KETIKA PENYAIR BERCINTA

66
KETIKA PENYAIR BERCINTA Sebuah Antologi Berbagai Anak Bangsa Lintas Negara Ketua Penyelenggara Moh. Ghufron Cholid Diterbitkan via ebook Cetakan Pertama, Juli 2010 Bekerjasama Dengan Segenap Penyair FB Lintas Negara KETIKA PENYAIR BERCINTA 1

description

Antologi ini ditulis oleh 31 anak bangsa lintas negara di dalamnya berisi beraneka puisi cinta. Selamat menikmati dan selamat mengapresiasi

Transcript of KETIKA PENYAIR BERCINTA

Page 1: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTASebuah Antologi Berbagai Anak Bangsa Lintas Negara

Ketua PenyelenggaraMoh. Ghufron CholidDiterbitkan via ebook

Cetakan Pertama, Juli 2010Bekerjasama Dengan

Segenap Penyair FB Lintas Negara

KETIKA PENYAIR BERCINTA1

Page 2: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah adalah kata yang paling pantas untuk melukiskan segala kebahagiaan setelah merampungkan Antologi Puisi Cinta berjudul Ketika Penyair Bercinta.Berbicara tentang cinta takkan pernah kehabisan maddah oleh karena itu, Antologi Puisi ini hadir ketengah-tengah pembaca sebagai sumbangsih kami, yang telah sepakat untuk berbagi pengalaman, keinginan dalam bentuk puisi. Antologi ini tergolong unik karena ditulis oleh berbagai anak bangsa lintas negara. Sungguh merupakan perjuangan yang tidak mudah dalam membuatnya karena melewati berbagai macam fase yang harus ditempuh namun berkat keteguhan hati yang diiringi ridla Tuhan akhirnya Antologi ini hadir.Antologi Puisi ini berjumlah tiga puluh satu puisi. Dibuka dengan puisi berjudul KEKASIH karya penyair Weni Suryani dan ditutup dengan puisi berjudul AKU TELAH MENCINTAIMU SECARA DIAM-DIAM karya M. Hasan Sanjuri..Beraneka cinta ditampilkan di dalamnya agar kita bisa menelaah bersama, semua ini dihadiahkan bagi segenap pembaca budiman. Antologi ini bisa dinikmati dengan sangat mudah dan gratis lantaran para penyairnya merelakan puisinya dikonsumsi secara suka cita. Tak hanya itu, seluruh penyair yang berada dalam Antologi ini berharap agar bisa sama-sama menerjemahkan cinta yang ada di dalamnya dengan sangat suka cita. Akhirnya kepada segenap penyair yang karyanya terangkum dalam Antologi Puisi Cinta ini saya selaku ketua penyelenggara mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga semoga Tuhan membalas segala kebaikan. Mohon maaf pun saya ucapkan kepada penyair yang telah mengirimkan karyanya namun tidak termuat dalam Antologi ini. Selanjutnya bagi segenap pembaca saya ucapkan selamat membaca semoga kita bisa memetik hikmah di dalamnya. Anien ya rabbal ‘alamien.

KETIKA PENYAIR BERCINTA2

Page 3: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Segala hal yang ingin disampaikan bisa menghubungi ketua penyelenggara di alamat email putra_blega”yahoo.com/lora_sun31”yahoo.com atau via HP 087852121488.

Al-Amien, 17 Juli 2010Ketua PenyelenggaraMoh. Ghufron Cholid

KETIKA PENYAIR BERCINTA3

Page 4: KETIKA PENYAIR BERCINTA

DAFTAR ISICOVER DALAM……………………………………………………………….1KATA PENGANTAR………………………………………………….………..2DAFTAR ISI…………………………………………………………....................3Weni Suryandari (KEKASIH)……...……………………………………………..4Nurul Aulia Latifah (KISAH ITU)…………………...…………………………...5Shinta Miranda (AKU INGIN MENEMANIMU)……………...………………..6Imron Tohari (TADABUR CINTA)……………………………………................7Pringadi Abdi Surya (JALAN KENANGAN)……………………...…………….8Kwek Li Na (TEPERANGKAP JALA ASMARA)……………………………...9Dimas Arika Mihardja (MENGUKUR JARAK KERINDUAN)…………..........10Isbedy Stiawan ZS (TAMAN CINTA)…………………………...……………...11Ersis Warmasyah Abbas (AKU DATANG MEMINANG CINTA)……………12Handoko F Zainsam (BIRAHI OMBAK)………………………………………13 Saifun Arif Kojeh (MENERJEMAHKAN RINDU)……………………………14 Isma Wasingatun (MARI BERCINTA SAYANG)……………………………...15Adrian kelana (KUNISANKAN RINDU DI HATIMU)……………………….16Sayuri Yosiana (PUISI UNTUK IBU)…………………………………………..17Dedy Nur (UNTUKMU BIDADARI)…………………………………………19

KETIKA PENYAIR BERCINTA4

Page 5: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Sandra Palupi (CINTA)………………………………………………...……….20Davit Arianto (KERNA GELAP TAK PERNAH BENAR-BENAR HILANG.21Ananda Dwi (TENTANG CINTA)… …………………………………………22Lia Salsabila (SELAMAT MALAM SAYANG).…………………………...……23Zam Zamee (TANPA CINTA)………………………….……………………...24Retno Handoko (KIDUNG RINDU)……………………………..……………25Abd. Qadir Jailani (BERSAMA GENANG AIR MATA)...……………………..27Erfan Setiawan (AKU LUPA SEPARUH WAJAHMU)………………..……….28Dianing Widya Yudhistira (I LOVE YOU, IBU)………………………………..29Munajat Sunyi (ODE)…………………………..………….....................................30Indah Hairani (DENGAN PENA BAHASA)…………………………...……....31Ach. Shodiqil Hafil (SAJAK CINTA SEORANG LAKI-LAKI BERPECI KEPADA PEREMPUAN BERKERUDUNG PELANGI)……...…………….32Eti Puji (ADALAH CINTA)…………….……………………………………...33Elis Tating Bardiah, S.Pd (JEMARI MEMORI MENGANTAR JAWAB)……...34Moh. Ghufron Cholid (SEBELUM BERANGKAT)…………………………...35M. Hasan Sanjuri (AKU TELAH MENCINTAIMU SECARA DIAM-DIAM)...36BIODATA PENYAIR……………..…………………………………………...37

Weni Suryandari

KETIKA PENYAIR BERCINTA5

Page 6: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KEKASIH

Kekasih, tlah kita gempur kejemuanDi sudut sudut rumah yang kita ukurDengan lapis dusta dan asmara semu

Semalam kalender usang tlah kita bakarTak ada sesal sampai ke akarBunga-bunga mekarCintamu tak pernah pudar

Kekasih, tlah kunikmati dini hariSeperti cinta agung dariNyaSambil berzikir basah oleh setubuh sakral

Ah, jika kukata perkawinan adalah jeruji,Aku ingin abadi dalam jerujiNyaSebab setiamu tak terbatas

Jika Rasullullah membolehkan; Tentu aku bersujud di kakimu

Mei 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA6

Page 7: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Nurul Aulia LatifahKISAH ITU

kita yang dahulu tak mengenal tak menyapa kini ditaman itu kita di pertemukan.. kita dipersatukan, dijadikan ikatan ikatan nyata dalam persahabatan..

sapa kita dahulu merantau kini sapa begitu nyata bagiku hanya dalam hitungan waktu kita seakan begitu erat

harapku pada satu waktu iktan ini takan pernah terputus takan raib terhapus oleh desiran itu takan terbawa arus permusuhan

28 Februari 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA7

Page 8: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Shinta MirandaAKU INGIN MENEMANIMU

air laut kental keperakanmembuncah di karang berongga kikis setiap sarat hasratdi buih putih sisa rintih

seperti menjerang masa panjangada jejak silam terinjak di pasir pantaikusebut namamu yang telah hilangpada laut aku melempar angan

setitik pasir mungkin debu jasadmuyang kuangkat dari hamparannyaangin laut tak mampu menerpamukuingin temanimu di atas batu karang

pelabuhan ratu, 1 mei 2010.

