Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

download Kliping Berita  Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

of 12

Transcript of Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    1/12

    PEMBIAYAAN PERUMAHANKemenpera Minta Bunga FLPP Turun

    Rabu, 8 Februari 2012JAKARTA (Suara Karya): Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz memintaperbankan untuk menurunkan suku bunga fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan

    (FLPP). Suku bunga FLPP yang final nantinya tergantung hasil negosiasi antara Kemenperadan perbankan penyalur subsidi untuk pembiayaan perumahan ini.

    "Saya tetap berharap bank bisa menurunkan suku bunga FLPP. Angkanya bisa 5-6 persenper tahun," kata Djan Faridz kepada wartawan usai melantik sejumlah pejabat eselon IIIKemenpera di Jakarta, Selasa (7/2).

    Menurut dia, Kemenpera menugaskan Deputi Bidang Pembiayaan untuk melakukannegosisasi dengan sejumlah bank berstatus badan usaha milik negara (BUMN) terkaitkemungkinan penurunan suku bunga FLPP tersebut. Diharapkan pada Februari 2012 inisudah ada kesepatakan dan penandatanganan perjanjian kerja sama operasional terkaitpelaksanaan program untuk rakyat ini.

    Lebih lanjut Djan Faridz menjelaskan, dalam FLPP ini, Kemenpera juga tetap menawarkanperbandingan dana untuk pembiayaan sekitar 50:50 dengan perbankan. Dengan demikian,jumlah masyarakat yang dapat memanfaatkan FLPP bisa lebih banyak lagi.

    "Bank-bank BUMN nantinya akan tetap ikut menyalurkan FLPP, namun perbandingandananya tetap 50:50," ujarnya.

    Terkait banyaknya pendapat para pengamat dan keberatan sejumlah perbankan terkaitsuku bunga FLPP, Djan Faridz merasa hal ini bukan sesuatu yang tidak bisa diselesaikan.Dalam hal ini, masyarakat memang mengawasi kinerja Kemenpera untuk memperjuangkannasib nmereka, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang inginmembeli rumah.

    Di sisi lain, Kemenpera juga akan tetap memperhitungkan keuntungan yang dapat diperolehbank-bank penyalur FLPP agar lebih tertarik menyalurkan bantuan subsidi perumahanrakyat dari pemerintah ini.

    "Bank senang, rakyat pun senang. Bank tetap bisa memperoleh keuntungan dalampenyaluran dana FLPP ini, tetapi tentunya keuntungan yang wajar-wajar saja. Sebab,program ini untuk membantu masyarakat miskin yang ingin mempunyai rumah," tuturnya.(Novi)

    http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=296796

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    2/12

    Menpera Harap Bank Turunkan Suku Bunga FLPP

    Tribunnews.com - Rabu, 8 Februari 2012 07:34 WIB

    Laporan Andri Malau

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz tetapmeminta bank-bank yang nantinya menyalurkan dana subsidi pembiayaan KementerianPerumahan Rakyat (Kemenpera) menurunkan suku bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan

    Perumahan (FLPP).

    Saya tetap berharap bank menurunkan suku bunga FLPP. Angkanya bisa 5 - 6 persen, tapihasilnya akhirnya nantinya tetap bergantung pada hasil negosisasi antara Kemenpera dan pihak

    perbankan, ujar Menpera Djan Faridz kepada sejumlah wartawan usai melantik sejumlahpejabat Eselon III di Kantor Kemenpera, Jakarta, Selasa (7/2/2012).

    Menurut Djan Faridz, saat ini dirinya telah menunjuk Deputi Bidang Pembiayaan untuk

    melakukan negosisasi dengan sejumlah bank BUMN terkait suku bunga FLPP tersebut.

    Dirinya berharap pada bulan Februari ini bisa dihasilkan kesepatakan dan penandatangan

    perjanjian kerjasama operasional (PKO) terkait pelaksanaan program pro rakyat ini.

