Kliping Pemberdayaan Berbasis Pertanian 01

download Kliping Pemberdayaan Berbasis Pertanian 01

of 3

Transcript of Kliping Pemberdayaan Berbasis Pertanian 01

http://www.neraca.co.id/harian/article/22437/Pemberdayaan.Masyarakat.Berbasis.Usaha.PertanianPemberdayaan Masyarakat Berbasis Usaha PertanianSabtu, 08/12/2012Program CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan akan lebih jauh lebih bermakna bila dikemas dalam bentuk program Community Development (pemberdayaan masyarakat), baik itu dalam bidang perekonomian, bidang pendidikan, bidang sosial budaya, maupun bidang sumber daya pertanian.Hal tersebut dikarenakan setiap masyarakat memiliki potensi atau daya yang bisa dikembangkan untuk diberdayakan. Harapannya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya, perekonomian masyarakat dapat meningkat.Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekitar, PT. Mekar Unggul Sari (MUS) berkomitmen menjadikan "Program Kerjasama Kemitraan Inti Plasma Melalui Pemberdayaan Masyarakat Yang Berbasis Pada Usaha Pertanian Berkelanjutan", sebagai salah satu program CSR.Awalnya, sasaran utama dari kerjasama kemitraan ini adalah Karyawan PT. MUS yang memiliki lahan dalam luasan pekarangan, namun seiring perkembangannya mencakup ruang lingkup yang lebih luas lagi.Bentuk kerjasama kemitraan ini adalah Kemitraan Inti Plasma, dimana PT. MUS sebagai pihakinti dan karyawan sebagai Petani Plasma. Sistem bagi hasil diterapkan berdasarkan persentase yang telah dimusyawarahkan bersama.Dalam implementasinya, PT. MUS memberikan sarana dan prasarana produksi, berupa pupuk an-organik secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali, bibit tanaman buah komersil sejumlah minimal 2 (dua) bibit dan maksimal 10 (sepuluh) bibit tanaman, monitoring berupa pembimbingan dan evaluasi secara berkala terhadap teknik budidaya dan teknik panen serta pascapanen yang dilakukan oleh Petani Plasma.Program kerjasama kemitraan ini merupakan Angkatan II (kedua) yang nantinya akan diserahkan bibit tanaman sejumlah 17 varietas dalam 170 bibit kepada 17 petani mitra binaan, meliputi 14 karyawan dan 3 petani sekitar. Bibit yang diserahkan, diantaranya terdiri dari Jambu bol harman, mangga aneka jenis, belimbing aneka jenis, rambutan aneka jenis, jambu air aneka jenis, jeruk pamelo, alkesa, dan srikaya new varietas.Sebelumnya, program kerjasama kemitraan Angkatan I (pertama) telah dilaksanakan pada hari Selasa, 12 April 2011, sejumlah 31 karyawan, yang terdiri dari 5 kelompok (Gandoang, Mampir, Babakan, Palasari, Kampung Sawah). Pada kemitraan Angkatan I (pertama) telah diserahkan total 93 bibit, yang terdiri dari abiu, jambu bol harman, jambu biji merah getas, jambu biji super red, belimbing sembiring, dan belimbing malaya.http://kumpulan-skripsi-ku.blogspot.com/2012/10/kajian-pengembangan-kawasan-agropolitan.htmlKajian Pengembangan Kawasan Agropolitan Sebagai Pendekatan Wilayah Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota ... (PRT-9) BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBerdasarkan perubahan lingkungan strategis dan gejolak faktor eksternal, yaitu terjadinya krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997, terbangun wacana memposisikan sektor pertanian sebagai andalan atau penggerak utama pembangunan nasional. Terdapat justifikasi empirik yang cukup kuat untuk memposisikan sektor pertanian (agribisnis) sebagai basis pembangunan nasional sebagai berikut:1. Akibat dampak krisis, ekonomi nasional mengalami kontraksi sebesar 13,68 persen pada tahun 1998, sementara sektor pertanian tetap tumbuh sebesar 0,22 persen. 2. Pada tahun yang sama (1998), terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja nasional sebesar 2,13 persen atau 6.429.530 orang, sedangkan sektor pertanian mampu meningkatkan kapasitas penyerapan tenaga kerja sebesar 432.350 orang. 3. Sektor pertanian berpotensi progresif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang diindikasikan oleh senjang produktivitas sebesar 35,6 persen, pemanfaatan sumberdaya lahan relatif masih rendah sekitar 32,3 persen dan pemanfaatan potensi perairan sekitar 46,7 persen. 4. Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam mengatasi permasalahan struktural pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh kontribusi kedua terbesar 18,84 persen dalam pembentukan GDP nasional, dominan dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 45,0 persen, produktivitas sektor pertanian yang relatif masih rendah (25 persen produktivitas sektor non pertanian), dan masih besarnya pengangguran di daerah pedesaan. 5. Sektor pertanian memiliki kemampuan artikulatif yang tinggi, dimana pangsa pengeluaran konsumsinya 48,01 persen lebih tinggi diban-dingkan rumah tangga non-pertanian, elastisitas pengeluarannya juga lebih besar, dan semua sub-sektor dalam lingkup pertanian termasuk dalam katagori penyerapan tenaga kerja sedang sampai tinggi. 