Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap...

39

Transcript of Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap...

Page 1: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet
Page 2: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet
Page 3: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet
Page 4: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet
Page 5: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet
Page 6: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi negative dan signifikan

antara kemandirian pada wanita dengan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran. Hipotesis

penelitian ini yaitu ada korelasi negative dan signifikan antara kemandirian pada wanita dengan

sikap terhadap kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini dilakukan di Salatiga dengan subjek

mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non random insidental sampling. Jumlah sampel yang

digunakan yaitu 63 mahasiswi. Untuk mengukur sikap terhadap kekerasandalam pacaran

digunakan tiga aspek dari Azwar (2000) : koqnitif, afektif, dan konatif yang dihubungkan

dengan empat bentuk kekerasan menurut Hadi (2000) : fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi.

Untuk variabel kemandirian digunakan skala kemandirian menurut Masrun (dalam Tuty dan

Abdul, 2013) yang mencakup aspek Bebas, Progresif dan ulet, Inisiatif, Pengendalian dari dalam,

dan Kemantapan diri. Dari penelitian ini diperoleh uji korelasi Pearson Correlation = -0,098

dengan nilai signifikan = 0,222 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada korelasi

yang signifikan antara kemandirian dengan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.

Kata kunci: Kemandirian, Sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.

Page 7: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

ABSTRACT

The purpose of this study is to observe the correlation between autonomy and attitudes toward

dating violence. The research hypothesis is whether any negative correlation between autonomy

and attitudes toward violence. The study is conducted among Psychology Students of Satya

Wacana Christian University in Salatiga. The research is used non random incidental

samplingwith 63 sample of college students. The writer use attitude toward violence scale is

measured by attitude scale of azwar (2000) : cognitive, afective and conative which combined

with four types of violece according to Hadi (2000) such as physic, psychologi, sexual, and

economy. While the measurement of autonomy aspect use autonomy scale by Masrun (in Tuty

and Abdul, 2013) include independent, progressive and resilient, initiative, internal control, and

self stability.The value of correlation testby Pearson Correlation = -0,098 with significant value

= 0,222 (p > 0,05). It is indicate that there is no significant correlation between autonomy and

attitude toward violence.

.

Key words: autonomy, Attitude toward Violence

Page 8: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

PENDAHULUAN

Masa pacaran merupakan masa paling mengesankan bagi seseorang yang pernah

atau sedang menjalaninya.Menurut Hadi (2000) pacaran merupakan upaya untuk saling

mengenal di antara pria dan wanita yang saling mencintai sebelum keduanya terikat

dalam sebuah perkawinan. Perbedaan-perbedaan baik secara fisik maupun psikologis

diantara kedua belah pihak yang tengah berpacaran dapat dijadikan sesuatu

pembelajaran akan nilai-nilai kemajemukan dan toleransi. Terjadinya perbedaan-

perbedaan dalam masa pacaran adalah sesuatu yang dialami dan seharusnya diterima

oleh kedua belah pihak yang berpacaran.

Tetapi kenyataannya perbedaan yang timbul seperti tidak sependapat mengenai

gagasan-gagasan yang muncul seperti harus menurut dengan pasangan dalam

berpakaian, hubungan seksual, pergaulan dan sebagainya jika tidak dapat dinetralisir

dengan memberikan jawaban yang kompromis maka dapat mengakibatkan tumbuhnya

perilaku yang mengarah pada kekerasan dalam pacaran yang sering disebut sebagai

datting violence. Menurut Trianingsih (Rahayu, 2000) datting violence merupakan

bagian dari bentuk kekerasan terhadap wanita yang berbasis gender. Kekerasan dalam

pacaran ini bisa berbentuk penghianatan, pelecehan seksual, pemukulan, ingkar janji,

bahkan sampai pemerkosaan(Rahayu,2000)

Berdasarkan kompilasi data kekerasan terhadap perempuan dari 195 Lembaga

mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet dari 359 PA (pengadilan

agama) diperoleh data jumlah korban kekerasan dalam pacaran (KTP) tahun 2013 yaitu

279.688 korban (table 1.1). Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan rnah

Page 9: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

perempuan (RP) masih menjadi kasus yang paling banyak ditangani oleh lembaga

pengada layanan 11.719 kasus (71%). Sebanyak 4.679 kasus (29%) terjadi di ranah

komunitas. Perempuan dalam usia antara 25-40 tahun adalah yang paling rentan

kekerasan, meskipun data yang dihimpun menunjukan korban berusia 13 hingga 40

tahun. Kekerasan terhadap istri (KTI) seperti juga pola tahun-tahun sebelumnya

merupakan jenis tindakan KDRT/RP yang paling banyak dicatat, yaitu sebanyak 64%

(7.548) dari seluruh jumlah KDRT/RP. Pada tahun 2013 juga tercatat KDP (kekerasan

dalam pacaran) sebanyak 2.507 kasus (CATAHU 2014 Komnas Perempuan)

Table 1.2 menjelaskan jenis kekerasan yang ada terhadap perempuan diranah

rumah tangga/ personal. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, KDRT/RP merupakan

bentuk KTP yang paling dominan (64%) diantara bentuk yang lain. Data KDRT/RP

menunjukkan kekerasan terhadap istri (KTI), kekerasan terhadap anak perempuan

(KTAP), kekerasan oleh mantan suami (KMS), kekerasan dalam pacaran (KDP),

kekerasan oleh mantan pacar (KMP), kekerasan terhadap pekerja rumah tangga (PRT)

dan bentuk kekerasan relasi personal lainnya.

