Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

59
Klasifikasi Obat Antidiabetes Disusun oleh: Venny Tram (0961050067) Ronald Bangkit Van Basten (0961050088) Alfonsina Chrissan Pentury (0961050090) Aaron Yonathan Tehupuring (0961050104) Rimasari Istiqomah Polhaupessy (0961050105) Jessica Maharani Rahayu (0961050110) M. E Desinta Anarisanti (0961050111) Aldo Iman R. Sitanggang (0961050112) Ivan D. Sitohang (0961050113) Dosen Pembimbing : dr. Lili Indrawati, MKes KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS KRISTEN INDONESIA Periode 17 Februari 2014 – 15 Maret 2014

Transcript of Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Page 1: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Klasifikasi Obat Antidiabetes

Disusun oleh:

Venny Tram (0961050067)

Ronald Bangkit Van Basten (0961050088)

Alfonsina Chrissan Pentury (0961050090)

Aaron Yonathan Tehupuring (0961050104)

Rimasari Istiqomah Polhaupessy (0961050105)

Jessica Maharani Rahayu (0961050110)

M. E Desinta Anarisanti (0961050111)

Aldo Iman R. Sitanggang (0961050112)

Ivan D. Sitohang (0961050113)

Dosen Pembimbing : dr. Lili Indrawati, MKes

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Periode 17 Februari 2014 – 15 Maret 2014

Page 2: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

FARMAKOTERAPI

TERAPI INSULIN

Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada

DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi

dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus

mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di dalam

tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak

memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin

disamping terapi hipoglikemik oral.

A. PENGENDALIAN SEKRESI INSULIN

Pada prinsipnya, sekresi insulin dikendalikan oleh tubuh untuk menstabilkan

kadar gula darah. Apabila kadar gula di dalam darah tinggi, sekresi insulin akan

meningkat. Sebaliknya, apabila kadar gula darah rendah, maka sekresi insulin juga

akan menurun. Dalam keadaan normal, kadar gula darah di bawah 80 mg/dl akan

menyebabkan sekresi insulin menjadi sangat rendah.

Page 3: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 4: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 5: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Dalam keadaan stres, yaitu keadaan dimana terjadi perangsangan syaraf

simpatoadrenal, hormon epinefrin bukan hanya meninggikan kadar glukosa darah

dengan memacu glikogenolisis, melainkan juga menghambat penggunaan glukosa di

sel-sel otot, jaringan lemak dan sel-sel lain yang penyerapan glukosanya dipengaruhi

insulin. Dengan demikian, glukosa darah akan lebih banyak tersedia untuk

metabolisme otak, yang penyerapan glukosanya tidak bergantung pada insulin. Dalam

keadaan stres, sel-sel otot terutama menggunakan asam lemak sebagai sumber energi,

dan epinefrin memang menyebabkan mobilisasi asam lemak dari jaringan.

B. MEKANISME KERJA INSULIN

Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian

metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan langsung

diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke

seluruh tubuh melalui peredaran darah.

Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa

dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat

atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan

sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat

memproduksi energi sebagaimana seharusnya.

Disamping fungsinya membantu transport glukosa masuk ke dalam sel, insulin

mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme, baik metabolisme

karbohidrat dan lipid, maupun metabolisme protein dan mineral.insulin akan

meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan transport asam

amino masuk ke dalam sel. Insulin juga mempunyai peran dalam modulasi

transkripsi, sintesis DNA dan replikasi sel. Itu sebabnya, gangguan fungsi insulin

dapat menyebabkan pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai

organ dan jaringan tubuh.

Page 6: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 7: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

C. PRINSIP TERAPI INSULIN

Indikasi

1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi

insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak

ada

2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin

apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa

darah

3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark

miokard akut atau stroke

4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin,

apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

5. Ketoasidosis diabetik

6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia

hiperosmolar non-ketotik.

7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan

suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat,

secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar

glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika

terjadi peningkatan kebutuhan insulin.

8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO

Page 8: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 9: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Cara Pemberian

Sediaan insulin saat ini

tersedia dalam bentuk obat

suntik yang umumnya dikemas

dalam bentuk vial. Kecuali

dinyatakan lain, penyuntikan

dilakukan subkutan (di bawah

kulit). Lokasi penyuntikan yang

disarankan ditunjukan pada

gambar 4 disamping ini.

