KOMPETENSI KEPALA PERPUSTAKAAN, STUDI KASUS SDIA 20, …

17
KOMPETENSI KEPALA PERPUSTAKAAN, STUDI KASUS SDIA 20, SDN 01, SDN 05 dan SDN 11 CIBUBUR Indah Siti Rahayu, Zulfikar Zen. Ilmu Perpustakaan, Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Kampus UI, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Perpustakaan Sekolah di wilayah Kelurahan Cibubur Jakarta Timur, yang dilakukan di empat (4) sekolah, yaitu: SDIA 20 Cibubur, SDN 01 Cibubur, SDN 05 Cibubur, SDN 11 Cibubur sesuai dengan Permendiknas No.25 Th.2008. Pada penelitian ini yang menjadi subjek kajian adalah kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ada di wilayah Kelurahan Cibubur. Informan yang diteliti empat (4) orang Kepala Perpustakaan, dengan menggunakan teknik wawancara dengan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian adalah bahwa pencapaian Kepala Perpustakaan Sekolah di wilayah Kelurahan Cibubur belum sepenuhnya dapat menunjukan kompetensi yang baik, khususnya kompetensi pengembangan profesi, kompetensi pengelolaan informasi dan kompetensi kepribadian dan sosial. Penelitian ini menyarankan agar Kepala Perpustakaan Sekolah sebaiknya lebih merencanakan pengorganisasian sumber daya perpustakaan, mengembangkan kesadaran para pustakawan, melakukan sosialisasi lebih banyak, dan menghimbau pustakawan untuk mulai melakukan kajian-kajian ilmiah sehingga bisa memenuhi kompetensi Wawasan Kependidikan. Kata kunci: Kompetensi, Pustakawan, Kepala Perpustakaan Sekolah Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

Transcript of KOMPETENSI KEPALA PERPUSTAKAAN, STUDI KASUS SDIA 20, …

KOMPETENSI KEPALA PERPUSTAKAAN, STUDI KASUS SDIA 20, SDN 01, SDN 05 dan SDN 11 CIBUBUR

Indah Siti Rahayu, Zulfikar Zen.

Ilmu Perpustakaan, Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Kampus UI, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh

Kepala Perpustakaan Sekolah di wilayah Kelurahan Cibubur Jakarta Timur, yang dilakukan di

empat (4) sekolah, yaitu: SDIA 20 Cibubur, SDN 01 Cibubur, SDN 05 Cibubur, SDN 11

Cibubur sesuai dengan Permendiknas No.25 Th.2008. Pada penelitian ini yang menjadi

subjek kajian adalah kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ada di

wilayah Kelurahan Cibubur. Informan yang diteliti empat (4) orang Kepala Perpustakaan,

dengan menggunakan teknik wawancara dengan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian

adalah bahwa pencapaian Kepala Perpustakaan Sekolah di wilayah Kelurahan Cibubur belum

sepenuhnya dapat menunjukan kompetensi yang baik, khususnya kompetensi pengembangan

profesi, kompetensi pengelolaan informasi dan kompetensi kepribadian dan sosial. Penelitian

ini menyarankan agar Kepala Perpustakaan Sekolah sebaiknya lebih merencanakan

pengorganisasian sumber daya perpustakaan, mengembangkan kesadaran para pustakawan,

melakukan sosialisasi lebih banyak, dan menghimbau pustakawan untuk mulai melakukan

kajian-kajian ilmiah sehingga bisa memenuhi kompetensi Wawasan Kependidikan.

Kata kunci: Kompetensi, Pustakawan, Kepala Perpustakaan Sekolah

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

ABSTRACT

This research aims to explain the competence that is had by the Heads of School Libraries in the area

of Kelurahan Cibubur Jakarta Timur, which is at SDIA 20 Cibubur, SDN 01 Cibubur, SDN 05 Cibubur, SDN 11 Cibubur, according to Permendiknas no. 25 of 2008. The subject of this research is the competence that is had by the Heads of School Libraries in the area of Kelurahan Cibubur. Informants of the research are four (4) Heads of School Libraries, analyzed by doing interviews with qualitative research type. The result is that the Heads of School Libraries in the area of Kelurahan Cibubur have not fully shown good competence needed, especially in terms of professional development, information management, and personal and social competence. This research suggests that the Heads of School Libraries should plan the organization of library resources more, develop the awareness of librarians, do library socialization more and urge librarians to start doing scientific studies so that it can meet the competency of Wawasan Kependidikan (Educational Insight). Keywords : Competence; Librarian; Head of School Library

