Kiai Kantong Bolong · Humanisme Religius dan kebangsaan KH. A. Wahid Hasyim (PustakaTebuireng:...
Transcript of Kiai Kantong Bolong · Humanisme Religius dan kebangsaan KH. A. Wahid Hasyim (PustakaTebuireng:...
IKiai KantongBolong
Kiai Kantong Bolong
Refleksi Kisah-Kisah Kepemimpinan Bangsa
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_HALDEP_Kirim.indd 1 10/18/2017 10:18:52 AM
IIIKiai KantongBolong
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Rijal Mumazziq
Kiai Kantong Bolong
Refleksi Kisah-Kisah Kepemimpinan Bangsa
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_HALDEP_Kirim.indd 3 10/18/2017 10:18:52 AM
Kiai KantongBolongIV
Kiai Kantong BolongRefleksi Kisah-Kisah Kepemimpinan Bangsa
Rijal Mumazziq
© 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Diterbitkan pertama kali olehPenerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia Anggota IKAPI, Jakarta
717101879ISBN: 978-602-04-4926-5
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_HALDEP_Kirim.indd 4 10/18/2017 10:18:52 AM
VKiai KantongBolong
Kata Pengantar ............................................... vii
Manusia-Manusia Langit ............................... 1Alim yang ‘Amil ................................................ 11Karakter seorang Pendidik ........................... 17Manusia Ruang ............................................... 23Keteladanan Sikap .......................................... 31Para Penggerak .............................................. 39Pakde Mad ....................................................... 53Pak Muhsinin .................................................. 61Pak Puh Mujib dan Kitab Besar di Musala Kecil ................................................ 65Belajar, Belajar, dan Belajar .......................... 71Bu Risma: Memanusiawikan Surabaya ........ 77Jonan dan Revolusi Perkeretaapian ............. 87The Power of Emak ........................................ 93Presiden RI dan Pakaian dalam Kardus ....... 103Gus Dur sebagai Kata Kunci .......................... 109Berguru kepada Idealisme Aamir Khan ....... 121Pemahat Kepribadian Pangeran Diponegoro ..................................................... 133
Daftar Isi
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_HALDEP_Kirim.indd 5 10/18/2017 10:18:52 AM
Kiai KantongBolongVI
Kiai Aziz Masyhuri dan Para Penjaga Ingatan ............................................................. 143The Last Samurai ............................................ 157Kiai Kantong Bolong ....................................... 163Para Pemahat Jiwa .......................................... 171Petuah Kiai Mahsun Masyhudi ..................... 183Ini dia KH. Khoiron Syuaib, Kiainya PSK ....... 191Kiainya Pelacur dan Tobatnya Seorang Preman ............................................................ 199Siapa Sebelum Apa ......................................... 205KH. A. Wahid Hasyim dan Rekrutmen Kader NU di Atas Kereta Api ......................... 209KH. A. Wahid Hasyim dan Rekrutmen Kader di Pesawat ............................................ 215KH. A. Wahab Chasbullah dan RekrutmenKader NU Melalui Mimpi ............................... 223Strategi Kontra-Intelijen Para Kiai: DariKiai Abbas Buntet hingga Gus Dur ................ 233Bung Hatta sebagai Pecinta Sepak Bola ....... 245Berguru kepada Pria Berjenggot Kelabu ..... 253Peci Hitam Ahmed Zu Kar Nu dan Identitas Kebangsaan ..................................... 263Urip Mung Sawang Sinawang .......................... 281Embrio Ekstremisme Beragama ................... 289Cara Cerdas Melawan Permusuhan ............. 295Khidmat yang Melahirkan Berkah ................ 301
Riwayat Hidup Penulis .................................... 307
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_HALDEP_Kirim.indd 6 10/18/2017 10:18:52 AM
XIKiai KantongBolong
Buku ini saya persembahkan untuk:
Ayahku, (alm.) H. Saifuddin MujtabaIbuku, Hj. Umi Nadziroh
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_HALDEP_Kirim.indd 11 10/18/2017 10:18:52 AM
1Kiai KantongBolong
Saya pernah mengantar (almarhum) guru keliling pakai sepeda motor Supra-X, yang knalpotnya blong memekakkan telinga.