Page 10: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Table 1.1

Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2001-2013

(Sumber : Catatan Akhir Tahun 2014 KOMNAS Perempuan)

Table 1.2

Jumlah KDRT/RP

(Sumber : Catatan Akhir Tahun KOMNAS Perempuan)

Dating violence dapat menimbulkan efek yang sangat beragam pada kejiwaan,

social, dan fisik. Menurut Hadi (2000) dampak kejiwaan akibat KDP dapat berupa

terjadinya trauma atau benci terhadap pria, dampak pada social dapat berakibat

lemahnya posisi wanita dalam hubungannya dengan pria, sedangkan terhadap fisik

berkaitan erat dengan kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang

meliputi: perlukaan fisik, gangguan saluran pencernaan, sindroma nyeri kronik, dan

Page 11: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

perilaku depresi atau ancaman bunuh diri. Kekerasan lain menurut Trianingsih (Rahayu,

2000) adalah seperti dalam hal ekonomi, jika pasangan sering meminjam uang atau

barang-barang lain tanpa pernah mengembalikannya, selalu minta ditraktir, dan lain-

lain. Kekerasan seksual jika dipaksa dicium oleh pacar, mulai meraba-raba tubuh atau ia

memaksa untuk melakukan hubungan seksual dapat menimbulkan dampak kecemasan

atau respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-

samar atau konfliktual.

Umumnya korban akan menunjukkan sikap mereka terhadap perlakuan

kekerassan yang mereka terima.Respon sikap yang mereka tunjukkan yaitu menerima

atau menolak kekerasan tersebut. Thurstone dan Osgood (dalam Azwar, 2000)

mengemukakan bahwa sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung maupun tidak

mendukung pada objek tersebut.Sedangkan kekerasan dalam pacaran menurut Hadi

(2000) adalah kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap pasangan dalam masa

pacaran yang menimbulkan penderitaan bagi korban, baik fisik maupun non fisik.Jadi

sikap terhadap kekerasan dalam pacaran adalah bentuk reaksi atau evaluasi perasaan

terhadap kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap bentuk kekerasan dalam

pacaran.

Bertolak dari fenomena yang ada, maka sangatlah penting bagi wanita untuk

mulai melepaskan diri dari ketergantungan dan mulai menanamkan kemandirian, baik

kemandirian instrumental yang berorientasi pada tugas maupun kemandirian emosional

yang berorientasi pada orang yang berarti tidak lagi tergantung kepada orang lain

(Bandura dalam Nuryoto,1992). Kemandirian menurut Masrun (dalam Tuty dan Abdul,

Page 12: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

2013) adalah sifat yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan

sesuatu atas dorongan, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan

mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berfikir dan bertindak original,

kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu

mengendalikan tindakan, mampu mengendalikan lingkungan, mempunyai rasa percaya

terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri dan memperoleh

kepuasan dari usahannya. Menurut Sharma (dalam Djannah, 2002) kekerasan terhadap

perempuan disebabkan oleh ketergantungan wanita terhadap pasangannya, karena pihak

wanita akan direndahkan oleh pasangannya. Kemandirian yang dimiliki oleh seorang

perempuan akan meningkatkan harga dirinya dan menyebabkannya memiliki posisi

tawar yang tinggi dalam hubungan dengan pasangannya. Kemudian seperti yang

diungkapkan oleh Hadi (2000) dengan menanamkan sikap mandiri, asertif, optimis, dan

percaya diri setidaknya wanita memiliki satu modal untuk mengantisipasi timbulnya

kekerasan.

Menurut Djannah (2002) sikap korban dalam kekerasan dapat berupa melawan,

diam, atau reaksi campuran yaitu melawan kemudian diam. Menurut Purba (2001)

karena merasa sebagai wanita yang lemah dan tidak memiliki kemampuan atau sesuatu

yang dibanggakan, sehingga tidak menjamin ada seseorang yang mengiginkannya

membuat wanita tidak pernah berani menolak apa yang diinginkan pasangan dan takut

ditinggalkan. Berbeda halnya dengan keadaan ketika wanita yang mandiri, termasuk

mandiri dalam ekonomi,maka wanita akan dapat memperoleh kekuasaan yang sama

dengan laki-laki (Subono dalam Astuti, 2006).

Page 13: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Berbagai tindak kekerasan dalam pacaran dapat terjadi dalam semua kalangan,

termasuk wanita yang berstatus mahasiswa, terutama yang memiliki ketergantungan

terhadap pasangannya. Penelitian Astuti, Indrawati, dan Astuti (2006) mengenai

hubungan antara kemandirian dengan sikap terhadap kekerasan suami pada istri yang

bekerja di Kelurahan Sampangan Kec. Gajah Mungkur Kota Semarang menunjukkan

skor koefisien korelasi sebesar rxy= -0,524 dengan p=0,001 (p<0,01). Ada hubungan

negatif antara kemandirian dengan sikap terhadap kekerasan suami pada istri yang

bekerja di Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajah Mungkur Semarang. Semakin

tinggi tingkat kemandirian pada istri yang bekerja, maka semakin memiliki

kecenderungan bersikap negatif terhadap kekerasan yang dilakukan suami pada

istri.Sebaliknya, semakin rendah tingkat kemandirian, maka semakin positif sikap

terhadap kekerasan suami pada istri.

Kondisi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,

berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dosen wali, terdapat beberapa

mahasiswi yang mengalamikasus kekerasan dalam pacaran, untuk itu subjek memilih

mahasiswi Fakuktas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana menjadi populasi

dalam penelitian ini.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat

korelasi negatif yang signifikan antara kemandirian pada wanita dengan sikap terhadap

kekerasan dalam pacaran?”

Page 14: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Tinjauan pustaka

Sikap terhadap kekerasan dalam pacaran

1. Sikap

a) Pengertian Sikap

Thurstone dan Osgood (dalam Azwar, 2000) mengemukakan bahwa sikap

merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.Sikap seseorang terhadap

suatu objek adalah perasaan mendukung maupun tidak mendukung pada objek

tersebut.

