Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara...

160
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan Semakin Berat Edisi I 2018 Edisi I 2018

Transcript of Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara...

Page 1: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkem

bang

an Eko

nom

i Keuang

an dan K

erja Sam

a Internasional

Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan Semakin Berat

Edisi I 2018

Ed

isi I 2018

Page 2: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan
Page 3: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

i

PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

EDISI I 2018

Perkembangan Ekonomi Global

Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

Artikel

Bank Indonesia

Departemen Internasional

Page 4: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

ii

Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para penulis

dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebut sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan,

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional

Departemen Internasional

Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 5

Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350

Telepon: (021) 2981-6925, 2981-8631, Faksimili: (021) 2311529

http://www.bi.go.id/id/publikasi/ekonomi-keuangan-kerjasama-internasional

Page 5: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

iii

KATA PENGANTAR

Perkembangan ekonomi dunia yang dinamis merupakan faktor yang penting untuk

dicermati. Pemahaman mengenai fundamental ekonomi sejumlah negara dan kawasan yang

menjadi mitra penting perekonomian Indonesia juga diperlukan dalam menyusun kebijakan pada

berbagai institusi domestik, serta bermanfaat bagi dunia akademik. Informasi perkembangan

ekonomi global, outlook, serta risiko yang membayangi terangkum dalam Buletin PEKKI.

PEKKI Edisi I/2018 mengangkat tema “Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun

Tantangan Semakin Berat”. Tema tersebut sejalan dengan perkembangan ekonomi global

selama tahun 2017 yang semakin membaik, dimotori oleh kinerja ekonomi Amerika dan Tiongkok

yang tumbuh di atas prediksi. Namun demikian, sejumlah risiko membayangi momentum

perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian dunia antara lain dihadapkan pada

risiko ketidakpastian kebijakan seperti kenaikan Fed Fund Rate yang berpotensi lebih cepat dari

prediksi, dampak tax reform AS yang tidak sesuai ekspektasi, kebijakan proteksionisme, serta

kerentanan di sektor keuangan.

Perkembangan serta tantangan ekonomi dan keuangan juga menjadi perhatian berbagai

forum kerja sama ASEAN, BIS, IMF, dan G-20. Sejumlah isu, mitigasi risiko, serta langkah policy

coordination dan perumusan coordinated action menjadi bahan diskusi pada berbagai fora.

Bank Indonesia, bersama institusi terkait, berpartisipasi aktif di dalam forum tersebut dengan

misi menjaga dan menyuarakan kepentingan serta aspirasi Indonesia.

Dinamika ekonomi global serta berbagai pencapaian dalam kerangka kerja sama

ekonomi internasional telah kami rangkum dalam Buletin PEKKI Edisi I/2018 ini. Kami berharap

informasi yang disampaikan dalam Buletin PEKKI dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Maret 2018

Departemen Internasional

Page 6: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

iv

Page 7: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

v

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar .......................................................................................................

Daftar Isi ..................................................................................................................

Daftar Singkatan .....................................................................................................

RINGKASAN EKSEKUTIF ..........................................................................................

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PASAR GLOBAL ................................

A. Perkembangan Ekonomi Global ............................................................................

A.1 Kinerja Ekonomi Global ..................................................................................

A.2 Outlook Ekonomi Global ................................................................................

B. Pasar Keuangan Global .........................................................................................

B.1 Pasar Saham ..................................................................................................

B.2 Pasar Obligasi ................................................................................................

B.3 Pasar Valuta Asing ........................................................................................ .

C. Pasar Komoditas ...................................................................................................

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ....................................

2.1 Amerika Serikat ..................................................................................................

2.2 Kawasan Euro .....................................................................................................

2.3 Inggris .................................................................................................................

2.4 Jepang ................................................................................................................

2.5 Tiongkok ............................................................................................................

2.6 India ...................................................................................................................

2.7 ASEAN ................................................................................................................

2.8 Brazil ...................................................................................................................

iii

v

viii

1

5

6

6

13

14

14

16

16

19

23

23

32

42

50

62

73

82

91

Page 8: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

vi

BAB III PERKEMBANGAN KERJA SAMA DAN LEMBAGA INTERNASIONAL ..............

A. Kerja Sama Regional .................................................................................................

A.1 Kerja Sama Integrasi Sektor Keuangan ...............................................................

A.2 Penguatan Resiliensi Kawasan dengan Regional Financial Arrangement (RFA) ....

A.3 Pembahasan mengenai Kondisi Makro Ekonomi Global .....................................

A.4 Pantauan atas Perkembangan Financial Technology (FinTech) .............................

B. Kerja Sama Multilateral .............................................................................................

B.1 Perkembangan Ekonomi Global .........................................................................

B.2 Kerja Sama Mendorong Pertumbuhan dan Pemulihan Ekonomi ...........................

B.3 Kerja Sama Meningkatkan Resiliensi ..................................................................

B.4 Article IV Consultation IMF untuk Indonesia 2017 ...............................................

BAB IV ARTIKEL ........................................................................................................

Artikel 1 Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara

Maju .........................................................................................................

Artikel 2 Dimulainya Era Baru Presidensi G20 ...........................................................

101

102

102

104

104

105

106

107

108

110

131

133

133

144

Page 9: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

vii

LAMPIRAN ................................................................................................................

Tabel 1 Produk Domestik Bruto ..................................................................................

Tabel 2 Angka Pengangguran ....................................................................................

Tabel 3 Inflasi IHK ......................................................................................................

Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral ..............................................................

Tabel 5 Uang Beredar ................................................................................................

Tabel 6 Surplus Defisit Keuangan Pemerintah ............................................................

Tabel 7 Neraca Berjalan .............................................................................................

Tabel 8 Cadangan Devisa ..........................................................................................

Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD ....................................................................

Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia .............................................

Tabel 11 Indeks Harga Saham ....................................................................................

Tabel 12 Government Debt ........................................................................................

Tabel 13 Harga Komoditi Dunia .................................................................................

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

Page 10: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

viii

DAFTAR SINGKATAN

AEC ASEAN Economic Community

AMRO ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

ASEAN Association of South East Asian Nations

ASEAN5 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina

BAR Beijing’s Belt and Road

BIS Bank for International Settlements

BNM Bank Negara Malaysia

BOJ Bank of Japan

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CA Current Account

CF Consensus Forecast

CMIM Chiang Mai Initiative Multilateralization

CNH Chinese Yuan (Offshore)

CNY Chinese Yuan/Renminbi

CPI Consumer Price Index

ECB European Central Bank

EEC European Econimic Community

EMEAP Executives Meeting of East Asia Pacific Central Banks

ETFs Exchange-Traded Funds

EU European Union

FAI Fixed Asset Investment

FATF Financial Action Task Force

FDI Foreign Direct Investment

FFR Fed Fund Rate

FOMC Federal Open Market Committee

Page 11: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

ix

FTA Free Trade Area

FWG Framework Working Group

G20 Group-20 yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China,

Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab

Saudi, Afrika Selatan, Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

GFC Global Financial Crisis

GFSN Global Financial Safety Net

GNI Gross National Income

GST Goods and Services Tax

GVCs Global Value Chains

GWM Giro Wajib Minimum

IMF International Monetary Fund

IO International Organization

JPY Japan Yen

J-REITs Japan Real Estate Investments

MPC Monetary Policy Committee

NFP Non Farm Payroll

NPC National People Congress

NPL Non Performing Loans

MBDs Multilateral Development Banks

MPM Monetary Policy Meeting

MRO Main Refinancing Operations

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

OTC Over The Counter

PBC People’s Bank of China

PDB Produk Domestik Bruto

PMI Purchasing Manager Index

PPI Producer Price Index

PPP Public Private Partnership

QQE Quantitative and Qualitative Easing

RBI Reserve Bank of India

RFA Regional Financial Arrangement

Page 12: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

x

PPP Public Private Partnership

QQE Quantitative and Qualitative Easing

RBI Reserve Bank of India

RFA Regional Financial Arrangement

RMB Renmimbi

ROI Rate of Investment

RRR Reserve Requirement Ratio

SAP Strategic Action Plan

SDR Special Drawing Rights

SGD Singapore Dollar

SLC Senior Level Committee

TFP Total Factor Productivity

TLTRO Targeted Long Term Refinancing Operation

TPIP Transatlantic Trade and Investment Partnership

TW Triwulan

USD US Dollar

WEO World Economic Outlook

WTI Western Texas Intermediate

WTO World Trade Organization

WTV World Trade Volume

Page 13: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

RINGKASAN EKSEKUTIF

1

Ekonomi global terus mengalami proses pemulihan didukung kinerja ekonomi yang

membaik sehingga memperkuat momentum pemulihan selama 2017. Kendati pertumbuhan

ekonomi TW4-17 tumbuh sedikit melambat menjadi 3,8% yoy –dari 3,9% pada triwulan

sebelumnya–, pencapaian tersebut masih cukup tinggi sehingga menjadikan ekonomi dunia

2017 tumbuh mencapai 3,7%, naik signifikan dari realisasi tahun 2016 sebesar 3,2%.

Realisasi pertumbuhan 2017 tersebut juga lebih tinggi dari outlook IMF untuk tahun 2017

sebesar 3,6%. Perbaikan didorong oleh ekonomi AS yang tumbuh meningkat sehingga dapat

mengompensasi perlambatan yang terjadi di Kawasan Euro, Jepang dan Inggris. Sementara di

negara berkembang, Brazil dan Rusia menjadi motor pertumbuhan setelah berhasil keluar dari

resesi ekonomi.

Kinerja ekonomi AS semakin positif ditunjang rebound konsumsi masyarakat, serta

perbaikan penyerapan tenaga kerja dan upah. Negara maju lain pada umumnya mengalami

tekanan baik dari domestik maupun eksternal. Ekonomi Kawasan Euro melambat akibat

tertahannya konsumsi dan pengeluaran pemerintah, terpengaruh peningkatan tensi politik di

Jerman–terkait pemilu– dan di Spanyol –disintegrasi Catalonia. Pertumbuhan Jepang menurun

moderat akibat pelemahan ekspor di saat impor meningkat. Aktivitas produksi melambat dan

biaya input (harga) minyak mengalami kenaikan. Ekonomi Inggris tertekan akibat pelemahan

aktivitas ekonomi baik domestik maupun eksternal, serta inflasi yang tinggi. Kondisi tersebut

dapat terus berlangsung hingga tercapai kejelasan hasil negosiasi Brexit.

Kinerja ekonomi kelompok negara berkembang secara umum melambat kendati

beberapa negara utama membaik. Tiongkok tumbuh stabil di level yang cukup tinggi. Ekonomi

Brazil dan Rusia terus mencatatkan perbaikan setelah berhasil keluar dari resesi. Akselerasi pada

kedua negara tersebut terbantu oleh meningkatnya harga minyak dan komoditas lainnya. India

tumbuh akseleratif seiring pudarnya dampak negatif kebijakan demonetisasi dan penerapan

sistem perpajakan baru. Di sisi lain, beberapa negara mengalami pelemahan kinerja seperti

Turki, Polandia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Ekonomi global yang tumbuh solid memberi sentimen positif pada pasar keuangan

global, terutama di pasar saham. Indeks harga saham global cenderung meningkat, kendati

RINGKASAN EKSEKUTIFKinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan Semakin Berat

Page 14: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

2

sempat terkoreksi di negara berkembang terdampak sentimen negatif keputusan the Fed yang

menaikkan Fed Fund Rate (FFR). Yield obligasi pemerintah bergerak beragam, di mana yield

obligasi pemerintah AS meningkat signifikan akibat kenaikan ekspektasi inflasi dan peningkatan

defisit fiskal karena reformasi perpajakan. Yield obligasi pemerintah Tiongkok dan Korea Selatan

juga meningkat yang disebabkan oleh faktor domestik dan capital outflows. Di sisi lain, yield

obligasi Pemerintah Jerman dan Indonesia menurun yang didorong oleh terjaganya kondisi

fiskal dan meningkatnya minat investor.

Pasar komoditas global juga diwarnai oleh perkembangan yang bervariasi di tengah

meningkatnya permintaan. Peningkatan harga terjadi pada komoditas energi dengan kenaikan

harga minyak yang meningkat mencapai USD58 per barrel (varian WTI) pada akhir Desember

2017. Kenaikan harga minyak masih terus berlanjut dan mencapai puncaknya sekitar USD66 per

barrel pada pertengahan Januari 2018. Kenaikan harga minyak turut mendorong peningkatan

harga berbagai komoditas pertambangan.

Kinerja ekonomi global yang membaik dan di atas ekspektasi pada 2017 menimbulkan

ekspektasi pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2018-2019. Kinerja ekonomi yang sedikit

melambat pada TW4-17 diperkirakan tidak menghambat pertumbuhan ke depan karena

(1) faktor penghambat yaitu konsumsi di Kawasan Euro dan penurunan ekspor di Jepang

diperkirakan temporer; (2) sumber pertumbuhan menunjukkan kinerja yang baik (ekspor

Kawasan Euro dan konsumsi Jepang); dan (3) momentum pemulihan masih tersedia (keyakinan

konsumen dan bisnis masih membaik). Faktor pendorong lainnya adalah tekanan inflasi

yang secara umum masih rendah memberikan ruang untuk berlanjutnya stimulus moneter.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, ekonomi global diperkirakan akan kembali tumbuh

meningkat mencapai 3,9% di 2018.

Upside risks yang dapat mendorong perekonomian global tumbuh lebih tinggi dari

proyeksi adalah momentum pemulihan yang bergulir semakin cepat. Namun di sisi lain, terdapat

downside risks yang bersumber dari pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif (terutama

di Amerika sejalan dengan membaiknya perekonomian) dan dampak reformasi perpajakan AS

apabila tidak sesuai dengan ekspektasi.

Dalam periode yang lebih panjang, outlook ekonomi global diperkirakan akan tetap

tumbuh sebesar 3,9% yoy pada 2019.1 Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan tidak tumbuh

lebih tinggi yang disebabkan oleh output potensial yang lebih rendah akibat produktivitas yang

belum meningkat signifikan, permasalahan aging population yang semakin serius, implementasi

kebijakan proteksionis (trade) yang semakin intensif, kerentanan di sektor keuangan, serta

1 IMF WEO Januari 2018.

Page 15: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

RINGKASAN EKSEKUTIF

3

faktor geopolitik. Berbagai downside risks tersebut berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi

global di 2019 dan dalam jangka menengah panjang.

Pembahasan dalam berbagai forum kerjasama internasional pada triwulan IV 2017 masih

diwarnai oleh optimisme berlanjutnya momentum penguatan pertumbuhan global. Penguatan

momentum pertumbuhan global dinilai tepat untuk mendorong pencapaian pertumbuhan

yang kuat, seimbang, berkelanjutan dan inklusif. Diskusi juga diarahkan pada penerapan

kebijakan yang tepat, guna memastikan kesinambungan pemulihan ekonomi di masing-masing

negara, sekaligus memperkuat resiliensi terhadap faktor risiko. Perhatian juga diberikan pada

isu khusus yang mengemuka seperti infrastructure development, risiko volatilitas aliran modal

dan perkembangan ekonomi digital seperti Financial Technology (FinTech) dan Distributed

Ledger Technology.

Forum ASEAN melanjutkan proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

termasuk di jalur keuangan. Kerjasama ASEAN mencatat berbagai kemajuan pada pertemuan

Tingkat Tinggi menjelang akhir 2017. Monitoring terus dilakukan terhadap implementasi

Strategic Action Plan (SAP) dan Key Performance Indicator (KPI), serta mitigasi risiko yang dapat

menghambat integrasi keuangan ASEAN 2025. Forum ASEAN+3 terus mendukung upaya

penguatan resiliensi kawasan melalui penguatan Chiang Mai Initiatives Multilateralization

(CMIM) dan peningkatan peran ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO). Lebih

lanjut, forum EMEAP juga aktif melakukan pemantauan perkembangan serta risiko ekonomi

dan keuangan global termasuk yang terkait dengan FinTech.

Dalam kerangka kerja sama yang lebih luas, forum multilateral termasuk Bank for

International Settlement (BIS), International Monetary Fund (IMF) dan G20 juga menyoroti

perkembangan perekonomian dunia dengan fokus mendorong stabilitas dan pertumbuhan

ekonomi global yang berkelanjutan. Forum G20 melanjutkan komitmennya untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif. Komitmen tersebut

antara lain diwujudkan melalui implementasi growth strategy yaitu mencapai tambahan

pertumbuhan G20 sebesar 2% dalam 5 tahun sejak 2014 hingga 2018. G20 juga mengangkat

isu-isu terkait perkembangan teknologi dan infrastruktur untuk pembangunan. Sementara itu,

IMF dan BIS terus mendukung berbagai upaya untuk mendorong pertumbuhan dan stabilitas

global.

Page 16: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

4

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 17: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

5

Ekonomi global melanjutkan proses pemulihan dengan didukung kinerja yang tetap solid

pada TW4-17. Di tengah upaya pemulihan tersebut, beberapa negara menghadapi kendala dan

permasalahan domestik yang berdampak pada sedikit melambatnya laju pertumbuhan, yaitu

dari 3,9% di TW3-17 menjadi 3,8% pada TW4-17. Meski melambat, ekonomi global tetap

tumbuh di level yang cukup tinggi sehingga sepanjang 2017 tercatat sebesar 3,7%, jauh di atas

pertumbuhan tahun sebelumnya maupun ekspektasi.

Laju pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut didukung oleh konsumsi dan perdagangan

(ekspor-impor) yang meningkat, serta investasi yang relatif stabil. Peningkatan konsumsi bahkan

juga didorong oleh konsumsi di AS yang mulai bangkit setelah cenderung terus menurun pada

periode sebelumnya. Konsumsi global yang meningkat selanjutnya mendorong peningkatan

perdagangan dunia, serta aktivitas produksi. Peningkatan konsumsi AS pada gilirannya juga

mendorong PDB tumbuh lebih tinggi. Peningkatan PDB AS – dan juga berbagai negara lain,

termasuk Brazil dan Rusia yang baru pulih dari resesi – dapat mengimbangi perlambatan di

negara lain – termasuk Kawasan Euro, Jepang dan Inggris – sehingga PDB dunia tetap tumbuh

tinggi.

Berlanjutnya pemulihan ekonomi global juga tercermin pada laju inflasi yang meningkat

secara gradual. Pace laju inflasi yang tidak secepat pertumbuhan output justru memberikan

ruang bagi stimulus kebijakan moneter. Dengan kondisi demikian, kebijakan moneter relatif

tetap akomodatif, meskipun beberapa bank sentral, termasuk the Fed, melanjutkan normalisasi

kebijakan moneter. Di sisi lain, kinerja ekonomi yang membaik juga memberikan ruang untuk

konsolidasi fiskal –meski berdampak sedikit mengurangi kontribusi sektor publik pada PDB.

Perkembangan Ekonomi Global

BAB

1

Page 18: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

6

Perkembangan di pasar keuangan dan pasar komoditas juga tidak terlepas dari kinerja

ekonomi global. Aktivitas ekonomi yang tetap solid dan kebijakan moneter yang tetap biased

akomodatif menjadikan pasar keuangan tetap bullish. Harga saham bergerak meningkat diikuti

oleh volatilitas yang tetap terjaga, meski sempat beberapa kali terkoreksi. Di sisi lain, kinerja

ekonomi global yang cukup baik juga mendorong kenaikan permintaan sehingga mendorong

kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya.

Dengan laju pertumbuhan 2017 yang lebih tinggi dibanding perkiraan, pertumbuhan

ekonomi global diperkirakan masih akan tumbuh meningkat. Ekonomi global pada 2018

diperkirakan tumbuh di kisaran 3,9% dengan faktor risiko yang relatif balance. Momentum

pemulihan yang masih ada menjadi upside risk, sementara downside risk bersumber dari

ketidakpastian kebijakan, seperti pengetatan moneter yang lebih cepat dan dampak tax reform

AS yang tidak sesuai ekspektasi. Dalam jangka panjang perekonomian global dihadapkan pada

permasalahan produktivitas yang rendah dan aging population yang menyebabkan output

potensial rendah, serta implementasi kebijakan proteksionis yang menghambat perdagangan

dunia.

A. Perkembangan Ekonomi Global

A.1. Kinerja Ekonomi Global

Pemulihan ekonomi global terus

berlanjut dan tetap solid dimana

pada TW4-17 tetap tumbuh tinggi

mencapai 3,8% (yoy). Dengan laju

pertumbuhan tersebut, ekonomi global

sepanjang 2017 tumbuh di atas 3,7%,

meningkat signifikan dari hanya tumbuh

sebesar 3,2% di 2016 dan lebih tinggi

dibanding ekspektasi sebesar 3,6%.2

Sinyal pemulihan ekonomi global juga

ditunjukkan oleh laju inflasi yang terus

meningkat secara gradual. Peningkatan

inflasi tersebut sejalan dengan konsumsi

2 Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2017 dalam PEKKI TW3-17 yang didasari oleh outlook IMF dalam WEO Oktober 2017.

yang membaik serta tren peningkatan

harga minyak dan harga komoditas

lainnya. Meskipun meningkat, inflasi

masih berada di level moderate sehingga

memberikan ruang bagi otoritas untuk

melanjutkan kebijakan stimulus dalam

rangka mendorong aktivitas ekonomi.

Pada umumnya, berdasarkan

perkembangan PDB dan inflasi

tersebut, sebagian besar negara masih

mempertahankan stance kebijakan

moneter akomodatif untuk mendukung

pemulihan ekonomi di masing-

masing negara. Namun demikian,

AS dan Kanada kembali melanjutkan

pengetatan moneter dengan menaikkan

suku bunga kebijakan serta melikuidasi

US T-notes dan aset keuangan lain yang

Page 19: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

7

sebenarnya sedikit melambat dibanding

TW3-17 yang tumbuh mencapai

3,9%. Perlambatan pertumbuhan di

TW4-17 disebabkan oleh tertahannya

pertumbuhan ekonomi, terutama di

beberapa negara maju, seperti Kawasan

Euro, Jepang, dan Inggris. Perlambatan

pertumbuhan di negara-negara tersebut

tidak menjadikan pertumbuhan ekonomi

global menurun secara signifikan karena

tertahan oleh peningkatan pertumbuhan

di beberapa negara lainnya, termasuk AS

yang tumbuh semakin solid, serta Brazil

dan Rusia yang berhasil keluar dari resesi

ekonomi.

Sebagaimana disebutkan di atas,

pertumbuhan ekonomi negara maju

di TW4-17 cukup bervariasi dengan

kecenderungan melambat. Perlambatan

terjadi terutama di Kawasan Euro, Jepang,

dan Inggris, yang disebabkan oleh faktor

spesifik domestik. Selain itu, Singapura

–yang termasuk newly industrialized

economy – juga tumbuh melambat,

disebabkan oleh pelemahan ekspor

yang diikuti oleh penurunan aktivitas

produksi dan investasi. Pelemahan di

negara-negara tersebut sedikit tertahan

oleh peningkatan pertumbuhan di AS,

sehingga pertumbuhan di negara maju

secara keseluruhan tidak menurun tajam.

Perkembangan positif pada ekonomi

AS semakin terlihat solid dengan

pertumbuhan konsumsi yang kembali

rebound setelah cenderung menurun

dalam beberapa periode terakhir. Selain

diakumulasi bank sentral pada saat

melakukan quantitative easing. Selain AS

dan Kanada, UK juga mulai menaikkan

suku bunga kebijakan untuk meredam

tekanan inflasi, meskipun perekonomian

cenderung melemah. Di sisi lain,

kebijakan fiskal lebih bervariasi dimana

sebagian negara terus menggelontorkan

stimulus, sementara sebagian lainnya

melanjutkan konsolidasi.

Terlepas dari pemulihan ekonomi global

yang tetap solid, laju pertumbuhan

pada TW4-17 sebesar 3,8% tersebut

1,21

1.17,

2,91

2,85

3,9 3,8

0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Negara Maju Negara Berkembang Global

3,2

3,7

Sumber: Bloomberg

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Dunia

Grafik 1.2 Inflasi Dunia

1,6 1,6

2,83,1

2,2 2,4

0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Negara Maju Negara Berkembang Global

Sumber: Bloomberg

Page 20: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

8

upaya konsolidasi fiskal–, sekaligus

mendorong peningkatan aktivitas

produksi. Di sisi lain, kinerja ekspor

yang merupakan motor pertumbuhan

Kawasan Euro tetap tumbuh dengan

solid sehingga tetap berkontribusi positif

bagi pertumbuhan ekonomi. Terlepas dari

tertahannya pertumbuhan, pemulihan

ekonomi Kawasan Euro terus berlanjut

yang ditunjukkan oleh membaiknya

employment dan ekspektasi pulihnya

konsumsi.

Di Jepang, pertumbuhan ekonomi

melambat menjadi 1,5% di TW4-17,

dari 1,9% di triwulan sebelumnya, yang

terutama disebabkan oleh melemahnya

ekspor pada saat impor meningkat.

Peningkatan impor terutama disumbang

oleh peningkatan impor minyak sejalan

dengan tren kenaikan harga minyak.

Sejalan dengan penurunan ekspor dan

kenaikan biaya input (harga minyak),

aktivitas produksi juga melambat

sehingga juga menahan investasi. Di sisi

lain, konsumsi membaik sehingga dapat

menahan perlambatan PDB yang lebih

besar. Net ekspor yang memburuk –dan

diikuti oleh trade balance dan current

account balance yang memburuk– dan

berdampak pada terjadinya depresiasi

yen, berpotensi memperbaiki ekspor

dan menekan impor sehingga ke depan

net ekspor berpotensi membaik. Selain

itu, mulai stabilnya harga minyak juga

berpotensi menahan kenaikan impor.

Berbeda dengan Kawasan Euro dan

itu, peningkatan konsumsi tersebut

terjadi di tengah normalisasi kebijakan

moneter the Fed yang menjadikan

likuiditas perekonomian lebih ketat. Hal

ini menunjukkan resiliensi konsumsi yang

ditopang oleh perbaikan employment.

Perkembangan terakhir bahkan

menunjukkan perbaikan non-farm

payroll dan upah buruh. Hal ini dapat

mendukung penguatan konsumsi ke

depan.

Di Kawasan Euro, pertumbuhan

ekonomi TW4-17 sedikit melambat –

menjadi 2,7%, dari 2,8% di TW3-17–

yang lebih disebabkan oleh tertahannya

pertumbuhan konsumsi dan penurunan

pengeluaran pemerintah. Sejalan dengan

penurunan permintaan domestik tersebut

(konsumsi dan pengeluaran pemerintah)

aktivitas produksi yang merupakan

leading indicator investasi juga

terpengaruh dan ikut tumbuh melambat.

Pertumbuhan konsumsi tertahan antara

lain oleh meningkatnya tensi politik di

Jerman –terkait pemilu– dan di Spanyol

–upaya Catalonia memisahkan diri dari

Spanyol. Sejalan dengan meredanya

tekanan politik tersebut, konsumsi

diperkirakan akan pulih dan kembali

meningkat –sejalan dengan membaiknya

keyakinan konsumen– didukung oleh

employment yang terus membaik.

Kembali meningkatnya konsumsi

diperkirakan dapat mengompensasi

berlanjutnya penurunan pengeluaran

pemerintah –yang terus melanjutkan

Page 21: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

9

mendorong peningkatan aktivitas

produksi dan investasi. Di sisi lain,

peningkatan konsumsi juga mendorong

peningkatan impor sehingga perbaikan

ekonomi AS memberikan positive

spillover bagi perekonomian global,

terutama mitra dagang AS.4 Namun

demikian, positive spillover tersebut

berpotensi menurun ke depan dengan

diterapkannya kebijakan proteksionis

berupa peningkatan tarif beberapa

produk yang masuk ke AS.

Di kelompok negara berkembang,

pertumbuhan juga melambat meski

beberapa negara utama membaik.

Kinerja ekonomi yang solid ditunjukkan

oleh Tiongkok yang tumbuh stabil di level

tinggi, serta Brazil dan Rusia yang berhasil

keluar dari resesi dan terus menunjukkan

peningkatan pertumbuhan. Selain itu,

India juga kembali tumbuh meningkat

setelah sirnanya dampak negatif

dari kebijakan demonetisasi dan

penerapan sistem perpajakan baru. Di

sisi lain, beberapa negara yang kinerja

ekonominya memburuk dan menjadikan

ekonomi negara berkembang tumbuh

melambat antara lain adalah Turki,

Polandia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Perekonomian Tiongkok pada TW4-17

tumbuh mencapai 6,8%, sama dengan

4 Pada saat yang sama ekspor sebenarnya juga meningkat, namun dengan magnitude yang lebih kecil dibanding peningkatan impor. Hal ini menjadikan net ekspor menurun (defisit net ekspor meningkat) yang berarti AS ‘mengekspor pertumbuhan’ ke negara lain.

Jepang, perlambatan pertumbuhan

ekonomi Inggris terlihat lebih

fundamental. Perlambatan PDB Inggris

–dari 1,8% di TW3-17 menjadi 1,4%

di TW4-17– yang dibarengi oleh inflasi

tinggi (mencapai di atas 3,0%, jauh di

atas target) dan penurunan confidence

– karena Brexit – berdampak signifikan

pada konsumsi.3 Pada saat yang sama,

kinerja sektor eksternal juga memburuk

sehingga semakin melemahkan seluruh

aktivitas ekonomi. Kondisi ini berpeluang

terus berlangsung sampai tercapai

kejelasan proses Brexit.

Di tengah perlambatan ekonomi negara-

negara tersebut, ekonomi AS tumbuh

semakin tinggi dan membantu menahan

perlambatan pertumbuhan ekonomi

negara maju dan ekonomi global secara

keseluruhan. PDB AS tumbuh meningkat

mencapai 2,5% pada TW4-17, dari

tumbuh sebesar 2,3% pada triwulan

sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan

tersebut disumbang oleh konsumsi

yang solid sejalan dengan ekspektasi

perbaikan ekonomi ke depan dengan

adanya tax reform dan terus membaiknya

employment, termasuk perbaikan upah.

Konsumsi yang membaik selanjutnya

3 Inflasi yang tinggi dan upah yang stagnan mengakibatkan upah riil menurun sehingga daya beli dan consumer confidence menurun. Selain itu, implementasi Brexit yang menghilangkan privilege warga Inggris di Uni Eropa (dan sebaliknya) juga berdampak negatif pada daya saing Inggris baik dalam hal perdagangan barang dan jasa – terutama jasa keuangan yang menjadi tulang punggung Inggris –maupun dalam hal migrasi tenaga kerja.

Page 22: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

10

terpuruk dalam resesi ekonomi.

Pemulihan ekonomi Brazil dan Rusia

ditopang oleh tren kenaikan harga

minyak dan komoditas global lainnya,

sehingga memperbaiki kinerja ekspor

kedua negara yang merupakan eksportir

komoditas. Selain ekspor, konsumsi

di kedua negara juga membaik yang

didukung oleh penurunan laju inflasi

dan menurunnya tensi politik. Inflasi

yang menurun memberikan ruang bagi

bank sentral untuk melanjutkan stimulus

moneter melalui penurunan suku bunga.

Kembali pada perekonomian global,

pertumbuhan ekonomi global di TW4-17

pada umumnya didukung oleh konsumsi

(permintaan domestik) yang meningkat

dan ekspor-impor (permintaan eksternal)

yang tumbuh relatif stabil. Di sisi lain,

pengeluaran pemerintah (permintaan

domestik) menunjukkan indikasi

penurunan sejalan dengan konsolidasi

fiskal yang dilakukan oleh pemerintah

di banyak negara. Perkembangan

permintaan domestik dan eksternal yang

relatif meningkat tersebut menjadikan

aktivitas produksi juga relatif meningkat

sehingga diperkirakan mendorong

peningkatan investasi.

Konsumsi yang meningkat di TW4-17

menunjukkan momentum pemulihan

ekonomi global terus berlanjut. Terlebih,

konsumsi merupakan kontributor utama

pada PDB dunia dan berpengaruh

besar pada komponen PDB lainnya.

Perkembangan positif lainnya adalah

triwulan sebelumnya. Laju pertumbuhan

yang relatif tinggi tersebut ditopang

oleh kinerja ekspor yang membaik di

tengah penurunan impor, sehingga net

ekspor meningkat. Peningkatan net

ekspor tersebut mampu mengompensasi

konsumsi, investasi, dan pengeluaran

pemerintah yang sedikit menurun,

sehingga pertumbuhan PDB tetap

stabil. Sementara itu, secara sektoral

pertumbuhan yang stabil ditopang

oleh peningkatan pertumbuhan di

sektor primer dan tersier yang dapat

mengimbangi perlambatan di sektor

sekunder. Perkembangan tersebut juga

mengimplikasikan terus berjalannya

proses rebalancing dalam perekonomian

Tiongkok.

Perekonomian India kembali pulih

setelah dampak negatif dari kebijakan

demonetisasi dan penerapan sistem

perpajakan baru sirna. PDB India TW4-

17 tumbuh meningkat mencapai 7,2%,

dari 6,5% pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut ditopang oleh

perbaikan konsumsi dan investasi, yang

mampu mengompensasi penurunan net

ekspor. Sejalan dengan membaiknya

perekonomian, laju inflasi cenderung

terus meningkat meski masih dalam

koridor target inflasi –mendekati batas

atas. Hal ini mendorong bank sentral

untuk mempertahankan kebijakan

moneter yang netral.

Sementara itu, Brazil dan Rusia kembali

tumbuh meningkat setelah sempat

Page 23: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

11

memberikan positive spillover bagi

perekonomian global.

Sejalan dengan peningkatan konsumsi

global, perdagangan barang dan jasa

juga meningkat yang selanjutnya diikuti

oleh peningkatan investasi. Ekspor

cenderung meningkat di negara maju,

sementara ekspor negara berkembang

tumbuh lebih stabil. Peningkatan

permintaan domestik (konsumsi) yang

berbarengan dengan permintaan

eksternal (ekspor) direspon positif oleh

sisi produsen dengan meningkatnya

aktivitas produksi. Indeks produksi

industri di TW4-17 terus meningkat,

melanjutkan tren peningkatan yang

terjadi sejak pertengahan 2016. Sejalan

dengan meningkatnya aktivitas produksi,

sentimen bisnis juga terus membaik di

TW4-17, baik di negara maju maupun di

negara berkembang.

Kinerja ekonomi global yang tetap solid

juga memengaruhi perkembangan di

pasar keuangan global yang cenderung

bullish, terutama di pasar saham.

Kinerja ekonomi global yang di atas

ekspektasi dan prospeknya yang

membaik mendorong kenaikan harga

saham global, meskipun dampaknya di

pasar obligasi lebih bervariasi. Indeks

harga saham global terus meningkat

sepanjang TW4-17. Harga saham di

bursa saham negara berkembang juga

terus meningkat, meskipun sempat

sedikit terkoreksi pada saat the Fed

menaikkan Fed Fund rate. Di sisi lain,

peningkatan konsumsi tersebut

didukung oleh peningkatan konsumsi

di AS. Peningkatan konsumsi AS

membalikkan tren pelemahan konsumsi

yang terus terjadi dalam beberapa

triwulan terakhir. Selain itu, peningkatan

konsumsi tersebut juga mengindikasikan

bahwa daya beli atau konsumsi masih

cukup resilien di tengah pengetatan

kebijakan moneter oleh the Fed. Tetap

solidnya konsumsi – dan kinerja ekonomi

AS secara keseluruhan – berpotensi

Sumber: Bloomberg

3,5

9,7

6,9

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Negara Maju Negara Berkembang Global

Grafik 1.3 Penjualan Ritel

Grafik 1.4 Perdagangan Dunia (Ekspor)

Sumber: Bloomberg

8,2

13,2

11

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Negara Maju Negara Berkembang Global

Page 24: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

12

keuangan global terjadi pada awal

Februari 2018. Indeks harga saham

global terkoreksi cukup signifikan yang

dipicu oleh sell-off saham di berbagai

negara oleh investor global. Hal ini

dipicu oleh perbaikan data employment

AS yang menimbulkan ekspektasi

bahwa the Fed akan lebih agresif dalam

melakukan pengetatan moneter untuk

menahan inflasi. Namun demikian, pada

saat yang sama juga terjadi technical

profit taking sehingga menjadikan harga

saham global turun secara signifikan.

Jatuhnya harga saham tidak berlangsung

lama dimana harga saham kembali stabil

dan kembali bergerak meningkat.

Sementara itu, perkembangan di pasar

komoditas global juga diwarnai oleh

perkembangan harga yang bervariasi,

meski cenderung ketat dengan

meningkatnya permintaan global.

Peningkatan harga terutama terjadi pada

harga komoditas energi dimana harga

minyak cenderung meningkat mencapai

USD58 per barrel (varian WTI) pada akhir

Desember 2017. Kenaikan harga minyak

masih terus berlanjut dan mencapai

puncaknya di sekitar USD66 per barrel

pada pertengahan Januari 2018.

Kenaikan harga minyak juga mendorong

kenaikan harga berbagai komoditas

tambang. Di sisi lain, harga komoditas

pertanian berlanjut menurun secara

gradual yang didukung oleh faktor

cuaca yang lebih kondusif sehingga

meningkatkan produksi pertanian.

perkembangan yield obligasi pemerintah

sangat bervariasi. Yield US Treasury

notes meningkat cukup signifikan yang

didorong oleh peningkatan ekspektasi

inflasi dan peningkatan defisit fiskal

dengan adanya tax reform. Yield juga

meningkat di Tiongkok dan Korea Selatan

yang disebabkan oleh faktor domestik

dan capital outflows. Di sisi lain, yield di

Jerman dan di Indonesia menurun yang

didorong oleh terjaganya kondisi fiskal

dan meningkatnya minat investor.

Perkembangan menarik di pasar

Sumber: Bloomberg

3,8

4,8

4,3

-2

0

2

4

6

8

10

Q1

Q2

Q3

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

% yoy

Q4

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Negara Maju Negara Berkembang Global

Sumber: Bloomberg

58,2

51,2

54,4

46

48

50

52

54

56

58

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42012 2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Negara Maju Negara Berkembang Global

Grafik 1.5 Produksi Industri

Grafik 1.6 Indeks PMI Manufaktur

Page 25: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

13

jangka pendek terdapat risiko yang

bersifat positif (upside risk) dan negatif

(downside risk). Upside risk yang dapat

mendorong perekonomian global

tumbuh lebih tinggi dari proyeksi adalah

momentum pemulihan yang bergulir

semakin cepat. Di sisi lain, terdapat

downside risks yang bersumber dari

pengetatan kebijakan moneter yang

lebih agresif (terutama di Amerika sejalan

dengan membaiknya perekonomian) dan

dampak tax reform AS yang tidak sesuai

dengan ekspektasi.

Dalam periode yang lebih panjang,

outlook ekonomi global diperkirakan

akan tetap tumbuh sebesar 3,9% pada

2019.5 Pertumbuhan ekonomi global

diperkirakan tidak tumbuh lebih tinggi

yang disebabkan oleh output potensial

yang lebih rendah akibat produktivitas

yang belum meningkat signifikan,

permasalahan aging population yang

semakin serius, implementasi kebijakan

proteksionis (trade) yang semakin

intensif, kerentanan di sektor keuangan

yang masih ada, serta faktor geopolitik.

Berbagai downside risks tersebut

berpotensi menekan pertumbuhan

ekonomi global di 2019 dan dalam

jangka menengah panjang.

5 IMF WEO Januari 2018.

A.2. Outlook Ekonomi Global

Kinerja ekonomi global yang membaik

dan di atas ekspektasi pada 2017

menimbulkan ekspektasi pertumbuhan

yang lebih tinggi pada 2018 dan 2019.

Perlambatan pertumbuhan yang terjadi

pada TW4-17 diperkirakan tidak akan

menghambat pertumbuhan yang lebih

tinggi ke depan mengingat (1) beberapa

faktor yang menahan pertumbuhan

bersifat temporer (konsumsi di Kawasan

Euro dan penurunan ekspor di Jepang),

(2) sumber pertumbuhan masih

menunjukkan kinerja yang baik (ekspor

Kawasan Euro dan konsumsi Jepang),

dan (3) momentum pemulihan masih

ada (keyakinan konsumen dan keyakinan

bisnis masih membaik). Faktor lain yang

juga dapat mendorong pertumbuhan

global adalah tekanan inflasi yang relatif

masih rendah, meskipun di beberapa

negara telah meningkat atau berada di

level tinggi. Kondisi inflasi yang masih

rendah di banyak negara memberikan

ruang untuk berlanjutnya stimulus

moneter.

Dengan berbagai perkembangan

tersebut, ekonomi global diperkirakan

akan kembali tumbuh meningkat

mencapai 3,9% di 2018. Pertumbuhan

yang tinggi tersebut diperkirakan dapat

berlanjut di 2019. Namun demikian,

masih terdapat beberapa risiko yang

berpotensi menggeser pertumbuhan

global dari proyeksi tersebut. Dalam

Page 26: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

14

Tabel 1.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global

2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019Dunia 3,7 3,9 3,9 0,1 0,2 0,2 3,0 3,1 3,0 0,3 0,2 0,1AEs 2,3 2,3 2,2 0,1 0,3 0,4 2,3 2,2 1,9 0,4 0,4 0,2Dunia (PDB PPP) - - - - - - 3,7 3,7 3,7 0,3 0,1 0,0Amerika Serikat 2,3 2,7 2,5 0,1 0,4 0,6 2,3 2,5 2,2 0,2 0,3 0,3Kawasan Euro 2,4 2,2 2,0 0,3 0,3 0,3 2,4 2,1 1,7 0,7 0,6 0,2 Jerman 2,5 2,3 2,0 0,5 0,5 0,5 - - - - - - Perancis 1,8 1,9 1,9 0,2 0,1 0,0 - - - - - - Italia 1,6 1,4 1,1 0,1 0,3 0,2 - - - - - - Spanyol 3,1 2,4 2,1 0,0 -0,1 0,1 - - - - - -Inggris 1,7 1,5 1,5 0,0 0,0 -0,1 1,6 1,4 1,5 -0,1 -0,1 0,0Jepang 1,8 1,2 0,9 0,3 0,5 0,1 1,7 1,3 0,8 0,2 0,3 0,2EMDEs 4,7 4,9 5,0 0,1 0,0 0,0 4,3 4,5 4,7 0,2 0,0 0,0Brazil 1,1 1,9 2,1 0,4 0,4 0,1 1,0 2,0 2,3 0,7 0,2 0,2Russia 1,8 1,7 1,5 0,0 0,1 0,0 1,7 1,7 1,8 0,4 0,3 0,4Tiongkok 6,8 6,6 6,4 0,0 0,1 0,1 6,8 6,4 6,3 0,3 0,1 0,0India* 6,7 7,4 7,8 0,0 0,0 0,0 6,7 7,3 7,5 -0,5 -0,2 -0,2Indonesia - - - - - - 5,1 5,3 5,3 -0,1 0,0 -0,1Malaysia - - - - - - 5,8 5,2 5,0 0,9 0,3 0,0Filipina - - - - - - 6,7 6,7 6,7 -0,2 -0,2 -0,1Singapura - - - - - - - - - - - -Thailand - - - - - - 3,5 3,6 3,5 0,3 0,3 0,1Viet Nam - - - - - - 6,7 6,5 6,5 0,4 0,1 0,1

% yoy

Ket: *) Tahun Fiskal dimulai pada bulan AprilSumber: IMF WEO Update Januari 2018, World Bank Global Economic Prospects Januari 2018

WEO IMF(Januari 2018 Update)

Perubahan dari WEO Oktober 2017

World Bank(GEP Januari 2018)

Perubahan dariGEP (Juni 2017)

B. Pasar Keuangan Global

Pasar keuangan global menunjukkan

perkembangan yang sangat bervariasi.

Kinerja ekonomi global yang lebih baik

dibanding ekspektasi telah mendorong harga

saham global ke level yang relatif tinggi.

Negara maju yang kinerja ekonominya relatif

lebih baik dibanding negara berkembang

menjadikan harga saham di negara maju

meningkat secara persisten di sepanjang TW4-

17. Sementara itu, harga saham di negara

berkembang juga cenderung meningkat,

meskipun juga diwarnai oleh koreksi harga di

beberapa waktu tertentu.

Yield obligasi di berbagai negara bergerak

lebih bervariasi dan tidak menunjukkan

tren pergerakan yang sama. Bahkan dalam

kelompok negara maju, yield tidak bergerak

searah. Yield di AS meningkat sepanjang

TW4-17, sementara di Jerman bergerak

menurun. Pergerakan yield yang bervariasi

juga terjadi di kelompok negara berkembang.

Pergerakan yield diperkirakan lebih didorong

oleh faktor domestik dan persepsi investor

terhadap risiko dan return.

B.1. Pasar Saham

Indeks harga saham global cenderung

terus meningkat yang didorong oleh

kinerja ekonomi global yang membaik.

Indeks ‘MSCI World’ bergerak terus

Page 27: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

15

pasar saham global yang dipicu oleh rilis

data employment AS yang menunjukkan

perbaikan. Perbaikan employment AS

tersebut menimbulkan ekspektasi the Fed

akan melakukan pengetatan moneter

secara lebih agresif untuk meredam

economic overheating. Merespon

hal tersebut, investor melepas saham

bersamaan dengan technical profit taking

sehingga harga saham global jatuh.

Namun jatuhnya harga saham tersebut

tidak berlangsung lama mengingat lebih

didorong oleh faktor teknikal, sementara

fundamental ekonomi global tetap solid.

meningkat secara persisten sepanjang

TW4-17. Hal ini ditopang oleh harga

saham di negara maju yang tetap stabil

meningkat, meskipun harga saham di

negara berkembang (‘MSCI Emerging

Market’) sempat terkoreksi di akhir

November hingga awal Desember

2017. Koreksi harga saham di negara

berkembang disebabkan oleh kenaikan

Fed Fund rate dan isu tax reform di AS.

Meskipun pergerakan harga saham di

negara maju dan negara berkembang

sedikit bervariasi, secara umum pasar

saham global dalam kondisi bullish

dimana harga saham di berbagai negara

mengalami kenaikan yang cukup

signifikan di sepanjang TW4-17.

Peningkatan harga saham yang signifikan

terutama terjadi di bursa saham AS,

Jepang dan negara-negara Asia. Namun,

harga saham di Tiongkok mengalami

penurunan yang disebabkan oleh

penarikan modal oleh investor global.

Sementara itu, harga saham di Eropa

hanya naik terbatas (FTSE) atau bahkan

menurun (Stoxx 50). Hal ini disebabkan

oleh meningkatnya tensi politik di Eropa

yang terkait dengan perundingan Brexit,

pemilu di Jerman dan upaya pemisahan

Catalonia dari Spanyol.

Harga saham yang meningkat cukup

tinggi di berbagai negara tersebut

menjadikan harga saham secara

technical analysis sangat mahal dan

memicu terjadinya profit taking. Pada

awal Februari 2018 terjadi sell-off di

Sumber: Bloomberg

680

780

880

980

1080

1180

1280

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

1900

2000

2100

2200

Dec-1

3

Mar

-14

Jun-

14

Sep-

14

Dec-1

4

Mar

-15

Jun-

15

Sep-

15

Dec-1

5

Mar

-16

Jun-

16

Sep-

16

Dec-1

6

Mar

-17

Jun-

17

Sep-

17

Dec-1

7

Indeks MSCI World (lhs) MSCI Emerging Markets (rhs)

TW4

Sumber: Bloomberg

-5,00 0,00 5,00 10,00 15,00

DJIAS&P 500Nasdaq

Stoxx 50FTSE

NikkeiHang Seng

KOSPIShanghai

BEISET

KLCIPCOMP

STI

%

Rata-rata

Point to Point

Grafik 1.7 Indeks Harga Saham Global

Grafik 1.8 Perubahan Harga Saham TW4-17

Page 28: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

16

B.3. Pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing global bergerak mixed

dengan kecenderungan apresiatif selama

TW4-17 seiring terjadinya pelemahan

dolar AS (USD). Perekonomian dunia

yang mengalami perbaikan mendorong

peralihan investasi dari aset USD kepada

denominasi lainnya, terutama Euro

(EUR) dan pound sterling (GBP). EUR

dan GBP juga menguat masing-masing

karena tingginya permintaan ekspor dan

negosiasi Brexit yang mulai menemui

B.2. Pasar Obligasi

Perkembangan di pasar obligasi lebih

bervariasi dibanding di pasar saham.

Obligasi bergerak sangat bervariasi dan

bahkan di antara negara-negara maju

yield bergerak tidak searah dan lebih

dipengaruhi oleh faktor domestik. Yield

obligasi pemerintah AS cenderung

bergerak meningkat yang dipicu oleh

ekspektasi kenaikan Fed Fund rate yang

dipicu oleh peningkatan ekspektasi inflasi

serta ekspektasi defisit fiskal yang semakin

besar. Di Jerman, yield obligasi cenderung

terus menurun yang didorong oleh

shifting investasi ke obligasi pemerintah

Jerman yang juga merupakan safe haven

asset. Yield obligasi pemerintah Jepang

relatif stabil karena kebijakan Bank of

Japan yang menargetkan yield (10-year

JGB) di sekitar 0%. Sementara itu, yield

obligasi pemerintah Tiongkok cenderung

meningkat yang disebabkan oleh

berlanjutnya penarikan modal oleh investor

asing dari aset keuangan Tiongkok.

Diantara obligasi yang mengalami

penurunan yield adalah obligasi

Pemerintah Indonesia. Yield bahkan

menurun cukup signifikan dibanding

yield obligasi negara-negara lain. Hal ini

menunjukkan besarnya minat investor

terhadap obligasi Pemerintah Indonesia,

terlebih dengan meningkatnya sovereign

rating Indonesia. Penurunan yield tersebut

berdampak positif bagi pemerintah dalam

hal menurunnya refinancing cost untuk

utang yang jatuh tempo.

Sumber: Bloomberg

-30 -20 -10 0 10 20 30 40

Amerika

Jerman

Perancis

Inggris

Jepang

Tiongkok

Korea

Indonesia

Malaysia

Filipina

Singapura

Thailand

bps

Rata-rata

Point to Point

Sumber: Bloomberg

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

Jan-1

5Fe

b-1

5M

ar-1

5A

pr-

15

May

-15

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5Se

p-1

5O

ct-1

5N

ov-

15

Dec

-15

Jan-1

6Fe

b-1

6M

ar-1

6A

pr-

16

May

-16

Jun

-16

Jul-

16

Au

g-1

6Se

p-1

6O

ct-1

6N

ov-

16

Dec

-16

Jan-1

7Fe

b-1

7M

ar-1

7A

pr-

17

May

-17

Jun

-17

Jul-

17

Au

g-1

7Se

p-1

7O

ct-1

7N

ov-

17

Dec

-17

% %

Amerika 10yr Govt Bond, lhsTiongkok 10yr Govt Bond, lhs

Jerman 10yr Govt Bond, rhsJepang 10yr Govt Bond, rhs

TW4

Grafik 1.9 Perubahan Yield Obligasi, TW4-17

Grafik 1.10 Perkembangan Yield

Beberapa Negara

Page 29: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

17

Namun EUR sempat melemah pada

Oktober 2017 karena keputusan ECB

untuk menurunkan volume pembelian

aset, dampak isu politik Katalonia, serta

rilis data inflasi yang menurun, sehingga

rata-rata triwulanan EUR tidak terapresiasi

signifikan. EUR kemudian pulih kembali

pada bulan-bulan berikutnya seiring rilis

data yang positif, terutama data growth

TW3-17 yang menunjukkan perbaikan

lebih lanjut.

GBP mengalami performa terbaik

diantara negara maju. Selama TW4-

titik terang. Sebaliknya Yen (JPY) justru

terdepresiasi karena sentimen negatif

pasar terhadap komentar pejabat BoJ

terkait kemungkinan pelonggaran

kebijakan moneter. Nilai tukar negara

berkembang juga cenderung bergerak

apresiatif. Yuan Tiongkok (CNY)

terapresiasi seiring perubahan penetapan

daily fixing Yuan oleh PBC. Nilai tukar

lainnya terbantu oleh kinerja ekonomi

masing-masing negara yang membaik,

yakni Won Korea (KRW), Ringgit Malaysia

(MYR), dan Baht Thailand (THB).

USD cenderung masih lemah setelah

terdepresiasi sejak awal 2017.

Pergerakan USD -yang tercermin dari

indeks DXY- secara rata-rata masih

menguat tipis sebesar 0,24% qtq meski

ditutup pada level yang lebih rendah

-1,02% ptp dibanding akhir TW3-17. Di

tengah kenaikan suku bunga acuan (Fed

Fund Rate/FFR) oleh The Fed, perbaikan

ekonomi AS, serta reformasi pajak, USD

belum kembali menguat, karena pasar

telah melakukukan priced-in. Pelemahan

USD juga terpengaruh sentimen negatif

dari penguatan EUR.

EUR melanjutkan tren apresiasi pada

TW4-17. EUR menguat tipis sebesar

0,2% qtq (rata-rata), dan ditutup pada

level yang lebih tinggi 1,62% ptp.

Apresiasi EUR didorong sentimen positif

pasar terhadap pemulihan ekonomi

Kawasan Euro yang mendorong pelaku

pasar mengalihkan investasinya kepada

aset dalam EUR, terutama dari USD.

Grafik 1.11 Indeks Nilai Tukar USD (DXY)

Grafik 1.12 Perubahan Nilai Tukar

TW4-17 vs TW3-17

Sumber: Bloomberg

90

92

94

96

98

100

102

104Indeks

DXY TW4

Sumber: Bloomberg

-4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00

EURGBPJPY

CHFAUDCNYINR

KRWIDR

MYRTHBSGDPHPRUB

%

Rata-rata

Point to Point

Depresiasi Apresiasi

Page 30: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

18

keranjang mata uang dunia karena

concern pasar terhadap ketidakpastian

sustainabilitas pertumbuhan AS di

tengah berlangsungnya reformasi pajak.

KRW menjadi salah satu mata uang

dengan kinerja terbaik pada TW4-17.

KRW menguat 2,38% qtq (rata-rata)

dan 7,34% (ptp). Sentimen positif

tercipta berkat kinerja perekonomian

yang masih solid serta meredanya

risiko geopolitik di semenanjung Korea.

Di tengah momentum tersebut, BoK

memprediksi pertumbuhan 2017 lebih

baik dari estimasi sebelumnya, serta

terdapat ekspektasi kenaikan suku

bunga kebijakan sehingga memicu aksi

jual USD.6

MYR juga menguat cukup signifikan

seiring perbaikan kinerja ekonomi. MYR

pada TW4-17 terapresiasi 2,52% qtq

(rata-rata) dan 3,97% (ptp). Kinerja MYR

juga terbantu oleh pulihnya harga minyak

dunia yang memperbaiki ekonomi

Malaysia sebagai negara eksportir

minyak. THB juga menguat sejalan

dengan perbaikan fundamental ekonomi

yang dihasilkan dari berlanjutnya proses

reformasi struktural seperti pajak,

infrastruktur, dan perindustrian. Apresiasi

THB selama TW4-17 mencapai 1,33%

qtq (rata-rata) dan 2,33% ptp.