Alhamdulillah, beliau enjoy saja. Setelah mengisi bensin di SPBU, tiba-tiba beliau nggak mau naik.
“Kok bensinmu bau amis, Jal?” tanya beliau.
“Wah, lho kok bisa bensin bau amis, Pak?” jawab saya.
“Sebentar, ini tadi kamu beli bensin pakai uang apa?” tanya beliau lagi.
Saya nyengir.
“Nganu Pak. Ini tadi uang di amplop pemberian teman saya untuk Avisa, dua puluh ribu. Ya saya pinjam dulu buat beli bensin...”
Raut muka beliau serius. Tampak mendengus.
“Amis, Jal. Itu uang buat anakmu, kok kamu pa-kai buat beli bensin motormu. Itu bukan hakmu. Amis, amis, Jal. Aku emoh numpang sepeda mo-tormu iki. Nggak betah ambune.”
Manusia-Manusia Langit
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_ISI_Kirim.indd 1 10/18/2017 10:14:15 AM
Kiai KantongBolong2
Aduh, kena! Mati, aku!
Saya mengalah. Saya kosongkan tangki Supra-X, lalu saya beli bensin lagi pakai uang halal milik saya, bukan uang milik Avisa, anak saya.
Setelah itu, brummm… bruuuum…, guru saya senyum-senyum saya antar ke makam Sunan Ampel. Itu pertemuan terakhir sebelum beliau berpulang ke Rahmatullah, awal 2012.
(Status Facebook saya, 1 Mei 2015)
****
Bagi beberapa orang spesial, menjaga asupan makanan yang berkualitas sangat penting. Ber-kualitas di sini adalah tinjauan rohani. Jangan sampai ada barang syubhat, apalagi haram, ma-suk ke dalam tubuh yang dipakai beribadah. Baik haram secara zat(i) seperti babi dan makanan-minuman yang diharamkan Allah, maupun ha-ram sabab(i), yaitu sesuatu yang haram karena penyebabnya. Misalnya, harta hasil korupsi, pungli, hasil mencuri yang digunakan untuk membeli makanan-minuman dan berbagai ba-rang lainnya.
Makanan yang tidak jelas kehalalannya, baik sifat maupun proses pengolahannya, akan
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_ISI_Kirim.indd 2 10/18/2017 10:14:15 AM
3Kiai KantongBolong
memengaruhi jiwa seseorang. Kemalasan ber-ibadah, keengganan berzikir, dan keogahan me-lakukan amal saleh. Perilaku-perilaku itu bisa terjadi karena mungkin kita sengaja atau tidak sengaja memakan makanan yang tidak halal. Atau bahkan makanan yang kita makan halal, tetapi bercampur dengan yang syubhat. Dan yang lebih parah lagi, makanan yang kita makan adalah makanan maupun haram.
Beberapa ulama yang zuhud sengaja dengan ketat membatasi agar keluarganya tetap men-dapatkan asupan makanan halal. Misalnya, almaghfurlah Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa. Beliau memilih membeli kambing dan ayam hidup, lalu disembelih sendiri dengan cara Islam. Sebab kalau beli di luar, meskipun yakin halal, namun tetap khawatir apabila tidak disembelih dengan cara Islami. Habib Mundzir khawatir apabila sembarangan membeli daging akan memengaruhi kekhusyukan beribadahnya dan memengaruhi pertumbuhan kesalehan putra putri beliau.
Ulama lain, Mbah KH. Maimoen Zubair, juga sangat berhati-hati mengenai makanan. Kalau makanan buat keluarga, beliau mengolahnya dari harta yang dihasilkan oleh tanah pertanian beliau. Kalau untuk kebutuhan pondok, beliau dapatkan dari orangtua santri. Kalau untuk
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_ISI_Kirim.indd 3 10/18/2017 10:14:15 AM
Kiai KantongBolong4
aktivitas politik, beliau menggunakan uang pem-berian politisi/amplop sangu. Demikian juga sa-at beraktivitas di NU, beliau menggunakan danapribadi. Bahkan, pernah ketika beliau diundang untuk hadir di acara politik di Jakarta, beliau me-milih mengelola makanan sendiri di kamar hotel, karena sejak awal sudah bawa ricecooker sendiri, beras, dan beberapa lauk yang diawetkan.