PENDAHULUAN

Perpustakaan tidak hanya berkaitan dengan gedung dan buku saja tetapi juga dengan

sistem penyimpanan, pemeliharaan, dan pengguna perpustakaan tersebut. Karena

perpustakaan adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian

pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan dan juga bagian

pemeliharaan sarana prasarana perpustakaan. Menurut Rahayuningsih (2007: 1) banyaknya

bagian-bagian perpustakaan tersebut menyebabkan perpustakaan juga membutuhkan sumber

daya manusia dan berbagai fasilitas pendukung serta yang paling penting adalah koleksi yang

disusun berdasarkan sistem tertentu.

Menurut Dian Sinaga (2011: 27) perpustakaan sekolah adalah pusat integrasi segala

kegiatan pendidikan dan berbagai sumber bahan pengajaran, informasi, dan bahan rekreasi,

yang fungsinya menunjang pelaksanaan program kurikulum dan sebagai konsekuensinya

perpustakaan harus dikelola oleh tenaga ahli yang benar-benar memiliki kompetensi dalam

pengelolaan perpustakaan sekolah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

pada Pasal 1 ayat 8 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pustakawan adalah seseorang

yang memiliki kompetensi yang diproleh melalui pndidikan dan/ atau pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan

pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh

seseorang yang berprofesi sebagai pustakawan. Kompetensi menjadi hal penting yang wajib

dimiliki oleh pustakawan karena kompetensi dapat membentuk suatu kerangka kerja yang

efektif dan efisien dalam pelaksanaan aktivitas pustakawan sehari-hari.

Kompetensi berkaitan dengan bakat dan kemampuan seseorang dalam suatu profesi

(pekerjaan) yang memiliki sifat interpersonal. Pustakawan harus memiliki kemampuan,

keterampilan serta perilaku dan karakteristik untuk melaksanakan pekerjaannya. Dalam

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (2012: 2) disebutkan bahwa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja pustakawan diwujudkan dalam 3 kelompok unit kompetensi

yaitu umum, inti dan khusus. Kompetensi tersebut menjadikan pustakawan dapat

mengembangkan inovasi serta kreatifitasnya dalam menjadikan perpustakaan sekolah agar

dapat dimanfaatkan oleh siswa secara efektif.

Sesuai peraturan menteri pendidikan nasional nomor 25 Tahun 2008 tanggal 11 Juni

2008, kualifikasi standar tenaga perpustakaan sekolah/ madrasah adalah setiap sekolah/

madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan

sekolah/ madrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar

(rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat

mengangkat kepala perpustakaan sekolah/ madrasah. Setiap perpustakaan sekolah/ madrasah

memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah/ madrasah yang

berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan

perpustakaaan sekolah/ madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Di Indonesia, budaya kompetisi pustakawan masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat

dari praktek pustakawan yang berlangsung hamper seluruh perpustakaan, hanya beberapa

pesan saja yang mebawa pengguna dari kesadaran ke pembelian, belum pada pemuasan

kebutuhan pengguna. Pustakawan masih sangat sederhana dan selalu mendasarkan diri hanya

pada kepentingan pribadi, bahkan lupa bahwa perpustakaan sebagai sumber informasi.

Misalnya sikap ketidakpedulian, berperilaku seenaknya, tidak berperan aktif dalam

pendayagunaan informasi yang tersedia di perpustakaan.

Dalam penelitian ini dibutuhkan perumusan masalah secara jelas, untuk mendapatkan

hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka

pokok permasalahan yang dapat peneliti sebutkan adalah:

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

“Bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh Kepala Perpustakaan sekolah di Kelurahan

Cibubur, Jakarta Timur.”

TINJAUAN LITERATUR

Definisi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan

dan memelihara koleksi pustaka baik buku-buku ataupun bacaan lainnya yang diatur,

diorganisasikan dan diadministrasikan dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan

digunakan secara berlanjut oleh pemakainya sebagai informasi. Larasati Milburga (1989)

menyatakan bahwa perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga

persekolahan yang berupa tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka penunjang proses

pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai

sumber informasi untuk perkembangan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik

maupun yang dididik di sekolah tersebut. Menurut Soeatminah (1992), perpustakaan sekolah,

adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang

pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari

definisi tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan

yang didirikan oleh sekolah, dan berada dilingkungan sekolah yang merupakan sarana

penunjang sekolah, dengan tujuan utamanya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan

yang diselengarakan oleh sekolah, dimana perpustakaan sekolah tersebut bernaung.

