kewirausahan

41
TUGAS SEMESTER 2 KEWIRAUSAHAAN DISUSUN OLEH : NAMA : HENDRIK ASMANTO ANGGA NIM : 410014227 KELAS : 04 NAMA : YUDI FIRMATIA NIM : 410014253 KELAS : 04 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

description

kewirausahan

Transcript of kewirausahan

TUGAS SEMESTER 2KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH : NAMA : HENDRIK ASMANTO ANGGANIM : 410014227KELAS : 04

NAMA : YUDI FIRMATIANIM : 410014253KELAS : 04

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTASTTNASKATA PENGHANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah mencukupkan nikmat-Nya sehingga Tugas Akhir Semester pada mata kuliah Entrepreneur bersama Bpk. Joko Indro Cahyono, B.Sc, S.P, M.Pd. selaku dosen pembimbing telah dapat penulis selesaikan. Seiring dengan itushalawat beserta salam penulis sampaikan kepada nabi besar junjungan kita Muhammad SAW. Yang mana tugas akhir Semester ini penulis angkat mengenai 4 profile pengusaha sukses wanita berumur 60 Tahun ke atasPenulis dapat menyelesaikan makalah ini berdasarkan waktu yang telah ditetapkan berkat bimbingan dan arahan dari bapak dosen Kewirausahaan, namun dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak baik dalam bentuk moril, bimbingan maupun arahan sehingga sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini, dengan kerendahan hati dan rasa hormat menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:1 Ir. H. Ircham, MT. sebagai ketua STTNAS2. Winarti, ST.,MT sebagai ketua jurusan T.geologi3. Joko Indro Cahyono, B.Sc, S.P, M.Pd.Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna namun harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kesilapan penulis selama ini, semoga allah SWT memberikan ampunan, rahmat, karunia, dan taufiknya kepada kita semua amin. .

Yogyakarta, 17-maret 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

1.2 Tujuan Maksud di buatnya Makalah Ini adalah Agar Mahasiswa Mengetahui 4 profile wanita sukses berumur 60 tahunRuang LingkupMembahas 4 profile pengusaha wanita sukses berumur 60 tahuan keatas.

BAB IIISI

Dewi Motik Pramono Ketua Umum Kowani (2009-2014) 65 tahun ( 10 Mei 1949 ) Ultah: 1 bulan 22 hari lagi

CVNama: Dr. Cri Puspa Dewi Motik Pramono, MSc Nama Populer: Dewi Motik Pramono Lahir: Jakarta, 10 Mei 1949 Agama: Islam Pekerjaan: Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) periode 2009-2014 Suami: Pramono Soekasno Anak:

Moza Pramita Pramono Adimaz Prarezeki Pramono

Pendidikan:

S1 Sarjana Pendidikan IKIP Jakarta S1 Seni Rupa, Florida International University, Miami, USA S2 Pengkajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia S3 Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Universitas Negeri Jakarta

Jabatan Sekarang:

Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) periode 2009-2014 Pimpinan Umum DE MONO Group (LPKK DE MONO dan Koperasi DE MONO) Presiden Direktur PT Puncak Wawasan Indah

Karir Akademik:

Dosen Seminar Kewirausahaan pada Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti dan Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta. Dosen Luar Biasa Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia pada Universitas Negeri Jakarta.

Pengalaman Organisasi:

Bersama Dr. Hj. Kemala Motik Abdul Gafur, mendirikan IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) pada tahun 1975 Menjabat sebagai Ketua Kehormatan Presiden IWAPI Pusat Ketua Umum DPP ISIKKI (Ikatan Sarjana Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia) Ketua Kadin Indonesia bidang Lingkungan Hidup sampai sekarang Ketua Umum DPP IKABOGA Indonesia (Ikatan Ahli Boga Indonesia) dengan masa bakti 1987-1990 sampai saat ini (2002- 2006) Ketua Subkonsorsium Usaha Jasa Boga dan Memasak Depdikbud pada tahun 1984- 1987 dan 1987-1990 Wakil Komisi Umum di Dewan Latihan Kerja Nasional Depnaker Dewan Pembina Association Apprel Manufactory Indonesia Salah satu Pendiri International Federation of Women Enterprenuer's (IFWE) yang berpusat di New Delhi dan sejak 1996 sampai sekarang menjadi Presiden IFWE Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia periode 1988-1993. Anggota dari lembaga di bawah naungan UNDP PBB yang mempromosikan hasil-hasil produksi barang seni dari negara berkembang atas nama negara -negara Asia. Anggota dari World Assembly of Small & Medium Enterprises (WASME), 1991-sekarang Ketua Umum Iwapi Pusat Ketua Bakornas PKMI (Badan Koordinasi Nasional Pengusaha Kecil dan Menengah Indonesia), 21 Agustus 1992 15. Dewan Pembina/ Penasehat Koperasi DE MONO (Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah), 1994 Dewan Pembina/ Penasehat Kowapi, 1994 Ketua Pelaksana "The 3rd Meeting International Federation of Women Entreprenuers" di Jakarta, 17 September 1994. Ketua Penyelenggara Konferensi Ikatan Sarjana Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia yang dihadiri oleh banyak negara sahabat di Jakarta, 16-18 Juli 1995 Juri "World Young Business Achiever Award", 23 Januari 1996 Pembicara pada seminar "On Improving Trade & Investment antara Indonesia & Yunani di Athena, Yunani, 4-6 Maret 1996 Pembicara pada "International Congress of World Association of Small and Medium Enterprises" (WASME) di New Delhi, India. Serta menerima Special Honor Award dari WASME sekaligus terpilih sebagai Wakil President WASME, 16- 19 April 1996 Pembicara dalam "World Convention The Federation of Island Nation for World Peace" di Tokyo, Jepang, 16-18 Juni 1996 Pembicara dalam 5th International Federation of women Entrepreneur Conference di Adelaide, Australia, 21-24 Agustus 1996 Pembicara dalam "Australian Council of Business Women LTd.-Business Forum" di Sydney, Australia, 26 Agustus 1996 Pembicara dalam "The Xth World Association of Small & Medium Enterprises Congress" di Miami, Florida, USA, 6-9 April 1997 Memimpin sidang "The VIth International Federation of Women Entrepreneurs Conference (IFWE) sebagai President IFWE di Accra, Ghana-Afrika Barat, 16- 19 September 1997 Pembicara dalam "An International Forum of Strengthening Women's Business Organization" di Washington DC,USA, 22-24 September 1997 Pembicara dalam "FCEM 45th International Congres of Women Business Owners: oleh The National Association of women Business Owners" Republic of South Afrika di Cape Town, South Afrika, 12-16 Oktober 1997 Anggota Delegasi Indonesia mewakili Dunia usaha pada "Asia Pacific Forum for Environment and Development (APFED) di Jakarta, 3-6 Mei 2002 Anggota Delegasi Indonesia mewakili Business Forum dalam Preparqtory Committee IV Ministerial Meeting Wold Summit and Suistainable Development di Bali, 3-6 Juni 2002

Penghargaan:

