Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola...

9
49 Andriany, Keunggulan dan Kelemahan Badan Usaha, Hal :49-57 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BADAN USAHA MILIK DAERAH JAWA TIMUR BERDASARKAN SKOR VARIABEL TATA KELOLA PERUSAHAAN Oleh:Lussia Mariesti Andriany*) Abstrak Penelitian ini bertujuan mengungkap keunggulan dan kelemahan masing-masing Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur berdasarkan skor variabel tata kelola, yaitu pemegang saham, transparansi, dewan komisaris, dewan direksi, dan aksesbilitas teknis. Sejumlah 11 BUMD menjadi sampel dalam penelitian ini. Data diambil menggunakan metode survei langsung kepada jajaran manajer BUMD. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode skor di mana setiap variabel diperhitungkan dengan bobot yang berbeda. Temuan penelitian berupa keunggulan dan kelemahan setiap BUMD Jawa Timur. Kelemahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan sinergi yang dibangun antara BUMD dan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur. Kata kunci : Keunggulan dan kelemahan, BUMD Jatim, tata kelola perusahaan Abstract This research aims to reveal strengths and weaknesses from regional owned enterprises of East Java province. Those are based on corporate governance variable score, which are shareholders, transparency, board of commissioners, board of directors, and technical accessibility scores. Eleven regional owned enterprises become sample for this research. Data are collected through direct survey method to manager and analyzed with different score method. Research finding be in the form of strengths and weaknesses of regional owned enterprises. Those weaknesses can be resolved when there is a synergy between regional owned enterprises and government of East Java provice. Keywords : strengths and weaknesses, East Java province regional owned enterprises, corporate governance 1.1. Pendahuluan Tata kelola perusahaan atau lebih sering disebut dengan corporate governance merupakan hal yang fundamental bagi keberlangsungan hidup perusahaan atau organisasi (Crowther dan Sefi, 2010). Secara definisi, corporate governance diartikan sebagai lingkungan organisasi yang didasari oleh kepercayaan, etika, dan nilai moral dari seluruh pemegang kepentingan organisasi (Crowther dan Seifi, 2011). Pada penelitian yang lain disebutkan bahwa corporate governance merupakan bentuk hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ organisasi (jajaran direktur dan komisaris) untuk menyediakan nilai tambah bagi pemegang saham dalam jangka panjang (Daniri, 2005). Penyediaan nilai tambah tersebut dilakukan dengan cara memerhatikan pemegang kepentingan organisasi lainnya dan tidak boleh melanggar hukum maupun norma (Daniri, 2005). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa tata kelola perusahaan tidak lepas dari aturan hukum, norma, dan etika yang berlaku. Ketiga hal tersebut harus diperhatikan *) Lussia Mariesti Andriany adalah dosen STIE ASIA Malang

description

Penelitian ini bertujuan mengungkap keunggulan dan kelemahan masing-masing Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur berdasarkan skor variabel tata kelola, yaitu pemegang saham, transparansi, dewan komisaris, dewan direksi, dan aksesbilitas teknis. Sejumlah 11 BUMD menjadi sampel dalam penelitian ini. Data diambil menggunakan metode survei langsung kepada jajaran manajer BUMD. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode skor di mana setiap variabel diperhitungkan dengan bobot yang berbeda. Temuan penelitian berupa keunggulan dan kelemahan setiap BUMD Jawa Timur. Kelemahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan sinergi yang dibangun antara BUMD dan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.

Transcript of Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola...

Page 1: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

49

Andriany, Keunggulan dan Kelemahan Badan Usaha, Hal :49-57

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

JAWA TIMUR BERDASARKAN SKOR VARIABEL

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Oleh:Lussia Mariesti Andriany*)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengungkap keunggulan dan kelemahan masing-masing Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur berdasarkan skor variabel tata kelola, yaitu

pemegang saham, transparansi, dewan komisaris, dewan direksi, dan aksesbilitas teknis.

Sejumlah 11 BUMD menjadi sampel dalam penelitian ini. Data diambil menggunakan metode

survei langsung kepada jajaran manajer BUMD. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan

metode skor di mana setiap variabel diperhitungkan dengan bobot yang berbeda.

