Kinerja Penelitian Mendukung Kedaulatan...

54
Kinerja Penelitian Mendukung Kedaulatan Pangan Laporan Tahunan 2016 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian

Transcript of Kinerja Penelitian Mendukung Kedaulatan...

Kinerja Penelitian Mendukung Kedaulatan Pangan

Laporan Tahunan 2016

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Tahunan 2016Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Kinerja PenelitianMendukung Kedaulatan Pangan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

PenyusunM. Adnan

Eko Sri MulyaniAnik Sri Suryani

SunihardiAsrul Koes

R. Heru PraptanaHaryo Radianto

MuchtarHappy Three Agustiwi

Laporan Tahunan 2016 iii

Produksi padi dan jagung dalam dua tahun terakhir meningkat cukuptajam, sehingga pada tahun 2016 tidak ada lagi impor beras dan volumeimpor jagung jauh menurun. Sementara itu produksi kedelai cenderungturun karena berkurangnya luas tanam tetapi produktivitas cenderungmeningkat. Peningkatan produktivitas tidak terlepas dari kontribusiPuslitbang Tanaman Pangan dalam menghasilkan teknologi yang sesuaidengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan pertanian padaumumnya. Varietas unggul baru padi dan palawija, misalnya, telahdikembangkan melalui berbagai program peningkatan produksi.Teknologi budi daya dan pascapanen primer juga sudah mewarnaisebagian areal pertanaman padi, jagung, dan kedelai yang merupakankomoditas pangan strategis.

Ke depan, Puslitbang Tanaman Pangan dituntut untuk bekerja lebih keras dalam menghasilkanteknologi yang berdaya saing dengan nilai tambah tinggi dikaitkan dengan program agroindustridan kedaulatan pangan. Dalam melakukan penelitian, Puslitbang Tanaman Pangan besertajajarannya mengacu kepada program Badan Litbang Pertanian pada periode 2015-2019 gunamenghasilkan teknologi dan inovasi yang diperlukan dalam pembangunan pertanianberkelanjutan. Pada prinsipnya, penelitian dan pengembangan tanaman pangan difokuskanuntuk menghasilkan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produksi, baik dari kuantitasmaupun kualitas, berbasis ramah lingkungan dengan minimum eskternal input.

Laporan Tahunan 2016 merupakan laporan pelaksanaan penelitian dan pengembanganpada tahun kedua rencana strategis (Renstra) 2015-2019. Selain sebagai pertanggungjawabanpenggunaan anggaran negara, laporan tahunan ini juga berisi kinerja penelitian danpengembangan tanaman pangan pada tahun 2016. Teknologi yang telah dihasilkan antara lainvarietas unggul baru, teknologi budi daya dan pascapanen perimer, rekomendasi kebijakanpenelitian dan pengembangan, dan kegiatan penunjang lainnya seperti diseminasi hasil penelitian,produksi benih sumber, serta pembangunan dan pemanfaatan sarana penelitian. BerdasarkanIndikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan, kinerja penelitian dan pengembangantanaman pangan pada tahun 2016 sesuai dengan rencana, bahkan sudah melebihi target untukkomponen teknologi dan kegiatan tertentu.

Laporan tahunan ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi atau rujukan dalampembangunan pertanian, terutama dari aspek penelitian dan pengembangan tanaman pangan.Teknologi yang dihasilkan melalui penelitian diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakatpertanian.

Bogor, April 2017

Plt. Kepala Pusat,

Dr. Hardiyanto

Pengantar

iv Laporan Tahunan 2016

Laporan Tahunan 2016 v

Daftar Isi

Pengantar .......................................................................................................................................... iii

Tantangan Produksi dan Peran Teknologi ..................................................................................... 1

Program Penelitian: Target dan Capaian ....................................................................................... 3Kebijakan ...................................................................................................................................... 3Strategi .......................................................................................................................................... 3Program ........................................................................................................................................ 4Kegiatan dan Output ................................................................................................................... 4

Kinerja Penelitian dan Pengembangan ......................................................................................... 8Sumber Daya Genetik .................................................................................................................. 8Varietas Unggul Baru .................................................................................................................... 9Teknologi Budi Daya, Panen, dan Pascapanen Primer ............................................................ 12Benih Sumber ............................................................................................................................... 24

Rekomendasi Pengembangan Tanaman Pangan ........................................................................ 25Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Nasional ...................................................................... 25Percepatan Adopsi Varietas Unggul Padi Inpari ....................................................................... 25Pupuk Hayati Agrimeth Mendukung Pengembangan Teknologi Jarwo Super .................... 26Peningkatan Indeks Pertanaman Padi pada Lahan Rawa ...................................................... 27Pengembangan Beras Khusus untuk Substitusi Impor .......................................................... 28Percepatan Adopsi Jagung Hibrida ........................................................................................... 28Peningkatan Produktivitas Kedelai ............................................................................................ 29Budi Daya Kedelai di Lahan Sawah Tadah Hujan .................................................................... 29Pengembangan Bioindustri Pertanian pada Lahan Suboptimal ............................................ 30Pengembangan Desa Mandiri Benih Berkelanjutan ................................................................ 32

Diseminasi dan Kerja Sama Penelitian ........................................................................................... 33Seminar Penelitian ...................................................................................................................... 33Publikasi ........................................................................................................................................ 33Kerja Sama Penelitian ................................................................................................................ 34

Sumber Daya Penelitian ................................................................................................................... 41Sumber Daya Manusia ................................................................................................................ 41Sumber Daya Keuangan ............................................................................................................. 41Kebun Percobaan ........................................................................................................................ 42Laboratorium Penelitian ............................................................................................................. 43

vi Laporan Tahunan 2016

Laporan Tahunan 2016 1

Tantangan Produksi dan Peran Teknologi

Pemerintahan Kabinet Kerja telahmencanangkan kebijakan pencapaianswasembada pangan berkelanjutan, terutamapadi, jagung, dan kedelai. Pada tahun 2015-2019, produksi padi diupayakan meningkat 3%dari 73,4 juta ton pada tahun 2015 menjadi 82,0juta ton pada tahun 2019, produksi jagungditingkatkan 5,4% dari 20,3 juta ton menjadi24,7 juta ton dalam periode yang sama, danproduksi kedelai diupayakan meningkat 27,5%dari 1,2 juta ton pada tahun 2015 menjadi 3,0juta ton pada tahun 2019.

Hal ini menjadi tantangan bagiKementerian Pertanian mengingat makinberatnya masalah yang menghadang upayapeningkatan produksi. Selain jumlahpenduduk yang terus meningkat dengan lajuyang cukup tinggi, perubahan iklim telah danakan terus pula mengancam keberlanjutansistem produksi pertanian. Perubahan iklimtidak hanya meningkatkan suhu udara, tetapijuga berdampak terhadap anomali iklim yangditandai oleh seringnya terjadi kemaraupanjang yang menyebabkan tanamanterancam kekeringan dan tingginya curahhujan yang tidak jarang merendam arealpertanian, terutama di kawasan pesisir.Perkembangan hama dan penyakit tanamandalam beberapa tahun terakhir juga tidakterlepas dari dampak perubahan iklim. Hamawereng cokelat, misalnya, telah merusak 0,5juta ha pertanaman padi pada tahun 2010-2013. Hal ini tentu berdampak terhadappenurunan produksi. Di beberapa sentraproduksi, hama dan penyakit tanaman yangsemula tidak berstatus penting kini sudahmulai merusak pertanaman.

Penurunan tingkat kesuburan tanah disebagian lahan sawah intensifikasi yangmenjadi tulang punggung pengadaanproduksi pangan nasional terindikasi daripelandaian produksi padi. Kondisi inidiperparah oleh tidak berfungsinya sebagianjaringan irigasi. Tanpa pengelolaan yangkompehensif, upaya peningkatan produksipangan melalui program intensifikasi tidakakan memberikan hasil yang optimal. Dampak perubahan iklim antara lain tingginya curah hujan yang tidak jarang merendam

lahan sawah, terutama di kawasan pesisir.

Sementara itu, konversi lahan produktif untukkeperluan nonpertanian masih terusberlangsung dan belum dapat dikendalikansepenuhnya menjadi ancaman tersendiridalam mewujudkan swasembada panganberkelanjutan.

Sebagian besar petani tanaman pangan diperdesaan mengandalkan usahatani sebagaisumber ekonomi keluarganya, sehinggakomoditas yang diusahakan berorientasi pasardan dapat dijual cepat dengan keuntunganyang layak. Turunnya luas panen kedelai akhir-akhir ini tidak terlepas dari rendahnyaproduktivitas dan tidak memadainya hargakedelai di tingkat petani, sehingga merekamemilih komoditas lain yang lebihmenguntungkan. Dewasa ini produktivitasnasional kedelai baru mencapai 1,5 t/ha, tidakmenguntungkan ditinjau dari aspek ekonomi,apalagi kalau harga jualnya tidak sebandingdengan investasi yang dikeluarkan untuk budidaya. Di sisi lain, produk berbahan baku kedelaiseperti tahu dan tempe sudah menjadi menuutama sebagian besar masyarakat diIndonesia, sehingga kebutuhannya terusmeningkat dari waktu ke waktu, mengikutipertambahan jumlah penduduk dan

2 Laporan Tahunan 2016

perkembangan industri pangan. Produksinasional kedelai dewasa ini baru mampumemenuhi 30-40% kebutuhan domestik dankekurangannya terpaksa harus diimpor.

Data menunjukkan penerapan teknologiberperan penting dalam mengatasi sebagianmasalah yang dihadapi dalam peningkatanproduksi, sebagaimana tercermin daripeningkatan produktivitas masing-masingkomoditas tanaman pangan. Oleh karena itu,Puslitbang Tanaman Pangan beserta unit kerjapenelitiannya terus melakukan penelitianuntuk menghasilkan inovasi yang mampumemecahkan masalah dan kendalapeningkatan produksi.

Untuk mempercepat upaya peningkatanproduksi menuju swasembada panganberkelanjutan, Kementerian Pertanian sejak2015 telah meluncurkan program UpayaKhusus (UPSUS) peningkatan produksi padi,jagung, dan kedelai. Dalam implementasinya,

upaya peningkatan produksi diarahkan padaperakitan teknologi untuk perluasan arealtanam, peningkatan produktivitas danpengamanan produksi melalui penangananpascapanen dengan prioritas pada lahansuboptimal (lahan kering dan lahan rawa).Perluasan areal tanam juga diupayakan melaluitumpang sari tanaman pangan dengantanaman hortikultura atau tanamanperkebunan, peningkatan indeks pertanamandengan penggunaan varietas berumurpendek, pengaturan pola tanam, danperbaikan teknologi budi daya.

Melalui program UPSUS, produksi padipada tahun 2016 mencapai 79,1 juta ton ataunaik 5% dibanding tahun lalu. Pada tahun 2015produksi padi meningkat hingga mencapai 6%dibanding tahun 2014, dari 70,8 juta tonmenjadi 75,4 juta ton. Pada tahun 2016pemerintah tidak lagi mengimpor beras karenaproduksi dalam negeri sudah mampumemenuhi kebutuhan sendiri. Data jugamenunjukkan pengelolaan tanaman padipada tahun 2015-2016 semakin membaiksebagaimana tercermin dari peningkatanproduktivitas dari tahun-tahun sebelum. Kalauproduktivitas padi pada tahun 2014 barumencapai 5,13 t/ha, pada tahun 2015 telahmenyentuh angka 5,34 t/ha, atau meningkat4%. Produksi jagung pada tahun 2016 telahmenyentuh angka 23,16 juta ton ataumeningkat 18,1%, sementara produksi kedelaihanya 885,6 ribu ton atau menurun 8,1%dibanding tahun 2015.

Pada tahun-tahun mendatang, produksipadi, jagung, dan kedelai perlu segera dipacuguna mewujudkan swasembada panganberkelanjutan. Hal ini sejalan dengan programpemerintah yang telah menginisiasi kedaulatanpangan. Bahkan pada tahun 2045 mendatang,pemerintah berkeinginan menjadikanIndonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Program UPSUS padi mengintegrasikan berbagai komponen teknologi, antara lain alat-mesin pertanian untuk mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja dan mempercepatproses produksi menuju modernisasi pertanian.

Laporan Tahunan 2016 3

Kebijakan

Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salahsatu unit kerja eselon dua di bawah naunganBadan Litbang Pertanian. Oleh karena itu,kebijakan yang diambil dalam penelitian danpengembangan tanaman pangan mengacukepada kebijakan pembangunan pertaniannasional.

Sesuai dengan kondisi saat ini, kebijakanpembangunan pertanian mengacu kepadasasaran utama pembangunan nasional RPJMN2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra)Kementerian Pertanian dan Renstra Balit-bangtan 2015-2019. Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan penjabaran visi dan programaksi Pemerintahan Kabinet Kerja danberpedoman kepada Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional 2005-2025. Visipembangunan dalam RPJM 2015-2019 adalah“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,Mandiri, dan Berkepribadian BerlandaskanGotong Royong”.

Sejalan dengan Nawa Cita PemerintahanKabinet Kerja, kebijakan Puslitbang TanamanPangan dalam penelitian dan pengembangantanaman pangan merupakan bagian integraldari kebijakan Badan Litbang Pertanian.Kebijakan dibangun dengan menerapkanprosedur standar setelah melalui analisisSWOT dan logical framework. Pola pikirkemudian dielaborasi dari lintas jalan(pathway) penelitian, adopsi, dampak litbangpertanian, dan evaluasi umpan balik.Kebijakan penelitian dan pengembangantanaman pangan dalam lima tahun ke depanadalah sebagai berikut:1. Mengembangkan penelitian yang

menunjang peningkatan produksi melaluipeningkatan produktivitas, perluasanareal, terutama melalui optimalisasipemanfaatan lahan suboptimal, danpenyediaan sumber bahan pangan yangberagam dengan pola konsumsi yangberbeda.

2. Mendorong pengembangan danpenerapan advance technology untukmeningkatkan efisiensi dan efektivitaspemanfaatan sumber daya pertanian.

3. Mendorong terciptanya suasana keilmuandan kehidupan ilmiah yang kondusif untukmengoptimalkan sumber daya manusiadalam pelaksanaan penelitian danpengembangan serta diseminasi hasilpenelitian.

4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi yangsaling menguatkan antara UK/UPT dilingkup Badan Litbang Pertanian danantara Badan Litbang Pertanian denganberbagai lembaga terkait di dalam dan luarnegeri.

Strategi

Strategi yang ditempuh Puslitbang TanamanPangan dalam penelitian dan pengembanganadalah sebagai berikut:

1. Penciptaan inovasi teknologi benih/bibitunggul dan rumusan kebijakan dalamupaya pemantapan swasembada berasdan jagung, pencapaian swasembadakedelai, dan meningkatkan produksikomoditas pangan substitusi impor,diversifikasi pangan, bioenergi, dan bahanbaku industri.

2. Perluasan jejaring kerja sama penelitian,promosi, dan diseminasi hasil penelitiankepada stakeholders nasional maupuninternasional untuk mempercepat prosespencapaian sasaran pembangunanpertanian (impact recognition), pengakuanilmiah internasional (scientific recognition),dan perolehan sumber-sumberpendanaan penelitian lainnya di luar APBN.

3. Peningkatan kuantitas, kualitas, dankapabilitas sumber daya penelitian melaluiperbaikan sistem rekruitmen danpelatihan SDM, penambahan sarana danprasarana, dan perbaikan strukturpenganggaran yang sesuai dengankebutuhan institusi.

Program Penelitian: Target dan Capaian

4 Laporan Tahunan 2016

4. Pengembangan inovasi teknologi untukmendapat pengakuan dan perlindunganHaKI (Hak Kekayaan Intelektual) secaranasional dan internasional.

5. Penerapan manajemen penelitian danpengembangan yang akuntabel dan goodgovernment.

Program

Sesuai dengan pokok-pokok ReformasiPerencanaan dan Penganggaran (SEB MenegPerencanaan Pembangunan Nasional/KepalaBAPPENAS dan Menkeu, No. 0412.M.PPN/ 06/2009, tanggal 19 Juni 2009), program hanyaterdapat pada unit kerja Eselon I, sedangkankegiatan pada Eselon II. Program BadanLitbang Pertanian (Eseleon I) pada periode2015-2019 adalah penciptaan teknologi daninovasi pertanian bioindustri berkelanjutan.Mengacu kepada program tersebut, PuslitbangTanaman Pangan menetapkan kebijakanalokasi sumber daya litbang menurutkomoditas strategis sebagai prioritas utamayang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian,yaitu padi, jagung, kedelai, serta serealia lain(sorgum dan gandum) dan aneka kacanglainnya dan umbi (kacang tanah dan ubi kayu)yang termasuk ke dalam 30 komoditas penting.

Kegiatan dan Output

Sesuai dengan organisasi Badan LitbangPertanian, maka di Puslitbang Tanaman Pangan

(Eselon II) terdapat satu kegiatan, yaitupenelitian dan pengembangan tanamanpangan. Output yang menjadi Indikator KinerjaUtama (IKU) penelitian dan pengembangantanaman pangan pada periode 2015-2019adalah: (1) varietas unggul baru, (2) teknologibudi daya dan pascapanen primer, (3)produksi benih sumber, (4) rekomendasikebijakan, (5) Taman Sains Pertanian (TSP),dan (6) Sekolah lapang kedaulatan panganmendukung swasembada pangan terintegrasi1.000 Desa Mandiri Benih (Tabel 1).

Seiring dengan restrukturisasi kegiatandalam kerangka penganggaran berbasiskinerja (performance-based budgeting) yangdilengkapi dengan arsitektur dan informasikinerja (ADIK), maka penelitian danpengembangan tanaman pangan padaperiode 2015-2019 yang dilaksanakan oleh limasatker (Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal,Balitkabi, dan Lolit Tungro) diarahkan untukmenghasilkan inovasi teknologi perbaikankuantitas dan kualitas produksi bahan bakubioindustri berbasis tanaman pangan denganproses ramah lingkungan dan minimum inputeskternal. Penelitian difokuskan pada perakitanvarietas unggul, terutama padi, jagung, dankedelai dengan keunggulan salah satu ataulebih seperti produktivitas tinggi, umur sangatgenjah, dan tahan atau toleran cekaman biotik/abiotik, adaptif pada lahan suboptimal dankondisi perubahan iklim akibat fenomenapemanasan global. Perakitan varietas ungguldirancang sesuai dengan preferensikonsumen.

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan.

No Sasaran kegiatan Indikator kinerja utama

1 Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan

2 Tersedianya teknologi budi daya, panen, dan Jumlah teknologi budi daya, panen, danpascapanen primer tanaman pangan pascapanen primer tanaman pangan

3   Tersedianya benih sumber varietas unggul baru Jumlah produksi benih sumber varietas unggulpadi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, anekadan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan kacang dan ubiSMM-ISO 9001-2008

4  Tersedianya rekomendasi kebijakan Jumlah rekomendasi kebijakan pengembanganpengembangan tanaman pangan  tanaman pangan

5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian (TSP) di Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)KP Sukamandi, Propinsi Jawa Barat

6. Terselenggaranya Sekolah Lapang Kedaulatan Jumlah sekolah lapang produksi dan distribusiPangan (SL-KP) yang terintegrasi dengan 1.000 benih mendukung pengembangan model 1.000Desa Mandiri Benih mendukung Swasembada desa mandiri benihPangan

Laporan Tahunan 2016 5

Sumber daya genetik tidak selalu tersediasehingga perakitan varietas unggul tidak hanyamenggunakan pendekatan pemuliaankonvensional, tetapi juga melalui pendekatanbiologi molekuler atau genomik untuk gendiscovery dan pemanfaatan teknologiinformasi. Oleh karena itu, identifikasi sumber-sumber gen yang diperlukan untukmeningkatkan produktivitas dan ketahananatau toleran cekaman biotik/abiotik menjadipenting. Kegiatan ini melibatkan berbagaiinstitusi penelitian, baik lingkup Badan LitbangPertanian maupun institusi terkait lainnya didalam dan luar negeri. Penelitian dalam bentukkonsorsium dijadikan model dalam perakitanvarietas unggul. Dalam hal ini, peran plasmanutfah (sumber daya genetik) menjadi penting.

Diseminasi varietas unggul perludisegerakan agar dapat dimanfaatkan olehpetani dan stakeholder dengan sistemmultichannel, di antaranya melalui programdesa mandiri benih, Taman Sains Pertanian(TSP), Taman Tekno Pertanian (TTP), danLaboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LL-IP). Ke depan litbang tanaman pangan lebihfokus pada upaya peningkatan peran danfungsi unit produksi benih sumber (UPBS)padi, jagung, dan kedelai untuk memenuhikebutuhan benih sumber nasionalmendukung penyebaran varietas spesifiklokasi. Kinerja UPBS dicirikan oleh kemampuanmenjaga kemurnian genetik varietas yangdiadopsi melalui penyediaan benih sumber

(BS dan FS) inbrida dan F1 hibrida padi danjagung yang dihasilkan dengan menerapkansistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001-2008. Di Balai Penelitian lingkup PuslitbangTanaman Pangan secara bertahapdikembangkan TSP dan bersama denganBPTP mengembangkan TTP dan dem-areadalam skala luas.

