Kisah Uang Rp 1.000 dan Rp 100.000

Keduanya terbuat dari kertas yang samaDi cetak dan diedarkan oleh bank yang sama

Bank Indonesia

Mereka keluar secara bersamaan dan beredar di masyarakat

Empat bulan kemudian mereka tak sengaja bertemu kembali di

dalam dompet seorang pemuda

Diantara mereka terjadilah percakapan....

Kenapa badanmu begitu lusuh dan berbau amis...?

Karena begitu keluar dari Bank aku langsung di tangan orang-orang

bawahan, dari tukang becak, penjual ikan hingga pengemis...

Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan

masih bersih...?

Karena begitu aku keluar dari bank langsung disambut oleh perempuan cantik dan beredarnyapun selalu di

restoran mahal, mall, dan hotel berbintang.

Serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet

Tapi... Pernahkan engkau singgah di tempat

ibadah?

Belum

Ketahuilah walau keadaanku seperti ini, setiap jumat aku selalu

mampir di masjid dan ditangan anak yatim. Aku dipandang oleh manusia sebagai manfaat bukan

hanya sebagai nilai

Iyaya....

Akhirnya menangislah uang 100.000

Selama ini ia merasa begitu besar, hebat, tinggi tapi ternyata tidak cukup

bermanfaat bagi masyarakat luas

Sadarilah di dunia ini..

Bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa

bermanfaat penghasilan Anda itu.

Kekayaan bukanlah untuk kesombongan semata