    Lebih lanjut, Djan Faridz menerangkan, dalam FLPP ini Kemenpera juga tetap menawarkanperbandingan dana sekitar 50 : 50 dengan perbankan. Dengan demikian, jumlah masyarakat yang

    dapat memanfaatkan FLPP ini akan lebih banyak.

    Bank-bank BUMN nantinya akan tetap ikut menyalurkan FLPP. Namun perbandingan dananya

    tetap 50 : 50, terangnya.

    Bank senang rakyat pun senang. Bank tetap bisa memperoleh keuntungan dalam penyalurandana FLPP ini. Tapi tentunya keuntungannya yang wajar-wajar saja sebab program ini kan untuk

    membantu masyarakat miskin yang ingin mempunyai rumah, tandasnya

    http://www.tribunnews.com/2012/02/08/menpera-harap-bank-turunkan-suku-bunga-flpp

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    3/12

    Rp 9 Triliun untuk Bangun Rusunawa Ciliwung

    Tribunnews.com - Rabu, 8 Februari 2012 07:59 WIB

    Laporan Andri Malau

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA -Pemerintah mempersiapkan anggaran sekitar Rp 9 Triliun

    untuk pembangunan rumah susun sewa (Rusunawa) di sekitar bantaran Kali Ciliwung, Jakarta.Anggaran tersebut rencananya membangun sekitar 29 twin blok (TB) Rusunawa untuk

    masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menyampaikan kepada sejumlah wartawan

    usai melantik sejumlah pejabat Eselon III Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) diKantor Kemenpera, Jakarta, Selasa (7/2/2012).

    Anggaran yang disiapkan pemerintah untuk membangun Rusunawa di Bantaran Kali Ciliwung

    sekitar Rp 9 Triliun, ungkap Menpera.

    Mensukseskan pelaksanaan pembangunan Rusunawa di Kali Ciliwung, demikiandisampaikannya, diperlukan koordinasi antar kementerian terkait serta melibatkan pemerintah

    daerah (Pemda) DKI Jakarta.

    Dalam minggu ini akan dilaksanakan rapat koordinasi untuk membahas program pembangunanRusunawa Kali Ciliwung. Dalam rapat ini nantinya akan dihadiri Menko Kesra, Menteri PU,Menpera dan Gubernur DKI Jakarta, ia mengemukakan.

    Lebih jauh ia katakan, terkait dengan lokasi pembangunan Rusunawa, pihaknya akan

    berkonsentrasi di tanah milik TNI di daerah Berlan yang berada tidak jauh dari StasiunManggarai. Di sana terdapat Kompleks Zeni yang dihuni sekitar 15 anggota TNI aktif dan 20 KK

    purnawirawan.

    Ke depan, warga akan menempati rumah tersebut dengan sistem sewa. Sedangkan pengelolaanRusunawa Kali Ciliwung akan dilaksanakan oleh Perumnas.

    Kompleks Zeni nantinya akan dipindah. Sedangkan para purnawirawan dan warga yang tinggal

    di sana akan dipioritaskan untuk tinggal di Rusunawa tersebut. Sedangkan pengelolaannyahampir dapat dipastikan dilaksanakan oleh Perumnas, terangnya.

    ANDRI MALAU

    http://www.tribunnews.com/2012/02/08/rp-9-triliun-untuk-bangun-rusunawa-ciliwung

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    4/12

    Infrastruktur Hari ini Pkl. 07:32 WIB

    Suharso: Ide FLPP Tak Ditangkap oleh Menpera Baru

    MedanBisnis Jakarta. Mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa

    menilai kisruh KPR subsidi skema FLPP muncul karena belum banyak pihak yang mengerti soalide dasar dari fasilitas subsidi perumahan tersebut.

    Menurutnya, yang terpenting FLPP bisa bergulir dengan masa kredit yang lebih lama dari 15tahun dengan bunga KPR tetap dan lebih rendah dari bunga KPR umum.

