khjgugy

3
Pendahuluan Sistem rujukan merupakan suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Diharapkan dengan adanya sistem rujukan pasien dapat pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, selain itu dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Sistem rujukan di Indonesia dibedakan atas 2 jenis yaitu rujukan medis dan rujukan kesehatan. Rujukan medis adalah upaya rujukan kesehatan yang dapat bersifat vertikal, horizontal atau timbal balik yang terutama berkaitan dengan upaya penyembuhan dan rehabilitasi serta upaya yang bertujuan mendukungnya. Rujukan kesehatan adalah rujukan upaya kesehatan yang bersifat vertikal dan horisontal yang terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta upaya yang mendukungnya. Sistem rujukan medis di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta mencakup 3 (tiga) aspek pelayanan medis yaitu rujukan pasien, rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan rujukan pengetahuan. Sistem rujukan di puskesmas dapat dilaksanakan secara horisontal, vertikal atau kedua-duanya dari tingkat bawah ke tingkat yang lebih tinggi. Pelayanan kesehatan telah tersedia pada semua tingkatan mulai dari tingkat dasar seperti klinik pratama / klinik utama, puskesmas pembantu, puskesmas dan dokter praktek swasta / bidan praktek swasta sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti rumah sakit. Apabila klinik pratama / klinik utama, puskesmas Kelurahan, puskesmas, atau dokter praktek swasta/bidan praktek swasta menerima atau merawat kasus gawat darurat atau non gawat darurat (penyakit kronis) dan tidak berwenang atau tidak mampu memberikan penanganan medis tertentu atau pelayanan kesehatan penunjang, maka harus merujuk pasien tersebut kepada fasilitas kesehatan yang lebih mampu, misalnya

description

jgjyfyrtf

Transcript of khjgugy

Page 1: khjgugy

PendahuluanSistem rujukan merupakan suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Diharapkan dengan adanya sistem rujukan pasien dapat pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, selain itu dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.

Sistem rujukan di Indonesia dibedakan atas 2 jenis yaitu rujukan medis dan rujukan kesehatan. Rujukan medis adalah upaya rujukan kesehatan yang dapat bersifat vertikal, horizontal atau timbal balik yang terutama berkaitan dengan upaya penyembuhan dan rehabilitasi serta upaya yang bertujuan mendukungnya. Rujukan kesehatan adalah rujukan upaya kesehatan yang bersifat vertikal dan horisontal yang terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta upaya yang mendukungnya.

Sistem rujukan medis di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta mencakup 3 (tiga) aspek pelayanan medis yaitu rujukan pasien, rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan rujukan pengetahuan. Sistem rujukan di puskesmas dapat dilaksanakan secara horisontal, vertikal atau kedua-duanya dari tingkat bawah ke tingkat yang lebih tinggi. Pelayanan kesehatan telah tersedia pada semua tingkatan mulai dari tingkat dasar seperti klinik pratama / klinik utama, puskesmas pembantu, puskesmas dan dokter praktek swasta / bidan praktek swasta sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti rumah sakit. Apabila klinik pratama / klinik utama, puskesmas Kelurahan, puskesmas, atau dokter praktek swasta/bidan praktek swasta menerima atau merawat kasus gawat darurat atau non gawat darurat (penyakit kronis) dan tidak berwenang atau tidak mampu memberikan penanganan medis tertentu atau pelayanan kesehatan penunjang, maka harus merujuk pasien tersebut kepada fasilitas kesehatan yang lebih mampu, misalnya rumah sakit pemerintah/swasta atau fasilitas kesehatan terdekat dan merupakan faskes rujukan.

Pada tanggal satu Januari 2014 Sistem Jaminan Sosial Nasional mulai diberlakukan, dan ditargetkan pada tahun 2019 seluruh penduduk sudah menjadi peserta SJSN, tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dokter dimana dengan diberlakukannya SJSN akan membuat dokter yang memberikan layanan primer (termasuk dokter yang bekerja di Puskesmas) akan betugas sebagai "gatekeeper" dimana dari sisi layanan tingkat lanjut ( RS ) juga akan memberikan manfaat berupa:

a. meningkatkan efisiensi layanan kesehatanb. meningkatkan mutu layanan kesehatanc. memperbaiki akses layanan kesehatan di tingkat lanjut

gatekeeper dapat terlaksana secara efektif apabila memiliki sistem rujukan yang baik, yaitu yang terdiri dari komponen sistem rujukan berupa: Manual rujukan (rencana detail kegiatan rujukan); sistem monitoring dan evaluasi (melalui audit) dan dokter pemberi layanan primer yang kompeten dan berkualitas.

Page 2: khjgugy

Saat ini penerapan sistem rujukan puskesmas di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta belum berjalan secara optimal di semua tingkat fasilitas kesehatan, hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya morbiditas yang memerlukan rujukan dan rujukan balik namun tidak dapat terlayani secara memadai, antara lain: belum maksimalnya

1. Petunjuk teknis yang terpadu bagi petugas kesehatan yang ada di lapangan,2. Upaya konseling terhadap pasien atau keluarga pasien oleh petugas kesehatan,3. Sebagian sarana dan prasarana rujukan4. Fasilitas pelayanan kesehatan yang menangani pasien rujukan tidak sesuai dengan

kelasnya5. Ada perbedaan kebijakan penjamin jaminan kesehatan.

Beberapa permasalahan yang di temukan dalam pelaksanaan rujukan pasien, antara lain :

1. Rujukan diwakilkan/pasien tidak datang2. Sistem Rujukan Balik tidak berjalan3. Sistem rujukan online (SPGDT 119) belum berjalan baik, sehingga puskesmas merasa

kesulitan untuk merujuk dan RS selalu penuh sehingga petugas puskesmas yang mencari RS lain mengakibatkan terlambatnya penanganan terhadap pasien

4. Masih ditemukannya penerima pertama pasien kegawatdaruratan sebagian tenaga medis belum terlatih

5. Tenaga kesehatan yang sudah terlatih dimutasi ke fasilitas pelayanan kesehatan lain atau bagian lain.

6. Pelaksanaan rujukan balik belum dimanfaatkan secara maksimal oleh petugas rumah sakit dan puskesmas/jajarannya.

7. Puskemas merasa kesulitan untuk merujuk karena terkadang RS penuh sehingga petugas Puskesmas harus mencari rumah sakit lain.

8. Koordinasi antara RS, PKM masih kurang9. Masih tingginya biaya transportasi dan terkadang terlambat dalam penanganan karena

lama sampai ke RS (adanya target maksimal sebesar 15% pemberian Rujukan (aturan BPJS) dari puskesmas ke RS dan Pasien pasca rawat inap tidak perlu surat rujukan saat control pertama

10. Pasien yang langsung dirawat di RS datang meminta rujukan. Karna sudah lebih dari 1 bulan

11. Alat transportasi/ambulance belum sesuai standar di puskesmas12. Pasien tidak datang pada saat meminta rujukan13. Ketidak seragaman fasilitas pemeriksaan penunjang yang ada di Puskesmas14. pasien yang datang tidak sesuai dengan wilayah15. alur rujukan tetap berjenjang dalam segala situasi dan kondisi

Dari beberapa masalah tersebut di atas, maka perlu disusun suatu pedoman atau petunjuk teknis yang mengatur tentang sistem rujukan puskesmas di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Yang nantinya diharapkan bisa dijadikan acuan bagi semua petugas di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.