kista terpuntir

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam- macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. 1 Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan seeara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubungan dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sarna rupanya mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid. D i bawah ini tumor-tumor dibagi dalam tumor-tumor non neoplastik dan tumor- tumor neoplastik jinak, dan selanjutnya tumor-tumor neoplastik jinak dalam tumor-tumor kistik dan tumor-tumor solid. (1,2,3,4) Tumor Non Neoplastik 1 1. Tumor akibat radang 2. Tumor lain a. Kista folikel 2

description

makalah

Transcript of kista terpuntir

Page 1: kista terpuntir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana

saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium

(indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.1

Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat

nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat

diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan

histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan seeara tuntas berhubung masih

kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubungan

dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sarna rupanya mempunyai asal yang

berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan

tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.

Di bawah ini tumor-tumor dibagi dalam tumor-tumor non neoplastik dan tumor- tumor

neoplastik jinak, dan selanjutnya tumor-tumor neoplastik jinak dalam tumor-tumor kistik dan

tumor-tumor solid. (1,2,3,4)

Tumor Non Neoplastik1

1. Tumor akibat radang

2. Tumor lain

a. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang

setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia

yang lazim, melainkan memebesar menjadi kista.

b. Kista korpusluteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan

yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan

yang berwarna merah cokelat karena darah tua.

c. Kista lutein

Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.

d. Kista inklusi germinal

2

Page 2: kista terpuntir

3

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium.

e. Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium

f. Kista Stein-Leventhal

Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan

hiperstimuliovarium.

Tumor Neoplastik Jinak1

1. Kistik

a. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

billateral, dan dapat menjadi besar

b. Kistadenoma ovarii serosum

Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan

ovarium (germinal epithelium).

c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu

teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

elemen lain.

d. Kista endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding

dalamterdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel

endometrium.

e. Kista dermoid

Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di

manastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel

kulit,rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.

2. Solid

a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma.

b. Tumor Brenner.

c. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma).

Page 3: kista terpuntir

4

Gambaran Tumor Ovarium secara Umum

Klinik tumor ovarium2

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium

yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas

endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut.

Akibat pertumbuhan2

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut.

Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya

dalam perut. Misalnya, sebuah kista deemoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak di

depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi,

sedang suatu kista yang lebih besar terapi terletak bebas di rongga perut kadang-kadang

hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat

mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat rerjadi tidak

nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.

Akibat aktivitas hormonal2

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu

sendiri mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada pembicaraan tumor ganas,

sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat

menyebabkan amenorea.

Akibat komplikasi2

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur- angsur

menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang

minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang

banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih

akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang

mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang membesar

dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan

mendadak dalam rongga perut.2

Page 4: kista terpuntir

5

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang

bersifat total. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum

infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Perlu hal

ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah

pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadinya

perdarahan di dalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik

dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan

perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-

lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor

tersebut. Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor parasit atau

tumor pengembara. (1,2,5,6,8)

lnfeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman patogen, seperti

appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung mengalami

peradangan disusul dengan pernanahan.2

Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai

akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu

persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan

iritasi peritoneum segera mengurang. Terapi, kalau terjadi robekan pada kista disertai

hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam

rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus disertai tanda- tanda

abdomen akut.2

Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi sel-

Page 5: kista terpuntir

6

sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga

perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga perut. Keadaan ini dikenal

dengan nama pseudomiksoma pentonel.2

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma

ovarii serosum, kistaclenoma ovarii musinosum. dan kista dermoid. Oleh sebab itu,

setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan

mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites

dalam hal ini mencurigakan ; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis

keganasan.2

Sindrom Meigs

Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks.

Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat ditemukan pula pada beberapa

tumor neoplastik jinak lain. Dengan pengangkatan tumor, sindrom juga menghilang. Cairan

dari rongga toraks berasal cari cairan dalam rongga perut. Hal ini dapat dibuktikan dengan

penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang kemudian dapat ditemukan dalam

rongga toraks.2

Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks, yang

ditemukan pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor ganas dalam

sedimen cairan.2

Diagnosis3

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan / atau

di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,

konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut.

Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor ; dalam hal

ini mioma subserosum atau mioma intraligamenter dapat menimbulkan kesulitan dalam

diagnosis. Jika tumor ovarium terletak di garis, tengah dalam rongga perut bagian bawah

dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung

kencing penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan

anamnesis yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan, kemungkinan-kemungkinan ini

dapat disingkirkan.

Tumor-tumor yang bukan dari ovarium tetapi terletak di daerah pelvis ialah antara lain

ginjal ektopik, limpa betangkai dan tumor dari kolon sigmoideum. Pemeriksaan

Page 6: kista terpuntir

7

pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon dapat menentukan ada

tidaknya kemungkinan itu.

Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa

menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang

sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau asites,

akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya

dapat diatasi. Jika terdapat asites, perlu ditentukan sebab asites. Fibroma ovarii (sindrom

Meigs) dan tumor ovarium ganas dapat menyebabkan asites, akan tetapi asites dapat pula

disebabkan oleh penyakit lain, seperti sirrosis hepatis. Pemeriksaan bimanual sebelum

atau sesudah fungsi asites bisa memberi petunjuk apakah ia disebabkan oleh tumor ovarium.

Pemeriksaan kimiawi cairan dan pemeriksaan hisrologik sedimen cairan dapat membantu

dalam pembuatan diagnosis. Pada tuberkulosis peritonei terdapat pula cairan dalam rongga

perut, akan tetapi di sini cairan tidak bergerak dengan bebas seperti pada asites, karena

dibatasi oleh perlekatan-perlekatan.

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,

maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor

nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke

arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat

digerakkan karena perlekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan di

antaranya pada suatu waktu biasanya rnenghilang sendiri.

Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumornya

jinak atau ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian sebelum

dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-

gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial.

Metoda-metoda yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan diagnosis

yang tepat ialah antara lain:

1. Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor

berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor

berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid,

dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang

tidak.

Page 7: kista terpuntir

8

3. Foto Roentgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,

pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

Penggunaan foto Roentgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium

dalam kolon sudah disebut di atas.

4. Parasentesi

Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna untuk menemukan sebab asites.

Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum

peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

Penanganan3

Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan

operasi dan tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi

gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter

kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus

luteum, jadi tumor nonneoplastik. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan

secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu

dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini

hendaknya diambil sikap menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan

pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam

pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar

tumor itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan

tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan

tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium,

biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingooforektomi). Pada saat operasi kedua

ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau pada dua

ovarium. Pada operasi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui

apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi

dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi

anatomik untuk mendapat kepastian apakah tumor ganas atau tidak.

Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan

salpingoooforektomi bilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat

Page 8: kista terpuntir

9

keturunan dan, dengan tingkat keganasan tumor yang rendah (misalnya tumor sel granulosa),

dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil risiko dengan melakukan operasi yang tidak

seberapa radikal.

KISTA OVARIUM TERPUNTIR

Definisi4,5,8

Torsi atau puntiran kista ovarium terjadi bila kista terpuntir pada tangkai vaskularnya

dan mengganggu suplai darah. Kista dan ovarium (dan sering diikuti sebagian tuba)

mengalami nekrosis.

Kista ovarium terpuntir merupakan penyebab nyeri abdomen bagian bawah yang

jarang namun signifikan pada wanita. Presentasi klinisnya sering tidak spesifik dengan

temuan fisik tidak khas, biasanya menimbulkan keterlambatan diagnosis dan

penanganan bedah.

Etiologi dan Faktor Risiko4,5

Perubahan anatomis yang mempengaruhi berat dan ukuran ovarium dapat mengubah

posisi tuba fallopi dan menimbulkan puntiran. Kehamilan kadang-kadang

menyebabkan kista terpuntir, sekunder terhadap pembesaran ovarium yang terjadi

selama ovulasi dengan kelemahan jaringan penyokong ovarium.

