kompas1

13
II.1 Kompas Geologi Kompas, klinometer, dan “hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsur- unsur struktur geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini adalah tipe runton dari berbagai merek. II.1.1 agian-agian utama kompas geologi agian-bagian utama kompas geologi tipe runton diperlihatkan dalam !Gambar II.1". #ang terpenting diantaranya adalah $ 1. Jarum magnet %&ung &arum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi !bukan kutub utara geogra'". (leh karena itu ter&adi penyimpangan dari posisi utara geogra' yang kita kenal sebagai deklinasi. esarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. )gar kompas dapat menun&uk posisi geogra' yang benar maka “graduated *ir*le” harus diputar. +enting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal u&ung utara &arum kompas itu. iasanya diberi arna !merah, biru atau putih". . ingkaran pembagian dera&at !graduated *ir*le" /ikenal ma*am &enis pembagian dera&at pada kompas geologi, yaitu kompas )0imuth dengan pembagian dera&at dimulai o pada arah utara !2" sampai 34 o, tertulis berla anan dengan arah perputaran &arum &am dan kompas k adran dengan pembagian dera&at dimulai o pada arah utara !2" dengan selatan !5", sampai 6 o pada arah timur !7" dan barat !8". !Gambar II. " 3. Klinometer #aitu bagian kompas untuk mengukur besarnya ke*ondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. etaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur hori0ontal dan pembagian skala !Gb. II.3)". +embagian skala tersebut dinyatakan dalam dera&at dan persen. II. 9enyesuaikan Inklinasi dan /eklinasi 5ebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat peker&aan. II. .1.1 Inklinasi Inklinasi adalah ke*ondongan &arum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geogra' suatu daerah terhadap kutub bumi. 5udut ke*ondongan akan hampir !hori0ontal" apabila kita berada di dekat:di sekitar e;uator, dan semakin bertambah

