Kim Klin

28
KATA PENGANTAR AssalamualaikumWr.Wb Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan hasil laporan uji coba urin dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan, tepat waktu, yang saat ini bisa berada di tangan pembaca yang budiman. Sebab, sebesar apapun keinginan dan semangat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, tapi tanpa pertolongan dan hidayah- Nya mustahil untuk terwujud dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena pada khakikat segala daya dan upaya hanya milik Allah SWT. Adapun tujuan kami membuat Makalah hasil laporan uji coba urin ini adalah untuk Meneliti dan menyelesaikan tugas dengan baik. Yang berisi tentang beberapa hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif terhadap Urin (Protein Urin) yang telah kita dapatkan dari sumber yang terpercaya, yang sudah kami renofasi oleh kelompok kami, untuk mencapai kepuasan dan tingkat keberhasilan. Akhirnya, kami memohon kepada Allah SWT semoga selalu melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita

description

hdsfvjasfvjsfkjas

Transcript of Kim Klin

Page 1: Kim Klin

KATA PENGANTAR

                                                                                               

AssalamualaikumWr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT. 

Yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan tugas penyusunan hasil laporan uji coba

urin dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan,

tepat waktu, yang saat ini bisa berada di tangan pembaca yang

budiman.

Sebab, sebesar apapun keinginan dan semangat seseorang

untuk melakukan suatu pekerjaan, tapi tanpa pertolongan dan

hidayah- Nya mustahil untuk terwujud dengan baik dan sesuai

dengan apa yang kita inginkan. Karena pada khakikat segala

daya dan upaya hanya milik Allah SWT.

Adapun  tujuan kami membuat  Makalah  hasil laporan uji

coba urin ini adalah untuk Meneliti dan menyelesaikan tugas

dengan baik. Yang berisi tentang beberapa hasil Laporan Hasil

Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif terhadap 

Urin (Protein Urin) yang telah kita dapatkan dari sumber yang

terpercaya, yang sudah kami renofasi oleh kelompok kami, untuk

mencapai kepuasan dan tingkat keberhasilan.

Akhirnya, kami memohon kepada Allah SWT semoga selalu

melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin, 

dan memberikan manfaat dan motifasi bagi kita semua yang

mebacanya. Sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

                                                                                               

            

Page 2: Kim Klin

DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................  1

KATA PENGANTAR ....................................................................................   2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB  I   PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................        4

1.2 Tujuan Penelitian .........................................................................        5

BAB  II  LANDASAN TEORI

2.1 Devinisi Urin................................................................................        7

2.2 Pandangan Awal Mengenai

Warna...............................................        8

2.3. Pemeriksaan

Urine.......................................................................        9

2.4  Zat yang Terkandung dalam Urin.................................................

12

2.5 Kegunaan Tes Urin.......................................................................      13

2.6 Pengertian Analisa Kuantitatif......................................................      14

2.7 Macam-macam Analisa

Kuantitatif..............................................       15

BAB  III   METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampling.................................................................      16

3.2 Metode penelitian.........................................................................      16

3.3 Tempat penelitian ........................................................................      16

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Cara penelitian.........................................................................

17

4.2 Tabel Hasil

Pengamatan............................................................       18

Page 3: Kim Klin

4.3

Pembahasan..............................................................................

18

BAB V PENUTUP

5.1  Kesimpulan................................................................................      19

5.2 Saran...........................................................................................      19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................      20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi

dari tubuh manusia menjadi sebuah hal yang menarik untuk

dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang

mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran

fungsinya. Sistem organ dengan sistem kerja masing – masing

saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh.

Dari berbagai sistem, kita mengenal sistem perkemihan

dimana dari organ-nya dan fungsinya. Adapun hal yang menarik

Page 4: Kim Klin

bahwa zat yang dikeluarkan atau yang dikenal dengan nama

urine dapat menjadi sebuah penelitian akan kondisi kesehatan

tubuh seseorang. Disini telah disusun berbagai hal menarik

mengenai urine.

  Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang

diekskresikan  oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari

dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan

untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang

disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan

tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin

sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh

adalah melalui sekresi urin

 Dalam praktikum uji urin, peneliti dapat mengetahui

kandungan yang ada dalam urin. Begitu pula dapat mengetahui

zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin. Apabila

zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka

kita dapat mengetahui secara lebih cepat.

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa

metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu

bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara

lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak

hanya berupa urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa

keringat, gas karbon dioksida,serta zat warna empedu.

Adapun alasan lain ialah karena dengan meakukan

percobaan ini kami dapat lebih memahami penyakit gangguan

ginjal, penyebab dan cara mencegahnya. Karena dengan

Page 5: Kim Klin

melakukan percobaan ini kami dapat lebih mudah mengingat

dan memahami materi yang di ajarkan dibandingkan dengan

hanya membaca di buku.

