menyusun hasil penilaian siswa?
Mengapa Bapak/Ibu guru memilih itu?
Jawab: Ada juga di buku ada juga langsung lembaran sama ke laptop.
4. Apakah Bapak/Ibu guru melakukan penilaian rutin kepada peserta didik?
Mengapa?
Jawab: Secara presentasi ada yang nanya dan menjawab, merek ayang bertanay
dan menjawab akan mendapatkan nilai. Anak- anak kana da yang aktif
dan tidak aktif, kalau di kelas yang sellau akatif yang banyak biacar,
baisanya saya selalu memberi kesempatan untuk yang tidak aktif
memberikan suara di kelas atau menjawab-bertanya untuk mendapatkan
point.
5. Selama menjadi guru, apakah Bapak/Ibu guru pernah merasa kemampuan yang
dimiliki itu kurang maksimal? Lalu usaha apa yang Bapak/Ibu guru lakukan untuk
meningkatkannya?
Jawab: oh, pasti. Saya belajar dari internet, jadi ga usah baca buku di perpus atau
toko buku. Jadi menurut saya membaca di ineternet lebih mudah di
bandingkan lewat buku. Gak usah foto kopi buku atau membeli buku lagi.
6. Apakah Bapak/Ibu guru membuat hasil laporan sekolah untuk diberikan kepada
orang tua siswa? Seberapa pentingkah hal tersebut? Mengapa?
Jawab: Karena saya wali kelas jadi harus melakukan itu. Sekarang inikan
penilaiannya per KD ya. Makanya, kita harus objektif dalam menilai
usaha siswa.
7. Setelah pembelajaran selesai apakah Bapak/Ibu guru melakukan penjelasan materi
kembali dan memberikan tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan? Jika iya,
berapa menitkah Bapak/Ibu guru melakukan hal tersebut dan tugas tambahan
seperti apa yang diberikan?
Jawab: iya, misalkan pelajarannya sudah selesai ni, saya jelasin lagi. Kadang
jawaban anak itu ga jelas, saya arahkan lagi. Untuk tugas tambahan
kalau memang memungkinkan untuk dikerjakan di sekolah cukup di
skeolah saja, kalau memang tidak, ia bisa membawa tugas ke rumah,
kecuali kerja kelompok yang harus dikerjakan di sekolah. Paling kalau
belum rapih saja, boleh merapihkan di rumah.
8. Menurut Bapak/Ibu, Apakah penilaian objektif kepada peserta didik merupakan
hal yang penting bagi seorang guru?
Jawab: Iya kita harus objektif. Apalagi kan nilai angka ya jadi mudah untuk
menilainya, mungkin yang susah ketika menilai sikap ya, karena sikap
seseorang sering berubah-ubah ya, nanti baik, nanti buruk, jadi kita pantau
terus.
E. Pengembangan Potensi Peserta Didik
1. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru memotivasi keterampilan belajar siswa?
Jawab: Saya suka memberikan belajar trik-trik belajar siswa untuk mempermudah
mereka dalam belajar. Mislanya, dalam membaca buku biar lebih cepat.
Awal mereka membaca judulnya dulu, setelah itu kamu cari kalimat
utamanya, apa di awal atau di akhir, maka merek akan lebih cepat dalam
mendapat inti sari ide pokok dari buku tersebut. Begitu juga dalam
keterampilan menulis, saya suka memberikan masukan mereka untuk
menuliskan apa yang mereka lakukan lakukan setiap hari nanti
dikumpulkan kemudian kalian baca tulisan itu, nanti kalianbuat dalam
bentuk cerpen atau novel. Secara tidak langsung mereka sudah belajar
bagaimana membuat sebuah karya dengan pengalaman atau kisah
hidupnya sendiri.
2. Apakah ada peserta didik yang memiliki potensi lebih pada peserta didik yang
Bapak/Ibu guru ampuh? Jika ada, apa yang akan dilakukan terhadap peserta didik
tersebut?
Jawab: Biasanya anak-anak yang suka lomba ya, biasanya kita pilih. Saya selalu
support baik dia kalah ataupun menang, karena support itu penting bagi
mereka biar mereka bisa menjadi lebih baik lagi.
F. Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Menurut Bapak/Ibu guru, apakah penting sebuah inovasi dalam penyampaian
materi pelajaran? Mengapa? Inovasi apa yang pernah dilakukan?