Sementara itu, Walgito (2001) berpendapat bahwa sikap merupakan organisasi

pendapat dan keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg,

yang disertai dengan perasaan tertentu dan meberikan dasar kepada orang tersebut

untuk merespon dan berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Defenisi sikap menurut para ahli yang dikenal dengan skema triadik

memiliki kerangka pemikiran, bahwa sikap merupakan kombinasi dari reaksi

afektif, kognitif dan konatif terhadap suatu objek, hal ini diungkapkan oleh

Breckler (Azwar, 2000)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan evaluasi serta

reaksi afeksi, kognitif dan konatif yang bersifat relative ajeg dalam merespon dan

berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya terhadap suatu objek.

Page 15: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Faktor Pembentuk Sikap

Dalam interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai factor

psikologis yang membentuk sikap menurut Azwar (2000) adalah :

1) Pengalaman pribadi

Sesuatu yang dialami seseorang akan membentuk dan mempercayai

terhadap stimulus sosial. Supaya dapat mempunyai tanggapan dan

penghayatan, seseorang harus memiliki pengalaman yang berkaitan dengan

objek psikologis.

2) Kebudayaan

Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan pengaruh sikap bagi

individu terhadap berbagai masalah.

3) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cendrung memilih sikap yang konfromis atau

yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Seseorang yang tidak

ingin dikecewakan, atau seseorang yang berarti khusus akan mempengaruhi

pembentukan sikap terhadap sesuatu. Dengan memiliki sikap mandiri,

seseorang akan lebih dapat mempertahankan apa yang menjadi keputusannya

tanpa dipengaruhi orang lain.

4) Media massa

Sarana komunikasi, berbagai media massa yang ada mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Page 16: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu system yang

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, karena meletakkan dasar

pengertian dan konsep sosial.

6) Pengaruh emosional

Suatu bentuk sikap terkadang muncul karena didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang

mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang

dianggap penting, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga

agama serta pengaruh emosional.

b) Struktur sikap

Menurut Azwar (2000) sikap mengandung 3 komponen yaitu :

1) Komponen kognitif

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau yang

benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah dilihat atau

diketahui. Berdasarkan apa yang telah dilihat itu kemudian terbentuk suatu ide

gagsan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Ketika hal itu

telah terbentuk, maka akan menjadi dasar pengetahuan mengenai apa yang

diharapkan dari objek tertentu.

Page 17: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

2) Komponen afektif

Menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu

objek sikap.S ecara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang

dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan

komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang

dipercayai sebagaibenar dan berlaku bagi obyek yang dimaksud.

3) Komponen konatif

Menunjukkan bagaimana perilaku kecenderungan berperilaku ada dalam

diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.Hal ini didasari oleh

asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

2. Kekerasan Dalam Pacaran

a) Pengertian Kekerasan

Kekerasan adalah serangan terhadap fisik atau mental seseorang (Hadi,

2000), sedangkan menurut Triningtyasasih (1998) kekerasan adalah tindakan yang

menimbulkan rasa sakit atau kesengsaraan pada diri korban.

Menurut Hayati (2000) adalah semua bentuk prilaku, baik verbal maupun

non verbal, yang dilakukan seseorang sehingga menyebabkan efek negative secara

fisik, emosional, dan psikologis terhadap seseorang yang menjadi sasaran.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekerasan adalah bentuk

dari serangan fisik atau mental seseorang, baik verbal maupun non verbal yang

menyebabkan efek negative secara fisik, emosional, dan psikologis.

Page 18: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

b) Pengertian Pacaran

Pacaran menurut Hadi (2000) adalah sebuah upaya untuk saling mengenal

di antara pria dan wanita yang saling mencintai sebelum keduanya terikat dalam

hubungan perkawinan.Menurut Imran (dalam Mayasari, 2000) pacaran

dimaksudkan sebagai proses mengenal dan memahami lawan jenis (calon

pasangan hidup) dan belajar membina hubungan yang adekuat (berkomunikasi

dan menyelesaikan konflik) sebagai persiapan sebelum menikah, untuk

menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan dalam kehidupan

berumahtangga yang tidak diantisipasi sebelumnya.

Pacaran adalah hubungan cinta antara pria dan wanita yang diikat dengan

suatu komitmen/janji-janji tertentu.Janji itu dapat berupa janji untuk sehidup

semati, janji untuk saling berkorban, saling pengertian, saling setia, atau

apapun.Pacaran, sebenarnya adalah fase atau saat yang dilalui oleh sepasang

kekasih untu saling mengenal lebih dekat.Dalam cinta, idealnya harus ada

perasaan saling memahami, saling memberi semangat dan saling menjaga

(Reputrawati, 2000).Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pacaran

adalah upaya untuk saling mengenal antara pria dan wanita yang saling mencintai

disertai dengan suatu ikatan janji-janji tertentu sebelum keduanya dalam

hubungan perkawinan.

c) Pengertian Sikap Terhadap Kekerasan Dalam Pacaran

Sikap terhadap kekerasan dalam pacaran adalah suatu evaluasi serta reaksi

afeksi, kognitif dan konatif yang bersifat relative ajeg dalam mersespon segala

bentuk dari serangan fisik atau mental, baik verbal maupun non verbal yang

Page 19: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

menyebabkan efek negative secara fisik, emosional, dan psikologis didalam masa

pacaran.

d) Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Pacaran

Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran menurut Rahayu (2000) :

1) Bersifat fisik, misalnya : memukul, menendang atau menjambak rambut.

2) Bersifat non fisik, misalnya: memaksa, mengekang, cemburu berlebihan dan

membatasi diri kita untuk berkembang meskipun dengan alas an cinta.

3) Bentuk lain adalah kekerasan yang bersifat seksual, misalnya perkosaan atau

pelecehan seksual.

Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran menurut Hadi (2000)

1) Kekerasan fisik : kekerasan yang dilakukan oleh anggota badan pelaku atau

dengan bantuan alat tertentu.