Temuan penelitian berupa keunggulan dan kelemahan setiap BUMD Jawa Timur.

Kelemahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan sinergi yang dibangun antara BUMD

dan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci : Keunggulan dan kelemahan, BUMD Jatim, tata kelola perusahaan

Abstract

This research aims to reveal strengths and weaknesses from regional owned enterprises

of East Java province. Those are based on corporate governance variable score, which are

shareholders, transparency, board of commissioners, board of directors, and technical

accessibility scores. Eleven regional owned enterprises become sample for this research. Data

are collected through direct survey method to manager and analyzed with different score

method.

Research finding be in the form of strengths and weaknesses of regional owned

enterprises. Those weaknesses can be resolved when there is a synergy between regional owned

enterprises and government of East Java provice.

Keywords : strengths and weaknesses, East Java province regional owned enterprises,

corporate governance

1.1. Pendahuluan

Tata kelola perusahaan atau lebih sering

disebut dengan corporate governance merupakan

hal yang fundamental bagi keberlangsungan hidup

perusahaan atau organisasi (Crowther dan Sefi,

2010). Secara definisi, corporate governance

diartikan sebagai lingkungan organisasi yang

didasari oleh kepercayaan, etika, dan nilai moral

dari seluruh pemegang kepentingan organisasi

(Crowther dan Seifi, 2011). Pada penelitian yang

lain disebutkan bahwa corporate governance

merupakan bentuk hubungan, sistem, dan proses

yang digunakan oleh organ organisasi (jajaran

direktur dan komisaris) untuk menyediakan nilai

tambah bagi pemegang saham dalam jangka

panjang (Daniri, 2005). Penyediaan nilai tambah

tersebut dilakukan dengan cara memerhatikan

pemegang kepentingan organisasi lainnya dan

tidak boleh melanggar hukum maupun norma

(Daniri, 2005). Berdasarkan penjelasan tersebut

dapat dilihat bahwa tata kelola perusahaan tidak

lepas dari aturan hukum, norma, dan etika yang

berlaku. Ketiga hal tersebut harus diperhatikan

*) Lussia Mariesti Andriany adalah dosen STIE ASIA Malang

Page 2: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

50

ketika sebuah perusahaan atau organisasi

beroperasi.

Pelaksanaan tata kelola yang baik pada

sebuah perusahaan akan berdampak pada kinerja

bisnis. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian

Crowther dan Sefi (2010) yang menyatakan bahwa

investor bersedia menginvestasikan dana yang

besar ketika sebuah perusahaan memiliki tata

kelola yang baik. Tata kelola yang baik tersebut

diharapkan meningkatkan kinerja perusahaan

dalam jangka panjang. Penelitian Nur’ainy et al.

(2013) menyatakan hal yang sama, bahwa tata

kelola perusahaan yang baik akan berpengaruh

pada economic value added (EVA) sebuah

perusahaan dengan mediasi ukuran perusahaan.

Sejalan dengan hasil tersebut, Amba (2013) serta

Sarwar dan Azam (2013) juga menyatakan

pengaruh tata kelola perusahaan yang baik terhadap

kinerja perusahaan. Tata kelola perusahaan itu

sendiri dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas,

dividend per share, dan ukuran perusahaan (Al-

Hadad, 2011).

Indonesia yang merupakan salah satu negara

berkembang dengan kondisi ekonomi menjanjikan

tidak lepas dari isu tata kelola perusahaan

(Nur’ainy et al., 2013). Praktisi dan akademisi

Indonesia bahkan menyetujui bahwa penyebab

utama dari krisis ekonomi tahun 1997 adalah

lemahnya tata kelola perusahaan di Indonesia

(Krismatono et al., 2005; Indonesia, 2007).

Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat pentingnya

tata kelola yang baik bagi perusahaan untuk

menjamin kelangsungan hidup perusahaan

(Indonesia, 2007), termasuk Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD). BUMD merupakan perusahaan

yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah

(Wikipedia, 2014). Seiring dengan perkembangan

dunia yang semakin pesat, peran BUMD memiliki

peran ganda. Menurut Gresik (2005), peran ganda

BUMD yaitu melayani masyarakat dengan cara

menyediakan produk dan jasa untuk meningkatkan

kesejahteraan dan menggerakkan perekonomian

daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Peran tersebut membuat BUMD

diwujudkan dalam kegiatan usaha yang memiliki

nilai strategis dan ekonomis.

Jawa Timur, provinsi dengan pertumbuhan

ekonomi melampaui pertumbuhan ekonomi

nasional (Farmita, 2014), memiliki sebelas BUMD

yang dapat dijadikan sumber peningkatan PAD.

Sesuai dengan arah kebijakan pendapatan daerah

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Jawa Timur tahun 2009,

diperlukan adanya peningkatan kontribusi BUMD

pada PAD. Peningkatan kontribusi tersebut dapat

terwujud apabila dalam pengelolaan BUMD

dikedepankan penerapan good governance

(RPJMD, 2009). Permasalahan mendasar yang

terdapat dalam BUMD Jawa Timur berkaitan

dengan GCG adalah minimnya penerapan GCG

pada kelompok perusahaan tersebut. Selain itu,

belum adanya standar tentang penerapan GCG

pada BUMD Jawa Timur membuat kelompok

perusahaan tersebut tidak memiliki patokan khusus

bagaimana seharusnya penerapan GCG pada

perusahaan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, pada

penelitian kali ini peneliti mencoba

mengungkapkan keunggulan dan kelemahan

BUMD di Jawa Timur. Keunggulan dan kelemahan

Adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume 8, Nomor2, Desember 2014, ISSN 1978-726X

Page 3: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

51

tersebut diolah berdasarkan lima kategori tata

kelola perusahaan milik Grzybkowski dan Wójcik

(2006), yaitu pemegang saham, transparansi,

jajaran komisaris (board of commissioner-BOC),

jajaran direksi (board of director-BOD), dan

aksesibilitas teknis. Terungkapnya keunggulan dan

kelemahan BUMD Jawa Timur diharapkan

menjadi pijakan masing-masing BUMD untuk

berbenah dalam hal tata kelola perusahaan.

Pembenahan tata kelola tersebut diharapkan dapat

mengarah pada pengelolaan BUMD yang lebih

baik sehingga kinerja perusahaan meningkat, salah

satunya dengan adanya peningkatan kontribusi

pada PAD Jawa Timur. Selain itu, hasil dari

penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan

gambaran bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur

selaku pembuat kebijakan dan pengambil

keputusan tentang kondisi BUMD sehubungan

dengan tata kelola masing-masing perusahaan.

Penelitian ini terbagi menjadi lima bagian.

Pertama, peneliti mengungkapkan alasan mengapa

penelitian dilakukan. Kedua, dijabarkan teori yang

berkaitan dengan judul yang diangkat. Pada bagian

ketiga, dijelaskan tentang metode yang digunakan

dalam penelitian. Keempat, dijabarkan mengenai

hasil penelitian yang dilakukan. Kelima, dijelaskan

kesimpulan penelitian dan saran untuk penelitian

selanjutnya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

apa saja keunggulan dan kelemahan BUMD Jawa

Timur berdasarkan skor variabel tata kelola

perusahaan?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada keunggulan dan

kelemahan BUMD Jawa Timur berdasarkan skor

variabel tata kelola perusahaan.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan

keunggulan dan kelemahan BUMD Jawa Timur

berdasarkan skor variabel tata kelola perusahaan.