6. Agroindustri kecil yang bergerak di sektor makanan, perikanan dan peternakan merupakan sektor komplemen yang dapat dikembangkan untuk mengartikulasikan sektor pertanian dan merupakan pilar strate-gis pembangunan sektor pertanian andalan. Sektor komplemen ini memiliki intensitas penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan produk yang dihasilkan memiliki pangsa dan elastisitas yang tinggi bagi keluarga tani.Pembangunan pertanian di masa sekarang cukup kompleks. Antara lain jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah sekitar 1,6% pertahun, pertanian masih dicirikan oleh usaha sekala kecil yang dilaksanakan berjuta-juta petani, peternak dan nelayan, jauh dari pendapatan di sektor lainnya. Menyadari kondisi seperti ini yang diikuti tekat untuk meningkatkan kesejahteraan petani Pemerintah melalui Departemen Pertanian mempunyai kebijakan yaitu peningkatan ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya bahan pangan dan pengembangan Agribisnis, dengan membangun keunggulan kompetitif sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerahPengembangan agribisnis merupakan hal penting karena nilai tambah dari semua rangkaian produksi pertanian tercipta pada subsistem budidaya, pemasaran dan pengolahan atau agroindustri pedesaan dapat menjadi fase transisi menuju tranformasi struktural pertanian keproduksi pertanian sesungguhnya. Dalam pengembangan komoditi wilayah harus didasarkan atas keunggulan komparatif lokasi, dengan demikian produk-produk pertanian yang mempunyai karaktristik khusus harus mempunyai orentasi pengembangan yang lebih baik dan manajemen yang tepat untuk mencapai efisiensi yang maksimal (Panggabean, 2000).Pembangunan nasional berwawasan agribisnis perlu difasilitasi sedikitnya oleh dua strategi dasar yaitu: Pendekatan agropolitan dalam pengembangan agribisnis dan Restrukturisasi dan konsolidasi agribisnis. Disamping itu, dalam operasionalisasinya paradigma pembangunan nasional berbasis agribisnis juga perlu difasilitasi dengan sejumlah kebijaksanaan strategis pengembangan agribisnis. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat diselaraskan dimensi pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan pembangunan dalam arti luas.Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan, sosial ekonomi dan kelembagaan. Bagi pembangunan wilayah pedesaan dibutuhkan pusat pertumbuhan yang berfungsi sebagai pusat pasar, pelayanan dan pemukiman penduduk, dan sebagai unsur strategis perencanaan dan pemukiman penduduk, dan sebagai unsur strategis perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pedesaan. Pendekatan pengembangan wilayah pedesaan ini menekankan pada keswadayaan dan kemandirian pembangunan pada tingkat teritorial kecil terkelola. Dimensi utamanya adalah peningkatan produksi melalui diversifikasi ekonomi, perluasan perdagangan wilayah dan antar wilayah, peningkatan kualitas hidup, penerapan prinsip-prinsip sumberdaya dan kemandirian.Pembangunan wilayah dan pemberdayaan masyarakat pertanian melalui pendekatan agropolitan dinilai strategis dalam pengembangan komoditas pertanian berwawasan agribisnis dengan sasaran tercapainya sinergi pengembangan antar sektor dan secara spasial antar desa dan kota dalam mendukung program pengembangan di sektor pertanian. Konsep agropolitan pada dasarnya adalah pengembangan wilayah yang terkelola (Manageble) dengan luasan sekitar 30.000 hektar dan berpenduduk maksimum 600.000 orang. Daerah pedesaan dikembangkan berdasarkan pewilayahan komoditas unggulan utama yang menghasilkan bahan baku pengembangan agroindustri di daerah perkotaan. Struktur agroindustri harus mampu menjamin efisiensi dan daya saing serta bersifat kompetitif.Dalam pendekatan agropolitan wilayah pedesaan didorong untuk membentuk satuan-satuan usaha yang optimal melalui kebijaksanaan perkreditan dan perpajakan. Satuan usaha pengembangan diorganisasikan ke dalam koperasi, perusahaan kecil dan menengah, dengan mempertimbangkan konsepsi pengembangan seperti, Perkembangan kelembagaan usaha dilakukan melalui pengembangan sistem insentif (Effendi, 2003).Berdasarkan kondisi tersebut diatas, perubahan paradigma pendekatan pembangunan harus dilakukan. Pembangunan nasional yang cenderung memfavoritkan pembanguan perkotaan sebagai satu-satunya mesin pertumbuhan (Engine of development) yang handal harus direvisi kembali. Pembangunan pedesaan harus didorong guna mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi. Sejalan dengan itu, pembangunan sumberdaya manusia harus selaras dan seimbang dengan pembangunan fisik atau wilayah. Karena itu, mengacu pada latar belakang di atas maka "Pengembangan Kawasan Agropolitan Sebagai Pendekatan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat Pertanian" merupakan suatu alternatif solusi pengembangan sektor pertanian yang perlu mendapatkan orentasi perhatian dari berbagi pelaku pembangunan pertanian di Indonesia. http://wonosalam.jombangkab.go.id/index.asp?opsi=news&no=35SOSIALISASI KAWASAN AGROPOLITANDiposkan tanggal 15/11/2010Upaya Kabupaten Jombang dalam mecapai Visi sebagai Kota Agropolitan dilaksanakan dengan mendorong daerah sentra Pertanian sebagai penyangga terciptanya Jombang sebagai Daerah Agropolitan.Sebagai gambaran umum adalah sebagai berikut :* AGROPOLITAN (Agro = pertanian : Politan = kota) adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem & usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya.

* KAWASAN AGROPOLITAN, terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan.

* PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN, adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah.

Kawasan Kecamatan Wonosalam dengan letak Geografis yang mendukung upaya peningkatan Pertanian.Beberapa produk unggulan antara lain;A.PETERNAKAN1.Susu sapi Perah2.Susu Kambing3.Sapi Potong4.Ayam

B.PERTANIAN1.Kopi2.Cengkeh3.Kakao4.Salak5.Durian

C.Industri Agribisnis1.Minyak Cengkeh2.Minyak Nilam

Produk unggulan tersebut nantinya akan menjadi Icon Wonosalam sebagai sentra produk pertanian di kabupaten Jombang selain Kecamatan lain .

3