kilas_resensi

3
COMPFEST “Ide kami lebih fresh daripada tim lain: mengangkat permain- an tradisional gundu sebagai konsep Ga- meDesign yang bisa dimainkan di platform Android Mobile, kami sebut Game Gundu Tubruk,“ cerita M. Hilman Beyri (IF ’09), salah satu anggota tim Org.Com Softwork yang memenangkan kompetisi GameDesign pada Compfest 2011. Compfest 2011 adalah sebuah acara bertemakan IT yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, diadakan pada tanggal 24 -26 Juni 2011 dan diikuti oleh PTN seluruh Indonesia. Bidang kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa ITB adalah Programming and Game Design. Kompetisi GameDesign dimenangkan oleh Hilman dan tiga orang rekannya (juga IF ’09) setelah me- nyisihkan tiga tim lainnya—dua diantaranya juga mewakili ITB—pada babak empat besar. Hilman mengatakan bahwa tugas lab dari asisten, yang mengharuskannya membuat aplikasi Android Mo- bile, merupakan inspirasinya berkarya pada Comp- fest 2011. Ia mengaku, Inkubator IT HMIF juga mampu memberi dukungan dan atmosfer yang baik bagi timnya. Pada bidang Programming, ITB juga menyabet juara pertama melalui tim Dongskar Pedongi, yang dua di antara anggotanya masih angkatan 2010. “Kami sudah bertemu dari olimpiade komputer SMA; sudah kenal dengan angkatan atas yang satu tim. Latihan kebanyakan otodidak bersama tim tanpa melibat- kan dosen,” ujar Abdurrosyid Broto (IF ‘10).(rama) [] KEMENANGAN Sebagai LANGKAH AWAL UBG (Unit Basket Ganesha) berhasil mencatatkan sebuah prestasi di lapangan. Mereka mendapat juara pertama di acara Spare7 FKM UI yang dise- lenggarakan di Universitas Indonesia, Depok. Pada rangkaian acara ini, ada juga tanding futsal, hingga lomba tari tradisional yang diselenggarakan untuk SMA dan mahasiswa. Untuk pertandingan basket sendiri, diadakan mulai tanggal 24 Juni 2011 hingga finalnya 27 Juni 2011. ITB adalah satu-satunya wakil kota Bandung. Lawan main UBG ITB mewakili Sipil UI, Universitas Bung Karno, FISIP UI yang dihadapi di semifinal, dan terakhir UNAS Jakarta yang berduel dengan mereka di final. Saat final, suporter UBG berdatangan dan memberikan dukungan yang ternyata tidak sia-sia. Meski dihujani berbagai perkataan dari suporter la- wan, pada akhirnya kemenangan tetap di tangan. “Tenang, tetapi tetap menang,” begitu yang dikata- kan Clive (TK ‘10), salah satu anggota tim UBG yang bertanding di UI. Saat ditanya bagaimana awal mereka mengikuti pertandingan ini, ternyata UBG sedang memper- siapkan diri untuk mengikuti Libama (Liga Basket Mahasiswa), sebuah kompetisi basket lain yang diadakan Perbasi sekitar bulan Oktober hingga De- sember 2011 nanti. Semoga kemenangan ini me- nambah semangat mereka untuk menghadapi ajang bergengsi tesebut.