Malformasi kongenital dan pemanjangan tuba fallopi dapat ditemukan pada sebagian

pasien prepubertas muda.

Tumor ovarium. Menyebabkan lebih dari setengah kasus torsi adnexa. Tumor

dermoid adalah yang paling sering. Tumor ganas lebih jarang daripada tumor jinak.

Hal ini disebabkan perlekatan kanker yang memfiksir ovarium ke jaringan sekitar.

Pasien dengan riwayat pembedahan pelvis (terutama ligasi tuba) memiliki resiko

lebih tinggi terhadap kista terpuntir.

Epidemiologi4,5

Kista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun umumnya terjadi pada

awal usia reproduksi. Hampir 17% kasus ditemukan pada wanita premenarche dan

postmenopause. Usia median adalah 28 tahun dengan persentasi pasien berusia <30 tahun

mencapai 70-75%.

Page 9: kista terpuntir

10

Patofisiologi6

Kista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium yang membesar

patologis. Ireguleritas ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba yang terlibat. Proses

tersebut dapat berlangsung pada ovarium saja tapi lebih sering mempengaruhi kedua ovarium

dan tuba (adnexa terpuntir). Hampir 60% torsi terjadi pada sisi kanan.

Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. Kista ovarium

terpuntir normalnya paling sering terjadi pada usia muda, dimana abnormalitas perkembangan

misalnya tuba yang panjang atau ketiadaan mesosalfing mungkin berperan. Faktanya, kurang

dari setengah terpuntirnya ovarium pada pasien anak melibatkan kista, teratoma, atau massa

lainnya. Selama hamil muda, adanya pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan

predisposisi terpuntirnya kista. Wanita yang menjalani induksi ovulasi untuk infertilitas

memiliki resiko lebih besar, dimana adanya kista teka lutein memperbesar volume ovarium

secara bermakna.

Tumor ovarium, jinak maupun ganas berimplikasi pada 50-60% kasus. Massa yang

terlibat hampir seluruhnya lebih besar dari 4-6 cm, walaupun juga mungkin terjadi pada

massa berukuran lebih kecil.

Diagnosis6,7

a. Anamnesis

Pasien datang dengan onset mendadak, nyeri abdomen bagian bawah unilateral

yang memburuk secara intermiten dalam beberapa jam. Hampir 25% pasien mengalami

nyeri bilateral kuadran bawah yang dideskripsikan sebagai nyeri tajam atau lebih jarang

berupa kram.

Mual muntah terjadi pada hampir 70% pasien, menyerupai nyeri yang berasal dari

traktus gastrointestinal dan menyulitkan diagnosis. Riwayat penyakit yang sama

sebelumnya mungkin membantu sehubungan dengan adanya torsi yang membaik secara

spontan. Demam mungkin merupakan temuan akhir bila ovarium mengalami nekrosis.

Onset selama latihan fisik atau gerakan aktif lainnya umum terjadi.

b. Pemeriksaan Fisik6,7

Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan massa adnexa kenyal, unilateral,

dilaporkan pada 50-90% kasus. Walaupun tidak adanya temuan ini tetap tidak dapat

menyingkirkan diagnosis.

Page 10: kista terpuntir

11

Nyeri tekan umum ditemukan; tetapi cukup ringan pada 30% pasien. Oleh karena

itu, tidak adanya nyeri tekan tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan kista ovarium

terpuntir. Nyeri lepas dan muscle rigidity dapat ditemukan dan sering sulit dibedakan

dari abses pelvis atau apendisitis.

Temuan massa ovarium mungkin mengarahkan, namun bisa menyesatkan asal

sumber nyeri. Karena massa yang terlibat biasanya non-neoplasma atau kista

hemoragik, yang memang menimbulkan nyeri pada lokasi dan dengan kualitas yang

sama.

