Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN...

51
1 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING SEDIAAN RAJALOM” (RAMUAN JAMU LOMBOK) TERHADAP KADAR ASAM URAT PLASMA DAN URIN, SERTA GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA RATTUS NOVERGICUS OLEH Ketua Peneliti : Maruni Wiwin Diarti,S.Si,M.Kes Nip. 197401151994012001 Anggota peneliti 1 : Rohmi,S.Si,M.Si Nip. 196912311989031006 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2016

Transcript of Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN...

Page 1: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

1

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

SEDIAAN “RAJALOM” (RAMUAN JAMU LOMBOK) TERHADAP KADAR

ASAM URAT PLASMA DAN URIN, SERTA GAMBARAN HISTOPATOLOGI

AORTA RATTUS NOVERGICUS

OLEH

Ketua Peneliti : Maruni Wiwin Diarti,S.Si,M.Kes

Nip. 197401151994012001

Anggota peneliti 1 : Rohmi,S.Si,M.Si Nip. 196912311989031006

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2016

Page 2: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : SEDIAAN“RAJALOM” (RAMUAN JAMU LOMBOK)

TERHADAP KADAR ASAM URAT PLASMA DAN

URIN, SERTA GAMBARAN HISTOPATOLOGI

AORTA RATTUS NOVERGICUS

Peneliti : Maruni Wiwin Diarti,S.Si,M.Kes

NIP : 197401151994012001

NIDN : 4015017401

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Program Studi : Prodi D.IV Analis Kesehatan

Nomor HP : 087865117411

Alamat surel (e-mail : [email protected]

Anggota (1) : Rohmi,S.Si,M.Si

NIP : 196912311989031006

NIDN : 4031126412

Program Studi : D.IV Analis Kesehatan

Penaggung Jawab : Ketua Peneliti (Yunan Jiwintarum,S.Si,M.Kes)

Tahun Pelaksanaan : 2016

Biaya Penelitian : Rp. 31.500.000,-

Mataram, 18 November 2016

Ketua Peneliti

Maruni Wiwin Diarti,S.Si,M.Kes

Nip. 197401151994012001

Mengetahui,

Kepala Unit Penelitian Poltekkes

Mataram Kemenkes RI

(Maruni Wiwin Diarti,S.Si,M.Kes)

NIP.107401151994012001

Mengesahkan, 18 November 2016

Direktur Poltekkes Mataram Kemenkes RI

(H. Awan Dramawan,S.Pd,M.Kes

NIP. 196402081984011001

Page 3: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-

Nya sehingga pembuatan Laporan Akhir skema penelitian Hibah bersaing Poltekkes Mataram

Tahun Anggaran 2016 dengan judul “SEDIAAN “RAJALOM” (RAMUAN JAMU

LOMBOK) TERHADAP KADAR ASAM URAT PLASMA DAN URIN, SERTA

GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA RATTUS NOVERGICUS” ini dapat

terselesaikan. Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan RI atas

dukungan Dana Penelitian.

2. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram atas dukungan, dorongan dan

kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Pakar Pusat dan Tim seleksi Program Pengembangan Penelitian Poltekkes Kemenkes

4. Ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram atas

kesempatan, dukungan moril dan material yang diberikan.

5. Kepala Unit Penelitian Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram atas saran dan

bantuannya selama seleksi Laporan Kemajuan sampai selesainya pelaksanaan

penelitian ini.

6. Panel pakar yang telah banyak memberikan informasi dan saran untuk kelancaran

pelaksanaan dan penyusunan Laporan Kemajuan penelitian ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang ikut berpartisipasi

dalam penelitian ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan Laporan

Kemajuan ini, terutama metodologi dan substansi dari Laporan Kemajuan ini, sehingga

hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.

Mataram, 18 November 2016

Tim peneliti

Page 4: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

4

ABSTRAK

SEDIAAN “RAJALOM” (RAMUAN JAMU LOMBOK) TERHADAP KADAR ASAM

URAT PLASMA DAN URIN, SERTA GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA

RATTUS NOVERGICUS

Latar belakang : Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Prevalensi

hiperuricemia yang meningkat pesat di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.

Hiperuricemia diketahui menjadi penyebab radang sendi, yang disebut dengan gout artritis,

oleh karena itu perlu penatalaksanaan pengobatan menggunakan bahan – bahan alam.

Tujuan : Mengkaji aktivitas ramuan khas Lombok “Rajalom” terhadap kadar asam urat

pada plasma dan urin serta mempengaruhi gambaran histopatologi aorta pada hewan coba

Rattus novergicus dengan hiperuricema diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian pre eksperimental dengan desain rancangan acak

lengkap (post test only design). Penelitian ini menggunakan hewan coba Rattus norvegicus

yang diinduksi dengan diet tinggi purin dan koleterol dikombinasi potasium oksanat IP 42

mg/200 kkBB tikus. Tikus putih dibagi menjadi 8 kelompok. Tikus putih hiperurecemia

diberikan perlakuan pemberian aquades per sonde untuk kelompok kontrol negatif, alopurinol

1,8 mg/200 gram BB Tikus untuk kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan

diberikan ramuan khas Lombok “Rajalom”. Pada akhir perlakuan diambil sampel darah, urin

dan aorta untuk pemeriksaan kadar asam urat plasma, kadar asam urat urin dan gambaran

histopatologi aorta.

Hasil : Pemberian Ramuan jamu dari Lombok Rajalom selama 7 dan 14 hari mampu

menurunkan kadar asam urat plasma hewan coba dengan rentang antara dan 45,7 %- 77,27

%, sedangkan pada kelompok kontrol positif / Allopurinol mampu menurunkan sampai

dengan 86 % pada hari ke 14. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok

perlakuan terhadap kadar asam urat plasma hewan coba pada hari ke 7 dan hari ke 14. Tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum perlakuan dengan

sesuadah perlakuan pada semua kelompok penelitian.Tidak dapat dievaluasi dan dianalisis

pengaruh ramuan khas lombok Rajalaom terhadap kadar asam urat urin. Pemberian induksi

dengan pakan tinggi lemak/purin selama 3 minggu pada hewan coba tikus (Rattus

Novergicus) tidak menimbulkan terbentuknya plak aterosklerosis.

Kesimpulan : Pemberian Ramuan jamu dari Lombok Rajalom selama 7 dan 14 hari mampu

menurunkan kadar asam urat plasma hewan.

Kata Kunci : Aorta, Rajalom”, Kadar asam urat, Plasma, Urine, Rattus novergicus

Page 5: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

5

ABSTRACT

"RAJALOM" (HERB HERBAL LOMBOK) LEVELS OF PLASMA AND URINE

GOUT, AND PICTURE HISTOPATHOLOGY AORTIC RATTUS NOVERGICUS

Background: uric acid is the end product of purine metabolism. The prevalence of

hyperuricemia increased rapidly around the world in recent decades. Hyperuricemia known

to be a cause of arthritis, called gouty arthritis, therefore it is necessary to use medical

mismanagement materials - natural materials.

Objective: assess the activities typical herb Lombok "Rajalom" against uric acid levels in

plasma and urine as well as affect the histopathologic picture of the aorta in animals induced

hiperuricema Rattus novergicus with a diet high in cholesterol and purine.

Methods: This study was pre-experimental design completely randomized design (post-test

only design). This research uses experimental animals Rattus norvegicus induced by a diet

high in purine and potassium combined koleterol IP oksanat 42 mg / 200 kkBB mice. White

mice were divided into 8 groups. Hiperurecemia white rats given distilled water per sonde

treatment provision for the negative control group, allopurinol 1.8 mg / 200 gram rat BB to

the positive control group and the treatment group was given a distinctive herb Lombok

"Rajalom". At the end of the treatment blood samples, urine and aorta to the examination of

plasma uric acid levels, urine uric acid levels and histopathological picture aorta.

Results: delivery of herbal potion of Lombok “Rajalom” for 7 and 14 days can lower uric

acid levels in plasma of experimental animals with a range between 45.7% and - 77.27%,

while the positive control group / Allopurinol able to lose up to 86% on the day 14. There is a

significant relationship between treatment groups on levels of plasma uric acid test animals

on day 7 and day 14. There were no significant differences between uric acid levels prior to

treatment with after research. No treatment in all groups can be evaluated and analyzed the

effect of typical chili concoction “Rajalaom” against uric acid levels in the urine. Giving

induced by feeding a high-fat / purine for 3 weeks in rats (Rattus novergicus) did not give rise

to the formation of atherosclerotic plaque.

Conclusion: delivery of herbal potion of Lombok “Rajalom” for 7 and 14 days can lower

uric acid levels in plasma of animals.

Keywords: Aorta, Rajalom “, uric acid levels, Plasma, Urine, Rattus norvecicus

Page 6: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

6

RINGKASAN EKSEKUTIF

SEDIAAN “RAJALOM” (RAMUAN JAMU LOMBOK) TERHADAP KADAR ASAM

URAT PLASMA DAN URIN, SERTA GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA

RATTUS NOVERGICUS

Ramuan jamu khas lombok yang dalam penelitian ini disebut “Rajalom” ini terdiri atas

10 gram daun salam, 10 gram akar alang-alang, 10 gram pegagang, dan 10 gram sambiloto

yang dimasak dengan dua gelas air menjadi ¾ gelas dan diminum 1 kali sehari sebelum tidur

malam. Bersasarkan studi literatur sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, bahan-bahan

ini mengandung senyawa yang telah dibuktikan mampu menurunkan kadar asam urat.

