Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

20
Bagian 2 Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam Muhammad Jamhuri

description

Berisi tentang sejarah studi ekonomi islam dan perkembangannya,, mulai zaman Nabi saw hingga saat iini, termasuk perkembangannya di Indonesia

Transcript of Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Page 1: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Bagian 2

Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Muhammad Jamhuri

Page 2: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Perkembangan Studi Ekonomi Islam

• Sejarah perkembangan studi ekonomi Islam dapat dibagi pada empat pase• Pase pertama, masa pertumbuhan• Pase kedua, masa keemasan• Pase ketiga, masa kemunduran dan• Pase keempat, masa kesadaran

Page 3: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase pertama, masa pertumbuhan

• Masa pertumbuhan terjadi pada awal masa berdirinya negara Islam di Madinah.

• Meskipun belum dikatakan sempurna sebagai sebuah studi ekonomi, tapi masa itu merupakan benih bagi tonggak-tonggak timbulnya dasar ekonomi Islam.

• Secara amaliyah, segala dasar dan praktek ekonomi Islam sebagai sebuah sistem telah dipraktekkan pada masa itu, tentunya dengan kondisi yang amat sederhana sesuai dengan masanya. Lembaga keuangan seperti bank dan perusahan besar (PT) tentunya belum ditemukan. Namun demikian lembaga moneter di tingkat pemerintahan telah ada, yaitu berupa Baitul Mal. Perusahaan (PT) pun telah dipaktekkan dalam skala kecil dalam bentuk musyarakah.

Page 4: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase pertama, masa pertumbuhan

• Selama di Madinah, Rasulullah SAW banyak melakukan usaha pembenahan dan pembangunan dalam sektor ekonomi. Secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut:

• Mendirikan pasar khusus kaum muslimin, karena pasar Madinah telah dimonopoli kaum Yahudi. Karena mereka menaikkan harga semaunya.

• Menetapkan memberlakukan ukuran standar timbangan dan takaran serta Melarang sistem monopoli (ihtikar)

• Menganjurkan kaum muslimin giat bekerja. Karena sebaik-baik rezeki adalah dari hasil tangan pekerjaan sendiri sebagaimana yang dilakukan Nabi Daud as

• Menganjurkan kaum muslimin memberdayakan tanah kosong (ihya-ul mawat) yang berfungsi menambah income.

Page 5: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase pertama, masa pertumbuhan

• Melarang praktek riba karena dapat melumpuhkan perekonomian.

• Disyari’atkan zakat, ghanimah (harta rampasan perang), fai (harta rampasan tanpa terjadi peperangan) dan dharibah (pajak) yang berfungsi sebagai income negara

• Melarang dusta dan menipu dalam berdagang dan menganjurkan kejujuran

• Mendirikan Baitul Maal sebagi lembaga moneter dan kas negara.

• Membuka pasar bebas dan pasar khusus bagi penjualan barang tertentu

• Membangun dan mendistribusikan irigasi bagi para petani dan lain sebagainya

Page 6: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase pertama, Masa Pertumbuhan

• Melarang praktek riba karena dapat melumpuhkan perekonomian.

• Disyari’atkan zakat, ghanimah (harta rampasan perang), fai (harta rampasan tanpa terjadi peperangan) dan dharibah (pajak) yang berfungsi sebagai income negara

• Melarang dusta dan menipu dalam berdagang dan menganjurkan kejujuran

• Mendirikan Baitul Maal sebagi lembaga moneter dan kas negara.

• Membuka pasar bebas dan pasar khusus bagi penjualan barang tertentu

• Membangun dan mendistribusikan irigasi bagi para petani dan lain sebagainya

Page 7: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase kedua, Masa Kemajuan• Setelah terjadi beberapa perkembangan dalam kegiatan

ekonomi, pada abad ke 2 Hijriyah para ulama mulai meletakkan kaidah-kaidah bagi dibangunnya sistem ekonomi Islam di sebuah negara atau pemerintahan.

