Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

23
Aspek Sistem Pemilihan Daerah pemilihan Cara pemberian suara Penghitungan suara Penyelenggara Pemilu

description

Komparasi Sistem Pemilu

Transcript of Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Page 1: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Aspek Pemilu 1999

Sistem Pemilihan

Daerah pemilihan

Mencoblos lambang partai

Penghitungan suara

Penyelenggara Pemilu

KPU : perwakilan Pemerintah, perwakilan partai politik peserta pemilu, serta anggota independen.

Sistem proporsional dengan daftar calon tertutup

Wilayah administratif (provinsi, kabupaten dan kota)

Cara pemberian suara

-Hasil di TPS

-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional

Page 2: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pembagian Kursi 3-12 kursi per dapil

Nomor urut

-Stembus Accord (penggabungan suara beberapa parpol yang suaranya kurang / kecil untuk mendapatkan 1 kursi).

Penentuan Caleg terpilih

Page 3: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pemilu 2004 Pemilu 2009

KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.

KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.

Sistem proporsional daftar calon terbuka

Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka

-Penetapan dapil oleh KPU -Penetapan dapil DPR RI oleh DPR RI (dlm UU)

-Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian provinsi

-Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian dari provinsi

-Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota

-Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota

-Dapil DPRD Kabupaten/Kota: kecamatan

-Dapil DPRD Kab./Kota : kecamatan

Mencoblos nama dan / atau lambang partai

Memberi tanda satu kali pada nama partai atau lambang partai atau nama calon

-Hasil di TPS -Hasil di TPS

-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional kursi)

-Agregasi di PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional

Page 4: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

3-12 kursi per dapil

-Penerapan 2,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)

3-10 kursi per dapil untuk DPR

3-12 kursi per dapil untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota

Memenuhi 100% BPP atau nomor urut

Memenuhi 30% BPP atau nomor urut

(Setelah Putusan MK, berdasarkan suara terbanyak)

Page 5: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pemilu 2014

KPU:

anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.

Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka

-Penetapan dapil DPR RI oleh anggota DPR RI (dalam UU Pemilu)

- Dapil DPR adalah provinsi atau bagian-bagiannya

-Dapil DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota

-Dapil DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan

Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik atau nama caleg

-Hasil di TPS

-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional

Page 6: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

3-10 kursi per dapil DPR

-Penerapan 3,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)

3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota

-Caleg dengan suara terbanyak

-Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi yang diperoleh partai, kursi diisi oleh caleg yang memperoleh suara terbanyak berikutnya

Page 7: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Aspek Penyelenggara Pemilu

Sistem Pemilihan

Daerah pemilihan

Cara pemberian suara

Penghitungan suara

Pembagian Kursi

Penentuan Caleg terpilih

Page 8: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pemilu 1999

Mencoblos lambang partai

3-12 kursi per dapil

Nomor urut

KPU : perwakilan Pemerintah, perwakilan partai politik peserta pemilu, serta anggota independen.

Sistem proporsional dengan daftar calon tertutup

Wilayah administratif (provinsi, kabupaten dan kota)

-Hasil di TPS

-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional

-Stembus Accord (penggabungan suara beberapa parpol yang suaranya kurang / kecil untuk mendapatkan 1 kursi).

Page 9: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pemilu 2004

Sistem proporsional daftar calon terbuka

Mencoblos nama dan / atau lambang partai

3-12 kursi per dapil

Memenuhi 100% BPP atau nomor urut

KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.

-Penetapan dapil oleh KPU

-Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian provinsi

-Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota

-Dapil DPRD Kabupaten/Kota: kecamatan

-Hasil di TPS

-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional kursi)

Page 10: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pemilu 2009

Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka

3-10 kursi per dapil untuk DPR

Memenuhi 30% BPP atau nomor urut

(Setelah Putusan MK, berdasarkan suara terbanyak)

KPU : anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.