Penyerapan insulin

dipengaruhi oleh beberapa hal.

Penyerapan paling cepat terjadi

di daerah abdomen,

diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong. Bila disuntikkan secara

intramuskular dalam, maka penyerapan akan terjadi lebih cepat, dan masa`kerjanya

menjadi lebih singkat. Kegiatan fisik yang dilakukan segera setelah penyuntikan akan

mempercepat waktu mula kerja (onset) dan juga mempersingkat masa kerja.

Selain dalam bentuk obat suntik, saat ini juga tersedia insulin dalam bentuk pompa

(insulin pump) atau jet injector, sebuah alat yang akan menyemprotkan larutan insulin ke

dalam kulit. Sediaan insulin untuk disuntikkan atau ditransfusikan langsung ke dalam

vena juga tersedia untuk penggunaan di klinik. Penelitian untuk menemukan bentuk baru

sediaan insulin yang lebih mudah diaplikasikan saat ini sedang giat dilakukan.

Diharapkan suatu saat nanti dapat ditemukan sediaan insulin per oral atau per nasal.

Page 10: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 11: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

D. PENGGOLONGAN SEDIAAN INSULIN

Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang terutama

berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan insulin

untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:

1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin), disebut juga insulin reguler

2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)

3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat

4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)

Keterangan dan contoh sediaan untuk masing-masing kelompok disajikan dalam tabel

6 (IONI, 2000 dan Soegondo, 1995b).

Tabel 1. Penggolongan sediaan insulin berdasarkan mula dan masa kerja

Jenis Sediaan Insulin Mula kerja Puncak Masa kerja(jam) (jam) (jam)

Masa kerja Singkat(Short- 0,5 1-4 6-8

acting/Insulin), disebut juga insulin

reguler

Masa kerja Sedang 1-2 6-12 18-24

Masa kerja Sedang, Mula kerja cepat 0,5 4-15 18-24

Masa kerja panjang 4-6 14-20 24-36

Respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam, oleh sebab itu jenis

sediaan insulin mana yang diberikan kepada seorang penderita dan berapa frekuensi

penyuntikannya ditentukan secara individual, bahkan seringkali memerlukan

penyesuaian dosis terlebih dahulu. Umumnya, pada tahap awal diberikan sediaan

insulin dengan kerja sedang, kemudian ditambahkan insulin dengan kerja singkat

untuk mengatasi hiperglikemia setelah makan. Insulin kerja singkat diberikan

sebelum makan, sedangkan Insulin kerja sedang umumnya diberikan satu atau dua

kali sehari dalam bentuk suntikan subkutan. Namun, karena tidak mudah bagi

penderita untuk

Page 12: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 13: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

mencampurnya sendiri, maka tersedia sediaan campuran tetap dari kedua jenis insulin

regular (R) dan insulin kerja sedang (NPH).

Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit, tetapi memanjang

pada penderita diabetes yang membentuk antibodi terhadap insulin. Insulin

dimetabolisme terutama di hati, ginjal dan otot. Gangguan fungsi ginjal yang berat

akan mempengaruhi kadar insulin di dalam darah (IONI, 2000).

E. SEDIAAN INSULIN YANG BEREDAR DI INDONESIA

Dalam tabel 7 disajikan beberapa produk obat suntik insulin yang beredar di

Indonesia (IONI, 2000 dan Soegondo, 1995b).

Tabel 2. Profil beberapa sediaan insulin yang beredar di Indonesia

Nama Golongan Mula kerja Puncak Masa Sediaan*Sediaan (jam) (jam) kerja (jam)

Actrapid HM Masa kerja 0,5 1-3 8 40 UI/ml

Singkat

Actrapid HM Masa kerja 0,5 2-4 6-8 100 UI/ml

Penfill Singkat

Insulatard HM Masa kerja 0,5 4-12 24 40 UI/ml

Sedang, Mula

kerja cepat

Insulatard HM Masa kerja 0,5 4-12 24 100 UI/ml

Penfill Sedang, Mula

kerja cepat

Monotard HM Masa kerja 2,5 7-15 24 40 UI/ml

Sedang, Mula dan 100

kerja cepat UI/ml

Protamin Zinc Kerja lama 4-6 14-20 24-36

Sulfat

Humulin Sediaan 0,5 1,5-8 14-16 40 UI/ml

Page 14: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 15: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