Pustakawan

Pustakawan dengan pendidikan paling rendah Sarjana (S1) dalam bidang ilmu

perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo), atau S1 bidang lain yang memiliki

kompetensi dalam pengelolaan perpustakaan, dengan tugas keprofesian dalam bidang

perpustakaan. Pustakawan sekolah (school librarians) yaitu seseorang yang memiliki

kualifikasi sebagai pustakawan karena pendidikan formal. Mengelola sepenuhnya

Perpustakaan Sekolah.

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui

pendidikan dan/ atau pelatihan kepustakawanan, serta mempunyai tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan (Undang-Undang No 43 Tahun 2007

Pasal 1 Ayat 8). Secara sederhana pustakawan dapat dipahami sebagai sebutan atau istilah

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

untuk seseorang yang bekerja di perpustakaan. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai

organisasi yang menghimpun para pustakawan dalam kode etiknya mengatakan bahwa

pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan

memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya

berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi, dan informasi yang dimilikinya melalui

pendidikan. Pustakawan adalah seseorang yang berkarya secara profesional di bidang

perpustakaan dan informasi (Hermawan dan Zen, 2006: 46).

Pustakawan Guru

Pustakawan guru (teacher librarians) yaitu guru yang disamping mengajar juga

mengelola Perpustakaan Sekolah. Seorang teacher librarians harus memiliki dua kompetensi

yaitu sebagai guru dan sebagai pustakawan. Teacher Librarians juga harus menguasai

keilmuan perpustakaan sehingga selain dapat mengajar juga dapat mengelola perpustakaan.

Asisten Pustakawan

Asisten pustakawan dengan pendidikan ilmu perpustakaan tingkat diploma dalam

bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo) dengan tugas

melaksanakan tugas penunjang keprofesian dalam bidang perpustakaan.

Sebagian besar tugas asisten pustakawan adalah membantu tugas pustakawan,

terutama untuk jenis pekerjaan yang bersifat profesi. Menurut jenjang jabatan pustakawan,

asisten pustakawan merupakan jenjang jabatan yang terendah. Dari segi tingkatan kualifikasi,

asisten pustakawan dimasukkan ke dalam tingkat semiprofessional.

Tenaga Fungsional Lain

Tenaga fungsional lain, misalnya pegawai perpustakaan dengan pendidikan kejuruan

atau keahlian tingkat kesarjanaan dengan tugas melaksanakan pekerjaan penunjang

koprefesian seperti pranata komputer dan kearsipan.

Staf atau pegawai perpustakaan adalah seseorang yang ditugaskan untuk menjaga

perpustakaan, mengeluarkan dan menerima bahan-bahan untuk perpustakaan,

mengelompokkan dan memasang rak buku-buku, perekam suara dan gambar, majalah yang

terbit berkala, jurnal, majalah-majalah dan surat kabar, serta menyediakan informasi tentang

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

perpustakaan secara umum untuk pengguna perpustakaan. Pegawai perpustakaan tidak

berkualifikasi sebagai pustakawan dan bukan pula guru.

Kompetensi

Kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik seseorang yang dapat

mengindikasikan cara berperilaku seseorang serta mendukung perilakunya tersebut dalam

waktu yang lama (Spencer, 1993: 9).

Secara sederhana kompetensi dipahami sebagai kemampuan yang terdapat di dalam

diri seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya secara optimal, yang diperolehnya melalui

pendidikan atau pun pelatihan. Kompetensi banyak dipahami oleh banyak orang sebagai

salah satu faktor yang membedakan seseorang bekerja secara optimal atau tidak. Reitz (2002:

158) dalam Online Dictionary for Library and Information Science mendefinisikan

kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan dari seseorang untuk melakukan pekerjaan

tertentu setelah seseorang menyelesaikan pendidikan atau pelatihan.

Berdasarkan teori mengenai kompetensi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dapat dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang terdiri dari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang menjadi dasar seseorang untuk melaksanakan aktivitas kerja

secara maksimal atau sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.