"Orang Muda Yang Berkarya" yang diberikan langsung oleh Presiden RI 28 Oktober 1988 Orang yang berjasa dalam bidang Pendidikan di luar sekolah dari Depdikbud 14 September 1991. The Golden Award dari Kadin Udine Friuli Vanesia Italy di bidang Ekonomi, 24 Mei 1992 Women's of The Year, 17 Juni 1992 21 Kartini Indonesia, 21-6-1992 Penghargaan dari Depparpostel, 25-9-1992 12 Wanita Karier Berprestasi Indonesia, 4 Oktober 1992 Special Honour dari World Assembly of Small and Medium Enterprises, 18 Desember 1993 "Citra Wanita Pembangunan Indonesia 1994", 7 Juni 1994 "Citra Wanita Orde Baru" sebagai wanita yang berperan dalam perkembangan pengusaha kecil dan menengah, 27 April 1995 "Karya Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil, 17-8-1997 Profesi Award '97 dari Yayasan Pedukung Karier dan Prestasi, 10 Oktober 1997 "Peniti Emas" Prestasi Wanita Indonesia, 18 April 1998

SEJARAH KESUKSESAN

Tahun 1991 adalah tahun penuh arti bagi Dewi Motik. Betapa tidak, tahun inilah dia mendapatkan cobaan yang cukup berat dan sulit. Oleh seorang warga Amerika, ia dituduh anti kenaikan upah buruh. Tuduhan yang diberikan kepadanya, tidak tanggung-tanggung bertanya, fotonya disebar-luaskan di seluruh penjuru dunia sebagai profil wanita penekan buruh dari Indonesia. Akhir-akhir ini Dewi Motik sering menjadi sorotan pembicaraan masyarakat. Selain hal semacam di atas, ia memang termasuk tokoh yang acap kali menjadi pembicara di berbagai forum, juga aktif di berbagai kepanitiaan secara akbar semacam Festival Istiqlal. Yayasan Putri Ayu yang dipimpin dan didirikannya sejak tahun 1981, menjadi perdebatan nasional. Sampai sekarang pemilihan putri ayu sudah terlaksana 11 kali memperebutkan piala Ibu Tien Suharto. Pemerintah pun seperti tidak keberatan kalau Yayasan Putri Ayu, mengirim pemenang tahun 1991 (gadis keturunan Suku Dayak Kalimantan) pada acara Miss Universe ke Bangkok. Disamping itu, belakangan ini juga, Dewi Motik berhasil melakukan ekspansi bisnisnya. Dia bekerjasama dengan Departemen Transmigrasi membuka areal seluas 5000 ha di Sumatera Selatan. Di sana mereka membuka lahan PIR yang diperbaharui dengan dana dari Bank Dunia. Kesuksesan lain: tahun 1991, Dewi Motik berhasil merampungkan pembangunan IWAPI berlantai 4 di Kali Pasir, Jakarta, sebagai perwujudan perjuangannya mengembangkan ketrampilan kaum wanita Indonesia. Semua itu dilakukannya demi kesejahteraan kaum hawa itu secara khusus, dan kesejahteraan bangsa secara umum.

NILA SARI

Pengusaha kuliner 64 tahun ( 26 Mar 1950 ) Ultah: 0 bulan 8 hari lagi

Nama: Nila Sari Lahir: Jakarta, 26 Maret 1950 Pekerjaan: Pengusaha kuliner Suami: Andy Wijaya Anak:

Hendra Wijaya Indra Wijaya Vivi Wijaya

Pendidikan:

Mengikuti berbagai kursus memasak dan dekorasi makanan di Jakarta, Singapura, Hongkong, Jerman, Filipina, dan Australia Berhenti sekolah formal di kelas II SMP

Penghargaan:

Piagam dari Museum Rekor Indonesia untuk pembuataan lemper terbesar, 2003 Guinnes Book of Record untuk kue Tugu Pahlawan di Surabaya, setinggi 23,68 meter, 1989 Guinnes Book of Record untuk kue Pohon Natal dengan 16 tingkit, tinggi 12,6 meter, berat 1.051 kilogram, 1987 Medali dari Salon Culinaire, Food, and Hotel Asia di SingapuraSEJARAH KESUKSESAN :

Selain berusaha mendapat penghargaan rekor dunia ini, Nila Sari, nenek tujuh orang cucu itu, juga tetap memberikan kursus memasak dan membuat kue. Dia berharap, dengan semakin banyak orang yang mengenal dan mencoba masakan Indonesia, makanan dari Tanah Air ini pun bakal bisa bersaing dengan makanan dari negara lain.

Sementara di dalam negeri, ia berharap masyarakat tetap menggemari dan mau mengembangkan berbagai masakan asli Indonesia. Apalagi di tengah serbuan masakan dari banyak negara, mulai dari AS, Jepang, sampai Korea, jika tak "dijaga" dan dikembangkan, masakan asli negeri ini bisa semakin tenggelam.

"Mungkin bukan saya yang bisa membuat masakan Indonesia terkenal, tetapi setidaknya dengan apa yang saya lakukan, bisa membantu membuat Indonesia dikenal lebih banyak orang," kata Nila di sela-sela pameran kue Pohon Natal buatannya di Senayan City, Jakarta, awal Desember 2008.

Kue itulah yang dia ajukan kepada Guinness Book of Record di London, Inggris, sebagai kue tertinggi di dunia. Sebab, rekor yang pernah dicatat di buku itu 32 meter. Nila sebelumnya tercatat sebagai Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan Indonesia pertama yang namanya masuk Guinness Book of Record di bidang boga pada 1987. Ketika itu ia membuat kue Pohon Terang setinggi 12,6 meter di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Tahun 1989 Nila mencatatkan rekor lagi dengan membuat kue Tugu Lihat Daftar Pahlawan Nasional pahlawan setinggi 23,68 meter di Surabaya.

"Tadinya saya tidak terpikir bisa membuat rekor dunia. Saya hanya ingin memamerkan kue buatan murid-murid saya, lalu kue itu sebagai kue utamanya. Tetapi, ketika diajukan ke Guinness Book of Record, mereka mengakuinya," kata Nila yang senang memasak sejak kanak-kanak.

"Tadinya saya tidak terpikir bisa membuat rekor dunia. Saya hanya ingin memamerkan kue buatan murid-murid saya, lalu kue itu sebagai kue utamanya. Tetapi, ketika diajukan ke Guinness Book of Record, mereka mengakuinya," kata Nila yang senang memasak sejak kanak-kanak.

Tentang kue Pohon Natal terbarunya itu, Nila menghabiskan 600 kilogram tepung beras, 300 kg tepung ketan, 1.750 kg gula halus, 1.620 kg gula pasir, 1.620 kg mentega, 162 kg susu bubuk, 243 kg cokelat bubuk, dan 3.240 kg telur.

"Kebutuhan bahan bakunya memang banyak, tetapi sebenarnya saya tak mengeluarkan banyak uang karena ketersediaan bahan-bahannya itu bantuan dari Rose Brand dan peralatan memasak Hakasima Korea," cerita Nila yang juga ikon merek tepung Rose Brand selama 25 tahun terakhir.

Bagi sebagian warga Jakarta, nama Nila Sari tak asing. Selain menjadi nama toko kue, orang mengenalnya lewat berbagai kursus memasak yang secara periodik diadakannya.

"Sebenarnya saya lebih senang menjadi guru memasak daripada menjual kue. Inilah yang membuat saya tidak terlalu berambisi membuka banyak toko," katanya, meski Nila mengakui kepopuleran namanya membuat penjualan produk kuenya, terutama jajan pasar, meningkat.