KETIKA PENYAIR BERCINTA8

Page 9: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Imron TohariTADABUR CINTA

Banyak sudah pedih kurasaTerjal berliku ujian CintaDalam kumbangan madu cekatGejolak asmara terkungkung sekat

O malam, malam suram bulan bertudungKutulis sajak di mural jantungKuseduh hikmah segala cobaMenadaburkan cinta berkalam surga

Kini, saat kembali mengingatmuDalam kedalaman Istiqomah nuraniHangat air mata tiada lagi pilu

: Karena jiwaku tlah berkhalwat

________________________________________@ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA9

Page 10: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Pringadi Abdi SuryaJALAN KENANGAN

sejak kemarau satu tahun lalu itu, bangau dan burung-burung nasar tak lagi pernah hinggap di pohon jambu belakang rumah. sebab kandang ayam di sebelahnya sudah kosong tak berpenghuni direnggut influenza yang tak tahu caranya menyerang kami. daun-daun ranggas, ulat-ulat yang tabah mencerna angin sudah melanggar sumpah untuk setia pada batang pohon yang mulai mengenal kematian. seekor lebah tengah membangun rumah dari kotoran hidung, dan laba-laba masih menunggu tanpa kepastian kapan seekor nyamuk berani singgah untuk dibuatkan secangkir kopi.

sejak kemarau satu tahun lalu itu, kami sudah tak pernah duduk di kursi lapuk dan tidur di atas kasur kapuk. kami berdiri dengan berani di atas genting menangkap kabar angin dari negeri seberang yang sudah mencuri layang-layang kami dulu.

04 Juni 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA10

Page 11: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Kwek Li NaTEPERANGKAP JALA ASMARA

Hari hampir usai, nyanyian rindu belum selesai

Di lembaran malamKutulis surat tentang rindu yang dalam

Embun sebentar lagi menguapAkankah dalam mimpi saling bertatap?

Di dua tempat, sepasang angsa menahan gejolak rasa yang berat

Cinta laksana panahbikin hati bernanah

Sulit luput dari resah dan air mataJika teperangkap jala asmara

Taiwan, 12 Juni 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA11

Page 12: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Dimas Arika MihardjaMENGUKUR JARAK KERINDUAN

kicau murai pagi hari merayakan tetes embunujung daun berayun serupa gerak pendulum

ruang lengang merindumu pulang

siapakah telentang berbantal resah?usai sudah mimpi basah!

bengkel puisi swadaya mandirijambi, 2010

Biodata Penyair

KETIKA PENYAIR BERCINTA12

Page 13: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Isbedy Stiawan ZSTAMAN CINTA

bunga yang kutanam pagi ini tak mekar. tak ada wanginya. ingin kusemai di lahan wajahmu, namun musim kering saat ini telah menguncupkan kelopaknya.di wajahmu ingin kubuat taman cinta

2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA13

Page 14: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Ersis Warmasyah AbbasAKU DATANG MEMINANG CINTA

Kusapa kalian melalui pahatan warkahselami madah-madah jiwa merahbertukar salam meniti anginjabat erat di rumah masagelombang cinta tanpa suadi belantara ranah kalian ku terdamparAjari daku, wahai pencinta segala hikmahtentang kata-kata tentang kearifantentang hidup tentang indah sanubariseperti kalian layari di samudera memberirumah kedamaian hati purnamaaku datang meminang cinta

Banjarbaru, 5 Februari 2006 (11.15)

KETIKA PENYAIR BERCINTA14

Page 15: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Handoko F ZainsamBIRAHI OMBAK

Ada perawan menyulam cintaSaat senja dipetik cakrawalaBukan rupa kali menderaRasa menawar rindu muka

Biar! Biar luka teriak, “Ha ha!”Atau sederhanaannya rasa aku inginNamun kita tetap dalam bilangan irisan

Sunguh,tujuh lapis gelombang berlarigerhana rindu kuat menepimengurai ombakMembopong tubuhmu“Aih, puisilah kau!”

“Cepat pulanglah DaraAmuk rindu kian mengemuka!”

Ciputat, April 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA15

Page 16: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Saifun Arif KojehMENERJEMAHKAN RINDU

Bila kutahuBahasa air yang mengalir ke muaraSudah ribuan rindu mampu kuterjemahkan

Rindu ingin terbang seperti burung merpatiDengan kesetiaannyaMengantarkan amanat pengirimnyaKepada orang yang ditujunya

Rindunya Leuser mengarungi laut luasMenemui bidadari di ujung pulau impian ituMenantang ombak dan badai yang mengganasUntuk sampai di sanaBerbagi perasaan yang telah melepas sauh di hati

Bila kutahuBahasa bintang menerangi malamSudah ribuan rindu mampu kuterjemahkan

Balber, 04032008

KETIKA PENYAIR BERCINTA16

Page 17: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Isma WasingatunMARI BERCINTA SAYANG

Mari bercinta sayang,saat lembab fajar masih menyapaketika dingin masih menggelayut manjaMari bercinta sayang,saat terik surya mulai melandaketika bayang tegak tak terasaMari bercinta sayang,saat penatku makin merajaketika bibir enggan tertawaMari bercinta sayang,saat petang menjelmaketika raga mulai tak berdayaMari bercinta sayang,saat ku mulai terlenaketika mimpi bukan lagi ceritaSekali lagi mari bercinta sayang,hingga nanti aku tak lagi nyata...

KETIKA PENYAIR BERCINTA17

Page 18: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Adrian kelanaKUNISANKAN RINDU DI HATIMU

malam ini aku menatap langit kelam tanpa suluh rembulandesau angin yang bersetubuh dengan daundaun bambuaku resah menggumam rindu yang bergelayut di reranting kalbudi sana adakah kau merasakan galau yang ku kirim bersama keranda cinta yang kupesan, lengkap kembang melati dan sepasang nisan ,bertuliskanrinduku telah terkubur pada lekuk hatimu yang dalamcintaku tak lagi terguras waktu walau jarak yang merentangtelah kunisankan rindu di hatimu , sampai nyawa enggan di badan

adrian kelanajakarta .24062010

KETIKA PENYAIR BERCINTA18

Page 19: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Sayuri YosianaPUISI UNTUK IBU

Seperti yang pernah kusampaikan pada ayah.

"Aku tak pernah mampu membuat puisi untuk ibu.Setiap huruf kembali meloncat berpencaran dari barisan kata sebelum mengutuh kalimat.Lalu...bagaimana kupersembahkan sebentuk puisi bila setiap huruf menolak berbaris rapi, ayah?''