Perakitan dan perbaikan komponenteknologi budi daya yang meliputi pemupukan,cara tanam, pengelolaan air, pengendalianorganisme pengganggu tanaman (OPT),penanganan panen dan pascapanen primermempertimbangkan kondisi lokasi setempat.Komponen teknologi budi dayadikembangkan dengan pendekatanPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalamupaya peningkatan efisiensi sistem produksidan ramah lingkungan. Target dan capaiansatuan kerja (satker) Puslitbang TanamanPangan, BB Padi, Balitkabi, Balitseral, dan LolitTungo pada tahun 2016 dapat dilihat padaTabel 2, 3, 4, 5, dan 6. Secara keseluruhan,kinerja satker di lingkungan PuslitbangTanaman Pangan sudah sesuai dan bahkanmelebihi target. Varietas unggul dan benihsumber yang dihasilkan, misalnya, umumnyadi atas target yang telah ditetapkan. Hal inimembuktikan unit kerja penelitian lingkupPuslitbang Tanaman Pangan mampumenghasilkan teknologi yang perlu segeradikembangkan guna mewujudkanswasembada pangan berkelanjutan.

Tabel 2. Target dan capaian satker Puslitbangtan dalam kegiatan litbang tanaman pangan 2016.

Volume/satuanOutput Biaya (Rp’000)

Target Capaian

Sekolah lapang kedaulatan pangan mendukung 15 provinsi 15 provinsi 479.450swasembada pangan terintegrasi Desa MandiriBenihRekomendasi kebijakan komoditas strategis 9 rekomendasi 9 rekomendasi 2.768.148tanaman panganDiseminasi inovasi teknologi komoditas strategis 2 teknologi 2 teknologi 1.299.500tanaman panganDukungan manajemen litbang tanaman pangan 16 kegiatan 16 kegiatan 3.310.741Layanan perkantoran 12 bulan layanan 12 bulan layanan 9.279.931Kendaraan bermotor 1 unit 1 unit 409.000Perangkat pengolah data dan komunikasi 5 unit 5 unit 60.000

Jumlah 17.606.770

6 Laporan Tahunan 2016

Tabel 3. Target dan capaian satker BB Padi dalam kegiatan litbang tanaman pangan 2016.

Volume/satuanOutput Biaya (Rp’000)

Target Capaian

Varietas unggul padi 6 varietas 6 varietas 4.719.550Teknologi dan inovasi peningkatan produksi padi 5 teknologi 5 teknologi 2.502.150Taman Sains Pertanian (TSP) 1 propinsi 1 propinsi 5.000.000Sekolah lapang kedaulatan pangan mendukung 11 Propinsi 11 Propinsi 1.748.100swasembada pangan terintegrasi Desa MandiriBenihDiseminasi inovasi teknologi komoditas strategis 8 teknologi 8 teknologi 4.038.740tanaman panganBenih sumber tanaman padi 100 ton 102,13 ton 1.832.000Dukungan manajemen litbang tanaman pangan 19 kegiatan 19 kegiatan 5.093.963Layanan perkantoran 12 bulan layanan 12 bulan layanan 23.721.630Kendaraan bermotor 4 unit 4 unit 495.000Peralatan dan fasilitas perkantoran 32 unit 32 unit 8.973.927Gedung/bangunan 660 m2 660 m2 1.680.915

Jumlah 59.805.975

Tabel 4. Target dan capaian satker Balitkabi dalam kegiatan litbang tanaman pangan 2016.

Volume/satuanOutput Biaya (Rp’000)

Target Capaian

Sekolah lapang kedaulatan pangan mendukung 8 propinsi 8 propinsi 880.000swasembada pangan terintegrasi Desa MandiriBenihVarietas unggul kedelai 2 varietas 4 varietas 810.000Teknologi dan inovasi peningkatan produksi kedelai 2 teknologi 2 teknologi 315.000Diseminasi inovasi teknologi komoditas strategis 3 teknologi 3 teknologi 1.570.012tanaman panganVarietas unggul tanaman pangan lainnya 4 varietas 4 varietas 1.000.000Benih sumber tanaman pangan lainnya 53.30 ton 53,72 ton 1.871.000Teknologi dan inovasi peningkatan produksi 4 teknologi 4 teknologi 870.000tanaman pangan lainnyaDukungan manajemen litbang tanaman pangan 9 kegiatan 9 kegiatan 2.755.271Layanan perkantoran 12 bulan layanan 12 bulan layanan 20.139.860Kendaraan bermotor 1 unit 1 unit 440.000Perangkat pengolah data dan komunikasi 19 unit 19 unit 336.050Peralatan dan fasilitas perkantoran 32 unit 32 unit 8.320.257Gedung/bangunan 1.311 m2 1.311 m2 4.893.000

Jumlah 44.200.450

Laporan Tahunan 2016 7

Tabel 6. Target dan capaian satker Lolit Tungro dalam kegiatan litbang tanaman pangan 2016.

Volume/satuanOutput Biaya (Rp’000)

Target Capaian

Teknologi dan inovasi peningkatan produksi padi 2 teknologi 2 teknologi 730.000Diseminasi inovasi teknologi komoditas 3 teknologi 3 teknologi 490.000strategis tanaman panganBenih sumber tanaman padi 30 ton 41,6 ton 295.000Dukungan manajemen litbang tanaman pangan 6 kegiatan 6 kegiatan 277.500Layanan perkantoran 12 bulan layanan 12 bulan layanan 3.006.160Peralatan dan fasilitas perkantoran 38 unit 38 unit 184.324

Jumlah 4.982.984

Tabel 5. Target dan capaian satker Balitsereal dalam kegiatan litbang tanaman pangan 2016.

Volume/satuanOutput Biaya (Rp’000)

Target Capaian

Taman Sains Pertanian (TSP) 1 propinsi 1 propinsi 3.640.496Sekolah lapang kedaulatan panganmendukung swasembada pangan terintegrasi 5 propinsi 5 propinsi 705.000Desa Mandiri BenihVarietas unggul jagung 5 varietas 7 varietas 2.010.051

(5 VUB jagung,1 sorgum,1 gandum)

Teknologi dan inovasi peningkatan produksi jagung 5 teknologi 5 teknologi 517.400Diseminasi inovasi teknologi komoditas strategis 9 teknologi 9 teknologi 181.140tanaman panganBenih sumber tanaman jagung 35 ton 35,10 ton 870.000Teknologi dan inovasi peningkatan produksi 2 teknologi 2 teknologi 417.602 tanaman pangan lainnyaDukungan manajemen litbang tanaman pangan 11 kegiatan 11 kegiatan 2.034.451Layanan perkantoran 12 bulan layanan 12 bulan layanan 18.434.584Kendaraan bermotor 2 unit 2 unit 10.000Peralatan dan fasilitas perkantoran 153 unit 153 unit 5.454.497Gedung/Bangunan 100 m2 100 m2 500.000

Jumlah 37.229.092

8 Laporan Tahunan 2016

Kinerja Penelitian dan Pengembangan

Penerapan teknologi berperan penting dalammeningkatkan produksi dan pendapatanpetani. Oleh karena itu, Puslitbang TanamanPangan beserta jajarannya terus berupayamenghasilkan teknologi melalui penelitian.Penelitian dan pengembangan pada tahun2016 mencakup pengelolaan sumber dayagenetik (SDG), perakitan varietas unggul baru,perakitan teknologi budi daya, penangananpanen dan pascapanen primer, produksi dandistribusi benih sumber mendukung programdesa mandiri benih.

Sumber Daya Genetik

Komoditas Padi

Pengelolaan sumber daya genetik (SDG) padimeliputi koleksi varietas lokal, varietas unggulbaru atau galur dari dalam negeri dan luarnegeri, identifikasi, dan rejuvenasi. Sebagiandari varietas lokal dan plasma nutfah yangdieksplorasi memiliki sifat genjah, tolerankekeringan, salinitas, sulfat masam, danrendaman, dan tahan penggerek batang padi,wereng cokelat (WCk), penyakit hawar daunbakteri (HDB), blas, dan tungro.

Informasi karakteristik SDG padi telahdimanfaatkan sebagai tetua dalam perakitanvarietas unggul baru. Varietas Inpari 44 Agritanyang dilepas pada tahun 2016, misalnya, dirakitmelalui persilangan varietas Kebo danCiherang yang diketahui berdaya hasil tinggidan disukai oleh sebagian besar petani dankonsumen.

Karakterisasi fenotipik bertujuan untukmendapatkan informasi karakter morfologidan agronomi 209 aksesi plasma nutfah padi.Dari hasil karakterisasi diperoleh 20-44 karaktermorfologis dan agronomis padi, dua aksesi diantaranya mempunyai panjang malai >35 cm,tiga aksesi memiliki jumlah gabah isi per malai>200 butir, delapan aksesi mempunyai bobot1000 butir >30 g, 29 aksesi menghasilkan berasmerah, dan tiga aksesi mempunyai berasungu.

Karakterisasi genotipik. Penelitian markamolekuler plasma nutfah dan varietas unggulpadi menghasilkan informasi sidik jari DNAvarietas yang memiliki sifat spesifik. Informasiini bermanfaat melengkapi informasikonstitusi genetik tanaman, deskripsi, danperlindungan varietas.

Karakterisasi fisik dan kimia. Kegiatan initelah menghasilkan informasi karakter fisikokimia 80 aksesi plasma nutfah padi dan giziberas. Informasi ini diperlukan dalamperakitan varietas unggul baru.

Skrining cekaman biotik. Sebanyak 100aksesi plasma nutfah padi telah diujiketahanannya terhadap hama penggerekbatang padi kuning, WCk biotipe 1, 2 dan 3,HDB, tungro, blas, dan BLS. Informasi ini jugadiperlukan dalam perakitan varietas unggultahan hama dan penyakit utama tanaman padi.

Skrining cekaman abiotik. Telah dievaluasi150 aksesi SDG terhadap cekaman salinitas,besi (Fe), aluminium (Al), rendaman,kekeringan, dan naungan. Beberapa aksesiakan diteliti lebih lanjut untuk mendapatkanaksesi yang memiliki sifat yang diinginkan danakan digunakan dalam perakitan varietasunggul.

Aneka Kacang dan Ubi

Pengelolaan sumber daya genetik anekakacang dan ubi pada tahun 2016 telahmenghasilkan data dan informasi yangdiperlukan sebagai berikut:1. Telah direjuvinasi 225 aksesi kedelai, 200

aksesi kacang tanah, 300 aksesi kacanghijau, dan 263 aksesi kacang potensial.

2. Konservasi plasma nutfah aneka kacangdan ubi telah dilakukan terhadap 530aksesi kacang tanah dan kedelai, 325aksesi ubi kayu, 331 aksesi ubi jalar, 77aksesi talas/bentul, 30 aksesi kimpul, 51aksesi uwi kelapa, 17 aksesi gadung, 45aksesi gembolo/gembili, enam aksesi uwibuah, 27 aksesi suweg, 12 aksesi ganyong,dan 12 aksesi garut.

Laporan Tahunan 2016 9

3. Dari evaluasi terhadap aneka kacang danubi terdapat 25 aksesi kedelai toleran lahansalin, 100 aksesi kedelai memiliki polongdan biji unggul, 96 aksesi kacang tanahmemiliki karakter morfologi yang sesuaidengan sifat yang diinginkan, 100 aksesikacang hijau tahan penyakit tular tanah,75 aksesi ubi kayu dengan berbagai rasa,50 aksesi ubi jalar tahan hama tungau, 10aksesi kacang tunggak memiliki sifat fisikokimia dan komponen bioaktif, 73 aksesikacang gude mempunyai berbagai sifatmorfologi dan agronomi.

Jagung dan Serealia Lain

Dari 1.298 aksesi plasma nutfah tanamanserealia telah dikoleksi, direjuvinasi,dikarakterisasi, dan dievaluasi secarakonvensional 781 aksesi. Karakterisasiberbasis molekuler telah dilakukan terhadap517 aksesi. Pengelolaan sumber daya genetikserealia pada tahun 2016 adalah sebagaiberikut:1. Koleksi/eksplorasi tanaman jagung 91

aksesi, sorgum sembilan aksesi, jewawut34 aksesi, dan jali tujuh aksesi.

2. Karakterisasi tanaman jagung 40 aksesidan jali tujuh aksesi.

3. Rejuvenasi sorgum 95 aksesi, jagung 143aksesi, dan jewawut 14 aksesi.

4. Evaluasi cekaman biotik dan abiotikplasma nutfah jagung telah dilakukanterhadap 30 aksesi untuk sifat tahankumbang bubuk, 70 aksesi tahan hawardaun, 69 aksesi tahan karat daun, 30 aksesitoleran kekeringan, 30 aksesi tolerankemasaman tanah, dan 30 aksesi tolerangenangan.

5. Evaluasi komponen nutrisi pada jagungtelah dilakukan terhadap delapan aksesidan pada sorgum tujuh aksesi.

6. Jagung toleran kekeringan 44 aksesi.7. Jagung tahan cekaman penyakit bulai

untuk pemetaan QTL 281 aksesi.8. Karakterisasi sorgum 50 aksesi.9. Sorgum manis yang mengandung gen yang

berperan dalam meningkatkan kadar gulapada batang sorgum manis 50 aksesi.

10. Karakterisasi gandum 44 aksesi.11. Gandum toleran suhu tinggi 48 aksesi.

Varietas Unggul Baru

Komoditas Padi

Pada tahun 2016 telah dilepas enam varietasunggul baru padi sawah dan gogo. Varietasunggul baru padi sawah diberi nama Inpari 42Agritan GSR, Inpari 43 Agritan GSR, dan Inpari44 Agritan, sedangkan padi gogo adalahInpago 12 Agritan, Inpago IPB 9G, dan UnsoedParimas. Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43Agritan GSR dihasilkan atas kerja sama BadanLitbang Pertanian, IRRI, dan China. Sebelumdilepas sebagai varietas unggul, Inpari 42 danInpari 43 diseleksi di KP Sukamandi.

Melalui pengujian di beberapa lokasi,varietas Inpari 42 diketahui berpotensi hasil10,58 t/ha dengan rata-rata 7,11 t/ha. VarietasInpari 43 memberikan hasil tertinggi 9,02 t/hadengan rata-rata 6,96 t/ha. Baik Inpari 42mapun Inpari 43 relatif tahan penyakit hawardaun bakteri (HDB) strain III, tahan blas, relatiftahan hama wereng cokelat biotipe 1, danmemiliki tekstur nasi pulen. Varietas Inpari 44Agritan adalah hasil persilangan antara varietasKebo dan Ciherang dengan potensi hasil 9,25t/ha, rata-rata 6,53 t/ha, dan tekstur nasi pera.Varietas unggul ini tahan penyakit DHB strainIII, terutama pada fase generatif, dan cukuptahan strain VIII.

Ketiga varietas unggul baru tersebut sesuaidikembangkan pada lahan sawah irigasidataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.

Varietas unggul Inpari 42 Agritan GSR (kiri) dan Inpari 43 Agritan GSR (kanan).

10 Laporan Tahunan 2016

Padi gogo varietas Inpago 12 Agritanmerupakan hasil persilangan Selegreng/Ciherang//Kencana Bali dengan potensi hasil10,2 t/ha, rata-rata 6,7 t/ha. Keunggulan varietasini di antaranya tahan rebah, tolerankeracunan Al dan kekeringan, tahan penyakitblas ras 033 dan 073. Varietas Inpago IPB 9Gdihasilkan dari persilangan IPB98-F-5-1-1/IR 64,potensi hasil 9,09 t/ha dengan rata-rata 6,05 t/ha. Varietas unggul ini toleran keracunan Al 40ppm, agak tahan wereng cokelat biotipe 2 dan3, tahan penyakit blas ras 073 dan agak tahanras 033, 001, dan 051. Varietas Unsoed Parimasdihasilkan melalui persilangan antara varietasCimelati dan galur G10, potensi hasil 9,40 t/hadengan rata-rata hasil 6,19 t/ha, tolerankeracunan Al 40 ppm dan kekeringan. Ketigavarietas unggul padi gogo ini dapatdikembangkan pada lahan kering subur danmasam pada dataran rendah sampaiketinggian 700 m dpl.

Kedelai

Pada tahun 2016, Puslitbang Tanaman Panganmelalui Balitkabi telah menghasilkan empatvarietas unggul baru kedelai yang dilepasdengan nama Deja-1, Deja-2, Detap-1, danDevon-2. Varietas Deja-1 merupakan hasilpersilangan varietas Kawi dengan galur IAC100, umur 78 hari (genjah), potensi hasil 2,6 t/ha dengan rata-rata 2,18 t/ha. Deja-1 toleran

jenuh air, ukuran biji besar (16 g/100 butir), agaktahan penyakit karat daun dan hamapenghisap polong.

Varietas Deja-2 berumur genjah (79 hari),potensi hasil 2,87 t/ha dengan rata-rata 2,39 t/ha. Varietas unggul ini toleran jenuh air, umurgenjah, ukuran biji sedang (12,9 g/100 butir),agak tahan penyakit karat daun, hamapenghisap polong, dan ulat grayak. VarietasDetap-1 berumur genjah (79 hari), potensi hasil3,39 t/ha, dengan rata-rata 2,74 t/ha, dan berbijibesar. Keunggulan lain dari varietas Deja-2adalah tahan pecah polong, agak tahan hamapengisap polong, penggerek polong, danpemakan daun. Varietas Devon-2 berumurgenjah 78 hari dan berbiji besar (17,03 g/100butir). Potensi hasil varietas unggul ini 2,90 t/hadengan rata-rata 2,67 t/ha, mengandungisoflavon tinggi (1.097,9 g), sesuai untukbahan baku tempe, agak tahan hama pengisappolong dan penggerek polong.

Kacang Hijau

Varietas unggul kacang hijau yang dilepas padatahun 2016 adalah Vima 4 dan Vima 5. Keduavarietas berumur genjah 56 hari. Varietas Vima4 mengandung protein 22,1% dan lemak 0,72%basis kering, polong tidak mudah pecah, agaktahan penyakit embun tepung dan hama thrips,dan mampu berproduksi hingga 2,32 t/ha.Varietas Vima 5 mengandung rotein 23,4% danlemak 0,68% basis kering, polong tidak mudahpecah, agak tahan penyakit embun tepung danhama thrips, potensi hasil 2,34 t/ha.

Kedelai varietas Detap-1, potensi hasil 3,39 t/ha, bijibesar. umur genjah 79 hari

Kacang hijau varietas Vima-5, potensi hasil 2,34 t/ha,umur genjah 56 hari.

Laporan Tahunan 2016 11

Ubi Jalar

Varietas unggul ubi jalar yang baru dilepasdiberi nama Patting 1 dan Patting 2. VarietasPatting 1 mampu berproduksi 29,9 t/ha padaumur 4-4,5 bulan, warna daging umbi putih,kadar pati dan bahan kering 24,8%. VarietasPatting 2 berpotensi hasil 31,8 t/ha, umur 4-4,5bulan, warna daging umbi kuning, kadar patidan bahan kering 23,3%. Kedua varietas agaktahan penyakit kudis dan hama boleng, sesuaidikembangkan pada lahan tegalan dan lahansawah sesudah panen padi.

Jagung

Lima varietas unggul baru jagung yang dilepaspada tahun 2016, empat di antaranya jenishibrida dengan nama HJ 28 Agritan, JH 35, JH37, dan JH 47. Jagung komposit dilepas dengannama Srikandi Kuning 2.

Varietas HJ 28 Agritan berumur genjah (80hari), potensi hasil 12,9 t/ha dengan rata-rata11,8 t/ha, tahan penyakit bulai (Peronosclero-spora philipinensis L.), hawar dan karat daundataran rendah, umur genjah, tanaman masihhijau setelah dipanen (stay green), dan dapatdikembangkan pada dataran rendah hinggaketinggian 650 m dpl. Varietas JH 35 berumursedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,9 t/ha, agak tahan penyakit bulai (Peronosclero-spora maydis dan Peronosclerosporaphilippinensis), tahan penyakit karat daun(Puccinia sorghi) dan hawar daun dataranrendah (Helminthosporium maydis), agaktoleran kekeringan dan nitrogen rendah, danberadaptasi luas di dataran rendah.

Varietas JH 37 berumur sedang (99 hari),potensi hasil 12,5 t/ha, agak tahan terhadappenyakit bulai jenis Peronosclerospora maydisdan sangat tahan terhadap Peronosclerosporaphilippinensis), tahan penyakit karat daun(Puccinia sorghi) dan hawar daun dataranrendah (Helminthosporium maydis). Jagunghibrida JH 47 berumur 99 hari dengan potensihasil 12,5 t/ha, tahan penyakit bulai jenisPeronosclerospora maydis dan Peronosclero-spora philippinensis, tahan penyakit karat daun(Puccinia sorghi) dan hawar daun dataranrendah (Helminthosporium maydis). Jagungkomposit Srikandi Kuning 2 berumur sedang(98 hst), potensi hasil 8,9 t/ha denganproduktivitas rata-rata 7,5 t/ha, batang kokoh

Ubi jalar varietas Patting 2, potensi hasil 31,8 t/ha, rasa enak.

Jagung hibrida varietas HJ 28 Agritan, potensi hasil 12,9 t/ha,tahan penyakit bulai.

Jagung hibrida varietas HJ 28 Agritan, potensi hasil 12,9 t/ha, tahan penyakit bulai

Sorgum varietas Super-6 Agritan, potensi hasil 6,19 t/ha, tahan hama aphis

12 Laporan Tahunan 2016

varietas unggul sorgum ini tahan hama aphisdan agak tahan penyakit bercak daun. Daerahpengembangannya adalah pada lahan suburdengan lingkungan optimal.

Teknologi Budi Daya, Panen,dan Pascapanen Primer

Puslitbang Tanaman Pangan beserta unit kerjapenelitiannya berupaya pula menghasilkankomponen teknologi yang kemudian dirakitmenjadi paket teknologi yang sesuai denganagroekosistem pengembangan. Penangananpanen dan pascapanen berbasis hasilpenelitian juga menjadi titik ungkitpeningkatan hasil dan daya saing produksi.