description

geologi

Transcript of kompas1

II.1 Kompas GeologiKompas, klinometer, dan hand level merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsur-unsur struktur geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini adalah tipe Brunton dari berbagai merek.II.1.1 Bagian-Bagian utama kompas geologiBagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam (Gambar II.1). Yang terpenting diantaranya adalah :1. Jarum magnetUjung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka graduated circle harus diputar.Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)3. KlinometerYaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala (Gb. II.3A). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.II.2 Menyesuaikan Inklinasi dan DeklinasiSebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.II.2.1.1 InklinasiInklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum kompas (Gambar II.2B beban).II.2.1.2 DeklinasiDeklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit dan titik utara geografi.Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan (11 pada gambar II.1) contoh :Deklinasi di suatu daerah adalah 15o West.Artinya, utara magnetik berada 15o sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga index (13 pada gambar II.1) akan menunjuk pada angka 15o sebelah barat titik 0o.II.3 Penggunaan Kompas GeologiKompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya sudut lereng.II.3.1 Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasiArah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik atau dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukti, patok yang sengaja dipasang, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang (Gambar II. 4A)2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan mata lembu 8 pada Gb. II.1) dan dipertahankan demikian selama pengamatan.3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakkan (Gambar II. 4B).4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis tengah pada cermin. Sangat penting diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan kompas yang berputar tetapi seluruh badan.5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud. Pada gambar II.A, azimuth = S 45o dan pada gambar II.B, azimuth = N 220o E.Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat berdiri, dengan dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang lokasinya diketahui dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat dan segitiga. Titik potong ketiganya, yang bila pembacaannya tepat, akan hanya berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah titik dimana pengamat berdiri (lihat juga II.6).Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi mata (Gambar II. 5A).Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45o dan menghadap ke mata (Gambar II. 5B). Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah terbalik (menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana dari kedua cara ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan.II.3.2 Mengukur besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titikUntuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahapan sebagai berikut :1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45o, sighting arm dibuka dan ujungnya di tekuk 90o.2. Kompas dipegang dengan posisi seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.6. Skala klinometer harus di sebelah bawah.3. Melalui lubang peep-sight dan sighting-window dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah tempat berdiri.4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian belakang kompas, sehingga gelembung udara dalam clinometer level berada tepat di tengah (Gambar II.3A).5. Baca skala yang ditunjukkan klinometer seperti yang ditunjukkan dalam Gb. II. 3B. Satuan kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya dengan mengukurnya di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut dapat dihitung. Perbedaan tinggi tersebut dapat juga diketahui dengan cara seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.7. Dalam hal ini, ikutilah prosedur sebagai berikut :1. Letakkan angka 0 klinometer berimpit dengan angka 0 pada skala.2. Pegang kompas seperti Gb. II.6, gerakan dalam arah vertikal sedemikian rupa sehingga gelembung udara berada di tengah (no. 9 dalam Gb. II.1 atau Gb. II.3A).3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga mata, lubang pengintip dan garis pada jendela panjang (no. 4 pada Gb. II.1) berada dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan menembus permukaan tanah di depan pada suatu titik tertentu. Ingat-ingatlah titik tembus ini.4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan titik tembus tadi sama dengan tinggi pengamat dari telapak sepatu sampai mata.5. Berpindahlah ke titik tembus tadi dan ulanglah prosedur no. 2 dan 3 di atas sampai daerah yang akan anda ukur selesai.Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dalam pengukuran arah dan sudut lereng, dapat digunakan kaki tiga (tripod) seperti pada gambar II.8.II.4 Mengukur kedudukan unsur strukturDalam geologi kita hanya mengenal adanya 2 (dua) jenis unsur struktur, yaitu struktur bidang dan struktur garis.II.4.1 Mengukur kedudukan bidangYang dimaksud dengan struktur bidang adalah bidang perlapisan, kekar, sesar, foliasi, dan sebagainya. Kedudukannya dapat dinyatakan dengan jurus dan kemiringan atau dengan arah kemiringan dan kemiringan.Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengukur kedudukan struktur demikian di lapangan, dan cara mana yang paling baik tergantung dari selera masing-masing atau telah ditetapkan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh instansi tempat kita bekerja. Di sini hanya akan dikemukakan 3 (tiga) cara saja yang paling lazim dilakukan dan dapat dimengerti oleh setiap pemeta atau geologiawan.II.4.1.1 Dengan kompas azimuthMengukur jurus dan kemiringan dengan kompas azimuth, ikutilah prosedur sebagai berikut :1. Bukalah cermin kompas > 90o2. Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W (bukan N atau S) pada bidang yang akan diukur.3. Aturlah posisi kompas sedemikian rupa sampai horizontal dengan bantuan mata lembu. Tetapi harus dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang diukur (bila bidangnya renjul, lakukanlah itu dengan bantuan clipboard atau yang semacamnya).4. Bacalah jarum utara dan segera catat agar tidak lupa (bila kompas diangkat, jarum akan bergerak). Angka yang anda baca adalah jurus bidang yang diukur.5. Tandailah garis potong antara : bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas (= bidang horizontal). Biasanya dengan menekan angka keras atau menggeser agak keras.6. Ubahlan posisi kompas sehingga bidang dasar komp;as tegak lurus terhadap garis potong (= jurus) pada nomor 5.7. Aturlah klinometer sehingga gelembung pengatur horizontal terletak di tengah. Kemudian bacalah angka yang ditunjukkan (dalam hal ini kompas dapat diangkat). Hasil yang diperoleh adalah besarnya kemiringan.8. Putarlah kompas sedemikian rupa sehingga posisinya seperti dalam gambar II. 9C. Buatlah horizontal dan bacalah arah yang ditunjukkan jarum utara : misalnya N, NE, E, SE, S, SW, W, NW. Angkanya tidak perlu dicatat. Hasil pembacaan adalah arah kemiringan.Kedudukan struktur bidang yang diukur dapat dicatat sebagai berikut : (misalnya) N 45oE/20oSE, artinya : jurus bidang adalah timur laut dan miring atau condong 20o ke arah tenggara. Bidang N 45oE/20o SE bisa juga dibaca dan dicatat sebagai N 225oE/20oSE. Angka yang pertama diperoleh karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda E sedang angka yang kedua karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda W.II.4.1.2 Dengan kompas kwadranUntuk mengukur jurus, lekatkan sisi kompas yang bertanda E atau W, letakkan horizontal dan baca salah satu ujung jarum. Dianjurkan agar selalu membaca angka pada belahan utara kompas (atau bagian dengan tanda N). Dengan demikian kita akan mempunyai bacaan-bacaan sebagai berikut N E atau N.W (tidak akan terjadi SE atau S..W).Untuk mendapatkan kemiringan prosedurnya sama seperti pada kompas azimuth, dan harus dinyatakan kemana arah kemiringannya. Untuk arah kemiringan hanya jarum utara yang dibaca.Contoh : N 