Kibs Dadan Wildan

download Kibs Dadan Wildan

of 15

Transcript of Kibs Dadan Wildan

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    1/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    Pergulatan Persatuan Islam (Persis)Dalam Dakwah Di Tatar Sunda

    (Kajian Terhadap Majalah Sunda Iber Sebagai

    Media Dakwah Berbahasa Sunda)

    Dadan Wildan

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    2/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    ABSTRAK

    Pada permulaan abad ke-20, di zaman pemerintahan kolonial, muncul berbagaiorganisasi Islam di Indonesia, antara lain Syarikat Islam, Muhammadiyah, Al-Irsyad,Jamiyyat Khair, dan Nahdhatul Ulama. Di Bandung, lahir organisasi Persatuan Islam

    (Persis) pada tanggal 12 September 1923, dan tampil menjadi sebuah organisasipembaharuan Islam yang bersemboyan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah.Berbeda dengan organisasi lain yang berdiri pada awal abad ke-20, Persismempunyai ciri tersendiri, kegiatannya dititikberatkan pada pembentukan fahamkeagamaan. Salah satu upaya pembentukkan faham keagamaan, Persismelakukannya dengan menerbitkan berbagai majalah, salah satunya Majalah SundaIberyang terbit pada tahun 1967 dan tetap bertahan hingga sekarang.Kehadiran Ibermemberi sumbangan besar dalam melestarikan Bahasa Sunda. Para dai yangberdakwah di tatar Sunda banyak menggunakan rujukan dari Iber.Sebagai majalahdakwah berbahasa Sunda, tentu merupakan prestasi yang mengagumkan bagi Iberkarena di tengah berbagai keterbatasannya, dapat terbit selama 44 tahun. Lebih dari

    empat dasawarsa, Iber dapat bertahan terbit, selain karena loyalitas parapelanggannya, juga mengemban misi dakwah yang mulia. Teruskeun anaking, Iberulah pegat, sing jadi shadaqah jariyah

    1. Pendahuluan

    Tampilnya Persatuan Islam (Persis) dalam pentas sejarah Islam di Indonesia

    pada awal abad ke-20 telah memberikan corak dan warna baru dalam gerakan

    pembaruan pemikiran Islam. Persis lahir sebagai jawaban atas tantangan dari

    kondisi umat Islam yang tenggelam dalam kejumudan (kemandegan berfikir),

    terperosok ke dalam kehidupan mistisisme yang berlebihan, tumbuh suburnya

    khurafat, bid'ah, takhayul, syrik, musyrik,dan lebih dari itu, umat Islam terbelenggu

    oleh penjajahan kolonial Belanda yang berusaha memadamkan cahaya Islam.

    Situasi demikian kemudian mengilhami munculnya gerakan "reformisme" Islam, yang

    pada gilirannya, melalui kontak-kontak intelektual, mempengaruhi masyarakat Islam

    Indonesia untuk melakukan pembaharuan pemikiran Islam (lihat, Dadan Wildan,

    2000).

    Gerakan pembaruan pemikiran Islam di Indonesia pada awal abad ke-20ditandai dengan munculnya berbagai organisasi yang dikelola oleh kelompokmodernis Islam diantaranya: Al-Jam'iyyah Al-Khoiriyah, yang dikenal dengan

    Jamiat Khoer di Jakarta yang berdiri pada 17 Juli 1905; Jam'iyyatul Islah wal

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    3/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 3

    Irsyadil Arabi (Al-Irsyad) yang berdiri di Jakarta pada 11 Agustus 1915;Muhammadiyah yang berdiri di Yogyakarta pada 12 Nopember 1912; dan Persisyang baru berdiri kemudian pada 12 September 1923 di Bandung. (Lihat Noer,1987:5)

    Sejak itulah, banyak organisasi Islam yang mengembangkan syiar Islam

    dengan berbagai aktivitasnya. Persis, sebagai salah satu organisasi Islam yang

    berdiri, tumbuh, dan berkembang di tatar Sunda memberi warna tersendiri dalam

    gerakan pembaharuan Islam, salah satunya melalui majalah berbahasa Sunda

    Ibersebagai media dakwal bil kitabah.

    2. Pergulatan Persis dalam Dakwah di Tatar Sunda

    Persis lahir di Bandung, di sebuah gang (jalan kecil) bernama GangPakgade. Di gang kecil itu, banyak berkumpul kaum saudagar dan parapedagang yang sering disebut dengan urang pasar1Meskipun sama kecilnyadengan gang yang lain dan tidak memiliki keistimewaan apa-apa, namun GangPakgade inilah yang mencatat sebuah sejarah berdirinya suatu organisasipembaharuan Islam yang bersemboyan kembali kepada Al-Quran dan Sunnahserta membersihkan Islam dari khurafat dan bidahyang mengotorinya.Organisasi yang berdiri di Gang Pakgade ini kelak dikenal dengan nama

