Kole Stasis

8
Dr. Zuraida, SpA Page 1 JC KOL ES TA SIS Definisi Gangguan sekresi dan atau aliran empedu ( 3 bulan pertama) Penumpukan bahan 2 yg harus diekskresi oleh hati (bilirubin, asam empedu, kolesterol) Regurgitasi bahan 2 tersebut ke plasma Klinis Sindrom kolestatik yaitu : ikterus, urin berwarna tua, tinja dempul (menetap/ fluktuatif) Laboratorium Terjadi peningkatan kadar : Bilirubin direk (conjugated) : > 1,5 mg/dl, > 20% bilirubin total ∂ - GT dan alkali fosfatase Kolesterol Patologi Pelebaran kanalikuli biliaris - empedu Bile lakes nekrosis hepatosit Angka kejadian 1 : 2.500 – 10.000 kelahiran 20 – 30% atresia bilier Kolestasis merupakan keadaan patologis Bilirubin direk Empedu hidrofobik ; hepatotoksik Metabolisme bilirubin Hemoglobin Heme Hemoksigenase Biliverdin Biliverdin - reductase Bilirubin indirek (bebas) Lipofilik kompleks bilirubin - albumin Ambilian : protein - y ; protein – z Konjugasi (glukuronil transferase) Bilirubin direk (conjugated) Hidrofilik Hidrolisis Bakteri Bilirubin : Sterkobilin Urobilinogen ERITROSIT HATI EMPEDU USUS SIKLUS ENTEROHEPATIK

description

tentang kolestasis

Transcript of Kole Stasis

KOLESTASIS

Dr. Zuraida, SpAPage 7JC

KOLESTASISDefinisi

Gangguan sekresi dan atau aliran empedu (( 3 bulan pertama) Penumpukan bahan2 yg harus diekskresi oleh hati (bilirubin, asam empedu, kolesterol)

Regurgitasi bahan2 tersebut ke plasma

Klinis Sindrom kolestatik yaitu : ikterus, urin berwarna tua, tinja dempul (menetap/ fluktuatif)

Laboratorium Terjadi peningkatan kadar :

Bilirubin direk (conjugated) : > 1,5 mg/dl, > 20% bilirubin total

- GT dan alkali fosfatase

Kolesterol

Patologi Pelebaran kanalikuli biliaris - ( empedu

Bile lakes ( nekrosis hepatosit

Angka kejadian ( 1 : 2.500 10.000 kelahiran

( 20 30% atresia bilier

Kolestasis merupakan keadaan patologis

Bilirubin direk

Empedu ( hidrofobik ; hepatotoksik

Metabolisme bilirubinHemoglobin(Heme

( HemoksigenaseBiliverdin

( Biliverdin - reductase

Bilirubin indirek (bebas) ( Lipofilik

( kompleks bilirubin - albuminAmbilian : protein - y ; protein z

Konjugasi (glukuronil transferase)

(Bilirubin direk (conjugated) ( Hidrofilik(

(

Hidrolisis Bakteri

Bilirubin :

Sterkobilin

Urobilinogen

Patogenesis Kolestasis Kelainan terjadi pada :1. Membran sel hati ( ambilan asam empedu ( Gangguan pada enzim Na+ - K+ - ATPase ( transporter

Misalnya : estrogen, endotoksin2. Di dalam sel hati

Gangguan transpor garam empedu di dalam sel hati

Gangguan sekresi garam empedu ke kanalikulus biliaris

Misalnya : toksin, obat-obatan

3. Saluran empedu intrahepatik

Proses metabolisme garam empedu yang abnormal

Gangguan kontraksi kanalikulus biliaris

4. Saluran empedu ekstrahepatik

Sumbatan, infeksi

Kolestasis terbagi menjadi : kolestasis intrahepatik

kolestasis ekstrahepatik

Kolestasis Intrahepatik

A. Idiopatik

1. Hepatitis neonatal idiopatik

2. Lain-lain : Sindrom Zellweger

B. Anatomik

1. Hepatik fibrosis kongenital/ penyakit polikistik infantil

2. penyakit Caroli

C. Kelainan Metabolik

1. Kelainan metabolisme as amino, lipid, KH, asam empedu

2. Penyakit metabolik lain : def 1 antitripsin, hipotiroid, hipopituitarisme

D. Infeksi

1. Hepatitis virus A, B, C

2. TORCH, reovirus, dll

E. Genetik/ kromosomal

1. Sindrom Alagile

2. Sindrom Down, Trisomi E

F. Lain-lain

Nutrisi parenteral total, histiositosis x, renjatan, obstruksi intestinal, sindrom polisplenia, lupus neonatal

