Klp3. Alk-Analisis Aktivitas Investasi

47
“ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI” Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Disusun Oleh: (12.401.008) RABIATUL ADAWIAH (12.401.013) UFTHI AULIA MAINGAK (12.401.051) DEVI CLARA (12.401.071) HUDSAIFAH ABD. YAMAN (12.401.092) AHMAD REINALDI (12.401.195) FADEL RAHMAN (12.401.219) KASMIRAWATI KELOMPOK 3 Kelas: AK.5.1

description

analisis laporan keuangan subramanyam edisi 10

Transcript of Klp3. Alk-Analisis Aktivitas Investasi

“ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI”

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Disusun Oleh:

      (12.401.008) RABIATUL ADAWIAH

(12.401.013) UFTHI AULIA MAINGAK    

(12.401.051) DEVI CLARA

(12.401.071)  HUDSAIFAH ABD. YAMAN

(12.401.092)    AHMAD REINALDI

(12.401.195) FADEL RAHMAN

(12.401.219) KASMIRAWATI

     

KELOMPOK 3

Kelas: AK.5.1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG

2014

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalh ini yang berjudul: “ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI”

  Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah berikutnya.

Kami sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan analisis aktivitas investasi, berharap dapat berguna dikemudian hari.

Penulis     Kelompok 3

DAFTAR ISI

Sampul Depan................................................................................................................... 1

2 |Analisis Laporan Keuangan

Kata Pengantar................................................................................................................. 2

Daftar Isi............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 5

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 6

C. Tujuan Analisis ................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGENALAN ASET LANCAR ...................................................................................... 7

1.1 Kas Dan Setara Kas ....................................................................................................... 7

1.2 Piutang ........................................................................................................................... 8

1.3 Beban Dibayar Dimuka ................................................................................................. 11

B. P E R S E D I A A N ............................................................................................................ 11

2.1 Akuntansi dan Valuansi Persediaan ............................................................................... 11

2.2 Analisis Persediaan ........................................................................................................ 14

C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG ................................................................... 19

3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang ..................................................................................... 20

3.2 Kapitalisasi Versus Pembenahan ................................................................................... 21

D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM .................................................................. 22

4.1 Menilai Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam ................................................................ 22

4.2 Menganalisis Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam ....................................................... 26

E. ASET TAK BERWUJUD ................................................................................................... 28

5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud ....................................................................................... 28

5.2 Analisis Aset Tak Berwujud .......................................................................................... 29

3 |Analisis Laporan Keuangan

5.3 Goodwill ......................................................................................................................... 29

5.4 Aset Tak Berwujud tak Tercatat dan Kontinjensi .......................................................... 29

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ....................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................31

BAB I

PENDAHULUAN

4 |Analisis Laporan Keuangan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh seseorang atau suatu

perusahaan yang dapat digunakan masa mendatang dan merupakan hasil dari kejadian

atau transaksi di masa lalu. Aset memiliki sifat sebagai manfaat ekonomi (economic

benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomi(economic resources). Hal ini

dikarenakan manfaat ekonomi tidak membatasi bentuk ataupun jenis dari sumber

ekonomi yang dapat dikategorikan sebagai aset.

Aset dapat dibagi dalam dua jenis yaitu tangible ( berwujud) dan

intangible( tidak berwujud).Asset berwujud yaitu asset yang terlihat fisik aslinya dan

asset yang nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang

harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos

pembuatannya namun tanah termasuk asset berwujud).Asset tidak berwujud yaitu

asset yang tidak terlihat fisik aslinya dan asset yang nilainya tidak sebanding dengan

wujud fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik

kertas yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau

harga jika secarik kertas tersebut kita jual. 

B. RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi Rumusan Masalah pada “Analisis Aktivitas Investasi”, yaitu :

1. Apakah yang di maksud dengan Aset LAncar ?

5 |Analisis Laporan Keuangan

2. Apa sajakah yang termasuk dalam penilaian Persediaan ?

3. Bagaimanakah Pengenalan Aset Jangka Panjang ?

4. Apa sajakah yang termasuk didalam Aset Tetap dan Sumber Daya Alam ?

5. Bagaimanakah Aset Tak Berwujud dalam aktivitas investasi ?

C. TUJUAN ANALISIS

Tujuan analisis aktivitas investasi pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mendefinisikan Aset Lancar dan Relevansinya terhadap Analisis.

2. Menjelaskan manajemen Kas dan Implikasinya terhadap Analisis.

3. Menganalisis piutang, pentisishan piutang tak tertagih, dan sekuritasi piutang.

4. Menginterpretasi dampak alternative metode persediaan dalam berbagai kondisi

usaha.

5. Menjelaskan konsep asset jangka panjang dan implikasinya terhadap analisis.

6. Menginterpretasi penilaian dan alokasi biaya asset tetap dan sumber daya alam.

7. Mendeskripsikan dan menganalisis asset tak berwujud dan pengungkapannya.

8. Menganalisis laporan keuanagan untuk melihat asset yang tidak tercatat dan aset

kontijen.

BAB II

P E M B A H A S A N

6 |Analisis Laporan Keuangan

A. PENGENALAN ASET LANCAR

Asset lancar  merupakan sumberdaya atau klaim atas sumberdaya yang langsung

dapat diubah menjadi kas. Asset lancar adalah adalah asset yang diharapkan akan dijual,

ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana

yang akan menjadi lebih panjang.

Selisish antara asset lancar dengan kewajiban  lancar disebut modal kerja.

Perusahaan memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja

mahal karena akan menggunakan investasi yang paling mnguntungkan . banyak

perusahaan berusaha meningkatkan profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi

investasi pada asset lancar melalui metode seperti pengelolaan penjaminan kredit dan

penagihan yang efektif, serta persediaan tepat waktu. Perusahaan lain berusaha untuk

mendanai asset lancara mereka dengan kewajiban lancar, seperti utang dagang, sebagai

usaha mengurangi modal kerja.