2. Tinjauan Pustaka

Tata kelola perusahaan atau corporate

governance merupakan sebuah lingkungan

perusahaan yang saling memiliki kepercayaan,

etika, dan nilai moral yang tercipta melalui usaha

dari masing-masing bagian yang terlibat (Crowther

dan Seifi, 2011). Pada penelitian yang lain, Al-

Hadad (2011) menyebutkan bahwa tata kelola

perusahaan merupakan serangkaian hubungan

antara pihak manajemen, direksi, pemegang saham,

dan pemangku kepentingan lainnya dalam

perusahaan. Tata kelola perusahaan juga disebut

sebagai seperangkat tata hubungan diantara

manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang

saham, dan para pemangku kepentingan lain yang

mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan

(OECD, 2004). Berdasarkan berbagai penjelasan

mengenai tata kelola perusahaan, dapat dilihat

bahwa tata hubungan antara berbagai pihak yang

terlibat di dalam kegiatan perusahaan akan

menciptakan sebuah lingkungan yang memiliki

kepercayaan, etika, dan nilai moral.

Pada konsep tata kelola perusahaan, terdapat

empat prinsip (Crowther dan Sefi, 2010; Indonesia,

2007), yaitu:

Andriany, Keunggulan dan Kelemahan Badan Usaha, Hal :49-57

Page 4: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

52

1. Transparansi -- diperlukan kejelasan dalam

semua prosedur tata kelola yang terdapat

dalam sebuah organisasi.

2. Akuntabilitas – struktur pelaporan dalam

organisasi harus jelas.

3. Responsibilitas – pihak dalam organisasi

memiliki tanggung jawab terhadap perbuatan

masing-masing.

4. Keadilan dan Kewajaran – sistem dalam

organisasi harus beroperasi secara simultan

dan tanpa prasangka.

Pengelolaan yang baik dalam sebuah

perusahaan akan berimbas pada peningkatan

kinerja perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu

telah mengungkapkan hasil yang mendukung

pernyataan tersebut. Penelitian Crowther dan Sefi

(2010) menyatakan bahwa tata kelola yang baik

pada sebuah organisasi akan menarik investor

untuk berinvestasi dan diharapkan meningkatkan

kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Sejalan

dengan penelitian tersebut, Nur’ainy et al. (2013)

mengemukakan bahwa tata kelola perusahaan yang

baik akan berpengaruh pada economic value added

(EVA) sebuah perusahaan. Pada penelitian itu juga

disebutkan bahwa ukuran perusahaan menjadi

faktor mediasi antara variabel tata kelola dan

kinerja perusahaan. Penelitian Amba (2013) serta

Sarwar dan Azam (2013) juga menyatakan adanya

pengaruh tata kelola perusahaan yang baik dengan

kinerja perusahaan. Tata kelola perusahaan itu

sendiri dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas,

dividend per share, dan ukuran perusahaan (Al-

Hadad, 2011).

Berdasarkan uraian penelitian tentang

bagaimana pengaruh tata kelola pada kinerja

sebuah perusahaan, diketahui betapa pentingnya

perusahaan mengetahui sejauh mana mereka

menerapkan tata kelola dalam perusahaan.

Perusahaan dapat mengetahui penerapan tata kelola

tersebut melalui pengukuran yang menghasilkan

skor tata kelola perusahaan. Penelitian milik

Grzybkowski dan Wójcik (2006) mengungkapkan

lima kategori yang dapat digunakan untuk melihat

sampai sejauh mana perusahaan telah menerapkan

konsep GCG pada perusahaan mereka. Kategori

tersebut terdiri atas pemegang saham, transparansi,

jajaran komisaris, manajemen eksekutif/jajaran

direksi, dan aksesbilitas teknis. Pada penelitian

yang sama, Grzybkowski dan Wójcik (2006)

menggunakan kelima kategori tersebut untuk

melihat bagaimana skor tata kelola 20 perusahaan

teratas di Inggris dan Polandia dengan sistem

pelaporan dan penyebaran informasi berbasis

internet.

3. Metode Penelitian

3.1. Konteks Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif karena adanya model empiris dan

pengukuran berdasarkan teori yang ada serta data

yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan

statistik untuk menjawab permasalahan penelitian

(Creswell, 2009). Pendekatan kuantitatif tersebut

akan dilengkapi dengan informasi kualitatif agar

dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh

pada pengguna penelitian ini. Pada penelitian ini,

kategori tata kelola milik Grzybkowski dan Wójcik

(2006) akan digunakan pada BUMD dengan sistem

pelaporan dan

Adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume 8, Nomor2, Desember 2014, ISSN 1978-726X

Page 5: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

53

penyebaran informasi berbasis kertas (paper

based).