• Kaidah-kaidah ini mencakup cara-cara bertransaksi (akad), pengharaman riba, penentuan harga, hukum syarikah (PT), pengaturan pasar dan lain sebagainya. Namun kaidah-kaidah yang telah disusun ini masih berupa pasal-pasal yang tercecer dalam buku-buku fiqih dan belum menjadi sebuah buku dengan judul ekonomi Islam.

Page 8: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase kedua, Masa Kemajuan• Beberapa karya fiqih yang mengetengahkan persoalan ekonomi,

antara lain:• Fiqih Mazdhab Maliki:• Al-Mudawwanah al-Kubrto, karya Imam Malik (93-179 H)• Bidayatul Mujtahid, karya Ibnu Rusyd (wafat 595 H)• Al-Jami’ Li Ahkam al-Quran, karya Imam al-Quirthubi (wafat 671 H)• Al-Syarhu al-Kabir, karya Imam Ahmad al-Dardir (wafat 1201 H)

• Fiqih Mazdhab Hanafi:• Ahkam al-Quran, karya Imam Abu Bakar Al-Jassos (wafat 370 H)• Al-Mabsut, karya Imam Syamsuddin al-Syarkhsi (wafat 483 H)• Tuhfah al-Fuqoha, karya Imam Alauddin al-Samarqandu (wafat 540

H)• Bada’i al-Sona’i, karya Imam Alauddin Al-Kasani (wafat 587

Page 9: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase kedua, Masa Kemajuan• Fiqih Mazdhab Syafi’I:• Al-Umm, karya Imam Syafi’I (150-204 H)• Al-Ahkam al-Sulthoniyah, karya Al-Mawardi (wafat 450 H)• Al-Majmu’, karya Imam An-Nawawi (wafat 657 H)• Al-Asybah Wa al-Nadzoir, karya Jalaluddin al-Suyuthi (wafat 911

H)• Nihayah al-Muhtaj, karya Syamsuddin al-Romli (wafat 1004 H)

• Fiqih Mazdhab Hambali:• Al-Ahkam al-Sulthoniyah, karya Qodhi Abu Ya’la (wafat 458 H)• Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah (wafat 620 H)• Al-Fatawa al-Kubro, karya Ibnu Taimiyah (wafat 728 H)• A’lamul Muwaqi’in, karya Ibnu qoyim al-Jauziyah (wafat 751 H)

Page 10: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase kedua, Masa Kemajuan• Dari kitab-kitab tersebut, bila dikaji, maka akan ditemukan

banyak hal tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan ekonomi Islam, baik sebagai sebuah sistem maupun keterangan tentang solusi Islam bagi problem-problem ekonomi pada masa itu.

• Ibnu Hazm dalam kitabnya “Al-Muhalla” misalnya, memberi penjelasan tentang kewajiban negara menjamin kesejahteraan minimal bagi setiap warga mengara. Konsep ini telah melampaui pemikiran ahli ekonomi saat ini. Demikian pula halnya dengan karya-karya fiqih lain, ia telah meletakkan konsep-konsep ekonomi Islam, seperti prinsip kebebasan dan batasan berekonomi, seberapa jauh intervensi negara dalam kegiatan roda ekonomi, konsep pemilikan swasta (pribadi) dan pemilikan umum dan lain sebagainya

Page 11: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Karya-karya Khusus Tentang Ekonomi• Meskipun permasalahan ekonomi telah dibahas secara acak pada buku-buku

fiqih, namun pada pase ini terdapat juga karya-karya tentang ekonomi Islam yang membahas secara khusus tentang ekonomi. Karya-karya ini tentunya telah mendahului karya-karya ahli ekonomi Barat saat ini, sebab karya-karya kaum muslimin dalam bidang ini telah ada sejak abad ke 7 M