Namun, efek penurunan terhadap asam urat dan kelainan pada kardiovaskuler minimal pada

Hewan coba belum tersedia data. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan menilai efek dari

bahan-bahan jamu dari Lombok ini yang dibuat dalam kombinasi satu ramuan menggunakan

Dosis sesuai menurut Barta dalam sediaan obat sebagai antihiperuricemia. Rumusan masalah

yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : Apakah ramuan jamu khas Lombok

“Rajalom” mampu menurunkan kadar asam urat pada plasma dan urin serta mempengaruhi

gambaran histopatologi aorta pada hewan coba Rattus novergicus dengan hiperuricema yang

diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat intraperitoneal (IP)

dibandingkan kontrol?. Tujuan Umum mengkaji aktivitas ramuan khas Lombok “Rajalom”

terhadap kadar asam urat pada plasma dan urin serta mempengaruhi gambaran histopatologi

aorta pada hewan coba Rattus novergicus dengan hiperuricema diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat intraperitoneal (IP). Tujuan khusus

penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom”

dalam menurunkan kadar asam urat plasma pada Rattus novergicus dengan hiperuricema

yang diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat; b. Mengkaji

aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” dalam menurunkan kadar asam urat urin pada

Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin

dikombinasi potasium oksonat; c. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom”

terhadap gambaran histopatologi aorta pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang

diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat. Hasil penelitian ini

menunjukkan potensi jamu/ramuan Rajalom pada berbagai dosis dan lama pemberian 7 dan

14 hari dalam mampu menurunkan kadar asam urat plasma pada hewan coba. Pada dosis I

(Batra) yang merupakan dosis digunakankan secara turun -temurun, penurunan kadar asam

urat setelah 7 dan 14 hari pemberian, mampu menurunkan 6,63 mg/dl dan 5,95 mg/dl. Jika

dibandingkan dengan kadar asam urat plasma sebelum pemberian jamu, porsentase

penurunnya mencapai 71,33 dan 77,27 %. Pada dosis II, dimana dosis ditingkatkan menjadi 2

kali dosis Batra, rerata penuruna kadar asam urat plasma 2,67 mg/dl dan 6,38 mg d/ atau

sebesar 64 % dan 76,60 % jika dibandingkan kadar asam urat sebelum perlakuan, pada

pemberian 7 dan 14 ramuan. Dosis III, yaitu dengan konsentrasi bahan 3 kali dosis Batra,

didapatkan porsentase penurunan lebih tinggi setelah pemberian ramuan 7 hari, dibandingan

dengan setelah 14 hari, yaitu 73,86 % dan 45,7 %. Porsentase penurunan kadar asam urat

plasma hari ke 7, lebih tinggi pada kelompok ramuan dibandingkan dengan kelompok kontrol

Allopurinol, namun pasca hari 14, penurunan kelompok Allopurinol mencapai 86 %. Pada

Uji Hipotesis Kruskall Wallis, tidak terbukti adanya hubungan yang signifikan antara

pemberian Allopurinol dan peningkatan dosis ramuan dengan kadar asam urat plasma hewan

coba, baik setelah pemberian 7 hari, maupun setelah 14 hari. Pada uji dengan LSD, tidak

terdapat perbedaan kadar antara kelompok kontrol positif/Allopurinol dengan semua

kelompok ramuan, dan antara sesama kelompok ramuan, baik sebelum pemberian perlakuan,

Page 7: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

7

maupun setelah 7 dan 14 hari perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa efek ramuan Rajalom,

setara dengan Allopurinol yang merupakan obat standar dalam penatalaksanaan

hiperurisemia. Perlu dilakukan uji kadar dan jenis flavonoid yang terdapat dalam ramuan

khas Lombok Rajalom pada berbagai jenis suhu. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai uji

Toksisitas dan uji klinik dari ramuan Rajalom.

Page 8: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

8

Page 9: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

9

DAFTAR ISI

Halaman

Judul .................................................................................................................... .... i

Halaman Pengesahan............................................................................................... ii

Kata Pengantar............................................................................................... .......... iii

Abstrak ..................................................................................................................... iv

Ringkasan Eksekutif ............................................................................................... vi

Daftar isi .................................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3

1.2 Perumusan masalah ............................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 3

1.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

2.1 Tinjauan Kepustakaan .......................................................................... 5

2.2 Kerangka Konsep .................................................................................. 13

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ...................................... 14

3.1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 14

3.2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 14

BAB IV. METODE PENELITIAN .................................................................... 15

4.1. Lokasi penelitian ........................................................................... 15

4.2. Waktu Penelitian ........................................................................... 15

4.3. Rancangan Penelitian .................................................................... 15

4.4. Populasi dan Sampel ...................................................................... 16

4.4.1. Populasi ............................................................................ 16

4.4.2. Sampel .............................................................................. 16

4.4.3. Besar Sampel ................................................................... 16

4.4.4. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 17

4.4.5. Pengelompokkan sampel .................................................. 17

Page 10: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

10

4.5. Variabel penelitian .......................................................................... 19

4.6. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 19

4.7. Pengumpulan Data .......................................................................... 20

4.8. Analisa Data .................................................................................... 20

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 23

5.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 23

5.2. Pembahasan...................................................................................... 29

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 33

6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 33

6.2. Saran ................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34

LAMPIRAN............................................................................................................ 36

Page 11: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

11

Page 12: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman etnobotani (tanaman

obat) yang dimiliki. Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas tumbuhan terbesar

kedua di dunia sehingga tersimpan potensi tanaman obat yang besar dan sampai saat ini

belum tergali dengan maksimal. Potensi tersebut sangat besar untuk menjamin kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat apabila dimanfaatkan dengan baik (Purwodianto, 2010).

Banyak tantangan yang dihadapi dalam pengembangan jamu adalah belum

terintegrasinya obat tradisional seperti belum adanya pengakuan dari profesi tenaga kesehatan

(dokter, dokter gigi) bahwa jamu aman (tidak toksik), berdariiat (efikasi), dan mutunya

terjamin (standar). Untuk memperoleh pengakuan itu harus dilakukan penelitian untuk

memberikan bukti-bukti ilmiah yang mendukung bukti empiris yang telah diakui secara

turun-temurun. Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah menyusun Grand Strategy

Pengembangan Jamu antara lain melalui meningkatkan akses terhadap jamu yang bermutu,

aman, dan berkhasiat. Salah satu tahapannya adalah mendukung penelitian terkait

pengembangan obat tradisional (Purwodianto, 2010).

Pemerintah juga telah melakukan upaya pendokumentasian ramuan-ramuan yang

bersa;ah dari berbagai suku di Indonesia. Salah satu ramuan yang telah didokumentasikan

adalah ramuan dari lombok yang terdiri dari daun salam (Syzygium olyanthum), akar alang-

alang (Imperara cylindrica), pegagang (Cantella asiatica) dan sambiloto (Adrographis

paniculata). Ramuan ini merupakan ramuan untuk menurunkan kadar kolesterol (BPOM,

2013). Namun dari hasil literatur rewiew oleh didapatkan kandungan senyawa yang terdapat

dalam bahan ramuan dapat menurunkan kadar asam urat, sehingga peneliti ingin

membuktikan manfaat lain dari ramuan ini.

Pemilihan ramuan dan efek antihiperurecemia didasarkan pada, makin meningkatnya

jumlah penderita hiperuricemia dan dampak hiperuricemia yang luas pada berbagai sistim

organ, serta memberikan bukti ilmiah terhadap manfaat lain dari ramuan ini sehingga dapat

dimanfaatkan secara lebih luas dan rasional, dan dilanjutkan dalam suatu penelitian

saintifikasi jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan.

Hiperuricemia adalah suatu kelainan metabolisme yang ditandai peningkatan kadar

asam urat. Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Kadar normal asam

Page 13: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

13

urat pada manusia berkisar 7mg/dL pada laki-laki dan 6 mg/dL pada perempuan.

Pengingkatan kadar asam urat (Hiperuricemia), dapat disebabkan oleh salah satu atau lebih

dari faktor-faktor berikut ini, yaitu peningkatan asupan purin, peningkatan aktivitas xantin

oksdase sehingga produksi asam urat meningkat, dan penurunan ekskresi asam urat melalaui

ginjal (Edwards, 2009).

Prevalensi hiperuricemia yang meningkat pesat di seluruh dunia dalam beberapa

dekade terakhir. Hiperuricemia diketahui menjadi penyebab radang sendi, yang disebut

dengan gout artritis. Selain itu, hiperuricemia juga telah telah dibuktikan memiliki dampak

negatif pada kardiovaskuler, seperti Ateroskelrosis, hipertensi, penyaki jantung koroner dan

gagal ginjal, serta dihubungkan juga dengan sindroma metabolik(Edwards, 2009).

Penatalaksanaan hyperuricemia dengan tepat, tidak hanya menurunkan keluhan nyeri sendi

pada penderita gout artritis, mencegah serangan berulang pada penderita gout artritis, namun

juga dapat mencegah terjadinya komplikasi pada sendi dan sistem kardiovaskuler dan ginjal.

Penatalaksanaan hiperuricemia secara secara farmakologi dengan obat modern menggunakan

beberapa golongan obat. Berdasarkan mekanisme kerjanya, terdiri atas (Brunton, 2010) :

Mengurangi aktivitas xantin oksidase. Xantin oksidase adalah suatu enzim yang

memetabolismes purin menjadi asam urat. Penghambatan xantin oksidase dapat menurunkan

produksi asam urat. Obat ini contohnya adalah Allopurinol. Meningkatkan ekskresi atau

pembuangan asam urat melalui urin. Contoh sediaan obat ini adalah probenesid dan

sulfinpyrazone.

Obat-obat yang lain yang digunakan pada penderita hiperuricemia dengan manifestasi

penyakit gout artritis bersifat mengurangi gejala, seperti sediaan analgetik-antiinflamasi

golongan non steroid, steroid dan kolkisin (Brunton, 2010).