20/80 Campuran

Humulin Sediaan 0,5 1-8 14-15 100 UI/ml

30/70 Campuran

Humulin Sediaan 0,5 1-8 14-15 40 UI/ml

40/60 Campuran

Mixtard 30/70 Sediaan 100 UI/ml

Penfill Campuran*Untuk tujuan terapi, dosis insulin dinyatakan dalam unit internasional (UI). Satu UI

merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula darah kelinci sebanyak 45

mg%. Sediaan homogen human insulin mengandung 25-30 U/mg.

F. PENYIMPANAN SEDIAAN INSULIN (Soegondo, 1995b)

Insulin harus disimpan sesuai dengan anjuran produsen obat yang bersangkutan.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Insulin harus disimpan di lemari es pada temperatur 2-8o C. Insulin vial Eli Lily

yang sudah dipakai dapat disimpan selama 6 bulan atau sampai 200 suntikan bila

dimasukkan dalam lemari es. Vial Novo Nordisk insulin yang sudah dibuka, dapat

disimpan selama 90 hari bila dimasukkan lemari es.

Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20o C bila seluruh isi vial akan digunakan dalam satu bulan. Penelitian menun-

jukkan bahwa insulin yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 30° C akan lebih

cepat kehilangan potensinya. Penderita dianjurkan untuk memberi tanggal pada

vial ketika pertama kali memakai dan sesudah satu bulan bila masih tersisa

sebaiknya tidak digunakan lagi.

Penfill dan pen yang disposable berbeda masa simpannya. Penfill regular dapat

disimpan pada temperatur kamar selama 30 hari sesudah tutupnya ditusuk. Penfill

30/70 dan NPH dapat disimpan pada temperatur kamar selama 7 hari sesudah

tutupnya ditusuk.

Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang

sering terjadi bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan untuk

Page 16: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 17: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

mengguling-gulingkan alat suntik di antara telapak tangan atau menempatkan

botol insulin pada suhu kamar, sebelum disuntikkan.

TERAPI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL

Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan

pasien DM Tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan

keberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi

pasien, farmakoterapi hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu

jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan penentuan rejimen

hipoglikemik yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes

(tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-

penyakit lain dan komplikasi yang ada.

1. PENGGOLONGAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi

menjadi 3 golongan, yaitu:

a) Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat hipoglikemik

oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan turunan

fenilalanin).

b) Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel

terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan

tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin

secara lebih efektif.

c) Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-glukosidase yang

bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk

mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal hyperglycemia).

Disebut juga “starch-blocker”.

Page 18: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 19: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Dalam tabel 3 disajikan beberapa golongan senyawa hipoglikemik oral beserta

mekanisme kerjanya.

Tabel 3. Penggolongan obat hipoglikemik oral

Golongan Contoh Senyawa Mekanisme Kerja

Sulfonilurea Gliburida/Glibenklamida Merangsang sekresi insulin di

Glipizida kelenjar pankreas, sehingga hanya

Glikazida efektif pada penderita diabetes yang

Glimepirida sel-sel β pankreasnya masih

Glikuidon berfungsi dengan baik

Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresi insulin di

kelenjar pankreas

Turunan Nateglinide Meningkatkan kecepatan sintesis

fenilalanin insulin oleh pankreas

Biguanida Metformin Bekerja langsung pada hati (hepar),

menurunkan produksi glukosa hati.

Tidak merangsang sekresi insulin

oleh kelenjar pankreas.

Tiazolidindion Rosiglitazone Meningkatkan kepekaan tubuh

Troglitazone terhadap insulin. Berikatan dengan

Pioglitazone PPARγ (peroxisome proliferator

activated receptor-gamma) di otot,

jaringan lemak, dan hati untuk

menurunkan resistensi insulin

Inhibitor α- Acarbose Menghambat kerja enzim-enzim

glukosidase Miglitol pencenaan yang mencerna

karbohidrat, sehingga

memperlambat absorpsi glukosa ke

dalam darah

Page 20: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 21: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Golongan Sulfonilurea

Merupakan obat hipoglikemik oral yang paling dahulu ditemukan. Sampai

beberapa tahun yang lalu, dapat dikatakan hampir semua obat hipoglikemik oral

merupakan golongan sulfonilurea. Obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea

merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru dengan

berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya.

