Im yours - jason mraz - cifra para cantar e tocar violão by- vagner
klorin.pdf
-
Upload
cut-saura-salmira -
Category
Documents
-
view
14 -
download
1
Transcript of klorin.pdf
KLORIN
CHLORINE
1. N a m a
Golongan
Alifatik terhalogenasi
Sinonim / Nama Dagang
Chlorine molecular; Diatomic Chlorine; Dichlorine; Molecular Chlorine; Bertholite;
Chloor (Belanda); Chlor (Jerman); Chlore (Prancis); Chlorine gas; Chlorine mol;
Chlor (Italia); CL2
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS : 7782-50-5
Nomor OHS : 4600
Nomor EC : 017-001-00-7
Nomor RTECS : FO 2100000
Nomor EINECS : 231-959-5
Nomor UN : 1017
Nomor ICSC : 0216
Nomor STCC : 4904120
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Chlorine
Deskripsi
Gas berwarna hijau kekuningan dengan bau tajam/merangsang; Gas Chlorine
lebih berat dari udara; Bj (cairan pada suhu -35 °C dan tekanan 0,9949 ATM)
1,5649; suhu didih -34,9°C; suhu lebur -101 °C; bersifat mengiritasi; berat
molekul 70,906; tekanan uap 5168 mmHg @21°C; berat jenis (udara = 1) 2,49;
kelarutan dalam air pada @0°C1 46%; ambang batas 0,01 ppm; viskositas pada
@20°C 0,01327 cP; larut dalam pelarut alkali; Pada suhu 25 °C, larut dalam air
dengan membentuk larutan klor (0,062 mol/l) asam hipoklorit (0,030 mol/l) dan
klorida (0,030 mol/l); jumlah kelarutan 0,092 mol/l. Mudah larut dalam alkali.
Mudah tergabung dengan semua elemen kecuali nitrogen dan gas langka
misalnya xenon.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 4 : Tingkat keparahan amat sangat tinggi
Kebakaran 0 : Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0 : Tidak reaktif
Klasifikasi EC:
T : Beracun
Xi : Iritan
N : Berbahaya untuk lingkungan
R 23 : Beracun jika terhirup
R36/37/38 : Iritasi pada mata, sistem pernafasan dan kulit
R50 : Sangat beracun bagi organisme perairan
3. Penggunaan
Industri kimia, pemutih, desinfektan kolam renang, bahan pembersih logam,
sterilisasi air minum, reagen untuk membantu melapisi besi dengan timah dan
seng.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Berbahaya jika terhirup, luka bakar pada saluran pernafasan, mata, iritasi kulit
dan membran mukosa.
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Luka bakar, kesulitan bernafas, sakit kepala, pusing, kulit berwarna kebiruan,
kerusakan paru.
Kontak dengan kulit
Iritasi
Kontak dengan mata
Keluar air mata, pandangan kabur
Tertelan
Penelanan gas tidak mungkin
Paparan jangka panjang
Terhirup
Kerusakan pada gigi, kerusakan paru
Kontak dengan kulit
Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Kontak dengan mata
Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Tertelan :
Tidak ada informasi efek samping merugikan yang berarti
5. Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal
Kondisi yang dihindari : Hindarkan kontak dengan bahan-bahan yang
mudah menyala. Minimalisasi kontak dengan
bahan. Hindar terhirup bahan atau bahan hasil
pembakaran produk. Jaga dari sumber air atau
saluran pembuangan
Tancampurkan : bahan-bahan yang mudah menyala, basa, logam,
halogen, garam-garam logam, agen reduktor,
amina, karbida logam, oksida logam, bahan-
bahan oksidator, halokarbon, asam.