India Rupee (INR) tercatat melemah

6 Bank of Korea merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan 2017 dari 2,9% yoy menjadi 3,0%, serta menaikkan suku bunga kebijakan pada 30 November 2017 dari 1,25% menjadi 1,50%.

17, GBP terapresiasi sebesar 1,45%

qtq (rata-rata) dan ditutup sedikit lebih

tinggi (0,86% ptp). Penguatan GBP

diantaranya didorong oleh (i) keputusan

Bank of England (BoE) untuk menaikkan

suku bunga acuan pada 2 November

2017 dari 0,25 pp menjadi 0,50 pp

(kenaikan pertama sejak 2008); (ii) imbas

pengalihan investasi dari USD; dan (iii)

tercapainya kesepakatan antara Inggris

dengan Uni Eropa terkait financial

settlement pada November 2017 dalam

rangkaian negosiasi Brexit yang sedang

berlangsung hingga saat ini.

Setelah sempat menguat pada periode

sebelumnya, JPY bergerak melemah

selama TW4-17. JPY diperdagangkan

lebih rendah -1,72% qtq (rata-rata) dan

ditutup -0,15% ptp dibandingkan TW3-

17. Pelemahan tersebut diantaranya

disebabkan oleh komentar board

member BoJ pada akhir November 2017

yang menyatakan terdapat potensi BoJ

melonggarkan kebijakan Exchange-

Traded Funds (ETF), dan suku bunga

negatif BoJ berdampak buruk terhadap

profitabilitas institusi keuangan Jepang.

Nilai tukar negara berkembang cenderung

apresiasi seiring melemahnya USD. CNY

secara rata-rata terapresiasi sebesar

0,86% qtq dan ditutup lebih kuat 1,86%

ptp, terutama pasca dimasukkannya

counter–cyclical adjustment factor dalam

penetapan daily fixing oleh PBC. Pada

saat yang sama, CNY juga terbantu oleh

momentum pelemahan USD terhadap

Page 31: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

19

tersaingi oleh partai lainnya. Namun

setelah pemilu dimenangkan oleh

BJP, INR kembali menguat pada akhir

triwulan.

Sebaliknya, Ruble Rusia (RUB) menguat

0,86% qtq (rata-rata) namun ditutup

lebih lemah sebesar -0,29% ptp.

Kinerja RUB terbantu oleh beberapa

rilis indikator ekonomi yang positif serta

perbaikan harga minyak global. Namun

RUB terdepresiasi di penghujung tahun

2017 karena keputusan bank sentral

menurunkan suku bunga yang di luar

ekspektasi pasar.

C. Pasar Komoditas

Harga komoditas global pada TW4-17

bergerak variatif. Harga energi dan logam

meningkat sementara agrikultural melemah.

Harga minyak melanjutkan penguatan yang

cukup signifikan karena ekspektasi pasar

atas perpanjangan kesepakatan pemotongan

produksi minyak OPEC dan non-OPEC.

Kenaikan harga logam dipengaruhi oleh

environmental regulations yang menghambat

produksi Tiongkok sebagai produsen logam

terbesar dunia. Harga emas –sebagai aset safe

haven- rata-rata menurun akibat ekspektasi

kenaikan suku bunga AS, namun ditutup lebih

rendah karena peralihan investasi dari USD ke

aset lainnya termasuk emas menjelang tutup

tahun. Sementara penurunan harga produk

agrikultur dipicu perbaikan kapasitas produksi

pertanian dan perkebunan seiring cuaca yang

kondusif untuk panen.

-0,67% qtq (rata-rata), namun ditutup

pada level yang lebih baik 2,36%

(ptp) dibanding TW3-17. Hal tersebut

disebabkan ketidakpastian politik

seiring pelaksanaan pemilu daerah

di Gujarat dan Himachal Pradesh.

Terdapat kekhawatiran bahwa partai

favorit Bharatiya Janata Party (BJP)7 akan

7 Kemenangan BJP mengukuhkan posisi PM Narendra Modi untuk terpilih kembali pada pemilu 2019 dan menjamin sustainabilitas reformasi struktural di India.

Sumber: Bloomberg

60

65

70

75

80

85

90

70

75

80

85

90

95

100

Jan-

15Fe

b-15

Mar

-15

Apr

-15

May

-15

Jun-

15Ju

l-15

Aug

-15

Sep-

15O

ct-1

5N

ov-1

5D

ec-1

5Ja

n-16

Feb-

16M

ar-1

6A

pr-1

6M

ay-1

6Ju

n-16

Jul-1

6A

ug-1

6Se

p-16

Oct

-16

Nov

-16

Dec

-16

Jan-

17Fe

b-17

Mar

-17

Apr

-17

May

-17

Jun-

17Ju

l-17

Aug

-17

Sep-

17O

ct-1

7N

ov-1

7D

ec-1

7

Indeks Jan 2013=100

Indeks Jan 2013=100

EUR, lhs GBP, lhsJPY, rhs AUD, rhs

Apresiasi

TW4

Sumber: Bloomberg

80

85

90

95

100

105

60

65

70

75

80

85

90

Jan-

15Fe

b-15

Mar

-15

Apr-1

5M

ay-1

5Ju

n-15

Jul-1

5Au

g-15

Sep-

15O

ct-1

5No

v-15

Dec-

15Ja

n-16

Feb-

16M

ar-1

6Ap

r-16

May

-16

Jun-

16Ju

l-16

Aug-

16Se

p-16

Oct

-16

Nov-

16De

c-16

Jan-

17Fe

b-17

Mar

-17

Apr-1

7M

ay-1

7Ju

n-17

Jul-1

7Au

g-17

Sep-

17O

ct-1

7No

v-17

Dec-

17

Indeks Jan 2013=100

Indeks Jan 2013=100

INR, lhs IDR, lhs MYR, lhsCNY, rhs THB, rhs PHP, rhs

Apresiasi

TW 4

Grafik 1.13 Nilai Tukar Negara Maju

Grafik 1.14 Nilai Tukar Negara Berkembang

Page 32: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

20

lithium- terdorong kenaikan demand seiring

booming kendaraan motor berdaya listrik di

tengah persediaan yang terbatas. Selain nikel,

logam komponen baterai lainnya –timbal dan

zinc– juga mengalami peningkatan demand

sehingga harga terdorong menguat masing-

masing 6,0% dan 8,0% qtq (rata-rata), serta

0,1% dan 5,0% (ptp).

Harga aluminium menguat 4,8% qtq

(rata-rata) dan ditutup lebih tinggi 7,9%

ptp, karena merosotnya pasokan akibat

kelangkaan biji bauksit sebagai komponen

utama, serta langkah pemerintah Tiongkok

Harga minyak dunia terakselerasi

melanjutkan tren peningkatan sejak

pertengahan 2017. Rata-rata harga minyak

naik tajam sebesar 18,7% qtq (Brent) dan

15,0% (WTI). Level penutupan TW4-17

juga jauh di atas TW3-17, yaitu 18,2% ptp

(Brent) dan 16,9% (WTI).8 Penguatan tersebut

dipicu oleh ekspektasi pasar atas prospek

perpanjangan kesepakatan pemangkasan

produksi minyak oleh produsen OPEC dan

non-OPEC. Kesepakatan yang tercapai

pada 30 November 2017 tersebut semakin

mendorong kenaikan harga minyak dunia.9

Akselerasi harga juga disebabkan menurunnya

produksi minyak di Amerika (khususnya Teluk

Meksiko) sekitar 85% akibat badai Nate pada

Oktober 2017.

Kenaikan harga logam dunia berlanjut

pada TW4-17. Pertambangan logam dunia

cenderung mengalami penurunan investasi

sehingga menimbulkan concern pasokan ke

depan. Selain itu dampak dari environmental

regulations di Tiongkok juga masih terasa

pada penurunan produksi logam. Di saat

yang bersamaan, pemulihan ekonomi global

mendorong peningkatan permintaan logam

sehingga memperkuat harga di akhir tahun

2017. Nikel mengalami lonjakan harga

tertinggi sebesar 10,1% qtq (rata-rata) dan

21,5% ptp. Harga nikel –komponen baterai

8 Pada akhir TW4-17, harga minyak ditutup lebih tinggi yaitu WTI pada level USD60,42 per barel (dari USD51,67 pada TW3-17) dan Brent sebesar USD66,82 per barel (dari USD56,53).

9 Anggota OPEC dan non-OPEC menyepakati perpanjangan kesepakatan pengurangan produksi minyak dari semula berakhir Maret 2018 menjadi Desember 2018.

Sumber: World Bank

30

50

70

90

110

130

150

Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17

US$, 2010=100

Energi

Agrikultur

Logam

TW4

Ket.: Data per Desember 2017

Sumber: Bloomberg

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

Jan-

16Fe

b-16

Mar

-16

Apr

-16

May

-16

Jun-

16Ju

l-16

Aug

-16

Sep-

16O

ct-1

6N

ov-1

6D

ec-1

6Ja

n-17

Feb-

17M

ar-1

7A

pr-1

7M

ay-1

7Ju

n-17

Jul-1

7A

ug-1

7Se

p-17

Oct

-17

Nov

-17

Dec

-17

USD/barrel

WTI Brent

TW4

Grafik 1.15 Indeks Harga Komoditas

Grafik 1.16 Harga Minyak

Page 33: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

21

beras turun -4,1% (rata-rata) dan -4,4% ptp.

Harga komoditas perkebunan TW4-17

bergerak variatif dengan kecenderungan

melemah. Harga kopi turun sebesar -8,0%

qtq (rata-rata) dan ditutup lebih rendah -4,1%

ptp, seiring meredanya gangguan supply

akibat faktor cuaca, terutama di daerah Latin

Amerika. Sementara harga kakao secara

rata-rata menguat 2,5% qtq karena produksi

terhambat curah hujan yang berlebihan di

Pantai Gading dan Ghana. Namun musim

panen yang mendekati akhir tahun menekan

harga kopi sehingga turun -7,3% ptp.

untuk mengurangi pabrik aluminium ilegal.

Harga logam tembaga juga menguat

cukup signifikan sebesar 7,5% (rata-rata)

dan 11,8% (ptp), dipengaruhi disrupsi

produksi di Tiongkok sehingga tidak dapat

mengimbangi kenaikan permintaan. Harga

emas rata-rata sedikit menurun -0,2% qtq,

terpengaruh oleh ekspektasi kenaikan FFR

dan sentimen positif USD akibat disetujuinya

budget proposal Trump oleh Senat. Namun

mendekati akhir 2017, USD bergerak

melemah seiring munculnya ketidakpastian

kebijakan perpajakan serta membaiknya

kondisi ekonomi negara utama lainnya,

sehingga investasi emas menguat dan ditutup

lebih tinggi 1,8% ptp.

Pergerakan harga komoditas pertanian

secara keseluruhan menurun selama TW4-17.

Gandum kembali menjadi komoditas dengan

penurunan terbesar, yakni -11,7% (rata-rata)

dan -8,1% (ptp). Tren perbaikan produksi

gandum berlanjut sejak tengah 2017,

disebabkan iklim kondusif yang mendukung

panen. Harga jagung juga terus menurun

seiring output yang melimpah dan kompetisi

yang tinggi. Harga jagung termoderasi -7,0%

qtq (rata-rata) dan ditutup lebih rendah -4,6%

ptp. Produksi kedelai juga terus meningkat

karena cuaca yang mendukung terutama di

Argentina (produsen kedelai terbesar ke-3

dunia). Harga kedelai masih sedikit menguat

0,5% qtq (rata-rata), namun ditutup lebih

rendah-2,6% ptp. Produksi beras juga

terbantu oleh musim hujan di beberapa

negara Asia Tenggara (sebagai salah satu

produsen utama beras) dan menekan harga

Grafik 1.17 Perubahan Harga Komoditas

TW4-17 vs TW3-17

Tabel 1.2 Perubahan Harga Komoditas

TW4-17

Sumber: Bloomberg

-20 -10 00 10 20 30

Oil Price - BrentOil Price - WTI

GoldAlumunium

CopperZinc

NickelLead

TinCorn

WheatSoybean

RicePalm Oil

CoffeeCocoa

%

Rata-rata

Point to Point

Sumber: Bloomberg

TW4-17 TW3-17 TW4-17 TW3-17Emas USD/ounce 1.277 1.279 1.303 1.280Alumunium USD/ton 2.124 2.027 2.268 2.102Tembaga USD/ton 6.864 6.388 7.247 6.481Zinc USD/ton 3.200 2.963 3.319 3.162Nikel USD/ton 11.679 10.608 12.760 10.500Timbal USD/ton 2.495 2.352 2.488 2.485Timah USD/ton 19.723 20.369 20.025 20.675Jagung USD/bushel 357 384 351 368Gandum USD/bushel 439 499 440 479Kedelai USD/bushel 993 988 962 988Beras USD/kuintal 12 13 12 12Kelapa Sawit MYR/ton 2.605 2.679 2.390 2.716Kopi USD/pound 127 139 129 134Kakao USD/ton 2.038 1.980 1.893 2.042

Komoditas SatuanRata-Rata Harga Harga Penutup

Page 34: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

22

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 35: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

23

imbas dari perbaikan penyerapan tenaga

kerja. Meski demikian, tekanan inflasi headline

yang telah di atas 2% belum diikuti oleh PCE

core yang masih jauh di bawah target yaitu

hanya 1,5%.

Dilandasi ekonomi yang semakin

membaik namun inflasi masih tertahan,

the Fed masih mempertahankan kebijakan

akomodatif dengan kecenderungan bias

ketat -mulai menaikkan suku bunga dan

mengurangi derajat akomodasi secara

bertahap. The Fed menaikkan suku bunga

menjadi 1,25%-1,5% pada Federal Open

Market Committee (FOMC) Desember

2017, dan mengurangi reinvestasi aset sejak

Oktober 2017. Pemerintah juga mendorong

pertumbuhan melalui fiskal yang lebih

ekspansif, meski diwarnai dengan penerbitan

spending bill beberapa kali untuk menghindari

government shutdown. Memasuki tahun

2018, pemerintah berupaya memberikan

kepastian anggaran selama dua tahun ke

depan dengan menerbitkan two-year budget

plan.

B.1. Amerika Serikat

Kinerja ekonomi AS pada triwulan

akhir 2017 mengonfirmasi berlanjutnya proses

pemulihan ekonomi AS. Sejumlah peristiwa

politik dalam negeri yang menghambat proses

persetujuan fiskal, serta badai Harvey dan

Irma relatif tidak mengganggu perekonomian

secara keseluruhan. Sesuai ekspektasi,

ekonomi TW4-17 (first estimate) melanjutkan

tren perbaikan dengan tumbuh sebesar 2,5%

yoy, setelah pada TW3-17 tumbuh 2,3%.

Konsumsi domestik masih menjadi penopang

utama pertumbuhan, diikuti dengan

perbaikan net-ekspor dan pengeluaran

pemerintah. Secara keseluruhan tahun

2017, ekonomi AS berhasil membukukan

pertumbuhan sebesar 2,3%, tumbuh impresif

dari 1,5% pada 2016.

Perbaikan konsumsi domestik

didorong oleh sektor tenaga kerja yang

semakin solid dan mendekati full employment

serta pendapatan rumah tangga -didorong

kenaikan upah dan gain dari pasar saham.

Tingkat pengangguran kembali menurun,

Perkembangan Ekonomi Individu Negara

BAB

2

Page 36: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

24

Konsumsi domestik masih

menjadi penopang utama pertumbuhan,

diikuti dengan perbaikan net-ekspor

dan pengeluaran pemerintah. Aktivitas

konsumsi pada TW4-17 tumbuh sebesar 2,8%

yoy, setelah pada dua triwulan sebelumnya

tumbuh melambat masing-masing sebesar

2,7% (TW2-17) dan 2,6% (TW3-17). Aktivitas

perdagangan juga membaik sejalan dengan

kinerja ekonomi global dan domestik yang

semakin positif. Ekspor dan impor TW4-17

masing-masing tumbuh sebesar 4,9% dan

4,6%, naik dari 2,2% dan 3,2% di TW3-

17. Pengeluaran pemerintah meningkat dan

tumbuh 0,7% pada TW4-17, dari 0,0% di

TW3-17. Namun berbeda dengan triwulan

sebelumnya, kinerja investasi kali ini tumbuh

melambat menjadi hanya 3,3% pada TW4-

17, dari 4,5% di TW3-17.

Perbaikan aktivitas konsumsi

tercermin dari peningkatan belanja ritel

masyarakat. Rata-rata penjualan ritel selama

TW4-17 tumbuh sebesar 5,5% yoy, naik dari

4,1% di TW3-17. Peningkatan terutama

terjadi pada November 2017 yang tumbuh

mencapai 6% seiring kebutuhan belanja

masyarakat menjelang liburan akhir tahun.

Peningkatan penjualan terjadi baik melalui

penjualan online maupun pertokoan. Kinerja

di triwulan terakhir tersebut mendorong

penjualan ritel AS selama 2017 tumbuh cukup

tinggi mencapai 4,6%, dibandingkan 2016

yang hanya sebesar 2,9%. Konsumsi yang

meningkat sekaligus menepis kekhawatiran

terdapat permasalahan pada konsumsi AS.

Ekonomi AS ke depan diprediksi

semakin membaik dengan dorongan

dari reformasi pajak dan fiskal yang lebih

ekspansif. The Fed merevisi ke atas prediksi

ekonomi AS menjadi 2,5% pada 2018 (dari

2,1% pada estimasi sebelumnya), dan 2,1%

(naik dari 2%) pada tahun 2019. IMF lebih

optimis dengan menaikkan outlook ekonomi

AS 2018 menjadi 2,7% (dari 2,3%) dan 2019

menjadi 2,5% (dari 1,9%).

Faktor yang dapat mendorong

perbaikan ekonomi AS antara lain

keberhasilan reformasi pajak, peningkatan

pengeluaran pemerintah yang lebih agresif,

kondisi keuangan yang stabil dan berlanjutnya

perbaikan sektor rumah tangga. Sementara

downside risk yang perlu diwaspadai antara

lain kenaikan Fed fund rate (FFR) yang lebih

cepat dari ekspektasi, penurunan kinerja

perdagangan karena kebijakan yang lebih

protektif, dan risiko geopolitik.

Kinerja ekonomi AS kuartal terakhir

2017 mengonfirmasi bahwa proses

pemulihan negara adi daya tersebut

berjalan dengan baik. Dampak badai

Harvey dan Irma yang terjadi pada triwulan

sebelumnya tidak terlalu mengganggu

perekonomian secara keseluruhan. Ekonomi

AS TW4-17 berhasil tumbuh sebesar 2,5%

yoy10, lebih tinggi dibandingkan TW3-17

sebesar 2,3%. Dengan kinerja yang positif

tersebut, secara keseluruhan tahun 2017,

ekonomi AS tumbuh sebesar 2,3%, naik

signifikan dari tahun 2016 yang hanya 1,5%.

10 Data 1st estimate.

Page 37: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

25

meningkat ke level 98,4, dari 95,1 di TW3-

17. Optimisme terjadi baik terhadap kondisi

ekonomi terkini maupun yang akan datang.11

Aktivitas produksi juga meningkat

seiring menguatnya sentimen bisnis

dan keuntungan perusahaan, ditopang

perbaikan sektor manufaktur dan

pertambangan. Rata-rata produksi industri

pada TW4-17 tumbuh meningkat mencapai

3,5% yoy (naik dari hanya 1,6% pada TW3-

11 Perbaikan terjadi baik pada kondisi saat ini (naik ke 87,9 dari 84,2) dan ekspektasi ke depan (114,6 dari 112).

Konsumsi yang tumbuh membaik

merupakan imbas positif dari perbaikan

sektor rumah tangga seiring perbaikan

upah yang meningkatkan disposable

income dan gain dari pasar saham.

Rata-rata upah per-jam selama TW4-17 naik

menjadi USD26,6, dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar USD26,4. Konsumsi ke

depan diperkirakan bergerak positif didorong

insentif dari penurunan pajak individu yang

berhasil digulirkan oleh pemerintahan Trump.

Keyakinan tersebut juga sejalan dengan

indeks kepercayaan konsumen TW4-17 yang

Sumber: Bloomberg

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q42013 2014 2015 2016 2017

% yoy % yoy

GDP, lhs Kosumsi Swasta, lhsPengeluaran Pemerintah, rhs Investasi, rhsEkspor, rhs Impor, rhs

Grafik 2.1 Pertumbuhan PDB Grafik 2.3 Investasi

Grafik 2.2 Penjualan Ritel dan Kendaraan Grafik 2.4. Keyakinan Bisnis

Sumber: Bloomberg

% yoy % yoy

0

1

2

3

4

5

6

7

-10

-5

0

5

10

15

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Penjualan Kendaraan, lhsPenjualan Ritel, rhs

Sumber: Bloomberg

% yoy %

74

75

76

77

78

79

80

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Produksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

65

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Indeks

ISM Manufacturing ISM Non-Manufacturing

Sumber: Bloomberg

Page 38: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

26

pada 2018. Dalam pasar tenaga kerja AS,

upah minimum federal saat ini ditetapkan

sebesar USD7,25 per jam, dan belum

pernah mengalami penyesuaian sejak 2009.

Dari total 50 negara bagian, sebanyak 30

negara bagian telah memberikan upah di

atas ketentuan upah minimum federal. Pada

awal 2018, sekitar 18 negara bagian lainnya

akan menaikkan upah minimum sehingga

diharapkan dapat memperbaiki konsumsi.

Kinerja perdagangan AS selama

TW4-17 belum terlalu menggembirakan.

Defisit perdagangan semakin melebar

menjadi USD152,4 miliar, dari USD134,2

17). Proses pemulihan untuk memperbaiki

kerusakan yang ditimbulkan pasca badai

Harvey dan Irma memegang peranan besar

dalam mendongkrak aktivitas investasi. Selain

itu, kegiatan di sektor minyak dan gas yang

sempat terhenti karena dihantam badai

juga berangsur pulih. Produksi industri yang

meningkat cukup signifikan adalah produk

utilities untuk memenuhi kebutuhan pemanas

di tengah cuaca yang lebih dingin. Sementara

produk manufaktur dan mining tumbuh

lebih moderat.12 Sentimen bisnis ke depan

diprediksi tetap positif terutama di sektor jasa

(naik ke 57,7 pada TW4-17, dari 56,3 di TW3-

17), sementara sektor manufaktur relatif

tetap sebesar 58,7.

Produksi yang membaik

memperbaiki sektor tenaga kerja hingga

mendekati full employment. Tingkat

pengangguran pada Desember 2017

kembali turun menjadi 4,1%, dibandingkan

September 2017 sebesar 4,2%. Penyerapan

tenaga kerja meningkat menjadi 647 ribu jiwa

selama TW4-17, membaik dari 425 ribu jiwa

di triwulan sebelumnya. Kendati demikian,

perlu dicermati bahwa penurunan angka

pengangguran terjadi di tengah tingkat

partisipasi kerja yang menurun dari 63% di

TW3-17, menjadi 62,7%.

Tingkat upah ke depan berpeluang

tumbuh lebih cepat didorong rencana

kenaikan upah minimum yang akan

diterapkan di beberapa negara bagian

12 Produk utilities tumbuh 2,5% (dari kontraksi -2,9%), produk mining tumbuh 10% (dari 8,4%) dan produk manufaktur tumbuh 2,4% (dari 1,1%).

Sumber: US Bureau of Labor Statistics

0

1

2

3

4

5

6

61,8

62,0

62,2

62,4

62,6

62,8

63,0

63,2

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% %Unemployment rate, rhs Labor force participation rates, lhs

Sumber: Federal Reserves

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

23,5

24,0

24,5

25,0

25,5

26,0

26,5

27,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoyUSD

Avg hourly earnings (all employees) private nonfarm (USD)-lhsAvg hourly earnings (all employees) private nonfarm (% yoy)-rhs

Grafik 2.5. Sektor Tenaga Kerja

Grafik 2.6. Average Weekly Earning

Page 39: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

27

Kebijakan perdagangan yang

proteksionis menjadi pilihan Trump

untuk mengatasinya. AS mengenakan

tarif impor produk mesin cuci dan panel

surya pada 22 Januari 2018. Pengenaan tarif

impor yang merupakan temporary safeguard

measures dilatarbelakangi oleh laporan

kerugian sejumlah perusahaan domestik yang

memproduksi barang sejenis. Besaran tarif

impor yang dikenakan semakin menurun

dalam tiga tahun ke depan dan disesuaikan

dengan volume impor. Kebijakan proteksionis

AS berpotensi memicu tindakan retaliasi yang

mengarah pada trade war. Sejumlah negara

telah bereaksi terhadap langkah AS tersebut.

Canadian solar company mengajukan gugatan

hukum, serta EU, Tiongkok, Taiwan dan Korea

Selatan meminta kompensasi atas pengenaan

tarif. Tiongkok juga menginisiasi investigasi

subsidi produk pertanian AS (sorghum)

dan mengancam akan menghambat impor

kedelai dari AS.

Laju inflasi bergerak relatif mixed

di tengah pasar tenaga kerja yang mulai

ketat. Inflasi CPI headline Desember 2017

tercatat sebesar 2,1% yoy (menurun dari

2,0% pada September 2017). Pelemahan

miliar pada TW3-17 karena pertumbuhan

impor yang lebih tinggi dari ekspor. Impor

tumbuh signifikan mencapai 24,5% yoy

(dari 15% pada TW3-17), sejalan dengan

perbaikan ekonomi yang mendorong

permintaan domestik. Hal ini terindikasi dari

meningkatnya produk consumer goods,

farmasi, cell phone, dan passenger car.

Sementara ekspor tumbuh sebesar 6,9% yoy

(dari 3,7% pada TW3-17) antara lain ekspor

produk barang industri dan material, serta

barang modal.

Defisit perdagangan AS selama

satu tahun terakhir semakin melebar.

Secara keseluruhan tahun 2017, defisit neraca

perdagangan mencapai -USD566 miliar, lebih

tinggi dari -USD504,8 miliar pada 2016 (naik

12,1% yoy). Angka defisit tersebut merupakan

yang tertinggi sejak 2008. Tingginya defisit

menjadi tantangan tersendiri bagi Presiden

Trump yang ingin menyeimbangkan neraca

perdagangannya dengan negara lain, terutama

dengan Tiongkok. Trade gap AS-Tiongkok

2017 telah mencapai USD375,2 miliar (naik

8,1% yoy), atau hampir setengah dari total

defisit trade balance AS.

Grafik 2.7 Neraca Perdagangan

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

-15

-10

-5

0

5

10

15

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

% yoyMiliar USD

Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs

Sumber: Bloomberg

Tabel 2.1 Tarif Impor Mesin Cuci dan Panel Surya

Year 1 Year 2 Year 3First 1.2 million units of imported finished washers

20% 18% 16%

All subsequent imports of finished washers

50% 45% 40%

Tariff of covered parts 50% 45% 40%Covered parts excluded from tariff (units) 50.000 70.000 90.000

Tariff-Rate Quotas on Washers

Year 1 Year 2 Year 3 Year 4Tariff increase 30% 25% 20% 15%

*First 2.5 gigawatt of imported cells are excluded from the additional tariff.

Safeguard Tariffs on Imported Cells and Modules

Page 40: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

28

Performa ekonomi AS yang terus

membaik disertai dengan sektor tenaga

kerja yang mendekati full employment

menjadi pertimbangan the Fed untuk

menaikkan FFR pada FOMC Desember

2017 menjadi 1,25%-1,5% dan kembali

dipertahankan pada FOMC Januari 2018.

Keputusan juga dilandasi pertimbangan

bahwa kerusakan yang ditimbulkan Badai

Harvey dan Irma tidak mengganggu ekonomi

AS secara keseluruhan. Dalam survei yang

dilakukan kepada anggota the Fed, mayoritas

anggota memperdiksi bahwa FFR 2018

akan berada di kisaran 2%-2,25% yang

mengindikasikan akan terjadi kenaikan FFR

sebanyak tiga kali.

The Fed juga melanjutkan

kebijakan pengurangan reinvestasi aset

dengan jumlah yang modest sebesar

USD10 miliar/bulan dan berlangsung

sejak Oktober 2017.13 Dengan pengurangan

tersebut, neraca the Fed diperkirakan

berkurang lebih dari USD400 miliar pada

2018. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan

pengurangan reinvestasi dana pokok jatuh

tempo UST dan MBS secara total akan

mengurangi jumlah reserves yang dimiliki the

Fed dari USD4,4 triliun menjadi sekitar USD3

triliun. Meskipun dengan pengurangan aset

yang cukup besar, jumlah excess reserves

13 Terdiri dari pengurangan pada US Treasury (UST) sebesar USD 6 miliar dan Mortgage Backed Securities (MBS) sebesar USD4 miliar per-bulan hingga Desember 2017. Nilai pengurangan aset akan bertambah setiap tiga bulan dengan jumlah yang sama hingga mencapai USD30 miliar (UST) dan USD20 miliar (MBS).

inflasi terutama dipengaruhi oleh tertahannya

kenaikan harga rumah, medical care, energi,

dan transportasi. Namun demikian, PCE core

(Personal Consumption Expenditure) yang

menjadi target the Fed dalam menggerakkan

FFR masih di bawah target 2%. PCE core

Desember 2017 hanya sebesar 1,5%, sedikit

meningkat dari September 2017 yaitu sebesar

1,4%. PCE core yang masih jauh di bawah

target mengindikasikan bahwa aktivitas

konsumsi masyarakat AS belum terlalu solid,

serta tingginya peranan harga makanan dan

bahan bakar dalam menggerakkan inflasi di

level konsumen.

Sumber: Bureau of Labor Statistics

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2015 2016 2017

% yoy % yoy

CPI Core CPI

CPI Food CPI Energy, rhs

Grafik 2.8 Inflasi

Grafik 2.9 Personal Consumption

Expenditure (PCE)

0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy PCE Deflator PCE Core Target

Sumber: Bloomberg

Page 41: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

29

tengah upaya Trump untuk meningkatkan

pengeluaran termasuk untuk infrastruktur

dan pertahanan.

Dengan belum disetujuinya

anggaran untuk tahun fiskal 2018,

pemerintahan Trump terancam

mengalami shutdown pada Desember

2017. Guna menghindari shutdown,

parlemen beberapa kali menerbitkan

stopgap spending measures pada Desember

201714. Pada 22 Desember 2017 dilakukan

persetujuan stopgap spending measures

untuk menghindari shutdown dengan masa

berlaku hingga 19 Januari 2018. Sayangnya

hingga tanggal yang ditentukan, anggaran

FY2018 juga belum dapat disepakati sehingga

terjadi partial government shutdown yang

berlangsung sampai dengan 22 Januari 2018.

Belum adanya kesepakatan antara Partai

Republik yang ingin mengalokasikan anggaran

pembangunan tembok Meksiko dengan

Partai Demokrat yang ingin menyediakan

anggaran undocumented children immigrant

yang disebut ‘the Dreamer’ menjadi penyebab

terjadinya shutdown tersebut. Pada akhirnya

dicapai kesepakatan stopgap spending

measures kembali pada 22 Januari 2018 dan

8 Februari 2018 dengan jangka waktu hingga

23 Maret 2018.

Sehari pasca persetujuan spending

bill tersebut, Trump pada 9 Februari 2018

menandatangani two-year budget plan

yang akan menjadi payung penyelenggaraan

14 Persetujuan stopgap spending measures untuk menghindari government shutdown terjadi pada tanggal 7 dan 22 Desember 2017.

sekitar USD3 triliun masih berada jauh di atas

level excess reserves yang dipertahankan oleh

the Fed pada periode sebelum krisis yaitu di

bawah level USD1 triliun.

Peranan fiskal dalam perekonomi-

an AS semakin meningkat. Rasio defisit

fiskal terhadap PDB pada TW4-17 melebar

menjadi -3,4% PDB, dari -3,1% PDB pada

periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja

fiskal ke depan diperkirakan akan semakin

akomodatif dengan defisit yang semakin

melebar setelah Trump berhasil meloloskan

kebijakan tax reform. Kebijakan tersebut

akan mengurangi penerimaan negara, di

Grafik 2.10 Fed Fund Rate

Grafik 2.11 Dot Plot Desember 2017

Sumber: The Federal Reserve

0,50

0,75

1,00

1,25

1,50

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

%

Fed Fund Rate

..............................................................................................................................

Sumber: The Federal Reserves

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

2017 2018 2019 2020 Longer run

Percent5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Page 42: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

30

menaikkan FFR lebih cepat dari ekspektasi.

Kekhawatiran tersebut menimbulkan reaksi

negatif bagi investor dan mendorong yield US

Treasury meningkat cukup tajam.17

Di tengah kekhawatiran tersebut,

reformasi pajak dan kebijakan fiskal

yang lebih ekspansif, serta sektor tenaga

kerja yang kian solid diprediksi dapat

melanjutkan perbaikan ekonomi AS. The

17 Pasca pengumuman proposal anggaran FY2019, yield US Treasury 10 tahun meningkat ke 2,84%, cukup signifikan dari 2,4% di Januari 2018 (naik 18,8%).

anggaran tahun fiskal 2018 dan 2019.

Rencana anggaran ini memperkenankan

kenaikan belanja hingga USD300 miliar dalam

dua tahun.15 Pemerintah juga menunda

penetapan debt ceiling menjadi Maret

2019. Trump -pada 12 Februari 2018- juga

mengajukan usulan budget FY2019 untuk

dimintakan persetujuan kongres.16 Sesuai

dengan janji kampanye pada saat pemilihan

umum, Trump mengalokasikan dana lebih

besar untuk pembangunan infrastruktur dan

anggaran pertahanan, dengan mengurangi

anggaran di sektor lainnya, termasuk bantuan

pangan untuk masyarakat berpendapatan

rendah (Supplemental Nutrition Assistance

Program).

Dari rancangan anggaran tahun

fiskal 2019 tersebut, dapat diketahui

bahwa AS akan menempuh kebijakan

fiskal yang semakin akomodatif.

Kebutuhan pendanaan yang besar di tengah

berkurangnya penerimaan pajak imbas dari tax

reform diperkirakan akan dipenuhi dari utang.

Defisit fiskal diprediksi akan membengkak

menjadi 4,7% terhadap PDB pada 2019, dari

tahun 2017 yang hanya 3,4%. Kebijakan

stimulus fiskal pada saat ekonomi mendekati

full employment menimbulkan kekhawatiran

terjadinya overheating economy yang

kemudian akan direspons the Fed dengan

15 Anggaran pertahanan (defense) tahun 2018 dan 2019 masing-masing akan bertambah sebesar USD80 miliar dan USD85 miliar. Sementara anggaran non-defense akan ditambah dengan nilai yang lebih rendah masing-masing USD63 miliar dan USD68 miliar.

16 Usulan FY2019 tersebut in line dengan two-year budget plan.

$634 billion baseline

$620 billion baseline

$631 billion baseline

$539 billion baselineFY17

FY $80 billion added

$85 billion added

$700 billion total

$716 billion total

$63 billion added

$63 billion added

$591 billion total

$605 billion total

18

FY19

0

Source: U.S Senate leadership

Additional spendingBase spending

NONDEFENSE DOMESTIC SPENDINGDEFENSE SPENDING

Credit: Katie Park/NPR

200 400 600 800 1000

FY17

FY18

FY19

$528 billion baseline

$537 billion baseline

0 200 400 600 800 1000

Note: Periode FY2019 adalah 1 Okt 2018 - 30 Sept 2019

Environmental Protection AgencySmall Business AdministrationState DepartmentTrasportationAgricultureInteriorHousing and Urban DevelopmentLaborEducationTreasuryJustice

NasaEnergy

CommerceHealth and Human Services

Homeland SecurityDefense

Veterans Affairs

-25%

-25%

-23%

-18%

-15%

-15%

-14%

-10%

-5%

-3%

-1%

+1%

+2%

+6%

+11%

+12%

+14%

+15%

PROPOSED CHANGE TO FUNDING IN TRUMP’S BUDGET

Grafik 2.12 Alokasi Anggaran Two-Year Budget Plan

Grafik 2.13 Relokasi Anggaran Proposal Budget FY2019

Page 43: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

31

tumbuh lebih cepat didorong reformasi

pajak, peningkatan pengeluaran pemerintah,

stabilitas sistem keuangan dan perbaikan

sektor rumah tangga melalui penurunan

angka pengangguran dan perbaikan upah.

Sementara downside risk yang dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi adalah

potensi kenaikan FFR yang lebih hawkish

sebagai reaksi dari kebijakan fiskal pemerintah

dan kemungkinan terjadinya overheating

economy. Ekonomi AS juga akan terganggu

oleh kebijakan proteksionisme yang akan

menurunkan volume perdagangan. Trump

diprediksi akan mengenakan tarif impor

pada produk lain selain mesin cuci dan panel

surya, serta kembali fokus pada pembahasan

kebijakan untuk mundur dari NAFTA setelah

merilis tax reform. Selain itu, risiko geopolitik

dengan Korea Utara dan krisis di Timur Tengah

juga menjadi faktor yang perlu dicermati.

Fed dalam FOMC Desember 2017 merevisi ke

atas perkiraan pertumbuhan PDB AS tahun

2018 dan 2019 masing-masing menjadi

2,5% dan 2,1%, meningkat dari 2,1%

dan 2,0% pada estimasi September 2017.

IMF dalam WEO Januari 2018 bahkan lebih

optimis dengan merevisi ke atas outlook PDB

AS 2018 dan 2019 masing-masing menjadi

2,7% (dari 2,3% pada estimasi Oktober

2017) dan 2,5% (dari 1,9%). Outlook yang

sangat positif tersebut dilatarbelakangi oleh

kondisi ekonomi AS 2017 yang lebih kuat

dari ekspektasi awal, meningkatnya external

demand dan imbas positif dari tax reform.

Penurunan pajak korporasi diharapkan dapat

dialihkan pada investasi.

Sejumlah faktor dapat

memengaruhi pencapaian pertumbuhan

ekonomi AS. Ekonomi AS berpotensi

Tabel 2.2 Proyeksi Kinerja Ekonomi AS

2018 2019 2020 Longer Run 2018 2019PDB Riil (% yoy) 2,5 2,1 2,0 1,8 2,7 2,5Estimasi sebelumnya 2,1 2,0 1,8 1,8 2,3 1,9Inflasi PCE (% yoy) 1,9 2,0 2,0 2,0 n.a n.aEstimasi sebelumnya 1,9 2,0 2,0 2,0 n.a n.aInflasi Core-PCE (% yoy) 1,9 2,0 2,0 - n.a n.aEstimasi sebelumnya 1,9 2,0 2,0 - n.a n.aTingkat Pengangguran (%) 3,9 3,9 4,0 4,6 4,1 4,2Estimasi sebelumnya 4,1 4,1 4,2 4,6 4,6 4,4Fed Fund Rate 2,1 2,7 3,1 2,8 n.a n.aEstimasi sebelumnya 2,1 2,7 2,9 2,8 n.a n.a

Sumber: Federal Reserve, IMF1 Data the Fed: Estimasi sebelumnya adalah September 2017.

Indikator The Fed - FOMC Desember 2017 (Median) 1 IMF 2

WEO Jan-2018

2 Data IMF: Estimasi sebelumnya adalah WEO Oktober 2017. Khusus data pengangguran menggunakan WEO Oktober 2017 dan estimasi sebelumnya adalah WEO April 2017.

Page 44: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

32

sebesar 1,8%) dan 2019 menjadi 1,9% (dari

1,7%). IMF dalam WEO Januari 2018 juga

meningkatkan outlook pertumbuhan 2018

menjadi 2,2% (dari 1,9%) dan 2019 menjadi

2,0% (dari 1,7%).

Namun demikian, pemulihan ekonomi

masih dibayangi sejumlah risiko. Persoalan

politik menjadi concern utama seiring

pelaksanaan beberapa event politik di Eropa

sepanjang 2018, terutama negosiasi koalisi

pemerintahan Jerman dan pemilu Italia

yang masih didominasi oleh popularitas

partai kanan. Faktor eksternal yang menjadi

downside risk terutama bersumber dari

perubahan kebijakan ekonomi AS khususnya

fiskal dan perdagangan yang mengarah ke

proteksionisme, serta risiko penurunan kinerja

ekonomi Tiongkok.

Pemulihan ekonomi Kawasan

Euro masih berlangsung meski sedikit

mengalami perlambatan pada TW4-17.

Ekonomi Kawasan Euro tumbuh sebesar

2,7% yoy pada TW4-17 (second estimate),

lebih rendah dari TW3-17 sebesar 2,8%.

Penurunan tersebut disebabkan belanja

konsumen yang tertahan seiring kenaikan

upah yang berjalan lambat. Aktivitas

produksi terekspansi sejalan upaya korporasi

mengimbangi tingginya permintaan

eksternal. Di sisi eksternal, meningkatnya

permintaan ekspor memperlebar surplus

neraca perdagangan. Secara keseluruhan

tahun, pertumbuhan ekonomi 2017 tercatat

sebesar 2,5% yoy -tertinggi pasca krisis 2008-

, meningkat dari 1,8% pada 2016.

2.2 Kawasan Euro

Kinerja ekonomi Kawasan Euro

sedikit melemah setelah membaik dalam

beberapa triwulan sebelumnya. PDB TW4-17

tumbuh melambat menjadi 2,7%, dari 2,8%

pada TW3-17. Perlambatan pertumbuhan

disebabkan melemahnya konsumsi akibat

kenaikan upah yang masih lambat.

Perlambatan ekonomi cenderung terjadi pada

negara-negara periferal, sementara negara inti

Kawasan Euro sebagian besar masih tumbuh

meningkat. Pada TW4-17, ekonomi Jerman

tumbuh meningkat sebesar 2,9% (dari 2,7%),

diikuti Perancis 2,4% (dari 2,2%), Spanyol

tumbuh tetap 3,1%, sementara Italia sedikit

melambat 1,6% (dari 1,7%). Kendati PDB

TW4-17 melambat, pertumbuhan sepanjang

2017 tercatat sebesar 2,5% -tertinggi sejak

2007- , membaik dari 1,8% pada 2016.

Laju inflasi masih tertahan di level

yang rendah. Inflasi Desember 2017 tercatat

sebesar 1,4% -sedikit turun dari 1,5% pada

September 2017- diikuti dengan pelemahan

inflasi inti menjadi 0,9% (dari 1,1%). Untuk

mendorong laju inflasi mendekati target

2%, ECB tetap mempertahankan suku

bunga rendah dan memperpanjang stimulus

moneter program pembelian aset, meski

volume pembelian aset dikurangi.

Ekonomi Kawasan Euro yang masih

tumbuh di atas ekspektasi selama tiga triwulan

terakhir dan diiringi sentimen ekonomi yang

terus membaik, mendorong ECB merevisi

ke atas proyeksi pertumbuhan PDB 2018

menjadi 2,3% (dari estimasi sebelumnya

Page 45: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

33

peningkatan selama TW4-17, terutama pada

sektor konstruksi. Kondisi bisnis dipercaya

akan semakin kuat seiring permintaan dan

employment yang solid. Persepsi investor juga

mulai pulih karena pemilu yang berjalan lancar

dan dimenangkan oleh Angela Merkel sebagai

kanselir. Namun Jerman masih menghadapi

risiko politik akibat jumlah suara Merkel yang

tidak mencapai mayoritas, sehingga perlu

berkoalisi dengan partai lainnya.18 Konsumsi

Jerman yang terindikasi melemah juga perlu

menjadi perhatian, diantaranya dipengaruhi

pertumbuhan tingkat upah Jerman yang

masih lambat.

Ekonomi Perancis tumbuh

meningkat pada TW4-17. PDB Perancis

tumbuh sebesar 2,4% yoy, lebih tinggi

dari TW3-17 sebesar 2,3%. Perekonomian

Perancis di bawah pemerintahan Emmanuel

Macron menjadi lebih stabil dan solid sehingga

menumbuhkan optimisme perbaikan

ekonomi di kalangan investor dan pelaku

usaha. Hal tersebut berhasil menstimulasi

investasi sehingga tumbuh signifikan menjadi

4,7% (dari 4,1%). Kontribusi investasi

terhadap PDB turut meningkat menjadi 1,1%

(dari 0,9%). Selain investasi, ekspor juga

meningkat tajam ke 5,3% (dari 3,8%) seiring

kenaikan permintaan eksternal, sedangkan

impor melambat ke 4,2% (dari 4,5%). Net

ekspor mencatat kontribusi positif terhadap

18 Partai koalisi Merkel, CDU/CSU, tengah melakukan negosiasi dengan partai terbesar kedua, SPD, terkait kemungkinan membentuk koalisi bersama untuk menempati kursi pemerintahan. Negosiasi koalisi tersebut masih berjalan alot hingga awal 2018.

Perekonomian negara anggota

Kawasan Euro tumbuh bervariasi, dengan

kecenderungan membaik pada negara

inti dan melambat di negara periferal.

Jerman sebagai pendorong utama ekonomi

Kawasan Euro tumbuh terakselerasi menjadi

2,9% pada TW4-17, dari 2,7% pada TW3-17.

Pertumbuhan Jerman didukung oleh kinerja

ekspor yang resilien di tengah apresiasi EUR.

Permintaan eksternal terhadap ekspor Jerman

menguat, terutama produk permesinan

dan high-end tools dari Tiongkok. Rata-rata

tingkat produksi Jerman juga mengalami

Sumber: Bloomberg

2,1 2,4

2,8 2,7

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2013 2014 2015 2016 2017

% yoy % yoy

GDP, lhs Household, rhs Government, rhsGFCF, rhs Exports, rhs Imports, rhs

Sumber: Bloomberg

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

% yoy

Kawasan Euro JermanPerancis ItaliaSpanyol

Grafik 2.14 Pertumbuhan PDB

Grafik 2.15 Pertumbuhan PDB

Beberapa Negara Kawasan Euro

Page 46: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

34

Italia menjadi satu-satunya negara

inti yang mengalami perlambatan

pertumbuhan ekonomi pada TW4-17.

PDB Italia tumbuh sebesar 1,6% yoy, lebih

rendah dari pencapaian TW3-17 sebesar

1,7%. Serupa dengan negara inti lainnya,

konsumsi juga menjadi faktor penyebab

perlambatan pertumbuhan Italia. Penjualan

kendaraan bermotor turun cukup drastis

akibat lesunya permintaan. Tingkat produksi

juga mengalami perlambatan, terutama

barang konsumsi dan energi. Sementara

kinerja sektor eksternal mampu menunjukkan

perbaikan dengan ekspor yang terekspansi

melebihi impor. Italia menghadapi risiko

ketidakpastian politik menjelang pemilu 4

Maret 2018 karena meningkatnya popularitas

partai populis (sayap kanan) dan koalisi

centre-right. Sementara koalisi centre-left

(pemerintahan petahana) menempati posisi

ketiga dalam survei polling terkini.

Pada ekonomi Kawasan Euro,

konsumsi tetap berkontribusi paling

besar terhadap pertumbuhan, meski

terindikasi melemah pada TW4-17.

Aktivitas penjualan ritel melambat, dengan

rata-rata penjualan sebesar 2,1% yoy, lebih

rendah dibanding TW3-17 sebesar 3,0%.

Penurunan tersebut disebabkan konsumen

yang membatasi belanja pakaian karena faktor

cuaca buruk, disertai dengan permintaan

energi yang juga menurun akibat cuaca lebih

panas sehingga menekan penjualan BBM.

Tertahannya konsumsi juga dipengaruhi

tingkat upah yang cenderung masih rendah,

ekonomi, pertama kali sejak 2013.19 Namun

demikian, konsumsi Perancis menunjukkan

perlambatan, baik pertumbuhannya (1,4%

dari 1,8%), maupun kontribusinya terhadap

PDB (0,8% dari 1,0%).

Ekonomi Spanyol tumbuh sebesar

3,1% yoy pada TW4-17, sama dengan

pertumbuhan TW3-17. Laju pertumbuhan

tersebut merupakan yang tertinggi diantara

negara inti lainnya. Perekonomian Spanyol

TW4-17 –sama dengan Jerman dan Perancis–

terbantu oleh peningkatan kinerja ekspor

dan investasi dalam skala yang lebih kecil.

Defisit perdagangan Spanyol menyempit

dipengaruhi oleh ekspor yang meningkat

cukup signifikan dan melebihi kenaikan

impor. Aktivitas produksi Spanyol turut

meningkat tajam, terutama pada barang

modal, menandai perbaikan investasi.

Konsumsi Spanyol terindikasi tertahan

seiring penurunan penjualan barang dan jasa

sepanjang triwulan, walaupun job creation

dan unemployment mengalami perbaikan.

Selain konsumsi, ekonomi Spanyol juga

tertahan karena ketidakpastian politik akibat

deklarasi kemerdekaan Catalonia dari Spanyol

pada awal Oktober 2017.20

19 Ekspor dan impor masing-masing berkontribusi 1,6% (dari 1,1%) dan 1,4% (dari 1,5%) terhadap PDB, sehingga secara total, net ekspor berkontribusi 0,2% terhadap PDB (dari -0,4%).

20 Catalonia menyelenggarakan voting referendum kemerdekaan dari Spanyol pada 1 Oktober 2017 dan dimenangkan oleh suara “Yes” dengan turnout hanya sekitar 43% suara. Namun referendum tersebut ilegal sehingga hasilnya tidak diakui oleh berbagai pihak. Pemerintah Spanyol pada akhirnya mencabut wewenang seluruh pejabat pemerintah Catalonia melalui aktivasi Article 155, dan melaksanakan pemilu setempat pada 21 Desember 2017.

Page 47: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

35

meskipun pengangguran terus menunjukkan

penurunan.

Di tengah penurunan penjualan

ritel, kepercayaan konsumen terhadap

prospek konsumsi terus menguat. Survei

kepercayaan konsumen TW4-17 secara

rata-rata mengalami penyempitan kontraksi

menjadi -0,2, dari -1,5 pada TW3-17, bahkan

sempat positif pada Desember 2017 (0,5)

-tertinggi sejak Januari 2001. Optimisme

dipicu keyakinan konsumen atas perbaikan

ketenagakerjaan ke depan, seiring daya

serap tenaga kerja yang terus membaik.

Perbaikan juga didorong oleh rilis beberapa

indikator yang positif, terutama pertumbuhan

ekonomi yang tumbuh di atas ekspektasi.

Gejolak politik juga cenderung mereda

meskipun terdapat kekhawatiran seperti isu

independensi Catalonia dan koalisi partai

politik Jerman.

Pasar tenaga kerja masih

mengalami penguatan. Performa ini

didorong oleh membaiknya ketersediaan

lapangan kerja sehingga meningkatkan daya

serap tenaga kerja. Tingkat pengangguran

pada TW4-17 kembali menurun menjadi 8,7%,

dari sebelumnya 8,9% pada TW3-17, dan

merupakan titik terendah sejak Januari 2009

(8,7%).21 Tren penurunan dikontribusi oleh

reformasi pasar tenaga kerja yang cukup efektif

dan tingginya permintaan ekspor sehingga

mendorong korporasi membuka lapangan kerja

untuk mengimbangi kenaikan produksi.

21 Setelah krisis keuangan, pengangguran mencapai level tertinggi 12% pada TW2-13.

Sumber: Bloomberg

-15

-05

05

15

25

35

-2

-1

0

1

2

3

4

5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Penjualan Ritel, lhs New Passenger Vehicle Sales, rhsCons. Confidence, rhs Retail trade confidence, rhs

Sumber: Bloomberg

9,4 9,1 8,9 8,7

1,5

1,8

1,6

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

8

8,5

9

9,5

10

10,5

11

11,5

12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017

%

Unemployment Rate, lhsLabour Costs, rhs

% yoy

Sumber: Bloomberg

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy %

Produksi Industri, lhsIndustrial Confidence, lhsBusiness Clim. Indicator, rhs

Grafik 2.16 Indikator Konsumsi

Grafik 2.17 Tingkat Pengangguran

Grafik 2.18 Indikator Investasi

Page 48: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

36

panas dan tren kenaikan harga minyak dunia.

Optimisme bisnis dan perbaikan

aktivitas produksi ke depan sejalan

dengan peningkatan Purchasing

Managers Index (PMI). Indikator PMI

Komposit secara rata-rata mencapai 57,2

pada TW4-17, lebih baik dari TW3-17

sebesar 56,0. Perbaikan didorong oleh

kuatnya pesanan baru (demand) baik dari

domestik maupun eksternal, terutama pada

sektor manufaktur. Permintaan eksternal

meningkat secara signifikan dan menciptakan

ketidakseimbangan antara supply dan demand

sehingga mengakumulasi uncompleted works.

Perusahaan terdorong membuka lapangan

kerja untuk mengimbangi sisi produksi. Selain

itu, juga terjadi kenaikan pembukaan bisnis

baru, didukung oleh ekonomi yang membaik.

Peningkatan sentimen bisnis dialami oleh

hampir seluruh negara inti, kecuali Spanyol

karena terpengaruh oleh isu independensi

Catalonia.22

Kinerja sektor eksternal Kawasan

Euro menguat seiring pemulihan global.

Ekspor TW4-17 secara rata-rata tumbuh

terakselerasi menjadi 6,2% yoy, dari sebelumnya

6,0% pada TW3-17. Sementara pertumbuhan

impor melambat menjadi 7,2% dari 7,9%,

dipengaruhi demand impor energi yang lebih

22 Jerman TW4-17: PMI Komposit (57,6 dari 56,1), Manufaktur (62,1 dari 59,3), Jasa (54,9 dari 54,1).Perancis TW4-17: PMI Komposit (59,1 dari 56,0), Manufaktur (57,5 dari 55,6), Jasa (58,9 dari 56,0).Italia TW4-17: PMI Komposit (55,5 dari 55,4), Manufaktur (57,8 dari 55,9), Jasa (54,1 dari 54,9).Spanyol TW4-17: PMI Komposit (55,2 dari 56,1), Manufaktur (55,9 dari 53,6), Jasa (54,5 dari 56,8).

Aktivitas produksi terekspansi

untuk mengimbangi permintaan

eksternal. Rata-rata produksi industri selama

TW4-17 tercatat sebesar 4,3% yoy, lebih tinggi

dari 3,7% pada TW3-17. Hal ini didorong oleh

pertumbuhan produksi barang non-durable.