Senyawa-senyawa sulfonilurea sebaiknya tidak diberikan pada penderita gangguan hati,

ginjal dan tiroid.

Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar

pancreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans pankreas masih

dapat berproduksi. Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian

senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin oleh

kelenjar pancreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan perangsangan oleh glukosa,

karena ternyata pada saat glukosa (atau kondisi hiperglikemia) gagal merangsang

sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu meningkatkan sekresi

insulin. Oleh sebab itu, obat-obat golongan sulfonilurea sangat bermanfaat untuk

penderita diabetes yang kelenjar pankreasnya masih mampu memproduksi insulin,

tetapi karena sesuatu hal terhambat sekresinya. Pada penderita dengan kerusakan sel-

sel β Langerhans kelenjar pancreas, pemberian obat-obat hipoglikemik oral golongan

sulfonilurea tidak bermanfaat. Pada dosis tinggi, sulfonilurea menghambat degradasi

insulin oleh hati.

Absorpsi senyawa-senyawa sulfonilurea melalui usus cukup baik, sehingga

dapat diberikan per oral. Setelah diabsorpsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan

ekstrasel. Dalam plasma sebagian terikat pada protein plasma terutama albumin (70-

90%).

Efek Samping (Handoko dan Suharto, 1995; IONI, 2000)

Efek samping obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea umumnya ringan dan

frekuensinya rendah, antara lain gangguan saluran cerna dan gangguan susunan syaraf

pusat. Gangguan saluran cerna berupa mual, diare, sakit perut, hipersekresi asam lambung

dan sakit kepala. Gangguan susunan

Page 22: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 23: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

syaraf pusat berupa vertigo, bingung, ataksia dan lain sebagainya. Gejala hematologik

termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulosistosis dan anemia aplastik dapat

terjadi walau jarang sekali. Klorpropamida dapat meningkatkan ADH (Antidiuretik

Hormon). Hipoglikemia dapat terjadi apabila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat,

juga pada gangguan fungsi hati atau ginjal atau pada lansia. Hipogikemia sering

diakibatkan oleh obat-obat hipoglikemik oral dengan masa kerja panjang.

Interaksi Obat (Handoko dan Suharto, 1995; IONI, 2000)

Banyak obat yang dapat berinteraksi dengan obat-obat sulfonilurea, sehingga

risiko terjadinya hipoglikemia harus diwaspadai. Obat atau senyawa-senyawa yang

dapat meningkatkan risiko hipoglikemia sewaktu pemberian obat-obat hipoglikemik

sulfonilurea antara lain: alkohol, insulin, fenformin, sulfonamida, salisilat dosis besar,

fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezida, dikumarol, kloramfenikol, penghambat

MAO (Mono Amin Oksigenase), guanetidin, steroida anabolik, fenfluramin, dan

klofibrat.

Peringatan dan Kontraindikasi (IONI, 2000 dan )

• Penggunaan obat-obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea harus hati-hati

pada pasien usia lanjut, wanita hamil, pasien dengan gangguan fungsi hati,

dan atau gangguan fungsi ginjal. Klorpropamida dan glibenklamida tidak

disarankan untuk pasien usia lanjut dan pasien insufisiensi ginjal. Untuk

pasien dengan gangguan fungsi ginjal masih dapat digunakan glikuidon,

gliklazida, atau tolbutamida yang kerjanya singkat.

• Wanita hamil dan menyusui, porfiria, dan ketoasidosis merupakan kontra

indikasi bagi sulfonilurea.

• Tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes yuvenil,

penderita yang kebutuhan insulinnya tidak stabil, dan diabetes melitus berat.

• Obat-obat golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan berat badan.

