klorin.pdf

13
KLORIN CHLORINE 1. N a m a Golongan Alifatik terhalogenasi Sinonim / Nama Dagang Chlorine molecular; Diatomic Chlorine; Dichlorine; Molecular Chlorine; Bertholite; Chloor (Belanda); Chlor (Jerman); Chlore (Prancis); Chlorine gas; Chlorine mol; Chlor (Italia); CL2 Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 7782-50-5 Nomor OHS : 4600 Nomor EC : 017-001-00-7 Nomor RTECS : FO 2100000 Nomor EINECS : 231-959-5 Nomor UN : 1017 Nomor ICSC : 0216 Nomor STCC : 4904120 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Chlorine Deskripsi Gas berwarna hijau kekuningan dengan bau tajam/merangsang; Gas Chlorine lebih berat dari udara; Bj (cairan pada suhu -35 °C dan tekanan 0,9949 ATM) 1,5649; suhu didih -34,9°C; suhu lebur -101 °C; bersifat mengiritasi; berat molekul 70,906; tekanan uap 5168 mmHg @21°C; berat jenis (udara = 1) 2,49; kelarutan dalam air pada @0°C1 46%; ambang batas 0,01 ppm; viskositas pada @20°C 0,01327 cP; larut dalam pelarut alkali; Pada suhu 25 °C, larut dalam air dengan membentuk larutan klor (0,062 mol/l) asam hipoklorit (0,030 mol/l) dan klorida (0,030 mol/l); jumlah kelarutan 0,092 mol/l. Mudah larut dalam alkali.

Transcript of klorin.pdf

Page 1: klorin.pdf

KLORIN

CHLORINE

1. N a m a

Golongan

Alifatik terhalogenasi

Sinonim / Nama Dagang

Chlorine molecular; Diatomic Chlorine; Dichlorine; Molecular Chlorine; Bertholite;

Chloor (Belanda); Chlor (Jerman); Chlore (Prancis); Chlorine gas; Chlorine mol;

Chlor (Italia); CL2

Nomor Identifikasi :

Nomor CAS : 7782-50-5

Nomor OHS : 4600

Nomor EC : 017-001-00-7

Nomor RTECS : FO 2100000

Nomor EINECS : 231-959-5

Nomor UN : 1017

Nomor ICSC : 0216

Nomor STCC : 4904120

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan

Chlorine

Deskripsi

Gas berwarna hijau kekuningan dengan bau tajam/merangsang; Gas Chlorine

lebih berat dari udara; Bj (cairan pada suhu -35 °C dan tekanan 0,9949 ATM)

1,5649; suhu didih -34,9°C; suhu lebur -101 °C; bersifat mengiritasi; berat

molekul 70,906; tekanan uap 5168 mmHg @21°C; berat jenis (udara = 1) 2,49;

kelarutan dalam air pada @0°C1 46%; ambang batas 0,01 ppm; viskositas pada

@20°C 0,01327 cP; larut dalam pelarut alkali; Pada suhu 25 °C, larut dalam air

dengan membentuk larutan klor (0,062 mol/l) asam hipoklorit (0,030 mol/l) dan

klorida (0,030 mol/l); jumlah kelarutan 0,092 mol/l. Mudah larut dalam alkali.

Page 2: klorin.pdf

Mudah tergabung dengan semua elemen kecuali nitrogen dan gas langka

misalnya xenon.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4):

Kesehatan 4 : Tingkat keparahan amat sangat tinggi

Kebakaran 0 : Tidak dapat terbakar

Reaktivitas 0 : Tidak reaktif

Klasifikasi EC:

T : Beracun

Xi : Iritan

N : Berbahaya untuk lingkungan

R 23 : Beracun jika terhirup

R36/37/38 : Iritasi pada mata, sistem pernafasan dan kulit

R50 : Sangat beracun bagi organisme perairan

3. Penggunaan

Industri kimia, pemutih, desinfektan kolam renang, bahan pembersih logam,

sterilisasi air minum, reagen untuk membantu melapisi besi dengan timah dan

seng.