    Persatuan Islam (Persis) (lihat Rosidi, 1990:15-17).Kota Bandung2pada permulaan abad ke-20, agak terlambat dalam

    gerakan pembaharuan Islam, ketika orang-orang Islam di daerah-daerah laintelah lebih dahulu maju dalam usaha untuk mengadakan pembaharuan dalamagama (Islam). Diawali dengan terbentuknya suatu kelompok tadarusan(penelaahan agama Islam) di kota Bandung yang dipimpin oleh Haji Zamzam danHaji Muhammad Yunus, bersama-sama jamaahnya dengan penuh kecintaanmenelaah, mengkaji, serta menguji ajaran-ajaran Islam, sehingga mereka---kelompok tadarusan yang berjumlah sekitar 20 orang itu---semakin tahu akanhakikat Islam yang sebenarnya, dan mereka pun menjadi sadar akan bahayaketerbelakangan, kejumudan, penutupan pintu ijtihad, taqlidbuta, danserangkaian praktik bid'ah, sehingga mereka mencoba melakukan gerakan tajdiddan pemurnian ajaran Islam dari faham-faham yang sesat dan menyesatkan.Kesadaran akan kehidupan berjamaah, berimamah, dan berimarah dalammenyebarkan syiar Islam, menimbulkan semangat kelompok tadarus ini untukmendirikan sebuah organisasi baru dengan ciri dan karakteristik yang khas.

    1Sebuah komunitas yang bekerja di sektor perekonomian (di pasar) yang kemudian menjadi sebutan

    bagi sekelompok masyarakat yang memiliki lebih banyak kebebasan dalam hal adat istiadat, merekalebih bebas dibandingkan dengan para pegawai atau menak (petinggi/bangsawan Sunda).2Bandung kelihatannya agak lambat memulai gerakan pembaharuan Islam dibandingkan dengan

    daerah-daerah lain, padahal cabang Sarekat Islam telah beroperasi di kota ini sejak tahun 1913.

    Kesadaran tentang keterlambatan ini merupakan salah satu cambuk untuk mendirikan sebuahorganisasi baru.

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    4/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    Pada tanggal 12 September 1923 bertepatan dengan tanggal 1 Shofar 1342

    H, kelompok tadarus ini secara resmi mendirikan organisasi yang diberi nama

    "Persatuan Islam" (Persis). Nama Persatuan Islam ini diberikan dengan maksud

    untuk mengarahkan ruhul ijtihad dan jihad; berusaha dengan sekuat tenaga untuk

    mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan kehendak dan cita-cita

    organisasi, yaitu persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan suara

    Islam, dan persatuan usaha Islam. Ide filsafat dari konsepsi persatuan pemikiran,

    rasa, suara, dan usaha Islam ini diilhami oleh firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-

    Imran ayat 103; "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali (undang-

    undang/aturan) Allah seluruhnya dan janganlah kamu bercerai berai", serta sebuah

    hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyi; "kekuatan Allah itu

    beserta jamaah".Firman Allah dan hadis Nabi itulah kemudian dijadikan motto Persis

    dan ditulis dalam lambang Persis yang berbentuk lingkaran bintang bersudut 12.

    Berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang berdiri pada awal abad ke-20,

    menurut Fiederspiel (1970:11) Persis mempunyai ciri tersendiri; kegiatannya

    dititikberatkan pada pembentukkan faham keagamaan. Sedangkan kelompok-

    kelompok pergerakan yang telah diorganisasikan sebelumnya, misalnya Boedi

    Oetomo (1908) hanya bergerak di bidang pendidikan bagi orang-orang pribumi

    (khususnya orang-orang Jawa dan Madura); Syarekat Islam (1912) bergerak dalam

    bidang perdagangan dan politik; dan Muhammadiyah (1912) gerakannya

    diperuntukkan bagi kesejahteraan sosial masyarakat muslim serta kegiatan

    pendidikan keagamaan. Sejalan dengan ini, Isa Anshary (1958:6) mengemukakan

    bahwa Persis tampil sebagai sebuah organisasi dari kaum muslimin yang sefaham

    dan sekeyakinan; kaum pendukung dan penegak Qur'an-Sunnah; ia mengutamakan

    perjuangan dalam lapangan ideologi Islam, tidak dalam lapangan organisasi. Persis

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    5/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 5

    berjuang membentuk dirinya menjadi intisari dari kaum muslimin; ia mencari kualitas,

    bukan kuantitas; ia mencari isi, bukan mencari jumlah. Persis tampil sebagai suatu

    sumber kebangkitan dan kesadaran baru; menjadi daya dinamika yang

    menggerakkan kebangunan umat Islam di Indonesia.

    Karena itulah, sejak berdirinya hingga perkembangannya kemudian, Persis

    pada umumnya kurang memberikan penekanan bagi kegiatan organisasi. Ia tidak

    terlalu berminat untuk membentuk banyak cabang atau menambah sebanyak

    mungkin jumlah anggota. Pembentukkan sebuah cabang tergantung semata-mata

    pada inisiatif peminat dan tidak didasarkan pada suatu rencana yang dilakukan oleh

    pimpinan organisasi itu sendiri. Namun demikian, pengaruh organisasi ini jauh lebih

    besar dibandingkan baik dengan jumlah cabang maupun jumlah anggotanya.

    Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran faham Al-Qur'an dan Sunnah3.Hal ini dilakukan dengan berbagai macam aktivitas diantaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khotbah,kelompok studi, tadarus,mendirikan sekolah-sekolah (pesantren), menerbitkanmajalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.