Klorin dengan :
acetylene : Menghasilkan reaksi eksplosif
Alkohol : Membentuk alkyl hypochlorites yang eksplosif
Garam-garam alkyl
iothiourea
Membentuk nitrogen trichloride yang eksplosif
Diethyl eter dapat meledak
Dimethylformamide bahaya ledakan
Amonia akan meledak jika terkena panas
Antimony menghasilkan reaksi ledakan
Arsen menyebabkan kebakaran spontan
N-arylsulfunamides kemungkinan menghasilkan reaksi
Benzene menghasilkan reaksi ledakan yang dikatalisis oleh
cahaya
Boron akan menyala jika terjadi kontak
Bromine Pentafluoride menghasilkan reaksi ledakan
Iodine menimbulkan reaksi yang hebat
Calcium Nitride menghasilkan reaksi pijar
Carbon (activated) akan menyala jika terjadi kontak
Calcium Chlorite membentuk chlorine dioxide yang mudah meledak
Carbon Disulfide menghasilkan reaksi ledakan jika ada katalis besi
Cesium Nitride Akan disambar oleh klorin
3-Chloropropyne kemungkinan akan meledak
Chromyl Chloride +
Carbon
kemungkinan akan meledak
Bahan-bahan yang
mudah terbakar :
jika kontak dengan cairan tersebut mengakibatkan
ledakan, sedangkan kontak deng gas tersebut
menyebabkan pengapian atau ledakan
Diborane mengakibatkan ledakan jika kontak pada suhu
ruang.
Dichloromethylarsine kemungkinan mengakibatkan ledakan
Diethyl ether mengakibatkan ledakan
Dietylzinc mengakibatkan nyala
Dimethylformamide menimbulkan bahaya ledakan
Dimethyl
Phosphoramidate
mungkin membentuk nitrogen trichloride yang
eksplosif
Dioxygen Difluoride mengakibatkan nyala dan reaksi ledakan
Disilyl oxide menghasilkan reaksi ledakan
4,4'-Dithiodimorpholine mungkin membentuk senyawa eksplosif
Ethylene mengakibatkan reaksi eksplosif jika ada cahaya
atau katalis
Ethylene imine membentuk 1-chloroethylene imine yang eksplosif
Ethylphosphine akan terjadi ledakan jika terjadi kontak
Senyawa yang mudah
menyala
jika kontak dengan cairannya mengakibatkan
ledakan. kontak dengan gas menyebabkan
percikan atau ledakan
Fluorine menimbulkan nyala api yang diikutin dengan
percikan
Hexachlorodisilane menimbulkan nyala api diatas 300C dengan
kemungkinan adanya ledakan
Hydrazine menimbulkan nyala
Hidrokarbon: kontak dengan cairannya menimbulkan ledakan.
kontak dengan gasnya menyebabkan nyala atau
ledakan. Melepaskan volume hidrogen klorida
yang besar.
Hydrogen menimbulkan campuran eksplosif
Hydrogen peoxide +
Potassium hydroxide
menimbulkan reaksi berpendar (luminescent)
Hydroxylamine menimbulkan nyala yang spontan
Iron Carbide menimbulkan reaksi pijar
Lithium Silicide menimbulkan reaksi pijar jika dipanaskan
Metal dan Alloys menimbulkan nyala jika terjadi kontak, beberapa
logam mungkin menyebabkan korosif dalam
kondisi lembab.
Metal Acetylides menimbulkan nyala
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: fosgen, senyawa
terhalogenasi, oksida karbon
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi.
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlak
Simpan terpisah dari bahan-bahan tancampurka
Hindari kerusakan fisik
Simpanlah pada sebuah ruangan khusus yang terpisah dari bangunan utama
Simpanlah terpisah dari bahan-bahan yang mudah terbakar
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia:
LCL0 inhalasi- manusia 2530 mg/m3/30 menit; LCL0 inhalasi- manusia 500
ppm/5 menit.
Data pada hewan:
LC50 inhalasi – tikus (rat) 293 ppm/1 jam; LC50 LC50 inhalasi – tikus (mouse) 137
ppm/1 jam; LCLoinhalasi – anjing 800 ppm/30 menit; LCL0 inhalasi – marmut
3200 ppm/3 jam; LCLo inhalasi- mamalia 500 ppm/5 menit; TDL0 oral – tikus (rat)
3312 mg/kg/92 hari secara terus menerus; TDL0 oral – tikus (rat) 109 gm/kg/2
tahun secara terus menerus; TCL0 inhalasi – tikus (rat) intermiten 9 ppm/6 jam –
6 minggu; TDL0 oral – tikus (rat) 7568 mg/kg/28 hari secara terus menerus; TDL0
oral – tikus (rat) 42gm/kg/2 minggu secara terus menerus; TCL0 inhalasi – tikus
(rat) intermiten 9100 ppb/6 jam – 5 hari; TCL0 oral – tikus intermiten (mouse)
9100 ppb/6 jam – 5 hari
Karsinogenik
ACGIH : A4 – tidak digolongkan sebagai karsinogen pad manusia
Tumorigenik
TDL0 oral – tikus (rat) 5096 mg/kg selama 2 tahun secara terus menerus
Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 1800 ugl/L (-S9);
Analisa sitogenetik – limposit manusia 20 ppm; sperma – tikus oral 20 mg/kg/5
hari secara terus menerus.