• Karya-karya tersebut antara lain:• Kitab Al-Khoroj, karya Abu Yusuf (wafat 182 H/762 M)• Abu Yusuf adalah seorang qadli (hakim) pada masa pemerintahan Harun Al-

Rasyid. Pada saat iitu Harun al-Rasyid meminta beliau menulis tentang pendapatan negara dalam bentuk khoroj (sejenis pajak), zakat, jizyah dan lainnya untuk dijadikan pegangan hukum negara (semacam KUHP sekarang). Dalam mukaddimahnya, Abu Yusuf menulis: “Telah saya tulis apa yang menjadi permintaan tuan, saya pun telah menjelaskannya secara rinci. Oleh karena itu pelajarilah. Saya telah bekerja keras untuk itu dan saya berharap agar tuan dan kaum muslimin memberi masukan. Hal itu karena semata-mata mengharap ridho Allah serta takut akan azabNya. Bila kitab ini sudah jelas, saya berharap agar tuan tidak memungut pajak dengan cara-cara yang zalim dan berbuat tidak baik terhadap rakyat tuan”.

Page 12: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Karya-karya Khusus Tentang Ekonomi• Kitab Al-Khoroj, karya Imam Yahya al-Qursyi (204 H/774 M)• Kitab Al-Amwal, karya Abu Ubaid bin Salam (wafat 224 H/774 M)• Kitab ini telah banyak ditahkik dan dita’liq (dikomentari) oleh Muhammad Hamid Al-

Fahi, salah seorang ulama Al-Azhar. Kitab ini pun termasuk kitab terlengkap dalam membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan harta di Daulah Islamiyah.

• Al-Iktisab Fi al-Rizqi, karya Imam Muhammad al-syaibani (wafat 334 H/815 M)• Dan karya-karya lainnya seperti karya Ibnu Kholdun, Al-Maqrizi, Al-Aini dan lain-

lain• Di penghujung abad 14 dan 15 M merupakan titik awal bagi adanya aliran

keilmiahan dalam bidang ekonomi modern. Bahkan Syaikh Mahmud Syabanah, mantan wakil rektor Al-Azhar menyatakan bahwa kitab “Mukaddimah” karya Ibnu Kholdun yang terbit pada tahun 784 H atau sekitar abad 13 hingga 14 M adalah bentuk karya yang mirip dengan karya Adam Smith. Bahkan dalam karyanya, ibnu Kholdun juga menulis tentang asas-asas dan berkembangnya peradaban, produktifitas sumber-sumber penghasilan, bentu-bentuk kegiatan ekonomi, teori harga, migrasi penduduk dan lain-lain. Sehingga isi kedua karya ini hampir sama. Perbedaannya hanya terletak pada kondisi dan lingkungan.

Page 13: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase Ketiga: Masa Kemunduran

• Dengan ditutupnya opintu ijihad, maka dalam menghadapi perubahan sosial, prinsip-prinsip Islam pada umumnya dan prinsip ekonomi khususnya, tidak berfungsi secara optimal, karena para ulama seakan tidak siap dan berani untuk langsung menelaah kembali sumber asli tasyri’ dalam menjawab perubahan-perubahan tersebut. Mereka lebih suka merujuk pada pendapat imam-imam mazdhab terdahulu dalam mengistimbat (menyimpulkan) suatu hukum, sehingga ilmu-ilmu keislaman lebih bersifat pengulangan dari pada bersifat penemuan.

• Tradisi taklid ini menimbulkan stagnasi (kejumudan) dalam mediscover ilmu-ilmu baru, khususnya dalam menjawab hajat manusia di bidang ekonomi. Padahal ijtihad adalah sumber kedua Islam setelah al-Quran dan as-Sunnah. Dan pukulan telak terhadap Islam adalah ketika ditutupnya pintu ijtihad tersebut.

