Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

19
Khilafah dan Konstelasi Pergaulan Internasional Muhammad Luthfie Hakim, S.H.

Transcript of Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Page 1: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Khilafah dan Konstelasi Pergaulan Internasional

Muhammad Luthfie Hakim, S.H.

Page 2: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Periode Kekhilafahan

Masa Nabi Muhammad SAW Khilafat Abubakar Al Shiddiq (Madinah) 632-634M Khilafat Umar Ibn Khattab (Madinah) 634-644M Khilafat Utsman Ibn Affan (Madinah) 644-656M Khilafat Ali Ibn Abithalib (Madinah) 656-661M Khilafat Bani Umayyah (Damascus) 661-750M Khilafat Bani Abbassiyah (Baghdad) 750-1258M

Dinasti Fatima (Tunisia) dan Umayyah (Sepanyol) Khilafat Bani Abbassiyah (Kairo) 1261-1517M Khilafat Utsmaniyyah (Turki) 15…-1924M

Page 3: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Periode Penting Negeri-Negeri Barat

Renaissance di Eropa (1300-1599M)Diawali dari ItaliaMerupakan gerakan pembaruan di berbagai

bidang (seni budaya, ekonomi, politik dll.)Secara politis, awal gerakan sekulerisasi

yang menggerogoti kesakralan pengaruh kekuasaan Gereja Katolik Roma atas kekuasaan monarkhi negara-negara Eropa (diawali oleh pemikir Italia Niccolo Machiavelli)

Page 4: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Perdamaian Westphalia (24 Oktober 1648)

Pihak-pihak: Perancis dan Swedia berhadapan dengan Spanyol dan Imperium Romawi (The Holy Roman Empire)

Arti penting Perdamaian Westphalia: Mengakhiri Perang 30 tahun (perang agama di

Eropa); Mengakhiri selama-lamanya usaha kekuasaan

Imperium Romawi untuk menegakkan kembali kekuasaannya;

Memisahkan hubungan kegerejaan dengan kekuasaan negara-negara (sekulerisasi)

Pengakuan kemerdekaan negara Nederland, Swiss dll.

Page 5: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Akibat lebih jauh dari Perdamaian Westphalia

Setelah Perdamaian Westphalia dimulailah era runtuhnya kekuasaan Monarkhi dan diganti Nation State (Revolusi Perancis dan Amerika, abad 18 dan 19)

Percobaan kerajaan-kerajaan besar kembali berkuasa (Konggres Viena 1815 dan The Holy Alliance antara raja Austria, Prusia, dan Rusia) mengalami kegagalan

Kerajaan ada yang lenyap sama sekali, ada yang tinggal simbol, ada yang masih memiliki kekuasaan terbatas;

Page 6: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Fenomena Lahirnya Organisasi Internasional

Pertama kali terbentuk Mahkamah Arbitrase Permanen (Konperensi Perdamaian Denhaag II, 1907)

Mahkamah Internasional Permanen (1921) Diikuti terbentuknya LBB pasca PD I dan PBB

pasca PD II Kini terdapat ratusan organisasi internasional

dalam berbagai skala (regional, kawasan, internasional) dan kategori (politik, seni budaya, OR, militer, ekonomi, hukum, dll.)

Page 7: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Disebut UN atau UNO Asal mula:

Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yang diajukan Presiden AS dan PM Inggris, Agustus 1941;

Deklarasi PBB ditandatangani 26 Negara hari tahun baru 1942, setelah Jepang memulai permusuhan di kawasan Pasifik;

Deklarasi Moskow, Oktober 1943, yang dikeluarkan oleh pemerintah AS, Inggris, Uni Soviet, dan Cina;

Konferensi Yalta, 1945, menjelang kekalahan Jerman, pematangan bentuk PBB dan penggodogan konsep Dewan Keamanan;

Konferensi 25 April s/d 26 Juni 1945 membahas (Piagam PBB) UN Charter;

Page 8: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

(Lanjutan)

UN lahir pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah diratifikasi oleh Cina, Uni Soviet, Inggris dan AS, dan mayoritas negara2 lain;

Sidang pertama MU dilangsungkan tgl 10 Januari 1946, 3 bulan sebelum LBB diakhiri;

Selain Sekretariat, memiliki 5 organ utama: MU, DK, DE dan Sosial, Dewan Perwalian, ICJ, di samping organ2 pembantu (subsidiary organs);

Tujuan didirikan PBB: Memelihara perdamaian dan keamanan; mengembangkan hubungan bersahabat di antara bangsa-

bangsa; Mengupayakan kerjasama ekonomi, sosial, budaya, dll.

Page 9: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

MU PBB

Merupakan badan pertimbanganSidang setahun sekali, tapi dapat

mengagendakan sidang khususOne man one voteTidak mengenal veto

Page 10: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

DK PBB

Terdiri 15 anggota, 5 diantaranya anggota tetap dan disebut dalam Charter (Cina, Perancis, Rusia, Inggris, AS)

10 anggota tidak tetap dipilih untuk 3 tahun oleh MU Merupakan badan yang berfungsi terus-menerus, yang

diharapkan dapat berfungsi efektif untuk menjamin tindakan yang layak oleh PBB

One man one vote, dengan minimal 9 anggota tetap harus menyetujui (termasuk pemegang hak veto)

Memiliki kekuasaan eksekusi dan memaksa dengan kekuatan senjata;

Dalam prakteknya DK PBB banyak mengalami kegagalan dalam mencegah terjadinya perang, dan negara pemegang hak veto merupakan sponsor utama di berbagai perang setelah PD II;