Produksi barang modal juga meningkat

cukup solid, mengindikasi perbaikan investasi

untuk mengimbangi tingginya backlog of

work. Jenis barang antara (intermediate) juga

mengalami peningkatan produksi, terutama

production parts/inputs. Sementara produksi

energi termoderasi karena permintaan yang

menurun seiring faktor cuaca yang lebih

Sumber: Bloomberg

48

50

52

54

56

58

60

62

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

PMI Composite

PMI Manufaktur

PMI Services

Indeks

90

95

100

105

110

115

120

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Indeks Indeks

Industrial Confidence, lhsServices Confidence, lhsConsumer Confidence, lhsEconomic Sentiment Indicator, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.19 Indikator PMI

Grafik 2.20 Indikator Keyakinan Ekonomi

Page 49: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

37

Perlambatan inflasi headline

terjadi pada hampir seluruh negara inti

Kawasan Euro, kecuali Perancis. Spanyol

mengalami penurunan inflasi terdalam pada

TW4-17 menjadi 1,1% yoy pada Desember

2017, dari 1,8% pada September 2017. Inflasi

di Jerman dan Italia juga tumbuh melambat,

masing-masing menjadi 1,7% dan 0,9%,

dari sebelumnya 1,8% dan 1,1%. Sementara

inflasi Perancis justru meningkat menjadi

1,2% (dari 1,0% pada triwulan sebelumnya).

rendah akibat iklim akhir 2017 yang lebih panas.

Secara nominal, ekspor dan impor meningkat

namun kenaikan ekspor jauh melebihi

impor. Kenaikan ekspor dipicu peningkatan

permintaan eksternal sejalan dengan pemulihan

perdagangan global. Dengan kinerja tersebut,

surplus neraca perdagangan TW4-17 melebar

menjadi EUR70,1 miliar, dari EUR62,5 miliar

pada TW3-17.

Meski kinerja neraca perdagangan

membaik, surplus neraca transaksi

berjalan (current account) menurun.

Current account surplus TW4-17 turun

menjadi EUR95,2 miliar (seasonally-adjusted),

dari EUR124,2 miliar pada TW3-17.

Penurunan terutama dipicu oleh melemahnya

neraca pendapatan primer -akibat base effect

triwulan lalu yang naik signifikan seiring

peningkatan investasi ke eksternal- dan

penyusutan surplus neraca jasa.

Laju inflasi Kawasan Euro

melambat pada TW4-17. Inflasi Desember

2017 mencatat pertumbuhan sebesar 1,4%

yoy, menurun dibandingkan September

2017 sebesar 1,5%, dan masih lebih rendah

dari target inflasi ECB yang mendekati 2%.

Penurunan harga dipicu oleh perlambatan

harga energi seiring menurunnya demand

selama musim dingin –karena cuaca yang lebih

hangat (warm winter). Inflasi inti Desember

2017 juga melambat menjadi 0,9%, dari 1,1%

pada September 2017, disebabkan moderasi

berbagai harga jasa seperti jasa pendidikan di

Italia dan transportasi di Jerman. Sementara

itu, harga makanan masih terakselerasi di

tengah perlambatan harga lainnya.

Grafik 2.21 Neraca Perdagangan

Grafik 2.22 Neraca Transaksi Berjalan

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-10

-05

0

05

10

15

20

25

30

35

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

EUR Bn% yoy

Trade Balance, rhs Exports, lhs Imports, lhs

Sumber: Bloomberg

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Miliar EUR

Barang Jasa Primary Income

Secondary Income Current Account

Page 50: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

38

Pelemahan harga juga terjadi pada

indeks harga produsen. Producer Price Index

(PPI) TW4-17 pada Desember 2017 turun

menjadi 2,2% yoy, dari 2,8% pada September

2017. Penurunan PPI juga dipengaruhi

oleh pelemahan harga energi yang cukup

signifikan hingga 2,9% (dari 4,4%). Harga

barang non-durable dan intermediate juga

tumbuh melambat, sementara pertumbuhan

komponen lainnya seperti durable dan capital

goods tidak berubah.

Pemulihan pertumbuhan kredit

ke sektor swasta terus berlanjut. Tingkat

penyaluran kredit oleh lembaga keuangan

(Monetary Financial Institutions/MFI) pada

TW4-17 rata-rata tumbuh 2,5% yoy, lebih

tinggi dibandingkan TW3-17 sebesar 2,4%.

Berdasarkan debitur, pinjaman kepada non-

financial counterparties (NFC) maupun rumah

tangga (RT) sama-sama terakselerasi. Rata-

rata kredit kepada NFC tumbuh signifikan

menjadi 1,7% (dari 1,3% pada TW3-17),

dan pinjaman kepada RT tumbuh rata-rata

3,2% (dari sebelumnya 3,0%). Penurunan

suku bunga pinjaman bank yang signifikan

sejak pertengahan 2014 (terutama karena

langkah kebijakan moneter non-konvensional

ECB) serta perbaikan keseluruhan supply

dan demand, telah berhasil mendukung tren

pemulihan pertumbuhan kredit. Selain itu,

perbankan telah mengalami kemajuan dalam

mengonsolidasikan neraca dan mengurangi

kredit bermasalah (NPL), meskipun tingkat

NPL tetap tinggi di beberapa negara dan

masih berpotensi menghambat intermediasi

keuangan.

Sumber: Bloomberg

-15

-10

-5

0

5

10

15

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Inflasi, lhs

Inflasi Inti, lhsFood, lhs

Services, lhs

Sumber: Bloomberg

-1,5

-1,0

-0,5

0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy

Kawasan Euro

Jerman

Perancis

Italia

Spanyol

Sumber: Bloomberg

-6

-4

-2

0

2

4

6

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Durable Cons. GoodsNondurable Cons. GoodsCapital GoodsIntermediate GoodsEnergyPPI, rhs

Grafik 2.23 Inflasi Kawasan Euro

Grafik 2.24 Inflasi Negara Inti

Grafik 2.25 Producer Price Index

Page 51: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

39

untuk mendorong inflasi mendekati target

2%.

Dengan mempertimbangkan

kinerja ekonomi yang terus membaik, ECB

memutuskan untuk menyesuaikan APP

dengan menurunkan volume pembelian

aset menjadi EUR30 miliar per bulan (dari

sebelumnya EUR60 miliar) mulai Januari 2018.

Nilai APP dapat disesuaikan atau diperpanjang

kembali oleh ECB jika diperlukan, hingga path

inflasi sejalan dengan sasarannya. ECB pada

meeting Desember 2017 juga menyatakan

perlu melakukan perubahan komunikasi

kebijakan (forward guidance) secara gradual.

Market memperkirakan perubahan tersebut

akan dimulai secepatnya Maret 2018, atau

Juni 2018 setelah ECB mempertimbangkan

perkembangan inflasi.

Di sisi fiskal, neraca keuangan

pemerintah mencatat penyempitan

defisit. Defisit fiskal pada TW3-17 menyusut

menjadi -0,3% terhadap PDB (seasonally

adjusted), dari -1,0% PDB pada TW2-

17, dan merupakan defisit terendah sejak

Memperhatikan inflasi yang masih

rendah, ECB masih mempertahankan suku

bunga rendah dan kebijakan moneter

non-konvensional. Pada Governing Council

Meeting 26 Oktober dan 14 Desember

2017, ECB masih menjaga suku bunga main

refinancing operations (MRO) tetap di level

0,0%; marginal lending facility rate sebesar

0,25%; dan deposit facility rate sebesar

-0,4%. Sementara stimulus moneter program

pembelian aset (Asset Purchase Program/

APP) diperpanjang dari semula berakhir pada

Desember 2017 menjadi September 2018,

Grafik 2.26 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Grafik 2.27 Nilai Tukar Euro

Grafik 2.28 Suku Bunga ECB

Sumber: Bloomberg

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Loans Made by MFI, lhsLoans to Non-Financial Corporation, lhsLoans to Household, rhs

Sumber: Bloomberg

1

1,1

1,2

1,3

EUR/USD

EUR

TW4

Sumber: Bloomberg

0

20

40

60

80

100

-0,5

-0,25

0

0,25

0,5

0,75

1

1,25

1,5

Feb-

14Ap

r-14

Jun-

14Au

g-14

Oct

-14

Dec-

14Fe

b-15

Apr-1

5Ju

n-15

Aug-

15O

ct-1

5De

c-15

Feb-

16Ap

r-16

Jun-

16Au

g-16

Oct

-16

Dec-

16Fe

b-17

Apr-1

7Ju

n-17

Aug-

17O

ct-1

7De

c-17

EUR Bil.%

Refinancing Rate (0,00%)

Deposit Facility (-0,4%)

Marginal Lending Facility (0,25%)

Asset Purchase Target, rhs

Page 52: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

40

terjadi di Cyprus (rasio terhadap PDB turun

sebanyak -2,9%), Lithuania (-2,3%), dan

Irlandia (-1,9%). Yunani, Italia, dan Portugal

tetap menjadi 3 (tiga) negara pengutang

terbesar dengan rasio masing-masing sebesar

177,4%, 134,1% dan 130,8% terhadap PDB.

PDB 2018 dan 2019 diprediksi

tumbuh lebih rendah dibanding 2017

yang mencapai 2,5% yoy. Meski demikian,

ECB pada Governing Council Meeting

Desember 2017 merevisi ke atas outlook

2018 dan 2019 masing-masing menjadi 2,3%

dan 1,9% (dari sebelumnya 1,8% dan 1,7%).

ECB mempertimbangkan realisasi PDB hingga

TW3-17 yang berada di atas perkiraan dan

diprediksi akan berlanjut ke 2018. Penguatan

sentimen bisnis dan konsumsi juga akan

menopang momentum pemulihan ekonomi

lebih baik dari ekspektasi sebelumnya.

Permintaan eksternal yang diperkirakan

naik dan suku bunga jangka panjang yang

sedikit lebih rendah juga akan mendorong

perekonomian ke depan. Sejalan dengan

ECB, IMF pada rilis World Economic Outlook

(WEO) update Januari 2018 juga merevisi ke

atas outlook 2018 menjadi 2,2% (dari 1,9%),

dan 2019 menjadi 1,9% (dari 1,7%).

Perkiraan tingkat inflasi Kawasan

Euro relatif lebih optimis. ECB merevisi

ke atas proyeksi inflasi 2018 menjadi 1,4%

(dari sebelumnya 1,2%), namun inflasi 2019

tetap dipertahankan pada 1,5%. Revisi

tersebut mencerminkan perkembangan

harga energi dan makanan yang lebih kuat

dari perkiraan awal, asumsi harga minyak

yang lebih tinggi, dan upward effect dari

pembentukan Kawasan Euro pada 1999.

Penerimaan pemerintah TW3-17 naik cukup

signifikan menjadi EUR1.296 miliar (dari

EUR1.282 miliar pada TW2-17). Sementara

total pengeluaran pemerintah turun menjadi

EUR1.306 miliar (dari EUR1.311 miliar),

sehingga mendorong penurunan defisit fiskal.

Sejalan dengan penyempitan

defisit fiskal, utang pemerintah juga

mengalami penurunan. Utang pemerintah

TW3-17 tercatat sebesar EUR9.742 miliar (atau

88,1% terhadap PDB), turun dibandingkan

TW2-17 yang mencapai EUR9.752 miliar (89%

dari PDB). Penurunan utang paling signifikan

Sumber: Bloomberg

89,2

89 88,1

8,4

8,6

8,8

9

9,2

9,4

9,6

9,8

10

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32013 2014 2015 2016 2017

EUR Tn

% GDP

Govt Debt, rhsDebt to GDP, lhs

-1,0 -1,0

-0,3

-4

-3

-2

-1

0

41

43

45

47

49

51

53

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2013 2014 2015 2016 2017

% GDP % GDP

Govt. RevenueGovt. ExpenditureFiscal Balance (RHS)

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.29 Rasio Defisit Fiskal Terhadap PDB

Grafik 2.30 Rasio Utang Publik Terhadap PDB

Page 53: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

41

Namun demikian, risiko politik belum

sepenuhnya tereleminasi karena terjadinya

beberapa event politik di 2018. Pemerintahan

Jerman di bawah Angela Merkel saat ini belum

stabil karena masih merupakan minoritas dan

sedang melakukan negosiasi koalisi dengan

partai lainnya. Pemilu Italia –berdasarkan

survei terkini– masih didominasi oleh partai

sayap kanan maupun koalisi centre-right.

Selain itu, keberlanjutan negosiasi Brexit

juga masih menjadi tantangan karena masih

menemui beberapa hambatan. Sementara

dari sisi eksternal, risiko dari ketidakpastian

kebijakan AS khususnya kebijakan fiskal serta

kecenderungan peningkatan proteksionisme

berpotensi memicu konflik perdagangan dan

menghambat laju pemulihan global. Selain

AS, perlambatan ekonomi Tiongkok juga

berpotensi termaterialisasi serta memengaruhi

eksposur perdagangan dan investasi Eropa

dengan Tiongkok.

pajak energi dan tembakau. Sementara core

inflation jangka pendek direvisi ke bawah,23

mempertimbangkan perkembangan harga inti

yang masih lemah beberapa waktu terakhir.

Faktor risiko terhadap progres

pemulihan ekonomi Kawasan Euro saat

ini sudah cukup berimbang (balanced).

Upside risks terutama berasal dari momentum

pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat

dibandingkan estimasi sebelumnya, dengan

didukung oleh sentimen kepercayaan ekonomi

yang terus membaik. Pemulihan ekonomi

global juga menjadi faktor pendukung

yang kuat dari eksternal. Program reformasi

struktural Uni Eropa mulai memperlihatkan

dampak positif terhadap kestabilan

pertumbuhan dan momentum pemulihan.

Risiko politik di kawasan juga terus mereda

dan mengonfirmasi Kawasan Euro memiliki

daya tahan terhadap gejolak politik.

23 Outlook inflasi inti 2017 dan 2018 direvisi ke bawah masing-masing mejadi 1,0% (dari 1,1%) dan 1,1% (dari 1,3%). Sementara proyeksi inflasi inti 2019 dipertahankan pada 1,5%.

Tabel 2.3 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

Tabel 2.4 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019GDP (% yoy) 2,4 2,3 1,9 2,4 2,3 2,0 2,4 2,2 2,0Estimasi Sebelumnya 2,2 1,8 1,7 2,2 2,1 1,9 2,1 1,9 1,7HICP (% yoy) 1,5 1,4 1,5 1,5 1,5 1,6 n.a n.a n.aEstimasi Sebelumnya 1,5 1,2 1,5 1,5 1,4 1,6 0,2 1,5 1,4

Ket. estimasi sebelumnya: ECB (September 2017), EC (November 2017), IMF (WEO Oktober 2017)

EstimasiECB (Desember 2017) EC (Februari 2018) IMF (WEO Januari 2018)

2016 2017 2018 2016 2017 2018 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4Kawasan Euro 1,8 2,4 2,2 1,8 2,3 2,2 1,7 1,8 1,7 1,9 2,1 2,4 2,8 2,7 2,3 2,2 2,0 1,9Jerman 1,9 2,5 2,3 1,9 2,2 2,3 1,9 1,9 1,8 1,8 2,1 2,3 2,7 2,9 2,5 2,4 2,0 1,9Perancis 1,2 1,7 1,8 1,1 1,8 1,9 1,2 1,2 0,9 1,1 1,2 1,9 2,2 2,4 2,0 1,8 1,7 1,7Italia 0,9 1,6 1,4 0,9 1,5 1,4 1,3 1,0 0,9 1,0 1,3 1,5 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,3Spanyol 3,3 3,1 2,4 3,3 3,1 2,5 3,5 3,4 3,2 3,0 3,0 3,1 3,1 3,1 2,9 2,6 2,4 2,2

Keterangan: cetak miring dan biru merupakan angka proyeksi Consensus Forecast Januari 2018

NegaraProyeksi IMF CF

Januari 2018Realisasi

WEO Januari 2018 2016 2017 2018

Page 54: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

42

Tekanan inflasi diperkirakan masih akan

berada di atas target. BoE memproyeksikan

inflasi 2018 mencapai 2,4% dan melambat ke

2,2% pada 2019.

Dinamika ekonomi juga dibayangi

sejumlah faktor risiko. Dari dalam negeri,

ketidakpastian ekonomi dan politik khususnya

proses negosiasi Brexit terkait pengaturan

perdagangan internasional berpotensi

menahan ekspansi investasi. Konsumsi

diprediksi menurun akibat perlambatan

pertumbuhan upah. Dari sisi ketenagakerjaan,

terdapat risiko kekurangan tenaga kerja

unskilled akibat pembatasan migran.

Sedangkan sektor keuangan menghadapi

risiko tingginya kredit konsumsi masyarakat

di tengah pendapatan rumah tangga yang

cenderung stagnan. Risiko eksternal yang

berpotensi menahan kinerja ekonomi Inggris

antara lain pergerakan harga minyak dunia,

kebijakan ekonomi dan perdagangan AS di

bawah Presidensi Trump, serta tensi geopolitik.

Ketidakpastian hasil negosiasi

Brexit menahan kinerja ekonomi Inggris.

Pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir

kembali tumbuh melambat menjadi 1,4%

yoy (2nd estimate), dari 1,7% pada TW3-

17, dan lebih rendah dari perkiraan.24

Ekonomi yang tumbuh melambat selama tiga

triwulan berturut-turut tersebut menjadikan

pertumbuhan ekonomi Inggris selama 2017

turun menjadi 1,7% yoy, dari 1,9% pada

2016.

24 Perkiraan Consensus Forecast Desember 2017 tumbuh 1,6%.

2.3. Inggris

Kinerja ekonomi Inggris TW4-

17 melambat menjadi 1,4% (dari 1,7%

di TW3-17). Net ekspor yang melemah

akibat penurunan produksi minyak menjadi

penyebab utama perlambatan ekonomi

Inggris. Sementara di sisi lain, aktivitas

konsumsi, investasi dan pengeluaran

pemerintah masih tumbuh meningkat. Secara

sektoral, perlambatan pertumbuhan TW4-17

dipengaruhi pelemahan sektor konstruksi dan

agrikultur, sementara sektor industri dan jasa

tumbuh cukup stabil.

Inggris masih menghadapi

permasalahan inflasi tinggi yang di atas target

2%. Inflasi Desember 2017 mencapai 3,0%

yoy dipengaruhi depresiasi pound sterling.

Inflasi tinggi yang terjadi di tengah lambannya

kenaikan upah menekan daya beli masyarakat.

Di sisi kebijakan moneter, BoE

menaikkan Bank Rate sebesar 25 bps menjadi

0,50% dan melanjutkan program pembelian

aset pada Monetary Policy Committee (MPC)

pada November 2017. Kebijakan tersebut

kembali dipertahankan pada Februari 2018

seiring ekspektasi tekanan inflasi yang

diprediksi berlanjut.

BoE optimis bahwa ekonomi Inggris

akan menguat sehingga merevisi ke atas

proyeksi PDB 2018 menjadi 1,8% (dari 1,6%

pada estimasi sebelumnya), dan tahun 2019

menjadi 1,8% (dari 1,7% pada estimasi

sebelumnya). Sementara IMF memprediksi

PDB tahun 2018 akan tumbuh lebih rendah

dibandingkan BoE yaitu sebesar 1,5%.

Page 55: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

43

penurunan produksi manufaktur dan energi.27

Peranan konsumsi dalam

pertumbuhan ekonomi belum terlalu

solid. Penjualan ritel cenderung tertahan

akibat tekanan inflasi, kenaikan upah yang

berjalan lambat, serta melemahnya dukungan

kredit konsumsi. Rata-rata penjualan

ritel28 TW4-17 tumbuh sebesar 1,0% yoy

27 Sektor pertambangan tumbuh sebesar 2,9% (dari -2,1% di TW3-17), produksi manufaktur tumbuh 2,7% (dari 1,0%). Sedangkan produksi energi (listrik, gas dan uap) terkontraksi -2,0% dari 0,6% di TW3-17.

28 Penjualan ritel berkontribusi sekitar sepertiga konsumsi rumah tangga, diikuti oleh belanja jasa dan energi.

Perlambatan ekonomi pada triwulan

akhir 2017 terutama disebabkan oleh

penurunan kinerja eksternal. Ekspor yang

turun signifikan akibat pelemahan produksi

minyak di tengah terjadinya peningkatan

impor menjadikan net ekspor berkontribusi

negatif terhadap pertumbuhan. 25 Sementara

di sisi lain, aktivitas konsumsi, investasi dan

pengeluaran pemerintah masih tumbuh

meningkat. Konsumsi rumah tangga pada

TW4-17 tumbuh membaik menjadi 1,4%

(dari 1,0% pada TW3-17). Aktivitas investasi

(Gross Fixed Capital Form) juga tumbuh

meningkat ke 3,8% (dari 3,4%) seiring

peningkatan investasi pemerintah di akhir

tahun 2017. Sejalan dengan itu, pengeluaran

pemerintah meningkat ke 0,9% (dari 0,3%)

didorong pengeluaran di bidang kesehatan

dan administrasi publik.

Perlambatan pertumbuhan

terutama dialami oleh sektor konstruksi

dan pertanian. Sektor kontruksi tumbuh

melambat menjadi hanya 0,6% pada TW4-

17 (dari 4,8% di TW3-17) akibat menurunnya

permintaan properti. Sektor pertanian kembali

memasuki zona kontraksi dengan tumbuh

-0,6% (dari 0,6%) akibat penurunan produksi

crop and animal. Sektor jasa26 dan industri pada

TW4-17 masih tumbuh stabil masing-masing

di kisaran 1,4% dan 2,3%. Perkembangan

yang relatif stagnan tersebut dipicu kenaikan

aktivitas pertambangan di tengah terjadinya

25 Net ekspor berkontribusi negatif terhadap PDB TW4-17 sebesar -0,8% terhadap pertumbuhan.

26 Sektor jasa merupakan penopang utama ekonomi Inggris dengan share 71,1% PDB.

% yoy % yoy

GDP, lhs

Household, rhs

Government, rhs

Gross Fixed Capital Form, rhs

Exports, rhs

Imports, rhs

-5

0

5

10

15

20

-1,0

0

1,0

2,0

3,0

4,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

% yoy % yoy

GDP, lhs

Agriculture, rhs

Industry, rhs

Construction, rhs

Services, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.31 Pertumbuhan PDB (yoy)

Grafik 2.31 Pertumbuhan PDB sektoral (yoy)

Page 56: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

44

dalam.30 Hal ini mengindikasikan kepercayaan

konsumen maupun bisnis terhadap outlook

ekonomi domestik masih rendah. Sejalan

dengan kondisi tersebut, sektor otomotif

juga mengalami pelemahan yang tercermin

dari kontraksi registrasi mobil baru yang kian

dalam menjadi -12,6%, setelah terkontraksi

-8,3% di TW3-17. Kondisi tersebut

diakibatkan oleh peningkatan harga mobil

baru dan penurunan harga mobil bekas.

30 Rerata indeks kepercayaan konsumen turun menjadi -11,7 di TW4-17 (dari -10,3) –terendah sejak TW1-14.

(menurun dari 1,7% di TW3-17), bahkan

sempat sangat rendah hanya 0,1% pada

Oktober 2017 –terendah sejak Maret 2013.

Penurunan disebabkan semakin tertahannya

penjualan makanan dan non-makanan.29

Tekanan kenaikan harga yang cukup tinggi

menahan minat belanja masyarakat sehingga

menurunkan penjualan department store.

Kenaikan penjualan bahan bakar minyak

untuk memenuhi kebutuhan musim

dingin serta mengompensasi dampak dari

penutupan pabrik batu bara belum dapat

meningkatkan pertumbuhan penjualan ritel

pada triwulan laporan.

Konsumsi masyarakat yang masih

terbatas juga disebabkan oleh penurunan

pembiayaan kredit untuk konsumsi.

Pertumbuhan outstanding kredit konsumsi di

akhir TW4-17 termoderasi menjadi 9,4% (dari

9,9% di TW3-17). Sementara pinjaman kartu

kredit –share 34% dari total kredit konsumsi

– juga termoderasi menjadi 8,7% (dari 8,9%

di TW3-17). Perlambatan tersebut terjadi

seiring dengan kebijakan perbankan yang

memperketat pemberian kredit konsumsi

akibat tingginya penyaluran kredit konsumsi

dan ketidakpastian outlook ekonomi.

Aktivtas konsumsi ke depan

diperkirakan akan melemah yang

tercermin dari indeks kepercayaan

konsumen yang terkontraksi kian

29 Penjualan makanan terkon traksi -0,6%, dari -0,2% pada TW3-17 – terendah sejak TW3-13-- dan penjualan non-makanan melambat menjadi 0,4%, dari 1,2% - terendah sejak TW1-12.

Indeks% yoy

Retail Sales (% yoy), lhsGfk Consumer Confidence Index, rhs

-16

-8

0

8

16

24

32

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Sumber: Bloomberg

-25

-12,5

0

12,5

25

37,5

50

-300

-150

0

150

300

450

600

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoyUnits

New Car Registration (units), lhsNew Car Registration (% yoy), rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.32 Penjualan Ritel dan Kepercayaan Konsumen

Grafik 2.33 Registrasi Mobil-Baru

Page 57: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

45

di TW3-17) seiring peningkatan PMI pada

seluruh sektor seiring peningkatan order baru

baik domestik maupun ekspor. 33

Kinerja sektor eksternal melemah

dengan defisit neraca perdagangan

yang melebar. Pelebaran defisit disebabkan

perlambatan ekspor TW4-17 menjadi 4,5%,

dari 12,4% di TW3-17, di tengah terjadinya

kenaikan impor menjadi 6,8% (dari 5,1%).

Penurunan ekspor terjadi baik pada barang

33 PMI manufaktur (menjadi 56,9 dari 56,0), PMI jasa (54,5 adri 53,5) dan PMI konstruksi (52,0 dari 50,4).

Sejalan dengan konsumsi yang

masih tumbuh terbatas, aktivitas

produksi juga belum memperlihatkan

sinyal positif. Rata-rata produksi industri

TW4-17 tumbuh melambat ke level 2,4% yoy

(dari 2,6% di TW3-17), terutama didorong

penurunan aktivitas industri manufaktur.

Output manufaktur menurun ke 3,4% (dari

3,6%) dikontribusi produksi farmasi akibat

penurunan permintaan seiring tingginya

harga obat-obatan. Sementara itu, industri

pertambangan dan migas membaik dan

terlepas dari zona kontraksi31. Peningkatan

tersebut dipengaruhi pulihnya produksi

minyak dan gas pasca proses perawatan dan

ditemukannya ladang minyak baru.

Sektor konstruksi juga menurun

akibat ketidakpastian outlook ekonomi.

Output konstruksi tumbuh 0,6% di TW4-17

(dari 2,6%), terutama disebabkan oleh masih

rendahnya permintaan konstruksi rumah baru

dan turunnya pembangunan infrastruktur

swasta komersial seiring kekhawatiran

outlook ke depan.32 Namun demikian,

keyakinan bisnis ke depan diperkirakan

meningkat seiring perbaikan optimisme. Hal

tersebut tercermin dari peningkatan PMI

komposit menjadi 55,2 di TW4-17 (dari 54,1

31 Industri pertambangan dan migas membaik dan terlepas dari zona kontraksi masing-masing ke level 1,6% dan -2,6%, (dari 0,8% dan -1,8% di triwulan sebelumnya).

32 Permintaan konstruksi rumah baru (8,0% dari 8,7%) serta order pembangunan infrastruktur swasta komersial terkontraksi makin dalam menjadi -2,7% (dari -1,4%). Sejumlah perusahaan jasa keuangan dan perbankan besar mulai mengaktivasi contingency plan, dengan mengalihkan sebagian operasi ke luar Inggris.

Grafik 2.34 Produksi Industri, Produksi Manufaktur & Output Konstruksi

Grafik 2.35 Utilisasi Kapasitas

Sumber: Bloomberg

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy

Industrial Production

Manufacturing Production

Construction Output

Sumber: Tradingeconomics

70,0

72,5

75,0

77,5

80,0

82,5

85,0%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

Page 58: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

46

Tekanan inflasi headline terutama disebabkan

oleh kenaikan harga makanan yang memiliki

kandungan impor tinggi seiring terjadinya

pelemahan GBP. Inggris mengimpor setengah

bahan makanan seperti susu, mentega dan

daging dari Kawasan Eropa. Di sisi lain, inflasi

biaya transpotasi menurun karena moderasi

kenaikan airfare. Secara keseluruhan tahun

2017, rata-rata inflasi headline mencapai

2,7%, dan inflasi inti sebesar 2,4%.

Sektor tenaga kerja dalam tren

menurun namun belum mengalami

perbaikan yang solid. Tingkat pengangguran

maupun jasa. Ekspor barang terindikasi

melemah ke 5,5% (dari 15,5% pada TW3-

17) akibat penurunan tajam ekspor bahan

bakar imbas dari kerusakan pipa utama di

Forties North Sea yang berhenti beroperasi

selama lebih dari satu minggu34. Ekspor jasa

juga termoderasi ke level 3,3% dari 8,9%.

Sementara itu, peningkatan impor disebabkan

oleh meningkatnya impor barang menjadi

7,6% dari 5,0% di TW3-2017. Produksi

minyak domestik yang tertahan mendorong

kenaikan impor minyak ke 23,6% pada TW4-

17, dari 16,4% pada TW3-17. Impor jasa juga

meningkat menjadi 4,6% dari 5,5%.

Dengan dinamika ekspor dan impor

tersebut, defisit neraca perdagangan

melebar menjadi GBP10,8 miliar, dari

GBP7,0 miliar di triwulan sebelumnya.

Pelebaran defisit neraca perdagangan yang

diimbangi penyempitan defisit neraca primer

dan sekunder menjadikan defisit neraca

berjalan TW3-17 menyempit ke GBP22,8

miliar (4,6% PDB), dari GBP25,8 miliar (5,3%

PDB).

Tekanan inflasi Inggris masih relatif

tinggi dan di atas target, dipengaruhi

kenaikan harga makanan dan depresiasi

pound sterling. Inflasi headline Desember

2017 mencapai 3% yoy -tertinggi sejak Mei

2012-, stabil dibandingkan September 2017.

Sementara inflasi inti menurun ke 2,5% pada

Desember 2017 (dari 2,7% pada September).

34 Berdasarkan tujuan, ekspor ke kawasan Uni Eropa (EU) maupun ke negara non-EU menurun masing-masing menjadi 5,9% dan 3,1% (dari 10,1% dan 14,4% di TW3-17).

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2015 2016 2017

% yoyMiliar GBP

Trade Balance, lhsExports, rhsImports, rhs

Sumber: Bloomberg

% GDP Miliar GBP

Goods, lhs Services, lhs Primary Income, lhsSecondary Income, lhs Current Account, lhs CA (%GDP), rhs

Sumber: Bloomberg

-9

-7

-5

-3

-1

1

3

5

-80

-60

-40

-20

0

20

40

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32013 2014 2015 2016 2017

Grafik 2.36 Neraca Perdagangan

Grafik 2.37 Neraca Berjalan

Page 59: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

47

zona kontraksi (-0,2%, dari -0,4 di TW3-17).

Pendapatan riil yang masih berada pada zona

kontraksi menyebabkan penurunan saving

ratio36 sebesar 5,5% pada TW3-17, menurun

dari 6,2% di TW2-17, serta jauh di bawah

rata-rata tiga tahun (7,4%).

BoE masih melanjutkan stance

akomodatif di TW4-17 dengan

kencederungan bias ketat. Pada pertemuan

Monetary Policy Committee (MPC) tanggal

2 November 2017, BoE menaikkan suku

bunga kebijakan (Bank Rate) sebanyak 25

bps menjadi sebesar 0,5% -pertama kali sejak

Agustus 2016- dan melanjutkan program

pembelian aset (Asset Purchase Program/

APP) dengan mempertahankan level stok

pembelian obligasi perusahaan non-keuangan

investment-grade sebesar GBP10 miliar dan

pembelian obligasi pemerintah (gilts) sebesar

GBP435 miliar. BoE kembali mempertahankan

Bank Rate sebesar 0,5% pada MPC 8 Februari

2018 dan melanjutkan program pembelian

aset. Keputusan tersebut dilatarbelakangi

36 Saving ratio adalah perbandingan tabungan dengan disposable income.

Desember 2017 sedikit meningkat ke 4,4%,

dari September 2017 sebesar 4,3%. Tingkat

penyerapan tenaga kerja (usia 16-64 tahun)

relatif stabil sebesar 75,2% (dari 75,1% di

TW3-17), dikontribusi oleh peningkatan

lapangan kerja terutama di sektor manufaktur

dan konstruksi. Namun perbaikan upah masih

terbatas dengan rata-rata kenaikan nominal

upah mingguan sebesar 2,5% yoy (dari

2,3% di TW3-17). Perbaikan upah terjadi

baik di sektor swasta maupun publik.35 Upah

riil juga membaik tetapi masih berada pada

35 Pada TW4-17 upah sektor swasta tumbuh 2,7% (dari 2,5% di TW3-17), sedangkan upah sektor publik tumbuh 2,0% (dari 1,7% di TW3-17).

Grafik 2.38 Inflasi IHK Grafik 2.40 Pertumbuhan Kredit Konsumsi

Grafik 2.39 Ketenagakerjaan

-0,4

0

0,4

0,8

1,2

1,6

2

2,4

2,8

3,2

3,6

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Food & Non-Alcoholic Beverage, lhs

Housing & Household Services, lhs

Transport, lhs

Clothing & Footwear, lhs

Furniture & Household Goods, lhs

CPI, rhs

Core CPI, rhs

Sumber: Bloomberg

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy%Unemployment Rate, lhs Average Weekly Earnings, rhs

Sumber: Bloomberg

Sumber: BoE

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2015 2016 2017

% yoy

Consumer Credit Outstanding

Credit CardOther loans and advanced

Page 60: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

48

menjaga stabilitas sistem keuangan akibat

ketidakpastian Brexit. Pemerintah dan BoE

sedang menyiapkan langkah untuk mitigasi

dampak negatif Brexit.38

Sejalan dengan moneter, kebijakan

fiskal cenderung akomodatif untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Defisit fiskal TW4-17 melebar menjadi

GBP13,6 miliar, dari GBP4,3 miliar di triwulan

sebelumnya. Pelebaran defisit disebabkan

oleh menurunnya penerimaan pemerintah

(menjadi GBP177,4 miliar dari GBP178,4

miliar), di tengah terjadinya kenaikan belanja

pemerintah (menjadi GBP191,7 miliar dari

GBP186,0 miliar). Peningkatan belanja

terutama untuk barang dan jasa, serta jaring

pengaman sosial.

Ketidakpastian hasil negosiasi

Brexit, memberikan pandangan yang

berbeda mengenai outlook PDB Inggris

38 Risiko yang mungkin timbul seperti peningkatan tarif perdagangan, hambatan regulasi ekspor ke EU, penerapan bea cukai, serta menurunnya minat investor terhadap aset GBP.

tekanan inflasi yang masih tinggi, serta

perbaikan di sektor ketenagakerjaan dalam

beberapa bulan terakhir.

Dalam konteks kebijakan

makroprudensial, BoE meningkatkan

countercyclical capital buffer (CCyB)

rate menjadi 1% dari sebelumnya 0,5%,

dan berlaku efektif sejak 28 November

2017.37 Langkah tersebut ditujukan untuk

37 Kebijakan tersebut akan dipertahankan selama semester I-2018.

0

75

150

225

300

375

450

525

7-Ju

l-16

7-Au

g-16

7-Se

p-16

7-Oc

t-16

7-No

v-16

7-De

c-16

7-Ja

n-17

7-Fe

b-17

7-M

ar-1

7

7-Ap

r-17

7-M

ay-1

7

7-Ju

n-17

7-Ju

l-17

7-Au

g-17

7-Se

p-17

7-Oc

t-17

7-No

v-17

7-De

c-17

Miliar GBP Gilts Corporate Bond Purchase Scheme Term Funding Scheme

Sumber: BoE

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

%

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.41 Program Pembelian Aset dan TFS BoE

Grafik 2.41 Bank Rate

Grafik 2.42 Keseimbangan Fiskal

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-100

-50

0

50

100

150

200

250

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

% PDB£ billion

Total Revenue, lhs Total Expenditure, lhs Budget Balance, rhs

Sumber: Bloomberg

Page 61: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

49

IMF dan CF masing-masing memprediksi PDB

akan tumbuh sebesar 1,5%.

Terkait tekanan harga, BoE

memperkirakan inflasi hingga tiga tahun

mendatang masih di atas target 2%

dengan kecenderungan menurun. BoE

mempertahankan proyeksi inflasi 2018

(2,4%), 2019 (2,2%) dan 2020 (2,1%).

Sementara CF dan OECD memperkirakan

inflasi 2018 dan 2019 masing-masing sebesar

2,6% dan 2,2%.

selama dua tahun mendatang. BoE

optimis ekonomi Inggris dapat tumbuh lebih

tinggi dari perkiraan awal. BoE merevisi

ke atas outlook PDB tahun 2018 sebesar

1,8% (dari proyeksi sebelumnya 1,6%),

dan tahun 2019 tumbuh 1,8% (dari 1,7%).

Namun sebaliknya, IMF dalam WEO Januari

2018 merevisi ke bawah estimasi PDB 2018

menjadi 1,5% (dari proyeksi Oktober 2017

sebesar 1,7%). Consensus forecast juga

menurunkan proyeksi 2018 menjadi 1,4%

(dari sebelumnya 1,6%). Untuk tahun 2019,

Keterangan:• Sumber estimasi terkini: IMF-WEO January 2018, Consensus Forecast Januari 2018, OECD Economic Outlook November 2017, BoE

Inflation Report Februari 2018.• Sumber estimasi sebelumnya: IMF-WEO Oktober 2017, Consensus Forecast Desember 2017, OECD Interim Economic Outlook September

2017, BoE Inflation Report November 2017

EstimasiIMF OECD Consensus

Forecast BoE

2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019GDP (% yoy) 1,5 1,5 1,2 1,1 1,4 1,5 1,8 1,8

Estimasi sebelumnya 1,7 1,5 1,6 1 1,6 1,5 1,6 1,7CPI (% yoy) n.a n.a 2,8 2,7 2,6 2,2 2,4 2,2

Estimasi sebelumnya 2,6 n.a 2,8 2,7 2,7 2,6 2,4 2,2

Tabel 2.4 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

Ekonomi Inggris ke depan masih

diliputi sejumlah risiko, baik yang berasal

dari domestik maupun eksternal. Dari

sisi domestik, ketidakpastian negosiasi

Brexit antara Inggris dan EU menjadi risiko

utama bagi perekonomian Inggris, terutama

terkait aspek pengaturan perdagangan

internasional yang akan memengaruhi

aktivitas bisnis, rumah tangga, dan pelaku

pasar keuangan. Penurunan upah riil

masyarakat dapat menurunkan aktivitas

konsumsi. Dari sisi ketenagakerjaan, terdapat

risiko berkurangnya tenaga kerja unskilled

akibat rencana pemerintah untuk membatasi

ijin tinggal imigran EU di Inggris hanya

selama dua tahun39. Sementara itu, kredit

rumah tangga yang masih tergolong tinggi di

tengah pendapatan yang tumbuh melambat

berpotensi meningkatkan risiko stabilitas

sistem keuangan domestik. Sedangkan

faktor eksternal yang menjadi tantangan

bagi pertumbuhan ekonomi Inggris antara

39 Sekitar 80% industri ritel di Inggris mempekerjakan jenis tenaga kerja tersebut.

Page 62: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

50

lain dinamika ekonomi dan arah kebijakan

proteksionisme perdagangan yang dilakukan

oleh AS, rencana kenaikan FFR, pergerakan

harga minyak dunia dan tensi geopolitik.

B.2.4. Jepang

Kinerja ekonomi Jepang mengalami

perlambatan dengan tumbuh sebesar 1,5%

yoy pada TW4-17, dibandingkan 1,9%

pada TW3-17. Meski tumbuh melambat,

pertumbuhan TW4-17 yang masih positif

menandai ekspansi ekonomi selama 12

kuartal berturut-turut dan terpanjang dalam

10 tahun terakhir. Secara tahunan, ekonomi

Jepang tumbuh impresif mencapai 1,6%

pada 2017, dari hanya 0,9% pada 2016.

Penurunan kinerja sektor eskternal,

investasi dan pengeluaran pemerintah menjadi

faktor yang menyebabkan tertahannya

pertumbuhan ekonomi pada TW4-17.

Konsumsi menjadi satu-satunya indikator

yang masih tumbuh membaik, tetapi belum

terlalu solid disebabkan pertumbuhan upah

yang masih relatif lemah.

Harga makanan dan biaya transportasi

yang meningkat mendorong kenaikan

inflasi. Dibandingkan targetnya, inflasi

headline dan core masih undershooting

atau di bawah target 2%. Bank of Japan

(BOJ) merespons perkembangan tersebut

dengan mempertahankan stance kebijakan

akomodatif melalui Qualitative and

Quantitative Easing with Yield Curve Control.

BOJ sempat diduga akan menempuh policy

exit lebih cepat dari perkiraan setelah market

memerhatikan bahwa laju ekspansi moneter

TW4-17 cenderung melambat.

Pertumbuhan ekonomi Jepang

2018 dan 2019 diprediksi melambat akibat

permintaan domestik yang masih tertahan.

Investasi publik juga diperkirakan menurun

seiring efek dari large-scale fiscal stimulus

2016 yang mulai mereda. Persiapan olimpiade

2020 akan meningkatkan investasi secara

temporer. Rencana implementasi kenaikan

pajak konsumsi pada 2019 juga akan

menahan pertumbuhan ekonomi.

BOJ memprediksi pertumbuhan

ekonomi Jepang 2018 dan 2019 masing-

masing akan menurun menjadi 1,4% dan

0,7% -tidak berubah dibandingkan estimasi

sebelumnya. Sejalan dengan BOJ, IMF juga

memperkirakan PDB Jepang akan melambat,

namun pada saat yang sama juga merevisi

ke atas perkiraannya -mencerminkan sedikit

optimisme. Dalam WEO Januari 2018,

IMF memperkirakan PDB Jepang 2018 dan

2019 masing-masing tumbuh sebesar 1,2%

(+0,5% dari estimasi Oktober 2017) dan

0,9% (+0,1%).

Sejumlah risiko perlu diwaspadai

karena dapat menghambat kinerja ekonomi

Jepang ke depan. Penuaan usia penduduk,

tingginya utang yang mengganggu

sustainabilitas fiskal, lambatnya pertumbuhan

upah dan rencana kenaikan pajak konsumsi

merupakan faktor risiko yang perlu

diperhatikan dari dalam negeri. Sementara

dari sisi eksternal, risiko yang perlu diantisipasi

Page 63: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

51

deselerasi investasi swasta non-residensial

dan residensial.42 Belanja pemerintah turut

termoderasi menjadi 0,2% (dari 0,3% di

TW3-17) seiring penurunan belanja jaminan

sosial dan public housing, serta dilakukannya

front-loading belanja fiskal pada awal 2017.

Di sisi lain, konsumsi swasta (pangsa 56%)

tumbuh meningkat menjadi 1,1% pada TW4-

17, dari triwulan lalu sebesar 0,6%, dipicu

42 Sebaliknya, investasi pemerintah meningkat (0,8%, dari 0,3%) terutama untuk pembangunan fasilitas infrastruktur dan akomodasi dalam rangka penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.

adalah kebijakan perdagangan AS yang

cenderung proteksionis, FFR yang meningkat

lebih cepat dari prediksi, proses rebalancing

Tiongkok dan tensi geopolitik.

Kinerja ekonomi Jepang pada

triwulan akhir 2017 tumbuh melambat

menjadi sebesar 1,5% yoy (first estimate),

setelah tumbuh 1,9% pada TW3-1740.

Perlambatan pertumbuhan PDB dipengaruhi

oleh menurunnya kinerja sektor eksternal,

investasi dan pengeluaran pemerintah.

Dengan demikian, konsumsi menjadi satu-

satunya komponen pembentuk PDB yang

masih tumbuh meningkat, meski belum

terlalu solid akibat upah yang masih tumbuh

relatif rendah. Kendati tumbuh melambat,

pertumbuhan ekonomi TW4-17 yang masih

positif tersebut menandai berlanjutnya

ekspansi ekonomi selama 12 kuartal berturut-

turut dan terpanjang dalam 10 tahun terakhir.

Bahkan secara tahunan, ekonomi Jepang

tumbuh impresif mencapai 1,6% pada 2017,

dari hanya 0,9% pada 2016.41

Pelemahan kinerja eksternal pada

TW4-17 ditunjukkan oleh ekspor yang

tumbuh melambat di tengah peningkatan

pertumbuhan impor. Aktivitas ekspor sedikit

tertahan dengan tumbuh sebesar 6,8% dari

6,9%, sedangkan impor tumbuh meningkat

menjadi 5,5% dari 2,8% pada TW3-17.

Investasi (gross fixed capital formation)

juga melambat ke 1,8% yoy pada TW4-17,

dari triwulan sebelumnya (2,8%), karena

40 Realisasi PDB TW4-17 sesuai dengan perkiraan Consensus Forecast edisi Januari 2018.

41 Sumber: Cabinet Office, Government of Japan.

% yoy % yoy

GDP, lhs Household, rhsGross Fixed Capital Form, rhs

Exports, rhs Imports, rhs

-1,7

-0,9

0 0

0,9

1,7

2,6

3,4

-10,0

-5,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q42013 2014 2015 2016 2017

Government Consumption, rhs

Sumber: Bloomberg

1,5

-4,0

-2,0

0

2,0

4,0

6,0

8,0

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q42013 2014 2015 2016 2017

%

Household

Government Consumption

Gross Fixed Capital Form

Exports

Imports

GDP

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.43 Pertumbuhan PDB

Grafik 2.44 Kontribusi Komponen PDB

Page 64: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

52

terjadi pada Desember 2017 yang mencapai

3,6% -tertinggi sejak TW2-07- tetapi lebih

dipengaruhi oleh penjualan bahan bakar

akibat kenaikan harga minyak. Retail sales

yang melambat juga dipengaruhi oleh

menurunnya pertumbuhan kredit konsumsi

di triwulan laporan menjadi 2,8%, dari 3,1%

di TW3-17.

Secara umum, konsumsi ke depan

diprediksi membaik moderat sejalan

dengan indeks kepercayaan konsumen

yang meningkat ke 44,7 (dari 43,7) -rekor

kenaikan belanja barang durable dan semi-

durable.

Perbaikan konsumsi swasta

diwarnai dengan kecenderungan

yang mixed. Belanja rumah tangga dan

penjualan kendaraan membaik, sementara

penjualan ritel terindikasi melemah. Belanja

rumah tangga43 selama TW4-17 tumbuh

0,5% yoy, tertinggi dalam sembilan kuartal

terakhir, setelah stagnan (0%) di TW3-17.

Mayoritas belanja dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan, perawatan medis,

utilities, makanan, dan rekreasi. Penjualan

kendaraan tumbuh tipis ke 44%, dari

43,7% di TW3-17 seiring pemberian insentif

keringanan pajak pembelian kendaraan eco-

car (efisien bahan bakar). Sejalan dengan

peningkatan konsumsi masyarakat tersebut,

pertumbuhan savings ratio TW4-17 sedikit

tertahan menjadi 4,3% dari 4,5% di triwulan

sebelumnya.

Di sisi lain, penjualan ritel melemah

dengan tumbuh sebesar 1,8% yoy

(dari 2,0% pada TW3-17)44 dipengaruhi

cuaca buruk. Pada Oktober 2017, Jepang

dilanda bencana angin topan Lan dan badai

tropis Saola disertai curah hujan tinggi yang

mengakibatkan banjir dan longsor. Selama

TW4-17, kenaikan penjualan ritel sempat

43 Indikator belanja rumah tangga mencerminkan jumlah pengeluaran rumah tangga untuk berbagai jenis barang dan jasa, termasuk biaya pendidikan, biaya utilitas, biaya perawatan kesehatan, biaya rekreasi, biaya renovasi rumah, dan furnitur.

44 Perlambatan penjualan ritel terutama terjadi pada penjualan kendaraan bermotor, makanan, dan general merchandise.

36

40

44

48

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Indeks% yoy

Penj. Ritel

Belanja RT

Consumer Confidence, rhs

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

38,0

39,0

40,0

41,0

42,0

43,0

44,0

45,0

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoyVehicle Sales Savings Ratio, rhs Kredit Konsumsi, rhs

Grafik 2.45 Penjualan Ritel, Belanja Rumah Tangga, Kepercayaan Konsumen

Grafik 2.46 Penjualan Kendaraan, Savings Ratio, dan Kredit Konsumsi

Page 65: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

53

listrik, dan alat transportasi.46 Peningkatan

produksi sejalan dengan perbaikan iklim bisnis

serta meningkatnya demand ekspor produk

teknologi dan otomotif. Selain itu, para

pelaku usaha tengah meningkatkan output

produksi untuk inventori guna mengantisipasi

kemungkinan backlog akibat kenaikan

order di masa yang akan datang. Akselerasi

aktivitas manufaktur turut dikonfirmasi oleh

46 Produksi general-purpose, production and business-oriented machinery (misalnya ekskavator dan robot), mesin listrik dan alat transportasi masing-masing tumbuh sebesar 9,8%, 5,6%, dan 5,1%, dari 9,1%, 2,2%, dan 4,7% di triwulan sebelumnya.

tertinggi sejak TW2-07. Optimisme tersebut

dilatarbelakangi oleh prediksi perbaikan

sektor tenaga kerja termasuk upah.

Di sisi investasi, pelemahan

dikontribusi menurunnya aktivitas sektor

konstruksi, terutama pembangunan

residensial. Aktivitas konstruksi di TW4-

17 jatuh ke zona negatif, dengan rata-rata

pertumbuhan building start (pembangunan

bangunan baru) TW4-17 yang terkontraksi

sebesar -0,2% dari 0% pada triwulan

sebelumnya. Building start pemerintah turun

tajam menjadi -14,9% dari 10,3%, dan

tidak dapat dikompensasi oleh peningkatan

aktivitas building start swasta yang tumbuh

0,8% dari -0,5%. Berdasarkan jenis

bangunan, pembangunan residensial (share

61,2%) kembali terkontraksi (-2,5% dari

-4,0%) karena demand yang lemah seiring

aging population. Sementara pembangunan

non-residensial terdeselerasi menjadi 3,9%,

dari 7,2%, karena kontraksi pembangunan

infrastruktur di sub-sektor perdagangan,

kesehatan, dan pertambangan.45

Berkebalikan dengan kinerja

sektor konstruksi, aktivitas industri justru

meningkat didorong perbaikan demand

global. Produksi industri TW4-17 tumbuh

4,6% yoy, dari 4,2% pada triwulan lalu,

dipicu produksi general machinery, mesin

45 Sebaliknya, pembangunan di sub-sektor manufaktur dan akomodasi mengalami ekspansi, masing-masing sebesar 13,6% dan 50,9%, dari 13,1% dan 21,4% seiring akselerasi aktivitas manufaktur dan pembangunan fasilitas akomodasi dalam rangka Olimpiade 2020.

Grafik 2.47 Building Start

Grafik 2.48 Pertumbuhan Pembangunan Perumahan vs Non-Perumahan

-56,0

-28,0

0,0

28,0

56,0

84,0

-14,0

-7,0

0,0

7,0

14,0

21,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy% yoy

Building StartPublic, rhsPrivate, rhs

Sumber: Bloomberg

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-24,0

-18,0

-12,0

-6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

24,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Pembangunan Non-ResidensialPembangunan Residensial

Sumber: Bloomberg

Page 66: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

54

korporasi untuk meningkatkan belanja modal

guna mendorong produktivitas, di tengah

ketersediaan tenaga kerja yang terbatas.

Pemerintah juga memberikan insentif berupa

keringanan pajak bagi perusahaan yang

melaksanakan himbauan tersebut.

Sentimen bisnis sektor jasa juga

membaik didorong peningkatan order.

Akselerasi aktivitas terjadi pada sub-sektor

jasa perdagangan, keuangan dan asuransi,

utilitas, dan pendidikan. Rerata PMI jasa naik

menjadi 51,9 pada TW4-17, dari sebelumnya

51,5 pada TW3-17. PMI jasa pada Oktober

2017 mencapai 53,4 yang merupakan angka

tertinggi sejak Januari 2016. Optimisme

bisnis yang semakin menguat dan ekspektasi

adanya proyek-proyek baru berimbas positif

terhadap rencana ekspansi perusahaan jasa

ke depan.

Kepercayaan pelaku bisnis di

sektor manufaktur maupun jasa semakin

firm, sebagaimana terkonfirmasi pada

hasil survei Tankan BOJ periode TW4-

17. Indeks Business Conditions perusahaan

manufaktur besar mencapai skor 25, yang

merupakan tertinggi sejak tahun 2007.

Optimisme terhadap prospek bisnis terutama

terlihat pada pemanufaktur-besar yang

bergerak di bidang peralatan industri dan

bahan baku industri (mesin produksi, mesin

general-purpose, logam non-ferrous, minyak,

dan kimia). Sementara di kalangan pelaku

usaha sektor jasa skala besar, optimisme

terlihat signifikan pada sub-sektor jasa

konstruksi, real estate, jasa bisnis, dan jasa

informasi.

indeks PMI manufaktur TW4-17 yang secara

rata-rata naik menjadi 53,5, dari 52,4 pada

TW3-17.

Optimisme terhadap momentum

perbaikan ekonomi global mendorong

meningkatnya belanja modal korporasi.

Order mesin swasta dari sektor manufaktur

melonjak hingga 14,4% dari 9,2% pada

triwulan sebelumnya –tertinggi sejak

TW3-15, meski utilisasi kapasitas produksi

manufaktur masih melambat menjadi 2,9%

dari 3,3%. Perkembangan tersebut juga

sejalan dengan himbauan pemerintah kepada

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

41

44

47

50

53

56

59

62

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoyIndeks

Produksi Industri, rhsPMI ManufacturingPMI ServicesPMI Composite

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.49 Produksi Industri dan Purchasing Manager Index (PMI)

Grafik 2.50 Indikator Utilisasi Kapasitas dan Order Mesin

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Manufacturing Machine OrderCapacity Utilization, rhs

Sumber: Bloomberg

Page 67: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

55

Kanada.48 Meski laju pertumbuhan ekspor

menurun, total nominal ekspor pada TW4-17

sebesar JPY20,9 triliun, jauh di atas triwulan

sebelumnya (JPY19,6 triliun), dan menjadi

rekor tertinggi dalam sembilan tahun terakhir,

seiring pemulihan ekonomi global serta

depresiasi yen.

Laju pertumbuhan impor

terakselerasi lebih pesat dibandingkan

ekspor, sehingga surplus neraca

perdagangan menyempit. Rata-rata impor

TW4-17 tumbuh 17,1%, terakselerasi dari

14,6% pada TW3-17, sekaligus menjadi

angka tertinggi dalam 15 kuartal terakhir.

Kenaikan terjadi pada impor peralatan

elektronik terutama smartphone, dan impor

bahan bakar mineral seiring kenaikan harga

minyak dunia. Peningkatan impor sejalan

dengan akselerasi aktivitas produksi serta

dipengaruhi kenaikan harga komoditas

global. Dengan peningkatan impor di tengah

kinerja ekspor yang tertahan, surplus neraca

perdagangan menyempit menjadi JPY746,5

miliar, dari JPY1,2 triliun pada TW3-17.

