Keuskupan Agung Jakarta

9
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Final Project Reygina / XII IPA B

description

lalala

Transcript of Keuskupan Agung Jakarta

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Final Project

Keuskupan Agung Jakarta adalah wilayah formalGereja Katolik Romayang tertua di Indonesia, tempat ini juga kerap dikenal dengan nama Gereja Katedral Jakarta (sebagai gereja utamanya), dimulai dengan statusPrefektur Apostoliktahun 1807. Secara resmi prefektur apostolik ditingkatkan menjadiVikariat ApostolikBataviapada tanggal3 April1842yang meliputi seluruh wilayahHindia Belandadengan Vikaris Apostolik pertamanya Mgr. I. Groff.Pada periode1855hingga1948wilayah Vikariat Apostolik Batavia semakin menyempit dengan didirikannya berbagai vikariat apostolik yang baru di luarJawadan di pulauJawasendiri. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 7 Februari 1950. Nama Vikariat Apostolik Batavia pun diubah menjadi Vikariat Apostolik Djakarta. Status Vikariat Apostolik. Kemudian ditingkatkan menjadiKeuskupan AgungDjakarta pada tanggal3 Januari 1961dengan dua jenis keuskupan sufragan.: Keuskupan BandungdanKeuskupan Bogor. Sesuai dengan perubahan ejaan bahasa, nama Keuskupan Agung Djakarta diubah menjadi Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal22 Agustus1973.DiMuseum Nasional IndonesiadiJakartadisimpan sebuah batu besar yang awalnya ditanam di pantaiSunda Kelapa. Batu berpahatkan tanda salib bertahunkan1522ini adalah peringatan hubungan antara pelayaranPortugisdan kerajaanPajajaran.Ini adalah tanda awal hadirnya Katolik di Jakarta kini.Kemudian pada saatVOCberkuasa di tahun 1619hingga1792, semua kegiatan Katolik dilarang, dan paraimamKatolik juga dilarang untuk berkarya di wilayah kekuasaanVOCdiBatavia, bahkan seorangJesuitEgidius dAbreu, S.J. dibunuh pada tahun1624. Kegiatan Katolik hanya diijinkan di luar tembok Bataviabagi orang-orang keturunan Portugis dengan didirikannya Gereja Portugis di luar kota pada tahun1696, yang kini dikenal menjadi Gereja Sion di Jl. P. Jayakarta. Keturunan Portugis ini juga diberi lahan bertani di daerah yang kini disebut daerah Tugu.Pada abad ke-18, VOCmembebaskan imam-imam Katolik untuk singgah di Batavia untuk melayani umat-umat, baik yang keturunan Portugis maupun pegawaiVOC. Pada masakepamimpinan Daendels, barulah umatKatolikdiijinkan untuk merayakanmisasecara terbuka, pada tahun1808. Daendelsjuga memberikan Gereja Katolik resmi pertama di Batavia pada tahun1810bertempat di Jalan Kenanga Utara, daerah Senen sekarang. Gereja perdana ini sudah dibongkar pada tahun1989. Pada tahun1830Gubernur Jendral Du Bus de Ghisignies menghibahkan tempat kediaman komandan tentara dan wakil gubernur jendral kepadaPrefektur Apostolik Batavia. Di lahan inilah kini berdiriGereja Katedral Jakarta.Pada tahun1856suster-susterUrsulinmendirikan biara susteran pertama Groot Kloster di Batavia di Jl. Juanda dilanjutkan biara keduanya Klein Klooster di Jl Pos pada tahun1859diikuti biara-biaraUrsulinlain di daerah Jatinegara dan Kramat.Suster-susterdariCarolus BorromeusmembukaRumah Sakit Sint Caroluspada tahun1919. Saat-saat awal tersebut imam-imamJesuitlahyang menyelenggarakan karya pastoral di wilayahBataviabaru kemudian dibantu oleh imam-imamFransiskanpada tahun1929dan imam-imam dariMisionaris Hati Kudus(MSC) tahun 1932. Dalam bidang pendidikan, imam-imamYesuitmendirikanPerkumpulan Stradatahun1924. Sekolah pertamanya dibuka tahun itu juga di daerah Gunung