Beberapa senyawa yang terkandung dalam bahan alam telah dibuktikan secara invitro

dan in vivo pada hewan coba mampu menurunkan kadar asam urat dengan menghambat

xantin oksidase dan atau meningkatkan ekskresi asam urat. Pegagang (Cantella asiatica)

mengandung senyawa antara lain alkaloid, saponin, steroid, terpenoid. Alkaloid dalam

pegagang didindikasikan mampu menghambat xantin oksidase (Sugianto). Daun salam

(Syzygium polyanthum) mengandung senyawa seperti tanin, flavonoid, lakton, saponin,

steroid, triterpenoid, eugenol, vitamin C, A, tiamin, niacin, riboflavin, B12, dan asam folat

(Taufiqurrohman, 2015). Kandungan dalam daun salam terbukti mampu menurunkan kadar

asam urat yang diinduksi potasium oksanat ( Siaga, dkk, 2014). Daun sambiloto mengandung

antara lain flavonoid turunan flavon yaitu hidroksi flavon (Septianingsih dkk, 2012).

Flavonoid juga telah dibuktikan mampu menghambat xantin oksidase (Nagao, et al, 1999).

Page 14: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

14

Ramuan jamu khas lombok yang dalam penelitian ini disebut “Rajalom” ini terdiri atas

10 gram daun salam, 10 gram akar alang-alang, 10 gram pegagang, dan 10 gram sambiloto

yang dimasak dengan dua gelas air menjadi ¾ gelas dan diminum 1 kali sehari sebelum tidur

malam. Bersasarkan studi literatur sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, bahan-bahan

ini mengandung senyawa yang telah dibuktikan mampu menurunkan kadar asam urat.

Namun, efek penurunan terhadap asam urat dan kelainan pada kardiovaskuler minimal pada

Hewan coba belum tersedia data. Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan menilai efek dari

bahan-bahan jamu dari Lombok ini yang dibuat dalam kombinasi satu ramuan menggunakan

Dosis sesuai menurut Barta dalam sediaan obat sebagai antihiperuricemia

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : Apakah ramuan

jamu khas Lombok “Rajalom” mampu menurunkan kadar asam urat pada plasma dan urin

serta mempengaruhi gambaran histopatologi aorta pada hewan coba Rattus novergicus

dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin dikombinasi potasium

oksonat intraperitoneal (IP) dibandingkan kontrol?.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengkaji aktivitas ramuan khas Lombok “Rajalom” terhadap kadar asam urat pada

plasma dan urin serta mempengaruhi gambaran histopatologi aorta pada hewan coba Rattus

novergicus dengan hiperuricema diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin dikombinasi

potasium oksonat intraperitoneal (IP).

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” dalam menurunkan kadar asam

urat plasma pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat.

b. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” dalam menurunkan kadar asam

urat urin pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat.

Page 15: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

15

c. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” terhadap gambaran histopatologi

aorta pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat

1.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ramuan khas Lombok “Rajalom” dapat menurunkan kadar asam urat pada plasma dan

urin serta mempengaruhi gambaran histopatologi aorta pada hewan coba Rattus novergicus

dengan hiperuricema diinduksi diet tinggi kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat

intraperitoneal (IP).

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dikembangkan untuk mencari bukti ilmiah (evidence based) manfaat

ramuan tanaman obat dan jamu khas Lombok “Rajalom” sebagai antihiperuricemia, dan

menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya.

Page 16: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Kepustakaan

2.1.1. Metabolisme Asam Urat dan Purin

a. Metabolisme Asam Urat

Asam urat merupakan produk akhir yang dieksresikan dari pemecahan purin

pada manusia dan hewan primata. Pada banyak hewan lainnya, asam urat

mengalami degradasi lanjutan menjadi alantonin. Asam urat dapat diabsorpsi

melalui mukosa usus dan dieksresikan melalui urine. Pada manusia, sebagian besar

purin dalam asam nukleat yang dimakan langsung diubah menjadi asam urat, tanpa

terlebih dahulu digabung dengan asam nukleat tubuh. Pada manusia normal, 18-20%

dari asam urat yang hilang dipecah oleh bakteri menjadi CO2 dan ammonia (NH3) di

usus dan dieksresikan melalui faeces (Krisnatuti, 1997).

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, baik purin yang

berasal dari bahan pangan maupun dari hasil pemecahan asam nukleat tubuh, pada

manusia melalui jalur umum akhir untuk konversi xantin dengan menggunakan

xantin oksidase.. Dalam serum, urat terutama berada dalam bentuk natrium urat,

sedangkan dalam saluran urine, urat dalam bentuk asam urat (Krisnatuti, 1997).

1981).

Enzim penting yang berperan dalam sintesis asam urat adalah xantin oksidase

yang sangat aktif bekerja dalam hati, usus halus dan ginjal. Tanpa bantuan enzim ini,

asam urat tidak dapat dibentuk. Mekanisme Turn Over dari asam urat menurut

Krisnatuti, dkk, 1997, dapat terlihat pada skema 2.1 sebagai berikut :

Page 17: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

17

Skema 2.1 Mekanisme Turn over asam urat.

(Krisnatuti, dkk, 1997).

b. Patofisiologi Asam Urat

Asam urat sendiri adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

protein (terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang

dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang

seharusnya dibuang melalui ginjal, faeces atau keringat. Senyawa ini sukar larut

dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai natrium urat, bentuk garamnya

terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh (Sustrani, 2006).

Hiperurisemia terjadi karena peningkatan asam urat darah atas nilai normal,

pada pria lebih dari 7,4 mg/dL dan pada wanita di atas 6 mg/dL, sedangkan pada

tikus putih di atas 1,4 mg/dL. Hal ini disebabkan karena terjadinya gangguan pada

proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang kurang baik.

Hiperurisemia dibagi manjadi dua kelompok, yaitu primer dan sekunder (Kosasih,

dkk, 2008; Utami, 2005; Sustrani, 2006).

1) Hiperurisemia Primer

Hiperurisemia primer biasanya tidak diketahui penyababnya, tetapi

sebagian besar disebabkan defisiensi enzim hipoxantin guanine fosforibosil

Purin jaringan

nukleotida

Ekskresi melalui

ginjal

Ekskresi melalui

saluran cerna

Nukleoprotein

makanan

Pool asam urat

Asam nukleat

jaringan

Prekursor bukan

purin

katabolisme

Sintesa de novo

Page 18: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

18

transferase (HGPRT) dan peningkatan aktivitas enzim fosforibosil pirofosfatase

(PRPP) (Utami, 2005).

2) Hiperurisemia Sekunder

Hiperurisemia sekunder disebabkan beberapa faktor sebagai berikut:

a) Ketidakmampuan tubuh untuk memproses fruktosa secara normal.

b) Kelainan glikogen.

c) Penyakit mieloproliferatif akibat terbentuknya sel myelin secara berlebihan.

d) Penyakit limfoproliferatif akibat terbantuknya limfosit yang berlebihan.

e) Anemia hemolitik.

f) Psoriasis atau penyakit kulit yang mengerisik, kering, bias terjadi di seluruh

tubuh. Namun, kebanyakan terjadi pada lengan dan tungkai, terutama siku dan

lutut.

g) Kelainan ginjal.

h) Kegemukan.

i) Intoksikasi timbal.

j) Obat-obatan tertentu (diuretika, dosis rendah asam salisilat)

(Utami, 2005).

Berdasarkan patofisiologinya, peningkatan asam urat dalam darah atau

hiperurisemia disebabkan oleh tiga faktor sebagai berikut:

1) Produksi asam urat berlebih

Salah satu penyebab meningkatnya asam urat dalam darah adalah semakin

tinggi asupan makanan yang mengandung purin. Akibatnya, pembentukan purin

dalam tubuh akan meningkat (Utami,2005).

2) Pembuangan asam urat berkurang

Asam urat dalam darah akan meningkat jika eksresi atau pembuangannya

terganggu. Keadaan ini akibat kelainan ginjal seseorang. Kelainan ginjal pada

seseorang bisa dibedakan sebagai berikut:

a) Penurunan proses filtrasi atau penyaringan di bagian glomerulus ginjal.

Peristiwa ini tidak secara langsung menyebabkan hiperurisemia, tetapi

berperan dalam peningkatan asam urat pada penderita gangguan ginjal.

b) Penurunan proses sekresi di tubulus ginjal. Proses ini disebabkan terjadinya

akumulasi asam-asam organik yang berkompetisi dengan asam urat untuk

dikeluarkan melalui tubulus ginjal. Kelainan ini biasanya dialami oleh

Page 19: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

19

seseorang yang sedang mengalami kelaparan, asidosis, keracunan asam

salisilat, dan diabetes.

c) Peningkatan absorpsi kembali atau reabsorpsi di tubulus ginjal. Kelainan ini

biasanya dialami oleh penderita diabetes dan seseorang yang sedang mendapat

terapi obat diuretika

(Utami, 2005).

3) Kombinasi produksi asam urat berlebih dan pembuangan asam urat berkurang.

Mekanisme ini disebabkan berkurangnya enzim glucose-6-fosfatase dan

konsumsi alkohol yang berlebih. Berkurangnya enzim glucose-6-fosfatase akan

memproduksi asam laktat dalam jumlah berlebih. Keberadaan asam laktat ini

menjadi kompetitior bagi asam urat, akhirnya pembuangan asam urat akan

menurun. Konsumsi alkohol yang berlebihan akan memacu produksi asam urat

yang berlebihan juga. Hal ini terjadi karena kandungan purin dalam konsumsi

alkohol tinggi, sehingga pemecahan adenosine triphosphate (ATP) akan

dipercepat. ATP akan memproduksi asam laktat sebagai kompetitor keberadaan

asam urat, akibatnya pembuangan asam urat menjadi terganggu (Utami, 2005).