Jawab: Iya. Perlu itu snagat perlu, kita sebagai guru kalo ga inovasi anak-anak
akan bosan. Biasanya saya suka mengajak anak belajar di luar kelas,
misalkan di taman, di perpustakaan atau di kantin. Kalau materinya
observasi, ngapain kita bawa mereka keluar sekolah, di lingkungan
sekolah masih banyak hak yang bisa di observasi. jadi ga perlu repot
untuk keluar sekolah.
2. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menghubungkan materi pelajaran yang
disampaikan dengan persoalan di kehidupan sehari-hari? Mengapa? Berikan
contohnya!
Jawab: Iya. Itu udah pasti. Kadang saya suka menceritakan pengalaman saya ke
mereka, khususnya saat menulis cerpen, saya kasih tau cerpen saya waktu
kuliah yang kisahnya sesuai dengan kehidupan kita sehari-hari.
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam membentuk perilaku dan ketangkasan siswa
menjadi lebih baik? Jelaskan!
Jawab: Suka kita sap aya, kit ategur kalau tidak sopan, atau pakiannya tidak rapih,
atau sedang malas, biasanya selalu saya tegur.
' ..
.
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hari/tanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
\\o.'ol.\ I oB - O)_- l 1
~ lC\ ~a . s'troa~'O'c t>ro. . \&.unnat~Dfl v..aqu . .tW3
·'ltQn ~~rna\n I ~{\t-1. .; Q't£>D\::
J. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini . .
2. Berilah tanda ceklis (" ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. ·- .. · Pernyataan va Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. -v 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. v 3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam J
belajar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan v pembelajaran.
5. Guru mengetahui Jatar belakang keluarga kamu. v 6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu
v' menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. v Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi -J
disampaikan.
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang v disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan J pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. .J Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai v 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran
J sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. \} 4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. ..J 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai. J
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran v sedang berlangsung.
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan 0 ( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum.
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. J - . . -
9. Guru tidak aka,n melanjutkan materi selanjutnya- jika materi yang \1 sebelurnnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang v berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
. L Guru senng memberikan tug as kepada kamu dengan men can v jawabannya di internet.
2. Guru tidak pernah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan J pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas J mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru v untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pernah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu. v 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan J
(biasanya satu bah selesai dipelajari) I
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. v
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan J penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan v keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang J baik.
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan --- 1 kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. -· -Guiinnengetaliui perkemb~mgan kamu di kelas dengan baik. v I
2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. ·v Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat J menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J persoalan kehidupan sehari-hari
.
3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. v 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru Juga J
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
~ ( ~Ufi . R . Q )
~ .......................... . . . .
-
ANGKET SIS\VA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden!Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
: Ra.~v..~ ~ FeJ.o(uCAr\ ~0\1· : t\a(\\ta"' ~hH A 1.\ 1£Ah
: ~o.vy(}U~
: \\ - ~~~AN 1 : otyo~
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah-ini.
2. Berilah tanda ceklis (...f ) pada alternatif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. ./
2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. \}
3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
belajar. v
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan \}
pembelajaran.
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. J
6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu v menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. v Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi .J
disampaikan.
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang \)
disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan v
pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. J Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai v
2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran v sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. v
4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. J 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai. v
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran
- sedang berlangsung. ··· - -- .. - -· - ·-- --- ------- ---- .. - .. \/
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan
( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum. v 8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. v 9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang
sebelurnnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya. v 10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang v berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
1. Guru senng memberikan tugas kepada kamu dengan men can - . v jawabannya di internet.
2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan v pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas
mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan). v 4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru -1
untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pemah mengoreksi pekeijaan atau latihan kamu. v 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan
(biasanya satu bab selesat dipelajari) v
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. J
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan v penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan
keinginan atau bakat (kemampuan) kamu. v 2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang v
baik.
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
... solusi. kepada .kamu, . jika--- kamu-- menceritakan - -permasalahan -· ~------ --v- -
kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
I. G'uru ifiengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. v 2. Guru selalu mengajarkan kamu unnik bekerja sama dengan temanmu. .J
Pengembangan Kurikulum/Silabus
I. Guru selalu
menarik.
inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat .J
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J persoalan kehidupan sehari-hari
-3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. v 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru Juga J
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
~-( ... .. .. .......... .... ..... )
.
