KHAIRUNNISAK-jurnal(1)

download KHAIRUNNISAK-jurnal(1)

of 7

Transcript of KHAIRUNNISAK-jurnal(1)

  • 1

    HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS

    PADA BAYI BARU LAHIR 0 - 7 HARI DI RUMAH SAKIT

    UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN

    BANDA ACEH

    KHAIRUNNISAK

    Mahasiswi D-III Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh

    Abstrak

    Latar belakang : Ikterus adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi

    baru lahir karena adanya bilirubin pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar

    bilirubin dalam darah. Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

    Abidin menunjukkan bahwa 70% ibu tidak mengetahui tentang ikterus dan manfaat ASI untuk

    mencegah ikterus. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan kejadian

    ikterus pada bayi baru lahir 0-7 dari di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

    Metode Penelitian : Bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel

    purposive sampling dengan jumlah populasi 102 responden, sampel 51 responden. Penelitian dimulai

    tanggal 22 Juli - 22 Agustus 2013. Pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner,

    selanjutnya di uji statistik dengan menggunakan Chi-Square test dengan memakai program SPSS for

    windows dengan batas kemaknaan (=0,05) Ho ditolak jika p value > 0,05 dan Ha diterima jika p value < 0,05. Hasil Penelitian : dari 35 responden yang sering melakukan pemberian ASI ternyata

    mayoritas Negatif mengalami ikterus (68,6%) dan dari 16 responden yang tidak sering melakukan

    pemberian ASI mayoritas 87,5% positif mengalami ikterus. Kesimpulan : Ada hubungan pemberian

    ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

    Abidin Banda Aceh Tahun 2013. Diharapkan bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

    agar dapat terus meningkatkan konseling dan penyuluhan-penyuluhan tentang manfaat ASI untuk

    mencegah ikterus.

    Kata Kunci : ASI, ikterus, bayi.

    PENDAHULUAN

    Menurut WHO Ikterus adalah

    kondisi munculnya warna kuning di

    kulit dan selaput mata pada bayi baru

    lahir karena adanya bilirubin pada

    kulit dan selaput mata sebagai akibat

    peningkatan kadar bilirubin dalam

    darah atau hiperbilirubinemia (Suradi,

    2009).

    Dalam upaya mewujudkan visi

    Indonesia Sehat 2010, maka salah satu tolak ukur adalah menurunnya

    angka mortalitas dan morbilitas neona-

    tus (HTA, 2004).

    Di Amerika Serikat, dari 4 juta

    bayi yang lahir setiap tahunnya,

    sekitar 65% mengalami ikterus.

    Sensus yang dilakukan di Malaysia

    pada tahun 2005 menemukan

    sekitar 75% bayi baru lahir

    mengalami ikterus pada minggu

    pertama. Sebuah studi di Rumah Sakit

    Umum Pusat Rujukan Nasional Cipto

    Mangunkusumo selama tahun 2010,

    menemukan prevalensi ikterus pada

    bayi baru lahir sebesar 58% (HTA,

    2004).

  • 2

    Berdasarkan data yang peneliti

    dapatkan dari rekam medik Rumah

    Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

    Abidin Banda Aceh pada bulan Januari

    sampai dengan Desember 2012 yang

    mengalami ikterus, hipotermi dan

    asfiksia sebanyak 140 bayi, baik

    ikterus fisiologis maupun patologis.

    Sedangkan berdasarkan hasil

    pengambilan data awal yang penulis

    lakukan di Rumah Sakit Umum

    Daerah dr. Zainoel Abidin Banda

    Aceh, pada bulan Januari 2012 sampai

    dengan Desember 2012 terdapat 102

    bayi yang mengalami ikterus.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang

    diatas maka perumusan masalah yang

    diangkat adalah Adakah Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian

    Ikterus Pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari

    Di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh?.

    Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan

    pemberian ASI dengan kejadian

    ikterus pada bayi baru lahir 0-7 dari

    di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh.

    2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui hubungan

    ASI terhadap kejadian ikterus Di

    Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh.

    Manfaat Penelitian

    1. Bagi Rumah sakit Sebagai masukan kepada

    pihak rumah sakit tentang

    pencegahan ikterus pada bayi baru

    lahir serta penatalaksanaannya

    melalui konseling dan penyuluhan-

    penyuluhan kepada ibu hamil

    tentang manfaat ASI.

