KOHESI SOSIAL
Transcript of KOHESI SOSIAL
Kohesi Sosial, Perekat yang Selalu Harus Dikelola1
Kohesi sosial (social cohesion) dapat didefinisikan sebagai
perekatan yang dibangun oleh suatu komunitas berdasarkan ikatan
kefamilian, klan dan genealogi dalam bingkai keetnikan. Secara
tipologis, kohesi sosial dapat dikategorikan secara kasar ke dalam
dua tipe, yaitu kohesi sosial intramasyarakat dan kohesi sosial
antarmasyarakat. Kohesi sosial intramasyarakat secara historis
terbentuk melalui suatu mekanisme perbentukan sosio-kultur
dalam suatu masyarakat tunggal (single society). Masyarakat
tunggal lazimnya menempati satu wilayah mukim atau beberapa
wilayah mukim tetapi memelihara tata adab dan tata sosial yang
sama. Tata adab dan tata tata sosial yang sama itu menjadi
panduan berinteraksi. Dalam masyarakat tunggal tertentu,
perekatan ini juga ditentukan oleh jenis pekerjaan atau mata
pencaharian yang dominan seperti petani atau nelayan.
Kohesi sosial antarmasyarakat secara historis terbentuk
melalui pertemuan sosial secara lintasmasyarakat. Pertemuan
sosial itu terbentuk oleh adanya saling butuh, kemudian
membentuk suatu mekanisme sosial saling membantu. Jika kohesi
sosial intramasyarakat terbentuk melalui mekanisme interaksi
sosial dalam satu masyarakat tunggal yang didorong oleh
kesadaran kekerabatan, kohesi sosial antarmasyarakat terbentuk
lebih pada mekanisme pragmatis-ekonomis. Secara teologis-
kutlural, kohesi sosial antarmasyarakat mungkin dibentuk oleh
semangat pertetanggaan dan saling bantu yang diolah dari
sumber-sumber tata adab mengenai etika berkoeksistensi dan 1 Disampaikan pada Kegiatan Diskusi Pengayaan Hasil-hasil
Internalisasi 7 Tematik Asesmen Pokja PDA Maluku Utara, yang diselenggarakan oleh UNDP, di Kantor UNDP, 5 April 2005.
persamaan makhluk ciptaan Tuhan yang diambil dari teks-teks
keagamaan.
Pada tingkat ini kohesi sosial sesungguhnya dapat dilihat
dalam dua sudut pandang. Pertama, kohesi sosial adalah sebuah
perekat yang secara fungsional merupakan kondensasi atau
tepatnya kristalisasi dari adanya kesamaan famili, klan, etnik,
kesamaan nasib, jenis pekerjaan, orientasi budaya, dan tujuan
sosial. Dalam sudut pandang ini, pembentukan atau terbentuknya
sebuah masyatakat harus melalui mekanisme penyatuan berbagai
kesamaan yang disebut di atas. Dengan perkataan lain,
pembentukan sebuah masyarakat harus melalui mekanisme
perekatan yang kita sebut kohesi sosial. Secara skematis, sudut
pandang ini dapat divisualkan sebagai berikut:
Sekali lagi, dengan skema di atas kohesi sosial dipahami
sebagai perekat dalam kerangka pembentukan masyarakat.
Kedua, kohesi sosial merupakan “causa prima” bagi
pembentukan masyarakat melalui ikatan famili, klan, etnik, ikatan
kebangsaan, persepakatan politik, jenis kerja, dan kesamaan
orientasi budaya/sosial. Dalam pandangan ini, kohesi sosial
2
famili
klan
etnik
jenis kerja
kesamaanorientasi
KOHESISOSIAL
MASYARAKAT
berfungsi sebagai penyuplai energi sosial bagi pembentukan
masyarakat melalui mekanisme penyamaan dan kesamaan tujuan
sosial. Secara skematis, sudut pandang kedua ini dapat divisualkan
sebagai berikut:
Sudut pandang pertama memandang kohesi sosial sebagai
suatu yang “dalam menjadi”, sebagai jalan pembentukan
masyarakat; ada proses Being. Sebab itu, ia menjadi suatu piranti
sosial yang selalu mengalami modifikasi sepanjang sejarah
keaadaban bermasyarakat. Ia menjadi dibutuhkan karena dengan
cara ini manusia dapat mencapai cita-citanya dan memenuhi
kebutuhannya.
Sementara itu, sudut pandang kedua menganggap kohesi
sosial adalah syarat tercetusnya famili, klan, kesamaan orientasi,
dll. Ia sebuah keharusan yang secara teologis terlah terberi (given).
Dengan itu, klan, kesamaan orientasi, dll. terbentuk sebagai syarat
antara pembentukan masyarakat.
Sudut pandang pertama menganggap kohesi sosial sebagai
kebutuhan, semantara sudut pandang kedua memandang kohesi
social sebagai syarat. Tetapi jika kohesi social itu kebutuhan atau
syarat, mengapa dalam kenyataan dalam sepanjang sejarah
3
famili
klan
etnik
jenis kerja
kesamaanorientasi
KOHESISOSIAL
MASYARAKAT
keadaban manusia sering ada keguncangan sosial, lalu kohesi
sosial digantikan dengan adhesi sosial (social adhesion)? Perekat
berubah menjadi penolak? Mengapa? Tampaknya ada satu syarat
yang dibutuhkan, baik pada masyarakat tunggal, maupun
masyarakat plural. Apa itu? Keseimbangan dan atau
kesetimbangan. Kohesi sosial akan terbangun, jika ada
keseimbangan dalam berbagai ruang pemenuhan hajat sosial.
Salah satu jalan dalam membangun kohesi sosial adalah
dengan mengelolanya. Dan, salah satu cara mengelola kohesi
sosial adalah membangun keseimbangan-keseimbangan dalam
masyarakat, yaitu keseimbangan hak atas pelayanan sosial, seperti
pelayanan pendidikan, kesehatan, akses ekonomi, dan partisipasi
politik yang dkelola secara demokratis. Sembari itu juga, diperlukan
dorongan sosial bagi pemenuhan kewajiban sosial untuk
menghargai keragaman pilihan keyakinan, keberlainan etnik,
golongan, juga pilihan-pilihan hidup lainnya.[]
4