Moderasi surplus neraca barang

serta penurunan signifikan pendapatan

primer menyebabkan surplus neraca

transaksi berjalan menurun. Surplus TW4-

17 turun signifikan menjadi JPY4,3 triliun,

dari JPY7,0 triliun pada triwulan sebelumnya,

kendati secara rasio terhadap PDB stabil di level

48 Nilai ekspor ke AS TW4-17 termoderasi menjadi 7,7% (dari 14,8% di TW3-17), Singapura menjadi 15,8% (dari 30,4%), Tiongkok menjadi 22,3% (dari 24,3%), Hong Kong turun ke level 4,3% (dari 10,6%) dan Kanada 12,7% (dari 24,8%).

Pertumbuhan ekspor tertahan

namun lebih disebabkan oleh faktor base

effect. Rata-rata pertumbuhan ekspor TW4-

17 sebesar 13,2% yoy, dari 15,2% di TW3-17.

Perlambatan ekspor terjadi akibat menurunnya

permintaan peralatan transportasi, mesin

dan peralatan elektronik, bahan kimia, dan

bahan baku dari luar negeri.47 Penurunan

permintaan produk ekspor antara lain dari

AS, Singapura, Tiongkok, Hong Kong, dan

47 Ekspor peralatan transportasi tumbuh 5,9% (dari 9,5%), mesin dan peralatan elektronik tumbuh 12,2% (dari 14,4%), bahan kimia tumbuh 18,2% (dari 19,9%), dan bahan baku tumbuh 21,8% (dari 29,4%).

Grafik 2.51 Survei Tankan Manufaktur

Grafik 2.52 Survei Tankan Non-Manufaktur

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

% Large Enterprise Medium Enterprise Small Enterprise

Sumber: Bloomberg

% Large Enterprise Medium Enterprise Small Enterprise

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Bloomberg

Page 68: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

56

terendah dalam 23 tahun- dan tidak berubah

dari posisi akhir TW3-17. Rendahnya angka

penggangguran ditopang oleh penyerapan

tenaga kerja yang meningkat di seluruh sektor,

terutama sektor kesehatan, perdagangan,

manufaktur, konstruksi, dan akomodasi.

Namun demikian, kondisi ketenagakerjaan

Jepang semakin ketat, terindikasi dari rasio

lowongan pekerjaan terhadap jumlah

pelamar (job-to-applicant ratio) pada akhir

TW4-17 yang naik hingga 1,59 dari 1,52

-tertinggi sejak Januari 1974.49 Lowongan

pekerjaan yang tersedia belum dapat

dipenuhi antara lain karena ketidaksesuaian

skill yang dibutuhkan dengan tenaga kerja

yang tersedia. Kenaikan rasio tersebut juga

dipengaruhi oleh angka partisipasi kerja

(Labor Force Participation Rate) yang turun

secara signifikan (60,5% di akhir TW4-17, dari

61,1% di di akhir TW3-17) dipengaruhi faktor

siklikal. LFPR di TW4 cenderung lebih rendah

dari TW3, karena menurunnya partisipasi

kerja usia 15 tahun hingga 24 tahun pasca

school-vacation musim panas.

Kondisi pasar tenaga kerja

yang semakin ketat hanya mendorong

kenaikan upah secara moderat. Upah

nominal (average cash earnings) mengalami

kenaikan 0,6% pada TW4-17, dari 0,3% di

kuartal sebelumnya, sementara kontraksi upah

riil termoderasi menjadi -0,2% dari -0,4%.

Kenaikan upah dikontribusi oleh bonus dan

lembur, sedangkan pertumbuhan upah pokok

49 Angka jobs-to-applicant ratio sebesar 1,59 berarti terdapat 59 lowongan kerja bagi setiap 100 orang pencari kerja.

4,0%. Pendapatan primer –sumber utama

surplus neraca transaksi berjalan Jepang–

hanya mencapai JPY3,9 triliun dari JPY6,1

triliun. Hal tersebut disebabkan penurunan

pendapatan investasi langsung dan portofolio

seiring meningkatnya pembayaran dividen

dan bunga kepada shareholders non-residen

seiring dengan perbaikan profit perusahaan

Jepang.

Aktivitas manufaktur dan jasa

yang berada dalam tren meningkat

berkontribusi terhadap stabilitas sektor

ketenagakerjaan. Angka pengangguran

pada akhir TW4-17 sebesar 2,8% –titik

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

-1.500,0

-1.000,0

-500,0

0,0

500,0

1.000,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoyMiliar JPY

Trade BalanceEkspor, rhsImpor, rhs

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 9 123 62015 2016 2017

JPY Triliun

Goods & Services Primary IncomeSecondary Income Current Account

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.53 Neraca Perdagangan

Grafik 2.54 Neraca Transaksi Berjalan

Page 69: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

57

security) daripada beralih ke pekerjaan yang

lain, meski menawarkan upah yang lebih

tinggi. Selain itu meningkatnya tenaga kerja

paruh waktu, partisipasi tenaga kerja tua

dan wanita melemahkan daya tawar dalam

negosiasi upah.

Inflasi kembali bergerak naik

namun masih jauh di bawah target 2%.

Inflasi headline meningkat menjadi 1,0%

pada Desember 2017, dari 0,7% pada

September 2017, dipicu kenaikan harga

makanan dan transportasi. Namun angka

inflasi headline sempat turun menjadi 0,2%

pada Oktober 2017 –terendah selama 2017–

akibat penurunan sejumlah komponen harga,

khususnya makanan segar. Harga makanan

segar50 terdeflasi hingga -12,1% dari 1,2%,

dipengaruhi faktor base effect.51 Dengan

dinamika tersebut, rata-rata inflasi headline

selama TW4-17 stabil di angka 0,6%, masih

jauh di bawah target inflasi (undershoot).

Secara umum, kenaikan yang terjadi pada

rata-rata biaya transportasi, bahan bakar dan

utilitas, serta biaya kesehatan, dikompensasi

oleh penurunan pada harga pakaian dan

furnitur.

Inflasi inti (core inflation)52

mengalami kenaikan secara gradual.

50 Share makanan segar di keranjang inflasi Jepang sebesar 25%.

51 Base effect karena pada Oktober 2016 harga makanan segar meningkat hingga 11,4% akibat faktor cuaca.

52 Inflasi inti Jepang adalah inflasi yang tanpa memperhitungkan harga makanan segar. Sementara itu, core core inflation mengindikasikan perkembangan harga yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi.

(base pay) justru termoderasi. Pertumbuhan

base pay yang lambat disebabkan oleh

keengganan perusahaan untuk meningkatkan

upah karena dikhawatirkan akan menambah

biaya operasional dan menggerus marjin

keuntungan. Kenaikan upah di tengah biaya

material yang meningkat juga akan memaksa

pengusaha menaikkan harga jual dan dapat

berdampak negatif terhadap penjualan,

mengingat konsumen Jepang cenderung

bersifat cost-sensitive. Dari sisi tenaga kerja,

para pekerja cenderung mengutamakan

stabilitas dan sustainabilitas pekerjaan (job

Grafik 2.56 Upah dan Komponennya

Grafik 2.55 Tingkat Pengangguran, Rasio Jobs-to-Applicants, dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja

58,5

59,0

59,5

60,0

60,5

61,0

61,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% %Unemployment Rate Jobs to Applicants LFPR, rhs

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy% yoy

Nominal WageBase PayOvertime PayBonus, rhs

Sumber: Bloomberg

Page 70: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

58

level PPI September 2017. Namun demikian,

secara rata-rata, harga produsen di TW4-

17 naik menjadi 3,4% yoy, dari 2,9% pada

TW3-17. Akselerasi PPI dipicu kenaikan harga

minyak dunia, depresiasi yen, serta tekanan

dari sisi upah tenaga kerja seiring kondisi

pasar tenaga kerja yang semakin ketat.

Dengan realisasi inflasi yang

masih undershoot, BOJ mempertahankan

stance kebijakan akomodatif. BOJ

melanjutkan kombinasi kebijakan QQE

(Qualitative and Quantitative Easing) dengan

yield curve control pada Monetary Policy

Inflasi inti mencapai 0,9% pada Desember

2017, dari 0,7% pada September 2017 –

tertinggi sejak April 2015– dipicu kenaikan

harga minyak dunia. Namun demikian,

indikator core core inflation hanya bergerak

tipis dari 0% di September menjadi 0,1% di

akhir 2017, mencerminkan permintaan yang

masih lemah.

Tingkat harga pada level produsen

(PPI) mengalami kenaikan yang cukup

tinggi dipicu harga minyak dan depresiasi

yen. Pergerakan harga produsen pada

Desember 2017 sebesar 3,1%, sama dengan

-10,0

-7,5

-5,0

-2,5

0,0

2,5

5,0

7,5

10,0

12,5

-4,0

-3,0

-1,0

-2,0

1,0

3,0

5,0

4,0

2,0

0,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

CPI excl. Fresh Food CPI excl. Food & EnergyFood Transport & CommunicationEducation Clothing & FootwearFuel & Utilities, rhs

Sumber: Bloomberg

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-5,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

PPI PPI Domestic Demand Product, rhsPPI Export, rhs PPI Final Consumer Goods, rhsPPI Import, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.57 Inflasi

Grafik 2.60 Pembelian JGB BOJ

Grafik 2.59 Nilai Tukar dan Harga Minyak Dunia

Grafik 2.58 Indeks Harga Produsen

25

32

39

46

53

60

67

95

100

105

110

115

120

125

USD/BarelJPY/USD JPY/USD WTI, rhs

Sumber: Bloomberg

80 ,3 78,6

57,9

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

JPY triliun JPY triliunNet Pembelian JGB Total Pembelian Tahunan, rhs

Sumber: Bloomberg

Page 71: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

59

easing melalui pembelian aset berupa: (i)

ETFs (Exchanged Traded Funds) senilai JPY6

triliun per tahun, (ii) J-REITs (Japan Real Estate

Investments) senilai JPY90 miliar per tahun;

(iii) kepemilikan CP (commercial papers)

dipertahankan sebesar JPY2,2 triliun; dan (iv)

kepemilikan corporate bonds dipertahankan

sebesar JPY3,2 triliun.

Ekspansi moneter BOJ selama

TW4-17 berlanjut, dengan pace yang

melambat. Monetary base Desember 2017

meningkat menjadi JPY480,0 triliun (11,2%

yoy), dari JPY474,7 triliun (15,6%) pada

September 2017. Dengan demikian, total

kenaikan monetary base selama 2017 hanya

sebesar JPY42,6 triliun, atau di bawah target

(JPY80,0 triliun per tahun). Total pembelian

JGB selama 2017 sebesar JPY57,9 triliun, jauh

di bawah target tahunan kenaikan JGB sebesar

JPY80 triliun serta lebih rendah dibandingkan

pembelian selama 2016 (JPY78,6 triliun).53

Deselerasi tersebut sempat menimbulkan

spekulasi di kalangan pelaku pasar keuangan

bahwa BOJ akan menempuh policy exit lebih

cepat dari perkiraan, mengikuti langkah

policy tightening yang diambil beberapa

bank sentral negara maju. Kekhawatiran

pasar semakin menguat ketika Gubernur BOJ,

Haruhiko Kuroda, membahas teori reversal

rate54 dalam pidato pada pertengahan

November 2017. Merespons hal tersebut, BOJ

53 Outstanding Japanese Government Bond per Desember 2017 sebesar JPY418,5 triliun.

54 Teori reversal rate menyebutkan bahwa pada akhirnya stimulus moneter dapat merugikan bank komersial karena profit yang rendah, yang berdampak pada keengganan bank untuk menyalurkan kredit.

Meeting Oktober 2017, Desember 2017,

serta Januari 2018. Kebijakan akomodatif

tersebut dilakukan melalui dua hal. Pertama,

pengendalian suku bunga jangka pendek dan

jangka panjang (yield curve control), dengan

menetapkan suku bunga -0,1% bagi lembaga

keuangan yang menempatkan dananya di

BOJ. BOJ juga membeli JGB untuk menjaga

yield obligasi tenor 10-tahun pada kisaran 0%

dengan pace pembelian sebesar JPY80 triliun

per tahun (suku bunga jangka panjang).

Kedua, komitmen inflation-overshooting

untuk meningkatkan monetary base hingga

target inflasi 2% tercapai dan terlampaui

secara stabil. BOJ melanjutkan quantitative

Grafik 2.61 Balance Sheet BOJ

Grafik 2.62 Monetary Base BOJ

0

100

200

300

400

500

600

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122013 2014 2015 2016 2017

JPY triliun

JGB

T-Bills

CP

Corporate BondsPecuniary Stocks

ETFs

REITs

BoJ Balance Sheet

Sumber: Bloomberg

-70

0

70

140

210

280

350

420

490

560

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122013 2014 2015 2016 2017

Triliun JPY Triliun JPYTotal Kenaikan Monetary Base (ytd) Monetary Base (akhir periode), rhs

Sumber: Bloomberg

Page 72: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

60

bahan bakar seiring penggunaan energi yang

semakin efisien.

BOJ memprediksi ekonomi Jepang

2018 dan 2019 akan tumbuh masing-masing

sebesar 1,4% yoy dan 0,7%, melambat dari

1,6% pada 2017. Meski terdeselerasi, estimasi

pertumbuhan tersebut telah berada di atas

level potensial sebesar 0,85%.57 Sementara

IMF dan OECD memperkirakan PDB Jepang

57 Estimasi terkini BoJ menunjukkan bahwa potential growth rate Jepang pada TW3-17 adalah sekitar 0,85% yoy. Potential growth rate mencerminkan kapasitas pertumbuhan ekonomi Jepang dalam jangka panjang.

menekankan bahwa intermediasi keuangan

di Jepang tidak mengalami masalah dan arah

kebijakan moneter tidak berubah hingga

inflasi inti melampaui target 2%.

Di sisi fiskal, pengeluaran

pemerintah di TW4-1755 melambat

dengan tumbuh 2,0% dari 2,7% di

TW3-17 seiring penghematan pada pos

jaminan sosial (social security). Sementara

itu, pertumbuhan penerimaan pemerintah

masih terkontraksi, namun menyempit

menjadi -5,7% dari -30,4% pada triwulan

sebelumnya. Sejalan dengan perkembangan

tersebut, utang pemerintah di akhir TW4-

17 turun menjadi JPY1.085,8 triliun, dari

JPY1.087 triliun pada TW3-17.

Ekspansi ekonomi ke depan

diperkirakan masih tertahan. Konsumsi

domestik diperkirakan menurun meskipun

terjadi perbaikan upah. Rencana kenaikan

pajak konsumsi pada Oktober 2019 sebesar

10% berpotensi menyebabkan belanja swasta

tertahan. Investasi-tetap swasta diprediksi

tetap firm ditopang profit yang tinggi, suku

bunga negatif, kebutuhan teknologi yang

bersifat labor-saving56, serta persiapan

menjelang Olimpiade 2020. Pertumbuhan

investasi pemerintah diperkirakan melambat

seiring memudarnya efek stimulus fiskal yang

masif di 2016. Ekspor diperkirakan tumbuh

moderat, sedangkan impor diperkirakan

melemah disebabkan penurunan permintaan

55 Data Oktober-November 2017.56 Teknologi labor-saving untuk mengatasi permasalahan

labor shortage, misalnya melalui penggunaan artificial intelligence (AI) dan robotic process automation (RPA).

%

April 3, 2013January 28, 2016July 6, 2016September 23, 2016December 29, 2017

(sehari sebelum QQE)(sehari sebelum QQE dgn suku bunga negatif)(titik yield terendah dari long-term JGB) (sehari setelah MPC YCC)

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y 20Y 30Y

Suku bunga jangka

panjang (sekitar 0%)Suku bunga jangka

pendek (-0,1%)

Sumber: Bloomberg

-12,0

-8,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

12,0

0

20

40

60

80

100

120

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoyJPY TriliunPenerimaan Pemerintah Belanja Fiskal Belanja Pemerintah, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.63 Yield Curve

Grafik 2.64 Penerimaan dan Belanja Pemerintah

Page 73: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

61

dan 2019 masing-masing sebesar 1,4% dan

2,3%. Proyeksi IMF lebih moderat, yaitu

0,5% (2018) dan 1,1% (2019), sedangkan

OECD memprediksi inflasi Jepang sebesar

0,7% (2018) dan 1,7% (2019). 61

Ekonomi Jepang ke depan masih

dihadapkan pada sejumlah risiko, baik

dari sisi domestik maupun eksternal.

Risiko domestik berasal dari persoalan aging

population, kekhawatiran sustainabilitas

kebijakan fiskal, perkembangan upah yang

lambat, serta perubahan sentimen konsumsi di

tengah wacana pemberlakuan kenaikan pajak

konsumsi pada 2019. Sumber risiko lainnya

adalah insentif keringanan pajak pembelian

kendaraan eco-car yang akan dikurangi secara

bertahap pada pertengahan 2018 berpotensi

menurunkan penjualan kendaraan. Sementara

faktor eksternal yang membayangi outlook

ekonomi Jepang berasal dari pengetatan

61 Estimasi inflasi oleh CF sebesar 0,9% (2018) dan 1,1% (2019).

tahun 2018 akan tumbuh sebesar 1,2%, dan

kembali melambat ke kisaran 0,9%-1%58

pada 2019.59

Kenaikan inflasi inti diproyeksi

berlanjut menuju target, seiring

perbaikan upah dan harga secara

gradual serta depresiasi yen. Output

gap60 diperkirakan semakin melebar di 2018

dan tetap positif di 2019, sehingga upah

diharapkan meningkat dan inflasi diprediksi

mencapai target 2% di tahun fiskal 2019.

BOJ mempertahankan proyeksi inflasi 2018

58 Proyeksi IMF merupakan revisi ke atas dari proyeksi Oktober 2017 (PDB 2018 diprediksi 0,7% dan 2019 sebesar 0,8%), disebabkan outlook ekonomi global yang lebih baik dari perkiraan semula, supplementary budget tahun fiskal 2018, serta dampak dari perkembangan ekonomi Jepang TW3-17 yang lebih baik dari perkiraan awal.

59 Consensus Forecast (Januari 2018) memprediksi PDB Jepang tumbuh 1,4% di 2018 dan 1,1% di 2019.

60 Output gap menunjukkan tingkat penggunaan kapasitas dan tenaga kerja. Data terkini BoJ menunjukkan bahwa output gap pada TW3-17 naik menjadi 1,35%, dari 1,18% pada triwulan sebelumnya.

Tabel 2.5 Proyeksi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

2018 2019 2018 2019 2018 2019

1,4 0,7

(1,3 – 1,5) (0,7 – 0,9)

1,4 0,7

(1,2 – 1,4) (0,7 – 0,8)

1,4 2,3

(1,3 – 1,6) (2 – 2,5)

1,4 2,3

(1,3 – 1,6) (2 – 2,5)0,5 1,1 0,7 -

- - 0,9 1,1

0,7 0,8 1,2 -

1,2 0,9 1,4 1,1

BoJ Outlook for EconomicActivity and Prices

(Januari 2018) (Januari 2018) (Januari 2018)

IMF WEO Update Consensus Forecast

Tahun

PDB

(% yoy)

*Forecast sebelumnya

Inflasi

(% yoy)

*Forecast sebelumnya

*Angka forecast sebelumnya bersumber pada BOJ Outlook for Economic Activity and Prices October 2017, IMF WEO October 2017, dan Consensus Forecast October 2017

Page 74: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

62

kebijakan moneter AS, proteksionisme

perdagangan AS, ketidakpastian negosiasi

Brexit, gejolak politik di Eropa, dan proses

rebalancing ekonomi Tiongkok. Ketidakpastian

juga berasal dari faktor geopolitik, khususnya

masalah Korea Utara. Imbas dari berbagai faktor

tersebut terhadap pasar keuangan maupun

pasar modal akan sangat memengaruhi

dinamika ekonomi Jepang sebagai salah satu

negara safe haven.

Di sisi inflasi, momentum

kenaikan harga saat ini masih belum firm

karena lebih dipicu oleh faktor supply.

Tekanan inflasi diperkirakan meningkat

dipicu kenaikan upah, depresiasi yen, serta

kenaikan biaya input yang ditransmisikan

ke harga jual –khususnya di sektor jasa.

Namun demikian, upaya untuk mencapai

target inflasi dibayangi sejumlah tantangan.

Pertama, ekspektasi inflasi jangka panjang

rumah tangga dan perusahaan tergantung

pada kesediaan perusahaan untuk

menaikkan upah dan harga. Kedua, sejumlah

komponen IHK kurang responsif terhadap

dinamika output gap (a.l. administered

price, beberapa jenis jasa, sewa rumah).

Ketiga, meningkatnya kompetisi di kalangan

usaha dapat menyebabkan perusahaan

enggan menaikkan harga. Keempat, inflasi

dipengaruhi oleh perkembangan nilai tukar

dan harga komoditas dunia.

2.5 Tiongkok

Ekonomi Tiongkok mencatatkan

peningkatan pertumbuhan pada 2017 akibat

dorongan sektor eksternal. Pertumbuhan

ekonomi 2017 mencapai 6,9%, tertinggi

sejak 2010, dan melampaui target tahunan

pemerintah 2016-2022 (6,5%). Pada TW4-

17, PDB Tiongkok tumbuh stabil sebesar

6,8% yoy—sama dengan TW3-17—dan

hanya sedikit tertahan dari 6,9% pada TW1

dan TW2-17. Ekonomi yang tumbuh stabil

pada TW4-17 dipengaruhi oleh membaiknya

net-ekspor, di tengah pelemahan konsumsi,

dan investasi domestik, serta pengeluaran

pemerintah yang diduga melambat.

Inflasi mulai terakselerasi namun masih

terkendali dan di bawah target pemerintah

(3%). Laju inflasi CPI headline Desember 2017

sebesar 1,8% yoy, lebih tinggi dari September

2017 (1,6%). Sejalan dengan itu, inflasi inti

sedikit menurun ke 2,2% pada Desember

2017 (dari 2,3% pada September 2017),

mencerminkan permintaan domestik yang

tertahan.

Inflasi yang masih berada di bawah

target pemerintah belum mengubah stance

kebijakan menjadi lebih longgar. People’s

Bank of China (PBC) justru menaikkan suku

bunga operasi moneter pada 14 Desember

2017 sebagai respons dari kenaikan FFR.

Setelah kenaikan suku bunga tersebut,

situasi pasar keuangan domestik sedikit

mengetat, dengan suku bunga interbank

7-day yang bergerak mendekati suku bunga

standing facility (batas atas koridor suku

bunga). Kebijakan fiskal juga belum bergerak

ekspansif. Perkembangan ini bertentangan

dengan perkiraan semula bahwa stance

kebijakan fiskal 2017 diproyeksikan lebih

Page 75: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

63

di tengah pelemahan konsumsi dan investasi

domestik, serta pengeluaran pemerintah

yang diduga melambat. Konsumsi masyarakat

berkontribusi sebesar 4,0 percentage points

(ppts) pada TW4-17, turun dari TW3-17

sebesar 4,4 ppts . Kontribusi pertumbuhan

investasi stagnan di level 2,2 percentage

points pada TW3 dan TW4-17. Melemahnya

permintaan domestik dipengaruhi oleh

proses deleveraging dan reformasi struktural

terutama di sektor industri.62 Sementara itu,

kontribusi pertumbuhan net-ekspor TW4-17

mencapai 0,6 ppt, meningkat dari TW3-17

sebesar 0,2 ppts, sejalan dengan pemulihan

ekonomi negara-negara mitra dagang.

Ditinjau dari sisi sektoral, struktur

perekonomian Tiongkok bergerak relatif

stabil. Sektor tersier dan primer pada TW4-

17 tumbuh stabil dari TW3-17, masing-

masing sebesar 4,1% dan 0,3%. Sementara,

sektor sekunder tumbuh sedikit melambat ke

2,4% (dari 2,5%). Sektor tersier dan primer

yang tumbuh stabil, serta pelemahan terbatas

sektor sekunder mengindikasikan proses

penyesuaian struktural yang relatif lambat.63

Perlambatan moderat sektor sekunder

62 Deleveraging merupakan upaya menurunkan tingkat utang yang sebelumnya terbentuk dari ekspansi kredit yang tinggi. Upaya deleveraging merupakan bagian dari program reformasi struktural (rebalancing) untuk mengurangi dominasi sektor industri dan mengalihkannya pada sektor jasa. Program tersebut juga bertujuan mengurangi risiko krisis keuangan di masa yang akan datang.

63 Pemerintah mencanangkan program penyesuaian struktural melalui penguatan sektor tersier (jasa) dan mengurangi peran sektor sekunder (industri). Program tersebut ditujukan untuk mencapai pertumbuhan yang berimbang dan berkesinambungan dalam jangka panjang.

“pro-active” dibandingkan 2016.

Moderasi pertumbuhan ekonomi

secara gradual diproyeksikan masih

berlanjut pada 2018 dan 2019, dengan

risiko yang relatif balanced, namun rawan

terhadap downside risks. Ketergantungan

pada permintaan eksternal meningkatkan

kerentanan seiring dengan kemampuan

recovery kelompok negara maju yang

semakin terbatas. Selain itu, kebijakan inward

looking seperti proteksionisme AS dan

Brexit berpeluang menambah beban pada

kinerja perdagangan. Pelaksanaan reformasi

perpajakan di AS dapat memicu pace

pengetatan yang lebih cepat oleh the Fed.

Dari dalam negeri, resiko downside bersumber

dari tingkat utang yang semakin tinggi serta

pelaksanaan reformasi struktural. Sementara

upside risk bagi ekonomi Tiongkok dapat

berasal dari momentum recovery di negara

maju. Dorongan terhadap pertumbuhan juga

dapat muncul jika terjadi kesepakatan politik

untuk menjaga level pertumbuhan –dengan

sedikit mengorbankan reformasi struktural.

Ekonomi Tiongkok mengalami

peningkatan pertumbuhan pada

2017 ditopang oleh akselerasi sektor

eksternal. Pertumbuhan ekonomi 2017

mencapai 6,9% yoy—tertinggi sejak 2010—

dan melampaui target tahunan pemerintah

periode 2016-2022 sebesar 6,5%. Pada

TW4-17, PDB tumbuh stabil sebesar 6,8%

yoy dari TW3-17, sedikit menurun dari

6,9% pada TW1 dan TW2-17. Ekonomi

yang tumbuh stabil pada TW4-17 tersebut

dipengaruhi oleh membaiknya net-ekspor,

Page 76: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

64

Indikator konsumsi frekuensi

tinggi (high frequent) mengindikasikan

perlambatan permintaan yang relatif

persisten. Penjualan ritel tumbuh melambat

menjadi 9,4% yoy pada TW4-17, dari 10,2%

pada TW3-17.65 Perlambatan terjadi baik

pada barang musiman (seperti kendaraan)

dan barang non-musiman (katering),

sehingga mengindikasikan perlambatan yang

cenderung struktural (persisten). Namun

65 Pertumbuhan penjualan ritel 2015-2017 mencapai 10,7%.

pada TW4-17 diantaranya disebabkan oleh

kebijakan anti-polusi yang intensif dilakukan

menjelang pelaksanaan “the Central Work

Economic Conference” pada Desember

2017.64

64 Pertemuan “the Central Work Economic Conference” dilakukan pada akhir tahun untuk mengevaluasi kinerja ekonomi secara keseluruhan dan membicarakan target-target pertemuan tahun berikutnya. Namun, hasil detil dari pertemuan tersebut tidak diumumkan pada publik. Target-target ekonomi baru akan diumumkan ke publik pada Kongres Rakyat Nasional (National People Congress atau NPC) pada bulan Maret (2018).

Sumber: National Bureau of Statistics of China

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 42005 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

% yoy % yoy

PDB

SekunderTersier

Primer

Sumber: Bloomberg, diolah

-3

-1

1

3

5

7

9

11

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2013 14 15 16 17

Net Ekspor InvestasiKonsumsi Pertumbuhan Total

% yoy, percentage point (ppt)

Grafik 2.65 Pertumbuhan PDB (Sektoral) Grafik 2.67 Pertumbuhan PDB (Kontribusi Sektoral)

Grafik 2.68 Penjualan Ritel dan Kepercayaan Konsumen

Grafik 2.66 Pertumbuhan Ekonomi (Kontribusi Menurut Pengeluaran)

Sumber: National Bureau of Statistics of China

0

2

4

6

8

10

2015 2016 TW1-17 TW2-17 TW3-17 TW4-17

Primer Sekunder Tersier PDB (% yoy)

% yoy, percentage point (ppt)

Sumber: Bloomberg

10,69

95

100

105

110

115

120

125

130

0

2

4

6

8

10

12

14

1 3 6 9 12 1 3 6 9 12 1 3 6 9 12

2015 2016 2017

Penjualan Ritel, lhsKompensasi (CNY per TK)

Indeks Kepercayaan Konsumen, rhsIndeks % yoy

Page 77: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

65

seluruh sektor investasi (primer, sekunder,

dan tersier). Rata-rata pertumbuhan produksi

industri TW4-17 turun marjinal menjadi 6,2%

yoy, dari triwulan sebelumnya sebesar 6,3%.

Pelemahan terutama terjadi pada distribusi

listrik dan manufaktur, yang masing-masing

tumbuh sebesar 7,3% (dari 8,8%) dan 6,7%

(dari 7,2%). Pelemahan investasi dan produksi

industri terjadi sejalan dengan strategi

rebalancing. Selain itu, pasokan gas yang

terhambat pada akhir 2017 menyebabkan

terganggunya rantai suplai domestik.

demikian, keyakinan konsumen yang tinggi

menandakan prospek konsumsi yang masih

positif, ditunjang oleh tren peningkatan

kompensasi tenaga kerja.

Sejalan dengan konsumsi,

indikator investasi dan produksi

memperlihatkan pelemahan. Pertumbuhan

fixed asset investment (FAI) melambat menjadi

7,2% yoy pada TW4-17, dari 7,9% pada

TW3-17.66 Perlambatan relatif merata pada

66 Fixed Asset Investment (FAI) merupakan proxy investasi untuk ekonomi Tiongkok.

Grafik 2.69 Penjualan Ritel Berdasarkan Jenis Barang

Grafik 2.71 Produksi Industri Berdasarkan Sektor

Grafik 2.72 Produksi Industri Berdasarkan Kepemilikan

Grafik 2.70 Fixed Asset Investment (FAI)

Sumber: Bloomberg

-10

0

10

20

30

40

50

0

5

10

15

20

25

1 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 122012 13 14 15 16 17

Catering Services, lhs Consumer Goods, lhsPassenger Cars, rhs

%, yoy

Sumber: Bloomberg

10

15

20

25

30

35

40

0

5

10

15

20

25

30

1 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 12

2013 14 15 16 17

TotalSecondaryTertiaryPrimary

% yoy

Sumber: Bloomberg

-5

0

5

10

15

6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 12

2013 2014 2015 2016 2017

Total ManufacturingMining and Quarrying Prod & Dist of Electiricity

%, yoy

Sumber: Bloomberg

-15

-10

-5

0

5

10

15

1 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 11122013 2014 2015 2016 2017

TotalSOE and State Share holdingsCollective owned companies

%, yoy

Page 78: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

66

Perdagangan internasional meng­

alami peningkatan seiring membaiknya

kondisi ekonomi negara mitra. Setelah

melambat pada TW3-17, ekspor kembali

bangkit dan tumbuh meningkat terutama

pada November dan Desember 2017. Di awal

TW4-17, ekspor sempat melambat dan hanya

tumbuh 6,8% yoy pada Oktober 2017—lebih

rendah dibanding September 2017 yang

tumbuh 8,0%. Selanjutnya, ekspor kembali

meningkat dan tumbuh mencapai 11,5%

(November 2017) dan 10,9% (Desember

2017). Dengan perkembangan tersebut,

Purchasing manager index

(PMI) memberikan sinyal investasi ke

depan yang lebih optimis. Rata-rata PMI

manufaktur TW4-17 berada zona ekspansi

sebesar 51,7, sedikit menurun dari TW3-

17 (51,8).67 Penurunan persediaan diiringi

dengan ekspansi permintaan (new order dan

export order) merupakan indikasi awal dari

ekspansi investasi. Apabila ekspansi berlanjut

semakin solid, pengusaha akan melakukan

restocking persediaan yang menyebabkan

ekspansi investasi. Sementara itu, rata-rata

PMI jasa TW4-17 mencapai 54,7, meningkat

dari 54,4 pada TW3-17, didorong pembukaan

bisnis jasa baru dan membaiknya upah tenaga

kerja. Peningkatan terutama dialami oleh

sektor jasa pendidikan, pembangunan jalan,

jasa permesinan, dan kesehatan.

PMI jasa yang dirilis National Bureau

of Statistics (NBS) rata-rata meningkat ke

level 54,7 pada TW4-17, dari 54,4 pada

TW3-17. Peningkatan PMI jasa didorong oleh

pembukaan bisnis jasa baru dan membaiknya

upah tenaga kerja. Peningkatan sektor jasa

pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok

sejalan dengan upaya pemerintah untuk lebih

mengedepankan sektor jasa terutama yang

memiliki value added tinggi. Peningkatan

investasi terutama dialami oleh sektor

pendidikan, pembangunan jalan, permesinan,

dan kesehatan.

67 PMI lebih dari 50 menandakan ekspansi dan kurang dari 50 menandakan kontraksi. Sementara PMI 50 berarti netral.

Sumber: Bloomberg

48

50

52

54

56

58

60

48

50

52

54

56

58

60

1 3 6 9 12 1 3 6 9 12 1 3 5 7 9 12

2015 16 17

PMI Mfg (official)PMI Jasa (official)

(50 = no change)

Sumber: Bloomberg

40

42

44

46

48

50

52

54

56

40

42

44

46

48

50

52

54

56

1 3 6 9 12 1 3 6 9 12 1 3 6 9 1215 16 17

Inventory EmploymentNew Orders Export Order

Grafik 2.73 Purchasing Manager Index (PMI)

Grafik 2.74 Komponen PMI Manufaktur

Page 79: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

67

tumbuh pada November dan Desember 2017

setelah terus terkontraksi sejak Maret 2017.

Ekspor ke Amerika masih meningkat meski

dibayangi oleh ancaman proteksionisme AS.

Impor rata-rata tumbuh sebesar

13,1% yoy pada TW4-17, lebih lambat

dibanding TW3-17 yang tumbuh mencapai

14,3%. Pertumbuhan impor di Desember

2017 menurun tajam menjadi hanya 4,5%

yoy, setelah tumbuh lebih dari 17% pada

Oktober dan November 2017. Penurunan

pertumbuhan impor disumbang antara lain

ekspor sepanjang TW4-17 tercatat tumbuh

sebesar 9,7%, meningkat cukup signifikan

dibanding TW3-17 yang rata-rata bulanannya

hanya tumbuh sebesar 6,5%.

Peningkatan ekspor disumbang oleh

beberapa komoditas ekspor utama, terutama

produk fuels and lubricants. Kinerja ekspor

yang membaik tersebut tidak terlepas dari tren

perbaikan kinerja ekonomi global –termasuk

negara mitra dagang Tiongkok. Perbaikan

ekspor yang cukup signifikan terjadi pada

ekspor ke Hong Kong, yang mulai kembali

Grafik 2.75 Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan

Grafik 2.77 Pertumbuhan Impor Menurut Mitra Dagang Utama

Grafik 2.78 PerNeraca Transaksi BerjalanGrafik 2.76 Pertumbuhan Ekspor Menurut Mitra Dagang Utama

Sumber: Bloomberg

-40

-20

0

20

40

60

80

100

-40

-20

0

20

40

60

80

100

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122013 14 15 16 17

Neraca Perdagangan, rhs

12 per. Mov. Avg. (Neraca Perdagangan, rhs)

Ekspor, lhsImpor, lhs

% yoy USD Miliar

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

Afrika Asia Oceania Eropa NamericaKanada AS

TW3-17 TW4-17

% yoy

Sumber: Bloomberg

-10

0

10

20

30

40

Afrika Asia Oceania Eropa Namerica Kanada AS

% yoy

Sumber: Bloomberg

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 41 2 3

2005 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Pendapatan SekunderPendapatan PrimerJasaBarangNeraca Transaksi Berjalan

USD MiliarUSD Miliar

Page 80: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

68

Tiongkok dengan AS merupakan isu yang

sensitif bagi pemerintahan Trump, sehingga

menimbulkan kekhawatiran terjadinya

perang dagang (trade war) antar kedua

negara. Produk Tiongkok yang kemungkinan

dikenakan restriksi adalah baja dan

alumunium—menyusul restriksi produk

washing machines dan solar equipment yang

telah dikenakan sebelumnya.

Perbaikan financial Account (FA)

ditandai dengan kembalinya aliran

modal masuk (capital inflows). Setelah

terjadi net-outflows mencapai USD10,9 miliar

pada TW3-17, aliran modal kembali masuk

dan tercatat mencapai USD 11,1 miliar dalam

dua bulan pertama TW4-17. Perbaikan aliran

modal tersebut didorong oleh peningkatan

surplus trade balance dan menurunnya net-

outflows dari aliran modal non-FDI (estimated

capital flows). Perbaikan pada aliran modal

non-FDI dipicu oleh meningkatnya aliran

masuk investasi portofolio, sejalan dengan

masuknya Tiongkok dalam salah satu basket

indeks harga saham yang banyak menjadi

acuan investor global pada pertengahan

2017. Selain itu, realisasi pertumbuhan

ekonomi yang di atas perkiraan ikut menarik

aliran modal asing ke Tiongkok.

Laju inflasi Tiongkok terakselerasi

dan masih terkendali. Inflasi headlines

CPI Desember 2017 mencapai 1,8% yoy,

meningkat dibandingkan September 2017

sebesar 1,6%, dan rata-rata 2017 sebesar

1,5%. Peningkatan terutama terjadi akibat

kenaikan harga makanan yang berbobot

lebih dari 1/3 keranjang inflasi. Faktor cuaca

oleh transport equipment yang merupakan

salah satu produk impor utama Tiongkok.

Impor produk transport equipment yang

sempat tumbuh tinggi mencapai 20,1%

pada akhir TW3-17, melambat menjadi

hanya 6,1% di Oktober 2017 dan 4,6% di

November 2017. Impor produk industrial

supplies & materials dan consumer goods

juga menurun, namun dengan pace yang

lebih moderat.

Akselerasi ekspor dan perlambatan

impor berdampak pada peningkatan

surplus neraca perdagangan. Surplus

neraca perdagangan sepanjang TW4-17

mencapai USD 131,7 miliar, meningkat

dibanding surplus TW3-17 sebesar USD 115,8

miliar. Peningkatan trade balance memperbaiki

current account. Kontribusi trade balance

yang dominan dalam pembentukan current

account balance menciptakan surplus current

account dari sebesar USD60 miliar pada TW4-

17, meningkat signifikan dari TW3-17 sebesar

USD40 miliar.

Surplus neraca perdagangan

Tiongkok dengan AS mencapai rekor

tertinggi sepanjang sejarah. Surplus

perdagangan Tiongkok-AS meningkat

mencapai USD275,8 miliar,68 di atas surplus

2016 sebesar USD250,7 miliar dan melampaui

rekor tertinggi sebesar USD260,8 miliar pada

2015. Surplus tersebut telah naik sepuluh kali

lipat sejak Tiongkok bergabung dalam WTO

pada 2001. Tingginya surplus perdagangan

68 China Reports Biggest Ever Annual Trade Surplus with US, Wall Street Journal.

Page 81: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

69

Wacana reflasi memudar dengan

melemahnya inflasi harga produsen (PPI).

Berbeda dengan inflasi CPI, inflasi PPI rata-

rata tercatat 5,9% pada TW4-17, menurun

dari 6,2% pada TW3-17, serta di bawah

rata-rata 2017 (6,3%). Meredanya inflasi PPI

pada akhir 2017 diperkirakan memperlemah

pembentukan ekspektasi reflasi—yang

sempat diperkirakan menguat pada 2017.

Pelemahan inflasi PPI sejalan melambatnya

sektor manufaktur dan tren harga input,

sehingga memperlemah harga jual industri.

mendorong kenaikan inflasi makanan,

terutama pada komoditas buah-buahan,

telur, ikan dan daging babi. Inflasi CPI sempat

melemah pada November 2017 akibat base-

effect harga sayuran di bulan sebelumnya,

namun kembali menguat pada Desember

2017. Inflasi inti melemah menjadi 2,2%

yoy pada Desember 2017, dari sebelumnya

sebesar 2,3% pada September 2017 (inflasi

inti tercatat 2,15% untuk 2017). Inflasi inti

yang melemah mencerminkan permintaan

domestik yang tertahan. Secara umum, inflasi

relatif terkendali dan berada di bawah target

pemerintah—berkisar 3%.

Sumber: Bloomberg

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 121 3 6 9 1213 14 15 16 17

PPI, lhs CPI, rhs Core-CPI, rhs%, yoy %, yoy

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70Pork, lhs

Vegetables, lhs

Food, rhs

% %

Grafik 2.79 Inflasi CPI, Core-CPI, dan PPI

Grafik 2.81 Inflasi PPI

Grafik 2.80 Komponen Pembentuk Inflasi CPI

Grafik 2.82 Korelasi Inflasi CPI dan PPI (12 bulan rolling window correlation)

Sumber: Bloomberg

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Jan-

10

Jun-

10

Nov

-10

Apr

-11

Sep-

11

Feb-

12

Jul-1

2

Dec

-12

May

-13

Oct

-13

Mar

-14

Aug

-14

Jan-

15

Jun-

15

Nov

-15

Apr

-16

Sep-

16

Feb-

17

Jul-1

7

Dec

-17

%, yoy %, yoy

Harga Minyak

PPI, rhs

Harga Input, rhs

Sumber: Bloomberg

-1

-0,8

-0,6

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

-1

-0,8

-0,6

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1 3 6 9 12 3 6 9 121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122011 12 13 14 15 16 17

Correl PPI, Core-CPICorrel PPI, CPI

Page 82: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

70

2017. Kenaikan tersebut mencakup suku

bunga 7-day-repo rate, medium-term lending

facility, dan standing lending facility masing-

masing sebesar 5 bps menjadi 2,5%, 3,25%,

dan 3,35%, sebagai respon dari kenaikan

suku bunga kebijakan AS (FFR) pada 13

Desember 2017. Respons serupa pernah

dilakukan oleh PBC saat the Fed menaikkan

FFR pada 16 Maret 2017. Setelah kenaikan

suku bunga 14 Desember 2017, situasi pasar

keuangan domestik relatif mengetat, dengan

suku bunga interbank 7-day yang bergerak

mendekati suku bunga standing facility.

Bank sentral Tiongkok konsisten

dengan upaya menurunkan risiko

keuangan. Bank sentral menerapkan

kebijakan deleveraging dengan

memperlambat pertumbuhan uang beredar.

Pertumbuhan M2 (uang dalam arti luas)

melambat menjadi 8,7% yoy pada TW4-17,

dari tumbuh 9,1% pada TW3-17. Realisasi

tersebut jauh di bawah target pemerintah

2017 sebesar 12% (realisasi pertumbuhan M2

untuk 2017 adalah 9,7%). Kredit domestik

tumbuh 11,2% yoy pada TW4-17, melambat

dari triwulan sebelumnya 13,0%.

Shadow banking semakin dibatasi

tingginya level utang domestik—

terutama utang korporasi dan pemerintah

daerah. Penurunan kredit secara keseluruhan

berpengaruh positif bagi stabilitas pasar

properti. Risiko bubble pada pasar properti

berkurang sejak pemerintah melakukan

strategi deleveraging. Pertumbuhan harga

properti pada TW4-17 tercatat sebesar 5,5%

yoy, melambat signifikan dari 7,9% pada

Namun, pelemahan inflasi PPI tidak dapat

dijadikan indikator pelemahan inflasi CPI

karena korelasi kedua variabel relatif rendah.

Inflasi yang berada di bawah

target pemerintah belum mengubah

stance kebijakan menjadi lebih longgar.

Stance moneter bank sentral negara maju

yang relatif lebih ketat justru mendorong

pengetatan kebijakan moneter Tiongkok.

People’s Bank of China (PBC) menaikkan

suku bunga operasi moneter—suku bunga

kebijakan de facto—pada 14 Desember

Sumber: Bloomberg

3

2,5

2

1,5

1

0,5

1-Ja

n-17

22-Ja

n-17

12-F

eb-1

7

5-M

ar-1

7

26-M

ar-1

7

16-A

pr-1

7

7-M

ay-1

7

28-M

ay-1

7

18-Ju

n-17

9-Ju

l-17

20-A

ug-1

7

10-S

ep-1

7

1-Oc

t-17

22-O

ct-1

7

12-N

ov-1

7

3-De

c-17

0

% 16 Mar 2017 14 Des 2017 %6

5

4

3

2

1PBOC 7D RR, lhsCh Yield 1Y

FFR, lhsShibor 6M

0

Sumber: Bloomberg

0

1

2

3

4

5

6

7

PBOC 7D RR

Standing Facility

Interbank 7D

%

Grafik 2.83 Suku Bunga Kebijakan, Pasar Keuangan, dan Yield Obligasi

Grafik 2.84 Suku Bunga Instrumen Operasi Moneter

Page 83: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

71

“regulatory arbitrage” baik pada perbankan

resmi maupun shadow banking. Eksekusi

kebijakan dimaksud didukung oleh seluruh

elemen otoritas moneter dan sektor

keuangan. PBC melakukan macro-prudential

assessment (MPA) framework, termasuk untuk

aktivitas yang tercatat pada off-balance-sheet

terutama terkait wealth management product

(WMP) dan negotiable certificate of deposits

(NCD). China Banking Regulatory Commission

(CBRC) bertugas memperketat aturan dan

pengawasan terhadap likuiditas bank dan

manajemen risiko kredit, bisnis WMP, dan

pemberian pinjaman kepada lembaga

keuangan non-bank. China Securities

Regulatory Commission (CSRC) memperketat

aturan terhadap bisnis asset management

oleh perusahaan sekuritas—termasuk anak

perusahaannya—serta meningkatkan standar

penerbitan obligasi perusahaan. Sementara,

pemerintah pusat bertugas membatasi

pinjaman pemerintah daerah dan mendorong

pelaksanaan debt-equity swaps.

Akselerasi utang domestik yang

cepat—hingga mencapai level 260%

dari PDB (2016)—menjadi tantangan

dalam mengelola stabilitas keuangan.

Otoritas keuangan Tiongkok harus berhati-

hati untuk menerapkan kebijakan yang

dapat berdampak luas (broad-base) karena

dapat berimplikasi masif bagi keuangan dan

perekonomian. Dalam kondisi ini, kebijakan

makroprudensial lebih banyak dimanfaatkan

untuk mengatasi masalah pada sektor

tertentu. Sebagai contoh pada Oktober 2017,

PBC mengumumkan akan memotong rasio

TW3-17. Pertumbuhan harga menurun tajam

di kota-kota besar (tier 1) yang mencapai

0,8% pada TW4-17, dari 4,9% pada TW3-17.

Pemerintah membangun

framework yang komprehensif dalam

melaksanakan strategi deleveraging.69

Strategi tersebut dikenal oleh pelaku pasar

sebagai “surgical tightening,” yakni langkah

menghambat proses pembentukan leverage

yang berlebihan dari sektor/institusi tertentu.

Kebijakan ini difokuskan untuk menghambat

69 BNP Paribas Asset Management (22 Nov 2017) China’s Deleveraging Strategy and Evidence.

Grafik 2.86 Harga Properti (Real Estate)

Grafik 2.85 Monetary Condition Index (MCI) dan Uang Beredar (M1 dan M2)

Sumber: Bloomberg

0

5

10

15

20

25

30

0

20

40

60

80

100

120

1 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 121 3 6 9 12 3 6 9 122013 14 15 16 17

Monetary Condition Index (MCI), lhsKredit Domestik, rhsM1, rhsM1, rhs

monoter akomodatif

%, yoy Indeks (2007=100)

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Harga Tier 1 Harga Tier 2

Harga lainnya Harga Rata2

% yoy

Page 84: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

72

pemerintah pada TW4-17 menurun secara

bersamaan. Pengeluaran pemerintah TW4-

17 tercatat sebesar 7,1% dari PDB, menurun

dari TW3-17 sebesar 9,6%. Sementara,

penerimaan pemerintah juga menurun

menjadi 4,9% dari PDB pada TW4-17,

dari sebelumnya 6,0%. Net borrowing

diperkirakan menyempit menjadi 2,2%

PDB pada TW4, dari 3,6% pada TW3-17.

Perkembangan ini di luar perkiraan semula di

mana target defisit yang ditetapkan adalah

sebesar 3% dari PDB untuk 2017. Pada

awal 2017, pemerintah menyatakan bahwa

stance kebijakan fiskal 2017 akan lebih “pro-

active” dibandingkan 2016. Namun, menurut

perhitungan IMF, net borrowing Tiongkok

sudah sesuai dengan keseimbangan struktural

(structural fiscal balance).70

Moderasi ekonomi Tiongkok

secara gradual diperkirakan terus

berlanjut pada 2018 dan 2019. IMF dalam

update WEO Januari 2018 memprediksi

pertumbuhan Tiongkok 2018 akan

termoderasi menjadi 6,6%.71 Selanjutnya

pada 2019, intensitas penyesuaian ekonomi

akan menekan pertumbuhan ekonomi

menjadi 6,4%, di atas prediksi CF (6,3%).

Sumber pertumbuhan yang masih prospektif

pada 2017 diperkirakan bersumber dari

permintaan eksternal.

70 Keseimbangan fiskal struktural merupakan defisit/surplus fiskal yang secara prinsip dibutuhkan oleh perekonomian. Keseimbangan fiskal struktural dibentuk dari angka defisit/suplus fiskal dibagi dengan PDB potensial.

71 Sejalan dengan prediksi consensus forecast (CF) Januari 2018.

GWM (Reserve Requirement Ratio atau RRR)

untuk awal 2018 atas pencapaian kredit

tertentu (targeted) selama 2017. Bank yang

berhak mendapatkan pemotongan RRR

sebesar 0,5 percentage point (ppt) pada 2018

adalah bank yang menyalurkan kredit pada

usaha kecil dan perusahaan pertanian pada

2017. Lebih lanjut, bank akan mendapatkan

tambahan 1 ppt penurunan RRR apabila telah

memberikan kredit lebih banyak untuk inklusi

keuangan (financial inclusion).

Sejalan dengan kebijakan

moneter, kebijakan fiskal belum bergerak

ekspansif. Pengeluaran dan penerimaan

Sumber: Bloomberg

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 42012 13 14 15 16 17

Penerimaan, rhs

Pengeluaran, rhs

Pengeluaran-Penerimaan, rhs

4 per. Mov. Avg. (Pengeluaran-Penerimaan, rhs)

% PDB

Sumber: Bloomberg

-4,5

-4

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

02012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Aktual Forecast

Structural Balance Net lending/borrowing% dari PDB

Grafik 2.87 Keseimbangan Fiskal

Grafik 2.88 Keseimbangan Fiskal Struktural

Page 85: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

73

meskipun diperkirakan bersifat sektoral.

Risiko berpeluang terjadi pada produk yang

dikenakan restriksi. Lebih lanjut, pelaksanaan

reformasi perpajakan di AS dapat memicu

pace pengetatan yang lebih cepat oleh the

Fed—terutama jika kenaikan inflasi AS lebih

tajam. Apabila risiko-risiko tersebut terealisasi

maka dapat berdampak negatif pada

perdagangan, produksi, dan stabilitas sistem

keuangan Tiongkok.

Downside risk domestik bersumber

dari tingkat utang yang semakin tinggi

serta pelaksanaan reformasi struktural

yang semakin intensif. Namun intensifikasi

reformasi struktural diperkirakan bersifat

tail-risk karena pemerintah dan Partai

Komunis Tiongkok memiliki komitmen yang

kuat terhadap stabilitas pertumbuhan.72

Sementara itu, upside risk yang dapat

mendorong pertumbuhan berasal dari

penguatan momentum recovery di negara

maju. Dari dalam negeri, dorongan

terhadap pertumbuhan (tail wind) dapat

muncul jika terjadi kesepakatan politik

diantara para pemimpin Tiongkok untuk

memperkuat pertumbuhan—dengan sedikit

mengorbankan reformasi struktural.

2.6. India

Di penghujung tahun 2017, kinerja

ekonomi India mengalami perbaikan meski

belum terjadi secara menyeluruh. PDB TW4-

72 Tail risk merupakan faktor risiko yang kemungkinan terjadinya rendah, namun jika terealisasi dapat berdmpak besar (high-impact).

Faktor risiko yang akan

memengaruhi kinerja ekonomi

Tiongkok relatif balanced, dengan

kecenderungan pada risiko yang akan

menahan pertumbuhan (downside

risks). Ketergantungan pada permintaan

eksternal meningkatkan kerentanan, di

tengah mengetatnya kondisi pasar tenaga

kerja di negara maju—slack pertumbuhan

mengecil. Selain itu, kebijakan inward

looking seperti proteksionisme AS dan

proses Brexit berpeluang menambah risiko,

Grafik 2.89 Keseimbangan Fiskal

Sumber: WEO IMF Oktober 2017 dan Januari 2018, diolah

10

9

8

7

6

5

4

3

%yoy

CI 5% CI 1%

Outlook GDP

%yoy

10

9

8

7

6

5

4

32011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

PDB Inflasi

2018 2019 2018 2019

IMF 6.6 6.4 2.4* 2.5*

Consensus Forecast 6.5 6.3 2.2 2.2

Target Pemerintah (2016-2020) ≥6.5 ≥6.5 - -

Consensus Forecast

6.5 6.3 2.2 2.2

* WEO Oktober 2017

Tabel 2.6 Outlook PDB dan Inflasi Tiongkok (%)

Page 86: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

74

Estimates (BE), akibat akumulasi penerimaan

yang belum mampu mengimbangi tingginya

pengeluaran. Perkiraan defisit fiskal juga

direvisi menjadi 3,5% PDB dari sebelumnya

ditargetkan sebesar 3,2% pada FY17/18, dan

melebar ke 3,3% (dari 3,0%) pada FY18/19.

Pace konsolidasi fiskal yang lebih moderat

dari rencana semula direspons negatif oleh

pasar, tercermin dari pelemahan rupee dan

jatuhnya indeks saham pasca pengumuman

keputusan tersebut.

IMF dalam WEO Januari 2018

mempertahankan outlook pertumbuhan

ekonomi India untuk FY17/18 sebesar 6,7%,

dan meningkat ke 7,4% pada FY18/19.

Sementara Bank Sentral India (RBI) lebih

pesimis dan memangkas outlook ekonomi

menjadi 6,6% pada FY17/18 dan membaik ke

7,2% pada FY18/19.

Outlook India dihadapkan oleh

peningkatan risiko baik downside maupun

upside risks. Downside risks yang perlu

diwaspadai adalah terganggunya investasi

apabila twin balance sheet problem belum

terselesaikan, tekanan inflasi, gangguan

produktivitas dan sektor pariwisata akibat

polusi berkepanjangan. Sementara upside

risks yang dapat mendorong pertumbuhan

adalah keberhasilan reformasi struktural,

perbaikan balance sheet perbankan,

efektivitas stimulus fiskal, serta aliran dana

inflow yang semakin kuat pasca peningkatan

ranking India dalam World Bank Ease of

Doing Business dan upgrade rating investasi

India oleh Moody’s. 