Kolestasis Ekstrahepatik

Atresia bilier Hipoplasia bilier, stenosis duktus bilier

Massa (kista, neoplasma, batu)

Inspissated bile syndrome , dll

Gejala klinis

Retensi/ regurgitasi

Empedu gatal, toksik

Bilirubin ikterus

Hiperkolesterolemia ( xantomatosis Trace element toksik (tembaga, dll)

( empedu intraluminal

Malabsorbsi lemak ( malnutrisi

Malabsorbsi vitamin yang larut dalam lemak

A kulit tebal, rabun senja

D osteopenia

E saraf, otot (degenerasi)

- anemia hemolitik

K pembekuan - hipoprotrombinemia

Diare/ steatorrhoe ( kalsium

Gejala-gejala ini pada akhirnya akan menimbulkan penyakit hati progresif (sirosis bilier) yang berakibat terjadi :

1. Hipertensi porta (hipersplenisme, ascites, varises ( perdarahan)

2. Gagal hati

Pemeriksaan Penunjang Darah Uji fungsi hati :

1. Kemampuan transpor organik anion : bilirubin

2. kemampuan sintesis :

i. Protein : albumin, PT, PTT

ii. Kolesterol

3. Kerusakan sel hati

i. Enzim transaminase (SGOT = AST ; SGPT = ALT)

ii. Enzim kolestatik : GGT, alkali fosfatase

Uji serologi : ( intrahepatik kolestasis

1. Hepatitis virus B, (C) ( bayi dan ibu

2. TORCH

Lain-lain (sesuai indikasi)

Urin

Bilirubin urobilinogen

Tinja

Tinja 3 porsi

I. 0600 - 1400II. 1400 - 2200III. 2200 - 0600Bila tinja pucat fluktuatif ( intrahepatikBila tinja pucat menetap ( ekstrahepatik (atresia bilier) SterkobilinPemeriksaan Radiologik USG perut, berlangsung dalam 2 fase

Puasa ( 1 2 jam setelah minum/ makan

( minimal 4 jam

Skintigrafi (isotop Tc-DISIDA) ( Tc- BRIDA

Kolangiografi (intraoperatif)

Sirosis/ hipertensi porta :

USG Doppler

Splenoportografi

Biopsi Hati Intrahepatik ( Giant Cell Transformation

Ekstrahepatik ( dilatasi duktulus biliaris

(atresia bilier) ( proliferasi duktulus

4 kriteria kolestasisKriteriaEkstrahepatikIntrahepatik

Warna tinja

pucat

kuning79 %

21%26%

74%

Berat lahir (g)3226 452678 65

Usia saat tinja dempul (hari)16 1,5

2 minggu30 2

1 bulan

Gambaran hati

Normal

Hepatomegali

Konsistensi normal

Konsistensi padat

Konsistensi keras13 %

12

63

2447 %

35

47

6

Data Awal LabEkstrahepatikIntrahepatik

Bilirubin Direk (mg/dL)6,2 2,68,0 6,8

SGOT< 5 x N> 10 x N /

> 800 U/I

SGPT< 5 x N> 10 x N /

> 800 U/I

GGT> 5 x N/

> 600 U/I< 5 x N/ N

Dasar Terapeutik Kolestasis1. Terapi etiologik

Operatif ekstrahepatik ( portoenterostomi kasai (umur < 6 8 minggu)

Non operatif intrahepatik (medikamentosa)