Page 14: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase Keempat: Masa Kesadaran Kembali

• Sejak ditutupnya pintu ijtihad pada abad 15 H, hubungan antara sebagian masyarakat dengan penerapan syariat Islam yang sahih menjadi renggang. Sebagaimana juga telah terhentinya studi-studi tentang ekonomi Islam, hingga sebagian orang telah lupa sama sekali, bahkan ada sebagian pihak yang mengingkari istilah “ekonomi Islam”. Ajaran Islam akhirnya terpojok pada hal-hal ibadah mahdloh dan persoalan perdata saja. Lebih ironis lagi sebagian hal itu pun masih jauh dari ajaran Islam yang benar.

• Namun demikian, meskipun studi ilmiah modern dalam bidang ekonomi masih sangat terbatas, namun usaha-usaha telah dilakukan, antara lain:

Page 15: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase Keempat: Masa Kesadaran Kembali

• Pertama, studi ekonomi mikro. Dalam hal ini studi terfokus pada masalah-masalah yang terpisah, seperti pembahasan tentang riba, monopoli, penentuan harga, perbankan, asuransi kebebasan dan intervensi pemerintah pada kegiatan ekonomi dan lain-lain. Langkah ini terlihat dari diadakannya beberapa seminar dan muktamar, antara lain:

• Muktamar Internasional tentang fiqih Islam• Pada Muktamar Fiqih Islam pertama yang diadakan di Paris tahun 1951 dibahas masalah-

masalah yang berhubungan dengan ekonomi, riba dan konsep pemilikan.• Muktamarr Fiqih Islam kedua diadakan di Damaskus pada bulan April 1961. Dalam

muktamar tersebut dibahas tentang asuransi dan sistem hisbah (pengawasan) menurut Islam.

• Muktamar Fiqih Islam ketiga diadakan di Kairo pada Mei 1967, membahas tentang asuransi sosial (takaful) menurut Islam

• Muktamar Fiqih Islam keempat diadakan di Tunis pada bulan Januari 1975, membahas masalah pemalsuan dan monopoli.

• Muktamar Fiqih Islam kelima diadakan di Riyadh pada bulan Nopember 1977 membahas tentang sistem pemilikan dan status sosial menurut Islam.

• Muktamar Fiqih Islam sedunia, diadakan di Riyadh juga yang diorganisir oleh Universitas Imam Muhammad bin Saud pada tanggal 23 Oktober hingga Nopemebr 1976, membahas tentang perbankan Islam antara teori dan praktek dan pengaruh penerapan ekonomi Islam di tengah-tengah masyarakat.

Page 16: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase Keempat: Masa Kesadaran Kembali

• Muktamar Lembaga Riset Islam di Kairo. Dalam hal ini sedikitnya telah delapan kali mengadakan muktamar yang membahas tentang ekonomi Islam.

• Pertemuan studi sosiologi negara-negara Arab.• Seminar Dewan Pembinaan Ilmu Pengetahuan, satra dan

sosial (seksi ekonomi dan keuangan).• Muktamar Ekonomi Islam Internasional, antara lain:

Muktamar Ekonomi Islam Sedunia pertama , diadakan di Makkah pada tanggal 21-26 Pebruari 1976 dan Muktamar ekonomi Islam, diadakan di London pada bulan Juli 1977.

Page 17: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase Keempat: Masa Kesadaran Kembali• Hingga saat ini buku-buku tentang ekonomi Islam, baik dalam bahasa