17 tumbuh impresif mencapai 7,2% yoy, jauh

lebih tinggi dibandingkan TW3-17 sebesar

6,5%. Perbaikan ini sekaligus menepis

kekhawatiran pelemahan ekonomi yang

berlarut-larut akibat implementasi berbagai

reformasi struktural. Akselerasi ditopang

oleh peningkatan belanja pemerintah

dan investasi. Pemerintah Modi tengah

menggenjot belanja infrastruktur dan proyek-

proyek welfare untuk mendorong ekonomi

menjelang pemilu 2019. Investasi tumbuh

solid seiring meredanya dampak penerapan

GST dan demonetisasi. Namun di sisi lain,

konsumsi dan net ekspor tumbuh melambat.

Dengan pertumbuhan TW4-17 tersebut,

rata-rata pertumbuhan selama 2017 tercatat

sebesar 6,4%, melemah dari pertumbuhan

2016 sebesar 7,9%.

Tekanan inflasi India semakin

meningkat dengan inflasi headline mencapai

5,21% yoy pada Desember 2017 –tertinggi

dalam 1,5 tahun terakhir. Akselerasi inflasi

terpengaruh rebound harga minyak dunia,

cuaca yang kurang kondusif, serta kenaikan

harga rumah seiring pemberian tambahan

tunjangan perumahan bagi pegawai negeri

sipil. Di tengah kecenderungan laju inflasi

yang semakin tinggi, Reserve Bank of India

dalam MPC Februari 2018 memilih untuk

mempertahankan suku bunga kebijakan –

stance kebijakan moneter netral.

Dalam konteks fiskal, defisit belanja

negara yang semakin melebar mengakibatkan

pemerintah merevisi target defisit. Sepanjang

sembilan bulan pertama FY17/18, defisit

fiskal mencapai 113,6% dari Budget

Page 87: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

75

bergesernya perayaan Diwali menjadi minggu

kedua Oktober 201774 yang menyebabkan

pembelian kendaraan mayoritas dilakukan

pada bulan sebelumnya (TW3-17). Penjualan

passenger vehicle sempat merosot hingga ke

level kontraksi (-0,3%) pada Oktober 2017,

dan kembali rebound pada bulan November

dan Desember 2017. Perbaikan penjualan

kendaraan juga didukung oleh kenaikan

74 Perayaan Diwali 2016 jatuh pada 30 Oktober 2016.

India mencatatkan pertumbuhan

ekonomi yang cukup impresif pada

triwulan akhir 2017. Produk domestik bruto

pada TW4-17 tumbuh sebesar 7,2% yoy,73

jauh lebih tinggi dibandingkan TW3-17 yang

direvisi menjadi 6,5% (dari 6,3%). Belanja

pemerintah dan kegiatan investasi menjadi

motor pertumbuhan dengan tumbuh masing-

masing sebesar 6,1% pada TW4-17 (dari

2,9% pada TW3-17) dan 12% (dari 6,9%).

Kenaikan belanja pemerintah diakibatkan

oleh upaya PM Modi meningkatkan belanja

infrastruktur dan proyek welfare untuk

mendorong ekonomi menjelang pemilu

2019. Investasi yang tumbuh solid menandai

pudarnya dampak penerapan GST dan

demonetisasi. Namun di sisi lain, konsumsi

dan net ekspor tumbuh melambat. Secara

keseluruhan tahun 2017, ekonomi India

tumbuh sebesar 6,4%, melemah dari

pertumbuhan 2016 sebesar 7,9%.

Meski peranan konsumsi terhadap

PDB melemah, penjualan kendaraan

di pasar domestik masih tumbuh solid

pada TW4-17. Penjualan kendaraan

roda dua dan tiga (barometer permintaan

rural area) masing-masing mencatatkan

peningkatan pertumbuhan sebesar 20,7%

yoy (dari 12,5%) dan 60,7% (dari 3,5%).

Sementara itu, penjualan passenger vehicle

(barometer permintaan urban area) tumbuh

lebih rendah sebesar 6,4%, dibandingkan

triwulan sebelumnya (13,4%). Kondisi ini

lebih disebabkan faktor musiman, yakni

73 Di atas perkiraan consensus forecast Januari 2018 sebesar 7,1% yoy.

Sumber : Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

-10

-5

0

5

10

15

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 42013 14 15 16 17

Discrapancies Ekspor Neto InvestasiPemerintah Konsumsi PDB

% yoy, ppts % yoy, ppts

Grafik 2.90 Keseimbangan Fiskal Struktural

Grafik 2.91 Grafik Pertumbuhan (Nilai Tambah Ekonomi) Berdasarkan Sektor Produksi

Sumber : Bloomberg, CF Januari 2018

-10

-5

0

5

10

15

-10

-5

0

5

10

15

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 42013 14 15 16 17

Administrasi publik Keuangan Perd, Htl, & RestoranKonstruksi Listri & Utilities ManufakturPertambangan Pertanian Gross Value Added

% yoy, ppts % yoy, ppts

Page 88: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

76

dari 118,8 pada TW3-17. Tekanan inflasi yang

semakin tinggi menjadi faktor utama yang

menahan ekspektasi konsumen terhadap

perbaikan ekonomi ke depan.

Perbaikan permintaan eksternal

dan domestik terjadi secara simultan,

disertai dengan restocking industri.

Pertumbuhan produksi industri TW4-17

menguat menjadi 6,0%, dibandingkan

triwulan sebelumnya (3,3%). Perbaikan

ditopang oleh kelompok manufaktur,76 yang

tumbuh 7,1% (dari 2,5% pada TW3-17).

Berdasarkan subsektor, produksi kelompok

capital goods, consumer non-durable hingga

infrastruktur tumbuh akseleratif pada

triwulan laporan. Kondisi ini dipicu perbaikan

aktivitas investasi, penyelesaian proyek

infrastruktur, serta pemulihan permintaan di

rural area. Aktivitas industri yang membaik

juga tercermin pada indikator eight core

infrastructure industries yang tumbuh 5,5%,

dari 4,0% pada TW3-17, dipicu tingginya

produksi baja (barometer aktivitas konstruksi),

semen, serta refined petroleum. Di sisi lain,

kinerja industri pertambangan TW4-17

tumbuh melambat, sebagai imbas permintaan

batu bara yang menurun.

Sentimen bisnis ke depan

menunjukkan perkembangan yang

positif. Ekspansi Purchasing Manager

Index (PMI) manufaktur Desember 2017

berlanjut (54,7) hingga menyentuh level

tertinggi dalam 5 tahun terakhir, terpengaruh

76 Manufaktur memiliki share 78% pada produksi industri India.

upah pegawai pemerintah,75 meredanya efek

negatif GST, penawaran belanja akhir tahun,

serta faktor teknis (low base effect) pada

tahun sebelumnya, yakni demonetisasi.

Di tengah peningkatan penjualan

ritel, persepsi masyarakat terhadap prospek

ekonomi India cenderung menurun. Survei

kepercayaan konsumen –future situation

index- melemah menjadi 114,7 pada TW4-17,

75 Kenaikan tunjangan perumahan (house rent allowance) bagi pegawai negeri sipil efektif diberlakukan sejak Juli 2017.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy

Motor Vehicle Sales Passenger Vehicle

Three Wheelers Two Wheelers

Sumber : CEIC

114,7

70

80

90

100

110

120

130

140

Indeks

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017

Sumber : RBI

Optimis

Pesimis

Grafik 2.92 Indikator Konsumsi

Grafik 2.93 Consumer Confidence

Page 89: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

77

permintaan yang solid baik dalam negeri

maupun luar negeri. PMI jasa bergerak lebih

moderat dibandingkan manufaktur. PMI jasa

bahkan sempat memasuki zona kontraksi

pada November 2017 (48,5) terimbas new

business yang menurun. Kendati demikian,

PMI jasa kembali menemukan momentumnya

dan berhasil menutup tahun 2017 pada

level ekspansi (51,7). Pemangkasan GST

rate pada kelompok restoran77 diperkirakan

mulai mendongkrak permintaan sektor jasa.

Sejalan dengan PMI, sentimen positif turut

ditunjukkan business expectation index

yang naik menjadi 115 pada TW4-17, dari

113,3 pada TW3-17. Dari sisi harga, tren

kenaikan input cost terus berlanjut seiring

rebound harga komoditas. Namun, hanya

sebagian kenaikan yang dapat ditransmisikan

oleh para pelaku usaha kepada konsumen,

akibat ketatnya persaingan bisnis. Kondisi ini

dikhawatirkan menekan profit perusahaan ke

depan.

Kinerja ekspor menunjukkan

perbaikan di penghujung 2017. Ekspor

TW4-17 secara rata-rata tumbuh 13,9%

yoy, meningkat dari 13,3% pada triwulan

sebelumnya. Pemulihan harga komoditas

serta aktivitas ekonomi mitra dagang

melatarbelakangi perbaikan permintaan

eksternal. Akselerasi terjadi pada sebagian

besar komoditas perdagangan, terutama

kelompok perhiasan, electronic parts,

hingga produk pertanian (beras basmati).

77 Pemerintah memangkas GST rate untuk kelompok jasa restoran menjadi 5% (dari 18%) sejak November 2017.

Grafik 2.94 Industrial Production

Grafik 2.96 Purchasing Manager Index

Grafik 2.95 Eight Core Infrastructure Industries

Sumber : CEIC

-10

-5

0

5

10

15

20%yoy

Industrial ProductionMiningManufacturingElectricity

-2

0

2

4

6

8

10

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25Fe

b-15

Apr

-15

Jun-

15

Aug

-15

Oct

-15

Dec

-15

Feb-

16

Apr

-16

Jun-

16

Aug

-16

Oct

-16

Dec

-16

Feb-

17

Apr

-17

Jun-

17

Aug

-17

Oct

-17

Dec

-17

%yoy %yoy

Eight Core Industries, rhsCoalRefined PetroleumCrude Oil Steel

Electricity

Sumber : Bloomberg

Eksp

ansi

Ko

ntr

aksi

44

46

48

50

52

54

56

58

Feb-1

5

Apr-

15

Jun-1

5

Aug

-15

Oct

-15

Dec

-15

Feb-1

6

Apr-

16

Jun-1

6

Aug

-16

Oct

-16

Dec

-16

Feb-1

7

Apr-

17

Jun-1

7

Aug

-17

Oct

-17

Dec

-17

Indeks

PMI Manufacturing PMI ServicesPMI Composite

Sumber : Bloomberg

Page 90: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

78

Berdasarkan negara tujuan, pengiriman ke

Tiongkok dan Singapura tumbuh meningkat

masing-masing sebesar 43,7% (dari 43,3%)

dan 69,4% (dari 36,9%) pada TW3-17.

Berbeda dengan ekspor,

pertumbuhan impor justru termoderasi

menjadi 16,1% dari 18,2% pada TW3-

17. Impor peralatan transportasi, fertilizer

dan batu bara mengalami penurunan yang

cukup tajam. Meskipun demikian, defisit

neraca perdagangan pada triwulan akhir

2017 masih melebar menjadi USD42 miliar,

dibandingkan TW3-17 (USD32 miliar). Hal ini

disebabkan oleh nilai ekspor TW4-17 sebesar

USD76,3 miliar berada di bawah nilai impor

sebesar USD119 miliar, sehingga belum dapat

memperbaiki defisit perdagangan.

Setelah mengalami tren

penurunan pada September 2017, nilai

tukar INR kembali mengalami apresiasi

dan ditutup pada level INR63,8 per-USD

pada Desember 2017 (menguat 2,1% ptp

dibandingkan akhir September 2017).

Selama 2017, nilai tukar rupee mengalami

apresiasi yang cukup tajam terhadap USD

setelah sempat tertekan di akhir tahun 2016

pasca implementasi demonetisasi. Rupee

pada awal tahun 2017 dibuka pada level

INR68,2 per USD sebelum berangsur menguat

hingga 6,8% ptp pada akhir tahun.

Tekanan inflasi India meningkat

dan berada dalam batas atas target RBI.78

Inflasi CPI pada Desember 17 melonjak hingga

mencapai 5,2% yoy, dari 3,3%. Kenaikan

78 Range target RBI untuk FY17/18 sebesar 4±2%.

-16

-14

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Feb-

15

Apr-1

5

Jun-

15

Aug-

15

Oct

-15

Dec-

15

Feb-

16

Apr-1

6

Jun-

16

Aug-

16

Oct

-16

Dec-

16

Feb-

17

Apr-1

7

Jun-

17

Aug-

17

Oct

-17

Dec-

17

USD BN% yoy

Trade Balance, rhs Exports, lhsImports, lhs 6 per. Mov. Avg. (Exports, lhs)

6 per. Mov. Avg. (Imports, lhs)

Sumber : Bloomberg

-120

-20

80

180

280

380

480

580

680

0

2

4

6

8

10

12

14

16

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

%yoyUSD MN

Impor Emas Impor MinyakImpor Emas (yoy), rhs Impor Minyak (yoy), rhs

Sumber : Bloomberg

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

May

-16

Jun-

16

Jul-1

6

Aug

-16

Sep-

16

Oct

-16

Nov

-16

Dec

-16

Jan-

17

Feb-

17M

ar-1

7

Apr

-17

May

-17

Jun-

17

Jul-1

7

Aug

-17

Sep-

17

Oct

-17

Nov

-17

Dec

-17

INR/USD

Rupee, lhsQuarterly Average

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.97 Neraca Perdagangan

Grafik 2.98 Impor Minyak dan Emas

Grafik 2.99 Nilai Tukar

Page 91: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

79

Dalam konteks fiskal, defisit

anggaran pemerintah semakin melebar

akibat akumulasi penerimaan yang

belum dapat mengimbangi tingginya

pengeluaran. Selama sembilan bulan

pertama FY17/18 (April-Desember 2017),

defisit fiskal meningkat hingga INR6,2 triliun

atau 113,6% dari Budget Estimates (BE).

Hingga Desember 2017, total belanja negara

telah mencapai 79,1% BE, terpengaruh front

loading pembayaran subsidi pada trimester

pertama dan keputusan beberapa pemerintah

terutama dipengaruhi pergerakan harga

minyak dan makanan79 yang naik akibat

rebound harga komoditas serta kerusakan

pada sejumlah tanaman akibat tingginya curah

hujan. Kenaikan harga bahan makanan yang

merupakan bagian dari input cost produksi

turut memengaruhi pergerakan indeks harga

pedagang besar (Wholesale Price Index atau

WPI) yang tumbuh 3,6% pada Desember

2017 (dari 3,1% pada September 2017).

Selain kelompok makanan, harga tembakau

dan minuman alkohol80 hingga perumahan

turut meningkat. Tingginya besaran pajak

dalam sistem GST untuk produk kategori ‘sin

goods’81, serta euphoria terhadap tambahan

tunjangan perumahan pegawai negeri sipil

berdampak pada peningkatan harga .

Bank Sentral India (RBI)

memutuskan untuk mempertahankan

suku bunga dan stance kebijakan

(neutral) pada Monetary Policy Meeting

Februari 2018. Keputusan ini ditempuh

di tengah terjadinya tekanan laju inflasi,

berlanjutnya pemulihan ekonomi global, serta

kondisi pasar keuangan global yang semakin

volatile. Suku bunga reverse repo, repurchase

rate, dan marginal standing facility masing-

masing tetap sebesar 5,75%, 6% dan 6,25%.

79 Harga kelompok makanan dan minuman (bobot 45%) naik menjadi 4,9% pada Desember 17 (dari 1,8% pada September 2017).

80 Inflasi kelompok tembakau dan minuman beralkohol mencapai 7,8%, naik dari 6,9% pada TW3-17.

81 Pada November 2017, pemerintah memberlakukan GST tertinggi untuk kelompok ‘sin goods’ (tembakau dan minuman beralkohol) sebesar 28%.

Grafik 2.100 Indeks Harga Konsumen

Grafik 2.101 Indeks Harga Pedagang Besar

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

%yoy

Food and Beverages Tobacco and Alcoholic BevFuels & Lightning Housing

Clothing & Beverages MiscellaneousCPI

Sumber : Bloomberg

Range Target RBI

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-4

-2

0

2

4

6

% yoy % yoy

WPI, lhsWPI Primary Articles, rhsWPI Fuel, Power & Light, rhsWPI Manufactured Products, rhs

Sumber : Bloomberg

Page 92: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

80

pedesaan dan pertanian, peningkatan

kesehatan, pembangunan infrastruktur,

serta mendorong kemajuan usaha kecil

dan menengah. Pemerintah meluncurkan

beberapa paket stimulus yang di antaranya

adalah: i) penetapan Minimum Support

Price (MSP) untuk produk pertanian sebesar

1,5x biaya produksi; ii) pemotongan pajak

usaha menjadi 25% (dari 30%) untuk

UMKM dengan annual turnover dibawah

INR2,5 miliar; iii) skema asuransi kesehatan

bagi 100 juta rakyat kurang mampu; iv)

tambahan insentif bagi senior citizens; dan

daerah untuk melakukan loan waiver pada

utang bermasalah para petani. Peluang untuk

mengurangi pengeluaran semakin terbatas

di tengah rencana penambahan injeksi

modal perbankan sebesar INR2,1 triliun

dalam dua tahun mendatang, tambahan

utang pemerintah senilai INR300 miliar, serta

keterlambatan penyelesaian ±302 proyek

infrastruktur. Sementara dari sisi revenue, total

penerimaan negara baru mencapai 67,4%

BE. Pendapatan negara dihadapkan pada

ketidakpastian kemungkinan shortfall transfer

dividen perusahaan publik (penerimaan non-

pajak) dan dampak negatif dari kompleksitas

tax filing GST.82

Melihat perkembangan yang

terjadi, pemerintah merevisi target defisit

fiskal untuk FY17/18 dan FY18/19 pada

pertemuan Union Budget Meeting 2018.

Pace konsolidasi fiskal yang lebih longgar

diterapkan untuk menunjang pemulihan

ekonomi. Defisit fiskal direvisi menjadi 3,5%

(dari 3,2%) pada FY17/18 dan 3,3% (dari

3,0%) pada FY18/19. Pelebaran target defisit

direspons negatif oleh pasar sehingga rupee

melemah -0,5% ptp, dan indeks saham

jatuh hingga -3% ptp seminggu pasca

pengumuman target fiskal.

Rencana APBN FY18/19 yang

akan dimulai pada 1 April 2018, lebih

difokuskan pada kesejahteraan kawasan

82 Guna meningkatkan , pemerintah pada Oktober 2017 melakukan penyederhanaan sistem pelaporan GST, menambah durasi pelaporan pajak, serta menurunkan denda bagi perusahaan yang terlambat melakukan pelaporan.

-50

0

50

100

150

200

250

300

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

%yoyMiliar INR

Sumber: Bloomberg

Budget Balance

Receipt, rhsExpenditure, rhs FY17/18

Feb-15

Jun-15Sep

-15Dec-

15Feb

-16Jun-16

Sep-16

Dec-16

Feb-17

Jun-17Sep

-17Dec-

17

4

4,5

5

5,5

6

6,5

7

7,5

8

8,5

9

Feb-

15

Apr

-15

Jun-

15

Aug

-15

Oct

-15

Dec

-15

Feb-

16

Apr

-16

Jun-

16

Aug

-16

Oct

-16

Dec

-16

Feb-

17

Apr

-17

Jun-

17

Aug

-17

Oct

-17

Dec

-17

Feb-

18

%

Reverse Repo RateRepurchase RateMarginal Standing Facility

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.102 Defisit Fiskal

Grafik 2.103 Suku Bunga Kebijakan

Page 93: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

81

Mencermati pemulihan domestik

yang mulai berjalan, IMF mempertahankan

outlook ekonomi India pada FY17/18

dan FY18/19. IMF dalam WEO Januari 2018

memroyeksikan pertumbuhan ekonomi

India sebesar 6,7% pada tahun FY17/18

dan 7,4% pada FY18/19. Namun RBI tidak

seoptimis sebelumnya sehingga merevisi ke

bawah outlook ekonomi India. Pertumbuhan

ekonomi diperkirakan hanya mencapai 6,6%

pada FY17/18 (lebih rendah dari 6,7% pada

proyeksi sebelumnya). Beberapa faktor yang

mendasari revisi ke bawah di antaranya adalah

v) alokasi INR5,9 triliun untuk berbagai

proyek infrastruktur. Demi tercapainya

target konsolidasi fiskal, pemerintah juga

berupaya meningkatkan pemasukan pajak

yang antara lain akan dicapai melalui

kenaikan tarif impor untuk 46 jenis barang

serta penetapan pajak 10% untuk long term

capital gains saham yang memberi benefit

di atas INR100 ribu dengan jangka waktu

minimal 1 tahun.

Perbankan India masih dibayangi

oleh permasalahan tingginya aset

bermasalah. Gross Non Performing Asset

(GNPA) menyentuh level 10,2% pada

September 2017, naik dibandingkan Maret

2017 (9,6%). Mayoritas NPA terjadi pada

kelompok Public Sector Bank (PSB)/BUMN

mengingat dominasi market share PSB pada

penyaluran kredit di India. Sebagian besar

NPA berasal dari proyek infrastruktur, yang

erat kaitannya dengan program pemerintah

sebagai pemegang saham mayoritas PSB.

Penurunan kualitas aset menjadi

masalah di sisi kreditur (perbankan),

terkait kemampuan ataupun willingness

untuk meningkatkan suplai kredit. Untuk

memperbaiki kualitas aset, pemerintah

telah secara aktif menerapkan kebijakan

rekapitalisasi selama beberapa tahun terakhir.

Pada Oktober 2017, pemerintah memutuskan

tambahan injeksi permodalan perbankan

senilai INR2,1 triliun melalui skema penerbitan

obligasi dan penjualan saham bank persero

secara bertahap. Melalui kebijakan tersebut

rasio permodalan diharapkan meningkat dan

kemampuan lending PSB membaik.

Grafik 2.104 Gross Non Perfoming Asset

Grafik 2.105 Banking Stability Map

Sumber : RBI

PSB =

PSBs PVBs FBs All SCBs

20%

15

10

Mar-

13M

ar-14

Mar-

15M

ar-16

Mar-

17Se

p-17

Mar-

13M

ar-14

Mar-

15M

ar-16

Mar-

17Se

p-17

Mar-

13M

ar-14

Mar-

15M

ar-16

Mar-

17Se

p-17

Mar-

13M

ar-14

Mar-

15M

ar-16

Mar-

17Se

p-17

5

0

Public Sector BankGNPA to total advances

PVB = Private BankFB = Foreign Bank

13

,5

10

,2

3,8

3,6

Sumber : RBI

Sep 16

Mar 17Sep 17

Efficiency

Soundness

Asset-Quality

ProfitabilityLiquidity

1.0

0,8

0,6

0,4

0,2

0,0

Page 94: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

82

pariwisata; d) harga minyak dunia yang

terus meningkat berpotensi mengganggu

kestabilan ekonomi. Sementara itu, upside

risk bersumber dari keberhasilan reformasi

struktural, stimulus fiskal yang efektif,

perbaikan balance sheet perbankan, serta

aliran dana inflow yang semakin kuat pasca

peningkatan ranking India dalam World Bank

Ease of Doing Business (peringkat 100 dari

130 pada 2016) dan upgrade rating India

oleh lembaga pemeringkat Moody’s (Baa2

dari Baa3).

2.7. ASEAN-5

Kawasan ASEAN-583 menutup tahun

2017 dengan perlambatan ekonomi. Kecuali

Viet Nam, laju pertumbuhan negara ASEAN-5

secara umum mencatatkan pertumbuhan

yang lebih rendah dibandingkan TW3-17.

Keberhasilan Viet Nam didukung permintaan

domestik dan eksternal yang robust, serta

penguatan pada sektor jasa. Pada kawasan

ASEAN-5 lainnya, perlambatan ekonomi

terpengaruh permintaan eksternal yang

mereda setelah menguat signifikan pada

triwulan sebelumnya.

Inflasi kawasan ASEAN-5 cenderung

melambat dengan volatilitas yang terjaga.

Di Viet Nam, inflasi terkendali karena tren

kenaikan harga makanan terkompensasi

meredanya dampak pemberlakuan tarif jasa

kesehatan dan deflasi jasa telekomunikasi.

Kondisi serupa dialami oleh Malaysia dengan

83 ASEAN-5 dalam hal ini termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Viet Nam.

kenaikan input cost yang memengaruhi

pendapatan industri dan twin balance sheet

problem yang mengganggu investasi. Lebih

lanjut, meskipun kinerja ekspor membaik,

harga komoditas yang semakin tinggi pada

akhirnya dapat menghambat permintaan.

Perekonomian akan kembali terakselerasi

di kisaran 7,2% pada FY18/19, didorong

berlanjutnya pemulihan sektor produksi

seiring meredanya dampak GST, peningkatan

pertumbuhan kredit didukung rekapitalisasi

perbankan, serta tingginya capital inflows.

Terkait inflasi, RBI merevisi ke atas

proyeksi CPI menjadi 5,1% pada TW1-18, naik

dari proyeksi Oktober 2017 (4,3%-4,7%).

Tekanan inflasi diyakini masih akan berlanjut

hingga semester pertama FY18/19 di kisaran

5,1%-5,6%, sebelum mereda ke level 4,5%-

4,6% pada semester 2 FY18/19. Proyeksi

tersebut memerhatikan pola perkembangan

harga komoditas (khususnya minyak dunia),

dampak kenaikan tunjangan perumahan PNS,

ketentuan baru terkait Minimum Support

Price dari pemerintah (1,5x biaya produksi),

serta perubahan tarif pajak impor.

Risiko internal maupun eksternal

diperkirakan semakin menantang.

Beberapa hal yang perlu diwaspadai pada

perekonomian domestik mencakup a)

terganggunya investasi apabila twin balance

sheet problem belum juga terselesaikan;

b) penurunan daya beli masyarakat akibat

tekanan inflasi; c) polusi yang masih

menyelimuti beberapa kota besar –hingga

mencapai level berbahaya sejak akhir Oktober

2017 dikhawatirkan mengganggu sektor

Page 95: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

83

dan Singapura) dan overleveraging sektor

rumah tangga (Thailand, Singapura, dan

Malaysia) perlu diantisipasi.

Kawasan ASEAN-5 menutup tahun

2017 dengan perlambatan ekonomi.

Kecuali Viet Nam, seluruh ekonomi kawasan

ASEAN-5 lainnya tumbuh melambat

dibandingkan TW3-17. Pertumbuhan

ekonomi Filipina TW4-17 termoderasi menjadi

6,6% yoy, dari 7,0% pada TW3-17, di tengah

permintaan domestik yang solid dan fiskal

yang akomodatif. Inventory destocking

mengompensasi akselerasi investasi aset

tetap sehingga total pertumbuhan investasi

melambat. Kuatnya permintaan domestik

mendorong impor sehingga membuat

net ekspor berkontribusi negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi Singapura pada TW4-

17 tumbuh 3,6% yoy, termoderasi

dibandingkan TW3-17 sebesar 5,4%.

Kondisi tersebut disebabkan oleh konsumsi

pemerintah yang terkoreksi signifikan

hingga 0,5% (dari 7,1% di TW3-17), akibat

penurunan pembangunan infrastruktur

publik di akhir tahun. Kendati pertumbuhan

TW4-17 melambat, ekonomi Singapura

berhasil tumbuh 3,6% pada 2017, membaik

dari 2,0% pada 2016.84 Pertumbuhan

ekonomi Malaysia menurun menjadi 5,9%

yoy, lebih rendah dari 6,2% pada TW3-

17. Investasi tumbuh melambat menjadi

4,3%, setelah tumbuh tinggi pada triwulan

84 Melebihi proyeksi Kementrian Perindustrian dan Perdagangan yaitu tahun 2017 sebesar 3,0%-3,5% yoy.

tekanan inflasi yang mereda, setelah tumbuh

melebihi target pada September 2017. Di

Singapura, penurunan harga perumahan

menciptakan tren inflasi yang cenderung stabil.

Inflasi yang terjaga memberikan

ruang bagi otoritas di masing-masing

negara untuk tetap menerapkan kebijakan

yang akomodatif. Kebijakan moneter

dipertahankan akomodatif sebagai upaya

mendukung aktivitas perekonomian di

sepanjang TW4-17. Meskipun demikian,

Bank Negara Malaysia memutuskan untuk

meningkatkan suku bunga kebijakannya

pada awal 2018 dipicu oleh penguatan

ekonomi global maupun domestik. Singapura

diperkirakan juga akan mengetatkan

kebijakan monter, sejalan dengan ekspektasi

kenaikan suku bunga The Fed pada 2018.

Perbaikan global yang masih

berlangsung diproyeksikan menjadi faktor

pendorong akselerasi ekonomi ASEAN-5 pada

2018. Kondisi ini selanjutnya diperkirakan

akan berpengaruh positif pada aktivitas

industri maupun investasi. Namun, sejumlah

risiko eksternal dan domestik berpotensi

menghambat outlook pertumbuhan

ASEAN-5 ke depan. Risiko eksternal berasal

dari proses normalisasi suku bunga kebijakan

AS yang masih akan berlanjut dan berpotensi

meningkatkan capital outflows. Tekanan juga

dapat muncul dari perubahan paradigma

kebijakan AS menjadi inward-looking, tensi

geopolitik, serta proses rebalancing Tiongkok.

Dari sisi domestik, pelaksanaan pemilu

(Malaysia dan Thailand) dan risiko jangka

panjang seperti aging population (Thailand

Page 96: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

84

sebelumnya (6,7%). Penurunan tersebut

disebabkan kontraksi pada investasi publik

(-1,4% dari 4,1% di TW3-17) serta moderasi

pada konsumsi rumah tangga (7,0% dari

7,2% di TW3-17) akibat pertumbuhan upah

yang relatif lambat. Kinerja ekonomi Thailand

juga tumbuh melambat sebesar 4,0%, lebih

rendah dari 4,3% pada TW3-17. Pengeluaran

pemerintah dan investasi tumbuh melambat

masing-masing menjadi 0,2% pada TW4-

17 (dari 1,8% di TW3-17) dan 0,3% (dari

1,2%). Konsumsi domestik bergerak robust

dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan

keyakinan konsumen yang membaik.

Viet Nam memperlihatkan

perkembangan yang berbeda di antara

ASEAN-5 lainnya. Ekonomi Viet Nam tumbuh

7,7% yoy pada TW4-17, sedikit meningkat

dari 7,6% pada triwulan sebelumnya. Output

sektor industri meningkat menjadi 8,0% (dari

7,3% di TW3-17) terdorong peningkatan

permintaan dunia. Sektor jasa juga tumbuh

sedikit menguat (7,4% dari 7,3%) akibat

peningkatan kunjungan jumlah wisatawan

manca negara (wisman).

Sumber: Bloomberg

-1

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017

% yoy % yoy

Malaysia, lhs Filipina, lhs Singapura, lhsVietnam, lhs Thailand, rhs

Sumber: Bloomberg, Trading Economics

0

1

2

3

4

5

6

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Malaysia Singapura ThailandVietnam Filipina (RHS)

Grafik 2.106 Pertumbuhan PDB

Grafik 2.108 Produksi Industri

Grafik 2.109 PMI Manufaktur

Grafik 2.107 Penjualan Ritel

Sumber: Bloomberg, Trading Economics

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

Malaysia

Filipina

Singapura

Vietnam

Thailand (RHS)

Sumber: Bloomberg, Trading Economics

45

50

55

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Indeks

Malaysia

Filipina

Singapura

Thailand

VietnamEkspansi

Kontraksi

Konsumsi ASEAN-5 pada TW4-17

mengalami pergerakan yang beragam.

Ekspansi terjadi di Viet Nam dan Singapura,

Page 97: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

85

yang sempat menguat seiring pemulihan

ekonomi global kembali melemah pada

akhir 2017. Pertumbuhan produksi industri

Singapura melambat menjadi 5,4% yoy pada

TW4-17, dari tumbuh tinggi 19,2% pada

TW3-17, terutama pada produk elektronik

dan biomedical. Produksi industri Malaysia

tumbuh 3,8%, menurun dibandingkan TW3-

17 (5,9%). Produksi industri melambat secara

merata, mulai industri yang berbasis domestik

(makanan dan peralatan transportasi) maupun

ekspor (electrical and electronics). Di samping

itu, penutupan fasilitas pertambangan secara

temporer di Sarawak untuk pemeliharaan

berimbas pada berkurangnya suplai gas

alam. Meski demikian, optimisme bisnis ke

depan membaik seperti tergambar pada PMI

manufaktur yang kembali ke zona ekspansi

(50,2, dari 49,5 pada TW3-17).

Produksi industri Filipina dan

Thailand tumbuh melemah masing-

masing -8,4% (dari -3,9%) dan 2,0%

(dari 4,1%). Penurunan output Filipina

terjadi pada beberapa kelompok seperti

produk kimia, tembakau, tekstil, serta alas

kaki—yang terpengaruh base effect di tahun

sebelumnya. Penurunan kinerja industri

Thailand dipengaruhi oleh permintaan

eksternal yang melemah, berkurangnya hari

kerja untuk penghormatan wafatnya Raja

Bhumibol Adulyadej, serta cuaca dingin yang

menurunkan produksi air conditioner.

Sebaliknya, aktivitas industri Viet Nam

pada triwulan akhir 2017 menguat signifikan

(menjadi 15,1%, dari 9,9% pada TW3-17).

Produksi industri bahkan sempat tumbuh

sedangkan Thailand, Filipina, dan Malaysia

tumbuh lebih moderat. Penjualan ritel Viet

Nam tumbuh 12,2% yoy, dari 11,8% pada

TW3-17, sejalan dengan konsumsi kelas

menengah yang semakin berkembang dan

peningkatan kunjungan wisman. Penjualan

ritel Singapura tumbuh terakselerasi sebesar

3,1% (dari 1,6%), akibat faktor temporer

yaitu penjualan kendaraan bermotor sebagai

antisipasi sistem perpajakan baru (Vehicle

Emission System) pada awal 2018.85

Penjualan ritel Malaysia melambat

menjadi 10,4% pada TW4-17 (dari 16,4%

di TW3-17), akibat kontraksi penjualan

kendaraan dan pertumbuhan upah yang

relatif melambat. Penjualan ritel Thailand

dan Filipina tumbuh melambat masing-

masing sebesar 6,6% (dari 8,3%) dan 2,5%

(dari 3,3%). Implementasi kenaikan pajak di

Thailand terhadap beberapa kelompok barang

(minuman beralkohol, produk tembakau,

minuman mengandung artificial sugar, serta

kendaraan) menahan konsumsi masyarakat.

Konsumsi Thailand diperkirakan membaik ke

depan, seiring berakhirnya masa berkabung

atas wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej pada

Oktober 2017. Sementara itu, penjualan

ritel Filipina terdeselerasi akibat penurunan

penjualan bahan makanan seiring dengan

penerapan pajak baru di akhir tahun 2017.

Produksi industri secara umum

mengalami pelemahan. Kinerja industri

85 Pemerintah Singapura akan melakukan perubahan insentif dan disinsentif terkait emisi kendaraan melalui kebijakan Vehicle Emission Scheme (VES). Kebijakan ini bertujuan mengontrol kadar polusi di Singapura.

Page 98: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

86

makanan dan minuman jadi, bahan kimia,

dan tekstil. Sementara itu, ekspor produk

elektronik masih meningkat.86

Berbeda dengan negara peers,

kinerja ekspor Viet Nam menunjukkan

penguatan. Ekspor Viet Nam mengalami

akeselerasi pada TW4-17 menjadi 24,73%

dari 22,27% pada TW3-17. Peningkatan

tersebut disebabkan oleh tingginya

permintaan ponsel, tekstil, dan barang

elektronik lainnya. Namun demkian, ekspor

makanan mengalami penurunan akibat

pengetatan standar kualitas dan keamanan

makanan oleh AS.

Pertumbuhan impor beberapa

negara di kawasan ASEAN mengalami

perlambatan. Impor Viet Nam tumbuh

melambat menjadi 16,4% yoy pada TW4-17,

dibandingkan TW3-17 sebesar 21,3%, akibat

penurunan impor komponen elektronik

terutama dari Korea dan Tiongkok. Impor

Malaysia dan Singapura ikut mengalami

perlambatan. Pertumbuhan impor Malaysia

melambat ke 14,6% yoy pada TW4-17,

dari 19,8% pada TW3-17 yang disebabkan

oleh penurunan intermediate goods dan

consumption goods seiring penurunan

konsumsi masyarakat yang terbatas. Impor

Singapura menurun menjadi 9,4% pada

TW4-17, dari 13,4%, akibat penurunan

komoditas non-oil sejalan dengan kinerja

86 Ekspor elektronik (share 60,6%) terakselerasi ke 13,8% yoy (dari 7,3%). Namun peningkatan tersebut tidak dapat mengompensasi penurunan ekspor produk lainnya yang terkontraksi tajam pada TW4-17 sebesar -35% (dari -3,8% di TW3-17).

mencapai 17,2% pada bulan November

2017, yang merupakan level tertinggi sejak

2015. Produksi terdorong permintaan

domestik yang solid dan permintaan eksternal

yang didukung pemulihan ekonomi global.

Dengan pencapaian tersebut, produksi

industri Viet Nam sepanjang 2017 mampu

mencatatkan pertumbuhan 9,4%, lebih

tinggi dibandingkan 2016 (7,4%).

Perbaikan ekonomi dunia belum

mampu mengakselerasi kinerja ekspor

kawasan ASEAN-5. Malaysia, Filipina,

Thailand dan Singapura menunjukkan

penurunan ekspor pada TW4-17. Pada peride

tersebut, ekspor Thailand tumbuh sebesar

11,73% yoy, dibandingkan TW3-17 (12,16%).

Perlambatan pertumbuhan dipengaruhi oleh

ekspor kendaraan baru akibat penurunan

permintaan dari pasar utama seperti Timur

Tengah, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika

Selatan serta penurunan harga karet dunia—

seiring penurunan permintaan dari Tiongkok.

Penurunan permintaan eksternal juga

menyebabkan ekspor Malaysia mengalami

deselerasi sebesar 12,6% pada TW4-17,

dibandingkan triwulan sebelumnya (22,4%).

Performa ekspor Singapura dan

Filipina turut mengalami penurunan. Pada

TW4-17 ekspor Singapura menurun menjadi

6,8% dari 10,2%, yang disebabkan oleh

penurunan permintaan Tiongkok terkait

barang elektronik. Ekspor Filipina TW4-17

rata-rata tumbuh melambat menjadi 1,5%,

dari 8,3% pada TW3-17. Produk yang

mengalami penurunan adalah manufaktur,

terutama mesin dan peralatan transportasi,

Page 99: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

87

Inflasi yang lebih moderat pada

Desember 2017 dialami Viet Nam dan

Filipina, masing-masing turun menjadi 2,6%

(dari 3,4%) dan 3,3% (dari 3,4%). Di Viet

Nam, meredanya dampak pemberlakuan tarif

jasa kesehatan yang baru pada pertengahan

2016, disertai deflasi harga telekomunikasi

mampu mengompensasi kenaikan harga

makanan. Sementara di Filipina, perlambatan

inflasi dipengaruhi moderasi harga makanan,

kesehatan, serta transportasi. Inflasi inti

menurun pada Desember 2017 mencapai

hingga 3,0%, dari 3,3% pada September

2017, sesuai target BSP (3%±1%).

ekspor. 87 Permintaan domestik Filipina

terhadap barang impor juga mengalami

penurunan. Impor melambat menjadi 3% yoy

pada TW3-17, dari 5,07%. Pelemahan nilai

tukar peso menyebabkan importir menahan

pembelian barang impor, terutama pada

kelompok bahan mentah, barang setengah

jadi, dan capital goods.

Di sisi lain, Filipina dan Thailand

justru mengalami akselerasi impor. Impor

Filipina mengalami peningkatan yang cukup

signifikan pada TW4-16, melonjak menjadi

16,9%, dari 3,9% pada TW3-17. Akselerasi

didorong meningkatnya kebutuhan barang-

barang untuk pembangunan infrastruktur

dan kenaikan harga minyak. Sedangkan

untuk impor, Thailand tumbuh menjadi

14,2% dari 12,2% di TW3-17, akibat

normalisasi impor pasca kenaikan pajak

produk minuman beralkohol dan tembakau

pada bulan September 2017.

Inflasi di kawasan ASEAN-5 relatif

melambat dan menunjukkan volatilitas

yang terjaga. Di Malaysia, tekanan inflasi pada

Desember 2017 mereda menjadi 3,5% yoy,

setelah sempat naik hingga melebihi batas atas

target BNM (4,3% pada September 2017).

88 Harga kelompok makanan yang kembali

stabil akibat peningkatan produksi berhasil

mengimbangi akselerasi harga transportasi yang

terdorong kenaikan harga komoditas. Inflasi

yang terkendali menjadikan Malaysia berhasil

mencapai target inflasi 3-4% di tahun 2017.

87 Singapura merupakan negara yang melakukan re-exports.88 Target inflasi Malaysia pada 2017 adalah 3-4%.

Sumber: Bloomberg

-20,0

-10,0

0.0

10,0

20,0

30,0

40,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy

MalaysiaFilipinaSingapuraThailandVietnam

Sumber: Bloomberg

% yoy

MalaysiaFilipinaSingapuraThailandVietnam

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Grafik 2.110 Ekspor

Grafik 2.111 Impor

Page 100: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

88

September 2017. Di sisi lain, kelompok

minuman beralkohol melonjak tajam hingga

5,8% sebagai imbas kenaikan tarif pajak. Ke

depannya, inflasi diyakini meningkat secara

gradual terpengaruh pemulihan permintaan

domestik, kenaikan pajak, serta rebound

harga komoditas.

Pergerakan inflasi yang terjaga

memberikan ruang bagi otoritas untuk

tetap akomodatif. Dalam rapat Monetary

Policy Committee (MPC) selama triwulan

laporan, Bank Negara Malaysia (BNM)

mempertahankan suku bunga kebijakan pada

level 3,0%—sejak Juli 2016. Stance tersebut

Inflasi Singapura relatif stabil pada

level yang rendah. Singapura mengakhiri

2017 dengan inflasi sebesar 0,4%, tidak

berubah dibandingkan bulan September

2017. Kenaikan harga pada kelompok

makanan belum mampu mengimbangi

perlambatan pada kelompok lainnya. Harga

perumahan masih berada dalam zona

deflasi sejak 3,5 tahun terakhir. Kenaikan

tarif komunikasi yang lebih mild dari tahun

2016 menahan kenaikan inflasi lebih lanjut.

Komponen private road transport mengalami

akselerasi sebagai dampak kenaikan biaya

premium certificate of entitlement untuk

mobil. Core inflation Singapura pada 2017

mampu mencapai target yang ditetapkan

MAS sebesar 1,5%.

Inflasi Thailand pada Desember

2017 turun tipis menjadi 0,8%, dari

0,9% pada September 2017. Dengan

perkembangan tersebut, inflasi 2017 belum

mampu mencapai target sebesar 1,0-4,0%.

Penurunan terpengaruh kelompok apparel

and footwear yang kembali memasuki zona

deflasi (-0,2%), setelah naik 0,11% pada

Sumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy

MalaysiaFilipina

SingapuraThailand

Vietnam

Grafik 2.112 Inflasi

Grafik 2.113 Suku Bunga Kebijakan

Grafik 2.114 Kebijakan Moneter Singapura

Sumber: Bloomberg

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 22013 2014 2015 2016 2017 2018

% Malaysia Filipina Thailand Vietnam

Sumber: Bloomberg dan MAS

119

121

123

125

127

129

Oct

-14

Jan-

15

Apr-1

5

Jul-1

5

Oct

-15

Jan-

16

Apr-1

6

Jul-1

6

Oct

-16

Jan-

17

Apr-1

7

Jul-1

7

Oct

-17

Jan-

18

Indeks

Pelonggaran Okt-2015: slope S$NEER dirubah menjadi 0,5% dari 1%

Pelonggaran Jan-2015: slope S$NEER dirubah menjadi 1% dari 2%

Pelonggaran Apr-2016: slope S$NEER dirubah menjadi netral (0%)

Page 101: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

89

yang terkendali dan ekspektasi inflasi yang

well-anchored. Kenaikan inflasi saat ini lebih

disebabkan oleh sisi penawaran, terutama

akibat pemberlakuan pajak tembakau serta

The Tax Reform for Acceleration and Inclusion

(TRAIN). BSP meyakini dampak TRAIN

terhadap inflasi diprediksi temporer. Indeks

harga konsumen diprediksi kembali ke kisaran

target pada Maret 2019.

Pada akhir tahun 2017, Bank Sentral

Viet Nam (SBV) masih mempertahkan

suku bunga kebijakannya. Suku bunga

kebijakan (refinancing rate) masih berada

pada level 6,25% guna menstimulasi aktivitas

ekonomi yang sempat lesu akibat kinerja

sektor minyak yang buruk. Kebijakan ini

dipandang sebagai langkah yang tepat untuk

mendorong aktivitas ekonomi domestik

dengan tetap mempertahankan stabilitas

harga di tengah ketidakpastian global.

Otoritas moneter Singapura (MAS)

mempertahankan stance kebijakannya.

Dalam rapat monetary policy commettee

(MPC) 13 Oktober 2017, MAS kembali

mengafirmasi stance kebijakan moneter netral

dengan rate apresiasi SNEER di nol persen

(0%). Kebijakan tersebut dilakukan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus

menjaga stabilitas finansial. 90 Pelaku pasar

memperkirakan MAS akan mulai melakukan

tightening dengan menaikkan slope apresiasi

SGD NEER, mempertimbangkan ekspektasi

kenaikkan suku bunga The Fed sebanyak

90 Singapura menggunakan target NEER (Nominal Effective Exchange Rate) sebagai sasaran operasional moneter MAS.

diambil guna mempertahankan momentum

pertumbuhan, khususnya yang bersumber

dari permintaan domestik. Namun, pada awal

tahun 2017 BNM menaikkan suku bunga

kebijakan sebanyak 25 bps menjadi 3,25%,

dilatarbelakangi oleh penguatan ekonomi

global maupun domestik, terutama dari

konsumsi dan investasi.

Bank of Thailand (BOT) juga

mempertahankan suku bunga kebijakan

sebesar 1,5%, untuk memastikan jalur

pemulihan ekonomi. Pada rapat MPC 8

November 2017 dan 20 Desember 2017, BOT

kembali menegaskan stance kebijakannya

yang akomodatif. Selanjutnya pada

rapat MPC 14 Februari 2018, BOT masih

mempertahankan suku bunga kebijakanan

agar tetap kondusif bagi pertumbuhan

ekonomi serta mendorong kembalinya inflasi

ke dalam target.

Otoritas moneter Filipina (BSP)

juga tetap mempertahankan suku bunga

kebijakan sebesar 3% pada Monetary

Board (MB) tanggal 14 Desember 2017.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi

inflasi yang masih stabil.89 Selanjutnya, pada

pertemuan Monetary Board (MB) tanggal 8

Februari 2018, BSP memutuskan melanjutkan

stance kebijakan akomodatif dengan

mempertahankan suku bunga kebijakan

Overnight Reverse Repurchase Facility (RRP)

sebesar 3,0% yang dilatarbelakangi oleh inflasi

89 Upside risk berupa peningkatan harga minyak mentah dunia serta dampak program reformasi pajak. Sementara, down side risk berupa penurunan harga beras akibat tarif dan deregulasi impor beras.

Page 102: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

90

flats yang kurang mampu dengan harapan

dapat menjadi buffer bagi kelompok rumah

tangga tersebut. Sementara pemerintah Viet

Nam berencana mengumumkan kenaikan

VAT (Value Added Tax) menjadi 12% (dari

10%).

Ekonomi ASEAN-5 dipercaya

mampu terakselerasi lebih tinggi seiring

dengan perbaikan ekonomi global yang

masih berlangsung. IMF memperkirakan

ekonomi Singapura dan Thailand pada 2018

dapat tumbuh lebih tinggi dari proyeksi

sebelumnya, dan mempertahankan outlook

Malaysia, Filipina dan Vietnam. Pada 2018,

perekonomian kawasan Asia Tenggara diyakini

tetap berada pada tingkat pertumbuhan yang

cukup kuat dengan ditopang pertumbuhan

perdagangan global yang lebih tinggi dan

tertransmisikan ke sektor manufaktur serta

investasi. Beberapa faktor eksternal dinilai

menjadi pendukung perbaikan outlook,

antara lain kebijakan fiskal AS yang lebih

netral, momentum pertumbuhan Eropa yang

lebih kuat, dan pertumbuhan Tiongkok yang

lebih tinggi dari ekspektasi.

Sejumlah risiko eksternal dan

domestik berpotensi menghambat

outlook perekonomian ASEAN-5. Secara

tiga kali sepanjang 2018. Perkiraan besarnya

kenaikan slope apresiasi yang akan dilakukan

juga masih cukup beragam, namun secara

umum pelaku pasar memperkirakan bahwa

kenaikan tersebut tidak akan melebihi 2%.

Kebijakan fiskal secara umum

digunakan untuk menopang aktivitas

perekonomian. Pemerintah Filipina

mendorong belanja publik di bidang

infrastruktur, perbaikan sumber daya

manusia, dan perlindungan sosial. Realisasi

defisit fiskal TW3-17 sebesar 2,28% PDB.

Sementara, kebijakan fiskal tahun 2018 lebih

bersifat netral dengan target defisit anggaran

sebesar 3% PDB. Pemerintah Filipina

juga melakukan structural reforms antara

lain melalui RUU reformasi prosedur dan

pengelolaan anggaran,91 serta reformasi pajak

yang terkonsentrasi pada pajak penghasilan

pribadi, cukai dan pajak pertambahan nilai.

Pemerintah Thailand dan

Singapura juga melakukan kebijakan

guna menstimulasi konsumsi domestik.

Pemerintah Thailand kembali mengumumkan

holiday tax break pada November 2017

untuk menstimulasi belanja domestik senilai

THB10 miliar sehingga dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah

juga memberikan stimulus seperti kredit senilai

USD2,2 miliar kepada petani untuk stabilisasi

harga beras pada masa panen. Di Singapura,

rabat kembali dibagikan kepada penghuni

91 Perbaikan dilakukan dengan cara mengubah alokasi anggaran menjadi cash basis (sebelumnya obligations), memperkuat cash flow management dan mengimplementasikan Treasury Single Account (TSA).

Tabel 2.7 Proyeksi Pertumbuhan PDB ASEAN-5Tabel Proyeksi Pertumbuhan

% yoy

Bank Sentral IMF2018 2018 2018 2019

Malaysia 5,0 - 5,5 5,0 - 5,5 5,3 5,1Filipina 7,0-8,0 6,7 6,5 6,4Singapura 2,4 2,6 1,5 2,0Thailand 3,9 3,5 3,8 3,6Vietnam 6,7 6,3 6,5 6,2Sumber: Otoritas Moneter, IMF WEO Okt - 2017, Consensus Forecast Jan - 2018

NegaraCF

Page 103: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

91

umum, risiko eksternal berasal dari proses

normalisasi suku bunga kebijakan AS

yang masih akan berlanjut dan berpotensi

mengakibatkan capital outflows, tensi

geopolitik, perubahan paradigma kebijakan

AS menjadi inward-looking, serta proses

rebalancing Tiongkok.

Perekonomian ASEAN-5

juga menghadapi risiko dari dalam

negeri. Pemilihan umum yang digelar

pemerintahan Malaysia dan Thailand dapat

menimbulkan instabilitas politik. Inflasi

berpeluang meningkat pesat di Filipina akibat

pertumbuhan kredit, ekspansi fiskal dan

peningkatan investasi swasta. Sementara

untuk jangka panjang, risiko penuaan

struktur penduduk (Singapura dan Thailand)

dan overleveraging sektor rumah tangga

(Thailand, Singapura, dan Malaysia) masih

membayangi ekonomi ASEAN-5.

2.8. Brazil

Brazil melanjutkan tren pemulihan dari

resesi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Brazil

pada TW4-17 mencapai 2,1% yoy, cukup

impresif dari kinerja triwulan sebelumnya

yang mencatatkan pertumbuhan PDB sebesar

Tabel 2.8 Proyeksi Inflasi ASEAN-5Tabel Proyeksi Inflasi

% yoy

Bank Sentral IMF2018 2018 2018 2019

Malaysia 2,5-3,5 2,9 2,8 2,8Filipina 2,0-4,0 3,0 3,6 3,5Singapura 1,4 1,3 1,0 1,5Thailand 1,1 1,0 1,4 1,6Vietnam 4,0 4,0 4,3 4,3Sumber: Otoritas Moneter, IMF WEO Okt - 2017, Consensus Forecast Jan - 2018

NegaraCF

1,4%. Pencapaian tersebut tersebut didorong

oleh perbaikan konsumsi rumah tangga

dan investasi. Pengeluaran pemerintah juga

membaik meski masih kontraksi sejalan

dengan konsolidasi fiskal yang sedang

ditempuh otoritas fiskal. Namun di sisi

lain, kinerja eksternal melemah sehingga

berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan.

Sejalan dengan perbaikan aktivitas

ekonomi, tingkat pengangguran terus

menurun mencapai titik terendah sepanjang

2017, akan tetapi pertumbuhan upah masih

terbatas. Tekanan inflasi relatif terkendali dan

mendekati batas bawah rentang target (4,5%

± 1,5%). Inflasi IHK Desember 2017 sebesar

2,95% yoy, meningkat dari 2,54% pada

September 2017. Kenaikan harga terjadi pada

administered price dan harga minyak dunia.

Bank sentral masih melanjutkan

kebijakan moneter longgar. Sepanjang

Oktober 2017 hingga Februari 2018, BCB

menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali

masing-masing sebesar 75 bps, 50 bps, dan

25 bps ke level 6,75%. Perbaikan ekonomi

diperkirakan berlanjut pada 2018. BCB dan

IMF merevisi ke atas proyeksi PDB 2018

masing-masing menjadi 2,6% dan 1,9% dari

estimasi sebelumnya.

Sejalan dengan peningkatan

aktivitas ekonomi, tekanan inflasi diprediksi

meningkat dan terkendali di kisaran target.

Di tengah optimisme tersebut, sejumlah

tantangan dan faktor risiko mewarnai

perekonomian Brazil ke depan. Dari dalam

negeri, risiko berasal dari utang pemerintah

Page 104: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

92

karena akselerasi impor yang lebih cepat

dibandingkan ekspor. Secara keseluruhan

2017, PDB Brazil tumbuh membaik ke 1%

yoy, setelah terkontraksi -3,5% pada tahun

2015 dan 2016.