1.1 Kas Dan Setara Kas

Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito

dana, money orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat

lancar, investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas, dan hampir

jatuh tempo sehingga risiko perubahanj harga yang disebabakan pergerakan

tingkat bunga minimal.

Kosep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas

berarti jumlah kas atau setra kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah kas

yang dapat diperoleh dalam waktu singkat. Jumlah asset likuid yang dilaporkan

perusahaan pada neraca sangat beragam. Umumnya perusahaan dalam industry

yang dinamis membutuhkan likuiditas yang lebih tinggi untuk memanfaatkan

kesempatan atau untuk bereaksi terhadap perubahan yang cepat pada lingkungan

yang kompetitif.

Selain memeriksa jumlah asset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus

mempertimbangkan hal berikut :

7 |Analisis Laporan Keuangan

1. Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan dapat

mengalami penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut

turun.

2. Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk

mendukung suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang.

1.2 Piutang

Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau

jasa atau dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji lisan

untuk membayar yang perasal dari penjualan produk dan jas asecara kredit. Wesel

tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam

asset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau

satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang.

a. Penilaian Piutang

Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi

asset dan arus laba yang saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang

tidak mampu menagih semua piutangnya. Kerugian piutang dapat menjadi

sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta laba bersih sekarang dan masa

depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu kurang bisa

memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan

kondisi terkini.

b. Analisis Piutang

Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam

melaporkan laba dan asset. Dengan memperhatika hal tersebut, terdapat dua

pertanyaan penting dalam analisis piutang.

Resiko kolektabilitas. Manajemen sering kali lebih mementingkan

pengalaman masa lalu karena kondisi ekonomi sulit diprediksi. Analisis harus

mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk

menghitung penyisishan piutang tak tertagih sangat mudah dan praktis,

8 |Analisis Laporan Keuangan

penghitungan ini mencerminkan penilaian mekanik yang menghasilkan

kesalahan. Informasi yang berguna harus diperolaeh dari sumber atau

perusahaan lain. alat analisis untuk memeriksa kolektabilitas mencangkup:

1. Memebandingkan presentase piutang terhadap penjualan

perusahaan pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis. 

2. Memerikasa konsentrasi pelangggan-resiko meningkat jika piutang

terkosentrasi pada satu atau sedikit pelanggan.

3. Menghitung menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas

piutang disbanding dengan syarat kredit pelanggan untuk industry

yang bersangkutan.

4. Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan dari

piutang atau wesel tagih masa lalu.

Analisis posisis keuangan terkini  dan kemampuan perusahaan

memenuhi utang lancar yag tercermnin dalam pengukuran seperti rasio lancar

juga harus mengakui pentingnya siklus operasi untuk mengklasifikasi piutang

lancar. Siklus operasi dapat menghasilkan piutang cicilan nyang belum dapat

tertagih selama beberapa tahun dapat dilaporkan sebagai asset lancar. Analisis

asset lancer dan kaitanya dengan kewajiban lancer harus diakui  dan

disesuaikan dengan risiko waktu ini.

Keaslian piutang. Pemahaman mengenai praktik industry dan sumber

informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Pelanggan pada

industry tertentu mengembaikan hak untuk mengembakikan barang. Analisis

harus mempertimbangkan hak pengembalian  tersebut. Hak pengembalian

yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.

Skuritas piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat

perusahaan menjual semua atau again piutanganya pada pihak ketiga yang

disebut anjak piutang atau skuritisasi, piutang dapat dijual dengan ataupun

tanpa recourse pada pembeli jaminan kolektabilitas.

9 |Analisis Laporan Keuangan

Skuritas piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas

bertujuan kusus seperti perwalian pembelian piutang dari perusahaan dan

mendanai pembelian ini melalui penjualan obligasi ke pasar.

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan

penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas

kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut

dipastikan tidak akan tertagih.

Terdiri dari piutang usaha : pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa,

piutang lainnya yang terdiri dari pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa.

Analisis umur piutang :

Lancar                                Rp374,413

Jatuh tempo:                      

1 - 30 hari                            46,975

31 - 60 hari                           2,471

61 - 90 hari                           1,833 

> 90 hari                            4,339

Jumlah                             Rp430,031

Dikurangi:

Penyisihan P.T.T                   (554)

Bersih                                 Rp429,477

Mutasi penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai , berikut:

Saldo pada awal tahun            8,752

Penambahan penyisihan         6,405

Tahun berjalan

10 |Analisis Laporan Keuangan

Penghapusan                        (14,603)

Saldo pada akhir tahun              554

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-

masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa

penyisihan piutang tidak tertagih tersebut cukup untuk menutup kemungkinan

kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.

1.3 Beban Dibayar Dimuka

Beban dibayar dimuka merupakan  pembayaran dimuka atas barang atau

jasa yang belum diterima. Beban dibayar dimuka digolongkan ke dalam asset

lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan jika tidak ada membutuhkan

penggunaan asset lancar lain.

B. PERSEDIAAN

2.1 Akuntansi Dan Valuasi Persediaan

Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal

perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan

disebabakan oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian asset. Metode

persediaan digunakan untukm mengalokasikan biaya barag tersedia untuk dijual

pada harga pokok penjualan atau persediaan akhir.

Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan.

Untuk perusahaan: persediaan awal + pembelian bersih – harga pokok penjualan =

persediaan akhir. Persamaan ini menekankan arus biaya dalam perusahaan. Arus

ini secara alternative dapat dinyatakan pada grafik sebelah kiri.