Arab dan bahasa Inggris serta bahasa lainnya dapat kita temukan di toko-toko buku. Buah dari semaraknya studi-studi ekonomi Islam ini membuahkan berdirinya bank-bank Islam, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dalam skala internasional misalnya, telah berdiri Islamic Development Bank (IDB/Bank Pembangunan Islam) yang kantornya berkedudukan di Jeddah Saudi Arabia. Dalam agreemen establishing the islamic Development Bank (anggaran dasar IDB) pada article 2 disebutkan bahwa salah satu fungsi dan kekuatan IDB pada ayat (xi) adalah melaksanakan penelitian untuk kegiatan ekonomi, keuangan dan perbankan di negara-negara muslim dapat sejalan dengan syari’ah. IDB juga telah memberikan bantuan teknis, baik dalam bentuk mensponsori penyelenggaraan seminar-seminar ekonomi dan perbankan Islam di seluruh dunia maupun dalam bentuk pembiayaan untuk tenaga perbankan yang belajar di bank Islam serta tenaga ahli bank yang ditempatkan di bank Islam yang baru berdiri.

Page 18: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

Pase Keempat: Masa Kesadaran Kembali• Bukti lain maraknya pelaksanaan ekonomi Islam adalah

laporan dari data yang diambil dari Directory Of Islamic Financial Institutions tahun 1988 terbitan IRTI/IDB bahwa sedikitnya telah 32 bank Islam berdiri (sebelum Bank Muamalat Indonesia berdiri) di seluruh dunia, termasuk di Eropa. Bila di Indoneisa banyak bank konvensional beralih bentuk ke bank syari’ah, berarti pertumbuhan bank syari’ah semakin cepat dan diminati oleh kalangan usahawan, belum lagi pertumbuhan bank syari’ah di negara lain dalam dekade ini, seperti di Malaysia dan negara-negara Islam lainnya.

Page 19: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

PerkembanganStudi Ekonomi Islam di Indonesia•  • Sejak berdirinya Bank Muamalat pada tahun....., ilmu ekonomi Islam

mulai mendapat tempat di kalangan umat Islam. Sosialisasi ilmu ekonomi Islam mulai dilakukan melalui seminar-seminar dan sarasehan-sarasehan, hingga akhirnya lahirnya beberapa lembaga pendidikan yang mengkhususkan studi ilmu ekonomi Islam. Beberapa lembaga pendidikan yang secara khusus menyelenggarakan studi ilmu ekonomi Islam antara lain; Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia yang diketuai oleh Antonio Syafi’i, salah seorang tokoh ekonomi Islam Indonesia, STEI SEBI (Shari’ah Economics and Banking Islamic) yang diketuai pertama kali oleh KH. Didin Hafifudin, salah seorang tokoh ekonomi Islam Indonesia dan kini menjabat sebagai Ketua BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). Kemudian berdiri pula beberapa sekolah tinggi dan universitas, baik agama maupun umum, yang membuka program pendidikan ekonomi Islam (Muamalah), seperti Universitas Indoensia, Universitas Trisakti dan universitas serta perguruan tinggi lainnya.

Page 20: Kilas Balik Perkembangan Studi Ekonomi Islam

PerkembanganStudi Ekonomi Islam di Indonesia• Selain perguruan tinggi, terdapat pula lembaga konsultasi ekonomi

Islam yang memberikan pelayanan konsultasi tentang ekonomi Islam, di antaranya adalah Lembaga Konsultan SEBI, Lembaga Konsultan Tazkia dan Lembaga Konsultan Kareem yang dipimpin oleh Adiwarman Karem, beliau adalah salah seorang pakar ekonomi Islam di Indonesia.

• Sedangkan di tingkat pendidikan dasar, belum banyak lembaga pendidikan yang mengkhususkan dirinya mendalami ilmu ekonomi Islam. Salah satu lembaga pendidikan di tingkat pendidikan dasar yang mendalami ekonomi Islam adalah Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam yang berlokasi di daerah Bogor. Di pesantren ini, ilmu ekonomi Islam menjadi mata pelajaran wajib di tingkat tsanawiyah dan aliyah (setaraf dengan SMP dan SMA). Pesantren ini dipimpin oleh KH. Muhammad Jamhuri, MA salah seorang akademisi ekonomi Islam yang banyak memberi perkuliahan tentang ekonomi Islam di berbagai perguruan tinggi.