(linda)[] Berjaya di Luar, Tetapi Tidak di Kampus Sendiri Unit Robotika ITB berhasil membawa pulang be- berapa penghargaan di lomba tahunan yang dis- elenggarakan oleh DIKTI, Kontes Robot Nasional. Perlombaan pada tanggal 11 hingga 12 Juni 2011 diselenggarakan di Graha Sabha Pramana, UGM. Ada tiga kategori robot yang dilombakan: KRI (Kontes Robot Indonesia), KRCI (Kontes Robot Cerdas In- donesia), dan KRSI (Kontes Robot Seni Indonesia). Untuk kategori KRCI sendiri dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu robot beroda, berkaki dan battle. Robot KRI yang bertemakan Loy Krathong, Lighting Happiness with Friendship harus memindahkan tiga bunga ke lokasi tertentu. KRCI menuntut keahl- ian robot dalam memadamkan api dan memainkan bola, sedangkan robot KRSI dinilai dari gerakan ro- bot menarikan Klono Topeng. Ada beberapa kejadian menarik: pada robot KRI sempat terjadi insiden terbakarnya komponen ro- bot yang menghambat pertandingan. Setelah di- lakukan perbaikan seadanya, ternyata robot lawan rusak saat pertandingan. Alhasil, meski hanya me- mindahkan satu dari tiga bunga, tim Robotika ber- hasil masuk ke semifinal dan akhirnya menjadi juara empat di tingkat regional. Sedangkan pada robot berkaki yang berbentuk laba-laba, terjadi kesala- han pada kabel sehingga ia tidak dapat berfungsi pada pertandingan regional. Namun, setelah diang- kat dan diletakkan, robot tersebut kembali normal. Meski hanya juara tiga pada tingkat regional, na- mun pada akhirnya juara satu tingkat nasional pun berada di tangan. Para pemenang di tingkat regional dan nasional mendapat sertifikat dan trofi. Untuk pemenang kategori KRI, ada kesempatan untuk mengikuti ajang Aburobokon, yaitu kontes robot resmi se-Asia Pasifik di Thailand. Sedangkan untuk kategori KRCI, pemenang akan mengikuti Trinity Fighting Robot. Sayangnya, tim Robotika mendapat sambutan yang kurang baik saat kembali ke kampus Ganesha tercinta. Dengan kondisi membawa berbagai robot yang tentunya tidak ringan, ditambah lagi dengan kit yang mereka bawa yang tidak sedikit jumlahnya, bus mereka dilarang masuk. Unit ini juga belum me- miliki sekre sendiri. Meskipun demikian, Robotika tetap berkarya. Saat ini, mereka sedang memper- siapkan Techno Corner yang bertempat di UGM. (linda)[] Alam Sunda, Alam Urang Sadaya” Rangkaian acara Lustrum dibuka dengan Pasang- giri Rampak Sekar yaitu perlombaan paduan suara berbahasa sunda, acara berlangsung di Aula Timur pada 25 dan 26 Juni 2011. Dilanjutkan dengan Festival Tatar Sunda tgl 9 Juli 2011 di Lapangan Cinta ITB. Menampilkan wahana- wahana dengan suasana kesundaan yang mengajak pengunjung berinteraksi langsung dengan alam dan dilakukan juga pembagian bibit tanaman. Acara ini sempat tertunda dari tanggal 3 Juli 2011 di Taman Ganesha karena kedatangan Presiden SBY ke Band- ung. Rangkaian acara ditutup dengan Pagelaran pk 19.00 di Lapangan Basket ITB. Pagelaran menampilkan kesenian khas sunda, yaitu: Upacara Bubuka, Tari Merak, Kecapi Suling Tembang, Rampak Kendang, Tari Jaipong Kembang Tanjung, dan Longser “Paba- liut Runtah”. Menurut Ketua LSS ITB, Ilyasa Mufti Muhyidin, rangkaian acara Lustrum berjalan sukses diikuti dengan jumlah pengunjung yang datang me- lebihi ekspektasi panitia.(sandro)[] sumber: dokumentasi robotika sumber: internet sumber: dokumentasi UBG sumber: internet sumber: internet

