Kode Perkiraan Akuntansi

9
Kode Perkiraan Akuntansi Kode perkiraan akuntansi perlu dicantumkan dalam pencatatan akuntansi, tujuannya adalah untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap perkiraan. Oleh karenanya kode perkiraan akuntansi hendaknya mempunyai kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan perkiraan akuntansi baru tanpa mengubah kode perkiraan akuntansi yang sudah ada. Jenis-jenis Kode Perkiraan Akuntansi Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan, pemberian kode perkiraan akuntansi sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksitas transaksi yang terjadi akan menyebabkan semakin banyak kode perkiraan akuntansi yang akan digunakan. Terdapat beberapa kode perkiraan akuntansi yang dapat digunakan biasanya seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam pembahasan ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode perkiraan akuntansi yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. 1. Kode Numerial. Merupakan cara pengkodean perkiraan akuntansi berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Contoh: Kode Perkiraan Akuntansi Numerial

description

Kode Perkiraan Akuntansi

Transcript of Kode Perkiraan Akuntansi

Page 1: Kode Perkiraan Akuntansi

Kode Perkiraan AkuntansiKode perkiraan akuntansi perlu dicantumkan dalam pencatatan akuntansi, tujuannya adalah untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap perkiraan. Oleh karenanya kode perkiraan akuntansi hendaknya mempunyai kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan perkiraan akuntansi baru tanpa mengubah kode perkiraan akuntansi yang sudah ada.

Jenis-jenis Kode Perkiraan Akuntansi

Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan, pemberian kode perkiraan akuntansi sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksitas transaksi yang terjadi akan menyebabkan semakin banyak kode perkiraan akuntansi yang akan digunakan.

Terdapat beberapa kode perkiraan akuntansi yang dapat digunakan biasanya seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam pembahasan ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode perkiraan akuntansi yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal.

1. Kode Numerial. Merupakan cara pengkodean perkiraan akuntansi berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.Contoh: Kode Perkiraan Akuntansi Numerial

2. Kode Desimal. Merupakan cara pemberian kode perkiraan akuntansi dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.

Page 2: Kode Perkiraan Akuntansi

Kode Kelompok. Merupakan cara pemberian kode perkiraan akuntansi dengan mengelompokkan perkiraan akuntansi. Setiap kelompok akun diberi nomor kode masing-masing.

Sebagai contoh :Perkiraan piutang usaha termasuk kelompok perkiraan aktiva diberi nomor 1 untuk aktiva. Kemudian termasuk golongan perkiraan aktiva lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis aktiva lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 2, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 112.Agar lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

Page 3: Kode Perkiraan Akuntansi

Kode Blok. Merupakan pemberian kode perkiraan akuntansi dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok perkiraan akuntansi. Misalnya aktiva diberikan nomor 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal diberikan nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Biaya diberi nomor 500 - 599.Agar lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

AKUN(PERKIRAAN)            Akun (perkiraan) adalah formulir (media) / kartu yang digunakan untuk mengelompokkan transaksi – transaksi yang sejenis ke dalam suatu nama kelompok transaksi dan tempat untuk mencatat penambahan serta pengurangan yang terjadi dalam kelompok tersebut.Dalam system pencatatan, kita menggunakan system “Akuntansi Berpasangan” (Double Entery Accounting), yang artinya bahwa setiap transaksi akan selalu dicatat di dalam 2 perkiraan/lebih dengan jumlah debit dan kredit yang seimbang.        Bentuk – bentuk akun atau perkiraan :

1)      Bentuk T (T form) atau Skontro

Page 4: Kode Perkiraan Akuntansi

2)      Bentuk 2 kolom atau 2 lajur3)      Bentuk 3 kolom atau 3 lajur4)      Bentuk 4 kolom atau 4 lajur

Bagan / unsur – unsur akun (perkiraan) :1)      Nama akun, contoh: aktiva, kewajiban, modal2)      Tempat untuk mencatat penambahan yang terjadi pada akun3)      Tempat untuk mencatat pengurangan yang terjadi pada akun  