3.2. Populasi, Sampel, Responden, dan

Instrumen Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

BUMD yang terdapat di wilayah Pemerintahan

Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sejumlah 11

perusahaa dengan metode sensus. Metode tersebut

digunakan karena seluruh perusahaan yang

merupakan BUMD Jawa Timur diambil sebagai

sampel penelitian, dapat dilihat di Tabel 1.

Responden dari penelitian ini adalah manajer

dari masing-masing BUMD Jawa Timur. Manajer

dipilih menjadi responden penelitian didasarkan

pada alasan bahwa manajer mengetahui tentang

operasional perusahaan dan memiliki akses pada

data yang dibutuhkan, seperti laporan keuangan,

AD/ART, dan prospektus perusahaan.

Responden akan menerima angket berisi

daftar pernyataan yang berkaitan dengan tata kelola

perusahaan. Selain itu, peneliti juga melakukan

wawancara kepada manajer BUMD untuk

menggali informasi penerapan tata kelola

perusahaan dalam BUMD, sekaligus sebagai

pengayaan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil

angket.

3.3. Variabel Penelitian, Pengukuran Variabel,

dan Analisis Data

Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi

lima sesuai dengan kategori yang digunakan untuk

melihat kelemahan dan keunggulan masing-masing

BUMD di Jawa Timur, yaitu:

1. Pemegang saham

Variabel pemegang saham didefinisikan

sebagai keterbukaan BUMD pada semua

pemegang saham. Item yang berkaitan dengan

variabel shareholders adalah pernyataan hak

dan kewajiban perusahaan, fungsi kepemilikan,

dan kesamaan akses pada informasi.

2. Transparansi

Transparansi merupakan keterbukaan BUMD

pada pemangku kepentingan berkaitan dengan

dokumen keuangan dan non-keuangan. Item

dalam variabel transparansi adalah transparansi

prosedur, penyajian data keuangan, serta dasar

penyajian laporan keuangan dan non-keuangan.

3. Jajaran komisaris (Board of Commisioner –

BOC)

Variabel jajaran komisaris merupakan

keterbukaan BUMD pada pemangku

Andriany, Keunggulan dan Kelemahan Badan Usaha, Hal :49-57

Page 6: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

54

kepentingan berkaitan dengan fungsi, hak,

kewajiban, dan data pribadi komisaris. Item

variabel komisaris adalah pernyataan aturan

komisaris, komite dalam jajaran komisaris,

komposisi jajaran komisaris, remunerasi, dan

laporan jajaran komisaris.

4. Jajaran Direksi (Board of Director – BOD)

Variabel jajaran direksi merupakan

keterbukaan BUMD pada pemangku

kepentingan berkaitan dengan fungsi, hak,

kewajiban, dan data pribadi direksi. Item

variabel komisaris adalah pernyataan aturan

direksi, komite dalam jajaran direksi,

komposisi jajaran direksi, remunerasi, dan

laporan jajaran direksi.

5. Aksesibilitas Teknis

Variabel aksesibilitas teknis berkaitan dengan

ketersediaan alat pendukung pada BUMD yang

berfungsi untuk memudahkan koordinasi

antara berbagai pihak dalam perusahaan.

Variabel penelitian diukur dengan

menggunakan metode skor (scoring method) atau

pembobotan di mana setiap variabel

diperhitungkan dengan bobot yang berbeda. Sistem

penilaian dilakukan berdasarkan respon ya dan

tidak. Apabila informasi yang diminta dalam

angket dapat disediakan oleh pihak BUMD, maka

poin yang diperoleh sebesar 1 untuk setiap

pernyataan. Sebaliknya apabila informasi tidak

tersedia, maka tidak ada poin yang diperoleh. Tabel

2 akan memperlihatkan jumlah pertanyaan dan

bobot masing-masing variabel berdasarkan

penelitian Grzybkowski dan Wójcik (2006).