description

Sayangnya, tim Robotika mendapat sambutan yang kurang baik saat kembali ke kampus Ganesha tercinta. Dengan kondisi membawa berbagai robot yang tentunya tidak ringan, ditambah lagi dengan kit yang mereka bawa yang tidak sedikit jumlahnya, bus mereka dilarang masuk. Unit ini juga belum me- miliki sekre sendiri. Meskipun demikian, Robotika tetap berkarya. Saat ini, mereka sedang memper- siapkan Techno Corner yang bertempat di UGM. (linda)[] sumber: dokumentasi UBG sumber: dokumentasi robotika

Transcript of kilas_resensi

COMPFEST

“Ide kami lebih fresh daripada tim lain: mengangkat permain-an tradisional gundu sebagai konsep Ga-meDesign yang bisa dimainkan di platform Android Mobile, kami sebut Game Gundu Tubruk,“ cerita M. Hilman Beyri (IF ’09), salah satu anggota tim Org.Com Softwork yang memenangkan kompetisi GameDesign pada Compfest 2011.

Compfest 2011 adalah sebuah acara bertemakan IT yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, diadakan pada tanggal 24 -26 Juni 2011 dan diikuti oleh PTN seluruh Indonesia. Bidang kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa ITB adalah Programming and Game Design.

Kompetisi GameDesign dimenangkan oleh Hilman dan tiga orang rekannya (juga IF ’09) setelah me-nyisihkan tiga tim lainnya—dua diantaranya juga mewakili ITB—pada babak empat besar. Hilman mengatakan bahwa tugas lab dari asisten, yang mengharuskannya membuat aplikasi Android Mo-bile, merupakan inspirasinya berkarya pada Comp-fest 2011. Ia mengaku, Inkubator IT HMIF juga mampu memberi dukungan dan atmosfer yang baik bagi timnya.

Pada bidang Programming, ITB juga menyabet juara pertama melalui tim Dongskar Pedongi, yang dua di antara anggotanya masih angkatan 2010. “Kami sudah bertemu dari olimpiade komputer SMA; sudah kenal dengan angkatan atas yang satu tim. Latihan kebanyakan otodidak bersama tim tanpa melibat-kan dosen,” ujar Abdurrosyid Broto (IF ‘10).(rama)[]

KEMENANGANSebagaiLANGKAH AWAL

UBG (Unit Basket Ganesha) berhasil mencatatkan sebuah prestasi di lapangan. Mereka mendapat juara pertama di acara Spare7 FKM UI yang dise-lenggarakan di Universitas Indonesia, Depok. Pada rangkaian acara ini, ada juga tanding futsal, hingga lomba tari tradisional yang diselenggarakan untuk SMA dan mahasiswa. Untuk pertandingan basket sendiri, diadakan mulai tanggal 24 Juni 2011 hingga finalnya 27 Juni 2011.

ITB adalah satu-satunya wakil kota Bandung. Lawan main UBG ITB mewakili Sipil UI, Universitas Bung Karno, FISIP UI yang dihadapi di semifinal, dan terakhir UNAS Jakarta yang berduel dengan mereka di final. Saat final, suporter UBG berdatangan dan memberikan dukungan yang ternyata tidak sia-sia. Meski dihujani berbagai perkataan dari suporter la-wan, pada akhirnya kemenangan tetap di tangan. “Tenang, tetapi tetap menang,” begitu yang dikata-kan Clive (TK ‘10), salah satu anggota tim UBG yang bertanding di UI.

Saat ditanya bagaimana awal mereka mengikuti pertandingan ini, ternyata UBG sedang memper-siapkan diri untuk mengikuti Libama (Liga Basket Mahasiswa), sebuah kompetisi basket lain yang diadakan Perbasi sekitar bulan Oktober hingga De-sember 2011 nanti. Semoga kemenangan ini me-nambah semangat mereka untuk menghadapi ajang bergengsi tesebut.(linda)[]

Berjaya di Luar,Tetapi Tidak di Kampus

SendiriUnit Robotika ITB berhasil membawa pulang be-berapa penghargaan di lomba tahunan yang dis-elenggarakan oleh DIKTI, Kontes Robot Nasional. Perlombaan pada tanggal 11 hingga 12 Juni 2011 diselenggarakan di Graha Sabha Pramana, UGM. Ada tiga kategori robot yang dilombakan: KRI (Kontes Robot Indonesia), KRCI (Kontes Robot Cerdas In-donesia), dan KRSI (Kontes Robot Seni Indonesia). Untuk kategori KRCI sendiri dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu robot beroda, berkaki dan battle.