    Suharso menepis anggapan kalau kisruh FLPP ini karena adanya keinginan dari Menpera yang

    baru Djan Faridz untuk menghentikan program yang ia gagas beberapa tahun lalu ini. Ia menilaimasalah ini lebih karena pemahaman soal FLPP yang sudah sejak 2010. "Saya kira idenya

    (FLPP) tidak ditangkap," katanya kepada wartawan, Senin malam (6/2) lalu.

    Dia menilai kisruh suku bunga kredit FLPP saat ini seharusnya tak terjadi, meskipun iamendukung keinginan menpera yang baru untuk menurunkan suku bunga FLPP lebih rendah.

    Namun ia mengingatkan program FLPP jangan sampai dihentikan apalagi diganti denganprogram lain. "Tidak boleh dihentikan FLPP harus diteruskan, tak boleh dihentikan, kalau

    pemerintah mau menurunkan suku bunga silakan, tinggal (negosiasi) PKO (perjanjian kerja samaoperasi) saja," serunya.

    Keinginan menurunkan suku bunga FLPP juga dinilai Suharso boleh-boleh saja karena pastinya

    akan disambut positif oleh masyarakat. Namun jika masalah itu malah menimbulkan terhentinyaprogram ini, justru yang dirugikan adalah masyarakat yang sudah mengantri untuk kredit rumah.

    "Kalau saya masih disitu (jadi menpera) saya akan bilang oke, bunga 8%, tapi saya akan bilang

    kepada BTN agar ditambah 5 tahun jadi 25 tahun masa kreditnya, dengan cicilan lebih rendah,"katanya.

    Menurut Suharso bunga FLPP saat ini sebesar 8% sudah cukup rendah, namun jika bisa ditekan

    ke angka 7,5% itu lebih baik. Saat ini yang terpenting, lanjut Suharso, perlu ada perbankan yangbisa bertanggung jawab melayani kredit rumah bagi golongan menengah ke bawah seperti BTN.

    "Saya pikir pemerintah harus hati-hati menurunkan suku bunga, karena memang rakyat berharap

    suku bunga turun, sangat berharap, dan bisa panjang lagi, sampai 25 tahun masa kreditnya, itulebih baik lagi," katanya.

    Dia khawatir jika BTN yang selama ini berpengalaman menggarap KPR kalangan menengahbawah harus mundur dari program FLPP maka belum tentu bisa ditutupi oleh perbankan lainnya.Suharso masih ragu bank lain di luar BTN, bisa bertanggung jawab menyalurkan KPR bagi

    segmen menengah ke bawah.

    "Selama ini volume terbesar KPR untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) adalah BTN,bisa sampai 100.000 rumah (per tahun), bank lain belum melihat ini sebagai peluang, kalau

    mereka masuk yang bilang bisa murah bunganya, tapi berapa volume dia yang bisa disalurkan,"

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    5/12

    tanya Suharso.

    Angkat SuaraSebagai penggagas lahirnya program KPR subsidi melalui skema FLPP, Suharso Monoarfa

    melihat, masyarakat dirugikan. Suharso pun angkat suara dan berharap FLPP tak dihentikan.

    Alasannya, skema subsidi perumahan ini paling pas dilakukan oleh pemerintah daripadamemakai skema subsidi konvensional karena dengan FLPP uang negara bisa bergulir lagi

    berbeda dengan skema subsidi konvensional akan habis jika sudah dicairkan.

    "Inti dari FLPP, banyak yang masih tidak paham. FLPP itu menyediakan pembiayaan denganbunga tetap dalam jangka waktu yang panjang yaitu 15 tahun, malah kalau bisa sampai 20, 25,

    30 tahun," katanya lagi.

    Terkait suku bunga FLPP, ia mengilustrasikan perlu ada benchmark atau acuan yang bisamenjadi pegangan, Misalnya suku bunga surat utang negara saat ini sekitar 6,7% dengan tenor

    hingga 25 tahun. Pemerintah boleh saja menginginkan suku bunga FLPP rendah namun harusbisa diterima oleh hitung-hitungan bank penyalur FLPP.