Skor terbobot per variabel dari masing-

masing BUMD akan menjadi dasar perumusan

keunggulan dan kelemahan perusahaan dilihat

dari sisi tata kelola. Setelah diketahui

kelemahan dari masing-masing BUMD, maka

dapat diketahui strategi yang dapat digunakan

untuk mengatasi kelemahan tersebut. Ketika

BUMD dapat mengatasi kelemahan yang

dimiliki pada sisi tata kelola perusahaan,

diharapkan kinerja perusahaan juga akan

meningkat.

4. Hasil Dan Pembahasan

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai hasil

pengolahan data dari angket yang telah diisi oleh

manajer masing-masing BUMD di Jawa Timur.

Tabel 3 di bawah ini menunjukkan skor hasil

perhitungan data dari angket yang telah

disampaikan pada masing-masing BUMD di Jawa

Timur.

Adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume 8, Nomor2, Desember 2014, ISSN 1978-726X

Page 7: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

55

4.1. Hasil Penelitian Secara Umum

Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa

PT Jatim Investment Management (JIM)

memperoleh skor tertinggi pada variabel pemegang

saham, yaitu sebesar 79.17%. PT Bank Jatim, Tbk.

dan PT Bank UMKM Jatim meraih skor tertinggi

pada variabel transparansi yang berkaitan dengan

informasi keuangan dan non-keuangan dengan skor

sebesar 72.41%. Skor tertinggi pada variabel

jajaran komisaris diraih oleh PT Bank Jatim, Tbk.

dengan nilai sebesar 80%. Hal tersebut berarti

ketersediaan informasi yang dimiliki oleh PT Bank

Jatim, Tbk. sehubungan dengan pernyataan aturan

komisaris, komite dalam jajaran komisaris,

komposisi jajaran komisaris, remunerasi, dan

laporan jajaran komisaris mencapai 80%. Skor

jajaran direksi paling tinggi diraih oleh Bank

UMKM Jatim dengan nilai 70.59%. Hal tersebut

berarti ketersediaan informasi tentang pernyataan

komposisi jajaran direksi, remunerasi, dan laporan

jajaran direksi yang dimiliki oleh Bank UMKM

Jatim mencapai 70.59%. Pada variabel aksesbilitas

teknis, PT Bank Jatim, Tbk. meraih skor 100%. Hal

tersebut menandakan bahwa BUMD tersebut

mampu menyediakan alat pendukung yang

berfungsi untuk memudahkan koordinasi antara

berbagai pihak dalam perusahaan. Apabila dilihat

dari total keseluruhan skor tata kelola yang

terbobot, maka skor tertinggi diraih oleh PT Bank

Jatim, Tbk sebesar 78.42%. Hal tersebut berarti PT

Bank Jatim, Tbk. merupakan BUMD di Jawa

Timur yang paling mampu menyediakan informasi

tentang pemegang saham, laporan keuangan dan

non keuangan, jajaran komisaris, dan jajaran

direksi kepada pemangku kepentingan mereka.

Selain itu, PT Bank Jatim, Tbk. juga secara umum

mampu menyediakan alat pendukung untuk

berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam

perusahaan yang terangkum dalam variabel

aksesibilitas teknis.

4.2. Keunggulan dan Kelemahan BUMD

Keunggulan dan kelemahan masing-masing

BUMD di Jawa Timur dirumuskan berdasarkan

skor yang diraih dari masing-masing variabel

seperti tersaji pada Tabel 3.

Perusahaan dengan kelemahan pada sisi

pemegang saham dapat mengungkapkan lebih

lengkap lagi terutama mengenai tata cara Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengungkapan

tersebut dalam laporan perusahaan menandakan

keterbukaan perusahaan pada pemangku

kepentingan tentang bagaimana RUPS

dilaksanakan setiap tahunnya. Pada perusahaan

Andriany, Keunggulan dan Kelemahan Badan Usaha, Hal :49-57

Page 8: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

56

dengan kelemahan pada sisi transparansi dapat

lebih detail melaporkan aktivitas mereka terutama

pada sisi non-keuangan. Aktivitas non-keuangan

menjadi poin yang sering tidak dilaporkan oleh

BUMD, sehingga bobot dari sisi transparansi

menjadi tidak maksimal.