30o E/15o NWN 40o W/20o NWN 40o W/25o SW dan sebagainyaII.4.1.3 Membaca arah dan besarnya kemiringanCara ini dapat diterapkan baik untuk kompas azimuth maupun kwadran. Pada dasarnya cara ini adalah mengukur arah dan besarnya kemiringan bidang. Artinya kemana arah kemiringannya dan berapa besarnya. Jurusnya tidak diukur, tetapi dapat diketahui dengan sendirinya yaitu tegak lurus pada arah kemiringan. Perbedaannya dengan kedua cara terdahulu adalah pencatatan dan plotting dalam peta.a. Pengukuran jurusb. Pengukuran kemiringanc. Pengukuran arah kemiringanProsedur mengukurnya adalah sebagai berikut :a. Letakkan sisi kompas dengan cermin sejajar bidang yang diukur (atau sama dengan mendekatkan sisi kompas dengan tanda S) Gb. II. 9Cb. Angka yang ditunjuk jarum utara adalah arah kemiringan bidang.c. Besarnya kemiringan diketahui dengan prosedur-prosedur yang sama seperti pada cara pertama dan kedua (Gambar II. 9B)d. Hasil bacaanyna akan ditulis : 20o N 45o E artinya : bidang itu miring 20o ke arah timur laut.Cara ini lebih cepat (karena hanya satu kali menentukan arah) dan tidak mungkin terjadi kekeliruan dalam menentukan arah kemiringan bidang (kesalahan hanya akan terjadi apabila kita salah membaca jarum kompas) cara ini juga banyak diterapkan terutama di Eropa (Inggris) dan perusahaan-perusahaan minyak.II.4.2 Mengukur kedudukan struktur garisStruktur garis yang dimaksud disini dapat berupa : poros lipatan, Perpotongan 2 bidang, liniasi mineral, garis-garis pada cermin sesar, liniasi fragmen pada breaksi dan sebagainya.GambarKedudukannya dinyatakan dengan arah dan besarnya penunjaman atau (plunge) dan pitch. Yang dimaksud dengan arah disini adalah sama dengan yang dibahas pada II.3.1 (menentukan azimuth), jadi cara mengukurnya juga sama. Letakkan atau arahkan kompas dalam posisi horizontal sedemikian rupa sehingga salah satu sisinya berimpit dengan liniasi yang akan diukur dan sighting arm sejajar dengan arah garis, kemudian dibaca jarum utara. Cara mengukurnya, dapat dilakukan dengan meletakkan langsung kompas itu pada struktur yang diukur, atau sambil berdiri seperti pada gambar. Adapun penunjaman atau plunge adalah besarnya sudut yang dibuat oleh struktur garis tersebut dengan bidang horizontal diukur pada bidang vertikal melalui garis tersebut (Gambar II.10).Cara menentukan besarnya penunjaman atau plunge (dibaca plans), adalah dengan membaca klinometer pada saat kedudukan kompas vertikal dan sisinya diletakkan seluruhnya (jangan hanya ujungnya) pada garis yang diukur.II.5 Membaca kompas dan cara plottingII.5.1 Membaca arahPerlu diingat bahwa untuk membaca arah, baik kompas azimuth maupun kwadran, jarum yang diperhatikan hanyalah jarum utara. Dalam gambar II.2A arah yang ditunjukkan kompas adalah S 45o E sedangkan dalam gambar II.2B adalah N 220o E.II.5.2 Membaca jurusMembaca jurus lapisan sama persis dengan membaca arah oleh karena jurus tidak lain dari pada arah garis potong antara bidang lapisan dengan bidang horizontal.Telah dianjurkan dalam II.4.1.2 bahwa membaca jurus pada kompas kwadran sebaiknya diamati jarum yang berada di setengah lingkaran kompas yang bertanda N. Oleh karena itu dapat terjadi bahwa yang berada di bagian yang bertanda N adalah jarum selatan.II.5.3 Membaca sudut lereng, kemiringan lapisan atau penunjaman liniasiUntuk membaca ketiga parameter di atas dipergunakan klinometer. Pada umumnya yang dibaca adalah skala derajat, tetapi khusus untuk sudut lereng kadang-kadang juga skala persentase (%).Untuk skala derajat, pembacaan dapat dilakukan sampai menit yaitu dengan memperhatikan nonius yang tertera pada klinometer. Pada gambar II.3B, besarnya kemiringan adalah 10o 30. Cara pembacaannya adalah sebagai berikut :- Garis berangka 0 (nol) pada klinometer menunjuk diantara angka 100 dan 110. Artinya lebih besar dari 10o tetapi kurang dari 11o.- Untuk membaca kelebihannya dari 10o, perhatikan garis-garis pada nonius, garis yang mana yang berimpit dengan skala pada derajat. Dalam contoh adalah garis 30. Dengan demikian angka kemiringannya adalah 10o 30.- Pada saat yang sama, kemiringan dalam persen adalah 19%.