1.2  Tujuan Percobaan

1.2.1           Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam urin.

1.2.2           Mengetahui PH urin .

1.2.3           Mengetahui urin bersifat basa atau asam

1.2.4           Memeriksa kandungan glukosa, albumin, klorida, dalam urin

1.2.5           Mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin

1.2.6           Membuktikan kandungan urea dalam urin

Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui

lebih banyak akan kandungan urine, dan fungsi urine sebagai

petunjuk akan cermin kesehatan seseorang dan mampu

melakukan uji coba mengenai urine.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1  Devinisi Urin

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa

metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik.

Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan

Page 6: Kim Klin

interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi

ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap

kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang

tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai

senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang

keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat

diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat

menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat

digunakan untuk mempercepat

pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang

dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes

akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin

orang yang sehat.

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti

racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum

menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan

dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau

saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan

mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan

saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup

steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea.

Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang

steril

Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak

menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti

air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning

pekat atau cokelat.

http://id.wikipedia.org/wiki/Urin

Diakses pada hari Jum’at,12 September 2014

Page 7: Kim Klin

Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa Urin atau air

seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh

ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui

proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang

molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan

untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. 

2.2  Pandangan Awal Mengenai Warna

1.      Kuning jernih

Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh

Anda sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat

setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin

dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang

khas.

2.      Kuning tua atau pekat

Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan

cairan. Namun bila terjadi terus, segera periksakan diri Anda ke

dokter karena merupakan tahap awal penyakit liver.

3.      Kemerahan

Urin merah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal

dan kandung kemih. Namun bisa juga karena mengonsumsi obat

pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.

4.      Oranye

Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium,

antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih

dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi

oranye.

Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi

penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar,

urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang

Page 8: Kim Klin

mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau

menyengat.

2.3  Pemeriksaan Urine

Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah

pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang

meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang

dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan

urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton,

bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.

1.         Pemeriksaan Makroskopik

Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat

jenis, bau dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk

menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif

suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam

keseimbangan cairan badan.

Pemeriksaan Makroskopik adalah pemeriksaan yang meliputi :

a.    Volume urin

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti

umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu

badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata

didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml

untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam

lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.

Page 9: Kim Klin

Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini

dikatakan oliguri, keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea,

muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun.

Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24

jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock

dan kegagalan ginjal

b.      Warna urin

Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena

kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin

dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning

tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu

dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin,

obat yang dimakan maupun makanan. Warna normal urin

berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan

oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan

porphyrin.

c.       Berat jenis urin

Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan

ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan

memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter,

refraktometer dan reagens 'pita'

d.      Bau urin

Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah

menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan

seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-

buahan seperti pada ketonuria.

e.       pH urin

Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan

asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan

Page 10: Kim Klin

dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu

penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi

petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli

biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan

kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak

akan menyebabkan urin bersifat basa

2.         Pemeriksaan Mikroskopik

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu

pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui adanya

kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya

penyakit

3.         Pemeriksaan Kimia Urin

Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin

dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil

cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita.

Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di

Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH,

protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit.

a.    Pemeriksaan glukosa

                 Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai

reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan

dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara

reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang

mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa,

fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan

seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih

sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat

Page 11: Kim Klin

mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan

pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.

b.   Benda- benda keton

                        Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan

asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka

urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton

dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat

lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton

dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil

positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung

bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-hidroksi-

quinoline yang berlebihan.

                        Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton

dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan

metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan

metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam

jumlah yang tinggi.

c.     Pemeriksaan bilirubin

Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium

dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna

biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene

diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang

dipakai adalah asam sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil

positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran

empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat

mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi

sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung

metabolit pyridium atau serenium.

d.   Pemeriksaan urobilinogen

Page 12: Kim Klin

Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal

kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl

urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan

oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang

berlebihan di dalam tubuh.

Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin,

adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan

saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid. Dengan

pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin

per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada

eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan

mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila urin mengandung

vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila

urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase

dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat

pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.

http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-

pemeriksaan-urine

2.4  Zat yang Terkandung dalam Urin

2.4.1.      Air. Kandungan air dalam darah dikeluarkan dari tubuh jika

konsentrasinya terlalu tinggi.

2.4.2.      Empedu. Berasal dari hasil perombakan sel darah merah di

hati dan memberi warna kekuningan pada urine

2.4.3.      Garam. Garam dikeluarkan untuk menjaga konsentrasi garam

di darah supaya tidak berlebih.