    Dalam bidang pendidikan misalnya, pada tahun 1924 diselenggarakan kelaspendidikan aqidah dan ibadah bagi orang dewasa; pada tahun 1927 didirikanlembaga pendidikan kanak-kanak dan Holland Inlandesch School (HIS)yangmerupakan proyek lembaga pendidikan Islam di bawah pimpinan MohammadNatsir; pada tanggal 4 Maret 1936 didirikan secara resmi Pesantren PersatuanIslam yang pertama dan diberi nomor 1 (satu) di Bandung.

    Demikian pula serangkaian kegiatan khotbah dan tabligh-tabligh banyak digelar didaerah-daerah, baik atas inisiatif Pusat Pimpinan Persis maupun permintaan daricabang-cabang Persis, undangan dari organisasi-organisasi Islam lainnya sertamasyarakat luas. Dalam kegiatan tabligh ini, yang patut dicatat dan khas Persis,tidak hanya bersifat ceramah sebagaimana biasanya, tetapi juga diisi denganmenggelar perdebatan tentang berbagai masalah keagamaan; di antaranyaperdebatan Persis dengan Al-Ittihadul Islam di Sukabumi (1932), perdebatandengan kelompok Ahmadiyah (1933), perdebatan dengan Nahdlatul Ulama(1936), serta serangkaian perdebatan dengan orang-orang kristen, perdebatan

    3Pada masa penjajahan Belanda, Persis memiliki dua sisi perjuangan; ke dalam, Persis secara aktif

    membersihkan Islam dari faham-faham yang tidak berdasarkan Al-Quran dan hadis Nabi terutamayang menyangkut aqidah dan ibadah serta menyeru umat Islam supaya berjuang atas dasar Al-

    Quran dan Sunnah. Sedangkan perjuangan ke luar, Persis secara aktif menentang dan melawansetiap aliran dan gerakan anti Islam yang hendak merusak dan menghancurkan Islam di

    Indonesia.Karena itulah segala aktivitas dan perjuangannya ditekankan pada usaha menyiarkan,menyebarkan, dan mengembangkan faham Al-Quran dan As-Sunnah.

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    6/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    dengan kelompok nasionalis, bahkan polemik yang berkepanjangan antaraA.Hassan dengan Ir. Soekarno tentang faham kebangsaan. Aktivitas da'wahdengan perdebatan ini tidak lagi dilakukan pada masa sekarang, karena Persistelah mengubah metoda dakwah; tidak lagi melakukan gebrakkan yang bersifatshock therapytetapi lebih cenderung ke arah low profile yang bersifat persuasif

    edukatif.Di awal abad ke-21 aktivitas Persis telah meluas ke dalam aspek-aspek lain, tidakhanya serangkaian kegiatan yang disebutkan di atas, akan tetapi telah meluas keberbagai bidang yang dibutuhkan oleh umat Islam melalui bidang pendidikan(pendidikan tinggi dan pendidikan dasar/menengah), da'wah, bimbingan haji,perzakatan, sosial ekonomi, perwakafan, dan pembangunan fisik. Demikian pulafungsi Dewan Hisbah sebagai lembaga tertinggi dalam pengambilan keputusanhukum Islam di kalangan Persis semakin ditingkatkan aktivitasnya serta intensitaspenelaahan berbagai masalah hukum keagamaan semakin banyak dan beragam.

    Sejak berdirinya hingga sekarang, diakui atau tidak, dalam gerakan pembaruan

    Islam di Indonesia, Persis telah menempatkan dirinya sebagai barisan pelopor,barisan paling depan dalam memperjuangkan aqidah Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.

    3. Iber sebagai Media Dakwah Persis

    Salah satu peran yang menonjol dalam dakwah Persis adalah dakwah melaluitulisan dengan menerbitkan banyak buku-buku dan majalah-majalah. Sejak awalberdirinya, Persis telah menerbitkan beberapa majalah, di antaranya majalahPembela Islam4(1929), majalah Al-Fatwa (1931), majalah Al-Lissan (1935),

    majalah At-Taqwa5(1937), majalah berkala Al-Hikam (1939), majalah Aliran Islam(1948), majalah Risalah (1962), majalah Pemuda Persis Tamaddun (1970),Majalah berbahasa Sunda Iber (1967), dan berbagai majalah ataupun siaranpublikasi yang diterbitkan di cabang-cabang Persis (Wildan, 1997).

    Bagian penting dari semua penerbitan yang dikeluarkan oleh Persis adalah kolomSoal Jawab atau Istifta.Redaksi menerima pertanyaan dari pembaca mengenaimasalah-masalah penting keagamaan, dari masalah ibadah hingga prilaku sosialdan politik.Dalam menjawab berbagai persoalan tersebut, diambil denganmenggunakan literatur yang tepat dalam mengeluarkan fatwa atau keputusanagama, karena sumber-sumber keagamaan dipakai sebagai dasar bagi

    keputusan-keputusan itu6

    . Surat-surat pembaca kepada majalah Pembela Islam,

    4Dalam kata pengantar majalah Pembela Islam terbitan pertama disebutkan bahwa majalah ini

    diterbitkan untuk meneruskan cita-cita Pembela Islam dengan cara mencuci bersih segala dakisebagian umat Islam seperti khurafat, dan bidah yang telah, sedang, dan akan menjadi sumberpenghalang kemajuan Islam dimana-mana (lihat Mughni, 1980:74).