2. Stimulasi aliran empedu

Fenobarbital

Enzim glukuronil transferase

Enzim sitokrom P450induksi

Enzim Na+K+ATPase3 10 mg/ kgBB/ hr ; 2 dd

Ursodeoksikolat ( 10 30 mg/ kgBB/ hr

Competitive binding empedu toksik

Bile flow inducer

Suplemen empedu

hepatoprotector

Kolestiramin ( 0,25 0,5 g/ kgBB/ hr Menyerap empedu toksik

Menghilangkan gatal

Rifampisin ( 10 mg/ kgBB/ hr ( aktivitas mikrosom

Menghambat ambilan empedu

3. Terapi suportif

Terapi nutrisi

MCT

Vitamin ADEK

A 5.000 25.000 U/ hr D3 0,05 0,2 g/ kgBB/ hr

E 25 50 IU/ kgBB/ hr

K1 2,5 5 mg/ 2 7 x/ mig

Mineral dan trace element ( Ca, P, Mn, Zn, Se, Fe4. Terapi komplikasi

Hiperlipidemia/ xantelasma : kolestipol

Gagal hati : transplantasi

Kesimpulan

1. Mengenal dini kolsetasis

Ikterus

Urin gelap

Tinja dempul

2. Membedakan ekstrahepatik intrahepatik

Anamnesis perinatal

Warna tinja

Laboratorium

3. Intervensi dini

Terapi etiologik

4. Terapi suportif

Terapi nutrisi

Terapi simtomatik

KolestasisOleh Yogi Ismail Gani, S.KedKolestasis bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang dapat muncul pada berbagai penyakit. Definisinya adalah kondisi patologis dimana terjadi hambatan pada pembentukan dan aliran empedu, berujung pada akumulasi pigmen di parenkim hati. Definisi ini lebih bersifat eksperimental dimana aliran empedu dapat diukur; definisi yang lebih bersifat klinis adalah keadaan apapun dimana zat-zat yang seharusnya diekskresikan ke empedu tidak keluar. Kolestasis dapat disebabkan oleh disfungsi hepatoseluler dan obstruksi intra- serta ekstrahepatik. Keadaan ini dapat muncul disertai jaundice, pruritus, dan xanthoma kulit. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan peningkatan enzim fosfatase alkali di serum. Fosfatase alkali adalah enzim yang terdapat di epitel duktus bilier dan membran kanalikuli hepatosit. Enzim tersebut meningkat karena sifat deterjen dari garam-garam empedu yang tertahan di membran hepatosit. Perlu diingat bahwa enzim alkali fosfatase juga terdapat di jaringan-jaringan lain, termasuk tulang, sehingga peningkatan enzim tersebut harus dipastikan berasal dari hati. Selain itu, enzim -glutamyl transpeptidase juga dilepaskan ke sirkulasi. Manifestasi lainnya disebabkan oleh berkurangnya aliran empedu: malabsorpsi yang diikuti defisiensi vitamin-vitamin larut lemak.Diagnosis yang cepat dan tepat mengenai obstruksi ekstrahepatik sangat penting dan kelainan tersebut umumnya dapat diperbaiki dengan cara pembedahan. Sebaliknya, kolestasis yang disebabkan kolestasis intrahepatik (penyakit di saluran bilier intrahepatik dan kegagalan sekresi hepatoseluler) tidak bisa diperbaiki dengan pembedahan, bahkan keadaan pasien dapat memburuk karena operasi. Perbedaan ini menekankan betapa pentingnya ketepatan diagnosis dari penyebab kolestasis.MorfologiMorfologi kolestasis ditentukan oleh keparahan, durasi, dan penyebabnya. Tanda yang terdapat pada kolestasis obstruktif dan nonobstruktif adalah akumulasi pigmen empedu dalam parenkim hati. Pada kanalikuli terdapat sumbatan empedu yang berwarna coklat kehijauan. Jika kanalikuli pecah, akan terjadi ekstravasasi empedu yang kemudian difagosit oleh sel Kupffer. Akumulasi pigmen empedu juga dapat terjadi di dalam hepatosit, menyebabkan hepatosit menunjukkan feathery degeneration.Terdapat perbandingan antara parenkim hati normal dengan kolestasis. Keadaan yang umum ditemukan pada kolestasis hepatoseluler antara lain hepatosit yang membesar karena akumulasi pigmen empedu. Ruang kanalikuli juga membesar karena penumpukan pigmen. Sel-sel