Ayah merunduk. Membantuku memunguti kembali huruf-huruf yang sengaja berjatuhan di kakiku. Huruf-huruf itu mengejekku. Namun ayah tetap percaya. Suatu saat huruf-huruf akan menjelma kalimat indah. Membariskan kata demi ibu. Lewat jemari putrinya yang ragu.

Hari ini, setelah ayah pergi...Huruf-huruf berbaris anggun. Tiada lagi keangkuhan. Mereka membentuk kata, menjelma kalimat, mengutuh, penuh. Hatiku bersorak dalam duka. Ayah tak pernah sempat melihat...

"Ibu...Mungkin kau tak pernah tahu. Betapa hati masih teteskan embun satu satu.membentuk aliran muara heningmu. Mengkristal dalam keabadian.Tak ada yang mampu menyelami kedalamannya. Selain hatimu..hatikuLangit kirimkan cerita tentang senja terakhir. Saat kupeluk tubuh lunglaimumeninggalkan cahaya kehidupan. Sisakan siluet senyum..mengubah matahari jadi bulan.

Kini kuhanya mampu bersurat. Lewat bumi yang menadah rindu.Semesta mengirimnya lewat bisik angin petang.Yang kunanti tiap malam.

KETIKA PENYAIR BERCINTA19

Page 20: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Tahukah ibu?Setiap detik ingin kuceritakan lewat puisi. Tentang teman teman-baru yang membuat sunyiku jadi riuh. Atau tentang seseorang, yang mengirimkan puisi kematian.Mengubah rasa-rasa didada. Sepi..sunyi..senyapMenggores kelembutan hatiku. Yang terbuat dari hatimu.

Namun bait puisi tak pernah mampu kurangkai. Menjadi siluet sosokmu. Bahkan senyummu yang diam.Hidup ini lucu ya, ibu ?Seperti yang pernah kau katakan. Bahwa damai lebih indah dari perang.Bahwa hidup memang perjuangan. Meski puisi setengah jadi. Namun rinduku menjadi-jadi.

Ingin rasanya kuakhiri puisi ini dengan akhir yang senyum. Bahwa disini aku bahagia.Berteman puisi, dongeng pagi, siang dan malam.Demi malam yang menjelang fajar. Dan air terjun dimataku.Kukirimkan sebentuk kisah. Dan bait bait kata. Didalamnya ada hati yang meranum senyum.Seperti yang pernah kau ajarkan.Bacalah dan dekaplah. Agar getirnya hidup menjadi tawa yang sumringah.

Ibu..kata orang diiparasku terukir keayuanmu.Semoga tak menjadi bencana semesta. Yang membuatmu menangis disana..."

somewhere, Juni 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA20

Page 21: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Dedy NurUNTUKMU BIDADARI

Sejak mengenalmu ada keyakinan yang begitu kuatMenggenggam hatiJiwaku terbang bersama anginKerena engkau begitu Indah laksana Bintang yang bertabur

Ceria, adalah wajahmuRambut yang terurai laksana sutraHalus seperti airMalam ini, aku benar-benar ingin memuji ketulusanmu

Sejak dulu, aku senang memandang wajahmuMenyaksikan tawamuDan tersenyum oleh waktuUntukmu jiwa ini akan terus ada

Wahai pemilik malam, izinkan aku untuk menyentuh hatinyaBerbisik lirih diujung pendengarannyaBahwa aku tak sanggup melawan dunia tampanya

Untuknya kebahagianku akan kupersembahkanBahkan jika aku sanggup mengenggam langit, akan kuberikan padanya.

27 Desember 2009 .

KETIKA PENYAIR BERCINTA21

Page 22: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Sandra PalupiCINTA

Kau sayat tubuhku hingga getahkutemukan bahagia sebab terluka

2009

KETIKA PENYAIR BERCINTA22

Page 23: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Dave SkyKERNA GELAP TAK PERNAH BENAR-BENAR HILANG

kerna ada yang jadi bayang-bayangmaka gelap tak benar-benar hilangmeskipun cahaya begitu benderang

di rentang jarakmereka berkecipakkadang meluluh lantak

aku seperti anai-anaidipermainkan jelai-jelaipayah bersepai-sepai

ini tak semata tentang rindutapi juga cemburu yang beradukerna semuanya kian membadaikerna semuanya begitu memberai

ini tentang inginyang ditelan anginsemua kurasa telah menjadi anganyang terkulai lesu di jambangan

@Dave Sky

(2009)..

KETIKA PENYAIR BERCINTA23

Page 24: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Ananda DwiTENTANG CINTA

Pulang, pulanglah dengan peta urat-urat daundi likunya sudah teralamatkan satu rasadi golongan kepompongmengukir sayap-sayap untuk diterbangkan kemudian hinggap di jarimu.

KETIKA PENYAIR BERCINTA24

Page 25: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Lia SalsabilaSELAMAT MALAM SAYANG

Selamat malam sayangLelaplah dalam dekap malamRasakan cinta dalam kesunyianWalau hanya tersampaikan lewatNyanyian usang

Selamat malam sayangNyenyaklah dalam peluk malamRasakan semesta berbisikPada angin, bintang, dan rembulanTentang kedamaian yang tak terusik

Selamat malam sayangMari lelap dalam hening malamRasakan kedamaian mengalunPada ayat ayat langit berkumandangSampaikan kerinduan lewat zikir zikir panjang

Kenanglah dalam ingatanmu sayangRinduku selalu ada meski biasa sajaSeperti pagi menanti matahariDan malam menanti rembulan

Selamat malam sayangKenanglah aku dalam nadi dan nafasmuAgar aku yakin hanya aku dalam hatimu

160909

KETIKA PENYAIR BERCINTA25

Page 26: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Zam ZameeTANPA CINTA

bercerita tentang cintabersama puisi yang kalian tulisaku maludan membuatku bodoh tentang kata

karena hingga kutak mampu menghitung senjacinta tak kunjung menyapa

aku iri,iri pada cinta, yangkalian ramu menjadi tawabahkan pada cinta, yangkalian eja menjadi bulir air mata: tertawa, menangissemua karena cinta

ah, CintaHaruskah aku mengadu pada bising tawaagar engkau berbelas kasih membagi bahagiaAtau aku harus memelas pada sakit nestapaagar engkau sedikit kejam memberi derita

Cinta, memang tanpa paksa

20042010

KETIKA PENYAIR BERCINTA26

Page 27: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Jurang SepiKIDUNG RINDU

ada fajar menantang langitdi situ, ada indah menjerat-jeritada magenta meredam langit

ketika itu, hujan bukan lagi airia rendam benak, alih-sulih jiwa terpakupada senar-sinar pelita langit melejit telak

ada genta-cinta pada tubuh serta jiwaketika kau di sana, menyulam udara;kuhirup...udara lesap tak bersisa

ada genderang perang bertabuh riuhketika kau disana, menjahit angin;kulesap...angin hirup tak bersisa

di tanah basah, di kelilingi ilalangaku coba hitung debueja bahasa petir kiriman langitterjemah setiap gemericik hujankarena aku mau tangkap hadirmu kerap

dan izinkan senandung lirih kidung bumikukacau kau punya langit, sedikit sajabiar lekas lantas lepasini genderang meradang rindu;kau curah-gundahkan pada untaian hujankau lesat-titipkan pada semilir petirkau embus-hempaskan pada senyapnya udaramenuju tanah-resah basahku meremukambruk

KETIKA PENYAIR BERCINTA27

Page 28: KETIKA PENYAIR BERCINTA

aku ada pada ilalang, memutari tanah basahmasih hitung debu, eja petir, merumus hujankarena aku mau tangkap hadirmu kerapitu saja mauku, tapi hadirmu...

