kewirausahaan

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan merupakan pendorong perubahan teknologi dan pemicu pertumbuhan ekonomi dengan mengenalkan kombinasi baru yang mempunyai manfaat ekonomi dan sosial (Joseph Schumpeter). Kewirausahaan mengalihkan sumberdaya dari sektor ekonomi yang kurang produktif ke sektor ekonomi dengan produktivitas yang lebih tinggi (Jean Baptiste Say). Angka pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2009 masih mencapai 8,9 juta jiwa. Lebih dari satu jutanya adalah penganggur bergelar sarjana lulusan diploma, sarjana maupun pasca sarjana. Menghadapi realita ini, perlu langkah nyata dari semua pihak untuk menekan angka pengangguran dan membangkitkan semangat wirausaha. Dengan demikian lapangan kerja makin terbuka dan makin banyak tenaga kerja yang terserap. Salah satu tindakan pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia adalah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya. Namun beberapa orang yang berpendidikan tinggi, tidak tertarik untuk menekuni profesi berwirausaha. Minat mereka yang ingin bekerja di kantoran lebih tinggi. Karena menurut mereka, semakin tinggi pendidikan mereka

Transcript of kewirausahaan

Page 1: kewirausahaan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan merupakan pendorong perubahan teknologi dan pemicu

pertumbuhan ekonomi dengan mengenalkan kombinasi baru yang mempunyai

manfaat ekonomi dan sosial (Joseph Schumpeter). Kewirausahaan mengalihkan

sumberdaya dari sektor ekonomi yang kurang produktif ke sektor ekonomi dengan

produktivitas yang lebih tinggi (Jean Baptiste Say). Angka pengangguran terbuka

di Indonesia pada tahun 2009 masih mencapai 8,9 juta jiwa. Lebih dari satu

jutanya adalah penganggur bergelar sarjana lulusan diploma, sarjana maupun

pasca sarjana. Menghadapi realita ini, perlu langkah nyata dari semua pihak untuk

menekan angka pengangguran dan membangkitkan semangat wirausaha. Dengan

demikian lapangan kerja makin terbuka dan makin banyak tenaga kerja yang

terserap.

Salah satu tindakan pemerintah dalam mengurangi tingkat

pengangguran di Indonesia adalah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat

karya. Namun beberapa orang yang berpendidikan tinggi, tidak tertarik untuk

menekuni profesi berwirausaha. Minat mereka yang ingin bekerja di kantoran

lebih tinggi. Karena menurut mereka, semakin tinggi pendidikan mereka maka

semakin besar pula keinginan mereka untuk menduduki kursi kantoran dengan

jabatan yang tinggi. Mereka yang tidak berani untuk mengambil risiko besar

seperti berwirausaha.ini berarti mereka hanya ingin bekerja dengan orang lain

hanya mengandalkan upah atau gaji. Namun, mereka belum menyadari bahwa

semakin berkembangnya zaman, maka persaingan kerja pun semakin besar.

Mereka yang berpendidikan tinggi pun belum tentu mampu menduduki jabatan

yang tinggi.

Dewasa ini ditemukan banyak lulusan sarjana belum mampu menjadi

tumpuan ekonomi negara. Mereka hanya menjadi pengangguran-pengangguran

terdidik, sebaliknya orang-orang yang berwirausaha mampu menjadi pendorong

Page 2: kewirausahaan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini yang sedang digencarkan

oleh pemerintah. Pemerintah terus mengembangkan pertumbuhan persebaran para

wirausahawan di seluruh daerah. Mereka melakukan kerjasama, pelatihan-

pelatihan, serta bantuan secara moril dan materiil. Sehingga, dengan semakin

banyaknya para wirausahawan di Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi tetap

berjalan. Dan menekan masalah pengangguran di Indonesia.

Fakta-fakta kehidupan yang dapat kita lihat bahwa para wirausahawan

yang sukses tidak berawal dari kondisi modal financial yang besar. Contohnya

adalah anne avantie. Wantia yang lahir di Semarang, 20 mei 1954 ini, mampu

membuat hasil karya kebayanya dapat digunakan oleh sejumlah selebriti

Indonesia hingga sejumlah ratu sejagad (miss universe) yang pernah datang ke

Indonesia. Padahal, beliau hanyalah lulusan SMA dan tanpa pendidikan formal di

bidang desain.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah konsep kewirausahaan?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan konsep dari kewirausahaan dan contoh nyata dari

kewirausahaan uang telah ada.