Menjadi guru memasak, katanya, lebih memuaskan hati. Sebab, semakin banyak orang yang mau belajar masakan Indonesia, berarti akan makin kecil kemungkinan lenyapnya masakan Indonesia.

Rata-rata dalam sehari Nila membuka kursus memasak dalam tiga kelompok. Alasannya agar lebih fleksibel dengan waktu para muridnya. Materi kursusnya pun beragam, mulai dari "sekadar" belajar memasak empat macam kue, khusus memasak kue pengantin atau ulang tahun, sampai berbagai masakan sebagai bekal membuka usaha katering. Biaya kursusnya bervariasi, mulai Rp 175.000 sampai Rp 3,5 juta.

Dilarang orangtua

Menjadi Lihat Daftar Tokoh Pengusaha pengusaha makanan dan guru memasak, bagi Nila, bukan karena pengaruh keluarga. Bahkan, dari delapan bersaudara, hanya dialah yang terjun di bidang usaha kue.

"Biar tidak ada keturunan koki, tetapi saya sudah membuat kue sejak berumur enam tahun. Saya mulai mengajari teman-teman sekolah dan tetangga memasak waktu masih 12 tahun," tutur Nila yang mengaku tak bisa menghitung berapa banyak resep masakan yang sudah dibuatnya sampai sekarang.

Ketika sang ayah, Tjong If Fam, mengetahui hal itu, ia marah besar. Ayahnya tak setuju anak Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuannya ini lebih rajin membuat kue daripada belajar di sekolah. "Kursus" membuat kue itu pun bubar.

"Di mata orangtua, saya hanya membuang uang dan membuat kotor rumah. Begitu marahnya, saya sampai dipukul dengan kemoceng," kata Nila tentang masa kecilnya. Saat itu, dia memilih tak jajan dan memakai uang sakunya untuk membeli bahan baku kue.

Terkadang ia memang mengambil persediaan telur, gula, mentega, dan tepung yang ada di rumah. Nila mengaku takut dimarahi sang ayah, tetapi dia tak sanggup menahan keinginan untuk mencoba memasak, terutama kue-kue.

Situasi politik tahun 1965 mengakibatkan semua sekolah China ditutup. Nila yang waktu itu berusia 15 tahun dan duduk di kelas II SMP harus berhenti sekolah. Namun, di sisi lain, terbuka kesempatan baginya untuk mengembangkan kesenangannya memasak. Sang ayah bahkan juga mendukung dia untuk mencoba membuat berbagai kue.

"Saya belajar membuat berbagai kue tradisional itu dengan bertanya resepnya kepada tetangga, teman-teman orangtua, sampai tukang kue keliling," kata Nila yang membuka toko pertamanya di bilangan Jembatan Lima, Jakarta, tahun 1971.

Namun, usahanya tak selalu berjalan mulus. Ketika kerusuhan Mei 1998 terjadi, rumahnya di kawasan Jembatan Lima, Jakarta Barat, ikut terjarah. Semua peralatan masak, persediaan bahan baku kue, kumpulan resep, hingga dokumentasi tentang kegiatannya di dunia memasak pun lenyap dijarah orang.

"Kami sampai mengungsi di rumah ketua RT semalaman. Tetapi saya tidak sampai stres. Semua yang mereka jarah itu hanya harta benda. Semua resep utama kue-kue itu tetap ada di kepala saya," katanya.

Maka, setelah kerusuhan, Nila pun memulai lagi usaha kue dan kursusnya dengan satu oven dan mikser. "Sekitar seminggu setelah peristiwa itu, saya sudah membuka kursus memasak lagi," kata Nila yang Januari 2009 akan membuka sekolah masak Hakasima Nilasari Culinary di Jakarta Selatan.

Sebagai pengajar sekaligus pemilik usaha kue, mau tak mau ia harus mengetahui perubahan selera pasar, agar tak tergerus oleh pesaing dari berbagai negara.

"Saya melihat, sebagian masyarakat kita sudah begitu memerhatikan kesehatan. Jadi, mereka lebih senang kue yang tidak berlemak, tetapi di sisi lain mereka amat memerhatikan kemasan," katanya. e-ti

Direktur Utama PT Runi Palar 68 tahun ( 26 Mei 1946 ) Ultah: 2 bulan 8 hari lagi

CV,Nama: Runi Palar Nama Lengkap: Sotjawaruni Kumala Palar Lahir: Pujokusuman, Yogyakarta, 26 Mei 1946 Suami: Drs Adriaan Palar (Lahir di Bandung 14 November 1936, Sarjana Seni Rupa ITB lulusan 1966, jurusan Interior) Menikah: 29 Oktober 1967 Anak:

Miranda Risang Ayu Palar, SH, LLM Alvin Daniel Dipodi Palar, S.Sn Xenia Dani Tajiati Palar

Ayah: RS Tjokrosoeroso (almarhum) Ibu: R Ngt Sumiyati Soenandar (almarhumah) Pendidikan:

Sekolah Dasar (SD), Yogyakarta Sekolah Menengah Pertama (SMP), Yogyakarta Sekolah Teknologi Menengah Atas (STMA), Yogyakarta Institut Teknologi Tekstil (ITT), Bandung Sekolah Keluwesan dan Kepribadian Wanita Sriwendah (1970) Sekolah Istri Bijaksana (SIB) di bawah bimbingan Prof. DR. Sikoen Pribadi, SPsi (1974-1977) Kursus-kursus bahasa dan ketrampilan lainnya

Pekerjaan:

Direktur CV Runa, 1976 Direktur Kirta Kaloka, 1996 Direktur Utama PT Runi Palar

Penghargaan:

1986: The American Gold Star Award for Quality 1990: UPAKARTI The Indonesian Presidential Award of Merit 1991: The Enterpreneurship Award 1991 dari Rotary Club International. 1992: 28 Best Business Executives in Developing Indonesia dari Natakarsa 1994: WIPI Award (Indonesian Women in Travel), Award of Merit in Indonesian Fine Handicraft for Tourism. 1995: Citra Adhikarsa Budaya'95 dari SCTV (one among seven Indonesian ladies who preserved the Indonesian cultures by Indonesian Television Broadcasting SCTV). 1995: Srikandi Award dari IMI (International Management Indonesia) 1996: Indonesia Award dari Kharisma Indonesia 2001: Best Fashion Accessories Designer dipilih oleh FTV Paris (Fashion TV) pada acara Bali Fashion Week bulan Mei 2001

Alamat Kantor: PT Runi Palar Jl. Geger Kalong Hilir No.68 Bandung Telp. 022-21150336 Telex 022-210887

SEJARAH KESUKSESAN

Dia menggunakan teknik antara lain granulasi, feligree (trap-trapan, Jawa) yang seperti benang disusun bertingkat dan kemudian dilas, dan ketokan. Runi memasarkan produknya terutama ke Jepang, Eropa dan Amerika, selain Indonesia. Sehingga namanya menempati posisi tersendiri dalam perkembangan perak Indonesia.

Ayahnya RS Tjokrosoeroso (almarhum) adalah ahli kerajinan perak bakar dan merupakan orang Indonesia pertama yang memamerkan silverwork dan cara pembuatannya di San Fransisco, USA selama 14 bulan pada tahun 1938. Alat transportasi yang digunakan pada waktu itu adalah kapal laut. Ibunya R Ngt. Sumiyati Soenandar (almarhumah) berasal dari Surabaya.