Sahari. Pada tahun1927Perkumpulan Stradamendirikan sekolah menengah berasrama di Menteng yang kemudian menjadiKolese Kanisiuspada tahun1932.Pada masa pendudukanJepang, Vikaris Apostolik Batavia saat itu Mgr. P. Willekens S.J. mengusahakan agar rumah sakit dan sekolah-sekolah Katolik untuk tetap beroperasi dan tetap melayani umat Katolik di masa sulit tersebut. Setelah Indonesia merdeka,Gereja Katolikmulai berkembang kembali.Jumlah umat semakin bertambah, demikian juga dengan jumlah paroki. Paroki Mangga Besar didirikan tahun1946, paroki di Jl. Malang tahun1948, parokiTangerangtahun1948. Bila pada1950baru ada 12 paroki, pada tahun1960sudah terdapat 16 paroki, pada tahun1970terdapat 23 paroki, pada tahun1980terdapat 34 paroki, pada tahun1988terdapat 39 paroki, pada tahun1990terdapat 40 paroki, dan pada2002sudah terdapat 53 paroki dengan 411.036 orang umat yang dilayani oleh 277 imam. Pada tahun 2007 diperingati 200 tahun Gereja Katedral di Jakarta. Saat itu sudah terdapat60paroki. Puncak Perayaan Agung 200 tahun Gereja Katolik di Jakarta diselenggarakan di Istora Senayan pada tgl.26 Mei 2007, yang dihadiri pula oleh sebagian besar para uskup di Indonesia.Gereja ini pun terus bertumbuh dengan adanya pertambahan jumlah umat hingga tahun 2011, yang telah mencapai lebih dari 466.638 kepala keluarga dan pendirian paroki-paroki: berawal dari Katedral merambah ke seantero wilayah Ibu Kota Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Secara teritorial Keuskupan Agung Jakarta terbagi ke dalam 8 dekenat dengan 61 paroki dan stasi-stasi yang siap bertumbuh menjadi paroki-paroki baru.Pastoral kategorial dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar: 1. Pemikat (Persaudaraan Mitra Kategorial),2. Karismatik 3. PMKAJ (Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta).Sebagai Gereja, Keuskupan Agung Jakarta telah melintasi waktu lebih dari 200 tahun. Berhimpun dalam kesatuan umat Allah:1. Mulai dari umat bawah tanah di abad ke-17 dan 182. Melalui masa-masa tiga Prefektur di kala Jakarta masih bernama Batavia3. Melintasi zaman Lima Vikaris Apostolik.4. Hingga berbuah menjadi Gereja particular Keuskupan Agung Jakarta dengan Uskup Agung pertama Mgr. A. Djajasepoetra.5. Di tengah percepatan pertambahan jumlah umat, di era penggembalaan Mgr. Leo Soekoto, pada tahun 1990 Gereja Jakarta menyelenggarakan Sinode pertama. Visi masa depan pun ditetapkan untuk menjadi Gereja yang mandiri, missioner, berdaya pikat dan daya tahan.6. Iman mengakar dan bertumbuh di dalam perjalanan sejarah Gereja Keuskupan Agung Jakarta. Tak lekang dalam pergolakan negara dan konflik politisi. Pada dasawarsa yang penuh pergolakan dan perubahan, Keuskupan Agung Jakarta di gembalakan oleh Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja. Di tengah sulitnya mendirikan gedung gereja, pada tgl. 6 Oktober 1996 tonggak sejarah Gereja Jakarta dikenang kembali dengan pemberkatan Gereja Santo Servatius, Paroki Kampung Sawah yang sebagian besar umatnya adalah warga Betawi. Pemberkatan yang menandai dan merayakan seratus tahun berdirinya umat pribumi pertama di Jakarta. Dan pada tahun 2006 dirayakanlah 200th Gereja Keuskupan Agung Jakarta7. Dengan motto: Serviens Domino cum omni Humilitate, pada tanggal 28 Juni 2010, Mgr. Ignatius Suharyo resmi menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta. Aku melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati (Kis. 20:19). Menuntun dan memberi kekuatan dalam pelayanan penggembalaan.

6