KETIKA PENYAIR BERCINTA28

Page 29: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Abd. Qadir JailaniBERSAMA GENANG AIR MATA

Bersama genang air mata yang tumpah bersama cintaAku meraba ke dalaman hatimu Menyusuri ruang hampa tak bertepiMenapaki jalan terjal dan berbatu

Aku telungkup dalam obituari

Di kedalaman hatimu Ku temukan muara yang mengaliri gelombang percintaan kitaSerupa perahu dan gelombangKita berselancar menuju pelabuhan penantian terakhirMenabuh riak gelombang

Di sebuah lorong tak bernamaKau taburi tubuhku dengan semburat ciuman tak bersuaraMeski desahmu sesekali terdengar“ah…”

Aku terdiam sejenak melihat lekat wajahmuYang putih mulus tanpa nodaSambil sesekali ku saksikan Kau tengah asyik bercerita dengan tubuhkuMenceritakan tentang keindahan dan kesedihan

Di akhir ceritaKecupan ringan bibirmu menyatu dengan bibirkuMengganti bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu

Bersama genang air mataAku menatap senja di kedalaman matamuDan ku katakan“…inikah akhir ceritamu…?”SSA, 07 Juni 2010 M.

KETIKA PENYAIR BERCINTA29

Page 30: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Erfan SetiawanAKU LUPA SEPARUH WAJAHMU

melukis wajahmu dengan kanvas dahaga. patahan-patahan igau menguncupsembilu menjadi abjad-abjad yang tak terbaca. “aku terlanjur tidak mengertitentang cinta” desahmu. sungguh telah kutapaki sejarah penuh biografi-biografi sunyi yang garam. menilam rindu pada setangkai harapyang basah disorot matamu. tajam“dik, tidak ada lagi yang berguna selain airmata” tiba-tiba saja bibirkubergetar dan aku benar-benar lupa separuh wajahmu.

sedingin angin memuluk dedaunan, yang ada hanya gigil mata kanvaskuberusaha mengingat separuh wajahmu yang kulupa.

dik, aku rindu, rindu sekali. merapatlah kedinding waktu yang masih berkabutnyanyikanlah lagu yang sengaja kukirim lewat telegram sunyiatau larik-larik puisi lirisku yang tertinggal dikeheningan malamnemun maaf bila huruf-hurufnya mulai memudar, sebab waktu terus berkarat.atau bila kau tak lagi bisa membaca larik-larik puisi lirisku ini, disebabkan kabut terus menebal di bola matamu. tafsirkanlah butir-butir hujan yang kan singgah malam nanti. basahilah tubuhmu secangkir demi secangkiragar aku merasakan harum tubuhmu yang kasturi.

KETIKA PENYAIR BERCINTA30

Page 31: KETIKA PENYAIR BERCINTA

dik, bila nanti aku berkunjung ke rumahmu dan aku lupa jalan pulangtunjukkanlah aku peta warna merah yang dulu aku lukis di tangan kananmudi situ telah kutanam beribu bunga melati yang sengaja kupetik dari percintaan kita yang dibatasi oleh jarak: sunyijuga beribu doa yang kulafazdkan di setiap sujud tahajjudku: semoga hujan datang diakhir may nanti, akan kujemput separuhwajahmu yang kulupa.

KETIKA PENYAIR BERCINTA31

Page 32: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Dianing Widya YudhistiraI LOVE YOU, IBU

Wajahmu membayang pada senyap,arloji yang melelehjuga langkah yang berkarat

Gurat bibirmu membayang --pada wajah anak-anak,angin yang sederhanajuga keheningan langit senja

Kemuning yang kautanamdihalaman rumah dulutak lagi kokoh berseri.Ia telah merontokkan setiap daunnyamerimbun di bumi yang melata

Kini aku telah menjadi ibuBarangkali tak seperti engkau.Senantiasa datangdengan mawar jngga di tanganmerayapi hati dengan keheningan.

Wajahmu membayangpada butiran embun, jejak pelangijuga kehangatan matahari

Wajahmu kian membayangmenusuk-nusuk darahAku masih ingat jalan pulang

Depok, Dsember 2007

KETIKA PENYAIR BERCINTA32

Page 33: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Munajat SunyiODE

Dengan apa aku harus mengukur rindu?-jika tidak dengan matamusebab bagiku rindu lebih rumit dari rumus matematikayang diajarkan ibu guru

di kota itu, apakah kau masih mengenangku?ketika gelap menyelimut saat mati lampuatau kau telah lupaakan kemesraan kita di taman bungamelintasi jalan-jalan kecil kota tuakau dekap aku, diatas dua rodakita melaju

Dengan apa aku harus mengukur rindu?-saat wajahmu begitu jelas dalam khayalkusemoga kau tahu; tak ada pedang setajam rindusetajam namamu

(Yogyakarta, Maret 2010)

KETIKA PENYAIR BERCINTA33

Page 34: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Indah HairaniDENGAN PENA BAHASA

Dengan pena bahasa kutulis bisik sukmaku dalam susun aksara rindu yang kian tua pada daun yang meluruh di halaman jiwa

Ketika senja jingga kutulis setiaku yang dewasa pada pipi mentari dan ketika semilir angin mengucup bibir rembulan ketika embun mulai meniduri dada malam dan tinta masih tersisa kutulis lagi bisik sukmaku dengan pena bahasa dalam susun aksara kalimah cinta yang lebih sempurna

KETIKA PENYAIR BERCINTA34

Page 35: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Ach. Shodiqil HafilSAJAK CINTA SEORANG LAKI-LAKI BERPECI KEPADA PEREMPUAN BERKERUDUNG PELANGI

alif ba taalif lam mimkarena cintadoaku tak pernah selesai di ujungamien

Al-Amien, 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA35

Page 36: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Eti PujiADALAH CINTA

Pernah kau bertanya pada senja yang merona.Mengapa dia biarkan malam diamdiam menyergapdan menutupnya dengan selubung hitam gelap?Padahal setelah semua terselimuti, malam pun pergi menjemput pagi.Karena cinta katanya, dan senja pun berlalu meninggalkanmu yang diam termangu.

Lalu kau bertanya pada daundaun gugur pohon belimbing di taman samping.Mengapa dia biarkan diri terlepas dari sang induk lalu membusuk menjadi rabuk* ?Padahal setelah daun terurai, akar menyerapnya dan mengedarkan ke dahandahan tempat dia dulu pernah bertahan.Karena cinta katanya, dan daundaun gugur itupun mematung mengabaikanmu yang nampak linglung.

Dan sore ini, kau bertanya padaku (lagi)Mengapa aku rela melepas jubah satriaku dan membiarkan diriku ikut mengembara bersamamu?Padahal kau hanya seorang sudra, pencinta katakata tanpa harta tanpa tahta.Karena cinta kataku, seraya menyodorkan secangkir kopi tubruk kesukaanmu.

Kali ini kau mengerti dan tersenyum penuh arti.