Data Reproduksi
TDL0 oral – tikus (rat) jantan seminggu, sebelum kehamilan/2 minggu – setelah
kehamilan/ 3 minggu 565 mg/kg.
Informasi Ekologi
Berbahaya terhadap kehidupan perairan.
Toksisitas pada ikan : LC50 (Mortalitas) orangethroat darter
(Etheostoma spectabile) 390 ug/L selama 96
jam
Toksisitas pada invertebrata : LC50 (imortalitas) Pacific oyster (Crassostrea
gigas)637,5 ug/L aelama 1 jam.
Toksisitas alga : Alga, plankton, algae 50-1000 ug/L 23 jam
Fitoksisitas : Water-milfoil (Myriophyllum spicatum) 20
ug/L 96 jam (growth)
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Iritasi mukosa membran terjadi pada 0,2 – 16 ppm dan batuk pada 30 ppm.
Terhirup pada 500 ppm selama 5 menit menyebabkan fatal pada manusia dan
1000 ppm menyebabkan fatal setelah beberapa kali bernafas dengan dalam.
Kecelakaan di tempat kerja terjadi menyebabkan luka bakar pada hidung dan
mulut dengan rhinoreehea, gangguan pernafasan dengan batuk, tersedak, mengi,
muntah, hemoptysis, nyeri substernal, dyspnea dan sianosis, tracheobronchitis,
dilaporkan juga edema paru dan pneumonitis berkembang dengan cepat atau
kemungkinan tertunda.batuk umumnya meningkat dengan sering dan akan
menjadi parah setelah 2 – 3 hari dan menjadi produktif dengan adanya sputum
mucopurulen yang tebal setelah 14 hari. Kerusakan paru biasanya tidak
permanent. Gangguan pernafasan biasanya reda dalam 72 jam. Pada
konsentrasi tinggi, klorin menyebabkan keadaan sesak nafas disebabkan oleh
kram pada otot laring dan pembengkakan pada membrane mukosa. Gejala
lainnya adalah salviasi, kegelisahan, bersin, muka pucat, kemerahan pada wajah,
kelemahan, suara serak, sakit kepala, pusing dan gangguan umumu kegelisahan
dan kegembiraan. Terhirup secara berlebihan menyebabkan kematian karena
henti jantung.
Kontak dengan kulit
Konsentrasi tinggi menyebabkan iritasi pada kulit dan menyebabkan luka bakar
dan sensasi seperti ditusuk, inflamasi dan pembentukan vesikula. Kontak
dengan cairan menyebabkan luka bakar, blister/melepuh, kerusakan jaringan
tissue dan frosbit (radang dingin).
Kontak dengan mata
Terpapar gas klorin dengan konsentrasi 3-6 ppm menyebabakan kemerahan,
rasas nyeri, pandangan kabur dan lakrimasi. Kontak secara langsung dengan
cairan menyebabkan luka bakar. Klorin larut dalam air dan ditempatkan ke dalam
ruang anterior mata kelinci menyebabkan peradangan yang parah, opasitas pada
kornea, atropi pada iris dan luka pada lensa.
Tertelan
Tertelan gas merupakan hal yang tidak mungkin. Tertelan cairannya
menyebabkan luka bakar pada bibir, mulut dan membran mukosa pada saluran
pencernaan, kemungkinan menyebabkan ulser atau perforasi, nyeri abdomen,
takikardia, prostration dan sirkulasi gagal.
Keracunan kronik
Terhirup
Orang yang terpapar secara berulang pada konsnetrasi rendah menyebabkan
chlorane, kekurangan penciuman dan tolerance build-up. Terpapar dalam jangka
waktu lama dan secara berulang pada 0.8 – 1.0 ppm menyebabkan permanen
penurunan fungsi paru meskipun penurunannya tidak parah (moderat).
Kontak dengan kulit
Gejala tegantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Paparan yang
berulang atau dalam jangka waktu lama menyebabkan konjungtivitis atau gejala
pada keracunan akut.
Kontak dengan mata
Gejala tegantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Paparan yang
berulang atau dalam jangka waktu lama menyebabkan dermatitis atau gejala
pada keracunan akut.