Suaminya Drs Adriaan Palar, keturunan Gubernur Sulawesi Minahasa, lahir di Bandung 14 November 1936. Seorang Sarjana Seni Rupa ITB lulusan 1966 , jurusan Interior Design. Runi dan Adriaan pertama kali bertemu di New York, USA pada tahun 1964. Mereka menikah pada tanggal 29 Oktober 1967. Adriaan yang mendorong Runi dalam berkarya dan menekuni bidang seni pakai gapplied arts-design, khususnya fashion dan perhiasan.

Mereka dikaruniai tiga anak, satu laki-laki dan dua Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan. Anak pertama Miranda Risang Ayu Palar, SH, LLM. Sarjana Hukum jurusan Hukum Tata Negara Universitas Pajajaran (UNPAD), Bandung. Telah menikah, dikaruniai 3(tiga) orang anak. Saat ini bekerja sebagai staff pengajar Fakultas Hukum UNPAD, Bandung. Ia memperoleh bea siswa dari Aus-Aids untuk melanjutkan program S2 pada akhir tahun 2001 ke Sydney, Australia dan telah mendapatkan gelar Master dalam Intellectual Property Rights.

Anak kedua, Alvin Daniel Dipodi Palar, SSn. Sarjana Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta, jurusan Desain Grafis, sedang mengikuti program S2 bidang Magister Managemet di Universitas Pajajaran, Bandung. Telah menikah dan dikaruniai 2(dua) orang putra.

Anak ketiga, Xenia Dani Tajiati Palar, lulusan Seni Rupa, Institut Tehnologi Bandung (ITB), jurusan Desain Tekstil. Belum menikah.

Runi Palar menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Teknologi Menengah Atas (STMA) di Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Kemudian, dia hijrah ke Bandung, kuliah di Institut Teknologi Tekstil (ITT) selama 2 tahun, namun tidak sampai selesai karena segera menikah.

Kemudian Runi masuk Sekolah Keluwesan dan Kepribadian Lihat Daftar Tokoh Perempuan wanita Sriwenda (1970) dan Sekolah Istri Bijaksana (SIB) di bawah bimbingan Prof. DR. Sikoen Pribadi, Spsi (1974-1977) dan kursus-kursus bahasa serta ketrampilan lainnya.

Dia menggumuli perhiasan perak mulai dari hobby hingga ke Profesi Designer. Bermula dari hobby mendesain Lihat Daftar Desainer busana sendiri dan membuat perhiasan dari kuningan dan perak, serta sering mengikuti berbagai fashion show dan pameran kerajinan, pada tahun 1976, Runi bersama suaminya Adriaan Palar mendirikan CV RUNA.

Nama RUNA diambil dari singkatan nama RUNI dan ADRIAAN. RUNA dengan kekhususan tersendiri, bergerak di bidang desain, produksi perhiasan emas dan perak dengan logo RUNA Jewelry.

Berdedikasi tinggi dan kerja keras menghasilkan kreasi Runi banyak digemari tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Dalam mengembangankan usaha selain bidang perak & emas, Runi dan Adriaan melihat adanya potensi dan ketertarikan anak-anaknya, Xenia dan Alvin pada bidang desain, khususnya desain tekstil (textile design).

Pada tahun 1996, Runi dan Adriaan beserta kedua anak mereka, mendirikan Kirta Kaloka (anak perusahaan CV RUNA) yang merupakan usaha baru di bidang Textile Arts of Indonesia. Di samping mendesain dan membuat Lihat Daftar Desainer busana Desainer Lihat Daftar Desainer desainerbatik eksklusif dan household textiles dengan logo KIRITA Desainer Lihat Daftar Desainer desainerbatik, Kirta Kaloka juga membuat perhiasan yang terbuat dari bahan-bahan lainnya (kayu, kulit, keramik, kuningan, dll.)

Dalam mengembangkan usahanya, Runi sering melakukan studi banding dan praktek kerja. Di antaranya, Januari 1988, Studi Banding ke Kuala Lumpur, Bangkok, Tokyo, Hongkong dan Taipei, Taiwan. Maret 1988, studi banding ke Paris (Perancis) dan Arezzo & Vicenza (Italia). Kemudian Juni 2001 ke Vicenza-Oro, Italia. Juga kunjungan studi banding atas undangan World Gold Council International (Pameran dan Seminar tentang Perhiasan Emas).

Sementara praktek kerja, antara lain dilakukan pada September 1982 di London & Scotland, Inggris mengennai Teknik Desain & Casting. Pada Maret 1996 mengikuti Kursus Teknik Kerajinan yang Eksklusif di Kyoto, Jepang.

Runi Palar juga aktif di berbagai organisasi sosial dan profesi. Organisasi Sosial yang diikutinya adalah Women International Club (WIC) sebagai member (anggota biasa).

Sementara Organisasi Profesi yang diikuti sebagai member, di antaranya: Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional/Indonesian Craft Council), Bandung; Kadin (Kamar Dagang Indonesia/Indonesian Chambers of Commerce), Bandung; HIMPI (Indonesian Craft Association for Small Scale Industry); ASEPHI (Indonesian Craft Exporter Association); American Craft Council, New York; WIPI (Lihat Daftar Tokoh Perempuan wanita Insan Pariwisata Indonesia), Jawa Barat.

Organisasi Profesi dimana Runi duduk sebagai Board of Director (Pengurus), antara lain: MBI (Indonesian Society of Gemstone), Bandung; Dewan Penyantun Yayasan Fashion Indonesia, Jakarta; IPAPI (Indonesian Jewelry Designer Association), Jakarta, selaku Ketua.

Runi Palar & Runa Jewelry Sejak semula didirikan CV RUNA pada tahun 1976, Runi Palar memimpin sendiri RUNA Jewelry dibantu oleh suami, Adriaan Palar. Pada 5(lima) tahun terakhir, dibantu oleh anak-anak Alvin & Xenia dalam bidang desain dan artistik serta staff administrasi dan teknik di kedua galeri/kantor di Bandung dan Bali.

CV. RUNA hingga saat ini masih merupakan perusahaan keluarga berskala usaha kecil menengah dengan prospek perluasan pemasaran ke luar negeri.

Produk RUNA adalah karya desain dari perak sterling silver dan emas dalam bentuk perhiasan (kalung, cincin, gelang, bros, giwang, cufflink, tie pin, dsb) dengan menggunakan batu mulia (precious stone) maupun semi mulia (semi-precious stone) yang terpilih. Juga dalam bentuk gift item (replika dari benda/perhiasan kuno/antik, statuette, trophy/piala, dll) serta bentuk silverware (sendok, garpu, piring makan, cangkir, dsb).

Teknik Produksi RUNA Produksi perhiasan RUNA dilaksanakan di tiga tempat yaitu di bengkel-bengkel di Bali, Bandung dan Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978) Yogyakarta sesuai dengan tersedianya pengrajin-pengrajin yang menguasai teknik pengerjaan perhiasan yang khas di daerahnya. Seperti, Teknik Granulation di Bali, Teknik Filigree di Yogyakarta, Teknik Pure Forms di Bandung dan Teknik Stamping/Repouse di Bandung & Yogyakarta.

Teknik produksi RUNA dikerjakan di bengkel sendiri maupun secara kooperatif dengan tukang pembuat perhiasan yang dikerjakan di rumah masing-masing (home industry), khususnya untuk pembuatan komponen-komponen perhiasan.