Pada sisi dewan komisaris, perusahaan

dengan kelemahan tersebut dapat mengungkapan

lebih lengkap mengenai peran komisaris dalam

laporan perusahaan. Tidak tersedianya informasi

tersebut, menandakan fungsi pengawasan terhadap

perusahaan sebagaimana mestinya. Sejalan dengan

cara mengatasi kelemahan di sisi dewan komisaris,

pada sisi dewan direksi, perusahaan juga harus

mengungkapkan lebih detail tentang informasi

dewan direksi. Tidak adanya informasi tersebut

dapat menjadi indikasi pemangku kepentingan

bahwa dewan direksi perusahaan tidak berfungsi

sebagaimana mestinya. Pada kelemahan poin

aksesbilitas teknis, perusahaan sebaiknya

membangun situs yang digunakan untuk

menginformasikan berbagai hal yang terkait

dengan aktivitas perusahaan kepada pemangku

kepentingan dengan cepat.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga

berperan penting dalam mengatasi berbagai

permasalahan yang terjadi terkait dengan tata

kelola BUMD Jawa Timur. Peran tersebut diemban

oleh Pemprov karena hasil penelitian ini diolah

berdasarkan informasi/ ketersediaan data dalam

laporan keuangan, AD/ART, dan prospektus

masing-masing BUMD. Masing-masing BUMD

membuat ketiga laporan tersebut berdasarkan

pemahaman masing-masing perusahaan atau tidak

terdapat standar dalam pelaporan, padahal

pelaporan dilakukan pada satu pihak yang sama.

Hal tersebut membuat pihak Pemprov kesulitan

untuk melihat BUMD yang telah menjalankan tata

kelola dengan baik dan kurang baik. Peran pihak

Pemprov Jawa Timur dapat berupa standar yang

ditetapkan untuk laporan BUMD yang harus

disetor pada Pemprov. Standar tersebut meliputi

poin-poin apa saja yang masuk dalam laporan.

Adanya standarosaso laporan BUMD, Pemprov

Jawa Timur akan lebih mudah mengawasi masing-

masing BUMD dalam hal tata kelola perusahaan.

Perbaikan pada sisi tata kelola perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan kinerja BUMD.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang

disampaikan oleh Crowther dan Sefi (2010),

Nur’ainy et al. (2013), Amba (2013), Sarwar dan

Azam (2013), (Al-Hadad, 2011).Peningkatan

kinerja BUMD salah satunya diwujudkan dengan

adanya peningkatan setoran PAD (Pendapatan Asli

Daerah) dari BUMD kepada Pemprov Jawa Timur.

5. Simpulan dan Saran

Penelitian ini telah mengungkapkan

keunggulan dan kelemahan BUMD di Jawa Timur

berdasarkan skor variabel tata kelola perusahaan,

yaitu pemegang saham, transparansi, dewan

komisaris, dewan direksi, dan aksesbilitas teknis.

Apabila dilihat secara keseluruhan atau

berdasarkan skor tata kelola terbobot, maka BUMD

dengan tata kelola paling baik yaitu PT Bank Jatim,

Tbk. Hal tersebut disebabkan oleh status PT Bank

Jatim, Tbk sebagai perusahaan publik sehingga

aturan tata kelola perusahaan diterapkan secara

utuh oleh BUMD tersebut. Kelemahan yang

Adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume 8, Nomor2, Desember 2014, ISSN 1978-726X

Page 9: Keunggulan Dan Kelemahan Badan Usaha Milik Jawa Timur Berdasarkan Skor Variabel Tata Kelola Perusahaan

57

dimiliki oleh setiap BUMD dapat diatasi dengan

membangun sinergi antara pihak BUMD dengan

Pemerintah Provinsi Jawa TImur. Sinergi tersebut

dapat diwujudkan dalam penetapan aturan atau

standarisasi pembuatan laporan BUMD setiap

tahunnya.