Robot KRI yang bertemakan Loy Krathong, Lighting Happiness with Friendship harus memindahkan tiga bunga ke lokasi tertentu. KRCI menuntut keahl-ian robot dalam memadamkan api dan memainkan bola, sedangkan robot KRSI dinilai dari gerakan ro-bot menarikan Klono Topeng.

Ada beberapa kejadian menarik: pada robot KRI sempat terjadi insiden terbakarnya komponen ro-bot yang menghambat pertandingan. Setelah di-lakukan perbaikan seadanya, ternyata robot lawan rusak saat pertandingan. Alhasil, meski hanya me-mindahkan satu dari tiga bunga, tim Robotika ber-hasil masuk ke semifinal dan akhirnya menjadi juara empat di tingkat regional. Sedangkan pada robot berkaki yang berbentuk laba-laba, terjadi kesala-han pada kabel sehingga ia tidak dapat berfungsi pada pertandingan regional. Namun, setelah diang-kat dan diletakkan, robot tersebut kembali normal. Meski hanya juara tiga pada tingkat regional, na-mun pada akhirnya juara satu tingkat nasional pun berada di tangan.

Para pemenang di tingkat regional dan nasional mendapat sertifikat dan trofi. Untuk pemenang kategori KRI, ada kesempatan untuk mengikuti ajang Aburobokon, yaitu kontes robot resmi se-Asia Pasifik di Thailand. Sedangkan untuk kategori KRCI, pemenang akan mengikuti Trinity Fighting Robot.

Sayangnya, tim Robotika mendapat sambutan yang kurang baik saat kembali ke kampus Ganesha tercinta. Dengan kondisi membawa berbagai robot yang tentunya tidak ringan, ditambah lagi dengan kit yang mereka bawa yang tidak sedikit jumlahnya, bus mereka dilarang masuk. Unit ini juga belum me-miliki sekre sendiri. Meskipun demikian, Robotika tetap berkarya. Saat ini, mereka sedang memper-siapkan Techno Corner yang bertempat di UGM.(linda)[]

“Alam Sunda,Alam Urang Sadaya”

Rangkaian acara Lustrum dibuka dengan Pasang-giri Rampak Sekar yaitu perlombaan paduan suara berbahasa sunda, acara berlangsung di Aula Timur pada 25 dan 26 Juni 2011.

Dilanjutkan dengan Festival Tatar Sunda tgl 9 Juli 2011 di Lapangan Cinta ITB. Menampilkan wahana-wahana dengan suasana kesundaan yang mengajak pengunjung berinteraksi langsung dengan alam dan dilakukan juga pembagian bibit tanaman. Acara ini sempat tertunda dari tanggal 3 Juli 2011 di Taman Ganesha karena kedatangan Presiden SBY ke Band-ung.

Rangkaian acara ditutup dengan Pagelaran pk 19.00 di Lapangan Basket ITB. Pagelaran menampilkan kesenian khas sunda, yaitu: Upacara Bubuka, Tari Merak, Kecapi Suling Tembang, Rampak Kendang, Tari Jaipong Kembang Tanjung, dan Longser “Paba-liut Runtah”. Menurut Ketua LSS ITB, Ilyasa Mufti Muhyidin, rangkaian acara Lustrum berjalan sukses diikuti dengan jumlah pengunjung yang datang me-lebihi ekspektasi panitia.(sandro)[]

sumber: dokumentasi robotika

sumber: internet

sumber: dokumentasi UBG

sumber: internet

sumber: internet

BERLAYAR BAK DEWA, ATAS NAMA BANGSATim Ganesha Catat Prestasi di Ajang Internasional Indonesia yang diwakili oleh Tim Ganesha berhasil meraih Juara 3 dalam L’oreal Brandstorm 2011 In-ternational Final di Paris, Perancis. Kompetisi yang berlangsung pada 15-16 Juni 2011 lalu ini merupa-kan ajang persaingan ide dan konsep bisnis untuk mahasiswa Jurusan Marketing di seluruh dunia.