Sementara, finishing dan quality control terakhir sebelum dipasarkan, dikerjakan di bengkel RUNA di Bandung & Bali.

Bentuk Pemasaran Produk RUNA dijual/dipasarkan secara retail, maupun wholesale, melalui toko-toko retail RUNA sendiri dan di luar negeri melalui boutique-boutique pelanggan RUNA Jewelry, mail order company di luar negeri.

Penjualan secara wholesale untuk ekspor dilakukan hanya melalui kantor/galeri RUNA di Bandung & Bali. Juga melayani pemesanan khusus berupa corporate gifts untuk hotel-hotel berbintang di dalam negeri maupun luar negeri, kantor-kantor, untuk keperluan konggres, cinderamata yang diperlukan oleh Istana Negara, Jakarta, juga untuk museum shop di luar negeri.

Selain itu pula, produk RUNA diekspor secara rutin ke manca negara seperti: Singapore, Hongkong, Jepang & Amerika.

Toko dan Bengkel Kerja Bengkel Kerja RUNA berada di Bandung, Yogyakarta dan Bali. Sementara pemasaran produk RUNA secara retail) dilakukan melalui Exclusive Retail Shops di beberapa hotel bintang lima di Indonesia dan perwakilan RUNA di Chiba, Jepang maupun beberapa boutique eksklusif di Amerika Serikat dan kota lainnya di Jepang. Juga dalam pameran -pameran penjualan baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Exclusive Retail Shops RUNA Jewelry yang ada di Bandung: Hotel Horizon, RUNA Gallery & Studio (Jl. Gegerkalong Hilir no 68, Bandung 40153). Di Bali: Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua; Hotel Bali Hyatt, Sanur; Hotel Bali Inter-Continental Resort, Jimbaran; Boutique di Hotel Ritz Carlton, Jimbaran; Gift Shop di Nikko Bali Resort & Spa, Nusa Dua; RUNA Gallery, Batubulan, Gianyar; dan RUNA House of Design & Museum, Lodtunduh, Ubud. Di Yogyakarta: Hotel Hyatt Regency.

Selain Exclusive Retail Shops di atas, RUNA juga mempunyai anak perusahaan KIRTA KALOKA yang menjual dan memasarkan Textile Arts of Indonesia serta mendesain dan memproduksi sendiri KIRITA Desainer Lihat Daftar Desainer desainerbatik yang eksklusif.

KIRTA KALOKA Exclusive Textile Shop berada di: Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali; RUNA House of Design & Museum, Lodtunduh, Ubud, Bali; Perwakilan RUNA Jewelry Japan Co. Ltd di Chiba, Jepang.

Rencana dalam waktu dekat akan mebuka beberapa toko lagi di Ubud dan Kuta, Bali serta di Jakarta.

Pameran RUNA Jewelry juga aktif mengikuti berbagai pameran di dalam maupun di luar negeri. Pameran di dalam negeri yang diikuti antara lain: 1975 di Gedung Merdeka, Bandung dan Pameran Permata & Perhiasan Indonesia di Taman Komponis Ismail Marzuki, Jakarta;

Tahun 1983, 1984 dan 1985 secara berturut-turt mengikuti pameran di Istana Negara (State Palace), Jakarta. Tahun 1985 juga mengikuti The Second International Jewelry Exhibition, Flores Room, Hotel Borobudur, Jakarta; World Craft Council Congress, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta; Pameran Produksi Indonesia (PPI), Jakarta Fair, Jakarta.

Tahun 1986 juga mengikuti Pameran Produksi Ekspor (P.P.E.), Jakarta Fair, Jakarta. Tahun 1987pameran di Bali Room, Hotel Indonesia, Jakarta; Department of Small Industry, Jakarta dan The Merchantile Club, BCA Bulding, Jakarta.

Tahun 1988 kembali mengikuti pameran di Istana Negara (State Palace), Jakarta; Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta; dan Department of Small Industry, Jakarta. Tahun 1989 mengikuti Pameran Produksi Ekspor (PPE), Jakarta Fair, Jakarta.

Tahun 1990 mengikuti Craft & Interior III, Jakarta; Indonesian Craft Council III, Jakarta; Shopper Delight, 19th Annual Convention-Indonesian Petroleum Association, Sahid Jaya Hotel, Jakarta; Istana Negara (State Palace), Jakarta; dan The Merchantile Club, BCA Building, Jakarta.

Tahun 1991 mengikuti pameran lagi Istana Negara (State Palace), Jakarta; juga Jakarta Festival 91, Hotel Borobudur, Jakarta; Twentieth Annual Convention, Indonesian Petroleum Association, Sahid Jaya Hotel, Jakarta.

Tahun 1992 di Le Meridian Hotel, Jakarta; Twenty-first Annual Convention, Indonesian Petroleum Association, Sahid Jaya Hotel, Jakarta; German Embassy, Jakarta; Jadec 92 (Jakarta Design Center 92), Jakarta.

Tahun 1992 1997 mengikuti: Women's International Club Bazaar; Christmas Bazaar German Embassy, Jakarta; KIDI Exhibition, Jakarta; German Embassy, Jakarta; Jadec 92 (Jakarta Design Center 92), Jakarta;

Oktober 1998 di DEPERINDAG, Jakarta, Tahun 1999 juga di DEPERINDAG, Jakarta; German Embassy, Jakarta; WIC Bazaar, Jakarta

Tahun 2000 di DEPERINDAG, Jakarta; Art Fair ITB, Bandung; WIC Charity Bazaar, Jakarta; German Embassy, Jakarta; Bali Fashion Week, Nusa Dua, Bali; International Jewelry Exhibition, Surabaya. Tahun 2001 di Bali Fashion Week, Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Bali

Sementara, pameran di luar negeri (overseas exhibition), tahun 1977 di Salon de Vacances, Bruxelles, Belgium. Tahun 1979 Comptoir Suiss Lausanne, Switzerland; Selling Mission to 6 (six) West European Countries (Belgium, Holland, Italy, England, France, Germany), sponsored by ECC.

Tahun 1981 di Harz und Heidi Braunsweig, Germany. Tahun 1982 di Galerie Fur Kunst Aus Sudost Asien, Hamburg, Germany. 1983 di Indonesische Sieraden Tropen Musem, Amsterdam, Holland; Utrecht Spring Fair Beatrix Hall, Utrecht, Holland.

Tahun 1985 di Horten Department Store, Braunchweig, Germany (Pameran Tunggal RUNA di Department Store Horten). 1986 di Toronto Gift Fall Show, Toronto, Canada; Vancouver Expo 86 Indonesian Pavillion, Vancouver, Canada. 1987 di Paris Pret-a-Porter Feminine 87 Paris, France; Indonesian Pavillion, New York, USA.

1988 di Utrecht Spring Fair 88, Utrecht, Holland; Paris Pret-a-Porter Feminine 88 Paris, France; New York Pret 88, New York, USA. 1989 di Inhorgenta Exhibition 89, Muenchen, Germany; Asean Trade Fair 89, Yokohama, Japan; Trade & Industry Fair 89, World Trade Center, Singapore.

1990 di International Gift Fair 90, Tokyo, Japan; Oklahoma State Fair, Oklahoma, USA; Hullen Mall and Hyatt Regency Hotel, Forthworth, USA; World Trade Center, Dallas, USA; Private Exhibition, New York, USA.