Penelitian selanjutnya juga dapat

mengambil obyek penelitian yang lain sehingga

hasil penelitian dapat digeneralisasi.

6. Daftar Rujukan

Al-Hadad, W., Alzurqan, S.T., Al-Sufy, F.J. 2011.

The Effect of Corporate Governance on

The Performance of Jordanian Industrial

Companies: An Empirical Study on

Amman.

Amba, S.M. 2013. Corporate Governance and

Firms’ Financial Performance. Journal of

Academic and Business Ethics. pp. 1-12

Creswell, J.W. 2009. Research Design Qualitative,

Quantitative, and Mixed Methods

Approaches. Third Edition. Sage

Publication. California, USA.

Crowther, D., dan Sefi, S. 2010. Corporate

Governance and Risk Management

[www] bookboon.com. Diambil dari:

http://bookboon.com/en/corporate-

governance-and-risk-management-ebook

[Diakses pada: 08/14]

Crowther, D., dan Seifi, S. 2011. Corporate

Governance and International Business

[www] bookboon.com. Diambil dari:

http://bookboon.com/en/corporate-

governance-and-international-business-

ebook [Diakses pada: 09/14]

Daniri, M.A. 2005. Good Corporate Governance –

Konsep dan Penerapannya dalam Konteks

Indonesia. Gloria Printing. Jakarta,

Indonesia.

Farmita, A. R. 2014. Pertumbuhan Ekonomi Jawa

Timur Lampaui Nasional [www]

tempo.co. Diambil dari:

http://www.tempo.co/read/news/2014/08/

05/092597483/ Pertumbuhan-Ekonomi-

Jawa-Timur-Lampaui-Nasional [Diakses

pada: 05/12/14].

Gresik. Pemerintah Kabupaten Gresik. 2005.

Peraturan Daerah Kabupaten Gresik

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan

Usaha Milik Daerah. Gresik : Pemerintah

Kabupaten Gresik. pp. 1-16.

Grzybowski, M. Dan Wójcik. 2006. Internet and

Corporate Governance. 4th International

Conference on Corporate Governance:

Global Developments in Corporate

Governance. SSRN-id914520.

Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi,

Direktorat Penelitian dan Pengembangan.

2007. Studi Implementasi Good

Corporate Governance di Sektor Swasta,

BUMN, dan BUMD. Jakarta: Komisi

Pemberantasan Korupsi. pp. 1-32.

Johnston, D.J. 2004. OECD Principles of

Corporate Governance (Organisation for

Economic Co-operation and

Development). Perancis: OECD

Publications Service.

Krismatono, et al. 2005. Internalisasi Good

Corporate Governance dalam Proses

Bisnis (Laporan Corporate Governance

Perception Index 2004). Jakarta: The

Indonesian Institute for Corporate

Governance.

Nur’ainy, R. et al .2013. Implementation of Good

Corporate Governance and Its Impact on

Corporate Performance: The Mediation

Role of Firm Size (Empirical Study of

Indonesia). Global Business and

Management Research: An International

Journal. Vol. 5, Nos. 2&3, pp. 91-104.

Sarwar A., Azam S.M.F. 2013. Practice of Good

Corporate Governance and Its Effect on

Company Performance: A Case Study on

Malaysian Public Listed Companies.

Research Journal of Economics &

Business Studies. Vol. 2, No. 3.

Stock Exchange. International Journal of

Humanities and Social Science. Vol. 1,

No. 4, pp. 55-69.

Surabaya. Propinsi Jawa Timur. 2009. Arah

Kebijakan Pengelolaan Pendapatan

Daerah (RPJMD Propinsi Jawa Timur

2009-2014 Bab XXII). Surabaya :

Propinsi Jawa Timur. pp. 393-398.

Wikipedia. 2014. Badan Usaha Milik Daerah.

[Online]. Tersedia pada:

http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha

_Milik_Daerah. [Diakses pada: 05/12/14]

Andriany, Keunggulan dan Kelemahan Badan Usaha, Hal :49-57