    2. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan ilmu

    pengetahuan untuk menambah

    informasi tentang ikterus pada bayi

    baru lahir dan sebagai bahan acuan

    untuk penelitian lebih lanjut

    mengenai hubungan pemberian ASI

    dengan kejadian ikterus.

    3. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menambah wawasan

    bagi mahasiswa dan sebagai bahan

    bacaan diperpustakaan atau

    referensi untuk mahasiswa.

    KERANGKA KONSEP

    Menurut Gusliham (2009) salah

    satu penyebab ikterus adalah akibat

    kekurangan ASI yang biasanya timbul

    pada hari kedua atau ketiga pada

    waktu ASI belum banyak dan biasanya

    tidak memerlukan pengobatan.

    V. Independen V. Dependen

    Gambar 3.1. Kerangka Konsep

    Ikterus

    Fisiologis

    Pemberian

    ASI

  • 3

    Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat

    beberapa variabel yang diteliti, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Ikterus : Warna kuning yang terjadi pada kulit dan selaput mata bayi

    karena penumpukan kadar bilirubin

    dalam darah. Variabel ini diukur

    dengan menggunakan kuesioer.

    Hasil ukur dikategorikan dalam 2

    kategori, yaitu : positif bila warna

    kuning terlihat pada 24 jam

    pertama setelah bayi lahir dan

    negatif bila terlihat warna kuning

    tidak dalam waktu 24 jam pertama

    setelah bayi lahir. Hasil ukur

    berskala ordinal.

    2. Pemberian ASI : air susu ibu yang diberikan ibu kepada bayinya dari

    umur 0 hari sampai 2 tahun.

    Variabel ini diukur dengan

    menggunakan kuesioner. Hasil ukur

    dikategorikan dalam 2 kategori,

    yaitu : sering bila 2,1 dan tidak Sering : bila < 2,1.

    Hipotesa

    Ada hubungan antara pemberian

    ASI dengan kejadian ikterus pada bayi

    baru lahir 0 7 hari di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

    Banda Aceh tahun 2013.

    Jenis Penelitian

    Penelitian bersifat analitik

    dengan pendekatan cross sectional

    yaitu untuk mengetahui hubungan

    pemberian ASI dengan kejadian

    ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari di

    Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun

    2013.

    Populasi dan Sampel

    1. Populasi Populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh bayi yang

    mengalami ikterus dari umur 0-7

    hari di Rumah Sakit Umum Daerah

    dr. Zainoel Abidin Tahun 2013

    yang berjumlah 102 bayi.

    2. Sampel Pengumpulan sampel menggu-

    nakan teknik purposive sampling,

    dengan jumlah sampel 51

    responden.

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di

    Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh pada

    tanggal 22 Juli 22 Agustus 2013.

    Pengumpulan Data

    Cara pengumpulan data yang di

    gunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan cara menyebarkan kuesioner

    untuk data primer dan untuk data

    sekunder diperoleh dari buku registrasi

    di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh tahun

    2013.

    Analisis Data

    a. Analisis Univariat Menurut Budiarto, (2002) Data

    yang diperoleh dari kuesioner

    dimasukkan dalam distribusi

  • 4

    frekuensi, kemudian ditentukan

    persentase untuk tiap-tiap kategori.

    b. Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan

    analisis hasil dari variabel

    independen yang diduga

    mempunyai hubungan dengan

    variabel dependen dengan

    menggunakan program SPSS pada

    tingkat kepercayaan = 0,05.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil pengumpulan

    data yang dilakukan mulai tanggal 22

    Juli s/d 22 Agustus 2013 terhadap

    bayi-bayi yang baru lahir yang

    mengalami ikterus di Ruang Nicu dan

    Perinatologi Rumah Sakit Umum

    Daerah dr. Zainoel Abidin Banda

    Aceh dengan jumlah 51 bayi hal ini

    bertujuan untuk mengetahui hubungan

    pemberian ASI dengan kejadian

    ikterus pada bayi baru lahir 0 7 hari, maka penelitian tersebut disajikan

    dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

    sebagai berikut.