2) Kekerasan emosional : kekerasan yang cenderung tidak terlalu nyata atau jelas

seperti kekerasan fisik. Kekerasan emosional lebih dirasakan atau berdampak

pada perasaan sakit hati, tertekan, marah, perasaan terkekang, minder, dan

perasaan tidak enak lainnya.

3) Kekerasan seksual : kekerasan yang berkaitan dengan penyerangan seksual

atau agresifitas seksual seperti mencium, memeluk dengan paksa, memegang

tangan atau meraba-raba kemaluan, selain itu kekerasan seksual juga termasuk

pemberian perhatian yang berkonotasi seksual.

4) Kekerasan ekonomi : kekerasan yang berhubungan dengan uang dan barang.

Page 20: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Dari bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yang diuraikan diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa kekerasan dalam pacaran meliputi kekerasan fisik,

kekerasan non fisik, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Kekerasan Dalam Pacaran

Faktor-faktor kekerasan dalam pacaran menurut Hadi (2000) adanya ideologi

jender dan budaya patriarki yang selalu mengutamakan dan mengunggulkan kaum

pria, telah menempatkan pria pada posisi-posisi tertentu sehingga menyebabkan

wanita lemah serta dibatasi hak dan wewenangnya untuk mengembangkan diri.

Pengertian yang salah tentang makna pacaran, pacaran sering dianggap sebagai

bentuk pemilikan atau penguasaan atas diri pasangannya. Adanya upaya untuk

mengendalikan perempuan, perempuan dibatasi hak dan wewenangnya untuk

mengembangkan diri, adanya anggapan bahwa perempuan harus dikendalikan.

Adanya mitos-mitos yang berkembang diseputar pacaran, seperti laki-laki memiliki

dorongan seks yang lebih besar daripada perempuan, sehingga dapat dimaklumi

kalau laki-laki bersifat lebih agresif, perasaan cinta harus dibuktikan dengan

berhubungan seksual, cinta membutuhkan pengorbanan, dan lain-lain. Perasaan

inferior pada wanita menyebabkan wanita cenderung bersikap konfromis sebagai

upaya untuk tidak mengecewakan pasangan.

Kemandirian sangat diperlukan agar wanita lebih dapat menentukan sikap sesuai

keinginan dan harapannya, dapat mempertahankan apa yang menjadi keputusannya

tanpa dipengaruhi orang lain, selain itu wanita juga akan menolak jika dibatasi ruang

geraknya.

Page 21: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Kemandirian

1. Pengertian Kemandirian

Menurut Masrun (dalam Tuty dan Abdul, 2013) kemandirian adalah sifat yang

memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

diri sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan untuk

mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berfikir dan bertindak

original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi,

mampu mengendalikan tindakan, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai

rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri dan

memperoleh kepuasan dari usahanya.

Menurut Hetherington (dalam Afiatin, 1994) kemandirian ditunjukkan dengan

adanya kemampuan untuk mengambil inisiatif, kemampuan untuk mengatasi

masalah, penuh ketekunan, memperoleh kepuasan dari usaha diri sendiri, serta

berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Bathia (dalam Afiatin, 1994) kemandirian adalah perilaku yang aktifitasnya

diarahkan kepada diri sendiri, tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain,

bahkan mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalah sendiri tanpa meminta

bantuan orang lain.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah perilaku

yang memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi masalah, penuh

ketekunan, memperoleh kepuasan dari usahannya, berkeinginan untuk mengerjakan

Page 22: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

sesuatu tanpa bantuan orang lain, berfikir dan bertindak original, kreatif, mampu

mengendalikan tindakannya, mampu mempengaruhi lingkungan, menghargai

keadaan dirinya, dan percaya terhadap kemampuan diri.

2. Aspek-aspek Kemandirian

Masrun (dalam Tuty dan Abdul, 2013) menjabarkan 5 aspek pokok dari

kemandirian yaitu:

a. Bebas, ditunjukan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri.

b. Progresif dan ulet, ditunjukan dengan adanya usaha untuk mengejar

prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan

c. Inisiatif, adanya kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara original,

kreatif dan penuh inisiatif.

d. Pengendalian dari dalam, adanya perasaan mampu untuk mengatasi

masalah yang dihadapi, kemampuan untuk mengendalikan tindakan serta

mempengaruhi lingkungannya dan atas usaha sendiri.

e. Kemantapan diri, ditunjukan dengan rasa percaya terhadap kemampuan

diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kemandirian terdiri dari

bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam serta kemantapan diri.

Menurut Masrun (dalam Tuty dan Abdul, 2012) menjabarkan 5 aspek pokok

dari kemandirian, salah satunya adalah kebebasan, dengan memiliki kebebasan maka

wanita akan dapat menentukan tindakan atas kekerasan yang dialaminya. Selain

Page 23: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

kebebasan, wanita yang mandiri juga memiliki kemantapan diri, yaitu rasa percaya

terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya, dan memperoleh kepuasan dari

usahanya, wanita yang memiliki kemantapan diri tidak akan tergantung dengan

orang lain termasuk pasangannya, dengan demikian saat wanita mengalami

kekerasan pada dirinya, wanita tersebut dapat mengambil tindakan tanpa takut untuk

ditinggalkan.

Menurut penelitian yang dilakukan Neillutfar (2005) mengenai sikap istri

terhadap kekerasan dalam rumah tangga ditinjau dari kemandirian istri menunjukan

skor koefisien korelasi sebesar rxy= -0,255 dengan p= 0,011 (p<0,05). Hal ini

menunjukkan, semakin tinggi kemandirian, semakin negative sikap terhadap

kekerasan.