    "Pasar bisa menyediakan pembiayaan jangka panjang dengan suku bunga yang mendekati surat

    utang negara, itu bisa menjadi benchmark katakankah selisih 1-2% misalnya bunga (FLPP) 8,25-8,75% itu masih wajar oleh sumber pembiayaan kita," katanya.

    Suharso menuturkan, saat awal program FLPP bergulir pihak BTN sebagai penyalur fasilitas

    KPR subsidi menggunakan dana obligasi dengan tenor hanya 10 tahun dengan bunga sampai 9%.

    Jika dihitung berdasarkan pola penyaluran kredit secara konvensional tanpa campur tanganpenempatan dana murah pemerintah di perbankan maka sukubunga kredit BTN bisa mencapai

    11%.

    "Waktu itu, saya pikir kita harus memperhitungkan APBN, saya masukan ke pembiayaan, agarbisa bergulir, sehingga yang merasakan banyak orang, itu lah awal FLPP dibentuk," katanya.

    Seperti diketahui FLPP merupakan pola kerja sama pemerintah dan perbankan. Pemerintah

    menempatkan dana murah 60% di bank penyalur,. sementara perbankan 40%. Dari hasilkolaborasi itu menghasilkan suku bunga KPR yang lebih miring dari pasar, dengan tenor yang

    bisa 15 tahun, kelebihannya nasabah mencicil per bulannya dengan nilai cicilan yang tetap.

    Semenjak bergulir akhir tahun 2010, bank penyalur seperti BTN mendominasi penyaluranprogram ini dengan tawaran bunga 8,15%. Namun pada periode 2012, pemerintah melalui

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menghendaki bunga KPR lebih rendah hingga 5-6%.

    Pihak BTN merasa tak sanggup menuruti permintaan pemerintah bahkan mengancam mundurdari program ini. (dtf)

    http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/02/08/80302/suharso_ide_flpp_tak_ditangkap_oleh_menpera_baru/#.TzHeqXpAVyU

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    6/12

    Kabar Baik, Pemerintah Bakal Siapkan Rusun untuk

    Rakyat Tak Mampu

    Wednesday, February 8, 2012

    Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti

    RumahCom - Pemerintah berencana akan membangun 29 twin blok Rusunawa untukmasyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta. Untuk itu,pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp9 Triliun, ungkap Menteri PerumahanRakyat Djan Faridz kepada sejumlah wartawan usai melantik sejumlah pejabat EselonIII Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Kantor Kemenpera, Jakarta, Selasa(7/2).

    Menurut Menpera, guna melancarkan pembangunan Rusunawa tersebut, diperlukan

    koordinasi antar-kementerian terkait serta melibatkan pemerintah daerah DKI Jakarta."Untuk itu, dalam minggu ini akan dilaksanakan rapat koordinasi untuk membahasprogram pembangunan Rusunawa Kali Ciliwung. Dalam rapat ini nantinya akan dihadiriMenko Kesra, Menteri PU, Menpera, dan Gubernur DKI Jakarta," imbuh Djan.

    Terkait lokasi pembangunan Rusunawa, Djan Faridz menyatakan Kemenpera akanberkonsentrasi di tanah milik TNI di daerah Berlan yang berada tidak jauh dari StasiunManggarai. Di sana terdapat Kompleks Zeni yang dihuni sekitar 15 anggota TNI aktifdan 20 kepala keluarga purnawirawan.

    Rusunawa ini, imbuh Djan Faridz, akan diprioritaskan untuk warga setempat yang kinimenghuni kawasan tersebut. "Kompleks Zeni nantinya akan dipindah, sedangkan parapurnawirawan dan warga yang tinggal di sana akan dipioritaskan untuk tinggal diRusunawa ini. Sementara itu, pengelolaan Rusunawa hampir bisa dipastikan akandilakukan oleh Perumnas," tuturnya.