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ

Berbahaya jika terhirup, luka bakar pada saluran pernafasan, mata, iritasi kulit

dan membran mukosa.

Rute paparan

Paparan jangka pendek

Terhirup

Luka bakar, kesulitan bernafas, sakit kepala, pusing, kulit berwarna kebiruan,

kerusakan paru.

Kontak dengan kulit

Iritasi

Kontak dengan mata

Page 3: klorin.pdf

Keluar air mata, pandangan kabur

Tertelan

Penelanan gas tidak mungkin

Paparan jangka panjang

Terhirup

Kerusakan pada gigi, kerusakan paru

Kontak dengan kulit

Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.

Kontak dengan mata

Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.

Tertelan :

Tidak ada informasi efek samping merugikan yang berarti

5. Stabilitas dan reaktivitas

Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal

Kondisi yang dihindari : Hindarkan kontak dengan bahan-bahan yang

mudah menyala. Minimalisasi kontak dengan

bahan. Hindar terhirup bahan atau bahan hasil

pembakaran produk. Jaga dari sumber air atau

saluran pembuangan

Tancampurkan : bahan-bahan yang mudah menyala, basa, logam,

halogen, garam-garam logam, agen reduktor,

amina, karbida logam, oksida logam, bahan-

bahan oksidator, halokarbon, asam.

Klorin dengan :

acetylene : Menghasilkan reaksi eksplosif

Alkohol : Membentuk alkyl hypochlorites yang eksplosif

Garam-garam alkyl

iothiourea

Membentuk nitrogen trichloride yang eksplosif

Diethyl eter dapat meledak

Dimethylformamide bahaya ledakan

Page 4: klorin.pdf

Amonia akan meledak jika terkena panas

Antimony menghasilkan reaksi ledakan

Arsen menyebabkan kebakaran spontan

N-arylsulfunamides kemungkinan menghasilkan reaksi

Benzene menghasilkan reaksi ledakan yang dikatalisis oleh

cahaya

Boron akan menyala jika terjadi kontak

Bromine Pentafluoride menghasilkan reaksi ledakan

Iodine menimbulkan reaksi yang hebat

Calcium Nitride menghasilkan reaksi pijar

Carbon (activated) akan menyala jika terjadi kontak

Calcium Chlorite membentuk chlorine dioxide yang mudah meledak

Carbon Disulfide menghasilkan reaksi ledakan jika ada katalis besi

Cesium Nitride Akan disambar oleh klorin

3-Chloropropyne kemungkinan akan meledak

Chromyl Chloride +

Carbon

kemungkinan akan meledak

Bahan-bahan yang

mudah terbakar :

jika kontak dengan cairan tersebut mengakibatkan

ledakan, sedangkan kontak deng gas tersebut

menyebabkan pengapian atau ledakan

Diborane mengakibatkan ledakan jika kontak pada suhu

ruang.

Dichloromethylarsine kemungkinan mengakibatkan ledakan

Diethyl ether mengakibatkan ledakan

Dietylzinc mengakibatkan nyala

Dimethylformamide menimbulkan bahaya ledakan

Dimethyl

Phosphoramidate

mungkin membentuk nitrogen trichloride yang

eksplosif

Dioxygen Difluoride mengakibatkan nyala dan reaksi ledakan

Disilyl oxide menghasilkan reaksi ledakan

4,4'-Dithiodimorpholine mungkin membentuk senyawa eksplosif

Ethylene mengakibatkan reaksi eksplosif jika ada cahaya

atau katalis

Page 5: klorin.pdf

Ethylene imine membentuk 1-chloroethylene imine yang eksplosif

Ethylphosphine akan terjadi ledakan jika terjadi kontak

Senyawa yang mudah

menyala

jika kontak dengan cairannya mengakibatkan

ledakan. kontak dengan gas menyebabkan

percikan atau ledakan

Fluorine menimbulkan nyala api yang diikutin dengan

percikan

Hexachlorodisilane menimbulkan nyala api diatas 300C dengan

kemungkinan adanya ledakan

Hydrazine menimbulkan nyala

Hidrokarbon: kontak dengan cairannya menimbulkan ledakan.

kontak dengan gasnya menyebabkan nyala atau

ledakan. Melepaskan volume hidrogen klorida

yang besar.