A. Hipotesis

Ada hubungan negative antara kemandirian dengan sikap terhadap kekerasan dalam

pacaran.Semakin tinggi tingkat kemandirian wanita maka sikap terhadap kekerasan

dalam pacaran semakin negative, sebaliknya semakin rendah kemandirian wanita maka

sikap terhadap kekerasan dalam pacaran semakin positif.

METODE PENELITIAN

Populasi

Populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana yang berusia diantara 18-25 tahun dan belum menikah namun

sudah memiliki pasangan. Penggambilan sampel menggunakan metode non random

incidental sampling, yaitu tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang

Page 24: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

sama untuk menjadi sampel tetapi pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek

terpilih adalah yang memenuhi spesifikasi yang diajukan.

Alat ukur

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti menggunakan 2 skala

yaitu sikap terhadap kekerasan dalam pacaran dan kemandirian. Kedua skala tersebut

dimaksudkan untuk mengungkap sikap terhadap kekerasan dan kemandirian pada

wanita

1. Skala sikap terhadap kekerasan

Skala sikap terhadap kekerasan dalam penelitian ini mengacu kepada kajian

teoritis dan batasan konseptual yang dikemukakan oleh Azwar (2000). Skala sikap

terhadap kekerasan disusun atas tiga aspek yaitu:

a. Aspek kognitif, berwujud pengolahan, pengalaman, keyakinan dan

harapan individu

b. Aspek afektif, berwujud emosi-emosi seperti takut, marah, gelisah, iri hati

, gembira yang ditujukan kepada objek tertentu.

c. Aspek konatif, berwujud tendensi untuk berbuat sesuatu terhadap objek.

Dan dihubungkan dengan 4 macam bentuk kekerasan dalam pacaran menurut

Hadi (2000) yaitu:

a. Kekerasan fisik, berupa pemukulan, menjambak, menendang, mendorong

dengan kasar, melempari dengan barang, menampar.

b. Kekerasan psikologis, berupa makian, cemooh, penghinaan, isolasi,

memangggil dengan nama binatang.

Page 25: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

c. Kekerasan seksual, berupa pemerkosaan, mencium dengan paksa, meraba

dengan paksa.

d. Kekerasan ekonomi berupa pemerasan, mengambil barang berharga,

meminta materi dengan ancaman.

Ketiga aspek dan empat bentuk kekerasan dalam pacaran ini mempunyai dasar

untuk menyusun item-item dalam skala yang bersifat favorable dan unfavorable.

Desain skala dapat dilihat dari table dibawah ini:

Table 1.3

Blue Print Skala Sikap Terhadap Kekerasan Dalam Pacaran

Aspek Sikap

Bentuk Kekerasan

Kognitif Afektif Konatif

Total

F U F U F U

Kekerasan Fisik 2 2 2 2 2 2 12

Kekerasan Psikologis 2 2 2 2 2 2 12

Kekerasan Seksual 2 2 2 2 2 2 12

Kekerasan Ekonomi 2 2 2 2 2 2 12

Total 8 8 8 8 8 8 48

Keterangan :

F :Favorable

U :Unfavorable

skala Sikap terhadap kekerasan dalam Pacaran berdasarkan teori Hadi (2000)

dan Azwar (2000) yang mencakup aspek:Kognitif, Afektif dan Konatif yang terdiri

Page 26: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

dari 48 item. Uji diskriminasi aitem dilakukan sebanyak 3 putaran sampai semua item

memenuhi kriteria, yaitu nilai koefisien >0,2. Hasil terdapat 14 item gugur, sehingga

tersisa 34 item yang bisa digunakan. Item dinyatakan gugur bila nilai r hitung < 0,2

dengan taraf signifikan pada 0,05 (Guilford, 1956).Daya diskriminasi item bergerak

antara 0,231 sampai dengan 0,632. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini :

Tabel 4.1: Sebaran item valid angketSikap terhadap Bentuk-bentuk Kekerasan

dalam Pacaran

Hadi (2000) dan Azwar (2000)

Aspek Sikap

Bentuk

Kekerasan

Kognitif Afektif Konatif

Total

F U F U F U

Kekerasan Fisik 1*, 41 6*, 25 9, 33* 13*,

47

11,

45

3, 36* 8

Kekerasan

Psikologis

8, 32 14*,

35

16, 46 17*,

31

20,

44

18*,

27

9

Kekerasan

Seksual

4*, 12 7*,

29*

24, 30 2*, 42 40,

43

21, 37 8

Kekerasan

Ekonomi

22, 26 15*,

39

10*,

38

19, 34 5, 28 23*,

48

9

Total Item Valid 6 3 6 5 8 6 34

Page 27: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

B. Keterangan * : item gugur

C. Total Item valid : 34

Setelah masing-masing item Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran Hadi

(2000) dan Azwar (2000)diuji daya diskriminasi aitemnya, selanjutnya dari item-item

yang lolos dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi

17.0 dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil pengujian diperoleh

reliabilitas skala Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran sebesar 0,893. Hal ini dapat

dikatakan bahwa angket Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran Hadi (2000) dan

Azwar (2000) tersebut reliabel dengan kategori bagus (Azwar, 2000). Hasil uji

reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Skala kemandirian

Skala kemandirian wanita dalam penelitian ini mengacu kepada kajian teoritis

dan batasan konseptual yang dikemukakan oleh Masrun (dalam Tuty dan Abdul,

2013). Skala kemandirian disusun atas aspek-aspek sebagai berikut:

a. Bebas, ditunjukan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri.

b. Progresif dan ulet, ditunjukan dengan adanya usaha untuk mengejar

prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan

c. Inisiatif, adanya kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara original,

kreatif dan penuh inisiatif.

d. Pengendalian dari dalam, adanya perasaan mampu untuk mengatasi

masalah yang dihadapi, kemampuan untuk mengendalikan tindakan serta

mempengaruhi lingkungannya dan atas usaha sendiri.