Biaya persediaan awalnya dicatat pada neraca. Saat persediaan terjual,

biaya ini dipindahkan dari nerca dan mengalir pada laporan laba rugi sebagai

harga pokok penjualan. Biaya tidak dapat berada pada dua tempat yang sama pada

11 |Analisis Laporan Keuangan

waktu bersamaan, melainkan dapat dicatat pada neraca sebagai beban masa depan,

atau diakui saat ini pada lapiran laba rugi profitabilitas untuk dikaitkan dengan

pendapatan  penjualan.

Konsep penting akuntansi persediaa adalah arus biaya. Jika seluruh

persediaan diperoleh pada periede terjualnya, maka HPP akan sama dengan biaya

pembelian barang. Namun jika persediaan tersedia pada akhir periade akuntansi,

penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan iaya mana yang

tersdia pada neraca.

Arus Biaya Persediaan:

Untuk memberikan ilustrasi asumsi arus biaya yang tersedia,

misalanya catatan persediaan suatu persahaan sebgai berikut:

Persediaan tanggal 1 januari, 2009            40 unit@$500 = $20.000

Persediaan dibeli sepanjang tahun 60 unit@$600 = $36.000         

Harga pokok barang tersedia untuk dijual       100 unit         $56.000

Selanjutnya, jika sepanjang tahun terjual 30 unit seharga $800 dan

menghasilkan pendapatan penjualan sebesar $24.000. GAAP

memeberikan  tiga pilihan bagi perusahaan untuk menentukan biaya mana

yang akan dikaitkan dengan poen jualan:

First- in, firs-out (FIFO). Metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli pertama merupakan yang pertama dijual. Berikut adalah laba kotor perusahaan jika menggnakan FIFO:

Penjualan                                 $24.000

HPP (30@$500)                     $15.000

Laba  kotor                              $ 9.000

Oleh karena biaya persediaan sebesar $15.000 telah

dipindahkan dari neraca, biaya persediaan yang dilaporkan pada neraca

akhir periode adalah $41.000.

12 |Analisis Laporan Keuangan

Last-in, first-out (LIFO), metode ini mengansumsikan bahwa

yang dibeli terakhir merupaka yang pertama dijual. Sehingga laba

kotornya adalah sebgai berikut:

Penjualan                                                       $24.000

Harga pokok penjualan (30 @ $600)             $18.000

Laba Kotor                                                      $  6.000

Oleh karena biaya persdiaan sebesar $18.000 telah dipindahkan

dari neraca dan tercemin pada HPP, biaya yang tersisa pada neraca

sebesar $38.000 dilaporkan sebgai persediaan.

Average cost (Biaya persediaan rata-rata). Unit dijual tanoa

memperhatikan uutan pembeliannya dan menghitung HPP serta

persediaan akhir seagai rata-rata tertimbang sedrrhana sebgai berikut:

Penjualan                                                    $24.000

HPP (30@$560)                                          $16.800

Laba kotor                                                  $  7.200

HPP dihitung dengan menggunakan rat-rata tertimbang dari

biaya barang tersedia untuk dijual total dibagi dengan jumlah unit yang

tersedia untuk dijual ($56.000/100=$560). Persediaan akhir dilaporkan

pada neraca adalah $39.200.

2.2 Analisis Persediaan

a. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas

13 |Analisis Laporan Keuangan

Ringkasan hasil perhitungan dengan tiga alternative metode diatas adalah :

Metode Persediaan Awal Pembelian Persediaan

AkhirHarga Pokok

PenjualanFIFO $20.000 $36.000 $42.000 $15.000LIFO $20.000 $36.000 $38.000 $18.000

Average Cost $20.000 $36.000 $30.200 $16.800

Laporan laba rugi berdasarkan ketiga metode berikut adalah:

Metode Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba kotor

FIFO $24.000 $15.000 $9.000LIFO $24.000 $18.000 $6.000

Average Cost $24.000 $16.800 $7.200

Kesimpulan : laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode

penghitungan biaya perusahaan.

Pada periode dimana harga meningkat, FIFO memberikan laba kotor

yang lebih tinggi disbanding LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah

dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar terkini. Hal ini

sering dinyatakan segai keuntungan fiktif FIFO karena laba kotor

sebenarnya  merupakan penjumlahan dari laba ekonomi dan laba kepemilikan.

Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual dikalikan dengan

selisish antar harga juala dsan biaya penggantian persdiaan seperti dibawah

ini:

Laba ekonomi = 30 unit X ($800-$600) = $6.000

Laba kepemilikan merupakan  kenaikan biaya penggantian karena

persediaan telah diperoleh dan sama dengan jumlah unit terjual dikalikan

dengan selisish biaya penggntian terkini dengan biaya perolehan awal, seperti

dibawah ini:

Laba kepemilikan = 30 unit x ($600-$500) = $3.000

Dari laba kotor sebesar $9.000, sebesar $3.000 terkait dengan

keuntungan inflasi yang diperoleh perusahaandari pembelian persdiaan masa

lalu.

14 |Analisis Laporan Keuangan

Laba kepemilikan merupakan fungsi dari perpuratan persediaan –

berapa lama persediaan tersimpan- dan tingkat inflasi. Salah satu masalah

serius adalah bahwa keuntungan ini telah hilang selama beberapa decade

terakhir karena inflasi yang lebih rendah dan pengawasan manajemen atas

kuantitas persediaan melalui proses manufaktur yang lebih baik, serta

pengendalis persdiaan yang lebih baik.pada negara yang tingkat inflasinya

lebih tinggi disbanding Amerika Serikat, keuntungan kepemilikan FIFO masih

menjadi masalah.

b. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca

Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum

melikuidasi laporan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhitr

pada harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian.