    Tabel 5.1

    Distribusi Frekuensi Pemberian ASI

    Pada Responden Di Rumah

    Sakit Umum Daerah

    dr. Zainoel Abidin

    Banda Aceh

    No. Pemberian

    ASI f %

    1 Tidak Sering 16 31,4

    2. Sering 35 68,6

    Total 51 100

    Berdasarkan tabel 5.1 dapat

    diketahui bahwa dari 51 responden

    mayoritas berada pada kategori sering

    melakukan pemberian ASI yaitu

    sebanyak 35 responden (68,6 %).

    Tabel 5.2

    Distribusi Frekuensi Ikterus

    Pada Responden Di Rumah

    Sakit Umum Daerah

    dr. Zainoel Abidin

    Banda Aceh

    No. Ikterus f %

    1 Positif 31 60,8

    2. Negatif 20 39,2

    Total 51 100

    Berdasarkan tabel 5.2 dapat

    diketahui bahwa dari 51 responden

    mayoritas berada pada kategori positif

    mengalami ikterus yaitu sebanyak 31

    responden (60,8 %).

    Tabel 5.3

    Hubungan Pemberian ASI Dengan

    Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru

    Lahir 0-7 Hari Di Rumah

    Sakit Umum Daerah

    dr. Zainoel Abidin

    Banda Aceh

    No Pembe-

    rian

    ASI

    Ikterus Total p-

    Value

    Positif Negatif

    f % f % F %

    0,020 1 Tidak

    Sering 14 87,5 2 12,5 16 100

    2 Sering 17 48,6 18 51,4 35 100

    Total 31 20 51 100

  • 5

    Berdasarkan tabel 5.3

    menunjukkan bahwa dari 16

    responden yang tidak sering

    melakukan pemberian ASI ternyata

    sebanyak 87,5% positif mengalami

    ikterus. Sedangkan dari 35 responden

    yang sering melakukan pemberian ASI

    ternyata mayoritas 51,4% negatif

    mengalami ikterus.

    Hasil analisa statistik

    menggunakan uji chi-square

    menghasilkan nilai p value = 0,020.

    Sehingga didapatkan bahwa p < 0,05

    yang artinya Ha diterima atau terdapat

    hubungan antara pemberian ASI

    dengan kejadian ikterus pada bayi baru

    lahir 0-7 hari.

    PEMBAHASAN

    Hubungan Pemberian ASI dengan

    Kejadian Ikterus

    Berdasarkan tabel 5.3

    menunjukkan bahwa dari 16 responden

    yang tidak sering melakukan

    pemberian ASI ternyata sebanyak

    87,5% positif mengalami ikterus.

    Sedangkan dari 35 responden yang

    sering melakukan pemberian ASI

    ternyata mayoritas 51,4% negatif

    mengalami ikterus.

    Hasil analisa statistik

    menggunakan uji chi-square

    menghasilkan nilai p value = 0,020.

    Sehingga didapatkan bahwa p < 0,05

    yang artinya Ha diterima atau terdapat

    hubungan antara pemberian ASI

    dengan kejadian ikterus pada bayi baru

    lahir 0-7 hari.

    ASI adalah suatu emulasi lemak

    dalam larutan protein, laktosa, dan

    garam organik yang disekresi oleh

    kedua kelenjar payudara ibu dan

    merupakan makan terbaik untuk bayi.

    Selain memenuhi segala kebutuhan

    makanan bayi baik gizi, imunologi,

    atau lainnya sampai pemberian ASI

    memberi kesempatan bagi ibu

    mencurahkan cinta kasih serta

    perlindungan kepada anaknya

    (Bahiyatun, 2009).

    Hasil penelitian ini sesuai

    dengan teori yang di sampaikan oleh

    Sunar (2009) yaitu salah satu manfaat

    pemberian ASI bagi bayi adalah

    menjadikan bayi yang diberi ASI lebih

    mampu menghadapi efek penyakit

    kuning (ikterus). Jumlah bilirubin

    dalam darah bayi banyak berkurang

    seiring diberikannya kolostrum yang

    dapat mengatasi kekuningan, asalkan

    bayi tersebut disusui sesering mungkin

    dan tidak diberi pengganti ASI.

