KHUTBAH : MEDIA PEMBINAA UMAT1 1. · PDF filePertama, adalah substansi/materi yang akan ......
Transcript of KHUTBAH : MEDIA PEMBINAA UMAT1 1. · PDF filePertama, adalah substansi/materi yang akan ......
KHUTBAH : MEDIA PEMBINAA UMAT1
Oleh : Aden Rosadi2
1. Pendahuluan
Dalam kajian literature Islam, khutbah merupakan salah satu media strategik untuk
menyampaikan pesan-pesan, baik pesan ilahiyah dalam konteks hablumminallah,
maupun pesan insaniyah dalam konteks hablumminas. Ia pun menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan dinamika dan perkembangan masyarakat yang sangat global.
Hubungannya dengan pembinaan umat, maka posisi khutbah dalam berbagai acara
menjadi sangat penting terutama yang berhubungan dengan pembangunan karakter
(character building) suatu entitas muslim. Oleh karena itu, ada beberapa aspek yang
menjadi bahan renungan bersama agar pesan-pesan tersebut dapat disampaikan secara
efektif dan efesien. Pertama, adalah substansi/materi yang akan disampaikan. Kedua,
metodologi apa yang digunakan. Ketiga, informasi apa yang akan disampaikan. Dan
keempat, teknis apa yang dapat menunjang (sarana dan prasarana). Emapt hal hal tersebut
ssecara sinergis saling berhubungan dan memiliki peran dan fungsi masing-masing.
2. Esensi dan Varian Khutbah
Secara susbtantif, khutbah merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang memiliki
beberapa nilai yang relative dianut dan diyakini oleh umat Islam. Nilai-nilai tersebut
antara lain : Pertama, nilai sakaral. Ia berhubungan dengan keyakinan tentang sah
tidaknya khutbah. Ia bersipat monolog dan doctrinal. Dalam konteks ini, para ahli
membaginya dengan dua istilah yakni Khutbah Diniyah dan Khutbah Ta’siriyyah.
Sebagai contoh, Khutbah Jumat termasuk kategori Diniyah karena ia berhubungan
dengan sah tidaknya ibadah solat jumat. Sedangkan khutbah Ta’siriyyah sebagai contoh
tentang khutbah nikah, dan lain sebagainya, karena ia tidak berhubungan dengan sah
tidak pernikahan. Kedua, nilai perubahan. Hampir semua event keagamaan yang pernah
dilakukan oleh Rasulullah Saw, antara lain menjelang Wukuf Arafah, selalu memberikan
1 Disampaikan dalam acara Pembinaan Khotib se Kab.Bekasi, 20 Juli 2017
2 Dosen UIN SGD Bandung
khutbah. Bahkan setiap minggu, kita mengenal khutbah jumat, setiap saat mungkin dalam
event pernikahan ada khutbah nikah, dalam hal musim kemaru yang panjang disunnahkan
solat Istisqa juga ada khutbah, menyambut kedatangan bulan suci ramadhan juga ada
khutbah, dan lian sebagainya. Oleh karena itu, sesungguhnya khutbah tersebut diarahkan
dan dioreintasikan melakukan perubahan tatanan masyarakat yang jauh lebih baik. Agar
perubahan itu lebih terarah, terukur dan tercapai sasarannya, maka akan jauh lebih baik
materi atau substansi khutbah disusun secara sistematis dan disesuaikan dengan target
yang akan dicapai.
3. Problematika
Secara empirik, ada beberapa catatan problematika yang relative dihadapi oleh para
khotib dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaannya, antara lain : Pertama, aspek
retorika dan bahasa. Ia berhubungan dengan teknik bertutur yang menarik dan mudah
dicerna oleh mustami’, dan bahasa yang singkat dan padat dengan waktu yang reklatif
singkat. Kedua, aspek wawasan yang berhubungan perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengaruh globalisasi yang terjadi di masyarakat. Ketiga menghadapi multi kultur yang
berhubungan dengan kearifan local dan adat istiadat masyarakat setempat. Terkadang ia
sesuai dengan syari’at dan terkadang relative tidak berhubungan dengan syari’at. Belum
lagi dengan multi mazhab yang hingg saat ini menjadi pegangan bagi sebagian
masyarakat muslim di Indonesia. Keempat, aspek keteladanan para khotib. Aspek ini
berhubungan dengan kepribadian dan kesolehan. Dalam bahasa lain, para khotib
hendaknya menjadi suri tauladan dan panutan, bahkan menjadi tokoh sekaligus figure
yang mumpuni. Ia relative terbebas dan terjaga martabat dan kemuliaannya. Dalam istilah
lain ia sangat Muru’ah. Kelima, aspek yang berhubungan dengan rasa keagamaan, sarana
dan prasarana, serta kesejahteraan. Hal terakhir ini juga menjadi sangat penting karena
berhubungan profesionalisme para khotib.
4. Evaluasi dan Proyeksi
Berdasarkan beberapa pokok pikiran di atas, maka sebagai bahan evaluasi dan proyeksi
untuk peningkatan kualitas khutbah hubungannya dengan pembinaan umat, nampaknya
beberapa hal strategic perlu kita diskusikan bersama, antara lain : Pertama, perlu
dilakukan upaya peningkatan kepribadian para khotib agar ia terjaga konsistensinya
dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Ia diharapan menjadi figure sentral dalam
melakukan pembinaan umat. Ia dibekali dengan kompetensi bahasa, peningkatan
wawasan pengetahuan dan penghayatan ilmu-ilmu agama yang memadai. Disamping itu,
peningkatan kesejahteraan, jaminan keamanan dan kepastian hukum juga mutlaq
diperlukan. Kedua, kerjasama sinergis semua komponen baik umara mapun ulama dalam
meningkatkan pembinaan umat melalui khutbah. Perbaikan sarana dan prasarana menjadi
hal yang niscaya guna penyampaian materi lebih efektif dan efesien. Ketiga, materi
khutbah lebih mengarah pada suasana yang menyejukan dengan lebih mnegedepankan
rasa beragama yang utuh. Hindari unsur yang bernuansa sara guna menjaga ukhuwah
islamiyah dan insaniyah. Hadirkan islam sebagai agama yang rahmatan lil’aalamin.
Keempat, susun materi khutbah secara tematik dan aktual (silabus materi khutbah).
Kelima, ciptakan suasana yang kondusif agar pesan khutbah dapat tersampaikan secara
komprehensif, serta tumbuhkan rasa toleransi dalam mengamalkan nilai keagamaan
dalam kehidupan nsehari-hari.
5. Penutup
Menjadi khotib merupakan profesi mulia. Kemuliaannya terletak pada tanggungjawab
spiritual dan moral untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Ia menjadi sosok yang
dikagumi dan diharapkan menjadi uswah hasanah bagi masyarakat. Tanggungjawab
dunia akhirat berada dipundaknya, terutama dalam kontek pembinaan umat.
Waalhua’lam bi alshawab.