Adalah cinta, yang dengan rela mengikuti ke mana arah takdirnya.

(2009)

KETIKA PENYAIR BERCINTA36

Page 37: KETIKA PENYAIR BERCINTA

cat.*rabuk : pupuk dalam bahasa jawa

KETIKA PENYAIR BERCINTA37

Page 38: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Elis Tating Bardiah, S.PdJEMARI MEMORI MENGANTAR JAWAB

Suatu siang engkau datang alamat apa yang kau bentang membawa segenggam bunga kamboja berbau melati yang kau tanam di bukit cinta beribu purnama hatiku berdesir mengalir bak air, sejukkau singkap sobekan luka kecewakau ulur jemari memoriyang kini belum matiribuan harapbercelotehting!menghilangdisapu realitatajamnya sembilumenoreh lebamnya rinduhingga pagi kauunjuk suarasyahdu rindu menangkap erangtanyapun terlempar cintamu sedetik nadijawabnya: "namun kekuatannya menghidupikumatamu masih tersimpan jauh di samudera cintakupendaran warnanya mengisi tempurung jagad bathinkubumi berkerut langit terpecah detak jantungmu masih kurasa."

by: 'LizBdg,23 Mei 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA38

Page 39: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Moh. Ghufron CholduSEBELUM BERANGKAT

Sebelum berangkatKu mauLangit dan rumputSaling bersujud padaMu

Sebelum berangkatKu mauRiak dan gelombangSaling menjadi sajakTentang jejakMu

Sebelum berangkatKu mauBadai dan sepoiSaling berpuisiTentang rahman-rahimMu

Sebelum berangkatKu mauTerang dan petangSaling menjadi saksiTentang kesempurnaan ciptaMu

Al-Amien, 29 Juni 2010

KETIKA PENYAIR BERCINTA39

Page 40: KETIKA PENYAIR BERCINTA

M. Hasan SanjuriAKU TELAH MENCINTAIMU SECARA DIAM-DIAM

aku telah mencintaimu secara diam-diamtanpa pesan singkat atau dering panggilan di telpon genggam

aku telah mencintaimu secara diam-diamtanpa mawar atau ukiran wajah dari pualam

aku telah mencintaimu secara diam-diamtanpa surat cinta atau titipan salam

aku telah mencintaimu secara diam-diamdengan puisi yang sebentar lagi akan terkubur dalam-dalam

09 Juli 2009 

KETIKA PENYAIR BERCINTA40

Page 41: KETIKA PENYAIR BERCINTA

BIODATA PENYAIR

Weni Suryandari, Lahir di Surabaya 4 Februari 66, menulis puisi, cerpen dan novelette, Novelettenya pernah masuk kategori Terpuji Lomba Tabloid Nyata, 2008. Buku Antologi Puisi bersama : Merah Yang Meremah, Perempuan Dalam Sajak. beberapa Cerpen dan puisinya pernah dimuat di media cetak maupun maya ; Kompas.com dan melalui blog pribadinya.

Nurul Aulia Latifah, lahir di Bogor 5 november 199, memiliki hobi, listening music, writing, reading, memiliki citat-cita menjadi seorang penulis puisi yang hebat, Guru, psikolog, Ahli Desain. Menjadi operator warnet,sampingan sebagai pngjar les,mendesain, menulis : puisi, cerpen adalah aktivitas yang sangat digemarinya. Berdomisili di : Bogor Ciomas , bubulak Alamat email [email protected]. CP : 08998571072

Shinta Miranda, lahir di Jakarta 18 Mei Pendidikan Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga AtasMenulis sejak kelas 3 SD, karena pengaruh dari ibu yang seorang dosen sastra Inggeris (kini bermukim di Belanda) dan ayah almarhum yang seorang jurnalis.Karya puisi saya pernah dimuat di Surat Kabar Suara Pembaruan dan Suara Karya dan telah menerbitkan 2 buku antologi puisi berjudul Merah yang Meremah (bersama 9 penyair perempuan) dan Perempuan Dalam Sajak (bersama 8 penyair perempuan). Kini sedang menyiapkan sebuah antologi puisi tunggal dan sebuah novel.

Imron Tohari, seorang penikmat sastra, menulis esai, puisi, tinggal di Lombok tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media, bisa juga dibaca di blog pribadinya http://lifespiritpuisisair.blogspot.com/

Pringadi Abdi Surya, kelahiran Palembang, 18 Agustus 1988. Terpilih menjadi Duta Bahasa Sum-Sel 2009. Kumpulan puisi tunggalnya berjudul ALUSI (Pustaka Pujangga, 2009) dan

KETIKA PENYAIR BERCINTA41

Page 42: KETIKA PENYAIR BERCINTA

karya-karyanya termuat dalam beberapa antologi lain seperti Koloid (Kumcer Aksara, 2010), Kain Batik Ibu (Kumcer Pemenang Lomba Bumiputera), MGP (Puisi Mengenang Padang), G 30 S, Kepada Cinta (Gagas Media, 2009), dan Teka-Teki tentang Tubuh dan Kematian. Pun menulis di media cetak seperti Batam Pos, Harian Global Medan, Jambi Ekspres, Berita Pagi Palembang, Linggau Pos, Jurnal Bogor, dan Suara Merdeka. Karya lainnya bisa

Kwek Li Na atau biasa dipanggil A Ling. Lahir di Semitau, Kalimantan Barat, 4 April 1979. Berpendidikan SMEAK IMMANUEL dan ABA Pontianak. Ibu dari dua putra. Hsu Sheng Hsin dan Hsu Sheng Fong. Saat ini berdomisili di Taiwan, bekerja di toko makanan penghangat milik keluarga. Di waktu luang senang membaca dan menulis apa saja. "Dengan menulis, mencoba mengungkapkan dan memindahkan segala rasa berharap bisa berbagi dengan sesama," ujarnya.Gunung dan pantai dua adalah tempat favoritKUBuku yang telah terbit :Antologi Puisi Merah Yang Meremah (bersama 10 penyair), Antologi Perempuan Dalam Sajak (bersama 9 penyair),Himpunan Puisi Padang 7,6 SR bersama Solidaritas 25 sastrawan dan JEJAK PARA KAUL I bersama 16 penulis dari Indonesia, Singapura dan Malaysia untuk gempa Padang

Dimas Arika Mihardja (DAM) lahir 3 Juli 1959 di Jogjakarta. Sejak 1986 menjadi staf pengajar puisi pada Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Gelar Doktor diraih 2002 dengan disertasi "Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia" (telah diterbitkan menjadi buku oleh Pusat Studi Penulisan 2003). Ada puluhan buku antologi puisi pribadi dan antologi bersama. Direktur eksekutif Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Networker seni dan budaya, dan pembina Pusat Studi Teater di Kampu

KETIKA PENYAIR BERCINTA42

Page 43: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Isbedy Stiawan ZS. Saya lahir di Tanjungkarang, Lampung pada 5 Juni 1958 dan hingga kini masih menetap di kota yang sama. Saya merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Zakirin Senet (alm) bersuku Bengkulu dan Ratminah (Winduhaji, Sindanglaut, Cirebon). Saya memiliki lima anak dan dua cucu, buah perkawinan dengan istri tercinta, Adibah Jalili. Anak-anak saya: Mardiah Novriza (26), Arza Setiawan (24), Rio Fauzul (21), Khairunnisa (15), dan Abdurrobbi Fadillah (9) Menjadi pengarang adalah pilihan hidup saya. Selain menulis karya sastra (cerpen, puisi, esai sastra), kini saya aktif di Dewan Kesenian Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung. Pernah diundang ke berbagai pertemuan sastra dan budaya di Tanah Air dan luar negeri seperti Malaysia, Thailand. Sempat membacakan puisi-puisinya di Utan Kayu Internationan Binnale (2005), Ubud Writers and Readers Festival (2007), dan lain-lain. Karya-karya sasya dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Republika, Horison, Kedaulatan Rakyat, Lampung Post, Radar Lampung, Riau Pos, dll.