Teknologi Jajar Legowo Super padaPadi

Mengacu pada produktivitas padi sawah diIndonesia yang dewasa ini baru mencapai 5 t/ha, Puslitbang Tanaman Pangan melihatpeluang peningkatan produksi padi padalahan sawah irigasi. Hal ini dikaitkan denganhasil penelitian yang menunjukkanproduktivitas padi pada agroekosistem lahansawah irigasi dapat mencapai 10 t/ha danbahkan lebih jika menerapkan teknologi yangtepat secara utuh, sebagaimana telahdibuktikan melalui pengembanganpendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu(PTT) padi sawah. Inovasi ini kemudiandiadopsi dan dikembangkan oleh DirektoratJenderal Tanaman Pangan dandiimplementasikan dalam bentuk SekolahLapang PTT (SL-PTT).

Komponen teknologi penyusun PTT terusdisempurnakan dari waktu ke waktu. Berbagaikomponen teknologi yang dihasilkan dirakitmenjadi paket teknologi, di antaranya teknologisuper padi sawah irigasi berbasis tanam jajarlegowo yang dipopulerkan sebagai “jajarlegowo super”.

Ke-super-an teknologi ini dapat dilihat darihasil padi yang diperoleh. Melalui petakdemonstrasi seluas 50 ha pada lahan sawahirigasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,musim tanam 2016, teknologi jajar legowosuper mampu menghasilkan gabah lebih dari10 t/ha GKP. Dalam penerapannya di lapangan,

sehingga tahan rebah, tahan terhadappenyakit bulai (Peronosclerospora philipinensisL.), hawar dan karat daun dataran rendah,adaptif pada lingkungan optimal dataranrendah ( 400 dpl) pada musim hujan danmusim kering. Kedua jagung hibrida ini jugatahan rebah akar dan batang, agak tolerankekeringan dan nitrogen rendah sertaberadaptasi luas di dataran rendah.

Gandum

Varietas unggul gandum dilepas dengan namaGURI-6, umur 100 hari, potensi hasil 3,5 t/hadengan rata-rata 2,3 t/ha. Gandum unggul baruini memiliki umur genjah, postur tanaman lebihpendek dibanding varietas yang dihasilkansebelumnya. Kelemahan varietas GURI-6 relatiftidak tahan penyakit hawar daun(Helminthosporium sativum).

Sorgum

Sorgum potensial dikembangkan untukpangan dan bahan baku bioenergi.Dibandingkan dengan varietas yang dilepassebelumnya, varietas SOPER 6 Agritan yangdilepas pada tahun 2016 berdaya hasil lebihtinggi, mencapai 6,19 t/ha. Berumur 110 hari,

Pengembangan “jajar legowo super” melalui petak demonstrasi seluas 50 ha padalahan sawah irigasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, MH 2016, menghasilkangabah 2-3 t/ha lebih tinggi dari hasil padi yang diusahakan petani di luar petakdemonstrasi 6-7 t/ha.

Laporan Tahunan 2016 13

teknologi ini melibatkan petani yang tergabungke dalam Gapoktan setempat. Berdasarkanpanen ubinan Tim Terpadu BPS Indramayu,peneliti Badan Litbang Pertanian, BadanKetahahan Pangan, dan Penyuluhan PertanianIndramayu, UPTD Kecamatan Bangodua, danGapoktan, varietas Inpari-30 Ciherang Sub-1,Inpari-32 HDB, dan Inpari-33 memberi hasil 2-3 t/ha lebih tinggi dibanding varietas Ciherangyang diusahakan petani di luar petakdemonstrasi hanya memberi hasil 6-7 t/ha.

Jajar legowo super adalah teknologi budidaya padi berbasis tanam jajar legowo 2:1.Komponen budi daya yang terintegrasi kedalam teknologi super ini adalah: (1) benihbermutu dari varietas unggul baru potensi hasiltinggi, (2) biodekomposer, diberikan pada saatpengolahan tanah, (3) pupuk hayati danpemupukan berimbang, (4) pengendalianorganisme pengganggu tanaman (OPT) secaraterpadu, dan (5) alat mesin pertanian, terutamauntuk tanam dan panen.

Penggunaan benih bermutu varietasunggul baru potensi hasil tinggi merupakankunci peningkatan produktivitas dan produksipadi per satuan luas. Biodekomposer berfungsimempersingkat waktu penguraian jerami padimenjadi kompos secara in situ (setempat),pupuk hayati sebagai seed treatmentmenghasilkan fitohormon (pemacu tumbuhtanaman), penambat nitrogen dan pelarutfosfat, yang berfungsi memperbaiki danmeningkatkan kesuburan tanah, pestisidanabati berperan penting mengendalikan hamatanaman padi seperti wereng cokelat tanpamencemari lingkungan, dan alat-mesinpertanian untuk mempercepat prosesproduksi dan menghemat biaya tenaga kerja.

Analisis usahatani menunjukkan teknologijajar legowo super memberikan nilai B/C ratioyang layak, berturut-turut 2,84 dari Inpari 32HDB, 2,69 dari Inpari 30 Ciherang Sub-1, dan2,36 dari Inpari 33, lebih tinggi dibanding carapetani dengan B/C ratio 1,48.

Dibandingkan dengan cara petani, nilaimarginal B/C teknologi jajar legowo superadalah 8,93 dari Inpari 32 HDB. Hal ini berartisetiap satuan biaya yang dikeluarkan dalampenerapan teknologi jajar legowo supermemberikan tambahan keuntungan 8,93satuan atau Rp 893 pada batas pengeluaraninput tertentu. Penerapan teknologi jajar

legowo super menggunakan varietas Inpari 30Ciherang Sub-1 dan Inpari 33 masing-masingmemberikan nilai marginal B/C berturut-turut8,11 dan 6,31. Hasil analisis usahatani inimenunjukkan teknologi jajar legowo superlayak dikembangkan secara luas pada lahansawah irigasi. Luas lahan sawah irigasi diIndonesia dewasa ini sekitar 4,8 juta ha. Kalauteknologi jajar legowo super diimplementasi-kan secara utuh pada 20% lahan sawah irigasiakan diperoleh tambahan produksi padisekitar 3,8 juta ton GKG per musim atau 7,6juta ton GKG per tahun. Angka ini tentu pentingartinya dalam mewujudkan kembaliswasembada beras.

Teknologi Pengelolaan Hara FosforLahan Sawah Irigasi

Fosfor (P) merupakan unsur penting penyusunadenosin triphosphate (ATP) yang secaralangsung berperan dalam prosespenyimpanan dan transfer energi maupunmetabolisme tanaman. Hara P sangatdiperlukan tanaman padi, terutama pada awalpertumbuhan, berfungsi memacupembentukan akar, anakan, mempercepatpembungaan dan pemasakan gabah.

Gejala kekurangan hara P ditandai olehterhambatnya pertumbuhan vegetatiftanaman, daun menyempit, kaku, danberwama hijau gelap, batang kurus denganwarna keunguan, dan tanaman menjadi kerdil.Kahat P meningkatkan jumlah gabah hampa,menurunkan bobot dan kualitas gabah, sertamenghambat pemasakan. Dalam kondisikahat P yang parah, tanaman padi tidak dapatberbunga dan tidak tanggap pemupukan N.Kahat P seringkali berasosiasi denganmeningkatnya kadar Fe hingga meracunitanaman dan kekurangan Zn, terutama padatanah ber-pH rendah. Pada tanah yangkekurangan P, tanaman padi hanya mampumenyerap 10-15% pupuk P yang ditambahkan.Pemberian pupuk P dengan takaran tinggisetiap musim berdampak terhadappenimbunan hara P di tanah. Hasil penelitianpemupukan jangka panjang menunjukkanpemberian 25 kg P/ha/musim meningkatkanketersediaan hara P dari 26,9 mg menjadi 31,1mg/kg P205. Timbunan P ini dapatdimanfaatkan selama 4-7 musim tanam. Olehkarena itu, tanaman padi di lahan sawah

14 Laporan Tahunan 2016

intensif tidak perlu pemupukan P setiap musimtanam karena di tanah sudah tersedia cukuphara P yang diberikan pada musim-musimsebelumnya. Pengambilan hara P olehtanaman padi dari dalam tanah termasukrendah, hanya 2,6 kg untuk setiap ton hasilpadi. Jika hasil padi 7 t/ha, maka P yang diseraptanaman 18,2 kg/ha setara dengan 41,7 kg P205/musim atau 116 kg SP36/musim. Angka inisama dengan jumlah hara P yang perluditambahkan melalui pemberian pupuk agarproduktivitas tanah tidak menurun.

Pengelolaan hara P memerlukan strategijangka panjang, karena sifat P yang tidak mobil,tidak mudah tersedia bagi tanaman, dan tidakmudah hilang dari tanah. Pengelolaannya perlumempertimbangkan beberapa hal, yaitu (1)Perubahan ketersediaan hara P alami di tanah,terkait dengan penentuan takaran pupuk Pyang perlu ditambahkan untuk mencapaikeseimbangan hara dalam tanah, (2) Pengaruhpenimbunan hara P di tanah akibat pemberianpupuk P secara intensif dan terus-menerus,dan (3) Pemeliharaan kesuburan dan statushara P tanah pada tingkat optimal untukmemenuhi kebutuhan tanaman padi dan tidakmenimbulkan kahat hara lain seperti Zn dan Nbagi tanaman.

Sebagian besar P dalam tanah maupunyang ditambahkan melalui pemupukan seringkali tidak tersedia bagi tanaman meskipuntanah dalam kondisi baik. Metode yangdigunakan untuk menduga potensi cadanganhara dalam tanah antara lain melalui: (1)analisis kimia tanah di laboratorium, (2) ujiperangkat sederhana Uji Tanah Sawah (SoilTest Kit), dan (3) tanggap tanaman terhadappupuk berdasarkan metode petak omisi.Berdasarkan pengujian dan analisis tersebutdapat diketahui potensi ketersediaan hara ditanah dan jumlah pupuk P yang perluditambahkan. Ekstraksi tanah menggunakan

larutan HCI 25% merupakan cara yang palingtepat untuk menetapkan status hara P tanah.Kategori batas kritis yang dapat digunakansebagai acuan pengelompokan hasil uji tanahyang menggambarkan besarnya cadangan Ptanah dapat dilihat pada Tabel 7.

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) adalahalat bantu analisis kimia tanah yang cepat,mudah, dan sederhana dengan hasil yangrelatif akurat. Alat ini berfungsi untukmengetahui kandungan hara P dan K di tanah.Cadangan hara di tanah dan kebutuhan haratanaman padi juga dapat diketahuiberdasarkan respon tanaman terhadappemupukan atau metode petak omisi. Hasilpanen pada petak omisi digunakan sebagaipenduga cadangan hara di lahan sawah tanpaanalisis tanah. Rekomendasi pemupukanberdasarkan metode ini mengikuti prinsippemenuhan kebutuhan hara tanaman dariyang tersedia secara alami di tanah.

Aplikasi Pupuk Organik dan PupukHayati pada Padi Gogo

Pupuk organik tersusun dari materi pelapukansisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia.Pupuk organik dapat berbentuk padat ataucair yang dapat digunakan untuk memperbaikisifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk hayatitersusun dari bahan-bahan yang mengandungmikroorganisme bermanfaat untukmeningkatkan kuantitas dan kualitas hasiltanaman, melalui aktivitas biologi yangberinteraksi dengan sifat fisik dan kimia tanah.

Pada penelitian di Cikeusal Banten dosispupuk anorganik yang diberikan padatanaman padi gogo berdasar Perangkat UjiTanah Kering (PUTK) dan kebiasaan petanisetempat. Dosis pupuk organik yangdigunakan masing-masing sama pada keduaperlakuan pemupukan, yaitu 2 t/ha. BerdasarPUTK, pupuk urea yang digunakan adalah 200kg/ha, sedangkan petani menggunakan urea250 kg/ha atau lebih tinggi 50 kg/ha.Penggunaan pupuk P dan K berdasar PUTKdan cara petani sama masing-masing 50 kg Pdan 100 kg K/ha. Dosis pupuk anorganik yangdigunakan adalah 100% dan 75% baikberdasar PUTK maupun cara petani.Penggunaan pupuk anorganik dengan dosis75% dikombinasikan dengan pupuk organikdan pupuk hayati.

Tabel 7. Status hara P tanah sawah intensifikasi (terekstrak HCl 25%) dan anjuranpemupukan P.

Kadar P tanah Kriteria Luas sawah Takaran anjuran Interval(mg P2O5) akumulasi P (juta ha) (kg TSP/ha) pemupukan TSP

< 20 Rendah 0,54 100-125 Setiap musim20-40 Sedang 1,66 75 Setiap 2 musim>40 Tinggi 1,45 50 Setiap 4 musim

Laporan Tahunan 2016 15

Agrimeth adalah pupuk hayati yangmengandung bakteri penambat nitrogensimbiotik, nonsimbiotik, bakteri pelarut P, danbakteri penghasil fitohormon. Pupuk Agrimethmenghasilkan fitohormon Asam Indola Asetat(AIA), giberellin dan trans-zeatin yang dapatmeningkatkan jumlah akar rambut tanamangraminae, memacu pertumbuhan, pem-bungaan, pemasakan buah, dan meningkat-kan produktivitas padi pada lahan masam dannonmasam.

Aplikasi pupuk organik dilakukan setelahpengolahan tanah pertama. Pupuk hayati yangdiperkaya mikroba diaplikasikan bersamaandengan aplikasi pupuk anorganik. Pupukanorganik diberikan tiga kali, 1/3 dosis Ndiberikan sebagai pupuk dasar (0-14 HST)bersama seluruh pupuk P dan 1/2 dosis pupukK; 1/3 dosis N diberikan sebagai pupuk susulanpada fase anakan produktif (28- 35 HST), dan1/3 dosis N bersama 1/2 dosis K diberikan padafase primordia bunga, sedangkan pemupukanP dan K berdasarkan status hara tanah.

Pertumbuhan tanaman padi yangmenggunakan pupuk anorganik yangdikombinasikan dengan pupuk organik danpupuk hayati lebih baik dibandingkan denganhanya menggunakan pupuk anorganik atauhanya pupuk organik dan pupuk hayati.Penambahan pupuk organik dan pupuk hayatimampu meningkatkan pertumbuhan dan hasilpadi. Hasil penelitian menunjukkanpenambahan isolat bakteri pada pupuk hayatidan bahan organik nyata meningkatkanpertumbuhan tanaman. Hara N yang terdapatpada pupuk organik tersedia secara perlahanbagi tanaman (slow released fertilizer). UnsurN berperan penting bagi tanaman pada fasepertumbuhan vegetatif.

Hasil padi gogo tidak berbeda nyata padaaplikasi pupuk organik dan pupuk hayati.Pemberian pupuk anorganik berdasar PUTKdan penambahan pupuk organik dan pupukhayati memberikan hasil gabah 5,38 t/ha, relatiflebih tinggi daripada hanya menggunakanpupuk berdasar PUTK tanpa pupuk organikdan tanpa pupuk hayati yang memberikanhasil 5,14 t/ha. Padi gogo yang diusahakanpetani setempat memberi hasil 5,05 t/hadengan penambahan pupuk organik danpupuk hayati. Penggunaan pupuk organik danpupuk hayati memberikan hasil 4,99 t/ha, lebihtinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol

(tanpa pupuk) yang hanya mampuberproduksi 4,42 t/ha. Data penelitian inimenunjukkan penggunaan pupuk organikdan pupuk hayati selain pupuk anorganikdapat meningkatkan hasil padi gogo.

Pengendalian Hama Uret denganTeknik Seed Treatment pada Padi

Uret atau lundi adalah fase larva kumbangScarabaeidae atau Cerambycidae dengan cirilarva berukuran besar, gemuk, putih, badantembus cahaya, kepala berwarna cokelat, dantaring besar, kaki berwarna cokelat terdapatpada rongga dada dan larva membentuk hurufC. Hama ini menyerang tanaman padi gogo,jagung, ubi kayu, tebu, dan tanaman lainnya.Larva memiliki tiga instar, namunperkembangannya sangat lambat, untukmencapai fase pupa memerlukan waktu 5bulan. Kumbang dewasa mulai terbang padasore hari dan puncak penerbangan terjadipada pukul 21.00. Kumbang betina dewasamenghasilkan feromon seks untuk menarikkumbang jantan dan perkawinan berlangsungsampai dua minggu. Kemudian kumbangbetina menggali lubang di tanah yang lembabdan meletakan satu telur per lubang dan 3-5telur per malam. Telur menetas 7-10 harikemudian, bergantung pada kondisi suhu dankelembaban tanah.

Uret yang hidup di dalam tanah memakanakar tanaman muda sehingga tanaman layu danmati. Pada daerah endemik, intensitas seranganhama ini dapat mencapai 50%. Pengendalianhama uret dapat dilakukan melalui berbagaicara, antara lain secara kultur teknis (tanamserempak, rotasi tanaman dengan tanamanbukan inang, sanitasi lahan, pengolahan lahanyang dalam), pengendalian biologis denganjamur Metarhizium anisopliae, pengendalianmekanik (mengumpulkan uret pada saatpengolahan tanah, menangkap imago denganmemasang lampu perangkap), danpengendalian kimiawi dengan karbofuran 20kg/ha secara tugal pada saat tanam.

Pengendalian secara kimia dapat puladengan teknik seed treatment. Cara ini mampumenekan serangan hama uret padapertanaman padi gogo. Hasil penelitianmenunjukkan seed treatment menggunakaninsektisida fipronil 25 ml/kg benih paling efektifmenekan serangan hama uret pada padi gogo.

16 Laporan Tahunan 2016

Pengendalian Terpadu BiointensifPenyakit Tungro pada Padi

Hasil pengamatan pada petak pengendalianterpadu biointensif dan petak pengendaliankonvensional pada tanaman padi di Lolit Tugro,Lanrang, Sulawesi Selatan menemukan hamawereng hijau. Pada perlakuan andrometa(campuran cendawan entomopatogenMetharizium anisopliae dan ekstraksambiloto) ditemukan wereng hijau denganpopulasi 11.30 ekor, 62.00 ekor, 28.00 ekor, dan26.00 ekor, tidak berbeda nyata dibandingkandengan populasi wereng hijau pada perlakuanpengendalian konvensional (kebiasaanpetani), yaitu 4 ekor, 56 ekor, 34 ekor, dan 22ekor. Populasi wereng hijau cenderung lebihtinggi pada varietas TN1 daripada varietaslainnya, baik pada petak pengendalianbiointensif maupun petak konvensional.Populasi wereng hijau berkembang sejak 2 MSTdengan puncak populasi nimfa pada 4 MST,kemudian berangsur turun pada 6 MST dan 8MST. Poulasi wereng hijau dewasa mencapaipuncaknya pada 6 MST dan menurun pada 8MST.

Musuh alami yang ditemukan pada petakpengendalian terpadu biointensif dan petakkonvensional adalah 12 spesies predator, yaituSynharmonia octomaculata, Ophioneanigrofasciata, Paederus fuscipes,Conocephalus longipennis, Agriocnemis spp.,Araneus inustus, Lycosa pseudoannulata,Oxyopes javanus, Phiddupas sp., Tetragnathamaxillosa, Anaxipha longipennis, danSolepnopsis geminate namun tidak ditemukanpada setiap minggu. Berdasarkan jumlahindividu yang ditemukan pada setiap minggupengamatan terlihat variasi fluktuasi populasimasing-masing predator. S. octomaculata, A.inustus, dan T. maxillosa lebih dominan padasemua petak pengendalian biointensif dankonvensional. Secara umum, fluktuasipopulasi predator mengikuti populasi werenghijau.

Insiden tungro relatif rendah hanya terjadipada 2 MST dan 6 MST (0,67-3,33), sedangkanpada 8 MST tidak ditemukan gejala tungro.Insiden tungro merupakan bawaan dariwereng hijau yang ditemukan di pertanamanpada fase awal vegetatif (2 MST dan 4 MST)dengan populasi tinggi. Pada 6 MST dan 8 MSTterjadi puncak infeksi tungro karena sudahtersedia sumber inokulum dan populasi

wereng hijau di pertanaman sehingga infeksitungro tinggi pada tanaman padi. Aplikasiandrometa tidak berpengaruh secaralangsung terhadap jenis dan populasipredator. Tidak ditemukan wereng hijau yangmati akibat terparasit jamur M.anisopliae.Perlakuan andrometa berpengaruh terhadappenghambatan infeksi virus tungro.Pemangkasan gulma di pematang sawah pada2 dan 4 MST mempengaruhi eliminasi sumberinokulum sekunder dan meningkatkan prosespredasi terhadap wereng hijau pada fase kritisinfeksi tungro, sehingga insiden tungro relatifrendah. Hasil padi pada petak pengendalianterpadu biointensif berkisar antara 4,83-6,23 t/ha, sedangkan di petak pengendaliankonvensional 5,43-7,63 t/ha. Artinya, aplikasiandrometa tidak berpengaruh terhadap hasilpadi.