    5MajalahAt-Taqwaadalah majalah berbahasa Sunda untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Sunda

    yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Majalah At-Taqwa ini dipimpin oleh E. Abdurrahman dan O.Qomaruddin Saleh. Majalah ini terbit sampai nomor 20 dan terhenti penerbitannya sejak tahun 1941,sirkulasinya mencapai 1000 eksemplar (Mughni, 1980:74; Noer, 1985:104).6Format keputusan-keputusan itu sangat sederhana. Pertanyaan dari si penanya ditulis, kemudian

    jawabannya merujuk kepada sumber-sumber tertulis yang digunakan dan dituliskan dalam jawabanpada kolom ini; pertama ditulis teks aslinya dalam huruf dan bahasa Arab, kemudian setelah sisipan

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    7/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    misalnya menunjukkan bahwa kolom Sual Djawabdibaca dengan baik, bahkankoleksi fatwa yang terbit dalam publikasi-publikasi Persis di berbagai majalahtelah diterbitkan dalam beberapa jilid selama tahun 1930-an dengan judul kolektifSual-Djawab7(Fiederspiel, 1996:28-29).

    Sampai saat ini majalah yang masih bertahan terbit adalah majalah Risalah dan

    majalah Iberserta beberapa majalah dan siaran publikasi di beberapa cabangPersis.Penerbitan inilah yang menyebabkan luasnya daerah penyebaranpemikiran Persis.Lagi pula penerbitan buku-buku dan majalah-majalah ini seringdijadikan referensi, baik oleh para da'i maupun organisasi-organisasi ke-Islamanlainnya.

    Majalah Ibersebagai majalah dakwah berbahasa Sunda, pertama kali diterbitkanoleh Pimpinan Cabang Persis Kota Bandung, pada bulan Agustus 1967, yangdipelopori oleh Ustad K.H.E. Abdullah. Emon Sastranegara (2010) memberipenjelasan bahwa Iberberarti berita atau pemberitahuan. Iberhanyamemberitakan yang benar, utamanya berita dari Al Quran dan Sunnah. Sebagai

    media dakwah, Ibermemiliki visi yang dapat dilihat dengan mudah dari coverdepan, dengan huruf kecil, yang berbunyi: Siaran Persatuan Islam MajalahDakwah Bahasa Sunda dengan jargon: Basana Moal Basi.

    Siaran Persatuan Islam, menunjukkan bahwa Ibermembawa visi dan misidakwah dari organisasi Persatuan Islam yang berorientasi pada penyebaran Al-Quran dan Sunnah. Kemudian jargon Basana Moal Basi seolahinginmenegaskan kepada para pembacanya, bahwa bahasa, kajian, isi, dansubstansi yang ada di dalam majalah itu tidak dibatasi oleh waktu dan tanggalpenerbitan. Tentu saja, karena topik bahasannya berdasarkan pada kajian Al-Quran dan Sunnah yang abadi sepanjang zaman.Du sinilah, Ibermemiliki misi

    yang luhur dan mulia, yakni mengajak masyarakat luas---utamanya masyarakatSunda---agar dapat melakukan kebijakan (khaer),dapat memerintah yangmaruf, dan mencegah yang munkar. Meskipun pembahasannya telah melewatiruang dan waktu---ketika terbit---tetapi isinya dapat dipetik di masa depan bahkandi hari akhir8.

    Sebagai media dakwah jamiyyah, Iberdikelola oleh para aktivis Persis. Memangpada awalnya, Iberditerbitkan sebagai media dakwah bagi para anggota dansimpatisan Persis yang paling banyak tersebar di tatar Sunda. Majalah Iber

    kata artinya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian dinyatakan pendapat dari sipenjawab. Kutipan dari sumber-sumber rujukan sengaja ditulis agar mendorong para pembacamempelajari aslinya jika ia mampu, di samping untuk menunjukkan rujukan asli, terlepas darikesulitan-kesulitan terjemahan.

    7Koleksi Sual Jawab hingga kini dapat dibaca oleh masyarakat luas, karena kontinuitas penerbit

    Diponegoro yang terus menerus menerbitkan buku ini dalam berpuluh kali cetak ulang.. Hal inimenunjukkan koleksi ini diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Rubrik Sual Jawab sejenishingga sekarang tetap ada dalam kolom majalah Persis yang terbit kemudian, seperti yang secararutin muncul dalam majalah RisalahdanIber..8Dalam brosur promosinya tertulis: Iber, ngandung harti beja. Kangaranan manusa, sok pasti aya

    pohona.Ari poho, sok ngabalukarkeun salah.Mun ningali nu poho, urang kudu sili bejaan.Tangtu teusagala rupa jeung sagawayah nu dibejakeun. Iber ngan ngabejakeun beja-beja nu bener, utamina

    beja tina Al-Quran & Sunnah. Ku jalaran kitu, insya Allah, basa Iber moal bari. Sok sanajanbahasanana geus kaliwat, tapi eusina bisa lumangsung keur mangsa hareup. Jaga dina poe kiamat.