2.4.4.      Urea (9,3 g/L). Merupakan hasil dari perombakan protein.

2.4.5.      Asam urat. Merupakan hasil dari perombakan protein.

2.4.6.      Amonia. Merupakan hasil dari perombakan protein. Amonia

memberi bau pada urine.

Page 13: Kim Klin

2.4.7.      Obat-obatan. Obat-obatan dibuang supaya tidak menjadi

racun dalam tubuh. Itulah sebab mengapa sehabis minum obat

urine kita menjadi berbau seperti obat.

2.4.8.      Asam klorida (1,87 g/L)

2.4.9.      Sodium (1,17 g/L)

2.4.10.  Potasium (0,75 g/L)

2.4.11.  Gula. Gula ditemukan pada urine penderita diabetes dan tidak

akan ditemukan pada urine orang yang sehat.

2.4.12.  Nitrogen

2.4.13.  Fosfor

2.4.14.  Kreatinin (0,67 g/L)

2.4.15.  Asam sulfat

http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/09/15-zat-yang-

terkandung-dalam-urine.html

2.5  Kegunaan Tes Urin

Tes urine biasanya digunakan perusahaan bagi para karyawan

baru untuk menjalani prosedur penerimaan karyawan baru. Pada

umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat-zat yang

seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya, protein, zat

gula, bakteri, kristal-kristal tertentu dalam jumlah yang besar.

Tes urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat-

zat narkoba. 

Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banyak,

antara lain penyakit ginjal,diabetes (kencing manis),

gangguan hati (lever), eklampsia (pada wanita hamil), dan

beberapa lagi lainnya. Pada penyakit-penyakit tersebut, tes urine

tetap harus didampingi dengan pemeriksaan fisik. Sebab, tes

urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya penyakit

dalam tubuh. Setelah menjalani tes, maka sebagai pemilik tubuh,

Anda berhak menanyakan tujuan tes urine tersebut serta hasil

Page 14: Kim Klin

yang didapat kepada petugas yang memeriksa atau perusahaan

tempat Anda bekerja.

http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/

kegunaan.tes.urine/005/005/226

2.6   Pengertian Analisa Kuantitatif

Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah (dalam

ilmu sosial) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya

sehingga dapat dikaji secara langsung (Sudarmadji et al, 1989). Zat yang

ditetapkan tersebut seringkali dinyatakan sebagai konstituen/analit yang

menyusun sebagian besar atau sebagian kecil dari sample yang dianalisis

(Underwood, 2002).

Kata analisa (analisis) berasal dari bahasa Yunani kuno yang masuk kedalam

bahasa Latin modern yaitu kata analusis yang berarti melepaskan. Kata analusis

sendiri terdiri atas dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali dan luein yang

berarti melepas sehingga analuein berarti melepas kembali atau mengurai

(Sudarmadji et al,. 1989).  Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari

kadar kandungan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau

sampel (Pudjaatmaka, 2002). Analisa kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion

atau molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006).

Data yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga

dapat digunakan untuk  menetapkan  komponen  atau penyusun bahan tersebut

(Haryadi, 1993). Prinsipnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai

kesetimbangan pada penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor yang

mengganggu dan diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik

akhir titrasi (Khopkar, 2003).

Page 15: Kim Klin

2.7 Macam-macam Analisa Kuantitatif

1.      Analisa Titrimetri

Analisis titrimetri dianggap lebih baik dalam menunjukkan proses titrasi

dibandingkan dengan analisis volumetri (Pudjaatmaka dan Setiono,

1994). Analisa titrimetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada

pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara

stoikiometri dengan zat yang ditentukan (Rivai, 2006)

2.      Analisa Gravimetri

Analisa gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling

tua dan sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan zat lainnya. Analisa

gravimetri adalah analisa yang menyangkut pengukuran berat (Rivai, 2006).

Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna hingga kualitas analit yang tak

terendapkan secara analitis tak dapat terdeteksi (Day dan Underwood, 2002).

3.      Analisa Instrumental

Analisa kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi energy dengan

materi(matter- energy interaction). Juga didasarkan pada pengukuran

besaran fisik untuk menetukan jumlah zat atau komponen yang dicari atau non-

stoikhiometri. Diatas disebutkan interaksi materi energy. Energy ada bermacam-

macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini juga bermacam-

macam menurut macam energy yang digunakan dan dalam penggunaan energy

tertentu. Istilah instrumental merujuk pada suatu instrumen yang khusus dalam

tahap-tahap pengukuran suatu sampel (Day dan Underwood, 2002).

http://dessdonndinn.wordpress.com/2012/05/20/analisa-kualitatif-

kuantitatif/

Page 16: Kim Klin

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1         Populasi dan sampling

Yang kami jadikan sebagai sampling dalam penelitian ini adalah urin siswa siswi

SMK Kesehatan Insan Bhakti Husada Lamongan.