Page 28: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

e. Kemantapan diri, ditunjukan dengan rasa percaya terhadap kemampuan

diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Kelima aspek tersebut menjadi dasar penyusunan item-item dalam skala

kemandirian yang bersifat favorable dan unfavorable. Desain skala dapat dilihat dari

tabel dibawah ini:

Table 1.4

Blue Print Skala Kemandirian

Aspek F U Jumlah

Bebas 4 4 8

Pogresif Dan Ulet 6 6 12

Inisiatif 7 8 15

Pengendalian Diri 5 5 10

Kemantapan Diri 8 7 15

Total 30 30 60

Keterangan :

F :Favorable

U :Unfavorable

Dari hasil skalaKemandirian Wanita berdasarkan teori Masrun (dalam Tuty

dan Abdul, 2013) yang mencakup aspek:Bebas, Progresif dan Ulet, Inisiatif,

Pengendalian dari dalam dan Kemantapan Diri yang terdiri dari 56 item. Uji validitas

dilakukan sebanyak 4 putaran sampai semua item sesuai kriteria yaitu memiliki

koefisien >0,3. Hasilnya terdapat 10 item gugur, sehingga tersisa 46 item yang bisa

Page 29: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

digunakan. Item dinyatakan gugur bila nilai r hitung < 0,3 dengan taraf signifikan pada

0,05 (Ghozali, 2006). Daya diskriminasi item bergerak antara 0,302 sampai dengan

0,700.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2: Sebaran item valid angketKemandirian Wanita

(Masrun dalam Tuty dan Abdul, 2013)

Aspek F U jumlah

Bebas 1, 2, 5*, 6 3, 4, 7, 8 7

Progresif dan ulet 9, 12, 13, 16*, 17* 10, 11, 14, 15, 18, 19 9

Inisiatif 20, 21, 23, 24, 27, 28, 30 22, 25, 26, 29, 31 13

Pengendalian diri 32, 34, 35, 38, 39 33, 36, 37, 40, 41 10

Kemantapan diri 42, 43*, 44*, 47*, 48*, 51*,

52*, 53*

45, 46, 49, 50, 54,

55, 56

8

Total item Valid 19 27 46

Keterangan * : item gugur

Total Item valid : 46

Setelah masing-masing item pada skala Kemandirian Wanita (Masrun, dalam

Tuty dan Abdul, 2013) diuji daya diskriminasi itemnya, selanjutnya dari item-item yang

valid dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 17.0

dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil pengujian diperoleh reliabilitas

skala Kemandirian Wanita sebesar 0,938. Hal ini dapat dikatakan bahwa angket

Kemandirian Wanita Masrun (dalam Tuty dan Abdul, 2013) tersebut reliabel dengan

kategori sangat bagus (Azwar, 2000).

Page 30: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Analisa data

Tehnik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data yang

diperoleh sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan

tehnik korelasi product moment oleh Karl Pearson untuk melihat hubungan sikap

terhadap kekerasan dalam pacaran dengan kemandirian wanita karena korelasi product

moment digunakan untuk meluluskan hubungan antara dua buah variabel yang berjenis

interval dan rasio. Sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik

korelasi product moment, penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi dengan

menggunakan uji normalitas dan uji linearitas. Tujuan dilakukannya uji normalitas dan

uji linearitas adalah sebagai salah satu syarat dilakukannya uji korelasi product moment.

Melalui uji normalitas, akan diketahui apakah distribusi variabel tersebut normal atau

tidak. Uji asumsi dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2014 - 10Januari 2015

di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Di Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga, penulis mengambil data dari mahasiswa yang berasal dari fakultas psikologi yang

berumur antara 18 – 25 tahun. Sampel harus berjenis kelamin perempuan. Kemudian

penulis mendistribusikan angket bagi mahasiswa yang bersedia memberikan waktunya.

Dari seluruh jumlah populasi mahasiswa psikologi yang berjenis kelamin wanita

dan berumur antara 18 – 25 tahun, diambil sebanyak 63 orang sebagai sampel penelitian.

Angket yang disebarkan oleh penulis berjumlah 63 dan semua kembali dan dapat

digunakan. Jadi ada 63 angket yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 31: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi Pearson

Correlation, penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas

dan uji linearitas. Tujuan dilakukannya uji normalitas dan uji linearitas adalah sebagai salah

satu syarat dilakukannya uji korelasi Pearson Correlation. Melalui uji normalitas, akan

diketahui apakah distribusi variabel tersebut normal atau tidak. Uji asumsi dilakukan

dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji one sample-Kolmogrov

Smirnov. Berdasarkan uji normalitas terhadap sampel, didapat nilai Kolmogrov

Smirnovpada angket Kemandirian wanita sebesar 0,623 dan signifikansi pada p = 0,833

(p > 0,05) dan nilai Kolmogrov Smirnovpada angket Sikap terhadap Kekerasan dalam

Pacaran adalah 0,643 dan signifikansi pada p = 0,802 (p > 0,05)Hal ini berarti data

kedua variabel tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Berdasarkan hasil uji Linearitas diperoleh nilai F pada Deviation from

Linearityadalah sebesar 1,221 dengan sig = 0,322. Dapat disimpulkan bahwa data linear

dengan sig > 0,05, sehingga uji korelasi Pearson Correlationdapat dilakukan(Ghozali,

2006).