Sehingga, neraca perusahan yang menggunakan LIFO, tidak secara akurat

mencerminkan investasi lancaryang dimiliki perusahaan dalam persediaan.

c. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas

Peningkatan laba ktor dengan metod FIFO juga menyebabkan laba

sebelum pajak yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan utang pajak yang

lebih tinggi. Pada periode ini di mana harga meningkat, perusahaan dapat

terjebak pada penguranagan arus kas karena membeyar pajak yang lebih tinggi

dan perlu mengganti persediaan yang terjuala pada biaya penggantianyang

lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pembelian awal.

Salah satu alasan digunakannya LIFO adalah pengurangan kewajiban

pajak pada periode harga meningkat. Namun IRS mengharuskan bahwa

perushaan yang menggunakan LIFO untuk tujuan pajak harus menggunakan

metode ini untuk laporan keuangan. Ini merupakan aturan ketaan LIFO

(LIFO conformity rule).

Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan LIFO diharuskan

untuk mengungkapkan jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan

15 |Analisis Laporan Keuangan

menggunakan metode FIFO. Selisish anatar kdua metode ini dinamankan

cadangan LIFO. Hal ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah yang akan

memengaruhi arus kas kumulatif maupun periode berjalan karena penggunaan

LIFO.

d. Masalah Penilaian Persediaan Lainnya

Likuidasi LIFO. Perusahaan diwajibkan mencatat setiap tingkat biaya

sebagai kelompok npersediaan terpisah. Untuk biaya persediaan LIFO,

persediaan akhir diloaporkan pada biaya pembelian terdahilu yang dapat lebih

rendah atau lebih tinggi secara signifikandari buaya saat ini. Pada periode

harga meningkat pengurangan  kuantitas masalah disebut sebagai likuidasi

LIFO menghasilkan peningkqatan pada laba kotor seperti penggunaan pada

biaya persediaan FIFObegitu juga sebaliknya. Dampak likuidasi LIFO dapat

dilihat pada catatan kaki persediaan laporan tahunan. Perusahaan

mengindikasikan bahwa pengurangan kuantitas persediaan menyebabkan

penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu yang berbeda dengan

biaya sekarang. Seorang anslisi LIFO harus hati-hati terhadap dampak

likuidasi LIFO pada profitabilitas.

Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari LIFO ke

FIFO. Metode LIFO merupakan metide yang diharapkan oleh penganalisis,

karena laporan laba rugi tidak membutuhkan penyesuaian besar disebabakan

harga pokok penjualan telah mendekati biaya terkini. Namun metode ini

menyebabkan persediaan neraca tidak mencerminkan harga saat ini-sering kali

dinyatakan lebih rendah. Hal ini dapat mengurangi kegunaan berbagai

pengukuran seperti rasio lancar atau rasio perputaran persediaan. Hal ini

menyebabakan kemampuan perusahaan dalam memebayar utang terlalau

rendah, perputara persediaan terlalau tinggi. Untuk mengatasinya, dapat

menggunakan teknik analisis untuk menyesuaikan LIFO agar lebih mendekati

situasi performa dengan mengasumsikan FIFO.

Penyesuaian neraca dimungkinkan jika perusahaan mengungkapakan

selisish lebih biaya kini atas persediaan yang dihitung dengan LIFO, atau

cadanagn LIFO. Maka diperlukan tiga penyesuain berikut :

16 |Analisis Laporan Keuangan

1. Persdiaan = persediaan yang dilaporkan berdasarkan LIFO + cadanganLIFO

2. Pertambahan kewajiban pajak tengguhan sebesar: (cadangan LIFO X tariff

pajak)

3. Saldo laba = saldo laba yang dilaporkan +[cadangan LIFO x (1-tarif pajak)

Umunnya saat harga meningkat, laba LIFO lebih kecil pada laba FIFO.

Namun, dampak bersih dari penyajian kembali pada tahun manapun tegantung

oada dampak kombinasi dari perubahan persediaan awal dan akhir serta factor

lain termasuk likuidasi lapisan LIFO.

Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari FIFO ke

LIFO.  Penyesuaian ini membutuhkan asumsi penting sehingga bisa

menimbulkan kesalahan. Laba LIFO mencakup laba kepemilikan atas

persediaan awal. Terdapat manfaat untuk menghitung persediaan awal

(PAFIFO) x tingkat inflasi untuk lini persediaan tertentu yang dimiliki

perusahaan:

HPPLIFO  = HPPFIFO + (PAFIFO x r), dengan r sebagai tingkat inflasi.

Perhatikan bahwa r, bukan m,erupakan tingkat inflasi umum seperti

IHK atau IHP. Indeks ini merupakan inflasi yang terkait dengan lini

persediaan tertentu yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan memiliki

beberapa lini produk, indeks prodeuksinya harus diestimasi secara terpisah.

Jika r bukan buka tungkat inflasi pada umumnya seperti CPI tau IHP, dan

dimaksud adalah indeks inflasi sehubungan dengan lini persediaan tertentu

yang dimiliki perusahaan.Dalam hal ini perusahaan mempunyai berapa lini

produk, secara teori, tiap lini tersebutharus diestimasi secara terpisah.

Estimasi r dapat menggunakan angka yang dikeluarkan opelh

departemen perdagangan untuk industriu kusus perusahaan. Selain itu jika

perusahaan menjalankan usaha erdasarkan komuditas dapat digunakan dengan

asumsi bahwa komponen biaya biaya persediaan lain berubah secara

proporsional terhadap bahan bakunya. Analisis juga dapat menggunakan

tingkat inflsi perusahaan pesaing. Jika perusahaan dengan lini produk serupa

menggunakan biaya persediaan LIFO, tingkat inflasi dapat diestimasi sebesar

17 |Analisis Laporan Keuangan

peningkatan cadangan LIFO : persediaan perusahaan pesaing erdasarkan FIFO

pada akhir periode lalu sebagai berikut :

R =        perubahan cadangan LIFO

       Persediaan FIFO dari akhir periode lalu  

e. Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan

Produksi

Biaya manufaktur terdiri atas tiga komponen :

1. Bahan baku atau bahan mentah – biaya dari bahan dasar yang

digunakan untuk membuat produk.