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    8/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    dikelola pertama kali oleh Ustad Abdullah9, meskipun sederhana, tetapi memilikiisi yang memikat, bahasa yang mudah difahami, dan kajian yang mendalam.

    Sejak wafatnya Ustad Abdullah pada tahun 1994, Ibertetap terbit oleh generasiberikutnya yang ingin berjihad dakwah melalui pena. Genteng-genteng oge teukungsi pegat; walaupun pernah kritis tetapi tidak pernah putus, Ibertetap setia

    melayani para pembaca fanatiknya. Iberlalu dikelola oleh cabang-cabang Persisyang ada di kota Bandung. Sejak tahun 1991, pengelolaan Iberberada di bawahtanggung jawab Pimpinan Daerah Persatuan Islam Kota Bandung10. Untukmemperluas wilayah persebaran dakwah, mulai tahun 2001, pengelolaan Ibermenjadi tanggung jawab Pimpinan Wilayah Persatuan Islam Jawa Barat.11

    4. Isi Majalah Iber

    Untuk sekedar contoh, dapat dikemukakan profil dan konten majalah Iber

    bernomor 526/Taun 44/19 Dzulhijjah 1432 H/15 Nopember 2011 M12.

    Di cover majalah, tertulis: Iber dengan huruf agak besar yang terlihat

    menonjol dan diberi warna merah. Di atas huruf e dan r tertulis dengan huruf yang

    lebih kecil: basana moal basi. Dan di bawah tulisan Iber, tertulis: Siaran Persatuan

    Islam Majalah Dawah Basa Sunda.Untuk menarik minat pembaca, di coverdepan

    9Pada Iber No. 177 yang terbit pada tanggal 27 bulan Djulhijjah 1402 H (15 Oktober 1982) dapat

    dilihat susunan redaksi. Dalam majalah itu, tertulis Ais Pangampih(Pimpinan Umum) al-Ustadz KHE.Abdullah (alm) yang memegang rubrik tetap Tafsirdan Istiftaditambah dengan Mudrodat. Kemudianal-Ustadz K.H.M. Syarif Sukandi (alm). Lalu rubrik Tamaddun yang selalu diisi oleh tulisan-tulisansegar dari al-Ustadz Marzdedeq, ditambah tulisan para ustadz lainnya, seperti al-Ustadz KH. AhyarSyuhada, Drs. Saefuddin, HMI Sudibja, Usman Shalehuddin, dan tidak kalah pentingnya penatagambar tangan yang cekatan oleh Ustadz Abdul Kodir dari Nanjung, Kabupaten Bandung Barat.

    10Susunan redaksi Iberdi bawah Pimpinan Daerah Persis Kota Bandung adalah sebagai berikut:

    Pupuhumerangkap Girang Rumpaka: KHE. Abdullah; Staf Rumpaka: H. Emon Sastranegara,K.E. Nasrullah, AD EL. Marzdedeq, Dedy Rahman; Juru Titen: HE. Mansyur ZM; Khath:Rahmat

    Najieb, dengan alamat redaksi di Jalan Astanaanyar 53/21 Bandung. Selama lebih dari sepuluhtahun, Iberberada di bawah tanggung jawab Pimpinan Daerah Persis Kota Bandung.

    11Susunan redaksi Iber di bawah Pimpinan Wilayah Persis Jawa Barat saat ini adalah sebagai

    berikut: Panaratas: KHE. Abdullah (1967-1994); Pupuhu: Pimpinan Wilayah Persis Jawa Barat;Girang Rumpaka: H. Emon Sastranegara; Wakil Girang Rumpaka: H. SZ Rustaman Luqman KS;Rumpaka: KHA. Syuhada, AD. El. Marzdedeq, KH. Abdurrahman KS, KH. Rahmat Najieb; Litbang:H.Yusuf Badri; Girang Serat: H. Sayub Sayidin; Juru Duum: Hj. Emma, Agus, Neng; Juru Warta: A.Saeful Azis; Juru Pair: HE. Manshur Zainal Muttaqin. Alamat Redaksi: Jl.Astana Anyar 53/21Kompleks Sarana Terpadu Ar-Risalah, Bandung.

    12Iberterbit sebulan sekali setiap tanggal 15.IberNomor 526 menandakan majalah ini telah terbit 526

    kali. Taun 44, menandakan Ibertelah menginjak usia 44 tahun.

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    9/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II

    yang berlatar belakang foto jembatan13ditampilkan empat judul topik bahasan yang

    dimuat pada majalah ini, yakni: Hukum Kopi Luwak; Tujuh Rupa Dosa Gede;

    Qurban Asal Tina Impian; dan Mujizat Al-Quran (4)dengan tambahan info; Seratan

    Pileuleuyan ti al-Ustadz KH SZ Rustaman Luqman14. Ditampilkan pula foto ustad

    Rustaman Luqman. Di balik coverdepan, satu halaman penuh ditampilkan ucapan

    belasungkawa dari Pimpinan Pusat Persatuan Islam atas wafatnya Ustad Rustaman

    Luqman15.