ANGKET SIS\VA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
: \2_(1.~v , o8 tebrvur; 1.0 \'t
Q o. Y\\\'\ Co."' o..ro..ro.:n n 1 ti\
'Qu t'\ o. f ~ 't\J n ~
)::e\A._~ ~' I <; fv'.j:\ t-J 3 0 ~o~
1. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ceklis (-./ ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. .............
2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. v
3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
belajar. v
4 . Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan
pembelajaran. v
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. ..../
6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu -..../
menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. v Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi v disampaikan.
2. Guru menyusun bahan . .
dengan tujuan pembelajaran yang aJar sesuat
disampaikan. v
3. Guru menggunakan :media a tau alat peraga dalam kegiatan v pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. v
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai v 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran
sedang berlangsung. v
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. J 4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. /
5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran --..../" .
dimulai.
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran .../
sedang berlangsung.
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan
( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum. ..J
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. .J . 9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang J
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang .../ berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
. 1. Guru senng memberikan tugas kepada kamu dengan men can
jawabannya di internet. J
2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan J pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengeijakan tugas, khususnya tugas J
mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru J untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pemah mengoreksi peketjaan atau latihan kamu. 7'-/
2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan
(biasanya satu bab selesai dipelajari) ,../
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. J
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan ../
penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan
keinginan atau bakat (kemampuan) kamu. J
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
baik. J 3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan .J kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. Guru mengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. J
2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. J
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat
menarik. v
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan ..J persoalan kehidupan sehari-hari
-3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. _J
4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu; namun guru JUga J membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
\JO.V\In L ( ...... ·· -..... . ..... ...... )
-
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden!Narna
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
~A -· ' .
. .
~e\cts X\ 1 <;.\o'\AN l b e(>ot::
1. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini. -- - · ·
2. Berilah tanda ceklis <"' ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. ·- ·- -· - .- - Pernyataan ·- ·- ... ·-
Ya 'tidak
Pemahaman Peserta Didik
I. Guru memahami kemarnpuan bealajar karnu di kelas. v 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. J
3. Guru selalu membantu kamu jika karnu mengalami kesulitan dalam J
bela jar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas karnu dalarn kegiatan v
pembelajaran.
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. v
6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat bela jar kamu
menurun. v
7. Guru sangat memaharni karnu baik secara fisik atau mental. v
Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi
disarnpaikan. J
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang v
disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran. v
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. ./
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai J
2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran ../
sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. J
4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. ..J
5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran ../
dimulai.
6. Guru menjalin interaksi dengan karnu ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung. J
-· -- "
7. Guru selalu rnenyampaikan materi dengan earn menjelaskan
( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum. J
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. ../
9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang .J
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang J
berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
. 1. Guru sering memberikan tugas kepada kamu dengan mencan J
jawabannya di internet.
2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan
pembelajaran. J
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengeijakan tugas, khususnya tugas -./ mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru J
untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pemah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu. ../
2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan J
(biasanya satu bab selesai dipelajari)
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. J
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan ./
penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan
keinginan atau bakat (kemampuan) kamu. ./
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
baik. v
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi . , kepada . kamu, jika kamu menceritakan permasalahan · -- ---·-
J kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
bela jar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. Guru meiigetahiii perkembangari kamu di kelas dengan baik. .. J
2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. .../
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat v
menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J
persoalan kehidupan sehari-hari .
3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. v'
4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru Juga v
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
~ ( ........... . .............. )
ANGKET SIS\VA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
g tCb ~0\} M~'-"'
bu. \--\c1(>0urg
S'\-.-\MJ 3 Oei?O\C
::=.-::::::=::-~.,:::=:=::::::J3.::: -I!~.ca!~-9~ngrut§..~.k-s~ma-c~~t!i!.P-·.J)e.f!l.Y!!t~-di:b..awab-ini::~::::::::~===.:~.·._ -0-'-=-~~~-"-'-··" .... ..=:::::::::-~=-=
.
2. Berilah tanda ceklis (...J ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
-····-No.
. .. Pernyataan - .
Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. J
2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. \./
3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam v
bela jar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan
pembelajaran. v
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. \..../"
6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu
menurun. v
7. Guru sangat memaham(kamu baik secara fisik atau mental. v
Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi
disampaikan. v
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
disampaikan. v
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan v-
pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. v Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai \./"
2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran v
sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. J
4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. v 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai. v
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran
---:-- ----- ~:seda:n-g:berlangsung~-==,~~~~-;~:~~=~"'"=-:;~-====-~-=~===::.:::::::::==. =~--V-- ----· r---~-··--··----~-
;.=....--=...-:::::.;.~-
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan v
( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum.
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. v ..
9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang I/
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada SISWa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang .._./
berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran ;
I. Guru senng memberikan tugas kepada kamu dengan mencan .
jawabannya di internet. ./
2. Guru tidak pernah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan v
pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengeijakan tugas, khususnya tugas
mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan). v
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru ./
untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pernah mengoreksi pekeijaan atau latihan kamu. v
2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan
(biasanya satu bah selesai dipelajari) /
. 3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan . J
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi terse but dengan baik (memberikan J
penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan
keinginan atau bakat (kemampuan) kamu. v
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
baik. v 3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
-----··--- =-~olus!=:-::ck~p~@c.:-_- kam.~-:j_ik~_ kam.u_-.:--::me.n_c~ritaka.n:=-::p.ermasalahan : ~-:·.--.;.~~ .·-c:-.~~ -~.-- .... ... _
J kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
bel ajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
t · -Guru: mengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. ..
v 2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. v
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat v menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J
persoalan kehidupan sehari-hari -
3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. ..._/
4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru Juga ./
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
.
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hari/tanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
: Seri"n l 10 febt ucn'J 1 on : f, ~a N ur h\oo~atur I X \ \p<l 111
: S\1 \(.C\r o ui\Cl
:'X\ lpO
1. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini,
2. Berilah tanda ceklis (...J ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik /
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. v 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. J 3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
belajar. v
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan v pembelajaran.
5. Guru mengetahui Jatar belakang keluarga kamu. ~ 6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu v
menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. v Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi v disampaikan.
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang v disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan
J pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. v Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai J 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran J
sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. J 4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. J 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai. v
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran v sedang berlangsung. --
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan v ( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum.
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. \./ 9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya. J
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang J berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
. 1. Guru senng memberikan tug as kepada kamu dengan men can J jawabannya di internet.
2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan J pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengeijakan tugas, khususnya tugas v mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru J untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Hasil Belajar
1. Guru tidak pemah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu. v 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan J
(biasanya satu bab selesai. dipelajari)
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. v
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan v penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan v keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
J baik.
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan J kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
bel ajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. Guru mengetahui perkemb~mgan kamu di kelas dengan baik. v 2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. J
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat J menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J persoalan kehidupan sehari-hari
.
3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. J 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru Juga J
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
~ ( .......................... )
-
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
: 5enlll ,b r~ oruqn' FA l I Faa It CU1.SOfl
~v ~(Oll()C1. $ . \).}
X\ tPA . /S!rlAN ~
1. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini.
d--ol1
l() pi'S \X't I PA .lj
Ue~ok
2. Berilah tanda ceklis (-./ ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. v 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. ...; 3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
J bela jar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan j pembelajaran.
/
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. J 6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu /
menurun. L
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. v Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi J disampaikan.
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang 0 disampaikan.
/
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan j pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. / Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai v 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran /
sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. / 4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. / 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai. J
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran /
sedang berlangsung.
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan J ( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum.
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. J 9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang J
' sebelurnnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan \
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang / berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
- 1. Guru senng memberikan tug as kepada kamu dengan men can J
jawabannya di internet.
2. Guru tidak pernah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan ~ pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas / mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru
J untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar /
/ 1. Guru tidak pernah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu. J 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan / (biasanya satu bah selesai dipelajari)
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. J
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebeh.imnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan J penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan ,J keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang _J baik.
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan j kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
bel ajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. Guru mengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. J 2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. J
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat J menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J persoalan kehidupan sehari-hari . /
3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. v 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru JUga J
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
-
ANGKET SIS\VA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden!Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
fenlr\ , b Te~uor1 2o\r A.1x1e.-\ -Xl lP(It t\ ~u kttro lir\q
Ck11N 9 De~ut \l A
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ceklis ("' ) pada alternatif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. -- Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. .J 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. ~ 3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
J belajar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan J pembelajaran.