-Penetapan dapil DPR RI oleh DPR RI (dlm UU)

-Dapil DPR : provinsi atau bagian-bagian dari provinsi

-Dapil DPRD Provinsi : kabupaten/kota

-Dapil DPRD Kab./Kota : kecamatan

Memberi tanda satu kali pada nama partai atau lambang partai atau nama calon

-Hasil di TPS

-Agregasi di PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional

-Penerapan 2,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)

3-12 kursi per dapil untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota

Page 11: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pemilu 2014 KPU:

Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka

3-10 kursi per dapil DPR

3-12 kursi per dapil DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota

anggotanya dipilih melalui proses pemilihan oleh Presiden (pengusul nama balon) dan DPR yang menyeleksi dan menentukan hasil akhir nama-nama anggota KPU.

-Penetapan dapil DPR RI oleh anggota DPR RI (dalam UU Pemilu)

- Dapil DPR adalah provinsi atau bagian-bagiannya

-Dapil DPRD Provinsi adalah kabupaten/kota

-Dapil DPRD Kabupaten/Kota adalah kecamatan

Mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik atau nama caleg

-Hasil di TPS

-Agregasi di PPS, PPK, KPU Kabupaten / Kota, KPU Provinsi dan KPU Nasional

-Penerapan 3,5% Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam pembagian kursi)

-Caleg dengan suara terbanyak

-Jika caleg terpilih jumlahnya kurang dari kursi yang diperoleh partai, kursi diisi oleh caleg yang memperoleh suara terbanyak berikutnya

Page 12: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

PELANGGARAN PIDANA PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012

No Perbuatan

1 Memberikan keterangan tidak benar

2

3

4 Kampanye di luar Jadwal

5

No Perbuatan

6

7 - Pelaksana, peserta,

petugas mengakibatkan

terganggunya kampanye

- Pelaksana, peserta,

petugas lalai

8 Memberikan keterangan tidak benar dana Kampanye

9

10

No Perbuatan 11 Membantu pemilih memberitahukan peilihan pemilih 12

13

14

15

No Perbuatan 16

17 - Pengawas yang tidak mengawasi

Anggota PPS atau PPLN tidak memperbaiki daftar pemilih

Mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye Pemilu

Peserta kampanye yang mengaku selaku .... (Pasal 86 Ayat 2)

PNS, TNI, Polri, Kepdes, Perangkat Desa ikut Kampanye

Majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan pekerja/karyawan

Anggota KPPS/KPPSLN tidak memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali

Anggota KPPS tidak melaksanakan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara

Anggota KPPS/KPPSLN tidak membuat dan menandatangani berita acara Kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan penghitungan suara

Kelalaiannya mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi hasil

Tidak memberikan salinan 1 eksemplar berita acara pemungutan/rekapitulasi hasil perhitungan

Page 13: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

17

- Tidak mengawasi penyerahan kotak suara- PPS tidak mengumumkan salinan sertifikat hasil perhitungan suara

18 Mengumumkan hasil survei dalam masa tenang

KEJAHATAN DALAM PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012

No Perbuatan 1 Menyebabkan orang lain kehilangan hak pilih 2

3

4 KPU tidak memberikan salinan daftar pemilih 5 KPU tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu

No Perbuatan 6 Menyesatkan untuk memperoleh dukungan 7

8 Melanggar larangan kampanye 9

No Perbuatan 10

- Pada masa tenang- Pada hari pemungutan suara

11- Kelalaian

No Perbuatan 12

- Menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan

13 Memberikan dana Kampanye Pemilu melebih batas- Menyerahkan kelebihan - sumbangan tidak melapor

No Perbuatan 1415

16

17 Menghalangi orang yang akan melakukan hak pilih

Kekerasan (ancaman), kekuasaan, menghalangi seseorang untuk terdaftar

KPU, PPK, PPS, PPLN yang tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu melakukan pemutakhiran data pemilih