Berdasarkan sektor, pertumbuhan

PDB TW4-17 disumbang oleh sektor

industri dan jasa94. Sektor industri

mengalami akselerasi pertumbuhan sebesar

2,7% pada TW4-17 (dari 0,4% di TW3-

17) –tertinggi dalam 15 kuartal terakhir–

94 Sektor industri (share 19,2%), sektor jasa (share 61,4%).

yang meningkat, pertumbuhan upah riil

yang masih lambat disertai masih tingginya

slack dalam perekonomian, ketidakpastian

politik menjelang Pemilu Oktober 2018, serta

progres reformasi sistem jaring pengaman

sosial yang masih lambat. Sementara faktor

eksternal yang perlu dicermati adalah

ketidakpastian kebijakan ekonomi AS,

kenaikan Fed Fund Rate, normalisasi neraca

bank sentral, rebalancing ekonomi Tiongkok,

dan dinamika harga komoditas global.

Pemulihan ekonomi Brazil pada

TW4-17 terus berlanjut. PDB TW4-17

tumbuh sebesar 2,1% yoy, meningkat

dari 1,4% pada TW3-17, disumbang oleh

perbaikan konsumsi rumah tangga dan

akselerasi investasi swasta.92 Konsumsi rumah

tangga tumbuh sebesar 2,6%, dari 2,2% di

triwulan sebelumnya ditopang peningkatan

upah –meski masih lambat– dan kredit

rumah tangga. Investasi meningkat signifikan

mencapai 3,8% (dari kontraksi -0,5% di

TW3-17), setelah terkontraksi selama 14

kuartal berturut-turut. Akselerasi investasi

didorong oleh cost of fund yang lebih rendah

sejalan dengan penurunan suku bunga

kebijakan serta pembebasan pajak impor

barang modal. Belanja pemerintah juga

membaik meski masih terkontraksi sejalan

dengan komitmen pemerintah melakukan

konsolidasi fiskal93. Sementara itu, net ekspor

berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan

92 Meski membaik, namun angka pertumbuhan PDB Brazil di TW4-17 tersebut lebih rendah daripada ekspektasi pasar (2,4%).

93 Kontraksi pengeluaran pemerintah TW4-17 menyempit menjadi -0,4 yoy (dari -0,6 di TW3-17).

Sumber: Bloomberg

% yoy % yoy

- 24,0

- 18,0

- 12,0

- 6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

- 6.0

- 4.5

- 3,0

- 1,5

0,0

1,5

3,0

4,5

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4*

2013 2014 2015 2016 2017

GDP, lhs

Government Cons, lhs

HouseholdCons, rhs

GFCF,rhs

Exports, rhs

Imports, rhs

Grafik 2.115 Suku Bunga Kebijakan

Grafik 2.116 Pertumbuhan PDB Sektoral

Sumber: Bloomberg

% yoy % yoy

-28,0

-21,0

-14,0

-7,0

0,0

7,0

14,0

21,0

-6,0

-4,5

-3,0

-1,5

0.0

1.5

3,0

4,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2013 2014 2015 2016 2017

PDB, lhsServices, lhsAgriculture, rhsIndustries, rhs

Page 105: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

93

Kredit menjadi sumber pendanaan

konsumsi dengan peranan yang me-

ningkat seiring penurunan suku bunga

kebijakan. Rata-rata suku bunga kredit rumah

tangga pada TW4-17 turun menjadi 33,2%

(dari 35,3% pada TW3-17). Outstanding

kredit konsumsi pada akhir Desember 2017

mencapai rekor sebesar BRL850,5 miliar, dari

BRL827,7 miliar pada akhir September 2017.

Pertumbuhan kredit TW4-17 meningkat

mencapai 4,7%, dari 3,2% pada periode

sebelumnya. Sejalan dengan perkembangan

tersebut, kredit kepemilikan kendaraan

terutama didorong industri pengolahan dan

konstruksi. Sementara sektor jasa TW4-17

tumbuh sebesar 1,7%, dari 1,0% di triwulan

sebelumnya, dipicu perbaikan aktivitas

perdagangan, transportasi, dan jasa informasi.

Di sisi lain, sektor pertanian tumbuh tertahan

menjadi 6,1%, dari 9,1% pada TW3-17 –

terendah selama 2017– akibat cuaca buruk.

Konsumsi memperlihatkan per-

kembangan yang mixed. Rata-rata

penjualan ritel pada TW4-17 tumbuh sebesar

4,0% yoy, melambat dari 4,3% pada TW3-

17. Penurunan penjualan terjadi pada

sejumlah kategori produk, terutama pakaian

dan alas kaki, furnitur dan peralatan rumah

tangga, serta bahan bakar.95 Sementara

itu, indikator extended retail sales96 sedikit

membaik menjadi 7,6%, dari 7,5% pada

TW3-17 karena kenaikan penjualan bahan

bangunan (14,1% dari 13,2%). Penjualan

kendaraan meningkat hingga 15,4% pada

TW4-17 –tertinggi sejak TW3-11, setelah

tumbuh 14,7% pada TW3-17. Aktivitas

konsumsi diprediksi membaik sejalan dengan

optimisme konsumen yang semakin menguat

mencapai 87,2 pada TW4-17 –tertinggi sejak

TW4-14– dari 82,5 pada triwulan lalu.

95 Penjualan pakaian dan alas kaki serta furnitur dan peralatan rumah tangga di TW4-17 termoderasi masing-masing menjadi 6,9% dan 11,3%, dari 12,3% dan 15,3% di TW3-17. Sementara penjualan bahan bakar mengalami kontraksi yang semakin dalam menjadi -3,5%, dari -2,6%.

96 Extended retail sales adalah penjualan barang-barang yang termasuk dalam perhitungan retail sales, ditambah dengan penjualan kendaraan dan bahan bangunan.

Grafik 2.117 Penjualan Ritel dan Kepercayaan Konsumen

Grafik 2.118 Penjualan dan Kredit Kepemilikan Kendaraan

Sumber: Bloomberg

58

68

78

88

98

108

118

128

-12,0

-8,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Indeks% yoy

Retail Sales, rhs

Consumer Confidence, rhs

Sumber: Bloomberg

% yoy % yoy

Vehicle SalesVehicle Acquisition Credit, rhs

-15,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0.0

3,0

6,0

9,0

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Page 106: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

94

barang modal melonjak hingga 10,7% dari

7,6% pada TW3-17 –tertinggi sejak TW4-

13–, seiring meningkatnya aktivitas investasi

domestik. Berdasarkan sektor, peningkatan

output disumbang manufaktur yang tumbuh

signifikan mencapai 5,6%, dari 3,2%, dipicu

produksi farmasi, logam dasar, dan peralatan

elektronik. Sementara rata-rata penggunaan

kapasitas industri TW4-17 relatif stabil sebesar

77,4%, dari 77,5% pada TW3-17.

Sentimen bisnis ke depan

diperkirakan sedikit melemah sejalan

dengan perlambatan PMI komposit

ke level 49,1 pada TW4-17, dari TW3-

17 sebesar 50,0. Pelemahan terutama

pada sektor jasa yang masih berada di level

kontraksi yaitu 47,7 pada TW4-17, dari 49,5

pada triwulan sebelumnya akibat demand

yang lemah. Namun sentimen bisnis sektor

manufaktur mengalami perbaikan menjadi

52,4, dari 50,6 pada triwulan sebelumnya

-tertinggi sejak TW2-13.

Aktivitas industri yang cukup

positif mendorong perbaikan kinerja

kredit korporasi. Kredit perusahaan non-

keuangan pada TW4-17 mengalami kontraksi

yang menyempit ke level -7,9%, dari -8,6%

pada TW3-17. Suku bunga kredit korporasi

yang semakin murah menjadi 17,5%

pada TW4-17, dari 18,4% pada periode

sebelumnya mendorong minat pebisnis untuk

memeroleh kucuran kredit.

Aktivitas perdagangan Brazil

meningkat, ditopang ekspor produk

primer dan produk semi-manufaktur.

meningkat 2,9% (dari 1,6% di triwulan

sebelumnya), sekaligus menjadi ekspansi

pertama sejak TW1-14.

Aktivitas produksi industri juga

terakselerasi. Rata-rata produksi industri TW4-

17 sebesar 4,8% yoy, dari 3,2% pada TW3-17

–tertinggi sejak TW3-13. Peningkatan output

terutama dikontribusi oleh produksi barang

intermediate dan barang modal.97 Produksi

97 Produksi barang intermediate tumbuh 3,9% dari 1,6% di triwulan sebelumnya.

Sumber: Bloomberg

Indeks% yoy

35

38

41

44

47

50

53

56

-15,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Produksi Industri (% yoy)

PMI Manufaktur, rhsPMI Services, rhs

PMI Komposit, rs

Sumber: Bloomberg

30

32

34

36

38

40

42

44

0

2

4

6

8

10

12

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% p.a.% yoy

Kredit Rumah Tangga, lhs Suku Bunga Kredit Rumah Tangga, rhs

Grafik 2.119 Penjualan dan Kredit Kepemilikan Kendaraan

Grafik 2.120 Produksi Industri dan PMI

Page 107: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

95

untuk bahan bakar kendaraan.100 Sementara

itu, impor barang modal tumbuh 13,2% (dari

4,0%) didukung pembebasan tarif impor

sejumlah barang modal dari tarif semula

sejak 17 Agustus 2017.101 Dinamika tersebut

100 Flex-fuel car di Brazil menggunakan bahan bakar berupa campuran bensin dan hydrous ethanol, ataupun etanol seluruhnya. Kenaikan harga minyak menyebabkan harga bensin semakin mahal, sehingga masyarakat cenderung menggunakan etanol dan menyebabkan impor etanol meningkat.

101 Pada 17 Agustus 2017 Brazil menghapuskan tarif impor 4.552 jenis barang modal dan 351 jenis peralatan IT dan telekomunikasi yang belum diproduksi di domestik untuk mendorong investasi produktif, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Rerata pertumbuhan ekspor TW4-17

meningkat ke 16,9% yoy, dari 15,9%

di TW3-17. Kinerja tersebut dikontribusi

produk primer (pangsa 42,8%), dengan

ekspor TW4-17 yang meningkat signifikan

hingga 33% yoy (dari 24,4% di TW3-17)

disumbang lonjakan ekspor kedelai. Ekspor

kedelai TW4-17 tumbuh tinggi mencapai

294,8% dari 70,2% di TW3-17 akibat

meningkatnya demand dari mitra dagang

yang mengalihkan pembelian kedelai ke

Brazil dari AS. AS mengalami hambatan suplai

akibat badai dan cuaca buruk. Perbaikan

aktivitas ekspor juga didorong oleh kenaikan

harga komoditas dan depresiasi nilai tukar

lira98. Selain produk primer, kenaikan ekspor

terjadi pada produk semi-manufaktur (pangsa

15,2%) yang tumbuh 11,5% pada TW4-17,

dari sebelumnya 6% di TW3-17, khususnya

ekspor minyak kedelai serta produk besi dan

baja99. Peningkatan terutama terjadi ekspor

ke Tiongkok, AS, dan Argentina.

Di sisi lain, impor terakselerasi lebih

cepat dibandingkan ekspor sehingga

surplus neraca perdagangan menurun.

Impor TW4-17 tumbuh pesat hingga 14,72%

–tertinggi sejak TW1-12, dari 8,9% pada

TW3-17. Akselerasi didorong kenaikan impor

bahan bakar dan barang modal. Impor bahan

bakar dan pelumas tumbuh hingga 64,2%

(dari 44,8%) seiring kenaikan harga minyak

dan meningkatnya kebutuhan impor etanol

98 Rata-rata nilai tukar pada TW4-17 sebesar BRL3,25/USD, melemah dari BRL3,16/USD di TW3-17.

99 Ekspor biji besi tumbuh 29% dari 13% pada TW3-17.

Grafik 2.121 Utilisasi Kapasitas

Grafik 2.122 Kredit dan Suku Bunga Kredit Korporasi

Sumber: Bloomberg

75,0

76,4

77,8

79,2

80,6

82,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

%

Sumber: Bloomberg

% p.a. % yoy

16,4

17,6

18,8

20,0

21,2

22,4

23,6

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Kredit Korporasi, lhsSuku Bunga Kredit Korporasi, rhs

Page 108: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

96

meningkat menjadi USD382,0 miliar pada

akhir TW4-17, dari USD381,2 miliar pada

akhir TW3-17.

Berlanjutnya momentum pemulih-

an ekonomi mendorong perbaikan di

pasar tenaga kerja, terutama di sektor

perdagangan. Tingkat pengangguran

pada Desember 2017 turun menjadi 11,8%

−terendah selama 2017−, dari 13,0%

pada September 2017, diiringi kenaikan

menyebabkan surplus neraca perdagangan

TW4-17 menyempit menjadi USD13,7 miliar,

dari USD17,1 miliar padaTW3-17. Defisit

neraca transaksi berjalan (current account)

TW4-17 juga melebar signifikan hingga

USD7,1 miliar , dari USD3,3 miliar di TW3-

17 akibat menurunnya kinerja neraca barang

dan jasa.102 Meski demikian, cadangan devisa

102 Surplus neraca barang TW4-17 turun menjadi USD12,8 miliar (dari USD16,3 miliar di TW3-17), sementara defisit neraca jasa melebar menjadi -USD9,5 miliar (dari -USD8,8 miliar).

Sumber: Bloomberg

-44,0

-22,0

-33,0

-11,0

0,0

22,0

44,0

11,0

33,0

-8000

-4000

-6000

-2000

0

4000

8000

2000

6000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoyUSD mn

Trade Balance, lhsExports, rhsImports, rhs

Grafik 2.123 Neraca Perdagangan Grafik 2.125 Cadangan Devisa dan Nilai Tukar

Grafik 2.126 Tingkat Pengangguran dan Tingkat Partisipasi Kerja

Grafik 2.124 Transaksi Berjalan

Sumber: Bloomberg

% GDPMiliar USD

Goods Services Primary IncomeSecondary Income Current Account

-4,9

-4,2

-3,5

-2,8

-2,1

-1,4

-0,7

0,0

0,7

1,4

2,1

2,8

-14,0

-12,0

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Current Account (% GDP), rhs

Sumber: Bloomberg

Miliar USD

2,5

2,75

3

3,25

3,5

3,75

4

4,25

365

368

371

374

377

380

383

386

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

BRL/USDCadangan Devisa BRL/USD, rhs

Sumber: Bloomberg

% %

60,8

61,0

61,2

61,4

61,6

61,8

62,0

62,2

7

8

9

10

11

12

13

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Participation Rate, rhs Unemployment Rate

Page 109: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

97

sebesar 2,95%, meningkat dari 2,54% pada

September 2017, dan mendekati batas bawah

rentang target (4,5% + 1,5%). Rata-rata inflasi

selama TW4-17 meningkat menjadi 2,8%,

dari 2,6% di triwulan sebelumnya.105 Kenaikan

tingkat harga terjadi pada kelompok housing

& utilities serta transportasi106 yang dipicu

105 Inflasi inti stabil di level 3,8%.106 Rata-rata harga di kelompok housing & utilities serta

transportasi masing-masing naik sebesar 5,8% dan 3,9%, dari 4,5% dan 3,0% di TW3-17.

participation rate menjadi 61,9%, dari

61,8%.103 Perbaikan tersebut turut dipicu oleh

reformasi undang-undang ketenagakerjaan

yang lebih business-friendly.104

Di tengah perbaikan tingkat

pengangguran, laju kenaikan upah

cenderung tertahan. Upah nominal (termasuk

bonus) pada Desember 2017 sebesar BRL2214,

meningkat dari BRL2125 pada September 2017.

Secara pertumbuhan, kenaikan upah justru

melambat menjadi 4,4% yoy, setelah tumbuh

5,3% di TW3-17. Pertumbuhan upah riil juga

turun menjadi 4,1% (BRL2.221), dari 4,9%

pada triwulan sebelumnya akibat tekanan inflasi

yang meningkat. Penurunan upah terjadi pada

sektor publik, sektor swasta yang bekerja tanpa

kontrak, serta pengusaha. Sektor pertanian,

konstruksi, transportasi, akomodasi, serta sektor

informasi dan telekomunikasi merupakan sektor

yang mengalami pelemahan upah.

Brazil telah berhasil mengendalikan

tekanan inflasi tinggi yang terjadi

beberapa tahun sebelumnya yang sempat

mencapai 12%. Pemerintah telah berhasil

mengendalikan laju inflasi dengan menerapkan

berbagai kebijakan termasuk menaikkan suku

bunga. Tekanan inflasi pada TW4-17 telah

relatif terkendali. Inflasi Desember 2017 tercatat

103 Meski menurun, tingkat pengangguran masih di atas rata-rata tiga tahun (10,8%).

104 Pada Agustus 2017, Senat Brazil menyetujui UU Ketenagakerjaan yang selanjutnya disahkan pada November 2017. UU tersebut merupakan amandemen terhadap UU sebelumnya yang menerapkan pajak yang tinggi bagi pengusaha, sistem rekrutmen dan pemecatan yang kurang fleksibel, biaya PHK yang tinggi, serta penetapan upah yang kurang fleksibel.

Grafik 2.128 Inflasi

Grafik 2.127 Pendapatan Nominal dan Riil

Sumber: Bloomberg

1800

1900

2000

2100

2200

2300

2400

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

18,0

21,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

BRL% yoy

Pendapatan Riil, rhs Pendapatan Nominal, rhs

Pertumbuhan Pendapatan Riil Pertumbuhan Pendapatan Nominal

Sumber: Bloomberg

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy % yoy

CPI, rhs

Food & Beverages

Housing & Utilities

Transportation

Core CPI, rhs

Page 110: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

98

Kinerja fiskal mengalami per-

baikan dengan defisit yang semakin

menyempit. Total defisit fiskal menyempit

menjadi BRL126,2 miliar (-8,5% PDB), dari

BRL143,5 miliar (-9,0% PDB) pada TW3-

17. Pengeluaran pemerintah selama TW4-

17 menurun menjadi BRL351,4 miliar, lebih

rendah dari BRL323,5 miliar pada TW3-17,

terutama akibat kontraksi pembayaran gaji

pegawai negeri, belanja barang dan jasa, serta

pengeluaran jaminan sosial (social security).

Penurunan pengeluaran adalah salah satu

langkah pemerintah untuk mengimbangi

menurunnya penerimaan. Pendapatan fiskal

turun ke BRL396,7 miliar pada TW4-17, dari

BRL322,1 miliar akibat kontraksi penerimaan

pajak dan berkurangnya penerimaan iuran

jaminan sosial. Penerimaan pemerintah yang

berkurang ditutup oleh pinjaman sehingga

utang pemerintah di akhir TW4-17 naik

menjadi BRL4,9 miliar (74% PDB), dari BRL4,8

miliar (73,8% PDB) pada akhir TW3-17.

oleh kenaikan tarif listrik107, harga minyak

dunia, juga harga tiket pesawat (seasonal).

Akselerasi harga tersebut dikompensasi oleh

kelompok harga makanan –dengan share

terbesar dalam keranjang inflasi (25%)– yang

terdeflasi kian dalam karena output pertanian

yang melimpah.108

Tekanan inflasi yang masih di

bawah rentang target memberi ruang

pelonggaran kebijakan moneter bagi

Bank Sentral Brazil. Selama 2017, Banco

Central do Brasil (BCB) Sepanjang 2017,

BCB menurunkan SELIC rate sebanyak 8 kali,

dengan total penurunan 6,75%. Tindakan

yang cukup agresif tersebut ditujukan untuk

mengatasi economic slack yang masih

tinggi.109 Selama TW4-17, penurunan suku

bunga dilakukan pada 25 Oktober 2017

dengan memangkas SELIC rate 75 bps menjadi

7,5%, dan dilanjutkan dengan penurunan

50 bps menjadi 7% pada 6 Desember 2017.

Upaya penurunan suku bunga kembali

berlanjut sebesar 25 bps menjadi 6,75%

pada COPOM 7 Februari 2018.

107 Surcharge tarif listrik meningkat sebesar 43% pada November 2017 disebabkan berkurangnya pasokan listrik bertenaga hidro (hydropower) akibat curah hujan yang di bawah rata-rata, sementara demand listrik meningkat dipicu akselerasi aktivitas ekonomi. sekitar dua pertiga kapasitas terpasang (installed capacity) di Brazil menggunakan sumber energi listrik hidro.

108 Rata-rata kelompok harga makanan di TW4-17 sebesar -2,1% dari -1,6% di kuartal sebelumnya.

109 Economic slack tercermin pada tingkat utilisasi kapasitas yang masih relatif rendah serta tingkat pengangguran yang masih tinggi, dibandingkan rata-rata jangka panjang. Rata-rata 5 tahun terakhir tingkat utilisasi kapasitas dan tingkat pengangguran masing-masing sebesar 79,3% dan 9,3%.

Sumber: Bloomberg

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% yoy Inflasi (% yoy) SELIC Rate (%)

Rentang Target Inflasi

Grafik 2.129 Suku Bunga Kebijakan

Page 111: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

99

mendorong aktivitas investasi, sebagaimana

terindikasi pada akselerasi produksi barang

modal dalam beberapa triwulan terakhir.

Aktivitas sektor eksternal berpotensi semakin

meningkat, sejalan dengan perbaikan

outlook ekonomi global kendati disertai

dengan meningkatnya permintaan impor.

Atas pertimbangan tersebut, BCB merevisi

ke atas proyeksi pertumbuhan PDB 2018

menjadi 2,6% (dari proyeksi semula sebesar

2,2%). Sejalan dengan BCB, IMF merevisi ke

atas proyeksi PDB 2018 menjadi 1,9% (dari

1,5%). CF juga optimis bahwa ekonomi

Brazil tumbuh sebesar 2,6% pada 2018, dari

forecast sebelumnya sebesar 2,4%.

Tingkat inflasi pada 2018

diproyeksi akan meningkat dan berada

di kisaran target (4,5%±1,5%). Kebijakan

moneter akomodatif yang ditempuh BCB

diprediksi dapat meminimalisir economic slack

sehingga tekanan inflasi akan meningkat.

Tekanan inflasi juga berasal dari nilai tukar

real Brazil yang diperkirakan melemah dan

harga pangan yang diprediksi kembali ke level

normal. BCB memprediksi inflasi di akhir 2018

mencapai 4,2%, kendati angka tersebut turun

dibandingkan proyeksi sebelumnya (4,3%).

IMF memproyeksikan inflasi Brazil sebesar

4,0% pada 2018, sedangkan perkiraan CF

direvisi ke atas menjadi 4,1% dari sebelumnya

4,0%.

Sejumlah risiko membayangi

outlook perekonomian Brazil, baik dari

dalam maupun luar negeri. Tantangan

dari sisi domestik meliputi kenaikan utang

pemerintah yang meningkat, pertumbuhan

Pemulihan ekonomi yang

cukup solid di 2017 memicu optimisme

berlanjutnya pemulihan ekonomi selama

beberapa kuartal ke depan. Konsumsi

diperkirakan membaik ditopang kenaikan

upah, suku bunga yang rendah, serta inflasi

yang stabil. Kinerja industri diprediksi semakin

meningkat, khususnya di sektor manufaktur

dan konstruksi. Sektor jasa diyakini

membaik sejalan dengan perbaikan industri

dan konsumsi. Perbaikan sektor industri

serta kondisi moneter yang longgar akan

Grafik 2.130 Keseimbangan Fiskal

Grafik 2.131 Utang Pemerintah

Sumber: Bloomberg

% GDPMiliar BRL

-12,0

-10,0

-8,0

-6,

-4,0

60

90

120

150

180

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

Total Revenue Total Expenditure Budget Balance (% PDB), rhs

Sumber: Bloomberg

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017

% GDPMiliar BRL

General government gross debtGeneral Govt Debt (%GDP)

50,0

55,0

60,0

65,0

70,0

75,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

Page 112: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

100

Aktivitas produksi juga berpeluang terhambat

faktor cuaca akibat badai La Nina pada awal

2018. Sedangkan risiko eksternal berasal

dari ketidakpastian kebijakan ekonomi

AS di bawah Presidensi Trump, khususnya

proteksionisme perdagangan, potensi

kenaikan Fed Fund Rate di luar ekspektasi

pada 2018, normalisasi neraca bank sentral,

rebalancing ekonomi Tiongkok sebagai salah

satu mitra dagang utama, serta dinamika

harga komoditas global.

upah riil yang lambat, economic slack yang

tinggi, serta instabilitas politik akibat skandal

korupsi pejabat pemerintah dan menjelang

pemilu yang akan berlangsung pada Oktober

2018. Fiskal Brazil masih akan dibebani

oleh biaya jaminan sosial yang tinggi seiring

reformasi jaring pengaman sosial yang lambat

hingga terbentuknya pemerintahan baru hasil

pemilu. Sementara itu, downgrade peringkat

kredit (sovereign credit rating) Brazil akan

meningkatkan cost of fund dan berpotensi

menghambat investasi pada 2018.110

110 Pada 11 Januari 2018 S&P menurunkan (downgrade) peringkat kredit Brazil menjadi BB- dengan outlook “Stable”, dari sebelumnya BB dengan outlook “Negative” yang telah ditetapkan pada 15 Agustus 2017. Downgrade tersebut dilatarbelakangi progres reformasi fiskal yang lebih lambat dari perkiraan.

BCBIMF WEO Update

Consensus Forecast

2018 2019 2018 2019 2018 2019

PDB (%) 2,6 - 1,9 2,1 2,6 2,8

Forecast sebelumnya 2,2 - 1,5 2,0 2,4 -

Inflasi (%) 4,2 4,2 4,0 4,2 4,1 4,2

Forecast sebelumnya 4,3 4,2 4,5 4,5 4,0 -

Tabel 2.9 Proyeksi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

Keterangan: Sumber: IMF-WEO Januari 2018, Oktober 2017 dan April 2017; CF Januari 2018, Oktober 2017; dan BCB Inflation Report December dan September 2017.

Page 113: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

101

Pembahasan dalam berbagai forum kerjasama internasional pada triwulan IV 2017

masih dilatarbelakangi optimisme berlanjutnya momentum penguatan pertumbuhan global.

Momentum realisasi pertumbuhan global yang cukup menggembirakan merupakan saat

yang tepat untuk mendorong pencapaian pertumbuhan yang kuat, seimbang, berkelanjutan

dan inklusif. Penerapan kebijakan yang tepat guna memastikan kesinambungan pemulihan

ekonomi di masing-masing negara harus terus didorong, sekaligus upaya untuk memperkuat

resiliensi terhadap potensi risiko yang mungkin timbul.

Forum kerjasama internasional terus berkomitmen untuk mendukung momentum

perbaikan ekonomi tersebut dan meningkatkan resiliensi ekonomi melalui berbagai inisitiaf

kerjasama dan diskusi. Perhatian juga diberikan pada isu khusus yang mengemuka seperti

infrastructure development, risiko aliran modal yang bergejolak serta perkembangan digital

ekonomi seperti Financial Technology (FinTech) dan Distributed Ledger Technology.

Dalam wadah kerjasama regional, forum ASEAN melanjutkan proses integrasi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) termasuk di jalur keuangan. Forum ASEAN mencatat berbagai kemajuan

berarti di kawasan pada pertemuan Tingkat Tinggi menjelang akhir 2017. Sementara itu

monitoring terus dilakukan terhadap implementasi Strategic Action Plan (SAP). Key Performance

Indicator (KPI) dan mitigasi risiko yang dapat menghambat proses integrasi keuangan ASEAN 2025.

Pembahasan mengenai hal ini di lakukan pada high level maupun forum teknis ASEAN. Forum

ASEAN+3 juga terus mendukung upaya penguatan resiliensi kawasan melalui penguatan Chiang

Mai Initiatives Multilateralization (CMIM) dan peningkatan peran ASEAN+3 Macroeconomic

Research Office (AMRO). Forum EMEAP juga aktif melakukan pemantauan perkembangan serta

risiko ekonomi dan keuangan global termasuk yang terkait dengan FinTech.

PERKEMBANGAN KERJA SAMA DAN LEMBAGA INTERNASIONAL

BAB

3

Page 114: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

102

Dalam kerangka kerja sama yang lebih luas, fora multilateral termasuk Bank for

International Settlement (BIS), International Monetary Fund (IMF) dan Forum G20 juga menyoroti

perkembangan perekonomian dunia dengan fokus pada upaya untuk melanjutkan komitmen

mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan. Secara khusus,

forum G20 melanjutkan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat,

berkelanjutan, berimbang dan inklusif diantaranya melalui implementasi growth strategy. Forum

G20 di bawah Keketuaan Argentina di 2018 juga mengangkat isu-isu terkait perkembangan

teknologi dan infrastruktur untuk pembangunan. IMF dan BIS juga terus mendukung upaya

mendorong pertumbuhan dan stabilitas melalui berbagai kegiatannya.

A. KERJA SAMA REGIONAL

Untuk memperkuat ketahanan dan

mendorong pertumbuhan di kawasan, fora

kerja sama regional seperti ASEAN, EMEAP

dan ASEAN+3 secara rutin memantau

perkembangan ekonomi global dan regional,

serta berupaya memitigasi risiko, baik melalui

kebijakan domestik maupun secara kolektif.

Selain itu, ASEAN juga terus melanjutkan

kerja sama untuk mendorong integrasi

keuangan guna mencapai visi ASEAN

Economic Community (AEC) 2025 yaitu

mencapai masyarakat ekonomi ASEAN yang

terintegrasi dan kohesif, kompetitif, inovatif,

dinamis serta inklusif.

A.1. Kerja Sama Integrasi Sektor

Keuangan

Keketuaan ASEAN oleh Filipina

pada 2017 ditutup secara formal

dengan pelaksanaan Konferensi

Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-

31 pada 13-14 November 2017 di

Manila. KTT ASEAN ke-31 tersebut

menghasilkan sebuah keputusan

penting berupa konsensus perlindungan

bagi pekerja migran di seluruh negara

ASEAN. Dokumen yang berjudul

“ASEAN Consensus on the Promotion

and Protection of the Rights of Migrant

Workers” tersebut ditandatangani oleh

sepuluh Kepala Negara ASEAN pada 14

November 2017. Selain itu terdapat 11

dokumen lain yang disepakati, baik dari

pilar ekonomi maupun non-ekonomi,

untuk mendorong integrasi kawasan

yang damai, stabil dan resilien.

Pada pilar ekonomi, Keketuaan

Filipina pada ASEAN 2017 yang me-

miliki prioritas “inclusive, innovation-

led growth” telah menghasilkan

beberapa kesepakatan penting. Salah

satu diantaranya adalah peluncuran

sistem distribusi ASEAN Roll-on Roll-off

(kapal RO-RO) pada April 2017 dengan

rute yang menghubungkan kota Davao

di Filipina dengan kota Bitung di

Indonesia. Sistem distribusi ini diharapkan

menjadi contoh bagi pengembangan

sistem distribusi lintas negara ASEAN

yang dapat meningkatkan volume

perdagangan antar negara ASEAN,

Page 115: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

103

independen melakukan monitoring

atas Key Performance Indicators (KPI).

Selain itu, SLC juga telah melakukan

pemantauan risiko makroekonomi dan

sistem keuangan dengan dukungan dari

ASEAN +3 Macroeconomic Research

Office (AMRO) dan Asian Development

Bank (ADB).

Pada sisi tata kelola (governance),

SLC telah berhasil memformalkan

pertemuan dan struktur di jalur bank

sentral dalam proses pembahasan

dan pengambilan keputusan dalam

fora ASEAN. SLC juga telah memperkuat

governance dalam proses kerja WCs

melalui laporan perkembangan dan

isu yang dihadapi secara rutin dua kali

setahun kepada SLC, sehingga SLC dapat

memberikan arahan untuk mencapai

hasil yang lebih optimal. Pada TW4-

2017, Deputi Gubernur BI bersama

Deputi Gubernur Bank Sentral Filipina,

sebagai ketua bersama SLC, memimpin

pertemuan SLC tanggal 5 Oktober 2017

di Luang Prabang, Laos. yang membahas

kemajuan proses integrasi keuangan

ASEAN.

Di level teknis pada TW 4,

2017, Working Committees on

Financial Sector Liberalisation (WC-

FSL) melanjutkan pembahasan

mengenai proses liberalisasi sektor

keuangan ASEAN, khususnya

pada sub-sektor asuransi. Proses

liberalisasi tersebut dituangkan dalam

komitmen negara ASEAN pada ASEAN

termasuk produk UMKM.

Selanjutnya, ASEAN 2017

juga telah menyepakati agenda

percepatan investasi melalui

Focused and Strategic (FAST) Action

Agenda on Investment dalam rangka

mendorong dan memfasilitasi

investasi, termasuk untuk sektor

UMKM. Selama 2017, ASEAN juga

telah mencatat beberapa kegiatan dan

inisitaif terkait pemberdayaan wanita

dan inovasi, sebagaimana tertuang

dalam Action Agenda on Mainstreaming

Women’s Economic Empowerment

dan ASEAN Declaration on Innovation.

KTT ASEAN 2017 juga telah menerima

dokumen Strategic Action Plan (SAP)

2016-2025 dari ASEAN Taxation

Cooperation yang melengkapi SAP

lainnya, termasuk SAP for ASEAN

Financial Integration yang sudah disetujui

pada 2016.

Pada jalur keuangan, Senior Level

Committee (SLC) on ASEAN Financial

Integration yang beranggotakan Deputi

Gubernur Bank Sentral di ASEAN dan

para Co-chairs dari Working Committees

(WCs) telah berkontribusi banyak dalam

penguatan surveillance dan governance

dari proses ASEAN Financial Integration

2025. Pada penguatan surveillance,

SLC dibawah Keketuaan Bank

Indonesia (BI) dan Bangko Sentral

ng Pilipinas (BSP) telah melakukan

monitoring implementasi SAP,

sementara Sekretariat ASEAN secara

Page 116: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

104

fasilitas IMF sebagai Global Financial

Safety Net (GFSN).

Pada pertemuan tersebut, Bank

Indonesia menyampaikan dukungan

terhadap penguatan lebih lanjut

ERPD Matrix agar dapat sejalan

dengan kualitas kualifikasi fasilitas

IMF. Untuk itu dalam penyusunan

indikator, Bank Indonesia menyampaikan

agar prinsip penentuan indikator CMIM

sejalan dengan lima kriteria dari safety

net fasilitas IMF, yaitu predictable, speed,

reliable, cost, dan policies. Selain itu, Bank

Indonesia juga menekankan bahwa dalam

pengembangan ERPD Matrix framework,

di samping menggunakan indikator

kuantitatif dan asesmen kualitatif,

hendaknya digunakan pula hasil country

surveillance AMRO dalam pengambilan

keputusan pemberian fasilitas CMIM. BI

juga meminta agar dilakukan pilot project

terlebih dahulu terhadap ERPD Matrix

Framework yang telah disempurnakan,

dengan menerapkannya pada beberapa

negara, untuk selanjutnya dievaluasi

guna diputuskan kemungkinan

penggunaannya atau kebutuhan

penyempurnaannya lebih lanjut.

A.3. Pembahasan mengenai Kondisi

Makro Ekonomi Global

Pada pertemuan tingkat Deputi

Gubernur Bank Sentral forum EMEAP

(Executives’ Meeting of Asia Pacific)

November 2017 di Jakarta, dimana BI

merupakan tuan rumah, dipresentasikan

Framework Agreement on Services

(AFAS) yang sudah memasuki protokol

ke-8. Pertemuan WC-FSL tersebut juga

melanjutkan penyusunan ASEAN Trade

in Services Agreement (ATISA) untuk teks

yang terkait dengan sektor keuangan.

A.2. Penguatan Resiliensi Kawasan

dengan Regional Financial

Arrangement (RFA)

Sepanjang TW4-2017, Bank

Indonesia terus aktif dalam kerja

sama ASEAN+3 yang difokuskan pada

upaya penguatan resiliensi kawasan

dalam menghadapi risiko ketidakpastian

ekonomi global yang terus berlanjut,

diantaranya melalui penguatan Chiang

Mai Initiatives Multilateralisation (CMIM)

dan peningkatan peran ASEAN+3

Macroeconomic Research Office (AMRO).

Pada Desember 2017 telah

dilaksanakan pertemuan tingkat

Deputi Gubernur Bank Sentral dan

Kementerian Keuangan ASEAN+3 yang

salah satu fokus pembahasannya

adalah upaya penguatan CMIM

melalui pengembangan lebih lanjut

kerangka kualifikasi yang tertuang dalam

Economic Review and Policy Dialogue

(ERPD) Matrix.111 Hal ini bertujuan agar

kualitas kualifikasi fasilitas CMIM sebagai

Regional Financial Arrangement (RFA)

dapat sejalan dengan kualitas kualifikasi

111 Economic Review and Policy Dialogue (ERPD) Matrix merupakan set of eligibility criteria yang akan digunakan dalam pelaksanaan asesmen kualifikasi members untuk fasilitas CMIM Precautionary Line (PL).

Page 117: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

105

A.4. Pantauan atas Perkembangan

Financial Technology (FinTech)

Menyikapi semakin berkembangnya

Financial Technology (Fintech) di

kawasan, forum ASEAN, EMEAP dan

SEACEN membahas topik tersebut secara

mendalam pada TW4-17.

Pertemuan SLC di Luang

Prabang, 5 Oktober 2017, membahas

perkembangan Financial Technology

(Fintech) yang pada satu sisi dinilai

dapat meningkatkan efisisensi dan

keuangan inklusif, namun pada sisi

lain juga dapat meningkatkan risiko

di sektor keuangan. Terkait hal ini,

otoritas diharapkan dapat merespons

dengan melakukan regulasi yang tepat.

Pertemuan SLC juga mendiskusikan

peluang dan tantangan perkembangan

Fintech. Pesatnya perkembangan Fintech

telah mengubah landscape sektor

keuangan, termasuk proses bisnis bank

sentral. Sehubungan dengan itu, IMF,

mengingatkan agar bank sentral maupun

otoritas terkait lainnya dapat melakukan

pengaturan dengan tetap memberikan

ruang bagi inovasi (regulatory sandbox).

Regulasi dari otoritas bertujuan untuk

(i) mengatasi dampak negatif dari

Fintech; (ii) melindungi nasabah;

serta (iii) menghindari oligopolistic

behavior. Pada pertemuan SLC

tersebut, BI menyampaikan hal-hal

yang sudah dilakukan dalam merespons

perkembangan Fintech, baik melalui

pembentukan Fintech Office, maupun

Macro Monitoring Report (MMR)

yang menunjukkan bahwa sumber

ketidakpastian global masih berasal

dari ekonomi AS, khususnya terkait

dengan proses normalisasi kebijakan

moneter. Beberapa rekomendasi

yang disampaikan oleh para Deputi

Gubernur yang hadir antara lain adalah:

(i) pentingnya reformasi struktural dan

fiskal untuk membangun safeguard

dalam memitigasi downside risk demi

menjaga kelangsungan dan kesimbangan

pertumbuhan; (ii) perlu melakukan

kebijakan yang bertujuan untuk

meningkatkan resiliensi; (iii) mendorong

negara maju, khususnya AS untuk

melakukan normalisasi kebijakan dengan

hati-hati, transparan dan bertahap.

Selanjutnya pada pertemuan

tersebut, IMF dan BIS juga melaporkan

hasil pemantauan terhadap kondisi

sektor keuangan, khususnya terkait

vulnerabilitas yang disebabkan oleh

tingginya utang rumah tangga dan

perkembangan pasar perumahan.

Dalam diskusi, Deputi Gubernur EMEAP

menyarankan agar setiap otoritas

melakukan stress-test atau asesmen

ketahanan terhadap berbagai faktor

yang menjadi risiko makroekonomi dan

sektor keuangan saat ini. Para Deputi

Gubernur juga menyarankan agar bank

sentral dapat melanjutkan pertukaran

informasi dalam merespons kondisi

makro ekonomi dan sistem keuangan

global dan regional.

Page 118: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

106

signifikan. Gubernur anggota SEACEN

melihat besarnya manfaat dan peluang

dari perkembangan Fintech, namun juga

menjadi tantangan baru bagi otoritas

untuk dapat meminimalisasi dampak

negatif Fintech terhadap sektor riil,

khususnya peningkatan pengangguran

dan terdesaknya pasar tradisional.

B. KERJA SAMA MULTILATERAL

Forum kerja sama multilateral

sepakat bahwa perekonomian global

terus melanjutkan tren pemulihan. Pada

forum G20 dan IMF, diskusi perkembangan

ekonomi global mengarah pada optimisme

yang muncul pasca realisasi pertumbuhan

ekonomi global Semeter I tahun 2017

yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan

semula. Forum G20 dan IMF menilai bahwa

momentum ini merupakan saat yang tepat

untuk mendorong pencapaian pertumbuhan

yang kuat, seimbang, berkelanjutan dan

inklusif. Penerapan kebijakan yang tepat

guna memastikan kesinambungan pemulihan

ekonomi di masing-masing negara harus

terus didorong, sekaligus upaya untuk

memperkuat resiliensi terhadap potensi risiko

yang mungkin timbul. Lebih lanjut, forum

G20 dan IMF memandang perlunya negara

anggota untuk menggunakan kombinasi

kebijakan moneter, fiskal dan struktural

(three-pronged approach) yang tersedia

guna mendorong peningkatan produktivitas,

mengatasi ketimpangan, dan meningkatkan

resiliensi dalam rangka mencapai

aturan regulatory sandbox yang

dikeluarkan untuk menghindari dampak

negatif Fintech dengan tetap mendorong

inovasi. Selain itu BI juga menyampaikan

perlunya kerjasama regional terkait

Fintech dalam 4 area, yaitu (i) capacity

building, (ii) diskusi antar regulator, (iii)

joint research, serta (iv) joint project.

Deputi Gubernur Bank Sentral

anggota EMEAP pada November 2017

di Jakarta juga membahas dampak

Fintech terhadap stabilitas sistem

keuangan, serta langkah mitigasi

yang dapat dilakukan oleh otoritas.

Para Deputi Gubernur sepakat bahwa

Fintech akan berdampak pada stabilitas

sistem keuangan. Otoritas diharapkan

dapat melakukan beberapa prioritas

yaitu: (i) mengelola risiko operasional

penyedia layanan pihak ketiga (misalnya

cloud service providers dan data

services); (ii) memitigasi cyber-risk, dan

(iii) memastikan kerangka peraturan

yang seimbang untuk Fintech, misalnya

Regulatory Sandboxes yang memiliki dua

fungsi, yaitu memberi ruang bagi para

otoritas dan pelaku untuk mengenal dan

memitigasi risiko baru dari Fintech, serta

menyediakan ruang bagi pelaku Fintech

agar menjadi lebih efisien dan kompetitif.

Pada 16 Desember 2017, SEACEN

Board of Governors (BOG) Meeting

juga mendiskusikan dampak

perkembangan inovasi teknologi

keuangan (Fintech) yang mengubah

landscape sistem keuangan secara

Page 119: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

107

menengah cenderung meningkat.

Faktor risiko yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi ke arah yang

lebih rendah (downside risks) juga perlu

diantisipasi. Risiko tersebut antara lain

kemungkinan percepatan normalisasi

kebijakan moneter beberapa negara

maju yang dapat berdampak terhadap

pengetatan kondisi keuangan global,

pembalikan arah arus modal, penyesuaian

harga aset, tensi geopolitik yang masih

cukup tinggi, dan ketidakpastian

kebijakan di beberapa negara yang

dapat menimbulkan persepsi negatif

di pasar. Di samping itu, perlambatan

pertumbuhan ekonomi Tiongkok dalam

jangka menengah yang dikhawatirkan

menimbulkan efek rambatan ke negara

lain juga perlu diantisipasi.

Upaya untuk memperkuat

kombinasi kebijakan moneter,

fiskal dan struktural (three-

pronged approach) perlu terus

dilakukan. Forum kerjasama multilateral

memandang bahwa penguatan three-

pronged approach mutlak diperlukan

guna menjaga momentum pertumbuhan

ekonomi global yang sedang terjadi

saat ini, serta memitigasi risiko terhadap

perekonomian global yang masih

membayangi. G20 sepakat untuk tetap

mewaspadai peningkatan kerentanan

ekonomi global dengan meningkatkan

kapasitas pemantauan dan melanjutkan

reformasi sektor keuangan, serta

memperkuat penerapan kerja sama

pertumbuhan ekonomi serta stabilitas makro

ekonomi dan sistem keuangan. Peningkatkan

kerja sama multilateral juga sangat diperlukan

guna mengatasi tantangan global seperti

perubahan iklim, perdagangan, dan

perpajakan.

B.1. Perkembangan Ekonomi Global

Prospek pemulihan perekonomi-

an global semakin menguat. Dalam

laporan World Economic Outlook (WEO)

Januari 2018, IMF merevisi ke atas proyeksi

pertumbuhan ekonomi global menjadi

3,7% pada 2017, dan 3,9% pada 2018.

Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan

proyeksi pada WEO Oktober 2017 yaitu

sebesar 3,6% pada 2017 dan 3,7%

pada 2018. Hal ini didorong realisasi

tren pertumbuhan ekonomi global

pada semester I 2017 yang lebih baik

dibandingkan perkiraan semula. Tren

positif pertumbuhan ekonomi bersifat

broad-based (merata), meliputi Amerika

Serikat, Eropa, Jepang, dan Asia. Namun,

perbaikan perekonomian dalam jangka

menengah belum terjadi secara penuh,

khususnya di negara maju –yang masih

mengalami inflasi dan pertumbuhan

upah riil rendah–, serta beberapa negara

eksportir komoditas –terutama minyak.

Risiko terhadap perekonomian

global masih terus dipantau. Forum

kerja sama multilateral memandang

bahwa risiko terhadap perekonomian

global masih cukup terkendali dalam

jangka pendek, walaupun dalam jangka

Page 120: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

108

konteks pelaksanaan komitmen negara-

negara G20 untuk mencapai tambahan

pertumbuhan ekonomi G20 sebesar 2%

dalam 5 tahun sejak 2014 hingga 2018

(2-in-5), negara G20 telah menyusun dan

menyampaikan perkembangan dokumen

GS setiap tahunnya. Berdasarkan hasil

asesmen IOs, capaian 2-in-5 kolektif

negara-negara G20 pada tahun 2017

telah mencapai 1,4%, dengan tingkat

implementasi terhadap komitmen yang

telah disepekati mencapai 55%. IOs

memperkirakan capaian 2-in-5 secara

kolektif negara-negara G20 pada

tahun 2018 sebesar 1,4%, dan akan

mencapai 2% pada 2022. Sementara

itu, capaian 2-in-5 Indonesia lebih tinggi

dibandingkan kolektif negara-negara G20

dengan tingkat implementasi komitmen

yang relatif sama. Ke depan, untuk tetap

dapat menjalankan mandat dengan baik

dalam mencapai pertumbuhan ekonomi

yang kuat, seimbang, berkelanjutan,

dan inklusif, G20 telah sepakat untuk

tetap melanjutkan pembahasan GS,

namun dengan format yang lebih ringkas

(streamlined) dan fokus pada kebijakan/

strategi utama.

Prioritas G20 Presidensi

Argentina tahun 2018. Presidensi

G20 telah resmi beralih dari Jerman ke

Argentina seiring diselenggarakannya

Deputies Meeting pada 1-2 Desember

2017 di Bariloche, Argentina. Presidensi

Argentina telah mengumumkan bahwa

agenda G20 2018 akan mengangkat 2

multilateral dalam bidang perdagangan,

perpajakan, dan perubahan iklim.

B.2. Kerja sama Mendorong

Pertumbuhan dan Pemulihan

Ekonomi

Para pemimpin negara G20

sepakat untuk terus mendorong

peningkatan kerja sama guna

memperkuat momentum pemulihan

ekonomi global. Upaya untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi

yang kuat, seimbang, berkelanjutan,

dan inklusif masih menjadi tujuan

utama Negara G20. Sementara itu, IMF

melalui SSBG Report112 menyatakan

pandangannya bahwa G20 telah

menunjukkan determinasi dan memiliki

kebijakan yang tepat guna mencapai

SSBG. Kunci sukses dari upaya tersebut

adalah terus berupaya mengatasi berbagai

aspek secara simultan dan meningkatkan

upaya bersama (joint actions).

Joint actions sangat penting untuk

mengantisipasi dampak spillovers yang

besar. Untuk itu, diperlukan komitmen

untuk melakukan penyesuaian bauran

kebijakan dan meningkatkan ambisi

dalam melaksanakan reformasi struktural

guna mendorong pertumbuhan.

Implementasi Growth Strategy

(GS) G20 terus dilanjutkan. Dalam

112 SSBG = Strong, Sustainable, and Balanced Growth. Dalam perkembangannya, G20 sepakat bahwa pertumbuhan yang inklusif diperlukan untuk memastikan dampak pertumbuhan dapat dirasakan oleh semua, sehingga dapat mengatasi permasalahan ketimpangan.

Page 121: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

109

ekonomi baru melalui pembangunan

infrastruktur. Namun di sisi lain,

terdapat gap kebutuhan pembiayaan

investasi global sebesar US$5,5 triliun

sampai dengan 2035 yang harus

dipenuhi sehingga dapat mendorong

pertumbuhan. Forum G20 berpendapat

bahwa pembiayaan infrastruktur oleh

sektor swasta harus didorong guna

menutup gap pembiayaan tersebut yang

disebabkan oleh keterbatasan dana publik

dan kapasitas Multilateral Development

Banks (MDBs) dalam membiayai proyek

infrastruktur. Pembahasan mengenai

infrastruktur sebagai asset class akan

menjadi salah satu fokus G20 Presidensi

Argentina.

Beberapa isu lainnya pada G20

Presidensi Jerman terus dilanjutkan

pembahasannya. Forum G20 telah

sepakat untuk meneruskan beberapa

isu yang telah dibahas pada G20

Presidensi sebelumnya, yaitu: i) global

economy and framework for growth; ii)

International Financial Architecture (IFA)

yang membahas isu-isu mengenai capital

flows, the Global Financial Safety Net

(GFSN), dan Multilateral Development

Banks (MDBs); iii) financial regulation

yang mencakup pembahasan mengenai

finalisasi, implementasi, dan evaluasi

dampak reformasi sektor keuangan,

cyber security, correspondent banking

dan jasa remitensi; iv) perpajakan

internasional; dan v) isu lainnya, seperti

keuangan inklusif, sustainable financing,

isu utama, yaitu “the future of work”

dan “infrastructure for development”.

Isu “the future of work” dilatarbelakangi

oleh terjadinya perkembangan teknologi

yang sedemikian cepat dan berhasil

mengubah perekonomian global, serta

berpotensi terus menimbulkan dampak

yang mungkin tidak pernah diprediksi.

Dengan memastikan perkembangan

tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat

luas, maka terdapat peluang untuk

lebih mendorong Strong, Sustainable,

Balanced, and Inclusive Growth (SSBIG).

Dalam konteks tersebut, G20 Presidensi

Argentina akan fokus pada dampak dari

perkembangan teknologi terhadap pasar

ketenagakerjaan, seperti produktivitas,

perubahan kualitas dan jenis pekerjaan,

penyerapan tenaga kerja, menguatnya

beberapa gejala seperti polarisasi

tenaga kerja, tantangan bagi sistem

perpajakan dan jaminan sosial, serta

dampak terhadap persaingan usaha.

Pembahasan isu “the future of work”

akan diawali diagnosis dampak

perkembangan teknologi terhadap

beberapa area ketenagakerjaan, misalnya

produktivitas, pertumbuhan lapangan

kerja, dan ketimpangan. Sementara

itu, pembahasan isu “infrastructure for

development” dilatarbelakangi oleh

adanya potensi untuk meningkatkan

produktivitas dan mendorong

pertumbuhan yang berkesinambungan,

serta memberikan akses digital dan fisik

yang dibutuhkan dalam menghadapi era

Page 122: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

110

Namun di sisi lain, terdapat tantangan

yang dihadapi saat ini untuk memastikan

manfaat yang dapat diperoleh dari

capital flows dan memitigasi risiko yang

dapat timbul. Oleh sebab itu, G20 terus

mendorong upaya untuk memitigasi

risiko dari capital flows yang berlebih

(excessive). G20 berpendapat bahwa

regulasi dan kerangka makroekonomi

yang kuat merupakan first line of

defence dalam mengatasi perubahan

signifikan dari capital flows. Capital

Flows Management Measures (CFMs)

dan/atau Macroprudential Policies

(MPPs) merupakan kebijakan yang dapat

ditempuh dalam mengatasi risiko dari

capital flows yang berlebih. Peningkatan

kapasitas Early Warning System (EWS)

juga diperlukan untuk mendeteksi

secara dini adanya tekanan terhadap

sistem keuangan/perekonomian yang

bersumber dari capital flows, sehingga

otoritas dapat melakukan respons

kebijakan yang tepat.

G20 meneruskan dukungan

terhadap finalisasi dan implementasi

agenda reformasi sektor keuangan.

Dukungan terhadap reformasi sektor

keuangan tersebut meliputi pembahasan

dan implementasi aturan-aturan

lembaga keuangan dalam Basel III

Principles dan evaluasi dampak reformasi

sektor keuangan terhadap pembiayaan

infrastruktur, asesmen terhadap

fintech, dan cyber security. G20 juga

berupaya meningkatkan infrastruktur

Compact with Africa (CwA), dan global

infrastructure hub.

B.3. Kerja Sama Meningkatkan

Resiliensi

G20 menandang bahwa upaya

bersama untuk meningkatkan

resiliensi perlu dilanjutkan. Upaya

bersama tersebut diantaranya melalui

kerangka reformasi sistem keuangan

global berupa penguatan Global Financial

Safety Net (GFSN) dengan menempatkan

IMF sebagai pusatnya. Para Pemimpin

negara-negara G20 juga sepakat untuk

mendukung penyelesaian 15th General

Review of Quota (GRQ), termasuk

formula kuota yang baru, pada Spring

Meeting 2019 atau paling lambat Annual

Meeting 2019, serta mendukung upaya

untuk meningkatkan efektivitas IMF

lending toolkit, termasuk instrumen baru

sesuai dengan kebutuhan anggotanya.

Terkait hal ini, Indonesia memandang

bahwa perumusan formula kuota yang

baru harus tetap berlandaskan prinsip

umum yang telah disepakati pada tahun

2008 bahwa kuota formula harus simpel

dan transparan, konsisten dengan

posisi relatif suatu negara terhadap

perekonomian global, dapat diterima

secara umum, dan layak (feasible).

Risiko yang bersumber dari

capital flows masih menjadi perhatian

bersama. G20 menyadari bahwa capital

flows merupakan salah satu fitur penting

dalam sistem moneter internasional.

Page 123: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

111

Fenomena missing inflation

merupakan fenomena inflasi rendah

yang persisten ditengah pemulihan

perekonomian secara meluas dan

keketatan di pasar tenaga kerja.

Mengingat pentingnya fenomena

tersebut terhadap kondisi dan tantangan

ke depan, para Gubernur sepakat

mengangkat tema tersebut untuk riset

Asian Consultative Council (ACC) pada

dua tahun ke depan (2018–2019)

dengan judul Central Bank Policy Under

Changing Inflation Dynamics: Challenges

for Asia Pacific. Riset ini mencoba

mengkaji faktor-faktor pembentuk

inflasi yang selama ini belum dipahami.