Page 3: kewirausahaan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Kewirausahaan

2.1 Definisi Kewirausahaan

Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya

memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata wira: utama,

gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari asal

kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-

orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan

sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para

pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta,

sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri.

Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai

menggunakan waktu dan upaya penelitian, menangggung resiko keuangan, fisik,

serta resiko social yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan,

serta kepuasan dan kebebasan pribadi (Saidi & Hartati, 2008).

Suryana (2008) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah suatu disiplin

ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam

menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko

yang mungkin dihadapi.

Page 4: kewirausahaan

2.2 Jenis Kewirausahaan

Jenis Kewirausahaan menurut Williamson (1961) adalah sebagai berikut:

1. Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil

mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif

2. Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para

Innovating Entrepreneur

3. Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap

skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi

jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan

kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.

4. Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan

peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus

Family Background

Goal, Orientation, Personality and

Motivation

Growing Up: Education and

Aging

ENTREPREUNEURSHIP

Work Experience

Page 5: kewirausahaan

produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi

diandingkan dengan produsen lain.

2.3 Tujuan

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk

menghasilkan kemauan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan

di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul

4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang

tangguh dan kuat terhadap para masyarakat

2.4 Karakteristik Wirausaha

Delapan karakteristik menurut Scarborough dan Zimmerer yang dikutip

oleh Suryana (2008), yang meliputi:

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-

usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan

selalu mawas diri.

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang lebih

moderat, artinya menghindari resiko yang rendah dan menghindari resiko

yang tinggi.

3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan

dirinya untuk berhasil.

4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik

yang segera.

5. High level of energi, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation, yaitu berorientasi kemasa depan, perspektif, dan

berwawasan jauh ke depan.

7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan

sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan

Page 6: kewirausahaan

uang.

2.5 Manfaat Kewirausahaan

Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro,

kecil, atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan

lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu

perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya

mempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnis mikro, kecil atau menengah.

Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan

adalah sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri

memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi

pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba

memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk

memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.

2. Memberi peluang melakukan perubahan. Semakin banyak bisnis yang

memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk

melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.

Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak

pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya

alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk

mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah

ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih

baik.

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak orang

menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka,

kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku

bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara

bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-

bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan

aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh

kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau

Page 7: kewirausahaan

perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan

spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.

4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan. Walaupun pada tahap awal

uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan

berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk

mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya

raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi

berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya

(Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut

hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik perusahaan

sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. “Orang-orang yang

bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi

jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan

perusahaan lain).

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan

mendapatkan pengakuan atas usahanya. Pengusaha atau pemilik usaha

kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan

dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling

merhormati adalah ciri pengusaha kecil. Pemilik menyukai kepercayaan

dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan

setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem

bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki

dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional

adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan

menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakan. Hal yang didasarkan oleh

pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan

usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewierausahawan

yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka

tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau

kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa

mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey

Page 8: kewirausahaan

McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai

dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam

hidup anda”  Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar bagi

pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses

atau perjalanannya.

2.6 Fungsi Kewirausahaan

Setiap Wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai

berikut:

1.    Fungsi pokok wirausaha yaitu:

1). Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang

tujuan dan sasaran perusahaan.

2). Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan.

3). Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.

4). Menghitung skala usaha yang diinginkannya.

5). Menentukan modal yang diinginkan (modal sendiri atau modal dari

luar).

6). Memilih dan menetapkan  kreteria pegawai/karyawan dan

memotivasinya.

7). Mengendalikan secara efektif dan efesien.

8). Mencari dan menciptakan cara baru.

9). Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input serta

mengelolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik.

10). Memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan

sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan

maksimal.

2.    Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:

1). Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan

menciptakan peluang usaha.

2). Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi

perusahaan.

Page 9: kewirausahaan

3). Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugiakan masyarakat maupun

merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin

dihasilkannya.

4). Meluangkan dan peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan

turut serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

2.7 Nilai-nilai dan Perilaku Wirausaha

Nilai-Nilai Perilaku

Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.

Resiko

Moderat

Tidak melakukan spekulasi, melainkan perhitungan yang

matang.

Melihat

Peluang

Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.

Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh

kejelasan

Umpan Balik Menganalisis data kinerja waktuuntukmemandukegiatan.

Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berbeda

dalam situasi berat

Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan

akhir

Manajemen

Proaktif

Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.

2.8 Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan menurut Bygrave mampu dirumuskan dalam sebuah

model yaitu proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan. Proses

pengembangan kewirausahaan diawali dari proses inovasi, proses pemicu, proses

pelaksanaan dan proses pertumbuhan.

Page 10: kewirausahaan

1. Proses Inovasi

Adanya inovasi yang berasal dalam diri seseorang mendorong dia mencari

usaha untuk memulai usaha. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya

iovasi, yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan

mananggung risiko, pendidikan dan pengalaman.

2. Proses pemicu

Beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis

yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya

pemutusan hubungan kerja (PHK), dorongan faktor usia, keberanian

menanggung resiko dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.

3. Proses pelaksanaan

Beberapa faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis, yaitu

kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manajer sebagai

palaksanaan kegiatan, adanya komitmen terhadap bisnis dan adanya visi

jauh ke depan untuk mencapai keberhasilan.

4. Proses pertumbuhan

Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi, yaitu adanya tim yang

kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi mantap, adanya

struktur dan budaya organisasi yang baik, dan adanya produk yang

menjadi unggulan.

2.8 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan menjadi Wirausaha

Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha Menurut Hendro (2011) ada

beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil adalah :

1. Faktor Peluang

2. Faktor SDM

3. Faktor Keuangan

4. Faktor Organisasional

5. Faktor Perencanaan

6. Faktor Pengelolaanusaha

Page 11: kewirausahaan

7. Faktor Pemasaran dan Penjualan

8. Faktor Administrasi

9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan BudayaLokal

10. Catatan Bisnis

Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha

Menurut Zimmerer (Suryana, 2003) ada beberapa factor

yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan

usahanya :

1. Tidak kompeten dalam manajerial

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola

usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang

berhasil

2. Kurangberpengalamanbaikdalamkemampuan

Mengkoordinasikan, ketrampilanmengelolaSDM,

maupunkemampuanmengintegrasikanoperasiperusahaan.

3. Kurangdapatmengendalikankeuangan

Agar perusahaandapatberhasildenganbaik factor yang paling

utamadalamkeuanganadalahmemeliharaalirankas.

Yaitumengaturpengeluarandanpenerimaansecaracermat.

4. Gagaldalamperencanaan

Perencanaanmerupakantitikawaldarisuatukegiatan,

sekaligagaldalamperencanaanmakaakanmengalamikesulitandalampelaksanaan.

5. Lokasi yang kurangmemadai

Lokasiusaha yang strategismerupakan factor yang

menentukankeberhasilanusaha.Lokasi yang

tidakstrategidapatmengakiatkanperusahaansukarberoperasikarenakurangefisie

n.

6. Kurangnyapengawasanperalatan.

Pengawasanerathubungannyadenganefisiensidanefektifitas.

Kurangpengawasanmengakibatkanpenggunaanalattidakefisiendanefektif.

7. Sikap yang kurangsungguh-sungguhdalamberusaha

Page 12: kewirausahaan

Sikap yang setengah-setengahterhadapusahaakanmengakibatkanusahayang

dilakukanmenjadilabildangagal.

Dengansikapsetengahhati,kemungkinangagalmenjadibesar.

8.Ketidakmampuandalammelakukan peralihan/transisikewirausahaan.

Wirausaha yang

kurangsiapmenghadapidanmelaksanakanperubahan,tidakakanmenjadiwira

usaha yang berhasil.

Keberhasilandalamberwirausahahanyabisadiperolehapabilaberanimengadak

anperubahandanmampumembuatperalihansetiapwaktu.

2.9 Kompetensi dalam Wirausaha

Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain

dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan &

Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang

harus dimiliki, yaitu :

1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan

dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui

segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan

dilakukan.

2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar

pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan

mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,

memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan

usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses

dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.

3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap

usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,

industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak

setengah hati.

Page 13: kewirausahaan

4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak

hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati

merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup

waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.

5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola

keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan

menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.

6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien

mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan

kebutuhannya.

7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,

mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam

menjalankan perusahaan.

8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi

kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa

yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing.

Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan

(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.

Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan

terhadap pesaing.