Kompetensi Pustakawan

Dalam pembahasan mengenai pustakawan, telah dijelaskan bahwa profesi pustakawan

adalah profesi yang hanya bisa dijabat oleh seseorang yang memiliki kompetensi atau

kemampuan dan keterampilan khusus di bidang perpustakaan. Dengan kata lain, seorang

pustakawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, perilaku,

serta karakteristik pustakawan untuk melaksanakan pekerjaan memberikan layanan kepada

pengguna. Dengan adanya kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh pustakawan, akan

menjamin terwujudnya layanan yang bermutu (Hermawan dan Zen, 2006: 174).

Menurut Spencer yang dikutip oleh Moeheriono (2010: 3-4), kompetensi adalah

karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam

pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai

sebab-akibat dengan kriteria yang menjadi acuan, efektif, atau berkinerja prima atau superior

di tempat kerja atau pada situasi tertentu. Berdasarkan definisi kompetensi yang

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

diungkapkan oleh Spencer ini, Moeheriono kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai 3

(tiga) makna yang terkandung di dalamnya, yaitu:

a. Karakteristik dasar (underlying characteristic) kompetensi adalah bagian dari

kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang

dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas seseorang.

b. Hubungan kausal (causallly related) berarti kompetensi dapat menyebabkan atau

digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang, artinya jika mempunyai kompetensi

tinggi, maka akan mempunyai kinerja tinggi pula (sebab akibat).

c. Kriteria (criterian referenced) yang dijadikan sebagai acuan, bahwa kompetensi secara

nyata akan memprediksikan seseorang dapat bekerja dengan baik, harus terukur atau

terstandar.

Pada profesi pustakawan, umumnya para pustakawan ataupun para praktisi di bidang

perpustakaan mengenal ada dua jenis kompetensi, yaitu kompetensi profesional dan

kompetensi personal. Kedua jenis kompetensi pustakawan yang secara umum paling dikenal

ini merupakan kompetensi dari Competencies for Information Professionals of the 21st

Century yang dikeluarkan oleh Special Library Association (SLA) pada tahun 2003. Standar

kompetensi pustakawan yang dikeluarkan oleh SLA sebenarnya diperuntukan bagi

pustakawan di perpustakaan khusus, namun karena di Indonesia standar kompetensi

pustakawan baru dipublikasikan pada tahun 2012, maka standar kompetensi pustakawan

yang dikeluarkan oleh SLA digunakan oleh pustakawan dan para praktisi kepustakawanan

sebagai acuan sementara dengan melakukan sedikit penyesuaian dengan kondisi di Indonesia.

Selain SLA, terdapat beberapa organisasi perpustakaan lain yang juga mengeluarkan standar

kompetensi pustakawan, di antaranya adalah:

1. Ohio Libray Council, Ohio Public Library Core Competencies (2008).

2. American Library Association (ALA), Core Competencies of Librarianship (2008).

3. Canadian Association of Research Libraries (CARL), Core Competencies for 21st

Century (2010).

4. Competency Index for the Library Field (2014). Merupakan kumpulan kompetensi di

bidang perpustakaan dari 11 (sebelas) organisasi perpustakaan di luar negeri. Kumpulan

kompetensi ini dikumpulkan oleh WebJunction.

5. Perpustakaan Nasional RI, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

Bidang Perpustakaan (2012). SKKNI Bidang Perpustakaan merupakan rumusan kerja

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja

yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan pustakawan yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan

dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan

mengetahui dan memiliki kemampuan tentang:

a. Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

b. Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.

c. Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana

semula.

d. Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah

atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

e. Bagaimana menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada kondisi dan

lingkungan yang berbeda.

Di dalam SKKNI Bidang Perpustakaan, kompetensi pustakawan didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang

dapat terobservasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar

kinerja yang ditetapkan (SKKNI-PRP, 2012: 2).

Pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja seorang pustakawan diwujudkan ke dalam 3

(tiga) kelompok unit kompetensi, yaitu kelompok kompetensi umum, kompetensi inti, dan

kompetensi khusus. Selain 3 (tiga) kelompok unit kompetensi tersebut, terdapat pula 1 (satu)

kompetensi kunci yang juga harus dikuasai oleh seorang pustakawan. Kompetensi kunci

adalah sikap kerja yang harus dimiliki pustakawan untuk mencapai unjuk kerja yang

dipersyaratkan dalam pelaksanaan setiap unit kompetensi (Umum, Inti, dan Khusus).