2. Tenaga kerja – biaya tenaga langsng yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan produk jadi.

3. Overhead – biaya tidak langsung pada prises manufaktur.

Overhead sering kali merupakan komponen biaya produk terbesar dan

paling sulit diukur untuk tingkat produksi. Total overhead harus dialokasikan

pada seluruh hasil produksi. Analisi biaya ini harus waspada bahwa alokasi

biaya overheadbukan merupakan ilmu pasti dan sangat tergantung pada

asumsi yang digunakan. Jika peningkatan pada tingkat produksi menyebabkan

persediaan akhir meningkat, lebih banyak viaya overhead yang tinggal

dineraca dan profitabilitas meningkat. Kemudian saat kuantitas persediaan

menurun, laporan laba rugi tidak hanya terbebano niaya overhead periode

berjalan tetapi juga biaya overhead perode sebelumnya yang berasal dari

persediaan tahun berjalan, karenanaya laba menjadi turun. Oleh karena itu

analisi harus waspada terhadap dampak perubahan tingkat prduksi terhadap

laba yang dilaporkan

f. Biaya Perolehan atau Nilai Pasar, Mana yang Lebih Rendah

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau valuasi adalah

menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih

18 |Analisis Laporan Keuangan

rendah (lower of cost or market- LOCOM). Nilai atau harga pasar (market)

dijabarkan sebagai biaya penggantian terkini melalui pembelian atau

reproduksi. Meskipun begitu, nilai pasar tidak boleh melebihi nilai realisasi

bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin

keuntungan normal. Batas atas nilai pasar, atau nilai realisasi bersih,

mencerminkan biaya oenyelesaian dan penyerahan yang terkait dengan

penjualan barang. Batas bawah memastikan bahwa jika nilai

persediaan  diturunkan dari biaya perolehan awal menjadi nilai pasar, angka

penurunan yang terjadi telah mencakuo realisasi laba kotor normal atas

penjualan ayng akan dilakukan.

Biaya (cost) merpakan biaya perolehan persediaan. Biaya ini dihitung

dengan salah satu dari metode biaya persediaan. Misalnya, FIFO, LIFO, atau

Biaya Rata-rata. Analisis persediaan kita harus memperhatikan dampak aturan

LOCOM. Saat harga meningkat, aturan ini cenderung menilai persediaan

terlalu rendah tanpa memperhatikan pilihan metode biaya persediaan. Hal ini

akan menekan rasio lancar. Dalam praktik, beberapa perusahaan dengan

sukarela mengungkapkan biaya persediaan terkini, biasanya pada catatan.

C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG

Aset jangka panjang metupakan aset yuang digunakan untuk menghasilkan

penghasilan operasi atau mengurangi biaya operasi untuk lebih dari satu periode.

Asset jangka panjang yang paling umum adalah asset tetap berwujudseperti

bangunan, pabrik dan peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup aset tak

berwujud seperti hak paten, merk dagang, copyright, dan goodwill.

3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang

a. Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai

19 |Analisis Laporan Keuangan

Proses akuntansi aset jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah,

diantaranya kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai. Kapitalisasi (capitalization)

merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan, tetapi

manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa depan.

Kapitalisasi ini yang menciptakan akun asset.

Alokasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset)

secara periodic sepanjang satu atau lebih periode amnfaat yang diharapkan. Proses

alokasi ini dinamakna penyusutan untuk asset berwujud, amortisasi untuk asset tak

berwujud, dan deplesi untuk sumber daya alam. Penurunan nilai (impairment)

merupakan proses penurunan nilai buku asset saat arus kas yang diharapkan tidak lagi

cukup untuk menutupi biaya tersisa yan masih tercatat pada neraca.

Kapitalisasi Aset jangka panjang diciptakan melalui proses kapitalisasi.

Kapitalisasi berarti menempatkan aset di neraca, bukan membebankan biayanya

dilaporan laba rugi. Untuk aset berwujud (hard asset) seperti Plant Property and

Equiptment (PPE), aset dicatat sesuai nilai perolehan. Sedangkan untuk aset tak

berwujud (soft asset) seperti litbang, iklan, biaya upah, kapitalisasi lebih bermasalah.

Semua aset ini tidak menghasilkan keuntugan di masa depan, meskipun dapat

ditempakan sebagai aset. Konsekuensinya, biaya aset tidak berwujud segera

dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca.

Alokasi merupakan pembebanan biaya aset secara periodik sepanjang periode

manfaat yang diharapkan. Alokasi biaya disebut penyusutan (depreciation) jika terkait

dengan aset tetap, amortisasi (amortization) jika digunakan untuk aset tak berwujud,

dan deplesi (depletion) untuk sumber daya alam, ketiga istilah tersebut mengacu pada

alokasi. Alokasi biaya meruoakan proses untuk mengaitkan biaya aset dengan

manfaatnya dan bukan merupakan proses valuasi. Nilai tercatat aset (niali kapitalisasi

dikurangi alokasi biaya kumulatif) tidak perlu mencerminkan nilai wajar.

Tiga faktor ayng menentukan nilai alokasi biaya, yaitu periode manfaat, nilai

sisa, dan metode alokasi.

Penurunan Nilai (Impairment) Jika arus kas yang diharapkan (tidak

didiskonto) lebih kecil disbanding dengan nilai tercatat aset (biaya dikurangi

akumulasi penyusutan), aset perlu diturunkan nilainya dan dinyatakan sebesar nilai

pasar wajar (jumlah diskonto taksiran arus kas). Dampaknya adalah untuk

mengurangi nilai tercatat aset pada neraca dan mengurangi profitabilitas sebesar

jumlah yang sama.