Hydrogen menimbulkan campuran eksplosif

Hydrogen peoxide +

Potassium hydroxide

menimbulkan reaksi berpendar (luminescent)

Hydroxylamine menimbulkan nyala yang spontan

Iron Carbide menimbulkan reaksi pijar

Lithium Silicide menimbulkan reaksi pijar jika dipanaskan

Metal dan Alloys menimbulkan nyala jika terjadi kontak, beberapa

logam mungkin menyebabkan korosif dalam

kondisi lembab.

Metal Acetylides menimbulkan nyala

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: fosgen, senyawa

terhalogenasi, oksida karbon

Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan

Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

standard yang berlak

Simpan terpisah dari bahan-bahan tancampurka

Hindari kerusakan fisik

Simpanlah pada sebuah ruangan khusus yang terpisah dari bangunan utama

Page 6: klorin.pdf

Simpanlah terpisah dari bahan-bahan yang mudah terbakar

7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada manusia:

LCL0 inhalasi- manusia 2530 mg/m3/30 menit; LCL0 inhalasi- manusia 500

ppm/5 menit.

Data pada hewan:

LC50 inhalasi – tikus (rat) 293 ppm/1 jam; LC50 LC50 inhalasi – tikus (mouse) 137

ppm/1 jam; LCLoinhalasi – anjing 800 ppm/30 menit; LCL0 inhalasi – marmut

3200 ppm/3 jam; LCLo inhalasi- mamalia 500 ppm/5 menit; TDL0 oral – tikus (rat)

3312 mg/kg/92 hari secara terus menerus; TDL0 oral – tikus (rat) 109 gm/kg/2

tahun secara terus menerus; TCL0 inhalasi – tikus (rat) intermiten 9 ppm/6 jam –

6 minggu; TDL0 oral – tikus (rat) 7568 mg/kg/28 hari secara terus menerus; TDL0

oral – tikus (rat) 42gm/kg/2 minggu secara terus menerus; TCL0 inhalasi – tikus

(rat) intermiten 9100 ppb/6 jam – 5 hari; TCL0 oral – tikus intermiten (mouse)

9100 ppb/6 jam – 5 hari

Karsinogenik

ACGIH : A4 – tidak digolongkan sebagai karsinogen pad manusia

Tumorigenik

TDL0 oral – tikus (rat) 5096 mg/kg selama 2 tahun secara terus menerus

Mutagenik

Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 1800 ugl/L (-S9);

Analisa sitogenetik – limposit manusia 20 ppm; sperma – tikus oral 20 mg/kg/5

hari secara terus menerus.

Data Reproduksi

TDL0 oral – tikus (rat) jantan seminggu, sebelum kehamilan/2 minggu – setelah

kehamilan/ 3 minggu 565 mg/kg.

Informasi Ekologi

Berbahaya terhadap kehidupan perairan.

Toksisitas pada ikan : LC50 (Mortalitas) orangethroat darter

Page 7: klorin.pdf

(Etheostoma spectabile) 390 ug/L selama 96

jam

Toksisitas pada invertebrata : LC50 (imortalitas) Pacific oyster (Crassostrea

gigas)637,5 ug/L aelama 1 jam.

Toksisitas alga : Alga, plankton, algae 50-1000 ug/L 23 jam

Fitoksisitas : Water-milfoil (Myriophyllum spicatum) 20

ug/L 96 jam (growth)

8. Efek Klinis

Keracunan akut

Terhirup

Iritasi mukosa membran terjadi pada 0,2 – 16 ppm dan batuk pada 30 ppm.

Terhirup pada 500 ppm selama 5 menit menyebabkan fatal pada manusia dan

1000 ppm menyebabkan fatal setelah beberapa kali bernafas dengan dalam.