Almaghfurlah KH. Abdullah Faqih, dari Langitan, juga mengatur keuangan untuk keluarga, pon-dok, dan aktivitas politik beliau dengan cara me-milih dan memilah keuangan agar tidak ber-campur antara hak keluarga, pondok, dan umat.
Di masa yang agak lama, ada KH. Adlan Aly, dari Cukir, Jombang. Ketajaman mata batinnya muncul karena kehati-hatian beliau dalam me-ngelola harta dan menjaga asupan makanan. Di tahun 1970-an hingga satu dekade berikutnya, seusai rapat di Kantor PWNU Jatim di Darmo, Surabaya, beliau paling ogah mampir ke warung maupun restoran.
Semata-mata kehati-hatian beliau mengenai asupan makanan. Benar-benar menerapkan prinsip halalan thayyibah. Ya halal, ya baik pu-la. Jangan heran jika di usia senjanya, beliau mampu menyimak hafalan Al-Qur’an para san-trinya secara bersamaan. Beliau duduk dike-lilingi 5–7 orang santri yang masing-masing
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_ISI_Kirim.indd 4 10/18/2017 10:14:15 AM
5Kiai KantongBolong
membacakan hafalannya, dan dalam kondisi suara bacaan yang saling bersahutan, beliau mampu mencermati bacaan santrinya yang sa-lah sekaligus membenarkannya. Telinga yang cermat, pikiran yang segar ditunjang dengan ketajaman mata batin, dan ketelitian rasa. Luar biasa.
Dalam buku “Secercah Tinta: Jalinan Cinta seo-rang Hamba dengan Sang Pencipta,” Habib Lutfi bin Yahya, dari Pekalongan, mengisahkan hikayat Kiai Su’bi, dari Taman, Pemalang, yang datang ke kediaman Habib Hasyim (kakek Habib Lutfi). Saat itu Habib Hasyim masih mengajar, maka Kiai Su’bi menunggu di ruang tamu ditemani Muhammad Bakusyer, abdi ndalem (pelayan) Habib Hasyim. Waktu dipersilakan menikmati minuman yang disuguhkan, tiba-tiba tangan Kiai Su’bi lumpuh. Tak bisa digerakkan. Hal ini terus berlangsung sampai Habib Hasyim yang melihat keganjilan ini menanyai Muhammad Bakusyer, “Beli gula di mana?”
“Di warungnya Mbah Yah,” jawab Muhammad Bakusyer.
“Sudah ijab kabul belum?” tanya Habib Hasyim.
“Belum,” jawab Muhammad Bakusyer.
“Ayo kamu lekas kembali ke warung!” perintah Habib Hasyim.
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_ISI_Kirim.indd 5 10/18/2017 10:14:15 AM
Kiai KantongBolong308
Al-Falah Assunniyyah Kecong Jember. Selain Cer-min Bening dari Pesantren (Khalista: 2009), KH. A. Wahid Hasyim: Negarawan Bersarung (Imtiyaz: 2016) Menyongsong Takdir, Meniti Asa: Biografi Prof. Dr. Ridlwan Nasir MA (2016), tulisannya juga dimuat dalam antologi Jalan terjal Santri Menjadi Penulis (Muara Progresif: 2009), serta Revitalisasi Humanisme Religius dan kebangsaan KH. A. Wahid Hasyim (PustakaTebuireng: 2012).
Rijal bisa dihubungi di nomor 085-645-311-110, melalui e-mail: [email protected], maupun me-lalui akun Facebook.
Isi_Kiai Kantong Bolong_Alt03_Oke_Rev01_ISI_Kirim.indd 308 10/18/2017 10:14:35 AM