Lebih jauh lagi, Spencer (dikutip oleh Moeheriono) mengatakan bahwa dalam setiap

individu seseorang terdapat beberapa karakteristik kompetensi dasar yang terdiri dari watak,

motif, bawaan/konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan. Kelima karakteristik tersebut

merupakan kesatuan yang saling mendukung. Namun dalam pelaksanaannya, keterampilan

dan pengetahuan merupakan karakteristik yang cenderung lebih nyata kelihatan muncul.

Sedangkan konsep diri, watak, dan motif cenderung tidak tampak atau tersembunyi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan kompetensi yang dimiliki oleh Kepala

Perpustakaan Sekolah yang berada di wilayah Kelurahan Cibubur, oleh karena itu peneliti

akan mengacu pada bahasan Kompetensi sesuai dengan Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

yaitu mengenai Kompetensi Kepala Perpustakaan. Pada profesi pustakawan, menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia UU NO.25 Tahun 2008 mengenai

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah, setiap perpustakaan sekolah memiliki sekurang-

kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan

bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan

oleh pemerintah. Pustakawan yang memiliki kompetensi memiliki enam kriteria kompetensi

pustakawan beserta sub-sub kompetensinya, yaitu:

Tabel Kompetensi Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI

1. Kompetensi Manajerial (1) Memimpin tenaga perpustakaan sekolah/

madrasah.

(2) Merencanakan program perpustakaan

sekolah/ madrasah

(3) Melaksanakan program perpustakaan

sekolah/ madrasah

(4) Memantau pelaksanaan program

perpustakaan sekolah/ madrasah

(5) Mengevaluasi program program

perpustakaan sekolah/ madrasah

2. Kompetensi Pengelolaan

Informasi

(1) Mengembangkan koleksi perpustakaan

sekolah/ madrasah.

(2) Mengorganisasi Informasi

(3) Memberikan jasa dan sumber informasi

(4) Menerapkan teknologi informasi dan

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

komuni-kasi.

3. Kompetensi Kependidikan (1) Memiliki wawasan kependidikan.

(2) Mengembangkan keterampilan

memanfaatkan informasi

(3) Mempromosikan perpustakaan

(4) Memberikan bimb ingan literasi

informasi.

4. Kompetensi Kepribadian (1) Memiliki integritas yang tinggi.

(2) Memiliki etos kerja yang tinggi.

5. Kompetensi Sosial (1) Membangun hubungan sosial.

(2) Membangun komunikasi.

6. Kompetensi

Pengembangan Profesi

(1) Mengembangkan ilmu.

(2) Menghayati etika profesi.

(3) Menunjukkan kebiasaan membaca

Reputasi/Citra Sekolah

Peran pustakawan sangat besar untuk menumbuhkan citra perpustakaan di

masyarakat. Pandangan masyarakat di Indonesia terhadap keberadaan profesi pustakawan

masih kurang begitu menghargai, malah mungkin diantara pustakawan sendiri yang kurang

menghargai profesinya termasuk juga mahasiswa ilmu perpustakaan di sebuah perguruan

tinggi yang malu untuk menjawab jika ada yang bertanya jurusan apa yang diambilnya.

Pandangan masyarakat itu pula yang banyak mempengaruhi kondisi internal atau citra

diri dari pustakawan itu sendiri antara lain merasa malu, tidak berarti, dan kurang komitmen

terhadap profesinya. Ini berpengaruh terhadap citra perpustakaan di mata masyarakat, yang

mengakibatkan program-program perpustakaan tidak berjalan dengan semestinya, kinerja

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

pustakawan semakin berjalan lambat, padahal sudah banyak Peraturan Pemerintah yang sudah

dibuat.

Secara sederhana citra diri seorang pustakawan dapat diartikan sebagai gambaran kita

terhadap diri sendiri atau pikiran kita tentang pandangan orang lain terhadap diri. Dengan kata

lain, apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh akumulasi sikap,

perilaku, dan cara kita mengekspresikan diri. Kemunculan kita ke publik, dalam bentuk

apapun, melalui suatu proses waktu. Secara perlahan-lahan akan membentuk “kesan atau

imej” tertentu dalam benak publik. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar tentang

kita, itulah yang menjadi faktor pembentuk citra kita di benak mereka.