Sumber : http://geo-tek.blogspot.com/2009/05/kompas-geologi-dan-cara-penggunaannya.html

1. MODUL PENGGUNAAN KOMPAS GEOLOGI Diajukan untuk mendapatkan nilai tugas mata kuliah komputer terapan Nama : Muhammad Faisal Abdul Latif NPM : 11051340 Prodi : Geologi Terapan A Tanggal : 19 Oktober 2014 Dosen : Ibu Sri Mulyati POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN PGP BANDUNG 2014 12. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan modul tentang penggunaan kompas geologi. Adapun modul tentang penggunaan kompas geologi ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan modul ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki modul komputer ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari modul tentang penggunaan kompas dapat diambil ilmu dan manfaatnya. Bandung, Oktober 2014 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................2 23. DAFTAR ISI .....................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................4 1.1 Latar belakang .4 1.2 Sejarah kompas geologi . 5 1.3 Tipe kompas brunton .11 BAB 2 PEMBAHASAN MATERI ........................................................................13 2.1 Kompas geologi dan bagian-bagiannya .13 2.2 Cara menggunakan kompas geologi ..14 2.3 Cara membaca kompas geologi .18 BAB 3 PENUTUP ...............................................................................................19 3.1 Kesimpulan .19 3.2 Saran ..19 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20 BAB 1 34. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian kompas geologi Kompas geologi merupakan kompas yang dapat digunakan untuk mengukur komponen arah (azimuth, jurus, dll) dan komponen besar sudut (dip, slope, dll). Berdasarkan pembagian lingkaran derajat, dikenal 2 macam kompas geologi, yaitu : 1. Kompas azimuth, kompas ini mempunyai dua angka lingkaran derajat tertinggi yaitu 360 berhimpit pada Utara kompas. 2. Kompas kwadran, kompas ini mempunyai angka lingkaran derajat yang dibagi menjadi 4 bagian, sedangkan angka tertinggi 90 terletak di Timut dan Barat kompas dan angka 0 di Utara dan Selatan kompas. Di Indonesia, pada umumnya kompas yang dipergunakan adalah jenis kompas azimuth. Sebelum pemakaian dilapangan, inklinasi dan dediklasi dari kompas haruslah disesuaikan dengan daerah setempat jadi deklinasi itu "Sudut yang dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan arah utara-selatan geografis disebut deklinasi" nah sedangkan inklinasi itu "Sudut yang dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan bidang datar". Sudut Inklinasi dan Deklinasi dapat dilihat pada saat kita menggunakan kompas.Jika kita perhatikan baik-baik, jarum magnet pada kompas sebenarnya tidak tepat pada posisi lurus menunjukkan kutub Utara dan kutub Selatan bumi seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 1.2 Sejarah Kompas Geologi 45. Apa itu Brunton Kompas ? Sebuah Brunton Kompas adalah jenis kompas yang diproduksi oleh perusahaan Brunton, terletak di Wyoming. Nama Brunton memiliki reputasi yang kuat bahwa kompas generik dalam desain serupa sering disebut sebagai Bruntons meskipun Brunton sebenarnya adalah nama merek dagang dicadangkan untuk digunakan pada produk yang dibuat oleh perusahaan senama. Banyak pemasok kompas dan perlengkapan untuk penggemar alam luar dan berbagai Brunton kompas untuk stok ahli geologi. Sementara itu cenderung mahal, beberapa orang berpikir bahwa mereka perlu mengeluarkan biaya ekstra. Desain ini kompas dikembangkan pada akhir abad ke-19 oleh seorang insinyur Kanada, DW Brunton. Brunton Geo sebuah standar, umum digunakan oleh ahli geologi Brunton, Inc adalah produsen peralatan teknis untuk kegiatan di luar ruangan yang terletak di Riverton, Wyoming. Brunton terkenal untuk inovasi dalam kategori kompas rekreasi dan peralatan navigasi, teropong, peralatan backpacking, berkemah keluarga, GPS, lampu, panel surya untuk daya portabel, dan instrumen survei. Sejarah Brunton Kompas Sejak 1894 gambar. Kompas Brunton Kisah Brunton Compass dimulai pada 1894, ketika avid outdoorsman DW Brunton mulai merancang peralatan untuk para profesional di luar ruangan. Pendekatan inovatif yang disebut untuk gear ringan dengan daya tahan maksimum. Kecerdikan ini melambungkan produk tersebut kepada barisan depan peralatan luar ruangan Amerika, Brunton Kompas telah mengambil bentuk sebagai merek untuk avid adventurer 56. Gambar. David W. Brunton Didirikan pada tahun 1895 oleh David W. Brunton, seorang ahli geologi kelahiran Kanada dan insinyur pertambangan, William Ainsworth, jam tangan repairman yang terampil, perusahaan yang paling terkenal karena produk yang paling