Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Indonesia

2
Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Moh Adib Khumaidi mengatakan, Indonesia mesti menghasilkan sebanyak-banyaknya "dokter bintang lima" sebagaimana konsep Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). "Dokter dalam kiprahnya seyogianya menerapkan peran pemimpin- intelektual-profesional. WHO baru tahun 1994 mengidentifikasikan kiprah ini dan menyebutnya sebagai 'The Five Star Doctors'," kata Moh Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (24/10). Adib menjelaskan, konsep dokter bintang lima berarti dokter dapat berfungsi sebagai pemimpin komunitas, komunikator, pengelola, pembuat keputusan, dan penyedia jasa layanan kesehatan. Menurut dia, selama ini peran dokter lebih terlihat pada upaya penyehatan fisik karena proses reduksi peran yang tidak disadari dan telah berlangsung sekian lama. "Para dokter telah terjebak pada rutinitas profesionalisme yang sempit. Banyak dokter yang akhirnya lebih peduli bahwa ilmu kedokteran hanyalah mempelajari segala sesuatu tentang penyakit," katanya. Akibatnya, ujar dia, kewajiban untuk menyehatkan rakyat hanya sekedar menganjurkan minum vitamin, mineral, tonik serta mengobati pasien yang sakit, padahal selain itu, dokter juga harus berperan dalam intervensi mental dan sosial di tengah masyarakat. Ia menjelaskan, dokter pada dasarnya adalah seorang intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat serta dibekali nilai profesi yang harus menjadi kompas.

description

okokok

Transcript of Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Indonesia

Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Moh Adib Khumaidi mengatakan, Indonesia mesti menghasilkan sebanyak-banyaknya "dokter bintang lima" sebagaimana konsep Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO).

"Dokter dalam kiprahnya seyogianya menerapkan peran pemimpin-intelektual-profesional. WHO baru tahun 1994 mengidentifikasikan kiprah ini dan menyebutnya sebagai 'The Five Star Doctors'," kata Moh Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (24/10).

Adib menjelaskan, konsep dokter bintang lima berarti dokter dapat berfungsi sebagai pemimpin komunitas, komunikator, pengelola, pembuat keputusan, dan penyedia jasa layanan kesehatan.

Menurut dia, selama ini peran dokter lebih terlihat pada upaya penyehatan fisik karena proses reduksi peran yang tidak disadari dan telah berlangsung sekian lama.

"Para dokter telah terjebak pada rutinitas profesionalisme yang sempit. Banyak dokter yang akhirnya lebih peduli bahwa ilmu kedokteran hanyalah mempelajari segala sesuatu tentang penyakit," katanya.

Akibatnya, ujar dia, kewajiban untuk menyehatkan rakyat hanya sekedar menganjurkan minum vitamin, mineral, tonik serta mengobati pasien yang sakit, padahal selain itu, dokter juga harus berperan dalam intervensi mental dan sosial di tengah masyarakat.

Ia menjelaskan, dokter pada dasarnya adalah seorang intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat serta dibekali nilai profesi yang harus menjadi kompas.

Adib mengatakan, nilai profesi itu antara lain kemanusiaan, etika dan kompetensi.

"Di manapun dokter ditempatkan seyogianya ia menjalankan peran intelektual profesional. Itulah yang dilakukan dokter Wahidin dan sejawatnya lebih dari seabad yang lalu jauh sebelum adanya rekomendasi WHO," katanya.

Untuk itu, ia berharap peran dokter saat ini harus dikembalikan kepada peran dokter yang dicontohkan oleh dokter Wahidin pada zaman kebangkitan nasional pada awal abad ke-20.