Pengelolaan Pestisida dalamPengendalian Tungro pada Padi

Populasi wereng hijau dan insidensi tungrodiamati mulai dari persiapan tanam (singgang/ratun, persemaian, dan pengolahan tanah),masa kritis, dan pascakritis penularan tungro(2, 4, 6, 8 MST). Demikian pula di sekitar petakpercobaan. Hasil monitoring terhadap werenghijau dan insidensi tungro menunjukkanpopulasi wereng hijau relatif tinggi padasinggang saat tanah belum diolah (10 ekordalam 10 ayunan ganda jaring serangga). Padafase persemaian dan 2 MST justru populasiwereng hijau rendah. Hal ini menunjukkanwereng hijau belum membentuk generasipopulasi dan masih berpindah-pindah.Insidensi tungro muncul pada 2 MST, mes-kipun rendah (0,08%). Hal ini mengindikasikanpenularan tungro telah terjadi padapersemaian. Insidensi tungro dipengaruhi olehtingkat populasi vektor wereng hijau.Maskipun populasi wereng hijau rendah dipersemaian namun mampu menularkan virustungro pada tanaman sehat sehingga terjadiinsidensi tungro pada 2 MST meskipundengan tingkat infeksi yang rendah.

Pengendalian wereng hijau pada masakritis penularan (persemaian) mempengaruhikepadatan populasi dan insidensi tungro.Aplikasi pestisida di persemaian cenderungmempengaruhi populasi wereng hijau pada 2MST. Pada perlakuan aplikasi tiometoxam tidak

Laporan Tahunan 2016 17

didapatkan wereng hijau, sedangkan padaperlakuan aplikasi karbofuran, populasiwereng hijau bervariasi antarpetak perlakuan,namun rendah (1 ekor per petak). Padaperlakuan sambiloto dan tanpa aplikasipestisida masih ada wereng hijau. Aplikasipestisida di persemaian secara tidak langsungberdampak terhadap penularan tungro.Aplikasi petisida, baik sintetis maupun nabati,di persemaian cenderung menekan insidensitungro. Pada petak kontrol (tanpa aplikasipestisida), gejala tungro relatif lebih tinggi(0,008%) dibandingkan dengan petak aplikasipestisida pada 2 MST. Munculnya gejala tungropada 2 MST mendorong perkembanganinsidensi pada minggu-minggu berikutnya.

Potensi Penggunaan Beras Merahdalam Produk Pangan Basah

Tepung beras ketan merah atau hitamumumnya merupakan produk industri rumahtangga yang ketersediaanya di pasar masihterbatas. Tepung beras merah belum tersediadi pasaran dan ini merupakan peluang untukmeningkatkan nilai tambah beras merah.

Substitusi tepung beras putih atau tepungterigu dengan tepung beras merah merupakancara yang tepat untuk memperluaspenggunaan beras merah dalam pembuatanberbagai produk pangan tradisional maupunpangan modern.

Varietas unggul padi beras merah yangtelah dilepas di antaranya Aek Sibundong,Inpari 24 Gabusan, Inpara 7, dan Inpago 7.Berbeda dengan beras putih Ciherang, berasmerah biasanya dipasarkan dalam bentukpecah kulit atau beras sosoh untukmempertahankan pigmen merahnya yangberada di lapisan kulit ari. Mutu dan sifattepung beras bergantung pada mutu bahanbakunya. Secara umum, proses penggilinganpadi terutama lama penyosohan mem-pengaruhi komposisi proksimat. Semakinlama penyosohan, suhu awal gelatinisasicenderung turun, sedangkan pengaruhnyaterhadap viskositas saat granula pati pecah danviskositas berbeda (Tabel 8).

Produk pangan basah yang dibuat dariberas merah adalah kue nagasari, apem, dantalam untuk mengeksplorasi ketahanansenyawa-senyawa fenolik dan antosianin

Tabel 8. Pengaruh lama penyosohan terhadap sifat amilografi beras beberapa varietas padi.

Awal gelatinisasi Granular pati pecah ViscositasVarietas padi

Waktu Suhu Waktu Suhu Viscositas 50oC Balik(menit) (oC) (menit) (oC) (cP) (cP) (cP)

Aek SibundongBeras pecah kulit 16,3 85,5 19,3 93,5 1.145,0 1.653,3 508,3Sosoh 30 detik 18,3 89,5 20,3 93,6 1.096,7 1.826,7 730,0Sosoh 60 detik 16,7 84,2 20,7 93,7 1.766,7 2.478,3 711,7

Inpari 24Beras pecah kulit 18,7 89,0 21,7 93,7 2.285,0 3.528,3 1.243,3Sosoh 30 detik 17,7 83,7 22,3 93,6 3.391,7 4.525,0 1.133,3Sosoh 60 detik 18,0 85,1 22,0 93,6 3.201,7 4.403,3 1.201,7

Inpara 7Beras pecah kulit 19,3 90,1 22,0 93,8 1.880,0 4.235,0 2.355,0Sosoh 30 detik 20,3 90,0 22,7 93,6 1.780,0 3.426,7 1.646,7Sosoh 60 detik 19,0 85,6 23,3 93,7 2.543,3 4.330,0 1.786,7

Inpago 7Beras pecah kulit 17,0 84,7 20,3 93,2 2.270,0 4.111,7 1.841,7Sosoh 30 detik 18,7 87,8 21,0 93,0 1.631,7 3.180,0 1.548,3Sosoh 60 detik 16,3 80,5 21,0 93,1 2.525,0 3.788,3 1.263,3

CiherangBeras pecah kulit 20,0 91,3 23,0 94,0 1.910,0 4.373,3 2.463,3Sosoh 30 detik 19,3 91,6 22,0 93,9 2.026,7 3.703,3 2.676,7Sosoh 60 detik 20,0 91,6 22,3 93,8 1.731,7 4.621,7 2.890,0

18 Laporan Tahunan 2016

fermipan, tepung beras, terigu, dan santan.Adonan diaduk hingga rata dan kalis,kemudian dibiarkan 1 jam. Cetakan apemdipanaskan, lalu adonan dituangkansecukupnya sampai matang. Bahanpembuatan kue talam (asin) adalah 200 gtepung beras merah, 2 sdm tapioka, garam dan700 ml santan. Semua bahan dicampurmenjadi satu dengan santan, lalu dikukussampai matang.

Proses pengolahan bahan berpengaruhterhadap kandungan fenolik, kadar antosianin(TAC), dan total fenolik (TPC) pada kuenagasari, apem, dan talam. Nilai TPC tepungberas merah berkisar antara 148-211 mg/100g, menurun menjadi seperempatnya setelahmelalui proses pembuatan kue nagasari (33-55 mg/100 g) dan kue talam (30-45 mg/100 g).Proses pembuatan kue apem yangmemerlukan pemanggangan (suhu tinggidalam waktu singkat) menurunkan TPC padatepung beras merah varietas Aek Sibundong,Inpago 7, Inpara 7, dan Inpari 24 masing-masing menjadi 124, 85, 73 dan 52 mg/100g(Tabel 9).

Kadar total fenolik tepung beras merahmencakup semua senyawa yang mempunyaigugus fenolik, yaitu asam fenolik, flavonoids,antosianin, dan proantosianidin. Kadar totalfenolik menunjukkan lama penyosohanmenurunkan kadar total fenolik beras merah.Beras putih Ciherang dan tepung beras RoseBrand mengandung total fenolik meskipunrelatif lebih rendah dibandingkan denganberas merah.

Metode Penentuan Pemupukan Ppada Jagung

Penentuan rekomendasi pemupukan N dan Psecara cepat dapat melalui analisis tanahmenggunakan PUTK, meskipun rekomendasipemupukan bersifat umum dan tidak didasariatas target hasil. Setiap kenaikan target hasilsebesar 1 t/ha dari target hasil minimal 6 t/hadiperlukan tambahan pupuk N 25 kg/ha.Standar pemupukan untuk hasil minimal 6 t/ha adalah 60 kg N/ha pada tanah dengan C-organik rendah, 33 kg N/ha pada tanah dengankandungan C-organik sedang, dan 5 kg N/hapada tanah dengan kandungan C-organik tinggi(Tabel 10).

Tabel 9. Kadar total senyawa fenolik tepung beras merah yang disosoh 30 detik danproduk pangan basah.

Varietas padi Tepung beras Nagasari Apem Talam(mg/100 g) (mg/100 g) (mg/100 g) (mg/100 g)

Aek Sibundong 211,4 48,1 123,6 44,9Inpari 24 148,7 47,4 51,6 44,9Inpara 7 201,8 33,3 72,6 41,8Inpago 7 190,8 50,3 84,7 29,8

Tabel 10. Rekomendasi pupuk N pada tanaman jagung berdasarkan target hasildan kandungan bahan organik tanah.

Kandungan C- organik (%)

Target hasil Rendah Sedang Tinggi(t/ha) (< 1,5) (1,5-3) (> 3)

Takaran pupuk N (kg/ha)

6 8 5 5 8 3 07 110 8 3 5 58 135 108 8 09 160 133 10510 185 158 13011 210 183 15512 235 208 18013 260 233 205

dalam sampel beras merah (tepung) selamapengolahan/pemasakan. Pembuatan kuenagasari dan talam memerlukan prosespengukusan, sedangkan pembuatan kueapem memerlukan proses pemanggangan.

Pembuatan kue nagasari (tanpa pisang)pada penelitian menggunakan 250 g tepungberas merah, 1 sdm tapioka, 100 g gula pasir,500 ml santan, gula, garam. Separuh santandicampur dengan tepung beras + tapioka +garam + gula, separuh lagi direbus, kemudianadonan santan dan tepung dimasukkan kedalam adonan (api dikecilkan). Adonan diaduksampai kalis, lalu diangkat dan diambil sedikit(satu sendok makan) dan dibungkus dengandaun pisang, lalu dikukus sampai matang (1jam). Bahan kue apem (panggang) terdiri atas125 g tepung beras merah, 125 g terigu, 175 ggula pasir, 4 butir telur, 250 ml santan kental,dan 5 g fermipan (natrium bisulfat). Santandirebus hingga mendidih, kemudiandidinginkan. Telur dan gula pasir dikocokhingga mengembang, kemudian tambahkan

Laporan Tahunan 2016 19

Rekomendasi pemupukan P dengan targethasil 6 t/ha jika ketersediaan hara P rendahadalah 40 kg P2O5/ha, kadar hara P sedangadalah 31 kg P2O5/ha, dan kadar P tinggi tidakmemerlukan pupuk P sampai pada target hasil8 t/ha. Pupuk P dibutuhkan pada kadar tinggijika target hasil 9 t/ha dengan takaran 5 kg P2O5/ha. Setiap kenaikan hasil 1 t/ha diperlukantambahan rata-rata 10 kg P2O5/ha pada tanahdengan kadar P rendah, dan 5 kg P2O5/ha padatanah dengan kandungan P sedang dan tinggi(Tabel 11).

Pemupukan Jagung Spesifik Lokasipada Lahan Kering

Untuk memperoleh hasil jagung yang tinggi diKabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan,diperlukan pemupukan N, P, dan K. Takaranpupuk yang digunakan berbeda untuk masing-masing kondisi tanah karena memilikikarakteristik dan susunan kimia yang berbeda.Berdasarkan analisis tanah menggunakanPUTK, sifat fisik dan kimia tanah beragamantarlokasi. Hasil jagung di KabupatenBantaeng berpeluang diringkatkan menjadi 9-11 t/ha, pada lahan kering 9 t/ha dan lahansawah 10-11 t/ha. Hal ini ditunjang olehketersediaan air yang cukup dan pengelolaantanaman yang baik. Berdasarkan sifat fisik dankimia tanah dan potensi hasil jagung (9-11 t/ha), maka rekomendasi pemupukan adalah170-190 kg N, 66-73 kg P2O5, dan 33-55 kgK2O/ha.

Pupuk yang tersedia di tingkat petani adalahurea, ZA, dan pupuk majemuk (Phonska danNPK-pelangi). Pupuk Phonska mengandung15 N,15 P2O5,15 K2O, dan 10 S, sehingga tidakdiperlukan pupuk ZA. Rekomendasi pupukpada tanaman jagung di Bantaeng, SulawesiSelatan, dapat dilihat pada Tabel 12. Sebagianhara N diperoleh dari pupuk majemuk,sebagian lagi ditambahkan melaluipenggunaan pupuk Urea. Kekurangan hara Ptidak diperhitungkan karena pupuk SP36 tidaktersedia di kios tani atau pedagang pupuksetempat. Berdasarkan kandungan P2O5 padaPhonska, maka akan terjadi kelebihanpemupukan K. Oleh karena itu, takaran pupukyang digunakan di Bantaeng adalah 293-337kg urea dan 220 + 367 kg/ha pupuk majemukPhonska. Aplikasi pupuk dilakukan dua kali,untuk N masing-masing separuh takaran pada

10-15 HST dan sisanya pada 40-45 HST,sedangkan P2O dan K2O (Phonska) diberikansemuanya pada 40-45 HST.

Analisis usahatani berdasarkanrekomendasi pemupukan menunjukkanpengeluaran biaya sarana produksiRp2.432.000, tenaga kerja Rp4.721.000,pendapatan Rp25.714.000, dan keuntunganRp18.561.000 dengan R/C rasio 3,59. Meskipunbiaya usahatani dengan rekomendasipemupukan lebih tinggi dibandingpemupukan eksisting, tetapi peluang untukmendapatkan hasil tinggi (9-10 t/ha) lebih besar

Tabel 11. Rekomendasi pupuk P pada tanaman jagung berdasarkan target hasildan kandungan P tanah.

Kandungan PTargethasil Rendah Sedang Tinggi(t/ha)

Takaran pupuk P2O5 (kg/ha)

6 40 31 07 50 36 08 60 41 09 70 46 510 80 51 1011 90 56 1512 100 61 2013 100 66 25

Tabel 12. Rekomendasi jenis, dosis, dan waktu pemberian pupuk pada tanamanjagung di Kabupaten Bantaeng.

Rekomendasi dosis dan waktu pemberian pupukKecamatan10 HST 40-45 HST (kg /ha) (kg/ha)

Urea Pupuk majemuk* Urea

Bissapu 87 367 207Uluere 96 340 207Sinoa 96 340 207Bantaeng 113 220 185Eremerasa 109 367 228Pa’jukukang 96 340 207Gantarangkeke 109 367 228

Rata-rata 101 334 210

*= Pupuk majemuk yang banyak beredar ditingkat petani adalah Phonskadengan kandungan 15:15:15:10 (N,P2O5, K2O, dan S)

20 Laporan Tahunan 2016

aplikasi biopestisida dan pestisida nabati jugadapat menekan biaya produksi jagung.Penggunaan formula B. subtilis dengan dosis1 kg/ha yang dikombinasikan dengan dauncengkeh 4 l/ha dan diaplikasikan pada 2 dan 4minggu setelah tanam dapat menekanperkembangan penyakit hawar daun 13%pada tanaman jagung.

Sebaran Spesies Penyebab PenyakitBulai pada Jagung

Bulai adalah salah satu penyakit utamatanaman jagung. Dalam pengendalian terpadupenyakit bulai memerlukan data base yangkomprehensif, seperti peta wilayah endemikdan spesies penyebabnya. Perbedaan tingkatserangan dan spesies menyebabkanperbedaan strategi pengendalian. Tiga spesiespatogen penyakit bulai yang ditemukan diIndonesia adalah Peranosclerospora maydis,P. philippinensis, dan P. sorghi. P. maydisditemukan di Kalimantan Barat, Jawa Tengah,D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah,dan sebagian Sulawesi Selatan. P. philippinensisditemukan di Sulawesi Utara, Gorontalo, danSulawesi Selatan. P. sorghi ditemukan di Aceh,Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, JawaTimur, D.I. Yogyakarta dan Sulawesi Tenggara.Spesies P. maydis dan P. phlipinensis umumnyaditemukan pada dataran rendah, sedangkanP. sorghi di dataran tinggi.

Budi Daya Gandum pada DataranMenengah

Hingga saat ini gandum untuk kebutuhandalam negeri masih diimpor. Meskipun telahdihasilkan varietas unggul gandum tetapipengembangannya terbatas pada daerahtertentu dan untuk keperluan penelitian.Varietas unggul gandum yang telah dilepasumumnya sesuai dikembangkan pada datarantinggi sehingga berkompetisi dengankomoditas sayuran yang bernilai ekonomirelatif tinggi.

Budi daya gandum di dataran rendah telahditeliti di KP. Bontobili pada MT 2016. Hasilpenelitian menunjukkan pemberian borondapat membantu tanaman gandumberadaptasi pada dataran menengah – rendahdengan hasil maksimal. Pemberian boron 75 g

dengan keuntungan dan R/C ratio lebih tinggidibanding pemupukan eksisting. Nilai MRRrekomendasi pemupukan di semua lokasi>100. Hal ini menunjukkan semua takaranpemupukan layak diterapkan.

Pemanfaatan Dekomposer untukPupuk Organik pada Jagung

Pemanfaatan lahan secara intensif terus-menerus dapat memperburuk kesuburan dantekstur tanah. Penambahan bahan organikselain sebagai sumber hara bagi tanaman, jugaberfungsi memperbaiki tekstur tanah.Pemanfaatan limbah tanaman jagung sebagaimulsa, dalam jangka panjang berfungsi sebagaisumber hara bagi tanaman in situ, meski masihmemerlukan proses perombakan yang cukuplama. Oleh karena itu, diperlukanmikroorganisme dekomposer yang dapatmerombak limbah batang jagung secaracepat, sehingga dapat diproses tanpamengangkut keluar lahan. Dengan demikianusahatani jagung dapat berkelanjutan danefisien.

Untuk mempercepat pengomposanlimbah tanaman jagung telah ditemukanbakteri dan cendawan sebagai dekomposer.Kombinasi bakteri isolate Bacillus cereus strainATCC 14579 dengan cendawan Aspergillusfumigatud dan bakteri Bravundimonasdiminuta strain NBRC 12967 dapat memper-cepat pengomposan dibanding menggunakanEM4 yang banyak beredar. Dekomposertersebut dapat diperbanyak menggunakanmolases.

Biopestisida dan Pestisida Nabatiuntuk Pengendalian Hawar Upihpada Jagung

Penyakit hawar daun (B. maydis) dan hawarupih daun (R. solani) ditemukan menginfeksipertanaman jagung di beberapa wilayahdengan tingkat virulensi tinggi. Kehilangan hasilyang disebabkan oleh penyakit tersebut dapatmencapai 50%. Pengendalian selama ini masihmengandalkan pestisida kimiawi. Varietastahan hawar daun dan hawar upih daunbelum tersedia. Kombinasi biopestisida danpestisida nabati dapat mengendalikan keduapenyakit jagung ini. Selain ramah lingkungan,

Laporan Tahunan 2016 21

H3BO3/ha dengan jarak larikan 20 cm danjumlah benih 60 kg/ha memberikan hasiltertinggi pada varietas Guri-2. Penelitian inimenyimpulan gandum dapat dibudiyakanpada kondisi yang relatif panas denganketinggian tempat + 100 m dpl.

Penentuan Populasi OptimumSorgum Manis

Sorgum merupakan tanaman alternatif dansebagai bahan baku industri bioethanol. Budidaya yang tepat dapat meningkatkan biomas(batang) dan biji sorgum. Pengaturan jaraktanam yang tepat akan meningkatkan efisiensipenggunaan lahan dengan hasil panenoptimal. Budi daya sorgum manis pada lahansuboptimal dengan populasi 166.668 tanaman/ha pada jarak tanam 60 cm x 10 cmmeningkatkan bobot panen batang dan hasilbiji.

Budi Daya Kedelai pada LahanPasang Surut di Bawah Kelapa Sawit

Kendala yang dihadapi dalam budi dayakedelai pada lahan pasang surut adalahtingginya kejenuhan Al (26-41%), ketersediaanhara K, Ca, Na, dan KTK rendah. Agar tanamanmampu memberikan hasil memadai makakejenuhan Al perlu diturunkan denganpemberian dolomit hingga mencapai 20%,dipupuk urea 50 kg + 75 kg SP36 + 50 kg KCl+ pupuk kandang 1,25 t/ha + pupuk hayatiRhizobium Agrisoy 0,3 kg/ha + MikorhizaBiovam 5 kg/ha. Penerapan paket budi dayaini memberikan hasil 1,58-1,88 t/ha diSidomulyo dan 1,35-1,78 t/ha di Kolamakmur,lebih tinggi daripada penerapan paketteknologi budi daya anjuran berupa dolomit1.000 kg/ha + Phonska 150 kg/ha + urea 50kg/ha + 100 kg SP36/ha+ pupuk kandang1.500 kg/ha, dan teknologi budi daya petani.

Penerapan paket teknologi budi dayaintroduksi menurunkan tingkat kejenuhan Alhingga 30%. Penggunaan varietas Tanggamus,Anjasmoro, dan Burangrang yang dibudidaya-kan pada tanah dengan kejenuhan Al 30%dengan input urea 50 kg + 75 kg SP36 + 50 kgKCl + pupuk kandang 1,25 t/ha + pupuk hayatiAgrisoy 0,3 kg/ha + mikorhiza Biovam 5 kg/hameningkat hasil kedelai di lahan pasang surutKalimantan Selatan (Tabel 13).

Pengendalian Hama pada TanamanKedelai di Lahan Pasang Surut

Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus(SlNPV) dan serbuk biji mimba (SBM) adalahdua insektisida nabati yang diketahui efektifmengendalikan beberapa hama pentingtanaman kedelai. Serbuk biji mimba (SBM)dengan senyawa utama Azadiractin efektifmengendalikan hama lalat kacang, Thrips, kutucabuk (Aphis), kutu kebul B. tabaci, danberbagai hama polong kedelai.

SBM mengandung senyawa metabolitsekunder, di antaranya azadirachtin, salanin,meliantriol, nimbin, dan nimbidin yang mampumenghambat proses ganti kulit serangga,penurun nafsu makan (anti-feedant) yangmengakibatkan daya rusak serangga menurun,penghalau (repellent) serangga, antivirus,

Tabel 13. Jumlah polong dan hasil kedelai pada tiga macam teknik budi daya diBarito Kuala, Kalimantan Selatan 2016.