    Anto Erawan([email protected])

    http://situs-berita-terbaru.blogspot.com/2012/02/kabar-baik-pemerintah-bakal-siapkan.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    7/12

    Kemenpera Sediakan Rumah Murah bagi PNS KKP

    Riani Dwi Lestari - Okezone

    Rabu, 8 Februari 2012 11:31 wib0 1Email0

    Foto: Rumah murah untuk rakyat/ propertykita.blogspot.com

    JAKARTA - Penyediaan rumah murah, tidak hanya berlaku bagi masyarakat berpenghasilan

    rendah (MBR) di pedalaman yang rata-rata berprofesi sebagai buruh tani saja. KementerianPerumahan Rakyat (Kemenpera) juga menyediakan perumahan untuk pegawai negeri sipil

    (PNS).

    Untuk mendapatkan rumah murah bagi PNS, kementerian sebelumnya menjalin kerja samaterlebih dahulu dengan Kemenpera guna pengadaan rumah tersebut.

    Salah satu kementerian yang menyediakan rumah murah bagi pegawainya adalah KementerianKelautan dan Perikanan (KKP) yang kemarin baru saja menandatangani nota kesepahaman(MoU) untuk pengadaan perumahan di lingkungan KKP.

    Adapun tujuan diadakannya nota kesepahaman ini, merupakan upaya untuk mempercepat

    penyediaan rumah baik bagi PNS, pensiunan pegawai negeri sipil, mahasiswa di lingkunganKKP dan masyarakat di bidang kelautan dan perikanan yang merupakan MBR.

    Selain itu, maksud dari MoU ini juga salah satu usaha untuk pemenuhan kebutuhan rumah yang

    layak huni dengan harga terjangkau bagi PNS dan orang-orang yang berada di lingkungan KKP.Demikian dikutip dari laman Kemenpera, Rabu (8/2/2012).

    Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono, yang turut hadir dalam penandatanganan tersebut

    berharap, kesepakatan kerja yang dibuat dapat memberikan hasil yang lebih baik danmengharapkan adanya sinergi dan keterpaduan dalam merumuskan kebijakan antar setiap

    instansi.

    "Saya berharap setiap kesepakatan kerja yang dibuat dapat memberikan hasil yang baik daritahun sebelumnya dan juga ada sinergi dan keterpaduan dalam setiap perumusan kebijakan antar

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    8/12

    setiap instansi pemerintahan sebagai perumusan strategi pencapaian tujuan pembangunannasional," ujar Boediono.

    Turut hadir menteri dari kedua instansi yang menyetujui nota kesepahaman tersebut yakni

    Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo.

    (rhs)

    http://property.okezone.com/read/2012/02/08/471/571653/redirect

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    9/12

    Giliran Menpera Pasrah soal Suku Bunga Subsidi KPR08 Feb 2012

    MENTERI Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz akhirnya membuka kesempatan suku

    bunga kredit pemilikan rumah (KPR) ber-sWm fasilitasi likuiditas pembiayaan perumahan

    (FLPP) sesuai kemampuan bank. Namun, Ke-menpera tetap menurunkan porsi pemerintah diFLPP menjadi hanya 50%.

    "Dengan suku bunga yang rendah dan porsi dana pokok FLPP Kemenpera dan perbankanmenjadi 5050, artinya makin banyak rakyat yang akan menikmati memiliki rumah," ungkapnya.

    Djan mengungkapkan, setidaknya sudah ada BTN, BRI, BNI, dan Mandiri yang akan ikut

    menyalurkan FLPP. Dari hasil pembicaraan dengan keempat bank, suku bunga sementara yangdita-warkan ialah 8,55% (BTN), 7,5% (BRI), dan 7,25% (BNI). Bank Mandiri hingga kini belum

    memberikan pengajuan karena masih dalam proses. "Bila melibatkan asuransi KPR, suku bungasementarayang ditawarkan Bank BTN turun menjadi 8,22%, BRI 7,12%, BNI 6,35%," ujarnya.