D. Hasil Penelitian

1. Analisa Deskriptif

Darihasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat rata-rata dari masing-

masing angket, yaitu angket kemandirian wanita dan angket Sikap terhadap Kekerasan

dalam Pacaran. Berikut ini adalah hasil pengkategorian berdasarkan data deskriptif:

Page 32: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

a. Pengkategorian tinggi rendahnya atau interval angket Kemandirian Wanita

dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3: Interval Angket Kemandirian Wanita

Skor Kriteria F Prosentase Min Max Mean

46 ≤ x ≤ 73,6 Sangat

rendah

0 0%

101

175

139,3810

73,6< x ≤ 101,2 Rendah 1 1,6%

101,2 < x ≤ 128,8 Sedang 14 22,2%

128,8 < x ≤ 156,4 Tinggi 36 57,1%

156,4 < x ≤ 184 Sangat

tinggi

12 19,1%

Jumlah 63 100% SD = 16,23261

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kemandirian wanita pada mahasiswa

psikologi yang berjenis kelamin wanita memiliki mean sebesar 139,3810 dengan

standar deviasi sebesar 16,23261. Mean termasuk dalam kategori tingkat

kemandirian wanita tinggi.

b. Pengkategorian tinggi rendahnya atau interval angket Sikap terhadap Kekerasan

dalam Pacaran dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4:Interval Angket Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran

Skor Kriteria F Prosentase Min Max Mean

33 ≤ x ≤ 52,8 Sangat 13 20,6% 33

Page 33: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

negatif

82

60,7937

52,8< x ≤ 72,6 Negatif 40 63,5%

72,6< x ≤ 92,4 Sedang 10 15,9%

92,4< x ≤ 112,2 Positif 0 0%

112,2< x ≤ 132 Sangat

positif

0 0%

Jumlah 63 100% SD = 11,61501

Dari tabel di atas dapat dilihat Sikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran

pada mahasiswa psikologi berjenis kelamin wanita memiliki mean sebesar 60,7937

dengan standar deviasi sebesar 11,61501. MeanSikap terhadap Kekerasan dalam

Pacaran pada mahasiswa psikologi berjenis kelamin wanita termasuk dalam

kategori negatif. Jadi mahasiswa psikologi yang berjenis kelamin wanita rata-rata

memiliki sikap yang negatif terhadap kekerasan dalam pacaran.

2. Uji Analisa

Berdasarkan hasil uji asusmsi, maka dapat disimpulkan bahwa uji asumsi

terpenuhi dan data dapat dihitung dengan menggunakan uji korelasi Pearson

Correlation (Ghozali, 2006). Dari output SPSS terlihat bahwa nilai Pearson

Correlation = -0,098 dengan nilai signifikan = 0,222 (p > 0,05). Melihat hasil

perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan tolak H1 dan terima H0. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang negative dan signifikan antara kemandirian

wanita dengan sikap terhadap kekerasa dalam pacaran. Uji korelasi Pearson

Correlation disajikan pada tabel 4.5berikut ini:

Page 34: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Tabel 4.5: Tabel Hasil perhitungan Uji Korelasi Pearson Correlation

Correlations

Kemandirian

Wanita

Sikap

Terhadap

Kekerasan

Dalam

Pacaran

Kemandirian Wanita Pearson Correlation 1 -.098

Sig. (1-tailed) .222

N 63 63

Sikap Terhadap

Kekerasan Dalam

Pacaran

Pearson Correlation -.098 1

Sig. (1-tailed) .222

N 63 63

E. Pembahasan

Dengan menggunakan teknik uji korelasi Pearson Correlationyang dianalisa

melalui SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.0 windows yang

merupakan program (software) khusus pengolahan data statistik untuk ilmu sosial,

diperoleh uji korelasi Pearson Correlation sebesar -0,098 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan

tidak ada korelasi yang negatif dan signifikan antara kemandirian wanita dengan sikap

terhadap kekerasan dalam pacaran.

Hal ini mungkin dapat disebabkan adanya faktor lain yang lebih melandasi korelasi

kedua variabel tersebut. Menurut Azwar (2000), faktor yang dapat mempengaruhi seorang

wanita saat bersikap terhadap kekerasan yang mungkin dilakukan pacarnya adalah

pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional

dalam diri individu tersebut. Selanjutnya, Dayakisni & Hudaniah (2003) mengungkapkan

bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: pengaruh sosial, karakter

Page 35: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

kepribadian individu dan informasi yang selama ini diterima individu. Jadi proses

pembentukan dan perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang

saling berinteraksi dan proses ini berlangsung selama perkembangan individu. Proses

pembentukan dan perubahan sikap yang berlangsung selama perkembangan individu

menyebabkan hal ini tidak dapat diteliti dalam penelitian ini.

Seorang wanita dapat dikatakan mandiri jika memenuhi aspek-aspek sebagai

berikut: bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam dan kemantapan diri

(Masrun dalam Tuty dan Abdul, 2013). Untuk menjadi seorang wanita yang mandiri,

seorang wanita pasti harus melalui proses yang menjadikannya memiliki pengalaman untuk

semakin mandiri.Kesadaran wanita untuk dapat bersekolah setinggi-tingginya, mungkin

menyebabkan para wanita mengambil sikap yang negatif terhadap kekerasan dalam pacaran

meskipun mereka tidak mandiri sepenuhnya. Kemajuan teknologi juga ikut menunjang

wanita untuk bersikap negatif terhadap kekerasan dalam pacaran, seperti dengan adanya

pengaruh iklan-iklan layanan masyarakat tentang tindakan kekerasan dapat membuat baik

wanita yang mandiri maupun yang tidak mandiri mengambil sikap negatife atas segala

bentuk kekerasan, sehingga baik yang mandiri maupun yang tidak mandiri, sama-sama

cenderung bersikap negatif terhadap kekerasan.

Adapun, dari angket kemandirian wanita pada mahasiswa psikologi yang berjenis

kelamin wanita diperoleh rata-rata sebesar 139,3810 dengan standar deviasi sebesar

16,23261 dan termasuk dalam kategori tingkat kemandirian wanita tinggi. Sedangkan pada

angketSikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran pada mahasiswa psikologi berjenis

kelamin wanita diperoleh rata-rata sebesar 60,7937 dengan standar deviasi sebesar

11,61501 dan termasuk dalam kategori negatif. Jadi dapat disimpulkan, meskipun

Page 36: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

korelasinya negative namun signifikannya tidak memenuhi syarat sehingga tolah H1 dan

terima H0. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang negative dan signifikan antara

kemandirian wanita dengan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Tidak ada korelasi yang negatif dan signifikan antara kemandirian wanita dengan

sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.