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. J 6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu
J menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau !Dental. · t/ Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran . sebelum materi
disampaikan. v 2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
J disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan v pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. J Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai v 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran
.J sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. 'rJ 4. Guru tepat waktu dalam memula.i dail mengakhiri pembelajaran. J 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
-J dimulai.
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran ~
sedang berlangsung.
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan
( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum. J 8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. J
--·-
9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutny'! jika materi yang .J
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan - J PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang
berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
- I. Guru senng memberikan tug as kepada kamu dengan men can
jawabannya di internet. v 2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan
J pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas
mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan). .J 4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru
untuk membuat power point (PPT). v
Evaluasi Basil Bela jar
1. Guru tidak pernah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu. .J 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan J
(biasanya satu bah selesai dipelajari)
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. v
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan J penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan
J keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang
baik. J
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan v kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. Guru mengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. .J 2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. J
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi_ sehingga terlihat J menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan
persoalan kehidupan sehari-hari J
- .. 3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. J 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru Juga
-1 membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
(
-
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hariltanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
: S.e.~Ai. V\ J Co "fe;\:)tuo~ Ru~
: ~CUt f\f'a~ (X\ \P$ 11
: fkM ~tmo.
: ~ A-l-.1 9 I X \ Gt 1M'.\ t; . \ Mroe!\o.
1. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ceklis ( -..J ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Perilyataan va: Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. v 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. J 3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
J belajar.
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan J pembelajaran.
5. Guru mengetahui Jatar belakang keluarga kamu. .J 6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu
J menurun.
7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. J
Perencanaan Pembelajaran
1. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi J disampaikan.
2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang J disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan J pembelajaran.
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. Jf Pelaksanaan Pembelajaran
/
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai v 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran
/ sedang berlangsung.
3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. J 4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. J 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
./ dimulai.
6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran J sedang berlangsung. v /
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan J ( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum.
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. J 9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang ~ --
v/ sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya.
10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang J berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
- 1. Guru senng memberikan tug as kepada kamu dengan men can J jawabannya di internet.
2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan J pembelajaran.
3. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas J mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru J untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pemah mengoreksi pekerjaan atau latihan kamu. J 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan J
(biasanya satu bab selesat dipelajari) v 3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. v
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan J penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan ~ keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang J baik.
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan · permasalahan J kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
belajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan /
1. Guru niengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. J
2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. v Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat J menarik.
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan J persoalan kehidupan sehari-hari
/ .
3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. J 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru juga v v
membentuk perilaku dan ketangkasanmu.
Mengetahui,
( ... ?i1)
ANGKET SISWA
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SMA NEGERI SE-DEPOK
Hari/tanggal
Inisial responden/Nama
Nama Guru
Guru Kelas/Sekolah
Petunjuk Pengisian
Semn. b febmno 10\1
G\fH/\ NUR SAF\TR\ ( )(\ \PS \ l tbu karo\1\10 'X\ I s MA~ q DepoK IPA
I. Bacalah dengan seksama setiap pemyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ceklis (" ) pada altematif jawaban sesuai dengan pengalaman Anda
sendiri.
No. Pernyataan Ya Tidak
Pemahaman Peserta Didik
1. Guru memahami kemampuan bealajar kamu di kelas. v 2. Guru mengetahui bakat yang kamu miliki. ..; 3. Guru selalu membantu kamu jika kamu mengalami kesulitan dalam
bela jar. .;
4. Guru selalu mengembangkan kreativitas kamu dalam kegiatan 0 .;
pembelajaran.
5. Guru mengetahui latar belakang keluarga kamu. / 6. Guru selalu memberikan motivasi kepada kamu jika minat belajar kamu
menurun. v 7. Guru sangat memahami kamu baik secara fisik atau mental. v
Perencanaan Pembelajaran
I. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sebelum materi
disampaikan. v 2. Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
I disampaikan.
