Kgb

8
LIMFADENOPATI LEHER BATMAN Linifadenopati leher adalah pembesaran patologis dari kelenjar getah benig leher. PATOFISIOLOGI Ukuran normal kelenjar getah bening ialah 2-3nun. Pembesaran kelenjar getah bening leher dapat disebabkan oleh: - infeksi akut - infeksi kronis non spesifik - infeksi kronis spesifik - limfoma - metastase dari keganasan didaerah kepala leher termasuk intra-oral Kelompok Menerima Aliran Limfe dari 1. Preaurikuler- kulit kepala, pelipis 2. Submental - barn depan dasar mulut, bibir 3. Submandibuler - kulit kepala, bagian depan lidah, dasar mulut. 4. Subdigastrikus - sisi lateral lidah, tonsil, palatum 5. Mid-juguler - lacing, faring. 6. Juguler bawah tiroid, esofagus servikal. 7. Dorsal - nasofaring 8. Dorsal bawah - tiroid, nasofaring GEJALA KLINIS 37

description

LIMFADENOPATI LEHER

Transcript of Kgb

LIMFADENOPATI LEHER

BATMAN

Linifadenopati leher adalah pembesaran patologis dari kelenjar getah benig leher.

PATOFISIOLOGI

Ukuran normal kelenjar getah bening ialah 2-3nun. Pembesaran kelenjar getah bening leher dapat disebabkan oleh:

- infeksi akut

- infeksi kronis non spesifik

- infeksi kronis spesifik

- limfoma

- metastase dari keganasan didaerah kepala leher termasuk intra-oral

KelompokMenerima Aliran Limfe dari

1. Preaurikuler- kulit kepala, pelipis

2. Submental- barn depan dasar mulut, bibir

3. Submandibuler- kulit kepala, bagian depan lidah, dasar mulut.

4. Subdigastrikus- sisi lateral lidah, tonsil, palatum

5. Mid-juguler- lacing, faring.

6. Juguler bawahtiroid, esofagus servikal.

7. Dorsal- nasofaring

8. Dorsal bawah- tiroid, nasofaring

GEJALA KLINIS

1. Limfadeultis akut (ICD 683)

Pembesaran kelenjar getah bening bisa satu atau multipel pada satu kelompok yang disertai tanda-tanda radang seperti kemerahan pada kulit diatasnya, pada perabaan hangat dan nyeri tekan, sering didapatkan fokus infeksi primer di daerah kepala-leher dan adanya panas badan.

1

2. Limfadenitis kronis non spesifik (ICD 289.1)

Pembesaran kelenjar getah bening bisa satu atau multipel pads satu atau beberapa kelompok dengan batas jelas, kenyal dan mobil. Fokus infeksi primer sudah tidak didapatkan lagi, seringkali sebelumnya pernah sakit gigi.

3. Limfadenitis kronis spesik spesifik (tbc) (ICD 017.2)

Pembesaran kelenjar getah bening sering multipel dan pads beberapa kelompok, kelenjar tersebut saling melekat satu sama lain (packeted) karena adanya perilimfadenitis sehingga batasnya tidak jelas dan Bering ada perlekatan dengan jaringan sekitar.

Kelenjar dapat mengalami nekrose pengejuan dengan demikian konsistensinya dapat padat atau kistik. Kelenjar yang nekrose tersebut dapat pecah dan menembus kulit sehingga terjadi ulkus dengan tepi menggaung dan warnanya livide (merah ungu). Kadang-kadang didapatkan jaringan parut disekitarnya akibat penyembuhan dari ulkus. Limfadenitis the tidak selalu disertai oleh the paru.

4. Limfoma (ICD 202.8)

Pembesaran kelenjar getah bening pada umumnya multipel, mengenai beberapa kelompok, kelenjar yang membesar tersebut mempunyai ukuran bervariasi 1-6 sm., tidak saling melekat, konsistensi kenyal dan mobil. Pembesaran kelenjar getah bening ini dapat bilateral atau disertai pembesaran kelenjar getah bening di regio lain pada tubuh, pembesaran hepar atau limfa. Pada keadaan lanjut sering disertai gejala umum seperti napsu makan menurun, panas badan, lemah badan.