2. Nilai meanangket kemandirian wanita sebesar 139,3810 dengan standar deviasi

sebesar 16,23261 dan termasuk dalam kategori tingkat kemandirian wanita tinggi.

3. Nilai mean angketSikap terhadap Kekerasan dalam Pacaran sebesar 60,7937 dengan

standar deviasi sebesar 11,61501 dan termasuk dalam kategori negatif.

B. Saran

1) Mahasiswa

Agar mahasiswa tahu, apa saja yang bisa berkorelasi dalam mengambil sikap

terhadap kekerasan dalam pacaran, sehingga bisa lebih mengontrol sikap di lingkungan

sosialnya terutama pada mahasiswa psikologi yang berjenis kelamin wanita. Selain itu

diharapkan mahasiswa wanita bisa saling membantu mengambil sikap terhadap

kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan hasil penelitian, sikap terhadap kekerasan dalam

pacaran tidak dapat dihindari meskipun mahasiswa wanita tersebut dikatakan mandiri.

2) Bagi keluarga

Agar lebih mengetahui siapa teman-teman dan kegiatan apa saja yang dilakukan

oleh anak mereka sehingga orang tua dapat mengontrol faktor-faktor yang bisa

Page 37: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

meningkatkan serta menghambat seorang wanita mengambil sikap terhadap kekerasan

dalam pacaran. Orang tua juga harus lebih mendorong anak-anak wanita mereka untuk

mengetahui apa saja yang termasuk dalam tidakan kekerasan dalam pacaran baik di

lingkungan pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan.

3) Bagi masyarakat

Lebih memperhatikan individu sekitar mereka sehingga bersama-sama dengan

orang tua dapat mengawasi dan mengambil sikap terhadap kekerasan dalam pacaran

yang mungkin terjadi disekitar mereka.

4) Bagi peneliti lain

Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai

untuk dapat dilakukan penelitian selanjutnya mengenai korelasi kemandirian wanita

dengan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat

memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya, seperti misalnya penggunaan sampel.

Pada penelitian selanjutnya, penggunaan sampel bisa diperbanyak jumlahnya, selain itu

bisa juga ditambah dari fakultas yang lain, seperti misalnya dari fakultas Theologi, FTI

dan fakultas-fakultas lainnya di UKSW. Selain itu, bisa juga dengan ditambah variabel-

variabel lainnya, seperti pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, pengaruh orang

lain, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama yang berkaitan dan perlu

diteliti lebih dalam. Selain itu perlu ditinjau pula faktor-faktor yang mungkin

memengaruhi seorang individu untuk mengambil sikap terhadap kekerasan dalam

pacaran yang tidak dapat dikontrol oleh penulis, seperti misalnya hubungan dengan

orangtua mereka, lingkungan tempat tinggal siswi, dan masih banyak faktor lain yang

dapat memengaruhi untuk mengambil sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.

Page 38: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, T. (1994). “Persepsi Pria dan Wanita Terhadap Kemandirian”. Jurnal

Psikologi.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada No. 1 Hal : 7-13

Arie, D.A., Endang, S.I. & Tri, P. A. (2006). “Hubungan Antara Kemandirian dengan

Sikap Terhadap Kekerasan Suami Pada Istri yang Bekerja di Kelurahan Smapangan

Kec. Gajah Mungkur Kota Semarang”. Semarang : Jurnal Psikologi Universitas

Diponegoro, Vol. 3, No. 1, Juni 2006.

Azwar, S. (2000). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Liberty.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Undip

Guilford J.P., Benjamin Fruchter. (1956) Fundamental Statistic in Psychology and

Education, 5th

ed, Mc-Graw-Hill, Tokyo

Hadi, M.S dan Aminah, S. (2000). Kekerasan Dibalik Cinta. Yogyakarta : Rifka Annisa

Women’s Crisis Center.

Hayati, E. N. (2000). Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan :

Konseling Berwawasan Gender. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis

Center.

KOMNAS Perempuan. (2014). Kegentingan Kekerasan Seksual, Lemahnya Upaya

Penanganan Negara. Catatan Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2013. Jakarta

: KOMNAS Perempuan.

Mayasari, F. (2000). Perilaku Seksual Remaja Dalam Berpacaran Ditinjau Dari Harga

Diri Berjenis Kelamin. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah

Mada: tidak diterbitkan

Nuryoto, S. (1992). Kemandirian Remaja Ditinjau Dari Tahap Perkembangan, Jenis

Kelamin dan Peran Jenis. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas

Gadjah Mada: tidak diterbitkan)

Page 39: Kolerasi Antara Kemandirian Wanita dengan Sikap Terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9273/2/T1_802013715_Full... · mitra ditambah dengan data yang diakses lewat internet

Rahayu, H.P. (2000). “Kekerasan Dalam Pacaran : Wacana Informatif Bagi Perempuan,”

Jawa Pos. 30 Agustus (2000)

Reputrawati, An. (2000). Janji Gombal : Kisah Nyata Kekerasan Dalam Pacaran.

Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Centre.

Triningtyasasih. (1998). Pengalaman Sebuah Women’s Crisis Centre. Dalam Nathalie K.

Kekerasan Terhadap Perempuan : Program Seri Lokakarya Kesehatan Perempuan.

Jakarta : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.

Tuty, D dan Abdul M.S. (2013). “Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Hasil Belajar

Kewirausahaan”. Medan : Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No.2, Oktober

2013, ISSN : 1979-6692

Walgito, B. (2001). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi Offset.