    Adapun perbandingan porsi dana antara Kemenpera dan bank ialah 5050. Kebijakan penurunanporsi dana FLPPini diharapkan akan menambah rumah subsidi hingga 23% dari sebelumnya

    177.800 unit menjadi 219.000 unit.

    Saat menanggapi hal itu. Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional

    Sigit Pramono yakin suku bunga yang ditawarkan perbankan sudah sesuai dengan perhitungan

    terbaik. Peme-, rintah diharapkan dapat melihat hitung-hitungan paling realistis untukmelanjutkan program tersebut.

    "Margin keuntungan bisa ditekan, tapi tidak bisa kalau rugi. Bank memang harus mendukung

    program pemerintah, tapi harus juga masuk hitung-hitungan komersial," ungkap Sigit.

    Sementara itu, ditemui terpisah. Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengakui banknya

    menawarkan bunga 7,25%. Harga tersebut sudah mentok tidak dapat diturunkan lagi. "Namanyabadan usaha milik negara, itu judulnya usaha. Usaha itu harus untung," tegasnya. (Bug/GA/E-5)

    http://bataviase.co.id/node/968425

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    10/12

    PROYEK PROPERTI

    Rp 9 triliun untuk bangun rusunawa di Ciliwung

    Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 08 Februari 2012 | 10:09 WIB

    JAKARTA. Pemerintah mempersiapkan anggaran sekitar Rp 9 triliun untuk pembangunan

    rumah susun sewa (Rusunawa) di sekitar bantaran Kali Ciliwung, Jakarta. Anggaran tersebut

    rencananya membangun sekitar 29 twin blok (TB) Rusunawa untuk masyarakat berpenghasilanrendah (MBR).

    Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menyampaikan kepada sejumlah wartawanusai melantik sejumlah pejabat Eselon III Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di

    Kantor Kemenpera, Jakarta, Selasa (7/2/2012).

    Anggaran yang disiapkan pemerintah untuk membangun Rusunawa di Bantaran Kali Ciliwungsekitar Rp 9 Triliun, ungkap Menpera.

    Mensukseskan pelaksanaan pembangunan Rusunawa di Kali Ciliwung, demikian

    disampaikannya, diperlukan koordinasi antar kementerian terkait serta melibatkan pemerintahdaerah (Pemda) DKI Jakarta.

    Dalam minggu ini akan dilaksanakan rapat koordinasi untuk membahas program pembangunan

    Rusunawa Kali Ciliwung. Dalam rapat ini nantinya akan dihadiri Menko Kesra, Menteri PU,Menpera dan Gubernur DKI Jakarta, ia mengemukakan.

    Lebih jauh ia katakan, terkait dengan lokasi pembangunan Rusunawa, pihaknya akan

    berkonsentrasi di tanah milik TNI di daerah Berlan yang berada tidak jauh dari Stasiun

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    11/12

    Manggarai. Di sana terdapat Kompleks Zeni yang dihuni sekitar 15 anggota TNI aktif dan 20 KKpurnawirawan.

    Ke depan, warga akan menempati rumah tersebut dengan sistem sewa. Sedangkan pengelolaan

    Rusunawa Kali Ciliwung akan dilaksanakan oleh Perumnas.

    Kompleks Zeni nantinya akan dipindah. Sedangkan para purnawirawan dan warga yang tinggaldi sana akan dipioritaskan untuk tinggal di Rusunawa tersebut. Sedangkan pengelolaannya

    hampir dapat dipastikan dilaksanakan oleh Perumnas, terangnya. (Andri Malay/Tribunnews)

    http://industri.kontan.co.id/news/rp-9-triliun-untuk-bangun-rusunawa-di-ciliwung

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online 9 Feb 2012

    12/12