3. Guru menggunakan media a tau alat peraga dalam kegiatan
pembelaj aran. I
4. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan sistematis. v Pelaksanaan Pembelajaran
1. Tidak ada proses tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai / 2. Guru membimbing kamu untuk aktif di dalam kelas ketika pembelajaran
sedang berlangsung. v 3. Guru menguasai materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. v' 4. Guru tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran. v 5. Guru tidak mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum pembelajaran
dimulai. v 6. Guru menjalin interaksi dengan kamu ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung. v
7. Guru selalu menyampaikan materi dengan cara menjelaskan
( demonstrasi) jarang melaksanakan praktikum. j
8. Guru selalu memberikan latihan setelah materi selesai disampaikan. v 9. Guru tidak akan melanjutkan materi selanjutnya jika materi yang
sebelumnya belum dikuasai oleh kamu dan yang lainnya. v 10. Guru akan bertindak tegas kepada siswa yang tidak mengeijakan
PR/tugas dan membuat gaduh di kelas ketika pembelajaran sedang j berlangsung.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
- 1. Guru senng memberikan tugas kepada kamu dengan men can
jawabannya di internet. v 2. Guru tidak pemah menggunakan laboratorium bahasa dalam kegiatan
pembelajaran. J 3. Guru selalu meminta kamu untuk mengerjakan tugas, khususnya tugas
/ mengarang dalam format ketikan (tidak tulis tangan).
4. Ketika ditugaskan untuk persentasi di depan kelas, kamu diminta guru -/ . untuk membuat power point (PPT).
Evaluasi Basil Belajar
1. Guru tidak pemah mengoreksi pekeijaan atau latihan kamu. / 2. Guru selalu melakukan ulangan harian jika materi selesai disampaikan
.j (biasanya satu bah selesai dipelajari)
3. Guru selalu memberikan latihan ketika materi selesai disampaikan. v
4. Guru akan mengulang materi yang telah disampaikan sebelumnya, jika
kamu belum memahami materi tersebut dengan baik (memberikan v penguatan)
Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang
Dimilikinya
1. Guru memotivasi kamu untuk mengikuti ekstrakulikuler sesuai dengan j
keinginan atau bakat (kemampuan) kamu.
2. Guru selalu memberikan remedial kepada kamu jika nilai kamu kurang j baik.
3. Selain mengajar, guru selalu menerima, mendengarkan dan memberikan
solusi kepada kamu, jika kamu menceritakan permasalahan J kehidupanmu (membuka bimbingan konseling kepada siswa di luar jam
bel ajar)
Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
1. Guru mengetahui perkembangan kamu di kelas dengan baik. v 2. Guru selalu mengajarkan kamu untuk bekerja sama dengan temanmu. ..;
Pengembangan Kurikulum/Silabus
1. Guru selalu inovatif dalam menyampaikan materi sehingga terlihat )/ menarik. -·
2. Ketika menyampaikan materi, guru selalu menghubungkannya dengan j
persoalan kehidupan sehari-hari . 3. Penyampaian materi yang disampaikan guru mudah dipahami. v 4. Guru tidak hanya mengembangkan keilmuanmu, namun guru JUga
membentuk perilaku dan ketangkasanmu. ./
Mengetahui,
~·
HASIL ANGKET SISWA KELAS XI SMA NEGERI DI DEPOK
No. Pernyataan Persentase
Jumlah Ya Tidak
1. Guru berwawasan luas atau berlandaskan kependidikan. 64,12% 35,87% 100%
2. Guru memahami karakteristik peserta didik (siswa) yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial, moral, dan spiritual. 49,08% 50,91% 100%
3. Guru mengembangkan kurikulum/silabus dalam pembelajaran. 61,09% 38,90% 100%
4. Guru membuat rancangan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. 76,87% 23,12% 100%
5. Guru melaksankan kegiatan pembelajaran dengan mendidik dan dialogis. 65,27% 34,72% 100%
6. Guru memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam pembelajaran. 58,46% 41,53% 100%
7. Guru melakukan evaluasi hasil belajar pada akhir pembelajaran. 93,3% 6,7% 100%
8. Guru mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. 54,17% 45,82% 100%
WAWANCARA DI SMAN 9 DEPOK
WAWANCARA DI SMAN 6 DEPOK
WAWANCARA DI SMAN 3 DEPOK
SISWA/SISWI KELAS XI SEDANG MENGISI ANGKET