Peningkatan produksi asam urat terjadi akibat peningkatan kecepatan

biosintesis purin dari asam amino untuk membentuk inti sel DNA dan RNA.

Produksi asam urat dibantu oleh enzim xanthine oxydase, dengan efek samping

yang mengasilkan radikal bebas superoksida dan selanjutnya dinetralkan oleh

enzim superoksidase (Sustrani, 2006).

Page 20: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

20

Gambar 2.5. Katabolisme nukleotida purin menjadi asam urat (Sustrani,2006).

Sebenarnya tubuh mempunyai sistem penyeimbang dengan memproduksi

enzim urikinase untuk mengoksidasi asam urat menjadi alotonin yang mudah

dibuang. Namun jika terjadi gangguan pada enzim urikinase ini, misalnya karena

proses penuaan, stres dan sebab lain, maka kadar asam urat darah menjadi naik.

Selain karena terjadi gangguan pada enzim urikinase, hambatan pembuangan juga

terjadi karena gangguan pada ginjal. Karena itu, gangguan ginjal termasuk

penyebab utama hambatan pembuangan asam urat (Sustrani, 2006).

c. Metabolisme Purin

Purin adalah molekul yang terdapat di dalam sel yang berbentuk nukleotida.

Nukleotida ini berperan luas dalam berbagai proses biokimia di dalam tubuh.

Bersama asam amino, nukleotida merupakan unit dasar dalam proses biokimiawi

penurunan sifat genetik. Nukleotida mempunyai peran yang penting dalam menjadi

penyandi asam nukleat yang bersifat esensial dalam pemeliharaan dan pemindahan

informasi genetik. Adapun asam amino merupakan unit pembangun protein yang

dibutuhkan untuk ekspresi informasi genetik. Nukleotida yang paling dikenal karena

Page 21: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

21

peranannya adalah nukleotida purin dan pirimidin. Kedua nukleotida yang berfungsi

sebagai pra zat monomerik (pembentuk) asam ribonukleat (RNA) dan asam

deoksiribonukleat (DNA). Dalam bahan pangan, purin terdapat dalam asam nukleat

berupa nukleoprotein. Di usus, asam nukleat dibebaskan dari nukleoprotein oleh

enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat ini akan dipecah lagi menjadi

mononukleotida. Mononukleotida akan dihidrolisis menjadi nukleosida yang dapat

secara langsung diserap oleh tubuh dan sebagian dipecah lebih lanjut menjadi purin

dan pirimidin. Purin teroksidasi menjadi asam urat.Nukleotida purin juga berperan

dalam pembentukan adenosine triphosphate (ATP), adenosin monophospat siklik

(cAMP), dan guanosin monopospat siklik (cGMP) sebagai koenzim dalam flavin

adenine dinukleotida (FAD), nikotinamide adenine dinukleotida (NAD), dan

nikotinamide adenine dinukleotida phosphate (NADP) ( Krisnatuti, 1997).

Salah satu cara mengatasi penimbunan asam urat dalam darah adalah dengan

mengatur jumlah kalori yang masuk tubuh dan jenis makanan yang boleh dimakan.

Meski bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat darah,

makanan mempunyai andil dalam memproduksi dan pembuangan asam urat melalui

ginjal. Bagi penderita hiperurisemia dan penyakit yang ditimbulkannya, diet rendah

purin merupakan salah satu diet yang sangat dianjurkan karena untuk menghindari

terjadinya peningkatan produksi asam urat di dalam tubuh (Dalimartha,2003).

Protein yang berasal dari hewani dan nabati selalu mengandung purin, walaupun

kadarnya berbeda-beda. Dianjurkan untuk mengkonsumsi protein secukupnya, tidak

berlebihan dan jangan terlalu rendah agar tidak terjadi dekstruksi jaringan tubuh. Oleh

karena itu, masukan protein sehari cukup 10-15% dari total kalori atau 0,8-1 gr/kg berat

badan/hari (Dalimartha, 2003).

Adapun prinsip atau aturan diet bagi penderita hiperurisemia adalah sebagai

berikut:

1. Membatasi asupan purin

Penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin, Namun

karena hal ini hampir tidak mungkin dilakukan karena hamper semua bahan

makanan sumber protein mengandung nukleoprotein, yang harus dilakukan

adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin/hari atau

mengkonsumsi protein yang kandungan purinnya cukup rendah diantaranya

adalah kacang-kacangan dalam bentuk kering seperti kacang tanah dan kacang

Page 22: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

22

kedelai, namun kacang-kacangan ini sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah

terbatas, yaitu 25 gram per hari (Dalimartha, 2003; Muhammad, 2010).

2. Asupan kalori harus sesuai kebutuhan

Jumlah asupan kalori harus benar, disesuaikan dengan kebutuhan tubuh

berdasarkan tinggi dan berat badan. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga

bias meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan

mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin .

3. Konsumsi lebih banyak karbohidrat

Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi sangat baik

dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan

pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi makanan rendah lemak.Lemak

dapat menghambat eksresi asam urat melalui urin. Konsumsi lemak sebaiknya

sebanyak 15 persen dari total kalori.

4. Konsumsi (buah-buahan) tinggi cairan

Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui

urin. Cairan ini dapat diperoleh melalui minuman dapat pula melalui buah-

buahan segar yang mengandung banyak air seperti semangka, melon,

belimbing manis, dan jambu air .

5. Menghindari alkohol serta mengkonsumsi vitamin dan mineral yang cukup

untuk mempertahankan kondisi tubuh dalam keadaan yang baik.

(Muhammad, 2010).

2.1.2. Jamu dan Simplisia yang terdapat dalam Jamu

Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai jamu telah digunakan secara

luas oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai

penyakit sejak berabad – abad yang lalu jauh sebelum era Majapahit. Jamu adalah

salah satu warisan budaya Indonesia yang merupakan minuman sehat racikan asli

Indonesia. Jenis jamu yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah jamu

gendong. Jamu gendong terbuat dari dedaunan dan akar – akaran yang direbus dengan

air, disaring, dan dapat diminum selama beberapa waktu tertentu. Jamu gendong

umumnya dibuat dari bahan – bahan masih segar.

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan

popular dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan – bahan alami,

berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar –akaran), daun – daunan, kulit

Page 23: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

23

batang dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu

kambing atau tangkur buaya.

Jamu mengandung zat bioaktif yang diyakini masyarakat dapat

menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jamu mengandung simplisia dari bahan

alam. Simplisia yang terdapat dalam jamu adalahantara lain :

1. Zingiberis rhizome

Lempuyang wangi adalah Zingiberis aromaticum L. Mengandung : minyak

atsiri seperti limonene dan zerumben. Penggunaannya sebagai anti radang,

penghilang rasa sakit, pengobatan asma, rematik dan radang lambung.

2. Phyllanthus urinarialin

Meniran adalah Phyllantnus urinarialin. Mengandung : Saponin, flanonoid,

filantin, hipopilantin dan tannin. Penggunaanya sebagai peluruh seni, peluruh

haid, diare dan demam.

3. Mimosae pudicae Folium

Daun Putri Malu adalah daun mimosa pudicae L. Mengandung Tanin 6,8%,

flavonoid, steroid/triterpenoid, sterol. Penggunaanya sebagai anti inflamasi.

4. Capsicum Frutescents L

5. Cabe rawit adalah Capsicum Frutescents L. Mengandung kapsaisin 0,02%,

alkaloid atsiri, resin, minyak lemak dan Vitamin C. Penggunaanya sebagai

stimulant dan karminatif.

Daun yang di daerah NTB oleh masyarakat sering digunakan untuk pengobatan adalah

daun salam. Tanaman salam mengandung tanin, flavonoid, dan minyak atsiri dengan

kandungan minyak sitral dan eugenol. Tanin merupakan larutan koloidal asidik, dengan

garam - garam besi, tanin membentuk senyawa larutan air yang berwarna hitam kehijaun

atau biru gelap. Tanin membentuk senyawa yang tidak dapat dicerna dan tidak larut

dengan protein, dan ini merupakan dasar penggunaannya dalam industri kulit (proses

penyamakan), pengobatan diare, gusi berdarah dan mengobati luka pada kulit (Sarker &

Luffun, 2009).

Flavonoid berada sebagai glikosida dan dalam satu kelompok dan dapat

dikatagorikan sebagai monoglikosida dan diglikosida. Saat ini lebih dari 2000 glikosida

flavon dan flavonol telah diisolasi. Sifat antioksidan flavonoid yang ada pada buah dan

sayuran segar diduga berkontribusi dalam kemampuannya untuk melindungi tubuh

terhadap penyakit jantung dan penyakit kanker (Sarker & Luffun, 2009). Minyak atsiri

dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga biji, batang atau

Page 24: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

24

kulit dan akar. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris yaitu minyak yang mudah

menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan, biasanya tidak berwarna

terutama bila masih dalam keadaan segar. Setelah terjadi proses oksidasi

makin lama akan berubah menjadi gelap, untuk memperoleh minyak atsiri harus

disimpan dalam botol berwarna gelap dan dalam keadaan yang tertutup rapat. Beberapa

minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan

analgesik, hemolitik atau enzimatik, sedatif, stimulant, untuk obat sakit perut, bahan

pewangi kosmetik dan sabun (Wahyu, 2008).

Tanaman salam lebih dikenal sebagai bumbu masakan, karena aromanya yang khas.