Handoko F Zainsam, lahir di Madiun, 06 Oktober 1975. Ia pengagas dan pendiri Komunitas Mata Aksara (KomMA) Jakarta. Karya-karyanya: Risalah Luka Sang Pecinta—Tahun 2000 (Prosa Liris); Antologi Puisi Bersama Sastra Jawa (2001); I’m Still A Woman—Tahun 2005 (novel); Antologi Puisi Kota Sunyi Tahajud Cinta Kunang-Kunang (2009). Kenang Sebayang Antologi Bersama Puisi Lekas (2010). Kini sedang menyelesaikan kumpulan puisinya “Ma’rifat Bunda Sunyi” dan “Kitab Negeri Hening”. Beberapa karya lain pernah dimuat di berbagai media cetak seperti; Jawa Pos, Koran Republika, Jurnal Bogor, Majalah Matra, dll.

Ersis Warmasyah Abbas, dosen pada FKIP Unlam Banjarmasin. Lahir di Muara Labuh, Solok Selatan, 15 November 1957. Magister Pengembangan Kurikulum

KETIKA PENYAIR BERCINTA43

Page 44: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Pendidikan IKIP (UPI) Bandung (1995), Alumnus Pendidikan Teori, Metodologi dan Aplikasi Antropologi UGM (1993), pernah kuliah di PK Fakultas Filsafat UGM (1982), Sarjana IKIP (UNY) Jogja (1980) Sarjana Muda IKIP (UNP) Padang (1978), dan alumnus PGAN Padang (1975). Karya-karyanya dimuat diberbagai media, seperti Kedaulatan Rakyat, Berita Nasional, Sinar Harapan, Suara Pembaharuan, Jayakarta, Kompas, Haluan, Bandung Pos, Radar Banjarmasin, Dinamika Berita, Pelita dan media cetak lainnya. Era 1986-1990 aktif di Perwakilan HU Pelita Jawa Barat dengan puncak prestasi jurnalistik Suplemen Lustrum VII IKIP Bandung. Menerbitkan antologi puisi: Surat Buat Kekasih (2006) dan terbitan bersama: Garunum (2006), Taman Banjarbaru (2006), Tajuk Bunga (2006), Kolaborasi Nusantara dari Banjarbaru (2006). Penyunting antologi puisi: Hamami Adaby: Kaduluran (2006), dan kumpulan cerpen Jamal T. Suryanata: Bulan di Pohon Cemara (2006). Kini menjabat sebagai Pemimpin Umum GAGAH dan Bandjarbaroe Post adalah Presiden LPKPK. Melakukan kerjasana dengan Asia Foundation, PT Djarum Kudus, Pemda Kabupaten dan Kota dan lembaga lainnya.

Saifun Arif Kojeh adalah nama pena dari Rd. Sarifudin, yang terlahir di Durian Sebatang, 8 Desember 1977 dari rahim Raden Ajeng Jetiah Bujang Saheran dan ayahandanya Raden Koman Sahar. Menulis karya sastra sejak masih Sekolah Menengah Umumkelas tiga sampai sekarang. Karyanya berupa puisi, cerpen, cerber, novel mini, novel, Diari Seorang Penulis, Catatan Harian Seorang Penulis, bahkan kini merambah menulis artikel populer di berbagai media massa. Memiliki semboyan dalam menulis, “Suatu coretan kreatif sependek apapun dalam menuangkan impresi atau ekspresi jiwa akan melahirkan keindahan rasa yang terasa bagi orang yang merasa.” Karya-karyanya yang telah terbit dalam bentuk buku Cerpen Tunggalnya, Kembalinya Tarian Sang Waktu (Literer Khatulistiwa, 2010) dan Puisi tunggalnya adalah Tafakur Cinta (Pijar Publishing, 2006) dan Sembahyang Puisi; menerjemah rindu (Literer Khatulistiwa, 2010). Juga terkumpul dalam

KETIKA PENYAIR BERCINTA44

Page 45: KETIKA PENYAIR BERCINTA

karya bersama seperti antologi bersama Bianglala terbitan BKK Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak edisi 2001. Alumnus SMA Negeri 2 Pontianak dan FKIP Untan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah ini sekarang mengabdikan dirinya sebagai guru. Berbagai pengalaman dalam dunia tulis menulis banyak dilaluinya. Kalau ingin lebih mengenal lebih akrab tentang penyair maka bisa mengunjungi langsung alamat karya penyair di situsnya: Http://msaifunsalakim.blogspot.com/ danHttp://kemuliaancintasakim.blogspot.com/. Atau bisa dengan cara menghungi penyair di Kontak person: Jalan Atot Ahmad Nomor 05, Perumnas II, (0561) 778384, Nomor HP (085252411358), Pontianak 78113.

Isma Wasingatun Terlahir di kota gaplek "Wonogiri", pada tanggal 06 Januari 1989. Sekarang masih menempuh studi sebagai mahasiswi semesterakhir program studi gizi di salah satu universitas swasta di Surakarta. Suka menulis sejak SD hingga sekarang. Beberapa karya puisi pernah dimuat disalah satu koran harian lokal di kota "The Spirit of Java" ini. Tulisan tidak hanya sebatas puisi dan cerpen remaja, namun akhir-akhir ini sudah mulai menulis ilmiah populer juga. Karya-karya lainnya bisa dilihat di Blog pribadinya ismawasingatoen.blogspot.com/. Kini berdomisili di Jln.Deposito no.1 Nilasari,Pabelan,Kartasura,Surakarta. Segala hal yang ingin ditanyakan pada penyair bisa dikirim via email [email protected] atau via handphone HP:085642493321

Adrian kelana, lahir di kampung pujangga lama.bukit tinggi.ranah minang . 15 Desember 1976. Beristrikan mualaf gadis keturunan tiongho aktifitas. Wiraswasta di jakarta.Ikut dalam buku .antologi puisi tarian ilalang.