20 |Analisis Laporan Keuangan

Ada dua distorsi terkait dengan penurunan aset, yaitu.

a.  Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset

dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan

b. Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang

mendistorsi laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan

nilai aset pada neraca.

3.2 Kapitalisasi Versus Pembebanan

Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi modern. Kapitalisasi

mempengaruhi baik laporan keuangan maupun rasionya. Kapitalisasi juga

membuat laba menjadi lebih unggul dibandingkan arus kas sebagai pengukuran

kinerja keuangan.

Dampak Kapitalisai terhadap Laba

Kapitalisasi memiliki dua dampak terhadap laba. Pertama, kapitalisasi

menangguhkan pengakuan biaya. Sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi

selama periode akuisisi namun laba yang rendah pada periode berikutnya jika

dibandingkan dengan pembebanan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan

serial perataan laba.

Dampak kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi

Kapitalisasi mempengaruhi laba maupun basis investasi dari rasio tingkat

pengembalian investasi. Sebaliknya, membebankan biaya aset menghasilkan

basis investasi yang lebih rendah dan meningkatkan fliuktuasi laba. Peningkatan

fliktuasi laba diperbesar dengan digunakannya basis investasi, ayng mengarah

pada rasio tingkat pemgembalian yang lebih berfliktuasi dan kurang bermanfaat.

Pembebanan juga menghasilkan bias terhadap pengukuran laba, karena laba

dinyatakan terlalu rendah pada tahun akuisisi dan terlalu tinggi pada tahun-tahun

berikutnya.

Dampak Kapitalisasi  terhadap Rasio  Solvabilitas

Biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap

ekuitasmencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi

21 |Analisis Laporan Keuangan

sebenarnya. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya langsung menyebabkan

ekuitas dinyatakan terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset

produktif.

Dampak Kapitalisasi terhadap arus Kas Operasi

Ketika biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas

keluar aktivitas operasi. Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan

sebagai arus kas keluar aktivitas investasi. Hal ini berarti pembebanan langsung

biaya aset akan menyatakan arus kas keluar operasi yang terlalu tinggi dan arus

kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun akuisisi dibandingkan degngan

kapitalisasui biaya.

D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM

Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud tak

lancar yang digunakan dalam proses menafkur, penjualan, atau jasa untuk menhasilkan

pendapat dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki

periode manfaat yang diharapkan (masa manfaat) yang meliputi lebih dari satu

periode. Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk

dijual pada aktivitas usaha biasa. Nilai atau potensi jasa yang dimiliki akan berkurang

karena digunakan, dan aset ini biasanya merupakan aset operasi yang terbesar. Properti

terkait dengan  biaya real estat: pabrik mengacu pada bangunan dan struktur operasi:

dan peralatan mengacu pada mesin yang digunakan dalam operasi. Properti, pabrik,

dan peralatan disebut juga aset produktif, aset model, dan aset tetap.

4.1 Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam

Bagian ini mendiskripsikan penilaian aset dan sumber daya alam.

a. Menilai Properti, Pabrik, dan Peraalatan

Biaya ini mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset tersebut

berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa

seperti baiya angkut, instalasi, pajak, dan biaya pemasangan (set up). Seluruh

biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Alasan

digunakan biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya.

Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten,

22 |Analisis Laporan Keuangan

biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius. Bagian ini akan

mempertimbangkan beberapa masalah khisus yang akan terjadi saat menilai

aset.

b. Menilai Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang digunakan disebut aset yang dihabiskan

(wasting asset), merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber

daya alam.Juga sering kali terdapat biaya cukup tinggi untuk menemukan

sumber daya yang dikapitalisasi dalam neraca, dan biaya ini langsung

dibebankan saat sumber daya tersebut kemudian dipindahkan, dikonsumsi,

atau dijual. Perusahaan biasanya mengalikasikan biaya sumber daya alam pada

jumlah estimasi unit cadang yang tersedia.

c. Penyusutan

Prinsip dasar penyusutan laba adalah , laba yang mendapatkan manfaat

dari penggunaan aset jangka panjang, harus menanggung bagian proporsional

dan biaya aset tersebut. Penyusutan merupakan alikasi biaya bangunan dan

peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa manfaatnya.

Meskipun penambahan kembali dalam laporan arus kas atau nenan non

kas, penyusutan tidak menghasilkan dana bagi penggantian aset. Hal ini

merupakan kesalahan konseo yang umum terjadi. Pendanaan dari biaya modal

dicapai melalui kegiatan arus kas operasi maupun pendanaan.

c.1 Tingkat Penyusutan

Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor , masa manfaat

dan metode alokasi.

Umur masa manfaat. Kerusakan fisik merupakan faktor penting yang

membatasi masa manfaat, dan hamper seluruh aset mengalaminya. Frekuensi

dan kualitas pemeliharaan mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat

memperpanjang masa manfaat namun tidak bisa membuat masa manfaat

menjadi takterbatas. Faktor pembatas lainnya adalah keusangan, yang

mengurangi masa manfaat melalui perkembangan teknologi, pola konsumsi

dan kekuatan ekonomi. Keusangan bisa terjadi jika perkembangan teknologi

23 |Analisis Laporan Keuangan

membuat aset menjadi tidak efisien atau tidak ekonomis sebelum masa

manfaatnya habis.

Metode Alokasi.Keragaman penyusutan secara signifikan disebabkan

oleh metode yang dipilih. Kita akan melihat ada dua jenis metode yang biasa

digunakan, garis lurus dan dipercepat.

1. Garis Lurus. Metode penyusutan garis lurus (straight line) mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodic yang sama. Bangunan dibandingakan untuk mesin dimana penggunanya merupakan faktor yang lebih penting. Penentu penyusutan lain, keusangan, tidak selalu terjadi seragam sepanjang waktu. Namun karena tidak adanya informasi mengenai tingkat penyusutan yang mungkin, metode garis lurus memiliki keunggulan karena sederhana. Karakteristik ini, memungkinkan yang menjadikan metode ini popular, diandingkan karakteristik lainnya.