Hasil (t/ha)KejenuhanAl (%) Anjasmoro Panderman Tanggamus

Kontrol (41) 0,13 e 0,11 e 0,19 e20 1,48 c 0,95 d 1,74 a30 1,68 abc 1,51 bc 1,69 ab

Nilai yang didampingi oleh huruf sama tidak berbeda menurut DMRT 5%

Hasil panen kedelai Argomulyo pada perlakuan tanpa pengendalian, biopestisidapemantauan, biopestisida mingguan, dan kimia pemantauan pada areal kelapasawit muda di Desa Sidomulyo, Kec. Wanaraya, Kab. Barito Kuala, KalimantanSelatan. MK 2016.

22 Laporan Tahunan 2016

berfungsi sebagai bakterisida dan fungisidasehingga selain hama juga bermanfaatmengendalikan penyakit tanaman.

Teknologi Pemupukan dan AplikasiFitohormon pada Ubi Kayu di LahanPasang Surut

Lahan pasang surut potensial untukpengembangan ubi kayu namun adabeberapa kendala, yaitu genangan air, kondisifisik lahan, tingginya kemasaman tanah, Al, Fe,dan H2S, intrusi air garam, dan secara umumrendahnya kesuburan tanah. Di KalimantanSelatan, lahan pasang surut tipe C dan Dbanyak diusahakan untuk usahatani ubi kayu.Varietas unggul ubi kayu Kristal yang memilikitekstur lunak, keset, agak halus, sedikit pulen(lekat), dan warna umbi putih disukaikonsumen di kawasan lahan pasang surutKalimantan Selatan.

Budi daya ubi kayu pada lahan pasangsurut memerlukan masukan berupa pupukorganik dengan takaran berkisar antara 2,5-10t/ha dalam bentuk kotoran ternak, komposatau campuran keduanya. Takaran pupukanorganik yang diperlukan untukmemperoleh hasil optimal adalah 135 kg N +108 kg P2O5 + 150 kg K2O/ha yangdikombinasikan dengan 300 kg dolomit/ha.Penggunaan dolomit pada tanah masamdapat meningkatkan pH tanah danketersediaan hara Ca dan Mg. Hormon auksindiperlukan untuk merangsang pertumbuhanakar, hormon sitokinin untuk merangsangpertumbuhan batang dan daun, dan hormongiberelin untuk merangsang perkembangan

umbi. Hasil tertinggi dengan pemupukan tanpafitohormon di Desa Sidomulyo mencapai 30,7t ubi/ha setara dengan perlakuan pemupukanditambah fitohormon auxin dan cytokininyaitu 30,2 t/ha (Tabel 14).

Teknologi Budi Daya Kacang Tanahdi Lahan Salin

Tanah salin umumnya mempunyai pH <8,5dan kejenuhan Na tinggi (ESP) <15%. Tanahsodik adalah tanah salin dengan pH>8,5 danESP>15%. Tanah salin-sodik adalah tanah salindengan pH<8,5 dan ESP>15%. Tanah salinumumnya bertekstur liat dengan strukturmasiv.

Petani umumnya hanya menanam padipada musim hujan karena salinitas tanah lebihrendah (4-6 dS/m) dan cukup air nonsalin.Pada musim kemarau, salinitas cukup tinggi(14-19 dS/m) dan tidak tersedia air irigasinonsalin. Kacang tanah varietas Hypoma 2 danDomba toleran salintas dan tolerankekeringan. Penggunaan kedua varietastersebut dapat meningkatkan intensitas tanamdari IP 100 (padi-bera) menjadi IP 200 (padi-kacang tanah). Hasil kacang tanah dalampenelitian ini rata-rata 1,43 t/ha.

Teknologi budi daya kacang tanah disusunberdasarkan hasil penelitian pada lahan salindi Brondong, Lamongan, dengan DHL 8-14 dS/m dan di Palang, Tuban, dengan DHL 13-19 dS/m. Paket teknologi budi daya terdiri atas (1)mulsa jerami 3,5 t/ha; (2) tanah diolah denganrotari; (3) varietas Hypoma 2 dan Domba; (4)jarak tanam 40 cm x 15 cm, 1-2 tanaman/

Tabel 14. Produksi ubi kayu di lahan pasang surut Kecamatan Wanaraya menggunakan pemupukan dan fitohormon.

Produksi (ton/ha)Perlakuan

Desa Kolam Makmur Desa Sidomulyo

Pupuk Kg (N, P, K)a. 90 + 54 + 90 25,98 25,40b. 112,5 + 72 + 120 + 300 dolomit 27,83 27,49c. 135 + 108 + 150 + 300 dolomit 22,68 30,66

Hormon1. Tanpa hormon 23,08 27,942. Giberilin 23,24 27,343. Auxin + cytokinin 30,26 29,164. Auxin + cytokinin + giberilin 25,40 26,92

Laporan Tahunan 2016 23

rumpun; (5) pupuk urea 75 kg + 100 kg SP36+ 50 KCl/ha; dan (5) ameliorasi 750 kg S/ha,disebar bersamaan setelah pengolahan tanah.

Teknologi Pemupukan Kacang Hijaudi Lahan Kering

Kacang hijau umumnya dibudidayakan padalahan sawah setelah panen padi pada musimkemarau, atau pada lahan kering pada awalatau akhir musim hujan. Pada lahan keringpetani menanam kacang hijau secaratumpangsari dengan jagung atau kedelai,tanpa jarak tanam, tanpa pupuk, tanpapenyiangan dan pengendalian hama/penyakit.Tanaman kacang hijau memanfaatkan pupukyang diberikan pada tanaman utama, jagungatau kedelai.

Penerapan paket teknologi kacang hijaudi lahan kering mampu meningkatkan hasildan memperbaiki status hara tanah setelahpanen kacang hijau, terutama pada lahankering. Paket teknologi yang dikembangkanterdiri atas varietas unggul (Sriti, Kutilang,Perkutu, Murai), terutama yang toleranpenyakit embun tepung (Erysiphe polygoni).Pada tanah kurang subur, kacang hijau perludipupuk 50 kg urea atau ZA + 50-100 kg SP-36+ 50-100 kg KCl/ha. Apabila pupuk tunggal sulitdiperoleh maka kacang hijau dipupuk 150 kgPhonska/ha. Pupuk organik berupa kotoransapi atau kotoran ayam dengan takaran 2,5-5,0 t/ha dianjurkan diintegrasikan pada paketteknologi budi daya ini. Pemupukan dilakukanpada saat tanam dengan cara dilarik atauditugal di samping baris tanaman. Penerapanpaket teknologi ini meningkatkan hasil kacanghijau menjadi 1,74 t/ha atau 6,7% lebih tinggidibanding paket teknologi petani setampat(Tabel 15).

Be-Bas: Biopestisida PengendaliHama Tanaman

Be-Bas merupakan formulasi biopestisida yangmengandung bahan aktif dari konidiacendawan entomopatogen Beauveriabassiana. Formulasi biopestisida ini efektifmengendalikan hama dari berbagai ordo,terutama Coleoptera. Efikasinya dapatdiketahui dari keampuhan Be-Bas dalammembunuh serangga pada semua stadia, baiknimfa/larva maupun imago.

Kelebihan formulasi Be-Bas adalah bersifatovisidal, yaitu menggagalkan penetasan telurhama ordo Coleoptera, Lepidoptera,Homoptera, Isoptera, Hemiptera, dan Diptera.Biopestisida Be-Bas diformulasikan dalambentuk tepung (powder) yang dikemas kedalam botol. Volume semprot untuk hamadaun dan hama polong adalah 500-600 l/ha.Cara aplikasi biopestisida Be-Bas disesuaikandengan bioekologi hama. Untukmengendalikan hama pemakan daun ataupemakan polong, Be-Bas diaplikasikan padadaun atau polong. Namun untuk hama yangberasal dari dalam tanah seperti penggerek ubijalar (Cylas formicarius), biopestisida inidiaplikasikan melalui tanah pada waktupengolahan tanah atau melalui pengairan.Untuk pengendalian hama daun dan hamapolong, Be-Bas diapikasikan minimal tiga kalisetiap dua hari, terutama ulat pemakan daun(Spodoptera litura), pengisap polong R. linearis,dan kutu kebul B. tabaci. Aplikasi disarankandengan menambahkan bahan perekat. Waktuyang tepat untuk aplikasi adalah sore hari untukmenghindari sinar ultra violet, angin, danhujan.

Biopestisida Be-Bas mampu mengendali-kan hama penggerek ubi jalar hingga 100%dibandingkan dengan insektisida kimia, karena

Tabel 15. Paket teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering.

Takaran pupuk (kg/ha) Hasil biji Biomas C-organik P2O5-total K2O-total(t/ha) (t/ha) (%) (mg/100 g) (mg/100 g)

Tanpa pupuk 1,63 2,68 0,55 162 59550 ZA + 50 SP36 + 100 KCl 1,74 3,01 0,56 187 548150 Phonska 1,79 3,06 0,81 184 5715.000 pupukkandang 1,62 2,87 0,94 178 55475 Phonska + 2.500 Pupuk kandang 1,74 3,19 0,38 183 612

24 Laporan Tahunan 2016

larva dan stadia telur mati terbunuh olehbiopestisida tersebut. Sementara itu senyawainsektisida kimia tidak mampu membunuhstadia larva C. formicarius karena seranggaberada di dalam umbi.

Benih Sumber

Ketersediaan benih sumber diperlukan untukmenunjang upaya peningkatan produktivitas.Pada tahun 2016 unit kerja penelitian lingkupPuslitbang Tanaman Pangan telahmemproduksi dan mendistribusikan benihsumber padi dan palawija kepada berbagaipihak terkait.

Padi

Benih sumber padi diproduksi oleh UnitProduksi Benih Sumber (UPBS) BB Padi danLolit Tungro. Benih sumber yang diproduksipada tahun 2016 mencapai 143,73 ton yangterdiri atas 21,64 ton BS, 23,23 ton BD, dan 98,96ton BP. Benih sumber beberapa varietas unggulpadi yang dihasilkan telah dimanfaatkanpenangkar dan petani di beberapa daerahmelalui BPTP. Benih sumber padi varietas Inpari7 Lanrang, Inpari 36 Lanrang, dan Inpari 37Lanrang telah tersebar di beberapa daerah diSulawesi Selatan (Kab. Sidrap, Wajo, Pinrang,Soppeng, Bone, Maros, Gowa, Luwu Timur),Sulawesi Barat (Kab. Polman), Papua, JawaTmur (Kediri), Sulawesi Tengaran, danNusatenggara Timur.

Jagung dan Serealia

Telah diproduksi benih sumber serealiamelalui UPBS Balitsereal sebanyak 35,02 tondari berbagai varietas dan kelas benih. Produksibenih sumber kelas BS diproduksi 9,55 tonyang terdiri atas varietas Srikandi Kuning, pulutURI, Lamuru, Sukmarga, dan Bisma. Jagungkelas BD telah diproduksi sebanyak 19,28 tonyang terdiri atas varietas Srikandi Kuning, pulutURI, Lamuru, Sukmarga, Provit A1, dan Bisma.Selain jagung bersari bebas, UPBS Balitserealjuga memperbanyak benih jagung hibridavarietas Bima 19 URI dan Bima 20 URI. Benihsumber sorgum kelas BS diproduksi 0,67 tonyang terdiri atas varietas Super 1 dan Numbu.Benih sumber gandum kelas BS diproduksi0,04 ton yang terdiri atas varietas GURI 1sampai GURI 6.

Kedelai, Aneka Kacang, dan Ubi

Pada tahun 2016 UPBS Balitkabi telahmemproduksi benih sumber kedelai, anekakacang, dan ubi sebanyak 53,72 ton, yang terdiriatas berbagai varietas unggul dan kelas benih.Benih sumber kedelai kelas NS diproduksi 2,72ton, kelas BS 15,08 ton, dan kelas FS 28,25 ton.Benih sumber kacang tanah kelas NS telahdiproduksi 0,76 ton, kelas BS 1,63 ton, dan kelasFS 3,0 ton. Benih sumber kacang hijau kelasNS diproduksi 0,53 ton, kelas BS 0,50 ton, dankelas FS 1,25 ton. Benih sumber ubi kayu kelasBS diproduksi sebanyak 150.000 stek dan ubijalar 32.000 stek. Benih-benih sumber tersebutsebagian besar telah didistribusikan kepadapenangkar dan pihak lain yang membutuhkanuntuk dikembangkan lebih lanjut.

Laporan Tahunan 2016 25

Rekomendasi Pengembangan Tanaman Pangan

Upaya PeningkatanProduktivitas Padi Nasional

Pemerintah telah menetapkan programswasembada beras berkelanjutan. Olehkarena itu, Kementerian Pertanian dituntutuntuk meningkatkan produksi padi. Sejaktahun 2015, Kementerian Pertanian telahmerancang program percepatan peningkatanproduksi padi nasional yang dikenal denganUpaya Khusus (UPSUS). Perluasan areal tanamterutama diupayakan melalui peningkatanindeks panen (IP) dan peningkatanproduktivitas melalui program perbaikanintensifikasi.

Peningkatan produktivitas dipengaruhioleh faktor genetik (varietas) dan lingkungan(iklim, jenis tanah, dan input). Iklim dan jenistanah dapat menyebabkan senjang hasil padiantarsentra produksi. Salah satu penyebabrendahnya produktivitas padi adalahpenggunaan varietas yang telah patahketahanan dan toleransinya terhadapcekaman biotik dan abiotik. Varietas Ciherangyang dilepas pada tahun 2000, misalnya, kinimasih ditanam petani di beberapa daerah,padahal sudah menurun ketahanannyaterhadap hama dan penyakit utama.Kesenjangan produktivitas padi antara ditingkat petani dengan potensi hasil varietasjuga disebabkan oleh penerapan teknologibudi daya yang belum optimal.

Saran kebijakan peningkatan produktivitaspadi melalui penggantian varietas adalah: (1)Penggunaan rekomendasi atau petakesesuaian varietas unggul baru padi inbridalahan sawah, khususnya varietas Inpari spesifiklokasi, (2) Ditjen Tanaman Pangan agarmenugaskan Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten untuk bekerja sama dengan BPTPdi tiap propinsi dalam menentukan lokasipengembangan varietas Inpari, (3) Lokasipengembangan varietas Inpari sebaiknyadipilih wilayah yang produktivitasnya masihrendah sehingga penggantian varietasdiharapkan berdampak nyata terhadappeningkatan produktivitas di wilayah tersebut,(4) Penyiapan/produksi benih bersertifikat

varietas Inpari melalui program benihbersubsidi pada t-1, yaitu satu musim sebelummusim tanam, (5) Penanaman varietas Inpariperlu didukung oleh teknologi budi dayadengan pendekatan Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT).

Percepatan Adopsi VarietasUnggul Padi Inpari

Pertambahan penduduk Indonesia yang masihtinggi menjadi salah satu alasan bagipemerintah untuk memberikan prioritas yangtinggi terhadap upaya peningkatkan produksitanaman pangan, terutama padi. Kenyataanmembuktikan penggunaan varietas unggultelah berkontribusi nyata dalam peningkatanproduksi. Kementerian Pertanian dalam kurunwaktu 1978-2015 telah melepas 122 varietasunggul. Awalnya, nama varietas unggulmengadopsi nama sungai. Keterbatasan namasungai maka sejak tahun 2008 nama varietaspadi inbrida diganti dengan Inpari dengannomor urut. Inpari adalah sinonim inbrida padisawah irigasi. Sementara Inpago dan Inparamasing-masing adalah sinonim inbrida padigogo dan padi rawa.

Dalam periode 2008-2015, KementerianPertanian telah melepas 41 varietas unggulInpari, Inpari 1 pada tahun 2008 dan Inpari 41Tadah Hujan Agritan pada tahun 2015. Dalamkurun waktu tersebut, beberapa varietas Inparitelah dikembangkan oleh petani tetapi dalamskala terbatas karena informasi dan benihnyatidak tersedia dalam jumlah yang memadai.

Badan Litbang Pertanian melalui BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di setiappropinsi bekerja sama dengan UPT lingkupPuslitbang Tanaman Pangan terus berupayamelakukan diseminasi varietas unggul danteknologi budi daya. Kondisi di lapanganmenunjukkan tingkat adopsi varietas unggulbaru Inpari masih rendah, kurang 4%.

Hasil survei menunjukkan, beberapa faktoryang menyebabkan rendahnya tingkat adopsivarietas Inpari adalah: (1) Tidak tersedianya

26 Laporan Tahunan 2016

benih sebar pascadiseminasi (display/demfarm), (2) Kelompok Tani (Poktan)kesulitan menghubungi petugas dari BPTPyang sebelumnya pernah melakukandiseminasi varietas unggul, (3) Sebagianvareitas Inpari terserang OPT, terutama werengcoklat dan hawar daun bakteri (kresek)sehingga produktivitas menurun, (4) Beberapavarietas Inpari mudah rebah terutama padamusim hujan, (5) Gabah varietas Inpari 13 sulitdirontok dengan cara gebot dan rendemennyalebih rendah dari vareitas Ciherang, (6) Dibeberapa lokasi diseminasi, penebas membeligabah varietas Inpari dengan harga lebihrendah dibanding varietas lain, (7) Penyuluhpertanian tidak banyak dilibatkan oleh BPTPatau BB Padi dalam pelaksanaan diseminasi(demfarm) varietas unggul baru di lokasisetempat (desa/kecamatan) yang bukanbinaannya, (8) Penangkar benih tidak tertarikmemproduksi benih sebar varietas unggulInpari karena tidak mendapat keuntungan daripeningkatan hasil per satuan luas, dan (9)Nama Inpari yang menggunakan nomor uruttidak mudah diingat petani dan merekamenganggap semua varietas Inpari memilikisifat yang sama.

Saran kebijakan untuk percepatan adopsivarietas unggul baru Inpari guna meningkat-kan produktivitas padi antara lain (1)Menugaskan BPTP dan BB Padi untukmemberikan pendampingan Kelompok Tani(Poktan) dalam memproduksi benih sebarvarietas Inpari pascadiseminasi. Konsep satupenangkar satu kecamatan dalampengembangan budi daya padi spesifik lokasisecara berkelanjutan akan menjamintersedianya benih varietas unggul baru ditingkat petani, (2) BPTP bekerja sama denganBP3K setempat melakukan pendampinganuntuk memonitor perkembangan adopsivarietas unggul Inpari pascadiseminasi(demfarm), (3) Perakitan vareitas unggul barupadi di BB Padi lebih difokuskan pada upayaperbaikan karakter varietas yang sudahpopuler seperti Ciherang, Mekongga,Situbagendit, dan IR64. Hasil tinggi, tahanterhadap OPT utama, toleran genangan, danumur genjah merupakan sifat penting varietaspadi yang diharapkan petani, (4) BPTP/BB Padidan BP3K agar melibatkan para penebas dilokasi diseminasi sebelum panen danmenginformasikan bahwa karakter gabah(rendemen) dan rasa nasi varietas Inpari sama

atau bahkan lebih baik dibanding varietasunggul yang dilepas sebelumnya, (5) BPTP agarlebih intensif melibatkan para penyuluh diBP3K di tiap kecamatan dalam pelaksanaandiseminasi melalui pelatihan/sosialisasiteknologi baru, kegiatan lapang di lokasipengembangan, (6) BPTP/BB Padi dan BP3Kagar melibatkan penangkar benih di sekitarlokasi diseminasi agar mereka tertarikmemproduksi benih sebar varietas unggulInpari yang hasilnya lebih tinggi dibandingkandengan varietas Ciherang, Mekongga,Situbagendit, IR64, dan IR42, (7) BB Padi agarmengurangi secara bertahap produksi benihkelas BS dari varietas lama untuk mempercepatpengembangan varietas unggul baru Inparispesifik lokasi, dan (8) Badan Litbang Pertanianagar mengusulkan penggantian nama Inparidengan nama lain yang lebih mudah diingatpetani sesuai dengan keunggulan varietastersebut.

Pupuk Hayati AgrimethMendukung Pengembangan

Teknologi Jarwo Super

Penggunaan pupuk anorganik secara intensifdan terus-menerus berdampak terhadapdegradasi kesuburan tanah, terutama padalahan sawah intensifikasi. Hal ini ditandai olehpenurunan kualitas sifat fisik, kimia, dan biologitanah pada‘ lahan sawah irigasi. Efektivitaspupuk anorganik dapat dilihat dalam waktucepat terhadap pertumbuhan tanaman, tetapidalam jangka panjang berdampak burukterhadap lingkungan. Penggunaan pupukanorganik secara tidak bijaksana dan telahdiabaikannya penggunaan pupuk organikselama beberapa dekade berdampak sistemikterhadap penurunan kandungan C-organiksehingga menurunkan tingkat kesuburantanah. Selain itu ketersediaan dan harga pupukanorganik terus meningkat sehinggameningkatkan biaya produksi.

Aplikasi pupuk organik dan pupuk hayatimenjadi salah satu solusi dalam meningkatkankesuburan tanah. Keuntungan penggunaanpupuk organik dan pupuk hayati adalahmeningkatkan volume bahan organik tanah,mengurangi pemakaian pupuk kimia, danmenghindari pembakaran sisa tanaman dilahan. Pupuk hayati diformulasi dengan

Laporan Tahunan 2016 27

mikroba tunggal maupun beberapa mikrobadalam satu bahan pembawa untukmenyediakan unsur hara bagi tanaman.Mikroba yang diformulasikan tidak bersifatpatogen. Beberapa mikroba yang digunakanuntuk pupuk hayati adalah dari golonganbakteri penambat N2 simbiotik (rhizobia),bakteri penambat N2 nonsimbiotik, antara lainAzotobacter dan Azospirillum, mikroba pelarutP seperti Bacillus sp., Pseudomonas sp.,Streptomyces sp. dan jamurTrichoderma sp.,Aspergillus sp., dan Penicillium sp.