Kecelakaan di tempat kerja terjadi menyebabkan luka bakar pada hidung dan

mulut dengan rhinoreehea, gangguan pernafasan dengan batuk, tersedak, mengi,

muntah, hemoptysis, nyeri substernal, dyspnea dan sianosis, tracheobronchitis,

dilaporkan juga edema paru dan pneumonitis berkembang dengan cepat atau

kemungkinan tertunda.batuk umumnya meningkat dengan sering dan akan

menjadi parah setelah 2 – 3 hari dan menjadi produktif dengan adanya sputum

mucopurulen yang tebal setelah 14 hari. Kerusakan paru biasanya tidak

permanent. Gangguan pernafasan biasanya reda dalam 72 jam. Pada

konsentrasi tinggi, klorin menyebabkan keadaan sesak nafas disebabkan oleh

kram pada otot laring dan pembengkakan pada membrane mukosa. Gejala

lainnya adalah salviasi, kegelisahan, bersin, muka pucat, kemerahan pada wajah,

kelemahan, suara serak, sakit kepala, pusing dan gangguan umumu kegelisahan

dan kegembiraan. Terhirup secara berlebihan menyebabkan kematian karena

henti jantung.

Kontak dengan kulit

Konsentrasi tinggi menyebabkan iritasi pada kulit dan menyebabkan luka bakar

dan sensasi seperti ditusuk, inflamasi dan pembentukan vesikula. Kontak

Page 8: klorin.pdf

dengan cairan menyebabkan luka bakar, blister/melepuh, kerusakan jaringan

tissue dan frosbit (radang dingin).

Kontak dengan mata

Terpapar gas klorin dengan konsentrasi 3-6 ppm menyebabakan kemerahan,

rasas nyeri, pandangan kabur dan lakrimasi. Kontak secara langsung dengan

cairan menyebabkan luka bakar. Klorin larut dalam air dan ditempatkan ke dalam

ruang anterior mata kelinci menyebabkan peradangan yang parah, opasitas pada

kornea, atropi pada iris dan luka pada lensa.

Tertelan

Tertelan gas merupakan hal yang tidak mungkin. Tertelan cairannya

menyebabkan luka bakar pada bibir, mulut dan membran mukosa pada saluran

pencernaan, kemungkinan menyebabkan ulser atau perforasi, nyeri abdomen,

takikardia, prostration dan sirkulasi gagal.

Keracunan kronik

Terhirup

Orang yang terpapar secara berulang pada konsnetrasi rendah menyebabkan

chlorane, kekurangan penciuman dan tolerance build-up. Terpapar dalam jangka

waktu lama dan secara berulang pada 0.8 – 1.0 ppm menyebabkan permanen

penurunan fungsi paru meskipun penurunannya tidak parah (moderat).

Kontak dengan kulit

Gejala tegantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Paparan yang

berulang atau dalam jangka waktu lama menyebabkan konjungtivitis atau gejala

pada keracunan akut.

Kontak dengan mata

Gejala tegantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Paparan yang

berulang atau dalam jangka waktu lama menyebabkan dermatitis atau gejala

pada keracunan akut.

Tertelan

Efek pada reproduksi pernah dilaporkan

9. Pertolongan Pertama

a. Terhirup

Page 9: klorin.pdf

Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,

gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera

bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

b. Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci

dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak

sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20

menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan

terdekat.

c. Kontak dengan mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam

fisiologis (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk

setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah

sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke

rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

d. Tertelan

Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan

sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak

sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada

panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala

menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan

terdekat.

Catatan untuk dokter: untuk inhalasi, pertimbangkan oksigen. Hindari

tindakan bilas lambung atau emesis.

10. Penatalaksanaan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk

menjamin pertukaran udara.

Page 10: klorin.pdf

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi

dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya

kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30

menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin

diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring

ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan

sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan

selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit

atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin

atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau

kertas secara lembut. Jangan digosok.

Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau

muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan

sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak

menghirupnya.

Page 11: klorin.pdf

Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna

Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Hindari kumbah lambung atau

emesis.