Reputasi adalah kesan imajinatif yang terbentuk dalam benak publik dalam rentang

waktu tertentu dan terbentuk oleh keseluruhan informasi tentang diri kita yang sampai ke

publik. (Matta, 2002: 177). Pada perpustakaan sekolah, reputasi pustakawan yang baik adalah

pengaruh untuk perpustakaan sekolah yang baik pula, dan tentunya tidak luput untuk

menjunjung tinggi nama naik sekolah. Reputasi perpustakaan sekolah yang baik sangat

ditentukan oleh kinerja pustakawannya, dan kinerja sangat tergantung pada kompetensi atau

kapasitas internal yang dimiliki pustakawan tersebut. Jadi, untuk membangun citra

pustakawan yang baik hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki kinerja. Kinerja

pustakawan mengacu pada total produktivitas pustakawan atau gambaran tentang portofolio

seseorang sebagai pustakawan.

Reputasi dapat terbangun dengan hal yang tampak atau dengan hal yang dirasakan.

Melalui hal yang tampak dapat dilihat dari penampilan pustakawan yang ada di front officer

apakah sudah tampil secara baik atau belum. Hal tampak tersebut menjadi hal yang terdengar

saat pengguna perpustakaan menyampaikan informasi pada masyarakat. Hal lain yang dapat

membangun reputasi pustakawan adalah dari yang dirasakan melalui bagaimana pustakawan

menghadapi pengguna (Sihabudin, Urip, 2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang dilakukan peneliti pada

penelitian ini adalah mengumpulkan data yang berasal dari wawancara, catatan, memo, dan

dokumen resmi lainnya.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

Dengan pendekatan ini, penulis dapat mengamati dan mempelajari perilaku

pustakawan dengan jelas secara dekat dan mendalam. Seperti yang dikatakan oleh Powell

(2004: 59) mengenai pendekatan ini, bahwa penelitian kualitatif cenderung lebih mudah

diterapkan pada penelitian yang aspeknya subjektif, ketimbang penelitian kuantitatif.

Pada penelitian ini peneliti berusaha memaparkan kompetensi yang dimiliki empat

Kepala Perpustakaan SD yang berada di wilayah Kelurahan Cibubur, yaitu SDIA 20

CIBUBUR, SDN 01, SDN 05, dan SDN 11.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kompetensi Kepala Perpustakaan SDIA 20, SDN 01, SDN 05 dan SDN 11 Cibubur

a. Kompetensi Manajerial

Dapat disimpulkan mengenai kompetensi manajerial kepala perpustakaan pada penelitian

ini, bahwa para informan sudah merasa menjalankan kompetensi manajerialnya dengan baik,

yaitu dengan melakukan pengembangan secara rutin dalam waktu satu tahun atau setengah

tahun. Tetapi para informan belum menjelaskan gambaran upaya-upaya personal mereka

secara spesifik dalam kaitannya meningkatkan taraf kemanfaatan perpustakaan bagi

pengguna. Pada fase evaluasi, dapat dinyatakan bahwa para pustakawan masih

menitikberatkan evaluasi administratif namun kurang memikirkan pentingnya kepuasan

pengguna perpustakaan.

b. Kompetensi Pengelolaan Informasi

Simpulan dari hasil pembahasan tersebut yaitu Kepala Perpustakaan Sekolah masih

memiliki kendala dalam kaitannya dengan ruang lingkup pengetahuan mereka mengenai cara

mengorganisasi informasi. Pustakawan lebih banyak memperhatikan penggunaan teknik atau

metode khusus dalam mengelompokkan atau menata koleksi perpustakaan dibandingkan

memperkaya pengetahuannya sendiri. Kepala Perpustakaan belum sepenuhnya mampu

memenuhi ekspektasi kompetensi pengelolaan informasi, terutama karena masih banyak

disibukkan dengan tugas-tugas administratif teknis. Optimalisasi perangkat lunak atau

penggunaan Teknologi Informasi untuk mempermudah proses pendaataan koleksi yang juga

belum dimaksimalkan.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

c. Kompetensi Wawasan Kependidikan

Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kepala Perpustakaan dalam penelitian ini

sudah berhasil menyediakan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kurikulum pendidikan

di sekolah. Kepala Perpustakaan dalam penelitian ini juga sudah memotivasi para

pustakawannya agar selalu berusaha memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan meski

belum maksimal. Selain itu, Kepala Perpustakaan dalam penelitian ini juga sudah membuat

pengguna perpustakaan (siswa) untuk lebih memanfaatkan Teknologi Informasi untuk

memfasilitasi proses pembelajaran.

d. Kompetensi Kepribadian Sosial

Peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman informan tentang integritas masih terpaku

pada sifat-sifat tugas administratif dalam bentuk pelaporan kepada sekolah. Artinya

paradigma administratif masih menjadi pendekatan yang populer di kalangan pustakawan.

