khutbah hari raya idul fitri

6
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat yth. Allahu Akbar-Allah Maha Besar. Segala yang ada di dunia ini, dari kaum yang sekecil- kecilnya sampai kepada benda yang sebesar-besarnya, juga bulan, bintang, bumi dan matahari, adalah semuanya itu kecil, bila dibandingkan dengan kebesaran Allah SWT. Bahkan saudara-saudara, manusia yang dikatakan makhluk yang paling sempurna, yang dengan akalnya telah menguasai dunia ini, namun hakikatnya, manusia itu kecil dan lemah, bila berhadapan dengan kekuasaan Allah yang Maha Besar. Sebab Allah Yang Maha Agung, dan Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Sempurna. Sebagaimana dibentangkan dalam ayat Al-Qur’an yang bunyinya :

Transcript of khutbah hari raya idul fitri

Page 1: khutbah hari raya idul fitri

Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat yth.

Allahu Akbar-Allah Maha Besar.

Segala yang ada di dunia ini, dari kaum yang sekecil-kecilnya sampai kepada benda yang sebesar-besarnya, juga bulan, bintang, bumi dan matahari, adalah semuanya itu kecil, bila dibandingkan dengan kebesaran Allah SWT.

Bahkan saudara-saudara, manusia yang dikatakan makhluk yang paling sempurna, yang dengan akalnya telah menguasai dunia ini, namun hakikatnya, manusia itu kecil dan lemah, bila berhadapan dengan kekuasaan Allah yang Maha Besar. Sebab Allah Yang Maha Agung, dan Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Sempurna. Sebagaimana dibentangkan dalam ayat Al-Qur’an yang bunyinya :

Yang artinya kurang lebih :

“Sesungguhnya pada terjadinya langit dan bumi, dan pergantian siang dan malam, serta kapal yang berjalan di lautan, yang memberi manfa’at kepada manusia, dan air yang diturunkan Allah dari langit, kemudian dapat menghidupkan bumi sesudah matinya serta menyebar

Page 2: khutbah hari raya idul fitri

segala macam binatang di muka bumi, dan menggerakan angin serta awan yang dijalankan antara langit dan bumi, sungguh yang demikian itu menjadi tanda bukti kekuasaan Allah bagi kaum yang sama berakal” (Q.S Al-Baqarah : 164)

Allahu Akbar (3X).

Justru karena itulah saudara-saudara, maka pada hari yang agung ini, gemuruhlah suara takbir dan tahmid memenuhi angkasa, itulah suara yang menggelora dari hamba-hamba Allah yang setia terhadap Agamanya.

Sebab kita semua berkeyakinan, bahwa hanya Allahlah yang Maha Besar, yang berhak disembah, dipuji dan dipuja, Allahlah tempat kita berlindung, tempat kita berdo’a memohon sesuatu, untuk kepentingan hidup kita bersama.

Allahu Akbar – Walillahil Hamdu.

Saudara-saudara, hari ini adalah hari yang sangat agung, hari yang melambangkan keluhuran dan kesucian ajaran Agama Islam.

Hari ini adalah hari yang berbahagia, hari yang melambangkan persaudaraan, persatuan serta kerukunan dan persamaan, yang menjadi dasar tegaknya masyarakat Islam.

Sehingga menjadilah satu kewajiban yang mutlak, bagi kaum Muslimin seluruh dunia, untuk memelihara persatuan, bersatupadu, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, di bawah naungan kalimah tauhid.

Dengan berpegang kepada hikmah yang terkandung dalam hari raya ini, maka wajiblah bagi kita ummat Islam, membina persatuan dan kokoh-kuat antara kita sama kita. Menghilangkan rasa mendongkol, su’udhdhon (buruk sangka) yang bukan-bukan, iri-hati, sentiment dan sebagainya, agar terjelmalah dalam kalangan kita,Ukhuwah Islamiyah yang murni, sebagai mana yang digambarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Dalam sabdanya yang popular, yang sering kita dengar, ialah bahwasaanya :

“Orang mukmin dengan orang mukmin itu adalah laksana sebuah bangunan, sebagian menguatkan kepada sebagianya.”(Bukhari dan Muslim)

Yakni bahwa masyarakat Islam itu diibaratkan, laksana suatu bangunan yang kokoh-kuat. Bangunan yang sanggup menahan arus percekcokan dan perselisihan, ialah bangunan yang sanggup mempertahankan kesucian Agama, dapat pula membendung arus kritis akhlak yang merajalela dalam kalangan ummat manusia.

Page 3: khutbah hari raya idul fitri

Demikianlah saudara-saudara, gambaran masyarakat Islam, dalam membina persatuan lahir-batin, persatuan yang sejati yang kokoh seperti bangunan beton. Bukan persatuan, sebagaimana nasi. Kelihatannya berkumpul dalam bakul atau piring, namun mudah sekali dipisah-pisahkan oleh sendok yang hanya kecil saja.