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan Klorin :

1ppm langit-langit, (3 mg/m3) OSHA

0,5 ppm (1,5 mg/m3) OSHA TWA (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)

1 ppm (3 mg/ m3) OSHA STEL (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)

0,5 ppm (1,5 mg/m3) ACGIH TWA

1 ppm (3 m/m3) STEL

0.5 ppm (1,5 mg/ m3) rekomendasi NIOSH STEL selama 15 menit1.5 mg/m3

)0,5 ml/m3) DFG MAK 1 kali/shift

0,5 ppm (1,5mg/m3) UK OES TWA

1 ppm (2,9 mg/m3) UK OES STEL

Metode pengukuran: particulet filter; sodium thiosulfate; ion kromatografi;

NIOSH III #6011.

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus

tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan

dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran

pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan

area kerja.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

Respirator: data mengenai respirator berikut konsentrasi maksimum didapatkan

dari NIOSH dan/atau OSHA. Perlengkapan respiratorik tersebut harus

tersertifikasi oleh NIOSH/MSHA.

Untuk tiap konsentrasi yang terdeteksi:

Page 12: klorin.pdf

Setiap alat bantu pernafasan yang dilengkapi dengan masker wajah penuh dan

dioperasikan dalam mode tekanan sesuai kebutuhan (pressure-demamd) atau

mode tekanan positif lainnya.

Setiap respirator pemasok udara dengan masker wajah penuuh dan

dioperasikan dalam mode tekanan sesuai kebutuhan (pressure-demamd) atau

mode tekanan positif lainnya yang dikombinasikan dengan “escape supply”

yang terpisah.

Pelindung wajah untuk keluar dari sumber paparan (Escape):

Setiap respirator pemurni udara dilengkapi dengan masker wajah penuh dan

sebuah kanister uap organik.

Setiap tipe escape yang sesuai, alat bantu pernafasan serba lengkap.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan

dan kesehatan:

Setiap respirator pemasok udara dilengkapi dengan masker wajah penuh yang

dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan

dengan “escape supply” terpisah.

Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan masker wajah penuh.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahaya ledakan dan kebakaran: bahaya kebakaran yang tak berarti. Oksidator.

Mungkin menyebabkan nyala atau terbakar jika kontak dengan bahan-bahan

yang mudah terbakar.

Media pemadaman: air. Jangan menggunakan bahan kimia kering,

karbondioksida agen pemedam yang terhalogenasi.

Kebakaran besar : banjir dengan semprotan air yang halus (fine water spray),

Pemadaman api: pindahkan wadah dari area, bila hal ini dapat dilakukan tanpa

risiko. Dinginkan wadah menggunakan semprotan air hingga api padam.

Menjauhlah dari ujung-ujung tangki. Bila kebakaran terjadi pada kargo atau

gudang: dinginkan wadah menggunakan alat pemadam yang tidak dioperasikan

oleh petugas (otomatis) hilngga api padam. Namun bila hal tersebut tidak

dimungkinkan, maka lakukan tindakan berikut ini: tutup dan isolasilah area

tersebut, jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan dan dilarang masuk..

Biarkan api menyala.

Page 13: klorin.pdf

Untuk kebakaran kecil : biarkan api menyala. Gunakan agen pemadam yang

sesuai untuk menegpung api. Dinginkan wadah dengan semprotan air sampai

benar-benar dingin setelah api padam. Semprotkan air dari lokasi yang aman

dan dari jarak yang jauh. Hindari terhirup bahan atau bahan hasil pembakaran

produk. Tetaplah di area tinggi dan tidak melawan arah angin. Evakuasi dengan

radius : 800 M (0.5 mil)

13. Manajemen Tumpahan

Hentikan tumpahan tanpa ada risiko. Hindari kontak dengan bahan-bahan yang

nudah menyala. Jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan, isolasi

daerah bahaya dan buatlah larangan masuk.

14. Daftar Pustaka

1. Gosselin, R.E., et al. Clinical Toxicology of Commercial Products, 5th ed.

Williams & Wilkins, Baltimore, 1984OHS, MDL Information System, Inc.,

Donelson Pike, Nashville, 1997.

2. Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc.

3. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill

Companies, Inc., USA, 2004.

4. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997

5. http://www.toxinz.com/ (diunduh Agustus 2010)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------