Pustakawan memandang peran organisasi adalah sangat penting dalam mengembangkan

kemampuan dan kompetensi pustakawan, terutama untuk berbagi pengetahuan dan

kemampuan antar pustakawan. Hal yang masih dinilai kurang adalah pola komunikasi antara

pustakawan dengan pemustaka, khususnya siswa. Pustakawan masih kurang memerhatikan

pembangunan karakter pribadi dan pola hubungan dengan pengguna perpustakaan serta pihak

sekolah.

e. Kompetensi Pengembangan Profesi

Pada kategori kompetensi ini dapat disimpulkan pula bahwa pustakawan belum bisa

menggambarkan kompetensi pengembangan profesi yang memadai, terutama dalam bentuk

karya ilmiah atau publikasi ilmiah. Capaian umum pustakawan antara lain menyusun

pedoman dan petunjuk teknis di bidang ilmu perpustakaan dan informasi, indeks koleksi dan

bibliografi. Pustakawan dalam penelitian ini menitikberatkan pada kegiatan pelatihan ataupun

seminar tentang pustakawan dan ilmu perpustakaan serta keterlibatan dalam organisasi profesi

dalam upaya meningkatkan kompetensi. Beberapa Kepala Perpustakaan juga masih menilai

dirinya (pustakawan) sebagai pekerja yang santai, simple dan mudah. Pustakawan juga maish

banyak yang merasa bahwa menjadi pustakawan hanyalah pekerjaan menunggu perpustakaan

dan menegur perpustakaan disaat ada yang membuat keributan didalam perpustakaan.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian Kepala Perpustakaan SD di

Wilayah Kelurahan Cibubur belum sepenuhnya dapat menunjukkan kompetensi mereka.

Khususnya kompetensi pengembangan profesi, kompetensi pengelolaan informasi dan

kompetensi kepribadian dan sosial. Secara umum dapat disimpulkan kompetensi Kepala

Perpustakaan sangat diperlukan dalam mengembangkan perpustakaan sekolah masing-

masing, kompetensi kepala perpustakaan tersebut dapat semakin terbentuk oleh dua hal yaitu

hard skill dan soft skill. Yang pertama lebih bersifat scientific achievement, sedangkan yang

kedua bersifat psychological achievement.

Kompetensi yang dimiliki kepala perpustakaan tersebut bekenaan dengan penguasaan

teknis dan detail bidang kepustakawanan dan keperpustakaan, serta berkaitan dengan

kemampuan berpikir strategis sebagai perumus kebijakan, wawasan masa depan (forward

looking), dan kemampuan perencanaan strategis, kemampuan manajerial, kemampuan

komunikasi publik, dan lainnya.

Bersamaan dengan berkembangnya kompetensi melalui pengembangan kapasitas

internal pustakawan secara berkesinambungan, maka kinerja pustakawan akan meningkat.

Dengan cara itu pula pustakawan dapat merebut kepercayaan publik. Dengan kepercayaan

publik yang ada, otomatis citra perpustakaan menjadi naik dan penghargaan terhadap

pustakawan semakin meningkat pula.

Saran

Berdasarkan keseluruhan pembahasan dan kesimpulan diatas, berikut saran yang penulis

harapkan dapat berdampak lebih baik untuk perpustakaan SDIA 20 CIBUBUR, SDN 01,

SDN 05, dan SDN 11, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kepala Perpustakaan Sekolah sebaiknya lebih merencanakan pengorganisasian sumber

daya perpustakaan, khususnya untuk Perpustakaan SDN 05 Cibubur dan SDN 01 Cibubur.