Tetapi tanaman salam juga merupakan salah satu alternatif obat tradisional. Kegunaan

tanaman salam menurut bagiannya adalah: kayu digunakan untuk bahan bangunan, kulit

untuk menyamak jala, akar untuk obat gatal dan daun digunakan untuk kolesterol tinggi,

kencing manis, gastritis, diare dan asam urat (Wahyu, 2008).

2.2. Kerangka Konsep

Variabel Independet Variabel dependent

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Ramuan Jamu

Khas Lombok

“Rajalom’’

Menurunkan kadar

asam urat plasma

dan urine

Obat Asam Urat

Sintetik

Diet Makanan

kaya purine

Memperbaiki sel

pada Aorta

Page 25: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

25

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

3.1.1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas ramuan khas Lombok

“Rajalom” terhadap kadar asam urat pada plasma dan urin serta mempengaruhi gambaran

histopatologi aorta pada hewan coba Rattus novergicus dengan hiperuricema diinduksi diet

tinggi kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat intraperitoneal (IP).

3.1.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

d. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” dalam menurunkan kadar asam

urat plasma pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat.

e. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” dalam menurunkan kadar asam

urat urin pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat.

f. Mengkaji aktifitas ramuan khas Lombok “Rajalom” terhadap gambaran histopatologi

aorta pada Rattus novergicus dengan hiperuricema yang diinduksi diet tinggi

kolesterol dan purin dikombinasi potasium oksonat

3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dikembangkan untuk mencari bukti ilmiah (evidence based) manfaat

ramuan tanaman obat dan jamu khas Lombok “Rajalom” sebagai antihiperuricemia, dan

menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya.

Page 26: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian untuk :

a. Penelitian pembuatan formula “Rajalom” ramuan jamu khas Lombok di

Laboratorium Farmakologi fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

b. Pemberian intervensi pada hewan coba dilakukan di laboratorium Histologi

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

c. Pemeriksaan Kadar Asam Urat darah dan Urin dilakukan di laboratorium

Hepatika Bumi Gora Provinsi NTB.

d. Pemprosesan Pembedahan untuk sediaan Histopatologi dilakukan di

Laboratorium Histologi Fakultas kedokteran Universitas Mataram.

e. Pemeriksaan sediaan Histopatologi di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit

Islam Siti Hajar Mataram.

4.2. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dari penyusunan Laporan Kemajuan

sampai dengan penyusunan laporan adalah selama 6 bulan dari bulan Juni 2016 sampai

dengan November 2016.

4.3. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental dengan desain time series studi.

Penelitian ini menggunakan hewan coba Rattus norvegicus yang diinduksi dengan diet tinggi

purin dan koleterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus. Tikus putih

dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol negatif (K 1&K2), 2 kelompok kontrol

positif (A1&A2), 4 kelompok perlakuan ramuan (R1, R2, R2, R3, R4). Tikus putih

hiperurecemia diberikan perlakuan pemberian aquades per sonde untuk kelompok kontrol

negatif, Alopurinol 1,8 mg/200 gram BB Tikus untuk kelompok kontrol positif dan kelompok

perlakuan diberikan ramuan khas Lombok “Rajalom”. Pada akhir perlakuan hari ke-8 (K1,

A1, R1 dan R3) dan ke-15 (K2, A2, R2 dan R 4) diambil sampel darah, urin dan aorta untuk

pemeriksaan kadar asam urat plasma, kadar asam urat urin dan gambaran histopatologi aorta.

Page 27: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

27

4.4. Populasi dan Sampel

4.4.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang sehat

fisik berumur 2 – 3 bulan dengan berat 250 – 300 gram.

4.4.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian tikus putih (Rattus norvegicus) yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:

1. Starin wistar, jantan, sehat, berusia 2-3 bulan dengan berat badan 250 – 300

gram.

2. Menjadi hieruricemia dengan induksi diet tinggi purin dan lemak

dikombinasi potasioum oksanat dimana kadar asam urat ≥ 3,5 mg/dl.

Kriteria eksklusi:

1. Tikus tampak sakit

2. Tikus Mati saat intervensi dilakukan

4.4.3. Besar sampel

Besar sampel (unit replikasi) dihitung berdasarkan rumus besar sampel

eksperimental dari Federer ditambah dengan faktor koreksi sebesar 25%,

sehingga total besar sampel yang akan digunakan adalah 30 ekor tikus.

Rumus perhitungan besar sampel eksperimental dari Federer (David,

2008) sebagai berikut:

Replikasi:

Keterangan:

t = Σ perlakuan (jumlah perlakuan dalam penelitian), dalam penelitian ini adalah

8 perlakuan

r = Σ replikasi

(t-1) (r-1) ≥ 15

Page 28: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

28

Jadi besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

(t-1) (r-1) ≥ 15

(8-1) (r-1) ≥ 15

7r-7 ≥ 15

7r ≥ 15 + 7

r ≥ 22

r ≥ 22 / 7 = 3,1 dibulatkan menjadi 3

Jumlah tikus putih jantan yang dibutuhkan adalah : 3 x 8 = 24 ditambahkan

faktor koreksi 25% = 24 x 25 % = 6 ekor. Total tikus putih jantan yang

digunakan adalah 24 ekor + 6 ekor = 30 Ekor.

4.4.4. Teknik pengambilan sampel

Teknik Pengambilan sampel menggunakan Non Random Purpusive Sampling.

4.4.5. Pengelompokkan sampel

Kelompok hewan coba pada dibagi secara acak menjadi 8 kelompok, meliputi

:

a. Kelompok K1 : Kelompok tikus yang diet tinggi purin dan kolesterol

dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus diberikan

akuades maksimal 0,5 ml /hari secara oral selama 7 hari sebagai

kontrol negatif dan diterminasi pada hari ke-8.

b. Kelompok K2 : Kelompok tikus yang diet tinggi purin dan kolesterol

dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus diberikan

akuades maksimal 0,5 ml /hari secara oral selama 14 hari sebagai

kontrol negatif dan diterminasi pada hari ke-15.

c. Kelompok G1 (AL): Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin dan

kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus dan

diberikan Allopurinol oral sebanyak 1,8 mg/ 200 gram BB tikus/hari

dalam 0,5 ml akuades selama 7 hari sebagai kontrol positif dan

diterminasi pada hari ke-8.

Page 29: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

29

d. Kelompok G2(AL): Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin dan

kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus dan

diberikan Allopurinol oral sebanyak 1,8 mg/ 200 gram BB tikus/hari

dalam 0,5 ml akuades selama 14 hari sebagai kontrol positif dan

diterminasi pada hari ke-15.

e. Kelompok R1(A1) : Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin

dan kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus

dan diberikan rebusan / ekstrak air ramuan jamu “Rajalom” sesuai

dosis batra pada manusia yang dikonversi dosis hewan coba (0.018)

satu kali sehari secara oral selama 7 hari sebagai kelompok perlakuan

dan diterminasi pada hari ke-8.

f. Kelompok R2 (A2) : Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin

dan kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus

dan diberikan rebusan / ekstrak air ramuan jamu “Rajalom” sesuai

dosis batra pada manusia yang dikonversi dosis hewan coba (0.018)

satu kali sehari secara oral selama 14 hari sebagai kelompok perlakuan

dan diterminasi pada hari ke-15.

g. Kelompok R3 (B1) : Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin dan

kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus dan

diberikan rebusan / ekstrak air ramuan jamu “Rajalom” 2 kali dosis

batra pada manusia yang dikonversi dosis hewan coba (0.018) satu kali

sehari secara oral selama 7 hari sebagai kelompok perlakuan dan

diterminasi pada hari ke-8.

h. Kelompok R4 (B2) : Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin dan

kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus dan

diberikan rebusan / ekstrak air ramuan jamu “Rajalom” dua dosis

batra pada manusia yang dikonversi dosis hewan coba (0.018) satu kali

sehari secara oral selama 14 hari sebagai kelompok perlakuan dan

diterminasi pada hari ke-15.

i. Kelompok R5 (C1) : Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin dan

kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus dan

diberikan rebusan / ekstrak air ramuan jamu “Rajalom” 3 kali dosis

batra pada manusia yang dikonversi dosis hewan coba (0.018) satu kali

Page 30: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

30

sehari secara oral selama 7 hari sebagai kelompok perlakuan dan

diterminasi pada hari ke-8.

j. Kelompok R6 (C2) : Kelompok tikus yang yang diet tinggi purin dan

kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB tikus dan

diberikan rebusan / ekstrak air ramuan jamu “Rajalom” 3 dosis batra

pada manusia yang dikonversi dosis hewan coba (0.018) satu kali

sehari secara oral selama 14 hari sebagai kelompok perlakuan dan

diterminasi pada hari ke-15

4.5. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas adalah dosis rebusan / ekstrak air ramuan jamu khas Lombok

“ Rajalom”.

2. Variabel terikat adalah kadar asam urat plasma, kadar asam urat urin dan

gambaran histopatologi aorta.

4.6. Definisi Operasional Variabel

1. Rebusan / ekstrak air ramuan jamu khas Lombok “Rajalom” : adalah ramuan yang

terdiri dari 10 gram daun salam, 10 gram akar alang-lang, 10 gram pegagang, dan 10

gram sambiloto yang dimasak dengan dua gelas air menjadi ¾ gelas. Pada penelitian

ini, hasil rebusan / ekstrak akan dipekatkan dengan metode freeze drying menjadi

sebut kering. Hasil ektrak akan dilarutkan dalam CMC 1 % dan diberikan per sonde

satu kali sehari sesuai kelompok hewan coba.

