KlipInd Udang 01

10
http://www.fajar.co.id/read-20120529114019-sulsel-jadi-pusat- industrialisasi-udang-kti Selasa, 29 Mei 2012 | 11:40:19 WITA | 318 HITS Sulsel Jadi Pusat Industrialisasi Udang KTI ist Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo Berita Terkait: » Ekonomi Sulsel Kurang Progresif » Sattar Ajak Eksportir Sulsel Manfaatkan KBN » Menkominfo Berterima Kasih Kepada Sulsel » Ekonomi Sulsel Diprediksi Tumbuh Positif » LDR Perbankan di Sulsel Alami Peningkatan JAKARTA, FAJAR -- Sulawesi Selatan, bakal menjadi pusat industrialisasi udang di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo, Senin, 28 Mei di Jakarta. Menurut Sharif, industrialisasi udang akan dilakukan secara bertahap dari 2012 sampai 2014. Diawali dari kawasan Pantai Utara Jawa yang mencakup empat provinsi di Jawa dan Banten. Untuk Provinsi Banten, akan dilakukan di Kabupaten Tangerang dan Serang Provinsi Banten, sementara di Provinsi Jawa Barat berlokasi di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. Kemudian di Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Kabupaten Brebes,

Transcript of KlipInd Udang 01

Page 1: KlipInd Udang 01

http://www.fajar.co.id/read-20120529114019-sulsel-jadi-pusat-industrialisasi-udang-kti

Selasa, 29 Mei 2012 | 11:40:19 WITA | 318 HITSSulsel Jadi Pusat Industrialisasi Udang KTI

ist Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo Berita Terkait:

» Ekonomi Sulsel Kurang Progresif

» Sattar Ajak Eksportir Sulsel Manfaatkan KBN

» Menkominfo Berterima Kasih Kepada Sulsel

» Ekonomi Sulsel Diprediksi Tumbuh Positif

» LDR Perbankan di Sulsel Alami Peningkatan

JAKARTA, FAJAR -- Sulawesi Selatan, bakal menjadi pusat industrialisasi udang di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo, Senin, 28 Mei di Jakarta.

Menurut Sharif, industrialisasi udang akan dilakukan secara bertahap dari 2012 sampai 2014. Diawali dari kawasan Pantai Utara Jawa yang mencakup empat provinsi di Jawa dan Banten. Untuk Provinsi Banten, akan dilakukan di Kabupaten Tangerang dan Serang Provinsi Banten, sementara di Provinsi Jawa Barat berlokasi di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon.

Kemudian di Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Kabupaten Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Demak, Jepara, Pati dan Rembang. Terakhir di Provinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Tubang, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi. Selanjutnya akan dikembangkan di Pulau Sulawesi yakni di Sulsel, dan Sumatera.

Sharif menambahkan, produksi benih udang pada 2011 mencapai 30,2 miliar ekor, terdiri dari 11,1 miliar benih windu, 19,1 miliar benih vaname. Seiring dengan itu, produksi Induk udang pada 2011 mencapai

Page 2: KlipInd Udang 01

1.162.000 ekor, terdiri dari 242 ribu ekor udang windu, dan 1.381.000 udang vaname. Ini didukung hatchery skala besar milik swasta sebanyak 24 unit dan HSRT sebanyak 4.545 unit.

Hingga saat sebut Sharif, jumlah Hatchery udang yang bersertifikat berjumlah 49 unit, tersebar di Sumatera Utara (Sumut), Lampung, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, NTB dan Sulsel. Pada 2011, terdapat 570 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang beroperasi di seluruh Indonesia, dan 150 Unit Pengolahan Udang (UPU), dengan kapasitas antara 40-50 persen.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), juga memfasilitasi dan menggalang dukungan dari berbagai instansi kelembagaan terkait, di antaranya pemda, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pertanahan Nasional, dan Perusahaan Listrik Negara. Kementerian PU, turut andil dalam rehabilitasi dan revitalisasi tambak primer dan sekunder. Pada 2012, Kementerian PU telah menyiapkan dana Rp99 miliar. (asw) http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/7807/FORUM-UDANG-SEPAKATI-KEMBALIKAN-KEJAYAAN-UDANG-NASIONAL/?category_id=34