Sedangkan untuk Perpustakaan SDIA 20 Cibubur dan SDN 11 Cibubur sudah mempunyai

perencanaan yang baik dalam hal pengorganisasian sumber daya perpustakaan.

b. Untuk pengelolaan informasi, beberapa Kepala Perpustakaan sudah menjalankan

kegiatannya secara baik, namun untuk Perpustakaan SDN 01 Cibubur dan SDN 05

Cibubur sebaiknya Kepala Perpustakaan diperlukan lagi untuk mengembangkan

kesadaran para pustakawan di Perpustakaan Sekolah, seperti memantau, menyesuaikan

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

dan memperbaharui data online yang ada. Hal itu diharapkan terciptanya katalog yang up-

date, dan pastinya menjadi indikator kompetensi pustakawan yang baik dalam mengelola

informasi.

c. Dalam hal kerjasama, perlunya Kepala Perpustakaan melakukan sosialisasi lebih banyak,

terutama tentang cara penggunaan model katalog elektronik, sehingga pemustaka tidak

mengalami kesulitan yang justru bisa menghambat pemanfaatan perpustakaan. Dalam hal

ini, Perpustakaan SDIA 20 sudah menerapkan katalog elektronik yang tentunya

memudahkan penggunanya dalam melakukan kegiatan di perpustakaan. Untuk ketiga

perpustakaan sekolah yang belum membenahi katalog elektroniknya mungkin dapat lebih

banyak lagi menjalin kerjasama antar perpustakaan agar dengan tidak adanya jaringan

online berbentuk katalog tersebut, tidak menjadikan hambatan dan kurangnya informasi

yang dimiliki oleh pengguna perpustakaan nantinya.

d. Disarankan kepada Kepala Perpustakaan agar menghimbau pustakawan untuk mulai

melakukan kajian-kajian ilmiah sehingga bisa memenuhi kompetensi Wawasan

Kependidikan, yang diwujudkan dalam karya tulis ilmiah, abstrak atau publikasi ilmiah

yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anne, Totterdell, 2005. Library and Information Work. London: Facet. Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya. Bafadal, Ibrahim. 2009. Pengelolaan perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Britha, Mikkelsen. 2005. Metode Partisipatoris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Bungin, Burhan, 2007. Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cahyono, Teguh Yudi. (2014). Demokratisasi kerja untuk meningkatkan kompetensi pustakawan. 10 April 2016. http://repository.um.ac.id/index.php http://www.Artikel-Pustakawan/demokerja.html Creswell, John W. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

Chowdhury, G.G. 1999. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing. Dokumen Perpustakaan SDIA 20 CIBUBUR, Diakses April 29, 2016, dari (official Site Al-Azhar Cibubur) http://www.alazhar-cibubur.sch.id Dokumen Perpustakaan SDN 01 CIBUBUR. Diakses Februari 24, 2016, dari http://www.kesekolah.com Dokumen Perpustakaan SDN 05 CIBUBUR. Diakses April 26, 2016, dari http://www.datadikti.net Dokumen Perpustakaan SDN 11 CIBUBUR. Diakses April 16, 2016, dari http://www.sdncibubur11.sch.id Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. (2006) Etika kepustakawanan: Suatu pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto. Idrus, Muhammad. (2009). Metode penelitian ilmu sosial: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga. IFLA/UNESCO. (1994). Public library manifesto. 14 April 2016. http://www.ifla.org/publications/iflaunesco-public-library-manifesto-1994 Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/ Madrasah. Indonesia. 2004. Departemen Pendidikan Nasional tentang Sumber Daya Manusia Perpustakaan. Indonesia. (2007). Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Reitz, Joan M. (2002). ODLIS: Online dictionary for library and information science.14 April 2016. http://www.abc-clio.com/ODLIS/searchODLIS.aspx Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Koentjaraningrat. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Laksmi, Fuad Gani, dan Budiantoro. (2007). Manajemen perkantoran modern. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016

Milburga, C. Larasati et al. 1989. Membina perpustakaan sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa, E 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Patton, E. Kristi, 1998, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi UI. Rahayuningsih. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Jakarta: Graha Ilmu. Sinaga, Dian. 2011. Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung: Bejana. Soedibyo, Noerhayati. 2005. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius. Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakwan. Yogyakarta: Kanisius. Spencer, Peter M. (1993). Competence at Work “Models for Superior Performance”. New York: Jhon Wiley & Sons Inc. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sumantri, MT. 2002. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sutarno NS. 2003. Perpustkaan dan Masyarakat. Jakarta: Obor. Suwarno, Wiji. 2011. Pengetahuan Dasar Kepustakaan; Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia. Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus dan Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada Yusuf, Pawit M. Dan Yaya Suhendar. 2010. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kompetensi Kepala ..., Indah Siti Rahayu, FIB UI, 2016