1991 mengikuti Indonesian Festival Metro Paragon, Singapore; Indonesian Product Exhibition 93 Los Angeles, USA; Smart Consumer 93 Tokyo, Japan; Hongkong International Jewelry Fair 93, Hongkong.

1994 mengikuti Tokyo International Gift Show 94 Tokyo, Japan; Sister City Bandung Braunchweig, Braunchweig, Germany. Tahun 1996 mengikuti World Fashion Trade Fair 96, Osaka, Japan. 1997 mengikuti Paris, Java, Bali Exhibition Le Bon Marche Department Store, Paris France; Tokyo International Gift Show 97,Tokyo - Japan. 1998 mengikuti Tokyo International Gift Show 98, Tokyo Japan; dan Dynamic Asia 1998, Osaka - Japan.

Tahun 1999: Tokyo International Gift Fair 99, Tokyo Japan; Osaka International Gift Fair, Osaka Japan; Shimizu Exhibition, Japan; Fukuoka Gift Show, Fukuoka Japan; Indonesian Handicraft, Kobe Japan.

Tahun 2000: Asian Ladies Exhibition 2000, Hotel ANA, Tokyo Japan (Pembukaan Pameran dilakukan oleh keluarga kekaisaran Jepang: The Excellency Princess Hitachi Nomiya); Asian Fair 2000 Fujisaki Department Store, Sendai City Japan; Asian Fair 2000 Isetan Department Store, Matsudo Japan; Fascinating Jewelry 2000 Bunkamura Gallery, Tokyu Department Store, Tokyo Japan; Sister City's Program & the 3rd Conference of INAP International Network of Affiliated Ports, Kochi Japan; Charity Event International Ikebana Exhibition 2000, Prince Hotel, Tokyo Japan (Pembukaan Pameran dilakukan oleh The Excellency Princess Mikasa Nomiya); Asian Fair 2000 Fujisaki Department Store, Sendai City Japan; dan Asian Fair 2000 Okinawa Ryubo Department Store, Okinawa Japan.

Tahun 2001:Asian Fair 2001 Fujisaki Department Store, Miyagi, Sendai City Japan; Asian Fair 2001 Tokyu Department Store, Shibuya, Tokyo Japan; Asian Fair 2001 Fukuya Department Store, Hiroshima Japan; Asian Fair 2001 Isetan Department Store Matsudo, Chiba Japan; Fascinating Jewelry 2001 Bunkamaru Gallery, Tokyu Department Store, Tokyo Japan; October 5 8, 2001 World O-Cha (Tea) Festival 2001, Shizuoka Japan.

Tahun 2002: 26 Maret 1 April , 2002, Asian Fair 2002 Iyotetsu Takashimaya Department Store, Matsuyama Japan; 19 24, April 2002 Asian Fair 2002 Fujisaki Department Store Miyagi, Sendai City Japan; 24 April , 2002, Asian Ladies Charity Exhibition Hotel ANA, Tokyo Japan (Pembukaan Pameran dilakukan oleh keluarga kekaisaran Jepang: The Excellency Princess Hitachi Nomiya); 29 Mei 5 Juni, 2002, Asian Fair 2002 Tokyu Department Store Shibuya, Tokyo Japan; 28 Juni 3 Juli, 2002Asian Fair 2002 Fukuya Department Store, Hiroshima Japan; 27 Juni 2 Juli, 2002 Solo Exhibition 2002 - RUNA Jewelry & KIRITA Batik 1st Floor Fukuya Department Store, Hiroshima Japan; 24 30 Juli , 2002 Asian Fair 2002 Isetan Department Store Matsudo, Chiba Japan; 15 20, 2002 Fascinating Jewelry Bunkamura Gallery, Tokyu Department Store Shibuya, Tokyo; 22 27 Agustus, 2002 Asian Fair 2002 Daimaru Department Store Kochi Japan; 17-25 Desember 2003 Christmas Sale Exhibition lantai I, main store, Mitsukoshi Nihonbashi, Tokyo Jepang.

Tahun 2003: March 7 - 13, "Asian Fair 2003" Keio Departement Store, Shinjuku Japan; March 15 - 18, " Asian Fair 2003" Saikaya Departement Store, Kanagawa Japan; April 2 - 9, " Asian Fair 2003" Iyotetsu Takashimaya, Matsuyama Japan; April 18 - 23, "Asian Fair 2003" Fujisaki Departement Store, Sendai Japan; May 1 - 7, "Asian Fair 2003" Shibuya Departement Store, Tokyo Japan; May 8 - 13, "Asian Fair 2003" Isetan DepartementStore, Fuchu Japan; May 15 - 27, RUNA & Indonesian craft Exhibition, Isetan Departement Store Shinjuku Japan; June 6 - 13, " Asian Fair 2003" Keio Departement Store, Tokyo Japan; June 19 - 24, " Asian Fair 2003" Fukuya Departement Store, Hiroshima Japan; June 26 - July 2, RUNA solo Exhibition, Fukuya Departement Store, Hiroshima Japan; July 23 - 29, " Asian Fair 2003" Fujisawa, Kanagawa Japan; July 31 - August 5, " Asian Fair 2003" Isetan Departement Store, Matsudo Japan; August 6 - 12, " Asian Fair 2003" Isetan Departement Store, Fuchu Japan; August 14 - 20, RUNA solo exhibition, Bunkamura gallery Japan; August 14 - 19, " Asian Fair 2003" Daimaru Departement Store, Kochi Japan; August 21 - 26, "Asian Fair 2003" Isetan Departement Store, Kichioji Japan; dan Sept. 1 - 5, " Asian Fair 2003" Maruzen, Akasaka Japan.

RUNA Jewelry dan Mass Media Talk Show dan wawancara serta beberapa liputan lainnya tentang RUNA Jewelry telah disiarkan oleh berbagai media elektronik dan dimuat di media cetak Indonesia maupun luar negeri, antara lain: Majalah-majalah (SWA SEMBADA,TEMPO, AYAHBUNDA, ELITE Bali, BALI & BEYOND, BUKA Bali, DEWI, FEMINA, Mendirikan sekolah wanita di Jepara dan Rembang Kartini, MODE INDONESIA, TEMPO, Window of the World, BAZAAR, HER WORLD, dll)

Harian KOMPAS, PIKIRAN RAKYAT Bandung, BALI POST, JAWA POST, THE JAKARTA POST, INDONESIAN OBSERVER, KUTA NEWS Bali, dll

Media Cetak Luar Negeri seperti harian lokal di Jerman dan majalah majalah di Jepang (BISES, SO-EN), dll.