Bukan pula seperti halnya keadaan masyarakat orang-orang munafik, yakni munafik yang disebutkan dalam Al-Qur’an :

Yang artinya : “Kamu mengira bahwa mereka itu berkumpul (menjadi satu), padahal hati mereka bercerai-berai.” (Q.S. Hasyr : 14)

Tidak demikuian saudara-saudara, Allahu Akbar. Tetapi persatuan yang kita kehendaki adalah persatuan yang hakiki, sebab sudah terang bahwa :

“persatuan adalah pangkal kemenangan”, “bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh.”

Artinya, bahwa persatuan itu pangkal kebahagiaan.

Dan kita semuanya berhari-raya ini bersama-sama, tak lain bukan sebenarnya untuk membina persatuan persaudaraan dan kerukunan, jangan sampai kita bercerai-berai, sesuai dengan firman Allah :

Yang artinya : “Berpegang teguhlah kamu kepada Agama Allah kesemuanya, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Q.S. Ali-Imran : 30)

Saudara-saudara, lain dari pada itu, dari raya ‘idul Fitri yang agung ini juga, menjadi lambang syi’ar Agama, justru tepat dirayakan sebagai penutup ibadah puasa yang dilakukan oleh ummat sebulan lamanya.

Allahu Akbar (3X)

Maka ditinjau dari segi ini, hari raya ‘idul Fitri merupakan salah satu syi’ar Agama :

Page 4: khutbah hari raya idul fitri

Setelah ummat islam digembleng dengan puasa, agar kaum muslimin, didalam perjuangan hidupnya, mencapai kebahagiaan dunia akherat, dapatlah mengendalikan nafsu, taubat dan ulet, dalam menghadapi tantangan zaman.

Sehingga tidak mudah, dipengaruhi oleh suasana keadaan yang bagaimanapun ,namun akan selalu berpegang teguh kepada prinsip-prinsip ajaran islam yang suci dan luhur.

Maka setelah itu,datanglah hari raya ini,demi untuk membesarkan hati dan jiwa kaum muslimin,bahwa hari raya ini adalah hari meledaknya kegembiraan, yang mengandung penuh harapan, untuk menuju kearah hidup baru yang lebih baik dari pada tahun yang sudah-sudah. Bukan saatnya lagi kini kaum muslimin bertopang dagu, menantikan datangnya emas dari langit, tetapi hendaknya berjuang dan beramal, lebih dari pada tahun yang telah lalu. Da’wah lebih digiatkan, segala-galanya harus lebih disempurnakan. Bukan saatnya lagi kita merasa putus asa, sebab kelak dinyatakan oleh Allah dalam firmannya :

Yang artinya : “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Q.S. Yusuf : 87)

Melainkan kita harus berbesar hati, siapa tahu saudara-saudara, dengan puasa yang ikhlas dan penuh kesabaran itu, ummat Islam menjadi terangkat martabatnya di sisi Allah, maupun dalam pandangan masyarakat.

Maka hari raya ‘Idul Fitri, adalah hari penuh harapan membela, bantu-membantu dalam meringankan beban hidup, sehingga berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

Yang muda hormat kepada yang tua, yang tua penuh kasih-sayang terhadap yang muda. Kalau sebelum puasa mungkin kita dengan family mungkin kurang baik, kurang erat, maka sesudah hari raya, segera diperbaiki dan dipererat, agar tali silaturahmi tidaklah putus.

Kalau sebelum puasa boleh jadi banyak kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan terhadap tetagga, family ataupun masyarakat, maka setelah hari ini segera harus diperbaiki, segera kembali kejalan yang benar. Kalau sebelum puasa, mungkin sering melakukan hal-hal yang menyebabkan dirinya menjadi merosot dalam pandangan Allah, maupun masyarakat, maka dalam hari raya harus berusaha dengan sungguh-sungguh agar jangan sampai dirinya merosot, tersesat, atau terjerumus kedalam alam kejahilan dan kemungkaran.

Allahu Akbar – Walillahil Hamdu

Page 5: khutbah hari raya idul fitri

Walhasil saudara-saudara. Hari raya ‘idul Fitri ini adalah hari bahagia, yang harus kita sambut dengan penuh harapan dan keyakinan, untuk memasuki hidup baru, usaha baru, amal yang baru, demi mencapai ridla Ilahi.

Marilah pada hari yang agung ini, kita menengadahkan tangan ke hadirat Ilahi Rabbi, semoga Allah memudahkan ummat Islam untuk lebih giat ber’amal, dapat menyebarkan faham Islam itu kepada masyarakat ramai dengan sebaik-baiknya.

Sehingga terjelmalah dalam masyarakat, suatu pergaulan yang sehat, amal yang sehat, cita-cita yang sehat, hati yang sehat, fikiran yang sehat, jerjelmalah Ukhuwah Islamiyah yang murni, sepanjang ajaran Agama.

Kepada Allahlah kita memohon taufik, serta hidayah, kepada Allahlah kita mengharapkan perbaikan hidup, di samping kita berikhtiar terus, semoga Allah menunjukan kita ke jalan yang lurus, melapangkan hidup kita, memberi ilmu yang banyak, rizki yang banyak yang bermanfaat.

Semoga Allah memasukan kita kedalam golongan orang yang beriman dan ber’amal saleh, berbahagialah fid-dun-ya-wal akhirah.