Sebelumnya, tim yang beranggotakan Teuku Faris Riandi, Desita Herdini Arumsari, dan Fabila Mahad-ira dari SBM ITB ini telah memenangkan Juara Na-sional L’Oreal Brandstorm 2011 tanggal 13 April lalu di Jakarta, menyisihkan 70 tim lain dari universitas di seluruh Indonesia.

Tim Ganesha menciptakan terobosan konsep perawatan salon untuk pria dengan memahami ketidaknyamanan pria ketika melakukan perawatan di salon wanita. Tim Ganesha mengembangkan kon-sep Koffie Men’s Hair dengan tagline “Give your hair a Koffie break”. Di Koffie, pria bisa menikmati per-awatan mereka dalam suasana kafe yang nyaman sambil menikmati secangkir kopi. Para penata ram-but akan mengenakan celemek layaknya para bar-ista di kedai kopi. Faris, Desita, dan Abi sedang berada di Hong Kong ketika dihubungi Boulevard lewat pesan singkat. Se-bagai Juara 3, Tim Ganesha berhak mendapatkan hadiah paket liburan ke manapun di dunia senilai 2.500 Euro.

“Sangat menyenangkan, kita bisa implement pela-jaran bisnis dengan cara yang fun. Dan yang spesial di kompetisi ini kita bisa create trend, di mana bi-asanya kita cuma follow trend,” jawab Faris ketika ditanya mengenai kesan terhadap kompetisi yang diikutinya.

Untuk pertama kalinya sejak Indonesia berpartisi-pasi pada tahun 2009, tim Indonesia berhasil men-empati posisi tiga besar dalam ajang ini mengikuti tim dari India (Juara 2) dan Singapura (Juara 1). Di-tanya mengenai pesaing mereka, Faris menjawab, “Singapura bisa mengombinasikan teknologi ke dalam produk mereka, kalo India lebih bagus dalam hal presentasi skill. Untuk kedepannya, yang jelas kita harus bikin konsep dan filosofi brand yang unik, karena itu selling point terbesar kita dan termasuk keunggulan kita tahun ini.”(dinda)[]

Judul : KRI Dewa Ruci, Pelayaran Pertama Menaklukkan Tujuh SamudraPenulis : Cornelis KowaasPenerbit : KompasJenis Buku : nonfiksiHarga : Rp 79.000,00

“Demonstrasikan Keagungan Bangsa Indonesia!”Itulah amanat Presiden Soekarno tatkala KRI Dewa Ruci akan berlepas dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk melaksanakan pelayaran keliling dunianya yang per-tama pada tahun 1964. Buku ini mengisahkan pelayaran KRI Dewa Ruci selama delapan bulan mengelilingi lima benua dan melintasi tujuh perairan terluas dunia hingga kembali ke haribaan pertiwi.

Melalui buku ini, pembaca dapat memperoleh wawasan akan keindahan panorama serta perilaku alam penjuru du-nia, juga kebudayaan berbagai bangsa, seperti ujar Kowaas tentang sebuah Kapal Belanda tidak melaksanakan etika penghormatan ketika berpapasan dengan KRI Dewa Ruci di laut karena masih terlena dengan kejayaan pernah men-guasai Indonesia. Kenallah karakter masyarakat Mesir yang blak-blakan, kebiasaan melempar botol berisi pesan di Se-lat Messina yang selalu dibalas oleh penduduk pulau, cerita tentang awak kapal yang menawarkan bertandang ke ru-mah kekasihnya seorang wanita Yugoslavia, namun rupanya adat menyatakan hal tersebut sebagai bentuk lamaran. Ya, lain ladang lain belalang.