    Di bagian awal majalah, rubrik Intisarimenjadi pembuka sajian di halaman 3---

    karena Iber menetapkan cover luar dan cover dalam sebagai halaman 1 dan 2.

    Intisari dalam terbitan ini membahas mengenai kurban, dengan judul: Qurban Asal

    Tina Impian. Di bawah Intisari, ditampilkan susunan redaksi Majalah Iber. Rubrik

    Intisari disebut oleh redaksi sebagai ruhnya Iber. Rubrik Intisari, disambung oleh

    rubrik Baca (Balaka tinu Maca) yang mengambil ruang dua halaman, untuk

    menampilkan pesan singkat (sms) pembaca beserta jawaban redaksi, serta tulisan

    berupa surat pembaca.

    Setelah Intisari dan Baca dimulailah pembahasan topik inti, diawali dengan

    rubrik Rohangan Tafsiryang diasuh oleh KH. M. Abdurrahman Ks. yang membahas

    Tafsir Surat Al-Maidah 1-3 dengan judul Bulan Haram jeung Masjidil Haram. Lalu

    Rohangan Hadisoleh H. Emon Sastranegara yang mengangkat materi Tujuh Rupa

    13Saya tidak memahami latar belakang foto jembatan yang ditampilkan di coverdepan karena tidak

    ada penjelasan dan tidak ada pembahasan tentang foto tersebut. Memang biasanya, pemilihan fotountuk latar belakang cover sering kali tidak menggambarkan isi majalah, kemungkinan hanyakreativitas redaksi.Redaksi beralasan, gambar cover tidak terlalu penting, karena yang dijual Iberbukan gambar, tapi isi.

    14Ustad Rustaman Luqman adalah Wakil Girang Rumpaka Iberyang juga penasihat Pimpinan Daerah

    Persis Kota Bandung, beliau wafat pada tanggal 29 Oktober 2011.

    15Di cover itu tertulis: Sakumna rengrengan Pimpinan Pusat Persatuan Islam & sadaya Bagian

    Otonomna, Majalah Iber & Risalah, ngahaturkeun taziyah ku pupusna Al-Ustadz KH SZ RustamanLuqman (65 taun), di Bandung, Saptu 2 Dzulhijjah 1432 H/29 Oktober 2011; dikurebkeun di

    Pekuburan Astanaanyar, Bandung dinten eta keneh. Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wafuanhu wa akrim nuzulahu wa wasi madkhalahu. Amin ya mujibassailin.

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    10/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 1

    Dosa Gede, dilanjutkan rubrik Elmu Hadis, oleh Drs. KH. Ahmad Daerobby M.Ag

    dengan judul Sifat Sanad alias Wangunan Riwayat; berikutnya Bina Akhlak oleh

    H.M. Sayub Sayidin dengan topikAllah Maha Pinuji.

    Salah satu bahasan yang menjadi ciri khas majalah Persis adalah

    pembahasan soal jawab masalah-masalah keagamaan. Soal jawab ini telah muncul

    sejak jaman Majalah Pembela Islam (1929). Di majalah Iber,soal jawab ditampilkan

    pada ruang Istifta. Di ruang ini, ditampilkan tiga pertanyaan dari pembaca, yakni

    Hukum Kopi Luwak---yang juga ditampilkan judulnya di cover majalah---Qodoan

    dina Sasih Rajab; dan Fidyah Dicicil16.

    Rubrik berikutnya adalah Atikan yang diasuh oleh Drs. H. Abad

    Suryawirawan, yang dalam terbitan ini membahas Kakaren Lebaran. Berikutnya

    Rohangan Aqidah, yang diasuh oleh Ustad KH. SZ. Rustaman Luqman. Rohangan

    Aqidah pada terbitan ini membahas Mujizat Al-Quran yang merupakan tulisan

    keempat sekaligus tulisan terakhir almarhum.

    Rubrik-rubrik selanjutnya lebih bernuansa informasi bagi para anggota dan

    simpatisan Persis. Mulai dari rubrik Akhbar, yang menampilkan tulisan berjudul

    Zakat, Ubar Kasakit Nagara; lalu rubrik Wawasanyang diasuh oleh H. Ekik Barkah,

    yang menampilkan tulisan Bilatung Warung. Ditambah rubrik Eunteung yang

    16

    Pertanyaan pembaca dan jawaban redaksi ditampilkan sangat singkat.Untuk tiga pertanyaan danjawabannya hanya memerlukan satu halaman saja.Misalnya dalam judul Hukum Kopi Luwak.Tanya:Kumaha hukumna tai careuh/luwak anu ngaluarkeun kopi (kopi luwak)? Dengan identitas penanyaditulis: PC. Persistri Cingambul via Pa Abad S. Jawab: Tai Luwak kawas endog anu kaluar tina bujurhayam, kapanan teu disebut kotoran hayam. Pertanyaan berikutnya dengan judul Qodoan dina SasihRajab. Tanya: Kumaha hukumna qodho shaum dina sasih Rajab? Jawab: Qodho dilaksanakeun dinabulan salian ti Ramadhan, kalebet Rajab. Sakumaha pidawuh Allah SWT dina Al-Quran: Jeung singsaha nu gering atawa di panyabaan, nya (wajib manehna puasa) sababaraha poe (nu ditinggalkeun)dina poe-poe liana (Q.S 2:185). Terakhir mengenai Fidyah Dicicil. Tanya: Sim kuring teu puasa, saurdina katerangan agama, upami teu aya kamampuhan puasa tapi digentosan ku fidyah upami leres-leres aya alesan anu kiat, upamina tos pikun, naha mayarna kedah sakaligus atanapi tiasa dicicil.HMB.Majalengka. Jawab: Teu janten masalah fidyah bade dicicil atanapi dibayar sakaligus, margiagama henteu nangtoskeun iraha-irahana. Firman Allah: Jeung pikeun jalma-jalma anu kuat puasa