Membuat surat atau dokumen palsu untuk menjadi bakal calon

Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/Hakim Agung/Hakim Konstitusi, Hakim, BPK, Gubernur, Deputi GS (Pasal 86 ayat (3))

Pelaksana Kampanye menjanjikan atau memberikan uang atau materi sebagai imbalan kepada peserta

Anggota KPU sengaja melakukan tindak pidana

Memberikan dana kampanye melebihi batas yang ditentukan

Peserta Pemilu menerima sumbangan dalam Pasal Perusahaan surat yang mencetak surat melebihi jumlah

Perusahaan pembuat surat suara yang tidak menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keutuhan surat suara

Page 14: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

18 Perbuatan yang menyebabkan pemilih tidak bernilai 19

20

21

22

23

24

25 PPK yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel

26

- PKPC mengumumkan prakiraan hasil sebelum 2 (dua) jam setelah selesainya pemungutan suara di WIB

27

28 KPU tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu 29

30

Mengaku dirinya sebagai orang lain dan/atau memberikan suaranya lebih dari 1

Merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang telah disegel

Mengubah, merusak, atau menghilangkan berita acara pemungutan dan penghitungan suara

Sengaja merusak, mengganggu, atau mendistorsi sistem informasi penghitungan suara

KPPS/KPLN tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara

PPS yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita acara rekap, sertifikat rekapitulasi

Pelaksana kegiatan penghitungan cepat PKPC yang melakukan penghitungan cepat yang tidak memberitahukan bahwa perkiraan hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi pemilu

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang tidak melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

Anggota Bawaslu tidak menindaklanjuti temuan dan/atau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU (dst) dalam setiap tahapan

Penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, 275, 276, 283, 286, 291, 292, 293, 297, 298, 301(3), 303(1), 304(1), 308, 311, 312, 313

Page 15: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

PELANGGARAN PIDANA PEMILU BERDASARKAN UU NO 8 Tahun 2012

Pasal

273

274

275

276

277

Pasal

278

279(1)

279(2)

280

281

282

Pasal 283284

285

286

287

Pasal 288

289(1)289(2)

Page 16: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

290

291

Pasal 292293

294

295296

Pasal 297298

299300

Pasal 301(1)

302(1)302(2) Pasal 303(1)

303(2)

304(1)304(2)

Pasal 305306

307

308

Page 17: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

309310

311

312

313

314

315

316

317(1)

317(2)

318

319320

321

Page 18: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

Pidana

1 tahun kurungan + denda Rp 12 Juta

6 bulan kurungan + denda Rp 6 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

Pidana

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

Pidana 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

Pidana 1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

Page 19: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

1 tahun kurungan + Rp 12 Juta

Pidana 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta

3 tahun Penjara + Rp 36 Juta

2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta

Pidana 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 6 tahun Penjara + Rp 72 Juta

2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta

Pidana 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta

4 tahun Penjara + Rp 48 Juta3 tahun Penjara + Rp 36 Juta

2 tahun Penjara + Rp 24 Juta1 tahun Penjara + Rp 18 Juta

Pidana 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar

2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar

2 tahun Penjara + Rp 500 Juta2 tahun Penjara + Rp 500 Juta

Pidana 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta 2 tahun Penjara +

Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara +

Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta

Page 20: Komparasi Sistem Pemilu dari masa ke masa

4 tahun Penjara + Rp 48 Juta 1 tahun Penjara + Rp 18 Juta

3 tahun Penjara +

Rp 36 Juta 3 tahun Penjara +

Rp 36 Juta 3 tahun Penjara + Rp 36 Juta

1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta

2 tahun Penjara +

Rp 24 Juta 2 tahun Penjara + Rp 24 Juta 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta

1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 Juta

2 tahun Penjara + 24 Juta

5 tahun Penjara + Rp 60 Juta 2 tahun Penjara +

Rp 24 Juta Pidana ditambah 1/3