Media Elektronik Indonesia: TVRI - SCTV - ANTEVE - TPI - INDOSIAR RCTI METRO TV TRANS TV. Media Elektronik Luar Negeri: CNN / Cable News Network - (April 2000); RYUKYUS, Television Broadcasting Okinawa, Japan (2000); CNA / Channel News Asia, Asia Pacific (April 2001); TV Kochi, Sun Sun TV, Japan 2002. e-ti/tsl

Siti Hartati Murdaya Pengusaha, Pemimpin Grup Central Cipta Murdaya (CCM) 68 tahun ( 29 Agts 1946 ) Ultah: 5 bulan 11 hari lagi

CV,

Nama: Dra. Siti Hartati Tjakra Murdaya Nama Populer: Siti Hartati Murdaya Lahir: Jakarta, 29 Agustus 1946 Pekerjaan: Pengusaha, Pemimpin Grup Central Cipta Murdaya (CCM) Suami: Murdaya Widyawimarta Poo (Poo Tjie Guan) Anak:

Prajna Murdaya Metta Murdaya Uppekha Murdaya Karuna Murdaya

Orangtua: Tjakra Budhi Agama: Buddha Pendidikan:

Management for Smaller Company Program, National University of Singapore, Singapura, 1985 Executive Program for Graduate Student Stanford University, Palo Alto, California, AS, 1984 Sarjana Tataniaga Universitas Tarumanegara, Jakarta, 1969 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta

Karir:

Pemimpin Central Cakra Murdaya / Berca Group Dewan Kehormatan Yayasan Kemanusiaan Tzu-Chi International Presiden Direktur PT Jakarta International Expo Anggota Majelis Permusyawaratan Masyarakat (MPR) Pemilik Pondok Indah Mal (PIM) 1 &2

Organisasi:

Ketua umum DPP Walubi Perwalian Umat Buddha Indonesia Pimpinan Yayasan Kepedulian Sosial Paramita Ketua Dewan Kehormatan Yayasan Kemanusiaan Tzu-Chi International

SEJARAH KESUKSESAN:

Terlahir dari keluarga Buddhis yang sangat taat, Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan kelahiran Jakarta 29 Agustus 1946 ini memang tak bisa dipisahkan dengan kegiatan keagamaan. Sulung dari tujuh bersaudara ini sangat rajin membersihkan, menyapu dan mengepel Wihara serta mencuci jubah bhiksu. Sebab sejak kecil, ia sudah dididik kedua orang tuanya untuk senantiasa menanamkan nilai-nilai keagamaan. Ketika beranjak dewasa, ia semakin giat menggali ilmu agama Buddha dari banyak biksu yang kemudian memunculkan idealisme tentang banyak hal. Salah satunya adalah bagaimana bersikap welas asih pada sesama. Ia bahkan sempat bercita-cita menjadi seorang biarawati dan sempat menimba ilmu agama hingga ke Sri Langka.

Kegiatannya di bidang keagamaan merupakan langkah awal Hartati dalam menapaki dunia Lihat Daftar Tokoh Pengusaha bisnis. Alasannya, ia ingin mengaplikasikan ilmu-ilmu agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut alumni Universitas Trisakti ini, ilmu pengetahuan tak ada gunanya kalau tanpa perbuatan nyata. Atas dasar itu, ia menganggap Lihat Daftar Tokoh Pengusaha bisnis sebagai sarana untuk mempraktekkan ilmu agama yang telah diperolehnya. Berbagi pada sesama, itulah yang ingin dilakukan Hartati dengan kemampuan berLihat Daftar Tokoh Pengusaha bisnisnya. Dengan mengusung slogan "tidak hanya memberi ikan, tetapi juga memberi kail", Hartati mendirikan perusahaan yang telah mempekerjakan puluhan ribu karyawan.

Bisnis sebenarnya bukanlah dunia baru bagi Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah separuh abad lebih. Hartati mulai mempelajari seluk beluk dunia bisnis dari ayahnya, Tjakra Bhudi, mantan Lihat Daftar Wartawan wartawan yang kemudian beralih menjadi Lihat Daftar Tokoh Pengusaha pengusaha kayu.

Hartati juga sempat berkiprah di dunia politik dengan jabatan sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Jika ditanya soal keinginannya untuk kembali berpolitik, Hartati akan langsung menampiknya. "Saya tak mau lagi terjun ke dunia politik. Bikin stres. Kadang bahasanya nggak nyambung. Jika saya bicara A, B, C, tafsirannya bisa jadi D, E, F," kata ibu empat anak ini. Meski demikian, di perhelatan akbar Pilpres 2009 lalu, Hartati tercatat sebagai salah satu penyokong utama tim sukses Presiden Republik Indonesia Keenam (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono-Wakil Presiden Republik Indonesia (2009-2014) Boediono persisnya sebagai Wakil Koordinator Operasi I.

Kini ia lebih memilih untuk menikmati hidupnya sebagai Lihat Daftar Tokoh Pengusaha pengusaha. Pada tahun 2006, namanya bertengger sebagai satu-satunya Lihat Daftar Tokoh Perempuan wanita Indonesia yang tercantum sebagai Lihat Daftar Tokoh Pengusaha pengusaha nasional terkaya versi Majalah Forbes. Dari 40 nama yang dipublikasikan majalah asing itu, ia dan sang suami, menduduki posisi ke-16. Kekayaan bersihnya diperkirakan sekitar 430 Juta Dollar atau sekitar 3,9 triliun rupiah. Ia bahkan mengalahkan sejumlah nama besar seperti Sjamsul Nursalim (US$ 295 juta), Djuhar Sutanto (US$ 135 juta), Tommy Winata (US$ 110 juta), dan Wakil Presiden Republik Indonesia (2004-2009), Ketua Umum PMI

Mengenai kesuksesannya tersebut, pebisnis yang gemar berolahraga, memasak, menjahit, dan berhias ini menyadari bahwa kesuksesannya tak lepas dari peran sang suami, Murdaya Widyawimarta Poo yang dikenal sebagai kontraktor di bidang kelistrikan. Pernikahannya dengan Poo di bulan Mei 1971 membuat naluri bisnisnya kian terasah. Hartati berujar, mungkin kalau tak ada sang suami, ia akan menjadi pribadi yang lebih konservatif. Terlebih lagi dengan latar belakang pendidikan akunting yang dimilikinya.

Bersama sang suami, Hartati kian bersemangat mengembangkan bisnisnya. Setelah sukses membesarkan bisnis alat-alat listriknya dengan membangun pabrik sendiri, ia pun melebarkan usahanya ke bidang lain, seperti engineering, infrastruktur, teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, kehutanan, hingga properti. Bisnisnya pun semakin menggurita di bawah bendera PT Central Cipta Murdaya (CCM) yang dulu lebih dikenal sebagai Grup Berca, salah satu grup usaha terbesar di Tanah Air. Bersama sang suami, Hartati kian bersemangat mengembangkan bisnisnya. Setelah sukses membesarkan bisnis alat-alat listriknya dengan membangun pabrik sendiri, ia pun melebarkan usahanya ke bidang lain, seperti engineering, infrastruktur, teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, kehutanan, hingga properti.

Semua bermula pada sekitar awal 1970-an. CCM dulunya hanya dikenal sebagai perusahaan di bidang listrik dan konstruksi. Namun, kepiawaian Hartati menjalin lobi membuahkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan listrik raksasa dunia, seperti Fuji Electric dari Jepang dan Asea Brown Boveri (ABB) dari Swiss. Berkat mitra asing yang kuat, ia kemudian dipercaya menjadi pemasok alat-alat listrik ke PLN. Berbekal keahlian lobi pula, CCM berhasil mengantongi lisensi produksi sepatu Nike di Indonesia. Bisnis lainnya adalah menjadi agen pemasaran produk-produk teknologi top dunia, seperti IBM, HP, Hitachi, Fujitsu, dan Symantec. Jumlah karyawannya menggelembung hingga mencapai 45 ribu orang.