    Hasil penelitian ini sejalan

    dengan hasil penelitian yang dilakukan

    oleh Fitriani (2012) yang berjudul

    faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan ibu tentang ikterus

    neonatorum di wilayah kerja

    puskesmas Pidie Kabupaten Pidie

    tahun 2012 yang menunjukkan bahwa

    responden yang berumur dewasa akhir

    ternyata memiliki pengetahuan yang

    kurang tentang ikterus neonatorum

    yaitu sebanyak 75%. Berdasarkan

    analisa statistik menggunakan uji chi-

    square didapatkan p value 0,003 yang

    artinya p = 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan Ha diterima atau ada

    pengaruh antara umur terhadap

    pengetahuan ibu tentang ikterus

    neonatorum.

  • 6

    Menurut peneliti, ASI adalah

    sumber makanan terbaik bagi bayi

    selain mengandung komposisi yang

    cukup sebagai nutrisi bagi bayi,

    Pemberian ASI juga dapat

    meningkatkan dan mengeratkan

    jalinan kasih sayang antara ibu dengan

    bayi serta meningkatkan kekebalan

    tubuh bagi bayi itu sendiri. Ikterus

    merupakan penyakit yang sangat

    rentang terjadi pada bayi baru lahir,

    terutama dalam 24 jam setelah

    kelahiran, dengan pemberian ASI yang

    sering, bilirubin yang dapat

    menyebabkan terjadinya ikterus akan

    dihancurkan dan dikeluarkan melalui

    urine. Oleh sebab itu, pemberian ASI

    sangat baik dan dianjurkan guna

    mencegah terjadinya ikterus pada bayi

    baru lahir.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Setelah dilakukan penelitian dan

    uji statistik tentang Hubungan

    pemberian ASI dengan kejadian

    ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari di

    Rumah Sakit Umum Daerah dr.

    Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun

    2013, maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. Dari 51 responden mayoritas berada pada kategori sering melakukan

    pemberian ASI yaitu sebanyak 35

    responden (68,6 %).

    2. Dari 51 responden mayoritas berada pada kategori positif mengalami

    ikterus yaitu sebanyak 31

    responden (60,8 %).

    3. Ada hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi

    baru lahir 0-7 hari di Rumah Sakit

    Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

    Banda Aceh Tahun 2013.

    Saran

    1. Diharapkan bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

    agar terus meningkatkan pelayanan

    pada bayi baru lahir yang

    mengalami ikterus serta

    mengadakan konseling dan

    penyuluhan-penyuluhan kepada ibu

    hamil tentang manfaat ASI untuk

    mencegah ikterus.

    2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, sebagai

    pengembangan ilmu pengetahuan

    untuk menambah informasi tentang

    ikterus pada bayi baru lahir dan

    sebagai bahan acuan untuk

    penelitiaan lebih lanjut mengenai

    hubungan pemberian ASI dengan

    kejadian ikterus.

    3. Diharapkan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan

    diperpustakaan atau referensi untuk

    mahasiswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bahiyatun, (2009). Buku Ajar Asuhan

    Kebidanan Nifas Normal.

    Jakarta: EGC

    Budiarto, (2002). Biostatistik untuk

    kedokteran dan kesehatan

    Masyarakat. Jakarta: EGC.

  • 7

    Fitriani, (2012). Faktor-Faktor Yang

    Mempengaruhi Pengetahuan

    Ibu Tentang Ikterus

    Neonatorum Di Wilayah Kerja

    Puskesmas Pidie Kabupaten

    Pidie. Penerbit Sekolah Tinggi

    Ilmu Kesehatan UBudiyah Indonesia. Banda Aceh.

    Guslihan, (2009). Dasa Tjipta, Kuning

    Pada Bayi Baru Lahir. Kapan

    Harus Ke Dokter?. Medan,

    Devisi Perinatologi

    Departemen Ilmu Kesehatan

    Anak FK USU.

    HTA Indonesia, (2004). Tatalaksana

    Ikterus Neonaturum.

    Sunar, Dwi, Prasetyono, (2009). Buku

    Pintar ASI Ekslkusif.

    Jogjakarta: DIVA Press.

    Suradi, Rulina, (2009). Ikterus Pada

    Bayi Baru Lahir,

    http://www.idai.or.id/asi/artikel

    .asp?q=20109693639 (Dikutip

    tanggal 8 Mei 2013).