awal, yaitu Brunton Pocket Transit, kompas dan alat ukur yang digunakan oleh ahli geologi , ahli kehutanan, surveyor, dan arkeolog. Seringkali hanya disebut "Brunton", Pocket Transit pertama kali dipatenkan pada tahun 1894 oleh David Brunton, yang menugaskan William Ainsworth & Sons untuk memproduksi penemuannya di Denver, Colorado. Perusahaan ini kemudian dimasukkan sebagai William Ainsworth Inc dan selama bertahun-tahun menghasilkan Pocket Transit bersama dengan survei transit, Theodolit, dan instrumen lainnya. Dimulai pada tahun 1965, William Ainsworth Inc dimiliki oleh serangkaian konglomerat perusahaan, dan kualitas produk bervariasi seperti perusahaan berpindah tangan berulang kali. Pada tahun 1972, sebuah grup Riverton, Wyoming pengusaha membeli perusahaan dan membentuk Brunton, Inc Perusahaan ini pindah ke Riverton, Wyoming di mana ia mulai memproduksi seri baru rekreasi luar kompas, pisau berburu, dan teropong di samping Pocket Brunton Transit. Pada tahun 1996, perusahaan ini diakuisisi oleh Silva Swedia AB, produsen berbasis di Swedia asli merek kompas Silva. Awalnya, Brunton mulai menjual Silva Swedia kompas dan perangkat GPS diimpor dari Swedia di bawah Elite Pro Elite, Nexus, dan label MNS 67. setelah Johnson Outdoors mempertahankan hak eksklusif untuk nama merek Silva di Amerika Utara. Brunton juga mulai sourcing beberapa model kompas dari Asia. Pada tahun 2006, perusahaan induk Brunton, para Silva Group, pada gilirannya diakuisisi oleh Finlandia Fiskars Corporation, dan bersama dengan sisa Silva Group, Brunton menjadi bagian divisi bisnis dari Fiskars, yang juga termasuk Blades legendaris Gerber. Pada 2009, Brunton, Inc mempekerjakan sekitar 40 orang. September 18, 1894 October 20, 1912 78. May 27, 1913 89. 910. May 27, 1913 1.3 Tipe-tipe kompas brunton 1011. Tipe 5006 Harga : Rp. 4.300.000,- Tipe 5008 Harga Rp.3.200.000,- Tipe 5010 1112. Harga Rp.5.690.000,- BAB 2 1213. PEMBAHASAN MATERI 2.1 Kompas Geologi dan bagian bagiannya : 1. Engsel Pengintai 2. Garis visir 3. Kaca Cermin 4. Lobang pengintai 5. Angka derajat 6. Nivo Kotak (Bull Eye) 7. Angka derajat/ % kemiringan 8. Nivo Tabung (Klinometer) 9. Lift pin 10. Lengan pengintai 1314. 2.2 Cara menggunakan kompas geologi : Untuk pengukuran komponen arah (azimuth, jurus, dll), bagian-bagian kompas yang harus di perhatikan adalah lubang pengintip, nivo bulat, jarum kompas, klinometer, lingkaran pembagian derajat. Dimana keadaan kompas harus selalu horizontal atau mendatar. Pengukuran Azimuth / Arah 1. Kompas dibuka dengan sudut 135, tangan petunjuk dibuat tegak, kompas dipegang dipinggang. Sasaran dilihat melalui lubang tangan petunjuk di garis tengah cermin atau garis visir. Setelah bull eye berada di tengah, baca angka lingkaran. Pembagian derajat yang berhimpit dengan jarum Utara kompas, sehingga didapatkan harga Azimuth / arah ke depan. 2. Kompas geologi dibuka dengan sudut 30, dipegang dekat mata, sasaran dilihat melalui lubang pengintip dan jendela pandang, dan melalui cermin dibaca angka lingkaran pembagian derajat yang berhimpit dengan jarum Utara kompas. Maka didapatkan harga Back Azimuth / arah belakang. 3. Paku Ukur Paku Ukur 1415. Gambar. Pengukuran Azimuth Pengukuran Strike / Jurus Kompas ditempel pada bidang lapisan atau bidang sesar bagian sebelah atas, dengan bagian kompas yang ditempel adalah E (East/Timur)., untuk kompas azimuth; sedangkan untuk kompas kuadran, dapat di tempel untuk yang bertanda E atau W (West/Barat), haisl pengukurannya sama tetapi penulisannya berbeda, seperti contoh : Kompas azimuth (E yang ditempel) didapat = N 250 E Kompas kuadran (E yang ditempel) didapat = S 070 W Kompas kuadran (W yang ditempel) didapat = N 70 E Gambar. Pengukuran strike 1516. Pengukuran dip Kompas ditempel diatas lapisan batuan/bidang sesar dengan sisi W atau (West/Barat), tegak lurus dengan jurus atau strike, angak derajat kemiringan, dan gelembung udara berada di tengah (pengatur klinometer ada di bagian belakang kompas), lalu baca harga derajat kemiringan. Gambar. pengukuran dip 1617. Pengukuran Penentuan Lokasi/Posisi (Ploting) Penentuan lokasi/ploting dapat digunakan dengan metode sebagai berikut: Resection : cara resection digunakan apabila kita ingin mengetahui posisi secara tepat pada peta, yaitu dengan cara : - Mengatur peta dengan benar (arah Utara peta disesuaikan dengan arah Utara kompas). - Memilih dua buah titik yang sudah dikenal dengan baik, pada peta ataupun dilapangan, misalnya titik A dan B. - Kemudian Bidik dengan kompas dan catat sudut-sudut yang didapat dari kedua titik yang ditandai tersebut. - Tentukan arah Utara peta pada titik yang ditandai tersebut caranya dengan membuat garis lurus yang tegak lurus dengan sumbu Y - Hitung dan gambarkan sudut yang didapatkan pada titik A dan B, perhitungan sudutnya dimulai dari sudut kompas pembidikan ke titik A dan B. - Perpotongan dua garis tersebut merupakan posisi kita. Contoh : A = 297 B = 75 Back Azimuth A (297 - 180) = 117 Back Azimuth B (75 + 180) = 255 A B 1718. 