Misalnya, dalam tren jangka panjang

faktor perubahan pola perdagangan dan

teknologi mungkin memiliki dampak

terhadap pasar tenaga kerja domestik,

dan dapat mengubah hubungan antara

tingkat pengangguran, pertumbuhan

upah dan inflasi.

Pertemuan BIS juga membahas

ketidakseimbangan global dan

dampaknya pada kebijakan moneter.

Forum memandang bahwa walaupun

dalam jangka pendek ekonomi global

mengalami pemulihan, namun dalam

jangka menengah dan panjang

dinilai sulit untuk berlanjut dan

akan menemui ketidakseimbangan

eksternal. Faktor penyebabnya antara

lain: (i) pertumbuhan potensial yang

masih tertahan karena produktivitas

yang semakin menurun; (ii) kerentanan

pasar keuangan global, di antaranya

dengan mendorong pembentukan

Central Counterparty Clearing House

(CCP) sebagai lembaga yang bertugas

melakukan proses kliring dan penjaminan

transaksi di pasar keuangan. BI juga

telah menginisiasi pembentukan CCP

Indonesia dengan membentuk Task

Force CCP pada tahun 2017. Task

Force ini beranggotakan perwakilan BI,

kementerian Keuangan, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS). Selain itu, G20 juga

terus melakukan pemantauan terhadap

implementasi Data Gaps Initiative (DGI)

sebagai respons kebutuhan pemangku

kebijakan terhadap ketersediaan data

makroekonomi dan sistem keuangan

terkini guna mendukung penyusunan

kebijakan dan memperkuat resiliensi.

Sementara itu Bank for

International Settlement (BIS) dalam

pertemuan level Gubernur pada

November 2017 juga membahas

beberapa isu tematik yang terkait

dengan berbagai tantangan global,

antara lain: (i) fenomena missing inflation;

(ii) ketidak-seimbangan eksternal global

dan dampaknya terhadap kebijakan

moneter; serta (iii) Central Bank Digital

Currencies (CBDC) dan Distributed

Ledger Technology (DLT). Topik-topik

tersebut sangat relevan dengan kondisi

dan tantangan global yang dihadapi oleh

negara anggota saat ini.

Page 124: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

112

B.4. Article IV Consultation IMF

Untuk Indonesia 2017

IMF melaksanakan Board

Meeting sebagai tindak lanjut dari

asesmen Article IV Consultation for

Indonesia 2017 (AIV 2017). AIV 2017

merupakan sarana diskusi antara tim

IMF dengan Pemerintah, Bank Indonesia,

dan lembaga publik lainnya mengenai

perkembangan ekonomi dan pasar

keuangan terkini serta prospek jangka

pendek-menengah dari perekonomian

Indonesia. Asesmen tersebut dilakukan

satu kali dalam setiap tahun kepada

setiap negara anggota IMF. Hasil asesmen

tersebut menjadi rujukan penting bagi

institusi keuangan internasional lainnya,

termasuk lembaga pemeringkat dan

investor dalam menilai perkembangan

perekonomian Indonesia.

IMF berpendapat bahwa ekonomi

Indonesia berada pada posisi yang

baik. IMF dalam asesmennya terhadap

Indonesia menyatakan bahwa saat ini

Indonesia berada pada posisi yang baik

dalam mengatasi berbagai tantangan

socio-economy. Lebih lanjut, IMF

memperkirakan bahwa dengan skenario

reformasi fiskal dan reformasi lainnya,

pertumbuhan potensial Indonesia dapat

mencapai 6,5% (yoy) di jangka menengah

(2022). Inflasi selama 2017 berada

pada level yang rendah sebesar 3,61%

(yoy) sehingga memberikan suasana

yang kondusif bagi upaya penguatan

momentum pemulihan ekonomi

yang semakin meningkat karena

akumulasi hutang, (iii) memburuknya

keseimbangan transaksi berjalan global

yang ditandai dengan kenaikan defisit

transaksi berjalan di Amerika Serikat dan

kenaikan surplus transaksi berjalan di

Jepang dan Jerman; serta (iv) melebarnya

net international investment position

(NIIP) di sejumlah negara maju.

Terkait hal tersebut, BI

menyampaikan respons kebijakan

yang perlu dilakukan oleh otoritas,

yang mencakup: (i) reformasi struktural

yang efektif; (ii) melakukan bauran

kebijakan, termasuk kebijakan

makroprudensial; (iii) mendorong

negara yang surplus untuk melakukan

pengeluaran lebih banyak; (iv) penguatan

resiliensi di level domestik baik pada first

line of defence maupun second line of

defence; dan (v) normalisasi kebijakan

moneter agar dilakukan secara gradual,

dapat diprediksi, dan dikomunikasikan

dengan baik.

Isu menarik lainnya yang dibahas

pada forum BIS adalah mengenai

Central Bank Digital Currencies (CBDC)

dan Distributed Ledger Technology

(DLT). Forum memandang bahwa

penerbitan CBDC, dari perspektif sistem

pembayaran, tidak terlalu mendesak pada

saat ini bagi sebagian besar bank sentral.

Forum juga menilai bahwa DLT belum

cukup matang untuk dapat digunakan

oleh bank sentral dalam pembayaran,

kliring dan layanan settlement sehari-hari.

Page 125: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

113

pembiayaan pembangunan lainnya. Ke

depan, Dewan Direktur IMF memandang

outlook perekonomian Indonesia positif

namun menekankan perlunya tetap

waspada terhadap berbagai risiko.

Pencapaian positif Indonesia

tidak terlepas dari hasil sinergi

kebijakan BI dan Pemerintah

yang telah berjalan baik selama

ini. Di sektor fiskal, Pemerintah telah

menjalankan reformasi perpajakan dan

meningkatkan kualitas pengeluaran

anggaran terutama untuk proyek

infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Di sektor riil, Pemerintah telah melakukan

upaya-upaya untuk memperbaiki

iklim investasi dan merevisi ketentuan

terkait investasi infrastruktur guna

mendorong percepatan pembangunan

proyek-proyek infrastruktur. Sementara

itu, Bank Indonesia senantiasa

mengoptimalkan bauran kebijakan

moneter, makroprudensial, dan sistem

pembayaran guna menjaga stabilitas

makroekonomi dan sistem keuangan.

domestik. Pertumbuhan ekonomi 2017

mencapai 5,07% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

5,03% (yoy). Selain itu, membaiknya

resiliensi ditandai oleh neraca transaksi

berjalan yang sehat dan aliran masuk

modal asing yang tinggi, serta nilai tukar

Rupiah yang stabil.

Dewan Direktur IMF menyambut

baik upaya otoritas Indonesia. Dalam

Board Meeting, Dewan Direktur IMF

memuji perekonomian Indonesia dan

menyambut baik fokus bauran kebijakan

jangka pendek otoritas yang ditujukan

untuk mendukung pertumbuhan

sekaligus menjaga stabilitas. IMF juga

menyambut baik upaya otoritas yang

memfokuskan pengeluaran publik ke

sektor-sektor prioritas dan kemajuan

investasi infrastruktur di Indonesia. Lebih

lanjut, IMF menekankan bahwa tahapan

reformasi fiskal-struktural yang baik

harus menjadi prioritas sehingga dapat

dilakukan untuk mobilisasi penghasilan

negara guna mendukung kebutuhan

Page 126: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

114

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 127: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

115

Fundamental ekonomi global semakin membaik dan merata pada 2017. Pertumbuhan

ekonomi dunia 2017 lebih tinggi dari periode pasca global financial crisis (Pasca-GFC 2012-

2016). Pengangguran global mencapai level terendah sejak pra-GFC (2001-2006). Sektor

keuangan relatif kondusif. Indikator-indikator frekuensi tinggi (high frequent indicators)

mengalami pemulihan yang semakin solid, kecuali inflasi yang masih bergerak di level rendah.

Mayoritas bank sentral negara maju sepakat bahwa ekonomi global semakin membaik

dan pulih dari GFC 2007-2008. Oleh karena itu, kebijakan stimulus seperti pembelian aset

secara besar-besaran dan suku bunga super rendah perlu dikurangi (normalisasi kebijakan).

Namun, masih terjadi polemik tentang apakah inflasi yang relatif rendah merupakan kondisi

“new normal.” Jika demikian, bank sentral perlu menyesuaikan strategi normalisasi menjadi

lebih agresif.

Sejumlah kajian berhasil menunjukkan gejala inflasi “new normal” yang semakin nyata.

Hasil kajian menyimpulkan target inflasi 2% di negara maju perlu direvisi menjadi sekitar 0%.

Dengan demikian, mempertahankan kecepatan normalisasi seperti saat ini rawan menyebabkan

lonjakan utang yang dapat memicu krisis keuangan ke depan. Keterlambatan respon juga

mengakibatkan sulitnya pengendalian inflasi.

Respon bank sentral negara maju sangat berpengaruh pada perilaku bank sentral

lainnya, terutama negara berkembang. Jika bank sentral negara maju tetap meyakini target

inflasi “old normal” 2%, kondisi stabilitas keuangan sekarang tidak terlalu banyak berubah.

Artikel

Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

Oleh: Arief A. Rasyid

Artikel 1

BAB

4

Page 128: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

116

Namun di sisi lain, apabila keyakinan tersebut bergeser, normalisasi kebijakan akan lebih cepat

dan intens, sehingga pasar keuangan global berpotensi bergejolak—karena dapat memicu

pengetatan simultan secara global.

Stance kebijakan moneter negara maju yang tetap melakukan normalisasi secara

gradual merupakan “comfort zone” bagi negara berkembang. Apakah stance tersebut akan

berubah menjadi agresif?. Hal tersebut akan ditentukan oleh perkembangan inflasi ke depan.

Mengingat bank sentral seharusnya bersifat forward looking, stance yang diambil saat ini

adalah refleksi dari pandangan bank sentral tentang inflasi di masa yang akan datang. Sebagai

negara berkembang, hal yang perlu dicermati Indonesia adalah cara pandang bank sentral

negara maju terhadap target inflasi masih mungkin berubah, mengingat diskusi tentang inflasi

“new normal” masih bergulir.

A. Latar Belakang

Ekonomi global semakin membaik

secara fundamental dan merata pada 2017.

Pertumbuhan ekonomi dunia tercatat 3,7%

yoy, lebih tinggi dari rata-rata periode pasca-

global financial crisis (GFC) sebesar 3,4%.113

Perdagangan internasional tumbuh sebesar

3,6% pada 2017, meningkat signifikan dari

pasca-GFC sebesar 2,2%. Bahkan tingkat

pengangguran menurun ke 3,1%, di bawah

level pra-GFC sebesar 3,3%.114 Indikator-

indikator frekuensi tinggi (high frequent

indicators), seperti indeks produksi industri,

Purchasing Manager Index (PMI), dan

penjualan ritel mengalami pemulihan yang

semakin solid.

Sektor keuangan relatif kondusif di

negara maju dan berkembang. Pasar saham

berulang kali mencetak rekor kenaikan indeks.

Yield obligasi bertahan di level yang rendah—

mengindikasikan faktor risiko yang rendah.

113 Periode GFC: 2007-2009; pasca-GFC: 2012-2016.114 Periode pra-GFC: 2001-2016.

Namun demikian, inflasi belum menunjukkan

perkembangan yang berarti. Inflasi global

2017 tertahan pada angka 3,1% (bahkan

untuk negara maju hanya 1,75%), di bawah

rata-rata pra-GFC (4,0%) dan GFC (4,4%).

Perbaikan ekonomi global memicu

beberapa bank sentral negara maju

mengurangi stimulus moneternya (normalisasi

kebijakan).115 The Fed dan BOE menaikkan

suku bunga kebijakan masing-masing

menjadi 1,5% dan 0,5%, dari suku bunga

terendahnya sebesar 0,25%. The Fed dan

ECB juga mengurangi jumlah pembelian aset

keuangan. Strategi normalisasi yang dipilih

adalah melakukan pengetatan bertahap dan

komunikasi yang jelas. Strategi ini mampu

115 Pasca Global Financial Crisis (GFC) 2007-2008, bank sentral utama di negara maju—the Fed (AS), Bank of England atau BOE (Inggris), European Central Bank atau ECB (Kawasan Eropa), dan Bank of Japan atau BOJ (Jepang)—memberikan stimulus besar untuk mendorong pemulihan ekonomi. Stimulus tersebut dilakukan melalui ekspansi moneter dalam bentuk pembelian aset-aset keuangan dalam jumlah besar (quantitative easing) dan penetapan suku bunga kebijakan yang sangat rendah.

Page 129: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

117

meredam gejolak pasar keuangan yang

rentan terjadi pada saat terjadi pengetatan

moneter.116 Bank sentral juga meyakini bahwa

melalui strategi kebijakan yang ditempuh,

target inflasi sebesar 2% akan tercapai dalam

waktu dekat. Dalam perkembangannya

terdapat kajian dan pendapat yang

menyangsikan besaran target inflasi tersebut,

yang akan berpengaruh pada kebijakan

normalisasi bank sentral negara maju yang

seharusnya ditempuh.

116 Taper Tantrum merupakan kondisi disrupsi pasar keuangan global pada 2013 akibat pernyataan resmi pertama the Fed yang akan melakukan normalisasi kebijakan moneter.

Sumber: WEO IMF Oktober 2017; Januari 2018

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

PDB UR (Adv) Prd. Int. Inflasi

2001-2006 2007-2009

2012-2016 2017

2017-Inf (Adv)

% rata- rata pertumbuhan

Sumber: Bloomberg

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

Jan-

16

Apr

-16

Jul-1

6

Oct

-16

Jan-

17

Apr

-17

Jul-1

7

Oct

-17

Jan-

18

S&P 500

Euro Stoxx 50

EMEs

Sumber: Bloomberg

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

Jan-1

6

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Jan-1

7

Ap

r-1

7

Jul-

17

Oct

-17

Jan-1

8

AS UK

Jerman Jepang

Tiongkok India

%

Grafik 4.1 Indikator Ekonomi Global

Grafik 4.4 Produksi Industri

Grafik 4.5 Purchasing Manager Index (PMI)

Grafik 4.2 Indeks Saham Global

(Januari 2016 = 100)

Grafik 4.3 Yield Obligasi Pemerintah

Tenor 10 Tahun

Sumber: Bloomberg

-4

-2

0

2

4

6

8

10Ju

n-15

Sep-

15

Dec

-15

Mar

-16

Jun-

16

Sep-

16

Dec

-16

Mar

-17

Jun-

17

Sep-

17

Dec

-17

AS Jerman

Tiongkok UK

%, yoy

Sumber: Bloomberg

44

46

48

50

52

54

56

58

60

62

64

Mar

-16

Jun-

16

Sep-

16

Dec

-16

Mar

-17

Jun-

17

Sep-

17

Dec

-17

AS Jerman

Tiongkok UK

Jepang India

Page 130: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

118

bergeser di sekitar angka 0% (nol persen),

yang menggambarkan keseimbangan inflasi

jangka panjang (steady state).

B. Inflasi Rendah Berkepanjangan

Gejala pelemahan inflasi global

semakin menjadi perhatian, terutama otoritas

moneter dan kalangan akademisi. Pergerakan

inflasi yang seolah-olah lepas dari perbaikan

ekonomi dikenal dengan fenomena “missing

inflation” atau “menghilangnya inflasi.” Meski

bukan satu-satunya faktor, inflasi merupakan

indikator penting yang menentukan arah

kebijakan moneter. Milton Friedman (1966)

pernah mengatakan bahwa “inflasi selalu dan

di mana pun merupakan fenomena moneter.”

Dengan demikian, pergerakan inflasi sangat

menentukan respons kebijakan moneter.

Secara prinsip, inflasi pada tingkatan

yang wajar dapat berdampak positif

bagi perekonomian. Pada periode inflasi

moderat, masyarakat akan mengonsumsi

lebih cepat. Menunda konsumsi menjadi

lebih merugikan, karena konsumen akan

mendapatkan harga yang lebih tinggi. Inflasi

juga menjadi pertimbangan kenaikan upah,

sehingga tenaga kerja lebih bersemangat.

Di sisi produsen, inflasi mendorong kenaikan

harga jual yang menyebabkan peningkatan

penerimaan perusahaan. Dari sudut pandang

keuangan, inflasi menyebabkan suku bunga

riil yang rendah sehingga dapat mendorong

pertumbuhan kredit. Dengan demikian, otoritas

perlu mengupayakan agar inflasi memberikan

insentif untuk mengonsumsi dan berproduksi,

Menurut beberapa kajian, target inflasi

negara maju diperkirakan sudah memasuki

fase “new normal” dengan angka yang jauh

lebih rendah. Brainard (2016) memandang

telah terjadi perubahan struktural pada angka

inflasi. Sensitivitas inflasi terhadap perbaikan

ekonomi (penurunan pengangguran)

menurun sejak lama (sensitivitas Kurva Phillip

menurun).117 Akibatnya, Kurva Phillip yang

terbentuk dari data empiris yang sudah berlalu

tidak dapat dijadikan acuan pengambilan

kebijakan. Sejalan dengan pemikiran

tersebut, studi Ascari & Sbordone (2014)

menyoroti tren inflasi yang berubah terhadap

waktu. Target inflasi sebesar 2% yang banyak

dijadikan acuan oleh bank sentral negara

maju dinilai tepat untuk periode 1990an,

saat periode great moderation. Namun

target tersebut tidak tepat untuk kondisi

saat ini. Dari berbagai perhitungan model

ekonomi, target inflasi saat ini diperkirakan

117 Kurva Phillip merupakan fungsi yang menunjukkan sensitivitas antara kenaikan inflasi dan penurunan pengangguran. Penurunan pengangguran dalam hal ini merefleksikan perbaikan ekonomi.

Sumber: Bloomberg

-5

0

5

10

15 Tiongkok6 per. Mov. Avg. (Jerman)

6 per. Mov. Avg. (UK)6 per. Mov. Avg. (AS)6 per. Mov. Avg. (Jepang)

% yoy

Grafik 4.6 Penjualan Ritel

(Moving Average 6 Bln)

Page 131: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

119

yang lebih cepat dan kuat (intens) berpeluang

mengubah keseimbangan secara dramatis,

sehingga dapat memicu ketidakstabilan

sistem keuangan—terutama di negara

berkembang. Jika bank sentral negara maju

tetap meyakini bahwa target inflasi 2% masih

relevan, strategi normalisasi kebijakan tidak

terlalu banyak berubah. Sebaliknya, jika bank

sentral mengadopsi “inflasi new normal,”

maka normalisasi akan dilakukan lebih cepat

dan intens.

C. Wacana Perubahan Target Inflasi

Menjaga agar inflasi tidak terlalu

rendah merupakan hal yang penting dan tidak

mudah dilakukan. Di negara berkembang,

kebijakan dis-inflasi (menurunkan inflasi)

terdengar lebih umum didengar masyarakat.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat kendala

pasokan (supply constraints), akibat

infrastruktur yang kurang memadai dan

kualitas kelembagaan yang rendah. Di

negara maju, kondisi yang terjadi cenderung

berkebalikan. Target inflasi sangat sulit

tercapai di Jepang dan Kawasan Eropa. Sisi

permintaan masyarakat di wilayah tersebut

stagnan akibat faktor struktural, seperti

penduduk menua (aging) dan pertumbuhan

upah rendah. Inflasi yang lemah seperti di

Jepang dan EU kini juga dialami beberapa

negara maju, seiring proses perbaikan pasar

tenaga kerja, globalisasi, dan kemajuan

teknologi.

Pada perkembanganya, gejala inflasi

“new normal” semakin dapat dirasakan.

namun tetap terkendali. Inflasi yang tidak

terkendali dapat menjadi ‘boomerang’ bagi

perekonomian. Daya beli menurun dan biaya

moneter untuk pengendaliannya sangat besar.

Sebagai rule of thumb, otoritas

moneter tidak perlu bereaksi (merespons)

apabila inflasi bersifat temporer. Pengetatan

moneter saat inflasi temporer tidak efisien

untuk dilaksanakan, karena inflasi akan

kembali masuk dalam rentang target yang

ditetapkan. Respons kebijakan diperlukan jika

inflasi bersifat permanen, untuk menghindari

inflasi yang tidak terkendali (unanchored) dan

utang masyarakat yang meningkat berlebihan

(peningkatan risiko keuangan).

Pertimbangan tentang validitas

target inflasi menjadi penting karena dapat

memengaruhi waktu (timing) dan kecepatan

(pace) normalisasi kebijakan bank sentral di

negara maju. Normalisasi akan memengaruhi

kondisi likuiditas global. Kajian Reserve Bank

of India (2017) menunjukkan bahwa likuiditas

masif bank sentral negara maju pasca-GFC

menjadi penyangga utama stabilitas keuangan

global.118 Kebijakan tersebut diantaranya

menyebabkan sektor keuangan tidak terlalu

terpengaruh dengan isu geopolitik yang

sebelumnya sangat dikhawatirkan oleh

pelaku pasar.119 Oleh karena itu, normalisasi

118 Reserve Bank of India adalah Bank Sentral India.119 Pasar keuangan di negara maju dan berkembang

tidak terlalu terpengaruh oleh isu geopolitik seperti perseteruan nuklir antara Presiden Trump dan Presiden Kim Jong-un, sengketa Laut China Selatan, populisme dan proteksionisme di negara maju, dan konflik Timur Tengah. Hal tersebut diduga ditopang oleh melimpahnya likuiditas global dan tingkat risiko yang rendah.

Page 132: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

120

Pasar tenaga kerja menjadi sangat

fleksibel. Perusahaan lebih mudah merekrut

dan memberhentikan pekerja. Praktik seperti

“zero-hour contracts,” “mini jobs,” dan

pekerjaan “project base” umum dilakukan di

pasar tenaga kerja negara maju.120 Kondisi ini

memperlemah posisi tawar tenaga kerja untuk

menentukan upah (Haldane, 2017). Pada

pekerjaan tidak tetap, upah lebih mudah turun

terutama saat kondisi ekonomi memburuk.

Kehadiran kelompok pekerja tidak tetap juga

mengancam job-security dari pegawai tetap,

sehingga pegawai enggan meminta kenaikan

upah (gaji) (Bank of Japan, 2017). Lemahnya

posisi tawar tenaga kerja dalam hal upah

tercermin dari sensitivitas Kurva Phillip yang

menurun (Brainard, 2016).121

Selain perubahan struktur pasar

tenaga kerja, penurunan sensitivitas Kurva

Phillip—yang menyebabkan inflasi rendah—

diduga juga terkait dengan peranan faktor

kebijakan, globalisasi, dan teknologi.

Kebijakan anti-inflasi yang diterapkan pada

periode sebelumnya berhasil menjaga

ekspektasi inflasi ke depan (well-anchored)

(Roberts, 2004). Kebijakan tersebut menjaga

120 Zero-hour contracts merupakan jenis pekerjaan yang tidak memiliki komitmen spesifik mengenai periode dan upah. Pegawai direkrut untuk mengantisipasi pekerjaan di masa yang akan datang. Sementara, upah dibayarkan sesuai dengan jam kerja pegawai saat nantinya pekerjaan dilaksanakan (www.bbc.com/news/business-23573442); Terminologi Mini-Job muncul di Jerman yang merupakan pekerjaan part-time dengan gaji rendah yang tergolong penghasilan tidak kena pajak (PTKP) (https://en.wikipedia.org/wiki/Mini_job).

121 Seperti yang dijelaskan sebelumnya Kurva Phillip berevolusi, koefisien (sensitivitas) Kurva menurun bahkan sebelum terjadinya GFC.

Sumber: WEO IMF Database Oktober 2017

0

2

4

6

8

10GlobalAdvancedEMETarget (Adv) 2%Est (Adv 2017)

% yoy

Grafik 4.8 Pertumbuhan Jumlah

Penduduk (Selected Countries)

Grafik 4.7 Inflasi Negara Maju

dan Negara Berkembang

Sumber: WEO IMF Database Oktober 2017

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

China France IndiaJapan UK AS

%

Pasca-GFC, pasar tenaga kerja mengalami

perubahan struktural, terutama terkait

pembentukan upah. Perbaikan ekonomi yang

ditandai dengan penyerapan tenaga kerja

(penurunan pengangguran) tidak dibarengi

oleh peningkatan upah yang sepadan. Upah

tenaga kerja tidak tetap berkembang pesat

di negara-negara maju, sehingga menjadi

hambatan pembentukan permintaan

(konsumsi).

Page 133: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

121

menambah efisiensi proses produksi global.

Disamping itu, peranan teknologi otomatisasi

industri berhasil menggantikan tenaga

kerja berketerampilan rendah-menengah,

sehingga menekan posisi tawar tenaga kerja.

Menurut Survei McKinsey Global Institute

(MGI) (2017), setidaknya terdapat 18%

aktivitas pekerjaan yang dapat dihemat

melalui teknologi otomatisasi. Selain itu,

perkembangan teknologi terkait e-commerce

berkontribusi menurunkan kemampuan

perusahaan menetapkan harga (pricing

stabilitas inflasi ke depan. Selanjutnya, pada

era peningkatan globalisasi, inflasi domestik

dapat dengan mudah terpengaruh inflasi

luar negeri (global). Melalui jejaring rantai

produksi global (GVC), perusahaan dalam

negeri dapat dengan mudah mengalihkan

input produksi domestik ke pemasok

internasional (offshore), yang lebih efisien,

sehingga menurunkan harga jual.

Globalisasi juga menciptakan

persaingan antar faktor produksi (tenaga

kerja dan modal) antar negara yang

Grafik 4.9 Inflasi dan Kompensasi Tenaga

Kerja (% pertumbuhan, Amerika Serikat)

Grafik 4.11 Inflasi dan Kompensasi Tenaga

Kerja (% pertumbuhan, Inggris-UK)

Grafik 4.10 Inflasi dan Kompensasi

Tenaga Kerja (% pertumbuhan, Jepang)

Grafik 4.12 Inflasi dan Kompensasi Tenaga

Kerja (% pertumbuhan, Kawasan Euro)

1998

Sumber: BIS Recent Dev. In the Global Economy 2018

Growth in labour productivityInflation

UCL growthCompensation growth

2001 2007 2007 2010 2013 2016

6

4

2

0

-2

1998

Sumber: BIS Recent Dev. In the Global Economy 2018

2001 2007 2007 2010 2013 2016

2

0

-2

-4

-6Growth in labour productivityInflation

UCL growthCompensation growth

1998

Sumber: BIS Recent Dev. In the Global Economy 2018

2001 2007 2007 2010 2013 2016

6

4

2

0

-2

Growth in labour productivityInflation

UCL growthCompensation growth

1998

Sumber: BIS Recent Dev. In the Global Economy 2018

2001 2007 2007 2010 2013 2016

6

4

2

0

-2

Growth in labour productivityInflation

UCL growthCompensation growth

Page 134: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

122

D. Implikasi Kebijakan

Mayoritas bank sentral negara maju

sepakat bahwa ekonomi global semakin

membaik dan pulih dari GFC 2007-2008.

Oleh karena itu, kebijakan stimulus seperti

pembelian aset secara besar-besaran dan

suku bunga super rendah perlu dikurangi

(normalisasi kebijakan). Diskusi dilakukan

secara mendalam baik di internal bank sentral

maupun forum-forum internasional mengenai

bagaimana strategi normalisasi dilakukan.

Namun, polemik masih terjadi mengenai

apakah inflasi yang relatif rendah merupakan

kondisi “new normal.” Jika demikian, maka

bank sentral perlu menyesuaikan strategi

normalisasi—menjadi lebih agresif.

Bank sentral di negara maju (The Fed,

ECB, BOE, dan BOJ) memberikan sinyal yang

cukup jelas untuk mengurangi akomodasinya.

The Fed dan BOE sudah melakukan aksi

dengan menaikkan suku bunga. The Fed dan

ECB telah mengurangi jumlah pembelian

surat berharga. Dengan strategi normalisasi

yang moderat, bank sentral tersebut meyakini

bahwa dengan penyesuaian bertahap maka

target inflasi 2% akan tercapai dalam waktu

dekat. Terkait hal ini, pergeseran target

inflasi ke angka yang lebih rendah untuk

mengakomodasi kondisi inflasi “new normal”

belum terlihat.

Beberapa kajian berhasil menunjukkan

gejala inflasi “new normal” yang semakin

nyata. Kondisi ini diduga timbul akibat

faktor struktural, perubahan pasar tenaga

kerja, kebijakan sebelumnya, globalisasi, dan

power). Mengacu pada Kliesen & Gascon

(2017), harga barang AS yang dibeli melalui

e-commerce menurun 1% per tahun (sejak

2009). ECB (2015) menghitung ekspansi

e-commerce berkontribusi pada penurunan

inflasi sebesar 0,1 percentage points (periode

2011-2015).

30

20

10

0

y=11,8 -1,73xwhere R2 = 0,19

-10

-20

-30

Sumber: BIS Recent Dev. In the Global Economy 2018Unemployment gpp, % pts4

Wag

e g

row

th,%

pts

3

-6 -3 0 3 6 9

30

20

10

0

y=4,31 -0,563xwhere R2 = 0,0453

-10

-20

-30

Sumber: BIS Recent Dev. In the Global Economy 2018Unemployment gpp, % pts4

Wag

e g

row

th,%

pts

3

-6 -3 0 3 6 9

Grafik 4.13 Sensitivitas antara

Penurunan Tingkat Pengangguran dan

Pertumbuhan Upah (TW4-1970 s.d. 1984)

Grafik 4.14 Sensitivitas antara

Penurunan Tingkat Pengangguran dan

Pertumbuhan Upah (TW1-1985 s.d. 2017)

Keterangan: titik hitam menunjukkan observasi terkini (TW3-16 s.d TW4-16), yang posisinya berada di bawah garis regresi (mean). Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan upah terjadi semakin dalam.

Page 135: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

123

ruang yang cukup bagi kebijakan moneter

di negara berkembang untuk mendorong

perekonomian (ceteris paribus). Namun,

apabila keyakinan bank sentral negara maju

goyah, maka normalisasi kebijakan akan lebih

cepat dan intens, sehingga pasar keuangan

global kemungkinan bergejolak. Pada kasus

tertentu—misalnya terjadi tekanan nilai

tukar—bank sentral di negara berkembang

dapat terpicu menaikkan suku bunga secara

bersama-sama.

Hingga saat ini belum terlihat

perubahan berarti pada stance moneter

negara maju. Kecuali AS dan Inggris (UK),

inflasi di negara maju pada umumnya belum

mencapai 2%, sekalipun indikator pasar

barang dan tenaga kerja menunjukkan

kemajuan pesat. Stance negara maju yang

tetap komit untuk melakukan normalisasi

gradual secara teknis merupakan “comfort

zone” bagi negara berkembang. Apakah

stance tersebut akan berubah menjadi

agresif?. Hal tersebut akan ditentukan oleh

perkembangan inflasi ke depan. Mengingat

bank sentral seharusnya bersifat forward

looking, stance yang diambil saat ini adalah

refleksi dari pandangan bank sentral tentang

inflasi di masa yang akan datang. Sebagai

negara berkembang, hal yang perlu cermati

Indonesia adalah cara pandang bank sentral

negara maju terhadap target inflasi yang

masih mungkin berubah, mengingat diskusi

tentang inflasi “new normal” masih bergulir.

kemajuan teknologi. Kajian-kajian tersebut

meyakini target 2% perlu direvisi menjadi

berkisar 0% (nol persen). Artinya, jika tidak

lagi mengalami deflasi (inflasi kurang dari

0%), maka bank sentral perlu melakukan

pengetatan moneter lebih agresif. Menurut

kajian tersebut, mempertahankan kecepatan

normalisasi yang gradual—seperti saat ini—

rawan menciptakan krisis keuangan di masa

yang akan datang akibat akumulasi lonjakan

utang. Selain itu, keterlambatan respons

dapat berakibat pada sulitnya pengendalian

inflasi ke depan.

Bank sentral membantah argumen

potensi krisis keuangan karena telah memiliki

kerangka kebijakan yang memadai. Bank

sentral saat ini memiliki kebijakan yang

lebih efektif dalam mencegah terjadinya

krisis keuangan, tanpa harus merespons

perekonomian secara agregat dengan

menggunakan kebijakan makroprudensial.

Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan

yang bertujuan spesifik (targeted) untuk

mengurangi potensi risiko pada sektor

keuangan.

Respons bank sentral negara maju

sangat berpengaruh pada perilaku bank

sentral lainnya, terutama pada negara-negara

berkembang. Jika bank sentral tetap meyakini

target inflasi “old normal” 2%, kondisi

stabilitas keuangan sekarang tidak terlalu

banyak berubah. Pasar keuangan diharapkan

tetap bergerak stabil sehingga memberikan

Page 136: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

124

Haldane, A. G. (2017). Work, Wages, and

Monetary Policy. Speech-National

Science and Media Museum,

Bradford.

Kliesen, K., & Gascon, C. (2017). An

examination of current economic

conditions in the nation and in the

nation and in the Memphis area.

Federal Reserve Bank of St Louis

Regional Economic Briefing.

McKinsey Global Institute (MGI). (2017).

Jobs Lost, Jobs Gained: Workforce

Transition in a Time of Automation.

Reserve Bank of India. (2017). Implications of

unwinding of US Fed Balance Sheet.

Monetary Policy Report, Box V.1.

Roberts, J. M. (2004). Monetary Policy and

Inflation Dynamics. Finance and

Economics Discussion Series Division of

Reserach and Statistics and Monetary

Affairs Federal Reserves Board.

Referensi

Ascari , G., & Sbordone, A. M. (2014). The

Macroeconomics of Trend Inflation.

American Economic Association,

679-739.

Auer, R., Borio, C., & Filardo, A. (2017).

The Globalisation of Inflation: the

Growing Importance of Global Value

Chains. BIS Working Papers.

Bank of Japan. (2017). Features of Japan’s

Labor Market and Macro-Level

Wages. Outlook for Economic

Activity and Prices, Box 2.

Brainard, L. (2016). The “New Normal” and

What It Means for Monetary Policy.

The Chicago Council on Global

Affair, Speech.

European Central Bank. (2015). Effect of

e-commerce on inflation. Economic

Bulletin, issue 2/2015 Box 6.

Page 137: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

125

yang dianggap mampu menjadi mesin baru

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

global yang sedang mengalami pemulihan

pasca krisis tahun 2008, serta memperkuat

resiliensi.

A. Tema Besar G20 Presidensi Argentina

Ditunjuknya Argentina sebagai

Presidensi G20 bertepatan dengan 10 tahun

pasca pertemuan pertama Kepala Negara

G20 di Washington D.C dalam rangka

merespon krisis keuangan global yang sedang

melanda dunia saat itu. Hal ini memberikan

tantangan tersendiri bagi Argentina guna

menjaga efektifitas dan komitmen negara-

negara G20 terhadap joint action yang

telah dan akan dilakukan ke depan. Sebagai

negara yang sedang berkembang, Argentina

telah menyatakan komitmennya terhadap

penguatan kerja sama internasional serta

tata kelola organisasi yang baik. Untuk

menegaskan komitmen tersebut, Argentina

telah menetapkan tema G20 2018, yaitu

“Building Consensesus for Fair and Sustainable

Development”. Melalui tema ini, terdapat

3 hal yang akan diangkat oleh Argentina

dalam agenda G20 tahun 2018, yaitu:

pembangunan, keadilan, dan keberlanjutan.

Pelaksanaan G20 (Group of Twenty)

finance track deputies meeting pada 1-2

Desember 2017 di Bariloche, Argentina

menandai beralihnya Presidensi G20 dari

Jerman ke Argentina. G20 sebagai “the

major global forum for economic, financial,

and political cooperation” menganut sistem

Troika122, dimana pergantian Presidensi

dilakukan setiap tahun diantara anggota.

Peran Argentina sebagai Presidensi G20

tahun 2018 disambut baik oleh seluruh

negara anggota G20, yang terdiri dari 19

negara anggota dan Uni Eropa. Banyak pihak

berharap bahwa konsensus yang dibangun

melalui fora G20 dapat berdampak besar

terhadap perbaikan kondisi perekonomian

global, apalagi dengan melihat fakta bahwa

secara kolektif, G20 mewakili 85 persen

Gross Domestic Product (GDP) dunia, 75

persen perdagangan global, dan dua-per-

tiga penduduk dunia123. Selain itu, peran

strategis Argentina sebagai emerging market

yang sedang tumbuh juga diharapkan dapat

mendorong kinerja emerging markets lainnya

122 bentuk kepemimpinan suatu organisasi atau sidang yang dijabat oleh tiga pihak dengan peran yang sama. Dalam G20 saat ini, troika terdiri dari : negara yang sebelumnya menjadi Presidensi (Jerman, 2016-2017), sedang menjadi Presidensi (Argentina, 2017-2018), dan akan menjadi Presidensi (Jepang, 2018-2019).

123 https://www.g20.org/en/g20/what-is-the-g20

Dimulainya Era Baru Presidensi G20

Oleh: Adif Aljhosa Niarto, Adrian Yusuf

Artikel 2

Page 138: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

126

Isu mengenai perubahan dinamika

sektor ketenagakerjaan akibat perkembangan

teknologi memang menjadi tantangan

besar yang saat ini dihadapi oleh banyak

negara, tak terkecuali negara-negara G20.

McKinsey (2016) dalam studinya yang

berjudul “technology, jobs, and the future of

work” menyebutkan bahwa perkembangan

teknologi otomasi, termasuk robot dan

kecerdasan buatan (Artifical Intelligent)

menjanjikan peningkatan produktivitas,

efisiensi, keamanan, dan kenyamanan.

Namun di sisi lain, terdapat implikasi tentang

dampaknya yang luas terhadap sektor

ternaga kerja, baik terhadap penyerapan,

keterampilan, tingkat upah, dan sifat

pekerjaan. McKinsey memprediksi, lima

tahun ke depan 56,2 juta pekerjaan di dunia

akan digantikan oleh mesin, serta hanya

3,7 juta pekerjaan baru akan tercipta atas

majunya teknologi dalam 7 tahun ke depan.

Hal tersebut mengikuti tren global dimana

60% pekerjaan akan mengadopsi sistem

otomasi, dan 30% akan menggunakan

mesin berteknologi digital. Tren sektor

ketenagakerjaan pun lambat laun akan mulai

bergeser dari sektor manufaktur ke sektor

jasa yang membutuhkan tenaga kerja jenis

middle to higher skilled.

Sementara itu, dalam isu

“infrastructure for development” akan

dibahas mengenai langkah-langkah bersama

yang akan diambil guna mengatasi hambatan

yang dihadapi oleh berbagai negara dalam

membangun infrastruktur, khususnya

terkait pembiayaan. Saat ini, potensi untuk

Argentina juga telah menetapkan 3 isu utama

yang akan diangkat, yaitu “the future of

work”, “infrastructure for development”,

dan “a sustainable food future”.

B. Isu Prioritas G20 Finance Track

G20 Finance track124 di bawah

Presidensi Argentina akan mengangkat 2

isu prioritas, yaitu “the future of work” dan

“infrastructure for development”. Kedua

isu ini dianggap sangat relevan dengan

kondisi yang sedang terjadi di berbagai

belahan dunia dua dasawarsa terakhir.

Pembahasan isu “The future of work” akan

fokus pada pembahasan mengenai dampak

perkembangan teknologi yang sangat

kencang dan dinamis saat ini terhadap

perkembangan sektor ketenagakerjaan,

baik produktivitas dan penyerapan tenaga

kerja, maupun ketimpangan, serta alternatif

kebijakan yang dapat dilakukan negara-

negara 20 dalam menghadapinya. Lebih jauh,

dalam isu ini juga akan dibahas mengenai

menguatnya gejala polarisasi yang terjadi

pada sektor ketenagakerjaan, seperti antara

tenaga kerja high dan low skill, unemployment

dan underemployment khususnya diantara

anak muda, dan pendapatan yang stagnan

untuk sebagian besar rumah tangga, serta

tantangan terhadap sistem perpajakan,

jaminan sosial, dan persaingan usaha.

124 Finance track adalah forum G20 yang membahas isu-isu mengenai makroekonomi dan keuangan. Dalam forum ini, negara diwakili oleh Bank Sentral dan Kementerian Keuangan.

Page 139: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

127

oleh diangkatnya isu ketenagakerjaan dan

infrastruktur sebagai isu prioritas, yang juga

sangat relevan dengan kondisi Indonesia.

Dengan jumlah penduduk dan angkatan

kerja yang sangat besar, Indonesia sedang

mengalami dinamika perkembangan

teknologi di berbagai sektor, baik itu industri

pengolahan berupa semakin meningkatnya

otomasi, perdagangan dengan tumbuhnya

toko online, transportasi dengan tumbuhnya

angkutan umum berbasis online, hingga

sektor jasa keuangan dengan tumbuhnya

fintech. Sementara itu, tuntutan untuk

menyediakan lapangan pekerjaan yang layak

bagi angkatan kerja baru sangat mendesak

dilakukan. Pembahasan isu infrastruktur

juga sangat relevan dengan arah kebijakan

Pemerintah RI di bawah Presiden Joko Widodo

yang menjadikan pembangunan infrastruktur

sebagai program prioritas nasional.

D. Arah Pembangunan Infrastruktur Nasional

Perkembangan perekonomian

Indonesia tidak terlepas dari karakteristik

Indonesia sebagai sebuah negara

kepulauan. Dengan pembangunan yang

belum merata, aspek logistik masih

menjadi perhatian Pemerintah, baik dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi maupun

meningkatan daya saing nasional125. Oleh

125 Menurut rilis World Economic Forum (WEF) 2017, global competitiveness index Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat 36 ke 41 dari 137 negara, namun masih di bawah negara ASEAN lainnya, seperti Thailand (32), Malaysia (23) dan Singapura (3). Adapun salah satu faktor pendorong kenaikan peringkat tersebut adalah upaya gencar Pemerintah dalam membangun infrastruktur

meningkatkan produktivitas dan mendorong

pertumbuhan yang berkesinambungan,

serta memberikan akses digital dan fisik,

banyak dilakukan negara-negara melalui

pembangunan infrastruktur. Namun di sisi

lain, terdapat gap kebutuhan pembiayaan

investasi global, sehingga bila hal ini tidak

dipenuhi, pembangunan infrastruktur dapat

terhambat. G20 menyadari bahwa kapasitas

dana publik dan Multilateral Development

Banks (MDBs) sangat terbatas guna menutup

gap pembiayaan investasi global tersebut.

Oleh karena itu, peran sektor swasta akan terus

didorong, diantaranya dengan memperkaya

instrumen pembiayaan infrastruktur, serta

meningkatkan kualitas proyek infrastruktur

sehingga dapat menjadi asset class.

G20 Presidensi Argentina juga

tetap berkomitmen untuk meneruskan

dan memperkuat pembahasan isu dan

kesepakatan bersama yang telah dimulai pada

presidensi-presidensi sebelumnya. Joint action

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

serta memperkuat resiliensi diwujudkan

melalui pembahasan isu-isu dalam global

framework for growth, International Financial

Architecture (IFA), financial sector reform,

perpajakan internasional, financial inclusion,

sustainable financing, dll.

C. Memanfaatkan Momentum Peralihan

Presidensi G20

Indonesia sebagai salah satu emerging

markets ikut menyambut baik dimulainya

Presidensi G20 Argentina. Hal ini juga didasari

Page 140: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

128

Peraturan Menteri Perekonomian No. 5 tahun

2017.

Bila dikaitkan dengan aspek

pembiayaan, proyek infrastruktur Indonesia

membutuhkan dana yang sangat besar. Dari

ketiga jenis proyek tersebut, PSN merupakan

program yang membutuhkan dana terbesar,

yaitu mencapai Rp4.417 triliun. Adapun

pembiayaan terhadap program tersebut

didapat dari 3 sumber, yaitu APBN (12%),

BUMN/D (28%), dan swasta (59%)126. Dana

tersebut digunakan untuk membiayai mega

proyek yang meliputi 15 sektor proyek (jalan,

kereta api, pelabuhan, bandar udara dll),

dan 2 sektor program (listrik dan industri

pesawat).

126 Sumber: KPPIP

karena itu, Pemerintah RI saat ini menjadikan

pembangunan infrastruktur sebagai

program prioritas nasional, sejalan dengan

visi pemerintahan Jokowi yang dikenal

dengan “Nawa Cita”. Untuk mewujudkan

hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan

project pipeline penyediaan infrastruktur

untuk tahun 2015-2019. Project pipeline

terdiri dari 3 jenis proyek, yaitu i) proyek

yang telah tercantum dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

tahun 20015-2019, ii) Proyek Strategis

Nasional (PSN) yang terdiri dari 245 PSN dan

2 program dengan kriteria strategis yang

ditetapkan melalui Peraturan Presiden No.

58 tahun 2017, dan iii) proyek prioritas yang

terdiri dari 37 proyek yang memiliki dampak

ekonomi tinggi dan ditetapkan melalui

Proyek mencakup 15 sektor proyek serta 2 sektor program

Proy

ekPr

ogra

m

JALAN

LISTRIK PROGRAM

PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK74

6124

23 10

1 INDUSTRIPESAWAT

PROGRAM1

30 3 3 9 54 7 4 6 12 1 18KERETA KERETA TEKNOLOGI SMELTER ENERGI PERTANIAN/

KELAUTANTANGGUL

LAUTKAWASAN PERUMAHAN BENDUNGANBANDAR

UDARAPLBNPELABUHAN PENGELOLAAN

AIR

SUMATERA

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU & PAPUA

BALI & NUSA TENGGARA

JAWA

Rp 638 T

Rp 563 T

Rp 1.094 TRp 1.334 T

Rp 11 T

Rp 448 T

Rp 329 T

PROYEK

PROYEK27

PROYEK

13PROYEK

15

93PROGRAM

PROYEKNASIONAL

PROYEK

2

12

Grafik 4.15 Daftar Proyek Strategis Nasional 2015-2019Sumber : KPPIP

Page 141: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

129

penyiapan proyek sehingga dapat dijadikan

asset class. Terkait isu pembiayaan, kondisi ini

juga sangat relevan di tengah keterbatasan

ruang fiskal pemerintah RI dan pentingnya

mendorong partisipasi swasta dalam

pembiayaan infrastruktur.

F. Isu Prioritas Sektor Ketenagakerjaan di

Indonesia

Indonesia saat ini sedang

mengalami tantangan besar dalam bidang

ketenagakerjaan. Dengan jumlah penduduk

lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia memiliki

jumlah penduduk usia kerja mencapai 192

juta jiwa, dengan jumlah angkatan kerja

sebesar 128 juta (BPS, 2017). Sementara

itu, tingkat Pengangguran terbuka berada

pada level 5,50%. Dalam hal lapangan kerja,

sektor ketenagakerjaan Indonesia masih

E. Isu Prioritas Program Infrastruktur

Nasional

Pembangunan infrastruktur nasional

sebagian besar telah memasuki tahapan

konstruksi (59%) dan diperkirakan pada tahun

2019 akan selesai. Namun, pembangunan

tersebut bukanlah tanpa hambatan. Komite

Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas

(KPPIP)127 dalam salah satu surveinya

telah mengidentifikasi isu-isu yang dapat

menghambat penyediaan infrastruktur

nasional. Isu utama yang menghambat

proyek PSN, yaitu isu perencanaan dan

penyiapan (33%) dan pembebahasan lahan

(29%). Sementara itu, isu pendanaan (15%)

berada di urutan ketiga, di atas isu perizinan

(12%) dan pelaksanaan konstruksi (12%).

Isu perencanaan dan penyiapan meliputi

isu terkait proses perencanaan, desain,

konvektivitas dengan jaringan eksisting,

pengembangan jaringan, perubahan regulasi,

dan parastatal. Sementara itu, isu pendanaan

meliputi isu terkait sponsor, ketidakpastian

pembiayaan, parameter keuangan, struktur

keuangan, proses permohonan pendanaan,

jaminan, dan kepemilikan aset. Hasil

identifikasi ini menunjukan bahwa isu prioritas

infrastruktur Indonesia masih sejalan dengan

isu yang dibahas dalam G20, walaupun dalam

penekannya Indonesia lebih membutuhkan

best practices terkait perencanaan dan

127 KPPIP adalah lembaga yang dibentuk Pemerintai dengan tujuan utama sebagai unit koordinasi dalam pengambilan keputusan untuk mendorong penyelesaian masalah yang muncul akibat kurang efektifnya koordinasi beragam pemangku kepentingan.

Grafik 4.16 Presentasi Isu yang Dihadapi

Dalam Penyediaan PSN

Sumber : KPPIP

33%

12%

12%

15%29%

IsuPerencanaan

dan Penyapan

IsuPembebasan lahan

IsuPelaksanaankonstruksi

IsuPerizinan

IsuPendanaan

Page 142: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

130

dari perbandingan produktivitas di beberapa

negara (lihat gambar 3). Sebagai negara yang

baru mengalami perkembangan teknologi,

produktivitas di Indonesia masih tertinggal

jika dibandingkan negara-negara yang sudah

terlebih dahulu mengembangkan teknologi,

seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sementara

itu, untuk kawasan Asia, Indonesia juga masih

tertinggal dari Hongkong, Singapura, Jepang,

Korea, Malaysia, Tiongkok, dan Thailand.

Berdasarkan asesmen Kementerian

Ketenagakerjaan RI (Kemenaker), secara umum

Indonesia mengalami beberapa tantangan

dalam sektor ketenagakerjaan, diantaranya:

i) tingkat pengangguran mencapai sekitar

7 juta penduduk usia kerja, ii) 60% tenaga

kerja hanya berpendidikan menengah, iii)

Keterampilan tenaga kerja yang masih rendah,

(iv) Tingkat partisipasi tenaga kerja wanita

yang rendah (hanya sekitar 50%), dan (v)

Bertambahnya angkatan kerja tidak diikuti

dengan ketersediaan pekerjaan yang layak

didominasi oleh sektor pertanian sebesar

29,69%, sektor perdagangan 23,28%,

sektor jasa kemasyarakatan 16,92%, sektor

industri 14,05%, sektor konstruksi 6,73%,

sektor transportasi 4,76%, sektor keuangan

3,10%, sektor pertambangan 1,15%, dan

sektor listrik, gas dan air 0,32%. Komposisi ini

relatif tidak berubah dalam beberapa tahun

terakhir.

Perkembangan teknologi yang sangat

pesat juga memberikan dampak terhadap

ketenagekerjaan di Indonesia. Kencangnya

perkembangan teknologi di Indonesia

nampak terlihat pada perkembangan

E-commerce dan Fintech. Data tahun 2016

menunjukkan bahwa pengguna E-Commerce

di Indonesia mencapai 24,7 juta orang dengan

nilai transaksi mencapai USD5,65 miliar.

Sementara itu, pengguna Fintech di Indonesia

tumbuh 78% dalam 2 tahun terakhir. Studi

McKinsey tahun 2016 menunjukkan bahwa

digitalisasi ekonomi di Indonesia akan mampu

memberikan nilai tambah sebesar USD150

miliar terhadap PDB Indonesia pada 2025

(sekitar 10% terhadap PDB), yang terdiri

dari kontribusi tambahan dari labor inputs

sebesar USD30 miliar dan productivity sebesar

USD120 miliar. Adapun 3 sektor yang akan

memberikan sumbangan besar terhadap GDP

adalah manufaktur (29%), perdagangan retail

(20%), dan transportasi (13%). Hal ini juga

dibarengi dengan peningkatan penyerapan

tenaga kerja yang diprediksi mencapai 3,7

juta orang pada seluruh sektor.

Dampak perkembangan teknologi

terhadap sektor ketenagakerjaan juga terlihat

Malaysia

BrazilThailand

IndiaPhilippiness

Russia

Korea

SingaporeGermanyItalyFrance

Asia and rest of world pioneers

Asia and rest of world peers

Canada

JapanSpain

Australia

Hong Kong

United Kingdom

United States

Labor productivityPPP, USD per worker

Asian peersAsian pioneers

Rest of world peersRest of world pioneers

Relative score, rank

ChinaIndonesia

110,000

100,000

90,000

80,000

70,000

60,000

50,000

40,000

30,000

20,000

10,000

00 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1.0

Grafik 4.17 Perkembangan Teknologi

dan Dampaknya Terhadap Produktivitas

Suatu Negara

Sumber : McKinsey (2016)

Page 143: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Bab 4 - Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan Moneter Negara Maju

131

perekonomian global dan memperkuat

resiliensi. Posisi Argentina sebagai emerging

markets juga diharapkan dapat memberi

semangat baru bagi emerging markets

lainnya dalam meningkatkan peran dalam

forum multilateral tersebut.

Isu prioritas yang diangkat dalam

finance track, yaitu “the future of work”

dan “infrastructure” dianggap relevan

dengan kondisi saat ini, serta diharapkan

dapat mendukung upaya bersama negara

G20 dalam mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang kuat, berkelanjutan, inklusif,

dan seimbang. Indonesia sebagai negara

G20 juga dapat mengambil momentum

ini guna mengatasi beberapa tantangan

yang sedang terjadi, khususnya dalam hal

ketenagakerjaan dan infrastruktur. Di bidang

infrastruktur, Indonesia dapat mendorong

G20 untuk menekankan pentingnya standar

global perencanaan dan persiapan proyek,

serta mendorong dibentuknya investment

society untuk meningkatkan partisipasi sektor

swasta dalam pembiayaan infrastruktur. Di

samping itu, peran G20 juga diperlukan guna

mendorong proyek infrastruktur menjadi

sebuah asset class. Sementara itu, di bidang

ketenagakerjaan, G20 dapat membantu

Indonesia guna mengatasi hambatan

dalam peningkatan produktivitas, skills

pekerja, perluasan kesempatan kerja, dan

ketimpangan. Diharapkan dengan diagnosis

yang tepat, Forum G20 dapat membantu

negara-negara anggota untuk menemukan

alat kebijakan yang tepat guna mengatasi

berbagai tantangan tersebut.

(decent). Selain itu, dari sisi anggaran, meskipun

Indonesia telah menganggarkan 20%

(Rp400 T) dari APBN untuk pengembangan

SDM, namun jumlah ini merupakan

keseluruhan anggaran untuk berbagai

Kementerian/Lembaga. Adapun alokasi

anggaran pengembangan SDM yang dijalankan

oleh Kemenaker hanya sebesar 3% dari

Rp400 T tersebut (Rp450 M). Hal ini

menyebabkan pelatihan ketenagakerjaan

di Indonesia masih sangat terbatas. Untuk

menghadapi tantangan perkembangan

teknologi dan peningkatan skill tenaga

kerja tersebut, Pemerintah juga telah

melakukan beberapa upaya, diantaranya: i)

Merevitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) untuk

mengembangkan vocational training dan

Mempersiapkan konsep skill development

fund untuk memastikan ketersediaan dana

bagi pelatihan/pendidikan tenaga kerja.