Siaran PersFORUM UDANG SEPAKATI KEMBALIKAN KEJAYAAN UDANG NASIONAL

28/05/2012 - Kategori : Siaran PersNo. B. 73/PDSI/HM.310/V/2012

Siaran Pers

FORUM UDANG SEPAKATI KEMBALIKAN KEJAYAAN UDANG NASIONAL

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan keseriusannya dan bertekad untuk mengembalikan kejayaan udang nasional melalui industrialisasi udang. Sebagai langkah nyata dalam mempercepat industrialisasi udang nasional, KKP menginisiasi dan memfasilitasi sebuah pola kemitraaan Pemda-Swasta dalam program revitalisasi tambak udang di Provinsi Banten dan Jawa Barat. Pihak swasta berperan dalam kemitraan, guna menunjang distribusi, benih pakan, dan sarana produksi lainnya, dan sebagai pendamping atau konsultan teknis, sekaligus jadi pembeli terakhir. Langkah ini dinilai dapat menjawab kesulitan para pembudidaya udang dalam mengakses modal ke perbankan. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo hari ini (28/5) di Jakarta. Terkait hal itu, PT JAMINAN KREDIT INDONESIA (JAMKRINDO) telah berkomitmen untuk memberikan penjaminan bagi pembudidaya udang di tiga lokasi yaitu, Kabupaten Lamongan, Banyuwangi dan Gresik melalui kerjasama dengan pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI). “Jamkrindo menyatakankomitmennya untuk membantu mengembangkan usaha budidaya tambak skala kecil, menengah, melalui kerjasama dengan pihak perbankan dalam pemberian perkreditan dan berfungsi sebagai penjamin penyaluran dan pengembalian kredit,” papar Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Subyanto saat

Page 3: KlipInd Udang 01

menutup Forum Udang akhir pekan ini. Selain itu, KKP juga memfasilitasi dan menggalangdukungan dari berbagai instansi/ kelembagaan terkait diantaranya Pemerintah Daerah, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pertanahan Nasional, Perusahaan Listrik Negara. Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) ikut turut andil dalam rehabilitasi dan revitalisasi tambak primer dan sekunder. Pada 2012, Kementerian PU telah menyiapkan dana sebesar Rp99 miliar. Selain itu, Kemen PU juga telah melakukan pengembangan jaringan irigasi tambak di enam lokasi yaitu Kabupaten Tangerang, Serang, Karawang, Indramayu, Subang, dan Cirebon. Sementara Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan kesanggupannya terkait program industrialisasi udang untuk melayani penyambungan jaringan listrik ke kawasan budidaya tambak dalam menyediakan “pelayanan khusus” terkait penyediaan jaringan listrik di kawasan pertambakan udang dan melayani sistem pembayaran setelah panen (melalui kesepakatan antara pembudidaya dengan PLN).

Disamping itu, pada 2012 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui BPH Migas telah mengalokasikan subsidi BBM untuk kegiatan perikanan sebesar 561 ribu kilo liter yang diatur melalui Perpres No 15 Tahun 2012. “Alokasi subsidi BBM diberikan kepada pembudidaya skala kecil dengan verifikasi dan surat rekomendasi dari Kepala SKPD Kabupaten/ Kota setempat yang membidangi perikanan,” sambung sharif.

Sementara itu, dukungan dari pihak swasta pun mengalir dengan diwujudkannya kesepakatan Shrimp Club Indonesia (SCI) bersama Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) untuk membentuk Pusat Informasi Pasar (PINSAR). Lebih lanjut, pihak swasta berkomitmen untuk menghimpun data dan informasi yang meliputi kapasitas UPU (kebutuhan bahan baku Udang), Suplier, Pembudidaya Udang, Pembenih Udang dan Pakan serta data kebutuhan bahan baku dalam negeri dan ekspor.

Pihak Perbankan pun menyatakan kesediaannya terkait pembiayaan bagi para pembudidaya udang yang dimotori oleh BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) melalui pola kluster yang melibatkan pembudidaya (plasma), Mitra Usaha (Inti) sebagai pendamping, avalis dan penampung hasil produksi dengan pembinaan manajemen dari pihak perbankan. Kepala Divisi Bisnis Program dan Kemitraan BRI, Teten Jaka mengatakan, sebagai project awal, BRI siap mengucurkan bantuan kredit sekitar Rp30-50 miliar di Gresik bagi 51 petambak dengan luas lahan sebesar 255 ha. Ia berharap, pilot project di Gresik agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga pengembangan untuk sentra-sentra yang lain bisa dilakukan sehingga daya jangkau bantuan kredit dapat meluas.

Rencananya pihak BRI, dalam beberapa minggu kedepan akan memulai sosialisasi dari perusahaan pendamping. Sebagai ilustrasi sampai dengan September 2011, BRI telah menyalurkan kredit sektor perikanan mencapai Rp1,5 triliun kepada lebih dari 30.500 debitor. Kredit disalurkan dalam bentuk kredit komersial, kredit usaha rakyat, kredit ketahanan pangan perikanan serta kredit program lainnya.