Ada beberapa senyawa obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea yang saat

ini beredar (Tabel 4). Obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea generasi pertama

yang dipasarkan sebelum 1984 dan sekarang sudah hampir

Page 24: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 25: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

tidak dipergunakan lagi antara lain asetoheksamida, klorpropamida, tolazamida dan

tolbutamida. Yang saat ini beredar adalah obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea

generasi kedua yang dipasarkan setelah 1984, antara lain gliburida (glibenklamida),

glipizida, glikazida, glimepirida, dan glikuidon. Senyawa-senyawa ini umumnya tidak

terlalu berbeda efektivitasnya, namun berbeda dalam farmakokinetikanya, yang harus

dipertimbangkan dengan cermat dalam pemilihan obat yang cocok untuk masing-masing

pasien dikaitkan dengan kondisi kesehatan dan terapi lain yang tengah dijalani pasien.

TABEL 4. OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL GOLONGAN SULFONILUREA

Obat Hipoglikemik Oral Keterangan

Memiliki efek hipoglikemik yang poten

Gliburida sehingga pasien perlu diingatkan untuk

(Glibenklamida) melakukan jadwal makan yang ketat.

Gliburida dimetabolisme dalam hati, hanya

Contoh Sediaan: 25% metabolit diekskresi melalui ginjal,

ƒ Glibenclamide (generik) sebagian besar diekskresi melalui empedu

ƒ Abenon (Heroic) dan dikeluarkan bersama tinja. Gliburida

ƒ Clamega (Emba efektif dengan pemberian dosis tunggal. Bila

Megafarma) pemberian dihentikan, obat akan bersih

ƒ Condiabet (Armoxindo) keluar dari serum setelah 36 jam.

ƒ Daonil (Aventis) Diperkirakan mempunyai efek terhadap

ƒ Diacella (Rocella) agregasi trombosit. Dalam batas-batas

ƒ Euglucon (Boehringer tertentu masih dapat diberikan pada

Mannheim, Phapros) beberapa pasien dengan kelainan fungsi hati

ƒ Fimediab (First Medipharma) dan ginjal. (Handoko dan Suharto, 1995;

ƒ Glidanil (Mersi) Soegondo, 1995b).� Gluconic (Nicholas)

� Glimel (Merck)

� Hisacha (Yekatria Farma)

� Latibet (Ifars)

Page 26: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 27: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

ƒ Libronil (Hexpharm Jaya)ƒ Prodiabet (Bernofarm)

ƒ Prodiamel (Corsa)

ƒ Renabetic (Fahrenheit)

ƒ Semi Euglucon (Phapros,

Boeh. Mannheim)

ƒ Tiabet (Tunggal IA)

Mempunyai masa kerja yang lebih lama

Glipizida dibandingkan dengan glibenklamid tetapi

lebih pendek dari pada klorpropamid.

Contoh Sediaan: Kekuatan hipoglikemiknya jauh lebih besar

ƒ Aldiab (Merck) dibandingkan dengan tolbutamida.

ƒ Glucotrol (Pfizer) Mempunyai efek menekan produksi glukosa

ƒ Glyzid (Sunthi Sepuri) hati dan meningkatkan jumlah reseptor

ƒ Minidiab (Kalbe Farma) insulin. Glipizida diabsorpsi lengkap sesudah

ƒ Glucotrol pemberian per oral dan dengan cepat

dimetabolisme dalam hati menjadi metabolit

yang tidak aktif. Metabolit dan kira-kira 10%

glipizida utuh diekskresikan melalui ginjal

(Handoko dan Suharto, 1995; Soegondo,

1995b).

Mempunyai efek hipoglikemik sedang

Glikazida sehingga tidak begitu sering menyebabkan

efek hipoglikemik. Mempunyai efek anti

Contoh Sediaan: agregasi trombosit yang lebih poten. Dapat

ƒ Diamicron (Darya Varia) diberikan pada penderita gangguan fungsi

ƒ Glibet (Dankos) hati dan ginjal yang ringan (Soegondo,

ƒ Glicab (Tempo Scan 1995b).