Sayuri Yosiana, lahir dan besar di Jakarta. Menyukai dunia seni, sejarah dan heritage. Punya hobi membaca, fotografi dan travelling. Karya-karyanya belum banyak. Diantaranya pernah

KETIKA PENYAIR BERCINTA45

Page 46: KETIKA PENYAIR BERCINTA

dimuat di kompas.com berupa prosa dengan judul Tiga wajah ibu dan Ketetapan Di Penghujung malam, masih menggunakan nama Pena DaraJingga. Lalu fiksi anak, Angela kecilku (judul asli, Angela dan petualangan kecilnya) dimuat di media cetak Jurnal Perempuan edisi 65. Serta beberapa esai yang tersebar di beberapa situs online seperti andaluarbiasa.com dan visimuda.com. Bersama rekannya, Andre Birowo mendirikan dan mengelola situs kesehatan holistik kabarsehat.com. Serta dipercaya sebagai marketing kreatif di sekolah menulis visikata.com. Saat ini masih aktif bekerja menekuni dunia bisnis online, serta menerima jasa editing dan pengembangan tulisan untuk naskah-naskah ringan berupa fiksi dan non fiksi. Bercita-cita membuat kumpulan cerpen, novel, esai dan puisi dalam bentuk buku atau format ebook. Segala hal menyangkut penyair bisa langsung ditanyakan via email [email protected] atau lewat via Hp di nomer 0856 9291 3223, 0819 3227 5033. Karya lainnya bisa dibaca dib log pribadinya http://www.sayuriyosiana.com

Dedy Nur Lahir didesa kaloang Sulawesi Selatan 23 Agustus 1981, Penikmat Sastra

Sandra Palupi, Lahir di Jakarta, 1 April 1972. Tinggal di Semarang. Ibu rumah tangga dan bekerja di sebuah yayasan pendidikan. Penyinta puisi...

Davit Arianto. Dave Sky adalah nama pena saya. Lahir 10 April 1980. Kegemaran tentunya menulis, membaca dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam. Buku Antologi yang sudah pernah terbit adalah Antologi 44 Penyair Bandung "Ziarah Kata-kata" (2010) dan "Suara-suara Nurani Kemanusiaan"

Ananda Dwi, lahir di Banjarmasin 15 Januari 1976. Pekerjaan swasta. Menulis puisi sejak 1987 sampai sekarang di bawah bimbingan Kony Fahran wartawan senior di Kaltim yang juga penyair dan cerpenis.

KETIKA PENYAIR BERCINTA46

Page 47: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Lia Salsabila, lahir di bulan yang dinaungi bintang cancer, tepatnya di bulan juli tgl 17 bershio anjing. suka sastra setahun yang lalu yaitu bulan mei 2009. Aktifitas sekarang, mengelola taman baca sosial dan bermain dengan anak-anak yang berkunjung di dalamnya. Karya-karyanya tersebar diberbagai media. Karya-karya lainnya bisa di lihat di blog pribadi antara lain www.ladangsastra.com, www.lia-kekasihhati.blogspot.com dan www.liasalsabila.multiply.com alamat asal jember jawa timur, email : [email protected]

Zam Zamee, Lahir di Bangkalan, 28041989 berdomisili di Blega Bangkalan Madura. Kontak: +6281 937 3333 49. E-Mail: [email protected]

Retno Handoko memiliki nama pena Jurang Sepi.Mahasiswa lulusan Fakultas Sastra Inggris Universitas Islam Sumatera Utara. adalah seorang pengelana kelahiran Kelahiran. Kini berdomisili di Jl. Tirta Raharja II F/267 Jati kramat, jati asih , Bekasi. Jalan Cendana Gang 4 Samarinda

Abd. Qadir Jailani---Lahir dan besar di madura tepatnya di pedalaman kota sumenep (Lenteng). Sekarang masih melanjutkan studinya di TMI Al-Amien Prenduan (kelas akhir). Sekarang menjabat sebagai Pemred Khazanah sisipan majalah Qalam. Beberapa bukunya yang akan segera terbit Menatap Masa Depan Bangsa dan antologi tunggal puisinya Selembar Kertas Purnama. Penulis bisa dihubungi melalui E-Mail [email protected] atau di no Hp. 081703581866

Erfan Setiawan. Lahir Ganding, Sumenep 07 Agustus 1990. Kini penulis masih melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura, dan aktif di berbagai komunitas sastra. Antara lain: Sanggar Sastra Al-Amien (SSA), Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI) cabang Sumenep, Forum Lingkar Pena (FLP) ranting Al-Amien dan Forum

KETIKA PENYAIR BERCINTA47

Page 48: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Bahasa dan Sastra Indonesia Beberapa karyanya berupa puisi dipublikasikan di lokal dan nasional. Antologi puisinya yang pertama Di Bawah Sayu Matamu.

Dianing Widya Yudhistira, lahir di Batang 6 April 1974. Menulis puisi, cerpen dan resensi buku, mulai tahun 1992. Dipublikasikan ke berbagai media antara lain Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Nova, Horison (Jakarta), Wawasan, Cempaka, Suara Merdeka (Semarang), Memorandum, Jawa Pos (Surabaya), Pikiran Rakyat (Bandung), Waspada (Medan), Serambi Indonesia (Banda Aceh), Suara Nusa (Nusa Tenggara Barat), Bali Pos (Denpasar), Majalah GEN dan Tunas Cipta (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam). Kemampuannya dalam menulis tidak diragukan lagi, dari tangannya banyak lahir buku bersama seperti, antologi puisi “Mimbar Penyair Abad 21” (1996), “Forum Pesta Penyair Jawa Tengah 1993” (1993), “Dari Negeri Poci II” (1994), “Dari Negeri Poci III”, “Antologi Puisi Indonesia” (1998), “Kicau Kepodang IV” (1997), “Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka” (1995), “Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia” (ed Korrie Layun Rampan, 2001) , “Surat Putih 2” (2002), “Kiara I” (2000), “Kiara II” (2003), “Aceh dalam Puisi” (2003), ”Bisikan Kata, Teriakan Kota” (2003), “Mahaduka Aceh” (2005), dan lain-lain. Cerpennya bisa ditemukan dalam sejumlah antologi cerpen, seperti kumpulan cerpen “Kembang Manyang” (2000), “Dunia Perempuan” (ed. Korrie Layun Rampan, 2002), “Yang Dibalut Lumut” (CWI, 2003), “Kota yang Bernama dan Tak Bernama” (2003), “Bunga-Bunga Cinta” (Senayan Abadi, 2004), “Jika Cinta….” (Senayan Abadi, 2004). Novelnya “Sintren”, termasuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2007. Perempuan Mencari Tuhan”, Penerbit Republika 2007). Kumpulan cerpen tunggalnya “Kematian yang Indah” (Grasindo, 2005). Novel terbarunya “Nawang” (Pustaka Republika, 2009) dan “Weton” (Grasindo, Oktober 2009). Kini ia sedang menunggu terbit kumpulan esainya tentang perempuan berjudul “Satu Istri Saja Cukup”. Tahun 1996

KETIKA PENYAIR BERCINTA48

Page 49: KETIKA PENYAIR BERCINTA

diundang dan mengikuti “Mimbar Penyair Abad 21” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Desember 2003 diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk baca puisi dalam forum “Temu Sastra Jakarta”. Kini tinggal di Perumahan Vila Pamulang, Blok Dj-7/8, Pondok Petir, Sawangan, Depok 16517, Email: [email protected] dan [email protected]. Facebook: http://www.facebook.com/dianingwy