Pembahasan isu ketenagakerjaan di G20

diharapkan dapat membantu Indonesia dalam

mengatasi permasalahan ketenagakerjaan

yang terjadi tersebut, baik itu usaha dalam

mendorong produktivitas, skill pekerja, hingga

penyerapan tenaga kerja yang lebih optimal.

G. PENUTUP

Penunjukan Argentina sebagai

Presidensi G20 tahun 2017-2018, tepat 10

tahun pasca pertemuan pertama Kepala

Negara G20 di Washington D.C, merupakan

momentum yang tepat guna memperkuat

konsesus negara-negara anggota G20,

khususnya dalam mendorong pertumbuhan

Page 144: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

132

Daftar Pustaka

Kinsey, Mc. (2016). Technology, jobs, and the

future of work. Mc. Kinsey

Kinsey, Mc. (2016). Unlocking Indonesia’s

digital opportunity. Mc. Kinsey

Indonesia office

KPPIP (2017). Diperoleh dari website : https://

www.kppip.go.id/

Schwab, K., & Sala-i-martin, X. (2016). The

global competitiveness report 2016-

2017. World Economic Forum

Schwab, K., & Sala-i-martin, X. (2017). The

global competitiveness report 2017-

2018. World Economic Forum

https://www.bps.go.id/

https://www.g20.org

http://www.naker.go.id/

Page 145: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

133

Lampiran

Page 146: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

134

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat 1,3 1,0 1,7 2,7 1,7 2,7 3,2 2,7 3,8 3,3 2,4 2,0 1,4 1,2 1,5 1,8 2,0 2,2 2,3 2,5Argentina 1,4 5,4 2,9 0,1 -1,3 -2,4 -4,0 -2,4 0,5 3,2 4,2 2,8 0,2 -3,5 -3,6 -2,0 0,2 3,1 3,9 4,0Brazil 2,7 4,0 2,8 2,5 3,5 -0,5 -0,6 -0,2 -1,6 -2,7 -4,3 -5,6 -5,3 -3,4 -2,7 -2,5 0,0 0,4 1,4 2,3Chili 4,5 4,1 4,6 3,3 2,7 1,9 1,1 1,8 2,1 2,3 2,5 2,0 2,2 1,4 1,7 0,8 0,2 1,4 2,2 2,6Meksiko 2,8 0,9 1,5 1,2 1,4 3,6 2,9 3,5 3,4 3,1 3,9 2,7 3,2 2,1 2,2 3,3 2,8 3,1 1,6 1,9Asia PasifikAustralia 2,3 1,8 2,2 2,4 2,8 2,9 2,6 2,2 2,5 2,1 2,6 2,7 2,7 3,3 2,1 2,4 1,8 1,9 2,8 2,8Tiongkok 7,9 7,6 7,9 7,7 7,4 7,5 7,1 7,2 7,0 7,0 6,9 6,8 6,7 6,7 6,7 6,8 6,9 6,9 6,8 6,8India 4,3 6,4 7,3 6,5 5,3 7,9 8,8 6,1 7,3 7,6 8,0 7,2 9,1 7,9 7,5 7,0 6,1 5,7 6,5 7,2Jepang 0,5 1,8 2,9 2,7 3,0 -0,1 -1,0 -0,4 0,2 2,1 2,1 1,1 0,6 0,7 0,9 1,5 1,4 1,5 1,9 1,5Korea Selatan 2,1 2,7 3,2 3,5 3,8 3,5 3,4 2,7 2,6 2,4 3,0 3,2 2,9 3,4 2,6 2,4 2,9 2,7 3,8 3,0ASEAN-6

Indonesia 5,5 5,6 5,5 5,6 5,1 4,9 4,9 5,1 4,8 4,7 4,8 5,2 4,9 5,2 5,0 4,9 5,0 5,0 5,1 5,2Malaysia 4,3 4,6 4,9 5,0 6,3 6,5 5,6 5,7 5,8 4,9 4,7 4,6 4,1 4,0 4,3 4,5 5,6 5,8 6,2 5,9Filipina 7,5 7,9 6,8 6,1 5,6 6,8 5,7 6,7 5,1 6,0 6,4 6,7 6,9 7,1 7,1 6,6 6,4 6,7 7,0 6,6Singapura 2,7 4,1 5,5 5,4 4,6 2,6 3,1 2,8 2,4 2,0 2,1 1,3 2,1 2,0 1,7 3,7 2,5 2,8 5,5 3,6Thailand 5,4 2,7 2,5 0,2 -0,4 0,8 1,1 2,4 3,0 2,9 3,3 2,9 3,4 3,6 3,1 3,0 3,4 3,9 4,3 4,0Vietnam 4,8 5,0 5,5 6,0 5,1 5,3 6,1 7,0 6,1 6,5 6,8 7,0 5,5 5,8 6,6 6,7 5,2 6,3 7,5 7,7

EropaKawasan Euro -1,2 -0,4 0,1 0,8 1,5 1,2 1,3 1,5 1,8 2,0 2,0 2,0 1,7 1,8 1,7 1,9 2,1 2,4 2,8 2,7Inggris 1,5 2,2 1,9 2,6 2,8 3,1 3,0 3,3 2,7 2,5 2,1 2,1 1,9 1,8 2,0 2,0 2,1 1,9 1,7 1,4Russia 1,3 1,7 1,6 2,5 0,5 1,3 0,9 0,3 -1,9 -3,4 -2,7 -3,2 -0,4 -0,5 -0,4 0,3 0,5 2,5 1,8 1,4Turki 8,5 9,8 8,9 6,9 8,7 2,9 3,7 5,9 3,6 7,2 5,8 7,5 4,8 4,9 -0,8 4,2 5,3 5,4 11,1 6,0AfrikaAfrika Selatan 2,2 2,5 2,1 3,1 1,9 1,6 1,8 1,6 2,6 1,3 0,9 0,6 -0,6 0,3 0,7 0,7 1,0 1,3 0,8 0,7

Sumber: Bloomberg, Consensus Forecast Januari 2018, Bloomberg Economic ForecastKeterangan: Cetak miring adalah angka proyeksi dari Consensus Forecast Januari 2018 dan Bloomberg Economic Forecast

Tabel 1. Produk Domestik Bruto(% yoy)

Negara2013 2014 2015 2016 2017

Page 147: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

135

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat 7,7 7,5 7,3 7,0 6,6 6,2 6,1 5,7 5,6 5,4 5,1 5,0 5,0 4,9 4,9 4,7 4,6 4,3 4,3 4,1Argentina 7,1 7,2 6,8 6,4 7,5 7,5 7,1 6,9 7,1 6,6 5,9 n/a n/a 9,3 8,5 7,6 9,2 8,7 8,3 -Brazil 8,0 7,4 6,9 6,2 7,2 6,8 6,8 6,5 7,9 8,3 8,9 9,0 10,9 11,3 11,8 12,0 13,7 13,0 12,4 11,8Chili 6,2 6,2 5,7 5,7 6,5 6,5 6,6 6,0 6,1 6,5 6,4 5,8 6,3 6,9 6,8 6,1 6,6 7,0 6,7 6,4Meksiko 5,0 5,0 5,0 4,7 5,3 4,8 4,8 4,1 4,3 4,4 4,2 4,3 4,1 4,0 3,9 3,6 3,5 3,3 3,3 3,4Asia PasifikAustralia 5,6 5,7 5,7 5,9 5,9 6,1 6,2 6,1 6,1 6,0 6,2 5,7 5,6 5,7 5,6 5,8 5,8 5,6 5,5 5,6Tiongkok 4,1 4,1 4,0 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,0 4,1 4,1 4,0 4,1 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 -India n/a n/a n/a 9,1 n/a n/a n/a 8,6 n/a n/a n/a 8,5 n/a n/a n/a 8,0 n/a n/a n/a 8,8Jepang 4,1 3,9 3,9 3,7 3,6 3,7 3,5 3,4 3,4 3,4 3,4 3,3 3,2 3,1 3,0 3,1 2,8 2,8 2,8 2,8Korea Selatan 3,1 3,1 3,0 3,2 3,5 3,5 3,5 3,6 3,6 3,8 3,5 3,5 3,8 3,6 3,9 3,5 3,6 3,8 3,7 3,7ASEAN-6

Indonesia 5,9 n/a 6,2 n/a 5,7 n/a 5,9 n/a 5,8 n/a 6,2 n/a 5,5 n/a 5,6 n/a 5,3 n/a 5,5 n/aMalaysia 3,3 2,8 3,1 3,0 3,0 2,8 2,7 3,0 3,0 3,1 3,2 3,4 3,5 3,4 3,5 3,5 3,4 3,4 3,4 3,3Filipina 7,1 7,6 7,3 6,5 7,5 7,0 6,7 6,0 6,6 6,4 6,5 5,6 5,8 6,1 5,4 4,7 6,6 5,7 5,6 5,0Singapura 2,8 2,9 2,6 2,7 2,9 2,8 2,7 2,7 2,6 2,8 2,9 2,9 2,7 3,0 2,9 3,2 3,2 3,1 3,1 2,9Thailand 0,7 0,6 0,7 0,6 0,9 1,2 0,8 0,6 1,0 0,8 0,8 0,7 1,0 1,0 0,9 0,8 1,3 1,1 1,2 1,0Vietnam 2,3 2,2 2,3 1,9 2,2 1,8 2,2 2,1 2,4 2,4 2,4 2,2 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,2 -

EropaKawasan Euro 12,1 12,0 12,0 11,9 11,8 11,5 11,5 11,3 11,2 11,0 10,6 10,5 10,2 10,1 9,9 9,7 9,4 9,1 8,9 8,7Inggris 7,8 7,7 7,6 7,2 6,8 6,3 6,0 5,7 5,5 5,6 5,3 5,1 5,1 4,9 4,8 4,8 4,6 4,4 4,3 4,4Russia 5,7 5,4 5,3 5,6 5,4 4,9 4,9 5,3 5,9 5,4 5,2 5,8 6,0 5,4 5,2 5,3 5,4 5,1 5,0 5,1Turki 9,4 8,1 9,2 9,6 9,7 9,1 10,5 10,9 10,6 9,6 10,3 10,8 10,1 10,2 11,3 12,7 11,7 10,2 10,6 10,3AfrikaAfrika Selatan 25,0 25,3 24,5 24,1 25,2 25,5 25,4 24,3 26,4 25,0 25,5 24,5 26,7 26,6 27,1 26,5 27,7 27,7 27,7 26,7

Sumber: BloombergTanda (-): Data belum rilisn/a: Data tidak tersedia

Tabel 2. Tingkat PengangguranAkhir Periode (%)

Negara2013 2014 2015 2016 2017

Page 148: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

136

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat 1,5 1,8 1,2 1,5 1,5 2,1 1,7 0,8 -0,1 0,1 0,0 0,7 0,9 1,0 1,5 2,1 2,4 1,6 2,2 2,1Argentina* n/a n/a 25,0 26,6 36,7 40,2 40,3 38,0 28,0 25,5 24,0 26,9 35,0 47,1 43,1 41,1 35,0 23,4 26,2 26,1Brazil 6,6 6,7 5,9 5,9 6,2 6,5 6,8 6,4 8,1 8,9 9,5 10,7 9,4 8,8 8,5 6,3 4,6 3,0 2,5 3,0Chili 1,5 1,9 1,9 2,9 3,9 4,3 4,9 4,6 4,2 4,4 4,6 4,4 4,5 4,2 3,1 2,7 2,7 1,7 1,5 2,3Meksiko 4,3 4,1 3,4 4,0 3,8 3,8 4,2 4,1 3,1 2,9 2,5 2,1 2,6 2,5 3,0 3,4 5,4 6,3 6,4 6,8Asia PasifikAustralia 2,5 2,4 2,2 2,7 2,9 3,0 2,3 1,7 1,3 1,5 1,5 1,7 1,3 1,0 1,3 1,5 2,1 1,9 1,8 1,9Tiongkok 2,1 2,7 3,1 2,5 2,4 2,3 1,6 1,5 1,4 1,4 1,6 1,6 2,3 1,9 1,9 2,1 0,9 1,5 1,6 1,8India 9,4 9,5 10,5 9,5 8,3 6,8 5,6 4,3 5,3 5,4 4,4 5,6 4,8 5,8 4,4 3,4 3,9 1,5 3,3 5,2Jepang -0,9 0,2 1,1 1,6 1,6 3,6 3,2 2,4 2,3 0,4 0,0 0,2 0,0 -0,4 -0,5 0,3 0,2 0,4 0,7 1,0Korea Selatan 1,5 1,2 1,0 1,1 1,3 1,7 1,1 0,8 0,5 0,7 0,5 1,1 0,8 0,7 1,3 1,3 2,2 1,9 2,1 1,5ASEAN-6

Indonesia 5,0 5,4 7,9 8,1 7,3 6,7 4,5 8,4 6,4 7,3 6,8 3,4 4,5 3,5 3,1 3,0 3,6 4,4 3,7 3,6Malaysia 1,6 1,8 2,6 3,2 3,5 3,3 2,6 2,7 0,9 2,5 2,6 2,7 2,6 1,6 1,5 1,8 5,1 3,6 4,3 3,5Filipina 3,2 2,7 2,7 4,1 3,9 4,4 4,4 2,7 2,4 1,2 0,4 1,5 1,1 1,9 2,3 2,6 3,4 2,7 3,4 3,3Singapura 3,5 1,8 1,6 1,5 1,2 1,9 0,7 -0,1 -0,3 -0,3 -0,6 -0,6 -1,0 -0,7 -0,2 0,2 0,7 0,5 0,4 0,4Thailand 2,7 2,3 1,4 1,7 2,1 2,4 1,8 0,6 -0,6 -1,1 -1,1 -0,9 -0,5 0,4 0,4 1,1 0,8 -0,1 0,9 0,8Vietnam 6,6 6,7 6,3 6,0 4,4 5,0 3,6 1,8 0,9 1,0 0,0 0,6 1,7 2,4 3,3 4,7 4,7 2,5 3,4 2,6

EropaKawasan Euro 1,7 1,6 1,1 0,8 0,5 0,5 0,3 -0,2 -0,1 0,2 -0,1 0,2 0,0 0,1 0,4 1,1 1,5 1,3 1,5 1,4Inggris 2,8 2,7 2,7 2,1 1,7 1,7 1,5 0,9 0,1 0,0 0,0 0,1 0,3 0,4 0,7 1,2 2,1 2,7 2,8 3,0Russia 7,0 6,9 6,1 6,5 6,9 7,8 8,0 11,4 16,9 15,3 15,7 12,9 7,3 7,5 6,4 5,4 4,3 4,4 3,0 2,5Turki 7,3 8,3 7,9 7,4 8,4 9,2 8,9 8,2 7,6 7,2 8,0 8,8 7,5 7,6 7,3 8,5 11,3 10,9 11,2 1 1,9AfrikaAfrika Selatan 5,9 5,5 5,9 5,4 6,1 6,7 6,0 5,3 4,0 4,7 4,6 5,3 6,3 6,3 6,1 6,7 6,1 5,1 5,1 4,7

Sumber: BloombergKeterangan: *) Buenos Aires CPI

Tabel 3. Inflasi IHKAkhir Periode (% yoy)

Negara2013 2014 2015 2016 2017

n/a: Data tidak tersedia

Page 149: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

137

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat (Fed Fund Rate) 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,50 0,75 1,00 1,25 1,25 1,50Brazil (SELIC Rate) 7,25 8,00 9,00 10,00 10,75 11,00 11,00 11,75 12,75 13,75 14,25 14,25 14,25 14,25 14,25 13,75 12,25 10,25 8,25 7,00Chili (O/N Rate) 5,00 5,00 5,00 4,50 4,00 4,00 3,25 3,00 3,00 3,00 3,00 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,00 2,50 2,50 2,50Meksiko (O/N Rate) 4,00 4,00 3,75 3,50 3,50 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,25 3,75 4,25 4,75 5,75 6,50 7,00 7,00 7,25Asia PasifikAustralia (Cash Target Rate) 3,00 2,75 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,25 2,00 2,00 2,00 2,00 1,75 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50Tiongkok (Lending Rate) 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 5,60 5,35 4,85 4,60 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35India (Reverse Repo Rate) 7,50 7,25 7,50 7,75 8,00 8,00 8,00 8,00 7,50 7,25 6,75 6,75 6,75 6,50 6,50 6,25 6,25 6,25 6,00 6,00Jepang (O/N Call Target) 0,06 0,07 0,06 0,07 0,04 0,06 0,03 0,07 0,02 0,01 0,01 0,04 0,00 -0,06 -0,06 -0,06 -0,06 -0,07 -0,06 -0,06Korea Selatan (Call Rate) 2,75 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,25 2,00 1,75 1,50 1,50 1,50 1,50 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 1,50ASEAN-6

Indonesia (7D RR Rate)* 5,75 6,00 7,25 7,50 7,50 7,50 7,50 7,75 7,50 7,50 7,50 7,50 6,75 5,25 5,00 4,75 4,75 4,75 4,25 4,25Malaysia (O/N Rate) 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,25 3,25 3,25 3,25 3,25 3,25 3,25 3,25 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00Filipina (O/N Rate) 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00Thailand (Repo Rate) 2,75 2,50 2,50 2,25 2,00 2,00 2,00 2,00 1,75 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50

EropaKawasan Euro (Refinancing Rate) 0,75 0,50 0,50 0,25 0,25 0,15 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Inggris (Bank Rate) 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50Russia (Key Rate) n/a n/a 5,50 5,50 7,00 7,50 8,00 17,00 14,00 11,50 11,00 11,00 11,00 10,50 10,00 10,00 9,75 9,00 8,50 7,75Turki (1 Week Repo) 5,50 4,50 4,50 4,50 10,00 8,75 8,25 8,25 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00AfrikaAfrika Selatan (Refinancing Rate) 5,00 5,00 5,00 5,00 5,50 5,50 5,75 5,75 5,75 5,75 6,00 6,25 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 6,75 6,75

Sumber: BloombergKeterangan: *) Data sebelum penerapan BI 7D RR Rate (19 Agustus 2016) masih menggunakan BI Raten/a: Data tidak tersedia

Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralPosisi Akhir Periode (%)

Negara2013 2014 2015 2016 2017

Page 150: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

138

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat (M2) 7,3 7,0 6,3 5,4 6,1 6,6 6,1 5,9 6,2 5,6 5,7 5,9 6,2 7,1 7,4 7,1 6,3 5,6 5,1 4,7Brazil (M3) 13,3 12,2 9,8 8,7 7,4 8,4 11,9 13,0 12,7 12,0 8,1 10,2 11,3 10,7 12,1 11,0 11,6 11,1 11,8 9,5Chili (M3) 8,9 9,5 12,3 11,6 11,6 9,4 8,4 11,1 9,5 10,3 13,0 12,2 11,7 11,5 9,6 8,2 9,1 8,1 6,0 6,0Meksiko (M3) 15,0 9,9 10,1 9,4 8,8 12,6 10,9 12,3 10,3 9,0 8,8 5,7 6,1 5,8 7,8 8,1 7,7 7,8 7,5 8,6Asia PasifikAustralia (M3) 6,9 6,6 6,0 7,0 6,8 7,0 8,1 7,2 7,5 6,7 6,2 5,9 6,0 5,8 5,6 6,7 6,7 7,8 6,8 4,5Tiongkok (M2) 15,7 14,0 14,2 13,6 12,1 14,7 12,9 12,2 11,6 11,8 13,1 13,3 13,4 11,8 11,5 11,3 10,6 9,4 9,2 8,2India (M3) 13,8 12,7 13,0 14,8 13,6 11,8 12,4 10,7 10,8 10,6 10,7 10,7 10,2 10,3 11,7 6,2 7,3 7,4 6,0 10,5Jepang (M3) 2,5 3,1 3,1 3,4 2,9 2,5 2,5 2,9 3,0 3,2 3,1 2,5 2,6 2,9 2,9 3,4 3,5 3,3 3,4 3,1Korea Selatan (M3) 6,8 6,6 6,7 6,6 6,4 6,7 7,1 8,2 9,3 10,5 10,5 8,9 8,6 7,9 7,8 8,1 7,3 6,7 5,9 6,1ASEAN-6

Indonesia (M2) 14,0 11,8 14,6 12,8 9,9 13,0 11,9 11,9 16,3 13,0 12,4 9,0 7,4 8,7 5,1 10,0 10,0 10,3 10,9 8,3Malaysia (M3) 8,7 8,1 6,9 7,3 5,9 5,6 5,2 7,0 7,8 5,9 5,2 2,7 0,9 1,9 2,3 3,1 4,5 4,3 5,0 4,7Filipina (M3) 13,0 20,2 31,0 31,8 35,3 23,5 16,4 11,2 8,8 9,2 8,8 9,4 11,7 12,5 12,9 12,8 11,7 13,4 14,8 11,9Singapura (M3) 8,8 9,2 7,5 4,3 1,8 0,6 2,0 3,4 4,2 3,7 3,3 1,7 2,2 4,2 5,0 7,7 7,2 7,0 5,3 3,2Thailand (M2) 9,5 10,2 7,1 7,3 6,4 4,4 4,0 4,7 6,1 6,1 5,4 4,4 3,8 4,3 3,9 4,2 3,3 4,3 4,9 5,1

EropaKawasan Euro (M3) 2,4 2,3 2,0 1,0 1,1 1,7 2,3 3,9 4,3 4,6 4,7 4,7 5,2 5,1 5,0 5,0 5,1 4,8 5,2 4,6Inggris (M4) 0,3 1,5 2,6 0,2 -0,1 -0,5 -2,6 -1,1 -0,6 -0,3 -0,6 0,3 1,5 3,5 6,1 6,3 6,7 5,4 4,8 3,7Russia (M2) 14,5 15,3 16,0 14,7 8,5 6,6 6,9 1,5 5,1 6,3 5,9 11,3 11,8 12,2 12,7 9,2 11,1 10,5 9,5 10,5Turki (M3) 16,0 17,2 21,7 20,1 21,2 17,2 14,4 11,8 14,2 18,0 21,9 17,5 14,0 12,0 6,5 16,1 16,3 17,9 18,7 15,5AfrikaAfrika Selatan (M3) 8,1 9,2 7,0 5,9 7,8 7,2 7,7 7,2 7,3 8,7 8,5 10,5 8,7 5,6 5,6 6,1 5,6 6,1 7,1 6,4

Sumber: Bloomberg

Tabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarAkhir Periode (% yoy)

Negara2013 2014 2015 2016 2017

Page 151: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

139

AmerikaAmerika Serikat -10,3 -8,2 -5,5 -3,8 -3,3 -3,9 -4,5 -4,3Argentina -1,4 -2,1 -1,9 -2,4 -3,9 -5,9 -6,2 -5,5Brazil -2,5 -2,5 -3,0 -5,4 -10,3 -9,0 -9,1 -8,0Chili 1,3 0,6 -0,6 -1,6 -2,1 -2,7 -2,8 -2,4Meksiko -2,3 -2,3 -2,1 -2,5 -2,7 -2,8 -2,3 -2,5Asia PasifikAustralia -4,7 -4,3 -2,7 -2,9 -2,9 -2,7 -2,6 -2,4Tiongkok -1,7 -1,5 -2,0 -2,1 -2,4 -2,9 -3,4 -3,5India -7,8 -6,9 -6,7 -6,7 -6,4 -6,4 -6,5 -6,2Jepang -9,0 -8,2 -7,2 -4,9 -3,3 -4,1 -4,4 -4,0Korea Selatan 1,4 1,3 1,0 0,6 0,0 1,0 1,5 1,3ASEAN-6

Indonesia -1,1 -1,7 -2,2 -2,2 -2,6 -2,5 -2,9 -2,4Malaysia -4,7 -4,3 -3,8 -3,4 -3,2 -3,1 -3,0 -2,8Filipina -2,0 -2,4 -1,4 -0,6 -1,4 -2,4 -2,6 -2,6Singapura 1,1 1,6 1,3 0,1 -1,0 1,2 0,4 0,8Thailand -0,5 -1,3 -0,7 -2,0 -1,3 -0,8 -1,7 -2,6Vietnam -1,4 -4,0 -6,1 -6,7 -5,4 -5,5 -4,2 -4,0

EropaKawasan Euro -4,2 -3,6 -3,0 -2,6 -2,1 -1,5 -1,8 -2,0Inggris -7,5 -8,2 -5,4 -5,5 -4,3 -2,9 -3,3 -3,4Russia 1,4 0,4 -1,2 -1,1 -3,4 -3,7 -2,1 -1,5Turki -0,6 -1,3 -1,3 -1,1 -0,6 -1,7 -2,9 -2,6AfrikaAfrika Selatan -4,5 -3,8 -3,4 -3,1 -3,1 -3,7 -4,3 -3,9

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2017, www.tradingeconomics.com

Tabel 6. Keseimbangan Fiskal(% PDB)

2014 2015 2016 2017F 2018FNegara 2011 2012 2013

Page 152: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

140

AmerikaAmerika Serikat -2,9 -2,6 -2,1 -2,1 -2,4 -2,4 -2,8 -3,3Argentina -1,0 -0,4 -2,1 -1,5 -2,7 -2,7 -3,6 -4,0Brazil -2,9 -3,0 -3,0 -4,2 -3,3 -1,3 -0,7 -1,4Chili -1,7 -4,0 -4,1 -1,7 -1,9 -1,4 -1,3 -1,9Meksiko -1,1 -1,3 -2,4 -1,8 -2,5 -2,1 -1,9 -2,1Asia PasifikAustralia -2,9 -4,1 -3,2 -2,9 -4,8 -2,6 -2,5 -3,0Tiongkok 1,8 2,5 1,5 2,3 2,7 1,8 1,0 0,8India -4,6 -4,8 -1,7 -1,4 -1,1 -0,7 -1,6 -1,5Jepang 2,1 1,0 0,9 0,8 3,1 3,8 3,3 3,5Korea Selatan 1,6 4,2 6,2 6,0 7,7 7,0 5,9 5,7ASEAN-6

Indonesia 0,2 -2,7 -3,2 -3,1 -2,0 -1,8 -1,4 -1,4Malaysia 10,9 5,2 3,5 4,4 3,0 2,4 2,6 2,4Filipina 2,5 2,8 4,2 3,8 2,5 -0,3 -0,2 -0,5Singapura 22,1 17,4 16,9 19,7 18,1 19,0 19,4 18,2Thailand 2,5 -0,4 -1,2 3,7 8,0 11,9 9,4 6,5Vietnam 0,2 5,9 4,7 4,9 1,0 4,3 5,0 4,4

EropaKawasan Euro 0,0 1,4 2,2 2,5 3,2 3,3 2,2 2,4Inggris -2,4 -4,3 -5,5 -5,3 -5,2 -5,9 -4,2 -4,0Russia 4,7 3,2 1,5 2,8 5,0 2,0 1,4 0,8Turki -8,9 -5,5 -6,7 -4,7 -3,7 -3,8 -4,7 -4,5AfrikaAfrika Selatan -2,2 -5,1 -5,9 -5,3 -4,4 -3,3 -2,9 -3,2

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2017, www.tradingeconomics.com

2017F 2018F

Tabel 7. Neraca Berjalan

(% PDB)

Negara 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 153: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

141

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat 45,6 44,4 43,8 42,7 43,0 46,8 45,3 42,2 39,6 39,5 40,4 39,2 41,0 41,5 43,2 39,2 40,1 41,5 43,0 42,8 Argentina 34,2 31,5 28,9 25,0 21,3 23,4 22,4 26,0 26,3 28,6 28,1 20,6 24,2 25,0 24,5 33,6 45,8 42,6 44,7 50,1 Brazil 376,9 371,1 376,0 375,8 377,2 380,5 375,7 374,1 371,0 372,2 370,6 368,7 375,2 376,7 377,8 372,2 375,3 378,4 381,2 382,0 Chili 39,8 41,0 42,3 41,1 41,0 41,1 40,1 40,4 38,4 38,2 38,2 38,6 39,6 39,7 39,4 40,5 39,0 38,9 37,7 39,0 Meksiko 167,0 166,5 172,0 176,6 182,7 190,3 190,7 193,0 195,4 192,4 181,0 176,4 176,9 177,3 175,8 176,5 174,9 174,2 173,0 172,8 Asia PasifikAustralia 39,9 38,2 39,0 42,5 47,1 49,1 43,7 44,7 46,0 39,6 38,0 37,5 37,7 39,0 39,6 46,4 50,8 53,9 48,5 58,7 Tiongkok 3.440,0 3.500,0 3.660,0 3.820,0 3.950,0 3.990,0 3.890,0 3.840,0 3.730,0 3.690,0 3.514,1 3.330,4 3.212,6 3.205,2 3.166,4 3.010,5 3.009,1 3.056,8 3.108,5 3.139,9 India 259,7 255,3 247,9 268,6 276,4 288,8 287,4 295,4 316,2 330,5 326,6 329,2 332,1 336,6 346,7 336,6 346,3 362,4 375,2 385,1 Jepang 1.181,8 1.175,9 1.206,3 1.202,4 1.212,9 1.216,0 1.201,1 1.199,7 1.187,9 1.185,9 1.192,9 1.179,0 1.201,2 1.202,7 1.196,2 1.157,8 1.168,9 1.188,1 1.203,2 1.202,1 Korea Selatan 327,4 326,4 336,9 346,5 354,3 366,6 364,4 363,6 362,8 374,8 368,1 368,0 369,8 369,9 377,8 371,1 375,3 380,6 384,7 389,3 ASEAN-6

Indonesia 98,0 92,1 89,4 93,4 96,4 101,4 105,3 106,1 105,9 102,4 96,2 100,6 101,8 103,8 109,7 110,9 116,1 117,3 123,4 124,1Malaysia 135,0 131,9 132,0 130,5 125,8 127,4 123,0 111,8 101,2 101,5 89,4 91,4 93,6 93,7 94,2 91,2 92,0 95,5 97,7 98,9 Filipina 84,0 81,3 83,5 83,2 79,6 80,7 79,6 79,5 80,5 80,6 80,6 80,7 83,0 85,3 86,1 80,7 80,9 81,3 81,0 81,6 Singapura 258,2 259,8 268,1 273,1 272,9 278,0 266,1 256,9 248,4 253,3 251,6 247,7 246,2 248,9 253,4 246,6 259,6 266,3 275,4 279,9 Thailand 167,7 162,5 163,5 159,0 158,8 159,3 153,3 149,1 148,5 152,5 148,0 149,3 166,9 170,1 171,9 164,1 172,7 177,3 190,9 194,0 Vietnam 28,4 24,9 24,4 25,9 33,8 35,8 36,8 34,2 36,9 37,3 30,7 28,3 31,6 35,0 37,6 36,5 37,8 39,2 41,4 -

EropaKawasan Euro 217,2 215,5 221,9 220,8 227,5 228,9 223,4 227,9 240,5 240,1 242,5 245,6 251,4 255,8 262,9 261,0 261,8 261,2 263,7 269,1 Inggris 65,3 67,2 70,3 69,6 74,7 76,7 72,9 76,4 88,2 92,9 101,1 101,6 107,7 111,6 115,2 106,5 112,5 117,2 118,0 120,4 Russia 477,3 475,2 479,5 469,6 442,8 432,0 409,2 339,4 309,1 313,3 322,4 319,8 323,3 329,3 332,2 317,5 330,3 343,5 351,2 355,5 Turki 105,7 105,6 108,9 112,0 105,9 111,9 112,8 106,3 103,5 100,8 99,6 95,7 95,0 101,9 99,0 92,1 88,6 90,2 91,5 84,1 AfrikaAfrika Selatan 40,8 39,0 41,8 41,9 41,4 40,5 41,4 41,5 39,0 39,4 38,9 38,9 39,1 38,2 39,1 39,9 38,9 39,6 41,4 42,7

Sumber: BloombergKeterangan: Tidak termasuk emasTanda (-): Data belum rilis

2015 2016 2017

Tabel 8. Cadangan DevisaAkhir Periode (Miliar USD)

Negara2013 2014

Page 154: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

142

Sumber: Bloomberg, diolah

Tabel 9. Nilai Tukar Dunia terhadap USDRata-Rata Periode

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3AmerikaArgentina (Peso) 5,01 5,24 5,58 6,05 7,60 8,06 8,30 8,51 8,69 8,96 9,25 10,16 14,48 14,23 14,95 15,45 15,68 15,74 17,29 Brazil (Real) 2,00 2,07 2,29 2,28 2,36 2,23 2,27 2,55 2,87 3,07 3,54 3,84 3,90 3,50 3,25 3,29 3,14 3,22 3,16 Chili (Peso) 472,44 484,77 507,00 516,63 551,97 554,76 577,55 598,41 624,51 618,11 676,61 698,00 700,77 677,47 661,69 665,42 655,55 664,35 642,30 Meksiko (Peso) 12,64 12,48 12,90 13,02 13,23 12,99 13,12 13,90 14,95 15,32 16,44 16,77 18,03 18,11 18,76 19,85 20,30 18,55 17,82 Asia PasifikAustralia (Dollar) 0,96 1,01 1,09 1,08 1,12 1,07 1,08 1,17 1,27 1,29 1,38 1,39 1,38 1,34 1,32 1,34 1,32 1,33 1,27 Selandia Baru (Dollar) 1,20 1,22 1,25 1,21 1,20 1,16 1,19 1,28 1,33 1,37 1,54 1,50 1,51 1,45 1,38 1,41 1,41 1,42 1,37 Hong Kong (Dollar) 7,76 7,76 7,76 7,75 7,76 7,75 7,75 7,76 7,76 7,75 7,75 7,75 7,77 7,76 7,76 7,76 7,76 7,79 7,81 Tiongkok (Yuan) 6,22 6,16 6,13 6,09 6,10 6,23 6,17 6,15 6,24 6,20 6,30 6,39 6,54 6,54 6,67 6,85 6,89 6,86 6,67 India (Rupee) 54,17 55,96 62,07 61,98 61,79 59,78 60,58 62,01 62,26 63,49 64,91 65,92 67,49 66,94 66,95 67,45 67,00 64,46 64,30 Jepang (Yen) 92,25 98,76 98,89 100,48 102,83 102,14 104,02 114,54 119,17 121,36 122,16 121,44 115,23 107,98 102,37 109,62 113,62 111,13 110,97 Korea Selatan (Won) 1.085 1.122 1.109 1.062 1.069 1.029 1.027 1.087 1.101 1.097 1.170 1.157 1.201 1.163 1.120 1.158 1.153 1.130 1.133 ASEAN-6

Indonesia (Rupiah) 9.707 9.799 10.652 11.596 11.835 11.631 11.769 12.253 12.810 13.127 13.857 13.769 13.520 13.314 13.134 13.253 13.346 13.309 13.333 Malaysia (Ringgit) 3,08 3,07 3,24 3,21 3,30 3,23 3,19 3,37 3,62 3,66 4,05 4,28 4,19 4,01 4,05 4,32 4,45 4,33 4,26 Filipina (Peso) 40,71 41,78 43,68 43,63 44,87 44,11 43,80 44,80 44,44 44,69 46,08 46,88 47,23 46,54 47,08 49,12 50,00 49,86 50,86 Singapura (Dollar) 1,24 1,25 1,27 1,25 1,27 1,25 1,25 1,30 1,36 1,34 1,39 1,41 1,40 1,36 1,35 1,41 1,42 1,39 1,36 Thailand (Bath) 29,80 29,87 31,45 31,74 32,65 32,45 32,11 32,71 32,65 33,25 35,25 35,83 35,64 35,26 34,83 35,42 35,11 34,30 33,37 Vietnam (Dong) 20.881 20.968 21.158 21.108 21.094 21.158 21.218 21.324 21.383 21.713 22.150 22.429 22.343 22.321 22.302 22.503 22.712 22.712 22.730

EropaKawasan Euro (USD/Euro) 1,32 1,31 1,33 1,36 1,37 1,37 1,33 1,25 1,13 1,11 1,11 1,10 1,10 1,13 1,12 1,08 1,07 1,10 1,18 Inggris (USD/GBP) 1,55 1,54 1,55 1,62 1,65 1,68 1,67 1,58 1,51 1,53 1,55 1,52 1,43 1,44 1,31 1,24 1,24 1,28 1,31 Russia (Rubel) 30,42 31,65 32,79 32,55 35,03 34,97 36,29 48,01 62,83 52,72 63,20 66,18 74,56 65,79 64,60 63,01 58,70 57,24 58,95 Turki (Lira) 1,79 1,84 1,97 2,03 2,21 2,11 2,16 2,26 2,46 2,66 2,86 2,91 2,94 2,90 2,97 3,29 3,69 3,58 3,51 AfrikaAfrika Selatan (Rand) 8,95 9,48 9,99 10,16 10,86 10,54 10,77 11,23 11,75 12,08 13,01 14,24 15,81 15,00 14,07 13,91 13,23 13,20 13,18

Negara2013 2014 2015 2016 2017

TW4

17,46 3,23

632,74 18,87

1,30 1,44 7,81 6,62

64,95 112,86 1.117

13.528 4,20

51,15 1,36

33,06 22.720

1,18 1,32

58,37 3,79

13,88

2017

Page 155: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

143

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat (Dollar) 9.707 9.799 10.652 11.596 11.835 11.631 11.769 12.253 12.810 13.127 13.857 13.769 13.520 13.314 13.134 13.253 13.346 13.309 13.333 13.528 Argentina (Peso) 1.936 1.870 1.907 1.916 1.558 1.444 1.418 1.440 1.475 1.466 1.498 1.355 934 936 878 858 851 846 771 775 Brazil (Real) 4.860 4.737 4.657 5.096 5.006 5.219 5.174 4.810 4.459 4.276 3.918 3.581 3.468 3.804 4.045 4.023 4.245 4.136 4.215 4.192 Chili (Peso) 20,5 20,2 21,0 22,4 21,4 21,0 20,4 20,5 20,5 21,2 20,5 19,7 19,3 19,7 19,8 19,9 20,4 20,0 20,8 21,4 Meksiko (Peso) 768,2 785,5 825,5 890,5 894,4 895,1 896,9 881,4 856,7 856,7 842,7 821,2 749,8 735,3 700,0 667,6 657,5 717,5 748,2 717,0 Asia PasifikAustralia (Dollar) 10.085 9.700 9.757 10.746 10.611 10.852 10.882 10.464 10.071 10.210 10.047 9.918 9.765 9.923 9.959 9.924 10.115 9.992 10.526 10.419 Selandia Baru (Dollar) 8.104 8.041 8.498 9.598 9.897 10.018 9.908 9.582 9.630 9.598 9.017 9.183 8.980 9.195 9.490 9.419 9.491 9.381 9.738 9.418 Hong Kong (Dollar) 1.252 1.262 1.373 1.496 1.525 1.500 1.518 1.580 1.652 1.693 1.788 1.777 1.739 1.716 1.693 1.708 1.720 1.709 1.706 1.733 Tiongkok (Yuan) 1.560 1.592 1.739 1.904 1.940 1.866 1.909 1.993 2.054 2.116 2.198 2.153 2.068 2.037 1.970 1.935 1.938 1.940 1.999 2.043 India (Rupee) 179,2 175,1 171,6 187,1 191,6 194,6 194,3 197,6 205,7 206,8 213,5 208,9 200,3 198,9 196,2 196,5 199,2 206,5 207,4 208,3 Jepang (Yen) 105,2 99,2 107,7 115,4 115,1 113,9 113,1 107,0 107,5 108,2 113,4 113,4 117,3 123,3 128,3 120,9 117,5 119,8 120,1 119,9 Korea Selatan (Won) 8,9 8,7 9,6 10,9 11,1 11,3 11,5 11,3 11,6 12,0 11,8 11,9 11,3 11,4 11,7 11,4 11,6 11,8 11,8 12,1 ASEAN-6

Malaysia (Ringgit) 3.150 3.194 3.289 3.614 3.588 3.595 3.687 3.640 3.538 3.587 3.418 3.215 3.225 3.320 3.241 3.066 3.002 3.074 3.127 3.222 Filipina (Peso) 238,5 234,5 243,9 265,8 263,8 263,7 268,7 273,5 288,3 293,8 300,7 293,7 286,3 286,1 278,9 269,8 266,9 266,9 262,1 264,5 Singapura (Dollar) 7.845 7.846 8.403 9.276 9.327 9.285 9.402 9.455 9.443 9.775 9.961 9.783 9.645 9.804 9.711 9.392 9.426 9.560 9.799 9.967 Thailand (Bath) 325,7 328,1 338,7 365,4 362,5 358,5 366,5 374,6 392,4 394,8 393,1 384,2 379,4 377,6 377,1 374,2 380,1 388,0 399,5 409,2 Vietnam (Dong) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6

EropaKawasan Euro (Euro) 12.813 12.800 14.119 15.789 16.219 15.954 15.597 15.302 14.434 14.530 15.415 15.080 14.927 15.035 14.661 14.286 14.219 14.658 15.671 15.898 Inggris (GBP) 15.068 15.051 16.523 18.781 19.586 19.579 19.653 19.394 19.405 20.128 21.464 20.882 19.363 19.106 17.248 16.457 16.540 17.036 17.448 17.886 Russia (Rubel) 319,0 309,7 324,9 356,3 337,9 332,6 324,3 255,2 203,9 249,0 219,2 208,1 181,3 202,4 203,3 210,3 227,4 232,5 226,2 231,7 Turki (Lira) 5.437 5.328 5.411 5.726 5.345 5.508 5.439 5.416 5.198 4.926 4.852 4.736 4.597 4.595 4.427 4.024 3.612 3.721 3.795 3.570 AfrikaAfrika Selatan (Rand) 1.085 1.034 1.066 1.142 1.090 1.103 1.093 1.091 1.091 1.086 1.065 967 855 887 934 953 1.009 1.008 1.011 975

Sumber: Bloomberg, diolah

Tabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaRata-Rata Periode

Negara2013 2014 2015 2016 2017

Page 156: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

144

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4AmerikaAmerika Serikat (DJIA) 13.994 14.959 15.286 15.736 16.177 16.604 16.954 17.345 17.808 18.004 17.077 17.475 16.663 17.764 18.372 18.865 20.406 20.994 21.891 23.312 Amerika Serikat (S&P 500) 1.514 1.609 1.675 1.769 1.835 1.900 1.976 2.009 2.064 2.102 2.027 2.052 1.951 2.075 2.162 2.185 2.326 2.398 2.467 2.576 Argentina (MERV) 3.264 3.481 3.844 5.324 5.810 7.193 9.503 9.823 9.400 11.639 11.032 12.175 11.841 13.224 15.722 17.046 19.224 21.352 22.852 27.179 Brazil (BVSP) 58.813 53.355 50.234 52.697 47.907 52.741 57.265 52.710 49.624 54.577 48.568 46.354 43.495 50.983 57.171 61.042 64.933 63.858 69.113 74.744 Chili (IGPA) 21.974 20.658 18.681 18.630 17.945 19.038 19.269 18.963 18.963 19.499 18.528 18.392 18.239 19.534 20.319 20.932 21.963 24.269 25.435 26.942 Meksiko (BOLSA) 44.384 41.414 40.926 41.199 40.321 41.675 44.779 43.566 42.867 44.989 43.865 43.888 43.206 45.480 47.147 46.439 47.283 49.247 50.838 48.958 Asia PasifikAustralia (All Ord.) 4.951 4.960 5.075 5.286 5.336 5.438 5.521 5.337 5.691 5.711 5.352 5.228 5.056 5.303 5.518 5.510 5.785 5.841 5.777 5.975 Tiongkok (Shanghai) 2.324 2.205 2.085 2.170 2.052 2.049 2.203 2.641 3.339 4.484 3.540 3.495 2.905 2.920 3.035 3.152 3.200 3.149 3.291 3.386 India (BSE) 19.519 19.336 19.344 20.703 21.107 23.911 26.239 27.490 28.566 27.536 27.087 26.213 24.415 25.984 28.072 26.989 28.308 30.456 31.846 32.918 Jepang (Nikkei 225) 11.458 13.629 14.128 14.951 14.959 14.655 15.553 16.660 18.226 20.058 19.475 19.035 16.843 16.394 16.500 17.952 19.245 19.520 19.873 21.903 Korea Selatan (KOSPI) 1.986 1.934 1.913 2.010 1.946 1.993 2.041 1.948 1.966 2.094 1.987 2.000 1.926 1.980 2.027 2.012 2.095 2.279 2.385 2.511 ASEAN-6

Indonesia (JSX) 4.598 4.938 4.457 4.364 4.530 4.895 5.124 5.077 5.343 5.199 4.566 4.513 4.691 4.833 5.315 5.290 5.383 5.693 5.843 5.990 Malaysia (KLSE) 1.647 1.743 1.769 1.811 1.821 1.868 1.867 1.794 1.789 1.789 1.655 1.674 1.669 1.662 1.669 1.646 1.702 1.766 1.769 1.740 Filipina (PCOM) 6.419 6.850 6.391 6.248 6.197 6.742 7.049 7.187 7.693 7.753 7.288 7.007 6.773 7.399 7.853 7.123 7.259 7.782 8.014 8.359 Singapura (STI) 3.262 3.299 3.171 3.161 3.093 3.259 3.313 3.282 3.393 3.422 3.081 2.929 2.705 2.810 2.868 2.863 3.082 3.211 3.266 3.365 Thailand (SET) 1.501 1.535 1.413 1.400 1.313 1.423 1.549 1.553 1.557 1.518 1.409 1.364 1.321 1.410 1.503 1.498 1.569 1.569 1.603 1.704 Vietnam (Ho Chi Min) 471 497 489 502 566 564 607 580 576 564 591 587 559 606 659 673 704 737 783 859

EropaKawasan Euro (DJ Stoxx 50) 2.677 2.696 2.782 3.018 3.091 3.214 3.173 3.102 3.442 3.621 3.387 3.333 2.974 2.974 2.976 3.091 3.342 3.552 3.480 3.606 Inggris (FTSE 100) 6.300 6.438 6.530 6.612 6.680 6.764 6.756 6.526 6.793 6.920 6.399 6.271 5.988 6.204 6.765 6.923 7.274 7.391 7.380 7.471 Russia (RTS, $ terms) 1.557 1.363 1.349 1.445 1.278 1.265 1.246 975 833 998 835 831 758 913 958 1.037 1.141 1.068 1.060 1.138 Turki (XU100) 81.200 83.784 73.021 74.075 64.761 76.047 79.336 80.785 84.978 83.186 76.977 77.335 74.993 79.950 77.237 76.670 86.316 95.423 106.450 106.927 AfrikaAfrika Selatan (JSE AS) 40.336 39.861 42.078 44.704 46.569 49.486 51.321 49.114 51.483 53.138 50.785 51.789 49.694 52.616 52.599 50.662 52.169 52.941 55.057 58.898

Sumber: Bloomberg, diolah

Tabel 11. Indeks Harga SahamRata-Rata Periode

Negara2013 2014 2015 2016 2017

Page 157: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Lampiran

145

AmerikaAmerika Serikat 86,2 90,0 91,3 91,7 90,0 93,4 93,8 95,7Argentina 37,2 37,3 36,4 42,2 38,0 50,5 51,9 54,7Brazil 51,3 53,7 51,5 56,3 65,5 69,9 75,6 79,4Chili 11,1 11,9 12,7 14,9 17,4 21,3 25,0 26,0Meksiko 27,9 28,5 31,1 33,0 35,6 38,1 37,3 37,4Asia PasifikAustralia 22,0 26,5 28,9 32,5 36,0 39,7 41,0 42,4Tiongkok 31,4 32,2 35,0 38,8 38,7 36,7 37,1 37,8India -7,8 -6,9 -6,7 -6,7 -6,4 -6,4 -6,5 -6,2Jepang 194,9 204,4 204,8 211,9 216,3 218,0 219,8 220,2Korea Selatan 31,6 32,2 34,3 35,9 37,8 38,3 38,8 38,9ASEAN-6

Indonesia 23,1 23,0 24,9 24,7 27,4 28,3 29,0 29,1Malaysia 50,0 51,6 53,0 52,7 54,5 52,7 52,5 51,4Filipina 45,7 44,9 43,4 40,3 40,0 38,3 37,2 36,1Singapura 41,0 40,3 28,5 25,3 27,1 28,4 27,4 26,3Thailand 28,0 29,8 29,3 30,2 30,7 31,5 33,4 35,5Vietnam 39,3 38,8 42,6 46,3 49,2 52,6 52,1 51,5

EropaKawasan Euro 86,1 89,5 91,4 92,0 90,3 89,2 89,1 88,9Inggris 81,3 84,5 85,6 87,4 88,2 88,3 89,6 90,6Russia 10,8 11,5 12,7 15,6 15,9 15,6 17,3 17,9Turki 36,4 32,6 31,3 28,6 27,5 28,1 28,5 28,3AfrikaAfrika Selatan 40,7 43,3 45,9 48,6 50,5 51,3 53,9 55,5

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2017, www.tradingeconomics.com

2017F 2018F

Tabel 12. Utang Pemerintah(% PDB)

Negara 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 158: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2018

146

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1EnergiMinyak WTI (USD/ barrel ) 47,6 59,5 45,1 37,0 38,3 48,3 48,2 53,7 50,6 46,0 51,7 60,4 48,5 57,8 46,5 42,0 33,4 45,5 44,9 49,2 51,7 Batubara (USD/ton) 53,1 53,8 48,7 43,5 42,3 40,5 40,2 48,1 51,6 52,6 54,3 59,9 53,3 52,9 50,7 46,0 42,3 41,1 40,9 45,0 50,1 Gas Alam (USD/juta BTU) 3,0 2,6 2,6 2,6 2,0 2,3 3,0 2,8 3,1 3,0 3,0 3,1 3,3 2,7 2,6 2,6 2,5 2,1 2,4 2,9 2,9 LogamEmas (USD/ounce) 1.184 1.172 1.115 1.061 1.233 1.322 1.316 1.152 1.249 1.242 1.280 1.303 1.219 1.194 1.125 1.104 1.182 1.258 1.335 1.216 1.219 Timah (USD/mt) 16.605 13.920 15.525 14.555 16.700 17.050 20.025 21.125 20.175 19.975 20.675 20.025 18.393 15.600 15.108 15.047 15.399 16.878 18.579 20.668 20.003 Tembaga (USD/mt) 6.041 5.765 5.160 4.705 4.847 4.845 4.865 5.536 5.838 5.937 6.481 7.247 5.805 6.047 5.274 4.882 4.669 4.728 4.793 5.291 5.855 Alumunium (USD/mt) 1.785 1.691 1.577 1.507 1.520 1.649 1.673 1.693 1.963 1.919 2.102 2.268 1.814 1.788 1.623 1.507 1.515 1.583 1.633 1.709 1.858 Nikel (USD/mt) 12.395 11.980 10.400 8.820 8.490 9.445 10.575 10.020 10.025 9.390 10.500 12.760 14.437 13.082 10.635 9.472 8.540 8.868 10.309 10.836 10.321 PanganJagung (USD/bushel) 3,5 3,9 3,6 3,5 3,4 3,4 3,1 3,4 3,4 3,5 3,2 3,2 3,6 3,5 3,6 3,6 3,5 3,7 3,1 3,3 3,5 Gandum (USD/bushel) 5,2 5,7 4,4 4,0 4,1 3,3 2,9 3,0 3,0 4,4 3,3 3,4 5,2 4,9 4,5 4,2 4,0 3,9 3,1 2,8 3,2 Gula (cents /pon) 12,2 12,8 12,6 14,9 15,5 20,3 22,6 19,2 16,9 14,0 14,0 15,1 14,3 12,9 12,1 14,4 14,3 17,3 20,4 20,3 19,5 Kedelai (USD/ bushel) 9,6 10,5 8,7 8,5 8,9 11,6 9,2 9,7 9,1 9,1 9,2 9,2 9,8 9,6 9,5 8,7 8,7 10,3 9,9 9,7 9,9 Beras (USD/mt) 390,8 371,0 341,0 352,0 363,0 417,0 365,0 355,0 355,0 400,0 376,0 379,0 404,6 378,3 369,7 358,0 360,3 390,4 410,2 355,9 355,7 CPO (USD/mt) 580,3 595,5 503,4 511,1 682,5 601,1 662,5 712,8 639,0 605,0 643,2 588,5 624,6 599,8 511,9 504,3 578,6 649,8 649,4 681,9 704,6

Sumber: Bloomberg, diolah

2016 2017

Tabel 13. Tabel Harga Komoditas (Spot)

2015Rata-RataAkhir Periode

2015 2016 2017TW2 TW3 TW4

48,1 48,2 54,1 52,4 53,0 57,5 3,1 3,0 2,9

1.258 1.279 1.281 19.825 20.369 19.853 5.692 6.383 6.850 1.913 2.027 2.131 9.258 10.594 11.703

3,4 3,3 3,1 3,3 3,7 3,3

15,4 14,5 14,7 9,1 9,4 9,4

368,5 404,4 381,4 634,1 628,7 642,3

2017Rata-Rata

Page 159: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Tim Penyusun PEKKI Edisi I 2018

Penanggung JawabAida S. Budiman, Harmanta

EditorM. Noor Nugroho, Diah Indira, Sari Hadiyati Binhadi

Tim ProduksiM. Noor Nugroho, Diah Indira, Arief Adrianto Rasyid, Shinta Fitrianti, Andriadi Pandiatma

Rahadi, Argo Hadianto, Sonya Clarissa, Michael Christian

Kontributor Tulisan, Tabel, dan Grafik Perkembangan Ekonomi Global

M. Noor Nugroho (Perkembangan Ekonomi Global, Pasar Saham, dan Pasar Obligasi

Pemerintah); Andriadi Pandiatma Rahadi (Pasar Valuta Asing dan Pasar Komoditas)

Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Diah Indira (Amerika Serikat); Arief Adrianto Rasyid (Tiongkok, India, ASEAN-5); Shinta

Fitrianti (Jepang, Brazil); Andriadi Pandiatma Rahadi (Kawasan Euro); Argo Hadianto

(Inggris, ASEAN-5); Sonya Clarissa (India, ASEAN-5); Michael Christian (Brazil); Kantor

Perwakilan Luar Negeri Bank Indonesia New York, London, Tokyo, dan Singapura.

Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

Bambang Satya Permana dan Alia Fariza (Kerja Sama Regional); Shinta Dewi Perwitasari

dan Adif Aljhosa Niarto (Kerja Sama Multilateral).

Artikel

Arief Adrianto Rasyid (Inflasi Global “New Normal” dan Implikasi pada Kebijakan

Moneter Negara Maju); Adif Aljhosa Niarto dan Adrian Yusuf (Dimulainya Era Baru

Presidensi G20).

Lampiran, Tabel, dan Grafik

Andriadi Pandiatma Rahadi

Page 160: Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan ... · Ba 1 Perkemangan Ekonomi Individ Negara i PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL EDISI I 2018 Perkembangan

Perkem

bang

an Eko

nom

i Keuang

an dan K

erja Sam

a Internasional

Kinerja Ekonomi Global Lebih Solid, Namun Tantangan Semakin Berat

Edisi I 2018

Ed

isi I 2018