Dewa Ruci memberi gambaran mengenai bangsa Indonesia yang dihormati oleh dunia atas perjuangannya menuju ke-merdekaan, serta kesan terhadap keramahan sikap yang disajikan awak kapal, sebagai representatif bangsa Indone-sia yang beradab. Sejak 1965, buku ini telah dicetak ulang sebanyak tiga kali agar dapat terus membangkitkan seman-gat bahari generasi muda—mengingatkan masyarakat akan kebesaran maritim Indonesia pada zamannya.[]

Buku

MusikSeruan kepada Para Penguasa

Judul : The Battle of Los AngelesArtis : Rage Against the MachineTahun : 1999Label :

Bunyi gitar berefek khas Tom Morello dan dentuman drum Brad Wilk langsung menghentak di awal lagu “Testify”. Tak lama kemudian, suatu harmoni cam-puran rock, funk dan hip hop terbentuk ketika suara bass Tim Commorford masuk bersamaan dengan lantunan lirik-lirik penuh kritik sosial a la Zack de la Rocha. “Testify” membuka album Battle of L.A (album ketiga Rage against the Machine) dengan suatu pesan bahwa saat itu semua orang seakan menutup mata dan telin-ga akan apa yang terjadi. Nama album ini diambil dari kejadian kejadian penyerangan udara di L.A sekitar tahun 1942. Walaupun

album ini keluar sejak 1999 lalu, tetap saja pesan dibalik tiap la-gunya terkesan kontemporer.

Lagu-lagu selanjutnya menerus-kan kritik-kritik kepada pemer-intahan Amerika saat itu seperti di lagu “Sleep now in the fire“. Dalam lagu ini, digambarkan se-seorang yang bisa mengeluarkan uang berapapun demi melancar-kan kepentingannya. Ia bisa ber-buat apapun termasuk memen-jarakan atau membunuh orang lain. R.A.T.M di Amerika bisa dibilang mirip dengan Iwan Fals di Indonesia. Keduanya menjadi simbol kontrol sosial masyarakat kepada pemerintah.[]

oleh Muhammad Fakhry Hatta

oleh Sausan Atika Maesara

sumber: internet

sumber: internet

sumber: internet

sumber: internet

Perjuangan Seorang RajaFilm

Berbicara di depan umum kerap menjadi masalah bagi banyak orang. Hal ini juga menimpa pangeran Albert, Sang Duke of York. Baginya, berbicara di depan umum merupakan sebuah momok yang me-nakutkan.

Kematian sang Ayah, Raja George V (Michael Gam-bon) membuat Albert berada dalam kondisi yang sulit. Kakaknya, David (Guy Pearce), putra mahkota yang seharusnya menggantikan posisi Raja George V justru terlibat sebuah skandal percintaan sehingga Albert harus menggantikan ayahnya, menjadi Raja George VI.

Dengan kondisinya yang gagap, Albert sungguh frustasi dan merasa tidak pantas menjadi seorang Raja. Maka istrinya, Elizabeth (Helena Bonham Carter), mempertemukannya dengan Lionel Logue (Geoffery Rush), seorang terapis asal Australia yang kemudian membawa Albert pada hal-hal luar biasa dalam hidupnya.

Dibuka dengan sebuah adegan dimana pangeran Al-bert, Sang Duke of York membacakan sebuah naskah pidato, film ini membawa penonton langsung ke benang merah cerita. Rutinitas-rutinitas yang di-alami Albert bersama Logue dapat dikemas menarik oleh Tom Hooper. Namun ada kalanya film ini men-jadi datar tanpa adanya konflik selain rasa tertekan yang dialami Albert atas kondisinya yang gagap.

Meskipun begitu, film yang diangkat dari kisah nyata ini terbukti mampu meraih empat piala Oscar seka-ligus dalam ajang Academy Awards. Selain meme-nangi kategori Film terbaik, The King’s Speech juga mengantarkan pemeran utamanya, Colin Firth seba-gai aktor terbaik dan Tom Hooper sebagai sutradara terbaik.[]

Judul : The King’s SpeechSutradara : Tom Hooper Durasi : 119 MenitPemain : Colin Firth, Geoffrey Rush, Helena Bonham Carter

oleh Rafika Hasna

sumber: internet