yang sudah sangat rusak dapat ditemukan sedang mengalami apoptosis. Sel Kupffer dapat ditemukan berisi pigmen empedu yang keluar. Keadaan yang umum terdapat pada kolestasis obstruktif antara lain pada ada hati yang mengalami kolestasis, akan terjadi proliferasi duktus bilier dan retensi pigmen empedu. Hepatosit di sekitar daerah portal akan menglami edema dan degenerasi. Selain itu terdapat infiltrasi neutrofil periduktular. Obstruksi saluran bilier, baik intra- maupun ekstrahepatik, akan menyebabkan distensi pada duktus dan duktulus yang terletak lebih proksimal oleh empedu. Stasis tersebut, dan tekanan yang disebabkannya, akan merangsang proliferasi epitel duktus. Berbeda dengan reaksi duktulus pada nekrosis hati, proliferasi duktulus pada obstruksi terbatas pada daerah portal saja. Duktulus yang berproliferasi berfungsi untuk reabsorpsi garam empedu untuk melindungi duktus yang berada distal. Selain menyebabkan feathery degeneration, kolestasis obstruktif yang berkepanjangan dapat menyebabkan disolusi hepatosit terfokus sehingga muncul danau empedu berisi pigmen dan debris sel. Lama-kelamaan akan terjadi fibrosis portal yang awalnya masih mempertahankan arsitektur parenkim hati. Akhirnya dapat terjadi sirosis hati yang ditandai dengan warna empedu.PenyebabKolestasis obstruktif intrahepatik umumnya disebabkan oleh hepatitis dan sirosis. Hepatitis adalah inflamasi dari hati yang ditandai dengan nekrosis difus, disebabkan virus, obat-obatan, dan alkohol. Sirosis, disebabkan hepatitis kronik, ditandai dengan disorganisasi arsitektur hati disertai terbentuknya nodul dan jaringan parut di parenkim. Di Amerika Serikat, sebagian besar kasus sirosis adalah lanjutan dari hepatitis alkoholik atau hepatitis B kronik. Akumulasi pigmen di kanalikuli pada hepatitis akut disebabkan hilangnya kontraktilitas aktin hepatosit. Sirosis bilier primer (primary biliary cirrhosis, PBC) adalah destruksi duktus bilier intrahepatik yang bersifat kronik, progresif, nonsupuratif, dan granulomatosa. PBC lebih sering terjadi pada wanita.Obat-obatan seperti steroid anabolik dan chlorpromazine diketahui menyebabkan kolestasis, walaupun mekanismenya belum diketahui. Diuretik thiazide meningkatkan resiko terbentuknya batu empedu yang merupakan penyebab dari obstruksi bilier. Amoxicillin/asam klavulanat adalah salah satu penyebab tersering kolestasis akut yang menyerupai obstruksi. Asetaminofen dan isoniazid dapat menyebabkan nekrosis hepatoseluler.Obstruksi ekstrahepatik dapat disebabkan oleh faktor intraduktal seperti neoplasma, batu, parasit, primary sclerosing cholangitis (PSC), dan tuberkulosis bilier; dan faktor ekstraduktal seperti neoplasma dan pankreatitis. Neoplasma yang dapat menyebabkan obstruksi bilier adalah kolangiokarsinoma, karsinoma ampulla vater, dan karsinoma kandung empedu. Sekitar 60% tumor pankreas terjadi di caput dan manifestasi awalnya adalah obstruksi yang menyebabkan jaundice. Parasit seperti cacing Ascaris lumbricoides dewasa dapat berpindah dari usus ke duktus bilier. Telur dari cacing hati seperti Clonorchis sinensis dan Fasciola hepatica dapat menyumbat duktus bilier yang lebih kecil lagi.PatofisiologiEmpedu adalah sebuah medium yang bahan dasarnya air, mengandung ion-ion anorganik dan berbagai senyawa organik. Transport zat-zat terlarut menuju kanalikulus dilakukan oleh transporter spesifik yang menimbulkan gradien osmotik sehingga air mengalir melalui jalur paraseluler. Mekanisme transport ini sifatnya saling melengkapi (redundant) sehingga tidak ada satu transporter pun yang bersifat