Pacific)

ƒ Glidabet (Kalbe Farma)

Page 28: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 29: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

ƒ Glikatab (Rocella Lab)ƒ Glucodex (Dexa Medica)

ƒ Glumeco (Mecosin)

ƒ Gored (Bernofarm)

ƒ Linodiab (Pyridam)

ƒ Nufamicron (Nufarindo)

ƒ Pedab (Otto)

ƒ Tiaglip (Tunggal IA)

ƒ Xepabet (Metiska Farma)

ƒ Zibet (Meprofarm)

ƒ Zumadiac (Prima Hexal)

Memiliki waktu mula kerja yang pendek dan

Glimepirida waktu kerja yang lama, sehingga umum

diberikan dengan cara pemberian dosis

Contoh Sediaan: tunggal. Untuk pasien yang berisiko tinggi,

ƒ Amaryl yaitu pasien usia lanjut, pasien dengan

gangguan ginjal atau yang melakukan

aktivitas berat dapat diberikan obat ini.

Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid

lebih jarang menimbulkan efek hipoglikemik

pada awal pengobatan (Soegondo, 1995b).

Mempunyai efek hipoglikemik sedang dan

Glikuidon jarang menimbulkan serangan hipoglikemik.

Karena hampir seluruhnya diekskresi melalui

empedu dan usus, maka dapat diberikan

Contoh Sediaan: pada pasien dengan gangguan fungsi hati

ƒ Glurenorm (Boehringer dan ginjal yang agak berat (Soegondo,

Ingelheim) 1995b).

Page 30: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 31: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin

Obat-obat hipoglikemik oral golongan glinida ini merupakan obat

hipoglikemik generasi baru yang cara kerjanya mirip dengan golongan sulfonilurea.

Kedua golongan senyawa hipoglikemik oral ini bekerja meningkatkan sintesis dan

sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik

golongan meglitinida dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi

dengan obat-obat antidiabetik oral lainnya.

TABEL 5. ANTIDIABETIK ORAL GOLONGAN MEGLITINIDA

DAN TURUNAN FENILALANIN

Obat Hipoglikemik Oral Keterangan

Merupakan turunan asam benzoat.

Repaglinida Mempunyai efek hipoglikemik ringan sampai

sedang. Diabsorpsi dengan cepat setelah

Contoh Sediaan: pemberian per oral, dan diekskresi secara

ƒ Prandin/NovoNorm/ cepat melalui ginjal. Efek samping yang

GlucoNorm (Novo Nordisk) mungkin terjadi adalah keluhan saluran

cerna (Soegondo, 1995b).

Merupakan turunan fenilalanin, cara kerja

Nateglinida mirip dengan repaglinida. Diabsorpsi cepat

setelah pemberian per oral dan diekskresi

Contoh Sediaan: terutama melalui ginjal. Efek samping yang

ƒ Starlix (Novartis Pharma dapat terjadi pada penggunaan obat ini

AG) adalah keluhan infeksi saluran nafas atas

(ISPA) (Soegondo, 1995b).

Golongan Biguanida

Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati

(hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan biguanida

tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah menyebabkan

hipoglikemia.

Page 32: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 33: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai sebagai obat

hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih banyak dipakai di

beberapa negara termasuk Indonesia, karena frekuensi terjadinya asidosis laktat

cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan fungsi

ginjal dan hati.

Efek Samping (Soegondo, 1995b)

Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah, kadang-kadang

diare, dan dapat menyebabkan asidosis laktat.

Kontra Indikasi

Sediaan biguanida tidak boleh diberikan pada penderita gangguan fungsi

hepar, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung kongesif dan wanita hamil. Pada

keadaan gawat juga sebaiknya tidak diberikan biguanida.

Page 34: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 35: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

TABEL 6. OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL GOLONGAN BIGUANIDA

Obat Hipoglikemik Oral Keterangan

Satu-satunya golongan biguanida yang

Metformin masih dipergunakan sebagai obat

hipoglikemik oral. Bekerja menurunkan kadar

Contoh Sediaan: glukosa darah dengan memperbaiki

ƒ Metformin (generic) transport glukosa ke dalam sel-sel otot. Obat

ƒ Benoformin (Benofarma) ini dapat memperbaiki uptake glukosa

ƒ Bestab (Yekatria) sampai sebesar 10-40%. Menurunkan

ƒ Diabex (Combiphar) produksi glukosa hati dengan jalan

ƒ Eraphage (Guardian) mengurangi glikogenolisis dan

ƒ Formell (Alpharma) glukoneogenesis (Soegondo, 1995b).� Glucotika (Ikapharmindo)

� Glucophage (Merck)

� Gludepatic (Fahrenheit)

� Glumin (Dexa Medica)

� Methpica (Tropica Mas)

� Neodipar (Aventis)

� Rodiamet (Rocella)

� Tudiab (Meprofarm)

� Zumamet (Prima Hexal)

Golongan Tiazolidindion (TZD)

Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan tubuh

terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferator

activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan

resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga menurunkan kecepatan

glikoneogenesis.