Penggunaan pupuk hayati pada tanamanpadi dapat meningkatkan jumlah akar, jumlahanakan produktif (50%), memperpanjangmalai (8%), meningkatkan jumlah gabah/malai10–20% dan jumlah gabah isi/malai 14%,sehingga secara keseluruhan meningkatkanhasil gabah 20-30%. Penelitian di rumah kacamenunjukkan inokulasi Azospirillumbersamaan dengan pemberian pupuk N padapadi sawah mengurangi penggunaan pupukN. Oleh karena itu pupuk hayati prospektifdikembangkan. Aplikasi pupuk hayati dalamjangka panjang diharapkan berdampakterhadap pemulihan kesuburan tanah.

Pupuk hayati Agrimeth mengandungmikroba (1) Azotobacter vinelandii, penambatN2 nonsimbiotik dan pelarut P tanah, (2)Azospirillium sp, penambat N2 nonsimbiotikdan penghasil fitohormon, (3) Bacillus cereus,pelarut P tanah dan penghasil senyawaantipatogen, (4) Bradyrhizobium sp, penambatN simbiotik, dan 5) Methylobacterium sp,penghasil fitohormon.

Dari pengujian pupuk hayati pada tahun2010-2015 diperoleh informasi sebagai berikut:(1) Aplikasi pupuk hayati Agrimeth dapatmenekan jumlah penggunaan pupukanorganik N, P, K sebesar 50%, (2) Hasil padiyang diaplikasi Agrimeth dan pupuk anorganikdengan takaran sesuai rekomendasi setempat(100%) lebih tinggi dari hasil padi yang diaplikasiAgrimeth dan pupuk anorganik dengantakaran 50% dan 75% rekomendasi, dan (3)Hasil padi yang diaplikasi pupuk hayatiAgrimeth dan pupuk anorganik dengantakaran 50% rekomendasi sama dengan hasilpadi yang diaplikasi pupuk anorganik dengantakaran 75% dan 100% rekomendasi.

Pupuk hayati Agrimeth memiliki aktivitasenzimatik dan fitohormon yang berpengaruh

positif terhadap pengambilan hara makro danmikro tanah, memacu pertumbuhan,pembungaan, pemasakan biji, pematahandormansi, meningkatkan vigor dan viabilitasbenih, meningkatkan efisiensi penggunaanpupuk NPK anorganik dan produktivitastanaman. Pupuk hayati agrimeth yangdiaplikasikan sebagai seed treatment padatanaman padi dengan sistem jajar legowosuper meningkatkan hasil cukup tinggi. Hal inidisebabkan oleh penggunaan biodekomposer,penerapan pemupukan berimbang, danpengendalian OPT menggunakan pestisidanabati.

Saran kebijakan pengembangan pupukhayati agrimeth mendukung pengembanganjarwo super adalah: (a) penggunaan pupukhayati Agrimeth sebagai seed treatment untukmendukung usahatani padi dengan teknologijarwo super dalam skala luas layakdikembangkan, karena selain meningkatkanproduktivitas padi juga dapat mengurangibiaya pemupukan sehingga daya saingproduksi meningkat, (b) penggunaan pupukhayati Agrimeth dalam jangka panjang dapatmemperbaiki degradasi lahan sawah danmengembalikan tingkat kesuburan tanah, dan(c) penggunaan pupuk Agrimeth mengurangipemakaian pestisida dalam usahatani padisehingga dalam jangka panjang berdampakterhadap kelestarian sumber daya alam danlingkungan.

Peningkatan Indeks PertanamanPadi pada Lahan Rawa

Indeks pertanaman padi pada lahan rawapasang surut dan lebak berkisar antara 0,8-1,2dan berpeluang ditingkatkan. Permasalahanpeningkatan indeks pertanaman padi padalahan rawa pasang surut dan rawa lebakadalah: (a) kekurangan tenaga kerja, (b) luaslahan garapan terlalu luas sehingga banyakterdapat lahan tidur, (c) pengelolaan infra-struktur seperti saluran drainase dan pintu airbelum memadai, (d) frekuensi banjir dankekeringan serta ancaman OPT sukardiprediksi, (e) teknologi usahatani padieksisting tidak menguntungkan petani, (f)teknologi baru terutama penggunaan varietasunggul spesifik lokasi belum berkembang, dan(g) pembakaran lahan perlu diantisipasidengan teknologi yang tersedia.

28 Laporan Tahunan 2016

Saran kebijakan peningkatan indekspertanaman padi pada lahan rawa adalah: (1)Penyediaan alat-masin pertanian, terutamatraktor roda dua dan alat-mesin pemanen,perbaikan jalan usahatani dan pintu air saluranirigasi/drainase, penyediaan benih varietasunggul spesifik lokasi, penggunaan mikroorganisme perombak (biodecomposer) untukmempercepat proses pelapukan gulma dantunggul jerami (tidak perlu dibakar) agarpengolahan lahan dapat dipercepat, (2) Padalahan sawah yang indeks pertanamannya dibawah satu, karena luasnya lahan garapan danketerbatasan tenaga kerja perlu diintroduksi-kan varietas unggul padi umur panjang (5bulan) dengan produktivitas di atas 10 t/ha, dan(3) Merangsang berkembangnya kelompokkolektif yang merupakan unsur penting dalampertanian inovatif. Kelompok kolektif dapatberupa kelompok tani, gabungan kelompoktani, maupun sistem intiplasma.

Pengembangan Beras Khususuntuk Substitusi Impor

Beras Basmati adalah salah satu jenis berasbermutu tinggi yang banyak dihasilkan olehIndia dan Pakistan. Beras aromatik spesifik inijuga dikenal sebagai queen of fragrance. Cirilain dari Basmati adalah bentuk beras rampingdan memanjang bila dimasak. Kebutuhanberas Basmati di Indonesia berkisar antara1.000-1.500 ton/tahun.

Pada tahun 2009 BB Padi telah mengkajiadaptasi padi Basmati di beberapa daerah diJawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, danSumatera Utara. Pemilihan lokasi memper-timbangkan ketinggian tempat dan potensipengembangan untuk ekspor. Varietas Basmatiyang diuji terdiri dari Basmati 370 Original(India), Basmati 370 IRRI (Philippines), danBasmati 370 BB Padi (Sukamandi). Pada saatbersamaan juga diuji varietas aromatik dariThailand (Khao Dawk Mali dan HSPR) danvarietas aromatik Indonesia (Sintanur,Mentikwangi, dan Milky rice). Uji adaptasidilakukan pada tiga lokasi dengan ketinggianberbeda, yaitu < 500 m dpl (Klaten, Gowa, danDeli Serdang), 500-800 m dpl (Cianjur,Kuningan, dan Temanggung), dan > 800 m dpl(Garut, Simalungun, dan Gowa).

Hasil kajian pada tahun 2009 menunjukkanhasil padi varietas Basmati pada berbagaielevasi rata-rata 3,14 t/ha. Hasil tertinggidiperoleh pada ketinggian 500-800 m, berkisarantara 3,51-4,27 t/ha. Di Cianjur, varietasBasmati India dapat menghasilkan 5,72 t/ha.Secara umum padi aromatik yang ditanampada ketinggian 500-800 m dpl memberikanhasil lebih baik dibanding ketinggian <500 mdpl dan >800 m dpl.

Saran kebijakan untuk pengembanganvarietas Basmati antara lain: (1) Tanaman padiyang menghasilkan beras khusus sepertivarietas Basmati yang ditanam pada ketinggian500-800 m dpl menghasilkan beras kepaladengan persentase tinggi (75-88%), (2) BerasBasmati memiliki kandungan aroma pandan(2AP) yang lebih rendah dari varietas Sintanur,dan (3) Urutan tertinggi kandungan 2AP limavarietas aromatik unggulan yang diuji adalahMilky rice > Sintanur > HSPR > Basmati India> Khao Dawk Mali.

Percepatan Adopsi JagungHibrida

Kebutuhan jagung domestik meningkat 3,77%setiap tahun dan diperkirakan tahun 2045kebutuhan jagung mencapai 45,628 juta ton.Pada tahun 2045 Indonesia menargetkanmengisi 25% pangsa pasar jagung ASEAN,sehingga produktivitas yang harus dicapaiminimal 7,01 t/ha dengan target produksi 63,16juta ton. Hingga tahun 2015, KementerianPertanian telah melepas sekitar 20 varietasjagung komposit dan 30 varietas jagunghibrida, namun luas areal pertanaman masing-masing varietas jagung hibrida nasional masihrendah, di bawah 3%.

Pada tahun 2015 luas areal jagung lokal 0,77juta ha, 20,8% dari total luas panen jagungnasional 3,71 juta ha, meningkat 6,3%dibanding tahun 2012 dengan luas panen 0,26juta ha. Peningkatan luas panen jagung lokaltidak sejalan dengan upaya pemerintahmeningkatkan produksi nasional melaluipengembangan jagung hibrida denganbantuan subsidi benih. Kemungkinanpenyebab meningkatnya luas panen jagunglokal adalah petani tidak mampu membelibenih jagung hibrida atau benih tidak tersediadi daerah setempat.

Laporan Tahunan 2016 29

Survei terhadap lisensor varietas jagunghibrida rakitan Badan Litbang Pertanianmenunjukkan: (1) Sebagian produsen benihjagung hibrida tergolong baru, (2) Kurangnyadiseminasi varietas jagung hibrida rakitanBadan Litbang Pertanian di daerah, (3)Lisensor tidak memiliki programpendampingan budi daya jagung hibrida,termasuk membeli jagung pipilan hasil panen,dan (4) Para penyuluh pertanian di tingkatkecamatan tidak banyak dilibatkan lisensordalam diseminasi varietas unggul baru jagungdi desa/kecamatan binaan.

Saran kebijakan percepatan adopsivarietas unggul baru jagung hibrida rakitanBadan Litbang Pertanian adalah: (1) Harga jualbenih jagung hibrida rakitan Badan LitbangPertanian mestinya bisa lebih murahdibanding jagung hibrida swasta multi-nasional, (2) Menugaskan BPTP agarmeningkatkan demfarm jagung hibridamelalui kerja sama dengan lisensor melaluipendampingan di lapangan, (3) Badan LitbangPertanian melalui Balitsereal mengurangiproduksi benih penjenis (BS) jagung komposituntuk mengurangi penggunaan jagungkomposit di lahan suboptimal dan digantikanoleh jagung hibrida Silang Tiga Jalur (STJ)dengan harga benih lebih murah (50% dariharga benih hibrida Silang Tunggal), (4)Meningkatkan produktivitas varietas jagunghibrida, dan (5) Perakitan varietas unggul barujagung hibrida yang adaptif pada lahan sawahtadah hujan, lahan kering, lahan rawa pasangsurut, dan lahan bekas tambang.

Peningkatan ProduktivitasKedelai

Konsumsi kedelai di Indonesia dewasa ini 2,3juta ton per tahun, sedangkan produksinasional rata-rata 0,98 juta ton per tahun atau43% dari kebutuhan sehingga sisanya sebesar57% harus diimpor. Rata-rata produktivitasnasional kedelai pada tahun 2015 barumencapai 1,57 t/ha, sementara di beberapadaerah sudah di atas 2 t/ha, terutama di JawaTengah dan sebagian di Sulawesi Tengah.Rendahnya produktivitas kedelai di tingkatpetani karena penerapan teknologi spesifiklokasi belum optimal. Varietas unggul kedelairakitan Badan Litbang Pertanian yang dilepas

setelah tahun 2000 tercatat 30 varietas, tetapihanya varietas Anjasmoro yang masuk kedalam peringkat lima besar.

Penyebab rendahnya produktivitas kedelaiantara lain pengembangan di areal barumenghadapi kendala antara lain kurangnyatenaga kerja, tidak tersedia benih bermutudalam jumlah yang cukup dan tepat waktu,dan rendahnya pengetahuan budi dayakedelai spesifik lokasi. Varietas Wilis yangdilepas lebih dari tiga dekade yang lalu (1983)masih ditanam petani di Jawa (32,4%), Bali danNusatenggara (20,7%), padahal produktivitasvarietas Wilis hanya 1,6 t/ha dengan umurpanen di atas 80 hari. Kendala lainnya adalahketerbatasan modal petani, daya saing kedelaiyang rendah, dan kekurangan air selamaproses produksi. Pada musim kemarau, airmenjadi faktor penghambat proses produksi.Tingkat harga yang fluktuatif dan impor kedelaiyang masih cukup besar dengan harga yanglebih murah adalah masalah lain yang perludipecahkan.

Saran kebijakan untuk peningkatanproduktivitas kedelai adalah: (1)pengembangan inovasi Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT) dengan penggunaan varietasunggul baru berdaya hasil tinggi melaluibantuan benih bersubsidi, terutama padawilayah yang masih menggunakan varietaslokal dan varietas lama, (2) mempercepat alihteknologi dan penyediaan benih sumber sertadistribusi benih kedelai kepada penggunamelalui program Desa Mandiri Benih Kedelai.(3) perbaikan teknologi budi daya untukmenekan senjang hasil antara di tingkat petanidengan tingkat penelitian, (4) perbaikanpengelolaan panen dan pascapanen dalamupaya peningkatan mutu dan pengurangankehilangan hasil, dan (5) peningkatan stabilitashasil melalui peringatan dini serangan OPT dananomali iklim.

Budi Daya Kedelai di LahanSawah Tadah Hujan

Pada lahan sawah tadah hujan, kedelaiumumnya ditanam pada musim kemarau(MK-2) setelah panen padi MK-1. Permasalahanyang dihadapi pada pertanaman kedelai MK-2adalah ketersediaan air yang terbatas sehinggatanaman sering mengalami kekeringan.

30 Laporan Tahunan 2016

Faktor yang menyebabkan rendahnyaproduktivitas kedelai pada lahan sawah tadahhujan antara lain (1) Varietas yang ditanampetani kurang sesuai untuk agroekosistemlahan sawah tadah hujan (MK-2), (2) Mutubenih tidak memadai karena berasal daripertanaman sebelumnya, (3) Sering terjadicekaman abiotik (kekeringan), (4) Tanamankedelai sangat rentan terhadap OPT sepertikutu kebul, hama daun, dan hama polong, (5)Pengelolaan tanaman kurang tepat, misalnyadosis dan jenis pupuk tidak berdasarkanpengelolaan hara spesifik lokasi danpengunaan pupuk organik dan pupuk hayatitidak mendapat perhatian, dan (5)Penanganan pascapanen tidak tepat danprosesing hasil masih konvensional.

Pemberian pupuk organik/kompos padalahan sawah tadah hujan berperan pentingmemperbaiki kesuburan tanah dan menjagakelembaban tanah. Selain pupuk organik/kompos, pemberian pupuk hayati Agrisoydapat meningkatkan hasil dan mutu biji sertamengurangi pemakaian pupuk anorganik atauefisien penggunaan pupuk NPK hingga 50%.Memperapat jarak tanam dari 40 cm x 15 cmyang biasa digunakan petani menjadi 35 cm x15 cm selain meningkatkan populasi tanamanjuga mengurangi penguapan air tanah, karenakanopi tanaman dapat menutup permukaantanah sehingga tidak cepat kering. Penggunaanvarietas berumur genjah (75 hari) dan berdayahasil tinggi seperti Grobogan atau Dering yangtoleran kekeringan memungkinkanproduktivitas kedelai pada lahan sawah tadahhujan dapat ditingkatkan dan tanamanterhindar dari kekeringan.

Alternatif kebijakan teknis yangdirekomendasikan untuk mengantisipasitanaman kedelai dari ancaman kekeringanpada lahan sawah tadah hujan pada MK-2adalah menerapkan komponen teknologisebagai berikut: (1) Lahan diberi pupukorganik/kompos 2 t/ha pada saat pengolahantanah untuk tanaman padi MK-1, (2) Tanahtidak diolah (TOT), tunggul jerami dibabat ratahingga permukaan tanah, (3) Pembuatanbedengan dengan ukuran 15 m x panjangpetakan. Antarbedengan dibuat parit dengankedalaman 30 cm dan lebar 25 cm untukmemudahkan mengairi tanaman, (4) Untukmempercepat pembusukan jerami dan sisatanaman padi lahan disemprot dengandekomposer LBF, (5) Sebelum tanam lahan

disemprot dengan herbisida untukmengendalikan gulma, (6) Varietas kedelai yangdigunakan berumur genjah (72-75 hari) sepertivarietas Grobogan atau Dering yang tolerankekeringan, (7) Penanaman benih segerasetelah tanaman padi dipanen, pada saattanah masih lembab, (8) Sebelum tanam,benih kedelai diberi seed treatment denganpupuk hayati Agrisoy atau Agrimeth, dengandosis 15 g/10 kg biji, (9) Jarak tanam 35 cm x 15cm agar kanopi tanaman dapat menutuppermukaan tanah untuk mengurangipenguapan air tanah, (10) Pupuk NPKdiberikan separuh dosis anjuran (25 kg urea+ 75 kg Phonska + 25 kg SP36/ha) karenatanaman sudah diberi pupuk organik/komposdan pupuk hayati, (11) Tanaman disemprotdengan pupuk organik cair (POC) pada umur25, 35, 45 dan 55 HST dengan dosis 40 cc/l air,dan (12) Pembuatan bak penampungan air disekitar areal pertanaman kedelai atau sumurbor untuk mengairi tanaman pada fase kritis,30-50 HST.

Pengembangan BioindustriPertanian pada Lahan

Suboptimal

Pertanian bioindustri adalah sistem pertanianyang pada prinsipnya mengelola dan/ataumemanfaatkan secara optimal seluruhsumber daya hayati termasuk limbahpertanian. Model pertanian boindustriumumnya dalam skala kecil denganmengintegrasikan padi dan sapi potongsebagai komoditas utama. Produk utama yangdihasilkan dari model ini adalah beras dandaging, sementara produk bioindustri adalahpakan, kompos, pupuk cair urine sapi.

Idealnya, model industri pertanianmenerapkan inovasi PTT, teknologi Katam,biokompos, formulasi pakan, bioproses,mekanisasi pada kawasan seluas 200 hadengan mengintegrasikan 70 ekor sapi. Modelkedua adalah mengembangkan jagung(panen muda, untuk pangan) yangdiintegrasikan dengan sapi potong ataudomba. Produk utama dari model bioindustripertanian ini adalah tongkol segar dan daging,sementara produk bioindustri adalah pakan,kompos, dan biogas. Inovasi yang diperlukanadalah PTT, biokompos, formulasi pakan,bioproses, dan mekanisasi yang

Laporan Tahunan 2016 31

dikembangkan pada kawasan 75 ha denganmengintegrasikan 150 ekor sapi potong.

Masalah dalam penyediaan saranaproduksi adalah benih/bibit, pupuk, pestisida,alat-mesin pertanian, dan pakan ternak. Dalambudi daya pertanian dijumpai berbagaimasalah antara lain penguasaan lahan yangsempit, masih luasnya lahan tidur, degradasisumber daya lahan dan air, dan rendahnyaakses petani terhadap teknologi pertanian.Pada kegiatan pengolahan hasil pertanian,masalah mendasar adalah belumberkembangnya industri pengolahan di sentraproduksi, terbatasnya media penyimpanandan pengeringan serta pasokan (kuantitas dankualitas) bahan baku.

Dari segi pemasaran dan perdagangan,masalah perlu segera dipecahkan adalahrendahnya akses petani terhadap pasar,rendahnya posisi tawar petani, belumlancarnya distribusi produk pertanian, mutuproduk belum mampu bersaing, kurangnyapromosi dan usaha penetrasi pasar. Masalahyang berkaitan dengan konektivitas agribisnisantara lain terbatasnya jumlah dan rusaknyasebagian jaringan irigasi, minimnya jumlahfarm road dan jalan desa, belum optimalnyapemanfaatan sarana penyimpanan/gudang,terbatasnya fasilitas pengeringan, kandangkomunal, fasilitas angkutan pertanian danfasilitas komunikasi di perdesaan. Dari aspeksumber daya manusia, permasalahan pokokantara lain rendahnya tingkat pendidikanpetani dan terbatasnya kapasitaskewirausahaan. Dari aspek penyuluhanpertanian, masalah yang ditemukan adalahterbatasnya jumlah penyuluh (baik penyuluhPNS maupun swadaya), minimnya saranapenyuluhan, rendahnya keterkaitanpenyuluhan dan penelitian sebagai sumberteknologi.

Pada saat ini terdapat beberapapermasalahan dalam bidang inovasi penelitianpertanian, antara lain belum optimalnyadiseminasi hasil-hasil penelitian, masihlemahnya sinergi penelitian antarberbagaiinstansi litbang dan universitas, dan belumberkembangnya penelitian oleh pihak swasta.Masalah dari segi kelembagaan petani adalahlemahnya kapasitas dan belum efektifnya

kinerja kelembagaan kelompok tani, belumberkembangnya kelembagaan yangberorientasi ekonomi petani, dan rendahnyaminat untuk mengembangkan kelembagaanpetani.