2. Hewan model hiperuricemia : adalah hewan model hiperuricemia adalah tikus putih

jantan strain Wistar yang dinyatakan hiperuricemia setelah diinduksi tikus yang yang

diet tinggi purin dan kolesterol dikombinasi potasium oksanat IP 42 mg/200 kkBB.

Diet tinggi purin dan kolesterol terdiri atas pakan standar yang dicampur dengan

kuning telur puyuh 10 gram, 10 gram lemak sapi, 3 gram minyak jagung, tepung

melinjo 10 gram, 10 gram margarine dalam100 gram pakan standar. Dasar pembuatan

pakan tinggi purin dan kolesterol adalah kombinasi pakan yang dibuat dan diuji pada

saat studi pendahuluan dengan studi literatur dari Restusari, dkk (2014). Diet

diberikan selama 4 minggu 28 hari), pada hari ke 28, diberikan injeksi potasium

oksanat IP 42 mg/200 kkBB. 3 jam kemudian dilakukan pengukuran pengukuran

Page 31: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

31

kadar asam urat plasma dan urine. Hewan coba dikatakan mengalami hiperuricemia

jika kadar asam urat ≥ 3,5 mg/dl Restusari, dkk (2014).

3. Kadar asam urat plasma : kadar asam urat pada hewan yang diukur menggunakan

fotometer metode, reagen asam urat dari Humman dengan Metode Uracase- PAP

Method. Kadar asam urat diukur dengan satuan mg/dl. Pemeriksaan asam urat plasma

dilakukan pada hari ke 8 pada kelompok K1,G1,R1, R3 dan R5 dan hari ke 15 pada

kelompok K2,G2,R2,R4dan R6 dengan pengambilan darah intracardiak.

4. Kadar asam urat urine : Kadar asam urat dalam urine dilakukan ilkan hanya

mengandung asam urat, kemudian pengukuran kadar diukur menggunakan fotometer

metode, reagen asam urat dari Humman dengan Metode Uracase- PAP Method.

Kadar asam urat diukur dengan satuan mg/dl Pemeriksaan asam urat plasma

dilakukan pada hari ke 8 pada kelompok K1,G1,R1, R3 dan R5 dan hari ke 15 pada

kelompok K2,G2,R2,R4dan R6. Penampungan urine akan dilakukan selama 12 jam

sebelum terminasi.

5. Gambaran Histopatologi Aorta: Aorta dibuka, direndam dalam etanol 70 %, setelah

itu dicuci dengan air mengalir. Aorta kemudian diwarnai dengan pewarna SUDAN IV

dan direndam dalam formalin 10 % dan dilakukan pemeriksaan PA menggunakan

metode Parafin. Penilaian dilakukan dengan menghitung jumlah bercak yang

berwarna merah pada sediaan.(Radjabian, et al, 2010). Untuk sediaan PA dilakukan

dengan pembacaan adanya sel Busa pada Aorta.

Page 32: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

32

4.7. Pengumpulan data

a. Pembuatan rebusan ramuan jamu khas Lombok “Rajalom” : yang terdiri dari 10

gram daun salam, 10 gram akar alang-lang, 10 gram pegagang, dan 10 gram

sambiloto yang dimasak dengan dua gelas air menjadi ¾ gelas (1 kali Dosis).

Penyediaan ramuan untuk seluruh perlakuan akan dilakukan 1 kali pada tahap

persiapan penelitian. Semua bahan ramuan yang dibutuhkan sesuai dengan dosis

kelompok, dimasak dengan volume air yang sesuai panduan Batra sehingga menjadi

¾ volume semula. Hasilnya didinginkan dan dilakukan freeze drying sehingga

terbentuk sedian berbentuk bubuk kering. Proses pembuatan ramuan dilakukan pada

laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

b. Nekropsi dan pengambilan sampel : Subyek dikurbankan dengan ether dosis letal,

selanjutnya sampel darah diambil secara intrakardiak. Rongga abdomen dibuka untuk

mengambil organ . direndam dalam etanol 70 %, setelah itu dicuci dengan air

mengalir. Aorta kemudian diwarnai dengan pewarna SUDAN IV dan direndam dalam

formalin 10 % untuk di buat sediaan PA. Pembuatan sediaan Histopatologi,

pemeriksaan dan pembacaan dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSI Siti

Hajar Mataram.

c. Pemeriksaan kadar asam urat plasma dan urine : Darah yang dipisahkan dan diambil

plasmanya serta urine yang sudah dilakukan deproteinisasi / preparasi menggunakan

larutan TCA di periksa kadar asam urat menggunakan fotometer dan reagen asam urat

dari Humman. Metode yang digunakan : Uracase-PAP Method.

Prinsip : Uric acid + O2 + 2 H2O uricase

Allantoin + CO2 + H2O2

2 H2O2 + DCHBS + PAP Proxidase

Quinoneimine + HCl +4 H2O

Sampel : Serum, plasma heparin atau EDTA, Urine

Alat dan Bahan : Tabung + rak, Dispenser + tip, Pipet ukur dan tissue, Tissue

dan photometer.

Page 33: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

33

Cara Kerja :

Dipipet ke dalam tabung reaksi :

Blanko Standar Sampel

Sampel - - 20l

Standart - 20l -

Reagen 1000

l

1000 l 1000 l

Campur dan inkubasi pada suhu 250C selama 10 menit, Baca pada

potometer = 546 nm. Std = 6 mg/dl, optimum reaksi 15 menit.

Nilai Normal pada tikus putih : ≤ 3 mg/dl

(Gandasoebrata, 2010).

4.8. Analisa Data

Data yang dikumpulkan dianalisa statistik menggunakan Anova jika data berdistribusi

normal dan homogen atau Kruskal-Wallis jika data tidak berdistribusi normal dan homogen.

4.9. Etika Penelitian

Etik penelitian akan di ajukan ke komite etik Fakultas Kedokteran Universitas

Mataram.

Page 34: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN

5.1.1. Pembuatan Rajalom.

Pembuatan rebusan ramuan jamu khas Lombok “Rajalom” : yang terdiri dari 10 gram

daun salam, 10 gram akar alang-alang, 10 gram pegagang, dan 10 gram sambiloto yang

dimasak dengan dua gelas air menjadi ¾ gelas (Dosis I). Penyediaan ramuan untuk

seluruh perlakuan akan dilakukan 1 kali pada tahap persiapan penelitian. Semua bahan

ramuan yang dibutuhkan sesuai dengan dosis kelompok, dimasak dengan volume air

yang sesuai panduan Batra sehingga menjadi ¾ volume semula. Hasilnya didinginkan

dan dilakukan freeze drying sehingga terbentuk sedian berbentuk bubuk kering. Proses

pembuatan ramuan dilakukan pada laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Mataram. Adapun gambar dan hasil ramuan “Rajalom” seperti ditunjukkan

pada gambar 5.1,5.2,5.3,5.4,5.5 dan 5.6.

Gambar 5.1. Tanaman Pegagan

Gambar 5.2. Daun Sambiloto

Page 35: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

35

Gambar 2. Daun Salam

Gambar 5.3. Akar alang - alang

Gambar 5.4. Daun salam

Gambar 5.5. Air Rebusan Rajalom

Page 36: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

36

Gambar 5.6. Rajalom yang dibekukan siap untuk di Frezeer dalam bentuk bubuk

5.1.1.2 Kasar Asam Urat Plasma

Tabel 5.1 Rerata kadar asam urat plasma hewan coba sebelum perlakuan dan setelah

perlakuan 7 dan 14 hari

Kelompok

Asam urat plasma perlakuan

selama 7 hari (mg/dL)

Asam urat plasma

perlakuan selama 14 hari

(mg/dL)

Sebelum

perlakuan

Setelah

perlakuan

Sebelum

perlakuan

Setelah

perlakuan

Kontrol Negatif 4,95±0,071 4,75±0,071 4,95±0,071 4,85±0,071

Kontrol

Allopurinol 4,60±1,200 1,60±0,458 7,25±5,586 0,80±0,283

Dosis I 9,30±6,255 2,67±2,060 7,70±3,604 1,75±0,778

Dosis II 4,17±1,290 1,50±0,566 8,33±7,506 1,95±0,919

Dosis III 5,87 ±3,075 1,53±1,097 3,50±2,830 1,9±0,141

Berdasarkan data pada tabel di 5.1. terlihat adanya penurunan kadar asam urat plasma

pada masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol Allopurinol pasca induksi dengan

makanan tinggi purin/sebelum diberikan perlakuan dengan setelah perlakuan selama 7 dan 14

hari. Kadar Asam urat tetap tinggi pada kelompok kontrol negative yang hanya diberikan

pakan standart dan aquadest.

Page 37: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

37

Tabel 5.2 Porsentase Penurunan kadar asam urat plasma hewan coba pada

kontrol Allopurinol dan perlakuan setelah perlakuan 7 dan 14

Kelompok

% Penurunan Asam Urat Plasma

Setelah Perlakuan

Setelah hari ke 7 setelah hari ke 14

Kontrol Allopurinol 65,22 89,00

Dosis I 71,33 77,27

Dosis II 64,00 76,60

Dosis III 73,86 45,70

Data pada tabel 5.2 menunjukkan porsentase penurunan kadar asam urat plasma pada hewan

coba setelah perlakuan dibandingkan dengan sebelum perlakuan. Pada tabel di atas, terlihat

bahwa porsentase penurunan kadar asam urat plasma tertinggi diperoleh pada kelompok

kontrol positif /Allopurinol, yaitu mencapai 89 %, pasca pemberian selama 14 hari.

Porsentase penurunan kadar asam urat plasma terendah didapatkan pada kelompok dosis III,

setelah pemerian perlakuan, yaitu rebusan jamu RAJALOM selama 14 hari. Persentase

penurunan kadar asam urat pada kelompok lain, berkisar antara 64,00 % sampai dengan

77,27 %. Kondisi ini menunjukkan kecenderungan potensi jamu RAJALOM dalam

menurunkan kadar asam urat plasma.

Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh “Rajalom” terhadap kadar asam urat dalam

plasma, berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan sebaran data tidak normal, sehingga uji

hipotesis menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis. Hasil uji dapat dilihat pada tabel

5.3.

Tabel 5.3. Hasil Uji Hipotesis dengan Kruskal Wallis

Kelompok (Hari) Asymp. Sig.

Setelah hari 7 0,693

Setelah hari ke 14 0,244

Hasil Uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

perlakuan, baik Allopurinol maupun jamu “Rajalom” selama 7 dan 14 hari dalam

menurunkan kadar asam urat plasma pada hewan coba. Namun secara porsentase terdapat

penurunan yang sangat berarti dari pemberian “Rajalom”.

Untuk melihat pengaruhnya pada masing-masing kelompok, maka dilajutkan dengan

uji Wilcoxon.

Page 38: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

38

5.4. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon

Kelompok

Sebelum perlakuan

dan setelah 7 hari

pelakuan

Sebelum perlakuan

dan setelah 14 hari

pelakuan

Kontrol alopurinol 0.109 0.180

Dosis I 0.109 0.180

Dosis II 0.180 0.180

Dosis III 0.109 0.180

Hasil Uji Wilcoxon sebagaimana dijabarkan dalam tabel 4.4, tidak ada perbedaan

yang signifikan kadar asam urat plasma sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing

kelompok.

5.1.1.3 Kadar Asam Urat Urin

Untuk melihat pengaruh pemberian pelakuan terhadap ekskresi asam urat, amak

dilakukan pengukuran kadar asam urat urin. Hasil pengukuran kadar asam urat urin hewan

coba dapat dilihat pada tabel berikut:

5.5 Rerata Kadar Asam Urat Urin hewan coba setelah perlakuan

Kelompok

Asam urat urin

setelah pelakuan

selama 7 hari

(mg/dL)

Asam urat urin

seteah perlakuan

selama 14 hari

(mg/dL)

Kontrol alopurinol 4,65 NA

Dosis I 8,9 8,9*

Dosis II 4,9* 3,7

Dosis III NA 73

Keterangan :

* = hanya terdapat 1 sampel urin

NA = tidak dapat dilakukan pengukuran

Data pada tabel 5.5 tidak dapat simpulkan, karena tidak lengkap dan pada beberapa kelompok

dosis, hanya didapatkan 1 sampel urin.

5.1.1.4 Gambaran Histopatologi aorta

Gambaran Makroskopis aorta hewan coba pada semua kelompok perlakuan setelah perlakuan

7 dan 14 hari, tidak ditemukan plak ateroskelrosis. Hasil pemeriksaan mikroskopis, juga tidak

terdapat plak aterosklerosis dan sel busa pada semua sediaan aorta hewan coba setelah

Page 39: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

39

perlakuan 7 dan 14 hari. Adapun gambar dari hasil Histopatologi aorta dapat dilihat pada

gambar 5.7 s.d 5.10.

Gambar 5.7. Potongan Histopatologi Aorta yang diberikan Alopurinol

Gambar 5.8. Potongan Histopatologi Aorta yang diberikan “Rajalom” Dosis III

Gambar 5.9. Potongan Histopatologi Aorta yang diberikan “Rajalom” Dosis II

Page 40: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

40

Gambar 5.10. Potongan Histopatologi Aorta yang diberikan “Rajalom” Dosis I

5.2.PEMBAHASAN

5.2.1. Potensi jamu/ramuan Rajalom dalam menurunkan kadar asam urat plasma pada

hewan coba.

Penelitian ini ingin membuktikan potensi jamu Rajalom yang komposisinya terdiri

atas daun salam, daun sambiloto, pegagang dan akar alang-alang dalam menurunkan kadar

asam urat dan mencegah terjadinya komplikasi aterosklerosis pada hewan coba. Pada

penelitian ini juga dilakukan eksplorasi dosis ramuan, untuk mencari dosis yang lebih efektif.

Pada penelitian ini, induksi hiperuricemia yang awalnya akan menggunakan kombinasi diet

tinggi lemak/purin dan pottasium oksanat IP dimodifikasi menjadi hanya pemberian diet

tinggi lemak/purin saja. Diet tinggi purin dengan komposisi pakan standar, tepung melinjo,

telur puyuh, lemak sapi dan margarine, selama 3 minggu, terbukti mampu meningkatkan

kadar asam urat plasma hewan coba. Penelitian lain juga membuktikan, pemberian pakan

tinggi lipid, mampu meingkatkan kadar asam urat plamsa, seperti pada penelitian oleh

Restusari, dkk (2014), dimana pemerian pakan berupa homogenate hati sapi 3% BB selama

21 hari,mampu meningkatkan kadar asam urat plasma tikus.

Hasil penelitian ini menunjukkan potensi jamu/ramuan Rajalom pada berbagai dosis

dan lama pemberian 7 dan 14 hari dalam mampu menurunkan kadar asam urat plasma pada

hewan coba. Pada dosis I (Batra) yang merupakan dosis digunakankan secara turun -temurun,

penurunan kadar asam urat setelah 7 dan 14 hari pemberian, mampu menurunkan 6,63 mg/dl

dan 5,95 mg/dl. Jika dibandingkan dengan kadar asam urat plasma sebelum pemberian jamu,

porsentase penurunnya mencapai 71,33 dan 77,27 %. Pada dosis II, dimana dosis

Page 41: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

41

ditingkatkan menjadi 2 kali dosis Batra, rerata penuruna kadar asam urat plasma 2,67 mg/dl

dan 6,38 mg d/ atau sebesar 64 % dan 76,60 % jika dibandingkan kadar asam urat sebelum

perlakuan, pada pemberian 7 dan 14 ramuan. Dosis III, yaitu dengan konsentrasi bahan 3 kali

dosis Batra, didapatkan porsentase penurunan lebih tinggi setelah pemberian ramuan 7 hari,

dibandingan dengan setelah 14 hari, yaitu 73,86 % dan 45,7 %. Porsentase penurunan kadar

asam urat plasma hari ke 7, lebih tinggi pada kelompok ramuan dibandingkan dengan

kelompok kontrol Allopurinol, namun pasca hari 14, penurunan kelompok Allopurinol

mencapai 86 %.

Pada Uji Hipotesis Kruskall Wallis, tidak terbukti adanya hubungan yang signifikan

antara pemberian Allopurinol dan peningkatan dosis ramuan dengan kadar asam urat plasma

hewan coba, baik setelah pemberian 7 hari, maupun setelah 14 hari. Pada uji dengan LSD,

tidak terdapat perbedaan kadar antara kelompok kontrol positif/Allopurinol dengan semua

kelompok ramuan, dan antara sesama kelompok ramuan, baik sebelum pemberian perlakuan,

maupun setelah 7 dan 14 hari perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa efek ramuan Rajalom,

setara dengan Allopurinol yang merupakan obat standar dalam penatalaksanaan

hiperurisemia.

5.2.2. Hasil pengukuran kadar asam urat dalam urine.

Hasil pengukuran kadar asam urat dalam urine, tidak dilakukan analisa, karena tidak

semua kelompok dapat diambil sampel urinnya. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan

sampel urin dengan menampung urin yang dieksresikan oleh hewan coba, namun, sebagain

besar urin telah terkontaminasi dengan dengan feses. Pengambilan sampel urin intravesica

urinaria tidak dapat dilakukan, saat pembedahan vesica urinaria dalam keadaan kosong.

Pengukuran kadar sama urat urin, dapat menunjukkan jumlah asam urat yang terekskresi

melalu urin. Peningkatan kadar asam urat plasma / hiperuricemia dapat disebabkan oleh

peningkatan produksi dan atau penurunan ekskresi. Pengukuran kadar urin juga dapat

memberikan petunjuk efek ramuan dan obat standar dalam mempengaruhi eksresi asam urat.

Salah satu dampak jangka panjang dari hiperuricemia adalah dapat memicu kelaian

pada sistem kardiovaskuler, salah satunya adalah aterosklerosis. Pada penelitian oleh

Radjabian, et al (2009), pemberian makanan tinggi koleterol dengan menambahkan 1 gram

kolesterol pada pakan standar kelinci selama 2 bulan, mampu menimbulkan plak

aterosklerosis pada aorta hewan coba. Dalam Zaragoza, et al (2011), dikatakan bahwa hewan

coba tikus mempunyai ciri, jika diinduksi untuk terbentuknya plak ateroskerosis, umumnya

tidak terbentuk plak pasca induksi, namun berguna untuk penelitian tentang renostenosis.

Pada penelitian, tidak terbentuknya plak ateroskelrosis diduga akibat lama induksi yang

Page 42: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

42

pendek dan sifat dari dari hewan coba, sebagaimana yang dinyatakan dalam Radjabian et al

(2009) dan Zragoza, et al (2011).

Allopurinol merupakan substrat santin oksidase dan dieliminasi melalui ginjal

terutama sebagai oksipurinol (Schunack et al, 1990). Allopurinol dapat dimetabolisme oleh

xantin oksidase, namun tidak membentuk hasil akhir asam urat, sehingga proses metabolimse

purin menjadi asam urat teralihkan. Allopurinol yang memiliki waktu paruh dalam plasma

sekitar 40 menit, dihidrolisis oleh santin oksidase menjadi metabolit (Mutschler, 1991).