2.3 Cara Pembacaan Kompas Geologi Kita mengenal adanya dua jenis skala kompas, yaitu azimuth dan kwadran. Pada kompas Azimuth (pembagian lingkaran 360o) selalu dibaca jarum Utara melalui timur, dan kemudian diamati angka yang ditunjukannya. Biasnya jarum utara dibedakan dengan jarum selatan dengan diberi tanda putih atau merah pada ujungnya. Gambar 2. Dua macam pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu Pembagian Kuadran (0o-90o) dan Pembagian Azimuth (0o-360o) Untuk menyatakan arah, dibaca N 220oE, berarti arah yang ditunjukan kompas adalah barat daya (pembacaan selalu mengikuti piutaran N-E). Pada kompas kuadaran (Pembagian lingkaran 90o), dibaca jarum Utara, disebutkanangka yang ditunjukan, dan letak kwadran yang ditujujan jarum utara, Umpamanya S 45o E, berarti arah yang ditunjukan adalah tenggara. Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa trelebih dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan denga keadaan tempat pekerjaan. Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografis suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita berada di dekat / di sekitar Equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat diatas muka bumi ini akan mempunyai sudut deklinasi yang berbeda-beda. Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk menanganinya, bisa digunakan beban yang dapat digeser sepanjang jarum kompas dan diletakan pada bagian jarum yang bermagnet. 18 Posisi19. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kompas geologi sangat berbeda penggunaan dan fungsinya dengan kompas-kompas lainnya, secara umum penggunaan magnet jarum sama tetapi kompas geologi lebih ke pengukuran arah yang lebih khusus lagi. seperti mengukur komponen arah (azimuth, jurus, dll) dan komponen besar sudut (dip, slope, dll). 3.2 Saran Bagi geologis pemula, di haruskan paham betul mengenai kompas geologi baik sejarah, komponen, dan cara penggunaannya.Karena kompas geologi merupakan jantungnya ilmu geologi. Belajar itu gampang jika ada kemauan. DAFTAR PUSTAKA 1920. htttp://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-kompasbrunton.html#ixzz3G5n99SpV http://handungnugroho.blogspot.com/2013/03/inklinasi-dan-deklinasi.html http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2013/04/kompas-geologi.html Amin, 2011; Data Latihan Pengukuran Kompas Geologi, UBPE Pongkor, Bogor. T. Yan W. M. Iskandarsyah, S.T., M.T., 2013; Buku Panduan Geologi Fisik, Universitas Padjajaran, Bandung. KIRIM KE : [email protected] 20

STRIKE dan DIPDalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut dinamakanStrikedanDip. Apa ituStrike Dip?

StrikeatauJurusadalaharah garisyang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. SedangkanDipadalahderajatyang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garisstrike.Apa itu bidang planar? Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dll.

Strike Dip pada bidanghttp://web.arc.losrios.edu/~borougt/StrikeAndDip.jpg

Strike Dippada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapi juga ditemukan pada batuanmetamorfyangberstrukturfoliasi. Penulisanstrikedandiphasil pengamatan ialah :

N (DerajatStrike) E/ (DerajatDip) dan dibacaNorth to East(NilaiStrike) and (NilaiDip)

Strike dippada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi.Kompas Geologimumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls eye.Klinometeradalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan danBulls eyeadalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal.

Kompas geologihttp://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/kompas-geologi.html

Langkah-langkah dalam mengukurstrikedandipadalah:

Mencari arah jurus pada bidang (strike)1. Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.2. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang yang akan kita ukur.3. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada bull eyes berada di tengah.4. Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah angkaStrike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukandip. Mencari kemiringan bidang (dip)1. Pada garis lurus yang dibentukstrike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.2. Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.3. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angkaDip.