Pada pemeriksaan fisik, apabila kistanya kecil, pecahnya kista biasanya tidak

disadari. Bila besar, atau terdapat perdarahan dari kista, pecahnya kista dapat disertai

nyeri. Nyeri awalnya hanya pada satu sisi, kemudian menyebar ke seluruh pelvis.

Terjadi pada torsi tangkai kista ovarium dan karena trauma seperti jatuh, diurut,

pukulan pada perut, koitus. Apabila kista hanya mengandung cairan serous, rasa nyeri

akibat robekan dan iritasi peritonium tidak begitu hebat, tapi robekan pada dinding kista

disertai perdarahan yang timbul mendadak dan berlangsung terus menerus kedalam

rongga abdomen, maka akan menimbulkan gejala nyeri yang terus menerus dengan akut

abdomen.

Pada kista pecah, misalnya pada kista coklat/kista endometriosis, pecahnya kista

terjadi akibat perlekatan-perlekatan yang bersifat infiltratif dan makin menipisnya

dinding kista karena makin bertambahnya darah yang menumpuk dalam rongga kista.

Gejala klinis berupa nyeri pelvis sampai seluruh abdomen. Nyeri dan rasa tidak

nyaman dapat menjadi lebih berat dan perdarahan juga dapat terjadi setelah kista pecah.

Nyeri sangat mendadak, tajam, dan dapat meningkat dengan adanya aktivitas. Selain itu

dapat terjadi perdarahan, baik ringan maupun berat. Apabila terjadi perdarahan berat

atau hemoperitoneum, dapat menimbulkan sinkop.

Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas, akibat

adanya iritasi peritoneum. Abdomen dapat terdistensi dengan adanya penurunan bising

usus. Pada pemeriksaan pelvis, seringkali ditemukan massa kista yang pecah namun

belum mengalami ruptur secara menyeluruh. Demam dan leukositosis jarang

ditemukan. Penurunan hematokrit terjadi hanya jika perdarahan terus berlangsung.

c. Pemeriksaan penunjang6,7

USG adalah modalitas pencitraan utama untuk pasien yang dicurigai

mengalami kista ovarium terpuntir. Pembesaran ovarium sekunder terhadap

Page 11: kista terpuntir

12

kerusakan drainase vena dan limfatik adalah temuan paling umum pada kista

ovarium terpuntir.

Kombinasi Doppler flow imaging dengan penentuan morfologik ovarium dapat

meningkatkan akurasi diagnosis; membantu memperkirakan viabilitas struktur

adneksa dengan menggambarkan aliran darah pada pedikel yang terpuntir dan

adanya aliran vena sentral.

Computed tomography dapat menggambarkan pembesaran ovarium dan massa

adneksa, tapi tidak dapat mengevaluasi da tidaknya aliran darah ke ovarium

yang terlibat. CT dapat berguna dalam menyingkirkan penyebab lain nyeri

abdomen bawah bila diagnosis tidak dapat ditentukan. CT dapat

menyingkirkan adanya massa pelvis.

Tatalaksana9

Pembedahan dilakukan untuk menghilangkan jaringan nekrotik. Jika pembedahan tidak

dapat dilakukan, bedrest, cairan intravena, dan analgesik dapat memberikan hasil yang

memuaskan, walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama. Dapat digunakan obat-obatan

untuk mengatasi gejala yang muncul seperti penggunaan antiemetik/ sedatif.

Pada umumnya kista pecah memerlukan terapi pembedahan, baik berupa laparoskopi

maupun laparotomi. Kuldosentesis dapat membantu dalam menentukan penyebab peritonitis,

misalnya darah segar menunjukkan dari korpus luteum, darah berwarna coklat berasal dari

endometriosis (kista coklat), cairan kental berminyak dari teratoma, cairan purulen dari PID

(Pelvic Inflammatory Disease) atau abses tuboovarian.

Komplikasi7,8

Infeksi

Peritonitis

Sepsis

Adhesi

Nyeri kronis

Infertilitas

Prognosis7,8

Baik dengan diagnosis dini dan penanganan tepat.