    tapi ripuh (lamun tea mah teu puasa) diwajibkeun mayar fidyah, nyaeta mere dahar hiji jalma miskin(saban poe) (QS 2:184).

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    11/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 1

    menyajikan cerita Joha Jeung Kalde. Rubrik berikutnya adalah Akhbar Jamiyyah

    yang mewartakan Bakti Sosial Pimpinan Daerah Persistri Majalengka; Rohangan An-

    Nisayang mengetengahkan tulisan Hayang Untung Tina Enteng oleh Atin Prihatini;

    dan rubrik Rohangan Hajiyang memberi informasi mengenai haji.

    Pada bagian akhir, ditampilkan setengah halaman rubrik Bahasa Jawa,

    mengenai Sholat yang disajikan dalam bahasa Jawa. Ada pula ruang Emutaneun

    Urangyang memberi ruang bagi para pembaca untuk berinfak bagi para ustad yang

    bertugas di luar Jawa. Majalah Iberditutup dengan rubrik Uswah,yang menampilkan

    H. Sahwanoedin Djojoprajitno (Saurang tokoh ti tungtung Pulo Jawa Madura).

    Menilik isi Majalah Iber, tentu lebih banyak menampilkan masalah-masalah

    keagamaan dengan kondisi kekinian. Namun, sebagai majalah sebuah organisasi

    Islam, informasi tentang berbagai aktivitas Persis, juga ditampilkan pada beberapa

    rubrik khusus.

    5. Masa Depan Iber

    Awalnya, Iber terbit sangat sederhana, sesederhana para pengelolanya tetapi

    tentu tidak sederhana untuk isinya. 44 tahun yang lalu, Iber lahir dalam bentuk

    majalah stensilan hasil raneo yang diputar dengan tangan. Seiring dengan

    perkembangan zaman, Iber terbit dengan desain yang cukup baik. Penerbitan Iber,

    tentu tidak dapat dilihat dari kesederhanaan cover,tata letak, dan hasil cetakannya,

    tetapi lebih jauh pada nilai isi yang diwartakannya. Para muballigh dan muballighat

    Persis, dari generasi ke generasi, sejak 44 tahun lalu, terpenuhi hajatnya terhadap

    bahan-bahan dakwah yang disajikan di majalah Iber.Mereka menyampaikan pesan-

    pesan dakwah, berbicara dengan dalil-dalil yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    12/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 1

    yang disajikan dari sebuah majalah yang tampil sederhana dengan harga yang

    sangat murah.

    Sejak terbit No. 1 di bulan Agustus 1967 sampai dengan edisi terakhir, Iber

    hanya dicetak antara 1500 sampai 3000 eksemplar. Pernah diterbitkan lebih dari

    3000 eksemplar, namun seperti falsafah pohon yang bisa rimbun daunnya karena

    jasa daun tua yang jatuh dijadikan pupuk alami, oplah sebesar itu tidak bertahan

    lama, karena peribahasa: genah maca teu genah mayar. Padahal seharusnya:

    resep maca resep mayar. Majalah Ibersaat ini dicetak sekitar 2.700 eksemplar

    setiap bulan, dengan harga jual (infaq) saat ini Rp. 7.000.Majalah dengan harga jual

    berlabel infaq yang sangat murah, tentu berdampak pada biaya operasional dan

    honorarium penulis yang tidak besar. Untuk honor penulis masih amat rendah antara

    Rp 20.000 sampai Rp 60.000 sedangkan pegawai tetap diberi honor Rp 50.000 per

    bulan. Iklan yang dimuat juga dihargai saridona diserahkan kepada pemasang

    iklan.Itulah ciri khas majalah dakwah yang tidak mengejar oplah, tetapi mengejar

    tujuan mulia yang lebih besar yakni syiar Islam.

    Karena itulah, ke depan Iberperlu melakukan penataan dalam berbagai hal:

    Pertama, Iber dapat lebih memberikan nuansa syiar keagamaan yang

    mencerahkan dan mencerdaskan, tidak hanya bagi jamaah Persis tetapi juga bagi

    kaum muslimin di tatar Sunda.Pembatasan siaran Persatuan Islam dapat diartikan

    luas, bukan hanya untuk jamaah organisasi Persatuan Islam, tetapi menjadi media

    yang mempersatukan umat Islam.