Tertelan
Efek pada reproduksi pernah dilaporkan
9. Pertolongan Pertama
a. Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
b. Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20
menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
c. Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk
setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
d. Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala
menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Catatan untuk dokter: untuk inhalasi, pertimbangkan oksigen. Hindari
tindakan bilas lambung atau emesis.
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna
Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Hindari kumbah lambung atau
emesis.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan Klorin :
1ppm langit-langit, (3 mg/m3) OSHA
0,5 ppm (1,5 mg/m3) OSHA TWA (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)
1 ppm (3 mg/ m3) OSHA STEL (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)
0,5 ppm (1,5 mg/m3) ACGIH TWA
1 ppm (3 m/m3) STEL
0.5 ppm (1,5 mg/ m3) rekomendasi NIOSH STEL selama 15 menit1.5 mg/m3
)0,5 ml/m3) DFG MAK 1 kali/shift
0,5 ppm (1,5mg/m3) UK OES TWA
1 ppm (2,9 mg/m3) UK OES STEL
Metode pengukuran: particulet filter; sodium thiosulfate; ion kromatografi;
NIOSH III #6011.
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus
tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: data mengenai respirator berikut konsentrasi maksimum didapatkan
dari NIOSH dan/atau OSHA. Perlengkapan respiratorik tersebut harus
tersertifikasi oleh NIOSH/MSHA.
Untuk tiap konsentrasi yang terdeteksi:
Setiap alat bantu pernafasan yang dilengkapi dengan masker wajah penuh dan
dioperasikan dalam mode tekanan sesuai kebutuhan (pressure-demamd) atau
mode tekanan positif lainnya.
Setiap respirator pemasok udara dengan masker wajah penuuh dan
dioperasikan dalam mode tekanan sesuai kebutuhan (pressure-demamd) atau
mode tekanan positif lainnya yang dikombinasikan dengan “escape supply”
yang terpisah.
Pelindung wajah untuk keluar dari sumber paparan (Escape):
Setiap respirator pemurni udara dilengkapi dengan masker wajah penuh dan
sebuah kanister uap organik.
Setiap tipe escape yang sesuai, alat bantu pernafasan serba lengkap.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara dilengkapi dengan masker wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan
dengan “escape supply” terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan masker wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: bahaya kebakaran yang tak berarti. Oksidator.
Mungkin menyebabkan nyala atau terbakar jika kontak dengan bahan-bahan
yang mudah terbakar.
Media pemadaman: air. Jangan menggunakan bahan kimia kering,
karbondioksida agen pemedam yang terhalogenasi.
Kebakaran besar : banjir dengan semprotan air yang halus (fine water spray),
Pemadaman api: pindahkan wadah dari area, bila hal ini dapat dilakukan tanpa
risiko. Dinginkan wadah menggunakan semprotan air hingga api padam.
Menjauhlah dari ujung-ujung tangki. Bila kebakaran terjadi pada kargo atau
gudang: dinginkan wadah menggunakan alat pemadam yang tidak dioperasikan
oleh petugas (otomatis) hilngga api padam. Namun bila hal tersebut tidak
dimungkinkan, maka lakukan tindakan berikut ini: tutup dan isolasilah area
tersebut, jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan dan dilarang masuk..
Biarkan api menyala.
Untuk kebakaran kecil : biarkan api menyala. Gunakan agen pemadam yang
sesuai untuk menegpung api. Dinginkan wadah dengan semprotan air sampai
benar-benar dingin setelah api padam. Semprotkan air dari lokasi yang aman
dan dari jarak yang jauh. Hindari terhirup bahan atau bahan hasil pembakaran
produk. Tetaplah di area tinggi dan tidak melawan arah angin. Evakuasi dengan
radius : 800 M (0.5 mil)
13. Manajemen Tumpahan
Hentikan tumpahan tanpa ada risiko. Hindari kontak dengan bahan-bahan yang
nudah menyala. Jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan, isolasi
daerah bahaya dan buatlah larangan masuk.
14. Daftar Pustaka
1. Gosselin, R.E., et al. Clinical Toxicology of Commercial Products, 5th ed.
Williams & Wilkins, Baltimore, 1984OHS, MDL Information System, Inc.,
Donelson Pike, Nashville, 1997.
2. Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc.
3. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill
Companies, Inc., USA, 2004.
4. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997
5. http://www.toxinz.com/ (diunduh Agustus 2010)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------