Munajat Sunyi, nama pena dari Badrul Munir Chair. Lahir di pesisir Ambunten (sebuah desa di pantai utara Sumenep-Madura), 1 Oktober 1990. Alumnus PP. Darul ’Ulum Jombang. Menulis cerpen dan puisi, karya-karyanya dipublikasikan di beberapa media lokal maupun nasional, serta masuk dalam sejumlah Antologi bersama, diantaranya antologi cerpen Di Pematang Pandanaran (Matapena, 2009), Bukan Perempuan (Grafindo-Obsesi, 2010), dan beberapa antologi puisi, seperti Diorama (Antologi Penyair Tanpa Bilangan Kota) (Pondok Mas, 2009), Antologi Puisi Penyair Nusantara Musibah Gempa Padang (E Sastera, Kuala Lumpur 2010 ), kumpulan cerpen duetnya (bersama seorang teman) yang sudah terbit berjudul Bangkai dan Cerita-Cerita Kepulangan (FUY, 2009). Salah satu cerpennya memperoleh juara pertama dalam sayembara penulisan cerpen inspiratif Ramadhan tingkat mahasiswa se-DIY 2009, serta memperoleh beberapa penghargaan dalam lomba cipta puisi dan cerpen. Kini melanjutkan studinya di jurusan Teologi dan Filsafat fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, aktif bergiat di Masyarakat Bawah Pohon Yogyakarta. Bisa dikunjungi di blognya: badrulmunirchair.blogspot.com, alamat email: eyoung_bmc @yahoo.co.id, dan [email protected]. Kalau ingin lebih mengenal penyair bisa menghubungi via handphone 085655464263/081915520846. Kini penyair tingggal di Jl. Bimo Kurdo no. 28 RT/RW: 23/07 Sapen-Yogyakarta.

Indah Hairani Ialah seorang Ahli Jawatan Kuaasa Group Teater Asyik Terengganu dan Ahli Persatuan Penulis

KETIKA PENYAIR BERCINTA49

Page 50: KETIKA PENYAIR BERCINTA

Terengganu (PELITA), menyukai duania tulis menulis bergenre Skrip Drama, Cerpen, Puisi dan Novel. Karya-karyanya bisa dibaca di blog pribadinya http://indah-hairani.blogspot.com. Kini penyair tinggal di Jalan Bukit Nenas Tepoh NO 79 A, Kode Pos 21060 Kuala Terengganu. Segala hal yang ingin disampaikan pada penyair bisa dihantarkan ke alamat email [email protected]

Ach. Shodiqil Hafil: lahir di Pamekasan, 3 Februari 1988. Pimpinan Redaksi Buletin El-Dy Ghize (2003-2004), Redaktur Majalah Qalam (2004-2006), anggota Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI), Koordinator Sanggar Matahari Pamungkas, Pembina Sanggar Sastra Al-Amien (SSA) dan sekarang sebagai Kepala Perpustakaan MA TMI Al-Amien Prenduan. Puisi-puisinya dimuat di Sabili, Kuntum, Radar Madura, Mimbar (MPA), Qalam, Horison, dan Annida. Juara I Cipta Puisi Kandungan Al-Quran se-Jawa Timur dalam Pospeda di Malang (2005), dan menjadi utusan Jatim dalam Pospenas III di Medan (2006). Pada 2009 lalu meraih juara III dalam Lomba Pidato Bahasa Indonesia antar mahasiswa se Jawa-Kalimantan di Bandung. Puisi-puisinya terangkum dalam buku Mengasah Alif (2007) dan Akar Jejak (2010).Eti Puji, penikmat sastra yang mencoba menuangkan isi kepalanya ke dalam kata-kata. Tinggal di Jakarta.

Elis Tating Bardiah, S.Pd, lahir di Bandung, 01 Maret 1978. Ia seorang Alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jurusan Akuntansi. Ia seorang guru di dua SMA swasta (SMA Muhammadiyah 1 dan SMA PGRI 2 Bandung) sebagai guru Mata Pelajaran Ekonomi dan Akuntansi dari tahun 2004 sampai sekarang Mulai menekuni dunia puisi 2009 dan pernah diminta mengendorse buku “Merancang Masa Depan Buah Hati” Karya H. Mulyadi, M.M Oleh Penerbit Pustaka Hidayah Bandung. Karya-karya yang lain bisa dibaca di blog pribadinya http://www.raudhohqolbu.blogspot.com di samping itu mulai dari bulan Maret 2010 karyanya ditampilkan/dibaca pada acara amal Majelis Sastra Bandung

KETIKA PENYAIR BERCINTA50

Page 51: KETIKA PENYAIR BERCINTA

dan 4 Perempuan. Kini penyair sedang dalam proses pembuatannya. Penyair berdomisi di Jl. Pasir Salam No. 29 Bandung 40254. Segala hal yang ingin ditanyakan bisa langsung dikirim ke alamat email [email protected]/[email protected]/[email protected] atau di nomer handphone 0812 218 42242

Moh. Ghufron Cholid, lahir di Bangkalan 07 Januari 1986. Putra KH. Cholid Mawardi dan Nyai Hj. Munawwaroh. Semenjak kecil akrab dengan kehidupan pesantren. Semenjak nyantri mulai akrab dengan dunia tulis menulis. Ia adalah seorang guru MTs TMI Al-Amien Prenduan Sumenep Madura 69465 di sela-sela senggangnya ikut membina di Sanggar Sastra Al-Amien Prenduan, di samping itu sebagai pendiri SastraSunser317 di Facebook. Karya-karyanya dipublikasikan diberbagai media baik cetak seperti Buletin Sidogiri, Majalah QA, Majalah QALAM, Majalah Kuntum (Joqja), Majalah Bongkar dll maupun diberbagai media online seperti mediasastra.com, puitika.net, antologi.net, PENA (Persatuan Penulis Nasional, dengan situs penulisnasional.ning.com) , http://www.poemhunter...., esastera.com sejenis majalah online tingkat asia dll. Terkumpul dalam Antologi Mengasah Alief (2007) bersama 10 Penyair Al-Amien, Antologi Puisi Yaasin (2007), bersama seluruh pesantren se jawatimur, Toples (2009) bersama Mahasiswa jogjakarta, Antologi Puisi Akar Jejak (2010) antologi bersama para penyair Al-Amien yang dilaounching bukunya bertempat di pondok pesantren al-amien bertepatan dengan acara SBSB yang dihadiri oleh Bapak Taufik Ismail, Jamal D Rahman, Iman Sholeh, D Zawawi Imron, Joni Ardinata. Kumpulan Puisi Heart Weather adalah kumpulan puisinya yang diterbitkan via ebook tepat pelaksanaan SBSB.selebihnya adalah antologi puisi yang diterbitkan secara pribadi. Kini penulis tinggal di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura 69465 untuk mengabdikan diri sebagai tenaga edukatif. Alamat email [email protected] /[email protected] CP 087852121488

KETIKA PENYAIR BERCINTA51

Page 52: KETIKA PENYAIR BERCINTA

M. Hasan Sanjuri ia adalah penyair lombok yang kini menjadi salah seorang pembina Sanggar Sastra Al-Amien (SSA). Karya-karyanya tersebar diberbagai media baik lokal maupun nasional. Di samping itu terkumpul dalam berbagai buku antologi seperti CAHAYA KATA, dan Kumpulan Puisi Bumi Gora yang ditulisnya di lounching di Gedung Serba Guna TMI Putri berbarengan dengan acara SBSB yang dihadiri oleh D Zawawi Imron, Taufik Ismail, Iman Soleh, Joni Ariadinata, Jamal D Rahman dan beberapa penyair lainnya.

KETIKA PENYAIR BERCINTA52

Page 53: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA53

Page 54: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA54

Page 55: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA55

Page 56: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA56

Page 57: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA57

Page 58: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA58

Page 59: KETIKA PENYAIR BERCINTA

KETIKA PENYAIR BERCINTA59