10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan /

pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)

Page 14: kewirausahaan

BAB 3

PEMBAHASAN

Contoh penerapan kewirausahaan

Kota Surabaya sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia setelah

Jakarta selalu ramai dikunjungi oleh turis domestik maupun mancanegara. Begitu

banyak aset sejarah Surabaya yang dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik

pecinta eksotika bangunan bersejarah. Karena peminat wisata sejarah Surabaya

yang cukup besar ini menjadikan peluang bisnis bagi Dwita Roesmika dan Hendra

Wardhana, untuk membuat sebuah toko cinderamata berlatar belakang Surabaya.

Berbekal keinginan kuat untuk dapat memberikan sesuatu yang khas dari

kota Surabaya selain makanan dan sesuatu yang sifatnya tahan lama, Dwita dan

Hendra membangun sebuah toko cinderamata. Bahasa sapaan sehari-hari

masyarakat Surabaya akhirnya menginspirasi nama dari toko cenderamata ini,

sehingga dinamailah Cak-Cuk Surabaya Kata-kata Kota Kita. Di tengah

persaingan tajam antara pengusaha cinderamata, Cak-Cuk berhasil menempatkan

brandnya ditempat terdepan mayoritas pecinta kota Surabaya, tentunya dengan

melakukan inovasi terus-menerus. Hingga kini Cak-Cuk mempunyai tiga cabang

di Surabaya, yakni di Jl. Dharmawangsa, Jl. Gunung Sari dan Jl. A.Yani.

Page 15: kewirausahaan

Berbagai cenderamata bertemakan Surabaya telah diproduksi oleh toko

yang berdiri sejak 2005 ini, di antaranya kaos, pin, magnet, patung, mug, tas,

remi, dan monodolly. Harga yang ditawarkan beragam dari mulai Rp 5000,- untuk

Pin dan Kaos dihargai mulai Rp 44.000,- untuk anak-anak dan Rp 64.000,- untuk

dewasa. Dari semua cenderamata yang dijual, kaos menjadi barang favorit

pengunjung untuk dibeli.

Terdapat empat macam tema sablon kaos di antaranya Surabaya Kota

Pahlawan, Surabaya Kota Meso, Surabaya Kota Makanan, dan Surabaya kota

Lokalisasi. Seluruh kaos berbahan katun dengan berbagai model baik yang

berkerah, oblong hingga lengan panjang, produksi Bandung yang kemudian

diproduksi sendiri di pabrik Surabaya dan disablon di Sidoarjo.

Cak-Cuk juga menawarkan promo setiap pembelian cenderamata minimal

Rp.100.000,- berlaku untuk kelipatannya akan mendapatkan voucher senilai

Rp.28.000,- yang bisa ditukarkan sewaktu-waktu. Untuk menjaga keorisinilan

Cak-Cuk Surabaya mereka tidak membuka cabang di luar kota ataupun

memasarkannya selain di Surabaya. “Kami menerima pesanan tetapi untuk

menjaga agar Cak-Cuk menjadi sesuatu yang hanya dapat ditemui jika berkunjung

di Surabaya, maka kami tidak memasarkannya ke tempat selain Surabaya”.

Page 16: kewirausahaan

Kelebihan kaos cak-cuk surabaya

1. Merupakan oleh-oleh khas surabaya yang identik dengan kata-kata yang

unik ala arek suroboyo.

2. Merupakan pioner usaha kaos khas surabaya

3. Harga dari kaos cak-cuk relatif terjangkau

4. Menjual berbagai macam jenis sovenir (selain kaos)

Kekurangan kaos cak-cuk surabaya

1. Desain kaos yang monoton, hanya ada model kaos oblong saja. Tidak ada

pilihan model misalnya untuk kaos khusus perempuan dan ukuran anak-

anak.

2. Pilihan model gambar yang terdapat di katalog tidak semuanya tersedia di

outlet. Kalau pun ada harus memesan terlebih dahulu dan memerlukan

waktu hingga barang yang dipesan tersebut selesai dibuat sehingga

pengunjung tidak dapat langsung membawa pulang sebagai oleh-oleh.

Page 17: kewirausahaan

3. Outlet yang saat ini ada kurang eyecatching, tempatnya yang kecil

terkesan sumpek. Sehingga tidak dapat menampung banyak pengunjung,

walaupun outlet yang ada terdapat di tempat-tempat yang strategis.

Tempat yang kecil juga membuat para pengunjung kesulitan mencari

lokasi outlet.

4. Tidak adanya lahan parkir bagi pengunjung karena outlet yang terlalu

dekat dengan batas jalan raya.

Page 18: kewirausahaan