Debit adalah sisi sebelah kiri akun. Apabila didebit, berarti pada sisi sebelah kiri tersebut ditulis atau dicatat suatu jumlah tertentu.Kredit adalah sisi sebelah kanan akun. Apabila dikredit, berarti pada sisi sebelah kanan tersebut ditulis atau dicatan suatu jumlah tertentu.TATA PERKIRAAN (KODE AKUN)            Untuk setiap perkiraan diberi kode perkiraan tertentu atau kode akun. Pemberian kode perkiraan atau kode akun bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pencatatan (pembukuan) ke dalam setiap perkiraan/akun. Tiap perkiraan diberi kode yang sesuai dengan kelompoknya (klasifikasinya). Kode pembukuan atau diringkas dengan “KP” (Posting Reference disingkat “PR” atau “Ref” ).            Dalam pelaksanaannya, pemberian kode tersebut dapat ditentukan dengan memilih salah satu cara berdasarkan kebijaksanaan masing – masing pengelola perusahaan. Untuk jelasnya, pemberian kode perkiraan itu dapat diberikan dengan sistem sebagai berikut :

1)      Numerical (numerial), artinya memberikan penomoran. Pada sistem ini, pemberian kode terhadap perkiraan dapat dilakukan secara mudah dan bebas. Setiap perkiraan dapat diberikan nomor dengan aturannya sendiri.Misalnya :

1.      Kas2.      Piutang dagang3.      Perlengkapan kantor4.      …………….dst.2)      Decimal, artinya pada sistem inisetiap perkiraan diberikan kode dengan menggunakan dasar angka

Sepuluh Digit, yaitu dari angka 0 sampai 9. Angka paling depan digunakan sebagai penunjuk golongan pokok. Selanjutnya untuk tiap anak golongan ditambah angka lagi.Misalnya :

5.      Biaya5.0 Biaya Penyediaan Jasa      5.0.1.   Gaji      5.0.2.   Upah      5.0.3.   Bonus      5.0.4.   Komisi                  5.0.4.1.  Komisi Perantara                  5.0.4.2.  Komisi Agen5.1 Biaya Administrasi      5.1.0.   Gaji      5.1.1.   Perlengkapan      5.1.2.   Telepon                  Dst.

Page 5: Kode Perkiraan Akuntansi

3)      Mnemonic, artinya mudah diingat. Jadi pada sistem ini pemberian kode dilakukan dengan tanda yang mudah diingat. Namun biasanya pada sistem Mnemonic kode perkiraan yang digunakan adalah huruf – huruf. Paling lazim digunakan inisial dari suatu kata.Misalnya : “A” untuk Aktiva                  “H” untuk Hutang                  Dan seterunya.Kesulitan yang akan ditemukan pada sistem ini adalah jika ada kata yang inisialnya sama dengan inisial kata perkiraan yang lain harus dibuat kode lain. Misalnya saja jika perusahaan menyebutkan Aktiva sebagai Harta, maka inisialnya “H”, jafi tentunya untuk hutang harus dibuat sebutan lain. Jalan keluarnya untuk hutang Kewajiban, sehingga inisialnya “K”. atau cara lain dengan menggunakan kode tambahan yang mudah diingat.

4)      Kombinasi huruf dan angka, artinya pada sistem ini setiap perkiraan diberi kode dengan menggunakan huruf dan nomor. Keduanya dipadukan untuk membentuk kode tertentu.Misalnya: Hutang Gaji Bagian Umum diberi kode H 1-21. H menunjukkan Hutang; 1 menunjukkan golongan hutang; 21 menunjukkan bagian tertentu yang berhubungan dengan kejadian hutang tersebut.                  Dari ke empat cara di atas yang peling sering digunakan dalam prakteknya adalah cara decimal. Pada dasarnya pembuatan kode untuk tiap perkiraan klasifikasinya disesuaikan dengan pengelompokan dan urutan perkiraan dalam Neraca dan Laporan Laba-Rugi, seperti pada contoh di bawah ini :

1.      Harta1.1.                        Kas1.2.                        Wesel TAgih1.3.                        Piutang Dagang1.4.                        Perlengkapan Kantor1.5.                        Sewa Dibayar di Muka1.6.                        Peralatan1.7.                        Akumulasi Penyusutan Peralatan          2.      Hutang2.1.                        Wesel Bayar2.2.                        Hutang Dagang2.3.                        Hutang Bank2.4.                        Hutang Bank2.5.                        Hutang Pajak2.6.                        Hutang gaji3.      Modal