Saran kebijakan pengembanganbioindustri pertanian antara lain: (1)Mendorong penggunaan benih/bibit unggulberpotensi hasil tinggi, adaptif terhadapperubahan iklim, ramah lingkungan danberbasis sumber daya lokal; (2) Melakukanseleksi, pengujian, promosi dan pengawasanpupuk alternatif, termasuk pupuk yangdihasilkan dari pengolahan limbah ternak agarmemenuhi standar jaminan mutu produk; (3)Mengembangkan pupuk dan pestisida hayati;(4) Menyusun rencana kebutuhan pupukwilayah per musim tanam; (5) Memberikaninsentif kepada industri sarana produksipertanian dengan kandungan komponenlokal yang tinggi; dan (6) Melakukanstandardisasi dan sertifikasi terhadap semuajenis sarana produksi pertanian.

Kebijakan terkait pengolahan hasilpertanian perlu lebih mendorongpengembangan bioindustri di sentra produksi.Pengembangan bioindustri sebagai bagian dariklaster industri perdesaan yang menunjukkanketerkaitan antarunit usaha dari hulu sampaihilir. Bioindustri skala kecil dikelola olehkelompok tani atau koperasi dalam upayapemanfaatan hasil samping secara optimal(biorefinery), menumbuhkan bioindustriuntuk menghasilkan bioenergi berbasis bahanbaku produk nonpangan, dan memacutumbuhnya jasa penyimpanan danpengeringan produk pertanian yang dihasilkankelompok tani atau koperasi.

Dalam hubungannya dengan pemasarandan perdagangan hasil pertanian perluditumbuhkan dan diperkuat organisasipemasaran sarana produksi dan produkpertanian. Aspek penting lainnya yangdiperlukan dalam pengembangan bioindustripertanian adalah menjalin kerja samapemasaran antarpetani dan antara petanidengan pelaku agribisnis lainnya, menyediakanjaringan informasi pasar, mendorong aksespetani ke pasar modern, mengintensifkanpromosi pasar produk pertanian.

32 Laporan Tahunan 2016

Pengembangan Desa MandiriBenih Berkelanjutan

Kebutuhan bahan pangan terus meningkatsejalan dengan bertambahnya jumlahpenduduk. Mengandalkan pangan imporuntuk memenuhi kebutuhan nasional dinilairiskan karena mempengaruhi aspek sosial,ekonomi, dan politik sehingga upayapeningkatan produksi pangan di dalam negeriperlu mendapat perhatian serius. Di lain pihak,permintaan bahan pangan pokok yang terusmeningkat harus dipenuhi dari lahan sawahyang luasnya semakin berkurang, denganketersediaan air makin menurun, tenaga kerjalebih sedikit, pupuk kimia yang makin terbatasdan mahal, serta dampak perubahan iklimyang mempengaruhi sistem produksi.

Pemerintah menyadari pentingnya peranbenih dalam meningkatkan produksi. Dalamupaya menyediakan benih varietas unggulbaru bermutu, pemerintah telah mengeluarkanberbagai kebijakan skim penyediaan benihseperti Cadangan Benih Nasional (CBN),Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU),Subsidi Benih, bantuan program, di sampingmengatur penyediaan benih melalui pasarbebas, yang memungkinkan petani mendapatbenih secara swadaya.

Pengembangan Desa Mandiri Benihdiharapkan menjadi solusi dalam peningkatankemampuan petani/kelompok tanimemproduksi benih bermutu dari varietasunggul yang sesuai dengan preferensikonsumen. Sejak tahun 2015 pemerintahmengembangkan Desa Mandiri Benih secarabertahap. Petani/calon penangkar benih padi(55,6%) dan jagung (85,7%) berkeinginanmemproduksi benih untuk kebutuhan sendiriatau untuk kelompok petani sehamparan.Petani/calon penangkar benih kedelai (54,0%)berkeinginan menyediakan benih dalam

sistem jaringan benih antarlapang danantarmusim (JABALSIM).

Pada tahun 2016, upaya peningkatankapasitas petani/calon penangkar dalamModel Desa Mandiri Benih diupayakan melaluisekolah lapang (SL), di 11 propinsi untuk benihpadi, lima propinsi untuk benih jagung, dandelapan propinsi untuk benih kedelai. Padaakhir kegiatan telah diidentifikasi desa yangmampu memenuhi kebutuhan benih secaramandiri dan telah memasarkan ataumenyalurkan benih sebagai indikatorkeberlajutan Desa Mandiri Benih. Dari 11propinsi pengembangan, terdapat limapropinsi yang berhasil mengembangkan desamandiri benih padi, yaitu Sumut, Jabar, Jateng,Jatim, dan NTB; untuk benih jagung adalah duadari lima propinsi, yaitu Sulteng dan Sultra, danuntuk benih kedelai adalah dua dari delapanpropinsi, yaitu Jambi dan Jateng. Pada akhirtahun 2019 program Desa Mandiri Benihdiharapkan telah terealisasi sepenuhnya dalamupaya penyediaan benih bermutu secaranasional.

Beberapa saran kebijakan dalampengembangan Desa Mandiri Benih secaraberkelanjutan adalah: (a) luas arealpenangkaran benih perlu disesuaikan dengankeinginan petani/calon penangkar, (b)pemetaan kesesuaian varietas unggul spesifiklokasi sesuai preferensi konsumnenberdasarkan hasil uji adaptasi dan preferensi,(c) pemanfaatan jaringan UPBS Badan LitbangPertanian untuk penyediaan benih sumbervarietas unggul baru, (d) peningkatankemampuan produksi benih bermutu petani/calon penangkar, (e) peningkatan minat petanisehamparan untuk menggunakan benihproduksi sendiri, dan (f) perkuatan kemitraanantara pelaksana Desa Mandiri Benih dengankoperasi tani, dan produsen benih, baik BUMNmaupun swasta nasional.

Laporan Tahunan 2016 33

Diseminasi dan Kerja Sama Penelitian

Diseminasi hasil penelitian tanaman panganberperan penting dalam pengembanganteknologi yang telah dihasilkan melaluipenelitian kepada para pengguna, terutamapenyuluh pertanian dan penentu kebijakan,untuk disosialisasikan lebih lanjut kepada petaniatau praktisi pertanian. Kerja sama penelitianselain bertujuan untuk diseminasi hasilpenelitian juga berperan penting meningkatkanefisiensi sumber daya penelitian. Desiminasidan kerja sama penelitian pada tahun 2016adalah sebagai berikut.

Seminar Penelitian

Seminar penelitian dan pengembangandilaksanakan setiap bulan sebagai salah satukegiatan diseminasi hasil penelitian. Seminarteknis bulanan dihadiri oleh para peneliti danaparat lingkup Badan Litbang Pertanian, Ditjen.Tanaman Pangan, penyuluh, dinas pertanian,dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi.Pemakalah berasal dari unit kerja penelitianlingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Materiseminar hasil peneltian dan pengembagantanaman pangan dalam tahun 2016 adalah:1. Jajar Legowo pada Jagung: Keunggulan,

Kelemahan, Perbaikannya (Dr. NuningAgro Subekti, Kelti Anjak PuslitbangTanaman Pangan).

2. Keberlanjutan Sistem IntensifikasiProduksi Padi di Indonesia (Ir. PutuWardana MSc, Kelti Anjak PuslitbangTanaman Pangan).

3. Optimalisasi Pola Rotasi Pajale BerbasisAnalisis Sistem, Pemodelan, dan SistemAnjuran (Prof. Dr. A. Karim Makarim, KeltiAnjak Puslitbang Tanaman Pangan).

4. Pola Tanam Padi yang Tumpang-tindih danOPT (Dr. M. Muhsin, Kelti Anjak PuslitbangTanaman Pangan).

5. Status Lalat Batang (Melanogromyza Soja)Zehnther pada Tanaman Kedelai (Dr.Suharsono, Balitkabi).

6. Tinjau Mutu pada Produksi Benih Jagungdi Tingkat Petani/Penangkar (Dr. RamlanArief, Balitsereal).

7. Teknis Pengelolaan Gulma dan Ratun PadiSawah dalam Pengendalian Tungro (WasisSenoaji, SP, Lolit Tungro).

8. Seleksi Karakter Agronomi Galur DiaploidPadi Genrasi Pertama (Cucu Gunarsih, MSi,BB Padi).

9. Keragaan Galur-galur Harapan KedelaiTahan Pecah Polong, Pod Shattering (AydaKrisnawati, SP, MSc, Balitkabi).

10. Meningkatkan Pemeratan WilayahProduksi Padi melalui Teknologi SpesifikEkonomi (Prof. Dr. Zulkifli Zaini, Kelti AnjakPuslitbang Tanaman Pangan).

11. Koro Pedang (Canavalia sp.), KomoditasMultiguna yang Terlupakan (Prof. Dr.Astanto Kasno, Balitkabi).

12. Evaluasi Tingkat Adopsi danPengembangan Padi Hibrida di Indonesia(Yuni Widiyastuti, MSc, BB Padi).

Publikasi

Sampai akhir Desember 2016 PuslitbangTanaman Pangan telah menerbitkan 21 judulpublikasi hasil penelitian dan sebagian besartelah disebarluaskan ke berbagai institusiterkait. Publikasi hasil penelitian yang telahditerbitkan antara lain:1. Laporan Tahunan 2015 Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan.2. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan (Volume

35, Nomor 1, 2, dan 3).3. Buletin Iptek Tanaman Pangan (Volume 11,

Nomor 1 dan 2).4. Berita Puslitbangtan (No. 61 Mei 2016, No.

62 September 2016, dan No. 63 Desember2016).

5. Buku Gandum: Peluang danPengembangan di Indonesia.

6. Buku Rancangan Statistik KhususPemuliaan Jagung (Jagung FungsionalQPM, Provit A, dan Pulut).

7. Panduan Umum Sekolah Lapang ModelDesa Mandiri Benih Padi, Jagung, danKedelai.

34 Laporan Tahunan 2016

8. Deskripsi Varietas Unggul Tanaman Pangan2010-2016.

9. Petunjuk Teknis Budi Daya Padi JajarLegowo.

10. Buku Pengendalian Penyakit TungroTerpadu Tanaman Padi BerdasarkanDinamika Populasi Vektor danEpidemiologi Virus.

11. Pedoman Umum PTT Padi Sawah.12. Pedoman Umum PTT Jagung.13. Pedoman Umum PTT Kedelai.14. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber

Padi.15. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber

Jagung.16. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber

Kedelai.17. Buku Perubahan Iklim dan Inovasi

Teknologi Produksi Tanaman Pangan.18. Petunjuk Teknis, Teknik Ubinan:

Pendugaan Produktivitas Padi MenurutJarak Tanam.

19. Buku Padi, Jagung, Kedelai Unggul BaruToleran Dampak Perubahan Iklim.

20. Petunjuk Teknis Pengendalian TungroTerpadu Secara Alamiah, KonservasiMusuh Alami, dan Varietas Unggul PadiTahan Tungro.

21. Buku Panduan Roguing Tanaman danPemeriksaan Benih Kedelai.

Kerja Sama Penelitian

Sebagai institusi penghasil inovasi teknologitanaman pangan, Puslitbang Tanaman Panganmenempati posisi penting dalampembangunan pertanian dan terus berupayamengembangkan kerja sama penelitian denganinstitusi terkait, di dalam dan luar negeri.

Kerja sama penelitian bertujuan untuk: (1)memanfaatkan kekayaan intelektual dariinovasi teknologi yang dihasilkan; (2)mempercepat pematangan teknologi; (3)mempercepat diseminasi dan adopsiteknologi; (4) mempercepat pencapaiantujuan pembangunan pertanian; (5) capacitybuilding bagi unit kerja/unit pelaksana teknis(UK/UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian; (6)alih teknologi; (7) mendapatkan umpan balikuntuk penyempurnaan teknologi melaluipenelitian berikutnya; (8) optimalisasi sumberdaya; dan (9) menciptakan alternatif sumberpembiayaan.

Kerja Sama Dalam Negeri

Kerja sama dalam negeri ditetapkan melaluikesepakatan para pihak untuk melakukanpenelitian dan pengembangan antara UK/UPTlingkup Puslitbang Tanaman Pangan denganmitra kerja. Topik kerja sama penelitian dalamnegeri pada tahun 2016 dapat dilihat padaTabel 16, 17, dan 18.

Laporan Tahunan 2016 35

Tabel 16. Kerja sama penelitian antara Puslitbang Tanaman Pangan dengan institusi dalam negeri pada tahun2016.

No Judul Penelitian Nama Mitra/Penanggung JawabPenelitian

1. Analisa mutu gabah/beras calon varietas padi milik Bangun Bangun Nusa Berkelanjutan/Nusa Berkelanjutan Dr. Bram Kusbiantoro

2. Pengujian ketahan galur padi sawah Bangun Nusa Bangun Nusa Berkelanjutan/Berkelanjutan terhadap wereng cokelat, hawar daun bakteri Ir. Sudirdan blas

3. Verifikasi pengaruh BeKa, Pomi dan PTHC terhadap Indo Acidatama/pertumbuhan dan hasil padi pada berbagai pendekatan budi Prof. Sarlan Abdulrachmandaya (PTT, SRI dan konvensional)

4. Analisa mutu gabah/beras calon varietas padi milik DuPont Indonesia/PT DuPont Indonesia Suhartini, MFSc

5. Efikasi ZPT Biopower 0.0007 GR pada tanaman padi Agrosid Manunggal Sentosa/Prof. Sarlan Abdulrachman

6. Penelitian pemanfaatan pengering infra merah untuk produksi Tri Mitra Sukses Bersamabenih berkualitas dengan susut mutu rendah

7. Uji Mutu Fisik serta Kimia Gabah/Beras Lengkap (21 Galur) Syngenta Indonesia/Noerizal Eko, SE

8. Pengembangan padi jajar legowo super dengan menggunakan Ambagiri Nusantara/pupuk organic cair (octabacter) dan pestisida (new bacter) Asep M. Yusup, SPpada tanaman padi

9. Uji Mutu Fisik serta Kimia Gabah/Beras Lengkap (20 Galur) Syngenta Indonesia/Suhartini, MFSc

10. Pengujian efikasi pupuk ORO-RICE, OROSOIL-ULTRA dan PT Hextar Fertilizer IndonesiaORO-B sebagai peningkat penyerapan unsur hara (boosterpupuk) pada tanaman padi sawah di BB Padi

11. Pengujian efikasi pupuk ORO-STAR, sebagai pupuk pelengkap PT Hextar Fertilizer Indonesiacair pada tanaman padi sawah di BB Padi

12 Introduksi Tanaman Guar Bean (Cyamopsis tetragonoloba) PT Binasawit Makmur/Dr. Novita Nugrahaeni

13 Meningkatkan Pengembangan Pemanfaatan Kedelai Dalam PT Amerta Indah Otsuka/Negeri Ir. Abdullah Taufiq, M.P.

14 Kerja sama Pengembangan Kedelai Tropis PT Mitratani Dua Tujuh/Dr. Muchlish Adie

15 Meningkatkan Pengembangan Pemanfaatan Kedelai Dalam PT Amerta Indah Otsuka/Negeri Ir. Abdullah Taufiq, M.P.

16 Kerja sama Pengembangan Kedelai Tropis PT Mitratani Dua Tujuh/Dr. Muchlish Adie

17 Uji Ketahanan 9 Genotipe/Varietas Jagung Hibrida terhadap PT Dupont Indonesia/Penyakit Bulai Lukas A. Tadja dan

Dr. Soenartiningsih

36 Laporan Tahunan 2016

Tabel 17. Kerja sama penelitian antara Puslitbang Tanaman Pangan dengan institusi pemerintah pada tahun 2016.

No Judul Penelitian Nama Mitra/Penanggung JawabPenelitian

1. Uji Ketahanan terhadap Tungro Padi Lokal Siam Kupang Disperta & Horti Tapin/serta 3 Varietas Pembanding Dinas Pertanian Tanaman Dr. SuprihantoPangan dan Hortikultura Kabupaten Tapin

2. Pemeriksaan substantif uji BUSS tanaman padi varietas BPATP/Dr. Indrastuti A. RumantiHipa 18 dan Hipa 19

3. Studi genetik, fisiologi dan molekular sifat-sifat penting Badan Litbang Pertanian/tanaman padi untuk menghasilkan varietas yang adaptif Dr. Aris Hairmansisperubahan iklim global

4. Reducing Rice Losses for Strengthening Food Security Badan Litbang Pertanian/Dr. Ridwan Rachmat

5. Demarea penerapan teknologi jajar legowo super Badan Litbang Pertanian/(Jarwo Super) pada luasan 2 ha berbasis inovasi Balitbangtan Dr. Ridwan Rachmat

6. Verifikasi kesesuaian varietas dan pemupukan pada Badan Litbang Pertanian/teknologi salibu Lalu M. Zarwazi, MSi

7. Peningkatan produksi benih F1 hibrida, 2 ton/ha dan bermutu Badan Litbang Pertanian/tinggi mendukung pengembangan padi hibrida Dr. Satoto

8. Perakitan varietas kedelai toleran kutu kebul dan berumur Kementerian Riset, Teknologi, dangenjah guna mendukung swasembada kedelai Perguruan Tinggi/Apri Sulistyo, M.Si

9. Eksplorasi dan Pencandraan Karakter Morfologi dan Kimiawi Kementerian Riset, Teknologi, dandari Bengkuang (Pachyrhizus erosus) di Indonesia Perguruan Tinggi/ Ayda Krisnawati,

S.P., M.Sc10. Pembentukan Varietas Unggul Kedelai dengan Kandungan Kementerian Riset, Teknologi, dan

Protein dan Methionine Tinggi berdasarkan Marka Molekuler Perguruan Tinggi /Dr. HeruKuswantoro

11. Meningkatkan dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Fakultas Farmasi Universitas GadjahTeknologi di Bidang Pertanian, Pangan Fungsional, dan Farmasi Mada Yogyakarta

Laporan Tahunan 2016 37

Tabel 18. Kerja sama lisensi teknologi hasil penelitian tanaman pangan pada tahun 2016.

No. Nama Invensi Nama Lisensor No. Perjanjian Jangka Waktu

1. Jagung Hibrida Bima 9 PT. Tosa Agro 159/SR.340/I.2.3/11/2010 2010-20152. Jagung Hibrida Bima 7 PT. Biogene Plantataion 228/SR.340/I.2.3/2011 2011-20163. Jagung Bima 12Q PT. Berdikari 186/SM.340/I.2.3/10/2011 2011-20164. Jagung Hibrida Bima 2 Bantimurung PT Saprotan Benih Utama 92.A/SR.340/I.2.3/12/2012 2012-2017

096/SBU-ext/XII/20125. Jagung Hibrida Bima 3 PT. Golden Indonesia Seed 79/SR.120/I.2.3/12/2012 2012-2017

0001/PHI-MLG/XII/20126. Jagung Hibrida Bima 16 PT. Pusri 2294.1/Kpts/SR.120/2013 2013-2018

452/SP/DIR/20137. Jagung Hibrida Bima 10 PT. Sang Hyang Seri 1720/SR.340/I.2.3/10/2015 2015-2020

SP.110/SHS.01/X/20158. Jagung Hbrida HJ 21 Agritan PT. Golden Indonesia Seed 728/SR.340/I.2.3/05/2015 2015-2018

024/GIS-ADMINMLG/V/20159. Jagung Hibrida Bima 9 PT. Srijaya Internasional 729/SR.340/I.2.3/05/2015 2015-2018

17/PT.SI/V/201510. Jagung Hibrida HJ 22 Agritan PT. Srijaya Internasional 730/SR.340/I.2.3/05/2015 2015-2018

18/PT.SI/V/201511. Jagung Hibrida varietas Bima 11 PT. Jafran Indonesia 842a/SR.340/I.2.3/06/2015 2015-2018

03/JFR/VI/201512 Jagung Hibrida JH 234 PT Green Grow Indonesia 406a/SR.120/I.2.3/03/2016 2016-202113 Jagung Hibrida JH 27 PT Pertani 534/SR.120/I.2.3/03/2016 2016-202114. Padi Hibrida Hipa 8 PT. Dupont Indonesia 1325/LB.150/I.2.1/11.9 2010-202015 Padi Hibrida Hipa 10 PT. Petrokimia Gresik 1327/LB.150/I.2.1/11.10 2010-202016 Padi Hibrida Hipa 11 PT. Petrokimia Gresik 1328/LB.150/I.2.1/11.10 2010-202017 Padi Hibrida HiPa 12 PT. Saprotan Benih Utama 1166/LB.150/I.2.1/10.11 2011-2031

117/SBU-ext/X/201118 Padi Hibrida Hipa 14 PT. Saprotan Benih Utama 1167/LB.150/I.2.1/10.11 2011-2031

119/SBU-ext/X/201119 Static Light Trap So-Cell PT. Sainindo Kurniasejati 585/LB.150/I.2.1/06.12 2012-2017

001/PL-SKW/VI/201220 Moving Light Trap So-Cell PT. Sainindo Kurniasejati 586/LB.150/I.2.1/06.12 2012-2017

002/PL-SKW/VI/201221 Padi Hibrida Hipa Jatim 1 Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur 618/LB.210/I.2.1/06.12 2012-2022

521.1/1661/113.24/201222 Padi Hibrida Hipa Jatim 2 Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur 619/LB.210/I.2.1/06.12 2012-2022

521.1/1662/113.24/201223 Padi Hibrida Hipa Jatim 3 Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur 620/LB.210/I.2.1/06.12 2012-2022

521.1/1663/113.24/201224 Padi Hibrida Hipa 18 PT. Petrokimia Gresik 1693.HM.230/I.2.1/12/2015 2015-2016

2558/TU.04.06/27/SP/201525 Formula Pupuk Hayati Iletrisoy PT. Agro Indo Mandiri 5210/KL.420/I.2.2/12/2014 2014-2019

50/Pro-KL/12/2014

38 Laporan Tahunan 2016

Kerja Sama Luar Negeri

Organisasi internasional yang menjalin kerjasama dengan Puslitbang Tanaman Panganmelalui Badan Litbang Pertanian antara lainInternational Rice Research Institute (IRRI),Center for Poverty Alleviation through

Sustainable Agriculture (CAPSA), Asian Foodand Agriculture Cooperation Initiative (AFACI),MaChung University Research Center,International Center for Tropical Agriculture(CIAT), dan Australian Center for InternationalAgricultural Research (ACIAR). Topik danpelaksana penelitian disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Data kerja sama dengan pihak luar negeri 2016.

