Kokoh Dan Indahnya Silaturahmi
-
Upload
denny-rivani -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Kokoh Dan Indahnya Silaturahmi
Kokoh dan Indahnya SilaturahmiSumber: Manajemen Qolbu Online
Oleh : Aa Gym
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad
waala aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, seiring
berlalunya bulan Ramadhan yaitu bulan penuh dengan hikmah,
marilah kita jalani kehidupan kembali ke fitrah kita, sebagai insan
Allah SWT. Dengan semangat yang baru, terutama diawali dengan
Pertama, Meningkatkan Silaturahmi
Hikmah dari sikap Nabi Muhammad selalu berbeda jalan ketika
berangkat dan pulang dari masjid adalah karena beliau setiap waktu
ingin selalu memperbanyak silaturahmi dengan umatnya. Artinya
kitapun harus memiliki budaya yang sama yaitu upayakan memiliki
jadwal dan cara khusus untuk bersilaturahmi dengan sebanyak
mungkin kalangan, baik yang sudah dikenal ataupun yang belum.
Baik yang akrab maupun yang tak menyukai kita.
Andai saja kita tahu kedahsyatan manfaat silaturahmi, niscaya
sepanjang waktu ini rasanya ingin selalu bersilaturahmi. Setidaknya
silaturahmi yang baik akan menambah saudara baru dan
mempereratnya, menambah wawasan dan ilmu serta semakin
menambah kekuatan bagi ukhuwah kita. Sering sekali terjadi salah
paham karena lemahnya komunikasi akibat jarangnya
bersilahturami. Pendek kata silahturami yang teratur dan terprogram
dengan baik adalah bagian kunci suksesnya ukhuwah kita ini.
Kedua, Kirimlah Hadiah
Nabi Muhammad Saw, sudah mengisyaratkan bahwa berkiriman itu
akan menambah rasa sayang dan memang kenyataannyapun
demikian. Bila ada yang berkirim sesuatu yang bermanfaat bagi kita,
pada umumnya akan senang hati dan merasa hutang budi, cenderung
lebih memaafkan dan mempererat hubungan.
Oleh karena itu, kita harus memiliki program pengadaan dana untuk
hadiah kepada orang tua, tetangga, kawan dekat, dan siapapun yang
kita harapkan dapat bersinergi dalam ukhuwah ini. Tentu saja
semuanya ini harus sangat terjaga, keikhlasannya. Biasakanlah
setiap kali memiliki makanan, tetanggapun ikut menikmatinya. Jauh
sangat lebih baik kita makan hanya separuh dari makanan sendiri
dan sebagian yang lain dinikmati saudara seiman lainnya dari pada
kenyang sendiri dan orang lain tak mendapatkan apapun.
Ketiga, Jauhi Perdebatan walaupun Benar
Jujur saja sebetulnya perdebatan yang banyak terjadi tampaknya
bukan sedang mencari kebenaran tapi lebih dekat kepada mencari
kemenangan pendapatnya sendiri, hal ini tampak dari cara dan
bentuk percakapannya yang lebih menjurus pada berbantah-
bantahan secara emosi, kata yang saling menyerang dan bau
permusuhan saling menyudutkan, jauh dari cara kajian ilmiah yang
penuh etika.
Maka sekiranya kita ada dalam situasi yang tak sehat ini menghindar
dari berdebat bukanlah suatu tindakan menghindar dari kebenaran,
melainkan menghindar dari peluang bangkit dan berkobarnya
suasana permusuhan, berpalinglah dan carilah topik bahasan yang
lebih mempersatukan.
Tentu saja bukan tidak boleh mengadakan diskusi pemecahan
masalah, namun harus didasari kesiapan mental yang baik, kesiapan
ilmu yang memadai, dan kesiapan mendengar serta berbicara yang
baik pula, Insya Allah akan datang petunjuk Allah dalam mecari
kebenaran.
Keempat, Selalu Berusaha Mendahului Menegur,
Mengucapkan Salam, Berjabat Tangan Dengan Ramah Dan
Tulus.
Dengan kata lain, praktekkan lima (5) S senyum, sapa, salam, sopan,
dan santun. Insya Allah interaksi kita kepada siapapun akan jauh
lebih bermakna jikalau wajah kita senantiasa diliputi senyuman,
sapa penuh kelembutan, dan akhlak yang penuh kerendahan hati
akan memikat setiap orang yang kita jumpai. Alangkah indahnya
wajah yang jernih, ceria, senyum yang tulus dan ikhlas,
membahagiakan siapapun.
Betapa nyamannya suasana saat salam hangat ditebar, saling
mendo’akan, menyapa dengan ramah, lembut dan penuh perhatian.
Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu sopan
dengan siapapun dan dalam kondisi bagaimanapun. Betapa
nikmatnya dipandang, jika pribadi kita santun, mau mendahulukan
orang lain, rela mengalah dan memberikan haknya, lapang dada,
pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan dengan kebaikan
serta kemuliaan. (and/aep)***