Page 36: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 37: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

TABEL 7. ANTIDIABETIK ORAL GOLONGAN TIAZOLIDINDION

Obat Hipoglikemik Oral KeteranganCara kerja hampir sama dengan pioglitazon,

Rosiglitazone diekskresi melalui urin dan feses. Mempunyai

efek hipoglikemik yang cukup baik jika

Contoh Sediaan: dikombinasikan dengan metformin. Pada saat

ƒ Avandia ini belum beredar di Indonesia.

(GlaxoSmithKline)

Mempunyai efek menurunkan resistensi insulin

Pioglitazone dengan meningkatkan jumlah protein transporter

glukosa, sehingga meningkatkan uptake

Contoh Sediaan: glukosa di sel-sel jaringan perifer. Obat ini

ƒ Actos (Takeda Chemicals dimetabolisme di hepar. Obat ini tidak boleh

Industries Ltd) diberikan pada pasien gagal jantung karena

dapat memperberat edema dan juga pada

gangguan fungsi hati. Saat ini tidak digunakan

sebagai obat tunggal.

Golongan Inhibitor α-Glukosidase

Senyawa-senyawa inhibitor α-glukosidase bekerja menghambat enzim alfa

glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim α-glukosidase

(maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis

oligosakarida, pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat

mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat

mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada penderita diabetes.

Senyawa inhibitor α-glukosidase juga menghambat enzim α-amilase pankreas yang

bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus. Obat ini merupakan

obat oral yang biasanya diberikan dengan dosis 150-600 mg/hari. Obat ini efektif bagi

Page 38: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 39: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

penderita dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari

180 mg/dl.

Obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa darah pada waktu makan dan tidak

mempengaruhi kadar glukosa darah setelah itu.

Obat-obat inhibitor α-glukosidase dapat diberikan sebagai obat tunggal atau

dalam bentuk kombinasi dengan obat hipoglikemik lainnya. Obat ini umumnya

diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap sampai 150-600

mg/hari. Dianjurkan untuk memberikannya bersama suap pertama setiap kali makan.

Efek Samping (Soegondo, 1995b)

Efek samping obat ini adalah perut kurang enak, lebih banyak flatus dan

kadang-kadang diare, yang akan berkurang setelah pengobatan berlangsung lebih

lama. Obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa darah pada waktu makan dan

tidak mempengaruhi kadar glukosa darah setelah itu. Bila diminum bersama-sama

obat golongan sulfonilurea (atau dengan insulin) dapat terjadi hipoglikemia yang

hanya dapat diatasi dengan glukosa murni, jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian

gula pasir. Obat ini umumnya diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan

secara bertahap, serta dianjurkan untuk memberikannya bersama suap pertama setiap

kali makan.

TABEL 8. ANTIDIABETIK ORAL GOLONGAN INHIBITOR α-GLUKOSIDASE

Obat Hipoglikemik Oral Keterangan

AcarboseAcarbose dapat diberikan dalam terapi

Contoh Sediaan: kombinasi dengan sulfonilurea, metformin,

atau insulin.� Glucobay (Bayer)

� Precose

Page 40: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas
Page 41: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

Miglitol Miglitol biasanya diberikan dalam terapi

kombinasi dengan obat-obat antidiabetik oral

Contoh Sediaan: golongan sulfonilurea

ƒ Glycet

3. TERAPI KOMBINASI

Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO atau OHO

dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan sulfonilurea dengan

biguanida. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang

memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan

obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin,

sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman

menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak

penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT

HIPOGLIKEMIK ORAL

1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan secara

bertahap.

2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping obat-

obat tersebut.

3. Bila diberikan bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat.

4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah

menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan untuk

beralih pada insulin.

Page 42: Klasifikasi Obat Antidiabetes - Tugas

5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab itu

sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada

penderita lanjut usia.

6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.