Analisis kita harus mewaspadai kelemahan konseptual penyusutan garis lurus. Penyusutan garis lurus secara implist mengasumsikan bahwa penyusutan pada tahun-tahun awal sama dengan tahun berikutnya saat mungkin aset telah kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi.Penyusutan garis lurus menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengambilan aset sepanjang waktu.

Meskipun biaya pemeliharaan dapat menurunkan laba sebeum penyusutan, biaya ini tidak menghilangkan dampak meningkatnya pengembalian seiring waktu. Tentunya, peningkatan aset yang sudah tua tidak tercermin pada sebagian besar perusahaan.

2. Dipercepat.Metode penyusutan yang dipercepat (acceleranted)

mengalokasikan biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola

yang semakin menurun. Penggunaan metode ini didukung oleh

penerimaan dan interval Revenue Code. Daya penarik metode ini

untuk tujuan pajak adalah percepatan alokasi biaya dan berikut

penangguhan laba kena pajak. Semakin cepat aset dihapuskan

untuk tujuan pajak semakin besar penangguhan  pajak untuk masa

depan, dan semakin banyak dana yang tersedia lagsung untuk

24 |Analisis Laporan Keuangan

operasi. Konsep yang mendukung metode dipercepat adalah

padangan bahw beban penyusutan yang semakin kecil sepanjang

waktu merupakan kompensasi atas (1) peningkatan biaya

perbaikan dan perawatan, (2) penurunan pendapatan dan efisiensi

operasi, serta (3) peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset

berumur di masa depan (karena keusangannya).

3. Khusus. Metode penyusutan khusus ditentukan pada industrui

tertentu seperti baja dan mesin berat. Persamaan metode ini adalah

dikaitkannya beban penyusutan pada aktivitas penggunaan asset.

Jika metode  aktivitas atau yang biasa juga disebut sebagai metode

unit produksi dietapkan, perlu menelaah estimasi masa manfaat

secara periodic.

c.2 Deplesi

Deplesi merupakan alokasi biaya sumber daya alam  berdasarkan

tingkat pemungutan. Deplesiasi tergantung pada produksi, menghasilkan

lebih banyak produksi  berarti mengeluarkan biaya deplesi yang lebih pula.

c.3 Penurunan Nilai

Bangunan dan sumber daya alam biasanya dusustkan selama masa

manfaat berdasarkan prinsip alokasi dengan tujuan penentuan laba. Nilai

yang terbawa dari asset yang disusutkan tidak dirancang untyuk

merefleksikan nilai sekarang dari asset.  Meskipun dengan konservativ,

akuntansi seringkali melakukan refleksi nilai, dengan menurunkan nilai

pada neraca (write down) untuk merefleksikan nilai saat ini. saat Ini

akuntansi tidak memperbolehkan menuliskan nilai asset untuk

merefleksikan nilai pasar.

4.2 Menganalisis Asset Tetap Dan Sumber Daya Alam

25 |Analisis Laporan Keuangan

             Valuais asset tetap dan sumberdaya alam menekankan objektivitas biaya

historis. Namun, biaya historis tidak relevan dalam menilai asset pengganti. Juga

biaya ini tidak dapat dibandingkan untuk beberapa lapiran keuangan perusahaan,

dan tidak terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan atau dalam

menilai kegunaan alternative dana. Dalam periode tingkat dana meningkat, biaya

histori mencerminkan daya beli yang bebeda.

Penilaian nilai asset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan

dalam akuntansi. Namun, konservatismen mengizinkan adanya oenghapusan nilai

karena penurunan nilai yang permanen. Penurunana nilai menghilangkan beban

yang terkait dengan aktivitas operasi  pada periode masa depan.

 Aturan akuntansi untuk menurunkan nilai asset jangka panjang mewajibkan

perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang

merupakan penurunan nilai. Penurunan asset setelahnya dapat mendistorsi hasil

yang dilaporkan. Jika taksiran arus kas tidak lebih kecil dari nilai yang tercatat

asset, maka  nilai asset diturunkan. Kerugian penurunan nilai dihitung sebagai

selisish nilai tercatat asset dengn nilai wajarnya.

a. Menganalisis Penyusutan Dan Deplesi

Sebagaian besar perusahaan menggunakan aset produktf jangka panjang pada aktivitas operasi mereka, dan penyusutan merupakan beban utama. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah adanya revisi masa manfaat asset.

Biasanya tidk adan pengungkapan mengenai hungun antar tingkat

penyusutan dan ukuran kelompok asset, maupun antara tingkat tersebut dan

metode akuntansi. Tantangan lain bagi analisis ini berasal dari perbedaan

metode alokasi yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan tujuan pajak.

Tiga kemungkinan yang umum adalah:

1.  Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak

2.  Penggunaan garis lurus untuk lapiran keuangan dan metode

dipercepat untuk pajak. Dampak pajak menguntungkan berasal dari

penangguhan pembayaran pajak yang menghasilkan penggunaan

dana gratis.           

26 |Analisis Laporan Keuangan

3.  Penggunaan metode dipercepat  baik untuk pelaporan keuangan

maupun tujuan pajak. Hal ini mengakibatkan penyusustan yang

lebih tinggi pada tahun-tahun awal, yang dapat diperpanjang

selama beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.

Meskipun terdapat kelemanahan, informasi penyusustan tidak boleh

diabaikan.  Kesalahan konsep lain dalam penyerdehanaan arus kas adalah

bahwa penyusutan hanya meruoakan beban tata buku dan berbed dari beban

lain seperti tenaga kerja dan bahan baku, oleh karena itu, boleh dikeluarkan

dan dianggap tidak sepenting beban lainnya.