No. Judul Penelitian Mitra kerja sama/Peneliti

1 Construction of epidemiology information interchange system AFACI/Dr. M Muhsinfor migratory disease and insect pest in Asia Region (IPM)

2 Closing rice yield gaps in Asia (CORIGAP) IRRI/Dr. Nuning Argo Subekti

3 Studi adopsi varietas unggul baru padi terhadap peningkatan IRRI-Litbang/I Putu Wardana, M.Scproduktivitas dan pendapatan petani di lahan sawah irigasi,tadah hujan dan rawa pasang surut

4 Development of Elite Heat Tolerance Rice Using the Common RDA/ PhilRice/ Dr. Untung SusantoGermplasm and Analyzing QTLs Related to Heat Tolerance

5 Multi-location Hybrid Rice Yield Trial (MRYT) at Sukamandi. IRRI / Dr. Indrastuti Rumanti

6 Breeding High Yielding Rice Varieties for the Rainfed Lowland IRRI/ Dr. Indrastuti Rumantiof South-East Asia

7 Reducing Risk and Raising Rice Livelihoods in Southeast Asia IRRI/ Dr. Indrastuti Rumantithrough the Consortium for Unfavorable Rice (CURE) Phase 2

8 Reducing Risk and Raising Rice Livelihoods in Southeast Asia IRRI/Dr. Aris Hairmansisthrough the Consortium for Unfavorable Rice (CURE) Phase 2

9 Reducing Risk and Raising Rice Livelihoods in Southeast Asia IRRI/Dr. Suwarnothrough the Consortium for Unfavorable Rice (CURE) Phase 2

10 Reducing Risk and Raising Rice Livelihoods in Southeast Asia IRRI/Dr. Untung Susantothrough the Consortium for Unfavorable Rice (CURE) Phase 2

11 Capacity Enhancement in Rice Production in Sout-heast Asia Japan-ASEAN Cooperation/under Organic Agriculture Farming System PhilRice/Dr. Untung Susanto

12 Climate Change Adaptation through Development of a IRRI/Nurwulan Agsutiani, M.AgrDecision Support Tool to Guide Rainfed Rice Production

13 Expanded GxE Experiments in Different Agroecologies in IRRI/Dr. Untung SusantoSupport of Bangladesh and Eastern India High-Zinc RiceProfiles: Multi-Location Evaluation of Recombinant Inbred Linesfor Identifying Most Adapted Line for Varietal Promotion

14 Evaluation of Rice Bacterial Leaf Blight (BLB) Disease IRRI/Dra. Triny S. KadirResistance at Hotspots in Indonesia

15 Reducing Rice Losses for Strengthening Food Security KREI/Dr. Ridwan Rachmat

16 Observation yield trials of some promising lines hybrid rice Yuan Longping High-Techfrom Yuan LPHT Agriculture Agriculture/Dr. Satoto

17 Developing value-chain linkages to enhance the doption of CIAT/ACIAR/Brawijaya Universityprofiable and sustainable cassava production system in Vietnamand Indonesia

18 Kerja sama penelitian tanaman pangan Ma Chung Research Center forPhotosynthetic Pigment, Ma ChungUniversity.

Laporan Tahunan 2016 39

Symposium on Rice and FoodSecurity

Badan Litbang Pertanian bekerja sama denganInternational Rice Research Institute (IRRI)menyelenggarakan High Level Symposiumdengan topik Rice and Food Security inIndonesia: The Global Market, ScientificResearch, and Action Programs di Ritz CarltonHotel Jakarta.

Pada pembukaan simposium, SekretarisJenderal Kementerian Pertanian mewakiliMenteri Pertanian menyampaikan bahwaIndonesia berkeinginan mewujudkanswasembada beras dan jagung pada tahun2017 melalui program UPSUS. Kementanmelakukan berbagai upaya sepertimenyediakan dukungan bagi petani dalam halbenih berkualitas guna membantu merekameningkatkan produktivitas, bantuan pupukuntuk meningkatkan hasil panen, danmemperbaiki infrastruktur irigasi seluas 3 jutaha untuk meningkatkan indeks pertanaman.

Kementerian Pertanian telah men-distribusikan traktor tangan, pompa air, mesintanam dan mesin panen. Bimbingan teknisdilakukan oleh peneliti bersama penyuluh dilapangan. Kebijakan swasembada panganadalah bagian dari ketahanan pangan yangtidak hanya di tingkat nasional namun juga ditingkat rumah tangga. Kepala Badan LitbangPertanian, Dr. Muhammad Syakir, jugamenyampaikan beberap hal penting yangberkaitan dengan kerja sama Badan LitbangPertanian dengan IRRI yang telah terjalin sejaktahun 70-an. Dalam empat tahun terkahir, kerjasama difokuskan pada upaya perakitanvarietas padi yang adaptif terhadap perubahaniklim. Varietas Inpara 30 Ciherang Sub-1 tolerangenangan, Inpari 34 dan Inpari 35 toleransalinitas, serta Inpari 42 dan 43 untuk daerahtadah hujan adalah bukti nyata kerja samaBadan Litbang Pertanian dengan IRRI.

Diskusi panel pada simposium membahasisu perberasan di Indonesia dan tingkatinternasional. Sebagai pembicara antara lainChief Economist and Head, Social SciencesDivision, IRRI, Dr Samarendu Mohanty dengantopik Indonesian Rice and the World Market. Iamemaparkan Global Market Update danIndonesian Rice Food Security. Dirjen TanamanPangan Kementan, Dr Hasil Sembiring,membahas Action Programs for Rice Sector in

Indonesia. Beberapa isu yang diangkat antaralain Target Rice Prodution 2017-2045 dan ActionProgram. Di sesi terakhir, Kepala PuslitbangTanaman Pangan, Dr Ali Jamil, menyampaikantopik Rice Research and Development forIndonesia Food Security. Poin-poin yangdikemukakan antara lain Current Rice Statusin Indonesia, National Rice Policy, Progress ofRice self Sufficiency Program, InternationalResearch Collaboration, dan ResearchDissemination.

20th CORRA Annual Meeting

Pada Pertemuan CORRA ke-20 di KoreaSelatan, Indonesia diwakili oleh Prof ZulkifliZaini, Kepala Perwakilan IRRI di Indonesia dansekaligus sebagai perwakilan PuslitbangTanaman Pangan. Melalui CORRA Meeting ini,negara anggota menghasilkan deklarasiCORRA 2016 yang berisi 10 poin Rice ActionAgenda for ASEAN+3 yang diusulkan oleh IRRIyaitu:

1. Akselerasi introduksi dan adopsi varietas-varietas padi higher yielding and superiorquality

2. Memperkuat dan meng-upgrade riset padidan breeding pipeline untuk meresponsberagam lingkungan karena perubahaniklim dan tantangan lainnya.

3. Akselerasi riset berbagai varietas padi didunia untuk mengeksploitasi pengetahuanyang belum dimanfaatkan dari kekayaandiversitas padi.

4. Membangun generasi baru peneliti padi(pemerintah dan swasta) serta petani.

5. Membawa revolusi agronomi produksipadi Asia untuk mengurangi gap antarapotensi hasil dan hasil yang diperoleh, sertameningkatkan sustainabilitas sistembercocok tanam padi dalam menghadapiperubahan iklim dan tantangan lainnya.

6. Akselerasi alihteknologi pascapanen danmekanisasi baru untuk mengurangi croplosses dan meningkatkan efisiensi.

7. Pembaruan kebijakan untuk memperbaikiefisiensi input dan output sistempemasaran melalui pemanfaatan inovasiteknologi, misalnya GIS.

8. Meningkatkan investasi swasta danpemerintah pada infrastruktur pertanian.

40 Laporan Tahunan 2016

9. Memperkuat ketahanan serta keamananpangan dan nutrisi bagi semua konsumenterutama kaum ekonomi lemah.

10. ASEAN+3 harus bekerja bersama-samadengan IRRI untuk memberi dukunganfinansial dan mengimplementasikanASEAN Breeding Initiative (ARBI) danASEAN Agricultural Innovations and R&DFund (AIRDF).

Dalam mendukung ke-10 poin agendatersebut, para negara anggota CORRA akanmempromosikannya kepada KementerianPertanian dan institusi terkait di negaranyamasing-masing. CORRA terus mendukungprogram-program dan strategi IRRI, terutamaprogram penelitian padi dan akan mereviuwkembali progres komitmen terhadap poin-poin tersebut pada 21th Annual Meeting yangakan diselenggarakan di China.

Laporan Tahunan 2016 41

Sumber Daya Penelitian

Untuk melaksanakan mandat, tugas, danfungsinya, Puslitbang Tanaman Pangandidukung oleh sumber daya peneliti dantenaga fungsional peneliti dan penunjang,sarana dan prasarana penelitian berupa kebunpercobaan dan laboratorium yang sudahterakreditasi.

Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai di lingkup PuslitbangTanaman Pangan berkurang secara alamiahkarena purnatugas. Pada tahun 2016, SDMPuslitbang Tanaman Pangan berjumlah 768orang atau menurun dibanding tahun 2015yang berjumlah 814 orang. Pada tahun 2010,jumlah SDM Puslitbang Tanaman Panganadalah 901 orang. Pengurangan pegawai terjadidi seluruh satker lingkup Puslitbang TanamanPangan. Dalam pelaksanaan penelitian, SDMlingkup Puslitbang Tanaman Pangan padatahun 2016 terdiri atas 63 orang berkualifikasiS3, 100 orang S2, 174 berpendidikan S1, dan 9orang profesor riset (Tabel 20).

Sumber Daya Keuangan

Alokasi Anggaran

Total anggaran lingkup Puslitbang TanamanPangan pada tahun 2016 adalah Rp163.825.271.000, yang terdistriusi di KantorPusat Rp.17.606.770.000, BB Padi Rp

59.805.975.000, Balitkabi Rp 44.200.450.000,Balitsereal Rp 37.229.092.000, dan Lolit TungroRp 4.982.984.000. Dalam upaya peningkatanefisiensi dan penghematan keuangan negara,pemerintah pada tahun 2016 melakukanpemblokiran anggaran di setiap kementerian,termasuk di satker lingkup Puslitbang TanamanPangan sebesar Rp 3.500.000.000. Anggaranpada tahun angaran 2016 terdiri atas BelanjaPegawai Rp 57.275.422.000, Belanja BarangOperasional Rp.17.306.743.000, Belanja BarangNon-operasional Rp 48.858.640.000, danBelanja Modal Rp 40.384.466.000.

Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran sampai 31 Desember 2016adalah 158.450.684.647 atau mencapai 96,7%,yang terdiri atas Belanja Pegawai Rp56.549.605.749 (98,7%), Belanja BarangOperasional Rp 17.009.244.763 (98,3%), BelanjaBarang Non-operasional Rp 46.059.702.685(94,3%), dan Belanja Modal Rp 38.832.131.147(96,2%).

Realisasi Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP)

Berdasarkan peraturan yang berlaku,Puslitbang Tanaman Pangan juga bertugasmengumpulkan dan menyetorkanpenerimaan negara bukan pajak (PNBP).Realisasi Penerimaan Pendapatan NegaraBukan Pajak (PNBP) sampai 31 Desember

Tabel 20. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan tingkat pendidikan, 31 Desember2016.

Unit Kerja S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Total

Puslitbangtan 10 9 18 6 0 41 5 4 93BBPadi 17 25 57 9 1 95 5 22 231Balitkabi 20 32 53 7 0 60 19 17 208Balitsereal 15 29 35 13 0 65 16 29 202Lolit Tungro 1 5 11 2 0 11 0 4 34

Jumlah 63 100 174 37 1 262 45 76 768

42 Laporan Tahunan 2016

2016 antara lain Penerimaan Umum Rp491.764.690 (356,6%) dan PenerimaanFungsional Rp 4.612.990.250 (120,1%). Totalpenerimaan PNBP di lingkup PuslitbangTanaman Pangan pada tahun 2016 mencapaiRp 5.104.754.940 atau 128,31% dari target Rp3.978.481.000 (Tabel 21).

Kebun Percobaan

Kebun Percobaan lingkup PuslitbangTanaman Pangan terbagi ke dalam limaperuntukan, mencakup bangunan kantor,sawah, sawah tadah hujan, lahan kering, dan

lahan rawa dengan luas mencapai 841,46 ha(Tabel 22).

BB Padi memiliki empat kebun percobaanyang terletak di Sukamandi, Muara , PusakaNegara, dan Kuningan dengan total luas 509,26ha serta 27 rumah kaca dan screen field, empatunit gudang prosesing. Selama ini kebunpercobaan di bawah naungan BB Padidigunakan untuk kegiatan penelitian, visitorplot, dan diseminasi hasil penelitian, produksibenih sumber, pengelolaan plasma nutfah, dankegiatan kerja sama dengan pihak ketiga(koperasi).

Tabel 21. Target dan realisasi PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan, 2016.

Target Realisasi

Unit kerja Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaanumum fungsional umum fungsional

Puslibangtan 20.050.000 0 44.316.411 0BB Padi 105.000.000 2.667.600.000 193.191.472 2.875.710.000Balitkabi 4.750.000 740.369.000 29.822.774 972.806.950Balitsereal 6.612.000 334.500.000 209.174.233 494.370.300Lolit Tungro 1.500.000 98.100.000 15.259.800 270.103.000

Total 137.912.000 3.840.569.000 491.764.690 4.612.990.250

Rekapitulasi kinerja dan anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan periode 2010-2016.

Laporan Tahunan 2016 43

Balitkabi mengelola lima kebun percobaanyang mewakili beberapa tipe agroekologiutama untuk tanaman palawija di Indonesia.Kelima kebun percobaan tersebut terletak diKendalpayak (Malang) , Jambege dan Muneng(Probolinggo), Genteng (Banyuwangi), danNgale (Ngawi). Kebun percobaan tersebuttidak semuanya memiliki fasilitas penyiapanlahan, pengelolaan air, dan alat angkut.

Balitsereal mengelola tiga kebunpercobaan yang terletak di Bajeng, Bontobil,dan Maros. Lolit Tungro hanya memiliki satukebun percobaan yang terlatk di Lanrang.

Komoditas prioritas yang diteliti dandikembangkan di kebun percobaan diantaranya padi, aneka kacang dan ubi, jagungdan serealia lainnya. Kebun percobaanmemiliki tugas dan fungsi sebagai:

1. Media atau tempat pelaksanaan penelitian2. Show window teknologi hasil penelitian

dan diseminasi (visitor plot)3. Media pelatihan (internal dan eksternal)4. Potensial sebagai salah satu sumber PNBP5. Diseminasi varietas unggul baru6. Pengelolaan aset negara

Laboratorium Penelitian

Laboratorium penelitian berfungsimenyelenggarakan penelitian danpengembangan dalam berbagai bidangberbasis molekuler seperti pemuliaantanaman, hama, penyakit, agronomi,mikrobiologi tanah dan pascapanen. Sebaran

jenis dan status laboratorium lingkupPuslitbang Tanaman Pangan dapat dilihat padaTabel 23.

Puslitbang Tanaman Pangan terusberupaya meningkatkan mutu laboratoriummelalui sisten akreditasi guna mendukungkinerja dan kompetensi UPT sejalan dengankemajuan IPTEK. Selain itu, UK/UPT lingkupPuslitbang Tanaman Pangan terus berupayamengamankan aset berupa tanah/lahan danbangunan melalui sertifikasi. Beberapa upayalainnya adalah menyusun Laporan SIMAKBMNtiap tahun sebagai kelengkapan dokumenlaporan keuangan.

BB Padi memiliki laboratorium Proksimat,Mutu Beras dan Gabah, Hara Tanah danTanaman, Biologi Hama Penyakit, PenelitianHama Tikus, Biologi Tanaman, dan Flavor. Tigalaboratorium pertama telah terakreditasi ISO17025:2005. Nilai aset laboratorium mengalamipeningkatan setelah mengalami renovasi danpenambahan peralatan modern.

Balitkabi memiliki laboratorium Pemuliaandan Benih, Hama dan Penyakit, Kimia Pangan,Mekanisasi Pertanian, Tanah dan Tanaman.Fasilitas yang memadai diperlukan untukmenunjang penelitian. Peralatan penelitian,sarana kerja, sarana pendukung dan prasaranapenelitian dalam tahun-tahun terakhir terusdisempurnakan dan dimodernisasi untukmeningkatkan kinerja laboratorium. Hasilevaluasi menyimpulkan bahwa peralatanpenelitian yang dimiliki tergolong usang dankurang mendukung program penelitianteknologi tinggi dan strategis. LaboratoriumTanah dan Pemuliaan yang telah terakreditasi

Tabel 22. Profil kebun percobaan lingkup Puslitbang Tanaman Pangan..

Jenis lahan

Satuan Kerja Luas Bangunan Sawah Tadah Lahan Lahan Lain- Status (ha) (ha) (ha) hujan kering rawa lain Sertifikat

(ha) (ha) (ha) (ha)

BB Padi 483,42 75,46 20,00 - - - 388,15 Hak pakaiBalitkabi 147,50 4,16 51,25 39,25 25,10 - 113,38 Hak pakaiBalitseeal 167,94 0,32 145,21 - - - 22,32 Hak pakaiLolit Tungro 42,60 1,20 37,50 - - - - Hak pakai

Jumlah 841,46 81,14 253,96 39,25 25,10 - 527,95

44 Laporan Tahunan 2016

dan akan dilengkapi sesuai dengan yangdisyaratkan. Balitsereal memiliki laboratoriumBiologi molekuler, Kimia Tanah, Fisiologi Hasil,Hama dan Penyakit, dan Benih. Loka PenelitianPenyakit Tungro memiliki laboratorium Hama/

Tabel 23. Jenis dan status laboratorium lingkup Puslitbang Tanaman Pangan.

Unit Kerja   Fungsi Laboratorium Status

BB Padi Laboratorium Hama/Parasitologi dan tikus Belum Terakreditasi  Laboratorium Pemuliaan, Plasma Nutfah dan kultur jaringan Belum Terakreditasi  Laboratorium Analisis Tanah dan Tanaman Terakreditasi  Laboratorium Analisis Flavor Beras Belum Terakreditasi

Laboratorium Proksimat TerakreditasiLaboratorium Mutu Benih TerakreditasiLaboratorium Mutu Gabah Terakreditasi

Balitkabi Laboratorium Hama/Parasitologi Belum Terakreditasi  Laboratorium Kimia Pangan Belum Terakreditasi  Laboratorium Pemuliaan, uji BUSS dan benih Belum Terakreditasi  Laboratorium Agronomi/Ekofisiologi Belum Terakreditasi  Laboratorium UPBS Belum Terakreditasi  Laboratorium Uji Mutu Benih Terakreditasi

Balitsereal  Laboratorium Hama/Parasitologi Belum Terakreditasi  Laboratorium Pengujian Benih Dalam Proses  Laboratorium Pemuliaan & Uji BUSS Belum terakreditasi  Laboratorium Biologi Molekuler Belum terakreditasi

Laboratorium Tanah Belum terakreditasiLaboratorium Pangan Belum Terakreditasi

Lolit Tungro Laboratorium Hama/parasitologi Belum Terakreditasi  Gudang Penyimpanan Benih Sumber Tidak Terakreditasi

Parasitologi dan Gudang Penyimpanan BenihSumber. Dalam tahun 2015 dilakukanpeningkatan kapasitas laboratorium dangudang guna mendukung kinerja UPT.

Laporan Tahunan 2016 45

Alamat Kantor

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganJalan Merdeka 147 Bogor 16111Telp: 0251-8334089, 8332537/ Fax. 0251-8312755E-mail: [email protected]://pangan.litbang.pertanian.go.id

Balai Besar Penelitian Tanaman PadiJalan Raya 9, Sukamandi, Subang, Jawa BaratTelp.:0260-520157/Fax.0260-520158E-mail: [email protected]://bbpadi.litbang.pertanian.go.id

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan UmbiJalan Raya Kendal Payak, Kotak 66, Malang, Jawa TimurTelp.:0341-801468 /Fax. 0341-801496E-mail: [email protected]://balitkabi.litbang.pertanian.go.id

Balai Penelitian Tanaman SerealiaJalan Ratulangi No. 274 Maros, Sulawesi SelatanTelp.:0411-371016 /Fax. 0411-371961E-mail: [email protected]://balitsereal.litbang.pertanian.go.id

Loka Penelitian Penyakit TungroJalan Bulo Lanrang Rappang Sidrap, Sulawesi SelatanTelp.: 0421-93702/Fax.0421-93701E-mail: [email protected]://lolittungro.litbang.pertanian.go.id

46 Laporan Tahunan 2016

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Jalan Merdeka 147 Bogor 16111

Telp. 0251-8334089, 8332537, Faks. 0251-8312755 E-mail: [email protected] http//pangan.litbang.pertanian.go.id