Metabolit Allopurinol -1-ribonukleotida, yang dapat dinyatakan kecil dalam ekstrak organ,

mungkin bertanggungjawab untuk inhibisi tambahan dari sintesis de novo purin (Schunack et

al, 1990). Melalui penghambatan xantin oksidase maka hipoksantin dan santin diekskresi

lebih banyak dalam urin sehingga kadar asam urat dalam darah dan urin menurun (Mutschler,

1991).

5.2.3. Kandungan masing – masing ramuan Rajalom.

Ramuan Rajalom mempunyai bahan dasar yang telah diteliti secara terpisah mampu

mengandung senyawa yang mampu menurunkan kadar asam urat. Daun salam (Syzygium

polyanthum) mengandung senyawa seperti tanin, flavonoid, lakton, saponin, steroid,

triterpenoid, eugenol, vitamin C, A, tiamin, niacin, riboflavin, B12, dan asam folat

(Taufiqurrohman, 2015). Akar alang-alang (Imperata cylindrica) mengandung tannin,

flavonoid, saponin, dan alkaloid dan alkaloid dan steroid (Jayalakshmi,et al., 2010;

Parvathyet al., 2012; Krishnaiah, et al., 2009). Pegagang (Cantella asiatica) mengandung

senyawa antara lain alkaloid, saponin, steroid, terpenoid. Alkaloid dalam pegagang

didindikasikan mampu menghambat xantin oksidase (Sugianto). Daun sambiloto

mengandung antara lain flavonoid turunan flavon yaitu hidroksi flavon (Septianingsih dkk,

2012).

Salah satu kandungan dalam bahan dasar Rajalom adalah kelompok flavonoid.

Kemampuan senyawa tersebut dalam menurunkan asam urat adalah dengan mekanisme

hambatan terhadap aktivitas xantin oksidase pada basa purin sehingga akan menurunkan

produksi asam urat. Pat Hal ini sesuai dengan pendapat Cos et al tahun 1989 bahwa dari

harga IC 50 flavonoid menyatakan bahwa 50% penghambatan xantin oksidase sama dengan

50% penurunan produksi asam urat. Jenis flavonoid yang berperan dalam mekanisme

penghambatan enzim xantin oxidase adalah flavon dan flavonol (Cos et.al., 1998).

Menurut Cos, et la (1989), kapasitas penghambatan xantin oksidase oleh flavolonid,

terkait dengan strukturnya. Kelompok hidroxyl pada C-5 dan C-7 dan adanya ikatan ganda

antara C-2 dan C-3, mempunyai kapasitas penghambtan xantin oksidase paling kuat. Flavon

Page 43: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

43

memperlihatkan kapasits penghambatan sedikit lebih tinggi dari flanonols. Berdasarkan

kapasitas penghambatan terhadap xantin oksidase dan efek superoxide scavengers, flavonoid

dikelompokkan atas 6 kelompok. Kelompok A merupakan yang paling kuat. Quarcetin juga

mampu menghambat xantin oksidase dengan kuat, dan masuk kategori A.

Kadar total fenolik daun salam mencapai 614.70 mg GAE/100 gram simplisia (Dewi,

2012). Flavonoid yang aman untuk dikonsumsi adalah sebesar 20-240 mg per hari. Rentang

dosis ini tidak memberikan efek samping yang merugikan kesehatan (Skibola C dan Smith

MT, 2009). Penelitian lain menemukan bahwa pemberian flavonoid jenis quercetin pada

hewan coba tikus sebesar 2000 mg/kgBB per hari meningkatkan keparahan dari keganasan

epitel tubular ginjal (Harwood et al.A . 2007).

Flavonoid merupakan senyawa yang mudah rusak akibat suhu. Flavonoid (fenol)

memiliki suhu optimal 00 C – 65

0C (Putri, dkk, 2014). Pada penelitian, ramuan dimasak pada

suhu yang lebih 650C dalam jangka waktu yang lama. Hal ini diduga berpengaruh terhadap

hasil penelitian ini.

Page 44: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.KESIMPULAN

a Pemberian Ramuan jamu dari Lombok Rajalom selama 7 dan 14 hari mampu

menurunkan kadar asam urat plasma hewan coba dengan rentang antara dan 45,7

%- 77,27 %, sedangkan pada kelompok kontrol positif / Allopurinol mampu

menurunkan sampai dengan 86 % pada hari ke 14.

b Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan terhadap

kadar asam urat plasma hewan coba pada hari ke 7 dan hari ke 14.

c Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat plasma hewan

coba sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan antara kelompok kontrol

positif dengan kelompok perlakuan.

d Permeberian induksi dengan pakan tinggi lemak/purin selama 3 minggu pada

hewan coba tikus (Rattus Novergicus) tidak menimbulkan terbentuknya plak

aterosklerosis.

6.2. SARAN

a Perlu dilakukan uji kadar dan jenis flavonoid yang terdapat dalam ramuan khas

Lombok Rajalom pada berbagai jenis suhu.

b Perlu penelitian lebih lanjut mengenai uji Toksisitas dan uji klinik dari ramuan

Rajalom.

Page 45: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

45

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pegawas Obta dan Makanan, 2013. Dokumentasi Ramuan Etnomedisin Obat Asli

Indonesia, edisi Khusus

Dalimartha, Setiawan. 2003. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Penebar Swadaya:

Jakarta.

Dhianawaty D, Ruslin, 2015. Kandungan Total Polifenol Dan Aktivitas Antioksidan Dari

Ekstrak MetanolAkar Imperata Cylindrica (L) Beauv. (Alang-Alang). MKB, Volume 47

No. 1

Harwood et al.A . 2007. Critical Review Of The Data Related To The Safety Of Quercetin

And Lack Of Evidence Ofin Vivo Toxicity, Including Lack Of Genotoxic/Carcinogenic

Properties.Elsevier.45: 2179–2205.

Huang DJ et al. 2004. Antioxidant And Antiproliferative Activities Of Water Spinach

(Ipomoea Aquatica Forsk) Constituents. 4. 46: 99-106.

Jayalakshmi S, Patra A, Lal VK, Ghosh AK, 2010. Pharmacognostical Standardization Of

Roots Of Imperata Cylindrica Linn(Poaceae), Journal of Pharmaceutical Research and

Sciences. 2(8): 472-476.

Kosasih, E.N, A.S. Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, E/2.

Karisma Publising Group: Tangerang.

Krisnatuti, Diah, dkk. 1997. Perencanaan Menu untuk Penderita gangguan Asam Urat.

Penebar Swadaya: Jakarta.

Muhamad, As’adi. 2010. Waspadai Asam Urat. Diva Press: Yogyakarta.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi , Edisi

Kelima, ITB, Bandung, 217-221

Putri, Dwi Desmiyeni dkk , 2014. Kandungan Total Fenol dan Aktivitas Antibakteri Kelopak

Buah Rosela Merah dan Ungu Sebagai kandidat Feed Additive Alami Pada Broiler. Jurnal

Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (3:174-180 )

Purwadianto A, 2010. Jamu Menjadi Tuan Rumah Di Negeri Sendiri. Kementerian Kesehatan

RI.http://www.depkes.go.id/article/print/1204/jamu-menjadi-tuan-rumah-di-negeri-

sendiri.html

Sarker, Satyajit D & Nahar Lufun, 2009. Kimia untuk mahasiswa farmasi bahan kimia

organik, alam dan umum . Pustaka Pelajar. Jakarta

Schunack, W., Mayer, and K., Manfred, H., 1990, Senyawa Obat Kimia Farmasi,

diterjemahkan oleh Joke, Witlmena dan Soebita, S., Gajah Mada University Press,

Yogyakarta

Page 46: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

46

Skibola C dan Smith MT. 2009. Potential Health Impacts Of Excessive Flavonoid

Intake.Elsevier. 29(3/4): 375–383.

Utami, Prapti dan Tim Lentera. 2006. Tanaman Obat untuk Mengatasi Rematik dan Asam

Urat. Agromedia Pustaka: Tangerang.

Wahyu, Indah Utami, 2008. Efek fraksi air ekstra etanol daun salam (Syzygium polyanthum

Wight terhadap penurunan kadar asam urat pada mencit putih (Mus musculus) jantan

galur BALB-C yang diinduksi dengan kalium oksanat. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta .

Zaragoza, Carlos et al; 2011. Review Article, Animal Models of Cardiovascular Diseases,

Journal of Biomedicine and Biotechnology, Volume 2011.

Page 47: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

47

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

a. Hasil Pembuatan pakan Hiperuresemia dan Hiperkholesterol

Gambar 1. Biji Melinjo dengan kulit

Gambar 2. Biji Melinjo tanpa kulit

Gambar 3. Tepung biji melinjo dan telur puyuh

Page 48: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

48

Gambar 4. Proses pencampuran pakan Hiperurecemia dan Hiperkolesterol

Gambar 5. Pencetakkan Pakan Hiperuresia dan hiperkolesterol

Gambar 6. Proses Pengovenan pakan Hiperuresia dan Hiperkolesterol

Page 49: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

49

Gambar 7. Biskuit Pakan Hiperuresimia dan Hiperkolesterol

b. Aklimatisasi dan Terminasi Hewan Coba

Gambar 8. Hewan coba tikus putih

Page 50: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

50

Gambar 9. Proses Terminasi Hewan Coba untuk pengambilan darah dan Aorta

Gambar 10. Pengambilan Aorta

Gambar 11. Proses Fiksasi Jaringan untuk sampel pemeriksaan PA

Gambar 12. Koleksi Urine Hewan coba untuk pemeriksaan Asam urat

Page 51: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 353 /Analis Kesehatan LAPORAN ...poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/SEDIAAN-“RAJALOM... · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING ... Rattus

51

Gambar 13. Koleksi Darah Hewan coba untuk pemeriksaan Asam urat