    Kedua, harus diakui, dari sisi konten, pada umumnya masyarakat Sunda

    dewasa ini kurang tertarik membaca media berbahasa Sunda, karena dianggap

    tidak sesuai dengan selera masyarakat yang berkembang dinamis. Karena itulah,

    diperlukan inovasi baru untuk menyuguhkan media berbahasa Sunda yang

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    13/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 13

    memadukan antara konten yang mendidik, menghibur, dan menarik untuk dibaca

    oleh setiap generasi.

    Ketiga, seiring dengan kemerdekaan media massa atau kebebasan pers di

    era reformasi, sesungguhnya Iberdapat memberi warna yang menyejukkan sebagai

    wahana penyedia informasi, pengembang syiar Islam, dan penyejuk kalbu. Iber

    dapat tampil paling depan mengembangkan pendidikan karakter Islami berdasarkan

    kultur kesundaan, ditambah dalil yang tepat dan tafsir yang akurat berdasarkan Al-

    Quran dan Sunnah, menjadi nilai lebih untuk mendidik masyarakat Sunda yang

    religius, membina nilai-nilai luhur, akhlak mulia, dan karakter bangsa sekaligus

    memelihara jati diri kesundaan.

    Keempat,dari sisi perwajahan, konten, dan bahasa diperlukan perubahan

    artistik yang menarik pembaca untuk menoleh dan membaca Iber; konten yang

    aktual dengan muatan dakwah yang disajikan dengan tambahan isu-isu kekinian;

    serta disuguhkan dengan sajian bahasa Sunda yang mudah difahami, sehingga

    mudah dicerna oleh pembaca khususnya generasi muda.

    Kelima, perlu regenerasi penulis, mengingat para penulis Ibersaat ini sudah

    berusia senja.Inovasi baru dari para penulis muda dengan bimbingan para penulis

    senior, akan membawa nuansa baru pada isi majalah.

    Keenam, pentingnya rasa kepemilikan dari pembaca dan pelestari budaya

    Sunda untuk mendukung eksistensi Iber ke depan dengan mengubah gaya

    manajerial yang alakadarna; genteng-genteng ulah potong dengan manajemen yang

    lebih maju.

    5. Penutup

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    14/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 1

    Apapun yang terjadi, 44 tahun terbit, merupakan prestasi yang luar biasa dari

    Iber. Majalah Iberdapat terbit lebih dari empat puluh tahun hanya mengandalkan

    motivasi dan idealisme dari para pengasuhnya untuk menyebarkan dakwah Islam.

    Ruh kecintaan pada Islam, melebihi kebutuhan akan materi. Falsafah sederhana dari

    redaksi: sebenarnya tiada manusia yang merugi, sebab kerugian itu hakikatnya

    adalah keuntungan yang tertunda. Hanya masalahnya, banyak manusia yang tidak

    sabaran menunggu itu semua.

    Pendiri majalah ini, Ustadz KHE Abdullah telah tiada, tetapi Majalah Iber yang

    didirikannya tetap hidup. H. Emon Sastranegara, Girang Rumpaka Iber berandai-

    andai: Andaikan Al-Ustadz Abdullah masih hidup dan berada ditengah-tengah kita

    sekarang ini, beliau tidak akan kecewa, bahkan bangga melihat Iber masih tetap

    eksis, dan mungkin beliau berkata: Teruskeun anaking, Iber ulah pegat, sing jadi

    shadaqah jariyah.

    Insya Allah.

    SUMBER RUJUKAN

    Anshary, Isa. (1958) Manifest Perjuangan Persatuan Islam. Bandung: SekretariatPP. Persis

    .Fiederspiel, Howard M. (1970). Persatuan Islam; Islamic Reform in Twentieth

    Century Indonesia.New York, Cornel; University.

    Fiederspiel, Howard M. (1996). Persatuan Islam: Pembaharuan Islam IndonesiaAbad XX. Yogyakarta: University Press.

    Mughni, Syafiq A. (1980). Hasan Bandung Pemikir Islam Radikal. Surabaya: Bina

    Ilmu.

  • 7/23/2019 Kibs Dadan Wildan

    15/15

    Konferensi Internasional Budaya Sunda II 15

    Majalah Iber(2012). Nomor 526/Taun 44/19 Dzulhijjah 1432H/15 Nopember 2011 M.

    Noer, Deliar. (1980). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942.Jakarta: LP3S.

    Rosidi, Ajip (1990). M Natsir; Sebuah Biografi.Jakarta; Giri Mukti Pasaka.

    Sastranegara, Emon (2010). Empat Puluh Tiga (43) Tahun Dawah Bil KitabahBerbasis Basa Sunda Iber Berkelana Menjumpai Anda.Makalah SeriMuktamar Persis IV di Tasikmalaya dan Garut.

    Sastranegara, Emon (2010). Lalakon Ringkes Siaran Persatuan Islam MajalahDawah Basa Sunda IBER ti Waktu ka Waktu & Harepan Kapayun.

    Wildan, Dadan. (1997). Yang Dai Yang Politikus; Hayat Dan Perjuangan Lima TokohPersis.Bandung: Remaja Rosda Karya.

    Wildan, Dadan (2000). Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia:Potret Perjalanan Sejarah Organisasi Persatuan Islam. Bandung: PersisPress.