Menganalisa penyusustan memebutuhkan evaluasi

kelayakan.  Evaluasi ini dapat menggunakan pengukuran seperti rasio

penyusutan terhadap asset total atau penyusustan terhadap faktir yang terkait

dengan ukuran lainnya. Terdapat beberapa pengukuran yang terkait dengan

umur asset tetap yang berguna untuk membandingkan kebijakan penyusustan

antar periode dan antar perusahaan diantaranya Rata-rata jangkauan total,

umur rata-rata dan umur sisa rata-rata.

Pengukuran tersebut memberikan estimasi yang layak untuk

perusahaan yang menggunakan oenyusustan garis lurus tetapi tidak terlalau

bermanfaat bagi perusahaan yang menggunakan metode dipercepat.

Pengukuran lain yang sering digunakan dalam analisis ini adalah :

Rata-rata jangkauan waktu total = umur rata-rata + umur sisa rata-rata

Tiap pengukuran dapat memebantu menilai kebijakan dan keputusan

penyusustan sepanjang waktu. Umur rata-rata bagunan dan perlengkapan

berguna untuk mengevaluasi bebrapa factor seperti margin laba dan

persyaratan pendanaan masa depan.

b. Analisis Penurunan Nilai

Tiga masalah analis yang timbul dari penurunan nilai adalah evaluasi

kelayakan jumlah penurunan nilai, evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai,

dan analisis efek penurunan nilai terhadap laba.

Evaluasi waktu penurunan asset juga cukup penting dan merupaka

tugas analis tersulit. Pertama perlu melakukan identifikasi asset yang

27 |Analisis Laporan Keuangan

diklasifikasikan akan turun, kemudian mengukur presentase asset yang

dihapus dan evaluasi apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas

asset yang bersangkutan. Jika penghapusa terjadi, akibat kelemahan industry

secara keseluruhan  maka nakan sengan bermanfaat apabila membandingkan

prosentase penghapusan yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan

lain di dalam industri yang sama.

E. ASET TAK BERWUJUD

Asset tidak berwujud merupakan hak, istimewa, dan manfaat kepemilikan atau

pengendalian.. Dengan karakteristik umum tingginya ketidak pastian masa manfaat

dan tidak adanya wujud fisik. Asset tidak berwujud sering kali tidak dapat dipisahkan

dari suatu perusahaan atau segmennya, masa manfaat yang tidak terhingga, dan

mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif.

Terdapat berbedaan penting antar akuntansi asset berwujid dan tak berwujud. Jika

perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk menciptakan asset

berwujud, perusahaan akan mengkapitalisasi biaya dan menyusutkannya sepanjang

masa manfaat. Sebaliknya jika perusahaan menghabisankan uang untuk mengiklankan

suatu produk atau melatih agen penjualan  perusahaan tidak dapat menkapitalisasi

biaya ini meskipun terdapat manfaat masa depan.

5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud

a. Asset tak berwujud yang dapat diidentifiksikan merupaka asset tak

berwujud yang dapat diindenifikasi terpisah dan dikaitkan dengan

hak   tertentu atau keistimewaaan selama periode manfaat yang terbatas.

b. asset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan merupakan asset

yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat

diidentifikasikan dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga.

Misalnya good will, perusahaan harus membebankan biaya pengembangan,

pemeliharaan dan pemulihan asset tak berwujud saat terjadnya,

kecuali goodwill.

28 |Analisis Laporan Keuangan

5.2 Analisis Aset Tak Berwujud

Saat kapitalisasi biaya asset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat

diidentifikasi, biaya tersebut selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode

masa manfaat asset. Jangka masa manfaat tergantung pada dari jenis, kondisi

permintaan, situasi kompetitif, hokum, kontrak, aturan atau batasan ekonomis

lainnya. Misalnya, hak paten merupakan hak eksekutif yang diberikan pemerintah

kepada investor selama periode tertentu.

5.3 Goodwill ( Menganalisis Aset Tak Berwujud )

Analisis sering kali mencurigai asset tak berwujud saat menilai laporan keuangan. Asset tak berwujud sering kali merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki perusahaan dan sering kali terjadi kesa;ahan penilaian yang serius. Misalnya, good will dicatat hanya oada saat akuisisi, sebagian besar good will mungkin terdapat pada neraca. Namun, sering kali good will tercermin dalam kelebihan laba. Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka good will aik dibeli maupun tidak, hanyalah bernilai kecil atau bahkan tidak bernilai.Dalam menganalisis asset tidak berwujud, diperlukan suatu estimasi sendiri mengenai penilaian asset. Analisis juga harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan di posisi good will.Good will dihapus jika klebihan laba mendasari eksistensinya tidak ada lagi.

5.4 Aset Tak Berwujud Tak Tercatat Dan Kontijensi

Salah satu asset penting dalam kategori ini adalah good will yang diciptakan secara internal. Pengeluaran untuk menciptakan good will sering kali diebankan saat terjadinya. Jika good will diciptakan dan dapat dijual dan menghasilkan laba yang lebih besar, laba saat ini terlalu rendah karena pembebanan penegmbangan.Salah satu asset tak tercatat  yang terkait dengan pembebanan yang terkait dengan elemen jasa atau ide. Sebagai contoh adalah program televises yang dicatat sebesar biaya tersembunyi untuk menghasilkan penghasilan lisensi yang bernilai jutaan.

BAB III

K E S I M P U L A N

29 |Analisis Laporan Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

30 |Analisis Laporan Keuangan

Subramanyam K.R dan Wild, J.J; 2010, Analisi Laporan Keuangan Jilid 1. Jakarta:

Salemba Empat

31 |Analisis Laporan Keuangan