esensial dan defek pada satu jenis transporter tidak diduga menyebabkan kegagalan pembentukan empedu. Kolestasis klinis membutuhkan amplifikasi dari defek-defek tersebut.Mekanisme utama amplifikasinya adalah retensi garam empedu hidrofobik yang dapat menyebabkan kerusakan membran dan hambatan fungsi membran sel. Meningkatnya jumlah garam empedu yang tertahan menekan sintesis garam empedu baru.Retensi kolesterol menyebabkan peningkatan proporsi kolesterol di membran sel yang mengganggu fluiditas sel dan fungsi protein membran. Kelainan pada membran akan menyebabkan retensi lebih banyak zat berbahaya dan akhirnya kegagalan mekanisme ekskresi empedu. Retensi garam empedu juga menyebabkan kerusakan membran di seluruh tubuh, terutama pada hati. Jika terjadi retensi, garam empedu hidrofobik akan menjadi bagian dari membran sel dan mengubah fungsinya.Pasien kolestasis kronik dapat menunjukkan sindrom serupa asma tetapi tidak responsif terhadap terapi asma. Mengi (wheezing) akan hilang setelah kolestasisnya diatasi sehingga diduga sindrom ini bersifat sekunder. Salah satu pendapat menyatakan bahwa retensi garam empedu menyebabkan iritasi membran saluran nafas dan gambaran asma tersebut. Mekanisme serupa menyebabkan mimisan yang berulang pada pasien kolestasis, tanpa ada abnormalitas koagulasi dan anatomi hidung.Retensi Bilirubin TerkonjugasiEkskresi bilirubin direk adalah pembatas laju bersihan bilirubin. Pada kolestasis, konjugasi terus berjalan tetapi ekskresinya berkurang dan bilirubin direk dapat masuk ke serum. Mekanisme regurgitasi ini belum sepenuhnya jelas tetapi diperkirakan berbeda menurut etiologi. Pada kolestasis hepatoseluler, bilirubin diperkirakan langsung keluar dari hepatosit baik secara difusi maupun eksositosis. Pada kolestasis obstruktif, bilirubin masuk ke kanalikuli dan keluar melalui taut sekap yang lemah.Peningkatan bilirubin direk di serum adalah tanda utama kolestasis. Hasilnya adalah jaundice, diawali sklera ikterik yang dapat timbul pada kosentrasi 2 mg/dL dan urin yang gelap. Konsentrasi tersebut dipengaruhi laju produksi, keparahan kolestasis, dan jalur ekskresi lain. Kenaikan di serum tidak penting untuk diagnosis karena tidak mencerminkan jenis maupun keparahan kolestasis. Jalur ekskresi lain, terutama renal, membatasi kenaikan tersebut dan sangat jarang melebihi 30 mg/dL. Yang memungkinkan ekskresi renal adalah bilirubin direk terikat lemah pada albumin sehingga bisa berdisosiasi dan difiltrasi ke urin.Sumber1. Crawford JM, Liu C. Liver and biliary tract. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC, ed. Robbins and Cotran pathologic basis of disease. 8th ed. United States: Elsevier Saunders, 2009.2. http://emedicine.medscape.com/article/187001 diunduh tanggal 3 Maret 2010 pukul 21.15.3. http://emedicine.medscape.com/article/927624 diunduh tanggal 3 Maret 2010 pukul 21.15.Email This

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8905871039361204846&postID=7544640191664130222&target=blog" \o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8905871039361204846&postID=7544640191664130222&target=twitter" \o "Share to Twitter" \t "_blank" Share to Twitter

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8905871039361204846&postID=7544640191664130222&target=facebook" \o "Share to Facebook" \t "_blank" Share to Facebook

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8905871039361204846&postID=7544640191664130222&target=pinterest" \o "Share to Pinterest" \t "_blank" Share to PinterestEritrosit

Hati

Empedu

Usus

SIKLUS

ENTEROHEPATIK