Sementara itu, KKP melalui Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) berupaya melakukan proses perubahan sistem produksi hulu dan hilir guna meningkatkan nilai tambah,

Page 4: KlipInd Udang 01

produktivitas, dan skala produksi sumberdaya kelautan dan perikanan. Program tersebut diarahkan dengan modernisasi yang didukung dengan arah kebijakan terintegrasi antara kebijakan ekonomi makro, pengembangan infrastruktur, sistem usaha dan investasi, IPTEK dan SDM untuk kesejahteraan rakyat. Adanya peningkatan produksi ini akan memberikan tambahan devisa negara dari ekspor sekitar Rp 34 Triliun.

Revitalisasi tambak udang di Pantura Jawa ini juga diperkirakan akan dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 400 ribu orang, atau setara dengan penyerapan tenaga kerja untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi. Perkembangan produksi udang nasional selama empat tahun terakhir tercatat mengalami meningkatan, dari 409.590 Ton pada tahun 2008 menjadi 414.000 Ton pada tahun 2011. “ Peningkatan produksi Udang tersebut relative sangat kecil pasalnya masih banyaknya ditemui kendala yang dihadapi antara lain serangan penyakit dan menurunnya daya dukung lingkungan serta terbatasnya benih berkualitas baik,” jelas Slamet.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, KKP mengajak pembudidaya udang untuk menerapkan teknologi usaha budidaya udang dengan menggunakan plastik, yang diikuti dengan penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) seperti SPO dan Bio Security. “Penggunaan plastik pada unit usaha budidaya ternyata dapat meningkatkan produksi dan produktivitas,” sambungnya.

Untuk itu, industrialisasi udang akan dilakukan secara bertahap dari tahun 2012 sampai 2014, dimulai dari kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa yang mencakup empat Provinsi di Jawa dan Banten. Untuk Provinsi Banten akan dilakukan di Kabupaten Tangerang dan Serang Provinsi Banten, sementara di Provinsi Jawa Barat berlokasi di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. Kemudian di Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Kabupaten Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Demak, Jepara, Pati dan Rembang. Terakhir di Provinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Tubang, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi. Rencananya, tahapan selanjutnya akan dikembangkan di Pulau Sulawesi dan Sumatera.

Disamping itu, produksi induk unggul dan benih udang bermutu secara kuantitas telah memenuhi kebutuhan kendati masih terbatas dalam kualitas. Produksi Benih Udang pada tahun 2011 mencapai 30,2 Miliar terdiri dari 11,1 Miliar benih windu, 19,1 Miliar benih vaname. Seiring dengan itu, produksi Induk udang pada tahun 2011 mencapai 1.162.000 ekor terdiri dari 242 ribu ekor Udang Windu dan 1.381.000 Udang Vaname yang didukung dengan jumlah hatchery skala besar milik swasta sebanyak 24 Unit dan HSRT sebanyak 4.545 unit. Hingga saat ini jumlah Hatchery udang yang bersertifikat berjumlah sebanyak 49 Unit yang tersebar di Sumatera Utara (Sumut), Lampung, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, NTB dan Sulsel. Pada 2011, terdapat 570 Unit Pengolahan Ikan UPI (udang dan ikan) yang beroperasi di seluruh Indonesia, 150 Unit Pengolahan Udang (UPU). Kapasitas yang operasional antara 40 – 50 persen.

Jakarta, 28 Mei 2012Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi

Page 5: KlipInd Udang 01

Indra Sakti, SE., MM

Narasumber :1. Dr. Slamet Subyakto Dirjen Perikanan Budidaya (HP +62811353131)2. Indra Sakti, SE, MM Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi (HP.0818159705)

http://bantenpos-online.com/2011/11/18/perikanan-tambak-digenjot/

Perikanan Tambak Digenjot

SERANG, BP – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten akan melakukan intensifikasi produksi perikanan tambak dengan mengembangkan tiga jenis ikan budidaya dalam satu areal tambak.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Suyitno mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang Kementerian Perikanan dan Kelautan, telah dilakukan percobaan untuk mengembangkan produksi perikanan budidaya dengan memadukan tiga jenis ikan dalam satu areal tambak, yakni udang, ikan nila dan bandeng.

“Kami bekerjasama dengan Badan Litbang Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk melakukan percobaan budidaya tersebut. Berdasarkan percobaan sebelumnya hasilnya cukup bagus, kami akan mengembangkan di tempat lain yang lebih luas,” kata Suyitno, Kamis (17/11).

Menurutnya, ada empat lokasi yang akan dijadikan percontohan intensifikasi tambak tersebut yakni di Kecamatan Kemiri dan Kronjo, Kabupaten Tangerang, di Desa Domas Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, dan di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.

Page 6: KlipInd Udang 01

“Mudah-mudahan ini menjadi awal kebangkitan kembali petani tambak setelah sejak tahun 1994 terpuruk. Kami berharap ini juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya,” kata Suyitno.

