Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

7
No Nama Penyakit Anamnesis PF PP Penatalaksa naan 1. Kista Bartholini - asimptomati k - kista kecil - nyeri tekan dan dispareunia di kelenjar bartholini (jika kista membesar atau terinfeksi) - kista kecil di kelenjar Bartholi ni - nyeri tekan (-) - tanda inflamas i (-) - kista lebih teraba di bagian posterio r labium majus - - kista kecil : tidak diperlukan terapi - kista besar : marsupialis asi - abses didrainase melalui kateter Word/katete r Foley Pediatrik 2. Abses Kelenjar Sebasea - kista berabses/be rnanah di posterior labium majus - nyeri tekan - dispareunia - kista teraba besar di posterio r labiu majus - nyeri tekan (+) - tanda inflamas i (+) pada posterio r labium majus Pemerik saan histopa tologi pada abses - marsupialis asi - abses didrainase melalui kateter Word/katete r Foley Pediatrik Tabel 1. Penegakan Diagnosa dan Penatalaksanaan (Cunningham, 2010; Djuanda, 2010; N.Errol, 2009)

Transcript of Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

Page 1: Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

No Nama Penyakit Anamnesis PF PP Penatalaksanaan1. Kista Bartholini - asimptomatik

- kista kecil- nyeri tekan dan dispareunia di kelenjar bartholini (jika kista membesar atau terinfeksi)

- kista kecil di kelenjar Bartholini- nyeri tekan (-)- tanda inflamasi (-)- kista lebih teraba di bagian posterior labium majus

-

- kista kecil : tidak diperlukan terapi- kista besar : marsupialisasi- abses didrainase melalui kateter Word/kateter Foley Pediatrik

2. Abses Kelenjar Sebasea

- kista berabses/bernanah di posterior labium majus- nyeri tekan- dispareunia

- kista teraba besar di posterior labiu majus- nyeri tekan (+)- tanda inflamasi (+) pada posterior labium majus

Pemeriksaan histopatologi pada abses

- marsupialisasi- abses didrainase melalui kateter Word/kateter Foley Pediatrik

Tabel 1. Penegakan Diagnosa dan Penatalaksanaan

(Cunningham, 2010; Djuanda, 2010; N.Errol, 2009)

Page 2: Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

1. Kista Bartholini

a. Definisi

Kista kelenjar Bartholini terjadi ketika kelenjar ini menjadi tersumbat.

Kelenjar Bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan

atau iritasi jangka panjang.

Gambar 1. Kista Bartholini

(Kumar, 2007)

b. Epidemiologi

Banyak terjadi pada orang kulit putih

Pada usia > 30 tahun

c. Etiologi

Infeksi pada kelenjar bartolini

Page 3: Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

d. Patofisiologi

e. Gejala Klinis

Pembengkakan labial tanpa disertai nyeri.

Terjadi abses :

- Nyeri yang akut disertai pembengkakan labial unilateral.

- Dispareunia

- Nyeri pada waktu berjalan dan duduk

- Nyeri yang mendadak mereda, diikuti dengan timbulnya discharge

Page 4: Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

Gambar 2. Kista Bartholini

(Djuanda, 2010)

f. Pemeriksaan Penunjang

Kultur bakteri

Darah rutin

g. Penatalaksanaan

Antibiotik à Ceftriaxone , Ciprofloxacin , dosisiklin, Aritromisin

Insisi dan drinase

Word Catheter

Marsupialisasi à tidak dilakukan jika ada tanda abses

Eksisi (Bartholinectomy)

(Cunningham, 2010; Djuanda, 2010; Kumar, 2007; N.Errol, 2009)

2. Abses Kelenjar Sebasea

a. Definisi

Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai nanah, di

suatu tempat di dalam tubuh. Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan tubuh terhadap

benda asing. Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang

antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga

menjadi halus lentur dan lunak.

Page 5: Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx

Daerah bibir luar vagina termasuk daerah yang memiliki kelenjar sebasea.

Daerah kemaluan adalah daerah yang cukup lembab karena lokasinya dan selalu

tertutup celana dalam. Maka dari itu, kelenjar sebasea ditambah daerahnya yang

lembab membuat kulit daerah tersebut menjadi lebih mudah terinfeksi.

b. Etiologi

Abses kelenjar sebasea disebabkan oleh perubahan hormonal, sabun tertentu,

stres, diet, kelebihan produksi minyak tubuh, obat-obatan, beberapa kondisi

kesehatan, masa pubertas dan bakteri di pori-pori yang mengarah ke infeksi.

c. Patofisiologi

1) Peran hormon androgen (hormon seksual) yang menstimulasi aktivitas kelenjar

sebasea (kelenjar minyak) sehingga produksi minyak/sebum pada kulit

meningkat

2) Proses keratinisasi (penumpukan sel-sel kulit mati) yang tidak normal yang

menutupi folikel atau saluran dari unit polisebasea merupakan cikal bakal

terbentuknya komedo

3) Proliferasi (pertumbuhan) dari bakteri propionibacterium acnes penyebab

jerawat

4) Proses inflamsi atau peradangan pada unit pilosebasea.

d. Gejala Klinis

Gejala klinis yang ada adalah memerah, adanya gundukan yang meradang

pada atau di sekitar vagina, timbul rasa nyeri serta gatal yang menyertai gundukan

tersebut.

e. Diagnosa Banding

Genital herpes, abses kelenjar bartholin, Kista sebasea, Kutil vagina

f. Penatalaksanaan

Nanah harus dikeringkan dari abses dan pemberian antibiotik.

(Cunningham, 2010; Djuanda, 2010; Kumar, 2007; N.Errol, 2009)

Dafpus :

Cunningham FG, Gant NF. 2010. Dasar-dasar Ginekologi dan Obstetri. EGC. Jakarta.

Djuandan A. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Badan Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Kumar, Robbins, cotran. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 1. EGC. Jakarta.

N. Errol, S. John. 2009. At A Glance Obsteri dan Ginekologi Edisi 2. Erlangga. Jakarta

Page 6: Kista Bartholini-Abses Kel.sebasea.docx