Page 11: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Hukum Internasional

Merupakan weak law (hukum yang lemah), bahkan ada yang mengatakan bukan suatu “hukum”;

Bersifat koordinatif, bukan subordinatif; Posisinya terhadap state law senantiasa bermasalah,

praktek di berbagai negara berbeda-beda; Teori dipatuhinya hukum internasional hanya

berdasarkan hukum alami (natuurrecht), yaitu akal sehat (ratio) dan naluri untuk mempertahankan jenisnya (instinct for survival)

Page 12: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Kritik Terhadap Sekulerisasi

Pemberontakan masyarakat-bangsa terhadap kekuasaan Gereja Katolik Roma dan kekuasaan monarkhi, dengan membentuk nation-state yang sekuler membuahkan kritik atas kondisi dunia kini sebagai berikut: Perang tetap merupakan alasan utama kematian umat

manusia dalam jumlah massif; Kemiskinan, keterbelakangan, kerendahan budaya,

eksploitasi negara satu terhadap negara lain terus berlangsung;

Keamanan suatu negara tetap digantungkan pada seberapa kuat militer negara itu, artinya kembali ke kondisi survival of fittest alias hukum rimba, bukan pada hak dan bathil;

Kesejahteraan ketertiban, dan kemajuan ilmu dan teknologi negara-negara Barat merupakan hasil penjajahan ekonomi terhadap negara-negara berkembang;

Page 13: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Perlunya suatu Single Organization

Kelahiran organisasi PBB sulit dilepaskan dari kenyataan kebutuhan negara-negara d dunia akan adanya suatu organisasi tunggal untuk mengatur eksistensi ratusan negara-negara di dunia;

PBB sebagai single organization tidak cukup kuat mengatur anggotanya, terbukti masih banyak terjadi perang setelah terbentuk PBB;

Yang diperlukan niscaya bukan semata single organization yang diikat dalam suatu international law, melainkan single organization yang diikat dalam world law, yang bersifat subordinatif (negara anggota diperlakukan sebagai seperti negara bagian dalam negara federasi);

Page 14: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Khilafah

Dunia Islam sebagai salah satu imperium terbesar dan terlama yang pernah eksis menguasai peradaban dunia harus menyumbangkan saran bagi dunia yang lebih aman dan adil, dengan mengajukan alternatif single organization yang lebih cocok bagi peradaban umum manusia;

Tawaran dunia Islam adalah Khilafah; Bila pergaulan Internasional sekarang diikat dengan

international Law yang didasarkan pada natuurrecht (ratio dan instinct for survival) dan terbukti tidak efektif mengelola keamanan dunia, maka Islam menawarkan world law (hukum dunia yang bersifat subordinatif) yang didasarkan pada hukum Allah;

Page 15: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Konsep Kelsen mengenai negara menekankan bahwa negara merupakan suatu gagasan teknis semata-mata yang menyatakan fakta bahwa serangkaian kaidah hukum tertentu mengikat sekelompok individu yang hidup di dalam suatu wilayah teritorial terbatas. Negara=hukum;

Walau Kelsen menuai kritik, tapi tidak dapat disangkal bahwa eksistensi suatu sistem hukum merupakan syarat paling pokok dari status kenegaraan;

Oleh karena itu, negara yang menerapkan sistim hukum Allah (syariah), tidak ada jalan lain selain menetapkan status kenegaraannya sebagai Khilafah;

Page 16: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Khilafah adalah sistem pemerintahan yang tegak di atas empat pilar yang solid. Pertama, kedaulatan di tangan syara’ (QS. An-Nisaa 59).

Pemutus halal-haram, baik-buruk, terpuji-tercela adalah hukum syara.

Kedua, kekuasaan di tangan rakyat. Lalu rakyat menyerahkan kekuasaan itu kepada seseorang pilihan mereka sebagai khalifah (Lihat Hadist-hadits tentang bai'at khalifah).

Ketiga, khalifah yang dipilih dan dibai’at rakyat itu haruslah satu orang saja dan ini merupakan kewajiban kaum muslimin.

Keempat, khalifah yang telah dibai’at itulah yang punya hak untuk melegislasi hukum syara’ yang digali oleh para mujtahid sehingga terwujud tertib hukum di masyarakat (Lihat ijma sahabat)

Page 17: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

Misi Khilafah

Beberapa langkah yang diterapkan Khilafah manakala tegak adalah :

Melaksanakan penerapan mabda  (way of life) Islam secara kaffah

Menyatukan negeri-negeri Islam kedalam kesatuan khilafah Menerapkan sistem ekonomi Islam yang tumpuannya sektor

riil, menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok per individu, dan memberi peluang sama untuk berusaha bagi warga, mendistribusikan kekayaan alam kembali kepada pemiliknya, yakni ummat 

Mengatur tata pergaulan masyarakat, melarang segala hal yang menyuburkan penyakit sosial

Menjamin terpenuhinya kebutuhan jama’ah kaum muslimin (pendidikan, kesehatan, dan keamanan secara gratis)

Dengan lima langkah di atas generasi umat Islam yang kokoh dalam Khilafah terbentuk. Insya Allah !

Page 18: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik" (QS. An Nuur 55).

Page 19: Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional

C.V. Penulis

S1 Fakultas Hukum UGM;Mahasiswa Pasca Sarjana Univ.

Padjadjaran, Bandung;Sekjend Ikatan Penasihat Hukum

Indonesia (IPHI);Bendahara Umum Perhimpunan

Advokat Indonesia (PERADI);