5. Metastase dari keganasan

Pembesaran kelenjar getah bening dapat satu atau multipel pada satu kelompok, bisa mencapai ukuran besar dengan konsistensi padat keras dan batas jelas atau tidak, dapat mobil atau fixed.

Didapatkan proses keganasan pada daerah kepala atau leher sesuai dengan asal aliran limfe pada kelenjar getah bening yang membesar tersebut. Untuk metastase pada kelenjar getah bening supraklavikuler maka proses keganasan primernya harus dicari juga dari tubuh (payudara, paru, ginjal, ovarium, prostat, rektum)

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

Inspeksi:

Dilakukan dari depan dan samping penderita. Apakah pembesaran kelenjar getah bening tersebut tunggal/multipel, berapa perkiraan ukurannya, mengenai

I

a

satu atau beberapa kelompok,dan bagaimanawarna kulit diatasnya,adakah ulkus atau jaringan parut di sekitarnya.

Suatu keharusan untuk mencari adanya lesi primer baik berupa fokus infeksi atau proses keganasan didaerah kepala leher termasuk intra-oral.

Palpasi

Dilakukan dari belakang penderita, diraba pembesarannya tunggal atau multipel, mengenai satu kelompok atau lebih. Berapa ukurannya, bagaimana batasnya, konsistensinya, melekat satu sama lain atau tidak, mobilitasnya, adakah nyeri tekan atau tidak.

Dalam hal dugaan suatu limfoma maka harus diperiksa pula kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening pada regio lain (aksila, inguinal), juga diraba adakah pembesaran hepar atau limfa.

Dalam hal dugaan suatu metastase pada kelenjar getah bening supraklavikuler maka harus diperiksa juga payudara, paru, ginjal (dengan palpasi bimmanuil), ovarium (palpasi rongga pelvis), prostat dan rektum (dengan colok dubur).

Pemeriksaan tambahan

1. Darah lengkap

LED meningkat pada limfadenitis, dan pads proses akut maka leukosit juga meningkat. Hb dapat menurun pada limfoma.

2. Test Mantoux

Dikerjakan pada dugaan limadenitis tbc., akan memberikan hasil positip.

3. X-foto toraks

Dikerjakan untuk melihat adanya

proses spesifik pada paru (pada limaadenitis tbc)

tumor primer (pada metastase kelenjar kelenjar getah bening supraklavikuler)

pembesaran kelenjar getah bening mediastinum (pada limfoma)

4. Laringoskopi indirekta/direkta

Untuk mencari proses primer baik infeksi atau keganasan daerah faring dan laring.

5. Biopsi (ICOPIM 5-401)

Pada pembesaran kelenjar getah bening yang telah berlangsung lebih dari 4-8 minggu, perlu dilakukan biopsi.

I

a. "Fine Needle Aspiration"(FNA)

b. Biopsi terbuka

Untuk limfoma malign perlu dilakukan pengambilan satu kelenjar utuh agar dapat dilakukan deskripsi secara lengkap pada pembacaan histopatologis.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan diberikan sesuai dengan proses penyebab pembesaran kelenjar getah bening (penyakit dasar).

Limfadenitis akut/kronis non spesifik

Ampisilin :dewasa- 4x 500 mg/hr

akut.anak

selama 5- 4x (10-25mg/kg.bb)/hr

- 7 hari

kronis.selama 10-14 hari

- Limfadenitis kronis spesifik (tbc)

Tuberkulostatika (lihat Pedoman Diagnosis dan Terapi Tuberkulosis Paru)

- Limfoma

Pengobatan limfoma maligna sesuai dengan protokol (lihat Pedoman Diagnosis dan Terapi Limfoma Maligna)

- Metastase

Bila metastase pada kelenjar getah bening tersebut masih operabel dan tumor primer telah dapat dilakukan eradikasi (baik dengan pembedahan atau radioterapi) atau tumor primer tidak dapat ditentukan asalnya, maka dilakukan"Radical Neck Dissection"(RND).

Diberikan radioterapi pasca-bedah 6.000 rad.

Bila metastase tersebut inoperabel, diberikan radioterapi pra-bedah 5.000 rad. dalam 5 minggu, bila menjadi mobil selanjutnya dilakukan RND 4-6 minggu kemudian. Sedangkan bila tetap inoperabel maka radioterapi dilanjutkan sampai 7.000 rad.

37