Suyitno mengaku, berdasarkan hasil pengembangan dan percobaan yang dilakukan Badan Litbang Kementerian DKP, sebelumnya produksi udang yang dikembangkan para petani tambak produksinya hanya sekitar 126 kilogram/hektar.

Namun setelah dilakukan pengembangan dengan memadukan tiga jenis ikan tersebut produksinya meningkat menjadi sekitar 124 kilogram per 0,4 hektar.

Kabid Perikanan Budidaya DKP Banten Wahjul Choir mengatakan, potensi tambak di wilayah Banten sekitar 14.003 Ha, yang tersebar di lima kabupaten/kota yakni Pandeglang, Kab/Kota Serang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang.

Kapasitas produksi sekitar 70 persen dengan jenis ikan yang dikembangkan yakni bandeng, udang, rumput laut dan nila. “Pada tahun 2011 kami menargetkan produksi ikan budidaya sekitar 105.847 ton. Realisasi hingga triwulan III tahun 2011 sekitar 52 ribu ton,” kata Wahjul.

Ia berhadap dengan pengembangan kembali perikanan tambak tersebut, diharapkan bisa memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan produksi perikanan budidaya di Banten tahun 2011 dan tahun berikutnya.(CR-23)

http://banten.antaranews.com/berita/17790/dua-daerah-di-banten-proyek-percontohan-udang

Dua Daerah Di Banten Proyek Percontohan UdangSelasa, 22 Mei 2012 15:33 WIB | Seputar Banten | Dibaca 247 kali

Oleh: Mulyana

Serang (ANTARABanten) - Dua daerah di Provinsi Banten dijadikan proyek percontohan program revitalisasi tambak udang Pantura oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya di wilayah Jawa.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten Suyitno di Serang, Selasa mengatakan, dalam upaya meningkatkan produksi perikanan budidaya melalui industrialisasi perikanan budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki program diantaranya revitalisasi tambak udang wilayah Pantai Utara (Pantura).  Dua derah di Banten yang akan dijadikan proyek percontohan budidaya udang tersebut, yakni Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang.

Page 7: KlipInd Udang 01

Dua daerah tersebut di Kabupaten Serang berada di Kecamatan Pontang, Tirtayasa dan Tanara. Sedangkan di Kabupaten Tangerang berada di Kecamatan Kemiri dan Kronjo, dengan jenis budidaya udang vaname dan udang windu.

"Program ini merupakan bagian dari Industrialisasi Perikanan Budidaya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Suyitno.

Menurutnya, industrialisasi perikanan budidaya adalah, proses perubahan sistem produksi untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas dan skala produksi perikanan budidaya melalui revitalisasi  dan modernisasi, yang didukung dengan arah kebijakan terintegrasi antara pengembangan infrastruktur, sistem investasi, IPTEK dan SDM untuk kesejahteraan rakyat

"Salah satu fokus komoditas dalam industrialisasi perikanan tersebut adalah udang," kata Suyitno.

Menurutnya, target lokasi industrialisasi udang di Indonesia sampai dengan 2014 mencakup empat provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan total luas lahan 135.213 hektar yang tersebar di 22 kabupaten.

Budidaya udang merupakan komoditas penting dengan volume produksi nasional pada tahun 2011 sekitar 414.014 ton, dengan sebagian besar produksi udang tersebut berasal  dari Pulau Jawa yaitu sekitar 105.253 ton.

Suyitno mengatakan, pengembangan tambak udang di wilayah Banten pada tahun 2012, direncanakan akan dilakukan di atas lahan 2.103 hektar dengan target produksi sebesar 3.040 ton.  Adapun rincian lokasi pengembangan tambak udang tersebut, di Kabupaten Serang di atas lahan 645 hektar dan target produksi sebesar 540 ton. Sedangkan di Kabupaten Tangerang dilakukan diatas lahan 1.458 hektar dengan target produksi 2.500 ton.

Sedangkan pada tahun 2013, ditargetkan pengembangan tambak udang diatas lahan sekitar 2.449 hektar dengan target produksi sebesar 1.920 ton. Kemudian pada 2014 target budidaya udang diatas lahan sekitar 3.365 hektar, dengan target produksi 4.700 ton.

"Akan kami kembangkan 1.260 hektar di Kabupaten Serang dengan target produksi sebesar 1.000 ton. Kemudian di Kabupaten Tangerang di atas lahan 3.365 hektar dengan target produksi sebesar 4.700 ton," kata Suyitno.

Kepala Humas Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Banten Arief Effendy mengatakan, untuk menyukseskan program revitalisasi tambak udang Pantura tersebut, STP Banten akan menggelar panen udang pada 24 Mei 2012. Panen udang tersebut untuk dijadikan contoh pengembangan program budidaya udang oleh KKP.

COPYRIGHT © 2012