Perusahaan perseorangan:3.1.                        Modal Sudirman3.2.                        Prive Sudirman3.3.                        Ikhtisar Laba-rugi

Persekutuan (Firma/CV):3.1.1.   Modal Abdi3.1.2.   Modal Dedi3.1.3.   Modal Samun3.2.1.   Prive Abdi3.2.2.   Prive Dedi3.2.3.   Prive Samun

Page 6: Kode Perkiraan Akuntansi

3.3.3.   Ikhtisar Laba-RugiPerseroan Terbatas:3.1.      Modal Saham            3.1.0.   Saham Biasa            3.1.1.   Saham Istimewa (Preferent)3.2.      Cadangan3.3.      Laba tidak dibagi 

4.      Penghasilan (Pendapatan)4.1.                        Penghasilan usaha Jasa(Penjualan)4.2.                        Penghasilan Lain – lain5.      Biaya – biaya5.1.                        Biaya gaji5.2.                        Biaya Perlengkapan5.3.                        Biaya sewa5.4.                        Biaya penyusutan5.5.                        Biaya Bunga5.6.                        Biaya5.7.                        Biaya Rupa – rupa

PENGARUH TRANSAKSI PADA PERKIRAAN(AKUN)            Setiap transaksi keuangan yang terjadi akan menambah atau mengurangi nilai atau jumlah uang yang tercantum pada sisi debit atau kredit perkiraan – perkiraan tertentu. Pada dasarnya, naik turun atau penambahan dan pengurangan jumlah/ nilai uang pada sisi debit dan kredit secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

Nama Perkiraan Bertambah di Berkurang di Saldo Normal

Harta / Kekayaan Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit

Hutang/ Kewajiban Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit

Modal Sebelah Kredit Sebelah debit Kredit

a.   Pengambilan Pribadi(Prive)

b.      Dividen

Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit

Penghasilan/pendapatan Sebelah Kredit Sebelah Debit Kredit

Biaya - biaya Sebelah Debit Sebelah Kredit Debit

Kode Perkiraan

Dalam sistem akuntansi, kode perkiraan atau kode rekening (chat of account) mutlak

diperlukan, pengelolaan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk

mencatat, mengklasifikasikan, meyimpan dan mengambil data keuangan. Dalam hal tertentu

kode rekening akan sangat mengurangi pekerjaan penulisan identitas rekening.

Page 7: Kode Perkiraan Akuntansi

Pemberian kode rekening umumnya didasarkan pada rerangka pemberian kode tertentu,

sehingga memudahkan pemakai dalam penggunaannya. Pemberian kode rekening tidak

dimaksudkan agar pemakai menghafalkan kode-kode rekening yang disusun, namun untuk

memudahkan pemakai mengikuti rerangka logika pemberian kode rekening, sehingga dapat

menggunakan rekening yang disusun untuk pemberian identifikasi transaksi yang terjadi

dalam perusahaan.

Ada 4 metode pemberian kode rekening:

1. Kode Angka Urut

2. Kode Angka Blok

3. Kode Angka Kelompok

4. Kode Angka Bertingkat

Dalam program SIAP metode pemberian kode rekening apapun dapat dipakai, tetapi

disarankan untuk memakai metode nomor 4, yaitu Kode angka bertingkat.. Metode ini

sangat fleksibel terhadap adanya perkembangan dan penambahan kode baru akibat

berkembangnya usaha, juga bisa dibuat sangat detail, contoh kode bertingkat (sampai 9

tingkat) adalah sebagai berikut::

Kode Nama Perkiraan Level

---------------- ----------------------- --------

1 Aktiva 1

1.01 Aktiva Lancar 2

1.01.01 Kas Dan Bank 3

1.01.01.01 Kas 4

1.01.01.01.01 Kas Besar 5

1.01.01.01.02 Kas Kecil 5

1.01.01.02 Bank 4

1.01.01.02.01 Bank Mandiri 5

1.01.01.02.02 Bank BNI 5 master data

Tampilan Program Kode Perkiraan

Page 8: Kode Perkiraan Akuntansi

Penyusunan kode perkiraan sebaiknya dibuat secara detail agar buku besar yang dihasilkan

dapat juga digunakan sebagai alat kontrol. Rekap setiap kode perkiraan bisa ditampilkan

dalam kolom bulan sehingga transaksi setiap bulan bisa dibandingkan master data