Di masa Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Orde Baru, Grup CCM tertelan oleh kebesaran imperium bisnis Grup Salim (Liem Sioe Liong), Sinar Mas (Eka Tjipta Widjaja), dan Gajah Tunggal (Sjamsul Nursalim). Namun, semuanya berbalik justru ketika krisis ekonomi mendera Indonesia pada 1998. Di saat para konglomerat papan atas berjatuhan akibat belitan utang, CCM malah digdaya dan membidik tambang-tambang emas baru. Salah satu aset "emas" yang pernah dibidiknya yaitu Bank Central Asia. Upayanya, bersama Standard Chartered Bank, membeli bank eks milik Grup Salim ini kandas di tengah jalan.

Meski begitu, Murdaya berhasil mengantongi aset Salim lainnya, yaitu PT Metropolitan Kencana. Perusahaan properti ini dibelinya dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) senilai Rp 600 miliar pada 2002. PT Metropolitan Kencana adalah pengembang properti terkenal yang memiliki mal mewah Pondok Indah Mall I dan II, juga sejumlah gedung mentereng di kawasan Panglima Besar TKR/TNI Sudirman, Jakarta, seperti Wisma Metropolitan I dan II, serta World Trade Center. Di kawasan tersebut, CCM membangun proyek prestisius superblok Pondok Indah Town Center dengan investasi Rp 15 triliun hingga tahun 2010.

Hartati juga sukses mengakuisisi perusahaan yang mengelola pusat pameran terbesar di Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Jakarta International Expo (JIE), dengan nilai transaksi US$ 120 juta atau sekitar Rp 1 triliun. Meski terbilang pemain baru dalam bisnis pameran dan keuntungannya tergolong minim, 3%-4% dari pendapatan, Hartati berkomitmen untuk terus mengembangkan perusahaannya. Untuk hasil yang maksimal, banyak upaya yang ia lakukan. Salah satunya adalah mempercepat perbaikan sarana dan prasarana pendukung yang menelan dana lebih dari Rp60 miliar. Selain itu, sebuah convention hall dan hotel yang luasnya melebihi Jakarta Convention Center juga sedang dibangun di sana.

Lewat JIE, ia bertekad mewujudkan ambisinya, yakni menggelar event-event bertaraf internasional. "Saya benar-benar bergairah dalam mengelola proyek ini. Bahkan seandainya rugi pun akan saya tomboki dari perusahaan-perusahaan saya yang lain," akunya. Semangat Hartati ini tak lepas dari obsesi yang ingin diwujudkannya. "Saya ingin seperti Singapura, yang meski negaranya kecil, karena SDM-nya terlatih, pameran dan service business-nya bagus, sehingga memungkinkan banyak pihak berinteraksi, termasuk dari luar negeri. Jika ini terjadi, saya optimistis roda bisnis di Tanah Air akan kembali bergairah," jelasnya.

Optimisme Hartati itu tergambar jelas dalam setiap langkahnya. Meski sebelumnya Hartati sempat terlibat konflik dengan pengelola lama saat mengambil alih hak pengelolaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), hal itu tak membuatnya mundur dari tender penyelenggaraan event tersebut. Bahkan, ketika itu, ia tak segan-segan untuk menempuh jalur hukum.

Bukan hanya di bidang bisnis, Hartati juga sempat terlibat masalah berkenaan dengan aktivitas keagamaan yang dilakoninya. Ia sempat menghadapi konflik internal di Walubi. Ketika itu, salah satu aliran, yang juga anggota Walubi, ingin mengambil peran yang lebih besar dalam kepengurusan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, awalnya Hartati memilih jalan bernegosiasi. Namun, ketika jalur itu buntu, ia pun mengambil kebijakan yang tegas, yakni mengeluarkan aliran tersebut dari keanggotaan Walubi.

Ketegasan sikap juga ia tunjukkan ketika perusahaannya yang berbendera PT Intracawood Manufacturing (IM) menghadapi persoalan pelik, yakni izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH)-nya terancam dicabut oleh pemerintah. Hartati tak mau begitu saja menyerah karena ia yakin bisnisnya dijalankan dengan cara-cara yang bersih. Itulah Hartati. Di balik kelembutan dan sifat welas asih yang ditirunya dari ajaran Sang Buddha, tersimpan segudang keberanian dan semangat. eti | muli, red

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dewi Motik Pramono Ketua Umum Kowani (2009-2014) 65 tahun ( 10 Mei 1949 ) Nama Populer: Dewi Motik Pramono Lahir: Jakarta, 10 Mei 1949 Agama: Islam Pekerjaan: Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) periode 2009-2014

Dewi Motik berhasil merampungkan pembangunan IWAPI berlantai 4 di Kali Pasir, Jakarta, sebagai perwujudan perjuangannya mengembangkan ketrampilan kaum wanita Indonesia. Semua itu dilakukannya demi kesejahteraan kaum hawa itu secara khusus, dan kesejahteraan bangsa secara umum.

Pengusaha kuliner 64 tahun ( 26 Mar 1950 )Saya melihat, sebagian masyarakat kita sudah begitu memerhatikan kesehatan. Jadi, mereka lebih senang kue yang tidak berlemak, tetapi di sisi lain mereka amat memerhatikan kemasan,"

Direktur Utama PT Runi Palar 68 tahun ( 26 Mei 1946 )Nama: Runi Palar Nama Lengkap: Sotjawaruni Kumala Palar Lahir: Pujokusuman, Yogyakarta, 26 Mei 1946

Dia menggunakan teknik antara lain granulasi, feligree (trap-trapan, Jawa) yang seperti benang disusun bertingkat dan kemudian dilas, dan ketokan. Runi memasarkan produknya terutama ke Jepang, Eropa dan Amerika, selain Indonesia. Sehingga namanya menempati posisi tersendiri dalam perkembangan perak Indonesia.

Siti Hartati Murdaya Pengusaha, Pemimpin Grup Central Cipta Murdaya (CCM) 68 tahun ( 29 Agts 1946 )

Nama: Dra. Siti Hartati Tjakra Murdaya Nama Populer: Siti Hartati Murdaya Lahir: Jakarta, 29 Agustus 1946 Pekerjaan: Pengusaha, Pemimpin Grup Central Cipta Murdaya (CCM)

Terlahir dari keluarga Buddhis yang sangat taat, Lihat Daftar Tokoh Perempuan perempuan kelahiran Jakarta 29 Agustus 1946 ini memang tak bisa dipisahkan dengan kegiatan keagamaan. Sulung dari tujuh bersaudara ini sangat rajin membersihkan, menyapu dan mengepel Wihara serta mencuci jubah bhiksu. Sebab sejak kecil, ia sudah dididik kedua orang tuanya untuk senantiasa menanamkan nilai-nilai keagamaan. Ketika beranjak dewasa, ia semakin giat menggali ilmu agama Buddha dari banyak biksu yang kemudian memunculkan idealisme tentang banyak hal. Salah satunya adalah bagaimana bersikap welas asih pada sesama. Ia bahkan sempat bercita-cita menjadi seorang biarawati dan sempat menimba ilmu agama hingga ke Sri Langka.

3.2 Motivasi

KEDISIPLINAN DAN KESEMPURNAAN DALAM SEGALA HAL AKAN BERBANDING LURUS DENGAN KELIARAN IMAJINASI

DAFTAR PUSTAKA>. WWW.TOKOHINDONESIA.COM/BERANDADiakses jam 15.50 , hari selasa 17-maret-2015