3.2         Metode Penelitian

      Dalam penelitian kali ini metode yang kami gunakan ialah metode uji coba

lapangan atau eksperimen. Metode eksperimen kami gunakan untuk uji coba

penelitian. Di samping itu, kami juga menggunakan metode kepustakaan

khususnya untuk mengetahui zat yang terkandung dalam urin tersebut.

3.3         Tempat Penelitian

      Agar kami lebih mudah melakukan Eksperimen penelitian kali ini.Maka

dalam penelitian kali ini kami menggunakan laboratorium SMK Kesehatan Insan

Bhakti Husada Lamongan.

Page 17: Kim Klin

BAB IV

HASIL PENELITIAN

DAN

PENGAMATAN

4.1          Cara penelitian :

a.       Alat :

1.              Tabung reaksi

2.              Penjepit tabung reaksi

3.              Rak tabung

4.              Pipet tetes

5.              Corong

6.              Pipet volume

7.              Lampu spiritus/ bunsen

8.              Beker glass

b.      Bahan :

Urin patologis

c.       Reagen :

                  Asam Asetat 6%

d.      Cara kerja

1.      Menyediakan alat dan bahan

2.      Mengambil urin dari beberapa siswa

3.      Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung 2

hingga dua per tiga tabung

4.      Kedua tabung di miringkan, panaskan bagian atas urin  sampai

mendidih

5.      Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut

dengan cara membandingkan dengan urin bagian bawah.

Page 18: Kim Klin

6.      Jika urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn  maka hasilnya

negatif

7.       jika urin dalam dalam tabung terjadi kekeruhan  maka

tambahkan asam asetat 6% sebanyak 3-5 tetes.

8.      Panaskan lagi sampai mendidih, Jika urine kembali

bening/kekeruahn menghilang maka hasilnya negatif. Jika

kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.

4.2          Tabel Hasil Pengamatan

Tabung Warna/

bentuk

Penelitian Kadar

I Kuning,

bening

Negatif Tidak ada kekeruhan

II Kuning, keruh Positif Kekeruhan ringan tanpa

butiran

III Kuning,

bening

Negatif Tidak ada kekeruhan

4.3    Pembahasan

         Percobaan urin Tabung I awalnya berwarna kuning, encer.

Setelah dibakar warna urin masih tetap kuning dan bening.

Kemudian ditetesi dengan Asam Asetat 2-3 tetes, warnanya

tetap kuning dan bening. Dengan hasil Negatif (-) yang

mengandung kadar tidak ada kekeruhan.

         Percobaan urin Tabung II awalnya berwarna kuning, encer.

Setelah dibakar warna urin masih tetap kuning dan bening.

Kemudian ditetesi dengan Asam Asetat 2-3 tetes, warnanya

Page 19: Kim Klin

berubah kuning dan agak keruh. Dengan hasil Positif+(+) yang

kekeruhan ringan tanpa butiran.

         Percobaan urin Tabung III awalnya berwarna kuning, encer.

Setelah dibakar warna urin masih tetap kuning dan bening.

Kemudian ditetesi dengan Asam Asetat 2-3 tetes, warnanya

tetap kuning dan bening. Dengan hasil Negatif (-) yang

mengandung kadar tidak ada kekeruhan.

            Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya

adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam

hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat

sisa metabolisme lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium,

sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat

kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal

kapur dsb).

BAB V

PENUTUP

5.1.       Kesimpulan

Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan

melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli

permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut

akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal

yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin

selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga

bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ

tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal,

uterus dan lain-lain.

Salah satu komponen urine adalah indikan yang merupakan

bagian terpenting dari sulfat eterial urine. Indikan berasal dari

Page 20: Kim Klin

pembusukan priptofan dalam usus. Triptofan oleh bakteri usus

diubah menjadi indol yang kemudian mengalami penyerapan

kembali kedalam darah dan dibawa ke hati. Di dalam hati indol

mengalami oksidasi dan konjugasi menjadi indoksil sulfat

( indikan ). Jumlah indikan urine menggambarkan proses

pembusukan dalam usus.

Dalam uji coba ada beberapa cara misalnya uji benedict

untuk menguji adanya glukosa urin dan uji heller untuk

mengetahui adanya protein ataupun garam urea urine.

5.2.       Saran

Setiap hari orang harus mengeluarkan berbagai zat yang

tidak dibutuhkan oleh tubuh. Tapi terkadang urin yang

dikeluarkan menimbulkan bau yang tidak sedap, kebanyakan

bau dari urin hanya bersifat sementara. Tapi jika hal tersebut

terus berlanjut selama beberapa hari sebaiknya melakukan

pemeriksaan kedokter.